pkm kc 13 unibraw arif impas tuntas (inovasi

20
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM IMPAS TUNTAS (INOVASI MESIN PENGASAPAN TELUR ASIN) TEROBOSAN UNTUK MODERNISASI DAN INOVASI TELUR ASIN BIDANG KEGIATAN: PKM-KC Diusulkan oleh: 1. ARIF HIDAYAT 115060700111108 2011 2. FAKHRIYUDHA 115060707111025 2011 3. RAMDHA DIEN AZKA 105060201111007 2010 4. HILDARIA KURNIANINGSIH 115060701111047 2011 5. TAQWATUL H. CANDINI 105120207111073 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Upload: arif-hidayat

Post on 26-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    IMPAS TUNTAS (INOVASI MESIN PENGASAPAN TELUR ASIN)

    TEROBOSAN UNTUK MODERNISASI DAN INOVASI TELUR ASIN

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM-KC

    Diusulkan oleh:

    1. ARIF HIDAYAT 115060700111108 2011

    2. FAKHRIYUDHA 115060707111025 2011

    3. RAMDHA DIEN AZKA 105060201111007 2010

    4. HILDARIA KURNIANINGSIH 115060701111047 2011

    5. TAQWATUL H. CANDINI 105120207111073 2010

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2012

  • i

  • ii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... i

    DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

    B. Perumusan Masalah ............................................................................... 3

    C. Tujuan .................................................................................................... 3

    D. Luaran yang Diharapkan ....................................................................... 3

    E. Kegunaan Program ................................................................................ 3

    F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 4

    G. Metode Pelaksanaan .............................................................................. 6

    H. Jadwal Kegiatan .................................................................................... 10

    I. Rincian Biaya ......................................................................................... 11

    J. Daftar Pustaka........................................................................................ 12

    K. LAMPIRAN-LAMPIRAN

    1) Biodata Ketua dan Anggota Kelompok.............................................. 13

    2) Biodata Dosen Pendamping............................................................... 15

  • iii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa........................................ 6

    Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa........................................... 6

    Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ....................................................... 10

    Tabel 4. Biaya Pembuatan IMPAS TUNTAS............................................. 11

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Desain Mesin ............................................................................ 7

    Gambar 2. Desain Tampak Samping ......................................................... 7

    Gambar 3. Desain Tungku ......................................................................... 7

    Gambar 4. Desain Cerobong Asap ............................................................. 7

    Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap ................................................. 8

    Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin ........................................................... 8

    Gambar 7. Desain Rak ............................................................................... 8

    Gambar 8. Atmega 16 ................................................................................ 9

    Gambar 9. RTC .......................................................................................... 9

    Gambar 10. Relay ....................................................................................... 9

    Gambar 11. Buzzer ..................................................................................... 9

    Gambar 12. Sensor Suhu ............................................................................ 9

    Gambar 13. LED Display ........................................................................... 9

    Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu ......................................................... 9

    Gambar 15. Skema Pendeteksi Waktu ....................................................... 9

    Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur ........................................... 10

  • 1

    A. Latar Belakang Masalah

    Hasil peternakan Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

    Peningkatan itu sangat berpengaruh dalam pangan dan perekonomian Indonesia.

    Menurut data statistik dirjen peternakan 2010 populasi 42,090 juta menghabiskan

    sekitar 216,7 ton daging dan 216.701.000 ton telur (Statistik Dirjen Peternakan,

    2010). Realita dalam perekonomian Indonesia, kontribusi peternakan dalam

    pembentukan Produk Domestik Bruto Indonesia lebih dari 12% per tahunnya

    (Badan Pusat Statistik, 2012). Sementara dari aspek penyerapan tenaga kerja,

    kontribusi sektor peternakan terus mengalami peningkatan, dari sekitar 6% pada

    tahun 2005 menjadi sekitar 11% pada tahun 2008 (Pusdatin Kementerian

    Pertanian, 2008). Peningkatan itu juga di karenakan jumlah hewan ternak terus

    meningkat. Salah satunya adalah itik, itik meningkat sekitar 5,67% pada tahun

    2004 dan terus meningkat dari tahun ke tahun (Statistik Pertanian, 2005).

    Itik menyumbangkan telur lebih dari 180.000 ton atau setara dengan 16%

    produksi telur nasional pada tahun 2005. Itik baru menyumbangkan 38.700 ton

    atau setara dengan 3% dari produksi daging unggas nasional atau sekitar 2% dari

    produksi daging nasional (Balai Penelitian Ternak, 2007). Konsumsi telur

    meningkat sebesar 6,6% yaitu dari 4,11 kg menjadi 4,38 kg pada periode yang

    sama (Statistik Pertanian, 2004). Sedangkan seluruh itik di Indonesia dipelihara

    sedikitnya oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah

    tangga petani atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993.

    Jumlah peternak itik tersebut menurun sejak tahun 1973 dari total 1.633.651

    menjadi 285.000 pada tahun 1993. Seluruh itik di Indonesia dipelihara sedikitnya

    oleh 285.000 rumah tangga petani atau sama dengan 6,34% rumah tangga petani

    atau 35,49% rumah tangga peternak unggas pada tahun 1993 (DITJENNAK,

    2004). Jumlah petani itu pun akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya

    minat konsumsi terhadap telur.

    Telur itik mengandung semua gizi yang dibutuhkan manusia

    bahkan kandungan proteinnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

    telur ayam, yaitu masing-masing 12,81 dan 12,14%. Kandungan lemak

    dalam telur itik (13,77%) lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam,

    puyuh dan angsa yaitu masing-masing 11,15, 11,09 dan 13,27%

  • 2

    (CHEN, 1996). Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik

    kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan

    mikroorganisme melalui pori -pori telur. Oleh sebab itu usaha

    pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur

    (Menegristek, 2000). Hal itu pun yang menjadi masalah dari pengrajin

    telur asin karena singkatnya daya tahan dari telur asin. Metode

    pengawetan telur yang ada saat ini adalah pendinginan, pembungkusan

    kering, pelapisan dengan minyak dan pencelupan dalam berbagai

    cairan. Telur asin pun merupakan salah satu metode yang banyak di

    pakai oleh pengrajin Home Industry untuk mengawetkan telur. Namun,

    metode pengawetan ini masih menggunakan cara tradisional dan daya

    tahannya hanya 1 sampai 3 minggu saja. Oleh karena itu diperlukan

    metode untuk memperlama daya tahan dari telur asin salah satunya

    adalah dengan sistem pengasapan.

    Salah satu solusi menghemat bahan bakar yang digunakan pada

    proses pengasapan digunakannya tempurung kelapa karena mengingat

    bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa yang

    utama di dunia. Luas areal tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai

    3,76 juta ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar

    butir kelapa, yang sebagian besar (95%) merupakan perkebunan rakyat.

    Tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan di

    Indonesia. Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot buah kelapa.

    Dengan demikian, apabila data Memperindag menyebutkan secara rata-

    rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka

    terdapat sekitar 672 ribu ton tempurung yang dihasilkan dan tidak

    dimanfaatkan dengan baik.

    Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mengusulkan IMPAS

    (Inovasi Mesin Pengasapan Telur Asin) guna mempertahankan daya

    tahan telur asin lebih tahan lama dan mengurangi limbah tempurung

    kelapa yang kurang dimanfaatkan, serta memperbaiki perekonomian

    baik petani kelapa dan produsen telur asin dengan meningkatkan minat

    beli konsumen terhadap inovasi produk telur asin yang baru .

  • 3

    B. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu:

    1. Bagaimana membuat desain prototipe mesin pengasapan telur asin yang

    ekonomis dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa sehingga bisa

    meninggkatkan daya tahan telur asin dan inovasi produk telur asin asap ?

    2. Bagaimana prinsip kerja mesin pengasap ?

    C. Tujuan Program

    Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini, antara lain:

    1. Menciptakan mesin pengasapan telur asin yang ekonomis yang dapat

    membuat daya tahan telur asin lebih lama dan menghasilkan inovasi

    produk telur asap baru.

    2. Mengetahui prinsip kerja mesin pengasap agar dapat dibuat mesin asap

    yang baik dan benar.

    D. Luaran yang diharapkan

    Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya

    mesin pengasapan yang dapat menambah daya tahan (Life time) telur

    asin dan dapat meningkatkan keuntungan para pengerajin (Home

    Industry) dan mengurangi limbah tempurung kelapa serta menjadi

    inovasi, serta terobosan baru dalam bidang pengasapan telur asin

    sehingga meningkatkan daya jual produk kepada konsumen.

    E. Kegunaan Program

    Kegunaan-kegunaan dari PKM-KC IMPAS TUNTAS (Inovasi

    Mesin Pengasapan Telur Asin) Terobosan untuk Modernisasi dan

    Inovasi Telur Asin ini diantaranya adalah:

    Aspek sosial :

    a) Menyadarkan pada masyarakat pentingnya pengasapan dalam

    pembuatan telur asin agar hasil telur asinnya lebih tahan lama.

    b) Memudahkan produsen dalam pembuatan telur asin .

    c) Memperbaiki perekonomian produsen-produsen Home Industry.

    Aspek Iptek :

    a) Memberi inovasi baru mesin untuk pengasapan yang praktis dan

    ekonomis.

  • 4

    b) Menjadi inspirasi bagi penciptaan atau pengembangan produk

    dalam pembuatan telur asin.

    F. Tinjauan Pustaka

    a) Telur Asin

    Widjaja (2003) mengemukakan bahwa telur asin memiliki

    nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur

    segar dan tahan disimpan selama dua minggu. Dijelaskan juga

    oleh Samosir (1993) bahwa lama perendaman telur dalam adonan

    dan banyaknya garam yang digunakan akan mempengaruhi

    kualitastelur asin. Menurut Dahnimar (2006) telur asin yang

    menggunakan medium pengasinan berupa air, garam dan abu

    dapur dengan perendaman selama 3 hari, menghasilkan telur asin

    rebus yang dapat disimpan selama 2 hari.

    Menurut Djaafar (2007) pengawetan telur hendaknya tidak

    merusak lemak maupun komponen lainnya. Lemak merupakan

    salah satu unsur gizi yang terdapatdalam makanan. Lemak dalam

    telur berfungsi meningkatkan cita rasa, memperbaki tekstur,

    sebagai pembawa flavor dan sebagai sumber energi bagi tubuh.

    Namun, mengkonsumsi lemak atau minyak yang sudah

    mengalami oksidasi dapat mengganggu kesehatan, seperti

    penyakit jantung dan kolesterol.

    Kuning telur banyak mengandung asam lemak, termasuk

    omega-3. Asam lemak omega-3 merupakan asam lemak jenuh

    ganda yang sangat baik bagi tubuh. Untuk mempertahankan

    kandungan omega-3 dalam telur asin selama proses penggaraman

    dapat ditambahkan proses pengasapan. Selain dapat

    mempertahankan kandungan omega-3 pengasapan juga berfungsi

    sebagai pengawet alami (Djaafar, 2007).

    b) Pengasapan

    Komponen asap tersebut merupakan substansi yang

    bersifat preservatif dan bakteriostik. Selama pengasapan, akan

    berbentuk lapisan yang melapisi permukaan bahan yang berguna

  • 5

    untuk mencegah penguapan air dan mencegahmikroba masuk

    kedalam bahan. Selain itu, phenol dan asap organik merupakan

    zat anti bakteri (bakteriostatikagent) dan sebagai antioksidan.

    Hal ini disebabkan karena gugusan aldehyd dan keton bereaksi

    dengan lemak, hal ini menyebabkan bahan asap daya simpannya

    2 kali lebih lama dari pada bahan biasa (Ibarra, 1983).

    Suhu pengasapan merupakan suhu optimum untuk aktifitas

    enzim tertentu yang diperlukan untuk meningkatkan asap

    tersebut. Juga dengan pemanasan, akan mengurangi

    endapan/kristal nitrat pada curing prosses. Selain itu dapat juga

    merangsang terjadinya brawning-reaction yang menimbulkan

    aroma enak dan menarik.

    Menurut Sugitha, dkk. (2004) Komposisi asap secara garis

    besarnya adalah phenol, alkohol, asap organik dan Karbonis

    serta hidrokarbons.

    Menurut IPTEK (2009), tahap penting lain dalam

    pengasapan adalah memilih jenis bahan bakar yang akan

    digunakan. Bahan bakar yang bisa digunakan dalam pengasapan

    telur asin asap adalah kayu petai cina, batok kelapa, sekam.

    Ditambahkan oleh Sugitha, dkk. (2004) bahan bakar lain sebagai

    alternatif adalah serbuk gergaji, serutan kayu, tempurung,

    tempurung kelapa, dan sebagainya.

    Pengasapan dapat dilakukan dengan cara pengasapan

    dingin pada suhu 35-45oC, tetapi kadang-kadang suhu 50

    oC

    masih dianggap pengasapan dingin. Pengendaliannya tentu

    cukup sulit. Pengasapan dingin dengan cara pengasapan tidak

    langsung lebih cocok yaitu, tungku ditempatkan terpisah dari

    ruangan.

    c) Tempurung Kelapa

    Tempurung kelapa merupakan bagian dari buah kelapa

    yang fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan

    terletak di bagian sebelah dalam tempurung dengan ketebalan

  • 6

    berkisar antara 2-6 mm. Tempurung kelapa dikategorikan

    sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin yang lebih

    tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan kadar air sekitar

    6-9 % (Pranata, 2007).

    Karakteristik tempurung kelapa dapat dilihat di Tabel 1.

    Tabel 1. Karakteristik Kimia Tempurung Kelapa

    Komponen Persentase (%)

    Kadar Air 7,8

    Kadar Abu 0,4

    Kadar Karbon 18,80

    Kadar Zat Menguap 80,80

    Sumber : (Pranata, 2007)

    Tempurung kelapa yang termasuk kayu keras, secara kimiawi

    memiliki komposisi yang sama dengan kayu yaitu tersusun dari lignin,

    selulosa dan hemiselulosa. Komposisi kimia tempurung kelapa dapat

    dilihat di Tabel 2.

    Tabel 2. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa

    Komponen Persentase (%)

    Lignin 36,51

    Hemiselulosa 19,27

    Selulosa 33,61

    Sumber : (Pranata, 2007)

    G. Metode Pelaksanaan

    a) Studi Pustaka

    Metode pelaksanaan pertama yang digunakan dalam program ini

    adalah studi pustaka atau mempelajari teori-teori yang berhubungan

    dengan perancangan dan pembuatan mesin pengasapan telur asin yang

    diantaranya meliputi pendesignan model kerangka, perancangan kerangka,

    dan aksesoris yang diperlukan.

    b) Pendesainan Kerangka

    Sebelum pembuatan secara langsung, hal pertama yang dilakukan

    adalah membuat desain kerangka mesin pengasapan. Dalam pendesainan

    kerangka ini meliputi desain 3 dimensi dari mesinnya yang meliputi

    tampak depan, samping, bagian dalam mesin, rak telur, dan aksesoris

    tambahan.

  • 7

    Gambar 1. Desain Mesin Gambar 2. Desain Tampak Samping

    Gambar 3. Desain Tungku

    c) Konstruksi Mesin Pengasap Telur Asin

    Konstruksi mesin pengasapan telur ialah sebagai berikut:

    a. Mesin harus terdiri dari memiliki cerobong asap agar asap tidak

    terkumpul didalam mesin dan harus ada penyaringan udara yang

    keluar dari cerobong asap.

    Gambar 4. Desain Cerobong Asap

    b. Jumlah Rak telur dalam mesin haruslah berjumlah genap, agar

    memudahkan pergantian tempat rak dan penempatannya berjarak agar

    asap mudah mengalir ke atas.

  • 8

    Gambar 5. Susunan Rak dan Aliran Asap

    c. Mesin juga harus memakai plat besi 2mm 2 lapis dengan lapis bahan

    pemantul panas diantara plat agar panas di dalam mesin tidak keluar.

    Gambar 6. Plat Rangka Luar Mesin

    d. Rak menggunakan plat 1 mm. untuk perlindungan rak, rak dilapisi

    dengan seluloid agar tahan panas dan ditambahkan pengait untuk

    menggantung pembungkus telur bermotif serta diberi plat berlubang

    agar udara dapat mengalir ke atas.

    Gambar 7. Desain Rak

  • 9

    e. Mesin dipasangkan roda sebagai penunjang mobilitas seperti gambar

    1. Roda dipilih yang memiliki pengunci sehingga dapat dibuat diam

    tidak bergerak.

    f. Mesin dipasang mikro kontroler atmega 16, RTC (Real Time

    Controller), rellay, buzzer/alarm, sensor suhu (IC LM 35) dan adaptor

    yang dihubungkan menjadi 1 intalasi listrik (black box) serta LED

    display agar dapat menginformasikan pengguna saat proses

    pengasapan.

    Gambar 8. Atmega 16 Gambar 9. RTC

    Gambar 10. Rellay Gambar 11. Buzzer

    Gambar 11. Sensor Suhu Gambar 13. LED Display

    Gambar 14. Skema Pendeteksi Suhu

    Gambar 15. Skema Pendeteksian Waktu

    SUHU BLACK BOX LED DISPLAY /

    ALARM

    WAKTU BLACK BOX LED DISPLAY /

    ALARM

  • 10

    d) Pemasangan Aksesoris Mesin Pengasap Telur Asin

    Setelah pembuatan konstruksi selesai, maka dilanjutkan dengan

    pembuatan dan pemasangan aksesoris lain yang diperlukan untuk

    menunjang kerja mesin agar lebih baik dan mudah untuk dioperasikan

    seperti roda, tombol pengaturan, desain pembungkus telur bermotif

    berbahan aluminium foil sehingga dapat membuat inovasi telur bermotif

    dan dapat digantungkan pada rak saat pengasapan dan lain-lain.

    Gambar 16. Desain Motif Pembungkus Telur

    e) Uji Kelayakan Pakai (equality control)

    Langkah ini adalah langkah terakhir dalam metode pelaksanaan

    program ini. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan

    kelayakan mesin ini untuk dipakai. Dalam uji kelayakan ini dilakukan

    beberapa uji antara lain uji ketahanan terhadap panas, uji kekuatan, dan

    pengujian terkait lainnya.

    H. Jadwal Kegiatan Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

    No Kegiatan Bulan Ke-

    1 2 3 4

    1 Studi Literatur

    2 Pematangan Konsep

    3 Pendesainan Kerangka

    4 Konstruksi Kerangka

    5 Pemasangan Aksesoris

    Tambahan

    6 Evaluasi Tahap 1

    7 Uji Kelayakan Pakai

    8 Evaluasi Tahap 2

    9 Persiapan Monev dan

    Pembuatan Laporan

  • 11

    I. Rincian Biaya Tabel 4. Biaya pembuatan IMPAS TUNTAS

    No. Jenis dan Barang Jumlah Biaya Satuan Total

    1 Bahan Habis Pakai

    a) Kertas A4 80gr b) Tinta printer isi ulang c) Ballpoint d) ATK (gunting, penghapus,

    stapler)

    3 Rim

    2 Buah

    1 Pack

    1 Dozen

    @Rp. 40.000

    @Rp. 35.000

    @Rp. 30.000

    @Rp. 15.000

    Rp. 120.000

    Rp. 75.000

    Rp. 30.000

    Rp. 15.000

    2 Peralatan dan bahan:

    a. Roda b. Kaca (1x1 meter) c. Plat stainless steel 2mm d. Besi L 3 cm (6 meter) e. Kuas f. Cat dasar zincronmate

    (20kg)

    g. Cat Finishing Hammertone h. Seluloid i. Microcontroler Atmega 16 j. RTC k. Bezzer/alarm l. Sensor Suhu m. Rellay n. Adaptor o. Kabel p. Baterai q. LED Display r. Aluminium Foil s. Plat Berlubang t. Kompor u. Kawat v. Baut w. Tinner x. Tang y. Obeng z. Gunting Kawat aa. Lem Besi bb. Amplas

    4 Buah

    3 Buah

    6 Buah

    3 Buah

    4 Buah

    1 Buah

    1 Kg

    1 Pack

    3 Buah

    2 Buah

    3 Buah

    2 Buah

    1 Buah

    2 Buah

    5 Meter

    4 Buah

    3 Buah

    1 Pack

    4 Pack

    1 Buah

    20 Meter

    30 Buah

    5 Buah

    3 Buah

    2 Set

    2 Buah

    2 Kaleng

    20 Buah

    @Rp. 150.000

    @Rp. 75.000

    @Rp. 415.000

    @Rp 68.000

    @Rp. 20.000

    @Rp. 380.000

    @Rp. 120.000

    @Rp. 500.000

    @Rp. 50.000

    @Rp. 20.000

    @Rp. 20.000

    @Rp. 35.000

    @Rp. 40.000

    @Rp. 50.000

    @Rp. 5.000

    @Rp. 2.000

    @Rp. 25.000

    @Rp. 50.000

    @Rp. 200.000

    @Rp. 135.000

    @Rp. 15.000

    @Rp. 500

    @Rp. 7.000

    @Rp. 50.000

    @Rp. 95.000

    @Rp. 45.000

    @Rp. 45.000

    @Rp. 5.000

    Rp. 750.000

    Rp. 225.000

    Rp. 2.490.000

    Rp. 204.000

    Rp. 80.000

    Rp. 380.000

    Rp. 120.000

    Rp. 500.000

    Rp. 150.000

    Rp. 40.000

    Rp. 60.000

    Rp. 70.000

    Rp. 40.000

    Rp. 100.000

    Rp. 25.000

    Rp. 8.000

    Rp. 75.000

    Rp. 50.000

    Rp. 800.000

    Rp. 135.000

    Rp. 300.000

    Rp. 15.000

    Rp. 35.000

    Rp. 150.000

    Rp. 190.000

    Rp. 90.000

    Rp. 90.000

    Rp. 100.000

    3 Biaya lain-lain:

    a. Sewa mesin las b. Sewa solder c. Kawat las d. Biaya transportasi

    7 Hari

    2 Hari

    2

    -

    @Rp. 400.000

    @Rp. 50.000

    @Rp. 195.000

    @Rp. 300.000

    Rp. 2.800.000

    Rp. 100.000

    Rp. 390.000

    Rp. 300.000

    Total Pengeluaran Rp.11.102.000

  • 12

    J. Daftar Pustaka

    Astawan, M. 2006. Telur asin, aman dan penuh gizi. Jakarta.

    Badan Pusat Statistik, 2005. Profil Pangan dan Pertanian. Jakarta: Badan Pusat

    Statistik.

    Dahnimar, 2006. Pembuatan telur asin. Komunikasi Pribadi di Sicincin

    Tanggal 25 September 2006, Sicincin.

    Firdaus, Ikhsan. 2012. Prospek Peternakan Bebek Cukup Menjanjikan Solusi

    Masa Pensiun. Lampung

    Ginting, Nurzainah. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Hasil Ternak. Medan:

    Universitas Sumatera Utara

    Ketaren, Pius P., 2007. PERAN ITIK SEBAGAI PENGHASIL TELUR DAN

    DAGING NASIONAL. Bogor: Balai Penelitian Ternak

    Menegristek, 2010. Telur Asin. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang

    Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Novia, Deni, Dkk. 2012. STUDI PEMBUATAN TELUR ASIN ASAP

    MENGGUNAKAN SABUT KELAP. Padang: Universitas Andalas

    Samosir, D. J. 1993. Ilmu Ternak Itik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

    Sugitha, I.M., L.Ibrahim., S.N.Aritonang, N.Syair dan S.Melia. 2004. Dasar

    Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Padang: Universitas

    Andalas Padang.

    Suharno, B. dan K. Amri. 2003. Beternak Itik Petelur Secara

    Intensif. Penebar Swadaya, Jakarta.

    Surya, Adi. 2008. LIMBAH PERKEBUNAN KELAPA (Cocos nucifera) SEBAGAI

    BAHAN PENGAWET MAKANAN. Jakarta.

    Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan,

    Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama

    dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

    Uswatun, Aminah, dkk. 2012. Pembuatan Telur Asin. Surakarta: Univeritas

    Sebelas Maret

    Wasito dan E. S. Rohaeni. 1994. Beternak Itik Alabio. Kanisius, Yogyakarta.

    Widjaja, K. 2003. Peluang Bisnis Itik. Penebar Swadaya, Jakarta.

  • 13

  • 14

  • 15