pengaruh working capital to total asset, net profit …repository.umrah.ac.id/1294/1/siti...

19
1 PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, NET PROFIT MARGIN, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016 Siti Romunah 1 , Tumpal Manik 2 , Prima Aprilyani Rambe 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap perubahan laba. Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan metode ini sampel yang dihasilkan sebanyak 19 perusahaan. Data penelitian berupa laporan keuangan tahunan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel net profit margin dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap perubahan laba. sedangkan variabel working capital to total dan return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. variabel working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan return on equity secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia. Kata kunci : Perubahan laba, working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity.

Upload: ngokhanh

Post on 17-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, NET PROFIT

MARGIN, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY

TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN SEKTOR

INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2013-2016

Siti Romunah1

, Tumpal Manik2 , Prima Aprilyani Rambe

3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh working capital to total asset, net

profit margin, debt to equity ratio, dan return on equity terhadap perubahan laba.

Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan sektor industri dasar dan

kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Metode

penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,

dengan metode ini sampel yang dihasilkan sebanyak 19 perusahaan. Data

penelitian berupa laporan keuangan tahunan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Berdasarkan hasil penelitian ini variabel net profit margin dan debt to equity ratio

berpengaruh terhadap perubahan laba. sedangkan variabel working capital to total

dan return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. variabel

working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan return

on equity secara simultan berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan

sektor industri dasar dan kimia.

Kata kunci : Perubahan laba, working capital to total asset, net profit margin,

debt to equity ratio dan return on equity.

2

PENDAHULUAN

Setiap entitas atau perusahaan yang mendirikan usaha tidak terlepas

dari kebutuhan informasi keuangan. Informasi keuangan tersebut digunakan untuk

melihat perkembangan usahanya setiap tahun, apakah mengalami kemajuan atau

mengalami kemunduran. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi

tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan (Fahmi : 2015).

Selain itu laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajemen

yang dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan di

masa mendatang. Perkembangan usaha tersebut juga digunakan perusahaan untuk

pengambilan kebijakan.

Perusahaan yang mengalami perkembangan setiap tahunnya sangat

diminati oleh investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Investor dapat melihat perkembangan perusahaan tersebut dari laba yang

diperoleh perusahaan setiap tahunnya. Jika laba perusahaan meningkat, investor

tertarik untuk menanamkan modalnya. Laba juga digunakan sebagai tolak ukur

pemerintah untuk pemungutan pajak. Laba yang meningkat mengakibatkan pajak

yang dikenakan semakin besar begitu juga sebaliknya. Laba juga dapat mengukur

kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan, apakah laba mengalami

peningkatan atau penurunan.

Peningkatan dan penurunan laba dapat dilihat dari perubahan laba.

Perubahan laba adalah peningkatan dan penurunan laba yang diperoleh

perusahaan pada tahun tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Peningkatan laba yang dialami perusahaan menentukan kelangsungan usaha

tersebut.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on

equity terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 baik secara parsial

maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan

return on equity terhadap perubahan laba.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Perubahan Laba

Menurut Dewi (2017), perubahan laba merupakan kenaikan laba atau

juga penurunan laba pada suatu perusahaan pada periode tertentu yang

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba yang digunakan dalam penelitian

ini adalah laba sebelum pajak. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh

penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis (Suwarno,

dalam Yusuf: 2012). Menurut Nurmalasari, dalam Dewi (2017), perubahan laba

dapat dirumuskan sebagai berikut :

3

Keterangan :

∆Y = perubahan laba

Yt = laba perusahaan pada periode tertentu

Yt-1 = laba perusahaan pada periode sebelumnya

Working Capital to Total Asset

Menurut Sujarweni (2017: 60), Working Capital to Total Asset

merupakan likuiditas dari total asset dan posisi modal kerja (neto). Working

Capital to Total Asset menunjukkan hubungan antara total aset dengan modal

kerja dan menunjukkan jumlah modal kerja yang dapat diperoleh perusahaan

untuk tiap rupiah total aset (Yusuf: 2012). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan (Sujarweni,

2017: 64). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2015: 157), Debt to Equity Ratio merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh

ekuitas. Rasio ini menunjukkan presentase penyediaan dana oleh pemegang

saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono dan Anshari, 2015: 54). Rasio ini

dapat dihitung dengan rumus :

Return on Equity

Menurut Syamni (2013), Return on Equity merupakan komponen dari

rasio neraca dan rasio laba rugi. Sedangkan menurut Darsono dan Anshari (2005),

Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan kesuksesan manajemen

dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham. Return on

Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba berdasarkan modal. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

4

Kerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Working Capital to Total Asset terhadap Perubahan Laba

Working capital to total asset yang semakin tinggi menunjukkan

semakin besar modal kerja yang diperoleh perusahaan dibandingkan total asetnya.

Dengan modal kerja yang besar mengakibatkan kegiatan operasional perusahaan

menjadi lancar sehingga pendapatan meningkat dan laba yang diperoleh juga

meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan perubahan laba yang

meningkat. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H1 : Diduga Working Capital to Total Asset berpengaruh terhadap perubahan

laba

Pengaruh Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba

Semakin besar Net Profit Margin maka semakin baik kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Dengan laba yang tinggi,

perubahan laba pada perusahaan tersebut meningkat. Laba bersih yang lebih besar

dari penjualannya menghasilkan Net Profit Margin yang besar. Hal ini disebabkan

oleh beban-beban yang dikeluarkan perusahaan kecil sehingga menghasilkan laba

yang besar dan mengakibatkan perubahan laba yang meningkat. Sebaliknya, laba

bersih yang lebih kecil dari penjualan menghasilkan Net Profit Margin yang kecil.

Kecilnya laba bersih yang dihasilkan dikarenakan beban-beban yang dikeluarkan

perusahaan cukup besar sehingga menghasilkan laba yang rendah. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

Working Capital

to Total Asset

(X1)

Net Profit Margin

(X2)

Return on Equity

(X5)

Debt to Equity

Ratio

(X3)

Perubahan Laba

(Y)

H1

1

H2

H3

H4

H5

5

H2 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh terhadap perubahan laba

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba

Semakin tinggi hutang perusahaan maka semakin besar biaya usaha

yang harus dikeluarkan. Semakin besar biaya usaha yang dikeluarkan

mengakibatkan laba yang diperoleh perusahaan menurun sehingga perubahan

laba menurun. Sebaliknya, semakin rendah hutang perusahaan maka semakin

rendah biaya usaha yang harus dikeluarkan sehingga mengakibatkan laba yang

diperoleh perusahaan meningkat dan perubahan laba perusahaan juga mengalami

peningkatan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H3 : Diduga Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap perubahan laba

Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba

Return on Equity yang tinggi diakibatkan oleh perusahaan telah efektif

dalam menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba bersih yang relatif

tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga menghasilkan

perubahan laba yang meningkat. Sebaliknya, Return on Equity yang rendah

diakibatkan oleh tidak efektifnya perusahaan dalam menggunakan modal yang ada

untuk menghasilkan laba bersih sehingga menghasilkan perubahan laba yang

menurun. Semakin tinggi Return on Equity maka perubahan laba juga semakin

meningkat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai

berikut:

H4 : Diduga Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan laba

H5 : Diduga Working Capital to Total Asset, Net Profit Margin, Debt to Equity

Ratio dan Return on Equity berpengaruh terhadap perubahan laba

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Objek penelitian ini

adalah laporan keuangan akhir tahun setiap perusahaan sektor industri dasar dan

kimia. Penelitian bertujuan untuk menemukan pengaruh working capital to total

asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh

terhadap perubahan laba. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang laporan

keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada kriteria

pemilihan sampel.

6

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi variabel-variabel

independen penelitian yaitu working capital to total asset, net profit margin, debt

to equity ratio dan return on equity. Variabel dependennya yaitu perubahan laba

yang dilakukan oleh perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan

diperoleh dari Laporan Keuangan yang diunduh dari website resmi Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id).

Metode Penentuan Populasi atau Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri

dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 yaitu

sebanyak 60 perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :

1. Perusahaan yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor

industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2013-2016.

2. Selama periode penelitian perusahaan menyajikan laporan keuangan

tahunan yang lengkap.

3. Perusahaan menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah

(Rp) selama periode penelitian.

4. Perusahaan mengalami laba setiap tahunnya selama periode penelitian.

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 60 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 84 perusahaan

dan 87 data observasi.

Metode Analisis

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda.Dengan bantuan SPSS 20.0.dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik

deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan

heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).

Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan

variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengetahui pengaruh working capital to total asset, net profit

margin, debt to equity ratio dan return on equity terhadap perubahan laba pada

perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2016.

7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

(Ghozali, 2013:19).

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif sebelum Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PL 84 -.9185 2.9654 .128282 .6565977

WCTA 84 .0004 .7323 .306279 .2100802

NPM 84 .0078 .5087 .083307 .0805559

DER 84 .0793 5.1524 .923651 1.0153063

ROE 84 .0129 .8652 .122787 .1096067

Valid N (listwise) 84

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Menurut Ghozali

(2013:164) untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji

non parametrik kolmogorov-smirnov (K-S).Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 84

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation .60516055

Most Extreme Differences

Absolute .180

Positive .180

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.649

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

8

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-

smirnov adalah bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,649 dan nilai

Asymp. Sig. (2 tailed) 0,009 < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual

tidak berdistribusi secara normal.

Data Outlier

Karena hasil dari uji Kolmogorov-smirnov tidak menunjukkan

normalitas data maka dilakukan uji outlier. Menurut Ghozali (2013:41), outlier

adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat

berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai

ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah Outlier

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PL 82 -.9185 2.4034 .069758 .5398217

WCTA 82 .0004 .7323 .309635 .2104444

NPM 82 .0078 .5087 .084157 .0812026

DER 82 .0793 5.1524 .912691 1.0240497

ROE 82 .0129 .8652 .122366 .1099793

Valid N (listwise) 82

Sumber : Data yang diolah (2018)

Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas setelah Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Zscore:

Unstandardized

Residual

N 82

Normal Parametersa,b

Mean -.0952404

Std. Deviation .79435845

Most Extreme Differences

Absolute .132

Positive .132

Negative -.088

Kolmogorov-Smirnov Z 1.198

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

9

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-

Smirnov adalah 0,672 dan signifikan pada 0,757 karena p-value = 0,114 > 0,05,

maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.

Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

WCTA .664 1.507

NPM .630 1.587

DER .611 1.636

ROE .743 1.345

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa

dapat disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu working capital to

total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF

(variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi

masalah multikolinearitas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Menurut Ghozali salah satu

cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya terjadi autokorelasi pada data penelitian

adalah dengan menggunakan Uji Durbin – Waston (DW Test). DW Test digunakan

untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam model

regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Model yang baik

adalah model yang tidak terdapat autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-

Waston du < dw < 4-du (Ghozali, 2013 : 110).

10

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .464a .215 .174 .4905085 2.133

a. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM

b. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai

Durbin Waston adalah 2,133 sedangkan du = 1,7446 sehingga disimpulkan 2,133

< 1,7446 < 4-1,7446 (2,2554) yang berarti bahwa model regresi tidak terjadi

autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung

heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank

Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05maka model regresi tidak

mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

11

Berdasarkan output pada tabel 4.8 diatas, diketahui bahwa nilai sig

untuk variabel Working Capital to Total Asset (WCTA) sebesar 0,403. Nilai sig

untuk variabel Net Profit Margin (NPM) sebesar 0,133. Nilai sig untuk variabel

Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,356. Nilai sig untuk variabel Return on

Equity (ROE) sebesar 0,483. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua variabel

mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung

heteroskedastisitas.

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.9

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.406 .160 -2.533 .013

WCTA .031 .318 .012 .098 .922

NPM 2.608 .846 .392 3.084 .003

DER .178 .068 .337 2.610 .011

ROE .692 .575 .141 1.203 .233

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut :

PL = -0,406 + 0,031WCTA + 2,608NPM + 0,178DER + 0,692ROE + Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta sebesar -0,406 menyatakan bahwa jika variabel working

capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on

equity dianggap konstan, maka nilai perubahan laba sebesar -0,406 atau -

40,6%.

2. Koefisien Regresi (β1) Variabel Working Capital to Total Asset (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,031. Nilai (β1) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel working

capital to total asset, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

menaikkan perubahan laba sebesar 3,1%.

3. Koefisien Regresi (β2) Variabel Net Profit Margin (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 2,608. Nilai (β2) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel net profit

margin, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan

laba sebesar 260,8%.

4. Koefisien Regresi (β3) Variabel Debt to Equity Ratio (X3)

12

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,178. Nilai (β4) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel debt to equity

ratio, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan

laba sebesar 17,8%.

5. Koefisien Regresi (β4) Variabel Return on Equity (X4)

Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar 0,692. Nilai (β5) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel return on

equity, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan perubahan

laba sebesar 69,2%.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

Tabel 4.10

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 5.078 4 1.269 5.276 .001b

Residual 18.526 77 .241

Total 23.604 81

a. Dependent Variable: PL

b. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.10 dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,001 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 5,276. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)

sebanyak 82. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (82-5) = 77, sehingga

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,49. Jadi Fhitung > Ftabel

(5,276 > 2,49) dan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya working capital to total

asset (WCTA), net profit margin (NPM), debt to equity ratio (DER), dan return

on equity (ROE) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap

perubahan laba pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung< -

Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <

13

Ttabel atau - Thitung> - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (uji-t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.406 .160 -2.533 .013

WCTA .031 .318 .012 .098 .922

NPM 2.608 .846 .392 3.084 .003

DER .178 .068 .337 2.610 .011

ROE .692 .575 .141 1.203 .233

a. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel

4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel working capital to total asset memiliki tingkat signifikansi 0,922 >

0,05. Variabel working capital to total asset ini juga memiliki nilai thitung

sebesar 0,098 < 1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel

working capital to total asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap

perubahan laba. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah modal operasional (aset

lancar dikurang hutang lancar) yang lebih besar atau lebih kecil daripada

total aset tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

2. Variabel net profit margin memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05.

Variabel net profit margin ini juga memiliki nilai thitung sebesar 3,084 >

1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel net profit margin

secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara kemampuan menghasilkan laba perusahaan

dengan perubahan laba. Dengan demikian, dengan semakin tingginya nilai

net profit margin perusahaan maka akan meningkatkan perubahan laba.

3. Variabel debt to equity ratio memiliki tingkat signifikansi 0,011 < 0,05.

Variabel debt to equity ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,610 >

1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel debt to equity ratio

secara parsial berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara penggunaan hutang dalam membiayai

kegiatan perusahaan dengan perubahan laba. Dengan demikian, dengan

semakin tingginya nilai debt to equity ratio perusahaan maka mempengaruhi

perubahan laba.

14

4. Variabel return on equity memiliki tingkat signifikansi 0,233 > 0,05.

Variabel return on equity ini juga memiliki nilai thitung sebesar 1,203 >

1,199167 (ttabel α = 0,05, df = (82-5-1) = 76). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel return on equity

secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan modal perusahaan yang efektif dalam

menghasilkan laba tidak mempengaruhi perubahan laba.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .464a .215 .174 .4905085 2.133

a. Predictors: (Constant), ROE, DER, WCTA, NPM

b. Dependent Variable: PL

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.12 diatas dapat

dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,174 atau 17,4% . Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu perubahan laba dapat dijelaskan

oleh variabel independen yaitu working capital to total asset, net profit margin,

debt to equity ratio, dan return on equity sebesar 17,4% sedangkan sisanya yaitu

82,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Working Capital to Total Asset terhadap Perubahan Laba

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Paramawardhani (2015), yang menyatakan bahwa WCTA tidak berpengaruh

terhadap perubahan laba. Hal tersebut dapat terjadi karena WCTA yang menurun

mencerminkan perusahaan memiliki modal kerja yang semakin sedikit dan dapat

mengakibatkan penurunan perubahan laba. Namun, hasil penelitian ini

menunjukkan jumlah modal kerja yang lebih kecil daripada total aset dan

penurunan rata-rata WCTA per tahun tidak mengakibatkan penurunan perubahan

laba. Hal tersebut dapat disebabkan penurunan WCTA tidak mampu menurunkan

risiko yang diindikasikan oleh penurunan perubahan laba. Oleh karena itu,

perubahan WCTA tidak mampu secara signifikan mengubah perubahan laba.

WCTA yang tidak mampu mengubah perubahan laba dapat disebabkan karena

perusahaan masih mempunyai sumber pendanaan lain untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan perusahaan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Riana (2016), yang menyatakan bahwa WCTA tidak berpengaruh terhadap

perubahan laba. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pramono (2015) dan Yusuf (2012), yang menyatakan bahwa WCTA berpengaruh

terhadap perubahan laba.

15

Pengaruh Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba

Net profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih yang memiliki hubungan dengan pendapatan

perusahaan yang akan datang, yang nantinya akan bermanfaat dalam memprediksi

perubahan laba bagi perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan net profit

margin berpengaruh terhadap perubahan laba dan memiliki arah positif. Pengaruh

yang positif memberikan arti bahwa setiap kenaikan net profit margin dapat

menaikkan perubahan laba dan setiap penurunan net profit margin dapat

menurunkan perubahan laba. Net profit margin bertambah disebabkan oleh

bertambahnya laba bersih dan penjualan atau pendapatan, jika bertambahnya

penjualan lebih besar dari bertambahnya biaya usaha maka akan mengakibatkan

bertambahnya biaya usaha maka akan mengakibatkan bertambahnya laba di masa

yang akan datang. Dan sebaliknya net profit margin berkurang disebabkan oleh

berkurangnya laba bersih dan penjualan atau pendapatan, jika bertambahnya

penjualan lebih kecil dari berkurangnya biaya usaha maka akan mengakibatkan

menurunnya laba di masa yang akan datang (Putri: 2010). Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriainika (2015) dan Gani (2011), yang

menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba. Hal

ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2012), yang

menyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Perubahan Laba

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sujarwo

(2015), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap

perubahan laba. Dengan hasil tersebut menunjukkan debt to equity ratio yang

tinggi cenderung mengalami peningkatan perubahan laba, sedangkan debt to

equity ratio yang rendah cenderung mengalami penurunan perubahan laba. Hal ini

dikarenakan semakin tinggi debt to equity ratio berarti mengindikasikan bahwa

total hutang yang tinggi, dimana banyaknya dana dari kreditor yang masuk

sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan atau meningkatkan laba. Dana

tersebut dapat digunakan dalam membantu proses barang untuk siap dijual

sehingga dapat meningkatkan penjualan atau pendapatan perusahaan (Putri:

2010). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ifada

(2016) dan Masyitoh (2016), yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak

berpengaruh terhadap perubahan laba.

Pengaruh Return on Equity terhadap Perubahan Laba

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatimah

(2014), yang menyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap

perubahan laba. Ketidakmampuan return on equity dalam mempengaruhi

perubahan laba dimungkinkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam

mengelola modal yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan laba. Hal ini

dimungkinkan karena sifat dan pola investasi yang dilakukan oleh perusahaan

kurang tepat sehingga ada sebagian aset yang menganggur dan tidak dapat

digunakan secara efisien, sehingga laba yang diperoleh tidak maksimal. Selain itu

pendapatan yang dihasilkan oleh modal yang berasal dari hutang tidak dapat

digunakan untuk menutupi besarnya biaya modal dan kekurangan tersebut

16

sehingga harus ditutup oleh sebagian pendapatan yang berasal dari pemegang

saham (Gani : 2011). Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hutabarat (2013) dan Hermanda (2015), yang menyatakan bahwa return on

equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.

Pengaruh Working Capital to Total Asset, Net Profit Margin, Debt to Equity

Ratio dan Return on Equity terhadap Perubahan Laba Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah working capital to total

asset, net profit margin, debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh

terhadap perubahan laba. Hasil penelitian uji signifikansi simultan (Uji-f)

menunjukkan nilai signifikan 0,001 < 0,05 yang berarti hipotesis kelima diterima.

Hal ini mengindikasikan bahwa working capital to total asset, net profit margin,

debt to equity ratio dan return on equity berpengaruh secara simultan terhadap

perubahan laba.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil

penelitian ini adalah :

1. Working capital to total asset, net profit margin, debt to equity ratio, dan

return on equity berpengaruh secara simultan terhadap perubahan laba pada

perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016.

2. Working capital to total asset tidak berpengaruh terhadap perubahan laba

pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2013-2016.

3. Net profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan

sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2016.

4. Debt to equity ratio berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan

sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2016.

5. Return on equity tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada

perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016.

SARAN

1. Variabel working capital to total asset, net profit margin, debt to equity

ratio hanya bisa menjelaskan 17,4% variasi variabel perubahan laba. Itu

artinya masih ada 82,6% variasi variabel yang bisa menjelaskan mengenai

perubahan laba yang ada diluar penelitian, seperti current ratio, return on

asset, return on equity, price earning ratio, gross profit margin, total asset

turnover dan lainnya. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk menggunakan variabel independen lainnya yang belum

terdapat dalam penelitian ini.

2. Penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan variabel baru seperti

variabel kontrol dan variabel intervening.

17

3. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti

perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan,

dan lainnya.

4. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2013-2016 dengan jumlah sampel

sebanyak 21 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu

memperbesar ukuran sampel dengan cara menambah tahun pengamatan

penelitian, sehingga diperoleh sampel yang lebih besar dan memberikan

kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya.

5. Bagi perusahaan diharapkan harus lebih memperhatikan kemampuan

perusahaan dalam menangani keuangan dan dalam menghasilkan laba untuk

keadaan perusahaan yang lebih baik untuk masa yang akan dating dan

mempertahankan modal kerja yang baik dan efisien.

18

Daftar Pustaka

Agustina, Silvia. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Medan:

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol.2 No.2. Oktober 2012.

Darsono dan Anshari. 2005.Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.

Yogyakarta: Andi.

Dewi, Teti Fitriani. 2017. Pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total

Asset, Debt to Total Asset, Return on Asset dan Total Asset Turnover

terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Dagang Sub Sektor Retail yang

Terdaftar di BEI. Tanjungpinang: Skripsi Universitas Maritim Raja Ali

Haji.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2. Bandung: Alfabeta.

Fatimah, Siti. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Tanjungpinang: Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Gani, Engelwati, dan Almitra Indira. 2011. Analisa Rasio Keuangan untuk

Memprediksi Perubahan Laba pada Perusahaan Telekomunikasi Indonesia.

Jakarta Barat: Binus Business Reviev. Vol.2 No.2 Hal. 883-898.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS21. Semarang : Universitas Diponegoro.

Hermanda, Riza, dan Lailatul Amanah. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap

Perubahan Laba. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.4 No.1. 2015.

Hutabarat, Susanna. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,

Profitabilitas dan Rasio Pasar terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan

Sektor Telekomunikasi terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Jurnal

MIX. Vol.III NO.2 Hal 198-210. 2 Juni 2013.

Ifada, Luluk Muhimatul, Tiara Puspitasari. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan

terhadap Perubahan Laba. Semarang: Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol.13

No.1 Tahun 2016.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta: PT.Raja Grafindo

Persada.

Manik, Tumpal. 2015. Pengantar Akuntansi (Accounting Principles). Volume 1,

ISSBN 978-602-71992-3-1. UMRAHPRESS.

Masyitoh, Ratu Ananda. 2016. Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, Debt to

Equity Ratio, Net Profit Margin dan Return on Equity terhadap Perubahan

Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang

19

terdaftar di BEI Periode 2011-2014. Tanjungpinang: Jurnal Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Nuriainika, Yola, Anissa Amalia Mulya, Prita Andini. 2015. Pengaruh Working

Capital Turnover, Total Assets Turnover, Operating Profit Margin, Retutn

on Assets, dan Net Profit Margin terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan

Sub Sektor Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011-2013. Jakarta: Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.4. No.1 April

2015.

Paramawarhdani,Nindhika, Tatang Ary Gumanti, Novi Puspitasari.2015. Rasio

Keuangan dan Perubahan Laba Perusahaan Agroindustri di Bursa Efek

Indonesia. Jember: Jurnal Universitas Jember.

Pramono,Tanti Dwi. 2015. Pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total

Assets, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover dan Profit Margin

terhadap Perubahan Laba. Surakarta: Jurnal Akuntansi dan Sistem

Teknologi Informasi, Vol.11, Edisi Khusus Desember 2015. Hal: 345-352.

Putri, Thaussie Nurvigia Dwi Prabowo. 2010. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan

terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Jakarta: Skripsi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”.

Riana,Devi, Lucia Ari Diyani. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Perubahan Laba pada Industri Farmasi (Studi Kasus pada BEI

Tahun 2011-2014).Bekasi: Jurnal Online Insan Akuntansi. Vol.1 No.1. Juni

2016.

Sugiyono,2013. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Edisi 9.

Bandung : Mitra Wacana Media. Alfabeta.

Sujarweni, V.Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Sujarwo, Rosalina Ariesta, Nur Fadjrih Asyik. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan

terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek

Indonesia. Surabaya: Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol.4 No.10 2015.

Syamni, Ghazali, dan Martunis. 2013. Pengaruh OPM, ROE dan ROA terhadap

Perubahan Laba pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Kebangsaan. Vol. 2 No.4. Juli 2013.

Yusuf,Ario. 2012. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Perubahan Laba

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Lampung: Jurnal Universitas Lampung.