pengertian manajemen dakwah

29
1. Pengertian Manajemen Dakwah Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat berbeda sama sekali. Istilah yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler, yakni Ilmu Ekonomi. Ilmu ini diletakan di atas paradigma materialistis. Prinsipnya adalah dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sementara itu istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama, yakni Ilmu Dakwah. Ilmu ini diletakan di atas prinsip, ajakan menuju keselamatan dunia dan akhirat, tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-iming material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat semesta alam. Secara sederhana, manajemen adalah upaya mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya, mencakup manusai (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode (methode), dan pasar (market) 1 . Namun, secara khusus definisi manajemen, seperti yang dikedepankan oleh G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management, adalah “Management is a distinct process of planing, organizing, actuating, and controlling, perform to determine and accomplish stated objektives by the use of human beings and other resources.” 2 Definisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen itu mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan menggunakan sumber daya lainnya. Seluruh proses tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Maluyu S.P. Hasibuan menjelaskan bahwa manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Jadi, Manajemen itu adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. 3 Sedangkan menurut Brantas menurut Brantas adalah suatu proses atau kerangka

Upload: wianda-khairul-pangeran-tidur

Post on 28-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Manajemen Dakwah

1. Pengertian Manajemen Dakwah

Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni manajemen dan

dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat berbeda sama sekali. Istilah

yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler, yakni Ilmu Ekonomi. Ilmu ini diletakan

di atas paradigma materialistis. Prinsipnya adalah dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk

mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Sementara itu istilah yang kedua berasal dari

lingkungan agama, yakni Ilmu Dakwah. Ilmu ini diletakan di atas prinsip, ajakan menuju

keselamatan dunia dan akhirat, tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-

iming material. Ia datang dengan tema menjadi rahmat semesta alam.

Secara sederhana, manajemen adalah upaya mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya,

mencakup manusai (man), uang (money), barang (material), mesin (machine), metode

(methode), dan pasar (market)1. Namun, secara khusus definisi manajemen, seperti yang

dikedepankan oleh G.R. Terry dalam bukunya Principles of Management, adalah “Management

is a distinct process of planing, organizing, actuating, and controlling, perform to determine and

accomplish stated objektives by the use of human beings and other resources.”2

Definisi di atas memberikan gambaran bahwa manajemen itu mengandung arti proses kegiatan.

Proses tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

dengan menggunakan sumber daya lainnya. Seluruh proses tersebut ditujukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Maluyu S.P. Hasibuan menjelaskan bahwa manajemen berasal dari kata to manage yang artinya

mengatur. Jadi, Manajemen itu adalah suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.3

Sedangkan menurut Brantas menurut Brantas adalah suatu proses atau kerangka kerja yang

melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan-tujuan organisasi

atau maksu-maksud nyata.4

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemamfaatan sumber daya manusia

secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk

mencapai tujuan.5

Pengertian manajemen menurut para ahli:

Page 2: Pengertian Manajemen Dakwah

1. Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta

penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Dr. Buchari Zainun: “Manajemen adalah penggunaan efektif daripada sumber-sumber

tenaga manusia serta bahan-bahan material lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditentukan itu.”

3. Prof. Oey Liang Lee: “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, dan mengontrolan dari human and natural resources.”6

4. Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian

dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang

telah ditetapkan.

Sama dengan istilah manajemen, istilah dakwah pun diberi definisi macam-macam oleh para

ahli. Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk

masdar. Kata dakwah berasal dari kata: دعوة־يدعو־دعا (da’a, yad’u, da’watan) yang berarti

seruan, panggilan, undangan atau do’a7. Menurut Abdul Aziz, secara etomologis dakwah berarti:

memanggil, menyeru, menegaskan atau membela sesuatu, perbuatan atau perkataan untuk

menarik manusia kepada sesuatu, memohon dan meminta, atau do’a.1 Artinya proses

penyampaian pesan-pesan tertentu berupa ajakan, seruan, undangan, untuk mengikuti pesan

tersebut atau menyeru dengan tujuan untuk mendorong seorang supaya melakukancita-cita

tertentu.8 Oleh karena itu, dalam kegiatanya ada proses mengajak, disebut da’i dan orang yang

diajak disebut mad’u.

Sedangkan pengertian dakwah secara istilah (terminologi) diantaranya dapat mengambil isyarat

dari al-Nahl (16): 125, al-Baqarah (2): 208, al-Maidah (5): 67, al-Ahzab (33): 21, dan al-Imran

(3): 104 dan 110. yaitu: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. al-Nahl: 125).

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dipahami bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan

Allah (sistem Islam) secara menyeluruh. Baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan

secara ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan ajaran-ajaran Islam dalam realitas kehidupan pribadi

Page 3: Pengertian Manajemen Dakwah

(syahsiyah), keluarga (usrah) dan masyarakat (jama’ah) dalam semua segi kehidupan secara

menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah (masyarakat madani).

Selain pengertian di atas, ada pula beberapa pengertian dakwah yang disampaikan oleh para

pakar ilmu dakwah, yang tentunya memiliki ragam penjelasan dalam bentuk rumusan

redaksional yang berbeda-beda. Perbedaan yang terdapat pada setiap penjelasan para pakar dan

cendikiawan itu kelihatanya lebih pada aspek orientasi dan penekanan bentuk kegiatanya bukan

pada aspek essensinya. Di antara aneka ragam penjelasan mengenai rumusan dakwah yang

disampaikan oleh para pakar adalah:

Pertama, definisi dakwah yang menekankan pada proses pemberian motivasi untuk melakukan

pesan dakwah (ajaran Islam), tokoh penggagasnya adalah syekh Ali Mahfudz. Menurutnya

dalam Hidayat adari perl-Mursyidin bahwa dakwah adalah sebagai upaya membangkitkan

kesadaran manusia di atas kebaikan dan bimbingan, menyruh berbuat ma’ruf dan mencegah

kepada perbuatan munkar supaya mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.9

Definisi dari Ali Mahfudz menawarkan penjelasan bahwa dakwah sebagai proses mendorong

manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh mereka berbuat kebaikan

dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.10 Akan tetapi, definisi ini nampaknya belum dapat menjawab persoalan apa itu dakwah,

sebagai pernyataan ontologis (hakikat) dakwah, sebab definisi tersebut belum memperlihatkan

kejelasan tentang apa yang di cari, yaitu menemukan hakikat dari pertanyaan mengenai ke-apa-

an dakwah. Sebab dari pernyataan nya baru mengungkapkan tentang dakwah sebagai sebuah

proses komunikasi atau tabligh ajaran Islam. Untuk melengkapi nya mari kia lihat penjelasan

dari Sayyed Qutb. Ia mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak atau mendorong orang untauk

masuk ke dalam sabilillah, bukan yntuk mengikuti da’i atau bukan pula untuk mengikuti

sekelompok orang.11

Sayyed Qutb dengan pernyataannya, seakan-akan ingin meyakinkan bahwa dalam dakwah

islamiyah terdapat nilai-nilai yang universal. Definisi Sayyed Qutb tentang dakwah ini memiliki

kesamaan makna dengan definisi yang di ungkapkan oleh Masdar F. Mashudi yang mengartikan

dakwah islamiyah sebagai suatu proses penyadaran untuk mendorong manusia agar tumbuh dan

berkembang sesuai dengan fitrah nya.12

Page 4: Pengertian Manajemen Dakwah

Kedua, definisi dakwah yang lebih menekankan pada proses penyebaran pesan dakwah dengan

mempertimbangkan penggunaan metode, media, dan pesan yang di sesuaikan dengan situasi

mad’u (khalayak atau sasaran dakwah). Dalam arti seorang da’i menyampaikan pesan dakwah

yang sesuai dengan kondisi mad’unya, mempertimbangkan sesuai metode dan media yang di

gunakan relevan dengan kondsi mad’unya, dalam ha ini tingkat budayanya. Pakar dakwah yang

menjadi penggagasnya adalah Ahmad Ghalwusy, menurutnya bahwa dakwah adalah

menyampaikan pesan Islam kepada manusia di setiap waktu dan tempat dangan metode-metode

dan media-media yang sesuai dengan kondisi para penerima pesan dakwah (khalayak dakwah).13

Ketiga, definisa dakwah yang lebih menekankan pada pengorganisasian dan pemberdayaan

sumber daya manusia dalam melakukan berbagai petunjuk ajaran Islam, menegakan norma sosial

budaya dan membebaskan kehidupan manusia dari berbagai penyakit sosial. Definisi ini di

antara lain di kemukakan oleh Sayyid Mutawakil. Menurutnya bahwa dakwah adalah

mengorganisasikan kehidupan manusia dalam menjalankan kebaikan, menunjukannya ke jalan

yang benar dalam menegakkan norma sosial budaya dan menghindarkannya dari penyakit

sosial.14

Keempat, definisi dakwah yang lebih menekankan pada sistem dalam menjelaskan kebenaran,

kebaikan, petunjuk ajaran, menganalisis tantangan problema kebathilan dengan berbagai macam

pendekatan, metode dan media agar mad’u mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat.

Definisi dakwah yang demikian antara lain di kemukakan oleh Al-Mursyid. Menurutnya bahwa

dakwah adalah sistem dalam menegakkan penjelasan kebenaran, kebaikan, petunjuk ajaran,

memerintahkan perbuatan ma’ruf, mengungkap media-media kebathilan dan metode-metodenya

dengan macam-macam pendekatan, metode dan media dakwah.15

Kelima, kategori definisi dakwah yang lebih menekankan pada urgensi pengamalan aspek pesan

dakwah sebagai tatanan hidup manusia hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi. Definisi

ini di kemukakan oleh Ibnu Taimiyah(1398 H).

Keenam, definisi dakwah yang lebih menekankan pada profesionalisme dakwah, yakni dakwah

di pandang sebagai kegiatan yang memerlukan keahlian, dan memerlukan penguasaan

pengetahuan. Dengan demikian, da’i-nya adalah ulama atau sarjana yang memiliki kualifikasi

dan persyaratan akademik serta keterampilan dalam melaksanakan kewajiban dakwah. Definisi

ini diajukan oleh Zakaria yang menyatakan bahwa dakwah adalah aktifitas para ulama dan

Page 5: Pengertian Manajemen Dakwah

orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam dalam memberi pengajaran kepada orang

banyak hal-hal yang berkenaan dengan urusan-urusan agama dan keduniannya sesuai dengan

realitas dan kemampuannya.16

Berdasarkan beberapa kategori definisi dakwah di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa

dakwah Islam pada dasarnya merupakan: (1) perilaku muslim dalam menjalankan Islam sebagai

agama dakwah, yang dalam prosesnya melibatkan unsur da’i, pesan dakwah, metode dakwah,

media dakwah, mad’u (sasaran dakwah) dalam tujuannya melekat cita-cita ajaran Islam yang

berlaku sepanjang zaman dan di setiap tempat; dan (2) proses transmisi, transformasi, dan difusi

serta internalisasi ajaran Islam.

Untuk pengertian manajemen dan dakwah itu sendiri yaitu sebuah pengaturan secara sistematis

dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai dari sebelum pelaksanaan

sampai akhir dari kegiatan dakwah.17

Menurut saya sendiri, setelah membaca pengertian manajemen dan dakwah maupun manajemen

dakwah itu sendiri maka Manajemen dakwah itu ialah suatu perangkat atau organisasi dalam

mengolah dakwah agar tujuan dakwah tersebut dapat lebih mudah tercapai sesuai dengan hasil

yang diharapkan.

2. Tujuan manajemen Dakwah

a. Tujuan Manajemen

Tujuan adalah sesuatu hasil (generalis) yang ingin dicapai melalui proses manajemen. Pengertian

tujuan dan sasaran hampir sama bedanya hanya gradual saja, tujuan maknanya hasil yang umum

sedangkan sasaran berarti hasil yang khusus. Tujuan menurut G. R. Terry adalah hasil yang

diinginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang

manajer.

Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana, karena itu hendaknya tujuan

ditetapkan ”jelas, realistis, dan cukup cukup menantang berdasarkan analisis data, informasi, dan

pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada.18

b. Tujuan Dakwah

Page 6: Pengertian Manajemen Dakwah

Tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai dan diperoleh oleh

keseluruhan tindakan dakwah yaitu Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat

yang diridhai oleh Allah Swt.19 Menurut Asmuni Syukir dalam bukunya mengemukakan tujuan

dakwah bahwa pada khususnya tujuan dakwah itu ialah:

1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk islam untuk selalu meningkatkan

taqwanya kepada Allah swt.

2. Membina mental agama islam bagi kaum yang masih mualaf.

3. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah (memeluk

agama islam).

4. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fithrahnya.20

Sementara itu M. Natsir, dalam serial dakwah Media Dakwah mengemukakan, bahwa tujuan dari

dakwah itu adalah:

1. Memanggil kita pada syarita, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup

perseorangan atau persolanan rumah tangga, berjamaah masyarakat, berbangsa-bersuku

bangsa, bernegara dan berantar-nergara.

2. Memanggil kita pada fungsi hidup sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang

luas yang berisikan manusia secara heterogen, bermacam karakter, pendirian dan

kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada’ala an-naas, menjadi pelopor dan pengawas

manusia.

3. Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah Allah.

Tujuan dakwah secara umum adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran

Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan

masalah pribadi, keluarga maupun sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari

Allah Swt. Sedangkan tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan

umum sebagai perincian daripada tujuan dakwah.21

Akhirnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa secara umum tujuan dan kegunaan

manajemen dakwah adalah untuk menuntun dan memberikan arah agar pelaksanaan dakwah

dapat diwujudkan secara professional dan proporsional. Dan pada hakikatnya tujuan manajemen

dakwah disamping memberikan arah juga dimaksudkan agar pelaksanaan dakwah tidak lagi

Page 7: Pengertian Manajemen Dakwah

berjalan secara konvensional seperti tabligh dalam bentuk pengajian dengan tatap muka tanpa

pendalaman materi, tidak ada kurikulum, jauh dari interaksi yang dialogis dan sulit untuk

dievaluasi keberhasilannya.22

3. Fungsi-fungsi Manajemen

Menurut para ahli fungsi manajemen, yaitu:

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam

proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk

mencapai tujuan. Pada umumnya ada empat (4) fungsi manajemen yang banyak dikenal

masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi

pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Untuk fungsi pengorganisasian

terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para manajer dalam organisasi perusahaan

bisnis diharapkan mampu menguasai semua fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan

hasil manajemen yang maksimal.

adapun fungsi-fungsi manajemen adalah;

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan

membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut.

2. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan

sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah

ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan.

3. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas

dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan

lain sebagainya.

3. Fungsi Pengendalian / Controling

Page 8: Pengertian Manajemen Dakwah

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat

untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

4. Fungsi-fungsi Manajemen Dakwah

Menurut Akrim Rido fungsi Manajemen dakwah yaitu:

1. Takhthith (Perencanaan Dakwah)

Dalam aktivitas dakwah, perencanaan dakwah bertugas menentukan langkah dan program dalam

menentukan setiap sasaran, menentukan sarana-prasarana atau media dakwah, serta personel da'i

yang akan diterjunkan. Menentukan materi yang cocok untuk sempurnanya pelaksanaan,

membuat asumsi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi yang kadang-kadang dapat

memengaruhi cara pelaksanaan program dan cara menghadapinya serta menentukan alternatif-

alternatif, yang semua itu merupakan tgas utama dari sebuah perencanaan.23

Sementara itu Rosyad Saleh, dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam menyatakan, bahwa

perencanaan dakwah adalah proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan

sistematis, mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam

rangka menyelenggarakan dakwah.

2. Tanzhim (Pengorganisasian Dakwah)

Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-ornag, alat-alat, tugas-tugas,

tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Sementara itu, Rosyid Saleh mengemukakan bahwa rumusan pengorganisasian dakwah itu

adalah “rangkaian aktivita menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi setiap kegiatan

usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan

serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi atau

petugasnya.

3. Tawjih (Penggerakan Dakwah)

Page 9: Pengertian Manajemen Dakwah

Pengarahan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada para bawahan sedemikian

rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan

efisien dan ekonomis.

Motivasi diartikan sebagai kemampuan seorang manajer atau pemimpin dakwah dalam

memberikan sebuah kegairahan, kegiatan dan pengertian, sehingga para anggotanya mampu

untuk mendukung dan bekerja secara ikhlas untuk mencapai tujuan organisasi sesuai tugas yang

dibebankan kepadanya.

4. Riqaabah (Pengendalian Dakwah)

Pengendalian manajemen dakwah dapat dikatakan sebagai sebuah pengetahuan teoritis praktis.

Karena itu, para da;i akan lebih cepat untuk mencernanya jika dikaitkan dengan prilaku dari da'i

itu sendiri sesuai dengan organisasi. Dengan demikian, pengendalian manajemen dakwah dapat

dikategorikan sebagai bagian dari prilaku terapan, yang berorientasi kepada sebuah tuntutan bagi

para da'i tentang cara menjalankan dan mengendalikan organisasi dakwah yang dianggap baik.

Tetapi yang paling utama adalah komitmen manajemen dengan satu tim dalam menjalankan

sebuah organisasi dakwah secara efisien dan efektif, sehingga dapat menghayati penerapan

sebuah pengendalian.

Sementara itu Robert J. Mockler mendefinisikan, bahwa elemen esensial dari proses

pengendalian menajemen sebuah standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk

mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya

dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan apakah ada deviasi serta

untuk mengatur signifikasinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan

bahwa sumber daya perusahaan telah dilaksanakan secara seefektif dan seefisien mungkin guna

mencapai tujuan perusahaan.24

5. Unsur-unsur Manajemen Dakwah

Dakwah dalam prosesnya akan melibatkan unsur-unsur (rukun) dakwah yang terbentuk secara

sistematik, artinya antara unsur yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Unsur-unsur

tersebut ialah da'i (pelaku dakwah), mad'u (mitra/objek dakwah), maddah (materi dakwah),

wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).

A. Da’I (Subjek Dakwah)

Page 10: Pengertian Manajemen Dakwah

Da’I adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung, melalui lisan, tulisan

atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebar luaskan ajaran Islam,

melakukan upaya perubahan kearah kondisi yang lebih baik menurut ajaran Islam.

B. Mad'u (objek dakwah)

Mad’u adalah seluruh manusia sebagai makhluk Allah yang dibebani menjalankan agama Islam

dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, kehendak dan bertanggungjawab atas perbuatan sesuai

dengan pilihannya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat

manusia seluruhnya.25

C. Maddah (Pesan Dakwah)

Maddah adalah pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’I

kepada mad’u, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada didalam Kitabullah maupun Sunah

Rasul-Nya.26

D. Wasilah (media dakwah)

Wasilah dakwah adalah alat objektif yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide

dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang

keberadaannya sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah.

D. Thariqah (Metode Dakwah)

Uslub adalah suatu cara dalam melaksanakan dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-

kendala dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien.

F. Atsar (efek dakwah)

Atsar sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses) dakwah ini sering dilupakan

atau tidak banyak menjadi perhatian para da'i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah

dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal, atsar sangat besar artinya dalam

penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.27

6. Landasan Manajemen Dakwah

Page 11: Pengertian Manajemen Dakwah

Landasan manajemen dakwah secara normatif ialah al-Quran dan Sunnah. Dalam al-Quran,

terdapat banyak ayat yang memerintahkan berdakwah bagi umat Islam, sebagai upaya menyeru

umat manusia agar melaksanakan kebaikan dan meninggalkan perbuatan buruk. Sebagaimana

telah diwahyukan oleh Allah dalam surat Ali-Imran : 110 yang berbunyi :

�هل� ا ء�ام�ن� �و و�ل �الله� ب �ون� م�ن �ؤ و�ت �ر� ك �من ل ا ع�ن� ه�ون� �ن و�ت وف� م�عر� �ال ب ون� م�ر� �ا ت "اس� �لن ل �خر�ج�ت ا �م"ة& ا ر� ي خ� �م ت �ن ك

ق�ون� الفس� ه�م� �ر� ث �ك و�ا �ون� م�ؤم�ن ال ه�م� م�ن "ه�م ل ا ر0 ي خ� �ان� �ك ل ك�تب� .ال

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf

(kebenaran), dan mencegah dari yang mungkar (kejahatan), dan beriman kepda Allah. Sekiranya

ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan

kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Q.S. Ali-Imran :110)

: : م�ن �ق�ول� ي وسلم عليه الله صلى الله� ول� س� ر� س�م�عت� ق�ال� ه� ع�ن الله ض�ي� ر� لخ�در�ي ا د� ع�ي س� �ى �ب ا ع�ن

. , م�ان� �ي اال �ضع�اف� ا �ك� و�ذ�ال �ه� ب �ق�ل ف�ب �ط�ع ت �س ي "م ل �ن ف�ا �ه� ان �ل�س� ف�ب �ط�ع ت �س ي "م ل �ن ف�ا �د�ه� �ي ب ه� Eر �غ�ي ي ف�ل ا �ر0 ك م�ن �م ك م�ن �ى ا ر�

( مسلم( مرواه

Dari abi said r.a berkata: saya mendengar Rosulullah saw. Berkata: Siapa saja yang melihat

kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, dan

jika tidak mampu juga maka rubahlah dengan hatinya, dan yang demikian (merubah

kemungkaran dengan hati) merupakan selemah-lemahnya iman. (H.R. Muslim)

Sedangkan landasan manajemen dakwah secara filosofis, diantaranya adalah:

a. Menuntun keyakinan umat manusia sesuai dengan fitranya yaitu tauhidullah (memilki

keyakinan kepada Allah Swt)

b. Membangun keimanan umat manusia yang senantiasa pluktuatif (bertambah dan

berkurang) agar senantiasa stabil (kokoh) dalam beriman dan beramal shaleh di bawah

landasan karena Allah.

c. Dakwah merupakan penuntun akal manusia dalam mencari dan menjalankan kebenaran,

jika akal dapat dan wajib beriman kepada Allah sebelum datangnya azab Allah terhadap

orang-orang yang menyimpangkan akalnya bagi mendurhakai Tuhan.28

d. Dakwah Islam menjadi dasar dan alasan bagi akal untuk melaksanakan kewajiban

beriman kepada Allah, sebab, sebelum datangnya dakwah yang dibawa oleh Rasul Allah

menusia tidak akan mendapat azab (siksa) dari Allah.29

e. Merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil al-alamin (menebar kasih sayang Tuhan dan

keselamatan bagi seluruh alam).30

7. Prinsip Manajemen Dakwah

Page 12: Pengertian Manajemen Dakwah

Islam dalam memandang manajemen berdasarkan teologi, yakni pada dasarnya manusia itu

memiliki potensi positif yang dilukiskan dengan istilah hanif.31 Keterkaitan antara manajemen

dan watak hanif ialahwatak hanif akan menyebabkan manusia cenderung untuk memilih yang

baik dan benar dalam seluruh kehidupannya. Hal ini dapat ditemukan penjelasannya dalam

sebuah Hadits Qudsi yang mengatakan bahwa :

( مسلم ( رواه �ه�م ن د�ي ع�ن ه�م "ت �ال ت ف�اج ن� �اط�ي ي الش" ه�م �ت �ت ا "ه�م �ن و�ا "ه�م �ل ك �ف�اء� ن ح� �اد�ي ب ع� "قت� ل خ� Lي �ن و�ا

Sesungguhnya telah kuciptakan hamba-hambaku itu berwataq hanif. Kemudian setan datang

kepada mereka, maka disesatkannya mereka dari agama mereka. (HR. Muslim)

Sedangkan ilmu manajemen ini dapat dibagi ke dalam tiga prinsip pokok, yaitu:

1. Tauhid, yaitu ilmu mengenai hubungan antara manusia dengan al-Khaliq.

2. Syariah, yaitu sesuai dengan aturan akidah dan syariat Islam, yaitu al-Quran dan al-

Sunnah.

3. Akhlak, yaitu ajaran Islam yang berisi pengajaran budi pekerti, yaitu bagaimana agar

manusia berbudi pekerti yang luhur.32

8. Asas Manajemen

Asas (prinsip) merupakan suatu perencanaan fundamental atau kebenaran umum yang dapat

dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan

pengalaman. Asas ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang

mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar dalam ilmu tersebut. adalah dasar tetapi

bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan

keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.

Asas-asas umum manajemen (general principles of management), menurut Henry Fayol :

a. Divinision of work (asas pembagian kerja)

Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-keterbatasan

manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan, yaitu:

A. keterbatasan waktu,

B. keterbatasan pengetahuan,

C. keterbatasan pengetahuan,

D. keterbatasan perhatian.

Page 13: Pengertian Manajemen Dakwah

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian pekerjaan. Tujuannya

untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat

diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada bidang kepemimpinan.

Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian

kerja berarti tidak ada organisasi dan kerja sama diantara anggotanya.

b. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab antara atasan dan

bawahan; wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.

c. Discipline (asas disiplin)

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan perintah

atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.

d. Unity of Command (asas kesatuan perintah)

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari seorang atasan dan

bertanggungjawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi setiap atasan dapat memberi

perintah kepada beberapa orang bawahan.

e. Unity of Direction (asas kesatuan jurusan atau arah)

Setiap orang (kelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu tujuan, satu perintah,

dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak, dan kesatuan tindakan menuju

sasaran yang sama.

f. Subordination of Individual Interest into General Interest (asas kepentingan umum di atas

kepentingan pribadi)

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama (organisasi), di atas

kepentingan pribadi.

g. Remuneration of Personnel (asas pembagian gaji yang wajar)

Page 14: Pengertian Manajemen Dakwah

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil, wajar, dan seimbang

dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik karyawan maupun

majikan.

h. Centralization (asas pemusatan wewenang)

Setiap organisasi harus mempunyai pusat wewenang, artinya wewenang itu dipusatkan atau

dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan

yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti relatif, bukan absolut (mutlak).

i. Scalar of Chain (asas hierarki atau asas rantai berkala)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata rantai

vertikal yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah harus

berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah dengan cara yang berurutan.

j. Order (asas keteraturan)

Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan ketertiban dalam

penempatan barang-barang dan karyawan.

k. Equity (asas keadilan)

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam pemberian gaji dan jaminan

sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi

perintah-perintah atasan dan gairah kerja.

l. Initiative (asas inisiatif)

Menurut asas ini, seorang pimpinan harus memberikan dorongan dan kesempatan kepada

bawahannya untuk berinisiatif, dengan memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif

memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

m. Esprit de Corps (Asas Kesatuan)

Menurut ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi

yang baik, sehingga terwujud kekompakkan kerja (team work)dan timbul keinginan untuk

mencapai hasil yang baik.

Page 15: Pengertian Manajemen Dakwah

n. Stability of Turn-over of Personnel (Kestabilan Jabatan Karyawan)

Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar masuknya

karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-

biaya semakin besar, dan perusahaan tidak tidak mendapat karyawan yang berpengalaman.33

9. Asas Manajemen Dakwah

Asas-asas (prinsip) dasar yang perlu ada pada setiap manajemen dakwah, antara lain:

a. Asas Konsolidasi

Asas ini mengandung makna bahwa setiap organisasi dakwah harus selalu dalam keadaan

mantap dan stabil, jauh dari konflik, dan terhindar dari perpecahan, baik lahiriah maupun

batiniah. (Q.S. Ali-Imran : 103)

b. Asas koordinasi

Asas ini berarti organisasi dakwah harus mampu memperlihatkan kesatuan gerak dan satu

komando. (Q.S. Ash-Shaff : 14)

c. Asas Tajdid

Asas ini memberi pesan bahwa oeganisasi dakwah harus selalu tampil prima dan energik, penuh

vitalitas dan inovatif. (Q.S. Al-Mujaadalah : 11)

d. Asas Ijtihad

Ijtihad merupakan aktivitas akademik dan intelektual yang hanya bisa dilakukan oleh para ulama

dan cendikiawan muslim. (Q.S. Al-Ankabut : 60)

e. Asas Pendanaan dan Kaderisasi

Asas ini mengingatkan bahwa setiap organisasi dakwah harus berusaha mendapatkan dukungan

dana yang realistic dan diusahakan secara mandiri dari sumber-sumber yang halal dan tidak

mengingat. (Q.S. Al-Maarij :24 dan Q.S Al-Fath : 29)

Page 16: Pengertian Manajemen Dakwah

f. Asas Komunikasi

Asas ini memberikan arah bahwa setiap organisasi dakwah, pengelolaannya harus komunikatif

dan persuasif, karena dakwah sifatnya mengajak bukan mengejek, dakwah itu harus sejuk dan

memikat. (Q.S. Az-Zumar : 18)

g. Asas Tabsyir dan Taisir

Kegiatan dakwah harus dilaksanakan dengan prinsip menggembirakan dan mudah.

h. Asas Integral dan Komprehensif

Asas ini mengingatkan kepada kita bahwa pelaksanaan kegiatan dakwah tidak hanya terpusat di

masjid atau di lembaga-lembaga keagamaan semata, akan tetapi harus terintegrasi dalam

kehidupan umat dan menyentuh kebutuhan yang menyeluruhn dari segenap strata sosial

masyarakat, baik birokrat atau penguasa maupun lapisan elite ekonomi dan masyarakat marginal.

(Q.S. Al-Anbiya : 107)

i. Asas penelitian dan pengembanngan

Kompleksitas permasalahan umat harus menjadi kajian dakwah yang mendalam, karena dakwah

akan gagal bila saja sudut pandang hanya terpusat pada satu sisi saja, sementara komunitas

masyarakat lainnya terabaikan. (Q.S. Al-Kahfi : 13).

j. Asas Sabar dan Istiqomah

Bersaing dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, sering membuat dakwah

menemui jalan buntu bahkan melelahkan. Kelelahan tanpa disadari dapat menghilangkan

kesabaran dan merusak nilai-nilai istiqomah. Di saat-saat seperti itulah prinsip sabar dan

istiqomah perlu disegarkan untuk diaktualisasikan melalui berbagai kegiatan dakwah. (Q.S

Fushshilat : 30)34

10. Ruang Lingkup Manajemen Dakwah

Ruang lingkup kegiatan dakwah dalam tataran manajemen merupakan sarana atau alat pembantu

pada aktivitas dakwah itu sendiri. Karena dalam sebuah aktivitas dakwah itu akan timbul

masalah atau problem yang sangat kompleks, yang dalam menangani serta mengantisipasinya

diperlukan sebuah strategi yang sistematis. Dalam konteks ini, maka ilmu manajemen sangat

Page 17: Pengertian Manajemen Dakwah

berpengaruh dalam pengelolaan sebuah lembaga atau organisasi dakwah sampai pada tujuan

yang diinginkan.

Sedangkan ruang lingkup dakwah akan berputar pada kegiatan dakwah, di mana dalam aktivitas

tersebut diperlukan seperangkat pendukung dalam mencapai kesuksesan. Adapun hal-hal yang

mempengaruhi aktivitas dakwah antara lain meliputi:

Keberadaan seorang da’I, baik yang terjun secara langsung maupun tidak langsung,

dalam pengertian eksistensi da’I yang bergerak di bidang dakwah itu sendiri.

Materi merupakan isi yang akan disampaikan kepada mad’u, pada tataran ini materi harus

bisa memenuhi atau yang dibutuhkan oleh mad’u, sehingga akan mancapai sasaran

dakwah itu sendiri, dan

Mad’u kegiatan dakwah harus jelas sasarannya, dalam artian ada objek yang akan

didakwahi.35

11. Ayat-ayat tentang Manajemen Dakwah

1. Q.S. An-Nahl : 125

ض�ل" �م�ن ب �م� �عل ا ه�و� "ك� ب ر� �ن" ا �حس�ن� ا ه�ي� �ى Mت �ال ب ه�م و�جد�ل �ة� ن لح�س� ا م�وع�ظ�ة� و�ال م�ة� لح�ك �ا ب Lك� ب ر� ل� �ي ب س� �ل�ى ا �دع� ا

, ن� �د�ي م�هت �ال ب �م� �عل ا و�ه�و� �ه� ل �ي ب س� .ع�ن

Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan batahlah

mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang

siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk.

2. Q.S Al-Imran: 104

�ح�ون� م�فل ال ه�م� �ك� و�او�لئ �ر� ك لم�ن ا ع�ن� ه�ون� �ن و�ي وف� لم�عر� �ا ب ون� م�ر� �ا و�ي ر� ي خ� ال �ل�ى ا ع�ون� �د ي Rم"ة� ا �م ك مLن �ن �ك ت .و�ل

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

3. QS asy-Syu’ara: 214-216

م�م"ا Rر�يء� ب Lي �ن إ ف�ق�ل ع�ص�وك� �ن ف�إ �ين� م�ؤم�ن ال م�ن� �ع�ك� "ب ات �م�ن� ل �اح�ك� ن ج� و�اخف�ض �ين� ب �قر� األ �ك� ت ير� ع�ش� ذ�ر ن� و�أ

�ون� �عم�ل ت

Page 18: Pengertian Manajemen Dakwah

Berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat dan rendahkanlah dirimu terhadap

orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu,

katakanlah, “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kalian kerjakan.”

4. Q.S Al-Imran: 110

�هل� ا ء�ام�ن� �و و�ل �لله� با �ون� �ؤم�ن و�ت �ر� ك م�ن ال ع�ن� ه�ون� �ن و�ت وف� لم�عر� �ا ب ون� م�ر� �ا ت "اس� �لن ل �خر�ج�ت ا �م"ة& ا ر� ي خ� �م ت �ن ك

ق�ون� الفس� ه�م� �ر� ث �ك و�ا �ون� م�ن م�ؤ ال ه�م� مLن "ه�م ل ا ر0 ي خ� �ان� �ك ل لك�تب� .ا

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,

dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab berima,

tentulah itu lebih baik mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik.

5. QS al-Hijir: 94

�ين� ر�ك م�ش ال ع�ن� �عر�ض و�أ �ؤم�ر� ت �م�ا ب ف�اصد�ع

Sampaikanlah olehmu secara terang-etrangan segala yang diperintahkan (kepadamu) dan

berpalinglah dari orang-orang musyrik.

6. Q.S. Yunus : 25

& م 0ق�ي ت م�س ص�رط& �لى ا اء� �ش� ي م�ن �هد�ى و�ي � لم الس" د�ار� �لى ا �دع�وا ي و�الله�

Allah menyeru manusia ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya

kepada jalan yang lurus (Islam).

7. Q.S Al-Baqarah :208

Rن �ي م[ب ع�د�و^ �م �ك ل "ه �ن ا طن� ي الش" خ�ط�وت� �ع�وا "ب �ت ت � �اف"ة و�ال ك � م ل Lالس ف�ى �وا ل �دخ� ا �وا ء�ام�ن ن� "ذ�ي ال [ه�ا �اي .ي

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah

kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

8. Q.S Al-Isra :105

ا ر0 �ذ�ي و�ن ا ر0 Lش م�ب �ال" ا نك� ل س� �ر ا و�م�ا ل� �ز� ن Lا لح�ق� و�ب نه� ل ز� �ن ا Lلح�ق �ا و�ب

Dan Kami turunkan al-Quran itu dengan sebenar-sebernanya dan al-Quran itu telah turun dengan

membawa kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita

gembira dan pemberi peringatan.

Page 19: Pengertian Manajemen Dakwah

9. Q.S Fushshilat : 33

ن� �م�ي ل م�س ال م�ن� "ى �ن ا و�ق�ال� ا �ح0 صل و�ع�م�ل� الله� �ل�ى ا د�ع�ا مLن ق�وال0 �حس�ن� ا و�م�ن

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,

mengerjakan amal yang saleh, dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang

menyerah diri.

10. Q.S Al-Maidah : 67

, �ن" ا "اس� الن م�ن� �عص�م�ك� ي و�الله� �ه� �ت ال ر�س� "غت� �ل ب ف�م�ا �فع�ل ت "م ل �ن و�ا Lك� ب ر" م�ن ك� �ي �ل ا ز�ل� �ن ا م�ا Lغ �ل ب ول� س� الر" [ه�ا �اي ي

ن� كف�ر�ي ال لق�وم� ا �هد�ى ي ال� .الله�

Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu

kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikannya amanat-Nya. Allah

memelihara kamu dari gangguan manuusia.36 Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk

kepada orang-orang yang kafir.37

11. QS. Thaha: 99

ا ر0 ذ�ك "ا �د�ن ل م�ن �اك� ن �ي �ت آ و�ق�د �ق� ب س� ق�د م�ا �اء� ب �ن أ م�ن ك� �ي ع�ل �ق�ص[ ن �ك� �ذ�ل ك

Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang lalu, dan

sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al-Qur'an).

12. QS. Al-Baqarah: 148

ء& ي ش� Lل� ك ع�ل�ى "ه� الل �ن" إ ج�م�يع0ا "ه� الل �م� �ك ب ت� �أ ي �وا �ون �ك ت م�ا ن� �ي أ ات� ر� ي خ� ال �ق�وا �ب ت ف�اس Lيه�ا م�و�ل ه�و� Rه�ةو�ج iل� �ك و�ل

Rق�د�ير

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-

lombalah kalian (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kalian berada pasti Allah akan

mengumpulkan kalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

13. Q. S. Ali-Imran: 104

�ح�ون� م�فل ال ه�م� �ك� �ئ �ول و�أ �ر� ك م�ن ال ع�ن� ه�ون� �ن و�ي وف� م�عر� �ال ب ون� م�ر� �أ و�ي ر� ي خ� ال �ل�ى إ �دع�ون� ي Rم"ة

� أ �م ك م�ن �ن �ك ت و�ل

Page 20: Pengertian Manajemen Dakwah

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;

merekalah orang-orang yang beruntung.

11. Hadits tentang Manajemen Dakwah

1. H. R. Muslim

الله : صلى الله ول� س� ر� ق�ال� ق�ال� ه� ع�ن الله� ض�ي� ر� Lر�ى�د لب ا Lص�ار�ى �ن ال و�ا ع�مر� ن� ب �ة� ع�قب ع�ود& م�س �ى �ب ا و�ع�ن

مسلم . ( رواه �ه� ل ع� ف�ا �جر� ا ل� م�ث �ه� ف�ل ر& ي خ� ع�ل�ى د�ل" م�ن وسلم عليه

Abu Mas’ud Uqbah bin Amru Al-Anshari ra. berkata: “Telah bersabda Rasulullah Saw: ‘Barang

siapa yang menunjukan pada kebaikan maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang

mengejakannya.

2. H.R. Muslim

�ه� : : ل �ان� ك ه�د0ى �ل�ى ا د�ع�ا م�ن ق�ال� وسلم عليه الله صلى الله س�ول� ر� �ن" ا ه� ع�ن الله� ض�ى� ر� ة� ر� ي ه�ر� �ى �ب ا و�ع�ن

� م �ث اال م�ن� ه� �ي ع�ل �ان� ك �ة& ل � ض�ال �ل�ى ا د�ع�ا و�م�ن 0ا ئ ي ش� �ج�ور�ه�م ا م�ن ل�ك� ذ� ق�ص� �ن ي � ال �ع�ه� �ب ت م�ن �ج�ور� ا ل� م�ث �جر� ال ا م�ن�

) . مسلم رواه 0ا ئ ي ش� م�ه�م �ا �ث ا م�ن ذ�ل�ك� ق�ص� �ن ي � ال �ع�ه� �ب ت م�ن � �ام �ث ا ل� م�ث

Abu Hurairah ra. berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda: ‘Barang siapa yang mengajak kepada

kebaikan, maka baginya diberikan seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa

mengurangi pahala mereka sama sekali dan barang siapa yang mengajak pada kesesatan, maka

baginya diberikan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa

mereka sedikit pun’.”

3. H. R. Muslim

: : م�ن �ق�ول� ي وسلم عليه الله صلى الله� ول� س� ر� س�م�عت� ق�ال� ه� ع�ن الله ض�ي� ر� لخ�در�ي ا د� ع�ي س� �ى �ب ا ع�ن

. , م�ان� �ي اال �ضع�اف� ا �ك� و�ذ�ال �ه� ب �ق�ل ف�ب �ط�ع ت �س ي "م ل �ن ف�ا �ه� ان �ل�س� ف�ب �ط�ع ت �س ي "م ل �ن ف�ا �د�ه� �ي ب ه� Eر �غ�ي ي ف�ل ا �ر0 ك م�ن �م ك م�ن �ى ا ر�

مسلم( رواه

Abu Sa’id Alkhudry ra. berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah Saw bersabda: ‘Siapa saja di

antara kamu yang melihat kemungkaran maka cegahlah dengan tangannya, kekuatannya, jika

tidak bisa maka cegahlah dengan lisannya, tapi jika tidak bisa, maka ingkarilah dengan hatinya

dan itu adalah selemah-lemah iman’.”

4. H. R. Muttafaq Alaih

Page 21: Pengertian Manajemen Dakwah

ف�ى : �وس� ل لج� و�ا �م ك "ا �ي ا قال وسلم عليه الله صلى النبي عن عنه الله رضي Lر�يخ�د ال د& ع�ي س� �ى �ب ا ع�ن

, : , الله صلى الله رسول ف�ق�ال� ؟ � ها ف�ي �ح�د"ث� �ت ن �د^ ب �ا ن �س� ال م�ج� م�ن �ا �ن ل م�ا الله� س�ول� �ار� ي �وا ف�ق�ال ق�ات� الط[ر�

ق�ا : . : الله؟ س�ول� ر� �ا ي ق� الط"ر�ي ح�ق[ و�م�ا �وا ق�ال ح�ق"ه� ق� الط"ر�ي عط�وا ف�ا لم�جل�س� ا �ال" ا �م ت �ي �ب ا �ذ�ا ف�ا وسلم عليه

) . , , , , عليه : متفق �ر� ك لم�ن ا ع�ن� "هي� و�الن وف� �ا لم�عر� ب �مر� و�اال � �م ال د[الس" و�ر� �ذ�ى ال ا �ف[ و�ك �ص�ر� ب ال غ�ض[ ل�

Abu Sa’id Al-Khudry ra. berkata: “Rasulullah Saw pernah bersabda: ‘Jauhilah duduk-duduk di

pinggir jalan’. Kata mereka: ‘Sebenarnya kami perlu sekali duduk-duduk ditengah jalan untuk

mengobrol’. Beliau menjawab: ‘Jika kalian memang perlu, maka berikanlah hak jalanan’. Tanya

mereka : ‘ Apakah hak jalanan itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab : ‘Tundukkan pandangan

mata, jangan menyakiti orang lain, menjawab salam, menyuruh kebajikan dan mencegah yang

mungkar’.”

5. H.R. Anas

"ه� - - الل �ون� �ك ي �ن أ �يم�ان� اإل �و�ة� ح�ال و�ج�د� ف�يه� �ن" ك م�ن Rث� �ال ث ق�ال� وسلم عليه الله صلى Lى� "ب الن ع�ن� �س& �ن أ ع�ن

�م�ا ك �فر� ك ال ف�ى �ع�ود� ي �ن أ ه� ر� �ك ي �ن و�أ ، "ه� �ل ل " �ال إ [ه� ب �ح� ي � ال ء� م�ر ال �ح�ب" ي �ن و�أ ، و�اه�م�ا س� م�م"ا ه� �ي �ل إ �ح�ب" أ �ه� ول س� و�ر�

"ار� الن ف�ى �قذ�ف� ي �ن أ ه� ر� �ك ي

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan

merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya,

mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran

sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."

6. H. R. Turmudzi

�ا : ب ن" م�ر� �ا �ت ل �د�ه� �ي ب �فس�ى ن "لذ�ى و�ا ق�ال� وسلم عليه الله صلى Lي� "ب الن ع�ن� عنه الله ض�ى� ر� ف�ة� ح�ذ�ي ع�ن

ب� �ج�ا ت �س ي ف�ال� �ه� ن �دع�و ت �م" ث ه� م�ن 0ا ب ع�ق�ا �م ك �ي ع�ل �عث� �ب ي �ن ا الله� �ن" ش�ك �و �ي ل �و ا �ر� ك لم�ن ا ع�ن� ه�ون� �ن �ت و�ل وف� م�عر� ل

حسن . ( : حديث وقال الترمذى رواه �م �ك ل

Hudzaifah ra. berkata: “Pernah Rasulullah Saw bersabda: ‘Demi zat yang pernah menguasai

diriku, hendaklah kalian memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran, atau bila kalian

enggan melaksanakannya, niscaya Allah menurunkan siksa-Nya pada kalian, lalu kalian minta

maaf pada Allah, tapi Allah tak menerimanya’.”

7. H. R. Abu Daud dan Turmudzi

ع�دل& : �م�ة� �ل ك لج�ه�اد� �فض�ل� ا قال وسلم عليه الله صلى النبي عن عنه الله رضى Lر�يلخ�د ا د& ع�ي س� �ى �ب ا ع�ن

) . والترمذى داود ابو رواه �ر& ائ ج� لط�ان& س� د� ع�ى

Sa’id Al-Khudry ra. berkata: “Rasulullah Saw telah bersabda: ‘Sesungguhnya jihad yang paling

utama adalah menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim’.”

Page 22: Pengertian Manajemen Dakwah

8. H.R Nasa’i

: الله صلى �ى" "ب الن ل� � ا س� 0 ج�ال ر� �ن" ا عنه الله رضى Lم�س�ى�ح اال Lل�ى �ج� لب ا ه�اب& ش� ن� ب ط�ار�ق� الله� د� ع�ب �ى �ب ا ع�ن

) . : , رواه �ر& ئ ا ج� لط�ان& س� د� ع�ن iح�ق �م�ة� �ل ك ق�ال� ؟ �فض�ل� ا ج�ه�اد� ال �ي[ ا ز� لغ�ر ا ف�ى �ه� ل ر�ج و�ض�ع� و�ق�د وسلم عليه

صحيح باسناد النسائى

Thoriq ibn Syihab Al-Bajali Al-Akhmasyi ra. berkata: “Ada seorang laki-laki yang bertanya

pada Rasulullah Saw : ‘Jihad apa yang paling utama’? Jawab beliau: ‘Menyampaikannya

kebenaran kepada penguasa yang zalim’.”

9. H. R. Ibnu Umar

ع�ل�ى - - - : �م� ال �س اإل �ى� �ن ب وسلم عليه الله صلى "ه� الل س�ول� ر� ق�ال� ق�ال� عنهما الله رضى ع�م�ر� ن� اب ع�ن�

� و�ص�وم ، Lح�ج و�ال ، �اة� ك الز" �اء� �يت و�إ ، �ة� الص"ال � �ق�ام و�إ ، "ه� الل س�ول� ر� م�ح�م"د0ا �ن" و�أ "ه� الل " �ال إ �ه� �ل إ � ال �ن أ ه�اد�ة� ش� خ�مس&

م�ض�ان� ر�

Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda, "Islam dibangun di atas lima dasar:

bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan

shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, dan puasa Ramadhan."

10. H. R. Abdullah bin Umar

�م� - - - - ل س� م�ن �م� ل م�س ال ق�ال� وسلم عليه الله صلى Lى� "ب الن ع�ن� عنهما الله رضى ع�مر&و ن� ب "ه� الل د� ع�ب ع�ن

ه� ع�ن "ه� الل �ه�ى ن م�ا ه�ج�ر� م�ن م�ه�اج�ر� و�ال ، �د�ه� و�ي �ه� ان ل�س� م�ن �م�ون� ل م�س ال

Dari Abdullah bin Umar r.a. Nabi SAW bersabda, "Muslim adalah orang yang menyelamatkan

semua orang muslim dari lisan dan tangannya. Dan Muhajir adalah orang yang meninggalkan

segala larangan Allah"

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, 2009, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Bumi Aksara,

Bandung.

Drs. RB. Khatib Pahlawan kayo, 2007, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional menuju

Dakwah professional, Amzah, Jakarta.

Dr. H.M. Anton Athoillah, M.M., 2010, Dasar-dasar Manajemen, CV Pustaka Setia, Bandung.

Drs. Enjang AS, M.Ag., M.Si. dan Aliyudin, S.Ag., M.Ag., 2009, Dasar-dasar Ilmu Dakwah,

Widya Padjadjaran, Bandung.

Drs. ABD. Rosyad Shaleh, 1977, Manajemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

Page 23: Pengertian Manajemen Dakwah

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag., 2009, Ilmu Dakwah, Kencana, Bandung

Munir, S.Ag, M.A. dan Wahyu Illaihi, S.Ag, M.A., 2009, Manajemen Dakwah, Kencana,

Jakarta.

Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si., 2010, Psikologi Manajemen, CV Pustaka Setia, Bandung.

Habib, Syafaat, 1982, Buku Pedoman Dakwah, Penerbit Widjaya, Jakarta.

Mubarok Achmad, DR. MA., 1999, Psikologi Dakwah, Pustaka Firdaus, Jakarta.

Munzier Suparta dan Harjani, 2003, Metode Dakwah, Rahmat Semesta, Jakarta.

Ali Azis, Moh, 2004, Ilmu Dakwah, Timur Kencana, Jakarta.

Fauzi, Nurullah, 1999, Dakwah-dakwah yang paling mudah, Putra pelajar, Jawa Timur.

Jahja Omar, Toha, 1992, Ilmu Dakwah, Widjaya, Jakarta.