pertumbuhan dan produksi kacang bogor vigna … · pertumbuhan dan produksi kacang bogor (vigna...

38
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA BEBERAPA JARAK TANAM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN AULIA RAHMAWATI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: trinhlien

Post on 03-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR

(VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA

BEBERAPA JARAK TANAM DAN FREKUENSI

PEMBUMBUNAN

AULIA RAHMAWATI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan
Page 3: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pertumbuhan dan

Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) Verdcourt) pada Beberapa Jarak

Tanam dan Frekuensi Pembumbunan adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Aulia Rahmawati

NIM A24090064

Page 4: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

ABSTRAK

AULIA RAHMAWATI. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna

subterranea (L.) Verdcourt) pada Beberapa Jarak Tanam dan Frekuensi

Pembumbunan. Dibimbing oleh HENI PURNAMAWATI dan YUDIWANTI

WAHYU EK.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jarak tanam yang optimal dan

frekuensi pembumbunan yang tepat untuk mendapatkan hasil panen terbaik.

Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT)

faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jarak tanam

yang terdiri atas enam taraf, yaitu 40 cm x 25 cm, 50 cm x 25 cm, 60 cm x 25 cm,

40 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm, dan 60 cm x 60 cm. Faktor kedua adalah

frekuensi pembumbunan yang terdiri dari dua taraf yaitu dua kali pembumbunan

dan tiga kali pembumbunan. Hasil penelitian menunjukkan jarak tanam

berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun, lebar kanopi, indeks luas daun

(ILD), bobot brangkasan kering per tanaman, bobot polong basah per tanaman,

bobot polong kering per tanaman, bobot biji per tanaman, jumlah polong bernas

per tanaman, jumlah tanaman yang dipanen, bobot polong basah petak, bobot

polong kering petak, dan bobot biji petak, sedangkan frekuensi pembumbunan

hanya berpengaruh nyata pada peubah bobot brangkasan kering per tanaman.

Jarak tanam 60 cm x 25 cm dan 40 cm x 40 cm memberikan hasil panen terbaik

dan sesuai digunakan dalam budidaya kacang bogor.

Kata kunci: jarak tanam, kacang bogor, pembumbunan

ABSTRACT

AULIA RAHMAWATI. Growth and Yield of Bambara Groundnut (Vigna

subterranea (L.) Verdcourt) in Several Plant Spacings and Ridging Frequencies.

Supervised by HENI PURNAMAWATI and YUDIWANTI WAHYU EK.

This research aimed to get optimal plant spacing and proper frequency in

ridging to produce the best yields. This research was conducted in randomized

complete block design factorial with two factors and three replications. The first

factor is plant spacing which consist of six levels: 40 cm x 25 cm, 50 cm x 25 cm,

60 cm x 25 cm, 40 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm, and 60 cm x 60 cm. The second

factor is ridging frequencies which consist of two levels: twice and three times

ridging. The result of this research showed that plant spacing effected

significantly the number of leaves, canopy width, leaf area index, plant dry weight

per plant, pods wet weight per plant, pods dry weight per plant, seed weight per

plant, number of filled pods per plant, number of harvested plant, pods wet weight

plot, pods dry weight plot, and seed weight plot, whereas ridging frequency only

effected significantly on plant dry weight per plant. Plant spacing 60 cm x 25 cm

and 40 cm x 40 cm produced the best yields and suitable for use in plant

cultivation.

Keywords: bambara groundnut, plant spacing, ridging

Page 5: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna

subterranea (L.) Verdcourt) pada Beberapa Jarak Tanam dan

Frekuensi Pembumbunan

AULIA RAHMAWATI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan
Page 7: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

Judul Skripsi : Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)

Verdcourt) pada Beberapa Jarak Tanam dan Frekuensi

Pembumbunan

Nama : Aulia Rahmawati

NIM : A24090064

Disetujui oleh

Dr Ir Heni Purnamawati, MSc Agr

Pembimbing I

Dr Ir Yudiwanti Wahyu EK, MS

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc Agr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

Judul Skripsi: Per.:.u.L...."'Cil..L!1 dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.) \ . ~ . • ;tada Beberapa Jarak Tanam dan Frekuensi Pernl:mm::ror..an

Nama NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Heni Pumamawati, .\1Sc Agr Dr Ir Yudiw EK MS Pembimbing I

Tanggal Lulus: ..

Page 9: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi umur

panjang, kekuatan, serta hidayah-Nya untuk menyelesaikan proposal penelitian

yang berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Kacang Bogor (Vigna subterranea (L.)

Verdcourt) pada Beberapa Jarak Tanam dan Frekuensi Pembumbunan”.

Penellitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, IPB Dramaga,

Bogor.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Dr Ir

Heni Purnamawati, MScAgr selaku pembimbing skripsi 1 dan Dr Ir Yudiwanti

Wahyu EK, MS selaku pembimbing skripsi 2 yang telah memberikan banyak

masukan dan saran untuk pelaksanaan penelitian ini serta kepada Dr Ir

Trikoesoemaningtyas Msc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan saran untuk penulis. Penulis juga berterima kasih kepada Dr Ir Winarso D

Widodo MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan

dan masukan selama penulis melaksanakan studi. Tidak lupa penulis juga

berterima kasih kepada kedua orang tua dan kakak, teman-teman AGH 46 dan

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Aulia Rahmawati

Page 10: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Syarat Tumbuh 2

Teknik Budidaya 2

METODE 4

Tempat dan Waktu 4

Bahan dan Alat 4

Metode Penelitian 4

Pelaksanaan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi Umum 6

Fase Vegetatif 8

Fase Generatif 10

Produksi Kacang Bogor 13

Uji Korelasi Antar Karakter 14

KESIMPULAN DAN SARAN 16

Kesimpulan 16

Saran 16

DAFTAR PUSTAKA 17

LAMPIRAN 17

RIWAYAT HIDUP 25

Page 11: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

DAFTAR TABEL

1. Jumlah tanaman kacang bogor yang dipanen per petak 7

2. Jumlah daun kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan 8

3. Lebar kanopi kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan 9

4. Indeks luas daun kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan 10

5. Bobot brangkasan kering (BBK), bobot polong basah (BPB), bobot

polong kering (BPK), dan bobot biji (BBJ) per tanaman kacang bogor 11

6. Jumlah polong bernas (JPB), jumlah polong cipo (JPC), jumlah polong

hijau (JPH), dan indeks panen (IP) per tanaman kacang bogor 12

7. Produksi kacang bogor 13

8. Koefisien korelasi antar karakter tanaman kacang bogor 15

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan generatif kacang

bogor 19

2. Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap jumlah daun kacang bogor 20

3. Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap lebar kanopi kacang bogor 21

4. Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap indeks luas daun kacang bogor 22

5. Sidik ragam Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan terhadap bobot brangkasan kering, bobot polong basah,

bobot polong kering, dan bobot biji per tanaman kacang bogor 22

6. Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap jumlah polong bernas, jumlah polong cipo, jumlah polong hijau,

dan indeks panen per tanaman 23

7. Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap bobot polong basah, bobot polong kering, dan bobot biji

kacang bogor per perlakuan 24

8. Data curah hujan wilayah Darmaga Februari-Juli 2013 25

9. Keragaan per tanaman kacang bogor pada umur 8 MST pada beberapa

jarak tanam 26

Page 12: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vigna subterranea (L.) Verdcourt atau yang lebih dikenal dengan kacang

bogor kurang dikenal di pasaran Indonesia, tetapi kacang jenis ini sudah sangat

dikenal oleh masyarakat Afrika. Menurut Deshpande dan Damodaran (1990)

kacang bogor ini bisa dikonsumsi saat masih muda atau pun saat telah matang.

Biji yang masih muda biasa dikonsumsi segar atau dipanggang. Biji dapat direbus

dalam keadaan muda dan masih hijau baik dengan atau tanpa cangkangnya. Biji

dari kacang bogor memiliki kandungan gizi yang lengkap karena mengandung

protein, karbohidrat, dan lemak dengan proporsi yang cukup untuk menyediakan

makanan yang bernutrisi. Studi oleh Amarteifio dan Maholoo (1998) melaporkan

bahwa kacang bogor mengandung 11.4 % protein, 53.1 % karbohidrat, 6.1 %

lemak, 6.1 % serat, 0.097 % kalsium, 0.007 % zat besi, 1.2 % kalium, dan

0.003 % sodium.

Hasil biji kering tertinggi pada kondisi lapang yang pernah tercatat yaitu 4

ton/ha. Rata-rata biji kering yang dihasilkan berkisar antara 300 - 800 kg/ha,

namun panen yang kurang dari 100 kg/ha pun banyak ditemukan (Brink et al.

2006). Hasil panen 300 - 800 kg/ha biasa ditemukan di budidaya tradisional dan

bisa mencapai 3 ton/ha pada budidaya yang intensif (Baudoin and Mergeai 2001).

Praktek budidaya intensif perlu dilakukan agar hasil panen tanaman dapat

ditingkatkan, salah satunya dengan pengaturan kerapatan tanam. Peningkatan

kerapatan tanaman sampai batas tertentu dapat meningkatkan produksi setiap

satuan luas, tetapi selanjutnya produksi akan menurun sejalan oleh meningkatnya

persaingan tanaman (Turmudi et al. 1996). Tanaman yang ditanam rapat akan

memperbesar kemungkinan terjadinya kompetisi antar tanaman sejenis dan

kompetisi dengan gulma. Kompetisi tersebut dapat mempengaruhi hasil dari

tanaman pokok. Menurut Hasanuddin et al. (1999), hal inilah yang menyebabkan

diperlukannya jarak tanam optimal untuk menentukan kerapatan tanaman yang

memberikan hasil yang paling baik. Turmudi dan Suprijono (2004) menyatakan

bahwa pengaturan jarak tanam optimal pada setiap komoditas dapat mengurangi

ruang gerak pertumbuhan gulma.

Tanaman kacang bogor memiliki bunga yang tumbuh di atas permukaan

tanah dan akan terus terbentuk sampai tanaman mati. Saat polong terbentuk perlu

dilakukan pembumbunan agar kualitas polong yang terbentuk baik dan tidak

berwarna hijau. Pembumbunan dilakukan untuk menutup polong-polong muda

yang tumbuh. Pembumbunan dapat dilakukan secara manual maupun

menggunakan alat bantu. Kegiatan ini dapat meningkatkan hasil panen, tapi

membutuhkan banyak tenaga kerja (Brink et al. 2006). Menurut Purseglove

(1992) pembumbunan biasanya dilakukan pada baris tanaman dan di beberapa

tempat dilakukan untuk mendukung produksi polong. Curah hujan yang tinggi

dapat mengakibatkan erosi tanah sehingga menjadikan polong tidak tertutup

tanah. Curah hujan di Bogor cukup tinggi, oleh karena itu, frekuensi

pembumbunan menjadi penting dipelajari.

Page 13: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

2

Tujuan Penelitian

Penelitian dilaksanakan bertujuan untuk:

1. Mendapatkan jarak tanam terbaik yang memberikan hasil panen yang

tertinggi.

2. Mendapatkan frekuensi waktu pembumbunan yang menghasilkan polong

dengan kualitas terbaik.

Hipotesis

1. Terdapat jarak tanam yang memberikan hasil panen tertinggi.

2. Terdapat frekuensi pembumbunan yang memberikan hasil panen tertinggi.

3. Terdapat interaksi antara jarak tanam dengan frekuensi pembumbunan yang

memberikan hasil panen terbaik.

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh

Linnemann dan Ali (1993) menyatakan bahwa waktu perkecambahan

kacang bogor yang dibudidayakan memiliki kisaran antara 7-15 hari, sedangkan

perkecambahan dari tanaman kacang bogor liar varietas spontanea lambat dan

tidak menentu, yaitu berkisar antara 26-31 hari. Kacang bogor mulai berbunga

pada umur 30 hingga 55 hari setelah tanam dan dapat berlanjut hingga tanaman

mati. Kacang bogor yang bergenotipe genjah mencapai tahap dewasa saat 90 hari

setelah tanam, sedangkan tanaman yang berumur panjang memerlukan 150 hari

hari atau lebih.

Kacang bogor memungkinkan untuk dikembangkan di daerah setengah

kering dan tanah yang miskin hara. Tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik

dengan hari pendek. Di daerah tropis kacang bogor dibudidayakan sampai

ketingian 1600 m dpl. Tanaman ini pun termasuk yang menyukai cahaya dan

hidup pada kisaran suhu harian 20-28°C. Kondisi curah hujan yang cocok adalah

600-750 mm/tahun. Hasil optimal didapatkan pada tanah sedikit berpasir dan

pmemiliki cukup kandungan kalsium dengan pH 5.0-6.5 (Sutarno 1993).

Teknik Budidaya

Teknik budidaya yang tepat merupakan salah satu cara agar tanaman dapat

mencapai produksi maksimum. Salah satu teknik budidaya yang menentukan

produksi dari suatu tanaman adalah penentuan jarak tanam. Jarak tanam mengatur

tata letak dan populasi tanaman dengan jarak yang pasti menurut dua arah tertentu

dalam satu area (Zaubin 1985). Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman,

keefisienan penggunaan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antartanaman

Page 14: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

3

dalam menggunakan air dan zat hara. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

jarak tanam dapat mempengaruhi hasil (Harjadi 1991).

Pada umumnya, produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan

populasi tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal

pertumbuhan. Akan tetapi pada akhirnya, penampilan masing-masing tanaman

secara individu menurun karena persaingan untuk cahaya dan faktor-faktor

tumbuh lainnya. Tanaman memberikan respon dengan mengurangi ukuran baik

pada seluruh tanaman maupun bagian-bagian tanaman. Kerapatan optimal

ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan ekonomi dalam menentukan

keuntungan optimal (Harjadi 1991).

Kacang bogor ditanam menggunakan biji dan biasanya ditanam sendiri

ataupun bersamaan dengan tanaman serealia (Gibbon dan Pain 1985). Ocran et al.

(1998) melaporkan bahwa kacang bogor dapat ditanam tunggal atau tumpang sari

dengan kacang tanah atau sorgum. Tanaman ini pun sering digunakan dalam

sistem rotasi tanaman. Biasanya kacang bogor ditanam di awal musim tanam

kemudian dilanjutkan dengan singkong, atau pada tahun berikutnya dapat ditanam

bersamaan dengan tanaman serealia, sayuran, kacang tanah atau kacang-kacangan

jenis lain. Doku (1995) menyatakan bahwa penanaman campuran juga ditemukan

yaitu dengan ubi; kacang bogor yang ditanam dalam guludan bersamaan dengan

ubi dapat mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembaban dan

meminimalisasi fluktuasi suhu.

Kacang bogor tumbuh optimum pada tanah yang dibajak dalam dan

membentuk guludan yang memungkinkan polong tanaman tumbuh ke dalam

tanah. Pembumbunan disarankan untuk dilakukan jika tanah dangkal atau rentan

tergenang air (Brink et al. 2006). Baudoin dan Mergeai (2001) melaporkan bahwa

penggemburan tanah dapat membantu penetrasi polong selama pengisian polong

dan meningkatkan hasil.

Penanaman secara monokultur menggunakan jarak tanam antar tanaman 10-

15 cm dan antar barisan 45 cm, atau jarak tanam 20 cm dalam dua baris pada

bedengan yang lebarnya 90 cm untuk setiap ha lahan diperlukan benih 25-75 kg

(Sutarno 1993). Tindall (1997) menyatakan bahwa setiap biji ditanam ke dalam

lubang dengan kedalaman 3-5 cm. Daya berkecambah yang dihasilkan bervariasi

pada beberapa lokasi.

Waktu penanaman bervariasi tergantung dari lokasi penanaman. Sebagai

contoh di Zambia dan Botswana penanaman dilakukan dari bulan November

sampai Februari. Kadang-kadang penanaman bertahap terjadi seperti di

Skumaland, Tanzanian (Brink et al. 2006). Penanaman dua kali dalam satu tahun

mungkin dilakukan di daerah savana, Ghana, penanaman pertama dilakukan pada

bulan Mei-Juni dan penanaman kedua dilakukan pada bulan Oktober (Tweneboah

2000). Penanaman di Guinea dilakukan pada September-November saat hujan

tersedia, di Sudan biasanya dibudidayakan menjelang akhir musim hujan yang

panjang (Doku 1995).

Page 15: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

4

METODE

Tempat dan Waktu

Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB Dramaga,

Bogor, Jawa Barat. Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret 2013 sampai dengan

Juli 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih varietas lokal kacang bogor (Vigna

subterranea (L.) Verdcourt) yang berasal dari Desa Cipicung, Kabupaten

Sumedang, pupuk kandang kambing, pupuk NPK (15:15:15), fungisida berbahan

aktif propineb, insektisida berbahan aktif profonofos dan insektisida berbahan

aktif karbofuran. Alat-alat yang digunakan terdiri atas alat budidaya pertanian,

leaf area meter LI-3000C, timbangan analitik, label percobaan, ajir contoh dan

alat tulis.

Metode Penelitian

Perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan. Faktor pertama yaitu jarak tanam yang terdiri dari enam taraf,

yaitu: A1 = 40 cm x 25 cm, A2 = 50 cm x 25 cm, A3 = 60 cm x 25 cm, A4 = 40

cm x 40 cm, A5 = 50 cm x 50 cm, dan A6 = 60 cm x 60 cm. Faktor kedua yaitu

frekuensi pembumbunan yang memiliki dua taraf, yaitu: B1= pembumbunan

dilakukan 2 kali pada 8 dan 10 MST, dan B2= pembumbunan dilakukan 3 kali

pada 8, 10 dan 12 MST.

Percobaan ini memiliki 12 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang

sebanyak tiga kali, sehingga percobaan ini memiliki 36 satuan percobaan. Tiap

satuan percobaan berupa petakan tanaman percobaan berukuran 3 m x 2.5 m. Dari

masing-masing satuan percobaan diamati lima tanaman contoh, sehingga jumlah

seluruh tanaman contoh adalah 180 tanaman.

Perlakuan disusun dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) faktorial dengan dua faktor diulang sebanyak tiga kali.

Model statistik yang digunakan untuk rancangan tersebut adalah:

, dimana:

: nilai pengamatan pada faktor jarak tanam taraf ke-i, faktor frekuensi

pembumbunan taraf ke-j, dan ulangan ke-k

: rataan umum

: pengaruh ulangan ke-i

: pengaruh perlakuan jarak tanam ke-j

: pengaruh perlakuan frekuensi waktu pembumbunan ke-k

: pengaruh kombinasi perlakuan jarak tanam taraf ke-j dan frekuensi

pembumbunan taraf ke- k

: pengaruh acak yang menyebar normal (0, )

Page 16: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

5

Pengaruh dari seluruh perlakuan dapat diketahui dengan menggunakan uji F

pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap peubah yang diamati

maka setiap perlakuan dibandingkan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%.

Pelaksanaan

Persiapan lahan

Lahan yang digunakan memiliki ukuran 3 m x 2.5 m untuk setiap satuan

percobaan. Sebelum dilakukan penanaman lahan diolah terlebih dahulu, kemudian

diberi pupuk kandang kambing dengan dosis 2 ton ha-1

.

Penanaman

Lahan yang telah diolah dibuat lubang tanam dengan jarak tanam sesuai

perlakuan. Jumlah benih per lubang yang ditanam adalah satu benih. Insektisida

berbahan aktif Karbofuran dengan dosis 15 kg ha-1

diberikan saat benih ditanam.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyulaman, pemupukan,

penyiangan gulma, penyiraman, pembumbunan, dan penyemprotan. Penyulaman

dan pemupukan dilakukan pada umur 2 MST. Pemupukan menggunakan NPK

(15:15:15) dengan dosis 200 kg ha-1

. Penyiangan gulma dilakukan sebanyak tiga

kali sekaligus dilakukan untuk menggemburkan tanah. Penyiraman pada tanaman

dilaksanakan jika tidak terjadi hujan dalam satu minggu. Pembumbunan dilakukan

sesuai perlakuan. Penyemprotan terhadap hama dan penyakit dilakukan dengan

fungisida berbahan aktif propineb dengan dosis 1.5 g liter-1

dan insektisida

berbahan aktif profonofos dengan dosis 4 cc liter-1

. Penyemprotan dilakukan

mulai tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (MST) sebanyak empat kali, satu

kali per minggu.

Pemanenan

Panen kacang bogor dilakukan pada 17 MST dan saat 80% daun

menguning/mengering. Polong tanaman yang siap panen tidak lagi berwarna putih.

Pengamatan

Saat tanaman berumur 4 MST dilakukan pengamatan pada lima tanaman

contoh pada setiap petak percobaan. Peubah yang diamati adalah:

1. Jumlah daun per tanaman; menghitung jumlah helaian daun yang telah

membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada 4 – 12 MST dengan interval

2 minggu.

2. Lebar kanopi per tanaman; mengukur lebar terpanjang dan lebar tegak

lurusnya yang kemudian nilainya dirata-ratakan. Pengamatan dilakukan pada 4

– 12 MST dengan interval 2 minggu.

3. Perhitungan Indeks Luas Daun (ILD) dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat

6 dan 10 MST. Perhitungan ILD menggunakan bantuan alat leaf area meter

LI-3000C.

Page 17: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

6

Komponen produksi yang diamati yaitu:

1. Jumlah tanaman yang dipanen; menghitung seluruh jumlah tanaman yang

dapat dipanen dari seluruh petak percobaan.

2. Bobot brangkasan kering per tanaman; menimbang bobot basah dan kering

seluruh bagian tanaman pada tanaman contoh. Pengeringan menggunakan

bantuan oven dengan suhu 70-80°C selama 3 hari.

3. Bobot polong basah dan kering per tanaman; menimbang polong basah dan

kering dari tanaman contoh pada setiap petak percobaan. Pengeringan

menggunakan bantuan oven dengan suhu 70-80°C selama 3 hari.

4. Bobot biji per tanaman: menimbang bobot biji tanaman contoh pada setiap

petak percobaan.

5. Jumlah polong bernas, hijau, dan cipo per tanaman contoh; menghitung

jumlah polong bernas, hijau, dan cipo tanaman contoh pada setiap petak

percobaan.

6. Indeks panen; menghitung rasio antara bobot brangkasan kering dan bobot

polong kering.

7. Bobot polong basah dan kering per petak; menimbang seluruh polong basah

dan kering dari seluruh petak percobaan.

8. Bobot biji per petak: menghitung bobot biji petak percobaan dengan

mengkonversi dari bobot biji per tanaman contoh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Secara keseluruhan kondisi pertanaman kacang bogor saat penelitian cukup

baik, namun struktur tanah pada saat penanaman masih berupa bongkahan-

bongkahan karena hari-hari sebelumnya belum turun hujan (Lampiran 8). Pada

awal pertanaman cuaca cukup kering, sehingga beberapa kali dilakukan

penyiraman untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Hal ini merupakan kendala

yang cukup berat di awal penelitian. Benih yang baru ditanam perlu air yang

cukup agar dapat segera berkecambah.

Tanaman kacang bogor berkecambah pada 10-14 hari setelah tanam (HST).

Benih berkecambah tidak dalam waktu yang bersamaan. Hal ini diduga karena

benih yang digunakan merupakan benih varietas lokal. Persentase daya tumbuh

yang dihitung pada 2 MST memiliki rata-rata sebesar 58.53%. Selanjutnya

dilakukan penyulaman. Penyulaman dilakukan untuk menggantikan benih yang

tidak hidup saat ditanam, sehingga jumlah tanaman yang dipanen tidak terlalu

sedikit. Jumlah tanaman yang dipanen mempengaruhi bobot polong total yang

dipanen. Pada Tabel 1 diperlihatkan jumlah tanaman kacang bogor yang dipanen

pada setiap petak perlakuan. Hampir semua petak memiliki rata-rata jumlah

tanaman yang dipanen lebih tinggi dibandingkan persentase daya tumbuh sebelum

dilakukan penyulaman. Selain itu, pada Lampiran 9 dapat dilihat keragaan

tanaman kacang bogor yang berbeda-beda berdasarkan jarak tanamnya.

Page 18: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

7

Tabel 1 Jumlah tanaman kacang bogor yang dipanen per petak

Jarak tanam

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata

40 cm x 25 cm 47

(62.67%)

26

(34.67%)

38

(50.67%)

37

(49.34%)

50 cm x 25 cm 45

(75.00%)

30

(50.00%)

38

(63.33%)

38

(62.78%)

60 cm x 25 cm 33

(66.00%)

31

(62.00%)

26

(52.00%)

30

(60.00%)

40 cm x 40 cm 32

(68.09%)

23

(48.93%)

32

(68.09%)

29

(61.70%)

50 cm x 50 cm 28

(93.33%)

16

(53.33%)

19

(63.33%)

21

(69.99%)

60 cm x 60 cm 16

(76.19%)

14

(66.67%)

13

(61.90%)

14

(68.25%)

Penyulaman dilakukan pada 14 HST. Penyemprotan menggunakan

fungisida berbahan aktif propineb dengan dosis 1.5 g liter-1

dan insektisida

berbahan aktif profonofos dengan dosis 4 cc liter-1

. Penyemprotan dilakukan

mulai tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (MST) sebanyak empat kali, satu

kali per minggu. Penyemprotan dilakukan pada hari cerah agar efektif.

Benih yang tidak tumbuh ada yang disebabkan dimakan oleh serangga dan

juga ada yang terserang cendawan. Benih yang tidak tumbuh karena dimakan

serangga akan menyisakan kulit biji di tanah, sedangkan benih yang tidak tumbuh

karena cendawan akan tampak membusuk dan terselubungi oleh hifa cendawan.

Tanaman yang terserang penyakit kerdil ditemukan pada pertanaman kacang

bogor pada 7 MST. Terdapat lima tanaman yang terserang penyakit kerdil dari

seluruh tanaman yang ada. Penyakit ini menyebabkan tanaman tumbuh secara

abnormal dengan ukuran daun mengecil dan mengeriting. Tanaman yang

terserang penyakit ini harus segera dicabut karena jika tidak dapat menular pada

tanaman yang lain. Selain itu terdapat beberapa hama yang menyerang tanaman

kacang bogor. Hama tersebut adalah Valanga nigricornis. Valanga nigricornis

menyerang bagian daun tanaman, daun yang diserang hama ini akan tampak

bergerigi pada ujungnya.

Gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman berkompetisi untuk mendapatkan

unsur hara yang diperlukan. Penyiangan gulma pada budidaya kacang bogor

sangat perlu untuk dilakukan untuk mendapatkan produksi yang baik. Ridwan et

al. (1997) juga menyatakan bahwa penyiangan manual membuat tanah menjadi

gembur, sehingga pertumbuhan tanaman subur dan pembentukan cabang

sempurna. Penyiangan gulma dilakukan secara manual sebanyak 3 kali yaitu pada

5, 8 dan 12 MST. Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.

Tanaman kacang bogor memasuki fase generatif pada umur 6 MST dan

70% populasi tanaman berbunga pada 7 MST. Tanaman dipanen pada umur 17

MST. Tanaman yang siap panen ditunjukkan dengan warna daun yang sudah 80%

menguning dan polong tidak lagi berwarna putih.

Page 19: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

8

Fase Vegetatif

Pada fase vegetatif terdapat tiga peubah tanaman yang diamati, yaitu jumlah

daun, lebar kanopi dan indeks luas daun (ILD). Peubah jumlah daun dan lebar

kanopi diamati pada 4 - 12 MST dengan frekuensi pengamatan dua kali seminggu.

Peubah indeks luas daun diamati pada 5 MST. Menurut tabel sidik ragam

(Lampiran 1) jarak tanam berpengaruh nyata pada peubah jumlah daun, lebar

kanopi, dan indeks luas daun, sedangkan frekuensi pembumbunan tidak

berpengaruh nyata pada semua peubah fase vegetatif.

Jumlah Daun

Daun merupakan salah satu tempat proses fotosintesis berlangsung.

Fotosintesis akan menghasilkan karbohidrat yang pada fase generatif digunakan

lebih banyak untuk pembentukan dan pengisian polong. Karena itu semakin

banyak daun yang dimiliki tanaman akan semakin banyak pula karbohidrat yang

digunakan untuk pembentukan dan pengisian polong. Atifach (1992) juga

menyatakan hal yang selaras yaitu jumlah daun berkorelasi nyata dan positif

terhadap hasil, ini berarti semakin banyak jumlah daun yang dihasilkan akan

semakin meningkatkan hasil.

Pada Lampiran 2 terlihat bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata

pada peubah jumlah daun pada 4, 10 dan 12 MST. Pada awal fase pertumbuhan

terlihat bahwa tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 25 cm, 50 cm x 25 cm, dan

60 cm x 25 cm memiliki jumlah daun nyata lebih banyak daripada jarak tanam

lain, akan tetapi pada minggu-minggu selanjutnya jarak tanam yang lebar yaitu 60

cm x 60 cm dan 50 cm x 50 cm memiliki jumlah daun nyata lebih banyak

daripada jarak tanam lain (Tabel 2). Hal ini dikarenakan tanaman yang berjarak

tanam 60 cm x 60 cm dan 50 cm x 50 cm memiliki persaingan faktor tumbuh

yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman dengan jarak tanam yang rapat.

Tabel 2 Jumlah daun kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan

Perlakuan Umur tanaman (MST)

4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST

Jarak tanam -------------------Jumlah dauna---------------

40 cm x 25 cm 8.80 ab 22.33 50.69 53.33 c 58.17 b

50 cm x 25 cm 8.73 ab 21.90 38.94 53.23 c 57.00 b

60 cm x 25 cm 9.60 a 23.66 37.27 52.77 c 57.03 b

40 cm x 40 cm 7.70 b 20.47 39.63 56.00 bc 58.83 b

50 cm x 50 cm 7.40 b 23.67 46.57 65.17 a 67.43 a

60 cm x 60 cm 7.83 b 23.70 43.68 62.97 ab 66.23 a

Frekuensi pembumbunan

Dua kali 8.04 21.69 40.90 56.70 60.30

Tiga kali 8.64 23.55 44.68 57.79 61.26 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Page 20: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

9

Pada 10 dan 12 MST pertambahan jumlah daun semakin sedikit. Pada

minggu-minggu tersebut tanaman kacang bogor sudah dimulai memasuki fase

generatif. Hasil fotosintesis berupa karbohidrat yang pada awal pertumbuhan

hanya digunakan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman, pada fase

generatif karbohidrat tersebut juga disalurkan untuk pembentukan dan pengisian

polong tanaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sobariah (1999) yang

berpendapat pada tanaman sorgum yang sudah memasuki fase generatif, yang

secara fisiologis ditandai dengan munculnya bunga pada sebagian populasi

dengan demikian tidak seluruh karbohidrat digunakan untuk pertumbuhan

vegetatif karena sebagian karbohidrat digunakan untuk pertumbuhan generatif.

Lebar Kanopi

Panjang tajuk diukur searah dengan arah barisan tanaman dan lebar kanopi

diukur tegak lurus dengan arah barisan tanaman. Perlakuan jarak tanam

memberikan pengaruh nyata pada peubah lebar kanopi pada 8, 10 dan 12 MST

(Lampiran 3). Rata-rata lebar kanopi pada tanaman dengan jarak tanam 50 cm x

50 cm dan 60 cm x 60 cm nyata lebih lebar daripada jarak tanam lain (Tabel 3).

Tabel 3 Lebar kanopi kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan

Perlakuan Umur tanaman (MST)

4 MST 6 MST 8 MST 10 MST 12 MST

Jarak tanam ---------------cma--------------

40 cm x 25 cm 29.70 44.37 51.52 cd 54.42 b 57.08 b

50 cm x 25 cm 29.90 43.67 50.83 cd 55.23 b 57.70 b

60 cm x 25 cm 32.15 45.07 50.07 d 55.05 b 57.58 b

40 cm x 40 cm 29.33 42.98 53.90 abc 56.55 b 59.40 b

50 cm x 50 cm 29.75 46.32 55.22 a 60.92 a 63.53 a

60 cm x 60 cm 28.05 45.15 55.05 ab 62.02 a 63.99 a

Frekuensi pembumbunan

Dua kali 30.14 44.72 52.88 56.80 59.13

Tiga kali 29.28 44.46 52.64 57.93 60.63 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Menurut Juwita (2012) lebar kanopi berkorelasi positif dengan bobot polong

basah, bobot polong kering dan jumlah polong bernas, sehingga semakin besar

lebar kanopi tanaman kacang bogor akan menghasil bobot polong yang semakin

tinggi pula. Selain itu Actaria (2012) juga menyatakan tanaman dengan lebar

kanopi yang besar memiliki jumlah cabang dan buku yang merupakan tempat

munculnya polong yang besar pula, sehingga jumlah polong akan lebih banyak.

Indeks Luas Daun (ILD)

Pengamatan indeks luas daun dilakukan satu kali selama penelitian

berlangsung pada saat tanaman belum berbunga, yaitu umur 5 MST. Pengukuran

dilakukan menggunakan alat bantu leaf area meter LI-3000C. Jarak tanam

berpengaruh nyata terhadap peubah indeks luas daun (Lampiran 4). Berdasarkan

Page 21: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

10

Tabel 4 tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 25 cm memiliki indeks luas daun

terbesar dan berbeda nyata dengan jarak tanam lain. Suryadi et al. (2013)

menyatakan bahwa pada kerapatan tanaman yang lebih tinggi, jumlah tanaman per

satuan luas semakin banyak dan tajuk antar tanaman saling menutupi satu sama

lain dalam usaha untuk mendapatkan cahaya matahari sehingga akan

menghasilkan indeks luas daun yang besar.

Tabel 4 Indeks luas daun kacang bogor pada beberapa jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan

Perlakuan Indeks luas dauna

Jarak tanam

40 cm x 25 cm 0.39 a

50 cm x 25 cm 0.27 b

60 cm x 25 cm 0.22 bc

40 cm x 40 cm 0.17 cd

50 cm x 50 cm 0.18 cd

60 cm x 60 cm 0.11 d

Frekuensi pembumbunan

Dua kali 0.23

Tiga kali 0.22 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Daun memiliki peranan penting sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis

dalam tanaman. Indeks luas daun merupakan perbandingan antara satu sisi luas

daun terhadap luas lahan ternaungi yang merupakan jarak tanam. Indeks luas daun

menggambarkan nilai luasan daun tertentu yang digunakan untuk fotosintesis.

(Juliarina 2012). Indeks luas daun erat kaitannya dengan populasi tanaman, luas

daun, dan jumlah daun, karena indeks luas daun merupakan luas total daun per

unit luas lahan. Semakin rapat tanaman semakin besar indeks luas daunnya dan

semakin dikurangi daunnya (dipangkas) semakin berkurang indeks luas daunnya

(Asyiardi dan Nurnayetti 1995).

Fase Generatif

Fase generatif tanaman kacang bogor dimulai saat tanaman mulai berbunga

yaitu pada 6 MST. Bunga kacang bogor berwarna kuning dan tumbuh dari ruas-

ruas batang yang tumbuh menjalar. Menurut tabel sidik ragam (Lampiran 5, 6, 7)

perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh nyata pada peubah bobot

brangkasan kering per tanaman (BBK), bobot polong basah per tanaman (BPB),

bobot polong kering per tanaman (BPK), bobot biji per tanaman (BBJ), jumlah

polong bernas per tanaman (JPB), jumlah tanaman yang dipanen, bobot

brangkasan kering petak, bobot polong basah petak, bobot polong kering petak,

dan bobot biji petak, sedangkan frekuensi pembumbunan hanya memberikan

pengaruh nyata pada peubah bobot brangkasan kering per tanaman (BBK).

Page 22: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

11

Bobot Brangkasan dan Polong per Tanaman

Bobot brangkasan kering per tanaman terbesar dimiliki oleh tanaman

dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm, tidak berbeda nyata dengan tanaman dengan

jarak tanam 60 cm x 25 cm dan 40 cm x 40 cm, namun berbeda nyata dengan

tanaman dengan jarak tanam lain. Hasil analisis juga menunjukkan tiga kali

pembumbunan menghasilkan bobot brangkasan kering per tanaman yang lebih

besar daripada dua kali pembumbunan. Selain itu dapat dilihat bahwa semakin

besar jarak antarbaris akan menghasilkan bobot brangkasan kering yang lebih

besar (Tabel 5).

Tabel 5 Bobot brangkasan kering (BBK), bobot polong basah (BPB), bobot

polong kering (BPK), dan bobot biji (BBJ) per tanaman kacang bogor

Perlakuan Peubah

BBKa BPB

a BPK

a BBJ

a

Jarak tanam -------------gram-------------

40 cm x 25 cm 21.99 c 95.00 c 25.63 d 17.00 d

50 cm x 25 cm 27.40 bc 108.75 bc 33.31 cd 22.06 cd

60 cm x 25 cm 32.73 ab 128.33 bc 46.67 bc 27.62 bc

40 cm x 40 cm 37.52 ab 101.67 bc 34.68 cd 23.16 cd

50 cm x 50 cm 27.80 bc 154.33 ab 49.49 b 35.19 b

60 cm x 60 cm 41.09 a 184.50 a 78.07 a 50.66 a

Frekuensi pembumbunan

Dua kali 26.90 b 128.94 42.22 27.89

Tiga kali 35.94 a 128.58 47.07 30.67 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama menunjukkan hasil

yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Jarak tanam lebar memungkinkan akar tanaman dapat tumbuh dengan

leluasa tanpa terhalang akar lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Muliasari (2009)

yang menyatakan jarak tanam yang lebar memungkinkan akar tanaman tersebut

menjangkau lebih jauh untuk memperoleh unsur hara dan air dalam tanah,

akibatnya pertumbuhan akar lebih baik dengan jarak tanam yang lebih lebar

dibandingkan jarak yang lebih rapat. Hal ini menyebabkan bobot brangkasan yang

dihasilkan tanaman dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm paling besar.

Pada peubah bobot polong basah dan kering, serta bobot biji tanaman

dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm memiliki bobot yang nyata paling besar

dibandingkan dengan tanaman dengan jarak tanam lain. Daun-daun yang tumbuh

pada tanaman dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm tidak saling menutupi, sehingga

lebih efektif menyerap cahaya matahari yang kemudian digunakan dalam proses

fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat bagi tanaman. Menurut Salisbury dan

Ross (1995) pada tanaman yang mendapat cahaya yang lebih banyak, maka

intensitas cahaya yang diterima akan lebih tinggi dan akibatnya proses foto-

sintesis akan berjalan lebih cepat, sehingga suplai karbohidrat akan bertambah.

Tanaman dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dapat tumbuh dengan

kompetisi atau persaingan yang lebih sedikit dibandingkan dengan tanaman yang

ditanam dengan jarak tanam yang lebih rapat. Hal ini sejalan dengan pendapat

Harjadi (1996) yang menyatakan bahwa adanya persaingan yang intensif diantara

Page 23: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

12

tanaman akan mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi pada tanaman,

seperti sejumlah organ yang terbentuk berkurang sehingga berdampak kurang baik

terhadap perkembangan dan hasil tanaman.

Jumlah Polong Bernas, Hijau, dan Cipo per Tanaman serta Indeks Panen

Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah polong bernas terbanyak ada

pada tanaman dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm yang berbeda nyata dengan

perlakuan lain (Tabel 6). Seperti pada peubah bobot jarak tanam juga

memperngaruhi jumlah polong bernas pada kacang bogor. Kompetisi yang terjadi

tidak hanya mempengaruhi bobot polong, tetapi juga pada jumlah polong. Kari et

al. (1993) menyatakan bahwa jumlah polong per tanaman yang berubah

berdasarkan jarak tanam karena adanya persaingan dalam pengambilan zat hara

dan cahaya.

Tabel 6 Jumlah polong bernas (JPB), jumlah polong cipo (JPC), jumlah polong

hijau (JPH), dan indeks panen (IP) per tanaman kacang bogor

Perlakuan Peubah

JPBa JPC JPH IP

Jarak tanam

40 cm x 25 cm 20.9 d 0.7 1.5 0.53

50 cm x 25 cm 24.9 cd 0.7 0.9 0.56

60 cm x 25 cm 30.7 bc 0.9 0.9 0.58

40 cm x 40 cm 23.9 cd 0.9 3.6 0.49

50 cm x 50 cm 38.1 b 0.3 0.9 0.62

60 cm x 60 cm 49.9 a 1.1 1.5 0.65

Frekuensi pembumbunan

Dua kali 29.8 0.6 1.5 0.59

Tiga kali 33.0 0.9 1.5 0.56 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Polong cipo merupakan polong yang tidak berbiji atau hampa, sedangkan

polong hijau merupakan polong yang tidak tertimbun tanah sehingga berwarna

hijau. Polong cipo yang dihasilkan pada penelitian ini tidak banyak. Hal ini

dikarenakan waktu panen yang tepat. Menurut Atifach (1992) sifat pembentukan

polong pada kacang bogor pada buku-buku terujung/terluar terus berlangsung

sepanjang masa pertumbuhannya. Polong yang terakhir terbentuk akan banyak

yang belum terisi, sementara polong-polong yang terbentuk terlebih dahulu dan

berada di dekat pangkal cabang telah mencapai kematangannya dan siap untuk

dipanen.

Pada kacang tanah, polong terbentuk di dalam tanah, karena ginofornya

panjang dan masuk ke dalam tanah setelah terjadi proses pembuahan. Pada

tanaman kacang bogor, ginofor lebih pendek sehingga polong yang di permukaan

tanah berwarna hijau. Polong berwarna hijau sangat disukai tikus. Tindakan

pembumbunan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan menutup

polong agar cepat masak sangat diperlukan (Redjeki 2007). Hasil analisis

Page 24: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

13

menunjukkan bahwa jarak tanam dan frekuensi pembumbunan tidak berpengaruh

nyata terhadap jumlah polong hijau.

Perhitungan indeks panen menggambarkan pembagian bahan kering oleh

tanaman pada hasil panen biologis dan hasil panen ekonomis atau

menggambarkan penimbunan bobot kering total tanaman. Indeks panen tinggi

menunjukan bahwa semakin banyak asimilat yang disalurkan ke bagian ekonomis

(Juliarina 2012). Hasil analisis menunjukkan jarak tanam tidak berpengaruh nyata

pada indeks panen, namun dapat dilihat terdapat kecenderungan semakin besar

jarak antarbaris akan menghasilkan indeks panen yang lebih besar.

Produksi Kacang Bogor

Pengamatan bobot polong basah dilakukan dengan menimbang seluruh

polong dari satu petak perlakuan lalu mengkoversinya ke dalam satuan hektar.

Tabel 7 menunjukkan tanaman dengan jarak tanam 50 cm x 25 cm memiliki bobot

polong basah terbesar dan hanya berbeda nyata dengan tanaman dengan jarak

tanam 60 cm x 60 cm.

Tabel 7 Produksi kacang bogor yang dikonversi ke hektar (Ha)

Perlakuan

Peubah

Bobot polong

basaha

Bobot polong

keringa

Bobot

bijia

Jarak tanam ------------------------ton ha-1

----------------------

40 cm x 25 cm 5.90 a 1.72 ab 1.15 a

50 cm x 25 cm 5.96 a 1.84 ab 1.19 a

60 cm x 25 cm 5.64 a 2.04 a 1.23 a

40 cm x 40 cm 5.69 a 1.95 ab 1.29 a

50 cm x 50 cm 5.20 a 1.52 bc 1.06 a

60 cm x 60 cm 3.15 b 1.13 c 0.74 b

Frekuensi

pembumbunan

Dua kali 5.33 1.68 1.10

Tiga kali 5.19 1.72 1.12 aAngka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom perlakuan yang sama

menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%

Perhitungan bobot polong kering dilakukan dengan melakukan pengurangan

antara bobot polong basah dengan hasil perkalian kadar air yang diperoleh dari

perhitungan tanaman contoh dengan bobot polong basah dari masing-masing

petak perlakuan lalu mengkonversinya ke dalam satuan hektar. Berdasarkan

analisis data diketahui bahwa tanaman dengan jarak tanam 60 cm x 25 cm

memiliki bobot polong kering nyata lebih besar daripada tanaman dengan jarak

tanam 50 cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm.

Perhitungan bobot biji kering didapatkan dengan mengalikan persentase

bobot kulit kacang dengan bobot polong kering dari masing-masing peta lalu

mengkonversinya ke dalam satuan hektar. Hasil analisis data menunjukkan bobot

Page 25: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

14

biji terbesar dihasilkan dari tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm dan

hanya berbeda nyata dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm.

Tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 25 cm dan 40 cm x 40

cm memiliki jumlah tanaman yang dipanen lebih banyak dibandingkan dengan

yang ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm (Tabel 1). Jadi, meskipun pada

pengamatan peubah per tanaman (Tabel 5 dan Tabel 6) diketahui bahwa tanaman

yang ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm menghasilkan bobot dan jumlah

polong yang terbesar, tetap tidak dapat menyaingi jumlah tanaman yang dipanen

pada tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 60 cm x 25 cm dan 40 cm x 40

cm.

Kegiatan pembumbunan dilakukan pada budidaya kacang bogor guna

memberikan produksi yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Kegiatan pembumbunan ini perlu dilakukan pada waktu dan frekuensi yang tepat

agar didapatkan hasil yang baik. Perlakuan frekuensi pembumbunan yang

digunakan hampir tidak berpengaruh untuk semua peubah kecuali pada peubah

bobot brangkasan kering. Hal ini diduga karena frekuensi yang digunakan kurang

intensif, selain itu juga bisa dikarenakan waktu dilakukan pembumbunan kurang

tepat.

Uji Korelasi Antar Karakter

Hubungan antara satu karakter dengan karakter lainnya perlu diketahui.

Karakter bobot polong dan jumlah polong bernas merupakan karakter produksi

yang diharapkan akan baik hasilnya dalam penelitian ini (Juwita 2012). Karakter

bobot polong dan jumlah polong bernas ini sulit diamati di lapang ketika tanaman

belum dipanen. Maka dari itu perlu diketahui karakter fenotip yang berkorelasi

dengan karakter bobot polong tersebut.

Tabel 8 menunjukkan bahwa karakter jumlah daun nyata berkorelasi

positif dengan lebar kanopi. Meskipun dalam penelitian ini tidak ditemukan

korelasi antara karakter jumlah daun, lebar kanopi, jumlah polong, dan bobot

polong, namun pada penelitian sebelumnya telah diketahui bahwa jumlah daun

dan lebar kanopi berkorelasi positif dengan karakter jumlah dan bobot polong

(Damayanti 1991; Atifach 1992; Actaria 2012; Juwita 2012).

Karakter indeks luas daun berkorelasi negatif dengan bobot polong basah

dan bobot biji per tanaman. Hal tersebut terjadi karena pada indeks luas daun yang

besar kerapatan tanaman juga akan semakin tinggi dan pada kerapatan tanaman

yang tinggi kompetisi yang terjadi pada tanaman akan semakin tinggi pula yang

kemudian akan menghasilkan bobot polong basah dan bobot biji per tanaman

yang rendah.

Bobot brangkasan kering per tanaman nyata berkorelasi positif dengan

bobot polong basah dan jumlah polong hijau per tanaman. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak fotosintat yang diakumulasikan di bagian

atas tanaman semakin banyak pula yang diangkut ke polong. Kasno et al. (1983)

menyatakan adanya korelasi positif antara bobot brangkasan basah per tanaman

dengan hasil pada kacang tanah.

Page 26: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

15

Tab

el 8

Koef

isie

n k

ore

lasi

anta

r kar

akte

r ta

nam

an k

acan

g b

ogor

a JD

= j

um

lah

dau

n,

ILD

= i

nd

eks

luas

dau

n,

LK

= l

ebar

kan

op

i, B

BK

= b

ob

ot

bra

ngkas

an k

erin

g,

BP

B =

bo

bo

t po

lon

g b

asah

, B

PK

= b

ob

ot

po

lon

g k

erin

g,

BB

J =

bo

bo

t b

iji,

JP

B =

ju

mla

h

po

lon

g b

ern

as,

IP =

ind

eks

pan

en,

BP

BP

= b

ob

ot

po

lon

g b

asah

pet

ak,

BP

KP

= b

ob

ot

polo

ng k

erin

g p

etak

, B

BJP

= b

obo

t b

iji

pet

ak;

JPB

= j

um

lah

po

lon

g b

ern

as,

IP =

in

dek

s p

anen

, B

PB

P =

bo

bo

t p

olo

ng b

asah

pet

ak,

BP

KP

= b

obo

t p

olo

ng k

erin

g p

etak

, B

BJP

= b

ob

ot

bij

i p

etak

, (4

, 6

, 8

, 1

0, 1

2)

MS

T;

* =

ber

ko

rela

si n

yat

a p

ada

tara

f 5

%;

** =

ber

ko

rela

si n

yat

a p

ada

tara

f 1

%

Kar

akte

ra

JD 4

JD

6

JD 1

0

JD 1

2

LK

6

LK

8

LK

10

L

K 1

2

ILD

B

BK

B

PB

B

PK

B

BJ

JPB

JP

C

JPH

IP

B

PB

P

BP

KP

JD 6

0

.14

JD 1

0

-0.8

1*

0.4

6

JD 1

2

-0.7

6

0.5

3

0.9

9**

LK

6

-0.1

5

0.9

2*

0.6

6

0.7

1

LK

8

-0.9

5

0.1

0

0.9

2*

0.8

9*

0.3

4

LK

10

-0

.75

0.4

9

0.9

7**

0.9

6**

0.5

9

0.8

9*

LK

12

-0

.79

0.4

6

0.9

8**

0.9

7**

0.5

9

0.9

1*

0.9

9**

ILD

0

.55

-0.2

2

-0.6

6

-0.6

0

-0.2

3

-0.6

5

-0.7

7

0.7

7

BB

K

-0.5

3

0.1

6

0.5

9

0.5

9

0.0

7

0.6

7

0.7

5

-0.7

2

-0.7

4

BP

B

-0.3

7

-0.1

7

0.4

6

0.4

2

-0.1

9

0.6

5

0.6

1

0.6

0

-0.8

4*

0.8

9*

BP

K

-0.5

9

-0.7

8

-0.1

1

-0.2

1

-0.7

1

0.1

3

-0.0

9

-0.0

7

-0.2

1

0.1

2

0.4

3

BB

J -0

.44

-0.6

1*

0.0

6

-0.0

1

-0.6

3

0.4

1

0.1

8

0.1

7

-0.4

5*

0.5

3

0.7

3

0.8

9*

JPB

0

.47

-0.6

2

0.1

7

0.0

9

-0.5

7

-0.5

1

0.2

4

0.2

5

-0.4

4

0.4

8

0.6

9

0.9

2**

0.9

8**

JPC

0

.44

0.2

8

-0.2

4

-0.2

2

0.1

3

0.2

9

-0.2

1

-0.2

5

0.2

6

-0.3

3

-0.4

7

0.0

6

-0.0

4

-0.0

8

JPH

-0

.23

0.0

7

0.2

5

0.2

9

-0.1

3

0.3

5

0.4

4

0.3

9

-0.3

2

0.8

6*

0.6

4

0.0

6

0.4

7

0.3

8

-0.1

5

IP

0.0

1

-0.7

0

-0.4

2

-0.4

9

-0.6

3

-0.3

1

-0.4

8

-0.4

5

0.2

9

-0.4

3

-0.1

8

0.8

0

0.5

2

0.5

6

0.4

3

-0.3

3

BP

BP

-0

.58

0.3

9

-0.2

1

-0.1

5

0.4

6

-0.3

9

-0.4

7

-0.3

5

0.6

3

-0.7

0

-0.8

5*

-0.7

7

-0.9

6**

-0.9

2**

0.0

5

-0.5

9

-0.3

1

BP

KP

0

.54

0.3

3

-0.3

1

-0.2

5

0.3

7

-0.4

7

-0.4

5

-0.4

4

0.6

7

-0.7

2

-0.8

4*

-0.7

5

-0.9

5**

-0.9

2**

0.0

2

-0.5

7

-0.2

9

0.9

9**

BB

JP

0.5

5

0.3

3

-0.3

3

-0.2

6

0.3

5

-0.4

9

-0.3

7

-0.4

6

0.7

4

-0.7

1

-0.8

8*

-0.7

5

-0.9

3**

-0.9

1*

0.0

9

-0.5

2

-0.2

7

0.9

9**

0.9

9** 15

Page 27: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

16

Bobot polong basah dan jumlah polong bernas per tanaman berkorelasi

negatif dengan bobot polong basah dan kering serta bobot biji petakan. Keadaan

ini berkaitan kembali dengan jarak tanam yang digunakan. Tanaman yang ditanam

dengan jarak tanam 40 cm x 25 cm, 50 cm x 25 cm, dan 60 cm x 25 cm

menghasilkan bobot dan jumlah polong per tanaman yang lebih sedikit jika

dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm,

50 cm x 50 cm, dan 60 cm x 60 cm karena kompetisi yang terjadi lebih kuat. Hal

yang berkebalikan terjadi yaitu tanaman yang ditanam dengan jarak tanam 40 cm

x 25 cm, 50 cm x 25 cm, dan 60 cm x 25 cm menghasilkan bobot dan jumlah

polong lebih tinggi jika ditinjau dari setiap petakan perlakuan. Hal ini berkaitan

dengan lebih banyaknya jumlah tanaman. Tanaman yang ditanam dengan jarak

tanam 40 cm x 25 cm, 50 cm x 25 cm, dan 60 cm x 25 cm jumlahnya lebih

banyak sehingga dapat menghasilkan bobot dan jumlah polong yang lebih tinggi

dibandingkan yang ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm, 50 cm x 50 cm,

dan 60 cm x 60 cm.

Bobot polong kering per tanaman nyata berkorelasi positif dengan bobot

biji per tanaman dan jumlah polong bernas per tanaman. Hal ini berarti semakin

banyak jumlah polong bernas pada tanaman, akan semakin besar bobot polong

kering dan bobot bijinya. Elia (1985) menyatakan bahwa jumlah polong dan

jumlah cabang per tanaman merupakan komponen hasil yang penting pada kacang

bogor. Bobot polong basah petakan nyata berkorelasi positif dengan bobot polong

kering dan bobot biji petakan. Bobot polong kering petakan nyata berkorelasi

positif dengan bobot biji petakan. Hal ini berarti semakin besar bobot polong

basah dan kering petakan akan semakin besar pula bobot biji yang dihasilkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Jarak tanam 60 cm x 60 cm memberikan potensi pertumbuhan dan hasil

yang paling baik jika dilihat dari tiap individu tanaman. Jarak tanam 60 cm x 25

cm dan 40 cm x 40 cm memberikan pertumbuhan dan produksi yang paling baik

dibandingkan jarak tanam lain. Frekuensi pembumbunan yang digunakan belum

memberikan pengaruh pada peubah-peubah yang diamati.

Saran

Perlu dilakukan penentuan waktu yang tepat untuk dilakukan pengamatan

suatu peubah agar dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Perlu dicari pula

frekuensi dan waktu pembumbunan yang berbeda dengan yang sudah pernah

diteliti sehingga didapatkan frekuensi dan waktu pembumbunan yang tepat untuk

memberikan hasil yang lebih baik lagi.

Page 28: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

17

DAFTAR PUSTAKA

Actaria D. 2012. Evaluasi galur-galur kacang bogor (Vigna subterranea (L.)

Verdcourt) asal Sukabumi [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Amarteifio JO dan Maholoo D. 1998. The chemical composition of four legumes

consumed in Botswana. Journal of Food Composition and Analysis. 11:281-

288.

Asyiardi dan Nurnayetti. 1995. Pengaruh jarak barian tanam dan pemangkasan

daun bawah tanaman jagung dalam tumpangsari dengan kacang tanah terhadap

efisiensi radiasi surya dan produksi. Risalah Seminar Balittan Sukarami.

8:104-115.

Atifach A. 1992. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan fosfor terhadap

pertumbuhan dan hasil kacang bogor (Vigna subterranea (L.) Vercourt)

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Baudoin JP, Mergeai G. 2001. Grain Legumes in Crop Production in Tropical

Africa. Accra (GN).

Brink M, Ramolemana GM, Sibuga KP. 2006. In: Brink M, Belay G, editors.

Vigna subterranea (L.) Verdcourt. Plant Resources of Tropical African

Cereals and Pulses; Wagenigen, Netherlands. Wagenigen (NL): PROTA

Foundat, p 213-218.

Damayanti A. 1991. Pengaruh pemiloahan warna benih terhadap hasil dan

komponen hasil (Vigna subterranea (L.) Verdcourt). Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Deshpande SS, Damodaran S. 1990. Food legumes: chemistry and technology.

Adv Cer Sci Tech. (10):147-241.

Doku EV. 1995. Conservation and Improvement of Bambara Groundnut (Vigna

subterranea (L.) Verdc). Harare (ZW): University of Ghana.

Elia FM. 1985. Variability for yield and seed yield components in Bambara

groundnut (Voandzeia subterranea Thoars). Trop. Grain Legume Bull. 31:39-

44.

Gibbon D, Pain A. 1985. Crops of the Drier Regions of the Tropics. London

(GB): Longman.

Harjadi SS. 1991. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID): PT. Gramedia.

Hasanuddin, Bahri L, Adrizal. 1999. Analisis pertumbuhan tanaman kedelai pada

berbagai varietas, jarak tanam dan pemupukan. Agrista. 3(1):47-52.

Juliarina NWS. 2012. Kapasitas fotosintesis 5 varietas kacang tanah dalam

hubungannya dengan produktivitas [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian

Bogor.

Juwita L. 2012. Pembentukan populasi dasar untuk perbaikan produksi kacang

bogor (Vigna subterranea (L.) verdcourt) asal Dramaga, Sukabumi, dan Parung

[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kasno A, Bari A, Mattjik AA, Solahuddin S, Somaatmadja S dan Subandi. 1987.

Telaah interaksi genotipe x lingkungan pada kacang tanah, 1. Pendugaan

parameter genetik hasil dan komponen hasil kacang tanah (Arachis hypogea

(L.) Merr). Penelitian Palawija. 2(2):81-88.

Linnemann AR, Azam-Ali S. 1993. Bambara Groundnut (Vigna subterranea).

Williams, editor. London (GB): Chapman and Hall.

Page 29: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

18

Muliasari AA. 2009. Optimasi jarak tanam dan umur bibit pada padi sawah

(Oryza sativa L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Ocran VK, Delimini LL, Asuboah RA, Asiedu EA. 1998. Seed Management

Manual for Ghana. Accra (GN): MOFA.

Purseglove JW. 1992. Tropical Crops (Dicotyledons). London (GB): Longman.

Redjeki ES. 2007. Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang bogor (Vigna

subterranea (L.) Verdcourt) galur Gresik dan Bogor pada berbagai jenis biji.

Seminar Nasional Hasil Penelitian yang Dibiayai oleh Hibah Kompetitif

[internet]; 2007 Agustus 1-2; Bogor Indonesia. Bogor (ID): Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik. Hlm 114-118; [diunduh 2013

Sept 10]. Tersedia pada: http://www.agrohort.ipb.ac.id/downloads/Prosiding

%20Hibah%20Insentif%202007%20%28Purnabakti%20Prof.%20Jajah%20

Koswara%29/Redjeki.pdf

Ridwan LB, Adrizal. 1997. Pengaruh sistem jarak tanam dan pengendalian gulma

pada kacang tanah. Stigma. 5(1):125-129.

Salisbury FB dan CW Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid II. Lukman DR,

Sumaryono, penerjemah. Bandung (ID): ITB Bandung. Terjemahan dari:

Plant Phisiology.

Suryadi, Setyobudi L, Soelistyono. 2013. Kajian intersepsi cahaya matahari pada

kacang tanah (Arachis hypogaea L.) diantara tanaman melinjo menggunakan

jarak tanam berbeda. Jurnal Produksi Tanaman. 1(4):42-50.

Sutarno H. 1993. Kacang bogor. Di dalam: Naiola, Siregar M, editor.

Pendayagunaan Tanaman kacang-kacangan pada Lahan Kritis; Bogor,

Indonesia. Bogor (ID): Yayasan PROSEA-MAB Indones. hlm 17-19.

Sobariah L. 1999. Uji adaptasi dan pengaruh jarak tanam terhadap sorgum manis

(Sorghum bicolor (L.) Moench) varietas RIO, RGV, dan Cowley pada lahan

kering iklim basah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tindall HD. 1997. Vegetables in the Tropics. London(GB): Macmillan.

Turmudi E, Gonggo B, Irwan M. 1996. Keragaan jagung manis pada berbagai

kerapatan tanaman dalam sistem tumpang sari dengan cabe merah [catatan

penelitian]. Penelitian UNIB. (7):14-18.

Turmudi E, Suprijono E. 2004. Pertumbuhan dan hasil tanaman kacang bogor

pada berbagai tingkat kerapatan tanaman dan frekuensi penyiangan [catatan

penelitian]. Penelitian UNIB. (10):1-10.

Tweneboah CK. 2000. Modern Agriculture in the Tropics Food Crops. Accra

(GN): Co-wood.

Zaubin M. 1985. Pengaruh tumpang sari jagung, kacang panjang, dan populasi

terhadap produksi bawang putih (Allium sativum L.) [catatan penelitian].

Jember (ID): Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Page 30: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

19

Lampiran 1 Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan generatif kacang

bogor

Peubah Jarak

tanam

Frekuensi

pembubunan Interaksi KK

Jumlah daun per tanaman

4 MST * tn tn 13.93

6 MST tn tn tn 12.33

8 MST tn tn tn 23.44

10 MST * tn tn 11.93

12 MST * tn tn 9.93

Lebar kanopi per tanaman

4 MST tn tn tn 12.87

6 MST tn tn tn 6.96

8 MST * tn tn 5.63

10 MST ** tn tn 4.26

12 MST ** tn tn 4.28

Indeks luas daun ** tn tn 29.08

Bobot brangkasan kering

per tanaman * ** tn 28.70

Bobot polong basah per

tanaman * tn tn 22.98

Bobot polong kering per

tanaman ** tn tn 30.21

Bobot biji per tanaman ** tn tn 29.33

Jumlah polong bernas per

tanaman ** tn tn 21.68

Jumlah polong cipo per

tanaman tn tn tn 117.75

Jumlah polong hijau per

tanaman tn tn tn 115.53

Indeks panen tn tn tn 19.82

Jumlah tanaman dipanen ** tn tn 26.29

Persentase jumlah tanaman

dipanen tn tn tn 22.58

Bobot polong basah petak ** tn tn 23.76

Bobot polong kering petak * tn tn 24.19

Bobot biji petak * tn tn 24.14

Page 31: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

20

Lampiran 2 Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap jumlah daun kacang bogor

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung Pr > f

4 MST

Ulangan 2 19.29291667 9.64645833 7.14 0.0041

Jarak tanam (JT) 5 20.92812500 4.18562500 3.10 0.0289

Bumbun 1 3.27006944 3.27006944 2.42 0.1341

JT*bumbun 5 3.99034722 0.79806944 0.59 0.7073

Galat 22 29.73541667 1.35160985

Total 35 77.21687500

6 MST

Ulangan 2 199.0029167 99.5014583 12.79 0.0002

Jarak tanam (JT) 5 51.4647917 10.2929583 1.32 0.2910

Bumbun 1 31.2667361 31.2667361 4.02 0.0574

JT*bumbun 5 35.5870139 7.1174028 0.91 0.4896

Galat 22 171.1454167 7.7793371

Total 35 488.4668750

8 MST

Ulangan 2 261.2000222 130.6000111 1.30 0.2934

Jarak tanam (JT) 5 796.8998472 159.3799694 1.58 0.2062

Bumbun 1 128.1801361 128.1801361 1.27 0.2713

JT*bumbun 5 261.3328472 52.2665694 0.52 0.7590

Galat 22 2214.738578 100.669935

Total 35 3662.351431

10 MST

Ulangan 2 30.8143056 15.4071528 0.33 0.7223

Jarak tanam (JT) 5 888.9453472 177.7890694 3.81 0.0123

Bumbun 1 10.6167361 10.6167361 0.23 0.6381

JT*bumbun 5 64.4770139 12.8954028 0.28 0.9212

Galat 22 1026.774028 46.671547

Total 35 2021.627431

12 MST

Ulangan 2 20.4954167 10.2477083 0.28 0.7576

Jarak tanam (JT) 5 677.7033333 135.5406667 3.72 0.0137

Bumbun 1 8.3136111 8.3136111 0.23 0.6376

JT*bumbun 5 54.9413889 10.9882778 0.30 0.9067

Galat 22 801.821250 36.446420

Total 35 1563.275000

Page 32: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

21

Lampiran 3 Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap lebar kanopi kacang bogor

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

Pr > f

4 MST

Ulangan 2 68.23722222 34.11861111 2.32 0.1222

Jarak tanam (JT) 5 52.94472222 10.58894444 0.72 0.6162

Bumbun 1 3.93361111 3.93361111 0.27 0.6105

JT*bumbun 5 6.73138889 1.34627778 0.09 0.9928

Galat 22 324.0761111 14.7307323

Total 35 455.9230556

6 MST

Ulangan 2 152.4266667 76.2133333 7.89 0.0026

Jarak tanam (JT) 5 42.0358333 8.4071667 0.87 0.5166

Bumbun 1 0.6136111 0.6136111 0.06 0.8033

JT*bumbun 5 18.3913889 3.6782778 0.38 0.8564

Galat 22 212.4600000 9.6572727

Total 35 425.9275000

8 MST

Ulangan 2 250.3444667 125.1722333 14.19 0.0001

Jarak tanam (JT) 5 150.6220000 30.1244000 3.41 0.0196

Bumbun 1 0.5088444 0.5088444 0.06 0.8124

JT*bumbun 5 37.5455556 7.5091111 0.85 0.5287

Galat 22 194.1051333 8.8229606

Total 35 633.1260000

10 MST

Ulangan 2 10.3105556 5.1552778 0.86 0.4361

Jarak tanam (JT) 5 321.0747222 64.2149444 10.74 <.0001

Bumbun 1 11.4469444 11.4469444 1.91 0.1804

JT*bumbun 5 27.6680556 5.5336111 0.93 0.4835

Galat 22 131.5827778 5.9810354

Total 35 502.0830556

12 MST

Ulangan 2 24.6861681 12.3430840 1.88 0.1765

Jarak tanam (JT) 5 289.6960868 57.9392174 8.82 0.0001

Bumbun 1 20.4078063 20.4078063 3.11 0.0919

JT*bumbun 5 29.0961979 5.8192396 0.89 0.5073

Galat 22 144.5658486 6.5711749

Total 35 508.4521076

Page 33: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

22

Lampiran 4 Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap indeks luas daun kacang bogor

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

Pr > f

Ulangan 2 0.02585828 0.01292914 3.06 0.0674

Jarak tanam (JT) 5 0.29220713 0.05844143 13.81 <.0001

Bumbun 1 0.00108878 0.00108878 0.26 0.6170

JT*bumbun 5 0.01416200 0.00283240 0.67 0.6507

Galat 22 0.09307878 0.00423085

Total 35 0.42639498

Lampiran 5 Sidik ragam Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi

pembumbunan terhadap bobot brangkasan kering, bobot polong

basah, bobot polong kering, dan bobot biji per tanaman kacang bogor

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hitung Pr > f

Bobot brangkasan kering

Ulangan 2 618.829739 309.414869 3.91 0.0353

Jarak tanam (JT) 5 1504.174014 300.834803 3.80 0.0124

Bumbun 1 734.500336 734.500336 9.27 0.0059

JT*bumbun 5 626.440014 125.288003 1.58 0.2065

Galat 22 1742.286994 79.194863

Total 35

5226.231097

Bobot polong basah

Ulangan 2 7717.59722 3858.79861 1.97 0.1631

Jarak tanam (JT) 5 36211.86806 7242.37361 3.70 0.0140

Bumbun 1 1.17361 1.17361 0.00 0.9807

JT*bumbun 5 10389.03472 2077.80694 1.06 0.4079

Galat 22 43056.56944 1957.11679

Total 35 97376.24306

Bobot polong kering

Ulangan 2 3.39734 1.69867 0.01 0.9894

Jarak tanam (JT) 5 10402.72188 2080.54438 13.00 <.0001

Bumbun 1 212.33347 212.33347 1.33 0.2617

JT*bumbun 5 1144.63401 228.92680 1.43 0.2524

Galat 22 3519.89099 159.99505

Total 35 15282.97770

Bobot biji

Ulangan 2 2.779672 1.389836 0.02 0.9787

Jarak tanam (JT) 5 4410.521989 882.104398 13.68 <.0001

Bumbun 1 69.500011 69.500011 1.08 0.3105

JT*bumbun 5 813.560822 162.712164 2.52 0.0597

Galat 22 1418.756328 64.488924

Total 35 6715.118822

Page 34: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

23

Lampiran 6 Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap jumlah polong bernas, jumlah polong cipo, jumlah polong

hijau, dan indeks panen per tanaman

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hitung Pr > f

Jumlah polong bernas

Ulangan 2 5.723889 2.861944 0.07 0.9360

Jarak

tanam (JT)

5 3569.014722 713.802944 16.54 <.0001

Bumbun 1 93.766944 93.766944 2.17 0.1546

JT*bumbun 5 329.668056 65.933611 1.53 0.2219

Galat 22 949.309444 43.150429

Total 35 4947.483056

Jumlah polong cipo

Ulangan 2 0.87500000 0.43750000 0.54 0.5880

Jarak

tanam (JT)

5 2.15250000 0.43050000 0.54 0.7473

Bumbun 1 0.61361111 0.61361111 0.76 0.3918

JT*bumbun 5 2.29472222 0.45894444 0.57 0.7216

Galat 22 17.69166667 0.80416667

Total 35 23.62750000

Jumlah polong hijau

Ulangan 2 3.01166667 1.50583333 0.50 0.6124

Jarak

tanam (JT)

5 32.06583333 6.41316667 2.14 0.0990

Bumbun 1 0.00694444 0.00694444 0.00 0.9621

JT*bumbun 5 1.08138889 0.21627778 0.07 0.9958

Galat 22 66.0616667 3.0028030

Total 35 102.2275000

Indeks panen

Ulangan 2 0.01983889 0.00991944 0.77 0.4752

Jarak

tanam (JT)

5 0.11082222 0.02216444 1.72 0.1719

Bumbun 1 0.01137778 0.01137778 0.88 0.3576

JT*bumbun 5 0.04138889 0.00827778 0.64 0.6699

Galat 22 0.28349444 0.01288611

Total 35 0.46692222

Page 35: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

24

Lampiran 7 Sidik ragam pengaruh jarak tanam dan frekuensi pembumbunan

terhadap bobot polong basah, bobot polong kering, dan bobot biji

kacang bogor per perlakuan

Sumber

keragaman

Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hitung Pr > f

Bobot polong basah per perlakuan

Ulangan 2 0.32521667 0.16260833 0.19 0.8322

Jarak

tanam (JT)

5 19.12429167 3.82485833 4.36 0.0066

Bumbun 1 0.13080278 0.13080278 0.15 0.7032

JT*bumbun 5 2.57618056 0.51523611 0.59 0.7099

Galat 22 19.31238333 0.87783561

Total 35 41.46887500

Bobot polong kering per perlakuan

Ulangan 2 0.05051667 0.02525833 0.27 0.7690

Jarak

tanam (JT)

5 1.83535833 0.36707167 3.86 0.0116

Bumbun 1 0.00422500 0.00422500 0.04 0.8349

JT*bumbun 5 0.57982500 0.11596500 1.22 0.3328

Galat 22 2.09075000 0.09503409

Total 35 4.56067500

Bobot biji per perlakuan

Ulangan 2 19960.6951 9980.3476 0.25 0.7835

Jarak

tanam (JT)

5 663539.5045 132707.9009 3.28 0.0231

Bumbun 1 2264.5226 2264.5226 0.06 0.8152

JT*bumbun 5 275352.0943 55070.4189 1.36 0.2768

Galat 22 890112.233 40459.647

Total 35 1851229.049

Page 36: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

25

Lampiran 8 Data curah hujan wilayah Darmaga Februari-Juli 2013

Lokasi : Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

Lintang : 06º31' LS

Bujur : 106º44' BT

Elevasi : 207 m

Tanggal Februari Maret April Mei Juni Juli

------------------------------curah hujan (mm)----------------------------------------

1 4.0 2.0 32.2 - TTU 18.3

2 - - - 85.9 - 1.9

3 3.3 TTU 5.2 - - 12

4 - 6.0 0.2 TTU 26.1

5 55.0 71.5 24.4 - 1.1 12.6

6 60.5 0.9 TTU - 1 0.5

7 5.0 1.6 9.2 - 1 -

8 53.9 - 8.3 5 - -

9 0.2 25.6 TTU 6.6 2.7 1.8

10 1.1 18.1 4.9 11.7 0.8 49.3

11 8.2 1.4 1.5 95.6 11.5 -

12 49.3 TTU 0.1 73 4.3 92.7

13 96.5 0.6 4.2 0.1 0.5 TTU

14 3.2 TTU TTU - 0.3 10

15 10.0. TTU 26.7 - - TTU

16 0.4 12.5 4.2 TTU - 11.6

17 5.3 16.2 1 0.4 TTU 5.5

18 1.2 0.1 35.2 29.1 0.2 1.9

19 12.5 - 12.2 - TTU 21.4

20 2.6 22.0 1.5 7.2 TTU -

21 7.8 4.5 - - - 3

22 0.5 - 1.8 TTU TTU 43

23 3.5 TTU 19.1 TTU - 16.4

24 16.9 62.6 0.8 4.5 - -

25 5.3 9.5 - 3.6 - -

26 - TTU 2.5 0.3 - 3

27 - TTU 17.2 7 36.5 0.6

28 TTU 10.1 3.6 4.6 2.3 6.8

29 7.3 - TTU - -

30 17.3 - 41.2 0.1 8

31 - 23.5 13.8 a(-) Tidak ada hujan; (TTU) Curah hujan tidak terukur

Page 37: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

26

Lampiran 9 Keragaan per tanaman kacang bogor pada umur 8 MST pada

beberapa jarak tanam

Page 38: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR VIGNA … · PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG BOGOR (VIGNA SUBTERRANEA (L.) VERDCOURT) PADA ... pembumbunan terhadap peubah fase vegetatif dan

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Februari 1991 dari ayah Adang

Sukanta dan ibu Resnapsih Nilawidyanti. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga

bersaudara. Penulis menyelesaikan studi di SMP Negeri 4 Bogor pada tahun 2006

dan SMA Negeri 5 Bogor pada tahun 2009.

Tahun 2009 penulis diterima di IPB melalui jalur USMI dan diterima di

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Penulis pernah aktif

dalam acara Farmer Field Day.