penggunaan dan keamanan opioid analgesik morphinehisfarsibali.org/penggunaan dan keamanan...

46
PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINE Dr. Rizka Andalusia, MPharm., MARS., Apt

Upload: dodat

Post on 28-Aug-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINE

Dr. Rizka Andalusia, MPharm., MARS., Apt

Page 2: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

OUTLINE

Pengertian dan Klasifikasi Nyeri

Penatalaksanaan Nyeri

Pemilihan Analgesik

Penyebab Kegagalan Terapi

Page 3: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

DEFINISI NYERI

Pain is a subjective, unpleasant, sensory, and emotional experience associated with actual or

potential tissue damage or described in terms of such damage.

Page 4: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Klasifikasi Nyeri Secara Umum

Nyeri Akut

Nyeri Kronik

Nyeri Kanker

Page 5: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Intensitasnya

Mild

Moderate

Severe

Page 6: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal

NeuropatikNosiseptik

Terjadinya rangsangan pada reseptor nyeri

(nosiseptor)

Tekanan atau kerusakan saraf perifer atau

sentral

Page 7: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Jenis Reseptor Nyeri Berdasar Letak

Reseptor Nyeri (Nociceptor) →

ujung saraf bebas

Kutaneus

Somatik

ViseralMekanikal, Thermal,

Kimia

Page 8: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Karakteristik Reseptor Nyeri (Nociceptor)

Kutaneus

• Berasal dari kulit dansub kutan

• Biasanya mudahuntuk dialokasi dandidefinisikan

Somatic

• Reseptor nyeri somatik → tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya.

• Struktur reseptornya komplek → nyeri tumpul dan sulit dilokalisasi.

Viseral

• Meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya.

• Nyeri yang timbul biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.

Page 9: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

MEKANISME RANGSANGAN NYERI

Page 10: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Proses Stimulasi/Transduksi

Reseptor khusus nyeri – nociceptor –berhubungan dengan saraf aferen berujung pada spinal cord

Jika terdapat stimulus nyeri (noxious pain) misalnya panas, tekanan, kimia – diubah menjadi impuls saraf – ditransmisikan (potensial aksi) di sepanjang saraf aferen menuju ke spinal cord – ke SSP

Page 11: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Proses Transmisi

• Merupakan suatu proses penyaluran impulsmelalui serabut saraf aferen (serabutnociceptor)

• Serabut saraf aferen ada 2 macam yaituserabut A-δ dan serabut C

• Mediator inflamasi (histamin,prostaglandin,leukotrien, serotonin) dapatmeningkatkan sensitivitas nociceptor - nyeri

Page 12: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Proses Persepsi

• Setelah impuls saraf sampai ke otak → timbulrasa nyeri

• Respon berupa rasa nyeri dengan intensitas : ringan – sedang - berat

Page 13: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

TUJUAN PENATALAKSANAAN NYERI

Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri

Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi nyeri kronik yang persisten

Mengurangi penderitaan →Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas hidup sehari-hari

Page 14: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PRINSIP PENATALAKSANAAN NYERI

Individual Treatment

• Dosis sesuai titrasi, jenis analgesik, rute pemberian

Monitoring : Efikasi Vs. ES

• Assesmen awal dan lanjutan

• Waspada ES : GI bleeding, depresi pernafasan

Page 15: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

ALGORITME PENATALAKSANAAN NYERI

Page 16: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KAJIAN SEBELUM PEMBERIAN TERAPI

Apakah ada rasa nyeri?

Berapa intensitas skala nyeri?

Bagaimana deskripsi rasa nyeri ?

Dimana letak/lokasi nyeri ?

Apakah regimen terapi yang sudah diberikan?

Page 17: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PENGUKURAN SKALA NYERI

Page 18: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PENATALAKSANAAN NYERI

Analgesik non Opioid

Opioid analgesik

Ajuvan

Farmakologik

Interventional terapi

Radiasi

Psikologik

Non Farmakologik

Page 19: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

ANALGESIC STEP LADDER

Modified "analgesic ladder" for cancer pain, including interventional management

Page 20: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Codein

Morphin

Oxycodon

Fentanyl

NSAID

Ketorolac

Celecoxib

Tramadol

Anti konvulsan

TCA

As.Pamidronat

Anti spasmodik

TERAPI FARMAKOLOGIK

Page 21: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

TERAPI FARMAKOLOGIK

ParenteralNon

Parenteral

Arround The Clock

(ATC)As needed

Page 22: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Pemilihan Analgesik Berdasarkan Jenis Nyeri

• Tulang : NSAID, opioid, pamidronate, calcitonin

• Soft tissue infiltration/nerve compression/ spinal cord compression : Corticosteroids (dexamethason / prednison), radiation

• Neuropathic : TCA, opioid, anticonvulsan

Page 23: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Pemilihan Analgesik Berdasarkan Jenis Nyeri

• Visceral : ikuti three step ladder WHO, ditambah dengan adjuvan lain mis : untuk mucositis, oral rinse, topical anasthesia

• Somatic : intrapleural analgesia

Page 24: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

NON OPIOID ANALGESIK

Analgesik Dosis dan rute pemberian

Dosis maksimal

perhari

Keterangan

Asetosal 325-650 mg PO, setiap 4-6 jam

4.000 mg Iritasi mukosa GI, potensi GI bleeding, inhibit pletelet aggregation

Acetaminofen 325-650 mg PO, setiap 4-6 jam

4.000 mg Risk hepatotoxic pada dosis tinggi dan alkohol user

Ibuprofen 200-400 mg PO,

Setiap 4-6 jam

3.200 mg

Page 25: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

NON OPIOID ANALGESIKAnalgesik Dosis dan rute

pemberianMax daily dose Keterangan

Ketorolac < 65 th.:30 mg iv/im, setiap 6 jam.

> 65 th. Renal imp., BB<55 kg. total daily dose tidak lebih dari 60 mg. ; 15 mg iv/im setiap 6 jam

120 mg im/iv

Lama pemberian tidak boleh lebih dari 5 hari

Tramadol 50-100 mg PO setiap 4-6 jam.Pada renal imp. 50-100 mg setiap 12 jam

Pasien dengan sirosis hepar dosis 50 mg PO setiap 12 jam

< 400 mg

Pasien > 75 tahun max daily dose 300 mg

ES pada dosis akumulasi dan over dosis berupa depresi pernafasan dan seizure

Page 26: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

ADJUVAN TERAPI PADA NYERI

• Antikonvulsan: gabapentin, fenitoin, carbamazepine

• Antidepresan:amitriptilin,desipramin,sertralin

• Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor: duloxetin, minalcipran

• Neuroleptika/antipsikotik:haloperidol,flufenazin

• Anticemas:alprazolam,lorazepam

• Kortikosteroid

• Capsaicin,glukosamin

Page 27: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

Efek Samping NSAID

• CNS: headache,tinnitus,dizziness • Kardiovaskular : retensi cairan, hipertensi, edema,

infark miokard, gagal jantung kongestif • Saluran cerna : nyeri abdominal, mual, muntah, ulser,

perdarahan • Hepatik : abnormalitas fungsi liver, gagal hati• Pulmoner : asma • Ginjal :gangguan renal, gagal ginjal • Kulit : rash, priritus. • Hematologik :Trombositopeni, neutropeni, hiperkalemi

Page 28: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

OPIOID ANALGESIK

Page 29: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

OPIOID ANALGESIK

Analgesic Equianalgesic with morphine inj 10

mg

Duration of action

Comments

Codein 200 mg. 4-6 h Very low potency

Fentanyl Inj

Fentanyl transdermal

0.1 mg 1-2 h Fentanyl transdermal deliver fent continuously

Morphine oral 30-60 mg 4-6 h Immediate and sustain release dosage form

Page 30: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

OPIOID ANALGESIC MORPHINE

• Morphine adalah opioid analgesic dengan efek agonisyang spesifik, saturable opioid receptors pada CNS danjaringan lain

• morphine juga memberikan efek yang bervariasitermasuk analgesia, constipation karena penurunanmotilitas usus, penekanan pada refleks batuk,respiratory depression karena adanya kepekaan padapusat pernafasan terhadap CO2. nausea dan vomitingmelalui rangsangan pada CTZ, perubahan moodtermasuk euphoria dan dysphoria, sedation,perubahan pada endokrin dan sistem saraf

Page 31: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

FARMAKOKINETIK

• Morphine dapat diabsorpsi baik jika diberikan p.odan perectal.

• Karena adanya "first- pass" metabolism pada livermaka efek pemberian p.o lebih kecil daripada iv.

• oral morphine sekitar 1/3 dibandingkan iv.

• Morphine di ekskresi di urine dalam bentukmorphine-3-glucuronide.

• Sekitar 7 - 10% dari dosis morphine di ekskresimelalui feces

Page 32: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

FARMAKOKINETIK

• Tablet SR yang diberikan setiap 12 jammempunyai equivalent analgesia setara denganimmediate setiap 4 jam

• Absorpsi SR equivalent dengan immediate releasedan tidak dipengaruhi oleh makanan.

• Pada Fase steady state SR tablet menghasilkanpuncak plasma level 4 – 5 jam post-dose dantherapeutic levels tetap selama 12 jam.

• Hubungan antara mean plasma concentrationdengan dosis linier pada dosis antara 60 – 600mg/hari.

Page 33: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KONTRA INDIKASI

• Morphine sulfate sustained release tidak bolehdiberikan kepada pasien : hypersensitivity padaopioid analgesics, morphine atau komponenproduct lainnya, acute asthma atau obstructiveairway disease dan acute respiratory depression;cardiac arrhythmias; acute alcoholism; deliriumtremens; severe CNS depression; convulsivedisorders; peningkatan cerebrospinal danintracranial pressure; head injury; concomitantMAO inhibitors.

Page 34: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

INDIKASI

• Morphine sulfate sustained release diindikasikan untuk mengatasi nyeri berat

• Penggunaan opioid analgesic jangka panjang.

Page 35: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PEMBERIAN

• morphine sulfate sustained release tabletharus ditelan utuh dan tidak boleh digerusatau dikunyah.

• Tablet yang digerus akan merusak bentuksediaan dan menjadi rapid release sehinggaakan berpotesi fatal pada dosis yangdiberikan.

• Risiko ini akan meningkat pada pemberianbersama alkohol dan depressants.

Page 36: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KOMBINASI OPIOID + NON OPIOID

• Codein + Acetaminophen :

–15 mg + 300 mg

–30 mg + 300 mg

–60 mg + 300 mg

• Digunakan untuk penatalaksanaan nyeri lemah sampai sedang

• Waspada ES berupa kostipasi

• Tersedia dalam bentuk fixed drug combination

Page 37: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

TITRASI DOSIS OIPIOID ANALGESIK

• Dimulai dengan dosis kecil, misalnya :

– Mo immediate 5 mg setiap 6 jam + 2 x 5 mg persediaan untuk breakthrough pain

– Pasien menggunakan 2 dosis cadangan sehingga / 24 jam menggunakan : 40 mg.

– Dosis yang baru untuk regular : 40 / 4 = 10 mg. setiap 6 jam ditambah persediaan 2 x 10 mg untuk breakthrough pain.

Page 38: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PENGGUNAAN MORFIN ORAL

• Morphin immediate biasanya 4-5 x perhari,diminum pada jarak waktu yang sama dantetap setiap hari.

• Morphin sustain release, 2 x sehari, diminumpada jarak waktu yang sama dan tetap setiaphari. Jangan digerus atau dibelah.

• Edukasi pasien untuk tidak meminum obathanya jika terasa nyeri, harus secara teratur

• Pasien dibiasakan untuk mengenali efeksamping yang terjadi.

Page 39: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

SWITC THERAPY

• Mengganti dari morphine sustain release kefenthanyl patch : karena onset fenthanyl patch12 jam, maka pada saat aplikasi pertamaharus masih diikuti dengan dosis morphineyang terakhir.

• Mengganti dari mo immediate ke mo sustainrelease, harus diikuti dosis terakhir moimmediate

Page 40: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan
Page 41: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KEGAGALAN PENANGANAN NYERI

• Ada beberapa hal mengapa pengobatan nyeri tidak berhasil antara lain:

– Kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana pengobatan nyeri.

– Kurang menguasai farmakokinetik obat

– Mengabaikan keluhan nyeri dari penderita kanker

– Ketakukan yang berlebihan akan timbulnya adiksi,

– toleransi dan efek samping dari opioid sehingga takut memberi obat opioid, seperti morphine

Page 42: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KETAKUTAN PENGGUNAAN OPIOID ANALGESIK

Adiksi

Apabila kita mendengar morphine langsungtimbul dalam pikiran kita adanya adiksi danbukan potensi analgesiknya.

Studi Klinik : Ternyata dari 12.000 penderitanyeri kanker yang diberikan morfin oral hanya 4penderita yang mengalami adiksi ( 0,03 % )

Page 43: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KETAKUTAN PENGGUNAAN OPIOID ANALGESIK

Sedasi

• Sedasi atau mengantuk mungkin terjadi padahari pertama pengobatan dan akan hilangpada beberapa hari kemudian. Apabila pasienmengalami perasaan mengantuk terus, makaperlu dilakukan tindakan diagnosa apakahdisebabkan karena manifest dari penyakitnyaatau tindakan pengobatannya.

Page 44: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

KETAKUTAN PENGGUNAAN OPIOID ANALGESIK

Toleransi

• Toleransi mungkin terjadi karena obatdiberikan prn (bila perlu).Toleransi ini dapat dicegah asalkan morphinetersebut diberikan dengan cara by the clock(sesuai jam), dan kalaupun ada hanya untukbeberapa hari dan akan hilang kemudian.

Page 45: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

PENUTUP

• Penatalaksanaan nyeri bersifat individual

• Perlu dilakukan asesmen untuk mendapatkan regimen terapi yang paling adekuat

• Penatalaksanaan nyeri yang adekuat akan meningkatkan kualitas hidup pasien

• Tim Multidisiplin dalam penatalaksanaan nyeri perlu dibentuk di rumah sakit

Page 46: PENGGUNAAN DAN KEAMANAN OPIOID ANALGESIK MORPHINEhisfarsibali.org/Penggunaan dan Keamanan Morphine.pdf · Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Asal Nosiseptik Neuropatik Terjadinya rangsangan

TERIMA KASIH