pengendalian hama terpadu (pht) kacang hijau (vigna radiata)

26
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) KACANG HIJAU (Vigna radiata) NOVAYANTI G. R. SIMAMORA D1A010085 AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVER

Upload: novayanti-simamora

Post on 18-Jan-2017

650 views

Category:

Education


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) KACANG HIJAU (Vigna

radiata)

NOVAYANTI G. R. SIMAMORAD1A010085

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 2: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

PENDAHULUANSalah satu jenis kacang-kacangan

yang populer, namun masih banyak diusahakan sebagai usaha

tani sampingan atau tambahan diluar usaha tani utama, cth. Padi

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 3: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Akibatnya Untuk memenuhi kebutuhan kacang hijau dalam negeri, pemerintah Indonesia harus mengimpor kacang hijau sejumlah 309 - 73.191 ton/tahun. Sementara produksi kacang hijau yang dihasilkan secara nasional baru mencapai sekitar 237.447 -357.991 ton /tahun (2000). Data Departemen Pertanian memproyeksikan pengembangan kacang hijau nasional tahun 2000 seluas 499.000 ha dengan produksi 623.000 ton atau rata-rata 1,25 ton/ha.

Prospek pengembangan kacang hijau cukup bagus, mengingat permintaan yang hampir selalu meningkat

setiap tahun, kecuali pada tiga tahun tertentu (1991, 1994, 1997) pertumbuhannya negatif.

Usaha yang dilakukan :-peningkatan produktivitas-perluasan areal tanam

Kendala : Gangguan OPTDibutuhkan kemampuan teknis petugas lapang/mahasiswa

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 4: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

KLASIFIKASI• Kingdom : Plantae• Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae• Class : Dycotyledonae• Ordo : Polypetalae• Famili : Papilionidae

Subfamili : Leguminosae• Genus : Vigna • Spesies : Vigna radiata

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 5: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Fase Pertumbuhan Kacang Hijau

• Fase vegetatif : Umur 0 - 35 hst

Perkecambahan, pertambahan jumlah daun, peningkatan tinggi tanaman yang diikuti dengan pertambahan jumlah buku dan peningkatan berat tanaman

• Fase reproduktif : Dimulai timbulnya bunga sampai panen.

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 6: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Varietas

Curah Hujan

Suhu

Lama Penyinaran

Tinggi Tempat

Keadaan Tanah

Cara Budidaya

Page 7: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Menurut UU No. 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman,PHT : Upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini, pestisida merupakan alternatif terakhir. Pengendalian organism pengganggu tumbuhan bersifat dinamis.

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 8: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Prinsip PHT :a)Budidaya tanaman sehat (ketahanan ekologis tinggi)b)Pelestarian musuh alami (mengatur keberadaan populasi OPT sehingga selalu berada pada tingkat yang relatif stabil)c)Pemantauan ekosistem secara teraturd)Petani sebagai penentu keputusan pengendalian atau sebagai ahli PHT (mampu mengambil keputusan sendiri)AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 9: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Strategi PHT :a)Perencanaan ekosistem (agar tanaman tumbuh sehat, produktivitas baik, serangan OPT tidak menimbulkan kerugian) b)Pengelolaan ekosistem c)Penerapan berbagai teknik (kultur teknis, fisik, mekanik, biologi, kimiawi, genetis dan penegakan perundang-undangan)d)Penerapan teknologi pengendalian spesifik lokasi (disesuaikan dengan kondisi lingkungan)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 10: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Lalat bibit (Ophiomyia phaseoli)• Telur diletakkan dengan ditusukkan

terutama pada kotiledon. • Larva yang baru menetasakan

membuat korokan pada kotiledon, kemudian menuju kepangkal batang. Larva selanjutnya hidup dipangkal batang, di bawah kulit batang, dan makan jaringan di antara kulit batang dan kayu. Satu batang dapat berisi satu atau beberapa larva.Makin banyak larva yang hidup, kerusakan tanaman makin parah.

• Pupa dibentuk dalam gerekan pada pangkal batang dalam puparium

• Imago berupa lalat berwarna hitam dan aktif siang hari

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

• Pengendalian : Pergiliran tanaman dengan bukan kacang-kacangan, tanam serempak dengan selisih waktu tanamkurang dari 10 hari, menutup lubang tugal dengan mulsa (jerami, rumput daun kering), pencabutan dan pemusnahan tanaman terserang, perawatan benih (untuk benih yang akan ditanam di daerah kronis/endemis) Penyemprotan insektisida efektif apabila ditemukan serangan kurang dari 2% pada umur kurang 10 hari setelah tanam.

Page 11: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)

• Larva ini menyerang daun dan bersembunyi dalam gulungan daun. Serangga dewasa bertelur di bagian bawah permukaan daun terutama pada daun yg masih muda. Penggulung daun menimbulkan kerusakan pada tanaman kacang hijau dengan cara memakan daun dan menggulungnya. Serangan yang berat menyebabkan daun gundul dan tinggal tulang-tulangnya saja.

• Pengendalian : membuang dan membakar daun yang telah terserang, penyemprotan pestisida organik (dengan campuran bw.putih, cabai rawit, daun/biji nimba, daun tomat, merica, sambiloto). Penyemprotan dapat diulang setiap7 hari sampai tanaman terbebas dari hama tersebut

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 12: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Ulat buah (Helicoverpa armigera Hubn.)• Memiliki daur hidup mirip dengan ulat tanah,

yakni telur–larva –pupa -imago. Daur hidup ulat ini berkisar 52–58 hari. Ngengat dapat bertelur hingga 1000 butir, warna ulat bervariasi, mulai dari hijau, hijau kekuningan, hijau kecoklatan,dan coklat kehitaman, tampilan ulat bagian samping memiliki garis bergelombang yang memanjang dan berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak kutil dan berbulu, panjang badan1,5 –2 cm.

• Menyerang daun, bunga, dan buah Ulat ini membuat lubang dan masuk ke dalamnya. Ulat ini sering membuat lubang secara berpindah–pindah dan buah yang terserang menjadi cacat dan berwarna cokelat dan terinfeksi sehingga buah menjadi busuk lunak dan jatuh ke tanah, di dalam buah yang jatuh terdapat ulat didalamnya

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 13: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

PENGENDALIAN •Secara mekanis : Mengumpulkan telur dan ulat kemudian dimusnakan (dimatikan/dibakar), memetik buah yang terserang dan menghancurkannya, membuat perangkap lampu dengan ketertarikan imago/ngengat pada cahaya ultraviolet, sanitasi lingkungan sekitar tanaman .

•Secara kultur teknis : Melakukan sistem tumpang sari,menggunakan varietas resisten, dan menanam taman perangkap, seperti Tagareercota disekeliling tanaman .

•Secara Hayati (biologis) : Memanfaatkan musuh alami ulat buah, berupa predator, parasitoid, dan patogen.Predator seperti mantidae, asetidae, dan vespidae; parasitoid seperti Trichogramma chilonis, eriborusar genteopilosus. Sedangkan pathogen berupa Methariziumanisopliae, Beauveria bassiana, dan Nucleopolyhedrosisvirus (NPV).

•Secara kimiawi : Menyemprotkan insektisida, misalnya Diazinon, Cymbush, Sumicidin, 5 EC, orthene 75 SP, Diepel WP, Bayrusil250EC, Lannate 25 WP, Ekalux 25 EC, atau Baythroid 50 EC dengan dosis sesuai petunjuk

Page 14: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gejala serangan :Daun menjadi sobek, terpotong, atau berlubang-lubang. Bila tingkat serangannya berat, yang tinggal hanya tulang-tulang daun saja. Ulat grayak merusak tanaman kacang hijau baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Hama ini juga menyerang tanaman lain seperti : kedelai, buncis, dan kacang tanah

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 15: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Ulat Jengkal (Chrydoises chalcites)• Hama yang bersifat polifag, dan

memakan (merusak) tanaman pada bagian daun. Daun yang terserang berat akan tampak bolong-bolong atau rusak tidak beraturan. Telurnya berbentuk bulat putih.Telur-telur terdapat di permukaan bawah daun yang akan menetas setelah 3 hari. Ulat jengkal menyerang daun muda maupun tua. Ulat ini juga menyerang pucuk tanaman dan polong muda. Daun pada mulanya tampak berlubang-lubang tidak beraturan. Pada tahap selanjutnya, tinggal tersisa tulang-tulang daun saja. Pada tingkat berat, daun akan habis sehingga menimbulkan kerugian cukup besar.

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

• Pengendalian : Sanitasi, pergiliran tanaman, penanaman serempak, memungut hama secara langsung, memotong daun yang terdapat telur lalu membakarnya, penggunaan pestisida

Page 16: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Penggerek Polong (Maruca testulalis)

• Telur diletakkan satu satu pada tunas ‐bunga, bunga dan polong muda. Larva yang baru menetas langsung menggerek bunga atau polong dan makan di dalamnya. Dari liang gerek pada polong akan keluar kotoran larva. Larva biasanya menutupi liang gerek dengan merekatkan bunga yang sudah gugur atau polong lain dengan polong yang terserang. Larva sering pindah pindah liang gerek. Larva ‐terdiri dari 5 instar. Larva instar akhir keluar dari polong untuk berpupa. Pupa dibentuk dalam tanah dalam kokon benang sutera. Imago berwarna abu abu ‐dengan bercak bercak putih pada sayap.‐

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

• Status hama: Karena larva dan pupa hidup tersembunyi, maka sulit dijangkau oleh musuh alami terutama predator.

• Musuh alami a. l. : Parasitoid larva, Baeognatha spp. dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae).

Page 17: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Hasil Penelitian :

Aplikasi insektisida lamda sihalotrin (2 mm/l cairan semprot) dengan interval seminggu sejak tanaman mulai berbunga hingga menjelang panen, efektif menekan serangan hama penggerak polong dan mampu memberikan hasil biji sekitar lima kali (501,6%) dari perlakuan kontrol tanpa pengendalian dengan insektisida. Kombinasi lamda sihalotrin dan serbuk biji mimba mampu mening kat kan hasil 375,5% lebih tinggi dari hasil biji tanaman yang tanpa pengendalian hama polong.

Source : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi e-mail: [email protected]

Page 18: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Kutu Daun (Aphis craccivora Koch)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

• Nimfa dan imago hidup bergerombol, terutama pada bagian tangkai bunga bunga. Serangan biasanya mulai terjadi ketika tanaman mulai membentuk bunga. Serangan selanjutnya juga dapat terjadi pada pucuk pucuk tanaman dan pada ‐permukaan bawah daun. Ada yang tidak bersayap ada yang bersayap.

• Status hama: Dapat menjadi vektor penyakit virus tanaman.

• Musuh alami : Kumbang predator (Coccinelidae), Lalat predator (Syrphidae, Chamaemyiidae)

• Cendawan patogen, Entomophthorales

Page 19: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Lalat Pengorok Daun (Liriomyza chinensis)• Gejala Serangan : berupa bintik –

bintik putih akibat tusukan ovipositor, berupa liang korokan larva. Pada serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan sehingga menjadi kering dan berwarna cokelat seperti terbakar. Larva dapat masuk sampai ke umbi bawang, dan hal ini yang membedakan dengan jenis pengorok daun yang lain.

• Kerusakan berat biasanya terjadi pada akhir musim kemarau.

Pengendalian : penanaman varietas unggul, budidaya tanaman sehat, pergiliran tanaman, penggunaan mulsa plastik hitam perak, pengambilan daun yang bergejala korokan, pemasangan sticky trap warna kuning, light trap, penggunaan parasitoid dan predator( Ascecodessp. Hemiptarsenus varicornis, Gronotomasp, dan Opius sp.), melarang masuknya benih atau bagian tanaman lain terutama dari daerah terserang.

Page 20: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Hama Gudang Kumbang Biji (Callosubrosus phaseoli)

Gejala serangan dari hama Callosobruchus chinensis yaitu dimana setelah imago betina bertelur, maka telur diletakkan pada permukaan produk material yang akan diserang dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva adalah 10-13 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang, karena larva terus menggerek biji dan berada di dalam biji sampai menjadi imago. Setelah menjadi imago, maka lubang pada biji menjadi tempat keluar imago dari dalam biji.

Page 21: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Pengendalian :Penggunaan musuh alami : Anisopteromalus calandrae dan semut hitam). Musuh alaminya yang tidak lain berupa parasit parasitoid larva yaitu Anisopteromalus calandrae (Howard) dan Dinarmus basalis (Rondani) (Pteromalidae: Hymenoptera) yang biasanya juga menyerang Sitophilus sp. atau serangga lain yang tergolong bangsa kumbang. Jenis parasit tersebut biasanya menyerang kepompong. Semut juga dapat menyerang kumbang Callosobruchus chinensis dewasa, terutama yang abnormal atau yang hampir mati. Perangkap lampu atau lem dapat menangkap imago. Selain itu juga dapat dikendalikan dengan cara melakukan fumigasi.Fumigasi adalah pengendalian hama dengan jalan memasukkan atau melepaskan fumigan ( Pestisida ) ke dalam ruangan tertutup atau kedap udara (gas tight) untuk beberapa waktu dalam dosis dan konsentrasi yang dapat mematikan hama. Jenis bahan yang digunakan yaitu fosfin, fosfin adalah fumigan yang sangat baik, sebab hidrogen fosfida yang terkandung di dalamnya memiliki pergerakan molekul sangat tinggi yang memungkinkan terjadinya penetrasi dengan cepat ke dalam komoditas dan menuju serangga sasaran, di samping gas lebih mudah menguap/hilang dari komoditas setelah fumigasi berakhir.

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 22: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Penggunaan Musuh Alami :

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Coccinellidae

Semut Capung Merah

Belalang sembah

PREDATOR PARASITOID

Agromyzidae

Apanteles sp

Snelleius sp

Vespidae

Carabidae

Paederus sp.

Page 23: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Penggunaan Varietas Tahan

Page 24: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 25: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Penggunaan Pestisida Nabati

Ekstrak daun serei memperlihatkan efektifitas terhadap hama penggulung daun dan belalang

Ekstrak daun mimba palik efektif terhadap hama ulat jengkal

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI

Page 26: Pengendalian hama terpadu (PHT) Kacang Hijau (Vigna radiata)

DAFTAR PUSTAKA- http://www.google.co.id- http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/kacang-hijau-poten

sial-untuk-dikembangkan- http://ryantotamba.blogspot.com/2013/03/pengendalian-h

ama-terpadu-pada-tanaman.html- http://opensline.blogspot.com/2012/10/teknik-budidaya-ta

naman-kacang-hijau_28.html- Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI

dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005 “Pengendalian hama kacang hijau dengan menggunakan pestisida nabati”

AGROEKOTEKNOLOGI PEMINATAN PROTEKSI TANAMAN UNIVERSITAS JAMBI