pengaruh penerapan e-samsat dan sanksi...

134
PENGARUH PENERAPAN e-SAMSAT DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus Pada Wajib Pajak di Samsat Jakarta Barat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Dibuat oleh : HUMAIROH RAMADANTY NIM :11150150000094 JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 15-May-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENERAPAN e-SAMSAT DAN SANKSI PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN

BERMOTOR

(Studi Kasus Pada Wajib Pajak di Samsat Jakarta Barat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Dibuat oleh :

HUMAIROH RAMADANTY

NIM :11150150000094

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020

i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

iv

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

v

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

vi

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengaruh penerapan

sistem e-samsat terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. (2)

untuk mengetahui pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor. (3) untuk mengetahui pengaruh penerapan e-samsat dan

sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Penelitian ini menggunakan sampel berupa wajib pajak kendaraan bermotor.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuosioner dan dokumentasi berupa

rekapitulasi penerimaan PKB e-Samsat 2016-2018. Teknik analisis data yang

digunakan untuk menjawab hipotesis adalah Analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa : (1)

Penerapan e-Samsat berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor. (2) Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. (3) Penerapan e-Samsat dan

sanksi perpajakan secara bersama-sama mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor.

Kata Kunci: Penerapan e-Samsat, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib

Pajak

vii

ABSTRACT

The purpose of this study is (1) to determine the effect of the

implementation of the e-Samsat system on motor vehicle taxpayer compliance. (2)

to determine the effect of tax sanctions on motor vehicle taxpayer compliance. (3)

to determine the effect of the implementation of e-Samsat and tax sanctions on

motor vehicle taxpayer compliance. This study uses a sample in the form of a

motor vehicle taxpayer. Data collection techniques using a questionnaire and

documentation in the form of recapitulation of e-Samsat 2016-2018. The data

analysis technique used to answer the hypothesis is multiple linear regression

analysis.

The results of the research that have been carried out state that: (1) The

application of e-Samsat has a positive effect on motor vehicle taxpayer

compliance. (2) Tax sanctions have a positive effect on motor vehicle taxpayer

compliance. (3) Application of e-Samsat and taxation sanctions together affect the

compliance of motor vehicle taxpayers.

Keywords: Application of e-Samsat, Tax Sanctions, Mandatory Compliance

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

yang berjudul “Pengaruh Penerapan e-Samsat dan Sanksi Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada Wajib Pajak di

Samsat Jakarta Barat). Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir yaitu

skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Strata

1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami

kendala, namun dengan bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak maka

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A , Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag , Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd , Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Andri Noor Andriansyah, M.Si , Sekretaris Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd dan Ibu Neng Sri Nuraeni, M.Pd, Dosen

Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II

6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS

7. Kedua orang tua saya tercinta, Ayah Muhamad Yunus dan Mama Mia Rini

yang menjadi motivasi utama serta memberikan doa, nasihat dan rejekinya

kepada penulis

8. Abang Riziq, adik Nada dan Syakhir yang memberikan semangat serta

doanya kepada penulis

9. Ka Choirunnisa dan Ridho Rachman selaku senior dan teman saya yang

sangat membantu sekaligus informan bagi penulis dalam pengerjaan

skripsi

ix

10. Agus Hendrawan yang memberikan semangat, doa, motivasi, tenaga,

waktu serta menjadi tempat berkeluh kesah penulis

11. Ilfi Laili, Restu Amalia, Tahsya Noer, Dinda Mufirdah, Putri Yulinda,

Retno Puspa, Irma Majidah, Diamar Dwi, Nabilla Kaffah, Ajeng Dwi,

Selvi Komariyah, Dwiky Firmansyah, Irbud, Ismael bin mail dan Dede

Ridwan selaku kelompok belajar yang selalu memotivasi, memberi saran

dan menemani hari-hari selama kuliah.

12. Octaviana, Evi Yutika, Aini Nanda, Anggraini dan Prayoga selaku

pertemanan brokk yang selalu bertukar fikiran dan selalu meramaikan hp

penulis

13. Nuri Rose, Dewi Amel, Ocet, Reyhan Nov, Alvin Fah selaku Pertemanan

Tanpa Nama yang memberikan doa serta motivasinya kepada penulis.

14. Deswita, kiki dan Anisa selaku teman kecil yang memberikan doa dan

saran bagi penulis

15. Teruntuk teman-teman Ekonomi 2015 dan Social Education 2015 yang

sama-sama berjuang melewati rintangan selama kuliah dan sama-sama

berdoa agar segera sidang.

16. Teruntuk PTSP Adm Jakarta Barat dan BPRD DKI Jakarta yang telah

membantu memberikan izin dan informasi selama penelitian

17. Teruntuk Kantor Samsat Jakarta Barat dan Ibu Lioni yang telah

memberikan izin, informasi dan tempat untuk penulis melakukan

penelitian dan menyebar kuosioner

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ...................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 9

A. Landasan Teori ............................................................................................... 9

1. Kepatuhan Wajib Pajak ............................................................................... 9

2. Pajak Kendaraan Bermotor ........................................................................ 13

3. Penerapan e-Samsat ................................................................................... 16

4. Sanksi Perpajakan ...................................................................................... 21

B. Penelitian yang Relevan................................................................................ 23

C. Kerangka Berfikir ......................................................................................... 25

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 29

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 29

B. Metode Penelitian ......................................................................................... 29

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 30

xi

D. Sumber Data ................................................................................................. 31

E. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel .................................................... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 32

G. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 38

1. Uji Kualitas Data ....................................................................................... 38

2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 39

3. Analisis Regresi Berganda ......................................................................... 40

4. Uji Hipotesis .............................................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

A. Deskripsi Data Tempat Penelitian ................................................................ 43

1. Profil Kantor SAMSAT Daan Mogot JakartaBarat ................................... 43

2. Visi dan Misi Kantor SAMSAT ................................................................ 43

3. Kebijakan Mutu SAMSAT Jakarta Barat .................................................. 44

4. Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Bara ........ 46

5. Jenis Pelayanan Kantor SAMSAT Daan Mogot JakartaBarat................... 53

B. Deskripsi Data Responden ............................................................................ 54

C. Deskripsi Data Angket .................................................................................. 58

D. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis ................................ 62

1. Uji Kualitas Data ....................................................................................... 62

2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 65

3. Analisis Regresi Berganda ......................................................................... 69

4. Uji Hipotesis .............................................................................................. 70

E. Pembahasan Penelitian .................................................................................. 73

F. Keterbatasan Peneliti ..................................................................................... 78

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 79

A. Kesimpulan ................................................................................................... 79

B. Saran ............................................................................................................. 79

C. Implikasi ....................................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82

LAMPIRAN – LAMPIRAN ............................................................................... 85

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Rekap Penerimaan PKB Terdaftar Tahun 2016 - 2018 .................. 3

Tabel 1.2 Rekap Penerimaan PKB melalui e-Samsat 2016-2018 ........................... 4

Tabe1 2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 23

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................................... 29

Tabel 3.2 Skala Sikap ............................................................................................ 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X1(Penerapan e-Samsat) ........................ 35

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X2(Sanksi Perpajakan) ........................... 36

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y(Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Motor) ................................................................................................................... 37

Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas ......................................................................... 39

Tabel 4.1 Susunan Organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB ...................... 47

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 54

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 55

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................................................... 56

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...................................... 57

Tabel 4.6 Hasil Respon Variabel X1 Pengaruh e-Samsat ...................................... 58

Tabel 4.7 Hasil Respon Variabel X2 Sanksi Perpajakan ....................................... 60

Tabel 4.8 Hasil Respon Variabel Y Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor ............................................................................................................... 61

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas ................................................................................. 63

Tabel 4.10 Kriteria Uji Reliabilitas ....................................................................... 64

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 65

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov........................ 65

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................. 67

Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Park ................................... 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Berganda ................................................................ 69

Tabel 4.16 Hasil Uji t (Parsial) Nilai sig ............................................................... 70

Tabel 4.17 Hasil Uji t (Parsial) Nilai Partial ......................................................... 70

Tabel 4.18 Hasil Uji F ........................................................................................... 72

Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................. 73

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Mekanisme Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan

Sistem e-Samsat ............................................................................................... 20

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota

Administrasi Jakarta Barat .................................................................................... 48

Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 55

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 56

Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................................... 57

Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................................. 58

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ................................ 66

Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot....................................... 66

Gambar 4.8 Uji Heteroskedastisitas Scatterplot ................................................... 68

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Instrumen Penelitian) ....................................................................... 86

Lampiran 2 (Lembar Uji Referensi) ...................................................................... 92

Lampiran 3 (Hasil Pengolahan Data) .................................................................... 96

Lampiran 4 (Surat-Surat Penelitian) ................................................................... 111

Lampiran 5 (Dokumentasi Penelitian) ................................................................ 115

Lampiran 6 (Biografi Penulis) ............................................................................ 119

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan dari segi fasilitas pelayanan publik bagi masyarakat

merupakan bagian dari sasaran yang ingin dicapai dari adanya pembangunan

nasional. Ketersediaan fasilitas pelayanan publik yang diberikan untuk

masyarakat merupakan salah satu dari pemanfaatan sumber penerimaan yang

menjadi dasar untuk membiayai pembangunan1.

Pembangunan infrastruktur, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan gaji

pegawai negeri, semua hal-hal tersebut dibiayai oleh pajak. Penerimaan

terbesar bagi negara untuk pembangunan adalah dari sektor perpajakan.

Semakin banyak pajak yang diterima, maka semakin banyak fasilitas umum

dan infrastruktur yang dibangun.

Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang

digunakan untuk pembiayaan fasilitas umum dan pembangunan infrastrukur.

Peran sektor perpajakan bagi pendapatan negara saat ini cukup besar, dilihat

dari perkembangan pendapatan negara dari sektor perpajakan ini.2Kondisi

perekonomian pun turut mendukung penerimaan pajak disuatu negara.

Indonesia saat ini sedang diposisi perbaikan untuk mencapai pertumbuhan

dibidang ekonomi, sehingga pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan

penerimaan pajak dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk

membayar pajak.

Penerimaan pajak dan pengalokasian anggaran dari masyarakat dibedakan

menjadi penerimaan Pajak Pusat dan penerimaan Pajak Daerah. Pajak Pusat

adalah pajak yang dikelola langsung pemerintahan pusat (Direktoral Jendral

Pajak) dibawah Kementrian Keuangan, Sedangkan Pajak Daerah adalah Pajak

yang dikelola Pemerintah Daerah ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

1 Chairunnisa, Skripsi: “Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern Berbasis e-

Samsat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor” (Jakarta: UIN Jakarta, 2018), hal

1. 2 Novi Purnama Sari, dkk., Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Badan Dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada KPP Madya Malang), Jurnal FIA Universitas

Brawijaya, Malang, 2013, hal 1.

2

Semenjak diberlakukannya era otonomi daerah di Indonesia pada 1

Januari 2001 yang menghendaki daerah untuk berkreasi dalam mencari

sumberpenerimaan yang dapat membiayai pengeluaran pemerintah dan

pembangunan. Dengan adanya hal tersebut setiap daerah memiliki hak dan

kewajiban mengatur rumah tangganya sendiri untuk meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat. Dalam melaksanakan tugas baik dalam pemerintahan

maupun pembangunan infrastruktur, pemerintah daerah senantiasa

memerlukan penerimaan yang dapat diandalkan.3

Pajak daerah menjadi salah satu penerimaan utama bagi pemerintah

daerah sekarang ini. Pemberlakuan undang-undang tentang pemerintah daerah

menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan

yang berasal dari daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan

dan kondisi daerah masing-masing.

Pajak daerah adalahkontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.4

Hal ini menunjukkan bahwa pajak adalah pembayaran wajib yang

dikenakan berdasarkan undang-undang yang tidak dapat dihindari bagi yang

berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar pajak dapat

dilakukan paksaan. Selain itu, pengenaan pajak berdasarkan undang-undang

akan menjamin adanya keadilan dan kepastian hukum bagi pembayar pajak

sehingga pemerintah tidak dapat sewenang-wenang menetapkan besarnya

pajak.5

Salah satu komponen dari pajak daerah ialah pajak kendaraan bermotor,

pajak yang dibayarkan setiap tahun oleh wajib pajak kendaraan bermotor ini

merupakan penyumbang terbesar dalam penerimaan pajak daerah. Hal ini

sejalan dengan apa yang dilansir oleh Kepala Badan Pajak dan Retribusi

Daerah DKI Jakarta, Edi Sumantri “Penyumbang terbesar pajak daerah DKI

3 Chairunnisa, Op.Cit., hal 2.

4 Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1.

5 Marihot P Siahaan, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2010), hal. 7.

3

Jakartaberasal dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang mencapai Rp.

7.691 Triliun pada tahun 2017. 6

Tercatat pada Kantor SAMSAT Jakarta Barat terjadi Peningkatan jumlah

wajib pajak yang mendaftarkan pajak kendaraan setiap tahun. Berdasarkan

data yang diperoleh pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Data Rekap Penerimaan PKB Terdaftar Tahun 2016 - 20187

Tahun Target KBM Realisasi (%)

2016 1,278,135,000,000 1,270,058 1,366,691,543,355 106,93%

2017 1,552,000,000,000 1,234,132 1,698,874,415,928 109,46%

2018 1,870,000,000,000 1,323,691 1,890,808,488,085 101,11%

Sumber : Data Kantor SAMSAT Jakarta Barat

Dari tabel 1.1 diatas dapat kita simpulkan bahwa jumlah kendaraan

bermotor yang terdaftar pada penerimaan pajak meningkat setiap tahunnya yang

otomatis membuat wajib pajak kendaraan bermotor akan meningkat pula.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Peraturan

Daerah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda berserta gandengannya yang

digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa

motor atau peralatan lainnya yang berpungsi untuk mengubah suatu sumber daya

energi tertentu menjadi tenaga bergerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,

termasuk alat berat dan alat besar yang dalam operasinya mengunakan roda dan

motor yang tidak melekat secara permanen serta kendaran bermotor yang

dioperasikan di air. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dipungut pajak atas

kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.8

6Wiji Nurhayat, Realisasi Penerimaan Pajak DKI Sudah 97%,

https://kumparan.com/@kumparanbisnis/per-18-desember-realisasi-penerimaan-pajak-dki-sudah-

97,Diakses Pada 28 Maret 2019 Pukul 16.09 WIB 7Kantor Samsat Jakarta Barat, Pada 14 September 2019

8 “Pajak Kendaraan Bermotor”http://bprd.jakarta.go.id/pajak-kendaraan-bermotor/, Diakses

pada 02 Desember 2018)

4

Tabel 1.2 Rekap Penerimaan PKB melalui e-Samsat 2016-20189

TAHUN KBM REALISASI

2016 53 65.438.600

2017 1.211 1.983.125.600

2018 2.236 3.647.515.900

Sumber :Data Kantor SAMSAT Jakarta Barat

Dari kedua tabel tersebut bisa dilihat bahwa data jumlah kendaraan

bermotor yang dibayarkan melalui e-Samsat dengan yang terdaftar jumlahnya

masih terpaut jauh. Masih banyak wajib pajak yang membayarkannya dengan

manual dan adapun wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya. Sebagian

wajib pajak mungkin belum mengetahui adanyan layanan e-Samsat ini.

Hal ini menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor

dengan layanan e-Samsat masih tergolong rendah. Walaupun jika dilihat setiap

tahunnya realisasi penerimaan pajaknya meningkat, tetap jumlah wajib pajak

kendaraan bermotor yang terdaftar dengan pembayaran e-Samsat tidak sebanding.

Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta mencatat jutaan

kendaraan belum mendaftar ulang atau belum membayar pajak tahunan.

Tunggakan wajib pajak kendaraan bermotor di DKI Jakarta hingga 2017

mencapai triliunan rupiah. "Sampai saat ini ada sekitar 3,2 juta roda dua dan 450

ribu roda empat belum daftar ulang, potensinya Rp 1,6 triliun," Ungkap Kepala

Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta, Edi Sumantri.10

Pada dasarnya kepatuhan wajib pajak mempunyai hubungan dengan

penerimaan pajak karena apabila kepatuhan dari wajib pajak meningkat maka

secara tidak langsung juga akan memperbesar penerimaan negara dari sektor

pajak. Kepatuhan wajib pajak ini menjadi masalah yang sangat penting dalam

penerimaan pajak, ketika pajak yang didapatkan oleh negara tidak sesuai dengan

yang direalisasikan, maka akan menghambat pembangunan negara. Masalah lain

yang dihadapi oleh wajib pajak adalah wajib pajak tidak mengetahui arah dari

penggunaan uang pajak yang dibayarkan tersebut digunakan untuk apa saja.

9 Kantor Samsat Jakarta Barat, Pada 14 September 2019

10https://kumparan.com/@kumparanbisnis/per-18-desember-realisasi-penerimaan-pajak-

dki-sudah-97/ Diakses pada 13 Desember 2018)

5

Dalam upaya mengoptimalkan tingkat kepatuhan agar lebih memudahkan

wajib pajak dalam membayarkan pajaknya, Korlantas Polri beserta instansi terkait

melakukan inovasi sistem baru dalam membayarkan pajak. Layanan e-Samsat

merupakan layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor yang dilakukan melaui

e-Banking atau ATM Bank yang telah ditentukan. Dengan adanya layanan

tersebut dapat memudahkan wajib pajak dalam membayarkan pajaknya tanpa

harus kembali ke daerah asal untuk mengurus pajak kendaraan tersebut. Namun

fasilitas e-Samsat baru hanya bisa digunakan di wilayah Pulau Jawa dan Bali.

Fasilitas e-Samsat memiliki kelebihan yakni memberikan kemudahan bagi

para wajib pajak untuk melakukan transaksi pembayaran pajak tanpa harus

membutuhkan waktu yang lama, terhindar dari denda Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB), Namun fasilitas ini juga memiliki kekurangan, diantaranya: kendaraan

yang terblokir akibat belum membayar Pajak Kendaraan pada tahun sebelumnya,

tidak dapat menggunakan kemudahan dalam fasilitas e-Samsat.

e-Samsat dominan bekerja sama dengan Bank Pemerintah, sehingga

menjadikan fasilitas ini kurang fleksibel, serta kurangnya sosialisasi fasilitas ini

kepada masyarakat luas. Sehingga, kualitas publikasi fasilitas e-Samsat kepada

masyarakat sangat dibutuhkan demi mengangkat fasilitas ini agar dapat lebih

bersaing dengan fasilitas lainnya yang dimiliki Kantor Bersama SAMSAT dalam

meningkatkan Penerimaan kas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).11

Faktor lain yang dianggap mempengaruhi kepatuhan membayar pajak

yang masih tergolong rendah itu adalah sanksi perpajakan. Pelaksanaan sanksi

perpajakanyang belum optimal dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban

perpajakan oleh wajib pajak, sehingga wajib pajak kurang memikirkan, bersikap

acuh walaupun adanya sanksi berat berupa denda akibat tindakan illegal.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Muhammad Nasir

seperti dilansir liputan6.com, mengatakan, “Jika STNK mati atau pemilik tidak

membayar pajak, pihak kepolisian berhak menilang dengan sanksi pidana penjara

atau denda.”12

11

Muhammad Fatchurrozi, Evaluasi Fasilitas e-Samsat dalam Mempermudah Pembayaran

Pajak Kendaraan Bermotor Di Samsat Surabaya Timur, Diploma Thesis (Perbanas Surabaya),

2014, hal 4. 12

Muhammad Nasir, Liputan6.com, Diakses pada 16 September 2019

6

Wajib pajak menganggap sanksi/denda tersebut hanya berupa tulisan saja.

Mardiasmo menyatakan sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan

dituruti/ditaati/dipatuhi, bisa dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat

pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakaan.

Sanksi perpajakan juga berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dengan adanya sanksi perpajakan dapat berguna untuk menegakkan hukum dalam

mewujudkan ketertiban dalam pembayaran pajak, agar wajib pajak patuh untuk

membayarkan pajaknya sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara.

Sanksi perpajakan memiliki peran penting guna memberikan pelajaran

bagi pelanggar pajak agar tidak meremehkan peraturan perpajakan dan patuh

dalam membayar pajak. Pengenaan sanksi perpajakan kepada wajib pajak dapat

menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh wajib pajak sehingga

dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak itu sendiri.13

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak membahas tentang pengaruh

kepatuhan wajib pajak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti

Penelitian Dewi Kusuma dan Rumiyatun yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan

Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan

Sistem Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

(Studi kasus WP PKB roda empat di Samsat Drive Thru Bantul)”, hasil dari

penelitian ini dapat disimpulkan pengetahuan wajib pajak, kesadaran wajib pajak,

sanksi pajak kendaraan bermotor dan sistem samsat drive thru berpengaruh

secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa penerapan e-Samsat dan sanksi

perpajakan dapat berpengaruh atau tidak terhadap kepatuhan wajib pajak,

sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Penerapan e-Samsatdan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada Wajib Pajak di Samsat Jakarta

Barat).”

13

Elvin Siamena, dkk., “Pengaruh Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Manado”, Jurnal Riset Akuntansi Going

Concern Vol 12, 2017, hal 922.

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka peneliti dapat

mengidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih tergolong rendah

2. Sanksi perpajakan yang diberlakukan belum efektif

3. Akses pelayanan e-Samsat dalam proses pembayaran pajak masih belum

optimal

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, untuk memudahkan peneliti menganalisa

pembahasan dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian, maka

peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, sebagai berikut :

Masalah yang akan diangkat adalah peningkatan kepatuhan wajib pajak

dengan adanya layana e-samsat dan diberlakukannya sanksi perpajakan.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan e-samsat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor?

2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor?

3. Apakah pengaruh penerapan e-samsat dan sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitiani ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penerapan sistem e-samsat terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor.

2. Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor.

3. Pengaruh penerapan e-samsat dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari teori-teori

yang berkaitan dengan perpajakan lewat pemanfaatan teknologi dalam

8

proses penerimaan pajak. Membantu kebijakan pemerintah dalam upaya

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan kemudahan akses dan

fasilitas.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Kantor Samsat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik di tiap

tahunnya, agar dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajaknya.

2. Bagi Wajib Pajak

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman tentang perpajakan, sehingga diharapkan wajib pajak

dapat lebih patuh dalam membayar pajak serta melaporkan pajaknya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan

dan pemahaman tentang perpajakan, sehingga peneliti selanjutnya

menjadi wajib pajak yang patuh dalam membayar pajak. Karena telah

mengetahui lebih dalam setelah membaca penelitian mengenai pajak

ini.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Kepatuhan Wajib Pajak

a. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak

Definisi Kepatuhan Wajib Pajak menurut Keputusan Menteri

Keuangan No. 554/KMK/.04/2000 dalam Devano Sony & Siti Kurnia

Rahayu pada Feisal Arif adalah Tindakan Wajib Pajak dalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuia dengan ketentuan

perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang

berlaku dalam suatu negara.1

Kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan Wajib Pajak dalam

melaksanakan ketentuan perpajakan yang berlaku. Wajib Pajak yang

taat memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan Peraturan

Perundang-Undangan.

Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan memenuhi

serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan perpajakan

dibagi menjadi:

1) Kepatuhan Perpajakan Formal

Kepatuhan perpajakan formal merupakanketaatan Wajib Pajak

dalam memenuhi ketentuan formal perpajakan. secara formal

sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.

Ketentuan formal terdiri dari:

a) Tepat waktu dalam mendaftarkan diri untuk memperoleh Nilai

Pokok Wajib Pajak (NPWP) maupun untuk ditetapkan

memperoleh NPPKP

b) Tepat waktu dalam menyetorkan pajak yang terutang

1 Feisal Arif Taruna N., Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Sanksi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor., FE

Universitas Widiyatam. 2015,hal 41.

10

c) Tepat waktu dalam melaporkan pajak yang sudah dibayar dan

perhitungan perpajakannya2

2) Kepatuhan Perpajakan Material

Kepatuhan Perpajakan Material merupakan ketaatan Wajib

Pajak dalam memenuhi ketentuan material perpajakan. Ketentuan

material terdiri dari:

a) Tepat dalam menghitung pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

b) Tepat dalam memperhitungkan pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan.

c) Tepat dalam memotong maupun memungut pajak (Wajib

Pajak sebagai pihak ketiga).3

b. Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

192/PMK.03/2007 Wajib Pajak dengan kriteria tertentu yang

selanjutnya disebut sebagai Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. Tepat

waktu dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan

(SPT)meliputi :

a). Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) tepat waktu

dalam 3 (tiga) tahun terakhir;

b). Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat dalam

tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November

tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan

tidak berturut-turut;

c). Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan

tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

Masa Masa Pajak berikutnya.

2 Siti Kurnia Rahayu, Perpajakan. (Bandung: Rekayasa Sains, 2017), hal 193.

3Ibid., hal 194.

11

2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau

menunda pembayaran pajak.

3) Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga

pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut.

4) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.4

Kepatuhan wajib pajak yaitu dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakan dengan

baik dan benar sesuai dengan peraturan dan undang-undang pajak yang

berlaku.

Kepatuhan wajib pajak mempunyai hubungan dengan penerimaan

pajak karena apabila kepatuhan dari wajib pajak meningkat maka secara

tidak langsung juga akan memperbesar penerimaan negara dari sektor

pajak.5

Dalam upaya mengoptimalkan tingkat kepatuhan agar lebih

meningkat pihak samsat melakukan inovasi sistem baru pada

pelayanan, karena salah satu tuntutan masyarakat kepada pemerintahan

adalah peningkatan pelayanan public.6

c. Faktor-faktor yang Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan perpajakan merupakan masalah penting di seluruh dunia,

baik bagi negara maju maupun di negara berkembang. Jika Wajib Pajak

tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan

tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan dan pelalaian

pajak. Pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan

4 Sinta Setiana., dkk. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada KPP Pratama Bandung Bojonagara), Jurnal

Akuntansi Vol.2 No.2 November 2012. hal 140. 5Dewi Kusuma, dkk., “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak,

Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem Samsat Drive Thru Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Wp Pkb Roda Empat Di Samsat Drive Thru Bantul).

Jurnal Akuntansi Vol. 5 NO. 1, 2017, hal 16. 6 Ibid., hal 16.

12

pajak negara akan berkurang.Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu:

1) Kondisi sistem administrasi perpajakan suatu Negara

Sistem administrasi perpajakan suatu negara akan efektif

apabila didukung oleh instansi pajak yang efektif, sumber daya

pegawai yang pajak yang mumpuni, prosedur perpajakan yang baik

pula.

2) Kualitas Pelayanan Perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak

Sistem administrasi perpajakan yang efektif akan memberikan

dampak pada peningkatan kualitas pelayanan pajak yang diberikan

instansi pajak kepada Wajib Pajak. Sehingga Wajib Pajak rela

untuk membayar pajak kepada Negara, tanpa mengharap

kontraprestasi secara langsung.7

3) Kualitas Penegakan hukum perpajakan

Kepatuhan perpajakan dapat ditingkatkan melalui tekanan

kepada Wajib Pajak untuk tidak melakukan pelanggaran atau

tindakan illegal dalam usahanya untuk menyelundupkan pajak.

Tindakan pemberian sanksi apabila Wajib Pajak diketahui

melakukan pelanggaran perpajakan melalui adanya sistem

administrasi pajak yang baik dan terintegrasi, serta melalui

pemeriksaan pajak yang berkualitas baik. Pemberian sanksi

perpajakan merupakan salah satu teguran pada Wajib Pajak agar

Wajib Pajak tidak lagi melakukan pelanggaran perpajakan.

4) Kualitas Pemeriksaan Pajak

Kualitas pemeriksaan pajak ditentukan dengan kompetensi

pemeriksa, keahlian pemeriksa, indepedensi pemeriksa, maupun

integritas pemeriksa yang baik. Pemeriksaan dikatakan berkualitas

apabila setiap tahap pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur,

sehingga menghasilkan ketetapan pajak yang berkualitas.

Ketetapan pajak yang berkualitas tentunya ketetapan yang diterima

dengan baik oleh Wajib Pajak. Apabila ketetapan pajak yang

7 Siti Kurnia Rahayu., Op,Cit., hal 196.

13

dihasilkan pemeriksaan adalah kurang bayar dan hasil pemeriksaan

ini diterima oleh Wajib Pajak maka tagihan pajak dalam ketetapan

tersebut dapat direalisasikan untuk dibayar kepada Negara, pada

akhirnya penerimaan Negara pun bertambah.

5) Tinggi rendahnya tarif pajak yang ditetapkan

Tarif pajak yang tinggi tentunya memberikan dorongan Wajib

Pajak untuk berupaya mengurangi jumlah utang pajaknya melalui

tindakan penghindaran maupun penyelundupan pajak. Disisi lain

Negara membutuhkan penerimaan pajak sesuai dengan target yang

telah ditetapkan untuk menjalankan fungsi pemerintahan. Hal ini

membutuhkan kebijakan-kebijakan penetapan tarif pajak yang tetap

dapat berpihak kepada Wajib Pajak.8

6) Kemauan dan Kesadaran Wajib Pajak

Kemauan dan kesadaran Wajib Pajak akan memberikan

pemahaman tentang arti, dan tujuan pembayaran pajak yang

diberikan kepada negara. Sehingga apabila kemauan dan kesadaran

Wajib Pajak tinggi akan memberikan dampak kepada kepatuhan

perpajakan yang lebih baik lagi, sehingga penerimaan pajak

diharapkan dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

7) Perilaku Wajib Pajak

Hanya sedikit saja dari rakyat suatu Negara yang merasa

benar-benar rela dan merasa ikut bertanggung jawab membiayai

fungsi pemerintahan suatu negara. Membayar pajak bukan

merupakan tindakan yang mudah dan sederhana. Dalam

pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat emosional.9

2. Pajak Kendaraan Bermotor

a. Definisi Pajak Kendaraan Bermotor

Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 mengenai

pengaturan pajak dalam kendaraan bermotor diatur dalam pasal 2.

Adapun yang dimaksud dengan Kendaraan Bermotor adalah

8Ibid., hal 197.

9Ibid., hal 198.

14

kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan

di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan

di air dengan ukuruan isi kotor GT 5 (Lima Gross Tonage) sampai

dengan GT 7 (Tujuh Gross Tonnage). Dikecualikan dari pengertian

kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud adalah: (a) Kereta Api,

(b) Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk

keperluan pertahanan dan keamanan negara, (c) Kendaraan Bermotor

yang dimiliki dan/atau dikuasai kedaulatan, konsulat, perwakilan

negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga

internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari

pemerintah, (d) objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan

Daerah.10

Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan dana tau

penguasaan kendaraan bermotor. Objek pajak kendaraan bermotor

adalah kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.

b. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Subjek dari pajak kendaraan bermotor merupakan orang pribadi

dan badan/perusahaan yang memiliki atau menguasai kendaraan

bermotor. Kita dapat melihat pengaturan subjek pajak kendaraan

bermotor dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009.Sedangkan objek pajak kendaraan bermotor adalah:

1) Kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

2) Termasuk dalam pengertian kendaraan bermotor sebagaimana

dimaksud pada poin sebelumnya, yakni:

a). Kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya yang

dioperasikan di semua jenis jalan darat.

b). Kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran

isi kotor GT 5 (Lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7.

3) Dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor sebagaimana

yang dimaksud pada poin ke 2 adalah:

10

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Pasal 2

15

a). Kereta api.

b). Kendaraan bermotor yang semata-mata digunakan untuk

keperluan pertahanan dan keamanan negara.

c). Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai

kedutaan, konsultan, perwakilan negara asing dengan asas

timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang

memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah.

d). Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh

pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk

keperluan pameran dan tidak untuk dijual.

c. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor

1) Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dihitung

sebagai perkalian dari dua unsur pokok, yaitu :

a). Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), yaitu nilai jual

kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga

pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor sebagaimana

tercantum dalam tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang

berlaku.11

b). Bobot, yang mncerminkan secara relative kadar kerusakan

jalan dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan

kendaraan bermotor.12

2) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Seperti yang umum diketahui, setiap jenis pajak memiliki

tarif yang berbeda-beda. Tak terkecuali tarif yang yang

dikenakan untuk kendaraan bermotor. Mari kita lihat rinciannya

berikut ini:

a). Bagi kepemilikan kendaraan motor pertama tarifnya sebesar

2%, kemudian untuk kendaraan bermotor kedua tarif yang

11

Darwin, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), hal

182. 12

Mariot Siahaan, Op.Cit., hal 182.

16

dikenakan sebesar 2,5% dan akan meningkat 0,5% untuk

setiap tambahan kendaraan motor.

b). Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan, tarif

pajaknya sebesar 2%.

c). Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah

pusat dan daerah, tarif pajaknya sebesar 0,50%.13

d). Bagi kepemilikan kendaraan bermotor alat berat, tarif

pajaknya sebesar 0,20%.

Kepemilikan Kendaraan Bermotor didasarkan atas nama

dan/atau alamat yang sama. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

angkutan umum, ambulans, pemadam kebakaran, sosial

keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan,

Pemerintah/TNI/POLRI, Pemerintah Daerah, dan kendaraan lain

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah, ditetapkan paling

rendah sebesar 0,5% (nol koma lima persen) dan paling tinggi

sebesar 1% (satu persen).

3) Cara Perhitungan Pajak Kendaraan Bermotor

Besaran Pokok Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang

dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar

pengenaan pajak. Secara umum, perhitungan Pajak Kendaraan

Bermotor adalah sesuai dengan rumus berikut :

Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak

= Tarif Pajak x (NJKB x Bobot)14

3. Penerapan e-Samsat

a. Pengertian e-Samsat

e-Samsat adalah alternatif layanan pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor, Pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu

Lintas Jalan (SWDKLLJ), dan Pengesahan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) Tahunan secara elektronik melalui Channel Bank

(ATM, Mobile Banking dan Internet Banking). Untuk pengesahan

13

Ibid., hal 185 14

Ibid., hal 186.

17

secara elektronik dan pengambilan Surat Tanda Nomor Kendaraan

(STNK) asli dapat ditukarkan dengan struk Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) tersebut ke kantor-kantor Samsat.

Latar belakang dibuatnya e-Samsat adalah adanya Peraturan

Presiden nomor 5 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem

Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor (SAMSAT)

menyatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan kantor bersama

SAMSAT adalah salah satunya dapat dilakukan dengan membentuk

Samsat Online Nasional (e-Samsat).15

Adanya layanan e-Samsat dapat menekan tunggakan pajak yang

disebabkan karena keterbatasan waktu dan tenaga maupun

ketidakefektifan pelayanan pada pembayaran manual. Apabila

tunggakan pajak berkurang, maka jumlah pokok penerimaan Pajak

Kendaraan Bermotor akan meningkat.

b. Manfaat dari teknologi e-Samsat

Secara umum, Samsat online mempunyai 2 manfaat, yaitu:

1) Bagi Samsat: Samsat online menyajikan data lebih akurat dan up

to date, sehingga dapat dilihat realisasi dan penerimaan per UPT

PPD maupun secara keseluruhan.

2) Bagi Wajib Pajak: memudahkan pembayaran pajak kendaraan

bermotor, karena dapat membayar pajak kendaraan di kantor

bersama Samsat manapun selama 1 provinsi.16

Manfaat dari e-samsat bagi masyarakat adalah :

1) Sederhana, yaitu prosedur pelayanan dilaksanakan, dan diakses

karena dapat dilaksanakan pada mesin Anjungan Tunai Mandiri

(ATM) maupun channel bank yang telah bekerjasama untuk

melaksanakan penerimaan pembayaran e-samsat;

2) Cepat, yaitu adanya kepastian waktu dalam penyelesaian

pelayanan;

3) Berkualitas, yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

transaksi elektronik;

15

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2015/5TAHUN2015PERPRES.pdf 16

https://samsatonlinemetrojaya.wordpress.com/layanan-manfaat/

18

4) Aman, yaitu proses dan produk pelayanan memberikan

perlindungan, rasa aman, dan kepastian hukum;

5) Efisien, yaitu Wajib Pajak tidak perlu antri dan hadir dikantor

Samsat.

c. Syarat Penggunaane-Samsat:

Untuk melakukan transaksi pembayaran melalui sistem e-Samsat,

terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

1) Wajib Pajak dengan data kepemilikan kendaraan yang sesuai

dengan data yang ada dalam Server Samsat dan Data Nasabah di

Bank. (NIK di KTP = NIK di Samsat)

2) Kendaraan tidak dalam status blokir polisi / blokir data

kepemilikan (jual-beli).

3) Wajib pajak memiliki nomor rekening dan fasilitas Anjungan

Tunai Mandiri (ATM) Bank yang identitasnya sama dengan

identitas pemilik kendaraan yang akan dibayar pajaknya.

4) Berlaku untuk pembayaran pajak kendaraan tahunan dan

pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tahunan.

5) Kendaraan yang tidak memiliki tunggakan 1 tahun atau lebih.

6) Tidak berlaku untuk pembayaran pajak kendaraan yang bersamaan

dengan penggantian Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) 5

tahun.17

7) Masa pajak yang dapat dibayarkan adalah 60 hari sebelum masa

Jatuh Tempo.

d. Keuntungan Penerapan e-Samsat bagi Wajib Pajak

1) Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan e-Samsat lebih

cepat dilakukan karena dapat diakses kapan saja selam 24 jam dan

7 hari dalam seminggu.

2) Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran Pajak Kendaraan

Bermotor dengan e-Samsat lebih murah karena tidak dipungut

biaya

17

https://bapenda.jabarprov.go.id/e-samsat-jabar/,

19

3) Prosedur pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dengan e-

Samsat lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pembayaran

manual.

4) Lebih ramah lingkungan karena dapat meminalisir penggunaan

kertas.

5) Tidak memerlukan dokumen pelengkap seperti fotocopy Surat

Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Kartu Tanda Penduduk (KTP)

6) Menambah pilihan pembayaran pajak bagi wajib pajak

7) Menghindari keterlambatan wajib pajak untuk membayar pajak

atau menghindari denda pajak.

8) Memberikan kenyamanan kepada wajib pajak pada saat membayar

pajak, karena tidak menggunakan uang tunai.

e. Mekanisme Tahapan Transaksi pembayaran e-samsat adalah:

1) Wajib Pajak atau pemohon mengunjungi ATM bank terdekat

untuk melakukan transaksi pembayaran;

2) Akan tampil menu pajak kendaraan bermotor di layar mesin ATM

3) Wajib pajak/pemohon memasukan Kode Nopol kendaraannya

diawali dengan 4 digit angka dan dilanjutkan dengan memasukan

konversi huruf (karena pada mesin ATM tidak ada entri Huruf).

Contoh konversi huruf :

A = 01 Contoh : B 1234 BAD 1234 + B = 02, A = 01, D = 04

Maka yang di entry pada layar ATM adalah : 1234 02 01 04

4) ATM akan melakukan verifikasi data kepemilikan kendaraan

bermotor ke server Samsat berdasarkan data nasabah pemilik kartu

ATM dan Nopol yang di-entry pada layar ATM.

5) Jika seluruh proses identifikasi sesuai dan valid maka pada layar

ATM akan menampilkan data kendaraan yang dimaksud beserta

jumlah besaran nominal Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ) yang harus dibayar.

6) Jika wajib pajak setuju dengan informasi yang ditampilkan, maka

pemohon dapat melanjutkan proses pembayaran.

20

7) Jika proses pembayaran selesai dan dinyatakan berhasil maka dari

mesin bank secara otomatis akan mengeluarkan bukti pembayaran

berupa struk yang memiliki bentuk dan ukuran sesuai ketentuan.18

Gambar 2. 1

Alur Mekanisme Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor

dengan Sistem e-Samsat19

f. Harapan kedepan akan adanya e-Samsat ini adalah:

20

1). Diharapkan e-Samsat ini dapat dilaksanakan serempak secara

Nasional mengingat bahwa program ini sangat bermanfaat dan

memudahkan masyarakat khususnya wajib pajak yang ingin

melakukan kewajiban pembayaran pajak kendaraannya.

2). Diharapkan kementrian dalam negeri juga dapat membuatkan

kebijakan secara nasional mengenai penerapan e-Samsat ini

diseluruh pemerintah daerah.

3). Pihak kepolisian dapat memberikan kebijakan yang bersifat

nasional, dengan tujuan mempermudah masyarakat yang akan

18

http://bprd.jakarta.go.id/2019/06/26/gubernur-launching-e-pajak-dan-e-samsat/ 19

https://bapenda.jabarprov.go.id/2014/11/25/bagaimana-cara-bayar-pajak-lewat-atm-bjb/

20http://bprd.jakarta.go.id/2019/06/26/gubernur-launching-e-pajak-dan-e-samsat/

21

melakukan pengesahan Surat Tanda Nomer Kendaraan (STNK)

tahunan dan melunasi pajaknya.

4. Sanksi Perpajakan

a. Pengertian Sanksi Perpajakan

Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan

perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti,

ditaati dan dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan

merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma

perpajakan.21

b. Jenis-Jenis Sanksi Perpajakan

Menurut Mardiasmo, sanksi adalah pagar pembatas yang nyata

bagi pelaksanaan suatu peraturan yang bermaterikan hak dan

kewajiban. Sanksi merupakan wujud dari tidak dipenuhinya

kewajiban yang telah ditentukan berdasarkan undangundang maupun

peraturan turunannya. Dalam undang-undang perpajakan dikenal dua

macam sanksi, yaitu

1) Sanksi Administrasi

Merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya

yang berupa bunga dan kenaikan.22

Macam-macam sanksi administrasi :

1. Sanksi Administrasi berupa denda

2. Sanksi Administrasi berupa bunga

3. Sanksi Administrasi berupa kenaikan

Wajib pajak akan dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan

25% dari pokok pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa

bunga sebesar 2% setap bulannya dihitung dari pajak yang kurang

atau tidak dibayarkan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan

dihitung sejak saat terutangnya pajak.

2) Sanksi Pidana

21

Mardiasmo, Perpajakan.(Yogyakarta: C.V Andi OFFSET, 2018), hal 62. 22

Ibid., hal 63.

22

Merupakan siksaan atau penderitaan. Merupakan suatu alat

terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma

perpajakan dipatuhi.

1. Ketentuan Sanksi Pidana

2. Denda Pidana

3. Pidana Kurungan

Pelaksanaan penegakan hukum pajak secara tegas dan konsisten

akan mampu menciptakan kepatuhan yang lebih dari wajib pajak,

yang bermuara pada peningkatan penerimaan dari sektor pajak.

Pemberian sanksi administrasi bagi pelanggar ketentuan perpajakan

dimaksud untuk mencegah tingkah laku yang tidak dikehendaki

sehingga akan tercapai kepatuhan yang lebih dari wajib pajak.23

Ancaman terhadap pelanggaran suatu norma perpajakan ada yang

diancam dengan sanksi administrasi saja, ada yang diancam dengan

sanksi pidana saja, dan ada pula yang diancam dengan sanksi

administrasi dan sanksi pidana.

c. Indikator-indikator dalam pengenaan Sanksi Perpajakan

Indikator-indikator dalam pengenaan Sanksi Perpajakan terhadap

wajib pajak diantaranya sebagai berikut:

1). Pemahaman wajib pajak terhadap Sanksi Perpajakan.

Sanksi Perpajakan dapat dikenakan terhadap pelanggar

yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan, sanksi dapat

dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan

kewajiban pembayaran pajak, sanksi yang diberikan terhadap

pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam

ketentuan material penerapan sanksi ini dimaksudkan agar wajib

pajak tidak melalaikan kewajiban untuk mentaati peraturan

perundang-undangan perpajakan.

2). Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Sanksi Perpajakan

Wajib pajak akan mematuhi pembayaran pajak bila

memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan.

23

Dewi Kusuma, dkk., Op.Cit., hal 17.

23

Semakin banyak tunggakan pajak yang harus dibayar wajib pajak

maka akan semakin berat bagi wajib pajak untuk melunasinya.

Maka sikap atau pandangan wajib pajak terhadap perpajakanakan

berpengaruh terhadap tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam

membayar pajak.24

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1

Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti

dan

Tahun Penelitian

Judul Variabel Hasil

1 Chairunnisa (2018)

Skripsi

Sistem Administrasi

Perpajakan Modern

Berbasis e-Samsat

Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor.

Sistem

Administrasi

Perpajakan

Modern

Berbasis e-

Samsat (X1)

Kepatuhan

Wajib Pajak

Kendaraan

Bermotor(Y1)

Terdapat pengaruh antara

system administrasi

perpajakan modern berbasis

e-Samsat terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan

bermotor namun tidak

signifikan.

2 Dewi Kusuma dan

Rumiyatun (2017)

Jurnal

Pengaruh Pengetahuan

Wajib Pajak, Kesadaran

Wajib Pajak, Sanksi Pajak

Kendaraan Bermotor, Dan

Sistem Samsat Drive Thru

Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor (Studi kasus WP

PKB roda empat di Samsat

Drive Thru Bantul)

Pengetahuan

wajib pajak

(X1),

Kesadaran

wajib pajak

(X2), Sanksi

pajak (X3),

Samsat drive

thru (X4),

Kepatuhan

wajib pajak

(Y1)

Pengetahuan wajib pajak,

kesadaran wajib pajak, sanksi

pajak kendaraan bermotor dan

sistem samsat drive thru

berpengaruh secara simultan

terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor.

3 Elfin Siamena, dkk Pengaruh Sanksi Sanksi Sanksi Perpajakan dan

24

Putut Priambodo, Skripsi: “Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Sanksi Perpajakan,

Dan Kesadaran Wajib Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Purworejo Pada Tahun 2017” (Yogyakarta: UNY, 2017),

hal 22.

24

(2017)

Jurnal

Perpajakan Dan Kesadaran

Wajib Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi Di Manado

Perpajakan

(X1),

Kesadaran

Wajib

Pajak(X2),

Kepatuhan

Wajib Pajak

Orang Pribadi

(Y1)

Kesadaran Wajib Pajak

berpengaruh secara positif

dan signifikan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi di Manado

Persamaan dan PerbedaanPenelitian ini dengan Penelitian yang

Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 Chairunnisa

(2018)

Skripsi

Sistem Administrasi

Perpajakan Modern

Berbasis e-Samsat

Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan

Bermotor.

Dalam penelitian ini

sama-sama meneliti

tingkat kepatuhan wajib

pajak dalam membayar

pajak dengan adanya e-

Samsat.

Dalam penelitian ini

tidak membahas sanksi

perpajakan untuk wajib

pajak. Pada penelitian

ini hanya ada satu

variabel bebas,

sedangkan penelitian

yang diuji ada 2 variabel

bebas.

2 Dewi Kusuma

dan

Rumiyatun

(2017)

Jurnal

Pengaruh Pengetahuan

Wajib Pajak, Kesadaran

Wajib Pajak, Sanksi Pajak

Kendaraan Bermotor, Dan

Sistem Samsat Drive Thru

Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor

(Studi kasus WP PKB roda

empat di Samsat Drive

Thru Bantul)

Dalam penelitian ini ada

variabel independen

yang sama yakni

kesadaran wajib pajak

dan sanksi perpajakan.

Dan juga muncul

inovasi pelayanan

terbaru dalam

pembayaran pajaknya

yaitu system samsat

drive true dengan tujuan

yang sama untuk

meningkatkan tingkat

kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak

Dalam penelitian ini

variabel independen

terdiri dari 4 variabel

dan studi kasus

penelitian ini di WP

PKB roda empat di

Samsat Drive Thru

Bantul

25

C. Kerangka Berfikir

Dari latar belakang dan teori-teori diatas, maka peneliti merangkainya

dalam kerangka berfikir. Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan

utama negara yang digunakan untuk pembiayaan dan pembangunan. Pajak

daerah menjadi salah satu penerimaan utama bagi pemerintah daerah

sekarang ini. Salah satu komponen dari pajak daerah ialah pajak kendaraan

bermotor, pajak yang dibayarkan setiap tahun oleh wajib pajak kendaraan

bermotor ini merupakan penyumbang terbesar dalam penerimaan pajak

daerah.

Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta mencatat jutaan

kendaraan belum mendaftar ulang atau belum membayar pajak tahunan.

Tunggakan wajib pajak kendaraan bermotor di DKI Jakarta hingga 2017

mencapai triliunan rupiah. Dalam upaya mengoptimalkan tingkat kepatuhan

agar lebih memudahkan wajib pajak dalam membayarkan pajaknya,

Korlantas Polri beserta instansi terkait melakukan inovasi sistem baru dalam

membayarkan pajak. Layanan e-Samsat merupakan layanan pembayaran

pajak kendaraan bermotor yang dilakukan melalui e-Banking atau ATM

Bank yang telah ditentukan.Faktor lain yang dianggap mempengaruhi

kepatuhan membayar pajak yang masih tergolong rendah itu adalah sanksi

perpajakan. Pelaksanaan sanksi perpajakanyang belum optimal dapat

menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh wajib pajak,

sehingga wajib pajak kurang memikirkan/bersikap acuh walaupun adanya

sanksi berat berupa denda akibat tindakan illegal.

Di dalam penerapan e-Samsat terdapat 5 manfaat dari pelayanan e-Samsat

yakni sederhana, prosedur akses dan pelayanan dapat dilaksanakan dengan

kendaraan bermotor

3 Elfin Siamena,

dkk (2017)

Jurnal

Pengaruh Sanksi

Perpajakan Dan Kesadaran

Wajib Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi Di Manado

Dalam penelitian ini

sama-sama ingin

mengetahui pengaruh

Sanksi Perpajakan

terhadap kepatuhan

wajib pajak

Dalam jurnal ini

membahas kesadaran

wajib pajak, sedangkan

dalam penelitian ini

tidak membahas.

26

mudah karena telah bekerja sama dengan ebberapa channel bank. cepat,

adanya kepastian waktu dalam penyelesaian pelayanan. Berkualitas,

berkulitas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan teknologi

elektronik. Aman, proses dan produk pelayanan memberikan perlingan rasa

aman dan kepastian hukum. Efisien, wajib pajak sangat menghemat waktu

karena tidak perlu antri dan hadir di kantor Samsat. Lima hal itu yang dapat

dirasakan setelah diterapkannya layanan e-Samsat.

Faktor lain yang memperngaruhi kepatuhan adalah sanksi perpajakan.

sanksi perpajakan akan menimbulkan pemahaman wajib pajak terhadap

sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak terhadap sanksi perpajakan

apabila dilakukan dengan cara mengefektifkan sanksi administrasi dan

sanksi pidana yang sudsh ditetapkan.

Dari kedua hal yang sudah dijelaskan apabila hal-hal itu dilaksanakan akan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Karena dua faktor tersebut merupakan

bagaian dari faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dari

ke 7 faktor yang ada di bebearapa faktor yang meningkatkan kepatuhan

wajib pajak, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi yaitu kondisi sistem

administrasi perpajakan suatu negara, kualitas pelayanan perpajakan yang

diberikan kepada wajib pajak dan kualitas penegakkan hukum perpajakan.

27

Berdasarkan kerangka berfikir diatas. Maka dapat diilustrasikan sebagai

gambar berikut.

Manfaat E-Samsat (bprd.jakarta.go.id) Indikator sanksi perpajakan (Putut)

Perpres No 5 tahun 2015

Dapat meningkatkan

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Dengan cara

Dengan cara

Jenis Sanksi (mardiasmo)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak

Penerapan E-Samsat Sanksi Perpajakan

Sederhana Cepat Berkualita

s Ama

n Efisie

n Pemahama

n wajib

pajak

Kepatuha

n wajib

pajak

Membentuk samsat

online nasional (e-

Samsat) Mengefektifkan sanksi

administrasi dan sanksi

pidana

Kepatuhan Wajib Pajak

Kondisi

sistem

pejakan

suatu

negara

Kualitas

pelayanan

perpajaka

n yang

diberikan

kepada

wajib

pajak

Kualitas

penegaka

n hukum

perpajaka

n

Kemauan

dan

kesadaran

wajib

pajak

Perilaku

wajib

pajak

Tinggi

rendahnya

tarif pajak

yang

ditetapkan

Kualitas

pemeriks

aan pajak

28

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis

juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah

penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.25

1. Pengaruh penerapan e-samsat terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor

Ho: Tidak terdapat pengaruh penerapan e-samsat terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Ha :Terdapat pengaruh penerapan e-samsat terhadap tingkat kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor.

2. Pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor

Ho: Tidak terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Ha :terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

orang pribadi

25

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.(Bandung: Alfabeta, 2015),

hal 96.

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni-september 2019. Pada

hari senin-jumat. Berikut waktu perkiraan peneliti dalam menyesuaikan

kabar pemberitahuan.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan

2019

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Persetujuan Judul

2. Penyusunan Proposal

3. Seminar Proposal

4. Revisi Proposal

5. Penyusunan Bab I

6. Penyusunan Bab II

7. Penyusunan Bab III dan

Pembuatan Instrumen

8. Penelitian Skripsi

9. Penyusunan Bab VI

10. Penyusunan Bab V

11. Penyusunan Lampiran

12. Pengeditan Skripsi

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Samsat Daan Mogot, Jakarta Barat.

Yang berada di Jalan Daan Mogot KM. 13 No.130, RT.12/RW.3,

Cengkareng Tim., Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 11730.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang secara primer

menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan

ilmupengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada

30

variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan

observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian, seperti

eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.1

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang

mempengaruhi karakteristik dan kuantitatif tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.2 Populasi dalam

penelitian ini adalah Samsat Daan Mogot, Jakarta Barat. Metode yang

digunakan dalam pengumpulan data bersifat primer yaitu mendapatkan data.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi.3 Pengambilan sampel ini dilakukan dengan metode accidental

sampling atau sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik

penentuan sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel.4

Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak kendaraan bermotor yang

sedang menunggu penukaran struk dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD).

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin

sebagai berikut5:

n =

n =

n =

= 95,71 / 96

Keterangan :

1Emzir, Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali

Press, 2015), hal 28 2 Sugiyono, Op.Cit., h. 117

3Ibid., hal 118.

4Ibid, hal 124.

5 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012),hal 158

31

n = Jumlah elemen/anggota sampel

N = Jumlah elemen/anggota populasi

e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1%

atau 0,01, 5% atau 0,05, dan 10% atau 0,1% (catatan dapat dipilih oleh

peneliti).

D. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto, Data diartikan sebagai hasil pencatatan

peneliti, baik berupa fakta ataupun angka. Dalam kontek penelitian, data

dapat diartikan sebagai keterangan mengenai variabel pada sejumlah

objek.6Pada penelitian kuantitatif, kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara

sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang

diperlukan. Berbagai sumber data yang akan dimanfaatkan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya.

Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Wajib Pajak yang memiliki kendaraan bermotor.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh

bukan secara langsung dari sumbernya. Penelitian ini sumber data

sekunder yang dipakai adalah sumber tertulis seperti sumber buku,

jurnal, dan dokumen-dokumen dari pihak yang terkait mengenai e-

Samsat dan kepatuhan waijb pajak.

6 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017), hal 17.

32

E. Variabel Penelitian dan Definisi Variabel

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabellain.7Variabel bebas pada penelitian ini

adalah Penerapan e-Samsat dan Sanksi Perpajakan. Variabel ini di

simbolkan dengan huruf X.

b. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi atau

respons jika dihubungkan dengan variabel bebas.8 Dalam

penelitian ini variabel terikat adalah Kepatuhan Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan9.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan data yang diperlukan dari narasumber dengan menggunakan

banyak waktu. Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat

diperlukan dalam suatu penelitian ilmiah.

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menyebarkan kuesioner. Angket atau kuesioner adalah

suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik

beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh

7 Suryani dan Hendryani, Metode Riset Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2015), hal 90.

8Ibid, hal 91.

9 Sugiyono, Op.Cit, hal 308.

33

sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.10

. Daftar

pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner dan responden

diminta untuk menjawab sesuai dengan pendapat responden. Untuk

mengukur pendapat responden menggunakan skala likert 4 point

yaitu: Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS), Sangat Tidak Setuju (STS),

Tidak Setuju (TS).

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan satu cara pengumpulan data yang

dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti

barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang

lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi

dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-

simbol lainnya.11

Adapun perolehan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

berbagai dokumen tentang “Pengaruh Penerapan e-Samsat, dan

Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor”dengan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

Dengan studi dokumentasi ini akan diperoleh data tertulis tentang

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti.

Peneliti tidak lupa mencatat informasi yang non verbal. Pencatatan

ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang utuh, sekaligus

mempermudah penulis mengungkapkan makna dari apa yang hendak

disampaikan oleh responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial yang diamati.12

Instrumen

penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau

10

Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2018), hal

132. 11

Eko Putro Widoyoko, Op.Cit., hal 49. 12

Ibid,. hal 148.

34

informasi penelitian. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.

Pengukuran instrumen penelitian ini menggunakanSkala Likert, Skala

Likert adalah menentukan pendapat seseorang dalam suatu kontinum sikap

terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat

positif. Penentuan lokasi itu dilakukan dengan mengkualifikasi respon

seseorang terhadap pernyataan yang disediakan.13

Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik

atau lebih lengkap dibandingkan skala tiga, karena lebih memaksimalkan

perbedaan sikap responden. Selain itu, tidak ada peluang bagi responden

untuk bersikap netral sehingga memaksa responden untuk menentukan

sikap terhadap apa yang dinyatakan dalam instrumen yang dapat dilihat

pada table 3.2 14

Tabel 3.2 Skala Sikap

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Tidak Setuju

4. Sangat Tidak Setuju

Dalam penelitian ini instrumen penelitian dibagi menjadi dua yakni

berdasarkan pada variable yang diteliti berupa variable X dan variable Y,

dengan kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Instrumen Angket Variabel X

Dalam melakukan penelitian diperlukan kisi-kisi instrument untuk

mengukur indikator-indikator pada variable Y yang akan

dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Kisi-kisi instrument

penelitian tentang Penerapan e-Samsat dan Sanksi Perpajakan ini

disajikan pada tabel 3.3

13

Ibid., hal 104 14

Ibid., hal 106

35

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X1(Penerapan e-Samsat)

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No. Item

Penerapan e-

Samsat

Manfaat dari

teknologi e-

Samsat

1. Saya merasakan layanan yang

sederhana karena dapat melakukan

pembayaran di ATM.

2. Saya sebagai wajib pajak

merasakan tidak perlu antri setelah

adanya layanan e-Samsat

3. Saya sebagai wajib pajak

merasakan kepastian waktu setelah

adanya layanan e-Samsat

4. Saya merasakan rasa aman dalam

menggunakan layanan e-Samsat

5. Saya merasakan memanfaatkan

teknologi yang ada dalam

menggunakan layanan e-Samsat

1,2,3,4,5

Syarat

penggunaan

e-Samsat

6. Saya telah memiliki data

kepemilikan kendaraan yang

sesuai dengan data pada server

samsat

7. Saya memiliki rekening bank

yang identitasnya sama dengan

pemilik kendaraan yang akan

dibayar pajaknya

8. Status kendaraan saya tidak

dalam blokir polisi

9. Status kendaraan saya tidak

dalam blokir data kepemilikan

(jual-beli)

10. Kendaraan yang saya miliki

tidak memilik tunggakan >1

tahun.

11. Saya mengetahui bahwa tidak

akan berlakunya pembayaran

pajak kendaraan yang bersamaan

dengan penggantian STNK 5

tahun.

12. Saya mengetahui masa pajak

6,7,8,9,10,

11,12

36

yang dapat dibayarkan adalah 60

hari sebelum jatuh tempo

Keuntungan

penerapan e-

Samsat

13. Pembayaran pajak KB lebih

cepat dilakukan karena dapat

diakses kapan saja selama 24 jam

14. Prosedur pembayaran dengan e-

samsat lebih mudah

dibandingkan dengan

pembayaran manual

15. Penggunaan e-samsat

meminimalisir penggunaan

kertas, seperti pengisian data

tertulis, FC STNK, FC KTP.

16. Penggunaan e-Samsat

menghindari keterlambatan

dalam membayar pajak

17. Penggunaan e-Samsat

menghindari wajib pajak pada

denda pajak

13,14,15,1

6,17

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel X2(Sanksi Perpajakan)

Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No. Item

Sanksi

Perpajakan

Sanksi

Administrasi

18. Saya sebagai wajib pajak

memahami sanksi administrasi

berupa denda, bunga dan

kenaikan

19. Saya mengetahui pajak yang

tidak dibayarkan pada jangka

waktu 24 bulan akan

dikenakan sanksi administrasi

25%

18,19

Sanksi Pidana 20. Saya memahami bahwa Sanksi

Pidana merupakan alat terakhir

yang digunakan agar norma

perpajakan dipatuhi

21. Saya memahami Sanksi Pidana

berupa Denda Pidana

22. Saya memahami Sanksi Pidana

20,21,22

Jenis-jenis

Sanksi

Perpajakan

37

berupa Pidana kurungan

Pemahaman

wajib pajak

terhadap

Sanksi

Perpajakan

23. Saya memahami sanksi yang

diberikan agar wajib pajak

menaati peraturan perundang-

undangan perpajakan.

23

2. Instrumen Angket Variabel Y

Untuk melakukan penelitian diperlukan kisi-kisi instrument

untuk mengukur indicator-indikator pada variable Y yang akan

dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan. Kisi-kisi instrument

penelitian tentang kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor ini

disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y(Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Motor) Variabel Dimensi Indikator Pernyataan No. Item

Kepatuhan

Wajib Pajak

Kriteria

Kepatuhan

Wajib Pajak

Kepatuhan

Perpajakan

Formal

24. Saya tepat waktu dalam

menyetorkan pajak yang terutang

25. Saya tepat waktu untuk

membayar PKB

26. Saya tepat waktu dalam

melaporkan pajak yang sudah

dibayar

24,25,26

Kepatuhan

Perpajakan

Material

27. Saya tepat dalam menghitung

pajak terutang sesuai dengan

peraturan perpajakan

27

Kriteria

Wajib pajak

yang Patuh

28. Saya tidak mempunyai tunggakan

pajak untuk semua jenis pajak

29. Saya tidak pernah dipidana di

bidang perpajakan

28,29

Kondisi

Sistem

Administrasi

30. Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik ialah

didukung instansi pajak yang

efektif

31. Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik didukung

30,31,32

Indikator

dalam

pengenaan

Sanksi

Perpajakan

Definisi

Kepatu

han

Wajib

Pajak

38

Faktor-

faktor yang

Meningkatka

n Kepatuhan

Wajib Pajak

Perpajakan

Suatu

Negara

dengan sumber daya pegawai

pajak yang mumpuni

32. Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik ialah

didukung prosedur perpajakan

yang baik pula.

Kualitas

Pelayanan

Perpajakan

33. Saya rela untuk membayar pajak

kepada negara bila terdapat

peningkatan kualitas pelayanan

pajak yang diberikan instansi

34. Apabila kualitas layanan pajak

yang diberikan baik, saya rela

membayar pajak tanpa

mengharapkan timbal balik secara

langsung.

33,34

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut.15

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk uji validitas

adalah dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor

indikator dengan total skor konstruk (correlated item-total correlation).

Data dikatakan valid jika r hitung > r tabel untuk degree of freedom (df) =

n-3 dan total setiap konstruknya signifikan pada level 0,05 atau 0,01.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

15

Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS. (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2013). hal 52

39

stabil dari waktu ke waktu.16

Suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,70.17

Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas 0,80 - 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 – 0,60 Reliabilitas Sedang

0,20 – 0,40 Realiabilitas Rendah

https://statmat.id/uji-validitas-dan-reliabilitas/

Hasil uji reliabilitas mencerminkan dapat dipercaya dan tidaknya suatu

instrument penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu

alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan

merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.18

Data yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal. Uji

normalitas dapat dilakukan dengan cara uji Kolmogorov-Smirnov. Uji

normalitas dapat dikatakan terdistribusi normal apabila nilai

probabilitas lebih besar dari 0,05, sedangkan jika nilai probabilitasnya

lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (variabel independent).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar

variabel-variabel bebas. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

Tolerance dan dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai

Tolerance lebih besar daripada 0,10 dan nilai TIF kurang dari 10, maka

tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang di uji.

c. Uji Heterokedastisitas

16

Ibid., hal 47 17

Ibid., hal 48 18

Ibid., hal 154

40

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji statistik

yang digunakan adalah uji scatterplot dan uji park.

Dengan melihat grafik scatterplot antar nilai variabel terikat yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model adalah dilihat dari pola gambar

scatterplot model tersebut. Gambar scatterplot menyatakan model

regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika :

1) Titik – titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar

angka 0.

2) Titik – titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah

saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali.

4) Penyebaran titik- titik data sebaiknya tidak berpola.

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk menguji

heteroskedastisitas adalah dengan uji park. Apabila koefisien

parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara

statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang

diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaiknya jika parameter

beta tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas

pada data model tersebut tidak dapat ditolak.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor

41

predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi

ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2.19

Berikut adalah persamaan regresi berganda untuk dua predictor:

Y = α + β1X1 + β2X2

Untuk bisa membuat ramalam melalui regresi, maka data setiap

variabel harus tersedia. Selanjutnya, berdasarkan data itu peneliti harus

dapat menemukan persamaan melalui perhitungan.20

4. Uji Hipotesis

Hipotesis statistik merupakan dugaan atas pernyataan mengenai

satu atau lebih populasi yang perlu diuji kebenarannya. Benar atau

tidaknya suatu hipotesis statistic belum dapat diketahui dengan pasti

kecuali melakukan pengujian dengan menggunakan populasi.21

a. Uji t

Digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara individual. Uji t dapat dilihat

dari nilai signifikan, ketika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen maka hipotesis yang diajukan gagal ditolak.

Sedangkan ketika nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka

variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen maka hipotesis yang diajukan ditolak.

b. Uji f

Digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas

terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki

pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model

persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika

tidak terdapat pengaruh secara simultan maka dalam kategori tidak

cocok atau not fit. Uji F adalah uji untuk menguji apakah variabel

bebas yaitu X1, X2 mampu menjelaskan perubahan nilai variabel

19

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2017), hal 305 20

Ibid., hal 306. 21

Bambang Suharjo, Statistik Terapan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013) hal 49

42

tergantung yaitu penerapan e-samsat dan sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak (Y).

c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2

yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.22

Dalam kenyataan nilai adjusted R2

dapat bernilai negatif, walaupun

yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam

Ghozali, jika uji empiris didapat nilai R2

negatif, maka nilai adjusted

R2 bernilai nol.

Secara matematis :

1) Jika nilai R2 = 1, maka adjusted R

2 = R

2 = 1

2) Jika niali R2

= 0, maka adjusted R2

= (1-k) (n-k)

Jika k>1, maka adjusted R2 akan bernilai negative.

23

22

Ghozali, Op.Cit., hal 95 23

Ibid., hal 96

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Tempat Penelitian

1. Profil Kantor SAMSAT Daan Mogot JakartaBarat

Penelitian ini dilakukan di Kantor SAMSAT Daan Mogot Jakarta

Barat yang beralamat di Jl. Daan Mogot KM.13, Cengkareng, Jakarta

Barat 11720. Kantor SAMSAT ini berada di bawah nauangan Badan

Pajak

danRetribusiDaerahDKIJakarta.Telepon:(021)5442301/Faximile:(021)

5442357. Email :[email protected] .

Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) merupakan

serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi

Kendaraan Bermotor, pembayaran PKB atau Pajak Kendaraan Bermotor,

pembayaran BNN-KB atau Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan

pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (SWDKLLJ).

2. Visi dan Misi Kantor SAMSAT

Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap

Kendaraan Bermotor ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres)

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015. Sebagai salah satu kantor yang

bertujuan untuk melayani masyarakat Kantor SAMSAT ini memiliki visi

dan misi berupa :

Visi

“Terwujudnya Pelayanan Prima Demi Kepuasan Masyarakat”

Misi

a. Menyediakan pelayanan bagi masyarakat wajib pajakdalam

pengurusan STNK dan SKPD secara cepat, tepat, dan benar serta

berpedoman pada ketentuan yangberlaku

b. Menyelenggarakan tertib administrasi dokumen secara baik dan

benar dalam rangka menjamin kepemilikan dan identitas data

kendaraan bermotor

44

c. Menyajikan data sebagai bahan informasi tentang identitas

kepemilikan kendaraan bermotor yang diperkuat untuk

pengambilan keputusan

d. Melakukan upaya peningkatan untuk layanan melalui perbaikan

sarana dan prasarana, sistem komputerisasi serta pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM)1

3. Kebijakan Mutu SAMSAT Jakarta Barat

Selain visi dan misi Kantor SAMSAT Jakarta Barat juga

mementingkan mutu pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak

lewat kebijakan mutu.

Segenap pimpinan beserta jajaran SAMSAT Wilayah Jakarta Barat

siap memberikan pelayanan secara cepat dan benar kepada wajib pajak

demi tercapainya pelayanan tersebut kami selalu :

1). Berpedoman pada aturan yangberlaku

2). Memastikan diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001

:2000 dan meningkatkan sistem pelayanan secara

berkesinambungan

3). Memberikan pemahaman dan kepedulian pentingnya mutu

layanan yang cepat dan benar secara terus menerus kepada

pelaksana kegiatan

4). Berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara

terus menerus baik melalui pelatihan maupun kegiatanlain2

a. Tim PembinaSAMSAT

Kantor bersama Samsat merupakan wadah bagi Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang membidangi lalu lintas diwakili

oleh Dirlantas Polda, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

yang melaksanakan pemungutan pajak Provinsi diwakili oleh

Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) dan Badan usaha dalam

menyelenggarakan Samsat (PT. Jasa Raharja). Ketiga instansi di

1 KantorSAMSATJakartaBarat, (JakartaBarat:12 September2019)

2 Kantor SAMSAT Jakarta Barat, (Jakarta Barat: 12 September 2019)

45

atas selanjutnya disebut sebagai Tim Pembina Samsat yang

memiliki fungsi pelayanan masing-masing yaitu sebagaiberikut:

b. DirlantasPolda

Registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (regident

ranmor) adalah fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi

asal usul dan kelaikan, kepemilikan serta beroperasi Ranmor,

fungsi, kontrol, forensik Kepolisian dan pelayanan kepada

masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan,

penomoran, penerbitan dan pemberian buktir registrasi dan

identifikasi Ranmor, pengarsipan serta pemberian informasi.

Termasuk di dalam layanan registrasi dan identifikasi ranmor

iniadalah:

1) Registrasi kendaraan bermotorbaru

2) Registrasi perubahan identitas kendaraan danpemilik

3) Registrasi pengesahan kendaraanbermotor

4) Pemblokiran dokumen regident kendaraan

bermotor yang terkait tindakpidana

5) Penggantian dokumen regident kendaraan

bermotor yang terkait tindak pidana

6) Penggantian dokumen regident kendaraanbermotor

7) Pengahapusan nomor registrasi kendaraanbermotor

c. PelayananDispenda

Menerima dan mengelola pembayaran pajak atas kendaraan

bermotor yang meliputi :

1) Pajak KendaraanBermotor

2) Bea Balik Nama Kendaraan BermotorHasil penerimaan

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) paling sedikit 10%,

termasuk yang dibagi hasilkan kepada kabupaten/kota,

dialokasikan untuk pembangunan dan/atau pemeliharaan

jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum.

46

d. PT. JasaRaharja

Menerima dan mengelola pembayaran sumbangan wajib dana

kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan yang terdiri dari:

1) Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

(SWDKLLJ) merupakan sumbangan tahun wajib yang

dibayar oleh pemiliki kendaraan bermotor sebagai dana untuk

pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintasjalan

2) Dana Pertanggung Wajib Kecelakaan Penumpang (DPWKP)

merupakan dana yang terhimpun dari iuran-iuran, terkecuali

jumlah yang akan ditetapkan oleh Menteri yang

menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang keuangan

untuk pembayaran ganti rugi akibat kecelakaan penumpang

angkutan umum.

4. Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi Jakarta

Barat

a. Visi danMisi

Visi dan Misi Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor

(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Kota

Administrasi Jakarta Barat, berpedoman pada Visi dan Misi Badan

Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Visi Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi DKI Jakarta

adalah Pelayanan yang profesional dalamoptimalisasi penerimaan

pajak daerah.

Misi yang menjadi acuan dalam menyusun program dan

kegiatan yang dilakukan dalam mencapai visi sebagai berikut:

1) Mewujudkan perencanaan pelayanan pajak daerah

yanginovatif;

2) Menjamin ketersediaan peraturan pelaksanaan pajak daerah

dan melaksanakan penyuluhan peraturan pajak daerah serta

menyelesaikan permasalahan hukum pajakdaerah;

3) Mengembangkan sistem teknologi informasi dalam kegiatan

pelayanan pajakdaerah;

47

4) Mengembangkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia,

sarana prasarana perpajakan daerah, pengelolaan keuangan

serta perencanaan anggaran dan programdinas;

5) Mengoptimalkan pengendalian, monitoring dan evaluasi

pelaksanaan pelayanan pajakdaerah;

6) Meningkatkan kualitas pelayanan pajakdaerah.

b. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Unit Pelayanan Pajak Kendaraan

Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

(BBN-KB) Kota Administrasi Jakarta Barat yang dapat dilihat

pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Susunan Organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-

KB Kota Administrasi Jakarta Barat

1. Kepala Unit;

2. Subbagian Tata Usaha ;

3. Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB ;

4. Satuan Pelaksana Pendataan dan Penagihan ; dan

5. Subkelompok Jabatan Fungsional.

Adapun skema struktur organisasi unit pelayanan PKB dan

BBN-KB Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai berikut:

48

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Pelayanan PKB dan BBN-KB Kota Administrasi

Jakarta Barat

c. Kedudukan

1) Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Kota Administrasi

Jakarta Baratmerupakan Unit Pelaksana Teknis Badan Pajak

dan Retribusi Daerahdalam pelaksanaan Pelayanan pemungutan

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor (BBN-KB);

2) Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Kota Administrasi

Jakarta Barat dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan

KEPALA UNIT PELAYANAN PKB DAN

BBN-KB

KEPALA SATUAN PELAKSANA

PENETAPAN PKB DAN BBN-KB

KEPALA SATUAN PELAKSANA

PENDATAAN DAN PENAGIHAN

1. PENGOLAH PENETAPAN PKB DAN BBN-KB(4)

2. PENGADMINISTRASI PENETEPAN PKB DAN

BBN-KB (2)

1. PENGOLAH DATA

PENDATAANDAN

PENAGIHAN(1)

2. PENGADMINISTRASI

PENDATAANDAN PENAGIHAN(2)

3. VERIFIKATOR PENDATAAN

DANPENAGIHAN (1)

PENGELOLAUMUM

PENGADMINISTRASIUMUM

KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA

49

d. Tugas dan Fungsi Unit Pelayanan PKB-BBNKB

Tugas

Unit Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Kota Administrasi

Jakarta Barat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB).

Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Unit

Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan BBN-KB Kota

Administrasi Jakarta Barat mempunyai fungsi:

1) Penyusunan bahan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran BPRD sesuai dengan lingkup tugasnya;

2) Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran BPRD sesuai dengan lingkuptugasnya;

3) Penyusunan pedoman, standar dan prosedur teknis UP PKB

dan BBN-KB;

4) Pelaksanaan pelayanan, pendaftaran, pendataan objek dan

subjek, penelitian lapangan, penetapan, penagihan PKB

danBBN-KB;

5) Pelaksanaan administrasi pengajuan permohonan angsuran,

penundaan pembayaran, pemberian kompensasi, restitusi dan/

ataupemindahbukuan.

6) Pelaksanaan administrasi pengajuan permohonan pembetulan,

keringanan, pembatalan, pengurangan ketetapan PKB dan

BBN- KB;

7) Pelaksanaan administrasi pengajuan permohonan

penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan

keberatan PKB dan BBN-KB;

8) Pelayanan informasi dan pengoordinasian PKB dan BBNKB

serta pada satuan pelayanan di luar Kantor Bersama Samsat;

50

9) Pemungutan, pencatatan, pembukuan, penyetoran, pelaporan

dan pertanggungjawaban penerimaan PKB dan BBN-KB;

10) Pengelolaan prasarana dan sarana UP PKB dan BBN-KB;

11) Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang UP PKB dan

BBN-KB;

12) Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan UP

PKB clan BBN-KB;

13) Pengelolaan kearsipan UP PKB dan BBN-KB;

14) Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara UP PKB

dan BBN-KB;

15) Penyiapan bahan laporan Badan yang terkait dengan

pelaksanaan tugas dan fungsi UP PKB dan BBN-KB; dan

16) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan

fungsi UP PKB dan BBN-KB.

e. Tugas Struktur Organisasi Unit PelayananPKB-BBN-KB

1) KepalaUnit

mempunyaitugas:

a). memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan

fungsi UP PKB danBBN-KB;

b). mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian,Satuan

Pelaksana dan Subkelompok JabatanFungsional;

c). melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Unit Kerja Perangkat

Daerah (UKPD) dan/atau instansi terkait dalam rangka

pelaksanaan tugas dan fungsi UP PKB dan BBN-KB;dan

d). melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan fungsi UP PKB danBBN-KB.

2) Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja Staf UP

PKB dan BBN-KB dalam pelaksanaan administrasi UP PKB

dan BBN- KB. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang

Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan

51

bertanggung jawab kepada Kepala Unit. Subbagian Tat.a

Usaha mempunyai tugas:

a) menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran UP PKB dan BBN-KB sesuai dengan

lingkuptugasnya;

b) melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran UP PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup

tugasnya.

c) mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan

rencana kerja dan anggaran UP PKB dan BBN-KB;

d) melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran UP PKB dan BBN-KB

e) menyusun pedoman, standar dan prosedur teknis UP PKB

dan BBN-KB.

f) melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan

barang.

g) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan

kerumahtanggaan UP PKB dan BBN-KB.

h) melaksanakan pengelolaan kearsipan UP PKB dan

BBNKB.

i) melaksanakan penyediaan, penatausahaan, penggunaan,

pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana UP

PKB dan BBN-KB.

j) memelihara kebersihan, keindahan, keamanan dan

ketertiban kantor.

k) mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja,

kegiatan dan akuntabilitas UP PKB dan BBN-KB.

l) melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara UP

PKB dan BBN-KB.

m) melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas Subbagian Tata Usaha.

52

3) Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB

Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB

merupakan Satuan Kerja Lini UP PKB dan BBN-KB dalam

pelaksanaan pelayanan pajak kendaraan bermotor dan bea

balik nama kendaraan bermotor. Satuan pelaksana dipimpin

oleh seorang Kepala Satuan pelaksana yang berkedudukan di

bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Unit. Kepala

Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud bukan jabatan

struktural. Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud

diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan atas usul

Kepala Unit. Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan BBN-KB

mempunyai tugas :

a). menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran UP PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup

tugasnya.

b). melaksanakan rencana strategis dan dokumen

pelaksanaan anggaran UP PKB dan BBN-KB sesuai

dengan lingkup tugasnya. melaksanakan pelayanan

informasi dan pendaftaran objek dan subjek PKB dan

BBN-KB.

c). menetapkan PKB dan BBN-KB.

d). melakukan pemutakhiran, pengelolaan, perekaman, dan

pendokumentasian basis data PKB dan BBN-KB.

e). menerbitkan dan mengadministrasikan SKPD dan

dokumen lain yang dipersamakan untuk Kendaraan.

f). menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis

UP PKB dan BBN-KB sesuai dengan lingkup tugasnya.

g). melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan fungsi Satuan Pelaksana Penetapan PKB dan

BBN.

53

5. Jenis Pelayanan Kantor SAMSAT Daan Mogot JakartaBarat

Seiring berkembangnya teknologi dan informasi sudah ada

beberapa pelayanan yang diberikan oleh Kantor Samsat Daan Mogot

Jakarta Barat, yakni :

a. Pelayanan Di dalamGedung

Pelayanan pembayaran pajak yang berada di dalam gedung

SAMSAT Jakarta Barat, berupa loket-loket yang disediakan

diantaranya, loket pembayaran PKB roda dua, tiga, dan empat,

loket e-Samsat, loket pengesahan STNK dan SKPD, loket

pembayaran SWDKLLJ, serta loket- loket administrasi lain yang

berada di dalam gedung SAMSAT Jakarta Barat.

b. Loket Pelayanan Diluar Gedung SAMSAT JakartaBarat

1) Pelayanan GeraiSamsat

Pelayanan Gerai Samsat merupakan pelayanan PKB

perpanjangan dilaksanakan di pusat perbelanjaan(Mall) untuk

Wilayah Jakarta Barat lokasi di Mall Taman Palem dan Lippo

Mall Puri dengan tujuan menarik masyarakat yang melakukan

kegiatan di lokasi tersebut sekaligus dapat melakukan

pembayaran PKB. Upaya tersebut dilaksanakan untuk

meningkatkan penerimaan PKB.

2) Pelayanan SamsatKeliling

Pelayanan Samsat Keliling merupakan pelayanan PKB

perpanjangan dilaksanakan menggunakan fasilitas bus keliling

dengan lokasi di luar gedung Samsat Jakarta Barat untuk

menjangkau masyarakat wajib pajak khususnya yang bertempat

tinggal di wilayah Jakarta Barat tetapi jauh dari Gedung Samsat

Jakarta Barat untuk melakukan pembayaran PKB.

3) Pelayanan Samsat DriveThru

Pelayanan Drive Thru merupakan pelayanan PKB

perpanjangan dilaksanakan di gedung tersendiri dengan lokasi

di halaman depan Samsat Wilayah Jakarta Barat dengan tujuan

memudahkan masyarakat untuk melaksanakan perpanjangan

54

tanpa turun dari kendaraan sehingga mempercepat proses

pembayaran PKB. Upaya tersebut dilaksanakan untuk

meningkatkan penerimaan PKB.3

B. Deskripsi Data Responden

1. Deskripsi Responden

Berikut ini dijelaskan gambaran tentang responden yang menjadi

objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah Wajib

pajak yang memiliki kendaran bermotor dan pernah membayar pajak

kendaraan bermotor pada SAMSAT Jakarta barat atau wajib pajak yang

berdomisili di Jakarta Barat. Kuesioner disebar kepada 96 responden yang

dibagi menjadi kategori sebagai berikut:

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua

yaitu, laki-laki dan perempuan. Dalam Penerapan e-Samsat,jenis

kelamin mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak kendaraan bermotor.

Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditabulasikan

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-Laki 55 57,3%

Perempuan 41 42,7%

Jumlah 96 100 %

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2019

3Kantor SAMSAT Jakarta Barat, (Jakarta Barat: 14 September 2019)

55

Gambar 4.2

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 orang atau

57,3%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 41 orang atau 42,7%. Hal ini menunjukkan bahwasannya

responden berjenis kelamin laki-laki lebih patuh dalam membayar

pajak.

b. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden Jumlah Persentase

1 <20 4 4,2%

2 21 th – 30 th 84 87,5%

3 31 th – 40 th 4 4,2%

4 41 th – 50 th 2 2,1%

5 51 th 2 2,1%

Total 96 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019

57%

43%

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

56

Gambar 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui mayoritas responden wajib pajak

yang sering membayar pajak kendaraan bermotor yang berusia antara

21-30 tahun sebanyak 84 responden atau sebesar 87,5%, wajib pajak

yang berusia <20 tahun sebanyak 4 responden atau sebesar 4,2%, wajib

pajak yang berusia 31-40 tahun sebanyak 4 responden atau sebesar

4,2%, wajib pajak yang berusia 40-50 tahun sebanyak 2 responden atau

sebesar 2,1% dan wajib pajak yang berusia >50 tahun sebanyak 2

responden atau sebesar 2,1%. Hal ini menunjukkan bahwasannya wajib

pajak yang berada dalam kategori usia produktif dalam tingkatan

kepatuhan dalam membayar pajak.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Deskripsi profil responden berdasarkan pekerjaan dapat disajikan

pada Tabel4.4 :

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase

Tidak Bekerja 4 4,2%

Karyawan Swasta 31 42,3%

Wirausaha 8 8,3%

Mahasiswa 43 44,8%

Guru 6 6,3%

Lainnya 4 4,2%

Total 96 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019

4%

88%

4% 2% 2%

Usia

<20 Tahun

21-30 Tahun

31-40 Tahun

41-50 Tahun

>50 Tahun

57

Gambar 4.4

Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui responden yang

tidak bekerja sebanyak 4 responden atau 4,2%, responden yang

bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 31 responden atau

42,3%, responden yang bekerja sebagai wirausaha sebanyak 8

responden atau 8,3%, responden yang berstatus mahasiswa

sebanyak 43 orang atau sebesar 44,8% dan responden yang

bekerjasebagai guru sebanyak 6 responden atau 6,3%, dan

responden selain empat kriteria yang disediakan atau lain-lainnya

sebanyak 4 orang atau sebesar 4,2%. Dari data tersebut

menunjukan mayoritas responden dalam penelitian ini ialah

berstatus sebagai mahasiswa yaitu sebanyak 43 responden atau

sebesar 44,8.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan PendidikanTerakhir

Deskripsi profil responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

disajikan pada tabel 4.5:

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Persentase

S2 2 2,1%

S1 22 22,9%

D3 3 3,1%

SMA 66 68,7%

SMP 3 3,1%

Total 96 100%

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019

4%

38%

7%

41%

6% 4%

Pekerjaan

Tidak Bekerja

Karyawan Swasta

Wirausaha

Mahasiswa

Guru

Lainnya

58

Gambar 4.5

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan tabel di atas dapat diidentifikasi bahwa responden

yang berpendidikan S2 sebanyak 2 responden atau sebesar 2,1%,

responden yang berpendidikan S1 sebanyak 22responden atau

22,9%, responden yang berpendidikan D3 sebanyak 3 responden

atau 3,1%, responden yang berpendidikan SMA sebanyak 66

responden atau 68,7%, dan responden yang berpendidikan SMP

sebanyak 3 responden atau 3,1%. Dari data tersebut menunjukkan

mayoritas pendidikan responden dalam penelitian ini adalah SMA

sebanyak 66 orang atau68,7%.

C. Deskripsi Data Angket

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh respon

terhadap kuesioer yang dilakukan oleh responden yang dapat dilihat pada

Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Respon Variabel X1 Pengaruh e-Samsat

No Indikator Skala Likert

4 3 2 1

1 Saya merasakan layanan yang sederhana

karena dapat melakukan pembayaran di ATM

31% 63% 6% 0%

2 Tidak perlu antre ke bank atau ATM. 30% 64% 5% 1%

3 Saya sebagai wajib pajak merasakan kepastian

waktu setelah adanya layanan e-Samsat

22% 72% 6% 0%

4 Saya merasakan rasa aman dalam

menggunakan layanan e-Samsat

20% 71% 9% 0%

2% 24%

3%

68%

3%

Pendidikan Terakhir

S2

S1

D3

SMA

SMP

59

5 Saya merasakan memanfaatkan teknologi

yang ada dalam menggunakan layanan e-

Samsat

29% 67% 4% 0%

6 Saya telah memiliki data kepemilikan

kendaraan yang sesuai dengan data pada

server samsat

26% 66% 8% 0%

7 Saya memiliki rekening bank yang

identitasnya sama dengan pemilik kendaraan

yang akan dibayar pajaknya

16% 66% 19% 0%

8 Status kendaraan saya tidak dalam blokir

polisi

40% 54% 5% 1%

9 Status kendaraan saya tidak dalam blokir data

kepemilikan (jual-beli)

39% 54% 6% 1%

10 Kendaraan yang saya miliki tidak memilik

tunggakan >1 tahun.

43% 45% 8% 4%

11 Saya mengetahui bahwa tidak akan

berlakunya pembayaran pajak kendaraan yang

bersamaan dengan penggantian STNK 5

tahun.

19% 71% 9% 1%

12 Saya mengetahui masa pajak yang dapat

dibayarkan adalah 60 hari sebelum jatuh

tempo

20% 66% 13% 1%

13 Pembayaran pajak KB lebih cepat dilakukan

karena dapat diakses kapan saja selama 24 jam

23% 68% 8% 1%

14 Prosedur pembayaran dengan e-samsat lebih

mudah dibandingkan dengan pembayaran

manual

27% 68% 4% 1%

15 Penggunaan e-samsat meminimalisir

penggunaan kertas, seperti pengisian data

tertulis, FC STNK, FC KTP.

40% 56% 3% 1%

16 Penggunaan e-Samsat menghindari

keterlambatan dalam membayar pajak

29% 63% 8% 0%

17 Penggunaan e-Samsat menghindari wajib

pajak pada denda pajak

22% 66% 12% 0%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019.

Dari tabel 4.6 diketahui bahwa hasil kuesioner pada pertanyaan

pertama responden terbanyak menjawab setuju yaitu dengan nilai 63%.

Begitupun pada pertanyaan kedua responden terbanyak menjawab setuju

60

dengan nilai 64%, pertanyaan ketiga terbanyak setuju dengan nilai 72%,

pertanyaan keempat responden terbanyak setuju dengan nilai 71%,

pertanyaan kelima responden terbanyak setuju dengan nilai 67%,

pertanyaan keenam responden terbanyak setuju dengan nilai 66%,

pertanyaan ketujuh responden terbanyak menjawab setuju dengan nilai

66%, pertanyaan kedelapan responden terbanyak menjawab setuju dengan

nilai 54%, pertanyaan kesembilan responden terbanyak menjawab setuju

dengan nilai 54%. pertanyaan kesepuluh responden terbanyak menjawab

setuju dengan nilai 45%, pertanyaan kesebelas terbanyak setuju dengan

nilai 71%, pertanyaan kedua belas responden terbanyak setuju dengan nilai

66%, pertanyaan ketiga belas responden terbanyak setuju dengan nilai

68%, pertanyaan keempat belas responden terbanyak setuju dengan nilai

68%, pertanyaan kelima belas responden terbanyak menjawab setuju

dengan nilai 56%, pertanyaan keenam belas responden terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 63%, pertanyaan ketujuh belas responden

terbanyak menjawab setuju dengan nilai 66%.

Tabel 4.7 Hasil Respon Variabel X2 Sanksi Perpajakan

No Indikator Skala Likert

4 3 2 1

1 Saya sebagai wajib pajak memahami

sanksi administrasi berupa denda, bunga

dan kenaikan

23% 64% 12% 1%

2 Saya mengetahui pajak yang tidak

dibayarkan pada jangka waktu 24 bulan

akan dikenakan sanksi administrasi 25%

13% 56% 31% 0%

3 Saya memahami bahwa Sanksi Pidana

merupakan alat terakhir yang digunakan

agar norma perpajakan dipatuhi

26% 57% 16% 1%

4 Saya memahami Sanksi Pidana berupa

Denda Pidana

16% 56% 26% 2%

5 Saya memahami Sanksi Pidana berupa

Pidana kurungan

11% 51% 31% 7%

6 Saya memahami sanksi yang diberikan

agar wajib pajak menaati peraturan

perundang-undangan perpajakan.

22% 68% 9% 1%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019.

Dari tabel 4.7 diketahui bahwa hasil kuesioner pada pertanyaan

pertama responden terbanyak menjawab setuju yaitu dengan nilai 64%.

Begitupun pada pertanyaan kedua responden menjawab setuju dengan

61

nilai 56%, pertanyaan ketiga terbanyak setuju dengan nilai 57%,

pertanyaan keempat sangat setuju dengan nilai 56%, pertanyaan kelima

setuju dengan nilai 51%, dan pertanyaan keenam sangat setuju dengan

nilai 68%.

Tabel 4.8 Hasil Respon Variabel Y Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor

No Indikator Skala Likert

4 3 2 1

1 Saya tepat waktu dalam menyetorkan pajak

yang terutang

23% 67% 9% 1%

2 Saya tepat waktu untuk membayar PKB 27% 68% 5% 0%

3 Saya tepat waktu dalam melaporkan pajak

yang sudah dibayar

29% 63% 8% 0%

4 Saya tepat dalam menghitung pajak terutang

sesuai dengan peraturan perpajakan

25% 65% 9% 1%

5 Saya tidak mempunyai tunggakan pajak

untuk semua jenis pajak

32% 64% 4% 0%

6 Saya tidak pernah dipidana di bidang

perpajakan

46% 49% 4% 1%

7 Menurut saya sistem administrasi perpajakan

yang baik ialah didukung instansi pajak yang

efektif

45% 53% 2% 0%

8 Menurut saya sistem administrasi perpajakan

yang baik didukung dengan sumber daya

pegawai pajak yang mumpuni

47% 49% 4% 0%

9 Menurut saya sistem administrasi perpajakan

yang baik ialah didukung prosedur

perpajakan yang baik pula.

46% 50% 4% 0%

10 Saya rela untuk membayar pajak kepada

negara bila terdapat peningkatan kualitas

pelayanan pajak yang diberikan instansi

42% 47% 8% 3%

11 Apabila kualitas layanan pajak yang

diberikan baik, saya rela membayar pajak

tanpa mengharapkan timbal balik secara

langsung.

24% 63% 11% 2%

Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019.

62

Dari tabel 4.8 diketahui bahwa hasil kuesioner pada pertanyaan

pertama responden terbanyak menjawab setuju yaitu dengan nilai 67%.

pertanyaan kedua responden menjawab setuju dengan nilai 68%,

pertanyaan ketiga terbanyak setuju dengan nilai 63%, pertanyaan keempat

setuju dengan nilai 65%, pertanyaan kelima setuju dengan nilai 64%,

pertanyaan keenam setuju dengan nilai 49%, pertanyaan ketujuh terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 53%, pertanyaan kedelapan terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 49%, pertanyaan kesembilan terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 50%, pertanyaan kesepuluh terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 47%, dan pertanyaan kesebelas terbanyak

menjawab setuju dengan nilai 63 %.

D. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner yang digunakan. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan

untuk uji validitas adalah dengan melakukan korelasi bivariate antara

masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (correlated item-

total correlation). Data dikatakan valid jika r hitung > r tabel untuk degree

of freedom (df) = n-3 dan total setiap konstruknya signifikan pada level

0,05 atau 0,01.

Jumlah sampel dalam penelitian ini (n) = 96 dan besarnya df dapat

dihitung 96-3 = 93. Dengan df = 93 dan alpha = 0,05 maka di dapat rtabel

sebesar 0,2017. Berikut hasil pengujian validitas dalam penelitian ini yang

dapat dilihat pada Tabel 4.9

63

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Rhitung Rtabel Keterangan

Penerapan e-

Samsat

(X1)

X1.1 0,575 0,201 Valid

X1.2 0,558 0,201 Valid

X1.3 0,721 0,201 Valid

X1.4 0,648 0,201 Valid

X1.5 0,680 0,201 Valid

X1.6 0,726 0,201 Valid

X1.7 0,561 0,201 Valid

X1.8 0,620 0,201 Valid

X1.9 0,629 0,201 Valid

X1.10 0,586 0,201 Valid

X1.11 0,576 0,201 Valid

X1.12 0,612 0,201 Valid

X1.13 0,710 0,201 Valid

X1.14 0,770 0,201 Valid

X1.15 0,729 0,201 Valid

X1.16 0,701 0,201 Valid

X1.17 0.625 0,201 Valid

Sanksi

Perpajakan

(X2)

X2.1 0,715 0,201 Valid

X2.2 0,762 0,201 Valid

X2.3 0,718 0,201 Valid

X2.4 0,718 0.201 Valid

X2.5 0,649 0,201 Valid

X2.6 0,773 0,201 Valid

Kepatuhan

Wajib Pajak

(Y)

Y1.1 0,707 0,201 Valid

Y1.2 0,805 0,201 Valid

Y1.3 0,729 0,201 Valid

Y1.4 0,677 0,201 Valid

Y1.5 0,733 0,201 Valid

Y1.6 0,548 0,201 Valid

64

Y1.7 0,778 0,201 Valid

Y1.8 0,743 0,201 Valid

Y1.9 0,716 0,201 Valid

Y1.10 0,518 0,201 Valid

Y1.11 0,552 0,201 Valid

Sumber : Output SPSS yang telah diolah (2019)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Pearson Correlation

(rhitung) > dari rtabel (0,2017) makasemua item-item pernyataan pada

kuesioner Penerapan e-Samsat, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan

Wajib Pajak dapat dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Indikator untuk uji

reliabilitas adalah Cronbach Alpha, apabila nilai Cronbach Alpha >

0,7 menunjukkan instrumen yang digunakan reliable.

Tabel 4.10 Kriteria Uji Reliabilitas

0,80 - 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0,60 – 0,80 Reliabilitas Tinggi

0,40 – 0,60 Reliabilitas Sedang

0,20 – 0,40 Reliabilitas Rendah

https://statmat.id/uji-validitas-dan-reliabilitas/

Pada tabel 4.10 diatas menjelaskan bahwa ada beberapa

tingkatan kriteria uji realibilitas untuk menentukan variabel-

variabel pada setiap data itu berada pada kriteria reliabel yang

mana.

65

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai

Cronbach’s

Alpha

N of

Item

Keterangan

Penerapan e-

Samsat (X1) 0,911 >0,70 17

Reliabilitas

Sangat Tinggi

Sanksi Perpajakan

(X2) 0,811 >0,70 6

Reliabilitas

Sangat Tinggi

Kepatuhan Wajib

Pajak(Y) 0,878 >0,70 11

Reliabilitas

Sangat Tinggi

Sumber: Output SPSS yang telah diolah (2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item pada variabel

Penerapan e-Samsat (X1), Sanksi Perpajakan (X2), dan Kepatuhan Wajib

Pajak (Y) adalah reliabel karena mempunyai nilai Alpha > r tabel (>0,70).

Hasil ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang ada dalam variabel

mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk

pengujian selanjutnya.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual

yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau

tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

mendekati dengan nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov

66

Hasil dari uji normalitas dapat dilihat dari uji Kolmogorov-

Smirnov. Dapat dilihat bahwa hasil dari Asymp. Sig adalah 0,189 yang

berarti 0,189> 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal.

Selain itu, untuk uji normalitas data dapat juga menggunakan

metode Normal Probability yaitu dengan melihat kurva normal P-Plots,

yaitu suatu data dikatakan normal apabila titik-titik mendekati atau

menyebar disekitar garis diagonal, sedangkan jika data menyebar

menjauhi garis diagonal maka data tersebut dikatakan tidak normal.

Berikut hasil uji normalitas dengan metode Normal Probability :

Gambar 4.6

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

Sumber : Output SPSS yang telah diolah (2019)

Gambar 4.7

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot

67

b. Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi

yaitu dengan melihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah

yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai custoff umum

digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10.

Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10, dapat

dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model dapat

dipercaya dan objektif.4

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber : Output SPSS yang diolah (2019)

Dari tabel 4.13, menunjukkan bahwa nilai VIF Variabel Penerapan E-

samsat (X1) 1,562 dengan nilai Tolerance sebesar 0,640, nilai VIF

Variabel Sanksi Perpajakan (X2) 1,562 dengan nilai Tolerance sebesar

0,640. Maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas, karena VIF variabel X1 dan X2 masing-masing < 10 dan

nilai Tolerance mendekati 1 yang masing-masing > 0,10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan uji asumsi klasik yang bertujuan

untuk melihat apakah data yang akan diuji regresi berganda terjadi

ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Uji statistik yang digunakan adalah uji scatterplot dan uji park.

4 Ghozali, Op.Cit., hal 104

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standard

ized

Coefficie

nts

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Toler

ance

VIF

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .640 1.562

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .640 1.562

a. Dependent Variable: Total_Y1

68

Dari Grafik Scatterplot pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik yang

terbentuk menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y.Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Gambar 4.8

Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Sumber : Output SPSS yang telah diolah (2019)

Dari Grafik Scatterplot pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik

yang terbentuk menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka 0 pada sumbu Y.5

Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi.

Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.203 1.602 2.624 .010

Total_X1 -.019 .036 -.065 -.519 .605

Total_X2 -.132 .082 -.203 -1.617 .109

a. Dependent Variable: LnRes_3

Sumber : Output SPSS yang diolah (2020)

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel

Penerapan e-Samsat (X1) sebesar 0,605 (0,605>0,05) dan nilai signifikansi

5Ibid., hal 169.

69

variabel Sanksi Perpajakan (X2) sebesar 0,109 (0,109 > 0,05) Maka dapat

disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Berganda

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

Hasil uji analisis linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Berganda Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficie

nts

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolera

nce

VIF

1 (Constant

)

6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .640 1.562

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .640 1.562

a. Dependent Variable: Total_Y1

Sumber : Output SPSS yang diolah (2019)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

KM = α + β1 X1 + β2 X2

KM= 6.561 + 0,413 (X1) + 0,402 (X2)

Berdasarkan hasil pengujian dapat terlihat bahwa koefisien regresi

variabel Penerapan e-Samsat(X1) sebesar 0,413 menunjukkan bahwa

penerapan e-Samsat berpengaruh terhadap terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor, koefisien regresi variabel Sanksi Perpajakan(X2)

sebesar 0,402 menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

70

4. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri)

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dan uji 2 sisi.

Dengan kriteria sebagai berikut:

1) Taraf signifikasi (α = 0,05/2 = 0,025).

2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1).

3) Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X

dengan variabel Y.

4) Apabila t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh

variabel X terhadap Variabel Y

Tabel 4.16 Hasil Uji t (Parsial) Nilai sig Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002

a. Dependent Variable: Total_Y1

Tabel 4.17 Hasil Uji t (Parsial) Nilai Partial

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta

Zero-

order Partial Part

1 (Constant

) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .759 .616 .482

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .622 .320 .209

a. Dependent Variable: Total_Y1

Sumber :Output SPSS yang telah diolah (2020)

Untuk menjelaskan hasil dari uji T pada tabel diatas, terlebih

dahulu hitung t tabel. Diketahui signifikasi 0,05/2 = 0,25 dengan distribusi

71

t = n-k-1 atau 96-2-1 = 93, kemudian liat pada t tabel dengan taraf

signifikasi 0,025 pada jumlah sampel atau n=93, maka diperoleh t tabel=

1,985. Kedua variabel independen setelah diuji menghasilkan hasil uji

sebagai berikut:

1) Penerapan e-Samsat

Hipotesis variabel Penerapan e-Samsat :

Ha :Terdapat pengaruh penerapan e-Samsat terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor

Ho :Tidak terdapat pengaruh penerapan e-Samsat terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor.

Berdasarkan Tabel 4.16 Variabel Penerapan e-Samsat ditemukan

bahwa nilai signifkasi < 0,05 (0,000< 0,05) sedangkan untuk hilai t

hitung > t tabel (7.542 >1,985) maka dapat disimpulkan, Ha

diterima dan Ho ditolak yang berarti variabel Penerapan e-

Samsatsecara parsial berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor. Sedangkan berdasarkan Tabel 4.17 pada

kolom partial terlihat bahwa variabel penerapan e-Samsat memiliki

nilai partial sebesar 0,616, untuk melihat berapa besar nilai partial

variabel penerapan e-samsat maka nilai partialnya dikuadratkan

(0,616)2 = 0,379 atau pengaruh positif sebesar 37,9%. Hal ini

membuktikan bahwa variabel penerapan e-samsat(X1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotor. Artinya semakin tinggi penerapan e-samsat

semakin tinggi juga kepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotornya.

2) Sanksi Perpajakan

Hipotesis variabelSanksi Perpajakan :

Ha : Terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap

kepatuhanwajib pajak kendaraan bermotor

Ho : Tidak terdapat pengaruh sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor

Variabel Sanksi Perpajakan ditemukan bahwa nilai signifkasi <

0,05 (0,002< 0,05) sedangkan untuk hilai t hitung > t tabel (3.262>

1,985) maka dapat disimpulkan, Ha diterima dan Ho ditolak yang

72

berarti variabel Sanksi Perpajakan secara parsial berpengaruh

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.Sedangkan

berdasarkan Tabel 4.17 pada kolom partial terlihat bahwa variabel

sanksi perpajakan memiliki nilai partial sebesar 0,320, untuk

melihat berapa besar nilai partial variabel sanksi perpajakan maka

nilai partialnya dikuadratkan (0,320)2 = 0,102 atau pengaruh positif

sebesar 10,2%. Hal ini membuktikan bahwa variabel sanksi

perpajakan(X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Artinya semakin tinggi

sanksi perpajakan semakin tinggi juga kepatuhan wajib pajak

kendaraan bermotornya.

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel

independen atau variabel bebas yang ada pada model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Kriteria dalam uji F ini apabila nilai signifikansi < 0,05

maka hipotesis akan diterima. Penelitian ini menggunakan tingkat

signifikansi 5% atau (0,05).

F tabel = ( Jumlah Variabel–1);( n–k– 1)

= ( 3– 1 ) ; ( 96 – 2 –1 )

= ( 2 ; 93) 3,09

Tabel 4.18 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1152.848 2 576.424 75.812 .000b

Residual 707.110 93 7.603

Total 1859.958 95

a. Dependent Variable: Total_Y1

b. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

Sumber : Output SPSS yang telah diolah (2019)

Berdasarkan tabel diketahui nilai F yaitu 75,812 dengan

signifikansi < 0,05 (0,000< 0,05) dan nilai Fhitung 75,81 > Ftabel

3,09, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen Penerapan

e-Samsat dan Sanksi Perpajakansecara bersama-sama berpengaruh

73

terhadap variabel dependen Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1.

Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Output yang telah diolah (2019)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa model summary

besarnya Adjusted R Square adalah 0,612, tampak pada tabel diatas

bahwa kemampuan variabel bebas yaitu Penerapan e-Samsat dan

Sanksi Perpajakandalam menjelaskan varians variabel terikat yaitu

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor sebesar 61,2%.

Sedangkan sisanya 38,8% dijelaskan oleh sebab-sebab variabel lain

diluar model yang diteliti yaitu faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti: kualitas

pemeriksaan pajak, tinggi rendahnya tarif pajak yang ditetapkan,

kemauan dan kesadaran wajib pajak serta perilaku wajib pajak.

E. Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian pada variabel-variabel independen yang

mempengaruhi variabel dependen secara parsial (individu) dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengaruh Penerapan e-Samsat terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor

Berdasarkan hasil uji t :

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .787a .620 .612 2.757

a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

b. Dependent Variable: Total_Y1

74

Variabel Penerapan e-Samsat ditemukan bahwa nilai signifkasi <

0,05 (0,000 < 0,05) sedangkan untuk hilai t hitung > t tabel ( 7.542 >

1,985).

Hasil uji t diatas memiliki makna, bahwa Penerapan e-Samsat

berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan bermotor.

Terjadinya pengaruh dalam penelitian inisejalan dengan terealisasinya

peraturan presiden yang berbunyi, e-Samsatmenurut peraturan presiden

nomor 5 tahun 2015 menyatakan bahwa peningkatan kualitas pelayanan

kantor bersama SAMSAT dapat dilakukan dengan membentuk layanan

e-Samsat. E-Samsat merupakan alternatif layanan pembayaran pajak

kendaraan bermotor. Kualitas pelayanan dalam perpajakan ini masuk ke

dalam beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak. Apabila sistem administrasi perpajakan efektif maka akan

memberikan dampak pada peningkatan kualiatas pelayanan pajak yang

diberikan instansi pajak kepada wajib pajak. Banyak manfaat yang

dirasakan wajib pajak. Sampai tahun ini, terus meningkatnya wajib pajak

e-Samsat sejak diberlakukannya layanan e-samsat pada tahun 2016 di

Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa layanan e-Samsat berpengaruh

terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan hasil penelitian relevan yang berjudul Pengaruh

sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-samsat terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotoryang ditulis Chairunnisa dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian mengatakan jika

variabel sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-

samsatberpengaruh positif terhadapkepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor. Penelitian ini dilakukan kepada 99 responden. Hasil penelitian

ini mengatakan jika variabel sistem administrasi perpajakan modern

berbasis e-samsatberpengaruh positif karena meningkatnya pengguna

atau wajib pajak e-Samsat pada awal tahun diberlakukannya.yaitu pada

tahun 2016 sebanyak 53 kendaraan bermotor dan meningkat menjadi

1211 kendaraan bermotor pada tahun 2017. Serta meningkatnya

penerimaan pajak melalui e-Samsat.

75

Terkait variabelPenerapan e-Samsatmemiliki pengaruh yang cukup

besar terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Hal ini

sesuai dengan point faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak yaitu dalam point kualitas pelayanan pajak dalam membayar pajak,

salah satu faktor kepatuhan wajib pajak yang paling dominan dalam

penelitian ini. Apabila instansi terkait meningkatkan kualitas pelayanan

pajak maka wajib pajak rela untuk membayar pajak kepada negara tanpa

mengharap kontraprestasi secara langsung.

2. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor

Berdasarkan hasil uji t :

Variabel Sanksi Perpajakan ditemukan bahwa nilai signifkasi <

0,05 (0,002< 0,05) sedangkan untuk hilai t hitung > t tabel (3.262 >

1,985).

Hasil uji t diatas memiliki makna, bahwa Sanksi

Perpajakanberpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor. Sanksi perpajakan menurut Mardiasmo merupakan jaminan

bahwa ketentuan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan)

akan dituruti, ditaati dan dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar

norma perpajakan.6

Besarnya pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor dalam penelitian ini ternyata sejalan dengan

hasil penelitian lain dalam jurnal yang berjudul, Sanksi Perpajakan dan

Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

di Manado yang ditulis oleh Elfin Siamena dari Universitas Sam

Ratulangi. Hasil penelitian itu mengatakan jika sanksi perpajakan

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi. Apabila semakin tegas sanksi perpajakan maka akan

semakin meningkatnya kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

6 Mardiasmo, Op.,Cit, hal. 62.

76

Berdasarkan hasil penelitian, penelitian yang relevan dan teori

yang terkait dengan variabel sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor ternyata menunjukkan kesesuaian pada

ketiganya. Hal itu sesuai dengan pernyataan responden pada hasil

kuesioner yang menunjukkan pernyataan positif terhadap kepatuhan

wajib pajak kendaraan bermotor atas sanksi yang mungkin diberikan.

Mereka merasa sanksi perpajakan merupakan salah satu hal yang

berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.Karena, apabila

wajib pajak melakukan tindakan pelanggaran perpajakan melalui sistem

administrasi perpajakan perlu adanya sanksi yang ditekankan kepada

wajib pajak. Hal inijuga termasuk dalam beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yaitu kualitas penegakan hukum

perpajakan, salah satu faktor kepatuhan wajib pajak yang paling dominan

dalam penelitian ini. Diharapkan dengan adanya sanksi perpajakan dalam

penegakan hokum yang ditetapkan oleh perundang-undangan, diharapkan

agar mampu mengurangi keterlambatan dalam membayar pajak dan

meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

3. Pengaruh Penerapan e-Samsat dan Sanksi Perpajakan terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil persamaan analisis

regresi liner berganda yaitu:

Y = 6.561 + 0,413 (X1) + 0,402 (X2)

Hasil regresi diatas memiliki makna, Apabila variabel Penerapan e-

Samsat dan Sanksi Perpajakanbernilai 0, maka Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor akan tetap pada angka 6.561 tanpa

pengaruh dari kedua variabel X. Dari persamaan di atas terlihat bahwa

jika Penerapan e-Samsat berpengaruh positif sehingga Kepatuhan

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor akan meningkat 0,413, dan jika

Sanksi Perpajakan berpengaruh positif maka akan meningkat seebsar

0,402.

Dari hasil uji F diperoleh bahwa nilai Fhitung>Ftabel, 75,81

>3,09dengan signifikasi <0,05 (0,000< 0,05), maka dapat disimpulkan

77

bahwa Penerapan e-Samsat (X1) dan Sanksi Perpajakan(X2)secara

bersama-sama mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan

Bermotor (Y). Dan nilai koefisien regresi dengan Adjusted R Square

sebesar 0,612 yang artinya bahwa Penerapan e-Samsat (X1) dan

Sanksi Perpajakan (X2)mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

Kendaraan Bermotor (Y) Sebesar 61,2% dan 38.8% kepatuhan wajib

pajak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti yaitu faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti:

kualitas pemeriksaan pajak, tinggi rendahnya tarif pajak yang

ditetapkan, kemauan dan kesadaran wajib pajak serta perilaku wajib

pajak.

Berdasarkan penelitian relevan skripsi yang berjudul Pengaruh

sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-samsat terhadap

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotoryang ditulis Chairunnisa

dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian mengatakan

jika variabel sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-

samsatberpengaruh positif terhadapkepatuhan wajib pajak kendaraan

bermotor.dan berdasarkan jurnalyang berjudul, Sanksi Perpajakan dan

Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang

Pribadi di Manadoyang ditulis oleh Elfin Siamena dari Universitas

Sam Ratulangi. Hasil penelitian relevan diatas dapat disimpulkan

bahwa, jika sanksi perpajakan berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.

Dalam penelitian ini kedua variabel Penerapan e-Samsat dan

Sanksi Perpajakan secara bersama-sama mempengaruhi variabel

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor. Jadi, dapat disimpulkan

jika terdapat pengaruh positif antaraPenerapan e-Samsat dan Sanksi

Perpajakanterhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor.

78

F. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya keterbatasan-

keterbatasan yang dihadapi dan tidak sepenuhnya hasil penelitian ini

mencapai tingkat kebenaran mutlak. Adapun keterbatasan yang di

dapatkan antara lain sebagai berikut:

1. Keterbatasan dalam meminta izin pada instansi-instansi terkait

membutuhkan proses yang cukup lama

2. Keterbatasan waktu, karena singkatnya waktu senggang antrian

sehingga menunggu waktu ishoma untuk peneliti menyebar

kuesioner.

3. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisis data,

sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam

pengelolaan data.

4. Keterbatasan mengambil gambar/dokumentasi pada objek terkait

karena pengawasan yang sangat ketat dan takut menimbulkan hal-

hal yang tidak diinginkan.

79

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan e-

Samsat dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak kendaran

bermotor. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan e-Samsat berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor. Karena sejak diterapkannya e-Samsat

dari tahun 2016-2018 pengguna e-Samsat selalu meningkat setiap

tahunnya. Hal itu juga dibuktikan dengan meningkatnya penerimaan

pajak dari pengguna e-Samsat. Wajib pajak beranggapan dengan

adanya e-Samsat mempermudah pembayaran pajak, seperti

menghemat waktu dan tenaga.

2. Sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak kendaraan bermotor. Karena dengan diterapkannya sanksi

perpajakan berupa sanksi administrasi dan pidana membuat

berkurangnya keterlambatan wajib pajak dalam membayar pajak

kendaraan bermotor.

3. Penerapan e-Samsat dan sanksi perpajakan secara bersama-sama

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Karena

keduanya sama-sama berpengaruh positif terhadap tingkat

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor. Perpaduan antara

banyaknya pengguna e-Samsat dalam pembayaran pajak dengan

diterapkannya sanki perpajakan yang tegas dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor

B. Saran

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan, peneliti akan memberikan

saran perbaikan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.

1. Bagi Kantor SAMSAT Jakarta Barat

Sosialisasi mengenai e-Samsat harus lebih ditingkatkan karena

masih banyak wajib pajak yang belum mengerti dan belum

80

mengetahuinya. Dilihat dari 3 tahun sejak diberlakukannya,

penerimaan pajak melalui e-samsat terus meningkat setiap tahunnya.

Maka, sosialisasi e-Samsat harus lebih ditingkatkan agar lebih banyak

penggunanya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi

penelitian.

b). Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain

sebagai variabel independent baik dari faktor eksternal

maupun internal guna mengetahui variabel-variabel yang

dapat memperkuat dan mempengaruhi atau memperlemah

variabel dependen.

c). Peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih memperhatikan

waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak

dilakukan pada responden sibuk, sehingga terburu-buru dalam

mengisi kuesioner.

C. Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian mencakup pada dua hal, yakni:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dalam penelitian ini menunjukan bahwa

penerapan e-Samsat dan sanksi perpajakan mempunyai dampak

terhadap kepatuhan wajib pajak. Penerapan e-Samsat dan sanksi

perpajakan memiliki peran penting dalam meningkatkan kepatuhan

wajib pajak. Dengan melakukan sosialisasi pajak mengenai e-Samsat

secara berkala untuk memberikan informasi dan pemahaman wajib

pajak dan juga menerapkan seberapa besar sanksi perpajakan yang

diberikan kepada wajib pajak apabila melanggar peraturan

perpajakan.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dalam penelitian ini bagi wajib pajak dengan

meningkatnya pengguna e-Samsat, meningkat pula penerimaan pajak

sehingga berkurangnya keterlambatan wajib pajak dalam membayar

81

pajak. Berkurang juga sanksi yang diberikan karena ketepatan wajib

pajak membayar pajaknya. Hal-hal itu membuat meningkatnya

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor.

82

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Darwin. 2010. Pajak daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Rajawali Pers.

Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kurnia, Siti. 2017. Perpajakan: Konsep dan Aspek Formal. Bandung: Rekayasa

Sains.

Mardiasmo. 2018. Perpajakan. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Putro Widoyoko, Eko. 2017. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Siahaan, Mariot. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Siregar, Sofyan. 2018. Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Depok: Rajawali pers.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharjo, Bambang. 2013. Statistika Terapan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryani. 2015. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian

bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group.

WEBSITE

Pajak Kendaraan Bermotor. http://bprd.jakarta.go.id/pajak-kendaraan-bermotor/,

https://bapenda.jabarprov.go.id/e-samsat-jabar/

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2015/5TAHUN2015PERPRES.pdf

http://kumparan.com/kumparanbisnis/per-18-desember-realisasi-penerimaan-

pajak-dki-sudah-97/

Upthomas01, Gubernur Launching E-Pajak dan E-Samsat,

http://bprd.jakarta.go.id/2016/06/24/gubernur-launching-e-pajak-dan-e-

samsat/

83

https://samsatonlinemetrojaya.wordpress.com/layanan-manfaat/

https://bapenda.jabarprov.go.id/2014/11/25/bagaimana-cara-bayar-pajak-lewat-

atm-bjb/

THESIS

Fatchurrozi, Muhammad. 2014. Evaluasi Fasilitas e-Samsat dalam

Mempengaruhi Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Samsat

Surabaya Timur (Diploma Thesis). Surabaya: Perbanas.

SKRIPSI

Choirunnisa. 2018. Penerapan Sistem Administrasi Modern Berbasis e-Samsat

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (skripsi). Jakarta:

UIN Jakarta.

Priambodo, Putut. 2017. Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak, Sanksi

Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kabupaten Purworejo.

Yogyakarta: UNY.

JURNAL

Arif Taruna, Feisal. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan

SanksiPerpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar

Pajak Kendaraan Bermotor. Universitas Widiyatma. 2015.

Kusuma, Dewi. dkk. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib

Pajak, Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor, Dan Sistem Samsat Drive Thru

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Wp

Pkb Roda Empat Di Samsat Drive Thru Bantul). Jurnal Akuntansi. Bantul.

2017.

Purnama, Novi. dkk. Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (studi kasus pada KPP Madya

Malang). Jurnal FIA Universitas Brawijaya. 2013.

Setiana, Sinta. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada KPP Pratama Bandung

Bojonagara). Jurnal Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha. 2010.

Siamena, Elvin. Pengaruh Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Manado. Jurnal Riset

Akuntansi Going Concern. Manado. 2017.

84

UNDANG-UNDANG/PERATURAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 2

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Daerah Nomor 8

Tahun 2010 tentang Pajak Kendaraan Bermotor

85

LAMPIRAN – LAMPIRAN

86

Lampiran 1 (Instrumen Penelitian)

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Saudara/i/Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya Humairoh Ramadanty, mahasiswi jurusan S1 Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada

saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk pembuatan skripsi dengan judul

“PengaruhPenerapan e-Samsat dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Kendaraan Bermotor”. Skripsi tersebut sebagai salah satu persyaratan

kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana Dalam penelitian ini, saya mengunakan

data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner penelitian kepada

responden. Untuk itu, saya meminta waktu Bapak/Ibu/Saudara/i untuk kesediaan

menjadi responden dan menjawab seluruh item pertanyaan dalam kuisioner ini

secara objektif sesuai dengan petunjuk pengisian. Jawaban yang

Bapak/Ibu/Saudara/i berikan tidak akan dipublikasikan dan tetap diajaga

kerahasiaannya, karena angket ini semata-mata untuk kepentingan keilmuan saja.

Saya mengucapkan terimakasih atas waktu dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i dan

mohon maaf apabila telah menggaggu waktu Bapak/Ibu/Saudara/i.

Mengetahui,

Mahasiswi

Humairoh Ramadanty

NIM. 11150150000094

87

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN E-SAMSAT DAN SANKSI PERPAJAKAN

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

(Studi Kasus Pada Wajib Pajak di Samsat Jakarta Barat)

I. IDENTITAS RESPONDEN

Isikan data mengenai identitas pribadi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri pada butir-

butir pertanyaan dibawah ini :

1. Nama Lengkap :.............................................................

2. Jenis Kelamin :

Laki – Laki

Perempuan

3. Usia :..................................... tahun

4. Jabatan :

Tidak Bekerja

PNS

Karyawan Swasta

Wirausaha

Mahasiswa

Lainnya…

5. Pendidikan Terakhir :

S2

S1

SMA

SMP

*Isilah dengan tanda cheklist (√) atau silang (X)

*Catatan : segala data yang berhubungan dengan data pribadi responden, tidak

akan dicantumkan atau dipublikasikan, mohon untuk mengisi kuesioner

ini secara lengkap demi validitas dan reliabilitasnya kuesioner ini.

88

II. PETUJUK PENGISIAN

a. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang

salah. Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang di

kosongkan.

b. Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai keadaan

yang sebenarnya.

c. Ada empat alternatif jawaban

No. Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 4

2 Setuju (S) 3

3 Tidak Setuju (TS) 2

4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

III. PERNYATAAN

1. Penerapan e-Samsat

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya merasakan layanan yang sederhana

karena dapat melakukan pembayaran di

ATM

2 Saya sebagai wajib pajak merasakan tidak

perlu antri setelah adanya layanan e-

Samsat

3 Saya sebagai wajib pajak merasakan

kepastian waktu setelah adanya layanan e-

Samsat

4 Saya merasakan rasa aman dalam

menggunakan layanan e-Samsat

5 Saya merasakan memanfaatkan teknologi

yang ada dalam menggunakan layanan e-

Samsat

6 Saya telah memiliki data kepemilikan

kendaraan yang sesuai dengan data pada

89

server samsat

7 Saya memiliki rekening bank yang

identitasnya sama dengan pemilik

kendaraan yang akan dibayar pajaknya

8 Status kendaraan saya tidak dalam blokir

polisi

9 Status kendaraan saya tidak dalam blokir

data kepemilikan (jual-beli)

10 Kendaraan yang saya miliki tidak memilik

tunggakan >1 tahun.

11 Saya mengetahui bahwa tidak akan

berlakunya pembayaran pajak kendaraan

yang bersamaan dengan penggantian

STNK 5 tahun.

12 Saya mengetahui masa pajak yang dapat

dibayarkan adalah 60 hari sebelum jatuh

tempo

13 Pembayaran pajak KB lebih cepat

dilakukan karena dapat diakses kapan saja

selama 24 jam

14 Prosedur pembayaran dengan e-samsat

lebih mudah dibandingkan dengan

pembayaran manual

15 Penggunaan e-samsat meminimalisir

penggunaan kertas, seperti pengisian data

tertulis, FC STNK, FC KTP.

16 Penggunaan e-Samsat menghindari

keterlambatan dalam membayar pajak

17 Penggunaan e-Samsat menghindari wajib

pajak pada denda pajak

90

2. Sanksi Perpajakan

NO PERNYATAAN SS S TS STS

18 Saya sebagai wajib pajak memahami

sanksi administrasi berupa denda, bunga

dan kenaikan

19 Saya mengetahui pajak yang tidak

dibayarkan pada jangka waktu 24 bulan

akan dikenakan sanksi administrasi 25%

20 Saya memahami bahwa Sanksi Pidana

merupakan alat terakhir yang digunakan

agar norma perpajakan dipatuhi

21 Saya memahami Sanksi Pidana berupa

Denda Pidana

22 Saya memahami Sanksi Pidana berupa

Pidana kurungan

23 Saya memahami sanksi yang diberikan

agar wajib pajak menaati peraturan

perundang-undangan perpajakan.

3. Kepatuhan Wajib Pajak

NO PERNYATAAN SS S TS STS

24 Saya tepat waktu dalam menyetorkan

pajak yang terutang

25 Saya tepat waktu untuk membayar PKB

26 Saya tepat waktu dalam melaporkan pajak

yang sudah dibayar

27 Saya tepat dalam menghitung pajak

terutang sesuai dengan peraturan

perpajakan

28 Saya tidak mempunyai tunggakan pajak

untuk semua jenis pajak

91

29 Saya tidak pernah dipidana di bidang

perpajakan

30 Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik ialah didukung

instansi pajak yang efektif

31 Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik didukung dengan

sumber daya pegawai pajak yang

mumpuni

32 Menurut saya sistem administrasi

perpajakan yang baik ialah didukung

prosedur perpajakan yang baik pula.

33 Saya rela untuk membayar pajak kepada

negara bila terdapat peningkatan kualitas

pelayanan pajak yang diberikan instansi

34 Apabila kualitas layanan pajak yang

diberikan baik, saya rela membayar pajak

tanpa mengharapkan timbal balik secara

langsung.

TERIMA KASIH

92

Lampiran 2 (Lembar Uji Referensi)

93

94

95

96

Lampiran 3 (Hasil Pengolahan Data)

97

98

99

100

101

102

UJI VALIDITAS

Penerapan e-Samsat (X1)

Correlations

X1.

1

X1.

2

X1.

3

X1.

4

X1.

5

X1.

6 X1.7 X1.8 X1.9

X1.1

0

X1.1

1

X1.1

2

X1.1

3

X1.1

4

X1.1

5

X1.1

6

X1.1

7

Total

_X1

X

1.

1

Pearson

Correlatio

n

1 .302

**

.524

**

.475

**

.358

**

.458

**

.310*

*

.308*

* .258* .257* .141 .244*

.448*

*

.435*

*

.338*

*

.324*

* .250*

.575*

*

Sig. (2-

tailed)

.003 .000 .000 .000 .000 .002 .002 .011 .012 .172 .017 .000 .000 .001 .001 .014 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

2

Pearson

Correlatio

n

.302

** 1

.546

**

.326

**

.256

*

.290

**

.355*

* .197 .235*

.393*

* .170

.293*

*

.374*

*

.364*

* .223*

.352*

*

.459*

*

.558*

*

Sig. (2-

tailed) .003 .000 .001 .012 .004 .000 .054 .021 .000 .097 .004 .000 .000 .029 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

3

Pearson

Correlatio

n

.524

**

.546

** 1

.521

**

.444

**

.564

**

.368*

*

.403*

*

.374*

*

.318*

*

.288*

*

.349*

*

.464*

*

.548*

*

.446*

*

.460*

*

.447*

*

.721*

*

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

4

Pearson

Correlatio

n

.475

**

.326

**

.521

** 1

.548

**

.465

**

.346*

*

.309*

* .249*

.262*

*

.358*

*

.341*

*

.363*

*

.420*

*

.384*

*

.475*

*

.444*

*

.648*

*

Sig. (2-

tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .001 .002 .015 .010 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

5

Pearson

Correlatio

n

.358

**

.256

*

.444

**

.548

** 1

.636

**

.299*

*

.298*

*

.373*

* .250*

.471*

*

.393*

*

.447*

*

.503*

*

.566*

*

.452*

*

.337*

*

.680*

*

Sig. (2-

tailed) .000 .012 .000 .000 .000 .003 .003 .000 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

6

Pearson

Correlatio

n

.458

**

.290

**

.564

**

.465

**

.636

** 1

.558*

*

.406*

*

.468*

*

.372*

*

.323*

*

.375*

*

.444*

*

.550*

*

.509*

*

.371*

*

.271*

*

.726*

*

103

Sig. (2-

tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .008 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

7

Pearson

Correlatio

n

.310

**

.355

**

.368

**

.346

**

.299

**

.558

** 1

.314*

* .251*

.314*

* .259*

.266*

*

.409*

*

.339*

* .211*

.297*

*

.285*

*

.561*

*

Sig. (2-

tailed) .002 .000 .000 .001 .003 .000 .002 .014 .002 .011 .009 .000 .001 .039 .003 .005 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

8

Pearson

Correlatio

n

.308

** .197

.403

**

.309

**

.298

**

.406

**

.314*

* 1

.788*

*

.557*

*

.290*

* .212*

.321*

*

.347*

*

.378*

*

.365*

* .177

.620*

*

Sig. (2-

tailed) .002 .054 .000 .002 .003 .000 .002 .000 .000 .004 .038 .001 .001 .000 .000 .085 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

9

Pearson

Correlatio

n

.258

*

.235

*

.374

**

.249

*

.373

**

.468

** .251*

.788*

* 1

.580*

*

.290*

* .210* .238*

.443*

*

.503*

*

.314*

* .179

.629*

*

Sig. (2-

tailed) .011 .021 .000 .015 .000 .000 .014 .000 .000 .004 .040 .020 .000 .000 .002 .081 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

10

Pearson

Correlatio

n

.257

*

.393

**

.318

**

.262

**

.250

*

.372

**

.314*

*

.557*

*

.580*

* 1 .194 .152 .249*

.330*

*

.347*

*

.366*

* .223*

.586*

*

Sig. (2-

tailed) .012 .000 .002 .010 .014 .000 .002 .000 .000 .059 .139 .014 .001 .001 .000 .029 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

11

Pearson

Correlatio

n

.141 .170 .288

**

.358

**

.471

**

.323

** .259*

.290*

*

.290*

* .194 1

.566*

*

.417*

*

.416*

*

.393*

*

.338*

*

.490*

*

.576*

*

Sig. (2-

tailed) .172 .097 .004 .000 .000 .001 .011 .004 .004 .059 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

12

Pearson

Correlatio

n

.244

*

.293

**

.349

**

.341

**

.393

**

.375

**

.266*

* .212* .210* .152

.566*

* 1

.601*

*

.525*

*

.450*

*

.360*

*

.460*

*

.612*

*

Sig. (2-

tailed) .017 .004 .000 .001 .000 .000 .009 .038 .040 .139 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

104

X

1.

13

Pearson

Correlatio

n

.448

**

.374

**

.464

**

.363

**

.447

**

.444

**

.409*

*

.321*

* .238* .249*

.417*

*

.601*

* 1

.594*

*

.510*

*

.544*

*

.460*

*

.710*

*

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .020 .014 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

14

Pearson

Correlatio

n

.435

**

.364

**

.548

**

.420

**

.503

**

.550

**

.339*

*

.347*

*

.443*

*

.330*

*

.416*

*

.525*

*

.594*

* 1

.730*

*

.481*

*

.521*

*

.770*

*

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

15

Pearson

Correlatio

n

.338

**

.223

*

.446

**

.384

**

.566

**

.509

** .211*

.378*

*

.503*

*

.347*

*

.393*

*

.450*

*

.510*

*

.730*

* 1

.676*

*

.392*

*

.729*

*

Sig. (2-

tailed) .001 .029 .000 .000 .000 .000 .039 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

16

Pearson

Correlatio

n

.324

**

.352

**

.460

**

.475

**

.452

**

.371

**

.297*

*

.365*

*

.314*

*

.366*

*

.338*

*

.360*

*

.544*

*

.481*

*

.676*

* 1

.567*

*

.701*

*

Sig. (2-

tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .002 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

X

1.

17

Pearson

Correlatio

n

.250

*

.459

**

.447

**

.444

**

.337

**

.271

**

.285*

* .177 .179 .223*

.490*

*

.460*

*

.460*

*

.521*

*

.392*

*

.567*

* 1

.625*

*

Sig. (2-

tailed) .014 .000 .000 .000 .001 .008 .005 .085 .081 .029 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

To

tal

_

X

1

Pearson

Correlatio

n

.575

**

.558

**

.721

**

.648

**

.680

**

.726

**

.561*

*

.620*

*

.629*

*

.586*

*

.576*

*

.612*

*

.710*

*

.770*

*

.729*

*

.701*

*

.625*

* 1

Sig. (2-

tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

105

Sanksi Perpajakan (X2)

106

Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor (Y1)

UJI RELIABILITAS

Uji Normalitas

107

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram

108

Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot

Uji Multikolonieritas

Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce

VIF

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .640 1.562

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .640 1.562

a. Dependent Variable: Total_Y1

109

Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Park

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002

a. Dependent Variable: Total_Y1

Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardi

zed

Coefficien

ts

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Tolera

nce

VIF

1 (Constant

)

6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .640 1.562

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .640 1.562

a. Dependent Variable: Total_Y1

Sumber : Output SPSS yang diolah (2019)

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002

a. Dependent Variable: Total_Y1

110

Hasil Uji t (Parsial) Nilai Partial

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta

Zero-

order Partial Part

1 (Constant) 6.561 2.419 2.712 .008

Total_X1 .413 .055 .603 7.542 .000 .759 .616 .482

Total_X2 .402 .123 .261 3.262 .002 .622 .320 .209

a. Dependent Variable: Total_Y1

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1152.848 2 576.424 75.812 .000b

Residual 707.110 93 7.603

Total 1859.958 95

a. Dependent Variable: Total_Y1

b. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

Sumber : Output SPSS yang telah diolah (2019)

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .787a .620 .612 2.757

a. Predictors: (Constant), Total_X2, Total_X1

b. Dependent Variable: Total_Y1

111

Lampiran 4 (Surat-Surat Penelitian)

112

113

114

115

Lampiran 5 (Dokumentasi Penelitian)

116

117

118

119

Lampiran 6 (Biografi Penulis)

BIOGRAFI PENULIS

Humairoh Ramadanty biasa dipanggil umay.

Lahir di Jakarta, 20 Januari 1998. Putri pertama dari Bapak M.Yunus dan Ibu

Rini. Bertempat tinggal di Palmerah Barat VIII Rt 004/015 No.34D Kel. Palmerah

Kec. Palmerah, Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Pendidikan Formal yang pernah ditempuh yaitu SDN Palmerah 19 Pagi

(2009), SMPN 127 Jakarta (2012), SMAN 16 Jakarta (2015). Ditahun yang sama

penulis diterima di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dan mengambil konsentrasi dibidang

Ekonomi. Pengalaman organisasi selama perkuliahan menjadi anggota

departemen sosial HMJ Pendidikan IPS 2016.

Motivasi terbesar saya dalam pengerjaan skripsi ini adalah kedua orang tua

saya yang ingin melihat anaknya menjadi sarjana. Dan terima kasih kepada orang

tua saya yang selalu support apapun keputusan anaknya dan tidak pernah

memaksakan anaknya untuk mengikuti pilihan pribadi mereka.

Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected] dan

[email protected]