perkebunan kakao (1)
DESCRIPTION
PER KE UIlsdfnklsdTRANSCRIPT
PERKEBUNAN KAKAO
•William Antonio/ 3203013008
•Sulistia WT/ 3203013036
•Yofina P J/ 3203013124
•Serliina Kiik Lau/ 3203013134
•Samcruise/ 3203013135
IMPOR
TAHUN NILAI (US $) BERAT (KG)
2006 61 065 465 536 83 808 866 126
2007 74 473 430 118 89 935 580 813
2008 129 197 306 224 98 664 341 959
2009 96 829 244 981 91 354 405 895
2010 135 663 284 048 110 701 002 318
2011 177 435 555 736 128 221 634 466
2012 191 691 001 109 136 373 421 556
2013 186 628 669 880 141 109 588 134
2014 178 178 816 605 147 734 282 044
2015 (Januari - Juni)
73 949 407 977 74 393 357 623
Sumber: Badan Pusat Statistik
Impor cenderung meningkat 6 tahun terakhir
IMPOR KAKAO
TAHUN VOLUME (TON)
NILAI (US$)
2006 47.939 74.185.000
2007 43.528 82.786.000
2008 53.331 113.381.000
2009 46.356 119.321.000
2010 47.453 164.607.000
2011 43.685 175.549.000
2012 48.220 177.022.000
2013 63.191 204.730.000
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun 2013-2015 Oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
Termasuk Impor Kakao terus meningkat, terutama tahun 2013
IMPOR KAKAO 2013WUJUD PRODUK VOLUME (Kg) Nilai (US$)
KAKAO BIJI 30.765.667 77.422.094
KAKAO BUAH 0 0
KAKAO PASTE , not defatted 241.484 919.261
KAKAO PASTE, partly defatted 6.466.218 20.624.817
KAKAO BUTTER 402.727 2.769.898
TEPUNG KAKAO,not added sugar 11.369.690 45.797.949
TEPUNG KAKAO, added sugar 3.854.741 4.360.030
balok Chocolate confectionary in blocks,slabs or bars, weighing > 2kg
2.057.506 7.562.291
Balok Oth. Chocolate & Oth Food Preparations,Co Nt. Cocoa, Weighing > 2kg
1.290.738 4.094.171
Balok Chocolate confectionary in blocks,slabs bars, filled, weighing > 2kg
627.657 4.435.014
Balok Other chocolate & oth foot preparation cont. Cocoa, filled, weighing >2kg
420.539 1.053.478
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
WUJUD PRODUK VOLUME (Kg) Nilai (US$)
Balok (Chocolate confectionary in blocks,slabs bars, not filled, weighing > 2 kg
982.363 5.290.023
Bentuk tablet/lainnya 298.163 464.971
Makanan Coklat Lainnya 533.214 2.435.143
Olahan Makanan 178 3.652
Olahan Makanan infant use, not for retail)
0 0
Lain-lain 3.845.970 27.407.899
Campuran dan Adonan 33.655 89.467
JUMLAH 63.190.510 204.730.158
IMPOR KAKAO 2013Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
Nilai Impor terbesar berasal dari Kakao Biji, padahal Indonesia adalah Penghasil Coklat ke 3 terbesar.
PADAHAL...
• Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 ton), Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton). Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata 900 Kg per ha .
• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, oleh Departemen Perindustrian
PRODUKSI BIJI KAKAO
TAHUN LUAS AREA (Ha)
PRODUKSI (Ton)
2006 1.320.820 769.386
2007 1.379.279 740.006
2008 1.425.216 803.594
2009 1.587.136 809.583
2010 1.650.621 837.918
2011 1.732.641 712.231
2012 1.774.463 740.513
2013 1.740.612 720.862
2014 angka sementara
1.719.087 709.331
2015 angka estimasi
1.704.982 701.229
Penyebab Impor Biji Kakao karena Produksi Biji Kakao dalam negeri semakin menurun 3 tahun terakhir terutama
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun 2013-2015 Oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
PERMINTAAN BIJI KAKAO
Permintaan Biji Kakao di Indonesia lebih kecil dibandingkan Produksi Biji Kakao Indonesia
Bagaimana Bisa Indonesia Impor Biji Kakao?
• Kebutuhan kakao dalam negeri masih dianggap sedikit, sekitar 250 ribu ton per tahun. Sementara produksi kakao Indonesia mencapai 445000 ton per tahun. Namun rendahnya kebutuhan kakao nasional itu bukan tanpa sebab. Hal ini karena pemerintah menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk setiap kakao yg dibeli pabrik di dalam negeri. Sebaliknya, apabila petani mengekspor produknya ke luar negeri, maka tidak dikenakan PPN. Dengan demikian petani lebih suka melakukan ekspor.
• Produksi Indonesia 456 ribu ton biji kakao. Di ekspor dalam bentuk biji 365 ribu ton dan sisanya 121 ribu ton diolah di dalam negeri.
• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, oleh Departemen Perindustrian
Bagaimana Bisa Indonesia Impor Biji Kakao?
• Berdasarkan hasil penelitian lapangan BKF, permasalahan utama kualitas biji kakao Indonesia adalah enggannya petani kakao melakukan fermentasi sehingga biji kakao Indonesia harganya rendah. Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) 70% produksi biji kakao belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) karena petani tidak memfermentasi kakao terlebih dulu. Akibatnya rasa serbuk kakao kurang enak dan masih banyak bercampur kotoran, sisa kulit, sampah dan kerikil
• Karena 90% biji kakao Indonesia belum difermentasi, industri mengimpor biji kakao dari Pantai Gading dan Ghana karena kualitas biji kakao dari kedua negara tersebut lebih baik dibanding Indonesia.
• Kondisi ini menjadi tantangan pemerintah agar Gernas Kakao mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas biji kakao Indonesia sehingga impor biji kakao dapat diganti dengan biji kakao domestik yang sudah difermentasi.
sumber: Kajian Perkembangan Perekonomian Kakao Nasional Pasca Pengenaan Bea Keluar Biji Kakao, oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara
Persentase Luas Area &
Produksi menurut Jenis
PengusahaPR= Perkebunan RakyatPBN=Perkebunan Besar
NegaraPBS=Perkebunan Besar
Swasta
Didominasi oleh Perkebunan Rakyat
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun 2013-2015 Oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
• Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa:
Perkebunan Kakao di Indonesia didominasi oleh Perkebunan Rakyat, namun para petani lebih memilih untuk memproduksi Kakao tanpa Fermentasi.
PROYEK
• Dari Paparan tersebut, Maka Kelompok kami akan membuat proyek Perkebunan Kakao, dimana kami akan menghasilkan Biji Kakao yang telah difermentasi agar lebih bernilai tambah.
POTENSI PASAR
• Berdasarkan Data Permintaan Biji Kakao dari Gambaran Sekilas Industri Kakao, oleh Departemen Perindustrian, dapat dibuat suatu ramalan permintaan biji Kakao dengan metode Least Square.
t Y X X2 XY
2008 150.000 -2 4 -300.000
2009 150.000 -1 1 -150.000
2010 200.000 0 0 0
2011 240.000 1 1 240.000
2012 280.000 2 4 280.000
Total 1.020.000 10 70.000
000.2045
000.1020
a
a
n
Ya
Ramalan Permintaan Biji Kakao-Metode Least Square
000.710
000.70
2
b
b
X
XYb
Persamaan:Y=204.000 + (7.000* Xn)
Tahun 2020X=10Maka,Y= 204.000 + (7.000*10)Y= 274.000
Pada Tahun 2016, dilakukan pembebasan lahan. Tahun 2017 penanaman bibit kakao. Siap panen Tahun 2020. Maka peramalan dibuat tahun 2020
• Berdasarkan Tabel Produksi Biji Kakao oleh Direktorat Jenderal Perkebunan, dapat dibuat suatu ramalan penawaran biji kakao. Data tahun 2015 tidak digunakan karena merupakan angka estimasi
• Pada Tahun 2016, dilakukan pembebasan lahan. Tahun 2017 penanaman bibit kakao. Siap panen Tahun 2020. Maka peramalan dibuat tahun 2020
t Y X X2 XY
2010 837.918 -2 4 -1.675.836
2011 712.231 -1 1 -712.231
2012 740.513 0 0 0
2013 720.862 1 1 720.862
2014 709.331 2 4 1.418.662
Total 3.720.855 10 -248.543
POTENSI PASARRamalan Penawaran Biji Kakao-Metode Least Square
171.7445
855.720.3
a
a
n
Ya
854.2410
543.248
2
b
b
X
XYb
Persamaan:Y= 744.171+(-24.854*Xn)Tahun 2020, X=8Y=744.171+(-24.854*8)Y=545.339
PANGSA PASAR• Pangsa Pasar Seluruh Perkebunan Kakao. Berdasarkan
"Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun 2013-2015 Oleh Direktorat Jenderal Perkebunan", tahun 2014 Produksi Kakao berdasarkan jenis perkebunannya adalah sebagai berikut:
Jenis Perkebunan
Jumlah Produksi (Ton)
% Jumlah Produksi
Perkebuan Rakyat
651.618 91,86%
Perkebunan Pemerintah
26.991 3,81%
Perkebunan Swasta
30.722 4,33%
Total 709.331 100%
Jenis Perkebunan
Jumlah Produksi (Ton)
% Jumlah Produksi
Perkebunan Swasta Domestik
27.768 90,38%
Perkebunan Swasta Asing
2.954 9,62%
Total 30.722 100%
STRATEGI PEMASARAN• PRODUCT LIFE CYCLE "kakao adalah tanaman tahunan maka hasilnya belum tampak secara nyata karena
bibit kakao yang ditanam butuh waktu 3 tahun untuk menghasilkan buah yang bagus."sumber: Kajian Perkembangan Perekonomian Kakao Nasional Pasca Pengenaan Bea Keluar Biji Kakao oleh Pusat Kebijakan Pendapatan Negara
"Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi. Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya biji di dalam."sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, oleh Departemen Perindustrian
• SEGMENTASIFokus pada segmen industri pengolahan kakao, dengan memberikan produksi biji kakao fermentasi yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan industri pengolahan kakao.
• TARGETTARGET
• POSISI
Dekat Dengan Bahan Baku?
• Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut: Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton (21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara 51.000 ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung 21.000 ton (3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%).
• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Syarat Pertumbuhan Kakao• Habitat alam tanaman kakao berada di hutan beriklim tropis. Kakao
merupakan tanaman tropis yang suka akan naungan (Shade Loving Plant) dengan potensi hasil bervariasi 50-120 buah/pohon/tahun. Oleh karena itu, dalam perkebunan kakao perlu ditanam juga tanaman pelindung. Varietas kakao yang umum terdiri atas : Criolo, Forastero, dan Trinitario (hibrida) yang merupakan hasil persilangan Criolo dan Forastero. Forastero lebih sesuai di dataran rendah, sedangkan Criolo dapat ditanam sampai dengan dataran agak tinggi. Criolo terdiri atas kultivar South American Criolos dan Central American Criolos, sedangkan Forastero terdiri atas kultivar Lower Amazone Hybrid (LAH) dan Upper Amazone Hybrid (UAH).
• UAH mempunyai karakter produksi tinggi, cepat mengalami fase generatif/berbuah setelah umur 2 tahun, tahan penyakit VSD (Vascular Streak Dieback), masa panen sepanjang tahun dan fermentasinya hanya 6 hari.
• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Syarat Pertumbuhan KakaoTanah dan Lahan
• Tinggi tempat tanaman Kakao dapat tumbuh sampai ketinggian tempat maksimum 1200 m dpl, ketinggian tempat optimum adalah 1600 m dpl
• Topografi kemiringan lereng maksimum 40o • Hidrologi Tanaman kakao sangat sensitif bila
kekurangan air, sehingga tanahnya harus memiliki penyimpanan/ketersediaan air maupun saluran (drainase) yang baik
• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Syarat Pertumbuhan KakaoTanah dan Lahan
• Sifat fisik tanah Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung liat berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 - 40%. Konsistensi gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas sedang sampai baik, kedalaman air tanah minimal 3 m. Kakao memerlukan tanah dengan struktur kasar yang berguna untuk memberi ruang agar akar dapat menyerap nutrisi yang diperlukan sehingga perkembangan sistem akar dapat optimal
• Sifat kimia tanah Sifat kimia dari tanah bagian atas merupakan hal yang paling penting karena akar-akar akan menyerap nutrisi. Kemasaman tanah (pH) optimum 6.0—6.75, Kakao tidak tahan terhadap kejenuhan Al tinggi, Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit (CaCO3) dan gips (CaSO2) masing-masing tidak boleh lebih dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12 me/100 g, KTK sub soil: 5 me/100 g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan bahan organik > 3%.
• Letak Lintang : 200 LU - 200 LS • Jenis tanah sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol kurang
baik• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Syarat Pertumbuhan KakaoIklim
• Curah hujan Curah hujan merupakan unsur iklim terpenting. Pepohonan sangat sensitif terhadap kadar air. Curah hujan yang dibutuhkan harus tinggi dan terdistribusi dengan baik sepanjang tahun. Tingkat curah hujan yang baik per tahun berkisar antara 1500 mm – 2500 mm. Curah hujan saat musim kemarau sebaiknya lebih kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih dari tiga bulan
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
• Temperatur Temperatur maksimum 300-320 C, minimum 180-210 C, dan temperatur optimum 26.60 C
• Sinar matahari intensitas 75% dari cahaya penuh pada tanaman dewasa, 50% pada tanaman muda, dan 25% di pembibitan
• Kelembaban > 80% • Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat
membantu dalam penyerbukan• Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh
Departemen Perindustrian
Syarat Pertumbuhan KakaoIklim
Teknologi-Pemeliharaan• Pemangkasan: Pemangkasan pohon pelindung dilakukan agar dapat
berfungsi untuk jangka waktu yang lama. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh rendah dan lemah. Pohon dipangkas sehingga cabang terendah akan berjarak lebih dari 1 m dari tajuk tanaman kakao. Pemangkasan ini merupakan usaha untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan pemangkasan maka akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman dan memacu produksi.
• Penyiangan: Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara serta mencegah hama dan penyakit. Penyiangan harus dilakukan secara rutin, minimal satu bulan sekali dengan menggunakan cangkul, koret atau dicabut dengan tangan.
• Pemupukan: Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm – 50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan) dan 50 cm – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama. Sedang untuk tanaman yang menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm – 75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Pemeliharaan• Penyiraman
Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan memiliki pohon pelindung tidak memerlukan banyak air. Air yang berlebihan akan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman dilakukan pada tanaman muda, terutama tanaman yang tidak memiliki pohon pelindung.
• Pemberantasan hama dan penyakit Pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida dalam dua tahap. Pertama, bertujuan untuk mencegahsebelum diketahui ada hama yang menyerang. Kadar dan jenis pestisida disesuaikan. Tahap yang kedua adalah usaha pemberantasan hama, dimana jenis dan kadar pestisida yang digunakan ditingkatkan. Contoh pestisida yang diguHama yang sering menyerang tanaman kakao antara lain belalang (Valanga Nigricornis), ulat jengkal (Hypsidra talaka Walker), kutu putih (Planoccos lilaci), penghisap buah (Helopeltis sp.), dan penggerek batang (Zeuzera sp.). Insektisida yang sering digunakan untuk pemberantasan belalang, ulat jengkal, dan kutu putih antara lain adalah Decis, Cupraycide, Lebaycide, Coesar dan Atabron. Penghisap buah dapat diberantas dengan Lebaycide, Cupraycide dan Decis. Penyakit yang sering ditemukan dalam budidaya kakao, yaitu penyakit jamur upas dan jamur akar. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Oncobasidium thebromae. Selain itu juga sering dijumpai penyakit busuk buah yang disebabkan oleh Phytoptera sp.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Panen• Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada
buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi. Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya biji di dalam.
• Terdapat tiga perubahan warna kulit pada buah kakao yang menjadi kriteria kelas kematangan buah di kebun-kebun yang mengusahakan kakao. Secara umum kriteria tersebut tersaji pada Tabel.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
1. Pemeraman buah Buah yang telah dipanen dikumpulkan
dan dikelompokkan berdasarkan kelas kematangannya. Biasanya dilakukan pemeraman untuk memperoleh keseragaman kematangan buah dan memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. Pemeraman dilakukan di tempat yang teduh, lamanya sekitar 5-7 hari.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
2. Pemecahan buah
- Buah kakao dipecah atau dibelah untuk mendapatkan biji kakao. Pemecahan buah dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah satu dengan buah lainnya. Perlu diingat untuk menghindari kontak langsung biji kakao dengan benda-benda logam karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu
- Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastik atau wadah lain yang bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
3. Fermentasi Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan
lembaga biji agar tidak tumbuh sehingga perubahan-perubahan di dalam biji akan mudah terjadi, seperti warna keping biji, peningkatan aroma dan rasa, perbaikan konsistensi keping biji dan untuk melepaskan selaput lendir. Selain itu untuk menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Biji kakao difermentasikan di dalam kotak kayu berlubang, dapat terbuat dari papan atau keranjang bambu. Fermentasi memerlukan waktu 6 hari. Dalam proses fermentasi terjadi penurunan berat sampai 25%.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
TeknologiJenis Fermentasi
• Fermentasi dengan kotak/peti fermentasi a) Biji kakao dimasukkan dalam kotak terbuat dari lembaran papan
yang berukuran panjang 60 cm dengan tinggi 40 cm (kotak dapat menampung ± 100 kg biji kakao basah) setelah itu kotak ditutup dengan karung goni/daun pisang.
b) Pada hari ke 3 (setelah 48 jam) dilakukan pembalikan agar fermentasi biji merata.
c) Pada hari ke 6 biji-biji kakao dikeluarkan dari kotak fermentasi dan siap untuk dijemur.
• Fermentasi menggunakan keranjang bambu a. Keranjang bambu terlebih dahulu dibersihkan dan dialasi
dengan daun pisang baru kemudian biji kakao dimasukan (keranjang dapat menampung ± 50 kg biji kakao basah)
b. Setelah biji kakao dimasukan keranjang ditutup dengan daun pisang.
c. Pada hari ke 3 dilakukan pembalikan biji dan pada hari ke 6 biji-biji dikeluarkan untuk siap dijemur.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
4. Perendaman dan Pencucian Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji. Perendaman berpengaruh terhadap proses pengeringan dan rendemen. Selama proses perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao terlarut sehingga kulitnya lebih tipis dan rendemennya berkurang. Sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat. Setelah perendaman, dilakukan pencucian untuk mengurangi sisa-sisa lendir yang masih menempel pada biji dan mengurangi rasa asam pada biji, karena jika biji masih terdapat lendir maka biji akan mudah menyerap air dari udara sehingga mudah terserang jamur dan akan memperlambat proses pengeringan.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
5. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air dalam biji dari 60% sampai pada kondisi kadar air dalam biji tidak dapat menurunkan kualitas biji dan biji tidak ditumbuhi cendawan. Pengeringan dapat dilakukan dengan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau secara buatan dengan menggunakan mesin pengering atau kombinasi keduanya. Dengan sinar matahari dibutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung kondisi cuaca, sampai kadar air biji menjadi 7-8%. Sedangkan dengan pengeringan buatan berlangsung pada temperatur 65° – 68° C.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
6. Penyortiran/Pengelompokan Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan
dikelompokkan berdasarkan mutunya. Sortasi dilakukan setelah 1-2 hari dikeringkan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapuh dan tidak mudah rusak, sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan ayakan yang dapat memisahkan biji kakao dari kotoran. Pengelompokan kakao berdasarkan mutu : ƒ Mutu A : dalam 100 g biji terdapat 90-100 butir biji Mutu B : dalam 100 g biji terdapat 100-110 butir biji Mutu C : dalam 100 g biji terdapat 110-120 butir biji
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
7. Penyimpanan Biji kakao kering dimasukkan ke dalam karung goni. Tiap karung goni diisi 60 kg biji kakao kering kemudian karung tersebut disimpan dalam ruangan yang bersih, kering dan memiliki lubang pergantian udara. Antara lantai dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60 cm. Biji kakao dapat disimpan selama ± 3 bulan.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian