pengaruh perceived behavioral control dukungan...

136
i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN SOSIAL, DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PENERIMAAN DIRI ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Lailatul Ikromah NIM: 1110070000080 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: vuongmien

Post on 14-Sep-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

i

PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL,

DUKUNGAN SOSIAL, DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP PENERIMAAN DIRI ORANG TUA YANG

MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Lailatul Ikromah

NIM: 1110070000080

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN
Page 3: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN
Page 4: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN
Page 5: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

If ALLAH brings you to it,

He will bring you THROUGH it.

BELIEVE IN HIM!

Allah loves you more than anyone does.

PERSEMBAHAN: Kupersembahkan skripsi ini untuk

keluarga, sahabat, dan orang-orang yang selalu mendukung dan menyayangi

penulis sepenuh hati. Khususnya untuk kedua pintu surga bagi

penulis, Mama dan Ayah. Skripsi ini untuk kalian

Page 6: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Maret 2015

C) Lailatul Ikromah

D) Pengaruh Perceived Behavioral Control, Dukungan Sosial, dan Religiusitas

terhadap Orang Tua yang Memiliki Anak Down Syndrome

E) xv + halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perceived behavioral

control, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua

yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel berjumlah 150 orang tua

yang memiliki anak down syndrome di komunitas POTADS yang diambil

dengan teknik non probability sampling yaitu accidental sampling. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan alat ukur penerimaan diri yang dibuat

sendiri berdasarkan tahapan penerimaan diri menurut Kubler Rose (Gargiulo,

2004), alat ukur perceived behavioral control disusun oleh peneliti

berdasarkan pedoman Francis dkk (2004), alat ukur dukungan sosial

berdasarkan dimensi menurut Sarafino (2011), dan memodifikasi alat ukur

religiusitas yaitu Centrality of Religiosity Scale (CRS).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh perceived behavioral

control, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua

yang memiliki anak down syndrome. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan

bahwa dari sebelas independen variabel hanya tiga independen variabel

(control belief, dukungan nyata atau instrumental, dan ideologi) yang

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome. Sementara itu, perceived power, dukungan emosional,

dukungan informasi, dukungan kelompok, intelektual, kegiatan keagamaan

kelompok, kegiatan keagamaan individu, dan pengalaman keagamaan tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome. Penulis berharap implikasi dari hasil

penelitian ini dapat dikaji kembali dan dikembangkan dalam penelitian

selanjutnya, misalnya, dengan menambah variabel lain yang terkait dengan

penerimaan diri.

G) Bahan Bacaan: 27; 10 buku + 14 jurnal + 1 skripsi + 2 artikel

Page 7: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

vii

ABSTRAK

A) Psychology Faculty

B) March 2015

C) Lailatul Ikromah

D) Effect of Perceived Behavioral Control, Social Support, and Religiosity of the

Parents of Down Syndrome Children

E) xv + page + attachments

F) This study was conducted to determine the effect of perceived behavioral

control, social support, and religiosity on self-acceptance of parents who have

children with Down syndrome. This study used a quantitative approach with

multiple regression analysis. The sample totaled 150 parents who have

children with Down syndrome in the community POTADS taken with

accidental sampling. In this study, the authors use the gauge self-acceptance

self made based on the stage of self-acceptance by Kubler Rose (Gargiulo,

2004), perceived behavioral control measurement tool was developed by the

researchers based on the guidelines Francis et al (2004), measuring

instruments based on the dimensions of social support according Sarafino

(2011), and modify the measuring instrument religiosity that centrality of

Religiosity Scale (CRS).

The results of this study indicate that there is the influence of perceived

behavioral control, social support, and religiosity on self-acceptance of parents

who have children with Down syndrome. The test results showed that the

minor hypothesis of eleven independent variables only three independent

variables (control belief, real or instrumental support, and ideology) that

significantly influence the acceptance of parents who have children with

Down syndrome. Meanwhile, perceived power, emotional support,

information support, support groups, intellectuals, religious activities of the

group, individual religious activities, and religious experience does not have a

significant effect on self-acceptance of parents who have children with Down

syndrome. The author hopes that the implications of these results can be

reviewed and developed in subsequent studies, for example, by adding other

variables associated with self-acceptance.

G) Reading Materials: 27; 10 books + 14 journals + 1 thesis + 2 article

Page 8: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala

nikmat Nya kepada manusia. Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya

ini terselesaikan, maka penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta para wakil

dekan, Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, Bapak Ikhwan Luthfi, M.Si, dan

Dra. Diana Mutiah, M.Si.

2. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh ketulusan dan

kesabaran serta memberikan wawasan baru terhadap penulis.

3. Drs. Akhmad Baidun, M,Si dosen pembimbing akademik serta seluruh

dosen dan staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah membantu dalam penyelesaian karya ini.

4. Ibu Solicha, M.Si dosen penguji 1 dan Bapak Miftahuddin, M.Si dosen

penguji 2 yang telah memberikan saran dan arahan untuk perbaikan skripsi

ini.

5. Keluarga besar Persatuan Orang Tua dengan Anak Down Syndrome

(POTADS), yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk

mengambil data dalam karya ini.

6. Bapak Zaini Kibong dan Ibu Siti Nurjanah, orangtua tercinta yang

merupakan motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan karya ini, yang

Page 9: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

ix

selalu mendukung serta mengorbankan segala yang dimilikinya untuk

kebahagiaan penulis. Kakak dan adik tersayang Imran Maulana dan

Inayatus Sholeha yang memberikan motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan karya ini, serta seluruh keluarga besar yang selalu

membantu dan memberikan kemudahan kepada penulis.

7. Keluarga besar kelas B 2010. Estu, Ainun, Retno, Ajeng, Gina, Putri,

Nisa, Anita, Sunny, Niken, Winda, Fadhila, Yuni, Syifa, Isnia, Nisyub,

Ncan, Tyyas, Adila, Qory, Isti, Skay, Saul, Sabe, Aini, Viny, Chintya,

Katty, Aris, Didik, Iil, Kaiki, Danar, Adit, Gian, Deri, Bobby, dan Lian.

Terima kasih untuk 5 tahun terakhir yang kita habiskan bersama di

kampus dengan canda tawa, tangis haru, kemenangan, kenangan dan

support yang kalian berikan kepada penulis dengan penuh cinta dan kasih

sayang. Banyak cinta untuk kalian. Terima kasih.

8. Geng Birthday. Hilal, Chatrine, Kipli, Diko, Adan, Satrio, Ndot, Epi, dan

Ekky terima kasih untuk selalu memberikan canda tawa dan support di

sela-sela penulisan karya ini. Khususnya untuk Hilal Akbar Firdaus yang

selalu menemani dan memberikan kasih sayang serta perhatian kepada

penulis.

9. Pejuang Wisuda Mei 2015 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Khususnya untuk Syifa, Rahma, dan Vina yang berjuang bersama dari

proses daftar sidang sampai daftar wisuda bareng. Alhamdulillah dan

terima kasih untuk support dan kepedulian kalian yang luar biasa.

Page 10: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

x

10. Untuk kakak senior, teman seperjuangan angkatan 2010, dan adik junior.

Terima kasih telah memberikan motivasi kepada peulis dalam

menyelesaikan karya ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, dukungan, serta bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam karya ini terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun. Penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat

kepada penulis, pembaca, pihak terkait, serta peneliti yang ingin mengelaborasi

penelitian ini.

Jakarta, 29 Maret 2015

Penulis

Page 11: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1-14

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................................... 10

1.2.1 Pembatasan masalah ..................................................................... 10

1.2.2 Perumusan masalah ...................................................................... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 11

1.3.1 Tujuan penelitian .......................................................................... 11

1.3.2 Manfaat penelitian ........................................................................ 12

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 13

BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................... 15-43

2.1 Penerimaan Diri ..................................................................................... 15

2.1.1 Pengertian penerimaan diri ........................................................... 15

2.1.2 Proses dan dampak penerimaan diri ............................................. 16

2.1.3 Pengukuran penerimaan diri ........................................................ 20

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri ............................... 22

2.2 Perceived Behavioral Control ................................................................ 27

2.2.1 Pengertian perceived behavioral control ..................................... 27

2.2.2 Komponen perceived behavioral control ..................................... 27

2.2.3 Pengukuran perceived behavioral control ................................... 28

2.3 Dukungan Sosial .................................................................................... 29

2.3.1 Pengertian dukungan sosial ........................................................... 29

2.3.2 Dimensi dan sumber dukungan sosial ........................................... 30

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial ......................................................... 31

2.4 Religiusitas ............................................................................................. 33

2.4.1 Pengertian religiusitas ................................................................... 33

2.4.2 Dimensi religiusitas ....................................................................... 33

2.4.3 Pengukuran religiusitas ................................................................. 36

2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................. 37

2.6 Hipotesis ................................................................................................. 42

BAB 3 METODE PENELITAN ............................................................... 44-63

Page 12: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

xii

3.1 Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 44

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 44

3.2.1 Variabel penelitian ........................................................................ 44

3.2.2 Definisi operasional variabel ......................................................... 45

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 47

3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................... 51

3.4.1 Uji validitas konstruk penerimaan diri .......................................... 52

3.4.2 Uji validitas konstruk perceived behavioral control ..................... 53

3.4.3 Uji validitas konstruk dukungan sosial ......................................... 55

3.4.4 Uji validitas konstruk religiusitas ................................................. 58

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 60

3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................. 63

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................... 64-81

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ...................................................... 64

4.2 Analisis Deskriptif ................................................................................ 65

4.3 Kategorisasi Skor ................................................................................... 67

4.3.1 Kategorisasi skor penerimaan diri .................................................. 67

4.3.2 Kategorisasi skor perceived behavioral control ............................ 67

4.3.3 Kategorisasi skor dukungan sosial ................................................. 68

4.3.4 Kategorisasi skor religiusitas .......................................................... 70

4.4 Uji Hipotesis .......................................................................................... 71

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................. 82-91

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 82

5.2 Diskusi ................................................................................................... 83

5.3 Saran ....................................................................................................... 89

5.3.1 Saran metodologis ......................................................................... 89

5.3.2 Saran praktis .................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 92

LAMPIRAN ................................................................................................

Page 13: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Favourable dan Unfavourable ............................................ 47

Tabel 3.2 Blue Print Skala Penerimaan Diri ................................................ 48

Tabel 3.3 Blue Print Skala Perceived Behavioral Control .......................... 48

Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial ............................................... 49

Tabel 3.5 Blue Print Skala Religiusitas ....................................................... 50

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penerimaan Diri ........................... 53

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Perceived Behavioral Control ..... 55

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Dukungan Sosial .......................... 57

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Religiusitas ................................... 60

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ...................................................... 64

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ....................................................................... 66

Tabel 4.3 Norma Skor .................................................................................. 67

Tabel 4.4 Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Penerimaan Diri ........ 67

Tabel 4.5 Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Perceived Behavioral

Control ......................................................................................... 68

Tabel 4.6 Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Dukungan Sosial ....... 69

Tabel 4.7 Kategorisasi Subjek Berdasarkan Tingkat Religiusitas ............... 70

Tabel 4.8 Varians DV yang Dijelaskan Oleh Seluruh IV ............................ 72

Tabel 4.9 Anova Pengaruh Seluruh IV terhadap DV ................................... 72

Tabel 4.10 Koefisien Regresi ....................................................................... 73

Tabel 4.11 Proporsi varian DV pada setiap IV ............................................ 78

Page 14: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ......................................................... 41

Page 15: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Permohonan Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Syntax Uji Validitas Skala

Lampiran 5 Path Diagram

Page 16: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian

mengenai pengaruh perceived behavioral control, dukungan sosial, dan

religiusitas terhadap penerimaan diri, pembatasan masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Kehadiran seorang anak merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap

pasangan suami istri. Anak sebagai buah dalam cinta suami istri merupakan buah

hati yang sangat didambakan kelahirannya. Kehadiran seorang anak bukan hanya

mempererat tali cinta pasangan suami istri tetapi juga sebagai penerus dalam

sebuah keluarga yang tentu saja sangat diharapkan kehadirannya. Mereka tentu

menyimpan suatu harapan bahwa kelak anak yang hadir di tengah-tengah mereka

adalah seorang anak normal baik secara fisik maupun secara mental.

(Rachmayanti, 2007)

Melihat pertumbuhan serta perkembangan anak mulai dari bayi sampai

dewasa adalah saat yang sangat didambakan dan membahagiakan bagi setiap

orang tua. Tapi bila ternyata saat lahir maupun dalam masa pertumbuhan dan

perkembangannya seorang anak mengalami gangguan, tentu keadaan yang ada

akan sangat berbeda. Harapan-harapan yang selama ini didambakan oleh orang

tua tentu seketika berubah menjadi kekecewaan. Perasaan kecewa dalam diri

Page 17: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

2

orang tua inilah yang akan mempengaruhi bagaimana penerimaan terhadap

seorang anak. Banyak diantara orang tua yang harus menerima kenyataan bahwa

anaknya memiliki kebutuhan khusus dibanding dengan anak lainnya, seperti

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,

gangguan perilaku, down syndrome, anak berbakat dan anak dengan gangguan

kesehatan, autis dan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders).

Reaksi orangtua yang pertama kali muncul saat mengetahui bahwa

anaknya mengalami kelainan adalah perasaan shock, mengalami goncangan batin,

terkejut dan tidak mempercayai kenyataan yang menimpa anaknya. Reaksi

berikutnya mereka merasa sedih, kecewa dan mungkin merasa marah ketika

mereka tahu realitas yang harus dihadapi. Pada saat tersebut, mereka sering

merasa bersalah dan menyangkal kenyataan yang dihadapi. Reaksi perasaan

biasanya muncul dalam bentuk pertanyaan, mengapa kami dicoba? Apakah

kesalahan kami?, dan seterusnya. Setelah itu perasaan tersebut diikuti dengan

penerimaan kecacatan anaknya dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kondisi

anaknya. Namun demikian proses penerimaan ini akan memakan waktu yang

lama; selain itu juga mungkin akan berfluktuasi (Mangunsong, 1998). Gargiulo

(2004) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana

seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak sesuai

dengan harapannya.

Menurut informasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar tentang

jumlah anak berkebutuhan khusus tahun 2012, yang teridentifikasi berdasarkan

jenis klasifikasinya dapat diketahui bahwa jumlah anak tunagrahita sedang (IQ

Page 18: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

3

25-50) dan down syndrome sebanyak 10.563 siswa. Down syndrome adalah suatu

kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan

adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk akibat

kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi

pembelahan.

Berdasarkan hasil studi awal penulis kepada lima orang tua dari anak

down syndrome di Jakarta (Desember, 2013), didapatkan hasil bahwa sebanyak

20% responden mengatakan tidak mempercayai kenyataan saat mereka

mendengar anak yang dikandungnya mengalami ketidaknormalan dari hasil USG

dan informasi dokter ahli kandungan. Kemudian sebanyak 40% menyatakan

bahwa mereka mengalami shock berat saat mengetahui anak yang dikandungnya

mengalami ketidaknormalan. Terdapat 40% orang tua merasa kecewa dan sedih

dengan keadaan anak mereka, empat puluh persen lainnya merasa menerima dan

optimis dengan keadaan anak mereka sedangkan 20% lebihnya mengatakan

bahwa orang tua bahagia dengan titipan yang diberikan Tuhan.

Penulis juga menemukan bahwa 40% orang tua beralasan tetap mengasuh

anak mereka karena mereka merasa bahwa dengan kehadiran anaknya yang down

syndrome di dalam keluarga, maka mereka akan terlatih lebih sabar dan mendapat

banyak ilmu tentang down syndrome. Kemudian 40% lainnya merasa bersyukur

dengan kehadiran anak tersebut. Empat puluh persen orang tua menerima anak

tersebut dengan berbesar hati dan tulus ikhlas. Sedangkan 20% sisanya merasa

bangga karena orang tua tersebut merasa bahwa tidak banyak orang tua yang

Page 19: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

4

dapat memiliki anak down syndrome dan menjadi orang tua hebat karena

memiliki anak down syndrome.

Selain itu juga penulis menemukan 60% orang tua menganggap

kebahagiaan dalam mengasuh anak yang tidak normal adalah sebagai hal yang

luar biasa karena diberikan kepercayaan oleh Allah SWT untuk mengasuh dan

merawat anak down syndrome. Semua responden berasumsi bahwa tingkat

keimanan mereka mempengaruhi kebahagiaan mereka dalam menjalankan peran

sebagai orang tua yang memiliki anak down syndrome.

Healthday, Minggu (2/10/2011), merawat anak down syndrome bukanlah

hal yang mudah. Meski begitu, keluarga penyandang down syndrome mengaku

lebih bahagia punya anak down syndrome karena lebih memperkaya pengalaman.

Survei yang dilakukan Dr Brian Skotko dari Children's Hospital Boston

menunjukkan hal yang luar biasa; keluarga penderita down syndrome tidak merasa

minder, putus asa atau takut melainkan sangat bahagia. Alasannya memiliki anak

down syndrome membuat keluarga harus meningkatkan kualitas hidup dengan

mengajarkan kesabaran, penerimaan dan keluwesan. Anak down syndrome telah

membuat keluarganya menjadi lebih kuat.

Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 96% orangtua penyandang

down syndrome menyatakan tidak menyesal telah memiliki anak dengan down

syndrome. Hampir delapan dari sepuluh orang tua tersebut mengatakan bahwa

justru gangguan anaknya itu telah meningkatkan kualitas hidup mereka dengan

mengajarkan kesabaran, penerimaan, dan keluwesan. Tak hanya orang tua,

saudara-saudara kandung mereka juga memiliki perasaan yang sama. Sembilan

Page 20: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

5

puluh empat persen di antaranya mengatakan bahwa mereka merasa bangga akan

saudara mereka yang menyandang down syndrome. Sebanyak 88% di antaranya

mengatakan bahwa saudara mereka yang menyandang down syndrome itu telah

membuat mereka menjadi orang yang lebih baik; Hampir semua penderita down

syndrome mengatakan senang dengan kehidupannya saat ini dan menyukai

keadaan mereka.

Menurut Sarasvati (dalam Rachmayanti, 2007) faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang memiliki anak autis diantaranya

adalah dukungan dari keluarga besar, kemampuan keuangan keluarga, latar

belakang agama, sikap para ahli yang mendiagnosa anaknya, tingkat pendidikan

suami istri, status perkawinan, sikap masyarakat umum, usia dari masing-masing

orang tua, dan sarana penunjang. Nishinaga (2004) mengatakan bahwa faktor

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak dengan keterbelakangan intelektual

diantaranya adalah subjective wellbeing, dukungan sosial, dan perceived

behavioral control.

Ajzen (1991) menyatakan bahwa perceived behavioral control mengacu

pada persepsi individu tentang kemampuan atau ketidakmampuan untuk

menampilkan sebuah perilaku, atau persepsi seseorang mengenai seberapa mudah

atau seberapa sulit untuk menampilkan perilaku.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) ditemukan

bahwa kebanyakan dari partisipan menjawab mereka telah mengalami stres oleh

rendahnya perceived behavioral control mereka pada awal-awal mengasuh anak

dengan keterbelakangan intelektual. Partisipan menyebutkan bahwa perasaaan

Page 21: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

6

mereka yang awalnya merasa direpotkan oleh anak-anak mereka berubah seketika

ketika fitur-fitur penerimaan (acceptance) mereka tentang diri mereka dan anak-

anak mereka berubah. Jadi mereka mengatakan sangat dibutuhkan sekali

dukungan untuk mengajarkan para ibu cara yang sangat penting atau perlu untuk

mengambil gambaran dari anak-anak mereka yang mengalami keterbelakangan

intelektual. Partisipan lain menyatakan bahwa para ibu harus bisa menegaskan diri

mereka kalau mereka itu didukung untuk melakukan apapun untuk anak-anak

mereka.

Dengan alasan yang disebutkan di atas, perceived behavioral control dapat

dipandang sebagai faktor penting bagi penerimaan diri para ibu yang memiliki

anak dengan keterbelakangan intelektual. Bisa dikatakan bahwa mengajarkan para

ibu bagaimana memperlakukan anak-anak mereka yang memiliki keterbelakangan

intelektual akan mengurangi kecemasan mereka dan meningkatkan perceived

behavioral control mereka.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan di atas,

maka penulis merasa tertarik untuk meneliti kembali tentang pengaruh perceived

behavioral control terhadap penerimaan diri dengan mengambil subjek orang tua

yang memiliki anak down syndrome.

Selain perceived behavioral control, hal lain yang dapat meningkatkan

penerimaan diri adalah dukungan sosial. Seseorang yang mendapatkan support

dari lingkungan dan sosial akan membuat orang tersebut lebih merasa diterima

keadaan dirinya oleh lingkungan. Perlakuan lingkungan sosial terhadap seseorang

membentuk tingkah laku orang tersebut. Hal ini membuat seseorang yang

Page 22: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

7

mendapatkan perlakuan dari lingkungan sosial yang mendukung akan dapat

menerima dirinya sendiri dengan lebih baik. (Ismail, 2008)

Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial mengacu pada kenyamanan,

kepedulian, harga diri, atau bantuan yang tersedia untuk orang dari orang-orang

atau kelompok lain. Aspek-aspeknya adalah dukungan emosional, dukungan nyata

atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) ditemukan

bahwa setengah dari partisipan (6 orang) yang mengikuti penelitiannya

mengatakan bahwa mereka membutuhkan konseling publik untuk para ibu yang

memiliki anak dengan keterbelakangan intelektual. Partisipan menyatakan bahwa

seorang ibu perlu diterima oleh orang lain (misalnya seorang profesional dokter,

konselor) selain keluarga mereka sendiri ketika mereka mengetahui tentang

keterbelakangan dari anak – anak mereka. Partisipan yang lain mengatakan bahwa

merupakan ujian yang sangat sulit bagi seorang ibu untuk menerima anak mereka

yang memiliki keterbelakangan intelektual, jadi sangat dibutuhkan dukungan

secara psikologis bagi para ibu tersebut bukan untuk menyangkal diri mereka

bahwa mereka tidak bisa menerima anak mereka.

Lima partisipan lain (Nishinaga, 2004) menyebutkan bahwa persatuan

orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dapat mendukung seorang ibu

yang memiliki anak-anak dengan keterbelakangan intelektual secara mental.

Partisipan menyatakan sangat terkesan oleh kata-kata “anakmu terlihat sangat

cantik atau tampan” yang dikatakan oleh ibu yang lebih tua yang memiliki anak

dengan keterbelakangan intelektual dan merupakan anggota dari persatuan orang

Page 23: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

8

tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus karena tidak ada satupun orangtua

yang memandang anak mereka yang memiliki keterbelakangan intelektual sebagai

anak yang lucu-lucu. Partisipan yang lain menyatakan bahwa berbicara dengan

anggota dari para persatuan anak berkebutuhan khusus, dia seakan diberi support

secara mental karena dia tidak mampu berbicara dengan teman biasa tentang

keterbelakangan anaknya itu. Hasil ini menyimpulkan bahwa dukungan sosial itu

sangat penting dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dari

penerimaan diri ibu dengan anak yang memiliki keterbelakangan intelektual.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka penulis merasa tertarik untuk meneliti kembali tentang pengaruh dukungan

sosial terhadap penerimaan diri dengan mengambil subjek orang tua yang

memiliki anak down syndrome.

Selain perceived behavioral control dan dukungan sosial, hal lain yang

dapat meningkatkan penerimaan diri adalah kedekatan dengan Tuhan Yang Maha

Esa, sebagai salah satu indikator religiusitas seseorang. Glock dan Stark (1968)

mengartikan religiusitas yang berasal dari kata religi yaitu simbol sistem, sistem

keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya

berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling

maknawi. Glock dan Stark mengidentifikasikan lima dimensi dari religiusitas:

belief, practice, knowledge, experience, dan consequences. Dimensi religiusitas

menurut Huber dan Huber (2012) mengacu pada teori Glock dan Stark (1968):

pengetahuan keagamaan, keyakinan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok,

kegiatan keagamaan individu, dan pengalaman keagamaan.

Page 24: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

9

Penelitian yang dilakukan oleh Handadari (dalam Ulina, 2013)

menunjukkan ada hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri pada orang

tua yang memiliki anak retardasi mental berat. Artinya semakin tinggi religiusitas

maka akan semakin tinggi penerimaan diri orangtua yang memiliki anak retardasi

mental berat. Begitu pula sebaliknya semakin rendah religiusitas maka akan

semakin rendah penerimaan diri orangtua yang memiliki anak retardasi mental

berat. Penelitian senada yang dilakukan oleh Badaria dan Astuti (dalam Ulina,

2013) juga menunjukan adanya hubungan antara religiusitas dan penerimaan diri

pada penderita diabetes melitus.

Tetapi berdasarkan hasil penelitian lainnya menunjukkan tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan penerimaan diri. Hal tersebut

dapat terjadi karena religiusitas bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi

penerimaan diri (Ulina, et al, 2013)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik

untuk meneliti lebih jauh tentang pengaruh perceived behavioral control,

dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus, dalam hal ini melalui penelitian berjudul

“Pengaruh Perceived Behavioral Control, Dukungan Sosial, dan Religiusitas

terhadap Penerimaan Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Down Syndrome”

Page 25: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

10

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari variabel prediktor, yaitu

perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. adapun pengertian

tentang konsep variabel yang digunakan yaitu:

1. Penerimaan diri dalam penelitian ini adalah suatu kondisi dimana

seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang

tidak sesuai dengan harapannya (Gargiulo, 2004).

2. Perceived behavioral control dalam penelitian ini mengacu pada

persepsi individu tentang kemampuan atau ketidakmampuan untuk

menampilkan sebuah perilaku, yang terdiri dari: control belief dan

perceived power (Ajzen, 1991).

3. Dukungan sosial dalam penelitian ini mengacu pada dukungan yang

tersedia untuk orang dari orang-orang atau kelompok lain, yang terdiri

dari: dukungan emosional, dukungan nyata atau instrumental,

dukungan informasi, dan dukungan kelompok (Sarafino, 2011).

4. Religiusitas dalam penelitian ini adalah sistem yang berpusat pada

persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling

maknawi, yang terdiri dari pengetahuan keagamaan, keyakinan

keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan

individu, dan pengalaman keagamaan (Glock & Stark, 1968).

Page 26: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

11

5. Subjek penelitian ini adalah para orang tua yang memiliki anak down

syndrome yang termasuk dalam komunitas Persatuan Orang Tua Anak

dengan Down Syndrome (POTADS) se-Jabodetabek.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Apakah ada pengaruh signifikan perceived behavioral control,

dukungan sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua

yang memiliki anak down syndrome?

2. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi perceived behavioral control

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome?

3. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi dukungan sosial terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome?

4. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi religiusitas terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome?

5. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap penerimaan diri orang

tua yang memiliki anak down syndrome?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

Page 27: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

12

1. Menguji pengaruh perceived behavioral control, dukungan sosial, dan

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak

down syndrome.

2. Menguji pengaruh dimensi perceived behavioral control terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome.

3. Menguji pengaruh dimensi dukungan sosial terhadap penerimaan diri

orang tua yang memiliki anak down syndrome.

4. Menguji pengaruh dimensi religiusitas terhadap penerimaan diri orang

tua yang memiliki anak down syndrome.

5. Menemukan faktor yang paling berpengaruh terhadap penerimaan diri

orang tua yang memiliki anak down syndrome.

1.3.2 Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan

sumbangan pemikiran yang dapat bermanfaat bagi dunia psikologi

untuk penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan

penerimaan diri orang tua dan anak berkebutuhan khusus (ABK)

khususnya anak down syndrome.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat

menambah informasi mengenai pentingnya memperkuat perceived

behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas orang tua yang

Page 28: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

13

memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) khususnya anak down

syndrome agar bisa menerima dengan baik dan mengembangkan anak

secara optimal.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1 Pendahuluan

Berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian mengenai

pengaruh perceived behavioral control, dukungan sosial, dan

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak

down syndrome, pembatasan dan perumusan masalah, serta tujuan

dan manfaat penelitian.

BAB 2 Landasan Teori

Berisi tentang sejumlah teori yang berkaitan dengan penerimaan

diri, perceived behavioral control, dukungan sosial, dan

religiusitas, kerangka berpikir, serta hipotesis penelitian.

BAB 3 Metode Penelitian

Berisi tentang subyek penelitian, variabel penelitian, instrumen

penelitian, prosedur penelitian, dan teknis analisis data.

BAB 4 Hasil Penelitian

Berisi tentang hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif dan

uji hipotesis penelitian.

Page 29: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

14

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Berisi tentang kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil penelitian

yang telah diperoleh. Saran praktis dan teoritis juga akan diberikan

sebagai masukan yang bermanfaat berdasarkan hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang landasan teoritis penelitian ini, yang dibagi menjadi

lima subbab. Subbab pertama membahas tentang penerimaan diri, subbab kedua

membahas tentang perceived behavioral control, subbab ketiga membahas

tentang dukungan sosial, subbab keempat membahas tentang religiusitas, subbab

kelima membahas tentang kerangka berfikir, subbab ke enam membahas tentang

hipotesis penelitian.

2.1 Penerimaan Diri (Self Acceptance)

2.1.1. Pengertian penerimaan diri (Self Acceptance)

Gargiulo (2004) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah suatu kondisi

dimana seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak

sesuai dengan harapannya. Menurut Rohner (2012) penerimaan orang tua

mengarah kepada kehangatan, kasih sayang, peduli, kenyamanan, perhatian,

mengasuh, mendukung atau perasaan cinta dimana orang tua dapat merasakan dan

menunjukkan kepada anaknya secara fisik maupun verbal. Cronbach (1963)

mengungkapkan penerimaan diri ialah karakteristik pribadi seseorang dimana ia

dapat menjelaskan mengenai fungsi keberadaan dirinya dengan baik. Hurlock

(1974) menyatakan bahwa individu yang mampu menerima diri sendiri berarti

harus mampu menerima seperti apa adanya (real self), bukan seperti apa yang

Page 31: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

16

diinginkan (ideal self), serta memiliki harapan yang realistis sesuai dengan

kemampuannya.

Dari pengertian di atas mengenai penerimaan diri, maka definisi yang

digunakan peneliti adalah definisi dari Gargiulo (2004) yaitu penerimaan diri

adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang

terdekatnya yang tidak sesuai dengan harapannya.

2.1.2 Proses dan dampak penerimaan diri (Self Acceptance)

Berikut adalah proses penerimaan yang dijelaskan oleh Kubler-Ross berkaitan

dengan reaksi atau respon yang diberikan ibu terhadap anak retardasi mental.

Reaksi-reaksi tersebut adalah shock dan tidak percaya; dalam banyak kasus

terdapat beberapa orang tua yang kurang siap ketika mengetahui kabar kecacatan

anak mereka. Orang tua terkadang (denial) menolak kenyataan sebagai bentuk

pelarian dari realita bahwa anaknya memiliki kecacatan. Tahap awal ini juga

ditandai dengan kesedihan (grief), seperti orang tua yang meratapi kehilangan

“anak yang ideal” atau “bayi yang sempurna”. Depresi dan penarikan merupakan

konsekuensi-konsekuensi umum dari proses berduka (dalam Gargiulo, 2004).

Reaksi awal ini diikuti oleh fase sekunder dibedakan dengan periode

disorganisasi emosional seperti yang disebutkan oleh Blacher (dalam Gargiulo,

2004). Hal ini terjadi selama tahapan berlangsung bagi orang tua yang terombang-

ambing antara periode total dedikasi dan pengorbanan diri (postur seorang martir)

serta penolakan (dalam hal kasih sayang dan / atau kebutuhan fisik). Gargiulo

(1985) mengidentifikasi perilaku ini sebagai indikasi ambivalence. Salah satu

Page 32: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

17

perasaan paling umum dan sulit bagi orang tua untuk menangani hal tersebut

adalah rasa bersalah (guilt) - yang bagaimanapun juga mereka dapat berkontribusi

terhadap kecacatan putra atau putri mereka. Rasa bersalah biasanya mengikuti

pola “if only” berpikir seperti ini: “kalau saja saya tidak “minum” ketika saya

hamil,” “kalau saja kita pergi ke rumah sakit lebih cepat,” “kalau saja saya

menyimpan obat dalam lemari yang terkunci.” Selama tahapan ini, kerugian yang

banyak pada umumnya, seperti perasaan bersalah orang tua. Umumnya seperti

memperlihatkan kemarahan (anger) dan permusuhan, yang sering diikuti dengan

pertanyaan “mengapa saya?” dimana tidak ada jawaban yang memuaskan untuk

pertanyaan itu. Akhirnya, muncul rasa malu dan kecewa (shame and

embarrassment) merupakan konsekuensi yang khas pada orang tua sebagai hasil

dari memiliki anak dengan disabilitas. Beberapa orang tua yang takut bagaimana

keluarga, teman, dan masyarakat pada umumnya akan bereaksi terhadap putra

atau putri mereka, dan penarikan sosial merupakan hal yang biasa. Harga diri

untuk orang tua juga dapat terancam (Gargiulo, 2004).

Tawar menawar (bargaining) dimulai pada fase tersier, seperti orang tua

berusaha untuk “menyerang kesepakatan” dengan Tuhan, ilmu pengetahuan, atau

siapa pun yang mereka percaya mungkin bisa membantu anak mereka. Jarang

terlihat oleh orang luar, itu merupakan salah satu langkah akhir yang

berkelanjutan dalam proses penyesuain pada orangtua. Sebuah periode adaptasi

dan reorganisasi (adaptation and reorganization) juga terjadi, orang tua menjadi

semakin nyaman dengan situasi mereka dan mendapatkan kepercayaan diri dalam

kemampuan pengasuhan mereka. Dalam model Gargiulo, seperti pada

Page 33: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

18

kebanyakan orang, penerimaan dan penyesuaian (acceptance and adjustment)

dipandang sebagai tujuan akhir untuk kebanyakan orang tua. Penerimaan ditandai

sebagai keadaan pikiran di mana upaya yang dipertimbangkan untuk mengenali,

memahami, dan menyelesaikan masalah. Orang tua juga menemukan bahwa

penerimaan tidak hanya melibatkan penerimaan putra atau putri mereka, tetapi

juga menerima diri mereka sendiri dan mengakui kekuatan dan kelemahan mereka

(Gargiulo, 2004)

Terkait dengan penerimaan sebagai konsep penyesuaian, berarti tindakan

positif dan maju bergerak (Gargiulo, 2004). Penyesuaian merupakan sebuah

tahapan dan, dalam beberapa kasus, proses yang sulit dan seumur hidup yang

menuntut penataan kembali pada tujuan dan ambisi. Bagi banyak orangtua, itu

adalah perjuangan yang sedang berlangsung. Berdasarkan pemaparan tentang

proses reaksi awal penerimaan diri di atas, maka penerimaan yang digunakan oleh

penulis adalah menggunakan tahap akhir setelah orang mengalami reaksi shock

dan tidak percaya, denial, grief, ambivalence, guilt, anger, shame and

embarrassment, bargaining, adaptation and reorganization, dan tahap akhir yaitu

penerimaan dan penyesuaian diri.

Kubler-Ross (dalam Bergeron & Walfet-Defalque, 2013) menegaskan

bahwa urutan lima tahap tidak berurutan dan bahwa tidak semua orang akan

mengalami semua tahapan ini karena perjalanan emosional bersifat individual.

Tahapan menurut Kubler Ross lebih efektif dijadikan sebagai alat untuk

membantu coping individu yang fleksibel. Tahapan ini dapat digunakan untuk

memfasilitasi komunikasi dan sebagai bantuan untuk menolong mereka ketika

Page 34: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

19

mereka siap untuk berproses pada tahap yang lain. Penelitian ini mengindikasikan

seseorang pada waktu yang bersamaan dapat berada dalam tahap yang berbeda,

dengan perbedaan derajat (Isadore, Pamela J, Diann C, Patrick, Faye H, Harvey,

& John, 1983).

Hurlock (1974) membagi dampak dari penerimaan diri menjadi dua

kategori sebagai berikut:

1. Dalam penyesuaian diri

Orang yang memiliki penerimaan diri mampu mengenali kelebihan dan

kekurangannya. Ia biasanya memiliki keyakinan diri (self confidence) dan

harga diri (self esteem). Selain itu, mereka juga lebih dapat menerima

kritik demi perkembangan dirinya. Penerimaan diri yang disertai dengan

adanya rasa aman untuk mengembangkan diri ini memungkinkan

seseorang untuk menilai dirinya secara lebih realistik sehingga dapat

menggunakan potensinya secara efektif. Dengan penilaian yang realistik

terhadap diri, seseorang akan bersikap jujur dan tidak berpura-pura. Ia juga

merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri tanpa ada keinginan untuk

menjadi orang lain.

2. Dalam penyesuaian sosial

Penerimaan diri biasanya disertai dengan adanya penerimaan pada orang

lain. Orang yang memiliki penerimaan diri akan merasa aman untuk

menerima orang lain, memberikan perhatiannya pada orang lain, serta

menaruh minat terhadap orang lain, seperti menunjukkan rasa empati dan

simpati. Dengan demikian orang yang memiliki penerimaan diri dapat

Page 35: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

20

melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan dengan orang

yang merasa rendah diri, sehingga mereka cenderung berorientasi pada

dirinya sendiri (self oriented). Ia dapat mengatasi keadaan emosionalnya

tanpa mengganggu orang lain, serta toleran dan memiliki dorongan untuk

membantu orang lain.

Penerimaan diri sangat berhubungan erat dengan konsep diri karena

penerimaan diri memiliki peranan yang penting dalam pembentukan

konsep diri dan kepribadian yang positif. Orang yang memiliki

penerimaan diri yang baik maka dapat dikatakan memiliki konsep diri

yang baik pula, karena selalu mengacu pada gambaran diri ideal, sehingga

bisa menerima gambaran dirinya yang sesuai dengan realitas.

2.1.3 Pengukuran penerimaan diri (Self Acceptance)

Salah satu alat ukur penerimaan diri adalah Expressed Acceptance on Scale yang

disusun oleh Berger, yang terdiri dari 36 item. (Handayani, et al, 1998). Skala ini

mengukur dimensi-dimensi penerimaan diri Berger yang terdiri dari: orientasi

keluar, percaya kemampuan diri, bertanggung jawab, menerima sifat

kemanusiaan, menyesuaikan diri, perasaan sederajat, berpendirian, menyadari

keterbatasan, dan tidak malu (Denmark, 1973).

Terdapat pula alat ukur lain yang digunakan untuk mengukur penerimaan

diri yaitu The Hoffman Gender Scale (HGS) yang disusun oleh Hoffman (2006)

yang terdiri dari 14 item dan 7 item diantaranya mengukur tentang penerimaan

diri pada jenis kelamin, yang membahas tentang bagaimana individu merasa

Page 36: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

21

nyaman dengan jenis kelaminnya sendiri. Jika seseorang memiliki penerimaan diri

yang kuat pada jenis kelaminnya baik sebagai wanita atau pria maka individu

tersebut akan menerimanya tanpa ada alasan bahwa hal tersebut menjadi sebuah

kritikan bagi identitasnya.

Alat ukur penerimaan diri dalam penelitian lainnya menggunakan skala

penerimaan diri berdasarkan teori Kubler Ross menggunakan lima tahap

penerimaan diri yaitu denial, anger, bargaining, depression, dan acceptance

dengan reabilitas sebagai berikut: denial, r = 0.81; anger, r = 0.82; bargaining, r =

0.75; depression, r = 0.72; acceptance, r = 0.86 (Isadore, et al, 1983). Penelitian

lain yang menggunakan skala penerimaan diri berdasarkan teori Kubler Ross yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Bergeron dan Wanet-Defalque (2013) yang

mengambil tahapan denial dan acceptance untuk mengukur penerimaan diri

pasien penyakit Brief Cope.

Penerimaan diri dalam penelitian ini diukur dengan memodifikasi skala

penerimaan diri dari Kubler Ross (Gargiulo, 2004). Penulis memfokuskan item-

item self acceptance dan adjusment karena yang ingin dilihat adalah seberapa

besar penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, dan ketika

orang tua sudah menerima dirinya memiliki anak down syndrome dapat diartikan

bahwa orang tua sudah melewati reaksi-reaksi awal dalam tahapan penerimaan

diri. Item berkaitan dengan reaksi-reaksi awal yang mrupakan fase sebelum

penerimaan, dibuat sebagai item unfavourable dari penerimaan.

Page 37: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

22

2.1.4 Faktor yang mempengaruhi penerimaan diri (Self Acceptance)

Terdapat beberapa faktor yang menentukan bagaimana seseorang dapat menyukai

dan menerima dirinya sendiri, dimana faktor tersebut berperan penting bagi

terwujudnya penerimaan dalam diri setiap individu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri menurut Hurlock (1974) adalah:

1. Self Understanding (pemahaman diri)

Pemahaman akan diri sendiri adalah persepsi tentang diri sendiri yang

dapat timbul jika seseorang mengenali kemampuan dan

ketidakmampuannya. Dimana individu dapat memahami dirinya sendiri

tidak hanya tergantung pada kemampuan intelektual dirinya saja,

melainkan juga pada setiap kesempatannya untuk mengenali dirinya

sendiri. Pemahaman diri dan penerimaan diri berjalan secara

berdampingan. Individu yang memahami dirinya dengan baik, maka akan

menerima keadaan dirinya sendiri dan tidak ada keinginan untuk berpura-

pura menjadi orang lain, begitu juga sebaliknya. Hal ini berarti semakin

orang dapat memahami dirinya sendiri, maka senantiasa ia dapat

menerima dirinya.

2. Realistic Expectations (harapan yang realistis)

Ketika harapan seseorang akan sesuatu hal adalah realistis, maka

kesempatan untuk mencapainya akan terwujud sesuai dengan harapannya.

Hal ini dapat memberikan kepuasan pada diri sendiri yang sangat

berkaitan dengan penerimaan diri. Adanya harapan yang realistis bisa

timbul bila individu menentukan sendiri harapannya dengan disesuaikan

Page 38: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

23

pemahaman mengenai kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang

lain dalam mencapai tujuannya. Jadi, ketika individu memiliki harapan,

seharusnya ia telah mempertimbangkan kemampuan dirinya dalam

mencapai tujuan tersebut.

3. Absence of Enviromental Obstacies (tidak adanya hambatan lingkungan)

Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuannya dapat ditimbulkan

dari lingkungan. Jika lingkungan sekitarnya menghalangi individu

menunjukkan potensinya atau untuk mengekspresikan dirinya, maka

penerimaan dirinya tentu akan sulit tercapai. Sebaliknya, apabila didalam

lingkungan individu memberikan dukungan seperti orang tua, guru, dan

teman-teman, maka individu dapat mencapai tujuannya, merasa puas atas

apa yang telah diraihnya, dan harapannya pun menjadi realistis.

4. Favourable Social Attitudes (tingkah laku sosial yang sesuai)

Ketika individu menunjukkan tingkah laku yang dapat diterima oleh

masyarakat, maka hal tersebut akan membantu dirinya untuk dapat

menerima diri. Yang dimaksud favourable social attitudes disini adalah

tidak adanya prasangka terhadap diri atau anggota keluarganya, pengakuan

individu terhadap kemampuan sosial orang lain, tidak memandang buruk

terhadap orang lain, serta adanya kesediaan individu untuk menerima

kebiasaan atau norma lingkungan.

Page 39: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

24

5. Absence of severe emotional stress (tidak adanya stres emosional yang

berat)

Stress menandai kondisi tidak seimbang dalam diri individu yang

menyebabkan individu bertingkah laku yang dipandang tidak sesuai oleh

lingkungannya. Perubahan pandangan ini dapat menyebabkan pandangan

individu terhadap dirinya juga berubah kearah yang negatif, sehingga

berpengaruh terhadap penerimaan dirinya. Selain itu, tidak adanya

gangguan stress emosional yang berat memungkinkan seseorang untuk

melakukan yang terbaik dan tidak hanya mementingkan kepentingan

dirinya saja.

6. Preponderance of Successes (kenangan akan keberhasilan)

Kegagalan yang dialami oleh individu akan menimbulkan penolakan

dalam dirinya, sedangkan keberhasilan dapat berpengaruh pada

penerimaan dirinya. Seseorang yang berhasil atau gagal akan mendapatkan

penilaian sosial dari lingkungannya. Penilaian sosial inilah yang akan

diingat oleh individu karena dapat menjadi suatu penilaian tambahan

mengenai dirinya. Ketika seseorang mengalami kegagalan, maka ketika ia

mengingat keberhasilan dapat membantu memunculkan penerimaan diri.

Sebaliknya, kegagalan yang dialami dapat mengakibatkan penolakan diri.

7. Identification with Well-adjusted People (identifikasi dengan orang yang

memiliki penyesuaian diri yang baik)

Seseorang yang mengidentifikasikan dirinya dengan orang yang mampu

beradaptasi dengan baik, maka hal ini dapat membantu dirinya untuk

Page 40: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

25

mengembangkan sikap-sikap yang positif dalam hidupnya dan bersikap

baik yang bisa menimbulkan penilaian diri dan penerimaan diri yang baik.

8. Self Perspective (perspektif diri)

Seseorang yang mampu memperhatikan pandangan orang lain terhadap

dirinya seperti ia memandang dirinya sendiri adalah seseorang yang

memiliki pemahaman diri yang cukup baik daripada seseorang yang

memiliki perspektif yang sempit mengenai dirinya, hal inilah yang

membuat ia dapat menerima dirinya dengan baik. perspektif diri yang luas

diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Dalam hal ini, usia dan tingkat

pendidikan memegang peranan penting bagi seseorang untuk dapat

mengembangkan perspektif dirinya.

9. Good Childhood Training (pola asuh masa kecil yang baik)

Meskipun ada bermacam cara penyesuaian diri yang dilakukan seseorang

untuk membuat perubahan dalam hidupnya, namun yang menetukan

penyesuaian diri seseorang dalam hidupnya adalah pola asuh dimasa kecil.

Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis dimana di dalamnya

terdapat peraturan yang mengajarkan kepada anak bagaimana ia

menerima dirinya sebagai individu dan cenderung berkembang untuk

menghargai dirinya sendiri. Konsep diri mulai terbentuk pada masa kanak-

kanak dimana pola asuh diterapkan, sehingga pengaruhnya terhadap

penerimaan diri tetap ada meskipun usia individu terus bertambah.

Page 41: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

26

10. Stable Self-Concept (konsep diri yang stabil)

Konsep diri yang stabil adalah satu cara bagaimana seseorang mampu

melihat dirinya sendiri dengan cara yang sama dari waktu ke waktu.

Hanya pada konsep diri yang sesuai seseorang mampu menerima dirinya

sendiri. Karena apabila individu memiliki konsep diri yang tidak stabil,

bisa saja pada satu waktu ia menyukai dirinya, pada waktu lain ia

membenci dirinya sendiri. Ini akan membuatnya kesulitan untuk

menunjukkan siapa dirinya kepada orang lain karena ia sendiri merasa

bertentangan terhadap dirinya sendiri.

Selain faktor di atas, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan diri seseorang, diantaranya

adalah dukungan sosial, coping stress, self-esteem dan self efficacy, optimisme,

perilaku asertif, dan health locus of control (Zalewska, et al, 2006). Selain itu

Sarasvati (dalam Rachmayanti, 2007) mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang memiliki anak autis diantaranya

adalah dukungan dari keluarga besar, kemampuan keuangan keluarga, latar

belakang agama, sikap para ahli yang mendiagnosa anaknya, tingkat pendidikan

suami istri, status perkawinan, sikap masyarakat umum, usia dari masing-masing

orang tua, dan sarana penunjang.

Nishinaga (2004) mengatakan bahwa faktor penerimaan diri orang tua

yang memiliki anak dengan keterbelakangan intelektual diantaranya adalah

subjective wellbeing, dukungan sosial, dan perceived behavioral control. Dari

Page 42: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

27

sebagian faktor yang disebutkan diatas, dalam penelitian ini akan diuji beberapa

faktor yaitu perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas.

2.2 Perceived Behavioral Control

2.2.1 Pengertian perceived behavioral control

Ajzen (1991) menyatakan bahwa perceived behavioral control (PBC) mengacu

pada persepsi individu tentang kemampuan atau ketidakmampuan untuk

menampilkan sebuah perilaku, atau persepsi seseorang mengenai seberapa mudah

atau seberapa sulit untuk menampilkan perilaku. Sedangkan menurut Francis

et.al., (2004) perceived behavioral control adalah sejauh mana seseorang merasa

mampu untuk menampilkan suatu perilaku.

Ajzen (2005) menyatakan bahwa perceived behavioral control dianggap

sebagai fungsi dari belief. Belief dalam perceived behavioral control yaitu tentang

ada atau tidaknya faktor yang memfasilitasi atau menghalangi terwujudnya

sebuah perilaku. Belief ini berdasarkan pada bagian pengalaman masa lalu yang

berhubungan dengan perilaku. Namun, perceived behavioral control biasanya

juga dipengaruhi oleh informasi dari rekan-rekan dan teman serta faktor lain yang

dapat meningkatkan atau menurunkan persepsi tentang kesulitan dalam

mewujudkan perilaku tertentu.

2.2.2 Komponen perceived behavioral control

Ajzen (2005) menyatakan bahwa perceived behavioral control terdiri dari dua

komponen, yaitu:

Page 43: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

28

a. Control belief, yaitu faktor atau kondisi yang membuat perilaku sulit atau

mudah untuk dilakukan

b. Perceived power, kekuatan dari setiap faktor atau kondisi yang

mendukung atau menghambat perilaku.

2.2.3 Pengukuran perceived behavioral control

Alat ukur perceived behavioral control ini menggunakan teori planned behavior

dari Icek Ajzen. Perceived behavioral control diukur dengan menggunakan

kuesioner perceived behavioral control yang disusun oleh penulis sendiri

didasarkan pada komponen perceived behavioral control yang dikemukakan oleh

Francis et al., (2004).

Penghitungan skor perceived behavioral control yaitu dengan rumus

dibawah ini:

PBC = (a x d) + (b x e) + (c x f)

Keterangan:

PBC adalah total skor perceived behavioral control

a, b dan c adalah nilai masing-masing dari item control belief

d, e dan f adalah nilai masing-masing dari item belief power yang berhubungan

dengan item control belief.

Dalam penelitian ini peneliti memodifikasi alat ukur Ajzen dengan sampel

orang tua yang memiliki anak down syndrome.

Page 44: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

29

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Pengertian dukungan sosial

Menurut Sarafino (2011) dukungan sosial mengacu pada kenyamanan,

kepedulian, harga diri, atau bantuan yang tersedia untuk orang dari orang-orang

atau kelompok lain (Uchino, 2004). Dukungan bisa datang dari banyak sumber

seperti pasangan atau kekasih, keluarga, teman, dokter, atau organisasi

masyarakat. Orang dengan dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai,

dihargai, dan merupakan bagian dari kelompok sosial, seperti keluarga atau

organisasi masyarakat, yang dapat membantu pada saat dibutuhkan. Jadi,

dukungan sosial mengacu pada tindakan yang benar-benar dilakukan oleh orang

lain, atau menerima dukungan.

Hampir senada dengan Sarafino, Taylor (2006) mendefinisikan dukungan

sosial sebagai bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan

diperhatikan terhormat, dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan

komunikasi dan kewajiban timbal balik dari orang tua, kekasih atau kerabat,

teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat. Dukungan

sosial merupakan interaksi interpersonal yang di dalamnya terkandung perhatian

secara emosional dan penilaian diri yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.

Dukungan sosial dipercayai mempunyai efek positif secara langsung terhadap

kesehatan dan secara tidak langsung dapat menahan efek berbahaya dari stres.

Dari pengertian di atas mengenai dukungan sosial, maka definisi yang

digunakan penulis adalah definisi dari Sarafino (2011) yang mengartikan

Page 45: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

30

dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, kepedulian, harga diri, atau bantuan

yang tersedia untuk orang dari orang-orang atau kelompok lain.

2.3.2 Dimensi dan sumber dukungan sosial

Sarafino (2011) membagi dukungan sosial menjadi empat dimensi, yaitu:

1. Dukungan emosional

Dukungan emosional seperti menyampaikan empati, kepedulian,

perhatian, hal positif, dan dorongan terhadap orang tersebut. Ini

memberikan kenyamanan dan kepastian dengan rasa memiliki dan dicintai

pada saat stres.

2. Dukungan nyata atau instrumental

Dukungan nyata atau instrumental seperti melibatkan bantuan langsung,

ketika orang memberikan atau meminjamkan uang atau orang membantu

tugas-tugas pada saat stres.

3. Dukungan informasi

Dukungan informasi termasuk memberikan nasihat, arah, saran, atau

umpan balik tentang cara orang tersebut melakukan sesuatu.

4. Dukungan kelompok

Dukungan kelompok mengacu pada ketersediaan orang lain untuk

menghabiskan waktu dengan orang, sehingga memberikan suatu perasaan

tentang keanggotaan dalam kelompok orang-orang yang memiliki hal yang

sama dan kegiatan sosial.

Page 46: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

31

Sumber-sumber dukungan sosial banyak diperoleh oleh individu dari

lingkungan sekitarnya. Namun perlu diketahui seberapa banyak sumber dukungan

sosial ini efektif bagi individu yang memerlukan. Sumber dukungan sosial

merupakan aspek paling penting untuk diketahui dan dipahami. Dengan

pengetahuan dan pemahaman tersebut, seseorang akan tahu pada siapa ia akan

mendapatkan dukungan sosial yang sesuai dengan situasi dan keinginannya yang

spesifik, sehingga dukungan sosial memiliki makna yang berarti bagi kedua belah

pihak. Sarafino (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial dapat diperoleh dari

berbagai sumber yang berbeda, yaitu: pasangan atau kekasih, keluarga, teman,

dokter, atau organisasi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dukungan sosial yang diterima individu

dapat diperoleh dari rekan sejawat di kantor, anggota keluarga, teman sebaya, dan

organisasi yang diikuti. Dalam penelitian ini, sumber-sumber dukungan sosial

diperoleh dari pasangan, anggota keluarga, teman dan anggota komunitas yang

sama-sama memiliki anak down syndrome.

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial

Contoh pengukuran dukungan sosial yang dilakukan oleh menggunakan alat ukur

yang biasa disebut dengan Assessing Social Support: The Social Support

Questionaire (SSQ). Terdapat dua aspek yang membentuknya, yaitu persepsi akan

jumlah orang dan tingkat kepuasan dari dukungan yang diberikan oleh lingkungan

sosial mereka. SSQ pada awal dibentuknya, yaitu pada tahun 1983 oleh Sarason,

Levine dan Basbha berjumlah 27 item dari dua aspek. Kemudian pada tahun 1987

Page 47: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

32

dirubah menjadi 6 item dan dikenal dengan Social Support Questioner Short

Form (Sarason, 1983)

Alat ukur lainnya yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial adalah

Infentory of Socially Supportive Behaviors (ISSB) yang dikembangkan oleh

Barrera, Sandler, dan Ramsay (1981). Terdiri dari 40 item dengan menggunakan 5

skala poin: 1 (tidak sama sekali), 2 (sekali atau dua kali), 3 (sekali dalam

seminggu), 4 (beberapa kali), 5 (setiap hari). ISSB terlihat sebagai alat

menjanjikan untuk memahami proses pemberian bantuan yang alami.

Pengukuran dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala dukungan sosial yang disusun berdasarkan teori yang dikembangkan oleh

Sarafino (2011) yaitu dukungan emosional, dukungan nyata atau instrumental,

dukungan informasi, dan dukungan kelompok. Untuk mengukur dukungan sosial

dibuat indikator-indikator berdasarkan keempat dimensi di atas yaitu:

Dukungan emosional mencakup empati, peduli, perhatian, perasaan

nyaman, dan perasaan dicintai.

Dukungan nyata atau instrumental mencakup melibatkan bantuan

langsung, dan membantu tugas pada saat stres.

Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, pemberian saran,

dan pemberian bimbingan.

Dukungan kelompok mencakup menjadi anggota dari suatu kelompok,

dan mempunyai teman senasib.

Page 48: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

33

2.4 Religiusitas

2.4.1 Pengertian religiusitas

Glock dan Stark (1968) mengartikan religiusitas adalah sistem simbol, sistem

keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya

berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling

maknawi. Fetzer (1999) mendefinisikan religiusitas sebagai sesuatu yang lebih

menitik beratkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin

dari setiap agama atau golongan. Karena doktrin yang dimiliki oleh setiap agama

wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.

Dari pengertian di atas mengenai religiusitas, maka definisi yang

digunakan peneliti adalah definisi dari Glock dan Stark (1968) yang mengartikan

religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem

perilaku yang terlembagakan, yang semuanya berpusat pada persoalan-persoalan

yang dihayati sebagai sesuatu yang paling maknawi.

2.4.2 Dimensi religiusitas

Glock dan Stark telah memberikan pengaruh dalam mendefinisikan orientasi

agama, asal-usul, dan dimensi-dimensinya. Glock dan Stark mengidentifikasikan

lima dimensi dari religiusitas: belief, practice, knowledge, experience, dan

consequences (Glock & Stark, 1968).

Dimensi religiusitas menurut Huber dan Huber (2012) mengacu pada teori Glock

dan Stark (1968):

Page 49: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

34

1. Dari perspektif sosiologis, dimensi pengetahuan keagamaan mengacu pada

harapan sosial bahwa orang-orang religius memiliki pengetahuan agama,

dan bahwa mereka dapat menjelaskan pandangan mereka tentang

transendensi, agama dan religiusitas. Dalam sistem konstruk agama

pribadi dimensi ini direpresentasikan sebagai tema yang menarik,

keterampilan hermeneutik, gaya pemikiran dan interpretasi, dan sebagai

tubuh pengetahuan. Indikator umum untuk dimensi pengetahuan

keagamaan adalah frekuensi berpikir tentang isu-isu agama. Hal ini

menunjukkan seberapa sering isi religius “diperbarui” melalui media

berpikir, yang mengarah ke jantung dimensi pengetahuan keagamaan.

Selanjutnya, isi indikator ini adalah independen dari bias pengakuan atau

afiliasi keagamaan. Oleh karena itu dapat diterapkan di seluruh agama.

2. Dimensi keyakinan keagamaan mengacu pada harapan sosial bahwa

agama individu memiliki keyakinan tentang keberadaan dan esensi dari

sebuah realitas transenden dan hubungan antara transendensi dan manusia.

Dalam sistem konstruk agama pribadi dimensi ini digambarkan sebagai

keyakinan, keyakinan dipertanyakan dan pola masuk akal. Indikator umum

dimensi ini harus fokus hanya pada aspek masuk akal dari adanya realitas

transenden, misalnya, “Untuk apa memperpanjang apakah Anda percaya

pada keberadaan Tuhan atau sesuatu yang ilahi”. Ini “dasar keyakinan”

adalah umum untuk tradisi keagamaan besar, karena merupakan prasyarat

untuk semua konsep lebih lanjut dan dogma mengenai esensi dari realitas

ini. Setelah responden menganggap realitas transenden sebagai masuk

Page 50: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

35

akal, konstruksi spesifik transendensi lazim dalam tradisi yang berbeda

bisa menjadi psikologis yang relevan.

3. Dimensi kegiatan keagamaan kelompok merujuk pada harapan sosial

bahwa agama individu milik umat beragama yang diwujudkan dalam

partisipasi publik dalam ritual keagamaan dan kegiatan komunal. Dalam

sistem konstruk agama pribadi dimensi ini digambarkan sebagai pola

tindakan dan sebagai rasa memiliki terhadap tubuh sosial tertentu serta

imajinasi ritual tertentu transendensi tersebut. Intensitas umum dimensi ini

dapat diukur dengan mudah dengan bertanya tentang frekuensi seseorang

yang mengambil bagian dalam pelayanan keagamaan. Dalam studi

antaragama itu dianjurkan untuk beragam label untuk ibadah sesuai

dengan agama yang dianut mayoritas responden misalnya “kehadiran di

gereja” bagi orang Kristen, dan “shalat Jumat” bagi umat Islam.

4. Dimensi kegiatan keagamaan individu merujuk pada harapan sosial bahwa

agama individu mengabdikan diri untuk transendensi dalam kegiatan

individual dan ritual di ruang pribadi. Dalam sistem konstruk agama

individu dimensi ini digambarkan sebagai pola tindakan dan gaya

pengabdian individu kepada transendensi tersebut. Masuk akal untuk

mempertimbangkan baik doa dan meditasi ketika mengukur intensitas

umum kegiatan keagamaan individu, karena mereka mengekspresikan

bentuk-bentuk dasar dan tereduksi menangani diri untuk transendensi.

Melekat pada struktur doa adalah tindakan mengatasi sebuah

“pendamping”. Dinamika ini menunjukkan pola dialogis spiritualitas.

Page 51: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

36

Sebaliknya, meditasi terstruktur lebih mendasar dengan mengacu pada diri

sendiri dan / atau prinsipnya semua-meresap, dan karena itu lebih sesuai

dengan pola partisipatif spiritualitas. Mengingat kedua bentuk kegiatan

keagamaan pribadi berarti bahwa kedua pola dasar spiritualitas tertutup.

5. Dimensi pengalaman keagamaan mengacu pada harapan sosial bahwa

orang religius memiliki “semacam kontak langsung kerealitas tertinggi”

yang mempengaruhi mereka secara emosional. Dalam sistem konstruk

agama pribadi dimensi ini digambarkan sebagai pola persepsi agama dan

sebagai tubuh pengalaman dan perasaan religius. Analog ke kegiatan

keagamaan individu, dua bentuk dasar mengalami transendensi dapat

dibedakan, “satu-ke-satu pengalaman” yang sesuai dengan pola

spiritualitas dialogis dan “pengalaman berada di satu” sesuai dengan yang

partisipatif. Oleh karena itu, kami menyarankan penggunaan kedua

ekspresi pengalaman religius untuk pengukuran intensitas umum.

2.4.3 Pengukuran religiusitas

Salah satu pengukuran religiusitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang

biasa disebut dengan The Daily Spiritual Experiences Scale. Skala ini terdiri dari

16 item yang disusun menggunakan skala Likert dengan 5 pilihan jawaban.

Alat ukur lainnya yang digunakan untuk mengukur religiusitas adalah

Rajmanickam’s Religious Attitude Scales, skala ini digunakan oleh Mojtaba

Aghili dan Kumar (2008) untuk diberikan pada sampel orang Iran yang jumlahnya

Page 52: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

37

banyak. Skala ini menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban sangat tidak

setuju, tidak setuju, agak setuju, setuju, dan sangat setuju.

Pengukuran religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

model Likert modifikasi alat ukur CRS yang mengacu pada teori Glock dan Stark

meliputi lima jenis yaitu intelektual (pengetahuan keagamaan), ideologi

(keyakinan keagamaan), kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan

individu, dan pengalaman keagamaan.

2.5 Kerangka Berfikir

Kelahiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

menggembirakan bagi pasangan suami istri. Anak merupakan pertautan cinta

suami dan istri, serta merupakan buah hati yang sangat diharapkan kehadirannya.

Kehadirannya bukan saja mempererat tali cinta pasangan suami istri, tetapi juga

sebagai penerus generasi yang sangat diharapkan oleh keluarga tersebut.

Saat yang menegangkan dan menggembirakan tersebut dapat berubah

menjadi suatu kekecewaan, manakala suami istri menyaksikan anak yang baru

dilahirkan itu mengalami kecacatan, atau mempunyai ketidaksempurnaan pada

salah satu atau beberapa organ tubuh maupun bagian tubuhnya. Seperti

mempunyai kaki dan tangan yang tidak lengkap, tidak sempurnanya fungsi

jantung, ginjal atau pun otak yang kurang berfungsi sebagaimana mestinya dan

lain lain. Reaksi umum yang terjadi pada orang tua yang mengetahui anaknya

mengalami kecacatan adalah sedih, kecewa, merasa bersalah, menolak, atau

marah-marah (Cartwright, 1984)

Page 53: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

38

Memiliki anak down syndrome adalah salah satu pengalaman yang

dimiliki oleh beberapa orang tua di dunia. Pengalaman ini pada akhirnya juga

dapat mempengaruhi dan membentuk kebahagiaan orang tua melalui evaluasi dan

penghayatan terhadap kehidupannya. Sebagai orang tua yang memiliki anak down

syndrome, orang tua juga memiliki kesempatan yang sama untuk memiliki

kebahagiaan hidup.

Gargiulo (2004) mengemukakan bahwa penerimaan diri adalah suatu

kondisi dimana seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya

yang tidak sesuai dengan harapannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak autis diantaranya adalah dukungan dari keluarga besar,

kemampuan keuangan keluarga, latar belakang agama, sikap para ahli yang

mendiagnosa anaknya, tingkat pendidikan suami istri, status perkawinan, sikap

masyarakat umum, usia dari masing-masing orang tua, dan sarana penunjang.

(sarasvati, 2004).

Selain faktor di atas Nishinaga (2004) mengatakan juga bahwa perceived

behavioral control dapat dipandang sebagai faktor penting dari penerimaan diri

para ibu yang memiliki anak dengan keterbelakangan intelektual. Bisa dikatakan

bahwa mengajarkan para ibu bagaimana memperlakukan anak-anak mereka yang

memiliki keterbelakangan intelektual akan mengurangi kecemasan mereka dan

meningkatkan perceived behavioral control mereka.

Unsur-unsur perceived behavioral control yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah control belief yang dimiliki orang tua yang memiliki anak

Page 54: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

39

down syndrome, dan perceived power yang dimiliki orang tua yang memiliki anak

down syndrome.

Selain perceived behavioral control hal lain yang dapat meningkatkan

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome adalah dukungan

sosial. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Sarasvati (2004) salah satu faktor yang

mempengaruhi penerimaan diri orang tua adalah dukungan sosial. Dukungan

sosial membuat orang tua yang memiliki anak down syndrome lebih dapat

menerima dirinya dengan keadaan yang di hadapi. Nishinaga (2004) menjelaskan

bahwa dukungan sosial itu sangat penting dan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh dari penerimaan diri ibu dengan anak yang memiliki keterbelakangan

intelektual.

Dukungan emosional yang diterima oleh orang tua yang memiliki anak

down syndrome dapat membuat orang tua merasa nyaman tentram kembali,

merasa dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, diberi bantuan dalam

bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta. Dukungan nyata atau

instrumental yang diterima oleh orang tua yang memiliki anak down syndrome

membuat orang tua mendapatkan bantuan nyata dengan merawat anak down

syndrome. Dukungan informasi yang diterima oleh orang tua yang memiliki anak

down syndrome membuat orang tua mendapatkan informasi sesuai dengan apa

yang dihadapi; dalam penelitian ini contohnya adalah informasi mengenai anak

down syndrome. Dukungan kelompok yang diterima oleh orangtua yang memiliki

anak down syndrome sangat membantu orang tua dalam menerima dirinya dengan

dia merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana

Page 55: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

40

anggota-anggotanya dapat saling berbagi; misalnya menemani orang yang sedang

stres ketika beristirahat atau berekreasi.

Selain perceived behavioral control dan dukungan sosial, hal lain yang

dapat meningkatkan penerimaan adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Religiusitas memberikan pengaruh positif yang dapat membuat

orang tua yang memiliki anak down syndrome berani menghadapi masalahnya,

mengatasi rasa cemas, stress atau depresi yang sedang di alami. Penelitian yang

dilakukan oleh Handadari (2012) menunjukkan ada hubungan antara religiusitas

dengan penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental berat.

Artinya semakin tinggi religiusitas maka akan semakin tinggi penerimaan diri

orangtua yang memiliki anak retardasi mental berat. Begitu pula sebaliknya

semakin rendah religiusitas maka akan semakin rendah penerimaan diri orangtua

yang memiliki anak retardasi mental berat.

Dengan memiliki keyakinan beragama yang kuat, orang tua anak down

syndrome meyakini adanya Tuhan dan keajaiban dari Tuhan; kegiatan keagamaan

kelompok dan individu yang dijalankan oleh orang tua seperti beribadah sesuai

agama yang dianut dan mengikuti siraman-siraman rohani yang mampu

meningkatkan keimanan dari orang tua yang memiliki anak down syndrome

tersebut. Pengalaman agama yang telah dilalui oleh orang tua dapat memperkuat

tingkat religiusitas yang dimiliki, pengetahuan agama yang dimiliki seperti

tentang ajaran agama dan dasar-dasar agama yang dianut, dan konsekuensi

beragama yang mencakup kesabaran, kejujuran, keihklasan dalam menerima

cobaan, dan saling memaafkan yang dimiliki oleh orang tua anak down syndrome

Page 56: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

41

akan mempengaruhi penerimaan dan tingkat kebahagiaannya dalam menjalani

kehidupannya.

Hubungan antar variabel penelitian, selanjutnya dapat dilihat pada bagan

kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

DUKUNGAN SOSIAL

Dukungan Informasi

Dukungan Kelompok

RELIGIUSITAS

Dukungan Emosional

PERCEIVED

BEHAVIORAL CONTROL

Control Belief

Perceived Power

Dukungan Nyata atau

Instrumental

Pengetahuan Keagamaan

Keyakinan Keagamaan

Pengalaman Keagamaan

Kegiatan Keagamaan

Kelompok

Kegiatan Keagamaan

Individu

Penerimaan

Diri

Page 57: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

42

2.6 Hipotesis Penelitian

H1 : Ada pengaruh positif signifikan perceived behavioral control, dukungan

sosial, dan religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan control belief dari perceived behavioral

control terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan perceived power dari perceived behavioral

control terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan emosional dari dukungan sosial

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan nyata atau instrumental dari

dukungan sosial terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak

down syndrome.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan informasi dari dukungan sosial

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan kelompok dari dukungan sosial

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan pengetahuan keagamaan dari religiusitas

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome.

Page 58: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

43

H9 : Ada pengaruh yang signifikan antara keyakinan keagamaan dari

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

H10 : Ada pengaruh yang signifikan antara kegiatan keagamaan kelompok dari

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

H11 : Ada pengaruh yang signifikan kegiatan keagamaan individu dari

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

H12 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengalaman keagamaan dari

religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome.

Page 59: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

44

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dibahas mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian,

instrumen pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis data,

dan prosedur penelitian.

3.1 Subjek Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak down

syndrome. Dengan jumlah populasi tidak diketahui dalam komunitas POTADS se-

Jabodetabek, karena orang tua yang menjadi anggota dari komunitas ini tidak

terikat sehingga bisa dengan bebas keluar atau masuk ke dalam komunitas

POTADS. Adapun sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 orang tua dengan

anak down syndrome.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

non-probability sampling, yaitu accidental tekhnik sampling, dimana partisipan

diambil dalam kesempatan event yang diselenggarakan oleh komunitas POTADS.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang digunakan oleh penulis

sebagai berikut:

1. Penerimaan Diri (Dependent Variable)

Page 60: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

45

2. Perceived Behavioral Control (Independent Variable)

a. Control Belief

b. Perceived Power

3. Dukungan Sosial (Independent Variable) yang bersumber dari pasangan,

keluarga, dan teman.

a. Dukungan Emosional

b. Dukungan Nyata atau Instrumental

c. Dukungan Informasi

d. Dukungan Kelompok

4. Religiusitas (Independent Variable)

a. Pengetahuan Keagamaan

b. Keyakinan Keagamaan

c. Kegiatan Keagamaan Kelompok

d. Kegiatan Keagamaan Individu

e. Pengalaman Keagamaan

3.2.2 Definisi operasional

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah penerimaan diri, perceived

behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas. Definisi operasional dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat menerima

keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak sesuai dengan harapannya.

Penerimaan diri dalam penelitian ini diukur dengan memodifikasi skala

Page 61: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

46

penerimaan diri dari Kubler Ross (Gargiulo, 2004). Penulis memfokuskan

item-item self acceptance dan adjusment karena yang ingin dilihat adalah

seberapa besar penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome, dan ketika orang tua sudah menerima dirinya memiliki anak

down syndrome dapat diartikan bahwa orang tua sudah melewati reaksi-

reaksi awal yang merupakan fase sebelum penerimaan, dibuat sebagai item

unfavourable dari penerimaan.

2. Perceived behavioral control adalah sejauh mana seseorang dapat

menampilkan perilaku. Perceived behavioral control diukur dengan

menggunakan beberapa pernyataan yang telah disiapkan. Pernyataan

tersebut disusun penulis berdasarkan pedoman yang digunakan oleh

Francis, et al (2004), meliputi dimensi control belief dan perceived power.

3. Dukungan sosial adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

orang-orang terdekat individu, yaitu pasangan, keluarga, dan teman..

Dukungan sosial diukur dengan skala dukungan sosial berdasarkan

dimensi-dimensi dukungan sosial yang dikembangkan oleh Sarafino

(2011), yaitu dukungan emosional, dukungan nyata atau instrumental,

dukungan informasi, dan dukungan kelompok.

4. Religiusitas adalah sistem simbol, keyakinan, nilai, dan perilaku yang

terlembaga, semuanya berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati

sebagai sesuatu yang paling maknawi. Pengukuran religiusitas

menggunakan skala model Likert modifikasi alat ukur CRS yang mengacu

pada teori Glock dan Stark meliputi lima jenis yaitu pengetahuan

Page 62: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

47

keagamaan, keyakinan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok,

kegiatan keagamaan individu, dan pengalaman keagamaan.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang berbentuk

skala Likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Selanjutnya penulis membagi dua

kategori item pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable dan menentukan bobot

nilai sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor Favorable dan Unfavorable

Alternatif Jawaban Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat alat

ukur. Adapun empat alat ukur tersebut adalah:

1. Skala Penerimaan Diri

Skala penerimaan diri dalam penelitian ini diukur dengan memodifikasi

skala penerimaan diri dari Kubler Ross (Gargiulo, 2004). Penulis

memfokuskan item-item self acceptance dan adjusment karena yang ingin

dilihat adalah seberapa besar penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome, dan ketika orang tua sudah menerima dirinya

memiliki anak down syndrome dapat diartikan bahwa orang tua sudah

Page 63: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

48

melewati reaksi-reaksi awal yang merupakan fase sebelum penerimaan,

dibuat sebagai item unfavourable dari penerimaan.

Table 3.2

Blue print skala penerimaan diri

No. Tahapan Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1.

Penerimaan

dan

Penyesuaian

Diri

1. Tidak malu mengakui

anaknya

2. Bersyukur

3. Bersikap baik dan

memberikan cinta kasih

kepada anak

4. Mengusahakan terapi dan

pendidikan bagi anak

4

1, 6

7, 8

2, 3

5, 10

9

3

2

2

3

Jumlah 10

2. Skala Perceived Behavioral Control

Skala ini disusun berdasarkan pedoman yang digunakan oleh Francis, et al

(2004). Adapun blue print dari skala perceived behavioral control sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Blue print skala perceived behavioral control

No. Dimensi Indikator Nomor Item

Jumlah Fav Unfav

1. Control Belief

1. Kondisi yang membuat

individu merasa mudah

untuk menerima dirinya

memiliki anak down

syndrome

1, 2,

3, 4, 5 5

2. Perceived

Power

1. Kondisi yang mendukung

untuk memunculkan

penerimaan diri

6, 7,

8, 9,

10

5

Jumlah 10

Page 64: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

49

2. Skala Dukungan Sosial

Untuk mengukur dukungan sosial pada subjek penelitian, penulis

membuat sendiri alat ukur dukungan sosial dengan mengacu pada

dimensi-dimensi dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (2011).

Adapun dimensi-dimensi tersebut adalah dukungan emosional, dukungan

nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok.

Dukungan sosial ini bersumber dari pasangan, keluarga, dan teman.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No. Dimensi Indikator Nomor Item

Jumlah Fav Unfav

1. Dukungan

Emosional

1. Empati 1, 2,

17, 23,

24, 25

9, 10 8 2. Peduli

3. Perhatian

2.

Dukungan

Nyata atau

Instrumental

1. Bantuan jasa 3, 4,

18, 26,

27, 31

11, 12 8 2. Bantuan

Uang

3. Dukungan

Informasi

1. Mendapatkan

nasihat dan

saran

5, 6,

19, 20,

28, 29

13, 14 8 2. Mendapatkan

informasi

4. Dukungan

Kelompok

1. Perasaan

keanggotaan

dalam

kelompok

7, 8,

21, 22,

30

15, 16 7

2. Saling berbagi

permasalahan

Jumlah 32

3. Skala Religiusitas

Skala religiusitas dalam penelitian ini memodifikasi alat ukur CRS yang

mengacu pada teori Glock dan Stark (1968). Item-item dalam skala ini

Page 65: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

50

dibuat berdasarkan lima dimensi yaitu pengetahuan keagamaan, keyakinan

keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan individu,

dan pengalaman keagamaan.

Tabel 3.5

Blueprint Skala Religiusitas

No. Dimensi Indikator Nomer item

Jumlah Fav Unfav

1. Pengetahuan

Keagamaan

Merasa

penting untuk

mengetahui

dan

memahami

pokok-pokok

ajaran agama

1, 6, 11 16 4

2. Keyakinan

Keagamaan

Keyakinan

tentang

kebenaran

konsep

teologi

2, 7, 12 17 4

3.

Kegiatan

Keagamaan

Kelompok

Menganggap

penting dan

melaksanakan

ibadah secara

berjamaah

3, 8, 13,

18 4

4.

Kegiatan

Keagamaan

Individu

Melaksanakan

ibadah privasi

4, 9, 14 19 4

5. Pengalaman

Keagamaan

Mengalami

peristiwa atau

pengalaman

batin yang

datang dari

Tuhan

5, 10, 15 20 4

Jumlah 20

Page 66: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

51

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan pengujian terhadap

validitas konstruk keempat instrumen yang dipakai, yaitu penerimaan diri,

perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas. Untuk

menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan Confirmatory Faktor Analysis (CFA). Adapun logika

dari CFA (Umar, 2011) :

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang

didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau

pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor,

sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis

terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga

tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun

subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang

unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma (Σ), kemudian

dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S.

Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak ada

perbedaan antara matriks Σ - matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan Σ

- S = 0.

Page 67: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

52

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chisquare. Jika hasil chisquare tidak signifikan p > 0.05, maka hipotesis

nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun sub tes instrumen hanya mengukur

satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-

value. Jika hasil t-value tidak signifikan maka item tersebut tidak

signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang

demikian di keluarkan dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di keluarkan. Sebab hal ini

tidak sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan

software LISREL 8.70 (Linear Structural Relationship).

3.4.1 Uji validitas konstruk penerimaan diri

Penulis menguji apakah ke 10 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur penerimaan diri. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 414.02, df = 35,

P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.270, oleh sebab itu penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Page 68: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

53

square = 16.66, df = 16, P value = 0.40781, dan nilai RMSEA = 0.017. Gambar

model fit dapat dilihat pada lampiran.

Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan serta sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu dikeluarkan atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai T bagi

setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Tabel hasil uji validitas instrumen penerimaan diri

No Item Lambda Standard Error T Value Signifikan

1 0.50 0.08 6.18 √

2 0.56 0.08 7.15 √

3 0.50 0.08 6.56 √

4 0.87 0.09 9.90 √

5 0.76 0.08 9.61 √

6 0.38 0.08 4.62 √

7 0.90 0.08 11.12 √

8 0.68 0.08 8.59 √

9 0.33 0.07 4.67 √

10 0.54 0.08 6.79 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.6 dapat kita lihat bahwa semua item yang berjumlah 10

item merupakan item yang signifikan berkoefisien bermuatan positif dengan nilai

T > 1.96.

3.4.2 Uji validitas konstruk perceived behavioral control

Di bawah ini merupakan tabel 3.7 menjelaskan hasil uji validitas instrumen

perceived behavioral control yang meliputi dimensi control belief dan perceived

power. Setiap dimensi diuji satu per satu, namun dalam penyajiannya digabung

menjadi satu tabel.

Page 69: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

54

Langkah pertama penulis menguji apakah 10 item yang terdiri dari 2

dimensi perceived behavioral control bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur perceived behavioral control. Kedua aspek tersebut yaitu

dimensi control belief dan perceived power.

Berdasarkan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata pada

dimensi control belief model satu faktor tidak fit dengan Chi-square = 75.39, df =

5, P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.307, oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square = 3.94, df = 3, P value = 0.26770, dan nilai RMSEA = 0.046.

Sehingga keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar

model fit dapat dilihat pada lampiran.

Pada dimensi perceived power dari hasil analisi CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 18.65, df = 5, P

value = 0.00223, dan nilai RMSEA = 0.135, oleh sebab itu penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square = 6.09, df = 4, P value = 0.19286, dan nilai RMSEA = 0.059. Sehingga

keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar model fit

dapat dilihat pada lampiran. Ada pun hasil uji validitas instrumen perceived

behavioral control seluruh dimensi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut ini:

Page 70: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

55

Tabel 3.7

Tabel hasil uji validitas instrumen perceived behavioral control

No Item Lambda Standard Error T Value Signifikan

1 0.80 0.07 11.67 √

2 0.83 0.07 12.45 √

3 0.94 0.06 15.16 √

4 0.81 0.07 12.06 √

5 0.99 0.06 16.69 √

6 0.62 0.05 7.14 √

7 0.57 0.10 5.93 √

8 0.55 0.09 6.32 √

9 0.57 0.09 6.52 √

10 0.64 0.09 6.77 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.7 dapat kita lihat bahwa semua item yang berjumlah 10

item merupakan item yang signifikan berkoefisien bermuatan positif dengan nilai

T > 1.96.

3.4.3 Uji validitas konstruk dukungan sosial

Di bawah ini merupakan tabel 3.8 menjelaskan hasil uji validitas instrumen

dukungan sosial yang meliputi dimensi dukungan emosional, dukungan nyata atau

instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok. Setiap dimensi diuji

satu per satu, namun dalam penyajiannya digabung menjadi satu tabel.

Langkah pertama penulis menguji apakah 31 item yang terdiri dari 4

dimensi dukungan sosial bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

dukungan sosial. Keempat aspek tersebut yaitu dimensi dukungan emosional,

dukungan nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok.

Berdasarkan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata pada

dimensi dukungan emosional model satu faktor tidak fit dengan Chi-square =

141.45, df = 20, P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.202, oleh sebab itu

Page 71: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

56

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-square = 20.31, df = 15, P value = 0.16025, dan nilai

RMSEA = 0.049. Sehingga keseluruhan item diterima dan tidak ada yang

dikeluarkan. Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Pada dimensi dukungan nyata atau instrumental dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square =

183.28, df = 20, P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.234, oleh sebab itu

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-square = 19.11, df = 13, P value = 0.11962, dan nilai

RMSEA = 0.056. Sehingga terdapat 1 item yang dikeluarkan atau di drop.

Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran.

Pada dimensi dukungan informasi dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 158.11, df = 20,

P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.215, oleh sebab itu penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square = 21.75, df = 13, P value = 0.08401, dan nilai RMSEA = 0.061. Sehingga

keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar model fit

dapat dilihat pada lampiran.

Untuk dimensi dukungan kelompok dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 60.80,

Page 72: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

57

df = 14, P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.150, oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square = 15.76, df = 10, P value = 0.10683, dan nilai RMSEA =

0.062. Sehingga keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan.

Gambar model fit dapat dilihat pada lampiran. Ada pun hasil uji validitas

instrumen dukungan sosial seluruh dimensi lebih lengkap dapat dilihat pada tabel

3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Tabel hasil uji validitas instrumen dukungan sosial No Item Lambda Standard Error T Value Signifikan

1 0.59 0.08 7.14 √

2 0.81 0.07 11.55 √

9 0.79 0.07 10.62 √

10 0.45 0.08 5.56 √

17 0.61 0.08 7.90 √

23 0.74 0.07 10.28 √

24 0.45 0.08 5.65 √

25 0.60 0.08 7.26 √

3 0.86 0.07 11.60 √

4 0.74 0.08 9.78 √

11 0.66 0.08 8.51 √

12 0.70 0.08 9.14 √

18 0.39 0.09 4.19 √

26 0.16 0.09 1.77 X

27 0.37 0.09 4.27 √

31 0.33 0.09 3.80 √

5 0.78 0.08 10.36 √

6 0.76 0.08 9.88 √

13 0.48 0.08 6.11 √

14 0.67 0.08 8.91 √

19 0.51 0.08 6.11 √

20 0.67 0.09 7.79 √

28 0.37 0.09 4.31 √

29 0.52 0.08 6.67 √

7 0.86 0.07 12.66 √

8 0.62 0.08 7.67 √

15 0.68 0.08 9.61 √

16 0.65 0.08 8.62 √

21 0.68 0.07 9.21 √

22 0.87 0.07 12.51 √

30 0.41 0.08 4.93 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Page 73: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

58

Dari hasil tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa ada 30 item yang signifikan

berkoefisien bermuatan positif serta 1 yang bermuatan negatif. Pada muatan yang

negatif nilai T ˂ 1.96 maka pada item 26 tidak signifikan sehingga item tersebut

dikeluarkan.

3.4.4 Uji validitas konstruk religiusitas

Di bawah ini merupakan tabel 3.9 menjelaskan hasil uji validitas instrumen

religiusitas yang meliputi dimensi pengetahuan keagamaan, keyakinan

keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan individu, dan

pengalaman keagamaan. Setiap dimensi diuji satu per satu, namun dalam

penyajiannya digabung menjadi satu tabel.

Langkah pertama penulis menguji apakah 20 item yang terdiri dari 5

dimensi religiusitas bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

religiusitas. Kelima aspek tersebut yaitu dimensi pengetahuan keagamaan,

keyakinan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan

individu, dan pengalaman keagamaan.

Berdasarkan CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata pada

dimensi pengetahuan keagamaan model satu faktor ternyata fit dengan Chi-square

= 1.47, df = 2, P value = 0.47837, dan nilai RMSEA = 0.000. Sehingga

keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar model fit

dapat dilihat pada lampiran.

Pada dimensi keyakinan keagamaan dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 6.08,

Page 74: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

59

df = 2, P value = 0.04789, dan nilai RMSEA = 0.117, oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square = 0.08, df = 1, P value = 0.78267, dan nilai RMSEA = 0.000.

Sehingga keseluruhan item diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar

model fit dapat dilihat pada lampiran.

Pada dimensi kegiatan keagamaan kelompok dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-square = 0.74, df = 2,

P value = 0.69005, dan nilai RMSEA = 0.000. Sehingga keseluruhan item

diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar model fit dapat dilihat pada

lampiran.

Untuk dimensi kegiatan keagamaan individu dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-square = 25.46,

df = 2, P value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.281, oleh sebab itu penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square = 0.00, df = 1, P value = 1.00000, dan nilai RMSEA = 0.000.

Sehingga terdapat 1 item yang dkeluarkan atau di drop. Gambar model fit dapat

dilihat pada lampiran.

Untuk dimensi pengalaman keagamaan dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata fit dengan Chi-square = 2.95, df = 2,

P value = 0.22919, dan nilai RMSEA = 0.056. Sehingga keseluruhan item

diterima dan tidak ada yang dikeluarkan. Gambar model fit dapat dilihat pada

Page 75: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

60

lampiran. Ada pun hasil uji validitas instrumen religiusitas seluruh dimensi lebih

lengkap dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9

Tabel hasil uji validitas instrumen religiusitas

No Item Lambda Standard Error T Value Signifikan

1 0.36 0.11 3.46 √

6 0.77 0.15 5.24 √

11 0.46 0.11 4.13 √

16 0.31 0.10 3.00 √

2 0.75 0.07 10.19 √

7 0.72 0.07 9.81 √

12 0.40 0.08 5.22 √

17 1.04 0.06 16.33 √

3 0.77 0.08 10.10 √

8 0.37 0.09 4.26 √

13 0.86 0.07 11.64 √

18 0.72 0.08 9.41 √

4 0.15 0.10 1.53 X

9 0.68 0.10 6.79 √ 14 0.70 0.10 6.95 √

19 0.54 0.09 5.75 √

5 0.98 0.08 11.97 √

10 0.65 0.08 7.85 √

15 0.44 0.08 5.33 √

20 0.52 0.08 6.27 √

Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Dari hasil tabel 3.8 dapat kita lihat bahwa ada 19 item yang signifikan

berkoefisien bermuatan positif serta 1 yang bermuatan negatif. Pada muatan yang

negatif nilai T ˂ 1.96 maka pada item 4 tidak signifikan sehingga item tersebut

dikeluarkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh yang

signifikan dimensi perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas

sebagai variabel independen terhadap dimensi penerimaan diri sebagai variabel

Page 76: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

61

dependen dan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, maka penulis

menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang

merupakan hasil pengukuran atau perhitungan.

Variabel bebas pada penelitian ini berjumlah sebelas variabel, dua variabel

dari dimensi perceived behavioral control (control belief, dan perceived power),

empat variabel dari dimensi dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok) dan lima

variabel dari dimensi religiusitas (pengetahuan keagamaan, keyakinan keagamaan,

kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan individu, dan pengalaman

keagamaan). Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis regresi berganda,

yang penghitungannya menggunakan bantuan program atau software SPSS 17.0

untuk mengetahui besar dan arah pengaruh antara variabel X1 hingga X11

terhadap variabel Y yang pada penelitian ini adalah penerimaan diri.

Adapun persamaan umum analisis regresi bergandanya adalah sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X78 + b9X9

+ b10X10 + b11X11 + e

Keterangan :

Y : Dependent Variabel (DV) Penerimaan Diri

X1 : Dimensi Perceived Behavioral Control Control Belief

X2 : Dimensi Perceived Behavioral Control Perceived Power

X3 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Emosional

Page 77: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

62

X4 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Nyata atau Instrumental

X5 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Informasi

X6 : Dimensi Dukungan Sosial Dukungan Kelompok

X7 : Dimensi Religiusitas Pengetahuan Keagamaan

X8 : Dimensi Religiusitas Keyakinan Keagamaan

X9 : Dimensi Religiusitas Kegiatan Keagamaan Kelompok

X10 : Dimensi Religiusitas Kegiatan Keagamaan Individu

X11 : Dimensi Religiusitas Pengalaman Keagamaan

a : Intercept/ konstan

b1, b2, ......, b11: Koefisien regresi untuk masing-masing IV

e: residual

Dalam analisis regresi berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1. R2 (R square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen.

2. Dapat diketahui apakah secara keseluruhan variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

3. Diketahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing

variabel dependen. Koefisien yang signifkan menunjukkan dampak yang

signifikan dari variabel independen yang bersangkutan.

4. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap variabel independen pada

variabel dependen, dan melihat signifikansinya.

5. Semua perhitungan dan komputerisasi dilakukan dengan bantuan program

SPSS versi 17.0

Page 78: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

63

3.6 Prosedur Penelitian

Secara garis besar, penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

a. Mempersiapkan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian dengan

menentukan alat ukur yang akan digunakan.

b. Menterjemahkan item-item alat ukur religiusitas dari bahasa aslinya, yaitu,

Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Penulis mengadaptasi item-

item tersebut dan menambahkan atau menguranginya agar dipahami

dengan baik oleh responden.

c. Meminta expert judgement, yaitu dosen pembimbing yang dianggap ahli

untuk menilai apakah pengadaptasian item-item dan penambahan serta

pengurangan yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang

telah dipaparkan.

d. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yang telah

dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai

dengan dasar teori yang telah dikemukakan.

e. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian.

Penyusunan terdiri dari pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner,

pengantar penelitian dan petunjuk pengisian, serta pengelompokkan alat

ukur menjadi lima bagian, yaitu bagian kata pengantar dan data diri

subjek, skala penerimaan diri, skala perceived behavioral control, skala

dukungan sosial, dan skala religiusitas.

f. Memohon persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbing perihal

pelaksanaan penelitian.

Page 79: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

64

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Bab berikut ini akan membahas mengenai analisis data meliputi gambaran responden,

deskriptif statistik variabel penelitian, kategorisasi skor variabel penelitian dan hasil

uji hipotesis.

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai responden yang digunakan dalam penelitian

ini. Responden dalam penelitian ini sebanyak 150 orang. Responden dalam penelitian

ini adalah orang tua yang memiliki anak down syndrome se-Jabodetabek.

a. Gambaran subjek penelitian berdasarkan agama dan jenis kelamin

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian,

maka pada sub bab ini ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian

berdasarkan agama dan jenis kelamin.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Agama dan Jenis Kelamin

No. Kategorisasi

berdasarkan

Kategori Frekuensi Presentase

1 Agama Islam

Kristen

142

8

94,67%

5,33%

2 Jenis Kelamin Perempuan

Laki-Laki

111

39

74%

26%

Page 80: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

65

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa keseluruhan responden dalam

penelitian ini berjumlah 150 orang. Dengan rincian, responden dengan jenis kelamin

laki-laki berjumlah 39 orang (26%) dan perempuan berjumlah 111 orang (74%). Hal

ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, jumlah responden perempuan lebih

banyak dari laki-laki. Sedangkan berdasarkan agama responden dengan agama Islam

berjumlah 142 orang (94,67%) dan agama Kristen berjumlah 8 orang (5,33%). Hal ini

menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, jumlah responden beragama Islam lebih

banyak dari Kristen.

4.2. Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean

dan standar deviasi dari setiap variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut.

Page 81: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

66

Tabel 4.2

Tabel analisis deskriptif

N Minimum Maximum Mean Standard

Deviasi

Self

Acceptance

150 14.68 59.76 50 8.92324

Control

Belief

150 -10.64 55.40 50 9.48221

Perceived

Power

150 31.26 67.04 50 7.93129

Dukungan

Emosional

150 24.89 64.43 50 8.91264

Dukungan

Nyata atau

Instrumental

150 24.99 66.02 50 8.88998

Dukungan

Informasi

150 23.46 69.23 50 8.84885

Dukungan

Kelompok

150 19.77 64.74 50 9.29662

Pengetahuan 150 30.54 60.68 50 8.69213

Keyakinan 150 7.92 55.74 50 9.23360

Kegiatan

Keagamaan

Kelompok

150 28.11 62.99 50 7.95623

Kegiatan

Keagamaan

Individu

150 24.57 61.50 50 8.98888

Pengalaman

Keagamaan

150 21.45 56.64 50 8.53725

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat dari kolom minimum diketahui variabel

control belief memiliki nilai terendah dengan nilai -10.64. Sementara itu, berdasarkan

kolom maximum diketahui variabel dukungan informasi memiliki nilai tertinggi

dengan nilai 69.23.

Page 82: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

67

4.3. Kategorisasi Skor

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah.

Adapun norma kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Norma Skor

Norma Intepretasi

X > Mean Tinggi

X < Mean Rendah

4.3.1. Kategorisasi skor penerimaan diri

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya variabel penerimaan diri dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat penerimaan diri

Kategori Frekuensi Presentase

Tinggi 90 60%

Rendah 60 40%

Total 150 100%

Dari tabel tersebut diketahui bahwa terdapat 90 responden (60%) memiliki skor

penerimaan diri tinggi dan 60 responden (40%) memiliki skor penerimaan diri

rendah.

4.3.2. Kategorisasi skor perceived behavioral control

Pada tabel 4.5 akan dijelaskan mengenai distribusi sampel berdasarkan variabel

independen, pertama akan dijelaskan mengenai tingkat perceived behavioral control

Page 83: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

68

yang terdiri dari dua dimensi perceived behavioral control, yaitu control belief, dan

perceived power.

Tabel 4.5

Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat perceived behavioral control

Dimensi Kategori Frekuensi Presentase

Control Belief Tinggi 108 72%

Rendah 42 28%

Perceived Power Tinggi 71 47.33%

Rendah 79 56.67%

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner subjek dalam penelitian ini, subjek

memiliki tingkat perceived behavioral control yang berbeda-beda. Setiap dimensi

dibagi menjadi dua kategori, tinggi dan rendah. Dari tabel 4.5 diketahui bahwa

terdapat 108 responden (72%) memiliki skor control belief tinggi dan 42 responden

(28%) memiliki skor control belief rendah. Serta diketahui bahwa terdapat 71

responden (47.33%) memiliki skor perceived power tinggi dan 79 responden

(52.67%) memiliki skor perceived power rendah.

4.3.3. Kategorisasi dukungan sosial

Pada tabel 4.6 akan dijelaskan mengenai distribusi sampel berdasarkan variabel

independen, pertama akan dijelaskan mengenai tingkat dukungan sosial subjek yang

terdiri dari empat dimensi dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan

nyata atau instrumental, dukungan informasi, dan dukungan kelompok.

Page 84: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

69

Tabel 4.6

Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat dukungan sosial

Dimensi Kategori Frekuensi Presentase

Dukungan Emosional Tinggi 71 47.33%

Rendah 79 52.67%

Dukungan Nyata atau Instrumental Tinggi 65 43.33%

Rendah 85 56.67%

Dukungan Informasi Tinggi 63 42%

Rendah 87 58%

Dukungan Kelompok Tinggi 71 47.33%

Rendah 79 52.67%

Berdasarkan hasil jawaban kuesioner subjek dalam penelitian ini, subjek

memiliki tingkat dukungan sosial yang berbeda-beda. Setiap dimensi dibagi menjadi

dua kategori, tinggi dan rendah. Dari tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat 71 responden

(47.33%) memiliki skor dukungan emosional tinggi dan 79 responden (52.67%)

memiliki skor dukungan emosional rendah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa

terdapat 65 responden (43.33%) memiliki skor dukungan nyata atau instrumental

tinggi dan 85 responden (56.67%) memiliki skor dukungan nyata atau instrumental

rendah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa terdapat 63 responden (42%) memiliki

skor dukungan informasi tinggi dan 87 responden (58%) memiliki skor dukungan

informasi rendah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa terdapat 71 responden

(47.33%) memiliki skor dukungan kelompok tinggi, 79 responden (52.67%) memiliki

skor dukungan kelompok rendah.

Page 85: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

70

4.3.4. Kategorisasi religiusitas

Pada tabel 4.7 dijelaskan mengenai distribusi sampel berdasarkan variabel

independen, pertama akan dijelaskan mengenai tingkat religiusitas, yaitu variabel

pengetahuan keagamaan, keyakinan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok,

kegiatan keagamaan individu, dan pengalaman keagamaan.

Tabel 4.7

Tabel subjek berdasarkan tingkat religiusitas

Dimensi Kategori Frekuensi Presentase

Pengetahuan Keagamaan Tinggi 74 49.33%

Rendah 76 50.67%

Keyakinan Keagamaan Tinggi 107 71.33%

Rendah 43 28.67%

Kegiatan Keagamaan Kelompok Tinggi 76 50.67%

Rendah 74 49.33%

Kegiatan Keagamaan Individu Tinggi 60 40%

Rendah 90 60%

Pengalaman Keagamaan Tinggi 103 68.67%

Rendah 47 31.33%

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa terdapat 74 responden (49.33%) memiliki skor

pengetahuan keagamaan tinggi dan 76 responden (50.67%) memiliki skor

pengetahuan keagamaan rendah. Dari tabel tersebut diketahui 107 responden

(71.33%) memiliki skor keyakinan keagamaan tinggi dan 43 responden (28.67%)

memiliki skor keyakinan keagamaan rendah. Dari tabel tersebut diketahui 76

responden (50.67%) memiliki skor kegiatan keagamaan kelompok tinggi dan 74

responden (49.33%) memiliki skor kegiatan keagamaan kelompok rendah. Dari tabel

tersebut diketahui 60 responden (40%) memiliki skor kegiatan keagamaan individu

Page 86: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

71

tinggi dan 90 responden (60%) memiliki skor kegiatan keagamaan individu rendah.

Dari tabel tersebut diketahui 103 responden (68.67%) memiliki skor pengalaman

keagamaan tinggi dan 47 responden (31.33%) memiliki skor pengalaman keagamaan

rendah.

4.4. Uji Hipotesis

Selanjutnya, analisis uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik regresi berganda. Data yang dianalisis adalah faktor

score atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor.

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Dalam regresi ada tiga hal yang

dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians

variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen, kedua apakah secara

keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen , dan yang ketiga adalah melihat siginifikan atau tidaknya koefisien regresi

dari masing-masing variabel independen.

4.4.1. Uji hipotesis penerimaan diri

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama penulis

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians variabel dependen

Page 87: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

72

yang dijelaskan oleh variabel independen. Selanjutnya untuk tabel R square dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Varians variabel dependen yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .688a .473 .431 6.72805

a. Predictors: (Constant), pengalaman, dukungan_instrumental, praktek_individu,

dukungan_kelompok, control_belief, perceived_power, praktek_kelompok,

intelektual, dukungan_emosional, ideologi, dukungan_informasi

Dari tabel 4.8 dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.473 atau

47,3%. Artinya proporsi varians dari variabel penerimaan diri yang dijelaskan oleh

perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas adalah sebesar 47,3%,

sedangkan 52.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua penulis menganalisis dampak dari seluruh variabel independen

terhadap perilaku penerimaan diri. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut.

Tabel 4.9

Anova pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5617.220 11 510.656 11.281 .000a

Residual 6246.796 138 45.267

Total 11864.015 149

a. Predictors: (Constant), pengalaman, dukungan_instrumental, praktek_individu,

dukungan_kelompok, control_belief, perceived_power, praktek_kelompok, intelektual,

dukungan_emosional, ideologi, dukungan_informasi

b. Dependent Variable: self_acceptance

Page 88: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

73

Jika melihat kolom keenam dari kiri diketahui bahwa nilai p (sig) sebesar

0.000. Dengan demikian diketahui bahwa p (0.000) < 0.05, maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel independen

terhadap perilaku penerimaan diri ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari

dimensi perceived behavioral control, dukungan sosial, dan religiusitas terhadap

perilaku penerimaan diri.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

variabel independen. Jika nilai t > 1,96 atau nilai sig < 0,05 maka koefisien regresi

tersebut signifikan yang berarti bahwa variabel independen tersebut memiliki dampak

yang signifikan terhadap variabel penerimaan diri dan begitupun sebaliknya. Adapun

analisisnya ditampilkan pada table 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.246 5.170 .434 .665

control_belief .338 .077 .359 4.412 .000

perceived_power .130 .089 .115 1.451 .149

dukungan_emosional -.015 .110 -.015 -.134 .894

dukungan_instrumental .245 .087 .244 2.818 .006

dukungan_informasi -.103 .117 -.103 -.884 .378

dukungan_kelompok .102 .076 .106 1.342 .182

Pengetahuan_keagamaan -.121 .091 -.117 -1.318 .190

Keyakinan_keagamaan .193 .097 .200 1.996 .048

praktek_kelompok -.050 .097 -.044 -.510 .611

praktek_individu .049 .077 .049 .640 .523

Pengalaman_keagamaan .188 .103 .180 1.831 .069

a. Dependent Variable: self_acceptance

Page 89: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

74

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.10 Dapat dijelaskan persamaan regresi

sebagai berikut (* signifikan) :

Penerimaan diri = 2.246 + 0.338 (control belief)* + 0.130 (perceived power) - 0.015

(dukungan emosional) + 0.245 (dukungan nyata atau instrumental)* - 0.103

(dukungan informasi) + 0.102 (dukungan kelompok) - 0.121 (pengetahuan

keagamaan) + 0.193 (keyakinan keagamaan)* - 0.050 (kegiatan keagamaan

kelompok) + 0.049 (kegiatan keagamaan individu) + 0.188 (pengalaman

keagamaan)

Dari tabel 4.10, dapat dilihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang

dihasilkan, dengan melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan (kolom ke-6). Jika

P < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap

perilaku penerimaan diri dan sebaliknya.

Dari hasil di atas, koefisien regresi dari control belief, dukungan instrumental,

dan keyakinan keagamaan dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan

variabel lainnya memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini berarti dari sebelas

variabel independen hanya tiga yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi

yang diperoleh pada masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:

1. Variabel dimensi control belief

Nilai koefisien regresi sebesar 0.338 dengan signifikansinya sebesar 0,000 (p

< 0.05). Hal ini berarti bahwa variabel control belief secara positif

Page 90: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

75

berpengaruh signifikan terhadap perilaku penerimaan diri. Nilai koefisien

regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara control

belief dan penerimaan diri. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan bahwa

semakin tinggi nilai control belief seseorang, maka semakin tinggi pula

perilaku penerimaan dirinya dan begitupun sebaliknya.

2. Variabel dimensi perceived power

Nilai koefisien regresi sebesar 0.086 dengan signifikansinya sebesar 0,255 (p

> 0.05). Hal ini berarti bahwa variabel perceived power tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan diri.

3. Variabel dimensi dukungan emosional

Nilai koefisien regresi sebesar -0.015 dengan signifikansinya sebesar 0,894 (p

> 0.05). Hal ini berarti bahwa variabel dukungan emosional tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan diri.

4. Variabel dimensi dukungan nyata atau instrumental

Nilai koefisien regresi sebesar 0.245 dengan signifikansinya sebesar 0,006 (p

< 0.05). Hal ini berarti bahwa variabel dukungan nyata atau instrumental

secara positif berpengaruh signifikan terhadap perilaku penerimaan diri. Nilai

koefisien regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara

dukungan nyata atau instrumental dan penerimaan diri. Dari arah hubungan

tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai dukungan nyata atau

instrumental seseorang, maka semakin tinggi pula perilaku penerimaan

dirinya dan begitupun sebaliknya.

Page 91: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

76

5. Variabel dimensi dukungan informasi

Nilai koefisien regresi sebesar -0,103 dengan signifikansinya sebesar 0,378 (p

> 0.05). Hal ini berarti bahwa variabel dukungan informasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan diri.

6. Variabel dimensi dukungan kelompok

Nilai koefisien regresi sebesar 0.102 dengan signifikansinya sebesar 0,182 (p

> 0.05), yang berarti bahwa variabel dukungan kelompok tidak berpengaruh

signifikan terhadap penerimaan diri.

7. Variabel pengetahuan keagamaan

Nilai koefisien regresi sebesar -0,121 dengan signifikansinya sebesar 0,190 (p

> 0.05), yang berarti bahwa variabel pengetahuan keagamaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri.

8. Variabel keyakinan keagamaan

Nilai koefisien regresi sebesar 0,193 dengan signifikansinya sebesar 0,048 (p

< 0.05), Hal ini berarti bahwa variabel keyakinan keagamaan secara positif

berpengaruh signifikan terhadap perilaku penerimaan diri. Nilai koefisien

regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang positif antara

keyakinan keagamaan dan penerimaan diri. Dari arah hubungan tersebut dapat

diartikan bahwa semakin tinggi nilai keyakinan keagamaan seseorang, maka

semakin tinggi pula perilaku penerimaan dirinya dan begitupun sebaliknya.

Page 92: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

77

9. Variabel kegiatan keagamaan kelompok

Nilai koefisien regresi sebesar -0.050 dengan signifikansinya sebesar 0,611 (p

> 0.05), yang berarti bahwa variabel kegiatan keagamaan kelompok tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri.

10. Variabel kegiatan keagamaan individu

Nilai koefisien regresi sebesar 0,49 dengan signifikansinya sebesar 0,523 (p >

0.05), yang berarti bahwa variabel kegiatan keagamaan individu tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri.

11. Variabel pengalaman keagamaan

Nilai koefisien regresi sebesar 0,188 dengan signifikansinya sebesar 0,069 (p

> 0.05), yang berarti bahwa variabel pengalaman keagamaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri.

4.4.2 Pengujian proporsi varians

Selanjutnya, diuji bagaimana sumbangan proporsi varians dari masing-masing

variabel independen terhadap penerimaan diri.

Berikut ini disajikan tabel dimana tabel tersebut terdiri atas kolom pertama

(model) adalah independen variabel yang dianalisis satu persatu, kolom ketiga (R

square) merupakan penambahan varians dependen variabel dari tiap independen

variabel yang dianalisis satu persatu tersebut, kolom keenam (R square change)

merupakan nilai murni varians dari variabel dependen dari tiap variabel independen

yang dianalisis satu persatu, kemudian kolom df adalah derajat kebebasan atau taraf

Page 93: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

78

nyata bagi variabel independen yang bersangkutan dan df terdiri atas numerator dan

denumerator. Lalu yang terakhir adalah kolom signifikansi (Sig. F change). Besarnya

proporsi varians pada penerimaan diri dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:

Tabel 4.11

Proporsi varian variabel dependen pada setiap variabel independen

Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel perceived behavioral control (control belief) memberikan sumbangan

sebesar 35.9% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.000 (p < 0.05)

2. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel perceived behavioral control (perceived power) memberikan

Model R R Square

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .599a .359 .359 82.755 1 148 .000

2 .617b .381 .022 5.353 1 147 .022

3 .630c .397 .016 3.830 1 146 .052

4 .644d .414 .017 4.318 1 145 .039

5 .644e .414 .000 .008 1 144 .930

6 .647f .419 .005 1.162 1 143 .283

7 .648g .420 .001 .142 1 142 .707

8 .677h .459 .039 10.213 1 141 .002

9 .678i .459 .000 .046 1 140 .831

10 .679j .461 .002 11.873 1 139 .000

11 .688 .473 .012 3.352 1 138 .069

Page 94: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

79

sumbangan sebesar 2.2% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.022 (p < 0.05)

3. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel dukungan sosial (dukungan emosional) memberikan sumbangan

sebesar 1.6% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.052 (p > 0.05)

4. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel dukungan sosial (dukungan nyata atau instrumental) memberikan

sumbangan sebesar 1.7% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.039 (p < 0.05)

5. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel dukungan sosial (dukungan informasi) memberikan sumbangan

sebesar 0% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.930 (p > 0.05)

6. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel dukungan sosial (dukungan kelompok) memberikan sumbangan

sebesar 0.5% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.283 (p > 0.05)

7. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel religiusitas (pengetahuan) memberikan sumbangan sebesar 0.1%

dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik karena nilai Sig. F Change = 0.707 (p > 0.05)

Page 95: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

80

8. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel religiusitas (keyakinan) memberikan sumbangan sebesar 3.9% dalam

varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut signifikan secara statitik karena

nilai Sig. F Change = 0.002 (p < 0.05)

9. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel religiusitas (kegiatan keagamaan kelompok) memberikan sumbangan

sebesar 0% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut tidak

signifikan secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.831 (p > 0.05)

10. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel religiusitas (kegiatan keagamaan individu) memberikan sumbangan

sebesar 0.2% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.000 (p < 0.05)

11. Dari 47.3% sumbangan independent variable terhadap dependent variable,

variabel religiusitas (pengalaman keagamaan) memberikan sumbangan

sebesar 1.2% dalam varians penerimaan diri. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik karena nilai Sig. F Change = 0.069 (p > 0.05)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat sembilan variabel independen,

yaitu control belief, perceived power, dukungan emosional, dukungan nyata atau

instrumental, dukungan kelompok, pengetahuan keagamaan, keyakinan keagamaan,

kegiatan keagamaan individu, pengalaman keagamaan yang memberikan sumbangan

terhadap penerimaan diri dan dua variabel independen yang tidak memberikan

sumbangan yaitu dukungan informasi dan kegiatan keagamaan kelompok jika dilihat

Page 96: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

81

dari besarnya pertambahan R Square yang dihasilkan setiap kali dilakukan

penerimaan variabel independen (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari

kesembilan variabel independen dilihat dari besarnya pertambahan R Square yaitu

variabel control belief yang memberikan sumbangan terbesar, yaitu 35,9% terhadap

penerimaan diri.

Page 97: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

82

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima penulis memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah: “Terdapat pengaruh yang signifikan secara keseluruhan dimensi perceived

behavioral control (dimensi control belief dan dimensi perceived power), dimensi

dukungan sosial (dimensi dukungan emosional, dimensi dukungan nyata atau

instrumental, dimensi dukungan informasi, dan dimensi dukungan kelompok), dan

dimensi religiusitas (dimensi religiusitas pengetahuan keagamaan, dimensi

religiusitas keyakinan keagamaan, dimensi religiusitas kegiatan keagamaan

kelompok, dimensi religiusitas kegiatan keagamaan individu, dan dimensi religiusitas

pengalaman keagamaan) terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak

down syndrome.

Namun jika dilihat dari signifikan tidaknya koefesien regresi dari masing-

masing variabel independen, ditemukan bahwa hanya terdapat tiga variabel

independen yang diteliti yang menghasilkan koefesien regresi signifikan, yaitu

koefisien regresi dari dimensi perceived behavioral control (control belief), dimensi

Page 98: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

83

dukungan sosial (dukungan nyata atau instrumental) dan dimensi religiusitas

(keyakinan keagamaan). Variabel yang tidak signifikan adalah dimensi perceived

behavioral control (perceived power), dimensi dukungan sosial (dukungan

emosional, dukungan informasi, dan dukungan kelompok), dan dimensi religiusitas

(pengetahuan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan

individu dan pengalaman keagamaan).

5.2 Diskusi

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi perceived

behavioral control yaitu control belief dan perceived power, dimensi dukungan sosial

yaitu dukungan emosional, dukungan nyata atau instrumental, dukungan informasi,

dan dukungan kelompok, dan dimensi religiusitas yaitu pengetahuan keagamaan,

keyakinan keagamaan, kegiatan keagamaan kelompok, kegiatan keagamaan individu,

dan pengalaman keagamaan mempengaruhi penerimaan diri secara signifikan. Hal ini

berarti ada pengaruh yang signifikan dimensi perceived behavioral control, dimensi

dukungan sosial, dan dimensi religiusitas terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dimensi control belief

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome, artinya semakin tinggi control belief semakin tinggi

pula penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. Hasil ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) yang meneliti

Page 99: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

84

dengan metode kualitatif, mengatakan bahwa perceived behavioral control

berpengaruh terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak dengan

keterbelakangan intelektual. Dalam penelitian ini faktor atau kondisi yang membuat

perilaku sulit atau mudah untuk dilakukan berkaitan dengan penerimaan diri orang

tua yang memiliki anak down syndrome, karena orang tua memiliki kepercayaan

mengenai kemampuan dalam mengendalikan perilaku penerimaan dirinya. Dimensi

control belief merupakan dimensi dari perceived behavioral control.

Sedangkan perceived power berpengaruh positif terhadap penerimaan diri

orang tua yang memiliki anak down syndrome artinya semakin tinggi perceived

power yang dimiliki semakin tinggi pula penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome. Namun pengaruhnya tidak signifikan secara statistik terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, hasil ini bertolak

belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) hal ini

mungkin disebabkan oleh perbedaan metode yang dilakukan dan sample yang

digunakan oleh peneliti. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nishinaga (2004)

menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada 12 orang tua

yang memiliki anak dengan keterbelakangan mental, sedangkan hasil penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan skala model Likert kepada

150 sample orang tua yang memiliki anak down syndrome. Hal ini juga dapat

disebabkan karena jumlah sampel yang memiliki perceived power yang tinggi dalam

penelitian ini lebih sedikit dibanding dengan orang tua yang memiliki perceived

power yang rendah.

Page 100: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

85

Selanjutnya, dimensi dukungan nyata atau instrumental memiliki pengaruh

positif terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome,

artinya semakin tinggi dukungan nyata atau instrumental yang dimiliki semakin

tinggi pula penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, dan

pengaruh tersebut signifikan secara statistik. Hasil ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) yang meneliti dengan metode

kualitatif mengatakan bahwa dukungan sosial itu sangat penting dan merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh dari penerimaan diri ibu dengan anak yang memiliki

keterbelakangan intelektual. Bantuan langsung yang diberikan oleh pasangan, teman,

dan keluarga membuat orang tua yang memiliki anak down syndrome merasa di

dukung dan membuat bebannya sedikit berkurang dalam merawat anaknya, sehingga

orang tua dapat menerima dirinya memiliki anak down syndrome karena merasa

kerabatnya mendukung secara langsung dalam hal apapun yang berkaitan dengan

anaknya. Dukungan nyata atau instrumental ini merupakan dimensi dari dukungan

sosial berdasarkan teori Sarafino (2011).

Sedangkan, dimensi dukungan emosional dan dukungan informasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome. Hasil ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh

Nishinaga (2004) hal ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan waktu pada saat

mengisi kuesioner yang dibagikan pada saat mengikuti acara kopi darat komunitas

POTADS dan pada saat mengisi kuesioner ada beberapa orang tua yang terlihat

sedang mengurus anaknya sehingga terjadi human error ketika mengisi kuesioner

Page 101: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

86

yang dibagikan oleh peneliti. Hal lain yang mungkin menyebabkan perbedaan hasil

karena metode yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya dengan diambil oleh

peneliti berbeda. Penelitian sebelumnya menggunakan metode kualitatif sedangkan

peneliti menggunakan metode kuantitatif. Karena penerimaan diri bersifat fluktuatif

atau naik turun, dapat menyebabkan dukungan emosional dan informasi tidak

berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri.

Dimensi lain yaitu dimensi dukungan kelompok berpengaruh positif terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome artinya semakin tinggi

dukungan kelompok semakin tinggi pula penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome. Namun pengaruhnya tidak signifikan secara statistik terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, hasil ini bertolak

belakang dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nishinaga (2004) hal ini

mungkin disebabkan oleh perbedaan metode yang dilakukan dan sample yang

digunakan oleh peneliti. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nishinaga (2004)

menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara kepada 12 orang tua

yang memiliki anak dengan keterbelakangan mental, sedangkan hasil penelitian ini

menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan skala Likert kepada 150

sample orang tua yang memiliki anak down syndrome. Dalam penelitian ini dukungan

kelompok tidak berpengaruh signifikan secara statistik karena peran komunitasnya

belum maksimal, dalam komunitas POTADS orang tua bisa masuk dan keluar dari

komunitas tanpa ada ikatan apapun sehingga beberapa orang tua merasa dukungan

dari kelompok tidak berarti terhadap penerimaan diri mereka.

Page 102: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

87

Kemudian, dimensi keyakinan keagamaan memiliki pengaruh positif terhadap

penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, artinya semakin

tinggi keyakinan keagamaan yang dimiliki semakin tinggi pula penerimaan diri orang

tua yang memiliki anak down syndrome, dan pengaruh tersebut signifikan secara

statistik. Keyakinan tentang kebenaran konsep ketuhanan secara teoritis berpengaruh

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome. Keyakinan

keagamaan senada dengan nilai keimanan bahwa orang tua percaya kepada Tuhan

dengan melahirkan anak down syndrome adalah takdir dan anak sebagai amanah dari

Tuhan. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handadari

(dalam Ulina, 2013) menunjukkan ada hubungan antara religiusitas dengan

penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak retardasi mental berat. Artinya

semakin tinggi religiusitas maka akan semakin tinggi penerimaan diri orangtua yang

memiliki anak retardasi mental berat. Begitu pula sebaliknya semakin rendah

religiusitas maka akan semakin rendah penerimaan diri orangtua yang memiliki anak

retardasi mental berat. Penelitian senada yang dilakukan oleh Badaria dan Astuti

(dalam Ulina, 2013) juga menunjukan adanya hubungan antara religiusitas dan

penerimaan diri pada penderita diabetes melitus. Dimensi keyakinan keagamaan

termasuk dimensi dari variabel religiusitas.

Sedangkan, dimensi pengetahuan keagamaan dan kegiatan keagamaan

kelompok tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome. Secara teoritis religiusitas seharusnya berpengaruh

terhadap penerimaan diri, tetapi tidak semua dimensi menunjukkan pengaruh yang

Page 103: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

88

signifikan karena tidak semua orang tua yang memiliki pengetahuan keagamaan dan

melakukan kegiatan keagamaan kelompok memiliki tingkat keyakinan terhadap

Tuhan. Tidak semua orang tua yang mengikuti kegiatan keagamaan kelompok seperti

mengaji, shalat berjamaah dan yang lain sebagainya melakukannya karena adanya

faktor internal dalam diri, bisa jadi karena orang tua tidak enak dengan lingkungan

sekitar yang mengharuskan mereka mengikuti pengajian berjamaah dan mengikuti

solat berjamaah karena ada norma yang berlaku dimasyarakat, sehingga pada dimensi

ini tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulina,

dkk (2013) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

religiusitas dengan penerimaan diri. Hal tersebut dapat terjadi karena religiusitas

bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi penerimaan diri.

Dimensi terakhir yaitu kegiatan keagamaan individu dan pengalaman

keagamaan berpengaruh positif terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome artinya semakin tinggi praktek individu dan pengalaman

keagamaan yang dimiliki semakin tinggi pula penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome. Namun pengaruhnya tidak signifikan secara statistik

terhadap penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down syndrome, hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulina, dkk (2013) yang menunjukkan

bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan penerimaan

diri. Hal ini dapat terjadi karena tidak semua orang yang melakukan kegiatan

keagamaan individu memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan; mereka

Page 104: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

89

melakukan kegiatan keagamaan individu seperti beribadah dan berdoa karena hal

tersebut adalah hal yang telah dipelajari dan diajarkan sejak kecil dan mereka

menjalankannya secara formalitas menjalankan ibadah yang diwajibkan oleh agama.

Begitu pula dengan pengalaman keagamaan yang dialami oleh tiap orang berbeda dan

memiliki persepsi yang berbeda dari tiap orang yang mengalaminya, sehingga kedua

dimensi ini tidak signifikan secara statistik terhadap penerimaan diri orang tua yang

memiliki anak down syndrome.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis memberikan beberapa saran untuk bahan

pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan

penelitian serupa, yaitu saran metodologis dan saran praktis.

5.3.1 Saran metodologis

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, untuk penelitian selanjutnya disarankan:

a. Meneliti lebih lanjut mengenai penerimaan diri dengan menambah variabel

yang berhubungan dengan penerimaan diri seperti self esteem, coping stress,

optimism, dan self efficacy.

b. Selain itu dapat juga menggunakan sampel lain yang lebih beragam agar dapat

diteliti apakah ditemukan hasil yang berbeda untuk sampel yang berbeda.

Page 105: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

90

c. Pada penelitian ini penerimaan diri diukur menggunakan skala penerimaan

diri dari Kubler Ross, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk

menggunakan alat ukur lain seperti Expressed Acceptance on Scale yang

disusun oleh Berger.

d. Pada penelitian selanjutnya yang menggunakan sampel serupa disarankan

agar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

dikelompokkan berdasarkan lamanya orang tua yang memiliki anak down

syndrome agar terlihat pengaruh dari masing-masing waktu lamanya orang tua

memiliki anak down syndrome.

5.3.2 Saran praktis

Mengingat pentingnya variabel-variabel yang dapat mempengaruhi penerimaan diri

orang tua yang memiliki anak down syndrome maka penulis menyarankan beberapa

hal, yaitu:

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi orang

tua, keluarga, dan pihak lain yang terkait untuk lebih memperhatikan faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang memiliki

anak down syndrome. Terutama dalam hal religiusitas, karena religiusitas

dalam konteks keyakinan atau keimanan memiliki peran yang cukup penting

yang mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang memiliki anak down

syndrome. Seperti meningkatkan kepercayaan orang tua kepada Tuhan bahwa

Page 106: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

91

memiliki anak down syndrome adalah takdir dan anak merupakan amanah dari

Tuhan.

b. Hendaknya orang tua dapat menambahkan wawasan baru tentang beberapa

faktor yang dapat meningkatkan penerimaan diri mereka sehingga mereka

dapat membimbing, mendidik, dan merawat anak down syndrome dengan

penuh kasih sayang dan rasa ikhlas.

Page 107: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

92

DAFTAR PUSTAKA

Aghili, Mojtaba and Kumar, G. Venkatesh. (2008). Relationship between religion

attitude and happiness among prefessional employees. Journal of the

Indian Academy of Applied Psychology. 34, Special issue, 66-69.

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes. 50, 179-211.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality, and behavior (2nd ed). England: McGraw

Hill Education.

Bergeron, Catherine M & Wanet-Defalque, Marie-Chantal. (2013). Psychological

adaptation to visual impairment: The traditional grief process revised.

British Journal of Visual Impairment. 20-31.

Cartwright, G.P & Cartwright, C.A & Ward, M.E. (1984). Educating special

learner. California: Weddsworth.

Cronbach, Gee. J. (1963). Educational psychology. 2 end edition. New York:

Harcout, Brucae and Word.

Denmark, L.K. (1973). Self acceptance and leader effectiveness. Journal of

Extension: Winter 1973. Texas A & m University. Retrieved June, 2, 2009.

From the joe website: http://www.joe.org/joe/1973winter/1973-4-al.pdf.

Fetzer, J.E. (2003). Multidimensional measurement of religiousness/spirituality

for use in health research. Kalamazoo: Fetzer Institute.

Francis, J., Eccles, M., Johnston, M., Walker, A., Grimshaw, J., Foy, R., Kaner,

E., Smith, L., & Bonetti, D. (2004). Constructing questionnares based on

the theory of planned behaviour: A manual for health services

researchers. United Kingdom: Centre for Health Services Research

University of Newcastle.

Gargiulo, R.M. (2004). Special education in contemporary society. Boston:

Houghton Mifflin Company.

Handayani, Ratnawati, & Helmi. (1998). Efektivitas pelatihan pengenalan diri

terhadap peningkatan penerimaan diri & harga diri. Jurnal Psikologi

UGM. XXV, 2, 47-55.

Hoffman. (2006). Gender self definition and gender self acceptance in women:

intersections with feminist, womanist, and ethnic identities. Journal of

counseling & development. 84, 358-372.

Huber, Stefan. Huber, O.W (2012). The centrality of religiousity scale (CRS).

Journal of Religion. 3, 710-724.

Page 108: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

93

Hurlock. Elizabeth, B. (1974). Personality development. McGraw Hill, inc: New

Delhi.

Ismail, A. (2008). Hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri ibu

dari anak autis. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi

(LPSP3) UI.

Newman, Isadore., Smith, Pamela J., Griffith, Diann C., Maloney, Patrick.,

Dambrot, Faye H., Sterns, Harvey., Daubney, John. (1983). The alpha-

omega scale: The measurement of stress situation coping styles. Ohio

Journal of Science (Ohio Academy of Science). 83 (5), 241-246.

Nishinaga, K. (2004). Self-acceptance of mothers who have children with

intellectual disabilities: A Study by Semi-Structured Interview.

Rachmayanti, S & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orang tua terhadap anak

autisme dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi. 1 (1), 7-

17.

Rohner. (2012). “Introduction to parental acceptance-rejection theory, methods,

evidence and implications”.

Sarafino, E. P. (1998). Health psychology: Biopsychosocial interaction. New

York: John Willey & Sons, Inc.

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., et al. (1983). Assessing social

support: The Social Support Questionnaire. Journal of Personality and

Social Psychology. 44, 127- 139.

Stark, Rodney., Glock, Charles. Y.,. (1968). American piety: The nature of

religious commitment. Berkeley: The Regents of University of California.

Taylor, S.E. (2006). The handbook of health psychology. New York: Oxford

University Press.

Ulina, M. O., Kurniasih, O. I., & Putri, D. E. (2013). Hubungan religiusitas

dengan penerimaan diri pada masyarakat miskin. Proceeding PESAT

(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), 5.

www.health.detik.com diunduh pada tanggal 6 Januari 2014 pukul 12.30.

Zalewska, A. (2006). Acceptance of chronic illness in psoriasis vulgaris patient.

European Academy of Dermatology and Venereology. 21, 235-242.

Page 109: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN

Page 110: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN 1

FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENELITIAN SKRIPSI

Page 111: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN
Page 112: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN 2

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Page 113: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN
Page 114: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

Page 115: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Salam kenal, saya Lailatul Ikromah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang menyelesaikan studi akhir. Untuk

keperluan tersebut, saya melakukan penelitian dimana penelitian ini menggunakan

alat ukur berupa kuesioner yang terdiri dari beberapa item pernyataan. Saya

membutuhkan bantuan dari Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian

dengan mengisi persyaratan yang terlampir. Bagi, Bapak/Ibu yang bersedia, maka

isilah lembar pernyataan yang tersedia.

Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah dahulu petunjuk

mengisian sehingga jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan apa yang

diminta. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar, dan saya

menjaga kerahasiaan Bapak/Ibu.

Terima kasih atas bantuan Bapak/Ibu yang telah menjadi responden peneliti.

Jakarta, Desember 2014

Peneliti

Lailatul Ikromah

Page 116: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LEMBAR KESEDIAAN

Dengan ini secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk mengisi angket ini. Pada

saat pelaksanaan, saya akan mengisi identitas pribadi dan mengisi angket atau

kuesioner dengan lengkap.

Terima kasih atas segala kerjasama dan bantuan Bapak/Ibu yang baik ini.

Identitas Responden :

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Agama :

Pekerjaan :

Jakarta, ……………………… 2014

(Tanda Tangan dan Nama)

Menyatakan bersedia menjadi responden

Page 117: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan untuk membantu Bapak/Ibu

menggambarkan diri Anda sendiri. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan

dimohon untuk menjawab setiap pernyataan tersebut, dengan memberikan tanda

tanda cheklist (√) atau tanda silang (x) pada salah satu alternative jawaban yang telah

disediakan. Adapun empat pilihan jawaban pada setiap pernyataan mempunyai arti

sebagai berikut:

SS = Sangat Sesuai

S = Sesuai

TS = Tidak Sesuai

STS = Sangat Tidak Sesuai

Jika Anda keliru melingkari atau berubah pendapat, ubahlah jawaban Anda dengan

menchecklist (√) atau silang (x) dengan (≠) yang keliru tadi dan checklist (√) jawaban

yang Anda anggap lebih tepat.

Contoh :

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya bisa melakukan hal yang lebih

baik dari sebelumnya

2. Saya bisa melakukan hal yang lebih

baik dari sebelumnya

Page 118: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Skala 1

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya merawat anak dengan ikhlas

2. Secara rutin saya mengantar anak saya terapi

3. Saya memberikan pendidikan yang terbaik

untuk anak saya

4. Saya mengajak anak saya untuk

bersosialisasi dengan tetangga sekitar

5. Saya malu untuk mengajak anak saya keluar

rumah

6. Memiliki anak dengan down syndrome

membuat saya menjadi pribadi yang lebih

besyukur

7. Saya mencintai anak saya dengan segala

keterbatasannya

8. Setiap orang pasti memiliki kekurangan

9. Terapi untuk anak down syndrome tidak

bermanfaat

10. Memiliki anak down syndrome merupakan

aib keluarga

Skala 2

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Anak adalah titipan dari yang maha kuasa

2. Anak adalah buah hati dari saya dan

pasangan

3. Anak adalah pembawa rezeki

4. Anak adalah penerus keluarga

5. Anak adalah harta yang paling berharga

6. Saya memiliki kemampuan untuk merawat

anak down syndrome dengan baik

Page 119: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

No. Pernyataan SS S TS STS

7. Banyak orang tua yang memiliki anak down

syndrome

8. Saya memiliki fasilitas materi untuk

merawat anak down syndrome

9. Banyak anak down syndrome yang memiliki

prestasi

10. Saya memiliki kemampuan mengubah

kekurangan anak down syndrome menjadi

suatu kelebihan

Skala 3

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tidak merasa sendirian karena memiliki

sahabat yang peduli satu dengan yang

lainnya

2. Jika sedang merasa sangat lelah dengan

kehidupan, pasangan senantiasa menghibur

saya

3. Pasangan selalu meluangkan waktunya

untuk saya dan anak-anak

4. Keluarga menawarkan bantuan financial

ketika saya perlukan

5. Jika saya mengeluh akan sesuatu hal,

keluarga senantiasa menasehati saya

6. Ketika saya membutuhkan informasi

tertentu, ada keluarga yang selalu bersedia

membantu

7. Saya memiliki komunitas yang peduli

terhadap keadaan dan kondisi anggotanya

8. Saya dapat berbagi cerita dengan teman

komunitas yang memiliki masalah serupa

Page 120: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

No. Pernyataan SS S TS STS

9. Saya merasa hidup seorang diri mengasuh

anak dengan down syndrome

10. Pasangan seperti tidak peduli dengan

perasaan saya

11. Ketika saya memerlukan bantuan, tetangga

seperti tidak bersedia membantu

12. Keluarga tidak mau direpotkan ketika saya

membutuhkan bantuan secara financial

13. Ketika saya membutuhkan saran, saya tidak

mendapatkannya dari keluarga

14. Pasangan tidak berusaha membantu saya

untuk mendapatkan informasi mengenai

kebutuhan anak kami

15. Bergabung dengan komunitas tertentu bagi

saya tidak begitu penting

16. Teman saya tidak ingin membagikan

pengalamannya kepada saya

17. Saya dapat berbagi kesedihan dan

kebahagiaan dengan keluarga

18. Teman saya tidak sungkan untuk

meminjamkan uang disaat saya butuhkan

19. Saya mendapatkan saran-saran ketika

bercerita kepada sahabat

20. Saya mendapatkan cukup informasi dari

lingkungan sekitar tentang merawat anak

dengan down syndrome

21. Saya merasakan banyak sekali manfaat

positif ketika bergabung dengan komunitas

22. Saya sering berbagi pengalaman dengan

teman komunitas

Page 121: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

No. Pernyataan SS S TS STS

23. Keluarga merasakan apa yang saya rasakan

dalam merawat anak dengan down syndrome

24. Kepedulian lingkungan sekitar membuat

saya semangat merawat anak saya

25. Perhatian dari pasangan membuat saya lebih

semangat merawat anak saya

26. Jika saya sedang sibuk, pasangan

menawarkan diri untuk membantu

27. Keluarga tidak sungkan untuk memberikan

bantuan uang apabila dibutuhkan

28. Pasangan dapat menenangkan hati saya

dengan nasehat-nasehatnya

29. Saya mendapatkan informasi yang cukup

banyak tentang merawat anak dengan down

syndrome dari internet

30. Teman komunitas memberikan kekuatan

tersendiri bagi saya sebagai orang tua

31. Bila diperlukan ada kerabat yang bersedia

membantu mengantar anak saya terapi

Skala 4

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya sering berpikir tentang permasalahan

agama

2. Saya percaya bahwa Tuhan selalu ada dalam

kehidupan saya

3. Saya sering melaksanakan ibadah di rumah

ibadah (masjid, gereja, pura, dsb)

4. Saya sering berdoa kepada Tuhan

Page 122: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

No. Pernyataan SS S TS STS

5. Saya sering merasa bahwa Tuhan menolong

saya dari kesulitan dalam hidup saya

6. Saya tertarik untuk mempelajari lebih

banyak tentang topik agama

7. Saya percaya adanya kehidupan setelah

kematian seperti keabadian jiwa dan

kebangkitan

8. Melaksanakan ibadah berjamaah merupakan

hal yang penting bagi saya

9. Saya sering bersedekah kepada orang-orang

yang membutuhkan

10. Saya merasa bahwa terkadang Tuhan

memberikan petunjuk kepada saya

11. Saya sering mendapatkan informasi tentang

agama dari radio, televisi, internet, koran,

dan buku

12. Saya yakin bahwa Tuhan selalu melindungi

saya

13. Saya bergabung dalam komunitas religius

14. Saya sering melakukan ibadah diluar ibadah

wajib

15. Saya merasa bahwa Tuhan selalu mengawasi

perilaku saya

16. Menambah pengetahuan tentang agama

bukanlah hal yang penting bagi diri saya

17. Saya tidak merasakan kasih sayang Tuhan

18. Saya melakukan ibadah secara berjamaah di

rumah dengan keluarga.

19. Saya jarang melaksanakan ibadah yang

diwajibkan oleh agama

Page 123: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

No. Pernyataan SS S TS STS

20. Saya merasa doa saya tidak didengar Tuhan

Page 124: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN 4

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA PENERIMAAN DIRI

UJI ANALISA FAKTOR SELF ACCEPTANCE

DA NI=10 NO=150 MA=KM

LA

IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10

KM SY FI=selfa.cor

se

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/

MO NX=10 NK=1 TD=SY LX=FR

LK

SELFA

FR TD 10 5 TD 3 1 TD 10 3 TD 6 1 TD 6 5 TD 7 2 TD 7 4 TD 5 1 TD 7 5

FR TD 10 7 TD 5 4 TD 4 3 TD 3 2 TD 7 6 TD 7 1 TD 8 4 TD 8 3 TD 10 9

FR TD 9 5

PD

OU AD=OFF TV MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA CONTROL BELIEF

UJI VALIDITAS CONTROL BELIEF

DA NI=10 NO=150 MA=KM

LA

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

KM SY FI=P.COR

SE

1 2 3 4 5/

MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

CBELIEF

FR TD 2 1 TD 5 1

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 125: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA PERCEIVED POWER

UJI VALIDITAS PERCEIVE POWER

DA NI=10 NO=150 MA=KM

LA

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

KM SY FI=P.COR

SE

6 7 8 9 10/

MO NX=5 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

PPOWER

FR TD 5 2

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA DUKUNGAN EMOSIONAL

UJI VALIDITAS DUKUNGAN EMOSIONAL

DA NI=31 NO=150 MA=KM

LA

DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10

DS11 DS12 DS13 DS14 DS15 DS16 DS17 DS18 DS19 DS20

DS21 DS22 DS23 DS24 DS25 DS26 DS27 DS28 DS29 DS30 DS31

KM SY FI=DKS.COR

SE

1 2 9 10 17 23 24 25/

MO NX=8 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

DEMOSIONAL

FR TD 8 1 TD 5 4 TD 8 3 TD 3 1 TD 6 5

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 126: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA DUKUNGAN NYATA ATAU

INSTRUMENTAL

UJI VALIDITAS DUKUNGAN NYATA ATAU INSTRUMENTAL

DA NI=31 NO=150 MA=KM

LA

DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10

DS11 DS12 DS13 DS14 DS15 DS16 DS17 DS18 DS19 DS20

DS21 DS22 DS23 DS24 DS25 DS26 DS27 DS28 DS29 DS30 DS31

KM SY FI=DKS.COR

SE

3 4 11 12 18 26 27 31/

MO NX=8 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

DNYATA

FR TD 6 5 TD 7 5 TD 5 4 TD 4 3 TD 8 6 TD 8 5 TD 5 1

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA DUKUNGAN INFORMASI

UJI VALIDITAS DUKUNGAN INFORMASI

DA NI=31 NO=150 MA=KM

LA

DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10

DS11 DS12 DS13 DS14 DS15 DS16 DS17 DS18 DS19 DS20

DS21 DS22 DS23 DS24 DS25 DS26 DS27 DS28 DS29 DS30 DS31

KM SY FI=DKS.COR

SE

5 6 13 14 19 20 28 29/

MO NX=8 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

DINFORMASI

FR TD 6 5 TD 6 2 TD 6 1 TD 7 5 TD 7 6 TD 8 7

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 127: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA DUKUNGAN KELOMPOK

UJI VALIDITAS DUKUNGAN KELOMPOK

DA NI=31 NO=150 MA=KM

LA

DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10

DS11 DS12 DS13 DS14 DS15 DS16 DS17 DS18 DS19 DS20

DS21 DS22 DS23 DS24 DS25 DS26 DS27 DS28 DS29 DS30 DS31

KM SY FI=DKS.COR

SE

7 8 15 16 21 22 30/

MO NX=7 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

DKELOMPOK

FR TD 6 2 TD 3 1 TD 7 2 TD 7 5

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA PENGETAHUAN KEAGAMAAN

UJI VALIDITAS INTELEKTUAL

DA NI=20 NO=150 MA=KM

LA

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

KM SY FI=RLG.COR

SE

1 6 11 16/

MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

INTELEKTUAL

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 128: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA KEYAKINAN KEAGAMAAN

UJI VALIDITAS IDEOLOGI

DA NI=20 NO=150 MA=KM

LA

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

KM SY FI=RLG.COR

SE

2 7 12 17/

MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

IDEOLOGI

FR TD 3 2

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA KEGIATAN KEAGAMAAN KELOMPOK

UJI VALIDITAS PRAKTEK KELOMPOK

DA NI=20 NO=150 MA=KM

LA

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

KM SY FI=RLG.COR

SE

3 8 13 18/

MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

PKELOMPOK

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 129: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA KEGIATAN KEAGAMAAN INDIVIDU

UJI VALIDITAS PRAKTEK INDIVIDU

DA NI=20 NO=150 MA=KM

LA

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

KM SY FI=RLG.COR

SE

4 9 14 19/

MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

PINDIVIDU

FR TD 4 1

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

SYNTAX UJI VALIDITAS SKALA PENGALAMAN KEAGAMAAN

UJI VALIDITAS PENGALAMAN

DA NI=20 NO=150 MA=KM

LA

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20

KM SY FI=RLG.COR

SE

5 10 15 20/

MO NX=4 NK=1 TD=SY PH=ST LX=FR

LK

PENGALAMAN

PD

OU TV IT=1000 AD=OFF MI SS

Page 130: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

LAMPIRAN 5

PATH DIAGRAM

Model Fit Penerimaan Diri

Page 131: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Control Belief

Modil Fit Perceived Power

Page 132: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Dukungan Emosional

Model Fit Dukungan Nyata atau Instrumental

Page 133: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Dukungan Informasi

Model Fit Dukungan Kelompok

Page 134: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Pengetahuan Keagamaan

Model Fit Keyakinan Keagamaan

Page 135: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Kegiatan Keagamaan Kelompok

Model Fit Kegiatan Keagamaan Individu

Page 136: PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DUKUNGAN SOSIAL…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38443/2/LAILATUL... · i PENGARUH PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, DUKUNGAN

Model Fit Pengalaman Keagamaan