penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama …digilib.unila.ac.id/55232/3/skripsi tanpa bab...

85
PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 (Skripsi) Oleh FITRI FIDYAH PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMAUNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X

SMA NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

(Skripsi)

Oleh

FITRI FIDYAH

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

ABSTRAK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA

UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X

SMA NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh

FITRI FIDYAH

Masalah dalam penelitian ini adalah perilaku asertif siswa rendah. Permasalahan

penelitian adalah “Apakah konseling kelompok teknik sosiodrama dapat

meningkatkan perilaku asertif siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung

tahun pelajaran 2018/2019?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan

konseling kelompok teknik sosiodrama dalam meningkatkan perilaku asertif pada

siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2017/2018. One

Group Pretest-Posttest digunakan sebagai design penelitian. Subjek penelitian ini

sebanyak 6 orang siswa yang memiliki perilaku asertif rendah dan sedang. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala perilaku asertif. Hasil

analisis data menggunakan uji Wilcoxon, diperoleh z hitung = -2.201 hasilnya

kurang dari z tabel= 1.645, dan juga menunjukkan adanya peningkatan, maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya adalah perilaku asertif siswa dapat

ditingkatkan malalui konseling kelompok teknik sosiodrama pada siswa kelas X

SMA Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: asertif, konseling kelompok, teknik sosiodrama.

Page 3: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

ABSTRACT

THE USE OF GROUP COUNSELING SOCIODRAMA TECHNIQUES

TO IMPROVE STUDENTS’ ASSERTIVE BEHAVIOR

By

Fitri fidyah

The research issue was the lowness of students assertive behavior. The research

problem was whether the group counseling with sociodrama technique can

improve the students' assertive behavior at the tenth grade of SMAN 11 Bandar

Lampung in academic year 2017/2018”. The aims of the study was to find out

whether there was an improvement of students' assertive behavior before and

after the students were taught through group counseling with sociodrama

technique. One group pre-test and post-test was used as the design of the

research. The subject of the research was 6 students of the tenth grade who had

low and medium assertive behavior. The Likert scale of students' assertive

behavior was employed to collect the data. The data were analyzed by using

Wilcoxon’s test. The result showed that Zcal’s was less than (-2.201) Ztable

(1.645) and also showed that the improvement was 17,6%, it means that Ho was

rejected and Ha was accepted. It indicated that the group counseling with

sociodrama technique can improve the students' assertive behavior at the tenth

grade of SMAN 11 Bandar Lampung ini academic year 2017/2018.

Keywords: assertive behavior, group counseling, sociodrama technique.

Page 4: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA

UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X

SMA NEGERI 11 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh

FITRI FIDYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Bimbingan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan
Page 6: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan
Page 7: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan
Page 8: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Fitri Fidyah dilahirkan di Bekasi, pada tanggal

11 Februari 1996. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara, dari pasangan bapak Sumartono dan ibu Erni.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999/2000 di

TK An-Nur , tahun 2006/2007 di SD Negeri 3 Keteguhan. Pada tahun 2007/2008

penulis melanjutkan pendidikan formal ke sekolah menengah pertama di SMP

Negeri 15 Bandar Lampung, setelah 3 tahun belajar di sekolah menengah pertama

penulis lulus pada tahun 2009/2010 penulis melanjutkan pendidikan formal ke

SMA Negeri 11 Bandar Lampung, setelah 3 tahun belajar di SMA penulis lulus

pada tahun 2012/2013, dan pada tahun 2013/2014 penulis diterima dan terdaftar

sebagai mahasiswi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, melalui jalur

SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan mengambil

Program Studi Bimbingan Konseling.

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik mengajar melalui

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Desa Jaya Sakti, Kecamatan Anak Tuha,

Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2016.

Page 9: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

MOTTO

“Dan milik Allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di

bumi, dan hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.”

(QS. Ali „Imran 109)

Page 10: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

PERSEMBAHAN

Sujud syukur kusembahkan kepadamu ya Allah yang Maha Agung dan Maha

Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,

berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga

keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Papa Sumartono dan Mama Erni

tercinta yang tiada pernah hentinya memberiku semangat, doa, nasehat, dan kasih

sayang. Terimakasih telah menjagaku, membimbingku dan mendidikku dengan

baik Ma, pengorbanan yang tak tergantikan hingga akhir waktuku.

Kupersembahkan buat adikku tercinta Rafi Rasyid selalu ada canda tawa di

hidupku karena memilikimu sebagai adikku.

Dan

Almamater Tercinta, Universitas Lampung

Page 11: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

SANWACANA

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan

maha penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Bimbingan

Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas

X SMA Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018” adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Bimbingan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung. Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

diucapkan terimakasi kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Yusmansyah, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan

dan Konseling. Terima kasih atas bimbingan, saran, dan masukannya

kepada penulis.

Page 12: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

4. Bapak Drs. Muswardi Rosra M.Pd., selaku pembimbing I atas kesediaan

waktu, untuk memberikan bimbingan, pengarahan, saran, semangat dan

motivasi selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

5. Bapak Redi Eka Andriyanto, S.Pd., M.Pd., Kons., selaku pembimbing II

atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, kritik,

saran, dan motivasi selama proses pekuliahan dan proses penyusunan

skripsi.

6. Ibu Ratna Widiastuti, S.Psi., M.A., Psi., selaku Pembahas atas keikhlasan

dan kesediaannya dalam memberikan pengarahan, dan masukan kepada

penulis selama proses perkuliahan dan penyusunan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP UNILA

8. Ibu Maria Habiba, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 11 Bandar

Lampung, beserta para staff yang telah membantu penulis dalam

melakukan penelitian.

9. Keluargaku tercinta, mama Erni dan papa Sumartono, adikku Rafi Rasyid.

Terimakasih atas pengorbanan, kasih sayang dalam balutan do’a yang

tulus, dan selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

10. Keluarga besarku yang selalu mendukung, membantu dan memotivasi

dalam penyusunan skripsi.

11. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut mendukung

peneliti menyelesaikan skripsi ini.

12. Almamaterku tercinta

Page 13: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan

tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2018

Penulis

Fitri Fidyah

Page 14: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. xiiiDAFTAR TABEL ........................................................................................ xvDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang dan Masalah ............................................................. 1

1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 12. Identifikasi Masalah .................................................................... 93. Pembatatasan Masalah ................................................................. 94. Rumusan Masalah ........................................................................ 9

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 101. Tujuan Penelitian .......................................................................... 102. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

C. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 11D. Kerangka Pikir ................................................................................... 12E. Hipotesis ............................................................................................. 18

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Perilaku Asertif .................................................................................. 19

1. Perilaku Asertif dalam Bimbingan Sosial..................................... 192. Pengertian Perilaku Asertif ........................................................... 213. Ciri-ciri Perilaku Asertif .............................................................. 244. Jenis Perilaku Asertif ................................................................... 275. Aspek-aspek Perilaku Asertif ...................................................... 286. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif .................... 30

B. Teknik Sosiodrama dalam Konseling Kelompok .............................. 321. Pengertian Konseling Kelompok .................................................. 332. Pengertian Teknik Sosiodrama .................................................... 343. Tujuan Teknik Sosiodrama .......................................................... 364. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Sosiodrama ........................... 385. Langkah-langkah Sosiodrama ...................................................... 40

Page 15: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

xiv

C. Penggunaan Konseling Kelompok Teknik Sosiodrama UntukPeningkatan Perilaku Asertif ............................................................. 43

III. METODE PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 48B. Metode Penelitian .............................................................................. 48C. Desain penelitian................................................................................. 49D. Subjek Penelitian ................................................................................ 50E. Skenario Siklus Sosiodrama ............................................................... 51F. Veriabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 53

1. Variable Penelitian ....................................................................... 532. Definisi Operasional .................................................................... 53

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 541. Skala Perilaku Asertif .................................................................... 552. Kisi-kisi Skala Perilaku Asertif .................................................... 56

H. Uji Persyaratan Instrumen .................................................................. 581. Uji Validitas ................................................................................. 582. Uji Reliabilitas ............................................................................. 59

I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 60

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil penelitian ................................................................................... 63

1. Gambaran Hasil Pra Penelitian Teknik Sosiodrama..................... 632. Deskripsi Data .............................................................................. 643. Pelaksanaan Kegiatan Teknik Sosiodrama................................... 664. Hasil Pelaksanaan ......................................................................... 675. Data Skor Subjek Sebelum Dan Setelah Mengikuti Teknik

Sosiodrama ................................................................................... 786. Uji Hipotesis ................................................................................. 96

B. Pembahasan ....................................................................................... 98

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................... 1111. Kesimpulan Statistik ................................................................... 1112. Kesimpulan Penelitian ................................................................ 112

B. Saran ................................................................................................. 112

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perilaku Asertif dan Non Asertif..................................................... 263.1 Alternatif Pilihan Jawaban Skala .................................................... 553.2 Kisi Kisi Instrument Perilaku Asertif.............................................. 573.3 Kriteria Reliabilitas ........................................................................ 604.1 Daftar Subjek Penelitian ................................................................. 644.2 Kriteria Perilaku Asertif Siswa ....................................................... 654.3 Hasil Pre test ................................................................................... 664.4 Kegiatan Penelitian Di SMA Negeri 11 Bandar Lampung ............. 674.5 Perbandingan Antara Posttest dan Pretest....................................... 804.6 Perubahan Perilaku Asertif CAN Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 834.7 Perubahan Perilaku Asertif DVD Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 864.8 Perubahan Perilaku Asertif IL Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 894.9 Perubahan Perilaku Asertif YM Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 924.10 Perubahan Perilaku Asertif RCP Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 954.11 Perubahan Perilaku Asertif SNA Setelah Teknik

Sosiodrama...................................................................................... 984.12 Analisis Hasil Penelitian Menggunakan Uji Wilcoxon ................... 99

Page 17: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema Kerangka Berpikir ................................................................. 173.1 Pola One Group Pretest-Posttest Design .......................................... 494.1 Grafik Perubahan Perilaku Asertif CAN........................................... 834.2 Grafik Perubahan Perilaku Asertif DVD .......................................... 874.3 Grafik Perubahan Perilaku Asertif IL ............................................... 904.4 Grafik Perubahan Perilaku Asertif YM............................................. 924.5 Grafik Perubahan Perilaku Asertif RCP ........................................... 954.6 Grafik Perubahan Perilaku Asertif SNA........................................... 984.7 Grafik Perbandingan Skor Hasil Pretest dan Posttest ...................... 100

Page 18: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skala Perilaku Asertif Siswa ................................................................114

2. Hasil Uji Ahli Aitem Skala Perilaku Asertif ........................................116

3. Uji Reliabilitas Instrumen.....................................................................122

4. Data Penjaringan Subjek.......................................................................128

5. Tahap Pelaksanaan Penelitian ..............................................................129

6. Modul....................................................................................................130

7. Surat Penelitian.....................................................................................156

8. Surat Pelaksanaan Penelitian ................................................................157

Page 19: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju

masa dewasa. Pada masa tersebut individu banyak mengalami

perkembangan untuk mencapai kematangan, baik secara fisik, psikis, dan

sosial, sehingga berpengaruh terhadap perilakunya dalam kehidupan

sehari-hari. Setiap remaja memiliki kehidupan pribadi yang berbeda-beda

antara orang yang satu dengan yang lainnya. Fatimah (2010) menjelaskan

bahwa kehidupan pribadi seseorang meliputi berbagai aspek, antara lain

aspek emosional, sosial psikologis, sosial budaya, dan kemampuan

intelektual yang terpadu dengan faktor lingkungan dalam kehidupannya.

Individu sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan sosialisasi

dengan individu lainnya di dalam lingkungan masyarakat. Sosialisasi pada

dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial

salah satunya yaitu perilaku yang seharusnya diperankan seseorang di

dalam kelompoknya, baik dalam keluarga, sekolah maupun dalam

kehidupan bermasyarakat.

Page 20: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

2

Individu melakukan interaksi pada tiga lingkungan yang berbeda yaitu,

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Menurut Ali dan Asrori

(2004: 93) menjelaskan bahwa proses sosialisasi individu terjadi di tiga

lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama

yang dikenal oleh individu sebelum mengenal lingkungan sosial yang

lebih luas. Peran orang tua sangat penting untuk menentukan perilaku anak

dalam bersosialisasi.

Remaja dihadapkan pada sebuah hubungan sosial dengan teman sebaya

yang terdiri dari berbagai macam karakteristik antara individu yang satu

dengan yang lainnya. Remaja dalam kesehariannya lebih banyak

menghabiskan waktu di lingkungan sekolah karena harus mengikuti proses

pendidikan yang terjadi dalam usia belasan tahun atau usia wajib belajar.

Dengan demikian remaja akan selalu berkomunikasi dengan temen sebaya

dan guru-gurunya. Di dalam kelompok teman sebaya individu akan

berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari teman sebayanya dengan

cara menerima permintaan temannya yang bertentangan dengan

kemauannya atau individu akan melanggar hak orang lain.

Proses pembelajaran individu akan berinteraksi dengan guru mata

pelajaran, terkadang siswa akan merasa cemas untuk bertanya atau

menjawab pertanyaan dari guru, dikarenakan siswa takut dimarahi oleh

guru karena jawabannya salah. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut

Page 21: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

3

untuk berani mengemukakan pendapat didepan umum, mendiskusikan

mata pelajaran dengan anggota kelompok dan dapat menjawab pertanyaan

guru dengan percaya diri, hal tersebut bisa terwujud dengan adanya

perilaku asertif pada siswa.

Perilaku asertif merupakan perilaku dengan mengungkapkan perasaan

yang dirasakan maupun diinginkan oleh individu tersebut dengan cara

baik-baik dan tidak melanggar hak orang lain. Menurut Alberti dan

Emmons (2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat seseorang

dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa

cemas, mengekspresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan

haknya tanpa melanggar hak orang lain. Sedangkan menurut Corey (2009)

menyebutkan bahwa perilaku asertif adalah ekspresi langsung, jujur, dan

pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak seseorang

tanpa kecemasan yang beralasan. Siswa yang memiliki perilaku asertif

tentunya akan bisa berfikir rasional yang akan berdampak positif dalam

kehidupannya dimasa mendatang. Siswa mampu mengekspresikan yang

dirasakan dan dapat mempertahankan hak yang dimiliki dengan tidak

menyakiti orang lain.

Bimbingan dan konseling pada remaja yang tidak berperilaku asertif

menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena dapat berpengaruh

terhadap kehidupan individu contohnya individu tidak akan terbuka

dengan orang lain, dan menerima keputusan orang lain untuk dirinya

Page 22: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

4

walaupun tidak sesuai dengan keinginannya. Peran bimbingan konseling

bagi individu untuk membuat dirinya lebih terbuka dengan orang lain.

Fenonema yang ditemukan tidak semua siswa dapat berperilaku asertif

dengan baik. Apabila terus dibiarkan akan menimbulkan akibat-akibat

yang akan berakhir pada suatu masalah. Bloom, Coburn, dan Pearlam

(1985) mengatakan bahwa seseorang yang dikatakan tidak berperilaku

asertif ketika orang tersebut tidak mampu menyatakan perasaan-perasaan,

kebutuhan-kebutuhan dan gagasan-gagasannya secara tepat, mengabaikan

hak-haknya dan membiarkan orang lain melanggar haknya tersebut.

Perilaku yang tidak asertif ini biasanya bersifat emosional, tidak jujur dan

tidak langsung, terhambat dan menolak diri sendiri. Individu yang tidak

asertif membiarkan orang lain menentukan apa yang harus dilakukannya

dan sering berakhir dengan perasaan cemas, kecewa, bahkan berakhir

dengan kemarahan dan perasaan tersinggung.

Ketidakmampuan berperilaku asertif dapat disebabkan oleh beberapa

faktor misalnya pola asuh orang tua, adanya larangan terus-menerus akan

menjadikan seorang anak terlalu berhati-hati dan tidak spontan dalam

mengungkapkan perasaannya sehingga anak terbiasa untuk berperilaku

tidak asertif. Kemudian penyebab lain seperti perbedaan jenis kelamin

karena sejak kecil peran dan pendidikan laki-laki dan perempuan telah

dibedakan oleh masyarakat. Sejak kecil laki-laki dibiasakan harus tegas

dan kompetitif sedangkan perempuan harus pasif menerima perintah hal

Page 23: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

5

ini berakibat laki-laki berperilaku lebih asertif dari pada perempuan

Prihatin (1993).

Bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan yang dapat membantu

siswa dalam mengatasi dan memandirikan sikap dan perilaku siswa

menjadi lebih baik. Peran guru bimbingan dan konseling dalam

menyelesaikan masalah perilaku asertif sangat penting sekali. Salah satu

bidang bimbingan dan konseling disekolah adalah bidang sosial. Tohirin

(2007: 128). Interaksi sosial secara baik dapat terwujud dengan adanya

perilaku aserif dalam diri individu perilaku yang membuat seseorang dapat

bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa cemas,

mengekspresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan haknya tanpa

melanggar hak orang lain. Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan

atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial

seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan

lainnya. Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu

yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan

lingkunganya

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 November 2016 di SMA

Negeri 11 Bandar Lampung terdapat beberapa siswa yang kurang asertif

seperti siswa sulit menyampaikan pikiran dan pendapatnya, baik melalui

kata-kata maupun tindakan, siswa sulit mengajukan permintaan dan

bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan, siswa sulit

Page 24: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

6

memperlakukan orang lain dengan hormat, siswa sulit menyatakan

perasaanya dengan tepat, siswa sulit menolak dan menyatakan

ketidaksetujuannya terhadap pendapat orang lain yang cenderung bersifat

negatif, siswa sulit berkomunikasi secara langsung maupun terbuka dan

siswa mengungkapkan penolakan dengan perkataan yang kasar.

Perilaku asertif sangat penting dalam perkembangan remaja, karena

apabila seorang remaja tidak dapat berperilaku asertif, disadari ataupun

tidak, remaja akan kehilangan hak-hak pribadi sebagai individu dan

cenderung tidak dapat menjadi individu yang bebas dan akan selalu berada

dibawah kekuasaan orang lain, untuk menumbuhkan perilaku asertif pada

siswa peneliti menggunakan konseling kelompok dengan teknik

sosiodrama.

Konseling kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada

individu (siswa) yang mempunyai masalah-masalah pribadi melalui

kegiatan kelompok agar tercapai pengembangan yang optimal. Diskusi

dalam konseling kelompok merupakan sesuatu yang sangat penting karena

dalam diskusi apa yang menjadi masalah atau topik masalah yang dibahas

dapat dicari pemecahannya secara bersamaan. Sosiodrama menurut

Prawitasari, (2011: 177) adalah memberikan kesempatan orang untuk

melihat kehidupan pribadi dengan cara pandang berbeda setelah kehidupan

pribadi itu didramakan dan dimainkan oleh orang tak dikenal yang berada

dalam kelompok bersamanya. Satu hal yang membedakan sosiodrama

Page 25: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

7

dengan pendekatan kelompok yang bersifat intruksional adalah adanya

unsur drama. Anggota kelompok tidak hanya berdiskusi ataupun

membicarakan masalahnya di kelompok, tetapi mereka juga menindaki

apa yang dipermasalahkan tersebut. Mereka dapat mengungkapkannya

dalam` suatu drama yang disutradarai oleh pemimpin kelompok.

Sedangkan menurut Romlah (2001:104) sosiodrama adalah permainan

peran yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul

dalam hubungan antar manusia. Kegiatan sosiodrama dapat dilaksanakan

bila sebagian besar anggota kelompok menghadapi masalah sosial yang

hampir sama, atau bila ingin melatih dan mengubah perilaku-perilaku

tertentu.

Penelitian menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif setelah

dilakukan layanan konseling kelompok yang berupa teknik role playing,

adanya penelitian ini sebagai suatu acuan bagi peneliti untuk dapat

meningkatkan perilaku asertif siswa. Sosiodrama mengurangi isolasi

antara anggotanya dan membantu dalam peningkatan harga diri contohnya

membuka diri untuk menjalin pertemanan, individu akan mempertahankan

hak-hak yang dimilikinya, melatih individu untuk mengukapkan perasaan

dan individu akan berinteraksi dengan memerankan sosiodrama dalam

kelompok. Manfaat teknik sosiodrama menurut Prawitasari, (2011) yaitu

sosiodrama memiliki banyak aplikasi sebagai tambahan untuk psikoterapi.

Permainan peran merupakan intervensi yang baik untuk membantu klien

dalam mengekspresikan pikiran dan emosi dengan cara menyesuaikan

Page 26: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

8

antara ekspresi wajah dan emosi yang diungkapkan. Sosiodrama

menawarkan praktek dalam mengembangkan dan mengasah keterampilan

sosial, khususnya komunikasi yang menjadi lebih baik. Klien juga dapat

berlatih sikap baru dan mencoba peran baru dalam lingkungan yang aman.

Sutradara dapat memfasilitasi proses ini melalui penggunaan terapi tugas

peran dimana klien diminta untuk bermain peran sehingga klien akan

merasakan manfaatnya, karena sosiodrama didasarkan pada spontanitas,

klien berpartisipasi dengan spontanitas tanpa perlu untuk fokus padahal itu

sebagai masalah.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

asertif sangat penting dimiliki siswa dan berpengaruh dalam proses

pembelajaran maka dari itu untuk meningkatkan perilaku asertif siswa,

peneliti memilih teknik sosiodrama agar siswa dapat mempraktikan sikap

asertif dan paham akan pentingnya perilaku asertif tersebut.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai penggunaan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama

untuk meningkatkan perilaku asertif siswa, dengan menggunakan teknik

sosiodrama ini diharapkan siswa dapat meningkatkan perilaku asertif

dalam dirinya.

Page 27: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

9

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah-masalah yang

ada dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Siswa sulit menyampaikan pikiran dan pendapatnya, baik melalui kata-

kata maupun tindakan

2. Siswa sulit bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok

3. Siswa sulit bersalaman dengan guru ketika bertemu

4. Siswa sulit menyatakan perasaanya dengan tepat

5. Siswa sulit menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap

pendapat orang lain yang cenderung bersifat negatif

6. Siswa sulit menjawab pertanyaan dari guru

7. Siswa mengungkapkan penolakan dengan perkataan yang kasar

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini terbatas pada

masalah penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk

meningkatkan perilaku asertif kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung.

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka masalah pada

penelitian ini yaitu rendahnya perilaku asertif siswa. Maka permasalahan

yang dapat dirumuskan adalah “Apakah Konseling Kelompok Teknik

Sosiodrama dapat Meningkatkan Perilaku Asertif Siswa Kelas X SMA

Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019?”

Page 28: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

10

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui

penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama dalam meningkatkan

perilaku asertif pada siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis sebagai

berikut :

a. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk

mengembangkan konsep-konsep ilmu pengetahuan dan dapat

menambah referensi tentang bimbingan kelompok teknik sosiodrama

untuk meningkatkan perilaku asertif pada siswa.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan kepala sekolah

untuk pembinaan terhadap guru bimbingan konseling agar dapat

memanfaatkan konseling kelompok teknik sosiodrama, salah satu

sumber informasi bagi guru bimbingan konseling bahwa perilaku

asertif dapat ditingkatkan dengan cara melakukan konseling kelompok

teknik sosiodrama dan penelitian ini juga dapat menjadi bahan untuk

pihak-pihak yang berkepentingan dalam meningkatkan perilaku

asertif.

Page 29: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

11

C. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitin ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu bimbingan dan konseling

tentang teknik sosiodrama yang termasuk dalam teknik bimbingan dan

konseling.

2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah penggunaan konseling

kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan perilaku asertif siswa.

3. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 11 Bandar

Lampung.

4. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 11

Bandar Lampung Tahun 2017/2018 yang memiliki perilaku asertif yang

rendah dan sedang.

5. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini dilakukan pada semester genap

Tahun Pelajaran 2017/2018.

Page 30: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

12

D. Kerangka Pikir

Bagi setiap individu perilaku asertif adalah kemampuan untuk

mengungkapkan dan mengekspresikan hak-hak pribadi individu dengan jujur

dalam verbal maupun non verbal tanpa melanggar hak-hak orang lain dalam

bersosilisasi dengan lingkungan sekitar terutama pada remaja yang mulai

tertarik dengan lingkungan sosial yang berada diluar keluarga.

Remaja yang mulai tertarik dengan lingkungan sosial biasanya mencari teman

sebaya yang dapat mengakuinya dalam suatu kelompok dalam hal ini perilaku

asertif dibutuhkan oleh remaja untuk mempertahankan hak-hak yang

dimilikinya. Perilaku asertif sangat penting dalam perkembangan remaja,

karena apabila seorang remaja tidak dapat berperilaku asertif, disadari ataupun

tidak, remaja akan kehilangan hak-hak pribadi sebagai individu dan cenderung

tidak dapat menjadi individu yang bebas dan akan selalu berada dibawah

kekuasaan orang lain. Hak-hak individu dimaksudkan dengan mengemukakan

pendapatnya secara jujur serta dapat menolak pendapat teman yang tidak

masuk akal atau bersifat negatif dengan cara tidak menyakiti hati temannya.

Keuntungan yang didapat bila berperilaku asertif yaitu keinginan, kebutuhan

dan perasaan individu untuk dimengerti oleh orang lain. Dengan demikian

tidak ada pihak yang sakit hati karena kedua belah pihak merasa dihargai dan

didengar. Ini sekaligus keuntungan bagi individu sebab akan membuat

individu sebagai pihak yang sering meminimalkan konflik atau perselisihan.

Page 31: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

13

Selain itu, individu tersebut merasa mengendalikan hidupnya sendiri, akan

berdampak pada rasa percaya diri dan keyakinan yang bisa terus meningkat.

Proses terbentuknya perilaku asertif pada individu melalui proses pendidikan

sampai pola asuh, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat yang

individu dapatkan. Menurut Ali dan Asrori (2004: 93) menjelaskan bahwa

proses sosialisasi individu terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pernyataan

tersebut semakin menguatkan bahwa individu melakukan interaksi pada tiga

lingkungan yang berbeda yaitu, lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

Lingkungan pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang

pertama dan utama bagi individu karena individu pertama kalinya memperoleh

pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan pendidikan yang

lainnya. Dalam pendidikan keluarga ada beberapa pola asuh yang dimiliki

oleh orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku individu, ada pola asuh

otoriter yaitu anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa

yang diperintahkan oleh orang tua. Pola asuh demokrasi yaitu anak diberi

kebebasan yang bertanggung jawab, artinya apa yang dilakukan oleh anak

tetap harus dibawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggungjawabkan

secara moral. Sedangkan pola asuh permisif yaitu segala aturan dan ketetapan

keluarga di tangan anak, orang tua menuruti segala kemauan anak. Dari

beberapa pola asuh tersebut perilaku asertif akan terbentuk apabila orang tua

dapat memberikan pola asuh demokrasi dan pola asuh permisif karena dari

Page 32: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

14

kedua pola asuh ini individu diberikan kesempatan untuk mengungkapkan

pendapatnya, memputuskan apa yang individu mau dan melakukan dengan

adanya pertanggungjawaban secara moral.

Lingkungan pendidikan sekolah merupakan suatu wadah mempersiapkan

individu untuk mencapai masa depan yang individu inginkan, persiapan ini

memerlukan waktu, tempat dan proses yang khusus. Individu dalam

kesehariannya lebih banyak menghabiskan waktu di lingkungan sekolah

karena harus mengikuti proses pendidikan yang terjadi dalam usia belasan

tahun atau usia wajib belajar. Dengan demikian individu akan selalu

berkomunikasi dengan temen sebaya dan guru-gurunya, perilaku asertif akan

terbentuk dengan adanya teman yang menghargai pendapat individu, teman-

yang berperilaku positif dan teman yang tidak menyakiti orang lain.

Sedangkan guru-guru dapat memberikan kesempatan pada individu untuk

menjawab pertanyaan apabila jawaban individu tidak sesuai maka guru harus

memberikan arahan dengan kata-kata yang halus agar individu tidak takut

menjawab pertanyaan di kemudian hari.

Lingkungan masyarakat yaitu individu berupaya memperoleh manfaat dari

pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya, individu berusaha

mendidik dirinya sendiri dengan sumber-sumber belajar yang tersedia di

masyarakatnya dalam bergaul, berkerja, dan aturan-aturan di masyarakat.

Apabila cara bergaul, bekerja dan aturan-aturan masyarakatnya mengarah

pada pembentukan perilaku asertif maka akan membuat individu memiliki

Page 33: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

15

perilaku asertif dengan cara saling menghargai sesama tetangga,

mendiskusikan bagaimana cara mengambil keputusan untuk permasalahan

dalam masyarakat, memberikan kebebasan kepada individu untuk mengambil

keputusan dan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya.

Individu yang tidak berperilaku asertif akan menimbulkan suatu masalah

dalam diri maupun sosialnya. Penelitian yang dilakukan oleh Novalia dan

Dayakisni (2013) akibat perilaku tidak asertif menunjukkan terdapat 31,7%

remaja (14-16) menjadi korban bullying. Menjadi korban bullying sangat tidak

diinginkan oleh siswa-siswi yang sedang sekolah tetapi hal itu dapat terjadi

kalau siswa lebih memilih perilaku tidak asertif dari pada perilaku asertif. hal

ini dapat berkurang apabila individu mengetahui bagaimana perilaku asertif

yang harus dimilikinya dan bagaimana individu menanggapi suatu

permasalahan dalam hidupnya yang berkaitan dengan mengambil keputusan,

menolak hal yang negatif dengan kata-kata yang tepat, bisa menghargai orang

lain dan bisa mengekspresikan dirinya dengan jujur.

Bimbingan konseling memiliki suatu pendekatan yang didalamnya terdapat

teknik-teknik yang akan membantu individu untuk lebih mudah mencari solusi

permasalahan yang ada dalam hidupnya. Salah satu teknik yang ada dalam

bimbingan konseling yaitu teknik sosiodrama yang akan membuat individu

mengerti permasalahannya dan mendapatkan suatu solusi. Teknik sosiodrama

atau bermain peran adalah salah satu teknik dalam pendekatan kelompok yang

dapat diterapkan dalam psikoterapi atau bimbingan konseling. Satu hal yang

membedakan sosiodrama dengan pendekatan kelompok yang bersifat

Page 34: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

16

intruksional adalah adanya unsur drama. Anggota kelompok tidak hanya

berdiskusi ataupun membicarakan masalahnya di kelompok, tetapi mereka

juga menindaki apa yang dipermasalahkan tersebut. Mereka dapat

mengungkapkannya dalam` suatu drama yang disutradarai oleh pemimpin

kelompok (Prawitasari, 2011: 165). Sosiodrama memberikan kesempatan

orang untuk melihat kehidupan pribadi dengan cara pandang berbeda setelah

kehidupan pribadi itu didramakan dan dimainkan oleh orang tak dikenal yang

berada dalam kelompok bersamanya. Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa

teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

memberikan layanan konseling kelompok di sekolah dengan cara memerankan

perilaku yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Di dalam sosiodrama

ini seseorang akan memerankan suatu peran tertentu dan situasi masalah sosial

yang sama. Teknik sosiodrama akan mengajarkan individu untuk memerankan

langsung masalah tersebut dan berdiskusi untuk mencari solusi apa yang harus

diambil dalam permasalahan sosiodrama tersebut.

Diharapkan dengan adanya bentuk baru dalam penyampaian materi asertif

siswa mampu untuk lebih memperhatikan dan mampu menerapkan perilaku

asertif disekolah. Kegiatan yang diterapkan dapat membantu dalam upaya

peningkatkan kemampuan siswa dalam berperilaku asertif. Penelitian yang

dilakukan oleh Arliani (2013), menunjukkan adanya peningkatan perilaku

asertif setelah dilakukan teknik sosiodrama, jadi dengan dilakukannya teknik

sosiodrama dapat meningkatkan perilaku asertif siswa.

Page 35: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

17

Kemampuan dalam berperilaku asertif akan mendukung kegiatan siswa di

sekolah dalam proses pembelajaran maupun interaksi sosial. Jika siswa sudah

mampu untuk menerapkan perilaku asertif maka guru dapat menekan

kenakalan dalam sekolah dan mewujudkan pembelajaran yang aktif yang

disebabkan karena perilaku asertif siswa yang baik, selain itu para siswa

diharapkan mampu memperjuangkan hak-hak mereka tanpa ada rasa takut dan

sungkan kepada kakak kelas maupun pada teman.

Berdasarkan uraian tersebut, digambarkan kerangka pikir untuk melihat

apakah teknik sosiodrama dapat meningkatkan perilaku asertif siswa.:

Gambar 1.1. Skema Kerangka Berfikir

Berdasarkan gambar 1.1 menggambarkan bahwa siswa yang kurang asertif

yaitu siswa yang takut untuk mengungkapkan pendapatnya, takut untuk

mengatakan tidak dengan hal yang tidak di inginkannya dan tidak bisa

mempertahankan hak-hak yang dimiliki setelah diberikan teknik sosiodrama

siswa diberi kesempatan untuk mempraktikan suatu kejadian dimana siswa

bisa menyelesaikannya dengan cara asertif dalam kehidupan sehari-harinya

dengan baik. Sehingga konseling kelompok teknik sosiodrama dapat

dipergunakan untuk meningkatkan perilaku asertif siswa kelas X SMA Negeri

11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019.

TeknikSosiodrama

Perilaku AsertifMeningkat

Perilaku AsertifRendah

Page 36: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

18

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2015:64). Hipotesis

penelitian yang akan penulis ajukan adalah perilaku asertif siswa dapat

ditingkatkan malalui konseling kelompok teknik sosiodrama pada siswa kelas

X SMA Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019. Berdasarkan

hipotesis penelitian tersebut, maka hipotesis statistik yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ho : Perilaku Asertif Siswa Tidak Dapat Ditingkatkan Malalui Konseling

Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019.

Ha : Perilaku Asertif Siswa Dapat Ditingkatkan Malalui Konseling

Kelompok Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 11

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2018/2019.

Page 37: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Asertif

Masa remaja adalah suatu proses untuk mencari jati diri, individu berusaha

untuk menjadi bagian dalam kelompok teman sebayanya. Kelompok tersebut

terkadang individu melakukan hal apapun untuk mendapat pengakuan dari

temen-temannya, tidak jarang individu melakukan hal yang diminta oleh

temannya walaupun dirinya tidak menginginkannya. Individu tidak mampu

untuk berkata jujur dengan apa yang dirasakanya sehingga hak yang mereka

miliki tidak terpenuhi, akibatnya individu memiliki perilaku asertif yang

rendah sehingga akan timbul suatu permasalahan.

1. Perilaku Asertif dalam Bidang Sosial

Bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan yang dapat membantu

siswa dalam mengatasi dan memandirikan sikap dan perilaku siswa

menjadi lebih baik. Peran guru bimbingan dan konseling dalam

menyelesaikan masalah perilaku asertif sangat penting sekali. Salah satu

bidang bimbingan dan konseling disekolah adalah bidang bimbingan

sosial. Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adalah agar individu

yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan

lingkunganya (Tohirin, 2007: 128). Bimbingan sosial bermakna suatu

Page 38: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

20

bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-

masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik,

penyesuaian diri dan lainnya.

Bimbingan dan konseling memiliki tujuh jenis layanan yang semuanya

merupakan layanan untuk membantu peserta didik yang memerlukan

untuk mencapai perkembangan optimal. bimbingan dan konseling

mendukung adanya kegiatan belajar mengajar yang menjangkau semua

aspek baik individual maupun kelompok. Aspek individual dan kelompok

dalam bimbingan konseling termasuk dalam bidang bimbingan. Dalam

hal ini perilaku asertif termasuk dalam bidang bimbingan sosial

dikarenakan perilaku asertif merupakan permasalahan sosial yang

melibatkan interaksi individu dengan orang disekitarnya.

Pentingnya pengentasan perilaku asertif rendah pada siswa yang termasuk

dalam bidang bimbingan sosial ialah guna mencapai hasil pembelajaran

yang maksimal khususnya pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat

Ahmadi, Abu dan Widodo (2004) yang menyatakan bahwa bimbingan

sosial dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan

mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial

sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif. Suasana

belajar mengajar yang kondusif ditandai dengan adanya interaksi antara

guru dengan seluruh siswa dan siswa dapat bertanya kepada guru apabila

Page 39: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

21

tidak mengerti tentang materi yang disampaikan sehingga siswa dapat

mengerti tentang materi tersebut.

Perilaku asertif yang dimiliki individu yang dibimbing mampu

melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkunganya serta

teratasinya permasalahan sosial pada siswa akan membuat suasana

mengajar menjadi kondusif sehingga hasil belajar siswa disekolah pun

menjadi maksimal dan individu tersebut akan memiliki pandangan yang

aktif mengenai hidupnya.

2. Pengertian Perilaku Asertif

Lingkungan sosial merupakan tempat dimana masyarakat saling

berinteraksi dan melakukan sesuatu secara bersama-sama. Lingkungan

sosial memiliki tingkatan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lingkungan sosial dalam keluarga merupakan awal dari anak untuk

bersosialisasi dengan anggota keluarga, dalam keluarga anak diajarkan

bagaimana cara berperilaku, berbicara, dan menghormati orang lain.

Ketika anak sudah memahami dan mengetahui bagaimana caranya

berinteraksi dengan anggota keluarga maka anak akan bersosialisasi

dilingkungan sekolah dan masyarakat dengan baik.

Dilingkungan sekolah dan masyarakat tingkat sosialisasinya akan lebih

luas, hal tersebut juga berpengaruh terhadap perilaku asertif yang akan di

miliki oleh anak. Menurut Corey (2009), perilaku asertif adalah ekspresi

Page 40: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

22

langsung, jujur pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan atau

hak-hak seseorang tanpa kecemasan yang beralasan. Ekspresi langsung

mengartikan bahwa individu dapat mengungkapkan apa yang menjadi

keinginannya tanpa merasa ada yang harus ditutupi, perasaan yang

diungkapkan sesuai dengan mimik wajah, mempertahanakan segala

haknya tanpa melanggar hak orang lain, Perilaku asertif akan membuat

anak bisa bersosialisasi di keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik

tanpa melanggar hak orang lain dan bisa mempertahankan hak pribadinya

sendiri apabila anak memiliki perilaku asertf yang rendah akan

berdampak negatif pada hubungan sosial antar sesama individu

contohnya cara mengungkapkan perasaan dengan kekerasan,

menyembunyikan perasaan, dan hak yang dimiliki akan dilanggar oleh

orang lain.

Pengertian atau makna asertif menurut Alberti dan Emmons (2002)

perilaku asertif adalah perilaku yang membuat seseorang dapat bertindak

demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya tanpa cemas,

mengekspresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan haknya

tanpa melanggar hak orang lain Mempertahankan haknya yaitu

mengambil keputusan dalam kehidupannya, berpendapat jika diperlukan,

percaya diri dengan tindakan yang sudah dipikirkan sebelumnya, dan

menolak hal yang menurutnya tidak sesuai dengan yang di pikirkannya.

Individu akan bisa memepertahankan haknya, seperti apa yang

diingikannya untuk memutuskan pendidikannya, memberikan individu

Page 41: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

23

kebebasan berbicara tentang apa yang dirasakannya dan bagaimana

pendapatnya tentang segala hal yang berhubungan dengan kehidupannya.

Perilaku asertif adalah perilaku antar-perorangan (interpersonal) yang

melibatkan aspek kejujuran, keterbukaan pikiran, dan perasaan. Aspek

kejujuran yaitu seseorang yang menyatakan sesuatu dengan

sesungguhnya, apa adanya tidak ditambahi ataupun tidak dikurangi.

Keterbukaan pikiran yaitu penerimaan terhadap berbagai prinsip dan

opini dari orang lain sedangkan keterbukaan perasaan yaitu mampu

mengungkapkan apa yang individu rasakan (Gunarsa, 2004: 215). Aspek

tersebut akan membuat individu menjadi berperilaku asertif antar sesama,

mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Menurut

Rathus dan Nevid (2009) menerangkan bahwa perilaku asertif adalah

tingkah laku yang menampilkan keberanian secara jujur dan terbuka

menyatakan kebutuhan, perasaan, pikiran-pikiran apa adanya,

mempertahankan hak-hak pribadi, serta menolak permintaan-permintaan

yang tidak masuk akal dari figur otoritas dan standar-standar yang

berlaku pada suatu kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa perilaku asertif

adalah kemampuan individu untuk mengungkapkan dan mengekspresikan

hak-hak pribadi individu dengan jujur dalam verbal maupun non verbal

tanpa melanggar hak-hak orang lain. Dengan perilaku berbentuk

seseorang dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan

Page 42: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

24

haknya tanpa cemas, mengekspresikan perasaan secara nyaman

disampaikan tanpa berbelit-belit sehingga dapat fokus pada apa yang

diungkapkan, jujur berarti pernyataannya dan gerak-geriknya sesuai

dengan apa yang diinginkan., dan menjalankan haknya tanpa melanggar

orang lain.

3. Ciri-ciri Perilaku Asertif

Perilaku asertif merupakan perilaku yang positif bagi individu karena

perilaku asertif adalah kemampuan untuk mengungkapkan dan

mengekspresikan hak-hak individu dengan jujur dalam verbal maupun

non verbal tanpa melanggar hak-hak orang lain. Dengan demikian

perilaku asertif seharusnya ada dalam diri individu untuk meningkatkan

perilaku asertif tersebut individu harus mengetahui apa saja ciri-ciri yang

ada dalam perilaku asertif sehingga individu dapat menerapkan perilaku

asertif didalam kehidupan sehari-hari. Menurut Lilis (2013: 39)

menyebutkan ciri yang bisa dilihat dari seorang individu yang asertif

antara lain.

1. Dapat mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-

kata maupun tindakan.

2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan

dengan baik.

Page 43: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

25

4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap

pendapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan

dan cenderung bersifat negatif.

5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain

ketika membutuhkan.

6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan

maupun tidak menyenangkan dengan cara tepat.

7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8. Menerima keterbatasan yang ada dalam dirinya dengan tetap

berusaha mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin,

sehingga berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga

diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

Berperilaku asertif apabila dapat mengemukakan pikiran dan pendapat,

baik melalui kata-kata maupun tindakan yang berarti individu jujur

dengan yang dirasakan oleh dirinya dan dapat mengungkapkan dengan

kata-kata yang tepat serta tindakan yang sesuai. Individu dapat menolak

pendapat orang lain apabila pendapat tersebut tidak sejalan dengan

pemikirannya dan cenderung mengarahkan pada perilaku negatif. Dengan

menolak perilaku negatif tersebut individu akan berperilaku positif pada

dirinya, berusaha untuk mencapai tujuan dalam hidup, dan menerima

keterbatasan yang ada pada dirinya.

Page 44: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

26

Menurut Palmer dan Froehner (2002) ciri-ciri individu yang asertif

adalah:

1. Bicara jujur2. Memperlakukan orang lain dengan hormat, begitu pula

sebaliknya3. Menampilkan diri sendiri dan menyayangi orang lain4. Memiliki hubungan yang baik dan efektif dengan orang lain5. Tenang dalam keseharian dan memperlihatkan selera humor

dalam menghadapi situasi-situasi yang sulit

Individu yang asertif yaitu jujur dalam berbicara dengan apa yang yang

terjadi tidak ada pengurangan kata atau penambahan kata, menghargai

pendapat orang lain, adanya perilaku positif yaitu menolong teman ketika

sedang membutuhkan bantuan, dan menghadapi masalah dengan berpikir

positif bahwa masalah harus dihadapi dengan pemikiran yang sudah

dibertimbangkan.

Alberti dan Emmons (2002) mengklasifikasikan perilaku asertif dan non

asertif sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perilaku Asertif dan Non Asertif

NoPerilaku Asertif Perilaku Non Asertif

Perilaku Perilaku1 Perbaikan / Peningkatan diri Penyangkalan diri2 Ekspresif Kecenderungan menahan3 Bisa meraih tujuan yang

diinginkanTidak meraih tujuan yang diinginkan

4 Pilihan untuk diri sendiri Pilihan dari orang lain5 Merasa nyaman dengan dirinya

sendiriTidak tegas, cemas, memandangrendah diri

No Penerimaan Penerimaan1 Memahami / menyadari sesuatu

/ keadaan orang lainTidak sabar, merasa bersalah, marah

2 Menghargai pelaku Tidak ada penghargaan dari pelaku3 Bisa mencapai keinginannya Meraih tujuan-tujuan dari pelaku

Page 45: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

27

Berdasarkan ciri-ciri perilaku asertif diatas dapat disimpulkan bahwa

perilaku asertif memiliki ciri-ciri dapat mengemukakan pikiran dan

pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan yang berarti individu

jujur dengan yang dirasakan oleh dirinya tidak ada pengurangan kata atau

penambahan kata, dapat mengungkapkan dengan kata-kata yang tepat

serta tindakan yang sesuai, individu dapat menolak pendapat orang lain

apabila pendapat tersebut tidak sejalan dengan pemikirannya yang

cenderung mengarahkan pada perilaku negatif, menghargai pendapat

orang lain, adanya perilaku positif yaitu menolong teman ketika sedang

membutuhkan bantuan, dan menghadapi masalah dengan berpikir positif

bahwa masalah harus dihadapi dengan pemikiran yang sudah

dibertimbangkan.

4. Jenis Perilaku Asertif

Individu yang memiliki perilaku asertif dapat dikategorikan dengan

beberapa perilaku yang ada, karena perilaku asertif adalah kemampuan

untuk menolak, mengungkapkan dan mengekspresikan hak-hak individu

dengan jujur dalam verbal maupun non verbal tanpa melanggar hak-hak

orang lain. Menurut Gunarsa (2004: 215-216) ada tiga kategori perilaku

asertif yakni:

1. Asertif penolakan. Ditandai oleh ucapan untuk memperhalus

seperti, maaf! Contohnya maaf, saya kurang setuju dengan

pendapat yang anda sampaikan.

Page 46: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

28

2. Asertif pujian. Ditandai oleh kemampuan untuk mengekspresikan

perasaan positif seperti menghargai, menyukai, mencintai,

mengagumi, memuji dan bersyukur. Contohnya selamat ya atas

keberhasilan kamu meraih juara kelas, kamu hebat.

3. Asertif permintaan. Jenis asertif ini terjadi kalau seseorang

meminta orang lain melakukan suatu yang memungkinkan

kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai, tanpa tekanan atau

paksaan. Contohnya saya membutuhkan bantuan anda untuk

menyelesaikan soal matematika.

Dari uraian ini terlihat bahwa perilaku asertif adalah perilaku yang

menunjukan adanya keterampilan untuk bisa menyesuaikan diri, dalam

lingkungan sosial. Keterampilan penolakan jika individu tidak setuju dan

menolaknya dengan bahasa yang halus, keterampilan untuk pujian jika

individu merasakan perasaan yang positif dan keterampilan untuk

permintaan jika individu membutuhkan bantuan dari orang lain.

5. Aspek-aspek Perilaku Asertif

Perilaku asertif yang di miliki akan berpengaruh pada sosialisasi antar

individu. Perilaku asertif yang dimiliki individu berbeda-beda ada yang

memiliki perilaku asertif yang rendah dan ada yang memiliki perilaku

asertif yang tinggi. Rendahnya perilaku asertif individu seperti melanggar

hak-hak orang lain, tidak bisa mempertahankan haknya sendiri,tidak

mampu untuk mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan

Page 47: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

29

sehingga individu menjadi tertutup dalam segala hal, ini berdampak

negatif pada sosialisasi individu dalam lingkungan sosial. Sedangkan

perilaku asertif tinggi akan berdampak positif dalam lingkungan sosial.

Alberti dan Emmons (2002) menyebutkan ada sepuluh pokok kunci yang

merupakan aspek-aspek yang harus ada pada setiap perilaku asertif yang

dimunculkan oleh seseorang antara lain sebagai berikut:

1. Pengungkapan diri yang baik kepada orang lain. Dalam hal ini

yang dimaksud adalah mampu untuk mengkomunikasikan apa

yang dirasakan, diinginkan dan dipikirkan kepada orang lain.

2. Menghormati orang lain dan tidak mengganggu hak orang lain,

dalam hal ini yang dimaksud adalah dalam bersikap dengan orang

lain.

3. Mampu secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan

dan pikiran dengan apa adanya, dalam hal ini yang dimaksud

adalah dalam berkomunikasi dengan orang lain.

4. Langsung, yang berarti mengekspresikan diri tanpa berbelit-belit

dan dapat terfokus dengan benar berkomunikasi maupun

bertindak.

5. Tidak membeda-bedakan orang dan menguntungkan semua pihak.

6. Verbal, termasuk isi pesan (perasaan, hak-hak, fakta, pendapat-

pendapat, permintaan-permintaan dan batasan-batasan). Dalam hal

ini yang dimaksud adalah dalam berkomunikasi.

7. Nonverbal, termasuk gaya dan pesan (kontak mata, postur,

ekspresi muka, jarak, waktu, kelancaran dan mendengarkan).

Page 48: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

30

Dalam hal ini yang dimaksud adalah berupa tindakan atau sikap

terhadap orang lain.

8. Bukan suatu yang universal,

9. Bertanggung jawab secara sosial terhadap pikiran, perasaan dan

perilakunya.

10. Perilaku asertif merupakan suatu hal yang dipelajari bukan suatu

hal yang dibawa sejak lahir.

Berdasarkan aspek-aspek diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif

akan terbentuk dengan adanya pengungkapan diri yang baik kepada orang

lain, menghormati orang lain, terbuka dalam menyatakan kebutuhan, dan

bertanggung jawab secara sosial. Jika aspek itu terpenuhi maka perilaku

asertif yang dimiliki oleh siswa akan meningkat dan mengurangi

perselisihan antar teman.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif

Perilaku asertif memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi

terbentuknya perilaku asertif baik dari segi internal individu maupun dari

segi eksternal, individu akan berperilaku asertif apabila faktor-faktor

tersebut terpenuhi tapi sebaliknya jika individu tidak memiliki faktor-

faktor perilaku asertif maka individu memilki perilaku asertif yang

rendah.

Page 49: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

31

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif juga dijelaskan Rathus

dan Nevid (2009) yaitu sebagai berikut.

1. Jenis kelamin

Wanita pada umumnya lebih sulit mengungkapkan perasaannya

dan pikiran dibandingkan laki-laki.

2. Harga Diri

Keyakinan seseorang turut mempengaruhi kemampuan untuk

melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang

memiliki keyakinan diri tinggi mampu mengungkapkan pendapat

dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.

Sebaliknya orang yang tidak memiliki keyakinan diri akan

tertutup dengan orang lain, tidak mengungkapkan perasaannya,

dan tidak mempertahankan hak yang dimiliki sehingga membuat

orang lain cenderung melanggar haknya.

3. Kebudayaan

Tuntutan lingkungan menentukan batas-batas perilaku, dimana

batas-batas perilaku itu sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan

status sosial seseorang.

4. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas

wawasan berfikir, sehingga memiliki kemampuan untuk

mengembangkan diri dengan terbuka.

Page 50: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

32

5. Tipe Kepribadian

Dalam situasi yang sama, tidak semua individu memberikan

respon yang sama. Beberapa tipe kepribadian yaitu sanguine,

koleris, melankolis, dan plegmatis. Hal ini dipengaruhi oleh tipe

kepribadian seseorang. Dengan adanya beberapa tipe kepribadian

akan membuat seseorang bertingkah laku berbeda antara

kepribadian yang satu dengan yang lainnya.

6. Situasi Tertentu Lingkungan sekitarnya

Dalam berperilaku seseorang akan melihat kondisi dan situasi

dalam arti luas, misalnya posisi kerja antara atasan dan bawahan.

Situasi dalam kehidupan tertentu akan dikhawatirkan

mengganggu.

Berdasarkan uraian diatas bahwa perilaku asertif dipengaruhi internal

individu dan eksternal individu terbukti dengan adanya faktor internal

yaitu jenis kelamin, harga diri, tipe kepribadian, dan tingkat pendidikan

sedangkan faktor eksternal yaitu situasi tertentu di lingkungan sekitarnya

dan kebudayaan.

B. Teknik Sosiodrama Dalam Konseling Kelompok

Sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling

dengan cara bermain peran teknik ini dikatakan tepat untuk meningkatkan

perilaku asertif dikarenakan sosiodrama mengajarkan siswa untuk berperan

tentang permasalahan yang ingin diselesaikan, siswa bisa langsung

menerapkan permasalahan yang dihadapinya dalam drama dan diakhir dari

Page 51: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

33

drama tersebut akan diadakan diskusi antara pemain peran dengan penonton

sehingga akan mendapatkan solusi yang baik dan tepat dalam menyikapi

masalah dalam drama tersebut.

1. Pengertian Konseling Kelompok

Layanan Konseling kelompok merupakan layanan bimbingan konseling

yang dilakukan secara berkelompok serta untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan yang dialami oleh siswa. Menurut Prayitno (2004:6)

konseling kelompok merupakan upaya untuk membantu kelompok siswa

agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan

memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalam

bimbingan dan konseling,

Konseling kelompok berorientasi pada pengembangan individu,

pencegahan, dan pengentasan masalah. Menurut Gibson (2011:275)

konseling kelompok difokuskan untuk membantu konseli mengatasi

masalah penyesuaian diri dan pengembangan kepribadian hari ke-hari.

Menurut Husairi (2008:35) konseling kelompok adalah suatu upaya

pemberian bantuan kepada individu (siswa) yang mempunyai masalah-

masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercapai pengembangan

yang optimal.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

layanan konseling kelompok merupakan suatu usaha pemberian bantuan

Page 52: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

34

yang diberikan oleh sekelompok individu kepada individu. Konseling

kelompok di ikuti oleh sejumlah peserta yaitu siswa sebagai anggota

kelompok sedangkan konselor sebagai pemimpin kelompok. Terdapat

hubungan konseling yang terjadi yakni hangat, terbuka, dan penuh

keakraban. Terdapat juga pengungkapan dan pemahaman masalah siswa,

penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah,

kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.

2. Pengertian Teknik Sosiodrama

Perilaku asertif adalah kemampuan individu untuk mengungkapkan dan

mengekspresikan hak-hak pribadi individu dengan jujur dalam verbal

maupun non verbal tanpa melanggar hak-hak orang lain. Individu yang

memiliki perilaku asertif yang rendah akan membuat dirinya menjadi

kurang dalam mengungkapkan dan mengekspresikan apa yang dirasakan

olehnya. Perilaku asertif dapat ditingkatkan dengan teknik sosiodrama

karena teknik sosiodrama merupakan teknik dengan cara memerankan

suatu perilaku yang berkaitan dengan masalah yang sama yaitu perilaku

asertif lalu mendiskusikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan

masalah tertentu.

Sosiodrama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat,

berlaku, bertindak, beraksi dan sebagainya sedangkan kata sosio dapat

diartikan sebagai sosial. Jadi sosiodrama secara bahasa sosiodrama dapat

diartikan perbuatan yang berhubungan dengan sosial. Menurut

Page 53: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

35

Prawitasari (2011:165) Sosiodrama atau bermain peran adalah salah satu

teknik dalam pendekatan kelompok yang dapat diterapkan dalam

psikoterapi atau konseling. Mereka dapat mengungkapkannya dalam

suatu drama yang disutradarai oleh pemimpin kelompok. Satu hal yang

membedakan sosiodrama dengan pendekatan kelompok yang bersifat

intruksional adalah adanya unsur drama. Anggota kelompok tidak hanya

berdiskusi ataupun membicarakan masalahnya di kelompok, tetapi

mereka juga menindaki apa yang dipermasalahkan tersebut. Sosiodrama

memberikan kesempatan orang untuk melihat kehidupan pribadi dengan

cara pandang berbeda setelah kehidupan pribadi itu didramakan dan

dimainkan oleh orang tak dikenal yang berada dalam kelompok

bersamanya.

Siswa diberikan kesempatan untuk memerankan tokoh dalam drama

berisi tentang bagaimana bersosialisasi didalam masyarakat dengan

menyesuaikan sikap, tingkah laku dan penghayatan secara tepat. Menurut

Ahmadi dan Widodo (2004) sosiodrama adalah suatu cara dalam

bimbingan yang memberikan kesempatan pada murid untuk

mendramatisasikan sikap, tingkah laku, atau penghayatan seseorang

seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial setiap hari di masyarakat.

Teknik sosiodrama menggambarkan suatu permasalahan sosial sehingga

siswa mudah mengerti tentang permasalahn tersebut dan dapat

memberikan solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan

Page 54: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

36

masalah dengan baik. Menurut Lilis (2013: 90), menyebutkan teknik

sosiodrama adalah teknik bermain peran dalam rangka untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal

yang dilakukan dalam kelompok. sedangkan menurut Romlah (2001:

104), sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia,

kegiatan sosiodrama dapat dilaksanakan bila sebagian besar anggota

kelompok menghadapi masalah sosial yang hampir sama, atau bila ingin

melatih dan mengubah sikap-sikap tertentu.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik sosiodrama

yaitu suatu cara bermain peran dengan memberikan kesempatan pada

anggota kelompok untuk mendramatisasikan sikap, tingkah laku, atau

penghayatan seseorang seperti yang dilakukan dalam hubungan sosial

setiap hari di masyarakat sehingga anggota kelompok memiliki solusi

untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Teknik sosiodrama dapat

menggambarkan suatu permasalahan sosial yang dapat dipahami oleh

siswa tentang permasalahn tersebut dan dapat memberikan solusi apa

yang seharusnya dilakukan untuk menyelesaikan masalah dengan baik.

3. Tujuan Sosiodrama

Bimbingan dan konseling memiliki banyak pendekatan dan teknik dalam

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien. Klien memiliki

masalah yang beranekaragam, tentunya pendekatan dan teknik akan

disesuaikan dengan permasalahan klien agar klien mendapatkan solusi

Page 55: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

37

setelah melakukan teknik yang sesuai dengan permasalahnya. Untuk

mengetahui bagaimana teknik yang dipilih sesuai atau tidak dengan

masalah yang ada maka peneliti harus mengetahui masalahnya terlebih

dahulu dan tujuan dari teknik yang dipilih. Dalam penelitian ini peneliti

memilih teknik sosiodrama untuk meningkatkan perilaku asertif siswa.

Menurut Ahmadi, Abu dan Widodo (2004) tujuan teknik sosiodrama

adalah:

a. Menggambarkan bagaimana seseorang atau beberapa orang dalam

menghadapi situasi sosial. Sosiodrama mampu menggambarkan

secara sederhana apa saja yang menjadi masalah dalam

lingkungan sosial serta bagaimana seseorang menghadapi masalah

mereka.

b. Bagaimana menggambarkan cara memecahkan suatu masalah

sosial. Pemecahan masalah sosial akan terlihat dan mampu

tergambarkan dalam penerapan sosiodrama.

c. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap kritis terhadap tingkah

laku yang harus atau jangan sampai diambil dalam situasi sosial

tertentu saja. Penumbuhan sikap kritis dalam menghadapi masalah

sosial mampu dikembangkan dengan menggunakan metode

sosiodrama. Pemaparan masalah sosial dan bagaimana cara

menyikapi mampu menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

d. Memberikan pengalaman atau penghayatan situasi tertentu.

Pemeranan dalam sosiodrama mampu memberikan pengalaman

Page 56: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

38

dan penghayatan terhadap apa yang diperankan dan apa yang

mungkin menjadi masalah mereka.

e. Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari

berbagai sudut pandang. Pemeranan sosiodrama yang mengangkat

masalah yang ada di lingkungan sosial yang nantinya akan

dibahas pemecahan masalahnya akan mampu memberikan

kesempatan untuk memberikan pendapat serta usulan sehingga

terdapat banyak solusi dan dari berbagai pendapat para siswa.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan tujuan dalam teknik

sosiodrama siswa mengetahui apa saja yang menjadi masalah dalam

lingkungan sosial, bagaimana siswa menghadapi masalah, memberikan

pengalaman atau penghayatan situasi tertentu dan memberikan

kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnnya. Sehingga siswa bisa

meningkatkan perilaku positif dalam dirinya.

4. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama

Teknik sosiodrama adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling

untuk mencari solusi tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh

klien. Teknik ini dilakukan agar klien bisa memposisikan dirinya dalam

suatu masalah yang klien hadapi akan tetapi teknik dalam bimbingan

konseling pasti memiliki kelebihan dan kelemahan dalam prosesnya,

maka peneliti harus mengetahui apa saja kelebihan dan kelemahan dalam

teknik sosiodrama ini.

Page 57: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

39

Menurut Lilis (2013: 95) kelebihan teknik sosiodrama antara lain.

1. Mengembangkan keterampilan interpersonal individu.

2. Melatih individu mengekspresikan diri.

3. Memperkaya pengalaman menghadapi problematika sosial.

4. Lebih mudah dalam memahami masalah-masalah sosial karena

individu mengalami sendiri, melalui proses belajar.

Kelemahan teknik sosiodrama meneurut Lilis (2013: 95) menyebutkan

sebagai berikut.

1. Jika individu kurang bisa memerankan perilaku yang diharapkan,

maka tujuan pelaksanaan teknik sosiodrama bisa jadi kurang

tercapai.

2. Tidak semua individu mau memerankan tokoh yang telah

direncanakan.

Berdasarkan pernyataan diatas teknik sosiodrama memiliki kelebihan

dan kelemahan. Kesimpulannya bahwa kelebihan teknik sosiodrama yaitu

siswa bisa mengembangkan keterampilan berperan dalam sosiodrama,

melatih kepercayaan dalam diri siswa, dapat menyesuaikan perkataan

dengan tindakan secara tepat, mengetahui proses bagaimana mendapatkan

solusi dengan teknik sosiodrama, dan lebih bisa memahami permasalahan

dengan cara memainkan drama karena siswa berperan langsung

didalamnya. Sedangkan kelemahan dari teknik sosiodrama yaitu

terkadang siswa kurang percaya diri dalam memerankan tokoh pada

Page 58: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

40

drama tersebut sehingga siswa menolak untuk memainkannya hal itu

dapat membuat tujuan teknik sosiodrama kurang tercapai.

5. Langkah-Langkah Sosiodrama

Peneliti memilih teknik sosiodrama untuk meningkatkan perilaku asertif

pada siswa. Dalam penelitian ini teknik sosiodrama merupakan cara

untuk membuat perilaku asertif yang rendah menjadi meningkat, peneliti

harus bisa memahami bagaimana perilaku asertif ini bisa meningkat

dengan menggunakan teknik sosiodrama. Maka diperlukan langkah-

langkah dalam penerapan teknik sosiodrama, langkah-langkah tersebut

berisi apa saja yang harus dilaksanakan dari awal teknik sosiodrama

dimulai hingga akhir dari teknik sosiodrama untuk mencari solusi

Pelaksanaan sosiodrama Menurut Romlah (2001: 104), secara umum

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

2. Fasilitator/konselor mengemukakan masalah, tujuan dan tema

yang akan disosiodramakan. Kemudian diadakan tanya jawab

untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan

dimainkan.

3. Membuat skenario sosiodrama

4. Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan

kebutuhan skenario, dan memilih waktu individu yang akan

memegang peran tertentu. Pemilihan pemegang peran dapat

dilakukan secara sukarela setelah fasilitator mengemukakan ciri-

Page 59: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

41

ciri atau rambu-rambu masing-masing peran, usulan dari anggota

kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-duanya.

5. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya.

Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak

ikut menjadi pemain. Tugas kelompok penonton adalah untuk

mengobservasi pelaksanaan permainan. Hasil observasi

kelompok penonton merupakan bahan diskusi setelah permainan

selesai.

6. Pelaksanaan sosiodrama

7. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi kesempatan untuk

berdiskusi beberapa menit untuk menyiapkan diri bagaimana

sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap, dimulailah

permainan. Masing-masing pemain memerankan perannya

berdasarkan imajinasinya tentang peran yang dimainkannya.

Pemain diharapkan dapat memperagakan konflik-konflik yang

terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan memperagakan

sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan yang dimainkannya.

Dalam permainan ini diharapkan terjadi identifikasi yang

sebesar-besarnya antara pemain maupun penonton dengan peran-

peran yang dimainkannya.

8. Evaluasi dan diskusi

9. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai

pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan

tanggapan-tanggapan penonton. Diskusi diarahkan untuk

Page 60: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

42

membicarakan: tanggapan mengenai bagaimana para pemain

membawakan perannya sesuai dengan ciri-ciri masing-masing

peran, cara pemecahan masalah, dan kesan-kesan pemain dalam

memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah

melalui rekaman video yang diambil pada waktu permainan

berlangsung dan kemudian diputar kembali.

10. Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah

perlu diadakan ulangan permainan atau tidak. Beberapa cara

yang dapat dilakukan untuk mengulang permainan adalah:

a. Bertukar peran

Seorang pemain diminta untuk memaikan peran yang

sebelumnya diperankan oleh orang lain. Tujuan dari

pertukaran peranan ini adalah untuk: mengklarifikasi,

meningkatkan sportivitas, dan untuk meningkatkan

pengertian serta kesadaran bagaimana orang lain melakukan

hal yang sama.

Berdasarkan langkah-langkah teknik sosiodrama di atas maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah yang di ambil oleh peneliti harus

teratur dan berurutan agar siswa tidak merasa bingung dengan peran yang

akan mereka mainkan, adanya skenario yang berkaitan dengan

permasalahan dan harus adanya diskusi untuk melatih keberanian siswa

dalam berpendapat, sehingga sosiodrama yang dilakukan akan berjalan

dengan lancar dan mendapatkan solusi dari permasalahan.

Page 61: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

43

C. Penggunaan Konseling Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk

Peningkatan Perilaku Asertif

Secara umum, tingkat perilaku asertif dapat dikategorikan menjadi dua

kategori yaitu berperilaku asertif dan tidak berperilaku asertif. Menurut

Alberti dan Emmons (2002) perilaku asertif adalah perilaku yang membuat

seseorang dapat bertindak demi kebaikan dirinya, mempertahankan haknya

tanpa cemas, mengekspresikan perasaan secara nyaman, dan menjalankan

haknya tanpa melanggar orang lain. Dengan berperilaku asertif akan

menunjang proses belajar siswa secara maksimal serta menunjang

perkembangan siswa secara optimal. Individu yang asertif dapat mengalami

peningkatan/ perbaikan diri, ekspresif, bisa meraih tujuan-tujuan yang

diinginkannya, dapat menentukan pilihan untuk diri sendiri serta merasa

nyaman dengan dirinya.

Perilaku yang tidak asertif ini biasanya bersifat emosional, tidak jujur dan

tidak langsung, terhambat dan menolak diri sendiri. Menurut Bloom, Coburn

dan Pearlam (1985) mengatakan bahwa seseorang yang dikatakan tidak

berperilaku asertif ketika orang tersebut tidak mampu menyatakan perasaan-

perasaan, kebutuhan-kebutuhan dan gagasan-gagasannya secara tepat,

mengabaikan hak-haknya dan membiarkan orang lain melanggar haknya

tersebut. Individu yang tidak asertif membiarkan orang lain menentukan apa

yang harus dilakukannya dan sering berakhir dengan perasaan cemas, kecewa,

bahkan kemudian berakhir dengan kemarahan dan perasaan tersinggung.

Page 62: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

44

Perilaku asertif rendah akan mengarah pada ketidakmampuan dalam

berperilaku. Ketidakmampuan berperilaku asertif menurut Prihatin (1993)

dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya pola asuh orang tua, adanya

larangan terus-menerus akan menjadikan seorang anak terlalu berhati-hati dan

tidak spontan dalam mengungkapkan perasaannya sehingga anak terbiasa

untuk berperilaku tidak asertif. Kemudian penyebab lain seperti perbedaan

jenis kelamin karena sejak kecil peran dan pendidikan laki-laki dan

perempuan telah dibedakan oleh masyarakat. Sejak kecil laki-laki dibiasakan

harus tegas dan kompetitif sedangkan perempuan harus pasif menerima

perintah hal ini berakibat laki-laki berperilaku lebih asertif dari pada

perempuan. Hal itu akan berdampak negatif bagi perkembangan siswa dalam

proses belajar di sekolah khususnya dan mengganggu perkembangan dirinya

secara optimal pada umumnya, seperti kurang percaya diri dalam proses

belajar di kelas, tidak berani mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya,

tidak berani menolak hal-hal yang tidak sesuai dirinya serta kurang berani

mengambil keputusan secara tegas dan hal-hal lain yang sesuai dengan

perilaku asertif.

Perilaku asertif dapat di bentuk dengan adanya konseling kelompok

menggunakan teknik sosiodrama. Layanan Konseling kelompok merupakan

layanan yang dilakukan secara berkelompok serta untuk menyelesaikan

berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa. Menurut Prayitno (2004:6)

konseling kelompok merupakan upaya untuk membantu kelompok kelompok

siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan

memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalam

Page 63: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

45

bimbingan dan konseling, teknik sosiodrama atau bermain peran adalah salah

satu teknik dalam pendekatan kelompok yang dapat diterapkan dalam

psikoterapi atau konseling. Siswa dapat mengungkapkannya dalam` suatu

drama yang disutradarai oleh pemimpin kelompok (Prawitasari, 2011: 165).

Satu hal yang membedakan sosiodrama dengan pendekatan kelompok yang

bersifat intruksional adalah adanya unsur drama. Anggota kelompok tidak

hanya berdiskusi ataupun membicarakan masalahnya di kelompok, tetapi

mereka juga menindaki apa yang dipermasalahkan tersebut.

Teknik sosiodrama masing-masing individu berperan secara spontan dalam

situasi sosial. Setiap individu dalam kelompok akan bereaksi satu sama lain

dalam bentuk permainan sosial mengemukakan pikiran, perasaan, untuk

memecahkan masalah dan nilai-nilai dalam masyarakat. Bermain peran

memberi kesempatan orang untuk berubah sesuai dengan apa yang dimilikinya

sebelumnya. Dalam drama yang sebetulnya merupakan kehidupannya sendiri,

seseorang diminta untuk memerankan peran yang tidak biasa ia mainkan, ia

akan mempunyai pengertian baru ketika memerankan peran tersebut

(Prawitasari, 2011: 193). Hal ini menggambarkan bawa individu akan

menggunakan spontanitasnya dalam peran yang dimainkannya. Kreativitasnya

akan membimbingnya mengerti apa yang sedang dihadapinya. Melalui

pemanasan ia akan menyadari apa yang dipikirkan dan dirasakan baik secara

ragawi maupun sukmawi atau baik secara psikis maupun fisik. Pendapat

tersebut dapat dimaknai bahwa teknik sosiodrama merupakan salah satu teknik

yang digunakan untuk memberikan layanan bimbingan kelompok di sekolah

Page 64: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

46

dengan cara memerankan perilaku yang berkaitan dengan masalah-masalah

sosial.

Lilis (2013: 90), menyebutkan teknik sosiodrama adalah teknik bermain peran

dalam rangka untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan

interpersonal yang dilakukan dalam kelompok. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anjastuti (2016), menunjukkan adanya peningkatan perilaku

asertif setelah dilakukan layanan konseling kelompok yang berupa teknik role

playing, adanya penelitian ini sebagai suatu acuan bagi peneliti untuk dapat

meningkatkan perilaku asertif siswa. Dengan demikian, konseling kelompok

dengan teknik sosiodrama dapat berpengaruh positif terhadap perilaku asertif

siswa.

Permainan peran merupakan intervensi yang baik untuk membantu klien

dalam mengekspresikan pikiran dan emosi. Melalui berbagi perasaan, individu

merasakan sebagai bagian dari keseluruhan. Dengan cara ini, sosiodrama

mengurangi isolasi antara anggotanya dan membantu dalam peningkatan

harga diri. Menurut Prawitasari (2011) sosiodrama memiliki banyak aplikasi

sebagai tambahan untuk psikoterapi. Sosiodrama menawarkan praktek dalam

mengembangkan dan mengasah keterampilan sosial, khususnya komunikasi

yang menjadi lebih baik. Klien juga dapat berlatih sikap baru dan mencoba

peran baru dalam lingkungan yang aman. Sutradara dapat memfasilitasi proses

ini melalui penggunaan terapi tugas peran di mana klien diminta untuk

bermain peran sehingga klien akan merasakan manfaatnya. Karena sosiodrama

Page 65: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

47

didasarkan pada spontanitas, klien berpartisipasi dengan spontanitas tanpa

perlu untuk fokus padahal itu sebagai masalah..

Berdasarkan masalah perilaku asertif tersebut peneliti memberikan konseling

kelompok teknik sosiodrama guna meningkatkan perilaku asertif. Teknik

sosiodrama ini bertujuan untuk mengembangkan kemampun bersosialisasi

siswa dalam berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal.

Page 66: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian dengan mengambil lokasi

penelitian di Kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung tepatnya di Jalan RE.

Martadinata Km. 4 Sukamaju Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung.

Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2018/2019.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan menurut Sugiyono (2015:6) diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat

ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,memecahkan, dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini pre-eksperimental design. Alasan

peneliti menggunakan metode ini karena pada penelitian ini tidak

menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random.

Peneliti melihat hasil dari pemberian perlakuan konseling kelompok dengan

teknik sosiodrama pada siswa yang memiliki perilaku asertif yang rendah dan

Page 67: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

49

sedang di kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2018/2019.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah one-group pretest-posttest, karena penelitian

ini tanpa menggunakan kelompok kontrol, menggunakan desain O1 X O2.

Pelaksanaan eksperimen dengan desain ini dilakukan dengan memberikan

perlakuan (X) terhadap satu kelompok, yaitu kelompok eksperimen. Sebelum

diberi perlakuan, kelompok tersebut diberi pretest (O1), dan setelahnya

diberikan posttest (O2). Hasil dari kedua test ini kemudian dibandingkan untuk

mengetahui apakah perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh atau

perubahan terhadap kelompok tersebut (Sugiyono, 2015).

Secara ringkas, desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Pola One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

O :Pengukuran awal berupa penyebaran skala perilaku asertif yang

diberikan kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung

sebelum diberi perlakuan.

X :Pelaksanaan layanan konseling kelompok teknik sosiodrama

terhadap siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung

Page 68: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

50

O2 :Pengukuran akhir berupa penyebaran skala perilaku asertif untuk

mengukur tingkat perilaku asertif pada siswa sesudah diberi

perlakuan, dalam pengukuran akhir akan didapatkan data hasil dari

pemberian perlakuan dimana perilaku asertif siswa di sekolah

menjadi meningkat atau tidak meningkat sama sekali.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Arikunto (2006:242) merupakan subjek yang dituju

untuk diteliti oleh peneliti. Selain itu, subjek penelitian merupakan sumber

data untuk menjawab masalah penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan

subjek karena penelitian ini merupakan aplikasi untuk meningkatkan perilaku

asertif siswa dengan menggunakan konseling kelompok teknik sosiodrama

dan hasil dari konseling kelompok teknik sosiodrama ini tidak dapat

digeneralisasikan antara subjek yang satu dengan yang lainnya karena setiap

individu berbeda, dan memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda pada setiap

subjeknya.

Subjek penelitian ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data

yang ingin dikumpulkan. Pengambilan subjek ini ditentukan dengan

menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya kriteria tertentu. Peneliti menggunakan instrumen

skala perilaku asertif untuk mendapatkan subjek yang dapat membantu

peneliti dalam memperoleh data mengenai perilaku asertif. Instrument skala

ini digunakan untuk mengetahui tingkat perilaku asertif yang dimiliki oleh

Page 69: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

51

individu sehingga peneliti dapat menentukan subjek yang akan melakukan

perlakuan (treatment) yang sudah ditentukan.

Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan

skala perilaku asertif siswa kepada siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar

Lampung untuk ditentukan siswa mana yang memiliki perilaku asertif siswa

yang tinggi, sedang dan rendah. Setelah dianalisis, didapatkan 4 siswa yang

memiliki skor perilaku asertif yang rendah, 19 siswa yang memiliki skor

kemampuan perilaku asertif yang sedang, dan 5 siswa yang memiliki skor

kemampuan perilaku asertif yg tinggi.

E. Skenario Siklus Sosiodrama

Menurut Romlah (2001: 104), pelaksanaan sosiodrama secara umum

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan

2. Fasilitator/konselor mengemukakan masalah, tujuan dan tema yang

akan disosiodramakan. Kemudian diadakan tanya jawab untuk

memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan dimainkan.

3. Membuat skenario sosiodrama

4. Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan

kebutuhan skenario, dan memilih waktu individu yang akan

memegang peran tertentu. Pemilihan pemegang peran dapat

dilakukan secara sukarela setelah fasilitator mengemukakan ciri-ciri

atau rambu-rambu masing-masing peran, usulan dari anggota

kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-duanya.

Page 70: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

52

5. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya.

Kelompok penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut

menjadi pemain. Tugas kelompok penonton adalah untuk

mengobservasi pelaksanaan permainan. Hasil observasi kelompok

penonton merupakan bahan diskusi setelah permainan selesai.

6. Pelaksanaan sosiodrama

7. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi kesempatan untuk

berdiskusi beberapa menit untuk menyiapkan diri bagaimana

sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap, dimulailah permainan.

Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan

imajinasinya tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan

dapat memperagakan konflik-konflik yang terjadi, mengekspresikan

perasaan-perasaan, dan memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai

dengan peranan yang dimainkannya. Dalam permainan ini

diharapkan terjadi identifikasi yang sebesar-besarnya antara pemain

maupun penonton dengan peran-peran yang dimainkannya.

8. Evaluasi dan diskusi

9. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai pelaksanaan

permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan

penonton. Diskusi diarahkan untuk membicarakan: tanggapan

mengenai bagaimana para pemain membawakan perannya sesuai

dengan ciri-ciri masing-masing peran, cara pemecahan masalah, dan

kesan-kesan pemain dalam memainkan perannya.

Page 71: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

53

10. Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu

diadakan ulangan permainan atau tidak.

F. Variabel Penelitian dan Variable Operasional

1. Variabel penelitian

Variable yang digunakan adalah variable bebas (independent) dan

variable terikat (dependent), yaitu:

a. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang dalam sebuah

penelitian dijadikan penyebab atau berfungsi mempengaruhi variable

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu bimbingan

kelompok teknik sosiodrama

b. Variabel terikat (dependent) adalah variabel utama dalam sebuah

penelitian. Variabel ini akan diukur setelah semua perlakuan dalam

penelitian selesai dilaksanakan. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah perilaku asertif.

2. Definisi Operasional

1. Perilaku asertif

Asertif adalah kemampuan individu untuk menungkapkan dan

mengekspresikan hak-hak pribadi individu tanpa kecemasan yang

beralasan serta jujur dalam mengukapkan perasaan dan pikiran

individu. Perilaku asertif adalah perilaku yang menunjukan adanya

keterampilan untuk bisa menyesuiakan diri dalam lingkungan sosial.

Keterampilan penolakan jika individu tidak setuju dan menolaknya

dengan bahasa yang halus, keterampilan untuk pujian jika individu

Page 72: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

54

merasakan perasaan yang positif dan keterampilan untuk permintaan

jika individu membutuhkan bantuan dari orang lain. Perilaki asertif

dapat terwujud dengan adanya peningkatan diri, ekspresif, pilihan

untuk diri sendiri, merasa nyaman dengan dirinya sendiri,

memahami/menyadari sesuatu/ keadaan orang lain dan menghargai

orang lain.

2. Teknik sosiodrama dalam konseling kelompok

Teknik sosiodrama adalah teknik bermain peran dengan

mendramatisasikan masalah yang ada sehingga memiliki solusi untuk

menyelesaiknnya. Tujuan dalam teknik sosiodrama siswa mengetahui

apa saja yang menjadi masalah dalam lingkungan sosial, bagaimana

siswa menghadapi masalah, memberikan pengalaman atau

penghayatan situasi tertentu dan memberikan kesempatan untuk

mengungkapkan pendapatnnya. Sehingga siswa bisa meningkatkan

perilaku positif dalam dirinya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara memperoleh data dalam suatu penelitian dikenal dengan teknik

pengumpulan data. Peneliti akan mengumpulkan data dengan menggunakan

suatu instrumen. Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data

hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan

data. Untuk mengumpulkan data penelitian, tentunya peneliti harus

menentukan teknik pengumpulan apa yang akan digunakan sesuai dengan

Page 73: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

55

penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan skala perilaku asertif.

1. Skala Perilaku Asertif

Skala pengukuran menurut Sugiyono (2015:133) merupakan kesepakatan

yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila

digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Pada

penelitian ini, peneliti akan menggunakan skala model Likert untuk

menjaring subjek penelitian. Skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item instrumen

yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif dengan pemberian skor untuk setiap jawaban.

Table 3.1 Alternatif Pilihan Jawaban Skala

Pernyataan (Positif) (Negatif)Sangat Sesuai (SS) 5 1Sesuai (S) 4 2Ragu-ragu (RG) 3 3Tidak Sesuai (TS) 2 4Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5

Skala yang dibagikan pada siswa berisikan lima alternatif jawaban, yaitu

sangat sesuai, sesuai, ragu-ragu, tidak sesuai, sangat tidak sesuai. Dengan

memiliki masing-masing skor yang berbeda, apabila pernyataan positif

Page 74: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

56

maka jawaban sangat setuju (SS) skornya 5, jawaban sesuai (S) skornya 4,

jawaban ragu-ragu (RG) skornya 3, jawaban tidak sesuai (TS) skornya 2,

dan sangat tidak sesuai (STS) skornya 1, sebaliknya apabila pernyataan

negatif jawaban sangat tidak sesuai (STS) skornya 5, jawaban tidak sesuai

(TS) skornya 4, jawaban ragu-ragu (RG) skornya 3, jawaban sesuai (S)

skornya 2 dan jawaban sangat sesuai (SS) skornya 1.

2. Kisi-Kisi Skala Perilaku Asertif

Kriteria skor skala perilaku asertif yang digunakan sebagai alat ukur

kemampuan perilaku asertif siswa dikategorikan menjadi 5 yaitu: sangat

tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Untuk

mengkategorikannya terlebih dahulu ditentukan besarnya interval dengan

rumus interval sebagai berikut:

i =

Keterangan :

i : Interval

NT : nilai tertinggi

NR : nilai terendah

K : jumlah kategori

Page 75: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

57

Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan disajikan pengembangan kisi-kisi

instrumen penelitian skala perilaku asertif yang dibuat oleh peneliti, yaitu

sebagai berikut:

Table 3.2 Kisi-Kisi Instrument Perilku Asertif

Variable Indikator Deskriptor No Item+ -

PerilakuAsertif

Perbaikan /peningkatandiri

1. Upaya yang dilakukan dalammengembangkan kemampuan individu

1 2

2. Berusaha untuk meningkatkanprestasinya

3,4 5,6

3. Menyalurkan bakat 7 8

Ekspresif

1. Mengungkapkan pikiran secara terbuka 9 102. Mengungkapkan perasaan secara terbuka 11 123. Mampu menerima kritik dan saran dari

orang lain13 14

4. Bersikap jujur terhadap dirinya dan oranglain

15 16

Bisa meraihtujuan yangingin dicapai

1. Berusaha untuk mencapai cita-cita 17,18 19,20

2. Bisa mencapai keinginannya 21,22 23,24

Pilihanuntuk dirisendiri

1. Mengambil keputusan berdasarkankemampuan yang dimiliki

25 26

2. Bertanggungjawab atas tindakannya 27 283. Mampu menolak apa yang tidak sesuai

dengan dirinya29 30

4. Tidak mudah dibujuk dan dipengaruhiorang lain.

31 32

Merasanyamandengandirinyasendiri

1. Percaya diri dalam bertindak 33 342. Mudah bersosialisasi dengan orang lain 35 363. Berani menghadapi situasi yang penuh

tekanan37 38

4. Semangat dalam beraktivitas 39 40Memahami/menyadarisesuatu/keadaanorang lain

1. Memahami keadaan orang lain 41 422. Bersikap peduli kepada sesama 43 443. Memberikan motivasi kepada teman 45 46

4. Menolong teman yang sedang kesulitan 47 48

Menghargaiorang lain

1. Mendengarkan orang lain saat berbicara 49 502. Mampu mengapresiasikan keberhasilan

orang lain51 52

3. Memiliki sopan santun terhadap oranglain

53 54

4. Memberikan pujian kepada orang lain 55 56

Page 76: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

58

H. Uji Persyaratan Instrumen

Instrumen pengumpulan data harus memenuhi persyaratan yang baik untuk

mendapatkan data yang lengkap, instrumen yang baik dalam suatu penelitian

harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes

dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan

akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes yang

menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya

pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Menurut Azwar (2005: 132) relevansi item dengan indikator keperilakuan

dan dengan tujuan ukur sebenarnya sudah dapat dievaluasi lewat nalar dan

akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala memang mendukung

konstruk teoritik yang diukur. Proses ini disebut dengan validitas logik

sebagai bagian dari validitas isi. Selain didasarkan pada penilaian penulis

juga memerlukan kesepakatan penilaian dari beberapa penilai yang

kompeten (judgement expert). Ahli yang dimintai pendapatnya adalah tiga

orang Dosen Bimbingan dan Konseling FKIP Unila yaitu Ibu Asri Mutiara

Putri, Ibu Citra Abriani Maharani dan Ibu Yohana Oktariana. Hasil uji ahli

menunjukkan bahwa instrumen tersebut sudah tepat dan dapat digunakan

Page 77: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

59

dengan memperbaiki terlebih dahulu sesuai saran yang diberikan.

Sedangkan hasil uji validitas product moment dengan SPSS (Statistical

Package for Social Science) 16 bahwa terdapat 10 item yang dinyatakan

tidak valid karena mempunyai nilai Rtotal < RTabel. Jadi dapat disimpulkan

bahwa terdapat 46 item yang valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen yang dibuat

dapat dipercaya, jadi dapat dikendalikan. Instrumen yang realiabel yang

memberikan hasil yang sama walau telah dilakukan berulang kali.

Arikunto (2006:254) menyatakan bahwa sebuah instrument dikatakan

dapat dipercaya jika apabila digunakan dapat menghasilkan data yang

benar, tidak menyimpang atau tidak berbeda dari kenyataanya dan

reliabilitas data menunjuk pada keandalan data, artinya bahwa data

tersebut betul-betul sesuai dengan kenyataannya. Teknik mencari

reliabilitas untuk reliabilitas instrument skala perilaku asertif dalam

penelitian ini yaitu menggunakan Alpha Combach, yaitu:

rt= 1 − ∑Keterangan

rt : reliabilitas

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal∑ : jumlah varian butir dari masing-masing butir soal

: varian skor total

Page 78: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

60

Menurut Basrowi dan Kasinu (2006:244), untuk mengetahui tinggi

rendahnya reliabilitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

Table 3.3 Kriteria Reliabilitas0,8 - 1,000 Sangat Tinggi

0,6 - 0,799 Tinggi

0,4 - 0,599 Cukup Tinggi

0,2 - 0,399 Rendah

0 < 0,200 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil pengelolaan data skala perilaku asertif dihitung

reliabilitasnya hasilnya 0,870. Hal tersebut berarti bahwa reliabilitas dari

skala tersebut sangat tinggi karena reliabilitasnya antara 0,8 – 1,000

dikatakan memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

I. Teknik Analisi Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiono, 2015:46). Analisis data

merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian,

dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis. Pada Penelitian

ini peneliti menggunakan teknik analisis data dengan uji Wilcoxon yaitu

dengan mencari perbedaan pretest dan posttest. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui keefektifan penggunaan layanan konseling kelompok teknik

sosiodrama untuk meningkatkan perilaku asertif.

Uji Wilcoxon peneliti akan menguji pretest dan posttest. Pretest merupakan

hasil sebelum siswa diberikan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama

Page 79: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

61

untuk meningkatkan perilaku asertif dan posttest merupakan hasil setelah

siswa diberikan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama untuk

meningkatkan perilaku asertif. Dengan demikian peneliti dapat melihat

perbedaan nilai antara pretest dan posttest melalui uji Wilcoxon ini.

Pelaksanaan uji Wilcoxon untuk menganalisis kedua data yang berpasangan

tersebut, dilakukan dengan menggunakan analisis uji melalui program SPSS

(Statistical Package for Social Science)16. Menurut Sudjana (2005: 273)

rumus uji Wilcoxon ini adalah sebagai berikut:

Z = T − n(n + 1)2 n(n + 1)(2n + 1)Keterangan :

Z : Uji Wilcoxon

T : Total Jenjang (selisih) terkecil antara nilai pretest dan posttest

N : Jumlah data sampel

Kaidah keputusan:

Jika statistik hitung (angka z) > statistik tabel (tabel z), maka Ho diterima

(dengan taraf signifikansi 5%)

Jika statistik hitung (angka z) < statsitik tabel (tabel z), maka Ho ditolak

(dengan taraf signifikansi 5%).

Berdasarkan hasil dari pretest dan posttest maka diperoleh data hasil

perhitungan uji Wilcoxon, diperoleh nilai Z hitung adalah -2,201. Nilai

Zhitung yang telah diperoleh dibandingkan dengan Ztabel, dengan taraf

signifikansi 5% adalah 0,05 = 1,645. Hal ini menunjukkan bahwa Zhitung <

Ztabel (-2.201 < 1.645). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis

Page 80: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

62

menunjukkan terdapat perbedaan perilaku asertif sebelum dan sesudah

pemberian layanan konseling kelompok teknik sosiodrama.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif dapat

ditingkatkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok teknik

sosiodrama pada siswa kelas X SMA Negeri 11 Bandar Lampung Tahun

Pelajaran 2018/2019.

Page 81: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas X di SMA Negeri 11 Bandar

Lampung tahun pelajaran 2018/2019, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Kesimpulan Statistik

Teknik sosiodrama dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa kelas X

SMA Negeri 11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini

terbukti dari hasil analisis data dengan menggunakan uji wilcoxon, dimana

diperoleh harga zhitung=-2,201. Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan

ztabel = 1,645. Ketentuan pengujian bila zhitung<ztabel maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Ternyata zhitung = -2,201< ztabel = 1,645 maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

Hal ini berarti bahwa terdapat peningkatan perilaku asertif siswa yang

signifikan setelah diberi layanan konseling kelompok menggunakan teknik

sosiodrama, sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan konseling

kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan perilaku asertif pada

siswa kelas X di SMA Negeri 11 Bandar Lampung.

Page 82: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

112

2. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian adalah layanan konseling kelompok teknik

sosiodrama dapat meningkatkan perilaku asertif pada siswa kelas X SMA

Negeri 11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini ditunjukkan

dari sikap dan hasil pretest yang sebelum diberikan perlakuan memiliki

perilaku asertif yang rendah dan sedang, dan setelah diberi perlakuan

konseling kelompok menggunakan teknik sosiodrama, perilaku asertif

dapat meningkat yang ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap dan

perilaku serta nilai posttest konseli. Jadi konseling kelompok menggunakan

teknik sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku asertif

siswa.

B. Saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian, membahas dan mengambil

kesimpulan dari penelitian ini, maka dengan ini penulis mengajukan saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan layanan

konseling kelompok teknik sosiodrama untuk mengatasi perilaku asertif

yang rendah pada siswa. Dapat membuat skenario dalam satu tema agar

tercipta sosiodrama dengan alur yang sama dan membuat siswa lebih

mengerti tentang jalan ceritanya.

2. Kepada siswa SMA Negeri 11 Bandar Lampung, jika memiliki

pemasalahan mengenai merasa takut salah jika akan mengengungkapkan

pendapat, jika sulit bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok,

jika sulit menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat

Page 83: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

113

orang lain yang cenderung bersifat negatif, dan takut menjawab

pertanyaan dari guru, hendaknya mengikuti proses kegiatan layanan

konseling kelompok menggunakan teknik sosiodrama untuk mengatasi

permasalahan yang dialami khususnya dalam meningkatkan perilaku

asertif dengan sungguh-sungguh dan dapat terus berlatih berperilaku

asertif dengan mengungkapkan secara baik-baik.

3. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang penggunaan

teknik sosiodrama hendaknya dapat menggunakan subjek yang berbeda

dan meneliti variabel lain seperti faktor rendahnya perilaku asertif dan

pengembangan modul dengan menambahkan skenario lain yang seru dan

menyenangkan bagi siswa berdasarkan perkembangan zaman dan dapat

juga memperbaiki kelemahan dalam penelitian ini.

Page 84: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo S.2004. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Putra.

Alberti, R dan Emmons, M. 2002. Your Perfect Right : Panduan Praktis HidupLebih Ekspresif dan Jujur pada Diri Sendiri. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Ali, M dan Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Bumi Aksara..

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Arliani, L. 2013. Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Perilaku Asertif (jurnalBimbingan Konseling),http://jurnal.fkip.uns.ac.id/, di akses 3 April 2018.

Azwar, S. 2015. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Basrowi dan Kasinu.2006. Metodologi Penelitian Sosial. Kediri: Jenggala PustakaUtama.

Bloom, L.Z, Coburn, K. & Pearlam, J.1985.The Asertive Woman. New York: DellPublishing Co.Inc.

Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Terjemahan.Bandung: PT. Rafika Aditama.

Fatimah, E. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: Pustaka Setia.

Gibson. R. 2011. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Gunarsa, S.D. 2004. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.

Husairi. A. 2008. Manajemen Konseling di Pelayanan Bimbingan dan Sekolah.Bogor : Arya duta.

Lilis, R. 2013. Teknik - Teknik Konseling. Yogyakarta: Deepublish.

Page 85: PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA …digilib.unila.ac.id/55232/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · penggunaan konseling kelompok teknik sosiodrama untuk meningkatkan

Novalia dan Tri D.2013. Perilaku Asertif dan Kecenderungan Menjadi KorbanBullying (jurnal Bimbingan Konseling), http://ejournal.umm.ac.id/, diakses 3 April 2018.

Palmer, P., & Froehner, M. (2002). Harga diri remaja :Penuntun menumbuhkanharga diri bagi remaja. Terjemahan :Ishak Susanto. Jakarta :GramediaPustaka Utama.

Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: GhaliaIndonesia.

Prawitasari, J. E. 2011. Psikologi Klinis Pengantar Terapan Mikro & Makro.Jakarta :Erlangga.

Prihatin. 1993. Latihan Asertif Untuk Anak Melalui Sosiodrama. Jakarta: KreatifMedia.

Rathus, S. A & Nevid, J. S. 2009. Adjustment and growth: The challenges of life.New York: CBS College Publishing.

Romlah, T. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Konseling. Malang: UniversitasNegeri Malang.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian (Pendekatan Kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: RajaGrasindo Persada.