Pinjal Kucing(Ctenocephalides felis)

Kelompok 31. Antika Pujiningtias2. Fakhry Muhammad3. Ina Isna Saumi4. Rhisma Hilda Prawita5. Siti Muthmainah6. Wahyu Widi Santoso

TINGKAT 4 D4 EPIDEMIOLOGIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

TaksonomiKlasifikasiDomain : EukaryotaKingdom : AnimaliaPhylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Siphonaptera Family : Pulicidae Genus : Ctenocephalides Species : C. felis

Morfologi

Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yg mengarah ke belakang & rambut keras

Biasanya berwarna gelap

Serangga bersayap dgn bagian-bagian mulut spt tabung yg digunakan utk menghisap darah host mereka

Kaki pinjal berukuran panjang, sepasang kaki belakangnya digunakan utk melompat

Lanjutan..

Kulit tubuhnya keras, ditutupi oleh banyak bulu & duri pendek yg mengarah ke belakang, dimana bulu & duri ini memudahkan pergerakan mereka pd hostnya.

Bagian mulut tipe penghisap dgn 3 stilet penusuk.

Pinjal berukuran kecil dgn panjang 1,5-3,3 mm & bergerak cepat.

Perbedaan Jantan Dan Betina:

• Jantan : tubuh punya ujung posterior seperti tombak yg mengarah ke atas, antena lebih panjang dari betina.

• Betina : tubuh berakhir bulat, antena lebih pendek dari jantan.

Bionomik Pinjal Kucing

Kesukaan Tempat Hidup•Pinjal kucing sering hidup pd bagian punggung kucing (daerah pangkal ekor sampai leher), juga pd paha bagian dalam.

Waktu Hidup

•Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pd kondisi tertentu dpt berumur hingga satu tahun.

Perilaku Bertelur

•Pinjal bisa menghasilkan telur hgga 800 buah, pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari.

Lanjutan..

Kebiasaan Menghisap Darah

• Pinjal merupakan serangga penghisap darah. Bagi pinjal betina, darah diperlukan utk perkembangan telur. Pinjal akan sering menghisap darah di musim panas drpd musim penghujan/dingin, krn di musim panas pinjal cepat kehilangan air dari tubuhnya.

Makanan (Nutrisi Yg Dibutuhkan)

•Pinjal pradewasa mempunyai struktur mulut, organ anatomi & fisiologi yg berbeda dgn pinjal dewasa, shgg jenis makanan yg dikonsumsi juga berbeda.•Makanan larva pinjal terdiri dari bahan organik yg ada disekitarnya (darah yg dikeluarkan melalui organ ekskresi pinjal), bahan organik yg kaya akan protein & vitamin B.

Siklus Hidup 1. Telurnya tdk lengket, mudah jatuh dari hewan peliharaan &telur akan menetas 2-10 hari mjd larva yg makan darah kering (yg dikeluarkan pinjal dewasa), feses, & bahan organik lainnya.

2. Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yg gelap. Larva akan tumbuh, ganti kulit 2x. Stadium larva berlangsung 1-24 minggu. Setelah itu akan berubah mjd pupa.

Lanjutan..3. Pupa dpt hidup selama 1

minggu sampai 1 tahun tergantung faktor lingkungan. Pupa tahap yg paling tahan dlm lingkungan & dpt terus tdk aktif sampai satu tahun. Kemudian pupa berubah mjd pinjal dewasa.

4. Pinjal dewasa keluar dari pupa waktu mereka merasa hangat. Pinjal ini dpt sbg hospes intermedier dari Dypillidium caninum, & menyebabkan gatal & iritasi pd tubuh hospes (kucing).

HabitatCtenocephalides felis pd

kucing dpt ditemukan dgn

melihat adanya kotoran

seperti butiran pasir

diantara bulu kucing &

biasanya dpt ditemukan pd

daerah yg berbulu lebat

seperti pd bagian leher.

• Suhu dan kelembaban

• Cahaya

• Predator

Kehidupan pinjal

dipengaruhi oleh faktor:

Penyebaran Penyakit• Pinjal mempunyai peranan penting dlm penularan

penyakit, krn sbg vektor berbagai penyakit pd hewan maupun manusia. Sbg ektoparasit, pinjal sering memberikan gangguan krn gigitannya dpt menyebabkan iritasi kulit.

• Penyakit yg dpt ditularkan pinjal adalah pes (pes plague), murinae thypus, tularemia, dan listeriosis. Cara penularan penyakit tsb melalui gigitan pinjal terutama oleh pinjal betina krn membutuhkan darah utk pengembangan telur.

Lanjutan..

• Penularan terjadi jika proventicular pinjal tersumbat bakteri, misalnya yersina pestis yg membelah diri, jika pinjal menggigit hospes akan muntah shgg bakteri masuk ke hospes melalui luka gigitan pinjal.

• Manusia sbg inang semstara dpt menjadi sasaran gigita pinjal. Dari beberapa kejadian, gigitan pinjal ke manusia terjadi akibat manusia menempati rumah yang telah lama kosong, tidak terawat, dan menjadi sarang tikus/kucing/anjing.

Lanjutan..

• Cara penularan apabila kucing sehat tertular oleh hewan peliharaan lain yg sudah terinfeksi/ telah dihinggapi pinjal. Pinjal muda yg belum mempunyai induk semang utk tempat mendapatkan makanan akan aktif mencari tempat hinggap.

• Pinjal muda ini bisa terdapat di karpet, celah dinding atau lantai, & barang-barang rumah tangga yg lain. Ketika pinjal muda ini mendapatkan induk semang utk mendapatkan makanan, biasanya akan tetap tinggal di sana sampai pinjal betina siap meletakkan telur di tempat persembunyian.

Peranan Pinjal Dalam Kesehatan

• Pinjal menyebabkan reaksi kegatalan pada kulit & bentuk-bentuk kelainan kulit lainnya.

• Infestasi pinjal merupakan penyebab kelainan kulit atau dermatitis yg khas.

• Penularan beberapa penyakit yg berbahaya bagi manusia & hewan seperti penyakit klasik Bubonic plaque atau pes yg disebabkan oleh Pasteurella pestis ditularkan oleh pinjal Xenopsylla cheopis

• Sebagai vektor penyakit bagi manusia, seperti murine typhus yg dipindahkan dari tikus ke manusia.

• Pinjal dpt menimbulkan alergi oleh krn reaksi hipersensitivitas terhadap antigen ludah pinjal.

Pengendalian• membersihkan karpet, alas kandang,

daerah di dlm rumah yg biasa disinggahi hewan peliharaan dgn menggunakan vaccum cleaner berkekuatan penuh

• menjaga sanitasi kandang & lingkungan sekitar hewan piaraan, memberi nutrisi yg bergizi tinggi

Mekanik

•menggunakan insektisida. Repellent seperti dietil toluamide (deet) atau benzilbenzoat bisa melindungi orang dari gigitan pinjal.

Kimia

•sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah yg baik, & memperbaiki sanitasi lingkungan yg rusak.

Pengelolaan lingkungan

Referensi

• https://evynurhidayah.wordpress.com/2012/03/28/pengendalian-pinjal-dalam-hubungan-dengan-kesehatan-lingkungan/ diakses pada 04/12/2015 13:30

• http://kesehatanlingkungansby.blogspot.co.id/2011/01/pinjal.html diakses pada 04/12/2015 13:42

• http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-abdulmutho-483-3-bab2.pdf diakses pada 05/12/2015 6:12

TERIMA KASIH