pengembangan spm ( standar pelayanan minimal ) dan spp ( standar pelayanan prima ) di dpd ri
TRANSCRIPT
Mata Kuliah
MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK
Dosen : Sugiyanto, SH, MPA
PENGEMBANGAN ATRIBUT PELAYANAN
DI PANITIA AD HOC IV DPD RI
DALAM RANGKA MEMBANGUN STANDAR PELAYANAN
MINIMAL ( SPM ) DAN STANDAR PELAYANAN PRIMA
( SPP )
Nyoman Rudana, SE
NPM 08.D.040
APRIL 2008
Magister Administrasi Publik
Manajemen Pembangunan Daerah
STIA LAN Jakarta
0
I. SEKILAS DPD RI
A. PROFIL DPD RI
Dewan Perwakilan Daerah ( DPD RI ) merupakan lembaga legislatif yang
keanggotaannya untuk pertama kalinya dipilih pada Pemilihan Umum Tahun
2004, tepatnya di bulan April., yaitu berjumlah 128 orang yang terdiri atas 4
orang dari setiap provinsi pada sebanyak 32 provinsi. Propinsi Sulawesi Barat
sebagai provinsi termuda yang secara resmi berdiri pada bulan Juli 2004,
belum terwakili secara tersendiri tetapi masih diwakili oleh anggota dari
provinsi asalnya (sebelum pemekaran wilayah provinsi tersebut, yaitu ProPinsi
Sulawesi Selatan) dan baru akan terwakili melalui Pemilihan Umum legislative
2009 yang akan datang.
DPD RI memiliki kekhasan karena anggotanya merupakan wakil-wakil daerah
dari setiap propinsi dan tidak ada pengelompokan anggota (semacam fraksi di
DPR RI). Anggota DPD RI merupakan orang-orang independen yang bukan
berasal dari partai politik, tetapi berasal dari berbagai latar belakang
misalnya sebagai pengacara, guru, ulama, pengusaha, tokoh organisasi
kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat, serta beberapa anggota
DPD RI dengan latar belakang birokrat seperti mantan menteri, gubernur,
bupati/walikota dan lain-lain.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai badan legislatif, maka dibentuklah Alat
– Alat Kelengkapan DPD RI yaitu :
1. Pimpinan DPD RI ( satu ketua dan dua orang wakil ketua )
2. Panitia Ad Hoc ( PAH 1 – 4 ) :
PAH 1 : membidangi :
· Otonomi daerah
· Hubungan pusat dan daerah
· Pembentukan, pemekaran, dan penggabunan daerah
PAH 2, membidangi :
· Pengelolaan sumber daya alam
· Pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya
PAH 3 , membidangi : pendidikan dan agama
1
PAH 4 , membidangi :
· RAPBN
·Perimbangan keuangan pusat dan daerah
·Memberikan pertimbangan atas hasil pemeriksaan keuangan negara dan
pemilihan anggota BPK.
·Pajak
3. Badan kehormatan
4. Panitia Musyawarah
5. Panitia Perancang Undang – Undang
6. Panitia Urusan Rumah Tangga
7. Panitia Kerjasama Antar Lembaga Perwakilan
8. Panitia Khusus
9. Kelompok DPD di MPR
B. FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG DPD RI
1. FUNGSI PERUNDANG-UNDANGAN (LEGISLASI)
Tugas dan Wewenang:
· Dapat mengajukan RUU kepada DPR
· Ikut membahas RUU
Bidang Terkait:
· Otonomi Daerah
· Hubungan pusat dan daerah
· Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah
· Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
· Perimbangan keuangan pusat dan daerah
2. FUNGSI PERTIMBANGAN (KONSULTASI)
Tugas dan Wewenang:
· Memberikan pertimbagan kepada DPR ihwal RUU tertentu
· Memberikan pertimbangan kepada DPR ihwal pemilihan BPK
Bidang Terkait:
· RUU APBN
· RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama
2
· Pemilihan anggota BPK
3. FUNGSI PENGAWASAN (KONTROL)
Tugas dan Wewenang:
· Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang dan
menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti
· Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK
Bidang Terkait:
· Otonomi Daerah
· Hubungan pusat dan daerah
· Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah
· Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
· Perimbangan keuangan pusat dan daerah
· Pelaksanaan APBN
· Pajak
· Pendidikan
· Agama
4. FUNGSI ANGGARAN
Sebagai fungsi khusus yang merangkum ketiga fungsi di atas terkait masalah
keuangan dan anggaran
Tugas dan Wewenang:
· Dapat mengajukan RUU tentang perimbangan keuangan pusat dan
daerah (legislasi)
· Memberikan pertimbangan terhadap RUU APBN (konsultasi)
· Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan APBN (kontrol)
· Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Bidang Terkait:
· 'RUU APBN dan pelaksanaan APBN
C. VISI DAN MISI DPD RI
3
Visi DPD – RI
Terwujudnya DPD – RI sebagai lembaga legislatif yang kuat dan efektif dalam
memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah menuju masyarakat Indonesia
yang bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan dalam wadah NKRI.
Misi DPD RI
1) Memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah untuk mewujudkan
pemerataan pembangunan, kesejahteraan rakyat dalam rangka
memperkukuh keutuhan NKRI secara berkesinambungan.
2) Mendorong perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat terhadap isu
– isu penting di daerah
3) Memperjuangkan penguatan peran DPD – RI sebagai salah satu badan
legislatif dengan fungsi dan kewenangan penuh untuk mengajukan usul,
membahas, memebrikan pertimbangan dan melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang – undang terutama yang menyangkut kepentingan
daerah
4) Meningkatkan fungsi dan wewenang DPD – RI untuk memperkuat sistem
checks and balances melalui amandemen UUD 1945.
5) Mengembangkan pola hubungan dan kerjasama yang sinergis dan strategis
dengan pemangku kepentingan utama di daerah dan pusat.
4
II. PENGEMBANGAN SPM ( STANDAR PELAYANAN MINIMAL ) DAN
SPP ( STANDAR PELAYANAN PRIMA ) UNTUK PAH IV
a. KERANGKA BERPIKIR
Dengan melihat fakta bahwa cakupan fungsi dan wewenang yang sangat
luas, yang dibagi ke dalam Alat – Alat Kelengkapannya tsb, maka pada
pembahasan pengembangan SPM ( Standar Pelayanan Minimal ) dan SPP
( Standar Pelayanan Prima ), pembahasan akan difokuskan kepada Panitia
Ad Hoc ( PAH ) IV, dimana penulis terlibat di dalamnya. PAH IV
membidangi RAPBN, Perimbangan keuangan pusat dan daerah, memberikan
pertimbangan atas hasil pemeriksaan keuangan negara dan pemilihan
anggota BPK, serta Pajak.
Untuk itu Visi dan Misi DPD RI perlu diturunkan menjadi Visi dan Misi PAH
IV. Selanjutnya Misi PAH IV tersebut dijabarkan ke dalam Atribut
Pelayanan atau Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) yang selanjutnya
dijabarkan lebih lanjut ke dalam Standar Pelayanan Prima ( SPP ), dengan
kerangka berpikir sebagai berikut :
5
Visi DPD RI
Misi DPD RI
Visi PAH IV
Misi PAH IV
Atribut Pelayanan /
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL ( SPM)
STANDAR PELAYANAN
PRIMA ( SPP )
· Deskripsi Pelayanan· Janji – janji Pelayanan· Target Pelayanan· Cost of Service· Mekanisme Pengaduan
b. Visi dan Misi PAH IV
Visi PAH IV :
Menjadi Alat Kelengkapan DPD RI yang efektif dalam menjalankan fungsi
check and balances dalam bidang keuangan negara, pajak dan BPK.
Misi PAH IV :
1. Membahas RUU yang berasal dari DPR atau pemerintah terkait bidang
keuangan negara, BPK, dan pajak.
2. Memberikan Pertimbangan atas RUU yang berasal dari DPR atau
Pemerintah terkait bidang keuangan negara, BPK dan pajak.
3. Memberikan pertimbangan atas hasil audit BPK dan RUU terkait pajak dan
pemilihan anggota BPK.
4. Melakukan pengawasan pelaksaanan anggaran di daerah.
5. Penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah
3) Atribut Pelayanan ( Standar Pelayanan Minimal )
a. Pembahasan RUU terkait Keuangan Negara, BPK dan pajak yang
berasal dari DPR dan / atau pemerintah
b. Pertimbangan atas RUU terkait Keuangan Negara, BPK dan pajak yang
berasal dari DPR atau Pemerintah.
c. Pertimbangan atas hasil pemeriksaan BPK
d. Pertimbangan dalam pemilihan anggota BPK
e. Pengawasan APBD ke daerah dengan menindaklanjuti hasil audit BPK.
f. Kunjungan ke daerah dalam rangka menyerap aspirasi dari masyarakat
dan daerah yang diwakilinya.
4). Standar Pelayanan Prima ( SPP )
Untuk menguraikan SPM menjadi SPP, maka diambil tiga hal dari SPM
sebagai berikut :
6
Output Pelayanan
a. Pertimbangan atas hasil pemeriksaan BPK
7
Deskripsi Pelayanan :
1. Membahas hasil pemeriksaan BPK setelah diberi kesempatan kepada BPK
untuk menyampaikan penjelasan dan anggota diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya
2. Menyampaikan laporan pembahasan atas hasil pemeriksaan BPK dalam
Sidang Paripurna DPD untuk ditetapkan sebagai masukan DPD.
3. Masukan DPD disampaikan kepada DPR dengan surat pengantar dari
Pimpinan DPR untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi DPR untuk
ditindaklanjuti.
4. Dalam hal DPR dan atau Pemerintah tidak menindaklanjuti masukan DPD
tsb, mka DPD berhak meminta penjelasan kepada DPR dan atau
pemerintah.
Parameter Pelayanan :
1. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Sidang Paripurna DPD
RI paling lambat 30 hari sejak tugas diberikan.
2. Kompetensi anggota PAH IV yang melakukan pembahasan.
3. Dukungan sekratariat PAH IV dalam memberikan dukungan data dan
analisa yang diperlukan.
Janji dan Prinsip Pelayanan :
Memberikan pertimbangan kepada DPR dan atau pemerintah sesuai
Keputusan DPD berdasarkan hasil Sidang Paripurna DPD.
Parameter Keprimaan :
Pertimbangan diberikan secara ringkas, jelas sesuai Keputusan DPD RI
Target Pelayanan :
DPR RI.
Parameter Keprimaan :
1. Selambat – lambatnya 5 hari kerja sejak pertimbangan atas RUU
diputuskan dalam Sidang Paripurna, Pimpinan DPD harus sudah
menyampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPR.
8
2. Kompetensi anggota PAH IV dalam menyampaikan pertimbangan kepada
DPR RI.
Cost of Service : tidak ada
Mekanisme Pengaduan :
1. Dalam hal DPR menolak materi muatan pertimbangan yang diusulkan oleh
DPD RI, DPD RI meminta penjelasan kepada DPR RI.
2. Pimpinan DPD menerima penjelasan secara tertulis dari Pimpinan DPR.
3. Penjelasan di atas disampaikan oleh Pimpinan DPD RI kepada seluruh
anggota dalam Sidang Paripurna DPD RI.
4. DPD RI dapat menyampaikan jawaban atas penjelasan DPR.
Parameter Keprimaan :
Tanggung gugat terkait masalah pertimbangan atas hasil pemeriksaan BPK
berada di tangan Pimpinan DPD RI.
b. Pertimbangan dalam pemilihan anggota BPK
Deskripsi Pelayanan :
1. Menyusun pertimbangan DPD.
2. PAH IV memberikan pertimbangan mengenai calon anggota BPK .
3. PAH IV melaporkan hasil pertimbangannya dalam Sidang Paripurna DPD
untuk ditetapan sebagai pertimbangan DPD.
4. Hasil pertimbangan dilaporkan dalam Sidang Paripurna DPD untuk
ditetapkan sebagai pertimbangan DPD dan diputuskan menjadi Keputusan
DPD.
Parameter Keprimaan :
1. Pertimbangan nama calon anggota BPK dengan memperhatikan hal – hal
sbb :
· Pengajuan nama calon
· Penelitian administrasi
· Penyampaian visi dan misi
· Penentuan urutan calon
9
Janji dan prinsip pelayanan :
Memberikan pertimbangan dalam pemilihan anggota BPK berdasarkan fit
and proper test yang kemudian diputuskan dalam Sidang Paripurna DPD.
Parameter Keprimaan :
1. Fairness
2. Memperhatikan kompetensi calon anggota BPK
Target Pelayanan : DPR RI
Parameter Keprimaan :
Pertimbangan berupa Keputusan DPD disampaikan secara tertulis oleh
Pimpinan DPD kepada Pimpinan DPR selambat – lambatnya dalam lima hari
setelah Keputusan dibuat.
Cost of Service : tidak ada
Mekanisme Pengaduan :
1. Dalam hal DPR menolak materi muatan pertimbangan yang diusulkan
oleh DPD RI, DPD RI meminta penjelasan kepada DPR RI.
2. Pimpinan DPD menerima penjelasan secara tertulis dari Pimpinan DPR.
3. Penjelasan di atas disampaikan oleh Pimpinan DPD RI kepada seluruh
anggota dalam Sidang Paripurna DPD RI.
4. DPD RI dapat menyampaikan jawaban atas penjelasan DPR.
Parameter Keprimaan :
Tanggung gugat terkait masalah pertimbangan dalam pemilihan anggota
BPK berada di
tangan Pimpinan DPD RI.
c. Pengawasan APBD ke daerah dengan menindaklanjuti hasil audit BPK.
Deskripsi Pelayanan :
1. Pengawasan dilakukan pada saat kunjungan ke daerah pemilihannya.
2. Melalui Rapat Dengar Pendapat Umum, anggota PAH IV mengadakan
pertemuan dengan DPRD Propinsi / Kabupaten/Kota dan atau Pemda
10
Propinsi / Kabupaten/Kota untuk membahas hasil temuan BPK dan
meminta penjelasan mengenai haisl tmuan tsb.
3. Menyusun laporan hasil pengawasannya di daerah.
4. Menyampaikan hasil pengawasannya di daerah pada Sidang Paripurna
DPD RI
5. Menyusun Pertimbangan DPD RI kepada DPR
Parameter Keprimaan :
1. Menyusun Pertimbangan DPD RI kepada DPR selambat – lambatnya 14 hari
kerja.
2. Pertimbangan DPD RI disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPR
untuk ditindaklanjuti.
3. Dukungan sekretariat PAH IV dalam mempersiapkan resume hasil analisa
audit BPK.
Janji Pelayanan :
Melakukan pengawasan APBD di daerah secara obyektif berdasarkan hasil
temuan BPK.
Parameter Keprimaan :
1. Pengawasan dilakukan dengan obyektif dan fair
2. Kompetensi Anggota PAH IV dalam memahami laporan keuangan.
Target Pelayanan :
· DPRD Propinsi / Kabupaten / Kota
· Pemda Propinsi / Kabupaten / Kota
Parameter Keprimaan :
1. Keakuratan data audit BPK
2. Pihak yang DPRD / Pemda mendapatkan hard copy lengkap dari bahan
audit.
Cost of Service : Menggunakan anggaran dari DIPA
Parameter Keprimaan :
Penggunaan anggaran berdasarkan at cost ( harga aktual sesuai invoice ) dan
bukan
11
berdasarkan lumpsum.
Mekanisme Pengaduan :
Tidak ada mekanisme pengaduan untuk pengawasan APBD ini.
III. KESIMPULAN
1. Belum ada Standar Pelayanan Prima di lingkungan institusi DPD RI. Hal – hal
yang mengatur tugas dan wewenang DPD RI dimuat Keputusan DPD RI no
29 / DPD / 2005 tentang Peraturan Tata Tertib DPD RI dan Keputusan DPD RI
no 3 / DPD / 2005 tentang Kode Etik DPD RI.
2. Standar Pelayanan Prima untuk PAH IV yang coba dibuat kali ini mengacu
kepada Peraturan Tata Tertib DPD RI tersebut.
12