pengembangan formulasi lipstik dengan menggunakan bahan pewarna alami bit (beta vulgaris) dan kulit...

35
Laporan Proyek Kimia Pengembangan Formulasi Lipstik dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit ( Beta vulgaris) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Disusun oleh: Christian Antonio XIA-3/07 SMA Santa Laurensia Serpong Tangerang 2012

Upload: sheria-hijab

Post on 03-Jan-2016

1.540 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

Laporan Proyek Kimia

Pengembangan Formulasi Lipstik dengan

Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta

vulgaris) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana)

Disusun oleh:

Christian Antonio XIA-3/07

SMA Santa Laurensia

Serpong – Tangerang

2012

Page 2: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

2

LEMBAR PENGESAHAN

“Pengembangan Formulasi Lipstik dengan Menggunakan

Pewarna Alami Bit (Beta vulgaris) dan Kulit Manggis

(Garcinia mangostana)”

Disusun oleh:

Christian Antonio

Telah dipertahankan di depan guru penguji pada tanggal 16 Mei 2012, dinyatakan

memenuhi syarat.

Menyetujui,

Guru pembimbing,

Maria Goretti S.Si. M.Si. Apt

Tangerang, 16 Mei 2012

Mengetahui,

Kepala SMA Santa Laurensia

Ir. I. Wayan Tjatra Ph.D

Page 3: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

3

ABSTRAK

Pengembangan Formulasi Lipstik dengan Menggunakan Pewarna Alami Bit

(Beta vulgaris) dan Kulit Manggis (Garcinia mangostana)

Oleh:

Christian Antonio

Penggunaan lipstik terutama pada kaum hawa sudah menjadi pemandangan

umum sekarang ini. Lipstik sebagai bagian dari kosmetika terus memegang peranan

penting dalam memperindah wajah mereka sehingga terlihat menarik. Namun tanpa

disadari lipstik yang mereka gunakan mengandung berbagai zat kimia anorganik dan

berbahaya seperti titanium dioksida (TiO2) dan asam bromate (HBrO3) Selain

keberadaanya yang tidak dapat diperbaharui, beberapa material tersebut juga bersifat

toksik yang akan membahayakan tubuh. Oleh karena itu saya memutuskan untuk

melakukan pengembangan formula lipstik menggunakan pewarna alami. Pewarna

alami yang dipilih adalah kulit buah manggis dan buah bit karena warna merah

kedua buah tersebut sangat menarik seperti layaknya pada lipstik di pasaran. Pada

penelitianini saya mencoba agar lipstik hasil formulasi dapat menyamai kualitas

lipstik di pasaran.

Terdapat 5 langkah utama dalam melakukan penelitian ini yaitu

mengumpulkan bahan-bahan baku, pemnbuatan simplisia, ekstraksi pewarna alami

dari simplisia, formulasi lipstik, dan pengujian lipstik hasil formulasi tersebut. Disini

saya mendapatkan hasil yang mengejutkan dimana pewarna yang dihasilkantidak

berwarna merah melainkan berwarna coklat. Sesungguhnya kualitas fisis dari lipstik

yang meliputi kelembaban, tekstur, dan kekerasan sudah cukup baik. Namun lipstik

ini masih belum dapat menyamai lipstik yang berada di pasaran terutama karena

warnanya yang kurang menarik untuk dipakai sebagai lipstik modis sehari-hari.

Page 4: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

4

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Tuhan Yang Maha Esa sebab tanpaNya, penelitian kami tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik. Saya juga berterimakasih kepada Ibu Maria Goretti selaku

guru pembimbing yang selalu memberikan masukan dan bimbingan yang

membangun.Tidak lupa kepada kedua orang tua saya yang selalu mendukung dalam

setiap proses mulai dari pengumpulan bahan penelitian hingga tahap penyelesaian

laporan ini. Kepada Bapak Rohmat sebagai laboran yang tanpa lelah membantu saya

dalam mempersiapkan dan menggunakan peralatan laboratorium. Dan terakhir kepada

rekan seperjuangan saya Agustinus Adi yang melewati suka maupun duka bersama

ketika mengerjakan penelitian ini.

Penelitian saya kali ini adalah pengembangan formula lipstick dengan

menggunakan dua pewarna alami yaitu bit dan manggis. Sejatinya penelitian ini

dimaksudkan agar para pengguna lipstik terutama para kaum hawa dapat merasakan

sentuhan lipstik yang baru tanpa adanya penambahan zat kimia anorganik dan

berbahaya. Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk saudari sekalian.

Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Saya minta maaf atas kesalahan

kata-kata maupun yang membuat pembaca merasa tidak berkenan. Saya juga

menerima kritik dan saran untuk perbaikan dalam pembuatan laporan dikemudian

hari. Terima kasih dan selamat membaca!

Serpong, 15 Mei 2012

Penulis

Page 5: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

5

DAFTAR ISI

LembarPengesahan 2

Abstrak 3

Kata Pengantar 4

Daftar Isi 5

Bab1 – Pendahuluan 6-8

1.1 LatarBelakang 6-7

1.2 Tujuan 7

1.3 RumusanMasalah 7

1.4 Hipotesis 8

Bab2 – DasarTeori 9-15

2.1 LipstikdanKosmetika 9-10

2.2 KomponenUtamaSediaanLipstik 10-11

2.3 Beeswax 11

2.4 Carnauba Wax 11-12

2.5 Lanolin 12

2.6 MinyakJarak 12-13

2.7 PewarnaAlami Bit 13-14

2.8 PewarnaAlamiManggis 14-15

Bab3 – Metodologi 16-20

3.1 Alat dan Bahan 16

3.2 Prosedur Penelitian 16-20

Bab4 – Hasil dan Pembahasan 21-31

4.1Hasil Pembuatan Simplisia 21

4.2 Hasil Ekstraksi Pewarna Alami 21-22

4.3 Hasil Formulasi Basis Lipstik 22-24

4.4 Hasil Uji Titik Leleh 24-25

4.5 Hasil Formulasi Pewarna 25-27

4.6 Hasil Uji Organoleptik 27-31

Bab5 – Kesimpulan & Saran 32

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

Daftar Pustaka dan Lampiran 33-35

Page 6: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia terutama para kaum hawa tentu ingin terlihat cantik dan

memukau ketika dilihat oleh orang lain. Banyak cara yang digunakan untuk

memperbaiki penampilan mereka agar dapat memberi kesan modis dan menarik, salah

satunya adalah menggunakan produk-produk kosmetik yang diyakini dapat

memperbaiki penampilan. Salah satu dari produk kosmetik tersebut ialah lipstik yang

digunakan untuk memberikan warna-warna tertentu pada bagian bibir. Agar terlihat

elegan dan menawan, warna merah menjadi pilihan utama bagi konsumen segala

umur.

Di abad ke-20 ini dimana orang terus menerus bersaing untuk mendapatkan

posisi terdepan di masyarakat sosial, penggunaan kosmetika menjadi salah satu hal

yang perlu diperhatikan penggunaannya. Dengan menggunakan beragam variasi

kosmetik pada tubuh kita, maka tidak jarang orang akan lebih mengapresiasi

keberadaan kita di sekitar mereka. Pengguna lipstik, pewarna kuku, parfum, dan

kosmetika lainnya tentu akan membuat diri kita terlihat lebih menonjol dibanding

dengan mereka yang yang tidak menggunakan apapun, dan dapat menimbulkan kesan

lusuh dan tidak rapi.

Namun sayangnya, berbagai pembuatan kosmetik ini masih menggunakan

berbagai bahan kimia yang didapat dari batuan mineral sepertin titanium dioksida

(TiO2), asam bromat (HBrO3), dan lake pigments. Material-material tersebut tidak

dipungkiri adalah material-material mineral yang jumlahnya terbatas di bumi ini. Bila

kita terus mencoba menggunakannya, maka bukan tidak mungkin persediaan barang-

barang mineral tersebut akan punah keberadaannya dari muka bumi. Lebih lanjut,

pada tahun 2007 telah ditemukan sebanyak 17 merk lipstik populer yang mengandung

bahan-bahan toksik yang sangat berbahaya bagi tubuh, seperti timbal yang jauh di

atas kadar maksimal, bahkan ada yang menggunakan pewarna yang dapat

menyebabkan alergi kulit dan iritasi.

Oleh karena itu perlu kita mencoba untuk menggunakan pewarna-pewarna

merah alami yang dapat menggantikan peran dari bahan-bahan kimia tersebut. Daging

buah bit (Beta vulgaris) dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana) memang telah

Page 7: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

7

terkenal lama penggunaannya sebagai pewarna merah berbagai jenis makanan yang

aman untuk dikonsumsi, dan bahkan mengandung senyawa yang berguna bagi tubuh.

Keduanya secara berurutan mengandung pigmen alami betalain dan anthocyanin.

1.2 Tujuan

Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk:

a) Mengembangkan formula lipstik dengan pewarna alami dari buah bit (Beta

vulgaris) dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana) yang dapat

menggantikan penggunaan bahan-bahan mineral pewarna tidak terbaharui

b) Membandingkan kualitas fisik lipstik yang mengandung pewarna alami buah

bit (Beta vulgaris) dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana), dengan

beberapa produk yang beredar di pasaran

1.3 Batasan Masalah

1.3.1 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam pembuatan lipstik ini akan digunakan buah bit matang yang dijual di

pasaran dan juga kulit buah manggis yang didapat dari sisa konsumsi dan menjadi

sampah. Kedua buah ini akan didapat dari Pasar Delapan Alam Sutera. Selain itu

bahan-bahan lain seperti minyak dan lilin diperoleh dari toko bahan kimia di Jalan

Raya Serpong.

1.3.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ingin diteliti adalah:

a) Apakah formula lipstik dengan pewarna alami dari buah bit (Beta vulgaris)

dan kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dapat dikembangkan dengan

baik?

b) Bagaimana perbandingan kualitas fisik lipstik dengan menggunakan pewarna

alami dari buah bit (Beta vulgaris) dan kulit buah manggis (Garcinia

mangostana), dengan produk lipstik yang beredar di pasaran?

Page 8: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

8

1.4 Hipotesis

Adapun hipotesis yang diutarakan peneliti adalah:

a) Pewarna alami dari buah bit dan kulit buah manggis dapat digunakan untuk

menggantikan pewarna anorganik dalam formula lipstik,

b) Kualitas fisik lipstik dengan pewarna alami pewarna alami buah bit (Beta

vulgaris) dan kulit manggis (Garcinia mangostana) masih lebih rendah

dibanding kualitas produk yang beredar dari pasaran

Page 9: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

9

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Lipstik dan Kosmetika

Definisi kosmetika menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan no. 140/1991

adalah “sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan

(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar, gigi dan rongga mulut) untuk

membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya

dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

mengobati atau menyembuhkan penyakit”.

Kosmetika sendiri berasal dari kata Yunani, kosmein yang memiliki arti

“berhias”. Penggunaan kosmetik sudah tercatat sejak 3500 SM mulai dari Mesir dan

Eropa di mana kosmetika masih menggunakan bahan-bahan beracun seperti timbal

dan merkuri.Hingga kini penggunaan bahan-bahan buatan terus meningkat dan

menggantikan bahan-bahan alami, yang bertujuan untuk terus menambah kecantikan

diri.

Kosmetika biasanya mengandung bahan seperti lemak, minyak, ester lilin,

pewarna, dan lain-lain. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan

baku kosmetika adalah aman untuk digunakan dan stabil dari pengaruh oksidasi dan

pengaruh luar lainnya (Mitsui, T., 1997).

Terdapat beberapa penggolongan kosmetika sesuai dengan fungsi dan lokasi

penggunaan kosmetika tersebut. Salah satunya adalah kosmetika dekoratif (riasan

atau make-up), yang memiliki fungsi untuk merias dan menutupi kecacatan pada

kulit.Pemberian zat warna dan pewangi memberikan andil terbesar dalam kosmetika

dekoratif. Permukaan kulit akan terlihat lebih menarik sehingga timbul efek

psikologis yang baik seperti meningkatnya kepercayaan diri. Lipstik sendiri

tergolong pada kosmetika dekoratif jangka pendek, seperti halnya bedak dan eye

shadow. Hal ini berbeda dengan kosmetika dekoratif permanen atau yang sulit luntur

seperti pemutih kulit dan cat rambut.

Sementara lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai

bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias

wajah yang dikemas dalam bentuk batang padat (roll up) (Ditjen POM, 1985). Lipstik

yang terbuat dari minyak, lilin, dan lemak memiliki anatomis yang berbeda dengan

Page 10: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

10

kosmetik lainnya karena berfungsi penting untuk melembabkan bibir. Bibir yang

stratum korneumnya sangat tipis dan dermisnya tidak mengandung kelenjar keringat

maupun kelenjar minyak otomatis akan mudah kering dan pecah-pecah terutama

dalam udara kering dan dingin. Praktis hanya air liur yang dapat digunakan untuk

pelembab alami. Pemberian zat warna tentu juga dimaksudkan untuk meningkatkan

penampilan, memberikan bentuk pada bibir, dan juga membentuk kesan sehat pada

wajah.

Sebagai standar kualitas, lipstik harus memiliki berbagai persyaratan berikut,

Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.

Penampilan menarik, baik warna, bau, rasa maupun bentuknya.

Memberikan warna yang merata pada bibir.

Stabil dalam penyimpanan

Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus,

Melapisi bibir secara mencukupi.

Dapat bertahan di bibir.

Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket.

Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya

Terdapat pula suhu lebur (titik leleh) yang ideal pada lipstik agar zat warna dapat

melekat dengan baik pada bibir.Suhu lebur yang ideal seharusnya berkisar antara

28oC-36

oC. Namun karena disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang

mengharuskan lipstik untuk bertahan pada suhu yang terik terutama di kawasan

tropis, suhu lebur ini dibuat lebih tinggi.Suhu lebur yang ideal menurut SNI 16-4769-

1998 mengenai lipstik adalah 50oC – 70

oC.

2.2 Komponen Utama Sediaan Lipstik

Komposisi utama dari lipstik terdiri dari minyak, lilin, dan lemak, serta zat

warna.Untuk lilin terdapat berbagai macam lilin yang dapat digunakan seperti

carnauba wax, paraffin waxes, ozokerite, beeswax, dan candellila wax.Semua dari

komponen ini berperan dalam membentuk kekerasan dan menciptakkan bentuk

daripada lipstik. Minyak pada lipstik selain berfungsi untuk memberikan sentuhan

minyak juga digunakan untuk melarutkan zat pewarna pada lipstik. Contoh minyak

yang dapat digunakan adalah castor oil (minyak jarak), tetrahydrofurfuril alcohol, dan

fatty acid alkylolamides. Selain itu juga digunakan lemak (modifier wax) pada lipstik

Page 11: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

11

seperti penggunaan lanolin. Bahan-bahan tambahan seperti antioksidan, surfaktan,

acetogliserida juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas lipstik.

2.2.1 Beeswax (Lilin Lebah)

Lilin lebah adalah wax alami yang merupakan hasil sampingan dari

pembuatan madu dengan perbandingan hasil madu : wax = 10 : 1.Minyak lebah

dihasilkan dari lebah betina pada temperatur 33 to 36 °C untuk membentuk sarang

lebah.Untuk memproduksi lilin lebah, lebah betina tersebut perlu terbang sejauh

530.000 km untuk menghasilkan 1 kg lilin. Lilin lebah yang murni berwarna bening

hingga putih, namun terdapat lilin yang berwarna kuning hingga cokelat yang

menandakan masuknya kontaminan seperti minyak pollen dan propolis.

Lilin lebah memiliki formula C15H31COOC30H6 dan terdiri atas berbagai

macam asam lemak seperti asam oleat dan asam palmitat. Titik lelehnya adalah 62°C

hingga 64°C dan memiliki flash point pada temperatur 204.4 °C.Pemeriannya yaitu

berupa zat padat, berwarna putih kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya yaitu

praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), larut dalam

kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak atsiri (Ditjen POM, 1979).

2.2.2 Carnauba Wax

Gambar 2.1 Lilin Lebah

Gambar 2.2 Lilin Karnauba

Page 12: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

12

. Lilin karnauba adalah lilin yang didapatkan dari daun palem carnauba

(Copernicia purnifera) yang diketahui berasal dari timur laut negara Brazil.

Pemeriannya berupa serpihan keras berwarna kuning atau kuning kecoklatan.

Lilin karnauba mengandung ester alifatik (40%), diester asam 4-

hydroxycinnamic (21%), asam ω-hydroxycarboxylic (13%), dan alkohol asam lemak

(12 %).Ia memiliki titik leleh tertinggi diantara lilin lainnya yaitu pada 82–86 °C.

Lilin karnauba tidak larut dalam air ataupun ethyl alkohol, dan hanya larut ketika

dilakukan pemanasan dengan etil asetat dan xylene. Penggunaan lilin karnauba sendiri

pada produk kosmetika bersifat sebagai hypoallergenic dan juga emolien (pelembab),

serta kempampuannya untuk menciptakan efek berkilau.

2.2.3 Lanolin

Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu

domba Ovis aries L. yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya. Lanolin

mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak,

lengket, warna kuning, bau khas. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, dapat

bercampur dengan air lebih kurang dua kali beratnya, agak sukar larut dalam etanol

dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam kloroform.

Suhu leburnya yaitu antara 38o dan 44oC (Ditjen POM, 1995).

2.2.4 Minyak Jarak

Minyak jarak (oleum ricini) atau minyak kastroli adalah minyak nabati yang

diperoleh dari biji pohon jarak (Ricinis communis). Pohon jarak sendiri tergolong di

dalam famili Euphorbiaceae yang sebenarnya bukanlah dari golongan biji-bijian.

Berikut adalah klasifikasi dari Ricinis communis:

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Bangsa : Acalypheaea

Genus : Ricinus

Species :R. communis

Page 13: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

13

Minyak jarak didapatkan dari perasan dingin biji jarak yang telah dikupas,

setelah itu akan didapatkan cairan yang kental, berwarna kuning pucat bahkan tanpa

warna, juga tanpa bau dan tanpa rasa. 90% dari minyak jarak terdiri atas gugusan

asam ricinolat yang memiliki 18 rantai karbon asam lemak tak jenuh. Yang

membedakan minyak jarak dengan minyak nabati lainnya adalah memiliki gugus

fungsi hidroksil di rantai keduabelas dan menjadikannya senyawa non polar.

Kandugan lain dari minyak jarak adalah asam oleat dan asam lineleat. Minyak jarak

sendiri memiliki kelarutan dalam 2,5 bagian etanol (90%), mudah larut dalam etanol

mutlak, dan dalam asam asetat glasial.

Penggunaanya untuk bahan makanan dan obat-obatan telah diakui oleh FDA

(Food and Drugs Administration) sebagai “secara umum aman dan efektif” (generally

recognized as safe and effective). Massa molekulernya yang rendah memudahkan

untuk menembus lapisan luar dari kulit (stratum corneum).Hal ini dimanfaatkan

dalam produk seperti shampoo, lipstik, dan pelembab bibir untuk skin conditioning.

2.3 Pewarna Alami Bit

Buah bit (Beta vulgaris) memiliki umbi akar yang dapat dimanfaatkan sebagai

sumber pangan. Berikut adalah klasifikasi dari tanaman bit:

Kerajaan : Plantae

Superdivisi : Spermatophyta

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Gambar 2.3 Rumus Struktur Minyak Jarak

Page 14: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

14

Ordo :Caryophillales

Famili :Chenophobiaceae

Genus :Beta

Species :B. vulgaris

Umbi akar dari bit dapat dikonsumsi dan mengandung antioksidan serta nutrisi

seperti magnesium, potassium, natrium, dan vitamin C, bahkan betain yang dapat

memperbaiki kesehatan jantung, menurunkan tekanan darah, kesehatan hati,

dandiabetes. Hal ini disebabkan oleh kandungan nitrat dari bit yang terdapat pada

pigmennya, betalain. Pigmen betalain pun dapat dibagi menjadi 2, yaitu yang

berwarna kemerahan hingga ungu dan yang berwarna kekuningan. Pigmen yang

berwarna kemerahan tersebut disebut sebagai betanin. Untuk 1 kg bit akan didapatkan

300-600 mg betanin. Betanin berbeda dengan pigmen merah lainnya yaitu

anthocyanin karena adanya nitrogen pada senyawa tersebut. Pada pH 4-5, warna

pigmen akan menjadi merah cerah dan semakin tinggi pH makan warna akan menjadi

ungu yang bertambah gelap.

2.4 Pewarna Alami Manggis

Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis setinggi 7-25 meter

yang berasal dari Indonesia. Tumbuhan manggis memiliki klasifikasi sebagai berikut,

Kerajaan : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Gambar 2.4 Rumus Struktur Betanin

Page 15: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

15

Ordo : Malpighiales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Species :G. mangostana

Kulit manggis yang sudah matang akan memiliki warna ungu kemerahan dan juga

memiliki banyak serat fiber. Semula kulit berwarna hijau namun berubah menadi

ungu kemerahan seiring dengan melambatnya sintesis klorofil pada vakuola eksokarp.

Kulit manggis sendiri diketahui mengandung senyawa polifenol, xanthone, dan zat

pigmen anthocyanin.Anthocyanin yang berasal dari molekul flavonoid memiliki

warna merah-ungu dan juga kuning kecoklatan tergantung pada pH senyawa tersebut.

Pada pH lebih dari 7 ia akan berwarna merah muda, berwarna ungu pada larutan

dengan pH 7, dan kekuningan pada pH kurang dari 7. Efeknya sendiri terhadap

kesehatan masih terus dalam penelitian untuk mengobati kanker, diabetes, dll.

Gambar 2.5 Rumus Struktur Anthocyanin

Page 16: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

16

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 kg buah bit dan 1

kg kulit buah manggis. Beberapa bahan lainnya yang dibutuhkan sebagai bahan dasar

lipstik adalah beeswax, carnauba wax, minyak jarak, minyak vitamin E, minyak jarak,

dan lanolin. Untuk pencampurnaan pewarnaan digunakan mica white yang akan

memberikan efek warna putih pada pewarnaan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi sesuai dengan setiap

tahapan penelitian. Untuk tahap awal yaitu pembuatan bubuk simplisia, diperlukan

pisau, alas untuk memotong, oven, dan juga blender untuk menghaluskan bubuk.

Untuk proses ekstraksi yang terdiri dari maserasi, perkolasi, dan evaporasi, diperlukan

wadah plastik untuk menampung ekstrak cair pada maserasi, 2 buah perkolator, 4

kemasan air mineral 600 ml, dan alkohol (etanol). Pada evaporasi diperlukan water

bath, air secukupnya untuk menguapkan, dan cawan evaporasi. Tahap selanjutnya

yaitu formulasi lipstik memerlukan cawan petri, kasa asbes, kompor, kulkas, dan

cetakan lipstik. Untuk pengujian kekerasan dibutuhkan beberapa beban berbentuk

bola dengan berbagai massa yang berbeda.

3.2 Tahapan Penelitian

Pengumpulan Bahan Baku Buah-Buahan

Pembuatan Simplisia

Ekstraksi Pewarna Alami

Formulasi Lipstik

Pengujian Kualitas Fisik Lipstik

Page 17: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

17

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Bahan Baku Buah-Buahan

Buah bit akan didapat dari Pasar 8 Alam Sutera dengan buah yang matang dan

segar dengan diameter 5-7 cm. Sebelum digunakan dalam proses penelitian, buah bit

akan disimpan di dalam lemari pendingin untuk tetap menjaga kesegarannya.

Sementara kulit buah manggis yang digunakan adalah kulit buah manggis yang

segar yang didapat langsung setelah buah tersebut dipecah agar pada bagian dalam

kulit buah tidak mengalami proses oksidasi terlebih dahulu. Buah manggis yang

dipilih juga merupakan buah manggis yang matang dan segar (tidak busuk) dengan

diameter 6-8 cm. Sebelum digunakan buah manggis juga akan disimpan terlebih

dahulu di dalam lemari pendingin.

3.3.2 Pembuatan Simplisia

Proses pembuatan bubuk simplisia dari kulit buah manggis dan buah bit

pertama dilakukan dengan sortasi yaitu pencucian kulit buah bit dan pembersihan

kulit buah manggis hingga bersih dari bagian-bagian yang tidak diinginkan. Bagian-

bagian kedua buah tersebut kemudian dipotong sehingga menjadi bagian-bagian yang

sangat kecil.Potongan-potongan tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven

bersuhu 50oC selama 30 menit hingga potongan benar-benar kering (mudah

dipatahkan).Bila tidak dimungkinkan untuk menggunakan oven, pengeringan dapat

dilakukan dengan menjemur potongan dengan tutup kain. Indikator selesainya

pengeringan ini adalah ketika potongan kecil tersebut sudah mudah untuk dipatahkan.

Lalu proses selanjutnya adalah penghalusan dengan menggunakan blender, dan

terakhir dilakukan pengayakan untuk memperoleh bubuk simplisia yang halus.

3.3.3 Ekstraksi Pewarna Alami

Dalam proses ekstraksi pewarna, pertama dilakukan tahap maserasi di mana

bubuk simplisia yang telah didapatkan direndam dengan senyawa organik etanol

hingga terendam penuh selama 24 jam yang berguna untuk memecah dinding sel dari

simplisia dan melarutkan zat aktif yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya rangkaian

proses ekstraksi dilakukan dengan memasukkan campuran alkohol (etanol) beserta

bubuk simplisia yang ada ke dalam perkolator. Ujung bawah dari perkolator

disambungkan pada wadah untuk menampung ekstrak cair.Bubuk simplisia diaduk

Page 18: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

18

rata dengan etanol, lalu diendapkan selama 15 menit. Setelah mengendap, perkolator

dibuka dan ekstrak dibiarkan mengalir.Perkolator disini dimaksudkan untuk membuat

ekstrak cair dalam alkohol mengalir dengan bantuan gravitasi sehingga terjadi

pencampuran yang maksimal. Etanol di dalam perkolator harus terus terisi dan proses

perkolasi dilakukan hingga warna dari ekstrak cair memudar.

Setelah mendapatkan ekstrak cair tersebut, langkah yang selanjutnya adalah

untuk penyulingan agar sisa etanol yang tidak terpakai dapat dipisahkan. Tahap

terakhir untuk mendapatkan ekstraksi pigmen yang baik adalah dengan menguapkan

ekstrak yang hampir kental di atas water bath sehingga didapatkan ekstrak kental.

3.3.4 Formulasi Lipstik

Tabel 3.1 Komposisi Lipstik (per batang)

Bahan Berat (gr)

Beeswax 2,8

Carnauba Wax 2,8

Vitamin E Oil 0,4

Lanolin 40,9

Grapefruit Seed Oil satu tetes

Minyak Jarak 15,8

Mica White secukupnya

Pigment Alami variabel Independen

Minyak Tumbuhan secukupnya

3.3.4.1 Formulasi Basis Lipstik

Pembuatan base dari lipstik dilakukan untuk menemukan formula lipstik yang tepat

sebelum menambahkan unsur pewarna di dalamnya. Hal ini bertujuan untuk

menemukan komposisi yang tepat bagi kondisi fisik dari lipstik itu sendiri.Formulasi

dilakukan dengan menimbang beeswax, carnauba wax, lanolin, dan minyak jarak

dengan indikator awal yaitu jumlah yang tertulis pada tabel 3.1.Keempat bahan yang

sudah ditimbang tersebut dimasukkan ke dalam cawan dan dipanaskan dengan api

kecil di atas kompor. Setelah semua bahan meleleh dan tercampur menjadi campuran

homogen, cawan diangkat dan dibiarkan selama 1 menit.Setelah itu lelehan homogen

dimasukkan ke dalam cetakan lipstik hingga penuh.

Page 19: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

19

3.3.4.2 Formulasi Lipstik dengan Pewarna

Formulasi lipstik pada bagian ini menggunakan komposisi terbaik yang didapatkan

dari hasil pada formulasi basis.

Pertama, surfaktan dituangkan pada kaca arloji dan dicampurkan dengan pigment

yang telah ada sehingga menciptakan pewarnaan yang diinginkan. Surfaktan akan

bersifat sebagai pembantu untuk melarutkan pewarna. Pada wadah yang berbeda,

dicampurkan beeswax, carnauba wax, dan lanolin.Campuran ini dimasukkan ke

dalam campuran yang telah dibuat sebelumnya.Campuran tersebut kemudian

dipanaskan dengan api kecil dan aduk hingga tercampur rata.

Campuran dari keduanya tersebut dipanaskan dengan menggunakan kompor

(elektrik) atau bunsen burner. Campuran yang telah selesai dituangkan ke dalam

pencetak lipstik yang telah diolesi oleh minyak tumbuhan terlebih dahulu, kemudian

dibiarkan hingga terbentuk padatan lipstik.Untuk penyelesaian akhir, diberikan panas

api sedikit untuk menutupi kecacatan dan untuk penghalusan permukaan lipstik

3.3.5 Pengujian Kualitas Lipstik

Pengujian kualitas fisik akan dilakukan di laboratorium fisika sementara

pengujian langsung akan dilakukan terhadap manusia dimana akan dilihat bagaimana

kualitas pewarnaan yang dihasilkan sesuai dengan karakteristik lipstik yaitu dengan

uji-uji berikut ini.

3.3.5.1 Uji Organoleptik (Hedonic Test)

Uji organoleptik adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kesukaan

panelis (konsumen) terhadap produk lipstik pewarna alami dengan menggunakan

indera penglihatan, peraba, dan pembau. Panelis akan dipilih secara acak dengan

kondisi sehat secara fisik maupun mental. Respon yang diberikan adalah respon yang

spontan dan jujur yang akan didapat dalam bentuk kuesioner. Indera penglihatan

akanmempengaruhi penilaian konsumen terhadap visual intesitas warna dan kilauan

dari lipstik tersebut. Sementara indera peraba yang akan digunakan adalah indera

peraba di bibir yang akan merasakan bagaimana kelembutan dari lipstik di bibir dan

juga bagaimana lipstik tersebut dapat melekat dengan baik dalam waktu yang lama.

Terakhir indera pembauan juga digunakan untuk mengidentifikasi adanya bau-bau

tidak sedap yang dihasilkan dari lipstik tersebut.

Page 20: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

20

3.3.5.2 Uji Iritasi dengan Uji Tempel (Patch Test)

Uji tempel akan menguji apakah lipstik hasil formulasi akan menimbulkan

iritasi pada kulit atau tidak. Lipstik akan dioleskan pada lengan tangan dan kulit pada

bagian belakang telinga. Gejala-gejala yang akan muncul bila terjadi iritasi ialah

gatal-gatal, kulit berubah menjadi kemerahan, ataupun munculnya bengkak. Iritasi

yang langsung terjadi setelah sampel uji dioleskan disebut dengan iritasi primer

sementara iritasi yang terjadi setelah beberapa jam kemudian disebut dengan iritasi

sekunder.

3.3.5.3 Uji Kekerasan Sederhana dan Uji Titik Leleh

Pengujian fisik ini dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan kualitas

mekanika dan kekuatan dari lipstik yang telah beredar di pasaran sebagai kontrol dan

dibandingkan dengan lipstik hasil formulasi.Uji kekerasan dilakukan agar lipstik

dapat dipakai dengan nyaman di bibir dan juga terjaga konsistensinya ketika sedang

dibawa oleh penggunanya.Uji kekerasan ini dilakukan dengan menggunakan

peralatan sederhana yaitu dengan menaruh sejumlah beban di atas lipstik yang berdiri

secara vertikal.Pengujian dicatat ketika terlihat adanya perubahan bentuk (deformasi)

pada salah satu atau kedua ujung lipstik.Beban dimana lipstik mulai terdeformasi

adalah indikator dari kekerasan lipstik tersebut.

Gambar 3.1 Uji Kekerasan Sederhana Gambar 3.2 Uji Titik Leleh

Page 21: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

21

Gambar 4.1 Simplisia Bit Gambar 4.2 Simplisia Kulit Manggis

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Simplisia

Pembuatan bubuk simplisia dari potongan-potongan kecil kedua bahan buah

yang dipanaskan dan diblender menghasilkan bubuk yang halus. Simplisia dari bit

sendiri berwarna ungu tua dan simplisia dari kulit manggis berwarna cokelat. Kedua

bubuk simplisia telah berubah warna menjadi sedikit lebih tua yang menandakan

masuknya unsur karbon ke dalam bubuk tersebut ketika proses pemanasan

berlangsung.

4.2 Hasil Ekstraksi Pewarna Alami

Proses ekstraksi pewarna alami diawali dengan proses maserasi atau

perendaman simplisia dalam etanol selama 1 hari. Dari proses maserasi ini, kita dapat

melihat warna etanol hasil perendaman bit berubah menjadi coklat bercampur dengan

ungu sementara hasil rendaman manggis tetap pada coklat tua. Proses maserasi ini

sendiri bertujuan untuk mengembangkan sel dari simplisia hingga akhirnya pecah

(lisis) dan zat-zat aktif dapat keluar dan larut dalam etanol. Selanjutnya dilakukan

proses perkolasi untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstak cair ini pun dimasukkan ke

dalam tahap evaporasi untuk mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang

didapatkan baik dari bit dan juga manggis memiliki warna yang hampir sama yaitu

ungu tua mendekati hitam, dan sedikit warna cokelat pada hasil ekstrak kental kulit

manggis.

Page 22: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

22

Gambar 4.3 Ekstrak Kental Bit Gambar 4.4 Ekstrak Kental Kulit Manggis

4.3 Hasil Formulasi Basis Lipstik

Tabel 4.1 Formulasi Basis Lipstik

Formula

Massa (gram)

I II III IV

Beeswax 2,8 2,8 2,4 1,8

Carnauba wax 2,8 2,8 2,8 1,8

Lanolin 0,9 0,9 1,2 1,5

Minyak Jarak 1,6 15,6 1,7 3

Gambar 4.5 Formulasi Pewarna I (a), II (b), III (c), dan IV (d)

(a) (b)

(d) (c)

Page 23: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

23

Keterangan:

I : sangat keras, kering, tidak berminyak, tidak melekat sama sekali

II : sangat lembek, sangat berminyak, terlalu menempel pada kulit

III : terlalu keras, kurang berminyak, dan kurang melekat

IV : sedikit lembek, berminyak, namun kurang melekat

Tabel 4.2 Formulasi Basis Lipstik

Formula

Massa (gram)

V VI VII

Beeswax 1,6 1,7 1,7

Carnauba wax 1,6 1,7 1,7

Lanolin 1,7 1,7 1,5

Minyak Jarak 3,2 3,0 3,2

Gambar 4.6 Formulasi Pewarna V (a), VI (b), dan VII (c)

Keterangan:

V : terlalu lembek, berminyak, namun terlalu melekat

VI : minyak dalam keadaan yang cukup, terlalu keras, dan kurang melekat

VII : minyak dalam keadaan yang cukup, kekerasan dapat terjaga dengan cukup

. keras dan cukup lembek, dan dapat melekat dengan baik pada bibir

Pada proses formulasi basis di atas, ditemukan formula yang mendekati

kondisi ideal pada campuran ketujuh. Umumnya masalah yang dijumpai pada

formulasi sebelumnya adalah lipstik tersebut terlalu keras, terlalu lembek (lunak),

terlalu berminyak, ataupun terlalu melekat pada kulit. Oleh karena itu dilakukan

(b) (a) (c)

Page 24: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

24

penggantian formula berulang kali, misalkan dengan menambahkan perbandingan

minyak untuk meningkatkan kadar minyak atau mengurangi komposisi wax untuk

menghindari lipstik yang terlalu keras. Pada akhirnya didapatkan formula yang

mendekati ideal dengan perbandingan antara beeswax, carnauba wax, lanolin, dan

minyak jarak secara berurutan yaitu 1,7 : 1,7 : 1,5 : 3,2. Formula basis yang

didapatkan sudah mendekati ideal dengan jumlah kekerasan yang terjaga, juga dengan

kelengketan dan jumlah minyak yang tidak terlalu berlebih ketika dioleskan pada

bibir.Kekerasan yang dimaksud adalah ketika lipstik tersebut perlu dijaga

keawetannya sehingga tidak boleh terlalu lembek dan mudah hancur, juga tidak boleh

terlalu keras yang menyebabkan lipstik sangat sulit untuk dioleskan pada bibir.

4.4 Hasil Uji Titik Leleh, Uji Kekerasan, dan Formulasi Basis II

Tabel 4.3 Formulasi Basis II, Titik Leleh, dan Beban Uji

Formula

Massa (gram)

VII VIII IX X Merk Z (pasaran)

Beeswax 1,7 1,5 1,4 1,2 -

Carnauba wax 1,7 1,5 1,4 1,4 -

Lanolin 1,5 1,7 1,9 1,9 -

Minyak Jarak 3,2 3,4 3,4 3,6 -

Titik Leleh (oC) 64-68 - - 54-60 51-55

Beban Uji (gram) >1000 700 +

22,75

600 +

22,75

500 +

22,75

500 + 22,75

Keterangan Terlalu

keras, titik

leleh

terlampau

tinggi

Masih

sedikit

terlalu

keras

Belum

cukup

lunak

Paling

mendekati

standard,

konsistensi

cukup dan

titik leleh

yang

sesuai

standar

Standard

Page 25: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

25

Setelah didapatkan formulasi basis VII pada subbab 4.3 yang dirasakan tepat

oleh pengamatan indra manual, dilakukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan

kualitas dari basis. Kali ini pengujian dilakukan dengan bantuan instrument sebagai

standar pengujian. Pada pengujian titik leleh, dilakukan perbandingan antara titik

leleh lipstik pada pasaran dengan merk Z dan lipstik hasil dari formulasi basis VII.

Didapatkan hasil yang sesuai dengan harapan untuk titik leleh standard merk X yang

berkisar di angka 51oC-55

oC. Namun ternyata titik leleh formula VII masih

melambung tinggi di atas angka 60oC. Demikian juga yang terjadi pada pengukuran

kekerasan, di mana merk Z sudah terjadi deformasi pada beban 522,75 gram,

sedangkan formula VII masih dap at bertahan solid pada beban lebih dari 1000

gram.Hal ini menandakan bahwa formula VII tersebut masih terlalu keras dan terlalu

konsisten.

Oleh karena itu dibutuhkan pengurangan pada material penyusun solid yaitu

beeswax dan carnauba wax sehingga konsistensi lipstick dapat berkurang.

Pengurangan ini diikuti dengan penambahan pada lanolin dan minyak jarak sebagai

bahan cair dan semi-solid. Pergantian formula ini dilakukan sebanyak 3 kali pada

formula VIII, formula IX hingga pada akhirnya didapatkan formula yang mendekati

konsistensi dari lipstik merk Z pada formula X. Dengan komposisi basis beeswax :

carnauba wax : lanolin : castor oil = 1,2 : 1,4 : 1,9 : 3,6, maka didapatkan titik leleh

54oC-60

oC dan beban terberat sebelum terdeformasi yaitu 522,75 gram. Kedua

indikator yang diujikan pada formula X ini sudah mendekati standard yaitu titik leleh

51oC-55

oC dan beban uji 522,75 gram.

4.5 Hasil Formulasi dengan Penambahan Pewarna

Tabel 4.4 Formulasi Basis dengan Pewarna Manggis

Formula

Massa (gram)

A

(5%)

B

(15%)

C

(31,25%)

Beeswax 1,2 1,2 0,2

Carnauba Wax 1,4 1,4 0,4

Lanolin 1,5 0,685 0,9

Minyak Jarak 3,33 2,8 3,6

Pewarna Manggis 0,4 1,215 3

Page 26: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

26

Surfaktan

(Tween 80) 0,27 0,8 1,5

Gambar 4.7 Formulasi Pewarna A (a), B (b), dan C (c)

Keterangan:

A, B : Warna belum dapat terlihat secara eksplisit

C : Lipstik terlampau lembek karena jumlah pengurangan beeswax dan carnauba

wax yang esktrem. Warna sudah mulai keluar

Tabel 4.5 Formulasi Basis dengan Pewarna Manggis

Formula

Massa (gram)

D

(31,25%)

E

(31,25%)

F

(31,25%)

Beeswax 0,7 0,5 0,6

Carnauba Wax 0,9 0,7 0,8

Lanolin 0,9 0,9 0,9

Minyak Jarak 2,6 3 2,8

Pewarna Manggis 3 3 3

Surfaktan

(Tween 80) 1,5 1,5 1,5

Gambar 4.8 Formulasi Pewarna D (a), E (b), dan F (c)

(b) (c) (a)

(b) (a) (c)

Page 27: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

27

Keterangan:

D : Lipstik terlalu keras karena jumlah wax yang berlebih

E : Lipstik sedikit terlalu lembek karena jumlah wax yang sedikit kurang

F : Konsistensi lipstik mencapai ideal dan warna yang sudah dapat terlihat

eksplisit

Sementara itu pewarnaan bit juga menggunakan formula yang sama dengan formula

VI, dan menghasilkan konsistensi yang juga ideal. Pewarnaan yang dihasilkan pun

serupa dengan yang dihasilkan pada manggis

Gambar 4.9 Formulasi Pewarnaan Bit

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penambahan pewarna sebagai

bagian inti dari lipstick. Pewarnaan dimulai dengan pewarna manggis kadar 5% pada

formula A. Dikarenakan pewarna manggis ini tidak dapat larut pada bahan-bahan

basis yang organik, maka ditambahkan surfaktan (tween 80) seperlunya yang bersifat

sebagai pelarut. Dilakukan juga pengurangan pada lanolin dan minyak jarak yang

memiliki karakteristik fisis yang sama agar konsistensi lipstick dapat terus terjaga.

Tetapi nyatanya warna yang dihasilkan kurang eksplisit dan pada akhirnya pewarna

yang dipakai adalah dengan kadar 31,25% pada formula C. Namun karena jumlah

surfaktan dan pewarna yang sudah melebihi jumlah lanolin dan minyak jarak sebagai

pengganti massa, akhirnya formula harus terus diubah untuk mendapatkan konsistensi

yang sesuai. Dari formula yang dikembangkan, beberapa formula menghasilkan

lipstik yang terlalu keras dan terlampau lembek, sehingga pada akhirnya didapatkan

komposisi yang tepat pada formula F. Warna yang dihasilkan oleh pigment manggis

ini memang cenderung berwarna cokelat tua yang bila digoreskan pada permukaan

kulit akan menyisakan warna kuning kecokelatan. Karakteristik warna yang mirip

juga terlihat pada lipstick dengan pewarna bit yang juga menonjolkan warna cokelat

meski dengan sedikit sentuhan merah di dalamnya.

Page 28: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

28

4.6 Hasil Uji Organoleptik dan Uji Iritasi

Pada tahap pengujian terakhir ini, 3 sampel lipstik yaitu bit, manggis, dan

merk Z diberikan kepada 10 responden beserta dengan kuesioner (terlampir). Pada

saat menjawab kuesioner, responden tidak diberitahu sebelumnya lipstik mana yang

merupakan hasil dari formulasi dan lipstik yang berasal dari pasaran (blind test).

Berikut adalah hasil dari jawaban para responden:

Gambar 4.10 Penampilan Lipstik

Terlihat jauh sekali perbedaan yang mencolok bahwa seluruh responden

menjadikan lipstik pasaran sebagai lipstik yang menarik. Sedangkan tidak satu pun

responden menjawab bahwa lipstik hasil formulasi memiliki penampilan visual yang

menarik. Alasan mereka umunya ialah warna yang terlihat gelap dan tidak menarik.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Tidak menarik

Menarik

Page 29: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

29

Gambar 4.11 Tekstur Lipstik

Tekstur lipstik disini sudah menunjukkan hasil yang cukup bagus karena

teksturnya yang sudah lembut terutama pada formula bit. Sedikit peningkatan dapat

dilakukan untuk mencapai tekstur yang sangat lembut seperti yang didapat pada

lipstik pasaran.

Gambar 4.12 Pelekatan Lipstik Terhadap Kulit

Mayoritas responden menyatakan bahwa lipstik hasil formulasi membutuhkan

pengolesan yang berulang agar warna dapat melekat pada kulit.Hasil ini masih belum

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Kasar

Sedikit Kasar

Lembut

Sangat Lembut

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Tidak dapat Melekat

Melekat hanya Untuk Sementara Waktu

Ya, Namun Harus Dioleskan Berulang Kali

Ya, Melekat Dengan Sempurna

Page 30: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

30

terlalu memuaskan bila dibandingkan dengan lipstik pasaran yang dapat langsung

melekat dengan sempurna dalam satu kali goresan.

Gambar 4.13 Kelembaban Lipstik

Kelembaban lipstik disini didominasi oleh cukup lembab yang berarti lipstik

sudah dapat membasahi kulit yang kering meskipun tidak dengan sempurna. Lipstik

pasaran dapat dijadikan standard yang baik untuk kelembaban karena efeknya bagi

kulit yang baik dan menghilangkan kulit kering.

Gambar 4.14 Intensitas Warna Lipstik

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Kering

Cukup Lembab

Lembab

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Warna Kabur dan Kusam

Cukup Baik

Warna Padat dan Berkilau

Page 31: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

31

Inilah salah satu tolak ukur terpenting bagi lipstik karena memberikan daya

tarik visual yang harus dimiliki. Namun hasil ini justru mengecewakan karena

sebagian besar responden menyatakan bahwa warna dari lipstik ini kusam dan tidak

berkilau. Mereka tidak tertarik dengan warna yang dihasilkan oleh pigment bit dan

manggis. Mungkin hal ini juga merupakan paradigma social ketika lipstik didominasi

oleh warna merah yang cerah untuk menghasilkan penampilan yang menarik.

Gambar 4.15 Penghapusan Warna dari Kulit

Lipstik hasil formulasi baik yang menggunakan pigment bit maupun manggis

tidaklah sulit untuk dihapus ketika bekas goresan lipstik ingin dihilangkan.

Khususnya untuk formula manggis, bekas goresan rata-rata relatif mudah untuk

dihilangkan dan kualitas pada tolak ukur ini sudah hampir menyamai lipstik pada

pasaran.

Secara keseluruhan, sebenarnya lipstik hasil formulasi sudah dapat menyaingi

lipstik yang beredar di pasaran bila dipandang dari aspek kelembaban, tekstur,

kelekatan, dan penghapusan dari bibir. Namun hal vital yang membuatnya kurang

menarik disini adalah penampakan visualnya yang cenderung gelap dan tidak sesuai

dengan selera kaum hawa saat ini. Keinginan utama mereka dari sebuah lipstik adalah

agar bibir mereka tampak menarik. Tetapi dengan warna yang ada pada formulasi bit

dan manggis maka keduanya belum dapat menyamai kualitas lipstik pasaran yang

menampilkan warn-warna yang menarik.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Formula Manggis

Formula Bit Merk Z

Sulit, Warna Terlalu Menempel

Cukup Mudah

Mudah untuk Melepaskan Warna

Page 32: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

32

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pewarna alami buah bit (Beta vulgaris) dan pewarna alami kulit buah manggis

(Garcinia mangostana) yang keduanya menghasilkan warna coklat tua dapat

digunakan untuk mendapatkan formula lipstik yang baik. Keduanya dapat

menggantikan penggunaan bahan pewarna mineral anorganik dan tidak terbaharui

pada lipstik di pasaran. Formula yang digunakan untuk formulasi terbaik dan

mendekati standard adalah beeswax, carnauba wax, lanolin, dan minyak jarak dengan

perbandingan (berurutan) 0,6 : 0,8 : 0,9 : 2,8 dan pigmen pewarna sebanyak 31,25%

dari massa lipstik secara keseluruhan.

Namun, berdasarkan hasil pengujian organoleptik terhadap responden,

formulasi yang diberikan oleh kedua pewarna tersebut belum dapat menyamai

kualitas lipstik yang beredar di pasaran. Para responden yang mewakili konsumen

menyatakan masih rendahnya kualitas lipstik hasil. Hal ini terutama berkaitan dengan

hasil pewarnaan yang dianggap tidak menarik dan tidak menonjol secara eksplisit.

Sementara untuk kualitas fisis lainnya seperti kelembaban, tekstur, dan kekerasan,

lipstik hasil formulasi sudah mendapatkan respon yang sedikit dapat menyamai lipstik

pasaran.

5.2 Saran

Untuk tahap penelitian berikutnya perlu untuk dilaksanakan berbagai

pengujian tambahan yang bersifat lebih klinis seperti memperhatikan aspek

dermatologis dan dari sisi mikrobiologi. Perlu diperhatikan juga pengembangan

proses pewarnaan yang lebih baik agar warna dari lipstik sendiri akan lebih menarik

perhatian para konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan pengaturan pH dan

pengujian kadar pigment anthocyanin dan betanin pada pewarna bit dan manggis,

serta mencampurkan pigment dengan metode lainnya.

Page 33: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

33

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Martinolova, Diona.Pemanfaatan Kulit Buah Pandanus tectorius Sebagai

Pewarna dalam Pembuatan Lipstik.2004. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor: Bogor

Pharmdr. Joshita, MS, PHD. & Dra. Juheini, Msi. Teknologi Kosmetika.

Universitas Indonesia: Depok

Putri, Winda Kirana Ade.Pemeriksaan Penyalahgunaan Rhodamin B Sebagai

Pewarna Pada Sediaan Lipstik yang Beredar Di Pusat Pasar Kota Medan. 2009.

Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara: Medan

Anonim. Material Teknik, Pengujian Kekerasan dan Metalografi.

Rahmawati, Setaningrum. Sarbini, Dwi. Kurnia, Pramudya. Uji Fisik,

Organoleptik, dan Kandungan Zat Gizi Biskuit Tempe-Bekatul dengan Fortifikasi Fe

dan Zn untuk Anak Kurang Gizi. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan,

Universitas Muhammadiyah: Surakarta

“Makalah Lipstik” dalam http://www.scribd.com/doc/28454962/makalah-

lipstik diunggah pada 13 Agustus 2011 dan diunduh pada 13 Agustus 2011

“Lipstick” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Lipstick diunggah pada 13

Agustus 2011 dan diunduh pada 13 Agustus 2011

“Pewarna Bitdalam http://en.wikipedia.org/wiki/Beet#Red.2Fpurple_coloring

diunggah pada 14 Agustus 2011 dan diunduh pada 14 Agustus 2011

“Betalain” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Betalain diunggah pada 13

Agustus 2011 dan diunduh pada 14 Agustus 2011

“Anthocyanin” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Anthocyanin diunggah

pada 13 Agustus 2011 dan diunduh pada 13 Agustus 2011

“Pembuatan Lipstik” dalam http://www.ehow.com/how_2145359_make-

lipstick.html diunggah pada 14 Agustus 2011 dan diunduh pada 15 Agustus 2011

“Pembuatan Lipstik dari Jus Bit” dalam

http://www.ehow.com/how_6173205_make-red-lipstick-beet-juice.html diunggah

pada 12 Agustus 2011 dan diunduh pada 13 Agustus 2011

Page 34: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

34

“Pewarna Makanan” dalam http://www.anneahira.com/bahan-pewarna-

makanan.htm diunggah pada 13 Agustus 2011 dan diunduh pada 13 Agustus

2011

“Komposisi Lipstik” dalam http://www.buzzle.com/articles/lipstick-

ingredients-what-is-lipstick-made-of.htmldiunggah pada 13 Agustus 2011 dan

diunduh pada 15 Agustus 2011

“Pembuatan Lipstik” dalam http://www.essortment.com/make-own-lipstick-

59810.html diunggah pada 15 Agustus 2011 dan diunduh pada 15 Agustus 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/uji-organoleptik/uji-

organoleptik/

http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-

Page 35: Pengembangan Formulasi Lipstik Dengan Menggunakan Bahan Pewarna Alami Bit (Beta Vulgaris) Dan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana) PDF

35

Lampiran Kuesioner Uji Organoleptik

1. Bagaimana penampilan visual dari lipstik yang dihasilkan?

a. Menarik, karena_____________________________

b. Tidak menarik, karena________________________

2. Bagaimana tekstur dari lipstik tersebut ketika digoreskan di bibir Anda?

a. Sangat lembut

b. Lembut

c. Sedikit kasar

d. Kasar

3. Dapatkah lipstrik tersebut menempel dengan baik dan menutupi permukaan bibir

Anda?

a. Ya, melekat dengan sempurna

b. Ya, namun harus dioleskan berulang kali

c. Melekat hanya untuk sementara waktu, lalu cepat terkelupas

d. Tidak dapat melekat

4. Bagaimana dengan kelembaban pada bibir Anda ketika menggunakan lipstik?

a. Lembab

b. Cukup lembab

c. Kering

5. Setelah digunakan, apakah Anda menyukai intensitas warna yang diberikan lipstik?

a. Bagus, warna padat dan berkilau

b. Cukup baik

c. Tidak, warna kabur dan kusam

6. Apakah sulit untuk menghapus (menghilangkan) lipstik dari bibir?

a. Tidak sama sekali, mudah

b. Cukup mudah, tidak terlalu sulit

c. Sulit, warna terlalu menempel