pengaruh return on asset (roa), return on equity (roe...
TRANSCRIPT
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE),
DAN FIRM SIZE TERHADAP RATING OBLIGASI SYARIAH/SUKUK
PADA BNI SYARIAH DAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE
2013-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Skripsi
Oleh:
DESTRI NURAINI
1113085000082
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017M/1438H
i
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE),
DAN FIRM SIZE TERHADAP RATING OBLIGASI SYARIAH/SUKUK
PADA BNI SYARIAH DAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE
2013-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
DESTRI NURAINI
NIM : 1113085000082
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Ahmad Zubaidi, MA Ay Maryani, S.E., M.Si
NIP. 19720415 200501 1 005
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH
JAKARTA
1437 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 04 Oktober 2017 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Destri Nuraini
NIM : 1113085000082
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Firm Size terhadap Rating Obligasi
Syariah/Sukuk pada BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia Periode 2013-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 04 Oktober 2017
Dr. Herni Ali HT, SE, MM
NIDN. 0422125902
(______________________) Penguji I
Umiyati, SEI., M.Si
NIDN. 2020047903
(______________________)
Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 12 Desember 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Destri Nuraini
NIM : 1113085000082
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Firm Size terhadap Rating Obligasi
Syariah/Sukuk pada BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia Periode 2013-2016
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di nyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Desember 2017
1. Fitri Damayanti, S.E., M.Si (______________________)
NIP. 19810731 200604 2 003 Ketua
2. Ahmad Zubaidi, MA (______________________)
NIP. 19720415 200501 1 005 Sekretaris
3. Umiyati, SEI., M.Si (______________________)
NIDN. 2020047903 Penguji Ahli
4. Ahmad Zubaidi, MA (______________________)
NIP. 19720415 200501 1 005 Pembimbing I
5. Ay Maryani, S.E., M.Si (______________________)
Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Destri Nuraini
NIM : 1113085000082
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), dan Firm Size terhadap Rating Obligasi
Syariah/Sukuk pada BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia Periode 2013-2016
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas,
maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikan Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 17 Juni 2017
Destri Nuraini
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Destri Nuraini
Tempat/Tanggal Lahir : Kepahiang, 21 Desember 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jalan M. Karta Mandi Angin No.27,
Kepahiang, Bengkulu.
Ayah : H. Sutrianto
Ibu : Hj. Nurbaiti
No. Telepon / HP : 089521195043
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2001 – 2007 : SD Negeri 04 Komplek Center Kepahiang
2007 – 2010 : SMP Negeri 01 Kepahiang
2010 – 2013 : SMA Negeri 02 Cyber School Mahoni
SMA Negeri 01 Kepahiang
2013 – 2017 : Perbankan Syariah FEB UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
- Latihan Kader (LK) 1 HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (KAFEIS)
vi
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the influence of independent variabel that
is Profitability ratio, and Company Size, toward sukuk rate that was published by
non-financial company listed in rating agencies PEFINDO on period 2013-2016.
There sample is BNI Syariah and Bank Muamalat Indonesia by using Eviews
programme 9.0. The result of this research show that research model is fit to use
because has fullfilled classical assumption. Based on the coefficient
determination, that the measure of the predictive capability of five independent
variables toward sukuk rate amounting to 74,6%. Based on the F test showed that
the model fit to use because it has a significance value of less than 5%. Based on
the T test showed that profitability ratio and company size partialy influenence
sukuk rate.
Key Word : Profitability ratio, Company Size, and Sukuk rate.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel independen
yaitu rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio profitabilitas dan variabel
independen non-rasio keuangan yaitu ukuran perusahaan terhadap peringkat
sukuk yang diterbitkan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Badan
Pemeringkat Pefindo periode 2013-2016. Sampel perusahaan yang digunakan
adalah perusahaan perbankan yakni pada BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi
berganda dengan menggunakan bantuan program Eviews 9.0. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa model penelitian ini layak digunakan karena telah memenuhi
asumsi klasik. Berdasarkan Uji koefisien determinasi, bahwa besarnya
kemampuan prediksi dari keempat variabel independen terhadap peringkat sukuk
sebesar 74,6%. Berdasarkan Uji F menunjukan bahwa model layak digunakan
karena memiliki nilai signifikan yang kurang dari taraf nyata 5%. Berdasarkan Uji
t menunjukan bahwa, rasio profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh
secara parsial terhadap peringkat sukuk.
Kata Kunci : Rasio Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Peringkat Sukuk.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat,
karunia, hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh seluruh saudara saudara kita sesama
muslim.
Alhamdulillahi rabbil’alamin tak lupa penulis ucapkan dan dengan Rahmat dan
Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul ―Pengaruh Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), dan Firm Size terhadap Rating Obligasi Syariah/Sukuk
pada BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia Periode 2013-2016‖ dapat
diselesaikan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari dukungan, bantuan,
bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat
wal’fiyat, sehingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua penulis tercinta terimakasih atas seluruh kasih
sayang dan dan cintanya. Dukungan yang luar biasa dari awal perkuliahan
sampai terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah selalu melindungi
Ayahanda dan Ibunda. Amin
3. Bapak Ahmad Zubaidi, MA dan Ibu Ay Maryani, SE., M.Si selaku dosen
Pembimbing Skripsi yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan juga masukan-masukan yang sangat positif dan membantu
menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA dan ibu Fitri Damayanti, S.E.,
M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
ix
Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam
penyelesaian perkuliahan strata satu.
6. Ibu Endra Kasni Laila Yudha, S.Ag.,M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan ilmu serta bimbingan hingga semester
akhir.
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis dan yang telah memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai
dengan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis mengurus keperluan
administrasi skripsi.
9. Untuk Adik dan Kakak penulis, Ade Irawan, Maya Sari, Dimas Herianto
yang selalu mendoakan penulis .
10. Terima kasih terkhusus untuk sahabat penulis Muhammad Deyan Chandra
Wijaya yang telah memberikan waktu, ide, gagasan dalam menyemangati
penulis mengerjakan skripsi dan atas segala ketulusan, kesabaran,
kesetiaan dan dukungan serta doa yang diberikan.
11. Terima kasih teman-teman masa kecil yang masih berdiri menemani
penulis hingga saat ini Marlia Elfira, Warih Pramudya Suci, Ike Indah
Sari.
12. Terima kasih teman-teman masa kecil yang masih berdiri menemani
penulis hingga saat ini Shelly Oktaria P, Icta Wulandari.
13. Terima kasih untuk teman-teman kuliah yang mendampingi penulis dalam
suka dan duka Itsna Shofi Azkiyah, R. Rizny Anindya, Ajeng Kurnia, Isti
Nanda, Agnes Dwi Astuti, Rehan Nurmillah, dan Nabila Khairunisa.
14. Terima kasih untuk teman-teman yang membantu saya dalam proses
penyelesaian skripsi Silvia Puji Lestari, Idil Adhar, Erna Putri Lestari,
Dini Rizqiyanti, Itsna Shofi Azkiyah, Virly Indayani, Rillo Wahyudi, Lalu
Renaldi, Erlangga Prawira, Abdul Sakha, Rahma Bellani.
15. Terima kasih kepada Kanda Yunda HMI KAFEIS, Muhammad Ulum,
Muhammad Ralenta, Shafar Kresna, Erlangga Prawira, Fitria Karima,
x
Nadya Zakiyah, Ulfah dan seluruh kader yang telah membimbing penulis
berkader di himpunan yang saya cintai, HMI.
16. Terimakasih untuk teman-teman Perbankan Syariah kelas B angakatan
2013, temen-temen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan temen-temen
KKN Sampoerna.
17. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang
tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal
mungkin memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ‖tak ada
gading yang tak retak― masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan
skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah SWT. Oleh karena
itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 28 September 2017
Penulis
Destri Nuraini
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................ 11
1. Definisi Pasar Modal .............................................................................. 11
2. Definisi Pasar Modal Syariah ................................................................. 14
3. Jenis Efek yang Diperbolehkan dalam Pasar Modal Syariah ................. 16
B. Obligasi Syariah (Sukuk) ........................................................................... 18
1. Perbedaan Obligasi Konvensional dengan Sukuk .................................. 19
2. Jenis Sukuk ............................................................................................. 20
3. Keistimewaan Sukuk ............................................................................... 22
xii
4. Risiko Sukuk ........................................................................................... 24
C. Rating Sukuk (Peringkat Sukuk) ................................................................ 26
D. Manfaat Rating Sukuk................................................................................ 28
E. Perbankan Syariah ...................................................................................... 30
F. Analisa Laporan Keuangan ........................................................................ 32
1. Analisis Rasio Keuangan ........................................................................ 33
2. Ukuran Perusahaan (Firm Size) .............................................................. 35
G. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 36
H. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 38
I. Keterkaitan Antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis ...................... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 44
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 44
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 45
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 46
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 47
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 48
2. Model Estimasi Regresi Panel Data ....................................................... 51
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 61
1. Variabel Dependen (Y) .......................................................................... 61
2. Variabel Independen (X) ........................................................................ 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 65
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 65
B. Analisa Deskriptif ...................................................................................... 71
1. Deskripsi Variabel Return On Assets (ROA) ......................................... 71
2. Deskripsi Variabel Return On Equity (ROE) ......................................... 72
xiii
3. Deskripsi Variabel Ukuran perusahaan (Firm Size) ............................... 74
4. Deskripsi Variabel Peringkat Sukuk (Rating Sukuk) ............................. 76
C. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 78
E. Uji Statistik ................................................................................................ 84
F. Analisis Model Regresi Data Panel............................................................ 88
G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank ..................................................... 89
H. Interpretasi.................................................................................................. 90
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 96
A. Kesimpulan ................................................................................................ 96
B. Saran ........................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98
LAMPIRAN ........................................................................................................ 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah ...................... 19
Tabel 2.2 Keistimewaan Sukuk ............................................................................ 23
Tabel 2.3 Standar Peringkat Pefindo ..................................................................... 27
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 36
Tabel 3.1 Proses pengambila sampel Penelitian ................................................... 44
Tabel 3.2 Nilai Peringkat Sukuk ........................................................................... 60
Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian............................................................ 62
Tabel 4.1 Return on Assets 2013 s.d 2016 ............................................................ 69
Tabel 4.2 Return on Equity 2013 s.d 2016 ............................................................ 71
Tabel 4.3 Ukuran Perusahaan (Firm Size) 2013 s.d 2016 ..................................... 73
Tabel 4.4 Rating Sukuk 2013 s.d 2016 ................................................................. 75
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................... 76
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 78
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 78
Tabel 4.8 Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM) ............................... 79
Tabel 4.9 Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM) .................................... 80
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow.................................................................................... 81
Tabel 4.11 Uji t ..................................................................................................... 82
Tabel 4.12 Uji F .................................................................................................... 84
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi......................................................................... 85
Tabel 4.14 Model Regresi ..................................................................................... 86
Tabel 4.15 Model Regresi Setiap Bank ................................................................ 87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 38
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 76
Grafik 4.2 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................ 77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pasar modal yang pesat dan dinamis memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pelaksanaan fungsi ekonomi tidak lepas dari peran pasar modal sebagai
fasilitator yang mempertemukan pihak yang surplus atau kelebihan dana
kepada pihak yang membutuhkan dana. Pasar modal selain melaksanakan
fungsi ekonomi juga melaksanakan fungsi keuangan yaitu sebagai penyedia
dana yang dibutuhkan oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang
memiliki dana dapat ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus
menyediakan aktiva riil yang diperlukan untuk melakukan investasi. Investasi
keuangan dapat dilakukan dengan menanamkan dana pada surat berharga
(financial asset) yang diharapkan akan meningkat nilainya di masa
mendatang. Adapun salah satu wujud dari investasi keuangan yang cukup
diminati para investor adalah investasi di pasar modal (Hanum, 2008).
Fenomena menarik yang terjadi di pasar modal dunia dalam satu
dekade terakhir adalah kehadiran efek keuangan berprinsip syariah dengan
tingkat pertumbuhan yang sangat pesat. Efek keuangan syariah
mengharamkan adanya unsur riba atau pendapatan berdasarkan interest based
instrument. Secara etimologis, riba berarti tambahan dan secara terminologis
berarti sesuatu yang lebih dari modal dasar adalah riba baik sedikit maupun
banyak. Terdapat beberapa alasan mengapa riba diharamkan, antara lain riba
2
mencegah kebaikan karena riba mengambil keuntungan dari kebutuhan orang
lain, yang kedua adalah riba memutuskan keterkaitan antara kekayaan dan
usaha, karena riba dapat membuat seseorang memperoleh kekayaan tanpa atau
hanya dengan sedikit usaha dan yang terakhir adalah riba disamakan dengan
pencurian karena pada hakikatnya uang tidak akan melahirkan uang dan uang
tidak memiliki fungsi lain selain menjadi alat tukar. Pertimbangan seperti ini
ternyata membuat efek keuangan syariah banyak diminati oleh para investor
sehingga perusahaan-perusahaan konvensional seakan berlomba-lomba
menerbitkan efek keuangan berbasis syariah. Pasar modal dalam lingkungan
syariah dianggap dapat memberikan competitive advantage atau keunggulan
kompetitif bagi issuer sukuk dibandingkan dengan issuer obligasi
konvensional dimana investor tertentu enggan untuk subscribe (Almara,
2015).
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi, tidak dapat
dilepaskan Dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi
yang didasarkan prinsip-prinsip syariah. Baik investasi pada sektor riil
maupun sektor keuangan. Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan
semua pihak (win win solution) dan melarang manusia melakukan investasi
zero sum game atau win loss. Al qur’an melarang manusia mencari rizki
dengan berspekulasi atau cara lainnya yang merugikan salah satu pihak
(Nafik, 2009).
Untuk mengimplementasikan anjuran dalam berivestasi, maka harus
diciptakan sarana untuk berinvestasi. Banyak pilihan untuk menanamkan
3
modal dalam bentuk investasi. Sejumlanh instrumen investasi yang disediakan
yang diharapkkan akan meningkatkan nilai di masa mendatang diantaranya
sukuk ritel dan deposito. Investasi itu sendiri berbeda dengan menabung,
karena investasi biasanya dilakukan dengan perencaan yang lebih matang
berbeda dengan menabung yang biasanya tanpa perencanaan. Dalam
prosesnya investasi dan menabung hampir sama tetapi orientasi Dari keduanya
yang berbeda jika menabung hanyalah kegiatan menetapkan sejumlah dana
yang kita miliki pada produk tabungan, dalam hal ini kita hanya akan
mendapatkan bunga atau bagi hasil Dari setiap bulannya akan tetapi berbeda
dengan investasi. investasi merupakan kegiatan penanaman modal untuk suatu
tujuan tertentu pada jangka menengah dan panjang yang berkaitan dengan
mengakumulasi suatu bentuk aktiva dengan harapan mendapatkan keuntungan
di masa depan dan investasi itu sendiri banyak jenisnya seperti sukuk yang
semakin diminati.
Pada saat ini, beberapa negara telah menjadi regular issue dari sukuk,
misalnya Malaysia, Bahrain, Brunei Darussalam, Uni Emirat Arab, Qatar,
Pakistan, dan State sof Saxony Anhalt – Jerman. Penerbitan sovereign sukuk
biasanya ditujukan untuk keperluan pembiayaan negara secara umum (general
funding) atau untuk pembiayaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pembangunan bendungan, unit pembngkit listrik, pelabuhan, bandar udara,
rumah sakit, dan jalan tol.Selain itu, sukuk juga dapat digunakan untuk
keperluan pembiayaan cash-mismacth, yaitu dengan menggunakan sukuk
dengan jangka waktu pendek (Islamic Tresury Bills) dan juga dapat digunakan
4
sebagai instrumen pasar uang. jumlah dan jenis instrumen sukuk juga terus
berkembang, dari semula hanya dikenal sukuk al ijarah berkembang menjadi
14 jenis sukuk sebagaimana ditetapkan oleh The Accounting and Auditing
Organization of Islamic Financial Institutions (AAOIFI). adapun investor
sukuk, tidak lagi hanya terbatas pada investor islami, karena pada saat ini
sebagain besar investor sukuk justru merupakan investor konvensional (Endri,
2009).
Perkembangan sukuk yang menjadikan salah satu investasi pilihan
adalah karena sukuk memiliki keistimewaan tersendiri dibanding investasi lain
yang membuat pertumbuhan sukuk meningkat yaitu dikarenakan sukuk
memberikan penghasilan atau nisbah bagi hasil yang lebih kompetitif dan
dibayarkan setiap bulannya, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai
dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh pemerintah, memunginkan didapatnya
penghasilan tambahan berupa margin (capital gain) dan yang terpenting sukuk
aman dan terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir.
Dalam negeri sendiri, pasar keuangan syariah, termasuk pasar sukuk
juga tumbuh secara cepat, meskipun proporsinya dibandingkan konvensional
masih relatif kecil. untuk keperluan pengembangan basis sumber pembiayaan
anggaran negara dan dalam rangka pengembangan pasar keuangan syariah
dalam negeri, pemerintah telah menyusun RUU tentang Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN). UU SBSN tersebut akan menjadi legal basis bagi
penerbitan dan pengelolaan sukuk negara atau SBSN (Wisesa, 2016).
5
Dunia perbankan belakangan ini juga mengeluarkan sukuk. Sesuai
dengan definisi Bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat
banyak, maka pengertian ini dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa
bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Terkait dengan
maksud bank tersebut, sangat diperlukan dana sehingga dapat diberdayakan
untuk keperluan investasi dan aktivitas-aktivitas lainnya sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian pentingnya
penerbitan sukuk oleh pemerintah adalah :
1. Mendorong basis sumber pembiayaan
2. Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri
3. Menciptakan benchmark
4. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor
5. Mengembangkan alternatif instrumen investasi
6. Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara dan
7. Mengoptimalkan pemanfaatan dana masyarakat yang belum terjaring
sistem keuangan konvensional.
Dengan diperolehnya dana melaui penerbitan sukuk, korporasi
maupun pemerintahan, berarti akan tersedia dana yang besar sehingga akan
6
dapat meningkatkan pembiayaan lembaga keuangan syariah. keberadaan
sukuk ini akan sangat significant impactnya terhadap pertumbuhan investasi
dan pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan Perbankan Syariah
(Dahlan, 2007)
Di Indonesia terdapat salah satu lembaga pemeringkat sekuritas hutang
yaitu, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau yang lebih dikenal dengan
PEFINDO merupakan rating agency tertua di Indonesia. Hingga saat ini
PEFINDO telah memberi peringkat kepada lebih Dari 500 perusahaan dan
pemerintah daerah. Selain itu, instrumen pasar modal seperti obligasi, sukuk,
medium-term notes telah diperingkat oleh PEFINDO. PEFINDO juga
merupakan market leader rating agency di Indonesia. Dengan menggunakan
peringkat yang diberikan oleh PEFINDO diharapkan penelitian ini dapat
mencakup sebagian besar sukuk yang telah diterbitkan di Indonesia. Karena
kebanyakan sukuk diperingkat oleh PEFINDO. Peringkat obligasi yang
diberikan oleh agen pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
investment grade dan non-investment grade.
Sukuk investment grade memiliki peringkat AAA, AA, A, dan BBB.
Sedangkan non-invesment grade dengan peringkat BB, B, CCC, D. Investment
grade merupakan obligasi syariah dengan risiko kredit yang rendah sehingga
berperingkat 3 tinggi. Non-invesment grade merupakan obligasi syariah yang
memiliki risiko tinggi sehingga berperingkat rendah. Untuk mengukur
peringkat sukuk , PEFINDO menggunakan beberapa Faktor untuk mengukur
peringkat sukuk salah satunya rasio keuangan (Dimas, 2016).
7
Rating itu sendiri merupakan salah satu acuan Dari investor ketika
akan memutuskan membeli suatu obligasi syariah. Proses rating sebuah
obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Terdapat dua
kategori kelompok peringkat obligasi syariah yaitu kategori kelas investasi
(investment grade) dan kategori bukan kelas investasi (non investment grade).
Sehingga muncul pertanyaan apakah pemeringkatan obligasi sudah tepat dan
akurat sebagai pandangan para investor nantinya. Peringkat obligasi syariah
memberikan pernyataan informatif dan memberikan sinyal tentang
probabilitas default hutang perusahaan. Peringkat juga berfungsi untuk
membantu kebijakan publik untuk membatasi investasi spekulatif para
investor. Sehingga kualitas obligasi syariah dapat dinilai dari peringkatnya
(Margareta dan Poppy, 2009).
Sejumlah penelitian yang meneliti faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi peringkat sukuk. Adapun diantaranya telah dilakukan oleh:
Purwaningsih (2013) yang memberikan bukti bahwa rasio leverage, likuiditas,
profitabilitas, secure, dan maturity mampu digunakan untuk memprediksi
peringkat sukuk pada perusahaan, begitu juga dengan penelitian Afiani (2010)
yang menemukan bahwa rasio likuiditas dan profitabilitas mampu digunakan
untuk memprediksi peringkat sukuk dan rasio leverage, produktivitas, dan
Firm Size tidak dapat digunakan untuk memprediksi peringkat sukuk pada
perusahaan. Penelitian Magreta dan Poppy (2009) meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi, dengan hasil bahwa Firm Size,
8
likuiditas, profitabilitas, leverage, produktivitas, secure, maturity dan reputasi
auditor berpengaruh terhadap prediksi peringkat sukuk pada perusahaan.
Penelitian ini mencoba untuk menguji kembali faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat sukuk yang ada pada perbankan syariah di Indonesia.
penelitian ini akan menggunakan variabel rasio keuangan profitabilitas dan
Firm Size. Penggunaan variabel tersebut dikarenakan pada penelitian
sebelumnya masih terjadi perbedaan hasil, dan penelitian ini juga akan
mengambil sampel salah satu bank syariah di Indonesia karena pada penelitian
sebelumnya belum terdapat penelitian peringkat sukuk pada perusahaan
perbankan syariah di Indonesia sehingga memotivasi penulis mengambil
variabel-variabel dan sampel pada perusahaan perbankan syariah tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk
karena terdapat banyak hasil yang menunjukan research gap dari setiap
penelitian sebelumnya dan Penelitian ini menggunakan faktor akuntansi yaitu
rasio keuangan profitabilitas dan Firm Size. Berdasarkan paparan diatas,
penulis tertarik untuk menguji dan menganalisis skripsi dengan judul:
“Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Firm
Size terhadap Rating Obligasi Syariah/Sukuk pada BNI Syariah dan
Bank Muamalat Indonesia Periode 2013-2016”
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Firm Size
berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk?
2. Apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Firm Size
berpengaruh secara simultan terhadap Rating Sukuk?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Firm Size berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk.
b. Untuk mengetahui apakah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Firm Size berpengaruh secara simultan terhadap Rating Sukuk.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti/Akademisi
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi ataupun landasan pijak
bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan penelitian ini dapat masukan mengenai faktor – faktor
keuangan (khususnya rasio keuangan) yang berpotensi mempengaruhi
peringkat sukuk.
10
3. Bagi Investor dan Calon Investor
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan
keputusan investasi sukuk.
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pasar Modal
1. Definisi Pasar Modal
Pasar modal (Capital Market) merupakan kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum perdagangan efek perusahaan
publik yang berkaitan dengan produk. Dalam arti sempit pasar modal
adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka panjang baik hutang. maupun
modal sendiri diperdagangkan. Dengan kata lain pasar modal merupakan
tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Jenis
surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo
lebih dari satu tahun. Dua jangka yang merupakan modal sendiri
berbentuk saham biasa (Common Stock) dan saham prefern (Preferen
Stock), sedangkan dana jangka hutang berbentuk obligasi (Martono, 2004).
Pasar modal pada hakikatnya merupakan sarana untuk bertemunya
pemilik dana atau investor dengan pengguna dana yaitu perusahaan yang
telah go public. Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal
mendefinisikan bahwa pasar modal adalah pihak yang menyelenggarakan
dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka. Bursa efek pada dasarnya adalah
media yang menjembatani hubungan antara dana pemilik modal dengan
pengguna modal. Pihak yang memiliki dana untuk investasi selanjutnya
12
disebut investor adalah perseorangan ataupun lembaga/ badan usaha yang
menyisihkan dananya untuk usaha yang bersifat produktif, dengan
investasi pembelian saham atau obligasi. Pihak yang membutuhkan dana
selanjutnya disebut emiten adalah perusahaan yang memerlukan dana atau
tambahan modal untuk keperluan usahanya. Dana atau tambahan modal ini
diwujudkan dalam bentuk surat berharga atau efek yang dapat berupa
saham atau obligasi atau sertifikat atas saham.
Menurut Husnan (1994) memberikan definisi pasar modal adalah
pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas dengan waktu
jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah dan perusahaan
swasta. Dana jangka panjang yang berbentuk hutang biasanya menjadi
instrumen obligasi (bond), sedangkan dana jangka panjang yang
merupakan dana modal akan menjadi saham biasa (common stock)
maupun saham preferen (preference stock).
Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu negara
karena dapat menciptakan fasilitas bagi investor dalam memenuhi
permintaan dan penawaran modal sehingga banyak industri maupun
perusahaan yang memanfaatkan pasar modal ini sebagai media untuk
menarik investor yang dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan
tersebut. Darmadji dan Fakhrudin (2001) menyebutkan bahwa pasar modal
memiliki dua fungsi utama yaitu:
13
a. Fungsi ekonomi. Maksud dari pasar modal memiliki fungsi ekonomi
adalah peran dimana pasar modal bertindak sebagai media penghubung
dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dengan
pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal diharapkan dapat
menjadi fasilitator bagi investor untuk menginvestasikan dana yang ia
miliki dengan harapan memperoleh imbalan di masa depan sedangkan
bagi pihak issuer atau perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut
tanpa harus menunggu dana tersedia dari operasi perusahaan.
b. Fungsi keuangan. Maksud dari pasar modal disebut memiliki fungsi
keuangan adalah karena pasar modal memberikan kemungkinan dan
15 kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai
dengan karakteristik dan instrumen investasi yang dipilih.
Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal terbagi menjadi
beberapa macam yaitu (Umam, 2013) :
a. Pasar perdana, penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh emiten
atau perusahaan penerbit efek sebelum efek tersebut dijual melalui
bursa efek dan dilepas ke masyarakat. Pada pasar perdana, efek dijual
dengan harga emisi yang biasanya lebih rendah daripada harga di bursa
efek sehingga perusahaan yang menerbitkan (issuer) hanya
memperoleh dana dari penjualan tersebut.
b. Pasar sekunder, yaitu penjualan efek setelah penjualan pada pasar
perdana berakhir. Pada pasar sekunder ini, harga efek ditentukan
berdasarkan kurs efek tersebut.
14
c. Bursa paralel, merupakan alternatif bagi perusahaan go
public untuk memperjualbelikan efeknya. Bursa paralel atau over the
counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar
bursa efek resmi yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan dibina oleh
Otoritas Jasa Keuangan. Disebut over the counter karena pertemuan
antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu
tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.
2. Definisi Pasar Modal Syariah
Sebagaimana tertera pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No:
40/DSN-MUI/X/2003, Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek yang berprinsip syariah.
Efek Syariah merupakan efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundangundangan di bidang Pasar Modal adalah surat berharga yang
akad, pengelolaan perusahaannya, maupun cara penerbitannya memenuhi
prinsip-prinsip Syariah yaitu yang pertama adalah pasar modal beserta
seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek
yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah
sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi Prinsip-prinsip Syariah.
Lalu prinsip kedua yaitu suatu Efek dipandang telah memenuhi prinsip-
prinsip syariah apabila telah memperoleh Pernyataan Kesesuaian Syariah.
15
Berbagai bentuk kegiatan di pasar modal memiliki tujuan untuk
memperoleh keuntungan dari investasi efek yang dipilih oleh investor.
Kegiatan tersebut sebenarnya dapat dikategorikan sebagai kegiatan
ekonomi yang disebut dengan muamalah, yaitu suatu kegiatan yang
mengatur tentang perjual-belian. Hal ini berarti kegiatan muamalah di
pasar modal diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarang atau tidak
memperbolehkannya. Adanya suatu larangan inilah yang membedakan
pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dimana larangan-
larangan dalam transaksi efek ini adalah antara lain:
a. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian
serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di
dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah,
maksiat dan kezhaliman.
b. Transaksi yang mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir,
risywah, maksiat dan kezhaliman sebagaimana dimaksud ayat 1 di atas
meliputi:
1) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;
2) Bai’al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (Efek
Syariah) yang belum dimiliki (short selling);
3) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk
memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;
4) Menimbulkan informasi yang menyesatkan;
16
5) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas Efek Syariah
dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban
penyelesaian pembelian Efek Syariah tersebut;
6) Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau dan
pengumpulan suatu Efek Syariah untuk menyebabkan perubahan
harga Efek Syariah, dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain;
7) Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur-unsur diatas.
3. Jenis Efek yang Diperbolehkan dalam Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah memiliki ketentuan khusus tentang efek yang
diperbolehkan untuk diperjualbelikan. Tidak semua jenis efek
diperdagangkan dalam pasar modal syariah karena menghindari larangan
yang telah ditentukan oleh prinsip syariah. Oleh karena itu diperlukan
seleksi yang memadai untuk mempertimbangkan jenis efek yang dapat
diperdagangkan tersebut. Jenis-jenis efek yang diperbolehkan untuk
diperdagangkan di pasar modal syariah sesuai dengan Fatwa Dewan
Syariah Nasional No. 40/DSN-MUI/X/2003 antara lain:
a. Efek Syariah mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksa Dana
Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA)
Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan Prinsip-prinsip
Syariah.
b. Saham Syariah; merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan
yang memenuhi kriteria prinsip syariah, dan tidak termasuk saham
yang memiliki hak- hak istimewa.
17
c. Reksa Dana Syariah; merupakan Reksa Dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara
pemodal sebagai pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal) dengan
Manajer Investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai
wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil
shahib al- mal dengan pengguna investasi.
d. Efek Beragun Aset Syariah; merupakan Efek yang diterbitkan oleh
kontrak investasi kolektif EBA Syariah yang portofolionya terdiri dari
aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, jual beli pemilikan
aset fisik oleh lembaga keuangan, Efek bersifat investasi yang dijamin
oleh pemerintah, sarana peningkatan investasi/arus kas serta aset
keuangan setara, yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Syariah.
e. Surat berharga komersial Syariah adalah surat pengakuan atas suatu
pembiayaan dalam jangka waktu tertentu yang sesuai dengan Prinsip-
prinsip syariah.
f. Obligasi Syariah; merupakan surat berharga jangka panjang
berdasarkan Prinsip Syariah yang dikeluarkan Emiten kepada
pemegang Obligasi Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.
18
B. Obligasi Syariah (Sukuk)
Fatwa No. 33/ DSN-MUI /X/ 2002 tentang obligasi syariah dinyatakan
bahwa obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/ margin/ fee serta membayar
dana obligasi pada saat jatuh tempo (Manan, 2007).
The Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial
Institution (AAOIFI) mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat dengan nilai
penyertaan yang sama, surat bukti penerimaan nilai dari sertifikat dan
menempatkan nilai tersebut dalam penggunaan yang telah direncanakan.
Sukuk merupakan ungkapan umum untuk kepemilikan dan hak pada asset
berwujud, barang dan jasa, maupun ekuitas pada proyek dengan aktivitas
investasi khusus (Nasir, 2009).
Sukuk tidak sama dengan sekuritas berbasis bunga lainnya, sukuk
adalah obligasi dengan implementasi berprinsip syariah dan dalam
penerbitannya harus ada unsur underlying asset. Sukuk memberikan return
yang lebih rendah dibandingkan obligasi konvensional. Sukuk merupakan
instrumen yang lebih likuid dari pada obligasi konvensional sebagai bukti 22
kurangnya aktivitas pasar sekunder (Fathurrahman dan Fitriati, 2013). Sukuk
meniadakan keuntungan yang berasal dari bunga karena berprinsip uang
tidaklah menghasilkan uang. Uang tidak memiliki fungsi lain selain sebagai
19
alat tukar. Oleh karena itu keuntungan yang berasal dari bunga atas uang yang
kita tanamkan dianggap sebagai suatu pencurian.
1. Perbedaan Obligasi Konvensional dengan Sukuk
Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara kedua
instrumen obligasi konvensional dan sukuk. Keduanya tidak dapat
dikatakan duplikat namun tidak juga dapat dibilang berbeda secara
keseluruhan. Sukuk dan obligasi konvensional memiliki persamaan pada
pengaturan proses pendanaannya bahkan terdapat penelitian yang
mengungkapkan bahwa sukuk adalah inovasi untuk meniru fitur-fitur
keuangan obligasi namun dengan tambahan penerapan prinsip syariah
(Mosaid dan Boutti, 2014).
Tabel 2.1
Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional
Keterangan Obligasi Syariah Obligasi Konvensional
Harga penawaran 100% 100%
Jatuh tempo 5 tahun 3 – 3,5 tahun
Pokok obligasi saat jatuh
tempo
100% 100%
Pendapatan Bagi hasil Bunga
Return 15,5 – 16% indikatif 15,5 – 16%
Rating AA+ AA+
Sumber : Manan, 2007
Alam (2013) memberikan pernyataan bahwa pengumuman
penerbitan obigasi konvensional berefek positif terhadap reaksi pasar dan
pengumuman sukuk berefek negatif terhadap reaksi pasar dan
mempengaruhi nilai perusahaan setidaknya dalam jangka pendek.
20
Hal ini sejalan dengan Godlewski, Ariss dan Weill (2011) yang
menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara
obligasi konvensional dan sukuk dilihat dari reaksi pasar modal. Pasar
modal bereaksi netral saat ada pengumuman penerbitan obligasi
konvensional, namun pasar modal bereaksi negatif saat ada pengumuman
penerbitan sukuk.
2. Jenis Sukuk
Sukuk terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan The Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI):
a. Sukuk Ijarah
Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah,
dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya
menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain
berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti
perpindahan kepemilikan asset. Penerbitan sukuk Ijarah biasanya
dimulai dari suatu akad jual beli asset misalnya gedung atau tanah oleh
pemerintah atau suatu perusahaan Return 15,5 – 16% indikatif 15,5 –
16% Rating AA+ AA+ 24 kepada suatu perusahaan yang ditunjuk
(SPV- badan hukum yang didirikan khusus untuk penerbitan sukuk
yang memiliki fungsi sebagai penerbit sukuk, menjadi counterpart
pemerintah dalam transaksi pengalihan asset, dan bertindak sebagai
wali amanat untuk mewakili kepentingan investor) untuk jangka waktu
tertentu dengan janji membeli kembali setelah jangka waktu tersebut
21
berakhir. Pemegang sukuk Ijarah akan mendapatkan keuntungan
berupa fee (sewa) dari asset yang disewakan. Sukuk Ijarah mirip
dengan mekanisme leasing. Di Indonesia, sukuk Ijarah memiliki
peminat paling besar dibanding jenis sukuk yang lainnya.
b. Sukuk Mudharabah
Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
mudharabah, dimana satu pihak sebagai penyedia modal (shahibul
maal) dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian
(mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi
berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh
pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur
moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).
Kerugian atas sukuk Mudharabah yang ditanggung oleh
penyedia modal adalah pengorbanan atas modal yang telah dikeluarkan
dan kerugian bagi tenaga ahli adalah pengorbanan atas waktu, tenaga,
dan pikiran. Sehingga dapat dikatakan kerugian yang timbul
ditanggung bersama namun terdapat perbedaan dari bentuk
kerugiannya. Investasi ini memberikan hasil yang fluktuatif namun
dapat diperkirakan. Oleh karena 25 itu, para praktisi syariah
menegaskan hasil aktual bisnis dapat mendekati hasil yang
diperkirakan atau hasil ekspektasi apabila memiliki data yang cukup
22
untuk menganalisa kecenderungan hasil bisnis contohnya seperti data
dari proyek yang telah lama berjalan.
c. Sukuk Musyarakah
Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan
usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama
sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
d. Sukuk Istisna
Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istisna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka
pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu
penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan.
e. Sukuk Salam
Sukuk yang dananya dibayarkan di muka dan komoditas
menjadi hutang. Dana juga dalam bentuk sertifikat yang
merepresentasikan hutang dan sukuk salam ini tidak dapat
diperjualbelikan.
3. Keistimewaan Sukuk
Menurut Huda dan Edwin (2007) dengan mengamati berbagai sifat
umum mengenai sukuk, dapat dilihat bahwasukuk memiliki kualitas yang
23
sama dengan semua pasar lain yang berorientasi aset keuangan
konvensional, termasuk hal – hal berikut:
Tabel 2.2
Keistimewaan Sukuk
Dapat diperdagangkan Sukuk mewakili pihak pemilik aktual
dari aset yang jelas, manfaat aset atau
kegiatan bisnis dan juga dapat
diperdagangkan pada harga pasar.
Dapat diperingkat Sukuk dapat diperingkat dengan mudah
oleh Agen Pemberi Peringkat regional
dan internasional.
Dapat ditambah Sebagai tambahan terhadap aset utama
atau kegiatan bisnis, sukuk dapat
dijamin dengan bentuk kolateral
berlandaskan syariah lainnya.
Fleksibelitas hukum Sukuk dapat distruktur dan ditawarkan
secara nasional dan global dengan
pajak yang berbeda
Dapat ditebus Struktur sukuk diperbolehkan untuk
kemungkinan penebusan.
Sumber : Data diolah
Keistemewaan lain yang ada pada sukuk dalam referensi yang
berbeda adalah:
a. Memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang
kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain.
b. Pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh
tempo dijamin oleh Pemerintah.
c. Dapat diperjual belikan di pasar sekunder.
d. Memungkinkan diperolehnya tambahan pengahasilan berupa margin
(capital again).
24
e. Aman dan terbebas dari riba (unsury), gharar (uncertainty), dan
maysir (gambling).
f. Berinvestasi sambil mengikuti dan melaksanakan ajaran Islam.
4. Risiko Sukuk
Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi
konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar modal.
Menurut Chartered Financial Analyst , risiko-risiko yang dihadapi investor
sukuk sebagai berikut:
b. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk) Risiko tingkat
pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan pengembalian tetap
(fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau benchmark
konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi suku
bunga. Sedangkan pada akad mudharabah, imbal hasil sangat
bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat naik dan turun.
c. Risiko Kredit (Current ratioedit Risk) Risiko kredit pada sukuk ijarah
dihadapi oleh investor disebabkan kegagalan pembayaran (default)
atas sewa underlying asset. Kecenderungan default menjadi lebih besar
karena mekanisme penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal
hasil/suku bunga lebih tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam.
Risiko kredit pada sukuk harus dinilai secara independen khususnya
jika pemberi pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika
underlying asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.
25
d. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Risiko nilai tukar
dapat terjadi jika return atas pengelolaan underlying asset diberikan
dalam mata uang asing. Penerbit dapat menghitung dan memberikan
jaminan atas risiko tersebut dalam rangka melindungi investor dari
pergerakan nilai tukar.
e. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk) Risiko tingkat harga
terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin pada nilai penerbitan
sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai pasar sesungguhnya dan
laporan atas nilai underlying asset. Sukuk ijarah paling rentan
menghadapi risiko ini karena aset yang disewakan dapat mengalami
depresiasi hingga dibawah harga pasar. Pengelolaan yang baik atas
aset menjadi faktor penting dalam menghadapi risiko ini.
f. Risiko Likuiditas (Likuiditas Risk) Pertumbuhan pasar sekunder yang
lambat membuat investor sukuk menghadapi risiko likuditas.
Kecenderungan membeli dan menahan (buy and hold) pada mayoritas
investor sukuk membuat mekanisme transfer kepemilikan sukuk tidak
efisien. Hal ini terjadi pula pada Sukuk Salam, dimana aset yang
mewadahi kontrak merupakan komoditas pertanian. Sehingga
perdagangan pada sekuritas tersebut menimbulkan unsur spekulasi.
Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk Istisna dan Murabahah juga tidak
dapat diperdagangkan dipasar sekunder karena mirip dengan jual beli
hutang (bai ad-dayn) yang dilarang oleh mayoritas ulama.
26
g. Risiko Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance Risk) Perkembangan
pasar yang pesat memungkinkan adanya struktur sukuk yang tidak
memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan perhatian atas aturan-aturan
syariah pada sukuk dibuat dalam rangka melindungi investor muslim
dari praktek-praktek yang prinsip-prinsip Islam.
C. Rating Sukuk (Peringkat Sukuk)
Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh
Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan
penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar pembayaran pokok
sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian
kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit. Secara umum,
hanya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan terbesar dan terkuat yang
menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat kualitas tertinggi adalah triple- A
. Tingkat Peringkat turun ke triple- C sebagai kemungkinan gagal bayar
meningkat dan akhirnya ke D, atau default. Analis dan para investor sering
menggunakan peringkat sebagai deskriptor dari kualitas kredit emiten obligasi
dari pada deskripsi kualitas obligasi sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).
Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT.
Pefindo. Pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan
kemampuan emiten memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dengan
kualitas sukuk yang baik maka akan semakin meningkatkan minat investor
untuk memilih berinvestasi pada sukuk. Adapun teknis pemeringkatan sukuk
korporasi di Indonesia agak berbeda dengan pemeringkatan obligasi korporasi
27
konvensional karena dalam penerbitan sukuk, pemeringkatan juga dilakukan
dengan menelaah aset dasar atau underlying asset yang digunakan sebagai
jaminan untuk pelunasan hutang.
Untuk mengukur peringkat sukuk PT. Pefindo menggunakan beberapa
Faktor untuk mengukur peringkat sukuk salah satunya rasio keuangan.
Peringkat sukuk sendiri mengeluarkan nilai peringkat pertama berdasarkan
rasio keuangan dari tahun sebelum sukuk tersebut diterbitkan dan diukur dari
peringkat suatu perusahaan yang juga dilakukan oleh PT. Pefindo (Dimas,
2016).
Tabel 2.3
Standar Peringkat Pefindo
Peringkat Keterangan
idAAA
(Investment Grade)
Memiliki kapasitas superior dalam long-term financial
commitment dibandingkan dengan obligor lainnya
idAA
(Investment Grade)
Terdapat sedikit perbedaan dengan idAAA, tingkat idAA
memiliki kapasitas yang sangat kuat dalam long term
financial commitment dibandingkan dengan obligor
lainnya
idA
(Investment Grade)
Memiliki kapasitas kuat dengan long term financial
commitment dibandingkan dengan obligor lainnya,
namun lebih sensitif terhadap efek pasif dan perubahan
ekonomi
idBBB
(Investment Grade)
Memiliki kapasitas cukup atau memadai dalam long term
financial commitment dibandingkan dengan obligor
lainnya. Namun kapasitas obligor akan melemah dengan
kondisi ekonomi yang merugikan atau perubahan situasi
dan kondisi lingkungan
idBB
(Non-Investment
Grade)
Memiliki kapasitas agak lemah dalam long term financial
commitment dibandingkan dengan obligor lainnya.
Obligor menghadapi ketidakpastian secara terus menerus
untuk melawan kondisi bisnis, keuangan dan ekonomi
yang membuat kapasitas obligor menjadi tidak memadai
idB
(Non-Investment
Grade)
Memiliki kapasitas yang lemah dalam long term financial
commitment di bandingkan dengan obligor lainnya.
Sehingga obligor tidak memiliki kemampuan untuk
melawan kondisi bisnis, keuangan dan ekonomi
idCCC
(Non-Investment Kondisi obligor ini rentan dan bergantung pada kondisi
bisnis dan keuangan yang membantu untuk mencapai
28
Peringkat Keterangan
Grade) financial commitment
idSD
(Non-Investment
Grade)
Gagal, namun masih ada kemungkinan mencapai
financial commitment
idD
(Non-Investment
Grade)
Gagal
Sumber: PT. Pefindo
D. Manfaat Rating Sukuk
Manfaat umum dari proses pemeringkatan obligasi syariah adalah
(Rahardjo, 2004) :
1. Sistem informasi keterbukaan pasar yang transparan yang menyangkut
berbagai produk obligasi akan menciptakan pasar obligasi yang sehat dan
transparan juga.
2. Efisiensi biaya. Hasil pemeringkatan obligasi yang bagus biasanya
memberikan keuntungan, yaitu menghindari kewajiban persyaratan
keuangan yang biasanya memberatkan perusahaan, seperti penyediaan
singking fund dan jaminan aset.
3. Menentukan besarnya coupon rate, semakin bagus peringkatnya,
cenderung semakin rendah nilai coupon rate dan sebaliknya.
4. Memberikan informasi yang objektif dan independen menyangkut
kemampuan pembayaran utang, tingkat resiko investasi yang mungkin
timbul, serta jenis dan tingkat hutang tersebut.
29
5. Mampu menggambarkan kondisi pasar obligasi dan kondisi ekonomi pada
umumnya.
Manfaat rating bagi investor adalah sebagai berikut :
1. Informasi risiko investasi; Tujuan utama investasi adalah untuk
meminimalkan resiko serta mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Oleh karena itu, dengan adanya peringkat obligasi diharapkan informasi
resiko dapat diketahui lebih jelas posisinya.
2. Rekomendasi investasi; Investor akan dengan mudah mengambil
keputusan investasi berdasarkan hasil peringkat kinerja emiten obligasi
tersebut. Dengan demikian investor dapat melakukan strategi investasi
akan membeli atau menjual sesuai perencanaannya.
3. Perbandingan; Hasil rating akan dijadikan patokan dalam membandingkan
obligasi yang satu dengan yang lain, serta membandingkan struktur yang
lain seperti suku bunga dan metode penjaminannya.
Adapun beberapa manfaat yang didapatkan oleh emiten adalah:
1. Informasi posisi bisnis.
2. Pihak perusahaan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya
dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya.
3. Menentukan struktur obligasi.
4. Perusahaan dapat menentukan beberapa syarat atau struktur obligasi yang
meliputi tingkat suku bunga, jenis obligasi, jangka waktu jatuh tempo,
jumlah emisi obligasi serta berbagai struktur pendukung lainnya
30
5. Mendukung kinerja.
6. Apabila emiten mendapatkan peringkat yang cukup bagus maka kewajiban
menyediakan singking fund atau jaminan kredit bisa dijadikan pilihan
alternatif.
7. Alat pemasaran.
8. Peringkat obligasi yang baik terlihat lebih menarik sehingga dapat
membantu pemasaran obligasi tersebut.
9. Menjaga kepercayaan investor.
10. Peringkat obligasi yang independen akan membuat investor merasa lebih
aman sehingga kepercayaan bisa lebih terjaga.
E. Perbankan Syariah
Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan
dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain
melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dalam sistem perbankan di
Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu bank
konvensional dan bank syariah. Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur
dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan
keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme
(alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek
yang haram. Selain itu, UU Perbankan Syariah juga mengamanahkan bank
syariah untuk menjalankan fungsi sosial dengan menjalankan fungsi seperti
31
lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak,
sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada
pengelola wakaf (nazhir) sesuai kehendak pemberi wakaf (wakif).
Sesuai dengan definisi Bank Syariah, tempat di mana uang disimpan
dan dipinjamkan. Dan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat
banyak, maka pengertian ini dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa
bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya
aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Terkait dengan
maksud bank syariah tersebut, sangat diperlukan dana sehingga dapat
diberdayakan untuk keperluan investasi dan aktivitas-aktivitas lainnya
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian
investasi sukuk menjadi faktor pendorong dan pengembangan bank syariah.
Terdapat beberapa alasan pentingnya penerbitan sukuk oleh
pemerintah, yaitu :
1. Mendorong basis sumber pembiayaan
2. Mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri
3. Menciptakan benchmark
4. Memperluas dan mendiversifikasi basis investor
5. Mengembangkan alternatif instrumen investasi
32
6. Mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara dan
7. Mengoptimalkan pemanfaatan dana masyarakat yang belum terjaring
sistem keuangan konvensional.
Dengan diperolehnya dana melaui penerbitan sukuk, korporasi maupun
pemerintahan, berarti akan tersedia dana yang besar sehingga akan dapat
meningkatkan pembiayaan lembaga keuangan syariah. keberadaan sukuk ini
akan sangat significant impactnya terhadap pertumbuhan investasi dan pada
akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan Perbankan Syariah (Dahlan,
2007).
F. Analisa Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan
laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan suatu
unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah
laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Sofyan, 2006).
Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antar satu dengan yang lain antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
putusan yang tetap.
33
1. Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang
menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam
laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan kegiatan membagikan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu
angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka
yang dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode (Kasmir, 2009).
Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan
antara unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut
dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana (Sugiono, 2009).
Analisis rasio sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pengevaluasian
prestasi atau kinerja bagi perusahaanya bila dibandingkan dengan rata-rata
industri, sedangkan bagi para kreditor analisis rasio dapat digunakan untuk
memperkirakan potensi yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya
jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjamannya.
Analisis rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam
mengevaluasi nilai saham dan adanya jaminan atas kemanana dana yang
akan ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan demikian analisis rasio
keuanga dapat diterapkan dalam setiap model analisis, baik yang
34
dipergunakan oleh manajemen untuk pegambilan keputusan jangka
pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas
operasi, serta untuk mengevaluasi dan meningkatkan kerja.
a. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Profitabilitas ini memberikan gambaran seberapa efektif
perusahaan beroperasi sehingga memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi juga dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Menurut
Sofyan (2008) Rasio yang digunakan adalah:
1) Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Rumus yang digunakan adalah:
35
2) Return On Equity (ROE)
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank
yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para
pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan
bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi
kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan (Sofyan, 2008).
Rumus yang digunakan adalah:
2. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan
inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya
perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian
persediaan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto
dan Husnan (2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan
kegiatan internal-eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan.
Variabel size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total
aktiva dan berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan
perusahaan secara keseluruhan.
Rumus yang digunakan adalah:
Firm Size = LN(Total Assets)
36
G. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi rating sukuk. Hasil dari penelitian terdahulu akan
digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.
Secara ringkas, hasil penelitian terdahulu dirangkum dalam table dibawah ini:
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No Peneliti/
Tahun Judul
Metodologi Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Dimas Pangga
(2016)
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
peringkat
sukuk (Studi
kasus
perusahaan non
keuangan).
Variabel X:
Profitabilitas,
Firm Size
Variabel Y:
Peringkat Sukuk.
Metode: Analisis
regresi berganda.
Variabel X:
Rasio aktivitas,
Rasio Likuiditas,
Leverage.
Sampel: 9
Perusahaan non
keuangan.
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
semua variabel x
berpengaruh secara
signifikan terhadap
variabel y.
2 Septi
Purwaningsih
(2013)
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
rating sukuk.
Variabel X:
Rasio
Profitabilitas
Variabel Y:
Rating Sukuk.
Metode: Analisis
regresi berganda.
Variabel X:
Rasio aktivitas,
leverage, secure,
dan maturity
Sampel: 14
(Perusahaan yang
memiliki laporan
keuangan).
Penelitian terdahulu
menujukan rasio
leverage, likuiditas
secure, dan maturity
mampu digunakan
untuk memprediksi
peringkat sukuk pada
perusahaan.
3 Afiani (2010) Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
peringkat
sukuk (Studi
kasus
perusahaan
yang isting di
Bursa Efek
Indonesia).
Variabel X:
Profitabilitas,
Firm Size
Variabel Y:
Peringkat Sukuk.
Variabel X:
leverage
Sampel: 8
perusahaan yang
listing di Bursa
Efek Indonesia.
Metode: Analisis
Regresi Logistik .
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
rasio likuiditas dan
profitabilitas mampu
digunakan untuk
memprediksi
peringkat sukuk dan
rasio leverage dan
produktivitas tidak
dapat digunakan
untuk memprediksi
peringkat sukuk.
37
No Peneliti/
Tahun Judul Metodoloogi
Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil
4
Lidya Malia,
Andayani
(2015)
Pengaruh rasio
keuangan
terhadap
peringkat
sukuk.
Variabel X:
Profitabilitas.
Variabel Y:
Peringkat Sukuk.
Metode: Analisis
regresi berganda.
Variabel X:
Leverage, Rasio
Likuiditas.
Sampel: 17
perusahaan yang
dipilih secara
purpose sampling.
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
hanya rasio
likuiditas, dan
profitabilitas yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap
peringkat sukuk.
5 Indah W,
Maswar
(2014)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
peringkat
obligasi.
Variabel X:
Firm Size
Metode: Analisis
regresi berganda.
Variabel X:
Growth, secure,
maturity reputasi
auditor.
Variabel Y:
Peringkat obligasi.
Sampel :
27 perusahaan
yang dipilih
secara purpose
sampling.
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
hanya Firm Size,
Growth yang
berpengaruh secara
signifikan terhadap
peringkat obligasi.
6 Verawaty,
Adrian N,
Rozalina
(2014)
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
peringkat
sukuk pada
industri
perbankan yang
terdaftar di
BEI.
Variabel X:
Profitabilitas,
Firm Size.
Variabel Y:
Peringkat sukuk.
Metode: Analisis
regresi berganda.
Variabel X:
secure, dan
reputasi auditor.
Sampel:
37 perusahaan
yang terdaftar di
BEI.
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
hanya rasio
profitabilitas yang
berpengruh ssecara
signifikan terhadap
peringkat sukuk.
7
Ike Arisanti,
Isti F, Novi P
(2012)
Analisis faktor-
keuangan dan
non keuangan
yang
mempengaruhi
prediksi
peringkat
obligasi
syariah/sukuk.
Variabel X: Firm
Size.
Variabel Y:
Peringkat sukuk.
Variabel X:
Growth, secure,
Rasio Likuiditas,
maturity.
Sampel:
25 perusahaan
terdaftar di BEI
Metode: Analisis
Regresi Logistik.
Penelitian terdahulu
menujukan bahwa
Growth, Firm Size
tidak berpengaruh
terhadap prediksi
peringkat obligasi
syariah/sukuk.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
38
H. Kerangka Pemikiran
Dari pemaparan tinjauan pustaka di atas, maka susunan kerangka
berpikir teoritis yang dibangun adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Grand Theory: Pasar Modal Syariah
ROA (X1) ROE (X2) FZ (X3)
Rating Sukuk (Y)
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Multikolinearitas
3. Uji Heteroskedasitas
4. Uji Autokorelasi
Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Common Effect Fixed Effect
Indonesia memiliki lembaga pemeringkat efek yang disebut PT. Pefindo, dan
faktor untuk mengukur peringkat sukuk salah satunya yaitu rasio keuangan.
Uji Signifikansi: Uji t, Uji F dan
Koefisien Determinasi
Hasil dan Kesimpulan
39
I. Keterkaitan Antara Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh rasio profitabilitas terhadap rating sukuk
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Hartono (2002) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
menurut Mamduh dan Halim (2000) profitabilitas adalah rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit)
pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Semakin tinggi
tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko
ketidakmampuan membayar (default) semakin baik peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan tersebut. Jika keuntungan yang dihasilkan
tinggi, maka peluang perusahaan menjadi besar dalam memperoleh
peringkat sukuknya karena dinilai ketidakmampuan dalam memenuhi
kewajiban kepada investor semakin kecil.
Penelitian Afiani (2010), Margareta & Poppy (2009), menunjukan
adanya pengaruh rasio profitabiltas terhadap kenaikan dan penurunan
peringkat sukuk. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return
on asset dan Return On Equity.
a. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
40
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset (Sofyan, 2008).
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho1 : ROA tidak berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
Ha1 : ROA berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta
para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.
Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank
yang bersangkutan (Sofyan, 2008).
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho2 : ROE tidak berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
Ha2 : ROE berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
2. Pengaruh Firm Size terhadap rating sukuk
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukan besar
kecilnya suatu perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva,
41
penjualan, ekuitas. Menurut Miswanto dan Husnan (1999) hasil logaritma
dari aktiva, penjualan, dan kegiatan internal-eksternal dapat mencerminkan
ukuran suatu perusahaan. Variabel size yang digunakan dalam penelitian
ini berdasarkan pada total aktiva dan berita yang beredar karena lebih
mencerminkan kekayaan perusahaan secara keseluruhan.
Firm Size merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory
cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan
menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. Hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto dan Husnan
(2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan kegiatan internal-
eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Variabel size
yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva dan
berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan
secara keseluruhan.
Penelitian Margareta & Poppy (2009), Maharti & Daljono (2014)
menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan
dan penelitian Hengki & Eka (2015) ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho3 : FZ tidak berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
Ha3 : FZ berpengaruh secara parsial terhadap Rating Sukuk
42
3. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Firm Size terhadap Rating
Sukuk
Return On Assets sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Sartono (2002) bahwa salah satu tujuan dari prinsip ini adalah peningkatan
assets pada suatu perusahaan perbankan merupakan bagian keuntungan
yang akan berpengaruh cukup besar terhadap kenaikan Rating Sukuk. Dan
keuntungan inilah yang akan menjadi pendapatan bagi bank syariah yang
akan dapat mempengaruhi tingkat Rating Sukuk.
Return On Equity sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Mamduh dan Halim (2000) profitabilitas adalah rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat
penjualan, aset dan modal saham tertentu. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan
membayar (default) semakin baik peringkat yang diberikan terhadap
perusahaan tersebut. Jika keuntungan yang dihasilkan tinggi, maka
peluang perusahaan menjadi besar dalam memperoleh peringkat sukuknya
karena dinilai ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban kepada
investor semakin kecil.
Firm Size sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto
dan Husnan (2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan
kegiatan internal-eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan.
Variabel size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total
43
aktiva dan berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan
perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho4 : ROA, ROE, FZ tidak berpengaruh secara simultan terhadap Rating
Sukuk
Ha4 : ROA, ROE, FZ berpengaruh secara simultan terhadap Rating Sukuk
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan (Sugiyono, 2003). Semua data dalam penelitian ini adalah
data sekunder dalam bentuk triwulanan pada periode 2013-2016 yang
dikeluarkan oleh BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia.
Jenis penelitian ini berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu penelitian
asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Metode yang digunakan adalah metode kausal-asosiatif yang dilakukan
terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu peristiwa (Sugiyono,
2003:11).
Identifikasi terhadap peristiwa tersebut berkenaan dengan variabel
independen yaitu: Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Firm
Size, dan variabel dependen yaitu rating sukuk. Tempat penelitian ini adalah
pada Perusahaan Perbankan yang menerbitkan sukuk di Bursa Efek Indonesia
yaitu BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia.
45
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).
Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka yang akan dijadikan
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah yang
menerbitkan sukuk di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik penarikan sampel yang dilakukan
peneliti adalah purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Sugiyono,
2011). Adapun pertimbangan yang dimaksud sebagai berikut:
1. Perusahan perbankan berbasis syariah yang menerbitkan sukuk
2. Perusahaan perbankan syariah yang sudah menerbitkan laporan keuangan
triwulanan periode 2013-2016,
3. Perusahaan perbankan syariah yang sudah memiliki data yang terkait
dengan variabel penelitian, seperti rasio profitabilitas dan ukuran
perusahaan.
4. Bank Syariah yang mempunyai rating sukuk yang baik.
46
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Sampel Penelitian
1. Populasi Perusahaan Perbankan yang
menerbitkan sukuk. 5
2. Perusahaan perbankan yang sudah
mempublish laporan keuangan triwulan
2013-2016 dan memiliki data yang
terkait dengan penelitian.
4
3 Bank Syariah yang mempunyai rating
sukuk yang baik. 2
Jumlah data sampel penelitian 32
Sumber: Data yang diolah
Dari tabel 3.1 diatas, bahwa jumlah data sampel penelitian berjumlah
32 data. Data tersebut berdasarkan dari jumlah bank syariah yang telah
memenuhi kriteria ada 2 bank, yaitu BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia. Dan jumlah triwulan 2013-2016 ada 16. Maka dari itu, perhitungan
jumlah data sampel penelitian adalah 2 x 16 = 32 data sampel penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan penelitian ini merupakan sekunder, data
sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono,
2010). Data penelitian ini diperoleh langsung dari laporan situs resmi
Laporan Keuangan Triwulanan pada Bank BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
47
1. Field Research
Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut waktu
(time series) dengan skala triwulanan yang diambil dari data triwulanan
Publikasi Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia dan BNI Syariah
dengan rentang waktu triwulan periode 2013-2016 dan data triwulanan
Return on Asset, Return on Equity, dan Firm Size.
2. Library Research
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari membaca literature, buku, artikel, jurnal, dan sejenisnya
yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh
data yang valid.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggi selama beberapa waktu atau kadaluarsa,
karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu,
untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu internet. Sehingga
data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif. Analisis deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau
populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa individu,
48
organisasional, industri atau perspektif lain (Nur, 2002). Sedangkan metode
kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-
teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
Analisis data penelitian ini menggunakan metode analisis regresi panel
data. Menurut Baltagi (2005) regresi panel data adalah penelitian yang
menggabungkan antara cross section seperti rumah tangga, negara,
perusahaan, dan sebagainya dengan periode waktu. Sementara itu, Suliyanto
mengungkapkan yang dimaksud dengan analisis regresi panel data adalah
regresi yang menggunakan panel data atau pool data yang merupakan
kombinasi dari data time series dan data cross section (Suliyanto, 2011).
Penulis menggunakan software Eviews 9.0 dan Microsoft Excel 2013
sebagai bantuan dalam melakukan analisis data. Berikut ini adalah metode
yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai
distribusi yang normal atau tidak (Ghozali, 2009). Sementara itu
Suliyanto (2011) mengatakan bahwa uji normalitas dimaksudkan untuk
menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model
regresi berdistribusi normal atau tidak. Dalam melakukan uji
normalitas, terdapat beberapa metode yaitu uji normalitas dengan
49
analisis grafik, uji normalitas dengan metode signifikansi Skewness
dan Kurtois, uji normalitas dengan Jarque-Bera (JB Test) dan uji
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini
menggunakan uji normalitas metode signifikansi Skewness dan
Kurtois.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Suliyanto (2011) multikolinearitas merupakan peristiwa
dimana terjadi linier yang mendekat sempurna antar dua variabel
bebas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara
variabel bebas atau tidak. Menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Adanya
multikolinieritas atau korelasi yang tinggi antar variabel independen
dapat dideteksi dengan beberapa cara, salah satunya yaitu Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF). Dalam penelitian ini
menggunakan uji multikolinieritas metode Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) dimana nilai batas korelasi antar variabel
independen tidak lebih dari 0.90 (Ghozali, 2013).
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Suliyanto (2011) Heteroskedastisitas berarti ada varian
variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
50
kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu
homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual (Ghozali,
2009).
Ada dua cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yaitu metode grafik dan metode statistik. Metode grafik relatif lebih
mudah dilakukan namun memiliki kelemahan yang cukup signifikan
karena jumlah pengamatan mempengaruhi tampilannya. Semakin
sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterprestasikan hasil
grafik plots. Sementara itu, metode statistic memiliki beberapa cara
dalam mendeteksi heteroskedastisitas di antaranya yaitu Glesjer,
White, Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey, Park. Dalam penelitian ini,
cara yang digunakan dalam mendeteksi heteroskedastisitas adalah
metode statistik cara Uji White.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi
dengan residual observasi lainnya (Winarno, 2015). Uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual
51
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series)
karena ―Gangguan‖ pada seorang individu kelompok cenderung
mempengaruhi ―Gangguan‖ pada individu kelompok yang sama pada
periode berikutnya.
Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif
jarang terjadi karena ―Gangguan‖ pada observasi yang berbeda berasal
dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghazali, 2013).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi diantaranya yaitu metode Durbin-Watson
(DW test), metode Lagrange Multiplier (LM test), metode Breusch-
Godfrey (B-G test) dan metode Run Test. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM test) untuk mendeteksi
autokorelasi.
2. Model Estimasi Regresi Panel Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis regresi
panel data. Regresi panel data merupakan penelitian yang menggabungkan
antara cross section (data silang) dengan time series (runtut waktu). Dalam
menganalisis data menggunakan metode analisis regresi panel data,
diawali dengan melakukan pooling data dalam bentuk workfile. Berikut
ini langkah-langkah dalam estimasi model regresi panel data, di antaranya
yaitu (Ghazali, 2013) :
52
a. Model dengan Semua Koefisien Konstan terhadap Waktu dan
Individu (Common Effect)
Model seperti ini dikatakan sebagai model paling sederhana, di
mana pendekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang yang
dimiliki oleh data panel. Metode yang digunakan untuk mengestimasi
dengan pendekatan ini seperti metode regresi OLS (Ordinary Least
Square) sehingga sering disebut pooled OLS atau common OLS model.
Bila kita punya asumsi bahwa α dan ß akan sama (konstan) untuk
setiap data time series dan cross section, maka α dan ß dapat diestimasi
dengan model berikut (Suliyanto, 2011) :
Yit = ß0 + ß1X1 it + ß2X2 it + ß3X3it + ß4X4 it +µit
keterangan :
i : unit cross section
t : periode waktu
b. Koefisien Slope Konstan tetapi Intersep Bervariasi Antar Individu
(Fixed Effect Model)
Pendekatan ini merupakan cara memasukkan ―Individualitas‖
setiap perusahaan atau setiap unit cross-sectional adalah dengan
membuat intersep bervarisi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap
berasumsi bahwa koefisien slope konstan untuk setiap perusahaan.
Model regresinya sebagai berikut (Suliyanto, 2011) :
53
Yit = α + α1DX1 it + α2DX2 it + α3DX3 it + α4DX4 it + ß1X1 it
ß2X2 it + λ0 + λ1Dum35 + λ2Dum36....... λ19Dum53 + ß3X3it +
ß2X2 it + ß3X3it + ß4X4it + µit
keterangan :
i : unit cross section
t : periode waktu
Istilah Fixed Effect menunjukkan walaupun intersep mungkin
berbeda untuk setiap individu tetapi intersep setiap individu tersebut
tidak bervariasi terhadap waktu (time invariant). Dalam model ini juga
diasumsikan bahwa koefisien slope tidak bervariasi baik terhadap
individu maupun waktu (konstan). Pemikiran inilah yang menjadi
dasar pemikiran pembentukan model tersebut.
a. Uji Chow
Uji chow bertujuan untuk memilih model terbaik antara model
Common Effect dengan Fixed Effect Model. Nilai yang harus
diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari F-Statistik.
Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai berikut:
Ho : Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi
(5%), maka tolak Ho. Begitu pula sebaliknya jika nilai probabilitas F-
statistik lebih besar dari tingkat signifikansi (5%), maka menerima Ho.
Dasar penolakan terhadap hipotesis nol adalah dengan menggunakan
54
F-statistik seperti yang dirumuskan sebagai berikut:
Chow = (RRSS-URSS) / (N-1)
(URSS)/ (NT-N-K)
keterangan:
RRSS : Restricted Residual Sum Square (diperoleh dari estimasi data
panel dengan metode pooled least square).
URSS : Unrestricted Residual Sum Square (diperoleh dari estimasi
data panel dengan metode fixed effect).
N : Jumlah data cross section
T : Jumlah data time series
K : Jumlah Variabel bebas
b. Model Efek Random (Random Effect)
Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antar-individu dan/atau
waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random,
perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik ini juga
memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang time
series dan cross section. Model persamaan regresinya sebagai berikut
(Suliyanto, 2011) :
Yit = α + α1DX1 it + α2DX2 it + α3DX3 it + α4DX4 it + ß1X1 it
ß2X2 it + γ1 (X1) + γ2 (X2) + γ3 (X3) + γ4 (X4) + µit
keterangan :
i : Unit cross section
t : Periode waktu
55
c. Uji Hausman
Uji Hausman bertujuan untuk memilih antara Fixed Effect Model
(FEM) atau Random Effect Model (REM). Nilai yang harus
diperhatikan pada uji hausman adalah nilai probabilitas dari cross-
section random. Hipotesis yang digunakan dalam uji hausman adalah
sebagai berikut:
Ho : Random Effect Model (REM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi
0.005 (5%), maka menolak Ho. Begitu pula sebaliknya jika nilai
probabilitas F-statistik lebih besar dari tingkat signifikansi (5%), maka
menerima Ho. Adapun persamaan uji hausman dapat ditulis sebagai
berikut:
H=(βRE - βFE)1 (ΣFE – ΣRE)
-1 (βRE – βFE)
keterangan:
βRE : Random Effect Estimator
βFE : Fixed Effect Estimator
ΣFE : Matriks Kovarians Fixed Effect
ΣRE : Matriks Kovarians Random Effect
3. Uji Hipotesis
a. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
56
variabel dependen (Ghozali, 2009). Apabila t-hitung > t-tabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai t-hitung
> t-tabel maka secara satu persatu variabel independen mempengaruhi
variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%),
maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Ho : ß = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : ß ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two
tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua
arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol
dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=)
dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan
57
untuk dua arah.
Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji
hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel. Apabila - t
hitung < - ttabel atau t hitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan Apabila
thitung ≤ ttabel atau thitung ≥ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%),
maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Purwanto, 2009). Adapun
persamaan uji t dapat dituliskan sebagai berikut:
keterangan:
ti : Nilai t hitung
bj : Koefisien regresi
Sbj: Kesalahan baku koefisien regresi
58
Dimana:
keterangan:
Sbj : Kesalahan baku koefisien regresi
Se : Kesalahan baku estimasi
Det [A] : Determinasi Maktriks A
Kii : Kofaktor Matriks A
Dimana:
keterangan:
Se : Kesalahan baku estimasi
(Y - Ỹ)2
: Kuadrat selisih nilai Y riil dnegan nilai Y prediksi
n : ukuran sampel
k : Jumlah variabel yang diamati
b. Uji F
Uji F digunakan bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan bersama-sama pempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). Apabila Fhitung > Ftabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen
dengan munggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai
Fhitung > Ftabel, maka secara bersama-sama seluruh variabel
59
independen mempengaruhi variabel dependen.
Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi 5%),
maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar
daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1) Ho : ß = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : ß ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
varibel independen terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika Probabilitas < 0.05 maka ditolak
Jika Probabilitas > 0.05 maka diterima
Adapun persamaan uji signifikansi simultan dapat ditulis sebagai
berikut:
Keterangan:
F : Nilai F hitung
R2 : koefisien determinasi
n : jumlah cross section
T : jumlah time series
K : jumlah variabel independen
60
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Menurut Ghozali, menyatakan uji koefisien determinasi bertujuan
untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan
variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan
karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak
antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh >0,5 maka model yang digunakan
dianggap cukup handal dalam membuat estimasi. Semakin besar angka
Adjusted R² maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika Adjusted R²
semakin kecil berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan
variabilitas dari variabel terikatnya (Ghozali, 2009). Adapun persamaan
koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut :
keterangan:
R2 : koefisien determinasi
ESS : Explained Sum of Square
TSS : Total Sum of Square
5. Koefisien Persamaan Regresi Data Panel
Persamaan regresi ini bertujuan untuk memprediksi besarnya
keterikatan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya (Santoso, 2010). Variabel-variabel yang terdiri dari
61
variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari
satu variabel, yaitu Rating Sukuk, dan variabel bebas yang terdiri dari
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Firm Size. Dari
variabel-variabel tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam analisis regresi panel data.
Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3
keterangan:
α : Konstanta
Y : Rating Sukuk
ß1- ß5 : Koefisien Regresi
X1 : Return on Assets (ROA)
X2 : Return on Equity (ROE)
X3 : Firm Size
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, variabel dependen dan
variabel independen.
1. Variabel Dependen (Y)
Peringkat sukuk (rating sukuk) adalah suatu standarisasi yang
diberikan oleh Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang
mencerminkan kemampuan penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk
membayar pembayaran pokok sesuai jadwal. Badan-badan ini
menggunakan alat kuantitatif dan penilaian kualitatif untuk mengevaluasi
kelayakan kredit dari penerbit.
62
Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat
kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat turun ke triple- C
sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke D, atau
default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai
deskriptor dari kualitas kredit emiten obligasi dari pada deskripsi kualitas
obligasi sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).
Tabel 3.2
Nilai Peringkat Sukuk (rating sukuk)
Nilai Peringkat Peringkat Kategori
0 D Non - Investment Grade
1 CCC Non - Investment Grade
2 B Non - Investment Grade
3 BB Non - Investment Grade
4 BBB Investment Grade
5 A Investment Grade
6 AA Investment Grade
7 AAA Investment Grade
Sumber : Data yang diolah
2. Variabel Independen (X)
Dalam penelitian ini menggunakan empat variabel independen antara
lain sebagai berikut:
a. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan aset (Sofyan, 2008).
63
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank
(baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta
para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.
Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank
yang bersangkutan (Sofyan, 2008).
c. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional
dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis
besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan
pengendalian persediaan. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Miswanto dan Husnan (2005) bahwa hasil
logaritma dari aktiva, penjualan, dan kegiatan internal-eksternal dapat
mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Variabel size yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva dan
berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan
secara keseluruhan.
64
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi Variabel Pengukuran Variabel Sumber
1. Rating Sukuk
(Y) standarisasi yang
diberikan oleh
Lembaga
pemeringkat
terkemuka sukuk
yang
mencerminkan
kemampuan
penerbit sukuk.
Grade :
1.AAA
2.AA
3.A
4.BBB
5.BB
6.B
7.CCC
8.D
PT. Pefindo
2. Return On
Asset (ROA)
X1
Rasio ini
digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam
memperoleh
keuntungan (laba)
Laporan
Keuangan
BNI Syariah dan
Bank Muamalat
Indonesia
3. Return On
Equity (ROE)
X2
Rasio yang
diamati oleh para
pemegang saham
serta para investor
di pasar modal
yang membeli
saham bank
bersangkutan
Laporan
Keuangan
BNI Syariah dan
Bank Muamalat
Indonesia
4. Firm Size (FZ)
X3 Ukuran
perusahaan
merupakan proksi
volatilitas
operasional dan
inventory
cotrolability yang
seharusnya dalam
skala ekonomis
besarnya
perusahaan
menunjukkan
pencapaian
operasi lancar.
Firm Size = LN(Total
Assets)
Laporan
Keuangan
BNI Syariah dan
Bank Muamalat
Indonesia
Sumber: data yang diolah
65
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT. PEFINDO
PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di
Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus
1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan
Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar
modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan
suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat
dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang
diperdagangkan kepada masyarakat luas.
Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan
pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan
mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan
efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan
penerbit obligasi dan obligasi syariah beserta sektor aset acuannya.
PEFINDO adalah Perseroan Terbatas yang sahamnya per Desember 2006
tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana
pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya
dan perusahaan sekuriti. Guna meningkatkan metodologi pemeringkatan
yang digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan, maka
PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu Standard & Poor's Rating
66
Services (S&P's). PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit
Rating Agencies Association (ACRAA).
2. Sejarah BNI Syariah
Sejak berdiri pada tahun 1946, Bank Negara Indonesia (BNI),
merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah
Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran
resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau
Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 3- oktober
1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya.
Empaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan
sistem perbakan syariah. Prinsip syariah dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu
adil, transparan dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat
terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
Undang-undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 april 2000 didirikan
Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakatra,
Malang, Pekalongan, Jepara, dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI
terus berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang
pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di
kantor cabang BNI konvensional (office channeling) dengan lebih kurang
1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah
(DPS), semua produk BNI Syariah tela melalui Pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.
67
Berdasarlam keputusan gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei 2010 mengenai pemberian izin usaha
kepada PT. Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI
tahun 2003 ditetapkan bahwa UUS bersifat temporer dan akan dilakukan
spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 juni
2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank umum Syariah
(BUS). Realisasi waktu spin off bulan juni 2010 tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya
UU No.19 tahun 2008 tentang Surat berharga Syariah Negara (SBSN) dan
UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,
komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin
kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga
semakin meningkat.
Sukuk Mudharabah BNI Syariah terbit pada tahun 2015,
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk
Mudharabah Bank BNI Syariah I Tahun 2015 setelah dikurangi biaya-
bisaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk mengembangkan
kegiatan pembiayaan syariah. Perseroan akan menggunakan dana hasil
Penawarah Umum Sukuk Mudharabah untuk membiayai kegiatan atau
investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Nisbah
Pemegang Sukuk Mudharabah adalah sebesar 15,35% (lima belas koma
tiga lima persen) yang dihitung dari Pendapatan yang Dibagihasilkan
dengan menggunakan rata-rata tingkat imbal hasil kas efektif pembiayaan
Rupiah yang dibagihasilkan yaitu sebesar 12,05% (dua belas koma nol
lima persen) per tahun.
68
Sukuk Mudharabah ini tidak dijamin dengan jaminan khusus
berupa benda atau pendapatan atau aset lain milik Perseroan dalam bentuk
apapun serta tidak dijamin oleh pihak lain manapun, termasuk tidak
dijamin oleh Negara Republik Indonesia dan tidak dimasukkan dalam
program penjaminan bank yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) atau lembaga penjaminan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh kekayaan Perseroan,
baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang
telah ada manupun yang akan ada di kemudian hari, kecuali aset Perseroan
yang telah dijaminkan secara khusus kepada para krediturnya, menjadi
jaminan atas semya utang Perseroan kepada semua krediturnya yang tidak
dijamin secara khusus atau tanpa hak istimewa termasuk Sukuk
Mudharabah ini secara pari passu berdasarkan Perjanjian
Perwaliamanatan, sesuai pasal 1131 atau 1132 KUH Perdata.
3. Sejarah Bank Muamalat Syariah
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada
27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari
eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa
pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan
masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai
Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana
69
Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang
turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun
produk yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.
Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen
korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,
rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan
mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah,
yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat
mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh
Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab
Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah
satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu
antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan
sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut,
Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba
berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta
ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
70
Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3
juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor
Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant
debet.
BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah
membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk
meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan
dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga
layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain
itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip
pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya
diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah,
bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan
yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan
aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara.
Sukuk pada Bank Muamalat Indonesia terbit pada tahun 2012,
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk
Mudharabah Bank BNI Syariah I Tahun 2015 setelah dikurangi biaya-
bisaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan untuk mengembangkan
kegiatan pembiayaan syariah. Perseroan akan menggunakan dana hasil
Penawarah Umum Sukuk Mudharabah untuk membiayai kegiatan atau
investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Nisbah
Pemegang Sukuk Mudharabah adalah sebesar 15,79% (lima belas koma
tujuh sembilan persen) yang dihitung dari Pendapatan yang Dibagihasilkan
71
dengan menggunakan rata-rata tingkat imbal hasil kas efektif pembiayaan
Rupiah yang dibagihasilkan yaitu sebesar 12,05% (dua belas koma nol
lima persen) per tahun.
B. Analisa Deskriptif
1. Deskripsi Variabel Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset (Sofyan, 2008).
Tabel 4.1
Return On Assets (ROA)
TAHUN TRIWULAN BNI SYARIAH BANK
MUAMALAT
2013 I 1.62% 1.52%
II 1.64% 1.54%
III 1.68% 1.54%
IV 1.72% 1.55%
2014 I 1.75% 1.57%
II 1.76% 1.58%
III 1.76% 1.6%
IV 1.79% 1.61%
2015 I 1.8% 1.63%
II 1.81% 1.64%
III 1.83% 1.67%
IV 1.84% 1.68%
2016 I 1.85% 1.61%
II 1.86% 1.6%
III 1.88% 1.58%
IV 1.91% 1.56%
RATA-RATA 1.80% 1.60%
Sumber: Publikasi Laporan Keuangan BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia
72
Berdasarkan dari tabel 4.1, rata-rata jumlah Return On Assets
pada BNI Syariah adalah 1.80%, sedangkan rata-rata pada Bank
Muamalat Indonesia adalah 1.60%. Dapat dilihat bahwa rata-rata Return
On Assets pada BNI Syariah lebih besar dari pada rata-rata Return On
Assets yang dihasilkan Bank Muamalat Indonesia.
Pada tahun 2013 Return On Assets terendah terjadi pada Bank
Muamalat di triwulan ke-I sebesar 1,52%, sedangkan Return On Assets
tertinggi terjadi pada Bank BNI Syariah di triwulan ke-IV sebesar
1,72%. Pada tahun 2014 Return On Assets terendah terjadi pada Bank
Muamalat di triwulan ke-I sebesar 1,57%, sedangkan Return On Assets
tertinggi terjadi pada Bank BNI Syariah di triwulan ke-IV sebesar
1,79%.
Pada tahun 2015 Return On Assets terendah terjadi pada Bank
Muamalat di triwulan ke-I sebesar 1,63%, sedangkan Return On Assets
tertinggi terjadi pada Bank BNI Syariah di triwulan ke-IV sebesar
1,84%. Pada tahun 2016 Return On Assets terendah terjadi pada Bank
Muamalat di triwulan ke-I sebesar 1,61%, sedangkan Return On Assets
tertinggi terjadi pada Bank BNI Syariah di triwulan ke-IV sebesar
1,91%.
2. Deskripsi Variabel Return On Equity (ROE)
Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta
para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang
bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).
73
Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.
Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank
yang bersangkutan (Sofyan, 2008).
Tabel 4.2
Return On Equity (ROE)
TAHUN TRIWULAN BNI SYARIAH BANK
MUAMALAT
2013 I 13.98% 41.37%
II 11.87% 41.49%
III 11.54% 41.46%
IV 11.73% 32.25%
2014 I 13.79% 21.89%
II 13.28% 15.75%
III 13.12% 10.85%
IV 13.98% 20.45%
2015 I 9.29% 10.36%
II 10.1% 8.48%
III 10.48% 6.42%
IV 11.39% 4.49%
2016 I 13.54% 4.28%
II 12.88% 3.36%
III 12.5% 2.28%
IV 11.94% 3.69%
RATA-RATA 12.21% 16.80%
Sumber: Publikasi Laporan Keuangan BNI Syariah dan Bank
Muamalat Indonesia
Berdasarkan dari tabel 4.2, rata-rata jumlah Return On Equity pada
BNI Syariah adalah 12.21%, sedangkan rata-rata pada Bank Muamalat
Indonesia adalah 16.80%. Dapat dilihat bahwa rata-rata Return On Equity
pada Bank Muamalat Indonesia lebih besar dari pada rata-rata Return On
Equity yang dihasilkan BNI Syariah.
74
Pada tahun 2013 Return On Equity terendah terjadi pada BNI
Syariah di triwulan ke-III sebesar 11,54%, sedangkan Return On Equity
tertinggi terjadi pada Bank Muamalat di triwulan ke-II sebesar 41,49%.
Pada tahun 2014 Return On Equity terendah terjadi pada Bank Muamalat
di triwulan ke-III sebesar 10,85%, sedangkan Return On Equity tertinggi
terjadi pada Bank Muamalat di triwulan ke-I sebesar 21,89%.
Pada tahun 2015 Return On Equity terendah terjadi pada Bank
Muamalat di triwulan ke-IV sebesar 4,49%, sedangkan Return On Equity
tertinggi terjadi pada BNI Syariah di triwulan ke-IV sebesar 11,39%. Pada
tahun 2016 Return On Equity terendah terjadi pada Bank Muamalat di
triwulan ke-III sebesar 2,28%, sedangkan Return On Equity tertinggi
terjadi pada BNI Syariah di triwulan ke-I sebesar 13,54%.
3. Deskripsi Variabel Ukuran perusahaan (Firm Size)
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan
inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya
perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian
persediaan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto
dan Husnan (2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan
kegiatan internal-eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan.
Variabel size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total
aktiva dan berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan
perusahaan secara keseluruhan.
75
Tabel 4.3
Ukuran perusahaan (Firm Size)
TAHUN TRIWULAN BNI SYARIAH BANK
MUAMALAT
2013 I 16.34% 18.23%
II 16.38% 18.35%
III 16.45% 18.41%
IV 16.5% 18.45%
2014 I 16.56% 18.48%
II 16.66% 18.52%
III 16.73% 18.56%
IV 16.78% 18.59%
2015 I 16.83% 18.6%
II 16.85% 18.62%
III 16.94% 18.63%
IV 16.95% 18.64%
2016 I 17.02% 18.62%
II 17.06% 18.6%
III 17.1% 18.59%
IV 17.15% 18.56%
RATA-RATA 16.80% 18.50%
Sumber: Publikasi Laporan Keuangan BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia
Berdasarkan dari tabel 4.3, rata-rata jumlah Ukuran perusahaan
pada BNI Syariah adalah 16.80%, sedangkan rata-rata pada Bank
muamalat Indonesia adalah 18.50%. Dapat dilihat bahwa rata-rata Ukuran
perusahaan pada Bank Muamalat Indonesia lebih besar dari pada rata-rata
Ukuran perusahaan yang dihasilkan BNI Syariah.
Pada tahun 2013 Firm Size terendah terjadi pada BNI Syariah di
triwulan ke-I sebesar 16,34%, sedangkan Firm Size tertinggi terjadi pada
Bank Muamalat di triwulan ke-IV sebesar 18,45%. Pada tahun 2014 Firm
Size terendah terjadi pada BNI Syariah di triwulan ke-I sebesar 16,56%,
76
sedangkan Firm Size tertinggi terjadi pada Bank Muamalat di triwulan ke-
IV sebesar 18,59%.
Pada tahun 2015 Firm Size terendah terjadi pada BNI Syariah di
triwulan ke-I sebesar 16,83%, sedangkan Firm Size tertinggi terjadi pada
Bank Muamalat di triwulan ke-IV sebesar 18,64%. Pada tahun 2016 Firm
Size terendah terjadi pada BNI Syariah di triwulan ke-I sebesar 17,02%,
sedangkan Firm Size tertinggi terjadi pada Bank Muamalat di triwulan ke-
IV sebesar 18,62%.
4. Deskripsi Variabel Peringkat Sukuk (Rating Sukuk)
Peringkat sukuk adalah suatu standarisasi yang diberikan oleh
Lembaga pemeringkat terkemuka sukuk yang mencerminkan kemampuan
penerbit sukuk dan kesediaan mereka untuk membayar pembayaran pokok
sesuai jadwal. Badan-badan ini menggunakan alat kuantitatif dan penilaian
kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit dari penerbit.
Secara umum, hanya obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan
terbesar dan terkuat yang menunjukkan kredit relatif tinggi. Peringkat
kualitas tertinggi adalah triple- A . Tingkat Peringkat turun ke triple- C
sebagai kemungkinan gagal bayar meningkat dan akhirnya ke D, atau
default. Analis dan para investor sering menggunakan peringkat sebagai
deskriptor dari kualitas kredit emiten obligasi dari pada deskripsi kualitas
obligasi sendiri (Hull, Predescu, dan White, 2004).
77
Tabel 4.4
Peringkat Sukuk (Rating Sukuk)
Tahun Triwulan BNI Syariah Bank Muamalat
Indonesia
2013 I 5 5
II 5 5
III 5 5
IV 5 5
2014 I 6 5
II 6 5
III 6 5
IV 6 5
2015 I 6 6
II 6 6
III 6 6
IV 6 6
2016 I 6 5
II 6 5
III 6 5
IV 6 5
RATA-RATA 5.75 5.00
Sumber: Publikasi Laporan Keuangan BNI Syariah dan Bank Muamalat
Indonesia
Berdasarkan dari tabel 4.4, rata-rata jumlah peringkat sukuk pada
BNI Syariah adalah 5.75 menunjukan bahwa peringkat sukuk pada BNI
Syariah merupakan Investasi sukuk yang baik, kuat, dan long term financial
commitment (Investment Grade), sedangkan rata-rata pada Bank Muamalat
Indonesia adalah 5.00 menunjukan bahwa peringkat sukuk pada Bank
Muamalat Indonesia merupakan Investasi sukuk yang baik dan long term
financial commitment (Investment Grade). Dapat dilihat bahwa rata-rata
peringkat sukuk pada BNI Syariah lebih besar dari pada rata-rata peringkat
sukuk yang dihasilkan Bank Muamalat Indonesia.
78
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Series: ResidualsSample 1 32Observations 32
Mean -2.36e-15Median -0.047943Maximum 0.579188Minimum -0.431945Std. Dev. 0.279228Skewness 0.457622Kurtosis 2.233321
Jarque-Bera 1.900626Probability 0.386620
Grafik 4. 1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel uji normalitas setelah transformasi di atas dapat
diketahui bahwa nilai probability JB lebih > 0.05 (0.386620>0.05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Tabel 4. 5
Hasil Uji Multikolinearitas
ROA ROE FZ
ROA 1.000000 -0.383269 -0.681296
ROE -0.383269 1.000000 0.135583
FZ -0.681296 0.135583 1.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar
variabel independen (ROA, ROE, FZ) tidak ada yang menunjukkan nilai
korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0.135583 yaitu antara ROE
dengan FZ, karena 0.135583 < 0.9 maka diputuskan bahwa Ho diterima,
79
sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak terjadi gejala
multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
-.6
-.4
-.2
.0
.2
.4
.64.8
5.2
5.6
6.0
6.4
6.8_bnis
2013Q
1_bnis
2013Q
2_bnis
2013Q
3_bnis
2013Q
4_bnis
2014Q
1_bnis
2014Q
2_bnis
2014Q
3_bnis
2014Q
4_bnis
2015Q
1_bnis
2015Q
2_bnis
2015Q
3_bnis
2015Q
4_bnis
2016Q
1_bnis
2016Q
2_bnis
2016Q
3_bnis
2016Q
4_m
ua2013Q
1_m
ua2013Q
2_m
ua2013Q
3_m
ua2013Q
4_m
ua2014Q
1_m
ua2014Q
2_m
ua2014Q
3_m
ua2014Q
4_m
ua2015Q
1_m
ua2015Q
2_m
ua2015Q
3_m
ua2015Q
4_m
ua2016Q
1_m
ua2016Q
2_m
ua2016Q
3_m
ua2016Q
4
Residual Actual Fitted
Grafik 4. 2
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak
membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut
tidak bersifat heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan grafik,
untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas juga dapat digunakan
dengan mengunakan uji statistik yatu dengan menggunakan uji white.
Berikut ini hasil uji heteroskedastis menggunakan metode uji white:
80
Tabel 4. 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.097397 Prob. F(3,28) 0.1231
Obs*R-squared 5.871603 Prob. Chi-Square(3) 0.1180
Scaled explained SS 2.772164 Prob. Chi-Square(3) 0.4281
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel uji heteroskedatis dengan mengunakan uji statistik
di atas dapat diketahui bahwa probability chi-square sebesar 0.1180>0.05,
dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Hasil uji
white tersebut menunjukkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Autokolerasi
Tabel 4. 7
Hasil Uji Autokolerasi
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa
nilai probability Chi-Square > 0.05 (0.7387>0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model.
D. Estimasi Model Panel Data
Dari analisa model panel data dikenal tiga macam pendekatan estimasi
yaitu pendekatan kuadrat terkecil atau Common Effect Model (CEM),
pendekatan efek tetap atau Fixed Effect Model (FEM) dan pendekatan efek
acak atau Random Effect Model (REM).
a. Common Effect Model (CEM)
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.249139 Prob. F(2,25) 0.7814
Obs*R-squared 0.605791 Prob. Chi-Square(2) 0.7387
81
Langkah pertama dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan
Common Effect Model (CEM) secara sederhana menggabungkan (pooled)
seluruh data times series dan cross section, kemudian mengestimasikan
model dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS)
sebagai salah satu syarat melakukan Uji-F Restricted. Hasil pengolahan
menggunakan program Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data sebagai
berikut:
Tabel 4. 8
Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM)
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:34
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA? 3.107751 0.309793 10.03170 0.0000
ROE? -0.003692 0.005570 -0.662868 0.5126
FZ? 0.017779 0.031047 0.572644 0.5713
R-squared 0.642151 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.617472 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.314192 Akaike info criterion 0.611438
Sum squared resid 2.862789 Schwarz criterion 0.748850
Log likelihood -6.783001 Hannan-Quinn criter. 0.656986
Durbin-Watson stat 0.857074
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
82
b. Fixed Effect Model (FEM)
Langkah kedua dilakukan pengolahan data menggunakan pendekatan
Fixed Effect Model (FEM) untuk membandingkan dengan metode
Common Effect Model (CEM). Hasil pengolahan menggunakan program
Eviews 9.0 didapatkan hasil analisis data sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Regresi Data Panel Fixed Effect Model (FEM)
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
c. Uji Chow
Untuk memilih metode data panel yang digunakan, perlu dilakukan Uji
Chow untuk memilih antara Common Effect Model (CEM) atau Fixed
83
Effect Model (FEM). Di bawah ini adalah hasil Uji Chow, diantaranya
sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Uji Chow
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Nilai yang harus diperhatikan pada uji chow adalah nilai probabilitas dari
F-Statistik. Hipotesis yang digunakan dalam uji chow adalah sebagai
berikut:
Ho : Common Effect Model (CEM)
Ha : Fixed Effect Model (FEM)
Jika nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari tingkat signifikasi (5%),
maka tolak Ho. Nilai probabilitas F-statistik model pertama adalah 0.0015,
dengan demikian metode data panel yang tepat antara Common Effect
Model (CEM) dengan Fixed Effect Model (FEM) adalah Fixed Effect
Model (FEM). Hasil uji Chow menunjukan tingkat signifikansi pada
0.0015, sehingga kesimpulan yang diambil adalah menolak Ho dan model
yang dipilih adalah Fixed Effect Model (FEM)
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 10.015852 (1,27) 0.0038
Cross-section Chi-square 10.096301 1 0.0015
84
E. Uji Statistik
1. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Firm Size Terhadap
Rating Sukuk (Uji t)
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila
probabilitas > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4. 11
Uji t
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
85
a. Pengaruh Return On Assets terhadap Rating Sukuk
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Return On Assets sebesar 11.27600
menunjukkan ke arah koefisien positif, sedangkan probabilitas Return
On Assets sebesar 0.0000<0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Assets memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap Rating Sukuk.
b. Pengaruh Return On Equity terhadap Rating Sukuk
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Return On Equity sebesar -0.001135
menunjukkan ke arah koefisien negatif, sedangkan probabilitas Return
On Equity sebesar 0.8163<0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Equity tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap Rating Sukuk.
c. Pengaruh Firm Size terhadap Rating Sukuk
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas
menunjukkan nilai coefficient Firm Size sebesar -2.170091
menunjukkan ke arah koefisien negatif, sedangkan probabilitas Firm
Size sebesar 0.0073>0.05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Firm Size memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap Rating Sukuk.
86
2. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Firm Size Terhadap
Rating Sukuk (Uji F)
Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk menguji
pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Apabila probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima,
sehingga disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila nilai
probabilitas >0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel independen. Uji hipotesis secara simultan
dapat diihat dari tabel berikut:
Tabel 4. 12
Uji F
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Ouput Eviews 9.0
Dengan Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen
(Return On Assets, Return On Equity, Firm Size) terhadap Rating Sukuk
secara simultan.
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara variabel Return On Assets,
Return On Equity, Firm Size) terhadap Rating Sukuk secara simultan.
87
Berdasarkan tabel di atas, nilai probabilitas F-statistik sebesar
23.87938, dengan menggunakan tingkat keyakinan = 5%, dimana tingkat
signifikansi 0.000005 berarti ditemukan siginifikansi antara pengaruh
(ROA, ROE, FZ) terhadap Rating Sukuk secara simultan terhadap Rating
Sukuk.
Maka, keputusan yang diambil adalah menolak Ho karena terdapat
pengaruh yang signifikan antara (ROA, ROE, FZ) terhadap Rating Sukuk
secara simultan terhadap Rating Sukuk.
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel dependen.
Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 13
Koefisien Determinasi
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel di atas besarnya niai Adjusted R-squared
adalah0.746975. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Rating Sukuk dapat
dijelaskan oleh variabel independen (ROA, ROE, FZ) sebesar 74,6%,
sedangkan sisanya (100% - 74,6% = 25,4%) dijelaskan oleh faktor lain
88
diluar model regresi penelitian seperti leverage, secure, maturity, dan
lainnya.
F. Analisis Model Regresi Data Panel
Berikut ini model regresi data panel dengan menggunakan Fixed Effect
Model (FEM):
Tabel 4. 14
Model Regresi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil Ouput Eviews 9.0
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model regresi
antara variabel dependen (Rating Sukuk) dan variabel independen (ROA,
ROE, FZ) sebagai berikut:
RATit= 24.79398 + 11.27600ROAit - 0.001135ROEit - 2.170091FZit
Dari Persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar 24.79398 menunjukkan bahwa jika variabel independen
(ROA, ROE, FZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan,
maka Rating Sukuk adalah 24.79398.
89
2. Koefisien regresi sebesar 11.27600 menunjukkan jika nilai Return On
Assets pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan
menaikan tingkat Rating Sukuk pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 11.27600.
3. Koefisien regresi sebesar -0.001135 menunjukkan jika Return On Equity
pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan
menurunkan tingkat Rating Sukuk pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar -0.001135.
4. Koefisien regresi sebesar -2.170091 menunjukkan jika nilai Firm Size
pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka akan
menurunkan tingkat Rating Sukuk pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar -2.170091.
G. Persamaan Model Regresi Setiap Bank
Tabel 4. 15
Model Regresi Setiap Bank
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Sumber: Hasil Output Eviews 9.0
Berdasarkan tabel di atas, maka didapat persamaan model regresi tiap
bank umum syariah sebagai berikut:
1. Persamaan Model Regresi BNI Syariah
RATit= -2.725780 + 11.27600ROAit - 0.001135ROEit - 2.170091FZit
90
Konstanta sebesar -2.725780 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, ROE, FZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka Rating Sukuk pada BNI Syariah menurun sebesar
-2.725780
2. Persamaan Model Regresi Bank Muamalat Indonesia
RATit= 2.725780 + 11.27600ROAit - 0.001135ROEit - 2.170091FZit
Konstanta sebesar 2.725780 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (ROA, ROE, FZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka Rating Sukuk pada Bank Muamalat Indonesia meningkat
sebesar 2.725780.
H. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Return On Assets terhadap Rating Sukuk
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Return On Assets mempunyai
nilai signifikan 0,0000 < 0,05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Assets secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Rating Sukuk. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimas Pangga (2016) dan
Septi Purwaningsih (2013) yang menyatakan bahwa Return On Assets
berpengaruh signifikan terhadap Rating Sukuk.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2002)
bahwa salah satu tujuan dari prinsip ini adalah peningkatan assets pada suatu
91
perusahaan perbankan merupakan bagian keuntungan yang akan berpengaruh
cukup besar terhadap kenaikan Rating Sukuk. Dan keuntungan inilah yang
akan menjadi pendapatan bagi bank syariah yang akan dapat mempengaruhi
tingkat Rating Sukuk.
Jadi hasil analisis diatas menunjukkan bahwa variabel Retun On Assets
berpengaruh terhadap Rating Sukuk pada BNI Syariah & Bank Muamalat
Indonesia. Hal ini disebabkan karena besarnya asset yang diperoleh dari
Return On Assets akan berdampak pada tingkat Rating Sukuk. Hal ini
menunjukkan seberapa besar asset yang dimiliki oleh bank untuk
mendapatkan laba sehingga ketidakmampuan memenuhi kewajibaan pada
investor kecil dan peluang perusahaan menjadi besar sehingga mengurangi
risiko pada bank. Semakin tinggi Return On Assets maka semakin meningkat
Rating Sukuk pada Bank Syariah.
2. Pengaruh Return On Equity terhadap Rating Sukuk
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Return On Equity mempunyai
nilai signifikan 0,8163 < 0,05. Hal ini berarti menolak Ha atau menerima H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Return On Equity secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap Rating Sukuk. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dimas Pangga (2016) dan
Septi Purwaningsih (2013) yang menyatakan bahwa Return On Equity tidak
berpengaruh signifikan terhadap Rating Sukuk.
Pada umumnya semakin besar profitabilitas yang dapat diukur dengan
ROE, maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan
92
peringkat sukuk yang tinggi. Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Almilia dan Devi (2007) yang menunjukkan bahwa
variabel profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap peringkat sukuk.
Namun pada beberapa penelitian, ROE pada perusahaan perbankan
mengalami penurunan laba bersih, yang disebabkan karena mulai
bermunculannya bank baru yang menerbitkan sukuk, dan dapat menyebabkan
penurunan pada Rating Sukuk. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Neneng Sudaryanti (2011).
Jadi hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Rating Sukuk pada BNI
Syariah & Bank Muamalat Indonesia karena sesuai dengan data ROE yang
diperoleh pada bank tersebut mengalami penurunan yang disebabkan karena
mulai bermunculannya bank baru yang menerbitkan sukuk, dan dapat
menyebabkan penurunan pada Rating Sukuk. Alasan lainnya karena jika
banyak bank baru yang menerbitkan sukuk akan menyebabkan pemegang
saham beralih untuk menanamkan modalnya kepada bank lain.
3. Pengaruh Firm Size terhadap Rating Sukuk
Berdasarkan hasil penelitian, variabel Firm Size mempunyai nilai
signifikan 0.0073 < 0.05. Hal ini berarti menerima Ha atau menolak H0
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Firm Size secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Rating Sukuk. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah W dan Maswar (2014)
93
yang menyatakan bahwa Firm Size berpengaruh signifikan terhadap Rating
Sukuk.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto dan
Husnan (2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan kegiatan
internal-eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Variabel
size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva dan
berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan secara
keseluruhan.
Jadi hasil analisis ini menunjukkan bahwa variabel Firm Size
berpengaruh terhadap Rating Sukuk pada BNI Syariah & Bank Muamalat
Indonesia. Hal ini disebabkan karena ukuran perusahaan dapat dilihat dari
laporan keuangan menyeluruh, reputasi, image, segala sesuatu yang berkaitan
dengan kegiatan internal dan eksternal perusahaan perbankan tersebut.
Sehingga dapat banyak faktor yang menyebabkan naik atau turunnya Rating
Sukuk dari suatu perusahaan perbankan.
4. Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Firm Size terhadap Rating
Sukuk
Hasil penelitian menyatakan bahwa Return On Assets, Return On
Equity, Firm Size secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap
Rating Sukuk. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai
signifikansi yang lebih kecil dari nilai (0.000000<0.05). Maka, keputusan yang
diambil adalah menolak Ho karena terdapat pengaruh yang signifikan antara
94
(ROA, ROE, FZ) terhadap Rating Sukuk secara simultan terhadap Rating
Sukuk.
Return On Assets sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono
(2002) bahwa salah satu tujuan dari prinsip ini adalah peningkatan assets
pada suatu perusahaan perbankan merupakan bagian keuntungan yang akan
berpengaruh cukup besar terhadap kenaikan Rating Sukuk. Dan keuntungan
inilah yang akan menjadi pendapatan bagi bank syariah yang akan dapat
mempengaruhi tingkat Rating Sukuk.
Return On Equity sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mamduh
dan Halim (2000) profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset
dan modal saham tertentu. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin rendah risiko ketidakmampuan membayar (default) semakin
baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan tersebut. Jika keuntungan
yang dihasilkan tinggi, maka peluang perusahaan menjadi besar dalam
memperoleh peringkat sukuknya karena dinilai ketidakmampuan dalam
memenuhi kewajiban kepada investor semakin kecil.
Firm Size sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miswanto dan
Husnan (2005) bahwa hasil logaritma dari aktiva, penjualan, dan kegiatan
internal-eksternal dapat mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Variabel
size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva dan
berita yang beredar karena lebih mencerminkan kekayaan perusahaan secara
keseluruhan.
95
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dimas Pangga (2016) dan Indah W dan Maswar (2014) yang menyatakan
bahwa Return On Assets, Return On Equity, Firm Size berpengaruh signifikan
terhadap Rating Sukuk.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh Return On Assets, Return On Equity, dan Firm Size terhadap rating
sukuk pada BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia dari tahun penelitian
2013-2016. Maka berdasarkan hasil regresi berganda penelitian ini dapat di
tarik kesimpulan:
1. Return On Assets berpengaruh secara parsial terhadap rating sukuk pada
Bank BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia.
2. Return On Equity tidak berpengaruh secara parsial terhadap rating sukuk
pada Bank BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia.
3. Firm Size berpengaruh secara parsial terhadap rating sukuk pada Bank
BNI Syariah dan Bank Muamalat Indonesia.
4. Return On Assets, Return On Equity, dan Firm Size berpengaruh secara
simultan terhadap rating sukuk pada Bank BNI Syariah dan Bank
Muamalat Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil kesimpulan penelitian yang diperoleh, maka
dapat diajukan beberapa masukan lebih lanjut dengan maksud dapat
meningkatkan penelitian selanjutnya. Maka diharapkan saran sebagai berikut:
97
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Rating sukuk dapat dijadikan sebagai acuan dalam memilih sukuk
yang berkualitas dan untuk mengetahui rating sukuk dapat dilihat dari
rasio keuangan pada perusahaan perbankan tersebut.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat meningkatkan jumlah sampel
yang diuji agar pengujian yang dilakukan mendekati akurat.
b. Penambahan variabel independen lain selain rasio keuangan, seperti
pertumbuhan, maturity, secure, dan lain-lain untuk mengukur rating
sukuk.
c. Dari hasil uji adjusted R square, model ini dapat dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 74,6% maka penelitian ini sudah
dikatakan cukup baik, jadi bagi penelitian selanjutnya dapat
menggunakan model lain.
98
DAFTAR PUSTAKA
Afiani, Damalia. ―Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas, Dan
Leverage Terhadap Peringkat Sukuk (Studi Empiris Pada Bank Umum
Syariah Dan Unit Usaha Syariah Periode 2008-2010)‖: Accounting
Analysis Journal 1, Hal 111-113. 2013
Pangga, D. ―Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat sukuk (Studi kasus
perusahaan non keuangan).‖ Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2016
Purwaningsih, S. ―Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi rating sukuk.‖ Jurnal
Ekonomi, Manajemen dan Akutansi. 2013
Amalia, N. ―Pemeringkatan Obligasi PT PEFINDO : Berdasarkan Informasi
Keuangan‖ Accounting Analysis Journal 2. 2013
Aprilia, S. ―Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi.
Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011
Arif, B. W. ―Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan Perusahaan
terhadap Peringkat Obligasi‖. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
2012
Rezkillah, R. F. ―Pengaruh Nilai dan Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Perusahaan Terhadap Respon Investor.‖ Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. 2014.
Sari, M. P. ―Kemampuan rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi
Peringkat Obligasi (PT PEFINDO).‖ Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)
14(2): 172-182. 2007
99
Sudaryanti, N., A. A. Mahfudz., R. Wulandari. ―Analisis Determinan Peringkat
Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia.‖ Jurnal STIEI Tazkia Islamic
Finance & Business Review 6(2). 2011
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M. ―pasar modal di Indonesia
pendekatan Tanya jawab”. Selemba Empat, Jakarta. 2001
Enny Dwi Maharti dan Drs. Daljono Msi, Akt. ―Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Jurnal” : Universitas Diponogoro.
2011
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. ―Analisis Laporan Keuangan. Edisi ketiga‖.
Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 2012
Hengki Junius Sihombing Eka Nuraini Rachmawati. ―Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol.
24 No. 1 Juni 2015
Huda, Nurul & Edwin, Mustafa. ―Investasi Pada Pasar Modal Syariah” Penerbit
Kencana Prenada Media Group.Jakarta. 2007
Huda, Nurul dan Heykal,, Mohammad. Lembaga Keuangan Islam Tinjauan
Teoritis dan Praktis, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2010
Margreta, dan Poppy Nurmayanti. ―Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi Dan Non Akuntansi”.
Dalam Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 11 No. 3. 2009
100
Maylia Pramono Sari. ―Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk
Memprediksi Peringkat Obligasi. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE)‖, Hal
172- 182. 2007
Nafik, Muhammad. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta. Cahaya Amanah. Surabaya. 2009
Purwaningsih, S. ―Faktor Yang Mempengaruhi Rating Sukuk Yang Ditinjau Dari
Faktor Akuntansi Dan Non-Akuntansi”. Accounting Analysis Journal 2
(3). Hal. 360-368. 2013.
Rahardjo, Budi. ―Keuangan dan Akuntansi‖, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,
Graha Ilmu, Yogyakarta. 2007
Sekaran, Uma. ―Research Methods for business Edisi I and 2‖. Salemba Empat.
Jakarta. 2011
Siamat, Dahlan. ―Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan
Perbankan‖, Edisi Lima, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005
Syafri Harahap, Sofyan. ―Analisa Kritis atas Laporan Keuangan‖, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta. 2006
Tandelilin, Eduardus. ―Portofolio Investasi dan Investasi, Teori dan Aplikasi‖,
Edisi Pertama, Kanisius, Jakarta, 2010
Umam, Khairul. ―Pasar Modal Syariah & Praktek Pasar Modal Syariah”, CV
Pustaka Setia, Bandung. 2013
Wahid, Nazaruddin Abdul. ―Sukuk, Memahami & Membedah Obligasi Pada
Perbankan Syariah”, Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. 2010
101
Widiastuti, Ni Putu Tresna dan Henny Rahyuda. ―Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Rasio Likuiditas, Maturity, Dan Rasio Aktivitas Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Jasa‖ E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol. 5, No. 11, 2016
Almilia, Luciana Spica dan Devi, Vieka. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional
Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung, 3 November 2007
Andri ,Wydia. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi‖. Jurnal Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. September
2005
Antonio, Muhammad Syafi’i. ―Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum.” Jakarta:
Tazkia Istitute. 2010
Arundina, Tika dan Omar, Mohd Azmi. Determinant Of Sukuk Ratings : The
Malaysian Case: Shariah Economic Days. 2010
Rozi, Fahror dan Sofie. ―Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi
Peringkat Obligasi Syariah (Sukuk)‖. Jurnal Akuntansi Islam, Vol 01 (No.
1), Juni 2010
Sriwardany. ―Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijaksanaan
Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Perubahan Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur Tbk.” Tesis: Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara Medan. 2006
102
Sunarsih. 2008. ―Potensi Obligasi Syariah Sebagai Sumber Pendanaan Jangka
Menengah dan Panjang bagi Perusahaan di Indonesia‖. Jurnal Asy-
Syir’ah. Vol 42 (No.1). 2008
Website :
www.bnisyariah.co.id diakses pada 17 April 2017
www.bankmuamalat.co.id diakses pada 17 April 2017
http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/Pages/Pasar-Modal-Syariah.aspx di akses
pada 2 mei 2017
www.fileinvestasi.com di akses pada 6 mei 2017
www.idx.co.id di akses pada 6 mei 2017
www.lipsus.kompas.com di akses pada 6 mei 2017
www.pefindo.com di akses pada 6 mei 2017
103
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: DATA SAMPEL ROA
TAHUN TRIWULAN
BNI
SYARIAH
BANK
MUAMALAT
2013 I 1.62% 1.52%
II 1.64% 1.54%
III 1.68% 1.54%
IV 1.72% 1.55%
2014 I 1.75% 1.57%
II 1.76% 1.58%
III 1.76% 1.6%
IV 1.79% 1.61%
2015 I 1.85% 1.63%
II 1.81% 1.64%
III 1.83% 1.67%
IV 1.84% 1.68%
2016 I 1.85% 1.61%
II 1.86% 1.6%
III 1.88% 1.58%
IV 1.91% 1.56%
LAMPIRAN 2: DATA SAMPEL ROE
TAHUN TRIWULAN
BNI
SYARIAH
BANK
MUAMALAT
2013 I 13.98% 41.37%
II 11.87% 41.49%
III 11.54% 41.46%
IV 11.73% 32.25%
2014 I 13.79% 21.89%
II 13.28% 15.75%
III 13.12% 10.85%
IV 13.98% 20.45%
2015 I 9.29% 10.36%
II 10.1% 8.48%
III 10.48% 6.42%
IV 11.39% 4.49%
2016 I 13.54% 4.28%
II 12.88% 3.36%
III 12.5% 2.28%
IV 11.94% 3.69%
104
LAMPIRAN 3 : DATA SAMPEL FZ
TAHUN TRIWULAN
BNI
SYARIAH
BANK
MUAMALAT
2013 I 16.34% 18.23%
II 16.38% 18.35%
III 16.45% 18.41%
IV 16.5% 18.45%
2014 I 16.56% 18.48%
II 16.66% 18.52%
III 16.73% 18.56%
IV 16.78% 18.59%
2015 I 16.83% 18.6%
II 16.85% 18.62%
III 16.94% 18.63%
IV 16.95% 18.64%
2016 I 17.02% 18.62%
II 17.06% 18.6%
III 17.1% 18.59%
IV 17.15% 18.56%
LAMPIRAN 4 : DATA SAMPEL RAT
Tahun Triwulan BNI Syariah
Bank
Muamalat
Indonesia
2013 I 5 5
II 5 5
III 5 5
IV 5 5
2014 I 6 5
II 6 5
III 6 5
IV 6 5
2015 I 6 6
II 6 6
III 6 6
IV 6 6
2016 I 6 5
II 6 5
III 6 5
IV 6 5
105
LAMPIRAN 5: Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Series: ResidualsSample 1 32Observations 32
Mean -2.36e-15Median -0.047943Maximum 0.579188Minimum -0.431945Std. Dev. 0.279228Skewness 0.457622Kurtosis 2.233321
Jarque-Bera 1.900626Probability 0.386620
Sumber: Output Eviews, data diolah
2. Uji Multikolinearitas
ROA ROE FZ
ROA 1.000000 -0.383269 -0.681296
ROE -0.383269 1.000000 0.135583
FZ -0.681296 0.135583 1.000000
Sumber: Output Eviews, data diolah
106
3. Uji Heteroskedastisitas
a. Grafik
-.6
-.4
-.2
.0
.2
.4
.64.8
5.2
5.6
6.0
6.4
6.8
_bni
s201
3Q1
_bni
s201
3Q2
_bni
s201
3Q3
_bni
s201
3Q4
_bni
s201
4Q1
_bni
s201
4Q2
_bni
s201
4Q3
_bni
s201
4Q4
_bni
s201
5Q1
_bni
s201
5Q2
_bni
s201
5Q3
_bni
s201
5Q4
_bni
s201
6Q1
_bni
s201
6Q2
_bni
s201
6Q3
_bni
s201
6Q4
_mua
2013
Q1
_mua
2013
Q2
_mua
2013
Q3
_mua
2013
Q4
_mua
2014
Q1
_mua
2014
Q2
_mua
2014
Q3
_mua
2014
Q4
_mua
2015
Q1
_mua
2015
Q2
_mua
2015
Q3
_mua
2015
Q4
_mua
2016
Q1
_mua
2016
Q2
_mua
2016
Q3
_mua
2016
Q4
Residual Actual Fitted
b. Statistik
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.097397 Prob. F(3,28) 0.1231
Obs*R-squared 5.871603 Prob. Chi-Square(3) 0.1180
Scaled explained SS 2.772164 Prob. Chi-Square(3) 0.4281
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects
(Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
107
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-
squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews, data diolah
4. Uji Autokorelas
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects
(Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-
squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.249139 Prob. F(2,25) 0.7814
Obs*R-squared 0.605791 Prob. Chi-Square(2) 0.7387
108
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews, data diolah
LAMPIRAN 6: HASIL REGRESI DATA PANEL
1. Common Effect Model
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:34
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
ROA? 3.107751 0.309793 10.03170 0.0000
ROE? -0.003692 0.005570 -0.662868 0.5126
FZ? 0.017779 0.031047 0.572644 0.5713
R-squared 0.642151 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.617472 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.314192 Akaike info criterion 0.611438
Sum squared resid 2.862789 Schwarz criterion 0.748850
Log likelihood -6.783001 Hannan-Quinn criter. 0.656986
Durbin-Watson stat 0.857074
Sumber: Output Eviews, data diolah
2. Fixed Effect Model
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
109
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Output Eviews, data diolah
3. Uji Chow
Dependent Variable: RATING?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/16/17 Time: 15:39
Sample: 2013Q1 2016Q4
Included observations: 16
Cross-sections included: 2
Total pool (balanced) observations: 32
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 24.79398 9.756870 2.541182 0.0171
ROA? 11.27600 2.223154 5.072073 0.0000
ROE? -0.001135 0.004840 -0.234540 0.8163
FZ? -2.170091 0.748170 -2.900533 0.0073
Fixed Effects (Cross)
BNIS—C -2.725780
MUA—C 2.725780
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.779623 Mean dependent var 5.500000
Adjusted R-squared 0.746975 S.D. dependent var 0.508001
S.E. of regression 0.255532 Akaike info criterion 0.251666
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: BANK
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 10.015852 (1,27) 0.0038
Cross-section Chi-square 10.096301 1 0.0015
110
Sum squared resid 1.763013 Schwarz criterion 0.480687
Log likelihood 0.973351 Hannan-Quinn criter. 0.327580
F-statistic 23.87938 Durbin-Watson stat 1.155078
Prob(F-statistic) 0.000000