pengembangan dan penerapan teknologi proses...

12
63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH AIR NIR AWAK “SMALL REMOTELY CONTROL VEHICLE (SRCV)” Oleh 1 2 3 Bayu Sumarno - Tris Handoyo - Afif Widaryanto Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPT Jl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340 Email : [email protected] Abstrak Potensi kekayaan sumber daya bawah laut Indonesia sangat besar, demikian halnya dengan kemungkinan munculnya potensi ancaman. Disisi lain ketersediaan sarana peralatan bantu untuk melakukan misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek bawah air sangat terbatas dan ketergantungan terhadap produk impor masih tinggi, terutama jika terjadi kendala permasalahan teknis pengoperasian peralatan. Kejadian ini akan menghambat kesiapan misi operasi pengamanan. Kemandirian dalam memproduksi wahana dan peralatan bawah air nir awak sangat diperlukan, sehingga dapat dioperasikan dan dirawat sendiri kapan saja tanpa harus tergantung kepada pihak produsen atau operator luar negeri. Penelitian ini diharapkan dapat memecahkan salah satu permasalahan yang dihadapi industri alutsista dalam negeri dalam melakukan pengkajian dan pengembangan produk serta penguasaan teknologi proses manufaktur produk wahana bawah air nir awak. Keterbatasan-keterbatasan selama ini akan terjawab dengan kehadiran wahana pengamatan bawah air yaitu Small Remotely Control Vehicle (SRCV) yang merupakan sebuah penyederhanaan wahana bawah air yang modern agar lebih efisien dari segi pembiayaan maupun lebih sederhana pengoperasiannya. Kata kunci: SRCV(Small Remotely Control Vehicle ), alutsista, wahana, bawah air JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Upload: dinhhanh

Post on 03-Jul-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

63

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSESMANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH AIR NIR AWAK

“SMALL REMOTELY CONTROL VEHICLE (SRCV)”

Oleh1 2 3Bayu Sumarno - Tris Handoyo - Afif Widaryanto

Balai Teknologi Survei Kelautan, BPPTJl. M.H. Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Email : [email protected]

AbstrakPotensi kekayaan sumber daya bawah laut Indonesia sangat besar, demikian halnya dengan

kemungkinan munculnya potensi ancaman. Disisi lain ketersediaan sarana peralatan bantu untuk melakukan misi surveillance dan penindakan terhadap suatu objek bawah air sangat terbatas dan ketergantungan terhadap produk impor masih tinggi, terutama jika terjadi kendala permasalahan teknis pengoperasian peralatan. Kejadian ini akan menghambat kesiapan misi operasi pengamanan. Kemandirian dalam memproduksi wahana dan peralatan bawah air nir awak sangat diperlukan, sehingga dapat dioperasikan dan dirawat sendiri kapan saja tanpa harus tergantung kepada pihak produsen atau operator luar negeri. Penelitian ini diharapkan dapat memecahkan salah satu permasalahan yang dihadapi industri alutsista dalam negeri dalam melakukan pengkajian dan pengembangan produk serta penguasaan teknologi proses manufaktur produk wahana bawah air nir awak. Keterbatasan-keterbatasan selama ini akan terjawab dengan kehadiran wahana pengamatan bawah air yaitu Small Remotely Control Vehicle (SRCV) yang merupakan sebuah penyederhanaan wahana bawah air yang modern agar lebih efisien dari segi pembiayaan maupun lebih sederhana pengoperasiannya.

Kata kunci: SRCV(Small Remotely Control Vehicle ), alutsista, wahana, bawah air

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 2: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

PENDAHULUAN berhubungan dengan instalasi maupun peralatan yang berada di bawah air harus mempunyai pola

1 Latar Belakang perawatan atau maintenance, dalam hal ini Potensi kekayaan sumber daya bawah laut inspeksi pengamatan peralatan dan pekerjaan di

Indonesia sangat besar, demikian halnya dengan bawah air supaya peralatan dan pekerjaan di kemungkinan munculnya potensi ancaman. bawah air akan terekam dan termonitor, sehingga Disisi lain ketersediaan sarana peralatan bantu keselamatan peralatan maupun pekerja juga akan untuk melakukan misi surveillance dan lebih terpantau.penindakan terhadap suatu objek bawah air K e t e r b a t a s a n - k e t e r b a t a s a n d a l a m sangat terbatas dan ketergantungan terhadap melakukan pengamatan pekerjaan di bawah air produk impor masih tinggi, terutama jika terjadi selama ini akan terjawab dengan kehadiran kendala permasalahan teknis pengoperasian wahana pengamatan bawah air dengan peralatan. Kejadian ini akan menghambat kandungan sumber daya lokal tinggi baik dari kesiapan misi operasi pengamanan. Kemandirian segi SDM maupun bahan produksi yaitu yang dalam memproduksi wahana dan peralatan dinamakan Small Remotely Control Vehicle (SRCV) bawah air nir awak sangat diperlukan, sehingga yang merupakan sebuah penyederhanaan dapat dioperasikan dan dirawat sendiri kapan wahana bawah air yang modern agar lebih efisien saja tanpa harus tergantung kepada pihak dari segi pembiayaan maupun lebih sederhana produsen atau operator luar negeri. pengoperasiannya.

Keselamatan dan keamanan kerja di dalam Keuntungan, yang dapat diperoleh dengan air merupakan indikator penting dalam keberhasilan program ini adalah dapat penyelenggaraan pekerjaan di laut, terutama di memecahkan salah satu permasalahan yang bidang pertahanan dan keamanan, dalam rangka dihadapi industri alutsista dalam negeri dalam mewujudkan sistem keselamatan nasional yang melakukan pengkajian dan pengembangan efektif dan efisien, yang mampu berperan produk serta penguasaan teknologi proses maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai manufaktur produk wahana bawah air nir awak unsur pendorong (promoting function) dan dengan spesifikasi khusus seperti resolusi tinggi, p e n u n j a n g ( s e r v i c i n g f u n c t i o n ) d a l a m kedap air dan lain lain. Keunggulan, penelitian ini pembangunan nasional. Guna menjalankan adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal, fungsi tersebut bidang Hankam dan bidang baik di lembaga litbang pemerintah. Selain itu maritime lainnya harus memenuhi standar penelitian ini juga akan memanfaatkan sarana dan keselamatan, keamanan dan pelayanan sesuai prasarana yang telah dimiliki oleh lembaga dengan ketentuan peraturan perundang- litbang dan industri, sehingga sarana dan undangan baik nasional maupun internasional. prasarana yang ada dapat digunakan secara lebih

Dalam industri pertahanan dan keamanan optimal. Selain itu, keunggulan lainnya adalah membutuhkan peralatan yang bernilai tinggi dan dengan memanfaatkan SDM dan prasarana yang resiko keselamatan pekerjaan, manusia yang juga ada sehingga diharapkan hasil akhir penelitian ini t inggi . Maka dari i tu peker jaan yang akan memiliki keunggulan ekonomis dan harga

64

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 3: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

2. METODOLOGI PENELITIANyang bersaing. Manfaat yang dapat diperoleh Efisiensi sebuah misi surveillance dan dengan keberhasilan program ini adalah

penindakan terhadap suatu objek di bawah air tersedianya desain, proses manufaktur dan sangat dipengaruhi oleh metode dan peralatan prototipe produk wahana bawah air nir awak, yang dipergunakan. Hal ini merupakan alasan sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri rasional bagi sebuah pemikiran untuk alutsista dalam negeri untuk membuat produk perancangan wahana bawah air ini. Kerangka uji yang memiliki nilai tambah tinggi sehingga akan kelayakan tersebut akan dievaluasi berdasarkan mendorong kemandirian bangsa dalam indikator-indikator. Indikator ini meliputi penguasaan teknologi pertahanan dan keamanan.stabilitas, ketahanan, sistem kendali wahana,

Tujuan : kualitas gambar yang dihasilkan dan integrasi menyeluruh dari sistem.a. Menguasai teknologi proses manufaktur

pembuatan kamera bawah laut dengan Lokasi Penelitian :tingkat komponen dalam negeri yang tinggi.• Jl. Industri II No. 3 Tanjung Priok, Jakarta b. Meningkatkan kemampuan SDM dalam

Utara dan workshop Balai Teknologi Survey bidang desain, perekayasaan dan rancang Kelautan BPPT (Jakarta)bangun peralatan proses produksi produk

• Dermaga Banten Java Persada, Bojanegara, alutsista berbasis komponen lokal.Banten (Banten)c. Mengurangi ketergantungan terhadap impor

produk kamera bawah laut sekaligus menghemat devisa

d. Mendukung kemandirian bangsa dalam pembuatan produk alutsista pada sektor hankam.

e. Mengakselerasi kegiatan R, D & E di industri alutsista.

Manfaat :Manfaat yang dapat diperoleh dengan

keberhasilan program ini adalah tersedianya desain, proses manufaktur dan prototipe produk wahana bawah air nir awak, sehingga dapat dimanfaatkan oleh industri alutsista dalam negeri untuk membuat produk yang memiliki nilai tambah tinggi sehingga akan mendorong kemandirian bangsa dalam penguasaan teknologi pertahanan dan keamanan.

65

Gambar 1 : Diagram alir metodologi penelitian

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 4: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

Bentuk kegiatan ini adalah perekayasaan prototipe Small Remotely Control Vehicle (SRCV) yang diawali dengan kegiatan persiapan, koordinasi, studi literatur, perancangan wahana (sistem mekanik dan kendali remote control), pembangunan wahana, uji coba wahana, kemudian ditindak lanjuti dengan analisa uji wahana , evaluasi dan pelaporan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Wahana Bawah Air Nir Awak (Aspek Mekanis)

3.1.1 Desain Wahana Bawah Air Nir Awak (SRCV G-1)Pembuatan desain wahana bawah air nir

awak SRCv G-1 menggunakan satu set PC yang dilengkapi dengan perangkat lunak AUTOCAD 3D. Perancangan desain di lakukan di Laboratorium Komputasi Balai Teksurla BPPT, tapi proses perancangan juga lebih banyak dilakukan di workshop Balai Teksurla BPPT. Penyempurnaan dan pemasangan dilakukan kembali di Workshop Balai Teksurla.

66

Gambar 3 : Tampak Depan

Gambar-4 : Tampak Isometri

Gambar 2 : desain dan spesifikasi wahana bawah air nir awak

Gambar-5 : Tampak Atas

Gambar-6 : Tampak Samping

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 5: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

Secara garis besar, desain dan spesifikasi wahana bawah air nir awak yang telah dibangun seperti pada Gambar 2.

Gambar desain penampang wahana bawah air nir awak (SRCV G-1) generasi pertama ini seperti pada gambar-3, gambar-4, gambar-5 & gambar-6.

3.1.2 Pembangunan Wahana Bawah Air Nir Awak (SRCV G-1)

Pembangunan wahana bawah air SRCV G-1 dilakukan di workshop Balai Teknologi Survei Kelautan. Pembangunan wahana bawah air dilakukan dengan metode fabrikasi berdasarkan desain dan mal yang telah dilakukan sebelumnnya.

Pembangunan dilakukan per bagian dari wahanana, yang meliputi : kerangka dan body, sistem apung, peralatan maneuver, instalisasi underwater camera dan perkabelan.

Setelah masing-masing bagian selesai dibangun, maka kemudian masing-masing bagian di rakit menjadi satu kesatuan sistem wahana bawah air nir awak SRCV G-1. Pemasangan alat-alat pada perakitan wahana bawah air SRCV G-1 tidak memiliki aturan tertentu, tapi pada perakitan ROV jenis ini ada beberapa komponen yang harus memperhatikan urutan pemasangan sesuai dengan posisi. Urutan pemasangannya yaitu sebagai berikut:• Pemasangan peralatan maneuvering yang

meliputi : bow, thuster (motor dan

67

Gambar-7 : Kerangka dan Body WahanaBawah Air SRCV G-1

Gambar-8 : Sistem apung / ballast wahana bawah airSRCV G-1

Gambar-9 : Sistem maneuver ( bow & thuster)wahana bawah air SRCV G-1

Gambar-10 : Underwater Camera wahana bawah airSRCV G-1

Gambar-11 : Sistem perkabelan

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 6: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

balingbaling). Peralatan mauvering bow • Penginstalan komponen elektronika pada thuster di bagian kanan dan kiri dipasang kerangka wahana d i i r ing i dengan terlebih dahulu menempel pada kerangka pemasangan kamera dan motor DC bawah wahana. Bow thuster masing-masing penggerak kamera. Motor penggerak DC bagian dan kerangka dihubungkan oleh penggerak kamera dipasang pada dan scrup stainless steel dengan ukuran 3 mm kerangka bagian atas juga dihubungkan oleh sebanyak 8 pcs. Hal ini juga untuk menjaga scrup stainless steel dengan ukuran 3 mm agar motor penggerak menempel kuat pada sebanyak 4 pcs. Dalam hal ini harus sangat kerangka. Sedangkan untuk peralatan waspada, karena banyak kabel yang harus maneuvering vertikal dipasang menempel disusun dan dirapikan dengan ruang yang dengan kerangka bagian atas. Motor cukup kecil. Bila saja ada kabel yang terputus penggerak vertical dan kerangka bagian atas maka akan ada komponen wahana yang juga dihubungkan oleh scrup stainless steel tidak berfungsi.dengan ukuran 3 mm sebanyak 4 pcs. Hal ini • Wahana bawah air SRCV G-1 mempunyai 3 juga untuk menjaga agar motor penggerak buah lampu sorot sebagai media penerangan menempel kuat pada kerangka. agar pengambilan citra lebih akurat. Lampu

• Pemasangan tabung pelampung (ballast), sorot wahana bawah air sebanyak 2 buah tabung ballast mempunyai ukuran panjang : terletak pada tabung ballast bagian depan 700 mm, diameter : 100 mm. Tabung ballast dan 1 buah terletak diatas underwater camera. dipasang pada kerangka bagian atas Lampu sorot mempunyai spesifikasi under menggunakan clem sabuk sebanyak 2 pcs water @ 500 watt dengan power baterai AA dengan bahan polyurethane dan juga Alkaline dengan waktu kerja? 1 jam. dipasang menggunakan scrup stainless steel Penginstalan lampu sorot untuk di atas dengan ukuran 3 mm sebanyak 4 pcs. Hal ini underwater camera dengan menggunakan clem untuk menjaga agar motor penggerak U, sedangkan penginstalan lampu sorot pada menempel kuat pada kerangka. Tabung tabung ballast dilakukan dengan memasukan ballast dibuat dengan bahan pipa PVC yang lampu sorot pada dudukan yang telah di masing-masing mempunyai tutup dibagian belakang, hal ini difungsikan untuk mengatur sistem apung wahana dengan air tawar disesuaikan dengan kondisi perairan dan kinerja wahana. Pemasangan tutup tabung ballast disertai dengan o’ring diameter 100 mm dan seal untuk memastikan kekedapan tabung ballast dipasang pada bagian belakang dan depan. Hal ini agar mencegah tabung bergerak-gerak dan terjatuh saat pengoperasian.

68

Gambar-12 : Wahana Bawah Air SRCV G-1 hasilperakitan

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 7: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

desain sebelumnya pada bagian depan dan putaran sebaliknya dan juga dapat diatur tabung ballast. kecepatannya dengan mengatur kecepatan

• Gambar teknis SRCV G-1 hasil perakitan putaran motor.secara keseluruhan dapat dilihat pada Gerakan lengan naik turun dilakukan dengan Gambar -12. meng-ON-kan motor lengan dengan arah tertentu

dan arah sebaliknya.Adapun pembangunan wahana bawah air

SRCV G-1 telah selesai dilakukan perakitan keseluruhan sesuai dengan target kinerja yang telah dijadwalkan sebelumnya. Dimana p e n e l i t i a n d i t a h u n 2 0 1 2 i n i l e b i h memprioritaskan kegunaan wahana bawah air nir awak untuk misi surveillance atau penginderaan, pengintaian objek bawah air dengan tanpa dibekali peralatan penindakan objek bawah air.

3.2 Sistem Kendali Elektronik (Aspek Elektronik)

3.2.1 Perancangan Sistem KendaliSistem kontrol wahana yang akan dibangun

memiliki spesifikasi sebagai berikut : Gerakan maju mundur (hor izonta l )

menggunakan dua motor/baling-baling yang terdapat di sisi kanan dan kiri wahana. Gerakan maju mundur ini menggunakan putaran motor Gerakan capit dan lepas capit dilakukan DC ke arah tertentu dan putaran sebaliknya dan dengan meng-ON-kan motor capit dengan arah juga dapat diatur kecepatannya dengan mengatur tertentu dan arah sebaliknya.kecepatan putaran motor. Masukan untuk pengontrolan wahana

Untuk gerakan manuver ke kanan dilakukan SRCV ini menggunakan toggle switch dengan dua dengan cara meng-ON-kan motor kiri dan meng- posisi untuk masing-masing fungsi gerak dan OFF-kan motor kanan, sedangkan untuk gerakan kecepatan olah gerak menggunakan masukan maneuver ke kiri dilakukan dengan meng-ON- berupa potensio meter yang diumpankan ke kan motor kanan dan meng-OFF-kan motor kiri. ADC. Masukan ADC in i d io lah o leh

Gerakan naik turun (vertikal) menggunakan mikrokontroler dan dikeluarkan dalam bentuk sebuah motor/baling-baling yang terdapat di sinyal PWM yang diumpankan ke masukan PWM tengah-tengah wahana. Gerakan naik turun ini pada motor kontroler serta bit digital untuk menggunakan putaran motor DC ke arah tertentu mengatur arah putaran motor.

69

Gambar-13 : Skema Pengontrol Wahana SRCV

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 8: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

3.2.2 Pembangunan Sistem Kontroler SRCVProses pembangunan sistem kontroler

dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pembangunan hardware dan pembangunan software. Pembangunan hardware yaitu meliputi pembuatan untai sistem minimum mikro kontroler AT Mega 8535, tiga buah H-bridge motor driver 30A, sebuah H-bridge motor driver 2A, dua buah potensio untuk pengaturan kecepatan gerak wahana, beberapa toggle switch untuk kendali gerak wahana, power supply 24VDC 30A, power supply 12 VDC 10A, serta koneksi kabel untuk power motor-motor DC untuk olah gerak wahana dan kabel untuk data video dari kamera dan lain-lain.

Visualisasi hasil pembangunan hardware yang telah selesai seperti gambar-14-15-16.

3.3 Uji coba dan Analisa Data3.3.1 Pengujian Wahana Bawah Air (SRCV-G1)

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan wahana dilaksanakan di bengkel atau workshop balai teksurla dan untuk pekerjaan pembangunan sistem kendali dilakukan di laboratorium komputasi balai teksurla. Intergrasi sistem mekanik dan sistem kendali (elektronik) telah dilakukan dan kemudian telah dilakukan tes kering untuk memastikan integrasi sistem mekanik dan kendali sudah berfungsi. Wahana bawah air SRCV G-1 perlu dilakukan uji coba

70

Gambar-14 : Hardware sistem kontroler SRCV G-1(tampak atas)

Gambar-15 : Hardware sistem kontroler SRCV G-1(tampak depan)

Gambar-16 : Hardware sistem kontroler SRCV G-1(tampak samping)

Gambar: Uji coba kekedapan (wet test) danrealibility sistem kendali

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 9: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

awal atau wet test untuk memastikan kekedapan dermaga Banten Java Persada. Dimana dari hasil uji wahana SRCV dan berfungsinya sistem kendali. coba (wettest) diketahui tingkat kekedapan Uji coba awal atau wet test dilakukan di perairan wahana bawah air cukup tinggi, terbukti dengan

71

Gambar-17 : Uji coba stabilitas dan manuevering

Tabel 1 : Tabel pengujian sistem kendali wahana

Gambar-18: dry test sistem kontroler SRCV G-1

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 10: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

tidak adanya kebocoran pada saat dilakukan uji dengan perancangan atau belum. Jika terjadi coba untuk pengambilan data lambung kapal riset kesalahan maka dilakukan koreksi atau perbaikan baruna jaya II di perairan banten java persada. baik pada sisi hardware maupun software-nya.

Dari hasil uji coba wet test dan manuvering Pengujian dilakukan dengan cara dry test atau awal sebelumnya diketahui bahwa kemampuan diuji di darat sebelum dilakukan uji lanjutan di maneuver wahana masih terbatas, terutama dalam air. Pengujian ini hanya berupa pengetesan untuk pergerakan naik turun atau vertikal. respon motor dan putaran baling-baling/propeller Kemudian dilakukan pengembangan pada serta gerakan arm pada saat toggle switch di-ON-perlatan manuvering. Uji coba kemampuan kan.manuvering diketahui bahwa kemampuan Dari data tabel pengujian tersebut dapat manuever wahana sudah mengalami kemajuan disimpulkan bahwa sistem kontrol wahana SRCV dari pada pada saat uji coba awal setelah berfungsi sesuai dengan desain perancangan dan dilakukan pengembangan sistem propulsi dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. (thruster) dari wahana tersebut. Sedangkan untuk Disamping itu dari hasil uji coba juga didapatkan Uji stabilitas sudah selesai dilaksanakan dan data kualitatif berupa citra atau gambar pada diketahui bahwa tingkat stabilitas atau tiang pancang dermaga BJP dan lunas kapal keseimbangan wahana sudah mendekati dengan resolusi yang cukup baik.sempurna, tetapi belum diketahui apabila

4. KESIMPULAN DAN SARANmelakukan olah gerak di kedalaman laut dengan Dari hasil ujicoba dan analisa data yang telah arus yang cukup kuat.

dilakuakan sebelumya, dapat disimpulkan 3.3.2 Pengujian Sistem Kontroler SRCV beberapa hal sebagai berikut :

Setelah pembangunan hardware dan software • Pembangunan prototipe wahana bawah air selesai dan berhasil diintegrasikan, langkah nir awak Small Remotely Control Vehicle telah selanjutnya adalah pengujian. Pengujian ini selesai dilakukan dan telah sesuai dengan dilakukan untuk mengetahui kinerja sistem desain perancangan awal.kontrol terhadap wahana apakan sudah sesuai • Prototipe wahana bawah air nir awak Small

72

Gambar-19: Tampilan citra pengambilan objek bawah air

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 11: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

Remotely Control Vehicle telah dilakukan prototipe wahana bawah air nir awak masih pengujian, baik itu test kering maupun tes terbatas yaitu 20 meter, untuk itu dibutuhkan basah (uji coba di air), dari hasil uji coba keberlanjutan pengembangan dengan tersebut prototipe mampu melakukan penambahan panjang kabel 50 s/d 100 meter.manuver atau olah gerak yang cukup baik • Pengembangan lainnya nantinya akan dan stabil, disamping itu dari hasil uji coba dilakukan penambahan fungsi dari prototipe juga didaptakan gambar visual citra bawah yaitu penambahan alat pengambil objek air yang resolusi cukup baik. bawah air (scraping), sehingga nantinya

disamping prototipe mampu menampilkan Saran visual penampakan bawah air juga mampu • Berdasarkan hasil pengujian diketahui mengambil objek dasar laut.

tingkat atau capaian kedalam operasi

73

5. DAFTAR PUSTAKA

BASCOM®AVR® Help & References Version 1.11.9.5 document build 24, MCS ElectronicsDatasheet ATMega 8535, www.atmel.comHunter, M. 1968. Underwater ROV-Remotely-Operated-Vehicle. http://vancuppy.blogspot.comQuick start Embedded Modul Series H-Bridge 30 A, 2009, www.innovativeelectronics.comQuick start Embedded Modul Series Dual Hbridge 2 A, 2009, www.innovativeelectronics.comHermawan. (2007) : Pemanfaatan Remote Operated VehicleUntuk Penelitian Laut Dalam. htmlSuwardi. 2008. Underwater ROV. http://insansainsproject. wordpress.com/html

BIOGRAFI PENULIS (BPPT)

Afif Widaryanto merupakan putra Banyumas kelahiran 31 Desember 1981. Penulis merupakan lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta jurusan Teknik Elektronika pada tahun 2005. Saat ini penulis bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan kualifikasi Electrical Control and Instrumentation. Pengalaman penugasan yang pernah ditempuh diantaranya adalah sebagai Observer/Recording Team pada Survei Seismik 2D di Blok Madura Utara dan Landas Kontinen Indonesia di Utara Papua padatahun 2009, di tahun yang sama bertugas sebagai Tim Peneliti di Proyek Recovery GITEWS di Samudara Hindia dan Proyek recovery and maintenance buoy TEWS di Perairan Aru dan Bima serta melaksanakan penugasan bidang kelautan lainnya. Terakhir, penulis terlibat penelitian pengembangan dan Penerapan Teknologi Proses Manufaktur Produk Wahana Bawah Air Nir Awak “Small Remotely Control Vehicle” di tahun 2013.

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3

Page 12: PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES …jurnalmaritim.tnial.mil.id/wp-content/uploads/2018/... · 63 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI PROSES MANUFAKTUR PRODUK WAHANA BAWAH

74

Sedangkan Penulis Bayu Sumartono Putro, S.T. lahir di Ngawi pada tanggal 29 Mei 1980. Beliau merupakan lulusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya yang saat ini bekerja di BPPT sebagai StafSaranadanPrasarana BTSK. Spesialisasi yang dimiliki antara lain Desain Konstruksi Mekanik. Pengalaman survey yang pernah diikuti adalah sebagai tim peneliti di proyek recovery and maintenance buoy TEWS di perairan Selat Sunda dan proyek recovery and deployment GITEWS di Samudra Hindia pada tahun 2009. Selain itu penulis juga terlibat di beberapa penelitian, antara lain: penelitian Analisa Pengaruh Besar Arus dan Waktu Pengarusan Terhadap kekuatan tarik Pengelasan Titik tahun 2003, serta penelitian tentang kelautan lainnya. Pada tahun 2013 tergabung dalam anggota penelitian Pengembangan dan Penerapan Teknologi Proses Manufaktur Produk Wahana Bawah Air Nir Awak “Small Remotely Control Vehicle”.

Tris Handoyo, ST, lahir pada tanggal 7 April 1982 bertempat di Klaten, saat ini bekerja di BPPT dengan jabatan Staf Sarana dan Prasarana BTSK. Ia merupakan lulusan Teknik Sistem Perkapalan (Marine Engineering) ITS Surabaya dengan spesialisasi perekayasa system permesinan kapal. Berbagai macam survei dan penelitian telah dilakukan oleh penulis antara lain: sebagai tim peneliti pada proyek Recovery and maintenance buoy (TEWS) diperairan Selat Sunda dan Recovery and Deployment (GITEWS) di Samudera Hindia pada tahun 2009; dan sebagai tim peneliti di proyek Recovery and maintenance buoy ATTLAS di perairan Samudera Hindia dan Kepulauan Andaman pada tahun 2010. Selain pengalaman survey peneltian terkini yang dilakukan penulis adalah Pengembangan dan Penerapan Teknologi Proses Manufaktur Produk Wahana Bawah Air Nir Awak“ Small Remotely Control Vehicle” di tahun 2013, dan Kajian Uji Stabilitas Kapal Riset Baruna Jaya II pada tahun 2014.

JURNAL MARITIM INDONESIA Juni 2015 Edisi-3