phylum porifera

15
Phylum Porifera Porifera adalah hewan air yang hidup di laut. Hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindahtempat secara bebas. Ciri utama = memiliki iubang (Pori) yang banyak dan membentuk suatu Sistem Saluran. Air dan makanan yang larutdidalamnya diarnbil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang Ostium, kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelahmakanan diserap air yang berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut Oskulum. Terdapat sel dengan bentuk khusus yang disebut Koanosit atau Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan.Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka pencernaan Intrasel. Mempunyai Eksoskeleton (Rangka Luar): terdiri dari serabut- serabut lentur yang disebut Spongin dan terdiri dari duriyang disebut Spikula. Pembiakan dengan cara generatif (kawin), hewan ini mempunyai daya Regenerasi yang tinggi. PORIFERA DIBEDAKAN MENJADI 3 GOLONGAN 1. CALCAREA = Sycon dan Cluthrina 2. HEXACTINELLIDA = Pheronima 3. DEMOSPONGIA = Euspongila, Spongila (bertubuh lunak) Þ digunakan orang untuk alat pembersih kaca dan lainnya. TIPE SISTEM PEMBULUH AIR YANG DIMILIKI OLEH PORIFERA

Upload: musdadi-haviland

Post on 09-Feb-2016

649 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Phylum Porifera

Phylum PoriferaPorifera adalah hewan air yang hidup di laut. Hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil) dan tidak dapat berpindahtempat secara bebas.

Ciri utama = memiliki iubang (Pori) yang banyak dan membentuk suatu Sistem Saluran. Air dan makanan yang larutdidalamnya diarnbil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang Ostium, kemudian masuk ke dalam rongga tubuh. Setelahmakanan diserap air yang berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang di sebut Oskulum.

Terdapat sel dengan bentuk khusus yang disebut Koanosit atau Sel Leher yang berfungsi untuk pencemaan makanan.Sel koanosit memiliki nukleus, vakuola dan flagel. Karena pencernaan berlangsung di dalam sel maka pencernaan Intrasel.

Mempunyai Eksoskeleton (Rangka Luar): terdiri dari serabut-serabut lentur yang disebut Spongin dan terdiri dari duriyang disebut Spikula.

Pembiakan dengan cara generatif (kawin), hewan ini mempunyai daya Regenerasi yang tinggi.

PORIFERA DIBEDAKAN MENJADI 3 GOLONGAN

1. CALCAREA = Sycon dan Cluthrina2. HEXACTINELLIDA = Pheronima3. DEMOSPONGIA = Euspongila, Spongila (bertubuh lunak) Þ digunakan orang untuk alat

pembersih kaca dan lainnya.

TIPE SISTEM PEMBULUH AIR YANG DIMILIKI OLEH PORIFERA

1. Ascon2. Sycon3. Rhagon (Leucon)

ndhu's Blog » Home » IPA » Phylum Porifera

Page 2: Phylum Porifera

Sabtu, 20 Maret 2010Phylum Porifera

Sobat pernah nonton Spongebob Squarepant ?

Yup, film kartun produksi Nikelodeon ini menceritakan tentang kehidupan seorang spon yang hidup di sebuah kota bernama Bikini bottom.

Kali ini kita akan menguak siapa sih sebenarnya si Spongebob itu ?Materi ini telah berikan pada saat kita masih duduk di sekolah menengah pertama (SMP) namun akan lebih diperdalam di Sekolah Menengah Atas (SMA) di semester dua.

Kali ini kita akan membahas tentang :

1. Pengertian Porifera 2. Lapisan Porifera 3. Struktur tubuh 4. Sistem sirkulasi air 5. Klasifikasi Porifera

Porifera (Latin, Phorus = pori-pori, ferre = pembawa) adalah hewan invertebrata yang mempunyai tubuh berpori-pori. Bentuk tubuh hewan ini tidak hanya kotak, tapi bermacam macam. Ada yang seperti piala, terompet, dan ada yang bercabang menyerupai tumbuhan. Struktur tubuhnya radial simetris. Porifera hidup di air laut dan air tawar.

Porifera memiliki tiga lapisan

1. Epidermis (lapisan terluar)Lapisan terluar dari porifera dan tersusun oleh sel sel epitelium pipih yang disebut Pinakosit

Page 3: Phylum Porifera

2. MesogleaLapisan pembatas antara epidermis dan endodermis. Mesoglea pada Porifera mengandung dua macam sel yaitu:

o Sel AmeboidSel ameboid berfungsi untuk mengangkut zat makanan dan zat-zat sisa metablisme dari sel satu ke sel lain

o Sel SklerobasSel Sklerobas berfungsi sebagai pembentuk spikula

3. Endodermis (lapisan dalam)Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan

Porifera mengeluarkan zat sisa metabolisme (Ekskresi dan Respirasi) secara difusi melalui permukaan tubuh.Sel Koanosit pada porifera berfungsi sebagai alat pencernaanSel Arkeosit pada porifera berfungsi sebagai alat reproduksi.

Page 4: Phylum Porifera

Struktur tubuh

Keterangan.oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosolmesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luarporosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat masuknya air.spongosol : rongga di bagian dalam tubuh poriferaameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.epidermis : lapisan terluarspikula : pembentuk/penyusun tubuhflagel : alat gerak koanositkoanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna makanan.di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat vakuola.

Sistem sirkulasi airSistem saluran air pada porifera dibedakan menjadi tiga tipe yaitu :

1. AsconAscon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran lurus yang langsung menuju ke spongosol (rongga dalam)

Page 5: Phylum Porifera

2. SyconSycon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rangga yang berhubungan langsung dengan spongosol

3. Leucon.Leucon merupakan tipe saluran air dimana lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubunga langsung dengan spongosol.

Klasifikasi

1. CalcareaCalcarea memiliki spikula dari zat kapur dan hidup di laut yang dangkal

2. HexactinellidaHexactinellida sering di sebut spons gelas. Memiliki spikula dari zat kresik dan hidup di laut yang dalam.

3. DemospongiaeDemospongiae bertubuh lunak karena tidak memiliki rangka.

Spons, stromatoporoids, dan archaeocyathids termasuk dalam bagian ini karena anggota setiap saham individual dalam kelompok, setidaknya sebagian, fitur kerangka yang serupa dan simetri terkemuka beberapa pekerja menganggap mereka semua sebagai anggota filum yang sama. All are benthic, sessile, suspension-feeders which inhabited a wide variety of exclusively marine environments throughout much of the Phanerozoic. Semua bentik, tetap, suspensi-pengumpan yang dihuni berbagai lingkungan laut secara eksklusif di seluruh sebagian besar Fanerozoikum.

CLASSIFICATION & GEOLOGIC RANGES KLASIFIKASI & geologi Kisaran

Phylum Porifera Filum Porifera Class Demospongea (Cambrian - Recent Kelas Demospongea (Kambrium - Terbaru Class Hexactinellida (Cambrian - Recent) Kelas Hexactinellida (Kambrium - Recent) Class Calcarea (Cambrian - Recent) Kelas Calcarea (Kambrium -

Page 6: Phylum Porifera

Recent) "Class Stromatoporoida " (Ordovician - ?Recent) "Kelas Stromatoporoida" (Ordovisium -? Terbaru)

Phylum Archaeocyatha (Cambrian) Filum Archaeocyatha (Kambrium)

 

Phylum PORIFERA Filum PORIFERA

Figure 2 - Basic Sponge Morphology Gambar 2 - Morfologi Dasar Sponge

From Boardman et al (1987) Dari Boardman et al (1987)

The poriferans (sponges) are characterized by cell groups that are independent of each other and have the ability to change their function during their life cycle. The poriferans (spons) ditandai oleh kelompok-kelompok sel yang independen satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengubah fungsi mereka selama siklus hidup mereka. The skeletons of sponges can be composed of an organic substance called spongin (the stuff of an ordinary bath sponge), or they may have calcareous or siliceous skeletons composed of chambers, or more commonly rod-like branched elements called spicules. Kerangka dari spons dapat terdiri dari zat organik yang disebut spongin (hal-hal dari spons mandi biasa), atau mereka mungkin memiliki atau silikous kerangka berkapur terdiri dari kamar, atau lebih umum seperti batang-elemen

Page 7: Phylum Porifera

bercabang disebut spikula. After death, spicules are scattered across the sea floor and may be found as disarticulated microfossils. Setelah kematian, spikula tersebar di dasar laut dan dapat ditemukan sebagai microfossils disarticulated.

Large spicules (visible to the unaided eye) are termed megalascleres, whereas small ones are called microscleres. spikula Besar (dapat dilihat dengan mata telanjang) yang disebut megalascleres, sedangkan yang kecil disebut microscleres. Spicules have four basic symmetries: (i) monaxon, (ii) triaxon, (iii) tetraxon, and (iv) polyaxon. Spikula memiliki empat simetri dasar: (i) monaxon, (ii) triaxon, (iii) tetraxon, dan (iv) polyaxon. Examine Figure 2 below. Periksa Gambar 2 di bawah ini. Together the spicular symmetry and mineral composition serve as the primary basis in poriferan classification. Bersama simetri spicular dan komposisi mineral berfungsi sebagai dasar utama dalam klasifikasi poriferan.

Figure 2 - Nomenclature of Common Megascleres & Microscleres in Fossil and Modern Sponges Gambar 2 - Tata nama Megascleres Common & Microscleres dan

Modern Spons Fosil

Page 8: Phylum Porifera

Modified from Boardman et al (1987) Modifikasi dari Boardman et al (1987)

Class Demospongea Kelas Demospongea

Sponges with skeletons of spongin, spongin and siliceous spicules, or a skeleton of fused opaline silica. Spons dengan kerangka spongin, spongin dan spikula mengandung silika, atau kerangka silika opaline leburan. When present, spicules are commonly monaxon, tetraxon, or polyaxon, but never triaxon. Saat ini, spikula umumnya monaxon, tetraxon, atau polyaxon, tetapi tidak pernah triaxon. Here is an example of a modern demosponge with spongin. Berikut adalah contoh demosponge modern dengan spongin. Here is a good example of a fossil demosponge. Berikut adalah contoh yang baik dari demosponge fosil. Note in this specimen the canals in the siliceous walls. Catatan dalam spesimen ini kanal di dinding silikous.

Page 9: Phylum Porifera

Class Hexactinellida (previously Hyalospongae) Kelas Hexactinellida (sebelumnya Hyalospongae)

Sponges with siliceous spicules that are usually triaxons and commonly fused to form a net or box-like pattern. Spons dengan spikula mengandung silika yang biasanya triaxons dan umumnya menyatu untuk membentuk jaring atau-seperti pola kotak. They are often called glass sponges. Mereka sering disebut spons kaca. For a recent example of a glass sponge, view this image. Sebagai contoh baru-baru ini spons kaca, melihat gambar ini. Compare it with Hydnoceras Bandingkan dengan Hydnoceras from the Devonian of New York. dari Devon di New York.

Class Calcarea Kelas Calcarea

Sponges that have calcareous spicules as in Astaeospongia (the disc shaped fossil in the following image) or more commonly, non-spicular porous chambers (the other three fossils in the image). Spons yang spikula berkapur seperti di Astaeospongia (fosil berbentuk disk pada gambar berikut) atau lebih umum, spicular ruang non-porous (tiga lainnya fosil pada gambar). When spicules are present, they are not fused and are typically monaxons and/or tetraxons. Ketika spikula hadir, mereka tidak menyatu dan biasanya monaxons dan / atau tetraxons.

"Class Stromatoporoida" "Kelas Stromatoporoida"

Although some texts treats this group as a member of the demospongea, some paleontologists consider stromatoporoids not as true sponges, but belonging to their own phylum. Meskipun beberapa teks memperlakukan kelompok ini sebagai anggota demospongea, beberapa ahli paleontologi menganggap stromatoporoids bukan sebagai spons benar, tetapi milik filum mereka sendiri. The middle road is taken in this course, treating the stromatoperoids as a separate class within the Porifera. Jalan tengah diambil pada kursus ini, memperlakukan stromatoperoids sebagai sebuah kelas terpisah dalam Porifera. The sheet-like or hemispherical skeletons of stromatoporoids are of two types. The-suka atau hemispherical kerangka lembar stromatoporoids terdiri dari dua jenis. The first type have small mounds called mamelons from which canals called astorhizae radiate. Tipe pertama memiliki gundukan kecil bernama mamelons dari saluran yang disebut memancarkan astorhizae. This group has horizontal partitions called laminae and vertical partitions called pillars. Kelompok ini memiliki partisi horizontal dan vertikal disebut partisi lamina yang disebut pilar. The space between the laminae and pillars is called the gallery. Ruang antara lamina dan pilar disebut galeri. Compare the

Page 10: Phylum Porifera

image with the accompanying figure below. Bandingkan gambar dengan sosok yang menyertai di bawah ini.

Figure 3 - Stromatoporoid Morphology Gambar 3 - Morfologi Stromatoporoid

From Boardman et al (1987) Dari Boardman et al (1987)

The second type of stromatoporoid is similar to the first in having laminae and possibly pillars, yet it lacks the astorhizae and mamelons. Jenis kedua stromatoporoid mirip dengan yang pertama dalam memiliki lamina dan mungkin pilar, namun tidak memiliki astorhizae dan mamelons. This form is quite similar to algal stromatolites, but differ in possessing a true calcareous skeleton. Formulir ini sangat mirip dengan stromatolites alga, tetapi berbeda dalam memiliki kerangka kapur yang benar. Stromatoporoids such as these Stromatoporoids seperti ini are quite common from the Silurian and Devonian shallow-water carbonates of central New York and also the Canadian Rockies where they often built reefs. cukup umum dari air karbonat dan Devon dangkal Siluria New York pusat dan juga Rockies Kanada di mana mereka sering dibangun terumbu.

Phylum ARCHAEOCYATHA Filum ARCHAEOCYATHA

The Archaeocyathids are predominantly an Early Cambrian phylum with no living representatives. Para Archaeocyathids sebagian besar adalah Dini

Page 11: Phylum Porifera

Kambrium filum tanpa perwakilan hidup. They generally have skeletons that formed a porous calcareous cup or cone that resembles later Paleozoic corals. Mereka umumnya memiliki kerangka yang membentuk cangkir berkapur berpori atau kerucut yang menyerupai karang Paleozoic nanti. In fact, the archaeocyathids where the reef builders of the Early-Middle Cambrian. Bahkan, archaeocyathids mana pembangun terumbu-Tengah dari Kambrium Awal. The cone-shaped skeletons are commonly constructed of two perforate walls separated by radially arranged vertical blades called septa. The-berbentuk kerucut kerangka biasanya terbuat dari dua dinding perforasi dipisahkan oleh bilah vertikal diatur radial disebut septa. As shown in the accompanying figure, the skeletons of archaeocyathids come in two varieties: (i) regulars that have both septa and tabulae but lack dissepiments (small curved plates), and (ii) irregulars that lack septa, but have dissepiments and rod-like bars similar to sponge spicules. Seperti ditunjukkan dalam gambar yang menyertainya, kerangka dari archaeocyathids datang dalam dua jenis: (i) reguler yang memiliki kedua septa dan tabulae tetapi dissepiments kurangnya (pelat melengkung kecil), dan (ii) laskar yang septa kekurangan, tetapi memiliki dissepiments dan batang seperti bar mirip dengan spons spikula. This similarity has led some to believe that archaeocyathids belong with the Phylum Porifera. Kesamaan ini telah membuat sebagian untuk percaya bahwa archaeocyathids milik dengan Filum Porifera. See the diagram below for a representation of an archaeocyathid. Lihat diagram di bawah ini untuk representasi dari sebuah archaeocyathid.

Figure 4 - Archaeocyathid Morphology Gambar 4 - Morfologi Archaeocyathid

Page 12: Phylum Porifera

From Boardman et al (1987) Dari Boardman et al (1987)

Jawaban no.1

. Spons adalah bentuk paling sederhana dari-selular hewan multi. They are very diverse and come in a large variety of colours, shapes and structural complexities. Mereka sangat beragam dan datang dalam berbagai macam warna, bentuk dan kompleksitas struktur. They range in heights of 1-200cm and in diameters of 1-150cm. Mereka berkisar di ketinggian 1-200cm dan diameter 1-150 cm. They have partially differentiated tissues, and not true tissues. Mereka telah dibedakan jaringan parsial, dan bukan jaringan benar. Sponges don't have internal organs. Spons tidak memiliki organ internal. They don't have muscles, a nervous system, or a circulatory system. Mereka tidak memiliki otot, sistem syaraf, atau sistem peredaran darah. Source: Sumber:

6a……..osculum adalah struktur ekskretoris di ruang spons , lubang besar untuk luar melalui mana arus keluar air setelah melewati spongocoel . Wastes diffuse into the water and the water exits through the osculum at a velocity of nearly 8.4 cm/second, carrying away with it the sponge's wastes. Limbah

Page 13: Phylum Porifera

berdifusi ke dalam air dan keluar air melalui osculum pada kecepatan hampir 8,4 cm / detik, membawa pergi dengan itu limbah spons itu. The size of the osculum is regulated by the myocyte. Ukuran osculum ini diatur oleh myocyte tersebut. Its size, in turn, determines the amount of water flowing through the sponge . Ukurannya, pada gilirannya, menentukan jumlah air yang mengalir melalui spons .

6b.

ostium pl. ostia [L.] a mouth or orifice; a general term to designate an opening into a tubular organ, or between two distinct body cavities. pl;. ostia [L.] mulut atau lubang istilah umum untuk menunjuk membuka menjadi sebuah organ tubular, atau antara dua rongga tubuh yang berbeda. The names of most ostia are self-defining. Nama ostia kebanyakan mendefinisikan diri. 6c.

spongocoel adalah pusat, rongga besar binatang di Filum Porifera . Water enters into the spongocoel through hundreds of tiny pores and exits through the larger opening ( osculum ). Air masuk ke spongocoel melalui ratusan pori-pori dan keluar melalui lubang yang lebih besar ( osculum ).

6d.

Spongin adalah jenis protein kolagen yang membentuk kerangka fibrosa organisme paling di antara Filum Porifera, spons.

6e.

Amoeba adalah genus protozoa yang bergerak dengan cara proyeksi sementara disebut pseudopods, dan dikenal sebagai organisme uniseluler perwakilan.

6f…..

Scleritis adalah serius inflamasi penyakit yang mempengaruhi lapisan luar putih mata ,

Read more: http://www.answers.com/topic/scleritis#ixzz1G0CujNHg

Jwbn 55555

Spons tidak memiliki berbeda peredaran darah , pernapasan , pencernaan , dan ekskresi sistem - bukan sistem aliran air mendukung semua fungsi tersebut. They filter food particles out of the water flowing through them. Mereka menyaring partikel makanan dari air yang mengalir melalui mereka. Particles larger than 50 micrometers cannot enter the ostia and pinacocytes consume them by phagocytosis

Page 14: Phylum Porifera

(engulfing and internal digestion). Partikel yang lebih besar dari 50 mikrometer tidak bisa masuk ke ostia dan pinacocytes mengkonsumsi mereka dengan fagositosis (dan internal pencernaan menelan). Particles from 0.5 μm to 50 μm are trapped in the ostia, which taper from the outer to inner ends. Partikel dari 0,5 pM sampai 50 pM terjebak di ostia, yang lancip dari luar ke ujung dalam. These particles are consumed by pinacocytes or by archaeocytes which partially extrude themselves through the walls of the ostia. Partikel ini dikonsumsi oleh pinacocytes atau dengan archaeocytes yang sebagian mengusir diri mereka sendiri melalui dinding ostia tersebut