pengaruh latihan ankle weight dan tarik karet …digilib.unila.ac.id/54771/3/skripsi tanpa bab...

80
PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARET UNTUK MENINGKATKAN POWER TURTLE KICK PADA PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018 Oleh : L. Alfredo Syambudi Utomo

Upload: vutram

Post on 05-Aug-2019

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARETUNTUK MENINGKATKAN POWER TURTLE KICK PADA

PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULERSEPAK BOLA SMP NEGERI 19

BANDAR LAMPUNG

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Oleh :

L. Alfredo Syambudi Utomo

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARETUNTUK MENINGKATKAN POWER TURTLE KICK PADA

PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULERSEPAK BOLA SMP NEGERI 19

BANDAR LAMPUNG

Oleh

L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO

Masalah dalam penelitian ini adalah masih kurangnya kemampuan turtle

kick peserta didik yang megikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP

Negeri 19 Bandar Lampung.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh latihan ankle weight dan tarik karet terhadap power

turtle kick pada peserta didik yang megikuti ekstrakurikuler sepak bola di

SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Apakah ada perbedaan di antara ankle

weight dan tarik karet terhadap power turtle kick pada peserta didik yang

mengikuti ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi artinya

eksperiment yang memberikan treatment terhadap dua kelompok yang

berbeda namun tidak di beri kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah

seluruh anggota ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung sebanyak

20 orang dan sampel menggunakan populasi sampling sebanyak 20 orang.

Sehingga penelitian ini dapat di katakan total sampleing. Hasil analisis data

dari jumlah rata-rata yang di dapat dari hasil pretest eksperiment 1 ankle

weight 167,15 dan eksperiment 2 tarik karet 151,89 dan di dapatkan hasil

posttest dari eksperiment 1 ankle weight 203,46 sedangkan pada

eksperiment 2 tarik karet 208,59.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan tarik karet dan ankle weight

berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan turtle kick dan

latihan tarik karet memiliki pengaruh yang signifikan dari pada

latihan ankle weight.

Kata Kunci : Latihan, Ankle Weight, Tarik Karet, Power Turtle Kick

ABSTRACT

AN INFLUENCE OF WEIGHT AND ANKLE EXERCISE EFFECT TOINCREASE POWER TURTLE KICK ON EXTRACURRICULAR

STUDENTS SOCCER OF THE STATE SMP 19 BALLBANDAR LAMPUNG

By

L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO

The problem in this study is the lack of turtle kick ability of students who takepart in soccer extracurricular activities at Bandar Lampung Middle School 19. Thepurpose of this study is to find out how much influence the ankle weight trainingand rubber pull on the power turtle kick on students who follow soccerextracurricular at SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Is there a difference betweenthe ankle weight and the pull of the rubber to the power turtle kick on studentswho take extracurricular activities at Bandar Lampung 19 Junior High School.The method used in this study is a quasi experiment which means that theexperiment gave treatment to two different groups but was not given control. Thepopulation in this study were all extracurricular members of Bandar LampungJunior High School 19 as many as 20 people and the sample used a samplingpopulation of 20 people. So this research can be said as total sampleing. Theresults of the data analysis from the average number obtained from the pretestexperiment 1 ankle weight 167.15 and rubber tensile experiment 151.89 andobtained the posttest results from the 1 ankle weight experiment 203.46 while inthe rubber pull experiment 208, 59.The conclusion of this study is rubber tensile exercise and ankle weight effect inincreasing the turtle kick and abilityRubber tensile exercise has a significant effect on ankle weight training.

Keywords: Exercise, Ankle Weight, Rubber Pull, Power Turtle Kick

PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARET

UNTUK MENINGKATKANPOWER TURTLE KICK PADA

PESERTA DIDIKEKSTRAKURIKULER

SEPAK BOLA SMPNEGERI 19

BANDAR LAMPUNG

Oleh

L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

vii

RIWAYAT HIDUP

L. Alfredo Syambudi Utomo lahir di Provinsi Lampung di

daerah Tanjung Karang Pusat pada hari jumat, 28 Oktober

1996. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara

dari pasangan Bapak Leo Sisanto Yudho, S.Pd. dan Ibu

Nurhayati, S.Pd.

Peneliti menempuh pendidikan formal pertama kali di SD Negri 2 Pelita Tanjung

Karang Pusat Bandar Lampung, yang di selesaikan pada tahun 2008. Peneliti

menyelesaikan pendidikan lanjutan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada

tahun 2011. Pendidikan menengah atas peneliti selesaikan di SMA YP UNILA

Bandar Lampung pada tahun 2014. Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti terdaftar

sebagai mahasiswa S1-Penjaskesrek FKIP Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN.

Tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik

mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Sumber Rejeki,

Kabupaten Way Kanan.

viii

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang itu melaikan sesuai dengan kesanggupannya”(QS. AL-Baqarah: 286)

“Lakukan terus jika benar dan bersungguh-sungguhlah mendapatkannya coba lagicoba lagi coba terus, tegakkan kepala dan bangkitlah ”

(Penulis)

Lampaui terus batas fikiran dan tenagamu agar apa yang kau mau dan apa yang kauimpikan itu terwujud

(Penulis)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama ALLAH Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Karya ini kupersembahkan

~ teruntuk ~

Kedua Orang Tua Yang Tercinta

Semua ini saya persembahkan kepada ayah saya Leo Sisanto Yudo,S.Pd dan ibusaya Nurhayati,S.Pd yang tak heti-henti memberi do’a dan dukungan kepada

saya untuk memberikan Pendidikan yang layak untuk bekal di masa yang akandatang, semoga kalian ada di saat saya menjadi sukses nanti, aamiiiiiinn.

x

SANWACANA

Puji syukur saya hanturkan kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Untuk

Meningkatkan Power Turtle Kick pada Peserta didik Ekstrakurikuler Sepak Bola

SMP Negeri 19 Bandar Lampung”. Sebagai syarat meraih gelar sarjana pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ucapan terimakasih yang takterhingga

kepada semua pihak yang ikut andil dalam pembuatan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak akan

mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya

juga menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patua Raja,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung .

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku ketua program studi Penjaskesrek

Unuversitas Lampung.

4. Bapak Drs. Surisman, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan kritik yang membangun serta

bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.

xi

5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, masukan saran, nasihat, kritik yang membangun

selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Pembahas dan penguji utama yang

telah memberikan bimbingan, masukan saran, nasihat, kritik yang

membangun, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Ibu Dosen serta Staf Karyawan Penjaskesrek FKIP Universitas

Lampung yang telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Terimakasih kepada saudara-saudara saya, L.Yudha Eka Prabowo

Sugara,S.T, Euis Romdiani,Amd.Keb, Supendi, Putri Anindya (chia) dan

Adek Nabila terimaksih sudah memberikan doa dukungan dan semangat

untuk saya, kalian adalah penyemangat saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak Muchtar,S.Pd, selaku guru Olahraga dan juga pelatih futsal Risky

Aditya,S.Pd. yang telah membantu dari awal pertemuan sampai dengan akhir

pertemuan yang setia menemani penelitian di SMP Negeri 19 Bandar

lampung.

10. Teman-teman GRANDMA HOMIES (adib, aga, bagas, disna, essy, farras,

lemong, nugraha, olan, prama, putri, entis, riski, bori, saka, sigit, zait,

rangga), brader-brader gue ferryansyah, hafis, om jin, aden, temen-temen dari

palembag ipank, farhan, aldio, fajar, lelek, pakde.

11. Sahabat-sahabatku Penjaskesrek angkatan 14 yang tidak kenal lelah selalu

membantu dan memotivasi serta setia mendengar keluhkesah. Terimakasih

atas kebersamaan nya selama ini.

xii

12. Kepada teman-teman Sumber Rejeki Squad (aldino, abi, vani, anin, ceryn,

sintia, tika, riski, otharyo yang telah berjuang 2 bulah 10 hari di Desa Sumber

Rejeki yang setia menamani dalam suka maupun duka semoga kalian semua

sukses dan sehat selalu. Makasih Pak lurah Bu lurah bu titi dan suami yang

jadi ibu bapak selama 2 bulan 10 hari di sana semoga kalian semua sehat

selalu.

13. Kepada teman dalam segala hal untuk mencapai gelar bersama-sama yang

bermula dari KKN di Sumber Rejeki Amalia Silvani yang udah S,Pd duluan,

terimaksih sudah membantu mengerjakan skripsi ini, semoga apa yang kita

cita-citakan semua tercapai, aamiiiiiiiinn.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik

secara langsung mau pun tidak langsung.

15. Serta Almamater Tercinta Universitas Lampung.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari kata

kesempurnaan ,namun saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua, aammiiiiiiiinn.

Bandar Lampung, 03 Desember2018

Peneliti

L. Alfredo Syambudi UtomoNPM 1413051043

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1B. Identifikasi Masalah..................................................................... 6C. Batasan Masalah .......................................................................... 6D. Rumusan Masalah........................................................................ 6E. Tujuan Penelitan .......................................................................... 7F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7G. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 8H. Penyelesaian Judul ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Hakikat Olahraga ........................................................................ 10B. Olahraga Prestasi ......................................................................... 13C. Belajar Gerak ............................................................................... 14D. Terjadinya Gerak ......................................................................... 16E. Latihan ......................................................................................... 21F. Prinsip Latihan ............................................................................. 23G. Belajar Motorik............................................................................ 25H. Kekuatan Otot Tungkai................................................................ 26I. Permainan Sepak Bola ................................................................. 27J. Pentingnya Menggunakan Teknik Kura-Kura

Didalam Permainan Sepak bola. .................................................. 28K. Metodik Pembelajaran Teknik Dasar Power Turtle Kick............ 30L. Hakikat Latihan Beban ................................................................ 31

a. Ankle Weight ......................................................................... 32b. Latihan Tarik Karet................................................................ 33

M. Penelitian Relevan ....................................................................... 35N. Kerangka Berpikir........................................................................ 36O. Hipotesis ...................................................................................... 37

III. METODE PENELITIANA. Metode Penelitian ........................................................................ 39B. Variable Data Penelitian .............................................................. 40

xiv

C. Populasi dan Sampel ..................................................................42D. Desain Penelitian .......................................................................43E. Definisi Operasional Variabel....................................................45F. Instrumen Penelitian ..................................................................45G. Prosedur Penelitian ....................................................................48H. Teknik Pengambilan Data..........................................................51I. Teknik Analisis data ..................................................................51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ......................................................................57B. Pembahasan............................................................................65

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................68B. Saran.......................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70

LAMPIRAN..................................................................................................73

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria skor penilaian tendangan jarak jauh ..................................... 482 Simpulan Pretest Kelompok Eksperiment Ankle Weight................... 573 Simpulan Pretest Kelompok Eksperiment Tarik Karet.. ................... 584 Simpulan Posttest Kelompok Eksperiment Ankle Weight ................. 595 Simpulan Posttest Kelompok Eksperiment Tarik Karet .................... 606 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 627 Data Homogenitas Ankle Weight dan tarik karet. .............................. 648 Distribusi f ........................................................................................ 949 Nilai-nilai Dalam Distribusi t............................................................. 9510 Distribusi Liliofers ............................................................................. 96

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Konsep Olahraga...................................................................................122 Piramida Pembinaan Prestasi ................................................................143 Skema gerak biasa.................................................................................174 Skema gerak reflek ...............................................................................175 Ranah Gerak..........................................................................................196 Menendang dengan kura-kura kaki.......................................................307 Ankle weight..........................................................................................338 Latihan tarik karet .................................................................................359 Desain penelitian...................................................................................4310 Pembagian kelompok dengan Cara Ordinal Pairing............................4411 Instrumen tes kick of distance test ........................................................4612 Diagram Batang Simpulan Pretest Kelompok Eksperimen Ankle

Weight ..................................................................................................5813 Diagram Batang Simpulan Pretest Kelompok Eksperimen Tarik

Karet .....................................................................................................5914 Diagram Batang Simpulan Posttest Kelompok Eksperimen Ankle

Weight ..................................................................................................6015 Diagram Batang Simpulan Posttest Kelompok Eksperimen Tarik

Karet .....................................................................................................6116 Pretest latihan tarik karet. ..............................................................................9917 Pretest latihan ankle weight............................................................................9918 Pengarahan tentang ankle weight...............................................................9919 Pengarahan tentang tarik karet.....................................................................9920 Kelompok latihan tarik karet ..........................................................................9921 Kelompok latihan ankle weight ......................................................................9922 Kelompok latihan tarik karet ..........................................................................10023 Kelompok latihan ankle weight ......................................................................10024 Postest tarik karet dan postest ankle weight ...................................................10025 Posttest tarik karet ..........................................................................................10026 Posttest ankle weight ......................................................................................10027 Foto Bersama guru, pelatih dan anak-anak ekstrakurikuler SMP 19 .............100

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat izin penelitian dari FKIP UNILA untuk SMP N 19 Bandar Lampung .. 742. Surat izin penelitian dari FKIP UNILA untuk SMP N 29 Bandar Lampung .. 753. Surat balasan penelitian dari sekolah SMP Negeri 19 ..................................... 764. Surat balasan penelitian dari sekolah SMP Negeri 29 ..................................... 775. Data Hasil Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weight................................... 786. Data Hasil Tes Awal Kelompok Latihan Tarik Karet...................................... 797. Data Hasil Tes Akhir Kelompok Latihan Ankle Weight .................................. 808. Data Hasil Tes Akhir Kelompok Latihan Tarik Karet ..................................... 819. Normalitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weiht.............................8210. Normalitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Tarik Karet.............................8311. Normalitas Data Tes Akhir Kelompok latihan Ankle Weight ..........................8412. Normalitas Data Tes Akhir Kelompok Latihan Tarik Karet….........................8513. Homogenitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weight dan Tarik

Karet..................................................................................................................8614. Homogenitas Data Tes Akhir Kelompok Latihan Ankle Weight dan Tarik

Karet...................................................................................................................8715. Uji Hipotesis Peningkatan Tes Kelompok Latihan Ankle Weight.....................8816. Uji Hipotesis Peningkatan Tes Kelompok Latihan Tarik Karet........................8917. Uji-t perbeda Posttest Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Latihan.............9018. Hasil Uji Reliabelitas di SMP Negeri 29 Bandar Lampung..............................9222. Program Latihan Ankle Weight .........................................................................9723 Program Latihan Tarik Karet ............................................................................ 9824 Foto penelitian...................................................................................................100

1

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan disekolah merupakan suatu wadah yang dapat berfungsi

mengembangkan bakat dari seorang anak, karena disekolah tidak hanya

melaksanakan kegiatan intrakulikuler saja, kegiatan ekstrakurikuler adalah

bagian dari pendidikan nonformal yang merupakan bentuk dari pengembangan

kurikulum tingkat satuan pengajaran yang bertujuan sebagai pendukung

pendidikan formal disekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan

pilihan. Dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada, sepak bola adalah

salah satu cabang ekstrakurikuler yang sangat diminati oleh para peserta didik

di sekolah.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu

pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif.

Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,

akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Usia sekolah merupakan

sumber populasi dan potensi terbesar dalam pemasalandan pembinaan

olahraga, sehingga sistem pembinaaan olahraga tidak bisa dipisahkan dari

2

jalur sekolah. Pembinaan olahraga pelajar merupakan salah satu program

Kemenpora dan instansi terkait dalam rangka pembinaan bibit

olahragawan pelajar berbakat untuk menunjang peningkatan prestasi olahraga

nasional, selanjutnya dinyatakan bahwa olahraga pendidikan dilaksanakan

baik pada jalur pendidikan formal dan nonformal melalui kegiatan

ekstrakurikuler atau intrakurikuler (UUSKN No.3 Tahun 2005 pasal18 ayat 2).

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),

serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Permainan sepak bola adalah suatu permainan yang menuntut adanya

kerjasama yang baik dan rapi. Sepak bola merupakan permainan tim, oleh

karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepak bola yang

harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan.

Kemenangan dalam permainan sepak bola hanya akan diraih dengan melalui

kerjasama dari tim tersebut.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

3

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan

pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya

tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler

merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum,

yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender

pendidikan satuan pendidikan (Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler

Implementasi Kurikulum 2013 Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013).

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta

didik yang berbeda, seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,

kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan

ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan

berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan

mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan

manfaat sosial yang besar.

Pemain sepak bola dituntut menguasai teknik, taktik, dan strategi yang benar

serta konsisten atas dasar koordinasi kaki untuk tetap menguasai bola untuk

mendukung tercapainya tujuan dalam permainan sepak bola. Kemampuan

menendang bola akan ikut menentukan suatu tim dalam memperoleh

kemenangan dalam suatu pertandingan menurut Sucipto dkk (2000:17) dilihat

dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan menjadi beberapa

4

macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar

(outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of

the inside). Prinsip dasar permainan sepak bola adalah membuat gol ke

gawang lawan dan mencegah gol ke gawang sendiri. Masing-masing regu

atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam

gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak

kemasukan.

Kondisi fisik pemain sepak bola menjadi objek utama untuk dibina dan di

kembangkan oleh pelatih sepak bola selain teknik, taktik, mental dan

kematangan bertanding. Kondisi fisik yang prima serta siap untuk

menghadapi pertandingan merupakan unsur yang penting dalam permainan

sepak bola. Seorang pemain sepak bola dalam bertahan maupun menyerang

kadang-kadang menghadapi persaingan yang berat, ataupun harus lari dengan

kecepatan penuh ataupun berkelit menghindari lawan, berhenti mendadak

untuk menguasai bola dengan tiba-tiba. Seorang pemain sepak bola dalam

mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal. Kondisi fisik

yang prima serta penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan

yang cukup menentukan untuk memiliki kecakapan bermain sepak bola.

Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepak bola di tanah air.

Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain,

taktik yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai

tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi

yang kurang baik tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang

5

mendukung untuk pencapaian prestasi. Untuk itu perlu pembinaan yang baik

pada cabang olahraga sepak bola ini sedrini mungkin untuk mencapai sasaran

pada event tertentu agar prestasi puncak dapat ditampilkan sebaik-baiknya.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan hasil turtle kick peserta didik SMP

19 Bandar Lampung belum maksimal, dibuktikan pada kompetisi yang

pernah diikuti seperti kegiatan Kejuaraan Daerah dan O2SN belum mencapai

target yang baik. Ada pun dalam pengamatan di lapangan, pemain atau atlet

yang menggunakan tendangan khususnya tendangan turtle belum maksimal

sehingga dalam permainan banyak terjadi salah umpan maupun lemah dalam

melakukan eksekusi tendangan jarak jauh menggunakan turtle kick seperti

yang terjadi pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola

SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Maka untuk meningkatkan hasil yang baik

teknik menendang dalam sepak bola dibutuhkan latihan yang tepat untuk

peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 19

Bandar Lampung.

Maka penulis membuat suatu metode untuk menghasilkan suatu peningkatan

pada turtle kick peserta didik ekstrakurikuler sepak bola di SMP 19 Bandar

Lampung. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berencana untuk meneliti

lebih lanjut tentang “Pengaruh Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Untuk

Meningkatkan Power Turtle Kick pada Peserta didik Ekstrakurikuler Sepak

Bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Pada saat menendang bola masih terlihat kurang baik karena kurangnya

kordinasi kaki dan bola.

2. Kemampuan teknik menendang atau ayunan yang kurang memiliki power

pada kaki.

3. Pada saat menendang perkenaan bola yang masih belum tepat.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya membahas masalah pengaruh latihan tarik karet dan

ankle weight untuk meningkatkan power turtle kick pada peserta didik

ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil turtle kick pada

peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

2. Apakah ada pengaruh latihan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada

peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

3. Apakah ada perbedaan antara latihan ankle weight dan tarik karet terhadap

hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri

19 Bandar Lampung.

7

E. Tujuan Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil turtle kick pada

peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar

Lampung.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan tarik karet terhadap hasil

turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19

Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan ankle weight

dan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada peserta didik

ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini penulis berharap antara lain :

1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang baik

untuk penulis, dan memberikan informasi tentang kemampuan teknik

menendang.

2. Bagi pendidik

Penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan dalam melakukan pembelajaran

disekolah.

3. Bagi prodi penjaskesrek

Penelitian ini berguna untuk menambah peferensi perpustakaan dan bahan

acuan para mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

8

4. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat di kembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran

maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler sepak bola, yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan teknik tendangan peserta didik dan diharapkan

dapat berprestasi.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan peada penelitian ini di SMP Negeri 19 Bandar

Lampung.

2. Objek Penelitian

Adapun objek dalam penelitian ini ialah ankle weight dan tarik karet untuk

meningkatkan power turtle kick.

3. Subjek Penelitian

Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah 20 orang peserta

didik yang mengikuti ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

H. Penyelesaian Judul

1. Pengaruh

Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti

orang yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perubahan

seseorang. Menurut Sugiyono (2007:108) untuk mencari seberapa besar

pengaruh metode mengajar kostektual terhadap kecepatan pemahaman

murid, maka harus membandingkan pemahaman murid sebelum

menggunakan kostektual. Maka dari kesimpulan tersebut mengenai

9

penelitian ini adalah suatu bentuk latihan yang ada pengaruhnya dengan

Power Turtle Kick.

2. Ankle Weight

Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang

diberikanpemberat serbuk besi. Ankle weight dapat digunakan di tangan

maupun di kaki. Dalam penelitian ini ankle weight di pergunakan di

pergelangan kaki.

3. Tarik Karet

Tarik karet adalah alat bantu yang terbuat dari bahan lateks atau bisa juga

dibuat dari bagian dalam ban bekas yang dibentuk sedemikian rupa.

4. Power Turtle Kick

Power turtle kick adalah teknik menendang bola menggunakan kura-kura

kaki. Menurut Sucipto dkk (2000:21) pada umumnya menendang

menggunakan punggung kaki digunakan untuk tendangan jarak jauh.

10

II. TINJAUAN PUSTAKA.

A. Hakikat Olahraga

Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk

mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan

seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat

dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi melalui kegiatan

olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni olahraga. Hal tersebut

sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa ”Olahraga adalah segala

kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan

potensi jasmani, rohani, dan sosial”.

Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan

teknologi. Menurut Kosasih (1980:20) istilah sport berasal dari bahasa Latin

”disportare” atau ”deporate” didalam bahasa Itali menjadi ”diporte” yang

artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Istilah

olahraga dan sport itu berubah sepanjang waktu, namun mempunyai pengertian

yang sama yaitu esensi pengertiannya kebanyakan berkaitan dengan 3 unsur

11

pokok yaitu bermain, latihan fisik, dan kompetisi. Sedangkan menurut

Wirjasantosa (1984:21) olahraga berarti memperkembangkan, memasak,

mematangkan, menyiapkan manusia sedemikian rupa, sehingga dapat

melaksanakan gerakan gerakan dengan efektif dan efisien”. Nuansa usaha

keras mengandung ciri permainan dan konfrontasi melawan tantangan

tercermin dalam definisi UNESCO tentang sport yaitu: setiap aktivitas fisik

berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur dan orang

lain ataupun diri sendiri. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa olahraga (sport) tidak digunakan dalam pengertian olahraga

kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan

aktifitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal) yang

tampak dalam kebanyakan cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk

yang mendasar seperti senam,latihan kebugaran jasmani atau aerobik.

Olahraga juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam olahraga yang

dimaksud adalah adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi, baik itu dalam

olahraga yang bersifat play (bermain), games maupun sport. Aturan dalam

olahraga yang bersifat play, tidak terlalu ketat, karena play merupakan aktivitas

fisik yang bersifat sukarela dan dilakukan secara bebas. Misalnya ketika kita

lari di sore hari atau jogging, yang kita perhatikan adalah kita harus

menggunakan pakaian dan lari di tempat yang tidak mengganggu aktivitas

orang lain. Kemudian,olahraga yang bersifat games, aturannya sudah mulai

ketat. Karena dibuat oleh pemain yang akan melakukan permainan untuk

ditaati bersama. Misalnya, pada waktu kita ingin bermain bola voli dengan

teman yang lain, sebelum permainan dimulai, kita sudah menentukan

12

kesepakatan atas aturan yang akan kita gunakan, baik itu penentuan set, skor,

jumlah pemain dan lain sebagainya.

Gambar 1. Konsep Olahraga, Suranto H (1991:3)

Olahraga memperoleh nilai sentralnya dari bermain. Permainan adalah bermain

yang telah mempunyai bentuk atau peraturan-peraturan. Namun demikian,

kesemuanya itu tidak sederhana seperti nampaknya. Karna itu perlu adanya

analisis tentang bermain, permainan dan olahraga sebelum kita dapat memulai

menetapkan apa hakikat olahraga, dan bagaimana menentuukan hubungan

antara olahraga dengan konsep-konsep lain yang ada itu.

Olahraga dalam bentuk sport, aturan yang harus dipatuhi sudah sangat

kompleks, dibuat secara formal oleh organisasinya. Misalnya dalam permainan

sepak bola atau pun permainan lainnya. Semua sudah ada ketentuannya. Di situ

sudah ada paraturan atau pembatasan ruang, luas, jumlah pemain dan aturan-

aturan lain yang harus dipakai sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan

sebelumnya. Di dalam olahraga, aturan- aturan yang telah dibuat bukan

merupakan suatu hal yang dapat menghambat pengembangan kemampuan

Olaraga

Bermain (Play)

Permainan(Games)

13

dalam berekspresi atau juga bukan merupakan pengekang kebebasan,

melainkan suatu bentuk tindakan untuk menjadikan olahraga itu menjadi lebih

baik, penuh dengan seni dan etika.

B. Olahraga Prestasi

Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan

olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi

untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan. Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah

pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan

teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan

yang telah terbukti kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat, dan

aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan

teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang menyatakan bahwa “Dalam lingkup

olahraga prestasi, tujuannya adalah untuk menciptakan prestasi yang setinggi

tingginya. Artinya bahwa berbagai pihak seharusnya berupaya untuk

mensinergikan hal-hal dominan dalam menentukan prestasi

gemilang”.Tahapan pembinaan dalam bentuk piramida adalah merupakan

gambaran dari tahapan-tahapan proses permasalahan dengan dimulai lateral, si

atlet usia dini sebanyak mungkin yang ikut melakukan olahraga sehingga

kesempatan untuk memilih calon atlet berbakat sangat terbuka Kemudian tahap

14

kedua pembibitan dengan proses pemanduan bakat, mengikuti kegiatan

olahraga yang mengarah kepada spesialisasi, pelatihan yang intensif dengan

pelatihan yang berkualitas, disiapkan kepada pembinaan yang mengarah

kepada pencapaian prestasi. Berikutnya baru pembinaan prestasi pada saat atlet

berbakat mencapai usia emasnya pada cabang olahraga yang digeluti. Proses

ini dapat digambarkan seperti piramida di bawah ini.

C. Belajar Gerak

Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerakan secara

efisien dan efektif. Keterampilan gerak yang baik diperoleh melalui proses

belajar dengan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan

kesadaran pikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Gerak

adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang

diekspresikan dalam gerakan tubuh. Kemudian menurut Lutan (1988:102)

belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau

pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku

Gambar 2. Piramida pembidaan prestasi tahap pembinaan JangkaWaktu 8-10 tahun.Data base (KONI Pusat 2004).

15

gerak. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari

gerakan olahraga, seorang peserta didik berusaha untuk mengerti gerakan yang

dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan pada otot-otot

tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya

sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.Dalam proses belajar

gerak ada 3 tahap yang harus dilalui oleh peserta didik untuk mencapai tingkat

keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus

dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk

tahap berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan

maka tidak akan mencapai suatu keberhasilan dari tujuan yang ingin

dicapai.Lutan (1988:305) mengemukakan bahwa belajar keterampilan gerak

berlangsung melalui beberapa tahap yakni:

a. Tahap Belajar

Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan

motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak

yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan

penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana

penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini

gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang

efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.

b. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara peserta

didik melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri

16

dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang

terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan

lambat laun semakin konsisten.

c. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan

secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa

terganggu oleh kegiatan lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa, belajar gerak (motorik) merupakan suatu

perubahan perilaku motorik berupa keterampilan sebagai hasil dari

latihan dan pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen

dalam prilaku terampil.

D. Terjadinya Gerak

Suatu gerakan dapat terjadi setelah adanya suatu rangsangan yang mengenai

tubuh. Gerakan yang terjadi ada yang kita sadari sebelumnya dan ada yang kita

sadari setelah terjadinya gerakan.

Berdasarkan hal tersebut, gerakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak

biasa dan gerek reflek :

a. Gerak Biasa

Syaifuddin (2013) Gerak biasa merupakan gerak yang disadari, contohnya

melangkahkan kaki menuju suatu tempat, berlari dan menyapu. Hantaran

impuls pada gerak biasa dimulai dar reseptor sebagai penerima rangsang.

Impuls tersebut kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk

kemudan diolah di otak. Respons dari otak kemudian oleh saraf motorik

17

dihantarkan ke efektor sehingga terjadlah gerakan. Urutan perjalanan impuls

pada gerak biasa secara skematis sebagai berikut.

Gambar 3. Skema gerak biasa Syaifuddin (2013)

b. Gerak Refleks

Syaifuddin,( 2013) Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada

pula gerak yang terjadi tampa disadari yaitu gerak reflek. Implus pada

gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf

sensorik, di bawa ke otak untuk selanjutnya, diolah oleh otak, kemudian

hasil olahan otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motorik sebagai

perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak reflek berjalan

cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa

memerlukan kontrol dari otak.

Gambar 4. Skema gerak reflek Syaifuddin, ( 2013)

Rangsanga Reseptor

Gerak

Saraf sensorik

Sumsumtulang

belakangSarafmotorik

Efektor

Impuls ReseptorIndera

SarafSensorik

Otak

Sarafmotorik

EfektorototIndraGerak

18

Gerak adalah perubahan tempat dari satu ketempat yang lain yang didasari oleh

pengaruh gaya yang diberikan, baik itu untuk benda hidup maupun benda mati.

Gerak meliputi gerak semu, gerak ganda, dan gerak lurus. Benda sendiri

dikatakan gerak Jika benda tersebut berpindah kedudukan terhadap benda

lainnya baik perubahan kedudukan jauh atau dekat. Menurut Harrow (1972:24)

gerak adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang

meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik)

yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan

suatu gerakan yang baik.

Di dalam perkembangan sendiri gerak di bedakan menjadi dua bagian

yaitu gerak cross-sectional yaitu subjek dari berbagai perlakuan atau

kelompok umur yang diuji dengan alat ukur yang sama, contoh teknik

tulis tangan, sedangkan gerak longitudinal adalah gerak yang diuji

dengan sesuai umur perkembangan anak dan dikembangkan sesuai

dengan konsep gerak sebagai berikut :

19

Gambar 5 Ranah Gerak(sumber Anita J. Harrow)

c. Klasifikasi Gerak

Pengklarifikasian keterampilan gerak dapat di buat berdasarkan beberapa

sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan

gerak:

Ranah GerakRanah=Domain=Bagian

UnsurKLASIFIKASI GERAK

Anita J.Arrow

GERAK DASARFUNDAMENTAL

(Gerakan dasar yangdi kembangkansejalan denganpertumbuhan tubuhdan tingkatkematangan padaanak-anak)

GERAK DASARFUNDAMENTAL

a. Gerak lokomoto

b. Gerak manipulatif

KEMAMPUANPERSEPTUAL

(Kemampuan untukmenginterprestasistimulus yang ditangkap oleh organindera)

a. Pengelihatanb. Pendengaranc. Perabad. Kemempuan

Kordinasi

KEMAMPUANFISIK

(Kemampuan untukmemfungsikansystem organ tubuhdalam melakukanaktivitas gerak tubuh)

a. Ketahananb. Kekuatanc. Fleksibilita

sd. Kelincahan

KETERAMPILANGERAK

(gerak mengikutipola/bentuk tertentumemerlukankoordinasi controlsebagian/seluruhtubuh yang dapat dilakukan melaluiproses belajar)

a. Adaptifsederhana

b. Adaptifterpadu

c. Adapfifkompleks

KOMUNIKASINON DISKUSIF

(Komunikasimelalui prilakugerak tubuh)a. Gerak

ekspresifb. Gerak

interpretif

20

1. Keterampilan Gerak Terbuka

Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam

pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan

pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari

lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan

bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan meendang

bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku menendang bola dengan

menyesuaikan target yang akan di tuju. Pelaku dipaksa untuk mengamati

kecepatan, arah, jarak bola; kemudian menyesuaikan tendangannya.

2. Keterampilan Gerak Tertutup

Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya

terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus

gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah

dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakan ini

pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak

berdasarkan apa yang direncanakannya.

3.Keterampilan Gerak Serial

Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan

beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan

beberapa kali.

Berdasarkan pendapat di atas di simpulkan bahwa keterampilan gerak yang ada

di dalam penelitian ini ialah keterampilan gerak serial jika di tinjau dari

ekperiment, jika di tinjau dari segi tim atau permainan, keterampilan gerak

dalam penelitian ini iyalah keterampilan gerak terbuka, karena tujuan yang

21

akan di capai dalam penelitian ini agar anak dapat melakukan power turtle kick

dengan maksimal yang di harapkan untuk menuju permainan yang jauh lebih

baik lagi. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan, bahwa objek dari upaya

eksperiment ini adalah perilaku yang nampak bergerak dengan melakukan

gerakan yang berulang-ulang. Sebab pada dasarnya gerak secara batiniah atau

internal terus berlangsung secara berkelanjutan.

E. Latihan

Dalam olahraga kemampuan berprestasi adalah perpaduan dari sekian banyak

kemampuan yang turut menentukan prestasi, yang dibangun dalam proses

latihan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Banyak pendapat

yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian atau definisi dari

latihan. Berkaitan dengan proses dan jangka waktu latihan Nossek (1982: 10)

menyatakan bahwa “Training is a process or, expressed in other words, a

period of time lasting several years, until the sportsman achieves a high

standart of performance”. Latihan adalah suatu proses atau, dinyatakan dengan

kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet

tersebut mencapai standart penampilan yang tinggi. Sedangkan Harsono (1988:

101) mengemukakan bahwa “Latihan adalah proses yang sistematis dari

berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari

kian bertambah jumlah beban atau pekerjaannya”. Pendapat senada

dikemukakan oleh Bompa (1990: 2) yang menyatakan bahwa “Training is a

systematic athletic activity oflong duration, progressively and individually

graded, aiming at modelling the human’s physiological and psychological

22

function to meet demanding tasks.“ Latihan adalah merupakan aktivitas

olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif

dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis

manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Latihan dilakukan

secara sistematis maksudnya adalah latihan dilaksanakan secara terencana,

menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, dari yang mudah ke yang

sukar dan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Latihan mengandung

unsur pengulangan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh

(fisik) dalam melakukan kerja. Di samping itu latihan dapat pula ditujukan

untuk meningkatkan efisiensi dalam gerakan, agar gerakan-gerakan yang

semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah dan otomatis dalam

pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Latihan fisik merupakan

salah satu unsur dari latihan olahraga secara menyeluruh yang penekanannya

adalah terhadap peningkatan kemampuan fisik dalam melakukan kerja.

“Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe beban

yang diberikan serta tergantung dari kekhususan latihan” Fox,Bowers & Foss,

(1988: 358). Oleh karena itu perlu dipahami prinsip-prinsip dasar latihan yang

akan dijadikan pedoman. Dengan latihan fisik yang terencana, sistematis dan

continue dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang

selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani ke tingkat

yang lebih tinggi, sehingga dapat menunjang penampilan atlet dalam

berolahraga.

23

F. Prinsip Latihan

Menurut Nossek (1982: 10) menambahkan bahwa “Training principle are

guidelines a well organized training should adopt. Such principles refer to all

aspects and tasks of training,they determine the contents, the means and

methods as well as the organization of training”. Pelaksanaan latihan harus

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prinsip latihan merupakan

garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir

dengan baik. Dari pendapat tersebut di atas jelas bahwa prinsip latihan

merupakan landasan ilmiah dalam pelatihan yang harus dipegang teguh dalam

melakukan dan mencapai tujuan latihan.

Menurut Irianto (2002: 43-50), secara umum prinsip-prinsip latihan untuk

menjaga atau meningkatkan status kebugaran jasmani ataupun kondisi fisik

atlet antara lain meliputi: 1) beban lebih (overload), 2) kekhususan (specifity),

3) kembali asal (riversible), 4) variasi (variative), dan 5) perseorangan

(individual).

a. Beban Berlebih (overload)

Tubuh manusia tersusun atas berjuta-juta sel yang masing-masing

mengemban tugas sesuai fungsinya, sel-sel tersebut mempunyai

kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi dalam

tubuh, termasuk adaptasi terhadap latihan. Beban berlebih berarti

pembebanan yang diberikan pada latihan tepat di atas ambang kepekaan

(threshold), Irianto (2002: 43). Jadi jika tubuh ditantang dengan beban

latihan maka akan terjadi proses penyesuaian. Penyesuaian tersebut tidak

24

saja seperti kondisi awal namun secara bertahap mengarah ke tingkat yang

lebih tinggi.

b. Kekhususan (specifity)

Menurut Irianto (2002: 47), falsafah prisip kekhususan adalah SAID

(Spesific Adaptation to Imposed Demand), artinya latihan hendaknya

khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan.

c. Kembali ke Asal (reversible)

“Jika anda tidak menggunakan, anda akan kehilangan” itulah falsafat

prinsip reversible, artinya adaptasi latihan yang telah dicapai akan

berkurang bahkan hilang, jika latihan tidak berkelanjutan dan tidak

teratus yang berakibat terjadinya detraining (penurunan prestasi).

d. Variasi (variative)

Untuk menghindarkan kebosanan, pelatih harus mampu menciptakan

berbagai variasi latihan baik metode maupun bentuk latihan dengan tidak

mengabaikan sasaran yang telah ditetapkan dan perencanaan latihan.

e. Perseorangan (individual)

Pembebanan latihan harus diberikan secara orang-perorang sesuai

dengan potensinya, dengan tidak mempertimbangkan berbagai faktor

antara lain: maturasi, umur latihan, status kesehatan dan kebugaran.

Berdasarkan prinsip-prinsip kondisi fisik di atas, prinsip tersebut menjadi

pedoman bagi pemain dan pelatih untuk dapat mewujudkan kegiatan

berlatih-melatih yang baik. Hal ini sangat membantu pemain guna

25

tercapainya prestasi puncak yang diinginkan dalam hal ini prestasi sepak

bola.

Latihan tentunya sangat memperhatikan prinsip FITT (Frequensi

Intesnsity Time and Type). Dalam latihan kondisi fisik prinsip ini juga

menjadi pedoman dalam pelaksanaannya di lapangan. Untuk frekuensi

menurut E. L. Fox dalam Sajoto (1988: 150), bahwa tanpa

memperhatikan apakah yang dipakai 3 atau 5 kali perminggu, yang

penting adalah bahwa latihan hendaknya dilakukan selama 4-8 minggu.

Sedangkan untuk intensitas menurut Sajoto (1988: 204), bahwa terdapat

tiga cara untuk menentukan dosis latihan yaitu: denyut jantung sebagai

patokan, asam laktat dalam darah sebagai patokan, dan ambang batas

rangsang anaerobic sebagai patokan. Intesintas ini menggunakan prinsip

progresif, artinya beban bertambah dari latihan sebelumnya. Waktu atau

time juga sangat penting peranannya. Menurut Sajoto (1988: 209-210),

untuk cabang-cabang olahraga yang banyak dilakukan dengan gerakan

berlari-berhenti-berlari, seperti cabang sepak bola, tenis lapangan dan

lainnya, maka lama latihan sekurang-kurangnya 45 menit.

G. Belajar Motorik

Belajar motorik adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia,

yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan

(kondisifisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk

mendapatkan suatu gerakan yang baik. Unsur yang mempengaruhi gerak

motorik yaitu :

26

a. Kognitif

Kognitif adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk berpikir lebih

kompleks, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.

b. Afektif

Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif

mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

c. Piskomotor

Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu.

H. Kekuatan Otot Tungkai

Macam-macam kekuatan menurut pendapat Bompa yang dikutip oleh

Sukadiyanto (2002: 65), adalah 1) kekuatan umum, 2) kekuatan khusus, 3)

kekuatan maksimal, 4) kekuatan ketahanan otot, 5) kekuatan kecepatan

(kekuatan elastis atau power), 6) kekuatan absolute, 7) kekuatan relative, dan

8) kekuatan cadangan. Berdasarkan beberapa jenis kekuatan yang ada tersebut

di atas, maka dalam permainan sepak bola dan futsal jenis kekuatan yang

dominan digunakan selama aktivitas bermain adalah kekuatan tahanan dan

kekuatan eksplosif atau kekuatan kecepatan. Kekuatan otot adalah kemampuan

otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang

diangkatnya. Dikutip dari Buku Petunjuk Paktikum Fisiologi Manusia (2010:

40), berpendapat Kekuatan otot ditetapkan oleh jumlah satuan motorik yang

berkontraksi berbarengan dan oleh frekuensi masing-masing satuan motorik

berkontraksi. Otot yang kuat akan Membuat kerja otot sehari-hari secara

27

efisien seperti, mengangkat, menjinjing, dan lain-lain serta mereka akan

membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Otot-otot yang tidak terlatih karena

sesuatu sebab, karena suatu kecelakaan misalnya, akan menjadi lemah. Karena

serabutnya mengecil (atropi), dan kalau hal ini dibiarkan dapat mengakibatkan

kelumpuhan otot.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai adalah

kemampuan sekelompok otot dalam melakukan dalam suatu gerak maupun

mengatasi beban. Dalam permainan sepak bola terutama dalam melakukan

tendangan didominasi Peranan otot tungkai pada gerakan lari dan menendang

bola sangat. Untuk itu kelompok otot tungkai merupakan faktor pendukung

utama untuk keberhasilan pada permainan sepak bola.

I. Permainan Sepak bola

Sepak bola adalah permainan beregu, yang tiap regu terdiri dari sebelas orang

pemain salah satunya adalah penjaga gawang, permainan seluruhnya

menggunakan kaki kecuali penjaga gawang boleh menggunakan tangan di

daerah hukumannya sendiri Sucipto, (2000:7). Menurut Muhajir (2007: 22),

“Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak,

yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola kegawang lawan dengan

mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola”. Menurut

Luxbacher (2008: 2) menyatakan bahwa pertandingan sepak bola dimainkan

oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim

mempertahankan gawang dan berusaha menjebol gawang lawan. Permainan

sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang penjaga

28

garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah

berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak

mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau

melindungi gawangnya agar tidak kemasukan bola.

Sepak bola mempunyai tujuan yang sangat sederhana, yaitu berusaha

memasukan bola ke gawang lawan dan berusaha mempertahankan gawangnya

agar tidak kemasukan bola dari lawan. Apabila unsur-unsur yang menunjang

dalam mencapai tujuan permainan maka tujuan tersebut akan dapat dengan

mudah tercapai. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah

permainan antara dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang dan

dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan

dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan

sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola oleh

serangan lawan dan permainan ini dilakukan selama 2x45 menit.

J. Pentingnya Menggunakan Teknik Kura-Kura Didalam Permainan Sepakbola.

Dalam permainan sepak bola keterampilan dasar pemain sangat penting. Menurut

Komarudin (2011: 21) sepak bola merupakan kegiatan fisik yang cukup kaya

struktur pergerakan. Dilihat dari taksonomi gerak umum, sepak bola bisa secara

lengkap, dari mulai gerakan-gerakan dasaryang membangun pola gerak yang

lengkap, dari mulai pola gerak lokomotor, non lokomotor dan gerakan manipulatif.

Keterampilan dasar ini dianggap sebagai keterampilan dasar fundamental, yang

sangat berguna bagi pengembangan keterampilan-keterampilan lain yang lebih

kompleks. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 8) keterampilan dasar dalamsepak bola

29

terdiri atas tiga macam keterampilan, meliputi: 1) Keterampilan lokomotor dalam

bermain sepak bola adalah gerakan berpindah tempat, seperti lari ke segala arah,

meloncat,melompat dan meluncur. 2) Keterampilan Nonlokomotor dalambermain

sepak bola adalah gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti

menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. 3) Keterampilan manipulatif dalam

bermain sepak bola adalah gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring

bola,menyundul bola, melempar bola dan menangkap bola bagi penjaga gawang.

Teknik dasar menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Long Pass) Pada

umumnya menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk

mengumpa jarak jauh (long pass). Sikap pribadi pemain merupakan faktor utama

yang dapat mendukung atau menunjang keberhasilan dalam passing. Faktor

ketepatan tendangan dalam mengumpan bola juga harus lebih diutamakan dari

pada kekuatan tendangan. Adapun teknik atau sasaran yang dapat membantu

keberhasilan dalam ketepatan menembak bola kearah gawang ada dua macam

yaitu: 1) Operan bola dengan punggung kaki dan 2) Keakuratan dan penghitungan

waktu yang tepatuntuk menendang kearah yang ingin di tuju.

Pentingnya menendang bola dengan kaki bagian punggung salah satunya

digunakan untuk jarak tempuh tendangan yang jauh, dan ketepatan arah bola ke

sasaran yang diinginkan, dengan begitu sasaran yang di inginkanpun akan

tercapai dengan maksimal. Seorang pemain yang memiliki teknik menendang

yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula dan akan

tersusun rapi dalam kerjasama tim. Keterampilan menendang dengan kaki

bagian punggung sepak bola banyak faktor yang mempengaruhi tingkat

keterampilan dasar gerak sepak bola menurut Muhajir (2007: 22), seperti:

latihan, kondisi fisik, alat dan fasilitas, pemain berbakat dan kompetisi yang

30

teratur serta harus di dukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai, gizi,

motivasi orang tua atau dorongan keluarga, bakat dan minat.

K. Metodik Pembelajaran Teknik Dasar Turtle Kick

Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk

menembak kegawang (shooting at the goal).Dilakukan dengan cara :

Posisi badan berada di belakang bola sedikit condong kedepan.

a. Kaki tumpuan diletakkan di samping bola dan ujung kaki menghadap

sasaran dan lutut sedikit ditekuk.

b. Kaki untuk menendang berada di belakang bola dengan punggung kaki

menghadap sasaran, kemudian ayunkan kedepan

c. Tempatkan punggung kaki tepat di tengah-tengah bola.

d. Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.

Adapun kekurangan dalam melakukan tendanagan dengan menggunakan

punggung kaki (kura-kura) yaitu tendanagan ini tidak dapat di lakukan secara

sepontan atau mendadak, karena tendangan dengan menggunakan punggung

kaki harus dilakukan dengan posisi yang tepat sehingga menghasilkan

jangkauan yang jauh sehingga dapat menjangkau teman satu tim bahkan bisa

meendang kearah gawang lawan dengan cepat dan kencang.

Gambar 6.Menendang dengan kura-kura kaki

31

L. Hakikat Latihan Beban

Latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat

beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan

kebugaran, kekuatan otot,kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot,

rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat badan. Menurut

Harsono (1988) weight training adalah latihan-latihan yang sistematis dimana

beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi

otot. Guna mencapai berbagai tujuan tertentu seperti untuk meningkatkan dan

menjaga kondisi fisik, kesehatan, kekuatan atau prestasi dalam suatu cabang

olahraga tertentu. Menurut Suharjana (2007: 87) latihan beban (weight

training) adalah latihan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan

beban sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna memperbaiki kondisi

fisik atlet, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan. Latihan

beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban dari berat badan sendiri

(beban dalam) atau menggunakan beban luar yaitu beban bebas (free weight)

seperti dumbell, barbell,atau mesin beban (gym machine). Bentuk latihan yang

menggunakan beban dalam yang paling banyak digunakan seperti chin-up,

push-up, sit-up, ataupun back-up, sedangkan menggunakan beban luar

sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan serta perkenaan

ototnya. Menurut Baechle (2000: 1) weight training using barbell sports,

dumbell, mechanical equipment, etc. with the aim of improving health and

restoring physical appearance.

32

a. Ankle weight

Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang

diberikan pemberat serbuk besi. Ankle weight dapat dipergunakan pada kaki

maupun tangan. Bentuk latihan ankle weight juga dapat meningkatkan

power tendangan long passing, karena bentuk latihan ankle weight dapat

melatih power tungkai. Power menurut Harsono (1988:176) Adalah ”hasil

darikekuatan dan kecepatan“ kaitannyan dengan latihan dalam

pengembangan power, maka dalam penelitian ini penulis memilih bentuk

latihan dengan menggunakan ankle weight. Saat melecutkan tendangan long

passing denganalat bantu ankle weight tendangan berkontraksi konsentrik

dan saat menarikkembali tendangan maka akan terjadi kontraksi eksentrik.

Dalam latihan ini sampel atau subjek melakukan tendangan long passing

tanpa bola dengan diberikan beban pada daerah ankle, latihan dengan

menggunakan ankle weight seberat 1kg dilakukan secara berulang-ulang

dari minngu pertama sampai minggu ke dua setelah minggu ke tiga sampai

empat di lakukan penambahan beban seberat 500gr jadi beban yang di

gunakan pada minggu ke tiga dan ke empat seberat 1,5kg. Penambahan

beban dalam latihan ini adalah dengan menambah sejumlah set dalam

latihan. Tentang hal ini Harsono (1988: 200) menjelaskan “latihan power

dalam weight training tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan

tetapi harus pula pada kecepatan mengangkat,mendorong dan menarik

beban”.

33

Gambar 7.Ankle weight

b. Latihan Tarik Karet

Latihan dengan intensitas tinggi dengan jangka waktu yang pendek. Latihan

tarik karet mampu melatih kekuatan dan massa otot dan meningkatkan laju

metabolisme tubuh. Latihan dengan menggunakan tangga dengan cara

menaiki tangga dengan cepat seperti berlari melakukan tarik karet secara

teratur, organ kardiovaskular dilatih untuk meningkatkan metabolisme

dalam tubuh secara bertahap. Tahap awal tubuh akan terasa lelah, nafas

tersengal-sengal namun perlahan-lahan jantung akan terlatih sehingga lebih

sehat dan lebih bugar.

Tarik karet adalah alat bantu yang terbuat dari bahan latek satau bisa juga

dibuat dari bagian dalam ban bekas yang dibentuk sedemikian rupa. Sama

dengan latihan ankle weight, latihan menggunakan tarik karet juga dapat

meningkatkan power tendangan long passing, karena dapat melatih

kekuatan otot tungkai.Program latihan tarik karet yakni: pemain atau atlet

berdiri di depan media atau alat bantu karet dengan salah satu kaki

(kanan/kiri) dimasukkan kedalam karet tersebut, kemudian kaki lainnya

34

menjadi tumpuan. Latihan, dalam hal ini otot yang paling merasakan

pengaruhnya adalah otot kaki, betis hingga pangkal paha. Dengan

melakukan aktifitas secara rutin dapat melatih dan menguatkan otot-otot

terutama di daerah kaki. Awal-awal melakukan aktifitas seperti ini otot-otot

pada bagian tertentu akan terasa sakit dan pegal tapi lama-kelamaan kita

tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya. Itu berarti otot-otot sobat

sudah lebih baik dan lebih kuat. Olahraga tarik karet adalah salah satu jenis

olahraga yang efektif membakar lemak, olahraga ini juga efektif untuk

menguatkan jantung dan meningkatkan ketahanan tubuh.

Dalam tiap menitnya, aktivitas naik tangga diperkirakan akan

mengkonsumsi energi (membakar kalori) sebanyak 8-11 kkal. Nilai ini

merupakan nilai yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan aktivitas

olahraga dengan intensitas sedang seperti tenis, badminton, sepak bola atau

juga basket yang mengkonsumsi energi sebanyak 7-9 kkal per menitnya.

Dalam penelitian ini karet yang di gunakan panjangnya 150cm atau satu

setegah meter dan lebar 1cm dengan tarikan karet 5cm seberat 1kg merk

IRC, untuk menghindari kurangnya elastisitas karet maka peneliti

menyiapkan ban dalam yang lebih banyak untuk menghindari hal tersebut

agar tidak terjadi perbedaan karet satu dengan lainnya. Latihan

menggunakan tarik karet menggunakan beban seberat seberat 1kg yang

dilakukan secara berulang-ulang dari minngu pertama sampai minggu ke

dua setelah minggu ke tiga sampai empat di lakukan penambahan beban

seberat 500gr jadi beban yang di gunakan pada minggu ke tiga dan ke empat

seberat 1,5kg

35

M. Penelitian Relevan

a. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Tommy Apriantono (2013)

mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh

Latihan Beban Terhadap Kekuatan Otot Kaki dan Kemampuan

Menendang Pemain Sepak Bola”. Hasil penelitian ini menunjukan

pengaruh latihan beban tidak hanya meningkatkan secara signifikan pada

kekuatan otot kaki maupun keceptan bola. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa kekuatan otot kaki merupakan salah satu faktor penting didalam

kemampuan menendang.

b. Hasil penelitian yang dilalukan oleh Hendratman Rahman Radjiku (2013)

mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Pengaruh Latihan

Ankle Weight Terhadap Peningkatan Power Tendangan Long Passing Pada

Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 2 Telaga”.

Hasil penelitian dari pengujian hasil pre test dan post test menunjukan t

hitung sebesar 13,08 dan harga t tabel 1,729 sehingga Ha di terimadan Ho di

Gambar 8. Latihan tarik karet.

36

tolakyang berarti latihan ankle weight memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap peningkatan power tendangan long passing.

c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zufriyanto Igirisa (2013) mahasiswa

Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Pengaruh Latihan Leg

Extension dan Ankle Weight Terhadap Kemampuan Melakukan Long Pass

dalam Permainan Sepak Bola di SMA Negeri 1 Limboto”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan beban

leg extension dan ankle weight terhadap kemampuan melakukan long

passing pada permainan sepak bola. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

statistik dengan menggunakan uji t di peroleh nilai probabilitas 0,00 lebih

kecil dari0,05 maka Ho di tolak. Kesimpulannya metode latihan dengan

mengunakan beban baik leg extension maupun ankle weight menyebabkan

perbedaan dalam hal kemempuan melakukan long passing pada siswa

SMA Negeri 1 Limboto dengan hasil uji signifikansi antara variabel

kemampuan melakukan long pass di pengaruhi oleh latihan menggunakan

beban yaitu leg extension dan ankle weight sebesar 0,935 pada tingkatan

pengaruh yang sangat signifikan antara variabel.

N. Kerangka Berpikir

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah Jika seseorang

memiliki kekuatan kaki yang baik maka akan memberikan sumbangan yang

lebih besar terhadap performa saat menendang bola, Jika seseorang memiliki

37

kekuatan tungkai yang baik maka akan memberikan sumbangan yang lebih

besar terhadap performa saat menendang bola.

O. Hipotesis

Menurut Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara suatu

masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui

apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarnnya

atau tidak. Dan menurut Sudjana (1992:219), hipotesis adalah asumsi atau

dugaan mengenai suatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu yang sering

di tuntut untuk melakukan pengecekannya.

Penulis menyimpulkan hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara

sebelum menguji kebenarannya dengan cara penelitian.

Berdasarkan kerangka berpikir dan penelitian relevan maka penulis

mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H01: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan Ankle weight terhadap

hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar

Lampung.

H1: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Ankle weight terhadap hasil

turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar Lampung.

H02: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan tarik karet terhadap

hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar

Lampung.

38

H2: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan tarik karet terhadap hasil

turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar Lampung.

H03: Tidak Ada perbedaan antara latihan Ankle weight dengan tarik karet

terhadap hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19

Bandar Lampung.

H3: Ada perbedaan antara latihan Ankle weight dengan tarik karet terhadap

hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar

Lampung.

39

III. METODOLOGI PENELITIAN.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, menurut Arikunto (2005: 207)

penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada variable

tertentu dengan variable lain mmelalui uji coba dalam kondisi khusus yang di

sengaja di buat oleh peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah eksperimen kuasi. Eksperiment kuasi adalah penelitian yang bertujuan

untuk memperoleh informasi yang merupakan pemikiran yang sebenarnya

dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi

semua variable yang relevan, artinya eksperimen yang memberikan treatment

terhadap dua kelompok yang berbeda namun tidak di beri kontrol. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk one Group

Pretest and Posttest Design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada dua

kelompok. Kemudian kelompok I diberi perlakukan latihan dengan Ankle weight

dan kelompok II di beri perlakuan menggunakan tarik karet.

40

B. Variabel dan Data Penelitian

1. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek

atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh

penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007:

3).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain

(Independent variable X). Sedangkan Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lain (Dependent variable Y). Dalam penelitian ini

yaitu:

1. Variabel bebas (X1) adalah ankle weight..

2. Variabel bebas (X2) adalah tarik karet

3. Variabel terikat (Y) adalah power turtle kick.

2. Data Penelitian

Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan

pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan,

baik kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta

(Riduwan.2009:5). Dalam sebuah penelitian diperlukan data untuk

menentukan harga atau informasi-informasi yang diamatinya, data adalah

segala sesuatu yang bias berbentuk benda hal atau orang bentuk bilangan

yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah, Arikunto (2013: 88)

Jawaban hipotesis maupun pertanyaan penelitian dilakukan dengan

menganalisis data yang sudah dikumpulkan. Adapun cara pengumpulannya

41

data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Menurut Narimawati (2008:98) data primer merupakan data yang berasal

dari sumber asli atau pertama, dalam hal ini data primer adalah data yang

didapat dari observasi yang dilakukan penulis terhadap objek yang

diteliti. Menurut Umar (2003: 56), data primer merupakan data yang

diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2008:402) Data sekunder merupakan data yang

sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku,literatur dan lain-

lain, yang berkaitan dengan pelaksanaan tes. Data skunder merupakan

data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan. (Jonathan Sarwono,2007:123) Data primer didapat dari

narasumber yang kita jadikan objek penelitian dan bisa juga dari survei

lapangan yang dilakukan di ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19

Bandar Lampung menggunakan semua metode pengumpulan data

original. Disimpulkan juga data sekunder adalah data yang sudah tersedia

atau telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di

publikasikan kepada masyarkat pengguna data sehingga tinggal mencari

dan mengmumpulkan.

42

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek

yang mempunyai sifat-sifat umum. Menurut (Sudjana, 2008: 6) populasi

adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitng ataupun

pengukuran kuantitatif kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto (2006:130).

Berdasarkan pendapat di atas yang dimaksud dengan populasi adalah

seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian yang paling sedikit

memiliki satu sifat yang sama. Pada penelitian ini populasi yang di ambil

berdasarkan jenis populasi terbatas, yaitu jumlah sumber data yang jelas

batasnya secara kuantitatif sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 orang peserta didik

yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar

Lampung.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2007: 56). Sedangkan menurut

sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan menurut Surisman (2010: 4)

sampling adalah cara pengumpulan data, jika hanya sebagian anggota

populasi saja yang di teliti. Pada penelitian ini objek yang akan di teliti yaitu

peserta didik ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Sampel

43

penelitian ini ditentukan sebanyak 20 peserta didik, dengan alasan karena

populasinya di bawah 100 sesuai dengan pendapat Arikunto yaitu apabila

populasi kurang dari 100, maka sampel di ambil dari keseluruhan populasi

yang ada sehingga disebut penelitian populasi.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest

design.Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dengan demikian

hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan

dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Kelompok

O

P

Pre-test Treatment Post-test

A T1A Ankle

Weight

T2A

B T1B Tarik Karet T2B

Gambar 9. Desain penelitian

44

Keterangan :

Pre test : Tes awal menendang dengan kura-kura kaki.OP : Ordinal Pairing pengelompokan.A : Kelompok latihan ankle weight.B : Kelompok latihan tarik karet.T1A : Tes Awal kelompok eksperiment (menggunakan ankle weight)T1B : Tes Awal kelompok eksperiment (menggunakan latihan tarik

karet).T2A : Tes Akhir kelompok eksperiment (menggunakan ankle weight)T2B : Tes Akhir kelompok eksperiment (menggunakan latihan tarik

karet).Post test : Tes akhir menendang dengan kura-kura kaki.

Pembagian kelompok eksperimen yang menggunakan latihan ankle weight dan

latihan karet di dasarkan pada hasil melakukan tes awal menendang dengan

kura-kura kakidi rangking mulai dari tingkatan tertinggi sampai terendah,

kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasangkan ke dalam

kelompok 1 dan 2. Ordinal Pairing ini hanya dilakukan terhadap continum

variabel misalnya: hasil terbaik diletakkan di kelompok satu, hasil terbaik

nomer dua diletakkan di kelompok dua, dan hasil terbaik nomer tiga tetap

diletakkan di kelompok dua, hasil terbaik nomer empat diletakkan di kelompok

satu dan seterusnya, sebagai berikut :

A B

1 2

4 3

5 6

dst 7

Gambar 10. Pembagian kelompok dengan Cara Ordinal Pairing.

45

E. Definisi Operasional Variabel.

1. Latihan naik tarik karet, merupakan salah satu strategi belajar mengajar.

Yang dimana untuk mempermudah meningkatkan teknik menendang

menggunakan kura-kura kaki peserta didik dan membuat peserta didik aktif.

2. Latihan menggunakan ankle weight, alat ini merupakan benda yang dapat

membantu proses pembentukan yang akan berlangsung. Alat bantu yang

akan digunakan adalah ankle weight. Penulis memilih alat bantu ini di

karenakan agar mempermudah peserta didik untuk meningkatkan hasil

tendangan.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara

spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Menurut (Ari Kunto 2013:

136) instrument adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan

mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. Suatu instrumen

mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas, instrumen yang valid berarti dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti

bila digunakan beberapa kali akan tetap mengasilkan data yang sama.

Menurut (Surisman 2016:95) analisis reliabilitas adalah suatu tes dan atau alat

ukur lainya , termasuk non tes, pada hakikatnya mengukur kerelatifan

pertanyaan tes apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil relatif sama

dan validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang

di nilai sehingga betul-betul manilai apa yang harus dinilai.

46

Ada pun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode tes dan pengukuran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kick of distance test dari Barrow dan Harold Marion, (1979:

281).dengan validitas tes sebesar 0,786 dan reliabilitas sebesar

0,723.Pelaksanaan tes tendangan jarak jauh adalah menendang bola dengan

kaki yang terkuat sejauh mungkin pada lapangan yang sudah dipersiapkan

untuk memperoleh hasil tendangan terjauh dan ini untuk usia 13-17 tahun.

Instrument yang di gunakan adalah instrument standart namun arahan dari

pembimbing reliabelitas harus dicari atau di hitung. Reliabelitas yang

digunakan peneliti yaitu test and retest Nurhasan (2007:172), setelah di

lakukan uji coba pada tanggal 17 Juli 2018 di SMP Negeri 29 Bandar Lampung

test kedua di lakukan pada tanggal 24 Juli 2018 setelah di lakuka perhitungan

maka di dapat tingkat reliabelitasnya di dapat sebesar 0,9322 artinya ketetapan

alat ukur ini setelah dilakukan perhitungan tergolong sanggat tinggi.

Tujuan tes ini untuk mengukur tendangan jarak jauh.

a. Alat yang dipergunakan :

1. Bola Sepak

2. Lapangan Sepak bola

Gambar 11. Instrumen tes kick of distance test dari Barrow danHarold Marion, (1979: 281)

47

3. Peluit

4. Cones

5. Meteran

6. Alat Tulis

b. Tata cara pelaksanaan tes :

1. Tester berdiri di garis batas tendangan atau starting line (garis gawang),

2. Tester mengambil awalan untuk menendang bola maksimal tiga meter,

dengan menghadap sasaran yang telah ditentukan,

3. Tester melakukan tendangan terhadap target atau jarak yang sudah

ditentukan,

4. Tester diberikan empat kali kesempatan menendang,

5. Tester diperbolehkan menggunakan kaki sesuai dengan pilihan kaki

terkuat, kaki kanan maupun kaki kiri.

c. Penilaian

Skor yang diperoleh tester adalah hasil tendangan diambil dari jarak awal

bola ditendang dan melewati rintangan hingga pertama jatuhnya bola ke

tanah. Hasil yang diambil berdasarkan pada total skor yang dikumpulkan oleh

tester.

d. Tes tersebut dinyatakan gagal jika:

1. Bola yang ditendang keluar batas yang telah ditentukan,

2. Bola yang ditendang tidak melambung atau datar.

48

Tabel 1. Kriteria skor penilaian tendangan jarak jauh untuk anak usia 12-15. Sucipto dkk (2000)

G. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting

karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam

penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-langkah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Test Awal (Pre Test)

Tes awal atau pretest yaitu tes yang pertama kali dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan tes tendangan jarak jauh, tujuan untuk mengukur hasil

tendangan masih rendah tingkatannya dari masing masing subyek, sehingga

dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah diberikan treatment.

Perlakuan yang diberikan harus dicapai kurang dari 2-3 bulan (Bompa:35).

Menurut Harsono (1988:187) lama penelitian terjadi selama satu bulan

setengah atau bisa berlangsung selama 6 minggu, sangat penting dalam

program latihan keseluruhan karena struktur program isi hanya akan

menentukan kualitas dari proses latihan. Dan dapat kita ambil

kesimpulannya pemberian treatment dilaksanakan sebanyak 16 kali

pertemuan. Setelah melakukan tes awal sampel dibagi dua kelompok dengan

49

cara ordinal pairing, yaitu dengan A-B-A-B sehingga terbagi menjadi 2

kelompok.

2. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan (treatment) pada eksperimen ini dilaksanakan 16 kali

pertemuan, dikarenakan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan,

sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang

dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Dengan frekuensi latihan antara 3-6

kali dalam seminggu, (Bompa:1990:33) pada penelitian ini dilakukan

sebanyak 4 kali dalam seminggu.

a. Pemanasan (Warming Up)

Latihan pemanasan (Warming Up) diberikan kepada pemain selama 15

menit, ini sangat penting karena untuk menaikkan suhu tubuh dan

menghindari resiko terjadinya cedera otot dan sendi-sendi pada peserta

didik.

b. Latihan Inti

Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme secara sistematis

untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban fisik dan mental yang

teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Bentuk latihan

yang dilakukan adalah latihan menggunakan terhadap hasil tendangan

untuk kelompok ankle weight eksperimen A, dan latihan bantuan alat

menggunakan alat tarik karet terhadap hasil tendangan untuk kelompok

eksperimen B. Pada prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan kekuatan

menendang bola.

50

c. Pendinginan (Colling Down)

Pendinginan ditujukan untuk tubuh secara bertahap membuat transisi dari

latihan penuh ke kondisi semula sebelum latihan sehingga tehindar dari

cedera, ketegangan dan kelelahan otot pada latihan hari berikutnya.

3. Jadwal Program Latihan

a. Dalam Program latihan ankle weight yakni: dilakukan 4 kali seminggu,

hari Senin,Rabu, Jum’at dan Sabtu pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB.

Pada prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan power turtle kick, dengan

demikian diterapkan latihan 4 kali dalam seminggu sebanyak 16 kali.

b. Dalam Program latihan tarik karet yakni: dilakukan 4 kali seminggu, hari

Senin,Rabu, Jum’at dan Sabtu pukul 16.00 WIB sampai 17.00 WIB Pada

prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan power turtle kick, dengan

demikian diterapkan latihan 4 kali dalam seminggu sebanyak 16 kali.

4. Test Akhir (Post Test)

Tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan

pada tes awal dengan tujuan untuk mengukur hasil jarak tendangan yang

dicapai oleh tiap-tiap peserta didikdari masing-masing kelompok setelah

melaksanakan program latihan. Hasil tes akhir dicatat kemudian diolah

dengan statistika untuk mengetahui pengaruh atau tidak latihan tarik karet

dan latihan Angkle weight terhadap hasil tendangan bola.

51

H. Teknik pengambilan data

Teknik penagambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Tes dan

pengukuran merupakan bagian yang integral dalam proses penilaian hasil

belajar peserta didik, dengan melalui tes dan pengukuran kita akan

memperoleh data yang objektif (Nurhasanah, 1989: 13). Penelitian ini

berlangsung selama ± 1,5 bulan dengan tahapan 1. Tahap persiapan 2. Tahap

Pelaksanaan 3. Tahap pengambilan data.

I. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung

hasil tes awal dan akhir hasil Tendangan pada setiap orang, maka digunakan

teknik analisa data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t adalah :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang

diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Pengujian

normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya

mengikuti prosedur Sudjana (2005 : 446) yaitu :

a. Pengamatan nXXX ,...,, 21 dijadikan bilangan baku nZZZ ,...,, 21 dengan

menggunakan rumus

SD

XxZi

1

SD : Simpangan bakuZ : Skor bakux : Row skor

X : Rata-Rata Hitung

52

b. Setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal

baku. Kemudian dihitung peluang )()( ii ZZPZF

c. Selanjutnya dihitung nZZZ ,...,, 21 yang lebih kecil atau sama dengan iZ

kalau proporsi ini dinyatakan dengan )( iZS maka

n

ZyangZZbanyaknyaZZS in

i

...,...,,)( 21

d. Hitung selisih )()( ii ZSZF kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah

harga terbesar ini dengan oL . Setelah harga oL , nilai hasil perhitungan

tersebut dibandingkan dengan nilai kritis oL untuk uji liliefors dengan

taraf signifikan 0,05. Bila harga oL lebih kecil (<) dari tabelL , maka data

yang akan diolah tersebut berdistribusi normal, sedangkan bila oL lebih

besar (>) dari tabelL , maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

oL < tabelL berarti normal

oL > tabelL berarti tidak normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua

kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak.Menurut

53

Sudjana (2005 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus

sebagai berikut :

TerkecilVarians

TerbesarVariansF

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus

Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan 0.05maka dicari pada tabel F. Dengan kriteria pengujian :

Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen

F hitung ≤ F tabel berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka

data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F

hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang

berbeda.

3. Uji t hipotesis

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians

antar kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan dapat di

kemukan beberapa alternatif:

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang

homogen ( 21 XX ) maka uji t- tes yang dipergunakan untuk menguji

54

hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:250)

sebagai berikut :

t hitung =

21

21

11.

nnS

XX

gab

2

.)1(.)1(

21

222

211

nn

SnSnSgab

Keterangan :

1: Rerata kelompok eksperimenA

2: Rerata kelompok eksperimen BS1: Simpangan baku kelompok eksperimen AS2: Simpangan baku kelompok eksperimenB

1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B

b. Salah satu data berdistribusi normal dan data lain yang tidak berdistribusi

normal (σ ≠ σ) kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang

homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut

Sudjana (1992:241) yaitu:

thitung=

2

22

1

21

21

n

S

n

S

XX

Keterangan :

1: Rerata kelompok eksperimenA

2: Rerata kelompok eksperimen BS1: Simpangan baku kelompok eksperimen A

55

S2: Simpangan baku kelompok eksperimenB

1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel

homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang

dikemukakan Sanafiah Faisal, (1982 : 371) adalah:

Z = ( )U = ( )U = ( )

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan

B adalah bila Z hitung < Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen A dan B, sebaiknya bila Z hitung

> Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

eksperimen A dan B.

4. Analisis Uji Pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians

antara kedua kelompok latihan kelentukan, maka analisis yang digunakan

dapat dikemukakan berdasarkan alternatif. Menurut Sudjana (2005:242)

untuk menguji pengaruh pendekatan bermain terhadap hasil gerak dasar

kayang sebagai berikut :

56

nsB

BThitung

/

Keterangan :

__

B = Rata-rata selisih antara post test dan pretestsB= Simpangaan baku selisih antara post test dan pretest

n = Jumlah sample

68

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan penulis di SMP Negeri 19

Bandar Lampung pada ekstrakurikuler sepak bola untuk analisis data hasil

penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa :

1. Ada pengaruh yang signifikan latihan ankle weight terhadap hasil turtle

kick pada pese rta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19

Bandar Lampung.

2. Ada pengaruh yang signifikan latihan tarik karet terhadap hasil turtle kick

pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar

Lampung.

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara latihan tarik karet ankle

weight dan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada peserta didik

ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang ingin

dikemukakan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian

ini :

69

1. Peneliti lainnya, untuk dapat terus menerus memperbaiki penelitian

dalam melakukan penelitian selanjutnya, dengan beberapa

penyempurnaan misalnya: a) jumlah sampel penelitian yang lebih besar;

b) waktu penelitian yang lebih lama; c) menambah variable bebas

sebagai pembanding.

2. Guru atau pelatih, dapat digunakan sebagai salah satu pengetahuan yang

baru mengenai program latihan sehingga dapat meningkatkan hasil

turtle kick untuk mencapai prestasi dan pencapaian yang lebih baik.

3. Kepada para mahasiswa dan pelatih diharapkan mencoba model-model

latihan lain untuk meningkatkan hasil tendangan lurus dalam tapak suci.

4. SSB (Sekolah Sepak Bola), penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan para pelatih yang berada di SSB untuk menerapkan model latihan

ankle weight dan tarik karet untuk meningkatkan power turtle kick

sebagai proram latihan, tidak menutup kemungkinan beban yang di

gunakan lebih besar karena model latihan inu sangat efektif apabila di

terapkan.

5. Program studi pendidikan jasmani dan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam upaya penelitian

yang akan di kembangkan untuk memajukan program studi

PENJASKESREK.

DAFTAR PUSTAKA

Anita J. Harrow, 1972 Taxonomy of Educational objectives: the Clasificationof Educational Goals. London: Longmans.

Apriantono, Tommy. 2013. Pengaruh Latihan Beban Terhadap KekuatanOtot Kaki dan Kemampuan Menendang Pemain Sepak Bola.Cakrawala Pendidikan. Th XXXII No.2. Yogyakarta. UniversitasNegeri Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; Suatu PendekatanManajemen Penelitian. Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2005. ManajemenPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipata

Arikunto. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: PTRineka Cipta.

Baechle, Thomas R. 2000. Essentials of Strength Training And Conditioning.National Strength And Conditioning Association Third Edition.

Barrow, Harold, M dan McGee, Rosemary. (1979). A Practical Approach toMeasurement in Physical Education. Philadelpia : Lea & Febiger.

Bompa Tudor O. 1990. Theory And Methodology Of Training. Debuque,Iowa:Kendal/Hunt Publishing Company.CP.

Data Base KONI Pusat 2004. Pembinaan Prestasi Usia Dini.

Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:Penerbit: Usaha Nasional.

Fox L. E, Bower. W.R, Foss. M.L. 1988. The Physiologycal Basic Of PhysicalEducation and Fourth Edition. Saunders College Publishing.

Harsono. 1998. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta.CV.Tambak Kusuma.

71

Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan TesisBisnis,Jakarta PT. Gramedia Pustaka.

Igirisa, Zufriyanto. 2013. Pengaruh Latihan Leg Extension dan Ankle WeightTerhadap Kemampuan Melakukan Long Pass dalam Permainan SepakBola di SMA Negeri 1 Limboto. Gorontalo. Universitas NegeriGorontalo.

Irianto, Djoko Pekik. 2002. Panduan Gizi Lengkap Keluarga danOlahragawan.Yogyakarta: CV. Andi Offet.

Jonathan Sarwono, 2007 Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS,Yogyakarta : Andi Offset.

Komarudin. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : KappaSigma.

Kosasih, Engkos. 1980. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP Jilid 1.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Kristiyanto, Agus. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam PendidikanJasmanai dan Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori danMetode. Jakarta : Depdikbud.

Luxbacher, Joseph. 2012. Sepakbola Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja GrafindoPersada.

Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung:Yudistira.

Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, TeoridanAplikasi. Bandung: Agung Media

Nossek. 1982. General Teori Of Training, Ran African Press LTD.

Nurhasan, 2007. Tes dan Pengukuran. FPOK Bandung.

Nurhasanah, 1989. Teori dan Praktek. Malang: Langka

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013.

Radjiku, Hendratman R. 2014. Pengaruh Latihan Ankle Weight TerhadapPeningkatan Power Tendangan Long Passing Pada PermainanSepakbola Siswa Putra Kelas Viii Smp Negeri 2 Telaga. Gorontalo :UNG.

72

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan danPeneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta :Depdikbud.

Sucipto, dkk. (2000). “Sepakbola”. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana 2005 : 250. Metode Statistika, Bandung: Taristo.

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharjana. 2007. Latihan Beban. Yogyakarta : FIK UNY

Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.Yogyakarta: PKO FIK UNY

Suranto, H. 1991. Konsep Olahraga Solo. FPOK UNS, Jawa Tengah.

Surisman. 2010. Modul Statistika Dasar. Bandar Lampung. FKIP UNILA.

Surisman. 2016. Modul Untuk Mahasiswa Penjas Evaluasi Hasil

Pembelajaran. Bandar Lampung. FKIP UNILA.

Syaifuddin. 2013. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.Jakarta: EGC.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.

Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem KeolahragaanNasional.

UUSKN No.3 Tahun 2005 pasal 18 ayat 2 Tentang Pembinaan BakatFormal/Non Formal.

Wirjasantosa, Ratal. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta : UI Press.