pengaruh penerapan uu ite terhadap kegiatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

43
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, inayah dan kekutannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ”Pengaruh Penerapan UU ITE terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi ” ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini merupakan satu tugas yang kami ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Pendidkan, lingkungan, sosial, budaya dan teknologi (PLSBT). Di dalam laporan ini kami mencoba membahas dan meneliti mengenai permasalahan yang sedang sibuk diperbincangkan di dunia tekhnologi yaitu ketetapan pemerintah UU ITE. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, serta bantuannya hingga terselesaikannya makalah ini.. Kami menyadari dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, isi dan penyampaian materi Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan dalam penulisan selanjutnya. i

Upload: ririn-apridola

Post on 27-Jul-2015

1.336 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, inayah dan kekutannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ”Pengaruh Penerapan UU ITE terhadap Kegiatan Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi ” ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini merupakan satu tugas yang kami ajukan untuk memenuhi

salah satu tugas Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Pendidkan, lingkungan,

sosial, budaya dan teknologi (PLSBT).

Di dalam laporan ini kami mencoba membahas dan meneliti mengenai

permasalahan yang sedang sibuk diperbincangkan di dunia tekhnologi yaitu

ketetapan pemerintah UU ITE.

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan,

dorongan, serta bantuannya hingga terselesaikannya makalah ini..

Kami menyadari dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan

baik dalam penulisan, isi dan penyampaian materi Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai bahan pertimbangan dan

perbaikan dalam penulisan selanjutnya.

Bandung, Oktober 2009

Penulis

i

Page 2: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN....................................................................1

I.1 Latar Belakang..............................................................1

I.2 Pembatasan Masalah.....................................................2

I.3 Maksud dan Tujuan......................................................2

I.4 Metodologi Penulisan...................................................3

II. KAJIAN PUSTAKA................................................................4

II.1 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. .5

II.2 Kronologis perjalanan UU ITE.....................................8

II.3 Latar belakang Indonesia Memerlukan UU ITE..........9

II.4 Cakupan materi UU ITE...............................................9

II.5 Tindak lanjut UU ITE (Rancangan PP)........................9

II.6 Manfaat pelaksanaan UU ITE......................................10

III. PEMBAHASAN ......................................................................11

III.1 Efektifitas UU ITE Terhadap Tekonologi Informasi ...11

III.2 Dampak UU ITE bagi Kegiatan Transaksi Elektronik. 12

III.3 Keseriusan Pemerintah dalam Menegakkan UU ITE...14

III.4 Tanggapan Masyarakat Terhadap UU ITE...................16

III.5 Hasil Penelitian.............................................................18

III.6 Dokumentasi.................................................................21

IV. PENUTUP................................................................................iii

IV.1 Kesimpulan...................................................................iii

IV.2 Saran.............................................................................iv

V. DAFTAR PUSTAKA...............................................................iv

ii

Page 3: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi dan komunikasi adalah peralatan sosial yang penuh

daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara.

Semua tergantung pada cara penggunaannya, perkembanagan dunia cyber atau

dunia teknologi informasi dan kumunikasi telah menyebabkan perubahan sosial,

ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung cepat, perubahan peradaban

manusia secara global, dan menjadikan dunia ini menjadi tanpa batas, tidak

terbatas oleh garis teritotial suatu negara.

Kehidupan masayarakat modern yang serba cepat menjadikan pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi menjadi sesuatu harga mutlak, menjadi

sesuatu kebutuhan primer yang setiap orang harus terlibat didalamnya kalau tidak

mau keluar dari pergaulan masyarakat dunia, tetapi pemanfa’aatn teknologi

informasi dan komunikasi ini tidak selamanya dimanfa’atkan untuk kesejahtraan,

kemajuan dan peradaban manusia saja di sisi lain teknologi informasi dan

komunikasi ini menjadi suatu senjata ampuh untuk melakukan tindakan kejahatan,

seperti marakanya proses prostiutsi, perjudian di dunia maya (internet),

pembobolan ATM lewat internet dan pencurian data-data perusahan lewat

internet, kesemuanya termasuk kedalam penyalahgunaan teknologi informasi dan

kumunikasi, atau lebih tepatnya kejahatan penyalahgunaan transaksi elektronik.

Itulah alasannya pemertintah indonesia menggesahkan UU ITE(Informasi dan

Informasi elektronik) untuk mengatur penggunaan teknologi informasi secara

luas dan tearah, demi terciptanya masyrakat elektronik yang selalu menerapkan

moral dan etika dalam seluruh aspek kehidupanya.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di telah di paparkan di atas, maka

peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Seberapa efektifkah UU ITE untuk mengatur penggunaan teknologi

informasi dan kumunikasi di indonesia?

1

Page 4: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

2. Seberapa besar pengaruh UU ITE bagi kegiatan transaksi elektonik dan

informasi?

3. Seberapa efektifkah sosialisasi UU ITE pada masyarakat luas?

4. Seberapa seriuskah pemerintah indonesia menegakan UU ITE?

5. Bagaiaman sikap dari penyedia layanan teknologi informasi dan kumunikasi

pada UU ITE?

6. Apa saja yang dilakukan masyarakat untuk mendukung UU ITE?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan ini adalah untuk:

1. Mengetahui keefektifan UU ITE mengatur penggunaan teknologi

informasi dan kumunikasi di indonesia.

2. Mengetahui pengaruh UU ITE bagi kegiatan transaksi elektonik dan

informasi

3. Mengetahui efektifkah sosialisasi UU ITE pada masyarakat luas.

4. Mengetahui sikap dari penyedia layanan teknologi informasi dan

kumunikasi pada UU ITE.

5. Mengetahui partisipasi masyarakat untuk mendukung UU ITE.

6. Mengetahui pemahaman masyarakat mengenai UU ITE?

7. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan, Sosial,

Budaya dan teknologi (PLSBT).

I.4 Metodologi Penelitian

1. Melalui angket / kuisioner

Alasan pemilihan metodologi angket / kuisioner karena metodologi

angket mampu memahami situasi-situasi yang rumit, memungkinkan

melihat dan memahami sendiri prilaku dan kejadian yang sebenarnya

terjadi di lapangan karena objek yang kita teliti dapat langsung menuliskan

apa yang ada dalam pikirannya lansung pada lembaran kuisioner” .

Peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi riil dan aktual

mengenai indikator penerapan UU ITE, apakah UU ini sudah

dipublikasikan dengan baik dan apa tanggapan masyarakat tentang

2

Page 5: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

diberlakukannya UU ini. Tujuan mengadakan metodologi kuisioner

adalah untuk mendapatkan landasan yang menguatkan latar belakang studi

lapangan.

2. Interview

Interview atau wawancara yaitu teknis dalam upaya menghimpun

data yang akurat untuk melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu,

yang sesuai dengan data (Bachtiar, 1997:72). Wawancara yang dilakukan

bersifat tidak resmi dan melaui pembicaraan yang bebas yang tidak

terkendali pada pertanyaan yang disodorkan oleh peneliti dan sifatnya

berjalan bebas, leluasa apa adanya. (Faisal, 1990:63).

Adapun yang diwawancarai adalah:

1) Kepala Direktorat TIK UPI,

2) Teknisi UPINET, dan

3) Para penjaga warnet.

Tujuan menggunakan teknik wawancara adalah agar peneliti

mendapatkan pembenar dan penguat terhadap data-data yang didapatkan

melaui dokumentasi dan kegiatan lapangan dengan cara membandingkan

hasil berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan.

3. Teknik Analisa dan Interpretasi Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam satu pola, bidang dan satuan uraian dasar.

Pengamatan ini menggunakan analisis data kualitatif dengan pendekatan

induktif artinya data ditafsirkan berdasarkan konteksnya dan berangkat

dari fakta, data empiris dan informasi untuk membangun suatu teori.

Selanjutnya peneliti mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan

yang dapat dikekelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat

dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

4. Jadwal studi lapangan:

Teknik pengumpulan data dan materi nara sumber alokasi waktu

1. Wawancara

a) Penggunaan UU ITE sudah diterapkan

b) Bentuk penerapan UU ITE

3

Page 6: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

c) Tanggapan mengenai isi UU ITE

d) Cara memaksimalkan UU ITE

e) Keuntungan dan kerugian UU ITE

f) Maintenance data

g) Penggunaan software asli

2. Metode kuesioner

4

Page 7: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI

2. 1 Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang

berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia

maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di

wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan

merugikan kepentingan Indonesia.

Pengertian dalam undang-undang :

1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,

foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),

telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode

Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau

dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

2. Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik

lainnya.

3. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,

dan/atau menyebarkan informasi.

4. Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat,

diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog,

digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,

ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,

termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,

foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau

perforasi yang memiliki makan atau arti atau dapat dipahami oleh orang

yang mampu memahaminya.

5

Page 8: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

5. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik

yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,

menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau

menyebarkan Informasi Elektronik.

6. Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik

oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.

7. Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik

atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.

8. Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang

dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi

Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.

9. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang

memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status

subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan

oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.

10. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi

sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit

Sertifikat Elektronik.

11. Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk

oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah

dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan

dalam Transaksi Elektronik.

12. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi

Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi

Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

13. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait

dengan Tanda Tangan Elektronik.

14. Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik,

atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan

penyimpanan.

15. Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang

berdiri sendiri atau dalam jaringan.

6

Page 9: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

16. Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi

di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer

dan/atau Sistem Elektronik lainnya.

17. Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui

Sistem Elektronik.

18. Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik.

19. Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.

20. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan

Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi

melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat

unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.

21. Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga

negara asing, maupun badan hukum.

22. Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan

persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan

hukum.

23. Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh

Presiden.

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) mengatur berbagai

perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya,

baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UUITE ini juga diatur

berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UUITE

mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat pada

umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik

dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan.

Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun

oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh

Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama

dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan

7

Page 10: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan Tim UI menamai

naskah akademisnya dengan RUU Transaksi Elektronik.

Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali

oleh Tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah),

sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

sebagaimana disahkan oleh DPR.

2. 2 Kronologis perjalanan UU ITE: 

 

Perjalanan UU ITE memerlukan waktu yang lama (5 tahun). Hal ini menyebabkan

UU ITE menjadi sangat lengkap karena RUU ITE telah melalui banyak

pembahasan dari banyak pihak. Sehingga konsultan yang disewa oleh

DEPKOMINFO pun menilai bahwa UU ITE ini terlalu ambisius karena Indonesia

adalah negara satu-satunya di dunia yang hanya mempunyai satu Cyber Law

untuk mengatur begitu luasnya cakupan masalah dunia Cyber, sementara negara

lain minimal memiliki tiga Cyber Law. Namun Bapak Cahyana sebagai pemateri

malah bersyukur dengan keadaan ini.

Beliau menjelaskan lebih lanjut kondisi nyata di lapangan, betapa berbelitnya

proses pengesahan suatu RUU di DPR. Sehingga bagi Indonesia lebih baik

memiliki satu Cyber law saja sehingga DEPKOMINFO lebih leluasa menindak

lanjuti UU ITE dengan membuat Peraturan Pemerintah yang masing-masing

mengatur hal-hal yang lebih detail.

2. 3 Latar belakang Indonesia Memerlukan UU ITE

Latar belakang Indonesia memerlukan UU ITE karena:

1. Hampir semua Bank di Indonesia sudah menggunakan ICT. Rata-rata

harian nasional transaksi RTGS, kliring dan Kartu Pembayaran di

Indonesia yang semakin cepat perkembangannya setiap tahun

2. Sektor pariwisata cenderung menuju e-tourism ( 25% booking hotel sudah

dilakukan secara online dan prosentasenya cenderung naik tiap tahun)

3. Trafik internet Indonesia paling besar mengakses Situs Negatif, sementara

jumlah pengguna internet anak-anak semakin meningkat.

4. Proses perijinan ekspor produk indonesia harus mengikuti prosedur di

negera tujuan yang lebih mengutamakan proses elektronik. Sehingga

8

Page 11: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

produk dari Indonesia sering terlambat sampai di tangan konsumen negara

tujuan daripada  kompetitor.

5. Ancaman perbuatan yang dilarang  (Serangan (attack), Penyusupan

(intruder) atau Penyalahgunaan (Misuse/abuse)) semakin banyak.

2. 4 Cakupan materi UU ITE

 

1. Asas dan Tujuan

2. Informasi, Dokumen & Tanda Tangan Elektronik

3. Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik dan Sistem Elektronik

4. Transaksi Elektronik

5. Nama Domain, HKI, Perlindungan Hak Pribadi

6. Perbuatan Yang Dilarang

7. Penyelesaian Sengketa

8. Peran Pemerintah dan Peran Masyarakat

9. Penyidikan

10. Ketentuan Pidana

 

2. 5 Tindak lanjut UU ITE (Rancangan PP)

 

1. Lembaga Sertifikasi Keandalan (Psl 10 UU ITE)

2. Tanda Tangan Elektronik (Psl 11 UU ITE)

3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Psl 13 UU ITE)

4. Penyelenggaraan Sistem Elektronik (Psl 16 UU ITE)

5. Transaksi Elektronik (Psl 17 UU ITE)

6. Penyelenggara Agen Elektronik (Psl 22 UU ITE)

7. Pengelola Nama Domain (Psl 24 UU ITE)

8. Lawful Interception (Psl 31 UU ITE)

9. Lembaga Data Strategis (Psl 40 UU ITE)

 

9

Page 12: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

2. 6 Manfaat pelaksanaan UU ITE:

1. Transaksi dan sistem elektronik beserta perangkat pendukungnya

mendapat perlindungan hukum. Masyarakat harus memaksimalkan

manfaat potensi ekonomi digital dan kesempatan untuk menjadi

penyelenggara Sertifikasi Elektronik dan Lembaga Sertifikasi Keandalan.

2. E-tourism mendapat perlindungan hukum. Masyarakat harus

memaksimalkan potensi pariwisata indonesia dengan mempermudah

layanan menggunakan ICT.

3. Trafik internet Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan

bangsa. Masyarakat harus memaksimalkan potensi akses internet

indonesia dengan konten sehat dan sesuai konteks budaya indonesia

4. Produk ekspor indonesia dapat diterima tepat waktu sama dengan produk

negara kompetitor. Masyarakat harus memaksimalkan manfaat potensi

kreatif bangsa untuk bersaing dengan bangsa lain

10

Page 13: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

BAB III

PEMBAHASAN

Pada Bab ini, penulis akan membahas tentang UU ITE terutama bagaimana

penerapan, sosialisasi, dan pengaruhnya di dunia maya berdasarkan hasil survey

dan kajian pustaka yang telah penulis lakukan.

III.1 Efektifitas UU ITE Terhadap Tekonologi Informasi

Bila dilihat dari content UU ITE, semua hal penting sudah diakomodir dan

diatur dalam UU tersebut. UU ITE sudah cukup komprehensif mengatur informasi

elektronik dan transaksi elektronik. Mari kita lihat beberapa cakupan materi UU

ITE yang merupakan terobosan baru. UU ITE yang mana mengakui Tanda

Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tandatangan

konvensional (tinta basah dan materai), alat bukti elektronik diakui seperti alat

bukti lainnya yang diatur dalam KUHAP, Undang-undang ITE berlaku untuk

setiap orang yang melakukan perbuatan hukum baik yang berada di wilayah

Indonesia maupun di luar Indonesia, yang memiliki akibat hukum di Indonesia;

penyelesaian sengketa juga dapat diselesaiakan dengan metode penyelesaian

sengketa alternatif atau arbitrase. Setidaknya akan ada sembilan Peraturan

Pemerintah sebagai peraturan pelaksana UU ITE, sehingga UU ini dapat berjalan

dengan efektif.

III.1.1 Bidang Informasi Elektronik/Dokumen Elektronik

Keefektifan dalam pengaturan dokumen elektonik yang dibuat,

baik yang dibuat, dikirimkan, diteruskan, ataupun disimpan dalam

bentuk analog, digital, elekromagnetik, optikal atau sejenisnya.

III.1.2 Bidang Transaksi Elektronik

Optimalisasi pengawasan dimana perbuatan hukum yang dilakukan

dengan komputer, jaringan atau media elektronik lainnya.

III.1.3 Bidang Tanda Tangan Elektronik

UU ITE sangat membantu sekali dalam Transaksi Elektronik,

karena sangat erat kaitannya dengan penyajian data/informasi yang

absah.

III.1.4 Bidang Penyelenggaraan Sertifikat

11

Page 14: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Sebagai badan hukum yang dipercaya untuk menyelenggarakan

sertifikasi, serta memberikan dan mengaudit sertifikat elektronik

III.1.5 Bidang HAKI

Karya Intelektual yang dikemas dalam informasi/ dokumen

elektronik dimana didalamnya dilindungi sebagai hak kekayaan

Intelktual dengan peraturan UU (Pasal 25)

III.1.6 Bidang Data Privacy

Adanya penjaminan pengakuan/persetujuan dalam penggunaan hak

privacy seseorang.

III.1.7 Bidang Ketentuan Pidana/Perbuatan Dilarang

Pengaturan serta dipersempitnya perbuatan serta kegiatan melawan

hukum yang dilakukan dengan transaksi elktronik

III.1.8 Bidang Illegal Access

Kesengajaan ataupun tidak dalam mengakses komputer/sistem

elektronik, mencuri, menorobos, atau melampui diluar hak yang

legal

III.1.9 Bidang Penyadapan Illegal

Dengan ini, tidak semua orang/ lembaga bebas menyadap ataupun

intersepsi suatu informasi, dimana terdapat peraturan yang harus

dipenuhi sebelum penyadapan dilakukan

III.1.10 Bidang Gangguan Data

Setiap orang yang sengaja merubah, menambah, merusak ataupun

menghilangkan, akan terjaring dengan adanya UU ITE yang

mengatur data interference/gangguan data

III.2 Dampak UU ITE bagi Kegiatan Transaksi Elektronik

III.2.2 Gambaran Umum

UU ITE yang disahkan DPR pada 25 Maret lalu menjadi bukti

bahwa Indonesia tak lagi ketinggalan dari negara lain dalam

membuat peranti hukum di bidang cyberspace law. Menurut data

Inspektorat Jenderal Depkominfo, sebelum pengesahan UU ITE,

Indonesia ada di jajaran terbawah negara yang tak punya aturan

soal cyberspace law. Posisi negeri ini sama dengan Thailand,

Kuwait, Uganda, dan Afrika Selatan.

12

Page 15: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Tentu saja posisi itu jauh berada di belakang negara-negara Eropa

dan Amerika Serikat. Bahkan beberapa negara berkembang

lainnya, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, dan Singapura,

mendahului Indonesia membuat cyberspace law. Tak

mengherankan jika Indonesia sempat menjadi surga bagi kejahatan

pembobolan kartu kredit (carding).

III.2.3 Pengaruh UU ITE

Sekarang kita tahu maraknya carding atau pencurian kartu kredit di

internet berasal dari Indonesia, hal ini memungkinan Indonesia

dipercaya oleh komunitas ”trust” internasional menjadi sangat

kecil sekali. Dengan hadirnya UU ITE, diharapkan bisa

mengurangi terjadinya praktik carding di dunia maya. Dengan

adanya UU ITE ini, para pengguna kartu kredit di internet dari

negara kita tidak akan di-black list oleh toko-toko online luar

negeri. Sebab situs-situs seperti www.amazon.com selama ini

masih mem-back list kartu-kartu kredit yang diterbitkan Indonesia,

karena mereka menilai kita belum memiliki cyber law. Nah,

dengan adanya UU ITE sebagai cyber law pertama di negeri ini,

negara lain menjadi lebih percaya atau trust kepada kita.

Dalam Bab VII UU ITE disebutkan: Perbuatan yang dilarang pasal

27-37, semua Pasal menggunakan kalimat, ”Setiap orang... dan

lain-lain.” Padahal perbuatan yang dilarang seperti: spam,

penipuan, cracking, virus, flooding, sebagian besar akan dilakukan

oleh mesin olah program, bukan langsung oleh manusia. Banyak

yang menganggap ini sebagai suatu kelemahan, tetapi ini bukanlah

suatu kelemahan. Sebab di belakang mesin olah program yang

menyebarkan spam, penipuan, cracking, virus, flooding atau

tindakan merusak lainnya tetap ada manusianya, the man behind

the machine. Jadi kita tak mungkin menghukum mesinnya, tapi

orang di belakang mesinnya.

13

Page 16: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

III.2.4 Beberapa Hal Mendasar Yang Berubah Pada Masayarakat

Sejauh ini, adanya UU ITE setidaknya merubah cara masyrakat

dalam melakukan transaksi elektronik, diantaranya:

Pengaksesan Situs Porno/Kekerasan/Narkoba

Transaksi yang diperkuat dengan Tanda tangan Elektronik

Penyampaian pendapat dalam dunia maya

Penyebaran file/konten berbahaya (Virus,Spam dll.)

Pengajuan HAKI terhadap informasi/dokumen elektronik,

demi keterjaminan hak.

Blog/Tulisan mengandung isi berbau SARA

Pengaksesan Illegal, serta pemakaian software illegal

Sedikit ulasan dari point diatas, mengacu pada pasal 27-37,

hanya akan ditangkap ”Orang Yang Menyebar Virus.” Tapi

tampaknya bukan pembuat virus. Logikanya sederhana, virus tak

akan merusak sistem komputer atau sistem elektonik, jika tidak

disebarkan melalui sistem elektronik. Artinya, bahwa jika sampai

virus itu disebarkan, maka si penyebar virus itu yang akan

dikenakan delik pidana. Tentu hal ini harus dibuktikan di

pengadilan bahwa si penyebar virus itu melakukan dengan sengaja

dan tanpa hak.

III.3 Keseriusan Pemerintah dalam Menegakkan UU ITE

Sesuai dengan catatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia, kejahatan dunia cyber hingga pertengahan 2006 mencapai

27.804 kasus. Itu meliputi spam, penyalahgunaan jaringan teknologi

informasi, open proxy (memanfaatkan kelemahan jaringan), dan carding.

Data dari Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) menunjukkan, sejak

tahun 2003 hingga kini, angka kerugian akibat kejahatan kartu kredit

mencapai Rp 30 milyar per tahun. Hal ini tentunya mencoreng nama baik

Negara, serta hilangnya kepercayaan dunia terhadap Indonesia.

Untuk itulah pemerintah perlu serius menanganani Transaksi

Elektronik yang sudah merambah berbagai aspek kehidupan bernegara.

14

Page 17: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

III.3.1 Langkah Pemerintah dalam Menegakkan UU ITE

Setelah diluncurkan UU ITE, untuk mencegah agar produk hukum

ini tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab

dalam memahami cakupan materi dan dasar filosofis, yuridis serta

sosiologis dari UU ITE ini, Departemen Komunikasi dan Informatikan

akan melakukan kegiatan diseminasi informasi kepada seluruh

masyarakat, baik lewat media, maupun kegiatan sosialisasi ke daerah-

daerah. Edukasi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya dengan menkampanyekan internet sehat lewat media,

membagikan software untuk memfilter situs-situs bermuatan porno dan

kekerasan.

III.3.2 Keterbatasan Pemerintah Dalam Menangani UU ITE

Untuk sekarang ini, kita belum bisa menilai apakah UU ITE ini ”kurang”.

Kita butuh waktu untuk melihat penegakannya nanti. Yang pasti, beberapa

hal yang belum secara spesifik diatur dalam UU ITE, akan diatur dalam

Peraturan Pemerintah, juga peraturan perundang-undangan lainnya. Secara

keseluruhan, UU ITE telah menjawab permasalahan terkait dunia aktivitas/

transaksi di dunia maya, sebab selama ini banyak orang ragu-ragu

melakukan transaksi elektronik di dunia maya karena khawatir belum

dilindungi oleh hukum. Hal yang paling penting dalam kegiatan transaksi

elektronik, adalah diakuinya tanda tangan elektronik sebagai alat bukti

yang salah dalam proses hukum. Jadi seluruh pelaku transaksi elektronik

akan terlindungi.

Pada Pasal 31 ayat (3) UU ITE mengatur lawful interception,

tatacara Lawful Interception akan diatur secara detil dalam Peraturan

Pemerintah tentang Lawful Interception. Intinya bahwa penegak hukum

harus mengajukan permintaan penyadapan kepada operator

telekomunikasi, atau internet service provider yang diduga menjadi sarana

komunikasi dalam tindak kejahatan. Jadi permintaan intersepsi tidak

dilakukan kepada Depkominfo.

15

Page 18: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

III.3.3 Sosialisasi UU ITE pada Masyarakat

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Mohammad Nuh

mengatakan, saat ini masih terjadi kesalahpahaman dari masyarakat bahwa

Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik sekadar untuk

blocking situs porno, padahal substansinya melingkupi seluruh transaksi

berbasis elektronik yang menggunakan komputer.Sehingga pihaknya terus

berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Undang

Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE.

Gambar.1 Sosialisai UU ITE

III.3 Tanggapan Masyarakat Terhadap UU ITE

Secara umum masyarakat memandang UU ITE hanya sebagai

formalitas sesaat, yang mana peraturan dan perundang-undang yang

disusun, hanya berlaku jika ada kasus yang mencuat.

Dalam kehidupan sehari-hari baik masyarakat umum ataupun

kaum terpelajar tidak sepenuhnya mematuhi atau mengindahkan UU ITE

ini, terbukti dengan masih tingginya tingkat pelanggaran cyber, penipuan,

ataupun pengaksessan situs porno.

“Kasus `cyber crime` di Indonesia adalah nomor satu di dunia,”

kata Brigjen Anton Taba, Staf Ahli Kapolri, dalam acara peluncuran buku

Panduan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) di Jakarta

16

Page 19: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

III.5 Hasil Penelitian

III.5.1 Angket / kuisioner

Judul:Pengaruh Penerapan Uu Ite Terhadap Kegiatan Pemanfaatan

Teknologi Informasi Dan Komunikasi

1. Apakah anda mengetahui tentang UU ITE ?

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

2. Apakah singkatan dari UU ITE ?

a. Undang-undang Informasi & Transaksi Elektronik

b. Undang-undang Industri & Teknologi Elektonik

c. Tidak tahu

3. Apakah anda sudah menerapkan UU ITE dalam kehidupan sehari-hari ?

a. Sudah b. Belum c. Tidak peduli

4. Menurut anda, apakah UU ITE berpengaruh terhadap kegiatan anda di

dunia maya (Berinternet)?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

5. Anda merasa terhambat dan terbatasi dengan adanya UU ITE?

a. Ya b. Tidak c. Tidak peduli

6. Menurut anda sosialisasi UU ITE terhadap masyarakat sangat kurang?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

7. Sejauh ini apakah UU ITE perlu dikembangkan lagi?

a. Ya b. Tidak c. Tidak peduli

8. Apakah sulit bagi anda memperoleh informasi tentang UU ITE?

a. Ya b. Tidak c. Tidak peduli

9. Apakah anda pernah melakukan pelanggaran UU ITE, seperti membuka

situs porno, menjelek-jelekan orang di facebook, atau penyalahgunaan

email dll.?

a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah

10. Apakah kasus pada Mulyasari terdakwa pencorengan nama baik salah satu

Rumah Sakit merupakan pelanggaran UU ITE?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

11. Menurut anda penyadapan yang dilakukan KPK di waktu yang lalu

merupakan pelanggaran UU ITE?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

17

Page 20: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

12. Menurut anda adakah tindak lanjut pemerintah terhadap penegakkan UU

ITE di Indonesia ?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

13. Apakah anda setuju dengan pengesahan UU ITE?

a. Ya b. Tidak c. Tidak peduli

14. Menurut anda apakah ada pengaruh UU ITE terhadap penyempitan ruang

gerak tindak kejahatan di dunia maya?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

15. Apakah Depkominfo selaku departemen resmi pemerintah yang khusus

menangani masalah teknologi informasi sudah berjalan dengan baik?

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Laporan Hasil pengisian angket :

Jumlah Responden : 50

Penghitungan data dari pernyataan yang telah disediakan

No Pernyataan Ya Tidak Tidak tahu

1. Apakah anda mengetahui tentang UU ITE. 8 30 12

2. Apa singkatan dari UU ITE. 28 6 16

3. Apakah anda sudah menerapkan UU ITE

dalam kehidupan sehari-hari.

3 43 4

4. Apakah UU ITE berpengaruh terhadap

kegiatan anda di dunia maya.

29 10 11

5. Anda merasa terhambat dan terbatasi dengan

adanya UU ITE.

16 28 6

6. Apakah sosialisasi terhadap UU ITE sangat

kurang.

32 11 5

7. Sejauh ini apakah UU ITE perlu

dikembangkan lagi.

31 12 6

8. Apakah sulit memperoleh informasi tentang

UU ITE

35 11 4

9. Apakah anda pernah melakukan pelanggaran

UU ITE.

7 26 17

10. Apakah kasus pada Mulyasari merupakan 7 36 7

18

Page 21: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

pelnggaran terhadap UU ITE.

11. Apakah penyadapan yang dilakukan KPK

termasuk pelanggaran UU ITE.

5 35 9

12. Adakah tindak lanjut pemerintah terhadap

penegakan UU ITE.

14 11 25

13. Apakah anda setuju dengan pengesahan UU

ITE.

27 14 9

14. Apakah ada pengaruh UU ITE terhadap

penyempitan ruang gerak tindak kejahatan

didunia amya.

31 11 8

15. Apakah DEKOMINFO sudah berjalan dengan

baik.

4 27 19

Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data yang kami dapatkan dari pengisisan

angket, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. 30 dari 50 responden tidak mengetahui tentang UU ITE dan 12 nya ragu-

ragu. Berarti sangat minim masyarakat yang mengetahui tentang

diberlakukannya UU ITE tersebut.Hal ini disebabkan banyaknya

masyarakat yang tidak peduli terhadapdiberlakukannya UU ini,

sosialisasi yang tidak maksimal juga menjadi faktor penghambat

perkembangannya di masyarakat. Pada materi selanjutnya penulis akan

membahas tentang keefektivan UU ini dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangannya.

2. 43 dari 50 responden juga menjawab UU ITE tidak berpengaruh

terhadap kegiatan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Padahal isi dari

UU ITE seharusnya dapat merubah dan membawa dampak positif bagi

masyarakat. Hal ini sangat bertentangan dengan jawaban responden

tentang pengaruh UU ITE terhadap aktivitas mereka di dunia maya.

3. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan no.8 dapat ditarik kesimpulan

semua ketidaktahuan dan ketidak pedulian ini ternyata disebabkan

sulitnya memperoleh informasi tentang UU ITE.

4. Setelah penulis menyampaikan contoh-contoh dari pelangaran UU ITE

seperti: membuka situs porno, menjelek-jelekkan orang di facebook dan

19

Page 22: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

penyalah gunaan email, ternyata responden juga jarang melekukan

pelanggaran terhadap UU ini tetapi ada juga responden yang melakukan

pelanggaran. Hal ini akan penulis bahas lagi pada materi selanjutnya.

5. Para responden tidak setuju kasus-kasus terhadap pelangggaran UU ITE

seperti kasus Mulyasari dan penyadapan yang dilakukan oleh KPK

termasuk pelanggaran UU ITE. Hai ini disebabkan sosialisasi UU ITE

yang tidak efektif.

6. Pada umunya responden menyetujui dengan disahkannya UU ITE

karena hai ini adalah bentuk penyempitan ruang gerak kejahatan di dunia

maya tetapi mereka tidak peduli terhadap tindak lanjut pemerintah

sehubungan dengan diberlakukannya UU ini. Tugas DEKOMINFO

selaku departemen khusus yang menangani masalah teknologi belum

berjalan baik.

7. Inti dari kesimpulan dalam pengisian angket tersebut adalah dalam

pelaksanaannya UU ITE belum efektif dan banyak aspek yang harus

diperbaiki dan dimaksimalkan lagi. Oleh karena itu pemerintah dan

masyarakat harus bekerja sama dengan baik agar tercipta sebuah

keputusan yang bijak agar dapat bermanfaat bagi masyarakat.

III.5.2 Wawancara

a. DIREKTORAT TIK dan tekhnisi di UPINET

Setelah penulis melakukan wawancara kepada kepala DIREKTORAT TIK

dan teknisi di UPINET, maka penulis menarik kesimpulan:

1. Penerapan UU ITE di UPINET selaku pusat Teknologi dan Informasi

di UPI sudah mulai diterapkan tetapi belum maksiamal. Dalam hai ini,

sudah mengikuti aturan-aturan UU ITE.

2. Mengenai isi UU ITE seperti: larangan situs-situs pornografi dan

bentuk-bentuk pelanggaran lainnya sudah diterapkan dan sudah

mengarah kepada perbaikan.

3. Untuk memaksimalkan UU ITE pihak direktorat dan teknisi sudah

diterapkan contohnya dengan membuat software-software khusus.

4. Manfaat UU ITE ( keeuntunagan dan kerugian ) belim dapat dirasakan

bagi direktorat karena UPINET merupakan pusat pelayanan

mahasiswa bukan untuk usaha industri.

20

Page 23: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

5. Publikasi UU ITE di UPINET belim diterapkan, belum ada web-webn

khusussebagai media publikasi bagi mahasiswa. Proses publikasi baru

sebatas pengetahuan untuk pegawai UPINET.

b. Penjaga WARNET

1. Sebagian besar, tidak mengetahui adanya UU ITE yang mengatur

tentang pemanfaatan teknologi informasi.

2. Pada umumnya UU ITE tidak disosialisasikan dengan baik

3. Ada atau tidaknya UU ITE tidak mempengaruhi mahasiswa/public

dalam berinternet.

4. Adanya pemblokiran terhadap situs porno atau konten illegal tidak

berpengaruh terhadap pemasukan pihak warnet.

5. Masyarakat menganggap bahwa UU ITE hanya sebatas

pemblokiran situs porno dan pencemaran nama baik.

6. Software illegal tanpa lisensi dianggap wajar dengan alasan terlalu

mahal dan demi pendidikan.

21

Page 24: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

III.5.3 Dokumentasi

22

Page 25: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil studi lapangan “Pengaruh Penerapan UU ITE terhadap

Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi” dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada 25 Maret 2008, DPR telah mengesahkan rancangan Undang-

undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Pengesahan

ini merupakan sesuatu yang menggembirakan dan telah ditunggu-

tunggu oleh banyak pihak untuk keluar dari pengucilan dunia

internasional. Sayangnya, masyarakat terlalu terfokus pada

larangan atas pornografi internet dalam UU ITE sehingga

melupakan esensi dari UU ITE itu sendiri. Sebagai sebuah produk

hukum, UU ITE merupakan suatu langkah yang amat berani

dengan memperkenalkan beberapa konsep hukum baru yang

selama ini kerap menimbulkan polemik.

2. Dampak UU ITE :

a.Dampak positif:

Transaksi dan sistem elektronik beserta perangkat

pendukungnya mendapat perlindungan hukum. Masyarakat

harus memaksimalkan manfaat potensi ekonomi digital dan

kesempatan untuk menjadi penyelenggara Sertifikasi

Elektronik dan Lembaga Sertifikasi Keandalan.

E-tourism mendapat perlindungan hukum. Masyarakat

harus memaksimalkan potensi pariwisata indonesia dengan

mempermudah layanan menggunakan ICT.

Trafik internet Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk

kemajuan bangsa. Masyarakat harus memaksimalkan

potensi akses internet indonesia dengan konten sehat dan

sesuai konteks budaya indonesia

Produk ekspor indonesia dapat diterima tepat waktu sama

dengan produk negara kompetitor. Masyarakat harus

23

Page 26: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

memaksimalkan manfaat potensi kreatif bangsa untuk

bersaing dengan bangsa lain.

b.Dampak negatif:

Isi sebuah situs tidak boleh ada muatan yang melanggar

kesusilaan. Kesusilaan kan bersifat normatif. Mungkin situs

yang menampilkan foto-foto porno secara vulgar bisa jelas

dianggap melanggar kesusilaan. Namun, apakah situs-situs

edukasi AIDS dan alat-alat kesehatan yang juga ditujukan

untuk orang dewasa dilarang? Lalu, apakah forum-forum

komunitas gay atau lesbian yang (hampir) tidak ada

pornonya juga dianggap melanggar kesusilaan? Lalu,

apakah foto seorang masyarakat Papua bugil yang

ditampilkan dalam sebuah blog juga dianggap melanggar

kesusilaan?

Kekhawatiran para penulis blog dalam mengungkapkan

pendapat. Karena UU ini, bisa jadi para blogger semakin

berhati-hati agar tidak menyinggung orang lain,

menjelekkan produk atau merk tertentu, membuat tautan

referensi atau membahas situs-situs yang dianggap ilegal

oleh UU, dll. Kalau ketakutan menjadi semakin berlebihan,

bukanlah malah semakin mengekang kebebasan

berpendapat

Seperti biasa, yang lebih mengkhawatirkan bukan UU-nya,

tapi lebih kepada pelaksanaannya. Semoga saja UU ini tidak

menjadi alat bagi aparat untuk melakukan investigasi

berlebihan sehingga menyentuh ranah pribadi. Karena

seperti Pak Nuh bilang, UU ini tidak akan menyentuh

wilayah pribadi. Hanya menyentuh wilayah yang bersifat

publik. Itu kan kata Pak Nuh. Kata orang di bawahnya

(yang mungkin nggak mengerti konteks) bisa diinterpretasi

macam-macam.

24

Page 27: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

3. Disamping banyak manfaat yang dirasakan namun masih banyak

masyarakat yang tidak mengetahui informasi tentang UU ini

bahkan ada yang sama sekali tidak peduli. Pemerintah harus lebih

mengembangkan dan mensosialisasikan UU ITE agar dipahami

dan diterapkan oleh masyarakat.

B. Saran

Perlu dilaksanakan sosialisasi konsep dan penerapan UU ITE secara

menyeluruh, guna terciptanya masyarakat yang mengetahui segala informasi

dan perkembangan tentang undang-undang ini sehingga dapat diterapkan

secara maksimal dalam aplikasi teknologi.

Untuk studi lapangan mengenai Pengaruh Penerapan UU ITE

terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

selanjutnya, penulis menyarankan agar metode studi diperluas lagi dengan

pengamatan penerapan UU ITE di sekolah-sekolah di kelas, sehingga hasil

analisisnya lebih efektif lagi. Selain itu, sebaiknya angket tidak hanya

ditujukan pada masyarakat awam tetapi juga pada mahasiswa program studi

ilmu komputer dan teknologi informasi dengan pertanyaan- pertanyaan yang

lebih representatif mengenai informasi dan penerapan undang-undang

tersebut.

25

Page 28: Pengaruh Penerapan UU ITE Terhadap Kegiatan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Kariya

Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidkan Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik. 2008, (Online) (http://www.ri.go.id/, diakses

1 Okt 2009).

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2008, (Online) (http://www.ri.go.id/,

diakses 1 Okt 2009).

UU ITE, Mutlak diperlukan, (Online) (http://jabar.go.id/user/

detail_berita_umum.jsp?id=588, diakses 1 Okt 2009).

Satria Wahono, R. 2008. Analisa UU ITE, (Online)

(http://www.depkominfo.go.id/, diakses 1 OKT 2009).

Soekarna, N. 2001. Dampak Teknologi Informasi. Makalah disajikan

dalam seminar sehari tentang Dampak Teknologi Informasi Ditinjau dari Sisi

Pendidikan dan Kriminalitas di Bogor, Oktober 2001.

Wardiana, W. 2006. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia,

(Online) (http://www.depkominfo.go.id/, diakses 1Okt 2009).

26