perianal abscess

25
Case Repport Session Perianal Abscess Oleh: Galih Trissekti Serly Sriwahyuni Preseptor: dr. Deddy Kurniawan, Sp.B

Upload: galih

Post on 20-Nov-2015

162 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

abses perianal, perianal abscess, laporan kasus abses perianal

TRANSCRIPT

Case Repport Session Perianal Abscess

Case Repport SessionPerianal AbscessOleh:Galih TrissektiSerly Sriwahyuni

Preseptor: dr. Deddy Kurniawan, Sp.B

Identitas PasienNama : Tn. TUmur : 40 tahunAlamat : CiparayPekerjaan: PetaniPendidikan Terakhir: SMAAgama : IslamStatus: MenikahTanggal pemeriksaan: 26 Januari 2015

Anamnesis Keluhan Utama : Keluar nanah di daerah sekitar dubur

Anamnesis Khusus:Sejak 2 minggu SMRS pasien mengeluh adanya nanah yang keluar di daerah sekitar dubur. Awalnya terdapat benjolan sebesar kacang hijau sejak 1 bulan yang lalu kemudian membesar dan mengeras sebesar telur ayam. Lalu benjolan menjadi lebih lunak dan seperti terisi cairan, dan pecah sehingga keluar nanah dari benjolan tersebut yang berwarna putih kekuningan. Sejak saat itu benjolan mengempis dan terus mengeluarkan nanah. Keluhan disertai dengan panas dan nyeri pada benjolan membuat pasien kesakitan saat pantat tertekan, sehingga pasien tidur menyamping. Pasien mengatakan kulit disekitar benjolan pernah berubah menjadi kemerahan. Keluhan ini baru pertama kalinya dialami oleh pasien. Sebelum adanya benjolan pasien mengaku sering sulit buang air besar.

Pasien menyangkal adanya riwayat trauma. Pasien menyangkal adanya penurunan berat badan drastis, pasien menyangkal ada batuk-batuk lama. Pasien menyangkal ada yang menderita penyakit serupa di keluarga atau di lingkungan rumahnya. Pasien sudah melakukan pengobatan untuk keluhan tersebut ke puskesmas. Namun keluhan tidak membaik. Pasien mandi dan ganti celana dalam 2x sehari.

Riwayat penyakit terdahulu: DM (+) hemorroid (+)

Pemeriksaan Fisik Status Generalis:* Keadaan umum: baik* Kesadaran: kompos mentis* Tanda Vital:TD = 120/70 mmHgN = 74 x/menit, regular, equal, isi cukupR = 20x/menitS = afebris

Kepala: Konjungtiva tidak anemis, sklera anikterik.Leher: KGB tidak terdapat pembesaran, JVP tidak meningkatThoraks: Bentuk dan gerak simetris.Cor: Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular,murmur (-).Pulmo: VBS normal kiri=kanan, ronkhi -/-, wheezing -/-Abdomen:Datar, lembut, massa (-), hepar dan lien tidak teraba. Bising usus (+).Ekstremitas: Edema -/-, sianosis -/-

Status Lokalis:a/r perianal : Ulkus pada arah jam 1 dan 5 dengan ukuran 3x2x2 cm dan 2x2x2 cm, pus (+), kemerahan (+), nyeri tekan (+), konsistensi lunak, sebagian keras.

Pemeriksaan PenunjangDarah rutinKultur dan tes resistensi antibiotikGula darah sewaktu : 471 mg/dLEndoskopi: anoskopi

ResumeSeorang pasien laki-laki usia 40 tahun mengeluh adanya benjolan di sekitar anus sejak 1 bulan SMRS. Awalnya benjolan sebesar kacang hijau kemudian membesar dan mengeras sebesar telur ayam. Sekitar 2 minggu yang lalu keluar pus. Sejak saat itu benjolan mengempis dan terus mengeluarkan pus. Keluhan disertai dengan panas dan nyeri pada benjolan membuat pasien kesakitan saat pantat tertekan, sehingga pasien tidur menyamping. Pasien mengatakan kulit disekitar benjolan pernah berubah menjadi kemerahan. Keluhan ini baru pertama kalinya dialami oleh pasien. Sebelum adanya benjolan pasien mengaku sering sulit BAB. Riwayat trauma (-). Penurunan berat badan progresif (-), batuk-batuk lama (-). Tidak ada yang menderita penyakit serupa di keluarga atau di lingkungan rumahnya. Pasien sudah melakukan pengobatan untuk keluhan tersebut ke puskesmas. Namun keluhan tidak membaik. Pasien mandi dan ganti celana dalam 2x sehari.Riwayat penyakit terdahulu: DM (+) hemorroid (+)Pada pemeriksaan fisik ditemukan ulkus pada arah jam 1 dan 5 dengan ukuran 3x2x2 cm dan 2x2x2 cm, pus (+), kemerahan (+), nyeri tekan (+), konsistensi lunak, sebagian keras. Gula darah sewaktu : 471 mg/dL

Diagnosa bandingPerianal absesFistula aniHemoroid

Perianal abses

Diagnosa kerja

PenatalaksanaanDrainaseRendam dudukAnalgetik -> asam mefenamat 500 mg 3x1 tabPerawatan luka

Prognosis Quo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam

Anatomi rektum dan anal canal4 - 1 0 kelenjar anus

Rektum dan Anal Canal

Vessel and nerve

Perianal AbscessPerianal abcess adalah infeksi pada kelenjar anus (cryptoglandular infection) di garis intersphincteric.

EpidemiologiDekade ketiga dan keempat hidup.Pria > perempuan, 2-3:1 . Sekitar 30% diperlukan intervensi bedah.

PatofisiologiEscherichia coli, Enterococcus, dan spesies Bacteroides, dll.Infeksi anal gland (pada dasar anal crypt setinggi dentate line)ObstruksiHasil sekresi kelenjar statis Bacterial overgrowthAbscess (Biasanya, bentuk abses awalnya dalam ruang intersphincteric dan kemudian menyebar di sepanjang ruang-ruang potensial yang bendekatan)

Tanda dan gejala Abses AnorektalPerianal abscess: Perianal abscess: massa kecil berbatas tegas, eritema, berfluktuasi, dekat lubang dubur. Penyebaran melalui external sphincter dibawah puborectalis dapat menyebabkan terjadinya ischiorectal abscess. Ischiorectal abscess ini dapat sangat besar dan mungkin tidak terlihat di perianal. Pada DRE akan ditemukan pembengkakan yang sangat nyeri pada ischiorectal fossa.

Intersphincteric abscesses dapat terjadi di intersphincteric space dan sulit sekali didiagnosis, sering memerlukan pemeriksaan dengan anastesiPelvic dan supralevator abscesses jarang terjadi dan merupakan intersphincteric abscess atau ischiorectal abscess yang meluas ke arah atas, atau perluasan intraperitoneal abscess.

DiagnosisNyeri pada daerah perianal terlebih jika berjalan, duduk, batuk, mengedan.Teraba benjolan perianal yang bersifat fluktuatif. Sering ditemukan pada DREGejala penyerta: dapat demam, retensi urin.Dapat terjadi sepsisDiagnosis perianal abscess/ischiorectal abscess biasanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik ataupun saat dioperasi. CT scan atau MRI dapat menentukan letak kelainan.

PenatalaksanaanInsisi subkutaneous dan drainaseTerapi medikamentosa:AntibiotikAnalgetik

KomplikasiJika tidak diobati akan terjadi fistula anus.Fistelperianaladalahsaluranabnormal antara lubang anus/rektum dengan lubang bekas abses yang bermuara pada kulit