piineapple mealybug wilt-associated virus/pmwav pada ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k...

43
ANAL (Pi DI KEC PROGR LISIS EK ineapple M PADA T CAMATAN AC RAM STU INS KONOMI S Mealybug W TANAMAN N JALAN JAW CEU WUL UDI HAM FAKULT SITUT PE SERANGA Wilt-associ N NANAS NCAGAK, WA BARA LANDARI MA DAN PE TAS PERT ERTANIA 2008 AN PENY iated Viru S: STUDI K KABUPA AT I AMALIA ENYAKIT TANIAN AN BOGO YAKIT LA s/PMWaV KASUS ATEN SUB A T TUMBU OR AYU V) BANG, UHAN

Upload: vannga

Post on 19-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

ANAL

(Pi

DI KEC

PROGR

LISIS EK

ineapple M

PADA T

CAMATAN

AC

RAM STU

INS

KONOMI S

Mealybug W

TANAMAN

N JALAN

JAW

CEU WUL

UDI HAM

FAKULT

SITUT PE

SERANGA

Wilt-associ

N NANAS

NCAGAK,

WA BARA

LANDARI

MA DAN PE

TAS PERT

ERTANIA

2008

AN PENY

iated Viru

S: STUDI K

KABUPA

AT

I AMALIA

ENYAKIT

TANIAN

AN BOGO

YAKIT LA

s/PMWaV

KASUS

ATEN SUB

A

T TUMBU

OR

AYU

V)

BANG,

UHAN

Page 2: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

ABSTRAK

ACEU WULANDARI AMALIA. Analisis Ekonomi Serangan Penyakit Layu (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV) Pada Tanaman Nanas: Studi Kasus Di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dibimbing oleh ALI NURMANSYAH dan GEDE SUASTIKA. Penelitian ini bertujuan menentukan kejadian penyakit yang merugikan secara ekonomi (Tingkat Kerusakan Ekonomi, TKE), melakukan analisis dampak ekonomi dan menentukan ambang tindakan pengendalian penyakit layu nanas. Penelitian ini diharapkan agar petani dapat mengambil tindakan pengendalian secara dini berdasarkan informasi-informasi di dalam penelitian ini.

Penelitian dilaksanakan di lahan nanas milik rakyat yang terletak di Kabupaten Subang dan dilakukan pengamatan pada bulan Oktober 2007 sampai Desember 2007. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan gejala PMW pada tanaman nanas yang dilakukan pada 53 lahan dengan luas lahan dan umur tanaman yang berbeda serta melakukan survei kepada 25 petani responden. Teknik pengamatan gejala dilakukan dengan menentukan kejadian penyakit pada masing-masing lahan. Kejadian penyakit dibagi ke dalam lima kategori tingkat serangan yaitu sangat ringan, ringan, sedang, berat dan sangat berat. Penentuan kategori kejadian penyakit tersebut bertujuan mendapatkan keragaman data. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis terhadap : (1) profil usaha tani, (2) tingkat kerusakan ekonomi penyakit layu nanas, (3) dampak ekonomi serangan penyakit layu nanas, dan (4) ambang tindakan pengendalian penyakit layu nanas.

Dari hasil pengamatan dan pengujian, diperoleh tingkat kerusakan ekonomi (TKE) dari PMW adalah pada saat KP > 40 dengan rataan tingkat kejadian penyakit kritis sebesar 38,24% dan kisarannya 37% - 40%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh PMW ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori tingkat kerusakan yaitu: (1) aman (0 < KP < 37%), (2) relatif aman (37 ≤ KP ≤ 40%), dan (3) rugi (KP > 40%). Dampak ekonomi yang dialami petani adalah ketika tingkat serangan kurang dari 37% keuntungan petani berkurang sebesar 5%, tingkat serangan antara 37 sampai 40% menyebabkan keuntungan berkurang 52% dan tingkat serangan diatas 40% mengakibatkan kerugian sebesar 45%. Dan ambang tindakan (AT) yang disebabkan oleh PMW adalah pada saat KP sebesar 32,59%.

Page 3: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

ANAL

(Pi

DI KEC

Sebagai

PROGR

LISIS EK

ineapple M

PADA T

CAMATAN

i salah satu

A

RAM STU

INS

KONOMI S

Mealybug W

TANAMAN

N JALAN

JAW

syarat untu

pada Fa

Institut

ACEU WU

A

UDI HAM

FAKULT

SITUT PE

SERANGA

Wilt-associ

N NANAS

NCAGAK,

WA BARA

Skripsi

uk mempero

akultas Pert

t Pertanian

ULANDARI

A44104037

MA DAN PE

TAS PERT

ERTANIA

2008

AN PENY

iated Viru

S: STUDI K

KABUPA

AT

oleh gelar S

tanian

Bogor

AMALIA

ENYAKIT

TANIAN

AN BOGO

YAKIT LA

s/PMWaV

KASUS

ATEN SUB

Sarjana Pert

T TUMBU

OR

AYU

V)

BANG,

tanian

UHAN

Page 4: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

Judul skripsi : Analisis Ekonomi Serangan Penyakit Layu (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV) Pada Tanaman Nanas: Studi Kasus Di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat

Nama Mahasiswa : Aceu Wulandari Amalia

NIM : A44104037

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Ali Nurmansyah, MSi Dr. Ir. Gede Suastika, MSc

NIP. 131 879 333 NIP. 131 669 946

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr

NIP. 131 124 019

Tanggal lulus :

Page 5: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 10 April 1986. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Ahmad Husen dan Ibu Tutin Suryatin.

Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SDN Kebon Pedes I. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SLTPN I Bogor dan menyelesaikan masa belajarnya pada tahun 2001, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan belajarnya ke SMUN 2 Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2004 sampai sekarang penulis aktif di kepengurusan organisasi METAMORFOSA Departemen Proteksi Tanaman, pada tahun 2006 sampai sekarang aktif dalam Unit Kerja Mahasiswa MAX (Music Agriculture Expression) IPB, dan pada tahun 2007 aktif dalam kepengurusan organisasi BEM Faperta (Badan Eksekutif Mahasiswa) IPB.

Page 6: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Analisis Ekonomi Serangan Penyakit Layu (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV) Pada Tanaman Nanas: Studi Kasus Di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Mama, Papap, A Feri, De Fajar, Bi Susan, Bi Amah serta seluruh keluarga besar H. Furqon (Alm.) dan H. Nawi (Alm.) dan Ibu Dewi yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doanya kepada penulis. Bapak Dr. Ir. Ali Nurmansyah, MSi. sebagai dosen pembimbing I dan Dr. Ir. Gede Suastika, MSc. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan segenap bimbingan dan kesabarannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, serta Bapak Prof. Dr. Utomo, MSi sebagai dosen penguji tamu. Bapak Dr. Ir. Dadang, MSc. selaku pembimbing akademik penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman HPT khususnya HPT’41 dan HPT’39 terlebih lagi kepada saudara-saudaraku Isma, Dwi, Uthe, Icha, Mika, Alfi, Deri, Siti, Arun, Nyoi, Budi, David, Bowo. Kepada Subangers yang selalu semangat. Kepada Aby Galih Santri yang selalu memberikan motivasi dan dorongan serta mendampingi penulis selama belajar di Institut Pertanian Bogor. Pak Hendy, pak Mantri dan pak Narli yang mendampingi penulis di lapangan. Para Fistokers, Nematers, Virologers, dan Labers yang selalu bersedia menampung penulis di kala tiada tempat berteduh. MELATI, METAL, SMUNDA, SONGGOMS FAMILY, BEM dan MAXqu yang tetap dihati serta masa lalu yang terus memberi tetesan air mata yang membuat penulis tersadar akan makna hidup. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kenangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi para petani di Indonesia terutama di perkebunan nanas Subang serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan, rahmat dan ridha-Nya.

Bogor, Maret 2008

Aceu Wulandari Amalia

Page 7: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2 Manfaat Penelitian .................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3

Nanas (Ananas comosus) (L.) Merr.) ...................................................... 3 Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus (PMWaV) ............................. 3

Ambang Ekonomi dan Tingkat Kerusakan.................................................6 Rasio Biaya-Keuntungan............................................................................8

BAHAN DAN METODE ................................................................................ 10

Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................10 Metode Penelitian .................................................................................10

Analisis Data ..........................................................................................10 Profil usaha tani..........................................................................10 Tingkat kerusakan ekonomi penyakit layu nanas.......................11

Dampak ekonomi serangan penyakit layu nanas ......................12 Ambang tindakan penyakit layu nanas .....................................12 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................13

Profil Usaha Tani ....................................................................................13 Tingkat Kerusakan Ekonomi ..................................................................16 Dampak Ekonomi Penyakit Layu Nanas ...............................................19

Ambang Tindakan .................................................................................. 20 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... ....24

Kesimpulan ............................................................................................ .24 Saran ....................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .25

LAMPIRAN .................................................................................................... 29

Page 8: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Analisis ragam model regresi antara keuntungan dan kejadian penyakit

PMW.......................................................................................................17

2. Pengujian parameter model antara keuntungan (Rp/ha) dan kejadian

penyakit PMW (%)..................................................................................17

3. Kisaran tingkat kerusakan ekonomi dari selang kepercayaan 95%.........18

4. Kategori tingkat kerusakan akibat PMW.................................................19

5. Rata-rata dan simpangan baku rasio B/C per kategori kerusakan............20

Page 9: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Ujung daun mati (leaf-tip die back) dan memerah sepanjang daun tapi

tidak melengkung..................................................................................5

2. Warna daun dengan cepat dari merah menjadi merah jambu

(reddening), ujung daun kecoklatan dan daun

keriting (curling)...................................................................................5

3. Daun melengkung ke bawah.................................................................5

4. Daun berwarna coklat dan akan kehilangan ketegarannya hingga

patah yang kemudian diikuti oleh roboh atau matinya tanaman

dewasa dan tanaman yang terinfeksi pada awal

fase vegetatif.........................................................................................5

5. Hubungan antara nisbah kerusakan tanaman dan biaya pengendalian

dengan populasi OPT ......................................................................... 7

6. Persentase pengalaman bertani nanas ............................................ ....13

7. Persentase luas lahan yang dimiliki petani.........................................14

8. Persentase pola tanam…………………………………………….....14

9. Persentase biaya produksi dalam usahatani nanas..............................15

10. Persentase pendapatan petani nanas....................................................15

11. Pencaran titik antara kejadian penyakit dan keuntungan....................17

Page 10: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Daftar kuisioner tentang usahatani nanas dan serangan penyakit

layu.........................................................................................................30

Page 11: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu faktor penghambat utama dalam produksi tanaman nanas di dunia

termasuk Indonesia saat ini adalah serangan penyakit layu, dikenal dengan nama

Pineapple Mealybugs Wilt (PMW) (Sether et al. 2005). Penyakit ini disebabkan oleh

infeksi Pineapple Mealybug WilT-associated Virus (PMWaV), walaupun dahulu

hanya diasosiasikan dengan keberadaan kutuputih (mealybugs), Dysmicoccus

brevipes dan Dysmicoccus neobrevipes di pertanaman (Gunasinghe dan German

1989). Disamping itu, penyebaran penyakit layu ini dipertanaman dipengaruhi

dengan keberadaan semut yang memungkinkan penyakit ini menyebar kebeberapa

tanaman disekitar pusat serangan (Rohrbach et al. 1988). Gejala penyakit ini

dicirikan dengan ujung daun mati (leaf-tip die back), daun memerah, melengkung ke

bawah (curling), dan daun layu yang kemudian diikuti oleh roboh atau matinya

tanaman dewasa (Sether dan Hu 2002a).

Tanaman nanas yang terserang penyakit layu ini tidak dapat produksi secara

normal dan bahkan tidak dapat menghasilkan buah yang layak untuk dijual. Buah

menjadi kecil sehingga bobotnya berkurang 55% dari buah normal (Sether dan Hu

2002a). Di Cuba, penyakit PMW ini dapat menurunkan produksi nanas sebesar 40%

(Borroto et al. 1998). Sementara itu, di Indonesia, informasi tentang seberapa besar

pengaruh serangan penyakit ini dalam menurunkan produksi belum terdokumentasi

dengan baik. Berdasarkan informasi dari petani, setahun yang lalu sebagian besar

petani nanas di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalan Cagak, kabupaten Subang tidak

dapat memanen produksinya akibat serangan penyakit ini dan terpaksa mengganti

tanaman nanas ini dengan menanam tanaman singkong di kebunnya.

Untuk membantu petani dalam melakukan upaya-upaya pengendalian untuk

mengurangi kerugian akibat serangan penyakit PMW ini, diperlukan informasi

tentang seberapa besar tingkat serangan (kejadian penyakit) PMW yang secara

ekonomi merugikan petani. Disamping itu, untuk menentukan kapan saat yang tepat

untuk melakukan pengendalian diperlukan informasi tentang tingkat kerusakan

Page 12: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

2

sebelum mencapai kerugian ekonomi tersebut (ambang tindakan). Kedua informasi di

atas sampai saat ini di Indonesia masih belum tersedia. Begitu pula, dengan dampak

ekonomi dari serangan penyakit ini belum banyak dianalisis.

Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, penelitian tentang aspek ekonomi

dari serangan penyakit layu nanas ini dilakukan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan menentukan kejadian penyakit yang merugikan secara

ekonomi (Tingkat Kerusakan Ekonomi, TKE), melakukan analisis dampak ekonomi

serangan penyakit layu nanas dan menentukan ambang tindakan pengendaliannya.

.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam

pengambilan keputusan pengendalian penyakit PMW oleh petani atau pemerintah

dalam meningkatkan produksi nanas di Indonesia

Page 13: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

TINJAUAN PUSTAKA

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.)

Tanaman nanas termasuk dalam family Bromeliaceae (family terbesar dari

buah Amerika tropis) (Samson 1980). Secara taksonomis, nanas dapat dibedakan atas

dua genera yaitu genus Ananas dan genus Pseudananas (Anonim 2006). Jenis nanas

yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah Queen (diantaranya ialah

nanas Bogor dan Palembang) dan Smooth Cayene (misalnya nanas Subang) (Dirjen

BPH 2003).

Menurut Sipes (2000) nanas tumbuh pada ketingian sampai dengan 800 meter

diatas permukan laut (mdpl) dengan temperatur antara 18,5°C sampai dengan 26°C.

Tanaman ini tumbuh pada hampir semua tipe tanah (Sipes 2000), akan tetapi tanaman

ini lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur (porous) dan

banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah dengan pH tanah

berkisar 4,5-6,5 (Morton 1987). Penyakit-penyakit yang timbul di dalam tanah dapat

dikurangi jika kondisi pH tanah antara 4,5-5,5 (Sipes 2000). Pada umumnya tanaman

nanas ini toleran terhadap kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas

sekitar 1000-1500 mm/tahun (Prihatman 2000). Kedalaman air tanahnya sekurang-

kurangnya 60 cm dan tidak lebih dari 150 cm (Morton 1987).

Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus (PMWaV)

PMWaV termasuk dalam famili Closteroviridae dan genus Closterovirus

(Gunasinghe & German 1989; Melzer et al. 2001) dan merupakan penghambat utama

dalam produksi nanas segar (Ploetz 2003). Pineapple Mealybug Wilt (PMW) pertama

kali ditemukan di Hawaii pada tahun 1990 (Borroto et al. 1998). Penyakit ini

berasosiasi dengan kutuputih sehingga disebut Pineapple Mealybug Wilt (PMW)

(Gunasinghe dan German 1989). Rohrbach et al. (2003) mengemukakan bahwa

PMW adalah penyakit yang umum ditemukan di dunia terkecuali di beberapa daerah

di Thailand. Selain kutuputih, faktor-faktor yang mempengaruhi epidemik penyakit

layu yang komplek adalah meliputi multi interaksi antara semut, predator, parasit,

Page 14: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

4

virus, tanaman lain seperti Agavae Americana sebagai inang alternatif kutuputih dan

gulma Paspalum sp. (Rohrbach et al. 1988).

Menurut Beardsley et al. (1982), jumlah investasi kutuputih berkolerasi

positif dengan jumlah semut di lahan sehingga tingkat penyebaran kutuputih lebih

tinggi bila berasosiasi dengan semut. Akan tetapi PMWaV dapat disebarkan oleh

kutuputih dengan ada atau tidak adanya semut (Beardsley et al. 1982). Illingworth

(1931) mengemukakan bahwa penyakit layu dapat dikendalikan melalui pengendalian

semut. Hal ini juga disampaikan oleh Rohrbach et al. (2003) yang berpendapat bahwa

ketika pengendalian biologi terhadap semut telah cukup memadai maka kutuputih

pun akan terkendali.

Gejala Pineapple Mealybug Wilt (PMW)

Menurut Samson (1980), gejala awal PMW ini adalah pertumbuhan akar

berhenti, mati dan kemudian busuk. Matinya akar ini akan menyebabkan tanaman

menjadi layu. Titik awal infeksi di pertanaman biasanya dimulai dari tanaman yang

ada di pinggir pertanaman dan menyebar ke lokasi bagian dalam (Beardsley et al.

2003). Gejala penyakit adalah ujung daun mati (leaf-tip die back) dan memerah

sepanjang daun tapi tidak melengkung (Gambar 1), kemudian diikuti dengan

perubahan warna daun dengan cepat dari merah menjadi merah jambu (reddening),

ujung daun kecoklatan dan daun keriting (curling) (Gambar 2), setelah itu daun

melengkung ke bawah (Gambar 3) dan pada akhirnya daun berwarna coklat dan akan

kehilangan ketegarannya hingga patah yang kemudian diikuti oleh roboh atau

matinya tanaman dewasa dan tanaman yang terinfeksi pada awal fase vegetatif

(Gambar 4). Demikian pula pada akar, pertumbuhannya terhenti dan mengakibatkan

tanaman layu. Tanaman terhenti pertumbuhannya, tidak menghasilkan buah atau

menghasilkan buah kecil. Pada beberapa tanaman ada yang dapat mengalami

penyembuhan dan dapat tumbuh normal hingga menghasilkan buah dan mahkota

yang sehat (CABI 2002).

Page 15: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

5

Gambar 1 Ujung daun mati (leaf-tip die back) dan memerah sepanjang daun tapi tidak melengkung

Gambar 2 Warna daun dengan cepat dari merah menjadi merah jambu (reddening), ujung daun kecoklatan dan daun keriting (curling)

Gambar 3 Daun melengkung ke bawah

Gambar 4 Daun berwarna coklat dan akan kehilangan ketegarannya hingga patah yang kemudian diikuti oleh roboh atau matinya tanaman dewasa dan tanaman yang terinfeksi pada awal fase vegetatif

Page 16: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

6

Kerugian Infeksi PMWaV

Pineapple mealybug wilt (PMW) adalah penyebab utama dari kehilangan

produksi nanas dan dapat menyebabkan kehilangan bobot buah rata-rata sebesar 55%

(Sether dan Hu 2002a). Pada tahun 1920-an, hampir seluruh kebun nanas hancur

diakibatkan oleh PMW (Illingworth 1931). Di Hawaii dan kebanyakan negara di

dunia, nanas sulit untuk tumbuh jika terserang penyakit ini (Beardsley et al., 2003).

Borroto et al. (1998) melaporkan penurunan angka hasil panen sebanyak 40% terjadi

di Cuba. Perkebunan nanas yang terserang di hampir seluruh negara di dunia juga

mengalami penurunan produksi sampai 35% (Sether and Hu 2002b). Pada

keseluruhan kebun, sampai dengan 50% produksi dapat hilang apabila pengendalian

terhadap PMW tidak dilaksanakan (Sipes 2000).

Ambang Ekonomi dan Tingkat Kerusakan ekonomi

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sebagai kebijakan pemerintah dalam

perlindungan tanaman telah menjadi bagian penting dalam sejarah perlindungan

tanaman sejak dekade 1980-an (DEPTAN 2004). Terdapat dua komponen dasar yang

sangat menentukan keberhasilan program tersebut, yaitu pendugaan kepadatan atau

tingkat serangan dan pengambilan keputusan pengendalian (Pedigo 2006). Untuk

menetapkan pengambilan keputusan yang tepat diperlukan suatu kaidah keputusan

yang disebut dengan istilah tingkat kerusakan ekonomi (TKE) dan ambang ekonomi

(AE).

Stern et al. (1959) mengemukakan bahwa tindakan pengendalian organisme

pengganggu tanaman (OPT) dilakukan dengan cara menurunkan dan

mempertahankan populasi OPT di bawah tingkat kerusakan ekonomi (TKE) atau

economic injury level (EIL), yaitu tingkat kepadatan populasi OPT terendah yang

dapat mengakibatkan kerusakan ekonomi (economic damage) pada tanaman. Stern et

al. (1959) juga mengemukakan bahwa kerusakan ekonomi ialah tingkat kerusakan

tanaman yang pada tingkat tersebut pengeluaran biaya untuk pelaksanaan

pengendalian OPT dapat dibenarkan. Tindakan pengendalian tersebut dimulai pada

saat populasi OPT telah melampaui ambang ekonomi (AE) atau economic threshold

Page 17: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

7

(ET) yaitu tingkat kepadatan populasi OPT yang harus segera dilakukan tindakan

pengendalian untuk mencegah meningkatnya populasi OPT mencapai TKE pada

tanaman sehingga kedudukan AE lebih rendah daripada TKE.

Berbeda dengan Stern et al. (1959), Headley (1975) tidak membedakan antara

AE dan TKE sehingga TKE atau AE didefinisikan sebagai kepadatan populasi OPT

terendah yang pada keadaan tersebut, nilai kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh

populasi OPT setara dengan biaya pengendalian (Gambar 5).

Gambar 5 Hubungan antara nisbah kerusakan tanaman dan biaya pengendalian dengan populasi OPT (Headley 1975)

dimana :

P = populasi OPT

M/B = nisbah kerusakan tanaman dan biaya pengendalian OPT

(M/B = 1) = nilai kerusakan tanaman yang dapat diselamatkan setara

dengan biaya pengendalian yang dibutuhkan untuk mencegah

kerusakan tersebut

P0 P1 P2 = TKE P3

M/B > 1 M

B

Populasi OPT (ekor/unit tanaman)

Nilai uang (Rp.)

M/B = 1

M/B < 1

Page 18: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

8

Menurut Pedigo & Rice (2006), jika terdapat tingkat serangan atau gejala OPT yang

sulit dihitung, maka dilakukan penghitungan dengan rumus yang didapatkan dari

hasil analisis regresi antara Y sebagai hasil panen per hektar dan X sebagai jumlah

serangga per hektar, yaitu:

.......... (1)

Dimana b menyatakan laju kehilangan hasil per satu satuan perubahan kepadatan atau

tingkat serangan OPT.

TKE ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

.......... (2)

dimana :

C adalah biaya pengendalian per hektar

V adalah nilai jual per unit produksi

b adalah koefisien regresi linier

Nilai AE bersifat dinamis bergantung kepada waktu, tempat dan kondisi

ekosistem dimana nilai AE ditentukan dan perlu dikembangkan sesuai dengan

berbagai keadaan komponen ekosistem yang beragam (Untung 1992). Hal ini karena

dipengaruhi oleh faktor ekonomi yakni harga komoditas dan biaya pengendalian,

faktor biologi yakni pertumbuhan tanaman dan populasi hama, serta faktor ekologi

yakni faktor yang mempengaruhi tanaman dan populasi hama (Andow & Kiritani

1983).

Rasio Biaya-Keuntungan

Studi kelayakan merupakan suatu kegiatan pengkajian secara sistematis dari

suatu rencana usaha, baik baru maupun rencana pengembangan usaha yang sudah ada

untuk menentukan apakah usaha layak dilaksanakan atau tidak (Puslata 2007).

Kegunaan studi kelayakan antara lain untuk mengetahui apakah usaha mempunyai

manfaat (benefit) dan keuntungan (profit) (Puslata 2007).

Ŷ = a + bX

TKE (AE) = C V x b

Page 19: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

9

Salah satu aspek yang sangat penting untuk studi kelayakan yaitu analisis

aspek finansial. Ruang lingkup aspek finansial terdiri atas tujuan analisis (likuiditas

dan pencapaian laba), taksiran dana (biaya investasi dan modal kerja), dan sumber

pendanaan. Modal kerja dapat dilihat dari 2 pendekatan yaitu pendekatan neraca dan

pendekatan biaya/pengeluaran. Perhitungan yang perlu dilakukan terdiri atas

komposisi pembiayaan, proyeksi penjualan/penerimaan, pengeluaran biaya, arus kas,

dan laba rugi (Puslata 2007).

Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk perhitungannya, yaitu

perhitungan yang tidak memperhatikan nilai uang karena faktor waktu yang terdiri

atas Revenue-Cost ratio (R/C), Periode pengembalian investasi (Payback period), dan

Break Event Point (BEP). Sedangkan untuk analisis yang memperhatikan nilai uang

karena faktor waktu digunakan terdiri atas Net Present Value (NPV), Benefit Cost

ratio (B/C), dan Internal Rate of Return (IRR) (Puslata 2007).

Analisis yang biasa dilakukan untuk cepat mencapai sasaran yang diinginkan

yaitu analisis biaya-manfaat (B/C ratio) yang dikembangkan untuk memberi sebuah

cara sistematik untuk membandingkan keuntungan serta kerugian ekonomi dari

berbagai alternatif proyek (Yogi 2006). Dalam bentuknya yang paling sederhana,

analisis biaya manfaat meliputi identifikasi semua keuntungan dan kerugian selama

jangka waktu proyek. Umumnya, para penganalisa dan perencana hanya tertarik pada

alternatif yang mempunyai rasio lebih besar dari satu. Dengan kata lain agar secara

ekonomi layak, sebuah usaha diharapkan memberikan lebih banyak untung daripada

rugi (Pareglio 1996 dalam Hendartomo 2003 ). B/C ratio dihitung sebagai suatu

pembanding apakah usaha tersebut layak atau tidak. B/C ratio menggambarkan

seberapa besar bagian biaya usaha, yang setiap tahunnya tidak dapat tertutup oleh

manfaat usaha (Anonim 2007). Dengan perhitungan bahwa:

Jika B/C ratio > 1 menunjukkan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan

Jika B/C ratio < 1 menunjukkan bahwa usaha tidak layak usaha tidak layak untuk

dilaksanakan (Anonim 2007).

Page 20: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Bunihayu, Kecamatan Jalancagak, yang

merupakan sentra produksi nanas di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dari bulan

Oktober sampai Desember 2007.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara langsung terhadap

petani pemilik kebun nanas. Pemilihan petani ditentukan berdasarkan hasil

pengamatan penyakit PMW di kebun. Ada sebanyak 53 kebun yang diamati dengan

tingkat serangan PMW berkisar dari ringan (0,73%) sampai berat (98,67%).

Penghitungan tingkat serangan penyakit ditentukan berdasarkan rumus

kejadian penyakit (KP) sebagai berikut :

%100tan

tanx

diamatiyangamanbergejalaaman

KPΣ

Σ=

Wawancara dilakukan secara perorangan terhadap petani dengan mengajukan

beberapa pertanyaan yang telah tersusun dalam suatu paket kuisioner (Lampiran 3).

Analisis Data

Terdapat empat hal yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu : (1) profil

usahatani, (2) tingkat kerusakan ekonomi penyakit layu nanas, (3) dampak ekonomi

serangan penyakit layu nanas, dan (4) ambang tindakan pengendalian penyakit layu

nanas.

Profil Usaha Tani Nanas

Bagian ini untuk mendapatkan gambaran umum usahatani nanas yang

meliputi luas lahan, pola tanam, lama berusaha tani, biaya produksi dan hasil panen.

Page 21: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

11

Hal ini diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata dan simpangan baku untuk

keenam peubah di atas.

Tingkat Kerusakan Ekonomi Penyakit Layu Nanas

Penentuan tingkat serangan penyakit yang dapat mengakibatkan kerusakan

ekonomi dilakukan melalui analisis regresi linear antara laba dengan tingkat serangan

PMWaV, dengan model regresi sebagai berikut :

.......... (3)

dengan Y = keuntungan yang diperoleh petani

X = kejadian penyakit

a = intersep, yaitu menyatakan besarnya keuntungan pada kondisi tidak ada

serangan PMW

b = koefisien regresi yang menyatakan tingkat perubahan keuntungan bila

terjadi peningkatan 1% serangan PMW

Dari model regresi yang telah didapatkan kemudian dilakukan pengecekan asumsi

yang terdiri dari galat (sisaan), pengujian faktor kenormalan, pengujian kehomogenan

ragam dan data pencilan. Selanjutnya dari model tersebut ditentukan nilai X pada saat

Y = 0 untuk mendapatkan rata-rata nilai TKE. Kisaran nilai TKE ditentukan dengan

menghitung selang kepercayaan 95% bagi Y dengan rumus sebagai berikut :

2

20

025,002

20

025,00 )1()(1

)1()(1

0i

eXYi

e snxx

nsty

snxx

nsty

−−

++<<−−

+− )) μ .......... (4)

Nilai-nilai X yang menghasilkan selang Y yang mengandung nilai nol adalah nilai-

nilai kisaran TKE.

Berdasarkan kisaran nilai TKE yang diperoleh di atas, kemudian dilakukan

pengelompokan tingkat kerusakan akibat serangan PMW ini menjadi 3 kategori, yaitu

(1) aman, (2) relatif aman dan (3) rugi.

Ŷ = a + bX

Page 22: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

12

Dampak Ekonomi Serangan Penyakit Layu Nanas

Untuk mlengetahui seberapa besar serangan penyakit layu nanas ini

memberikan pengaruh negatif terhadap keuntungan yang diperoleh petani maka

dilakukan analisis rasio biaya-keuntungan (B/C) baik untuk keseluruhan lahan secara

umum maupun per kategori kerusakan. Dampak ekonomi secara umum ditentukan

dengan menghitung rata-rata dan simpangan baku rasio B/C dari seluruh lahan yang

dianalisis, sedangkan untuk dampak ekonomi per kategori serangan dilakukan

analisis serupa untuk lahan-lahan per kategori kerusakan.

Ambang Tindakan Penyakit Layu Nanas

Tingkat kejadian penyakit yang berada sedikit di bawah tingkat kerusakan

ekonomi atau yang disebut ambang tindakan ditentukan dengan menggunakan rumus

Pedigo :

)5(..........VxbCAT =

dimana C adalah biaya pengendalian (Rp/ha), V adalah harga jual nanas per kilogram

(Rp/kg), dan b merupakan laju kehilangan hasil per tingkat kejadian penyakit yang

diperoleh dari persamaan regresi antara persentase kehilangan hasil dengan tingkat

kejadian penyakit. Karena dalam mengelola pertanaman nanas ini, petani tidak

menggunakan pestisida sama sekali dan hanya memberikan zat pengatur tumbuh

disamping pupuk NPK dan penyiangan gulma untuk meningkatkan produksi

tanamannya, maka biaya pengendalian dalam kasus ini adalah biaya pemupukan

ditambah biaya pemeliharaan. Juga, karena asumsi yang digunakan dalam analisis ini

adalah setiap tanaman yang terserang penyakit layu ini tidak dapat menghasilkan

buah yang layak dikonsumsi, maka persentase kehilangan hasil berbanding lurus

dengan kejadian penyakit. Dengan demikian, koefisisen regresi (b) akan sama dengan

satu. Sebagai akibatnya, rumus ambang pengendalian diatas menjadi :

)6(..........VCAT =

Page 23: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Usahatani Nanas

Desa Bunihayu, Kecamatan Jalan Cagak merupakan salah satu desa di

Kabupaten Subang yang sangat berpotensi dalam memproduksi nanas berkualitas.

Desa ini berada pada ketinggian 5,50 meter diatas permukaan laut dengan curah

hujan 23.466 mm per tahun dan suhu rata-rata harian 24,27°C yang memungkinkan

tanaman nanas untuk berkembang baik (BPMD 2006). Lebih dari separuh (66%)

rumah tangga dari sebanyak 2.374 rumah tangga yang ada di desa ini memiliki tanah

perkebunan dengan luas umumnya kurang dari 0,5 hektar (ha).

Dari sebanyak 25 petani responden, sebagian besar (44%) petani telah

melaksanakan usahataninya antara 10 sampai 20 tahun, 32% petani melaksanakan

usahataninya paling banyak selama 10 tahun, dan sisanya 24% diatas 20 tahun

(Gambar 6). Secara rata-rata pengalaman berusahatani nanas adalah 14 tahun dengan

simpangan baku 6,1 tahun.

Gambar 6 Persentase pengalaman bertani nanas

Luas lahan nanas yang dimiliki petani berkisar antara 500 m2 sampai 3.000 m2

dengan rata-rata 1.497 m2 dan simpangan baku 1.136 m2. Secara detail, distribusi luas

lahan nanas tersebut adalah : sebanyak 12% petani memiliki luas lahan 300-500 m2,

>5-10 th32%

>10-15 th28%

>20 th24%

>15-20 th16%

2-5 th0%

Page 24: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

14

40% petani memiliki luas lahan 500-1.000 m2 dan 1.100-3.000 m2. Sisanya, sebanyak

8% petani memiliki luas lahan 3.100-5.000 m2 (Gambar 7).

Gambar 7 Persentase luas lahan yang dimiliki petani

Rata-rata luas lahan nanas yang digunakan untuk bercocok tanam berkisar antara 0,1

sampai dengan 0,5 ha. Lahan nanas tersebut umumnya merupakan lahan sewaan dari

penduduk setempat atau orang luar desa. Sistem penyewaan lahan menggunakan

satuan yang disebut bata. Ukuran satu bata yaitu 14 m2 yang dihargai sebesar

Rp. 1300,- per bata. Selain penyewa lahan, terdapat juga petani yang memiliki lahan

sendiri dan merupakan lahan warisan leluhurnya.

Sebanyak 56% petani menggunakan pola tanam tumpangsari dalam sistem

budidayanya (Gambar 8).

Gambar 8 Persentase pola tanam

1100-3000 m²40% 500-1000 m²

40%

5100 m- 1 ha0% 300-500 m²

12%

>1 ha0%

3100-5000 m²8%

campuran dgn tnmn

20%

monokultur24%

tumpangsari 56%

Page 25: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

15

Tanaman yang dipakai untuk tumpangsari merupakan tanaman dengan hasil panen

berharga jual tinggi seperti tanaman singkong (Engkus & Hendy, komunikasi

pribadi). Sisanya, sebanyak 24% petani menggunakan pola tanam monokultur dan

20% petani menggunakan pola tanam campuran (20%) dengan kunyit dan kencur

(Gambar 8).

Gambar 9 Persentase biaya produksi dalam usahatani nanas

Sebagian besar atau 68% petani mengeluarkan biaya produksi di atas

Rp. 11 juta per hektar. Di urutan kedua atau sebesar 28% petani mengeluarkan biaya

produksi berkisar diatas Rp. 7 juta sampai dengan Rp. 9 juta per hektar (Gambar 9).

Secara rata-rata, biaya produksi nanas per hektar adalah sebesar Rp. 10.618.691

dengan simpangan baku Rp. 1.797.861.

Gambar 10 Persentase pendapatan petani nanas

>11 juta68%

>7-9 juta28%

>9-11 juta4%

>3-5 juta0%

>5-7 juta0%

>5-10 juta24%

>15 juta56% >10-15

juta12%

>2-5 juta8%

>0-2 juta0%

Page 26: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

16

Secara rata-rata, pendapatan yang diperoleh petani adalah sebesar

Rp. 12.882.167 dengan simpangan baku Rp. 4.596.734. Rincian hasil panen yang

diperoleh yaitu lebih dari setengahnya (56%) petani berpenghasilan di atas

Rp. 15 juta. Dilanjutkan oleh persentase jumlah petani berpenghasilan di atas Rp. 5

juta sampai Rp. 10 juta rupiah adalah sebesar 24%. Sisanya adalah petani

berpenghasilan di atas Rp. 10 sampai Rp. 15 juta (12%) dan petani berpenghasilan di

atas Rp. 2 juta sampai Rp. 5 juta (8%) (Gambar 10).

Panen buah nanas dilakukan pada 12 sampai 14 bulan setelah tanam karena

bibit umumnya berasal dari tunas anakan. Buah yang dihasilkan mempunyai berat

rata-rata sebesar 1,5 kg dengan harga jual per kilogramnya Rp. 750. Hasil panen

kemudian dijual kepada tengkulak. Pemanenan yang terdiri dari pemetikan buah,

pembungkusan buah ke dalam karung sampai dengan pengangkutan hasil panen ke

tengkulak dilakukan dalam satu paket oleh tenaga kerja dengan upah angkut sebesar

Rp. 50 per kg.

Tingkat Kerusakan Ekonomi

Grafik pencaran titik memperlihatkan bahwa hubungan antara keuntungan

yang diperoleh petani dengan kejadian penyakit PMW adalah linear negatif

(Gambar 11). Ini berarti bahwa keuntungan yang diperoleh petani berbanding terbalik

dengan tingkat kejadian penyakit, yaitu semakin tinggi kejadian penyakit

mengakibatkan keuntungan yang diperoleh petani nanas semakin menurun. Dari

analisis regresi, diperoleh model hubungan antara keuntungan (Y) dan kejadian

penyakit PMW (X) tersebut adalah :

Y = 7.736.571 – 202.339 X

dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 95.2% menunjukan bahwa kelayakan

model di atas untuk menggambarkan hubungan antara keuntungan usahatani nanas

dan kejadian penyakit PMW sangat tinggi.

Page 27: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

17

Gambar 11 Pencaran titik antara kejadian penyakit (%) dan keuntungan (Rp)

Dengan kata lain, ini berarti bahwa tingkat serangan PMW mampu menerangkan

95% besarnya keuntungan usahatani nanas sedangkan sisanya (5%) disebabkan oleh

faktor yang tidak diamati dalam penelitian ini dan bersifat acak. Fakta ini diperkuat

dengan hasil analisis ragam untuk menguji kelayakan model dan uji parameter model

yang menghasilkan nilai P = 0,0001 (Tabel 1 dan 2). Ini menunjukkan bahwa model

tersebut sangat nyata dan layak untuk digunakan sebagai penduga besarnya

keuntungan berdasarkan besarnya tingkat serangan PMW.

Tabel 1 Analisis ragam model regresi antara keuntungan dan kejadian penyakit PMW

Sumber DB JK KT F hitung Nilai-p Model 1 1,47 x 1015 1,47 x 1015 866,515 0,0001 Sisaan 44 7,47 x 1013 1.69 x 1012

Total 45 1,55 x 1015

Tabel 2 Pengujian parameter model antara keuntungan (Rp/ha) dan kejadian penyakit PMW (%)

Peubah DB Penduga Parameter Simpangan baku t hitung Nilai-p

INTERCEP 1 7.736.571 295.136,88203 26,214 0,0001

X 1 -202.339 6.873,7279912 -29,437 0,0001

K e jadian pe nyak it (% )

Keu

ntun

gan

(Rp)

100806040200

10000000

5000000

0

-5000000

-10000000

Page 28: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

18

Dugaan bagi koefisien kejadian penyakit (X) pada Tabel 2 bernilai negatif, yaitu

-202.339 dan nyata pada taraf 1% (nilai-p = 0,0001). Nilai ini mengindikasikan

bahwa peningkatan kejadian penyakit sebesar 1% akan mengurangi keuntungan

sebesar Rp. 202.339/ha.

Berdasarkan model diatas, tingkat kerusakan ekonomi penyakit layu nanas

ditentukan dengan terlebih dahulu menentukan tingkat kejadian penyakit kritis.

Tingkat kejadian penyakit kritis adalah besarnya kejadian penyakit layu nanas yang

mengakibatkan keuntungan yang diperoleh petani sama dengan nol (Break Even

Point). Tingkat kerusakan ekonomi merupakan tingkat kejadian penyakit yang berada

diatas tingkat kejadian penyakit kritis. Tingkat kejadian penyakit kritis ini dihitung

dengan menentukan nilai X pada saat Y sama dengan nol (keuntungan sama dengan

nol). Pada saat Y sama dengan nol, diperoleh X sama dengan 38,24%, yang berarti

bahwa dengan kejadian penyakit sebesar 38% rata-rata petani tidak mengalami

untung dan rugi (impas).

Tabel 3 memperlihatkan penentuan kisaran nilai-nilai X yang menyebabkan

nilai Y sama dengan nol yang dihitung dengan menggunakan selang kepercayaan

95%. Nilai-nilai X yang menghasilkan selang nilai Y yang mengandung nol adalah

tingkat kejadian penyakit kritis. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai-nilai X yang

menghasilkan selang nilai Y yang mengandung nol adalah 37, 38, 39, dan 40%. Ini

berarti bahwa tingkat kejadian penyakit kritis berada pada kisaran dari 37% sampai

dengan 40%.

Tabel 3 Kisaran tingkat kerusakan ekonomi dari selang kepercayaan 95%

Pengamatan Dugaan Simpangan Selang kepercayaan 95% X (%)

baku untuk median

1 654.692 192.854 (266.020 ; 1.043.364) 35

2 452.353 193.565 (62.247 ; 842.458) 36

3 250.013 194.517 (-142.010 ; 642.037) 37

4 47.674 195.706 (-346.745 ; 442.093) 38

5 -154.666 197.127 (-551.949 ; 242.618) 39

Page 29: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

19

6 -357.005 198.776 (-757.612 ; 43.602) 40

7 -559.344 200.647 (-963.722 ; -154.967) 41

Berdasarkan hasil diatas dapat dibuat kategori tingkat kerusakan akibat

PMWaV sebagai berikut :

Tabel 4 Kategori tingkat kerusakan akibat PMW

Kategori Kejadian Penyakit (%)

Aman 0 < KP < 37

Relatif aman 37 ≤ KP ≤ 40

Rugi KP > 40

Dengan demikian, dengan tingkat keyakinan 95% dapat ditentukan besarnya

kejadian penyakit layu yang dapat merugikan petani adalah diatas 40%.

Dampak Ekonomi Penyakit Layu Nanas

Dari perhitungan rasio biaya keuntungan untuk keseluruhan lahan diperoleh

rata-rata nilai rasio 0,078 dengan simpangan baku 0,59. Ini menunjukkan bahwa

dengan rata-rata kejadian penyakit sebesar 31,8%, petani masih mendapatkan

keuntungan dari usahatani nanas sebesar 7,8% selama kurang lebih 1 tahun, yang

berarti kurang dari 1% dalam sebulan. Secara ekonomi, hal ini menunjukkan bahwa

usahatani nanas yang dijalankan oleh petani Desa Bunihayu ini termasuk ke dalam

golongan usaha yang tidak layak. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya

segera untuk menyelamatkan kebangkrutan usahatani nanas ini. Salah satu usaha

terpenting dan mendesak adalah menangani serangan penyakit layu nanas secara

serius karena faktor inilah yang menjadi penyebab utama kegagalan usahatani nanas

tersebut.

Analisis rasio B/C per kategori tingkat kerusakan memperlihatkan bahwa

pada tingkat serangan (kejadian penyakit) dibawah 37%, secara rata-rata petani

Page 30: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

20

mendapatkan keuntungan sebesar 61% ± 32% per tahun (Tabel 5). Keuntungan ini

akan semakin turun dengan semakin meningkatnya tingkat serangan PMWaV. Pada

tingkat kerusakan relatif aman yaitu berkisar 37% sampai 40%, keuntungan menurun

menjadi rata-rata 14% ± 22% per tahun. Dan pada tingkat kerusakan diatas 40%,

petani mengalami kerugian sebesar 45% ± 32% per tahun (Tabel 5).

Dengan mengasumsikan potensi produksi nanas per hektar sebesar 23.500 kg,

maka rasio biaya-keuntungan tanpa serangan penyakit layu adalah sebesar 66%, yang

berarti potensi keuntungan yang diperoleh petani nanas jika tidak mendapat serangan

penyakit layu adalah sebesar 66% per tahun atau 5,5% per bulan. Secara ekonomi, ini

termasuk usaha yang cukup layak. Dengan demikian, dari rasio biaya-keuntungan per

kategori kerusakan didapatkan besarnya nilai ekonomi dari serangan penyakit layu

nanas sebagai berikut : pada tingkat serangan kurang dari 37% keuntungan petani

berkurang sebesar 66 – 61 = 5%, tingkat serangan antara 37 sampai 40%

menyebabkan keuntungan berkurang 66 – 14 = 52% dan tingkat serangan diatas 40%

mengakibatkan keuntungan berkurang 66 – (-45) = 111% atau rugi sebesar 45%.

Tabel 5 Rata-rata dan simpangan baku rasio B/C per kategori kerusakan

Kategori Aman Relatif aman Rugi Total

Ratio B/C

Rata-rata 0,605 0,144 -0,447 0,078 Standar deviasi (σ) 0,324 0,224 0,317 0,59

Ambang Tindakan

Dengan menggunakan rumus Pedigo yang dimodifikasi (Persamaan 6),

ambang tindakan (AT) penyakit layu nanas dihitung dan diperoleh nilai sebesar :

Rata-rata biaya pengendalian (C) = Rp. 5.743.452/ha

Rata-rata harga nanas (V) = Rp. 750/kg

maka :

Page 31: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

21

AT = Rp. 5.743.452/ha

Rp. 750/kg x 1

= 7.657,936 kg/ha

Nilai ini setara dengan tingkat kejadian penyakit sebesar :

= 7.657,936 kg/ha x 100%

23.501 kg/ha

= 32,59%

Hal ini berarti pada tingkat kejadian penyakit sebesar itu (33%), petani perlu

melakukan tindakan penyelamatan agar tidak mengalami kerugian. Tindakan

penyelamatan tersebut diantaranya adalah pengendalian budidaya, pengendalian fisik

dan mekanik, pengendalian biologi, pengendalian kultur jaringan, dan pengendalian

kimiawi. Pengendalian budidaya adalah melalui penggemburan tanah secara berkala

dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 150 cm dan mengatasi vegetasi yang dapat

memberikan sebuah reservoir (saluran air) untuk kutuputih dan semut menyebar

(Rohrbach et al. 2003). Mengurangi kehadiran gulma (sebagai inang dari kutuputih)

secara mekanik juga dapat mengurangi reservoir (Rohrbach et al. 2003).

Pengendalian secara biologi menggunakan predator alami dari kutuputih (Sipes

2000). Nephus bilucernarius Mulsant (Coleoptera: Coccinellidae) dan Lobodiplosis

pseudococci (Felt.) (Diptera: Cecidomyiidae) adalah predator yang sangat potensial

dalam pengendalian kutuputih (Gonzalez 1995). Selain itu, menurut Illingworth

(1931) pengendalian biologi dengan cara mengendalikan populasi semut akan

mengurangi populasi kutuputih. Tindakan pengendalian yang ketiga ialah

pelaksanaan pengendalian secara kultur dengan pengelolaan terhadap bibit nanas

bebas dari OPT yang sangat penting untuk mencegah terbentuknya serangga dan

pathogen di dalam areal tanaman baru (Rohrbach et al. 2003). Penghilangan virus

dari tanaman nanas dengan perlakuan panas juga telah dicoba (Ullman et al. 1993

dalam Rohrbach et al. 2003).

Page 32: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

22

Nilai AT tidak bersifat statis, yaitu dapat berubah dengan berubahnya harga

komoditas dan biaya pengendalian. Simulasi penghitungan AT dibawah ini

menunjukkan pengaruh kenaikan harga nanas sebesar 100% atau Rp. 1.500/kg.

C (Rata-rata dari Biaya Pemeliharaan/ha) = Rp. 5.743.452/ha

V (Rata-rata harga nanas/kg saat naik 100%) = Rp. 1.500/kg

maka :

AT = 3.829 kg/ha

atau setara dengan tingkat kejadian penyakit sebesar 16,29%.

AT = 3.839 x 100%

23.501 kg/ha

= 16,29%

yang berarti terjadi penurunan AT sebesar :

33-16 x 100% = 51,5%

33

Hasil ini mengindikasikan bahwa pada saat harga nanas tinggi, petani berusaha

meningkatkan produksi nanas agar diperoleh keuntungan yang tinggi yaitu dengan

meningkatkan intensitas pengendalian, atau dengan kata lain menentukan ambang

tindakan pengendalian.

Sementara itu, pengaruh kenaikan biaya pengendalian dapat dilihat pada

simulasi berikut ini :

Biaya pengendalian (C) naik sebesar 100% menjadi Rp. 11.486.904/ha dan harga

komoditas tetap, maka :

AT = 11.486.904

750

= 15.316 kg/ha

yang setara dengan tingkat kejadian penyakit sebesar

AT = 15.316 x 100%

23.501

= 65,17%

Page 33: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

23

Dengan demikian, terjadi peningkatan nilai AT sebesar

65 – 33 x 100% = 97%

33

Hasil ini memperlihatkan bahwa bila biaya pengendalian naik, petani akan

menurunkan intensitas pengendalian (AT meningkat) untuk mengurangi beban

mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengendalikan serangan penyakit layu

nanas ini.

Hasil ini merupakan kegiatan pendahuluan dari penentuan-penentuan

tingkat kerusakan ekonomi dan ambang tindakan pengendalian di berbagai daerah

produksi nanas lainnya.

Page 34: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tingkat kerusakan ekonomi (TKE) dari PMW adalah pada saat KP > 40

dengan rataan tingkat kejadian penyakit kritis sebesar 38,24% dan kisarannya 37% -

40%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh PMW ini dapat dikelompokkan ke dalam 3

kategori tingkat kerusakan yaitu: (1) aman (0 < KP < 37%), (2) relatif aman (37 ≤ KP

≤ 40%), dan (3) rugi (KP > 40%).

Dampak ekonomi yang dialami petani adalah ketika tingkat serangan kurang

dari 37% keuntungan petani berkurang sebesar 5%, tingkat serangan antara 37 sampai

40% menyebabkan keuntungan berkurang 52% dan tingkat serangan diatas 40%

mengakibatkan kerugian sebesar 45%.

Ambang tindakan (AT) yang disebabkan oleh PMW adalah pada saat KP

sebesar 32,59%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan analisis ekonomi serangan PMW yang

dilakukan di berbagai lokasi lain khususnya di daerah sentra produksi nanas.

Page 35: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

DAFTAR PUSTAKA

Andow DA and K Kiritani. 1983. The Economic injury level and the control threshold. Japan Pesticide ainformation. 43: 3-9.

Aunudin. 1988. Rancangan dan Ananlisis Data. Jurusan Statistika IPB. Bogor.

Anonim. 2006. Pineapple. http://en.wikipedia.org/wiki/Pineapple. [03 Juni 2007].

Anonim. 2007. Keragaan Ekonomi dan Teknis Unit Penangkapan http://www.damandiri.or.id/file/julianiipbbab2.pdf. [16 Februari 2008].

Beardsley JW. 1993. The pineapple mealybug complex, taxonomi, distribution, and host relationships. In: First International Pineapple Symposium. International Society for Horticultural Science, Honolulu, Hawaii, pp.383-386.

Beardsley JW, Jahn GC, Hernandez HG. 2003. A review of the association of ants with mealybug wilt disease of pineapple. Proc. Hawaiian Entomol. Soc. 36:9-28.

Beardsley JW, Su TH, McEwen FL, and Gerling D. 1982. Field interrelationship of the big-headed ant, the gray pineapple mealybug, and pineapple mealybug wilt disease in Hawaii. Proceedings of the Hawaiian Entomological Society. 24:51-67.

Borroto E G, Cintra M, Gonzalez J, Borroto C, Oramas P. 1998. First report of a closterovirus-like particle associated with pineapple plants (Ananas comosus cv. Smooth Cayenne) affected with pineapple mealybug wilt in Cuba. Plant Disease. 82 (2): 263. Vol: 415.

BPPT. 2003. Nanas Subang. http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_

pangan/index.php?mnu=2&i119. [05 Juni 2007].

CABI [Central for Agricultural and Biosciences Internacional]. 2002. Crop protection compendium. Wallingford: CAB Internacional.

Cook RD and S. Weisberg. 1982. Residual and influence in Regression. Chapman & Hall. London.

Cochran WG. 1991. Teknik penarikan sampel. Ed ke-3. Rudiansyah, penerjemah. Jakarta: UI Press.

Departemen Pertanian. 2004. Pengendalian hama terpadu (PHT). http://[email protected]. [29 Mei 2007].

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2003. Buku tahunan hortikultura tahun 2003 (Horticulture Year Book) seri tanaman buah. Jakarta: Departemen Pertanian.

Direktorat Perlindungan Hortikultura. 2000. Metode pengamatan OPT tanaman buah. [email protected]. [29 Mei 2007].

Page 36: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

26

Draper NR and H Smith. 1966.Applied regression analysis. New York: John Willey & Sons, Inc.

Gunasinghe UB, German TL. 1989. Purification and partial characterization of a virus from pineapple. Phytopathology. 79(12):1337-1341.

Gomez, KA and AA Gomez. 1984. Statistical Procedures for Agriculture Research. 2nd ed. John Wilwy & Sons. New York.

Gonzalez Hernandez, H. 1995. In: The Status of the Biological Control of Pineapple Mealybugs in Hawaii [128 pp.]. Hawaii: University of Hawaii.

Headley JC. 1975. The economics of pest management decisions by individual growers. Iowa States J. Res. 49: 623-8.

Headley JC. 1972. Defining The Economic Threshold. The Pest Control Stategies for the Fulture. National Academy of Science. Washington DC.

Hendartomo Tomi. 2003. Analisis Efisiensi dan Benedit Cost Ratio Pengoperasian Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Industri Penyamakan Kulit (Studi Kasus PT. Budi Makmur Jayamurni Yogyakarta Tahun 2002). [tesis]. Yogyakarta. Jurusan Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Gajah Mada.

Hidayat Deni. 2006. Respon lima varietas nanas terhadap infeksi Pineapple mealybug wilt-associated virus melalui vektor Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera: Pseudococcidae). [skripsi]. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hutahayan Arta J. 2006. Peranan Pineapple mealybug wilt-association virus (PMWaV) dan kutu putih dalam menginduksi gejala layu pada tanaman nanas. [skripsi]. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman, Facultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Illingworth, J.F. 1931. Preliminary report on evidence that mealy bugs are an important factor in pineapple wilt. J. Econ. Entomol. 24: 877–889.

IPM World Textbook. 1996. Economic threshold and economic injury levels. http://ipmworld.umn.edu/chapters/pedigo.htm. [03 Juni 2007].

Juarsa AK. 2005. Pola penyebaran penyakit layu dan kutu putih pada perkebunan nanas (Ananas comosus) (Linn.) Merr.) PT. Great Giant Pineapple Coy Lampung [skripsi]. Bogor: Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kleinbaum DG and LL Kupper. 1978. Applied regression analysis and other multivariable methods. Duxbury Press. Massachusetts.

Lee WF, Michael DB, Aaron GN, and William GM. 1988. Agricultural Finance eight edition. Iowa : Iowa States University Press.

McCullagh and Nelder. 1990. Generalized linier model. John Wiley & Sons. New York.

Page 37: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

27

Melzer MJ, Karasev AV, Sether DM and Hu JS. 2001. Nucleotide sequence, Genom organization, and phylogenetic of Pineapple mealybug wilt-associated virus-2. General Virology. 82:1-7.

Muljohardjo Muchji. 1984. Nanas dan teknologi pengolahannya. Yogyakarta: Lyberty Yogyakarta.

Morton, J. 1987. Pineapple. p. 18–28. In: Fruits of warm climates. Miami : Julia F. Morton.

Mumford JD and GA Norton. 1984. Economics of Decision making in Pest Management. Ann. Rev. Entomol. 29:157-74.

Pedigo Larry P and Marlin E Rice. 2006. Entomology and pest management. Ohio: Pearson Education.

PKBT [Pusat Kajian Buah-buahan Tropika]. 2005. Deskripsi Plasma Nutfah; Koleksi Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (Hasil Kegiatan RUSNAS Buah). Bogor: LPPM IPB.

Prihatman Kemal. 2000. Ananas comosus. Sistim informasi manajemen pembangunan di pedesaan. Jakarta: BAPPENAS.

Pramono Eko Joko. 2004. Analisis break even point untuk memaksimalkan

keuntungan pada bengkel Las Bang Ali Kata Kunci : Memaksimalkan keuntungan. Ix: 29 + Lampiran.

Purnamawati H dan Purwono. 2007. Budidaya delapan jenis tanaman pangan unggul. Depok: Penebar Swadaya.

Puslata [Pusat Layanan Pustaka]. 2007. Studi kelayakan agribisnis.

http//:pustaka.ut.ac.id. Tangerang: Puslata Universitas Terbuka Indonesia Press.

Rans. 2005. Analisis ekonomi budidaya tanaman. http://warintek.progressio.or.id/. [29 Mei 2007].

Rohrbach KG, Beardsley JW, German TL, Reimer NJ, and Sanford WG. 1988. Mealybug wilt, mealybugs, and ants of pineapple. Plant Disease. 72:558-565.

Rohrbach KG, Schmitt D. 2003. Diseases of pineapple. Di dalam: Ploetz RC, CAB International. Diseases of Tropical Fruit Crop. USA: Tropical Research and Education Center Homestead.

Ruesink W. 1975. Analysis and modeling in pest management. Introduction to pest management. RL Metcalf and WH Luckman (eds). John Wiley & Sons. New York.

Samson JA. 1980. Tropical Fruits. London, UK: Longman Press.

Sembiring, R.K. 1995. Analisis regresi. Bandung: ITB Press.

Page 38: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

28

Sether, D.M. and J.S. Hu. 2002a. Closterovirus infection and mealybug exposure are both necessary factors for the development of mealybug wilt disease. Phytopathology 92: 928–935.

Sether DM, Hu JS. 2002b. Yield impact and spread of Pineapple mealybug wilt associated virus-2 and mealybug of pineapple in Hawaii. Plant Disease. 86:867-874.

Sether, D.M., Melzer, M.J., Busto, J., Zee, F. & Hu, J.S. 2005. Diversity and mealybug transmissibility of ampeloviruses in Pineapple. Plant Disease 89(5): 450-456. [SetherMeBu2005].

Sipes, Brent S. 2000. Crop profile for pineapples in Hawaii. http://www.ipmcenters.org/cropprofiles/docs/hipineapples.html. [03 Juni 2007].

Stern VM, RF Smith, R van den Bosch, and KS Hagen. 1959. The Integrated Control Concept. Hilgardia. 29: 81-101.

Supranto J. 2001. Statistik teori dan aplikasinya. Jakarta: Erlangga.

Suwardiwijaya Edi. 2004. Pedoman pengamatan dan pelaporan perlindungan tanaman pangan. http://[email protected]. [29 Mei 2007].

Untung K. 1992. Dasar-dasar pengelolaan hama terpadu. Simposium Penerapan PHT. PEI Cabang Bandung. Sukamandi, 3-4 September 1992.

Untung K. Teori ambang ekonomi hama dan penerapannya. Penerbitan Yayasan Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Usman H, Akbar RPS. 2003. Pengantar statistika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Walpole, R.E. 1982. Pengantar statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Yogi MS. 2006. Ekonomi manajerial. Pendekatan analisis praktis. Jakarta: Prenada Media Group.

Page 39: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

LAMPIRAN

Page 40: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

30

Lampiran 1 Daftar kuisioner tentang usahatani nanas dan serangan penyakit layu

SURVEI PETANI TANAMAN NANAS DI DESA BUNIHAYU, KECAMATAN JALAN

CAGAK, KABUPATEN SUBANG Kabupaten : ………………………… Pewawancara : …………………..

Kecamatan : ………………………… Tanggal wawancara : …………….

Desa : ………………………… Tempat wawancara : Kebun/Rumah

Kampung: …………………………. Waktu wawancara : pk. …. s/d ……

Karakteristik Petani

1. Nama : ………………………………….

2. Umur : …………………………………. tahun

3. Pekerjaan utama :

[ ] petani

[ ] petani penggarap

[ ] buruh tani

[ ] pedagang

[ ] karyawan

4. Pekerjaan sampingan :

[ ] petani

[ ] buruh

[ ] pedagang

[ ] lainnya.......

4. Pendidikan terakhir :

[ ] tak tamat SD

[ ] SD

[ ] SMP

[ ] SMU

[ ] PT

5. Pengalaman berusahatani nanas:

[ ] < 2 tahun

[ ] 2-5 tahun

[ ] > 5-10 tahun

[ ] >10-15 tahun

[ ] >15- 20 tahun

Page 41: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

31

[ ] > 20 tahun

Lahan

5. Luas kebun nanas yang diusahakan: ............... ha

Ket: ..........................................................

6. Status kepemilikan lahan:

[ ] pemilik dan penggarap

[ ] penyewa

[ ] penggarap

[ ] lainnya ……………….

Jika menyewa, berapa biaya yang dikeluarkan: Rp. ...........

Ket: ......................

Budidaya Nanas

7. Klon/varietas nanas yang ditanam: ……………………………….

8. Asal bibit:

[ ] membeli dari perusahaan pembibitan

[ ] diberikan oleh dinas atau instansi pemerintah

[ ] membeli dari petani lain

[ ] lainnya ……………………………

Jika membeli,berapa biaya yang dikeluarkan:

Σ bibit = .............

Harga/bibit = Rp. ......................

Total Biaya = Rp. …………….

9. Umur tanaman saat ini:

[ ] 0-11 bulan

[ ] <2 tahun

[ ] 2-5 tahun

[ ] >5-15 tahun

[ ] >15 tahun

10. Σ tanaman : ...................pohon, jarak tanam …. m x …..m

11. Pola tanam:

[ ] monokultur dengan penaung tanaman …………..

[ ] campuran dengan tanaman ……………

[ ] tumpangsari dengan tanaman.........................

[ ] lainnya ………………

12. Persiapan lahan:

Page 42: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

32

Kegiatan ..........................

Σ HOK = ........................

Upah/HOK =Rp. ............

13. Penanaman nanas:

Σ HOK = ........................

Upah/HOK =Rp. ............

14. Pemupukan:

Jenis pupuk Intensitas/tahun Waktu pemupukan Dosis(kg) Harga/Kg

Kandang

Urea

TSP

KCL

NPK

…………..

Σ HOK = ........................

Upah/HOK =Rp. ............

Ket: .............................................

15. Pestisida:

Jenis pestisida Frekuensi per tahun Waktu (bulan) Dosis (botol) Harga/botol

………..

………..

Σ HOK = ........................

Upah/HOK =Rp. ............

Ket: .............................................

16. Pengendalian gulma/penyiangan:

Cara pengendalian Frekuensi/tahun Waktu (bulan) Jenis alat/herbisida

Mekanik

Kimiawi/Herbisida

Σ HOK = ........................

Page 43: Piineapple Mealybug Wilt-associated Virus/PMWaV PADA ... fileanal (pi di ke c prog r isis e k ineapple m pada t amatan ac am stu ins onomi s ealybug w anaman jalan jaw eu wul di ham

33

Upah/HOK =Rp. ............

Ket: .............................................

17. Waktu dan frekuensi panen:

Upah/angkut =Rp. ............

Ket: .............................................

18. Perlakuan Pascapanen buah hasil panen:

[ ] buah dijual sendiri ke pasar

[ ] buah dijual ke tengkulak

[ ] keduanya

Harga buah = Rp. ………….

Ket: …………..........................................

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

19. OPT yang paling merugikan menurut Bapak?

…………………….

20. Bagaimana Bapak mengendalikan OPT tersebut?

..................................

21. Menurut pengalaman Bapak berapa persen kehilangan produksi buah nanas akibat serangan OPT

tersebut?

[ ] < 20%

[ ] 20-40%

[ ] 40-60%

[ ] 60-80%

[ ] > 80%

Ket: ..................

22. Dari luas lahan di atas berapa kg produksi buah nanas yang Bapak dapatkan selama 1 (satu) kali

panen biasanya? …………….. kg, dan berapa rata-rata berat 1 buah ? ………..kg dan berapa

rata-rata harga jualnya per kg?

Rp ………………