pengaruh latihan ankle weight dan tarik karet …digilib.unila.ac.id/54771/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARETUNTUK MENINGKATKAN POWER TURTLE KICK PADA
PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULERSEPAK BOLA SMP NEGERI 19
BANDAR LAMPUNG
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
Oleh :
L. Alfredo Syambudi Utomo
ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARETUNTUK MENINGKATKAN POWER TURTLE KICK PADA
PESERTA DIDIK EKSTRAKURIKULERSEPAK BOLA SMP NEGERI 19
BANDAR LAMPUNG
Oleh
L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO
Masalah dalam penelitian ini adalah masih kurangnya kemampuan turtle
kick peserta didik yang megikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP
Negeri 19 Bandar Lampung.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh latihan ankle weight dan tarik karet terhadap power
turtle kick pada peserta didik yang megikuti ekstrakurikuler sepak bola di
SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Apakah ada perbedaan di antara ankle
weight dan tarik karet terhadap power turtle kick pada peserta didik yang
mengikuti ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi artinya
eksperiment yang memberikan treatment terhadap dua kelompok yang
berbeda namun tidak di beri kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh anggota ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung sebanyak
20 orang dan sampel menggunakan populasi sampling sebanyak 20 orang.
Sehingga penelitian ini dapat di katakan total sampleing. Hasil analisis data
dari jumlah rata-rata yang di dapat dari hasil pretest eksperiment 1 ankle
weight 167,15 dan eksperiment 2 tarik karet 151,89 dan di dapatkan hasil
posttest dari eksperiment 1 ankle weight 203,46 sedangkan pada
eksperiment 2 tarik karet 208,59.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan tarik karet dan ankle weight
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan turtle kick dan
latihan tarik karet memiliki pengaruh yang signifikan dari pada
latihan ankle weight.
Kata Kunci : Latihan, Ankle Weight, Tarik Karet, Power Turtle Kick
ABSTRACT
AN INFLUENCE OF WEIGHT AND ANKLE EXERCISE EFFECT TOINCREASE POWER TURTLE KICK ON EXTRACURRICULAR
STUDENTS SOCCER OF THE STATE SMP 19 BALLBANDAR LAMPUNG
By
L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO
The problem in this study is the lack of turtle kick ability of students who takepart in soccer extracurricular activities at Bandar Lampung Middle School 19. Thepurpose of this study is to find out how much influence the ankle weight trainingand rubber pull on the power turtle kick on students who follow soccerextracurricular at SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Is there a difference betweenthe ankle weight and the pull of the rubber to the power turtle kick on studentswho take extracurricular activities at Bandar Lampung 19 Junior High School.The method used in this study is a quasi experiment which means that theexperiment gave treatment to two different groups but was not given control. Thepopulation in this study were all extracurricular members of Bandar LampungJunior High School 19 as many as 20 people and the sample used a samplingpopulation of 20 people. So this research can be said as total sampleing. Theresults of the data analysis from the average number obtained from the pretestexperiment 1 ankle weight 167.15 and rubber tensile experiment 151.89 andobtained the posttest results from the 1 ankle weight experiment 203.46 while inthe rubber pull experiment 208, 59.The conclusion of this study is rubber tensile exercise and ankle weight effect inincreasing the turtle kick and abilityRubber tensile exercise has a significant effect on ankle weight training.
Keywords: Exercise, Ankle Weight, Rubber Pull, Power Turtle Kick
PENGARUH LATIHAN ANKLE WEIGHT DAN TARIK KARET
UNTUK MENINGKATKANPOWER TURTLE KICK PADA
PESERTA DIDIKEKSTRAKURIKULER
SEPAK BOLA SMPNEGERI 19
BANDAR LAMPUNG
Oleh
L. ALFREDO SYAMBUDI UTOMO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
vii
RIWAYAT HIDUP
L. Alfredo Syambudi Utomo lahir di Provinsi Lampung di
daerah Tanjung Karang Pusat pada hari jumat, 28 Oktober
1996. Peneliti merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Leo Sisanto Yudho, S.Pd. dan Ibu
Nurhayati, S.Pd.
Peneliti menempuh pendidikan formal pertama kali di SD Negri 2 Pelita Tanjung
Karang Pusat Bandar Lampung, yang di selesaikan pada tahun 2008. Peneliti
menyelesaikan pendidikan lanjutan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung pada
tahun 2011. Pendidikan menengah atas peneliti selesaikan di SMA YP UNILA
Bandar Lampung pada tahun 2014. Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti terdaftar
sebagai mahasiswa S1-Penjaskesrek FKIP Universitas Lampung melalui jalur
SNMPTN.
Tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan praktik
mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Sumber Rejeki,
Kabupaten Way Kanan.
viii
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang itu melaikan sesuai dengan kesanggupannya”(QS. AL-Baqarah: 286)
“Lakukan terus jika benar dan bersungguh-sungguhlah mendapatkannya coba lagicoba lagi coba terus, tegakkan kepala dan bangkitlah ”
(Penulis)
Lampaui terus batas fikiran dan tenagamu agar apa yang kau mau dan apa yang kauimpikan itu terwujud
(Penulis)
ix
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama ALLAH Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Karya ini kupersembahkan
~ teruntuk ~
Kedua Orang Tua Yang Tercinta
Semua ini saya persembahkan kepada ayah saya Leo Sisanto Yudo,S.Pd dan ibusaya Nurhayati,S.Pd yang tak heti-henti memberi do’a dan dukungan kepada
saya untuk memberikan Pendidikan yang layak untuk bekal di masa yang akandatang, semoga kalian ada di saat saya menjadi sukses nanti, aamiiiiiinn.
x
SANWACANA
Puji syukur saya hanturkan kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Untuk
Meningkatkan Power Turtle Kick pada Peserta didik Ekstrakurikuler Sepak Bola
SMP Negeri 19 Bandar Lampung”. Sebagai syarat meraih gelar sarjana pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ucapan terimakasih yang takterhingga
kepada semua pihak yang ikut andil dalam pembuatan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak akan
mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
juga menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patua Raja,M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung .
2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Akor Sitepu, M. Pd selaku ketua program studi Penjaskesrek
Unuversitas Lampung.
4. Bapak Drs. Surisman, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan kritik yang membangun serta
bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.
xi
5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, masukan saran, nasihat, kritik yang membangun
selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Pembahas dan penguji utama yang
telah memberikan bimbingan, masukan saran, nasihat, kritik yang
membangun, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Ibu Dosen serta Staf Karyawan Penjaskesrek FKIP Universitas
Lampung yang telah memberi ilmu pengetahuan dan membantu peneliti
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Terimakasih kepada saudara-saudara saya, L.Yudha Eka Prabowo
Sugara,S.T, Euis Romdiani,Amd.Keb, Supendi, Putri Anindya (chia) dan
Adek Nabila terimaksih sudah memberikan doa dukungan dan semangat
untuk saya, kalian adalah penyemangat saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Muchtar,S.Pd, selaku guru Olahraga dan juga pelatih futsal Risky
Aditya,S.Pd. yang telah membantu dari awal pertemuan sampai dengan akhir
pertemuan yang setia menemani penelitian di SMP Negeri 19 Bandar
lampung.
10. Teman-teman GRANDMA HOMIES (adib, aga, bagas, disna, essy, farras,
lemong, nugraha, olan, prama, putri, entis, riski, bori, saka, sigit, zait,
rangga), brader-brader gue ferryansyah, hafis, om jin, aden, temen-temen dari
palembag ipank, farhan, aldio, fajar, lelek, pakde.
11. Sahabat-sahabatku Penjaskesrek angkatan 14 yang tidak kenal lelah selalu
membantu dan memotivasi serta setia mendengar keluhkesah. Terimakasih
atas kebersamaan nya selama ini.
xii
12. Kepada teman-teman Sumber Rejeki Squad (aldino, abi, vani, anin, ceryn,
sintia, tika, riski, otharyo yang telah berjuang 2 bulah 10 hari di Desa Sumber
Rejeki yang setia menamani dalam suka maupun duka semoga kalian semua
sukses dan sehat selalu. Makasih Pak lurah Bu lurah bu titi dan suami yang
jadi ibu bapak selama 2 bulan 10 hari di sana semoga kalian semua sehat
selalu.
13. Kepada teman dalam segala hal untuk mencapai gelar bersama-sama yang
bermula dari KKN di Sumber Rejeki Amalia Silvani yang udah S,Pd duluan,
terimaksih sudah membantu mengerjakan skripsi ini, semoga apa yang kita
cita-citakan semua tercapai, aamiiiiiiiinn.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik
secara langsung mau pun tidak langsung.
15. Serta Almamater Tercinta Universitas Lampung.
Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari kata
kesempurnaan ,namun saya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, aammiiiiiiiinn.
Bandar Lampung, 03 Desember2018
Peneliti
L. Alfredo Syambudi UtomoNPM 1413051043
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1B. Identifikasi Masalah..................................................................... 6C. Batasan Masalah .......................................................................... 6D. Rumusan Masalah........................................................................ 6E. Tujuan Penelitan .......................................................................... 7F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7G. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 8H. Penyelesaian Judul ....................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Hakikat Olahraga ........................................................................ 10B. Olahraga Prestasi ......................................................................... 13C. Belajar Gerak ............................................................................... 14D. Terjadinya Gerak ......................................................................... 16E. Latihan ......................................................................................... 21F. Prinsip Latihan ............................................................................. 23G. Belajar Motorik............................................................................ 25H. Kekuatan Otot Tungkai................................................................ 26I. Permainan Sepak Bola ................................................................. 27J. Pentingnya Menggunakan Teknik Kura-Kura
Didalam Permainan Sepak bola. .................................................. 28K. Metodik Pembelajaran Teknik Dasar Power Turtle Kick............ 30L. Hakikat Latihan Beban ................................................................ 31
a. Ankle Weight ......................................................................... 32b. Latihan Tarik Karet................................................................ 33
M. Penelitian Relevan ....................................................................... 35N. Kerangka Berpikir........................................................................ 36O. Hipotesis ...................................................................................... 37
III. METODE PENELITIANA. Metode Penelitian ........................................................................ 39B. Variable Data Penelitian .............................................................. 40
xiv
C. Populasi dan Sampel ..................................................................42D. Desain Penelitian .......................................................................43E. Definisi Operasional Variabel....................................................45F. Instrumen Penelitian ..................................................................45G. Prosedur Penelitian ....................................................................48H. Teknik Pengambilan Data..........................................................51I. Teknik Analisis data ..................................................................51
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ......................................................................57B. Pembahasan............................................................................65
V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................68B. Saran.......................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70
LAMPIRAN..................................................................................................73
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria skor penilaian tendangan jarak jauh ..................................... 482 Simpulan Pretest Kelompok Eksperiment Ankle Weight................... 573 Simpulan Pretest Kelompok Eksperiment Tarik Karet.. ................... 584 Simpulan Posttest Kelompok Eksperiment Ankle Weight ................. 595 Simpulan Posttest Kelompok Eksperiment Tarik Karet .................... 606 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 627 Data Homogenitas Ankle Weight dan tarik karet. .............................. 648 Distribusi f ........................................................................................ 949 Nilai-nilai Dalam Distribusi t............................................................. 9510 Distribusi Liliofers ............................................................................. 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Konsep Olahraga...................................................................................122 Piramida Pembinaan Prestasi ................................................................143 Skema gerak biasa.................................................................................174 Skema gerak reflek ...............................................................................175 Ranah Gerak..........................................................................................196 Menendang dengan kura-kura kaki.......................................................307 Ankle weight..........................................................................................338 Latihan tarik karet .................................................................................359 Desain penelitian...................................................................................4310 Pembagian kelompok dengan Cara Ordinal Pairing............................4411 Instrumen tes kick of distance test ........................................................4612 Diagram Batang Simpulan Pretest Kelompok Eksperimen Ankle
Weight ..................................................................................................5813 Diagram Batang Simpulan Pretest Kelompok Eksperimen Tarik
Karet .....................................................................................................5914 Diagram Batang Simpulan Posttest Kelompok Eksperimen Ankle
Weight ..................................................................................................6015 Diagram Batang Simpulan Posttest Kelompok Eksperimen Tarik
Karet .....................................................................................................6116 Pretest latihan tarik karet. ..............................................................................9917 Pretest latihan ankle weight............................................................................9918 Pengarahan tentang ankle weight...............................................................9919 Pengarahan tentang tarik karet.....................................................................9920 Kelompok latihan tarik karet ..........................................................................9921 Kelompok latihan ankle weight ......................................................................9922 Kelompok latihan tarik karet ..........................................................................10023 Kelompok latihan ankle weight ......................................................................10024 Postest tarik karet dan postest ankle weight ...................................................10025 Posttest tarik karet ..........................................................................................10026 Posttest ankle weight ......................................................................................10027 Foto Bersama guru, pelatih dan anak-anak ekstrakurikuler SMP 19 .............100
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat izin penelitian dari FKIP UNILA untuk SMP N 19 Bandar Lampung .. 742. Surat izin penelitian dari FKIP UNILA untuk SMP N 29 Bandar Lampung .. 753. Surat balasan penelitian dari sekolah SMP Negeri 19 ..................................... 764. Surat balasan penelitian dari sekolah SMP Negeri 29 ..................................... 775. Data Hasil Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weight................................... 786. Data Hasil Tes Awal Kelompok Latihan Tarik Karet...................................... 797. Data Hasil Tes Akhir Kelompok Latihan Ankle Weight .................................. 808. Data Hasil Tes Akhir Kelompok Latihan Tarik Karet ..................................... 819. Normalitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weiht.............................8210. Normalitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Tarik Karet.............................8311. Normalitas Data Tes Akhir Kelompok latihan Ankle Weight ..........................8412. Normalitas Data Tes Akhir Kelompok Latihan Tarik Karet….........................8513. Homogenitas Data Tes Awal Kelompok Latihan Ankle Weight dan Tarik
Karet..................................................................................................................8614. Homogenitas Data Tes Akhir Kelompok Latihan Ankle Weight dan Tarik
Karet...................................................................................................................8715. Uji Hipotesis Peningkatan Tes Kelompok Latihan Ankle Weight.....................8816. Uji Hipotesis Peningkatan Tes Kelompok Latihan Tarik Karet........................8917. Uji-t perbeda Posttest Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Latihan.............9018. Hasil Uji Reliabelitas di SMP Negeri 29 Bandar Lampung..............................9222. Program Latihan Ankle Weight .........................................................................9723 Program Latihan Tarik Karet ............................................................................ 9824 Foto penelitian...................................................................................................100
1
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan disekolah merupakan suatu wadah yang dapat berfungsi
mengembangkan bakat dari seorang anak, karena disekolah tidak hanya
melaksanakan kegiatan intrakulikuler saja, kegiatan ekstrakurikuler adalah
bagian dari pendidikan nonformal yang merupakan bentuk dari pengembangan
kurikulum tingkat satuan pengajaran yang bertujuan sebagai pendukung
pendidikan formal disekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan
tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan
pilihan. Dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ada, sepak bola adalah
salah satu cabang ekstrakurikuler yang sangat diminati oleh para peserta didik
di sekolah.
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu
pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif.
Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Usia sekolah merupakan
sumber populasi dan potensi terbesar dalam pemasalandan pembinaan
olahraga, sehingga sistem pembinaaan olahraga tidak bisa dipisahkan dari
2
jalur sekolah. Pembinaan olahraga pelajar merupakan salah satu program
Kemenpora dan instansi terkait dalam rangka pembinaan bibit
olahragawan pelajar berbakat untuk menunjang peningkatan prestasi olahraga
nasional, selanjutnya dinyatakan bahwa olahraga pendidikan dilaksanakan
baik pada jalur pendidikan formal dan nonformal melalui kegiatan
ekstrakurikuler atau intrakurikuler (UUSKN No.3 Tahun 2005 pasal18 ayat 2).
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Permainan sepak bola adalah suatu permainan yang menuntut adanya
kerjasama yang baik dan rapi. Sepak bola merupakan permainan tim, oleh
karena itu kerja sama tim merupakan kebutuhan permainan sepak bola yang
harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan.
Kemenangan dalam permainan sepak bola hanya akan diraih dengan melalui
kerjasama dari tim tersebut.
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
3
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya
tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum,
yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender
pendidikan satuan pendidikan (Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler
Implementasi Kurikulum 2013 Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013).
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta
didik yang berbeda, seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap,
kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan
mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan
manfaat sosial yang besar.
Pemain sepak bola dituntut menguasai teknik, taktik, dan strategi yang benar
serta konsisten atas dasar koordinasi kaki untuk tetap menguasai bola untuk
mendukung tercapainya tujuan dalam permainan sepak bola. Kemampuan
menendang bola akan ikut menentukan suatu tim dalam memperoleh
kemenangan dalam suatu pertandingan menurut Sucipto dkk (2000:17) dilihat
dari perkenaan bagian kaki ke bola, menendang dibedakan menjadi beberapa
4
macam, yaitu menendang dengan kaki bagian dalam (inside), kaki bagian luar
(outside), punggung kaki (instep), dan punggung kaki bagian dalam (inside of
the inside). Prinsip dasar permainan sepak bola adalah membuat gol ke
gawang lawan dan mencegah gol ke gawang sendiri. Masing-masing regu
atau kesebelasan berusaha memasukan bola sebanyak-banyaknya kedalam
gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan.
Kondisi fisik pemain sepak bola menjadi objek utama untuk dibina dan di
kembangkan oleh pelatih sepak bola selain teknik, taktik, mental dan
kematangan bertanding. Kondisi fisik yang prima serta siap untuk
menghadapi pertandingan merupakan unsur yang penting dalam permainan
sepak bola. Seorang pemain sepak bola dalam bertahan maupun menyerang
kadang-kadang menghadapi persaingan yang berat, ataupun harus lari dengan
kecepatan penuh ataupun berkelit menghindari lawan, berhenti mendadak
untuk menguasai bola dengan tiba-tiba. Seorang pemain sepak bola dalam
mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal. Kondisi fisik
yang prima serta penguasan teknik yang baik dapat memberikan sumbangan
yang cukup menentukan untuk memiliki kecakapan bermain sepak bola.
Tetapi hal itu perlu diselidiki lebih lanjut oleh pakar sepak bola di tanah air.
Kondisi fisik yang baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain,
taktik yang baik serta mental yang baik, maka prestasi yang akan dicapai
tidak dapat berjalan seimbang. Demikian pula sebaliknya memiliki kondisi
yang kurang baik tetapi teknik, taktik dan mental yang baik juga kurang
5
mendukung untuk pencapaian prestasi. Untuk itu perlu pembinaan yang baik
pada cabang olahraga sepak bola ini sedrini mungkin untuk mencapai sasaran
pada event tertentu agar prestasi puncak dapat ditampilkan sebaik-baiknya.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan hasil turtle kick peserta didik SMP
19 Bandar Lampung belum maksimal, dibuktikan pada kompetisi yang
pernah diikuti seperti kegiatan Kejuaraan Daerah dan O2SN belum mencapai
target yang baik. Ada pun dalam pengamatan di lapangan, pemain atau atlet
yang menggunakan tendangan khususnya tendangan turtle belum maksimal
sehingga dalam permainan banyak terjadi salah umpan maupun lemah dalam
melakukan eksekusi tendangan jarak jauh menggunakan turtle kick seperti
yang terjadi pada peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola
SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Maka untuk meningkatkan hasil yang baik
teknik menendang dalam sepak bola dibutuhkan latihan yang tepat untuk
peserta didik yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola di SMP Negeri 19
Bandar Lampung.
Maka penulis membuat suatu metode untuk menghasilkan suatu peningkatan
pada turtle kick peserta didik ekstrakurikuler sepak bola di SMP 19 Bandar
Lampung. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berencana untuk meneliti
lebih lanjut tentang “Pengaruh Latihan Ankle Weight dan Tarik Karet Untuk
Meningkatkan Power Turtle Kick pada Peserta didik Ekstrakurikuler Sepak
Bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Pada saat menendang bola masih terlihat kurang baik karena kurangnya
kordinasi kaki dan bola.
2. Kemampuan teknik menendang atau ayunan yang kurang memiliki power
pada kaki.
3. Pada saat menendang perkenaan bola yang masih belum tepat.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini hanya membahas masalah pengaruh latihan tarik karet dan
ankle weight untuk meningkatkan power turtle kick pada peserta didik
ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil turtle kick pada
peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
2. Apakah ada pengaruh latihan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada
peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
3. Apakah ada perbedaan antara latihan ankle weight dan tarik karet terhadap
hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri
19 Bandar Lampung.
7
E. Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil turtle kick pada
peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar
Lampung.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan tarik karet terhadap hasil
turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19
Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara latihan ankle weight
dan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada peserta didik
ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini penulis berharap antara lain :
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang baik
untuk penulis, dan memberikan informasi tentang kemampuan teknik
menendang.
2. Bagi pendidik
Penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan dalam melakukan pembelajaran
disekolah.
3. Bagi prodi penjaskesrek
Penelitian ini berguna untuk menambah peferensi perpustakaan dan bahan
acuan para mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
8
4. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat di kembangkan dan diterapkan dalam pembelajaran
maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler sepak bola, yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan teknik tendangan peserta didik dan diharapkan
dapat berprestasi.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan peada penelitian ini di SMP Negeri 19 Bandar
Lampung.
2. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini ialah ankle weight dan tarik karet untuk
meningkatkan power turtle kick.
3. Subjek Penelitian
Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini adalah 20 orang peserta
didik yang mengikuti ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
H. Penyelesaian Judul
1. Pengaruh
Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau yang timbul dari sesuatu, seperti
orang yang turut membentuk watak, kepercayaan, atau perubahan
seseorang. Menurut Sugiyono (2007:108) untuk mencari seberapa besar
pengaruh metode mengajar kostektual terhadap kecepatan pemahaman
murid, maka harus membandingkan pemahaman murid sebelum
menggunakan kostektual. Maka dari kesimpulan tersebut mengenai
9
penelitian ini adalah suatu bentuk latihan yang ada pengaruhnya dengan
Power Turtle Kick.
2. Ankle Weight
Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang
diberikanpemberat serbuk besi. Ankle weight dapat digunakan di tangan
maupun di kaki. Dalam penelitian ini ankle weight di pergunakan di
pergelangan kaki.
3. Tarik Karet
Tarik karet adalah alat bantu yang terbuat dari bahan lateks atau bisa juga
dibuat dari bagian dalam ban bekas yang dibentuk sedemikian rupa.
4. Power Turtle Kick
Power turtle kick adalah teknik menendang bola menggunakan kura-kura
kaki. Menurut Sucipto dkk (2000:21) pada umumnya menendang
menggunakan punggung kaki digunakan untuk tendangan jarak jauh.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA.
A. Hakikat Olahraga
Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang bertujuan untuk
mempertahankan hidup serta meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tujuan
seseorang berolahraga adalah untuk meningkatkan derajat sehat dinamis (sehat
dalam gerak), dan sehat statis (sehat dikala diam). Prestasi melalui kegiatan
olahraga pun menjadi suatu alasan sesorang menekuni olahraga. Hal tersebut
sejalan dengan isi Undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional yang menyatakan bahwa ”Olahraga adalah segala
kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan
potensi jasmani, rohani, dan sosial”.
Pemahaman tentang konsep olahraga dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi. Menurut Kosasih (1980:20) istilah sport berasal dari bahasa Latin
”disportare” atau ”deporate” didalam bahasa Itali menjadi ”diporte” yang
artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Istilah
olahraga dan sport itu berubah sepanjang waktu, namun mempunyai pengertian
yang sama yaitu esensi pengertiannya kebanyakan berkaitan dengan 3 unsur
11
pokok yaitu bermain, latihan fisik, dan kompetisi. Sedangkan menurut
Wirjasantosa (1984:21) olahraga berarti memperkembangkan, memasak,
mematangkan, menyiapkan manusia sedemikian rupa, sehingga dapat
melaksanakan gerakan gerakan dengan efektif dan efisien”. Nuansa usaha
keras mengandung ciri permainan dan konfrontasi melawan tantangan
tercermin dalam definisi UNESCO tentang sport yaitu: setiap aktivitas fisik
berupa permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur dan orang
lain ataupun diri sendiri. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa olahraga (sport) tidak digunakan dalam pengertian olahraga
kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan
aktifitas fisik yang resmi terorganisasi (formal) dan tidak resmi (informal) yang
tampak dalam kebanyakan cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk
yang mendasar seperti senam,latihan kebugaran jasmani atau aerobik.
Olahraga juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam olahraga yang
dimaksud adalah adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi, baik itu dalam
olahraga yang bersifat play (bermain), games maupun sport. Aturan dalam
olahraga yang bersifat play, tidak terlalu ketat, karena play merupakan aktivitas
fisik yang bersifat sukarela dan dilakukan secara bebas. Misalnya ketika kita
lari di sore hari atau jogging, yang kita perhatikan adalah kita harus
menggunakan pakaian dan lari di tempat yang tidak mengganggu aktivitas
orang lain. Kemudian,olahraga yang bersifat games, aturannya sudah mulai
ketat. Karena dibuat oleh pemain yang akan melakukan permainan untuk
ditaati bersama. Misalnya, pada waktu kita ingin bermain bola voli dengan
teman yang lain, sebelum permainan dimulai, kita sudah menentukan
12
kesepakatan atas aturan yang akan kita gunakan, baik itu penentuan set, skor,
jumlah pemain dan lain sebagainya.
Gambar 1. Konsep Olahraga, Suranto H (1991:3)
Olahraga memperoleh nilai sentralnya dari bermain. Permainan adalah bermain
yang telah mempunyai bentuk atau peraturan-peraturan. Namun demikian,
kesemuanya itu tidak sederhana seperti nampaknya. Karna itu perlu adanya
analisis tentang bermain, permainan dan olahraga sebelum kita dapat memulai
menetapkan apa hakikat olahraga, dan bagaimana menentuukan hubungan
antara olahraga dengan konsep-konsep lain yang ada itu.
Olahraga dalam bentuk sport, aturan yang harus dipatuhi sudah sangat
kompleks, dibuat secara formal oleh organisasinya. Misalnya dalam permainan
sepak bola atau pun permainan lainnya. Semua sudah ada ketentuannya. Di situ
sudah ada paraturan atau pembatasan ruang, luas, jumlah pemain dan aturan-
aturan lain yang harus dipakai sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan
sebelumnya. Di dalam olahraga, aturan- aturan yang telah dibuat bukan
merupakan suatu hal yang dapat menghambat pengembangan kemampuan
Olaraga
Bermain (Play)
Permainan(Games)
13
dalam berekspresi atau juga bukan merupakan pengekang kebebasan,
melainkan suatu bentuk tindakan untuk menjadikan olahraga itu menjadi lebih
baik, penuh dengan seni dan etika.
B. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan
olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi
untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan. Selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukan sebuah
pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
keolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan
teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan
yang telah terbukti kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat, dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan
teknologi baru bagi kegiatan keolahragaan. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang menyatakan bahwa “Dalam lingkup
olahraga prestasi, tujuannya adalah untuk menciptakan prestasi yang setinggi
tingginya. Artinya bahwa berbagai pihak seharusnya berupaya untuk
mensinergikan hal-hal dominan dalam menentukan prestasi
gemilang”.Tahapan pembinaan dalam bentuk piramida adalah merupakan
gambaran dari tahapan-tahapan proses permasalahan dengan dimulai lateral, si
atlet usia dini sebanyak mungkin yang ikut melakukan olahraga sehingga
kesempatan untuk memilih calon atlet berbakat sangat terbuka Kemudian tahap
14
kedua pembibitan dengan proses pemanduan bakat, mengikuti kegiatan
olahraga yang mengarah kepada spesialisasi, pelatihan yang intensif dengan
pelatihan yang berkualitas, disiapkan kepada pembinaan yang mengarah
kepada pencapaian prestasi. Berikutnya baru pembinaan prestasi pada saat atlet
berbakat mencapai usia emasnya pada cabang olahraga yang digeluti. Proses
ini dapat digambarkan seperti piramida di bawah ini.
C. Belajar Gerak
Keterampilan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak yang baik diperoleh melalui proses
belajar dengan melakukan gerakan berulang-ulang yang disertai dengan
kesadaran pikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan. Gerak
adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang
diekspresikan dalam gerakan tubuh. Kemudian menurut Lutan (1988:102)
belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku
Gambar 2. Piramida pembidaan prestasi tahap pembinaan JangkaWaktu 8-10 tahun.Data base (KONI Pusat 2004).
15
gerak. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari
gerakan olahraga, seorang peserta didik berusaha untuk mengerti gerakan yang
dipelajari kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan pada otot-otot
tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya
sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.Dalam proses belajar
gerak ada 3 tahap yang harus dilalui oleh peserta didik untuk mencapai tingkat
keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus
dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk
tahap berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan
maka tidak akan mencapai suatu keberhasilan dari tujuan yang ingin
dicapai.Lutan (1988:305) mengemukakan bahwa belajar keterampilan gerak
berlangsung melalui beberapa tahap yakni:
a. Tahap Belajar
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak
yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan
penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana
penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini
gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang
efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
b. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara peserta
didik melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri
16
dengan keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang
terkoordinasi dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan
lambat laun semakin konsisten.
c. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan
secara otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
terganggu oleh kegiatan lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa, belajar gerak (motorik) merupakan suatu
perubahan perilaku motorik berupa keterampilan sebagai hasil dari
latihan dan pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen
dalam prilaku terampil.
D. Terjadinya Gerak
Suatu gerakan dapat terjadi setelah adanya suatu rangsangan yang mengenai
tubuh. Gerakan yang terjadi ada yang kita sadari sebelumnya dan ada yang kita
sadari setelah terjadinya gerakan.
Berdasarkan hal tersebut, gerakan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak
biasa dan gerek reflek :
a. Gerak Biasa
Syaifuddin (2013) Gerak biasa merupakan gerak yang disadari, contohnya
melangkahkan kaki menuju suatu tempat, berlari dan menyapu. Hantaran
impuls pada gerak biasa dimulai dar reseptor sebagai penerima rangsang.
Impuls tersebut kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk
kemudan diolah di otak. Respons dari otak kemudian oleh saraf motorik
17
dihantarkan ke efektor sehingga terjadlah gerakan. Urutan perjalanan impuls
pada gerak biasa secara skematis sebagai berikut.
Gambar 3. Skema gerak biasa Syaifuddin (2013)
b. Gerak Refleks
Syaifuddin,( 2013) Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada
pula gerak yang terjadi tampa disadari yaitu gerak reflek. Implus pada
gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf
sensorik, di bawa ke otak untuk selanjutnya, diolah oleh otak, kemudian
hasil olahan otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motorik sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak reflek berjalan
cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak.
Gambar 4. Skema gerak reflek Syaifuddin, ( 2013)
Rangsanga Reseptor
Gerak
Saraf sensorik
Sumsumtulang
belakangSarafmotorik
Efektor
Impuls ReseptorIndera
SarafSensorik
Otak
Sarafmotorik
EfektorototIndraGerak
18
Gerak adalah perubahan tempat dari satu ketempat yang lain yang didasari oleh
pengaruh gaya yang diberikan, baik itu untuk benda hidup maupun benda mati.
Gerak meliputi gerak semu, gerak ganda, dan gerak lurus. Benda sendiri
dikatakan gerak Jika benda tersebut berpindah kedudukan terhadap benda
lainnya baik perubahan kedudukan jauh atau dekat. Menurut Harrow (1972:24)
gerak adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang
meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik)
yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan
suatu gerakan yang baik.
Di dalam perkembangan sendiri gerak di bedakan menjadi dua bagian
yaitu gerak cross-sectional yaitu subjek dari berbagai perlakuan atau
kelompok umur yang diuji dengan alat ukur yang sama, contoh teknik
tulis tangan, sedangkan gerak longitudinal adalah gerak yang diuji
dengan sesuai umur perkembangan anak dan dikembangkan sesuai
dengan konsep gerak sebagai berikut :
19
Gambar 5 Ranah Gerak(sumber Anita J. Harrow)
c. Klasifikasi Gerak
Pengklarifikasian keterampilan gerak dapat di buat berdasarkan beberapa
sudut pandang, berikut ini disajikan beberapa klasifikasi keterampilan
gerak:
Ranah GerakRanah=Domain=Bagian
UnsurKLASIFIKASI GERAK
Anita J.Arrow
GERAK DASARFUNDAMENTAL
(Gerakan dasar yangdi kembangkansejalan denganpertumbuhan tubuhdan tingkatkematangan padaanak-anak)
GERAK DASARFUNDAMENTAL
a. Gerak lokomoto
b. Gerak manipulatif
KEMAMPUANPERSEPTUAL
(Kemampuan untukmenginterprestasistimulus yang ditangkap oleh organindera)
a. Pengelihatanb. Pendengaranc. Perabad. Kemempuan
Kordinasi
KEMAMPUANFISIK
(Kemampuan untukmemfungsikansystem organ tubuhdalam melakukanaktivitas gerak tubuh)
a. Ketahananb. Kekuatanc. Fleksibilita
sd. Kelincahan
KETERAMPILANGERAK
(gerak mengikutipola/bentuk tertentumemerlukankoordinasi controlsebagian/seluruhtubuh yang dapat dilakukan melaluiproses belajar)
a. Adaptifsederhana
b. Adaptifterpadu
c. Adapfifkompleks
KOMUNIKASINON DISKUSIF
(Komunikasimelalui prilakugerak tubuh)a. Gerak
ekspresifb. Gerak
interpretif
20
1. Keterampilan Gerak Terbuka
Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam
pelaksanaannya terjadai pada konsisi lingkungan yang berubah- ubah, dan
pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari
lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal dan
bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan meendang
bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku menendang bola dengan
menyesuaikan target yang akan di tuju. Pelaku dipaksa untuk mengamati
kecepatan, arah, jarak bola; kemudian menyesuaikan tendangannya.
2. Keterampilan Gerak Tertutup
Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya
terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus
gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya adalah
dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam gerakan ini
pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, adan bergerak
berdasarkan apa yang direncanakannya.
3.Keterampilan Gerak Serial
Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan
beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling ke depan
beberapa kali.
Berdasarkan pendapat di atas di simpulkan bahwa keterampilan gerak yang ada
di dalam penelitian ini ialah keterampilan gerak serial jika di tinjau dari
ekperiment, jika di tinjau dari segi tim atau permainan, keterampilan gerak
dalam penelitian ini iyalah keterampilan gerak terbuka, karena tujuan yang
21
akan di capai dalam penelitian ini agar anak dapat melakukan power turtle kick
dengan maksimal yang di harapkan untuk menuju permainan yang jauh lebih
baik lagi. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan, bahwa objek dari upaya
eksperiment ini adalah perilaku yang nampak bergerak dengan melakukan
gerakan yang berulang-ulang. Sebab pada dasarnya gerak secara batiniah atau
internal terus berlangsung secara berkelanjutan.
E. Latihan
Dalam olahraga kemampuan berprestasi adalah perpaduan dari sekian banyak
kemampuan yang turut menentukan prestasi, yang dibangun dalam proses
latihan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Banyak pendapat
yang telah dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian atau definisi dari
latihan. Berkaitan dengan proses dan jangka waktu latihan Nossek (1982: 10)
menyatakan bahwa “Training is a process or, expressed in other words, a
period of time lasting several years, until the sportsman achieves a high
standart of performance”. Latihan adalah suatu proses atau, dinyatakan dengan
kata lain, periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet
tersebut mencapai standart penampilan yang tinggi. Sedangkan Harsono (1988:
101) mengemukakan bahwa “Latihan adalah proses yang sistematis dari
berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari
kian bertambah jumlah beban atau pekerjaannya”. Pendapat senada
dikemukakan oleh Bompa (1990: 2) yang menyatakan bahwa “Training is a
systematic athletic activity oflong duration, progressively and individually
graded, aiming at modelling the human’s physiological and psychological
22
function to meet demanding tasks.“ Latihan adalah merupakan aktivitas
olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif
dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Latihan dilakukan
secara sistematis maksudnya adalah latihan dilaksanakan secara terencana,
menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, dari yang mudah ke yang
sukar dan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Latihan mengandung
unsur pengulangan, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan tubuh
(fisik) dalam melakukan kerja. Di samping itu latihan dapat pula ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi dalam gerakan, agar gerakan-gerakan yang
semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah dan otomatis dalam
pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Latihan fisik merupakan
salah satu unsur dari latihan olahraga secara menyeluruh yang penekanannya
adalah terhadap peningkatan kemampuan fisik dalam melakukan kerja.
“Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe beban
yang diberikan serta tergantung dari kekhususan latihan” Fox,Bowers & Foss,
(1988: 358). Oleh karena itu perlu dipahami prinsip-prinsip dasar latihan yang
akan dijadikan pedoman. Dengan latihan fisik yang terencana, sistematis dan
continue dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang
selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani ke tingkat
yang lebih tinggi, sehingga dapat menunjang penampilan atlet dalam
berolahraga.
23
F. Prinsip Latihan
Menurut Nossek (1982: 10) menambahkan bahwa “Training principle are
guidelines a well organized training should adopt. Such principles refer to all
aspects and tasks of training,they determine the contents, the means and
methods as well as the organization of training”. Pelaksanaan latihan harus
berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prinsip latihan merupakan
garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir
dengan baik. Dari pendapat tersebut di atas jelas bahwa prinsip latihan
merupakan landasan ilmiah dalam pelatihan yang harus dipegang teguh dalam
melakukan dan mencapai tujuan latihan.
Menurut Irianto (2002: 43-50), secara umum prinsip-prinsip latihan untuk
menjaga atau meningkatkan status kebugaran jasmani ataupun kondisi fisik
atlet antara lain meliputi: 1) beban lebih (overload), 2) kekhususan (specifity),
3) kembali asal (riversible), 4) variasi (variative), dan 5) perseorangan
(individual).
a. Beban Berlebih (overload)
Tubuh manusia tersusun atas berjuta-juta sel yang masing-masing
mengemban tugas sesuai fungsinya, sel-sel tersebut mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap apa yang terjadi dalam
tubuh, termasuk adaptasi terhadap latihan. Beban berlebih berarti
pembebanan yang diberikan pada latihan tepat di atas ambang kepekaan
(threshold), Irianto (2002: 43). Jadi jika tubuh ditantang dengan beban
latihan maka akan terjadi proses penyesuaian. Penyesuaian tersebut tidak
24
saja seperti kondisi awal namun secara bertahap mengarah ke tingkat yang
lebih tinggi.
b. Kekhususan (specifity)
Menurut Irianto (2002: 47), falsafah prisip kekhususan adalah SAID
(Spesific Adaptation to Imposed Demand), artinya latihan hendaknya
khusus sesuai dengan sasaran yang diinginkan.
c. Kembali ke Asal (reversible)
“Jika anda tidak menggunakan, anda akan kehilangan” itulah falsafat
prinsip reversible, artinya adaptasi latihan yang telah dicapai akan
berkurang bahkan hilang, jika latihan tidak berkelanjutan dan tidak
teratus yang berakibat terjadinya detraining (penurunan prestasi).
d. Variasi (variative)
Untuk menghindarkan kebosanan, pelatih harus mampu menciptakan
berbagai variasi latihan baik metode maupun bentuk latihan dengan tidak
mengabaikan sasaran yang telah ditetapkan dan perencanaan latihan.
e. Perseorangan (individual)
Pembebanan latihan harus diberikan secara orang-perorang sesuai
dengan potensinya, dengan tidak mempertimbangkan berbagai faktor
antara lain: maturasi, umur latihan, status kesehatan dan kebugaran.
Berdasarkan prinsip-prinsip kondisi fisik di atas, prinsip tersebut menjadi
pedoman bagi pemain dan pelatih untuk dapat mewujudkan kegiatan
berlatih-melatih yang baik. Hal ini sangat membantu pemain guna
25
tercapainya prestasi puncak yang diinginkan dalam hal ini prestasi sepak
bola.
Latihan tentunya sangat memperhatikan prinsip FITT (Frequensi
Intesnsity Time and Type). Dalam latihan kondisi fisik prinsip ini juga
menjadi pedoman dalam pelaksanaannya di lapangan. Untuk frekuensi
menurut E. L. Fox dalam Sajoto (1988: 150), bahwa tanpa
memperhatikan apakah yang dipakai 3 atau 5 kali perminggu, yang
penting adalah bahwa latihan hendaknya dilakukan selama 4-8 minggu.
Sedangkan untuk intensitas menurut Sajoto (1988: 204), bahwa terdapat
tiga cara untuk menentukan dosis latihan yaitu: denyut jantung sebagai
patokan, asam laktat dalam darah sebagai patokan, dan ambang batas
rangsang anaerobic sebagai patokan. Intesintas ini menggunakan prinsip
progresif, artinya beban bertambah dari latihan sebelumnya. Waktu atau
time juga sangat penting peranannya. Menurut Sajoto (1988: 209-210),
untuk cabang-cabang olahraga yang banyak dilakukan dengan gerakan
berlari-berhenti-berlari, seperti cabang sepak bola, tenis lapangan dan
lainnya, maka lama latihan sekurang-kurangnya 45 menit.
G. Belajar Motorik
Belajar motorik adalah keseluruhan proses yang terjadi pada tubuh manusia,
yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan
(kondisifisik) yang dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk
mendapatkan suatu gerakan yang baik. Unsur yang mempengaruhi gerak
motorik yaitu :
26
a. Kognitif
Kognitif adalah kemampuan yang dimiliki anak untuk berpikir lebih
kompleks, serta kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
b. Afektif
Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
c. Piskomotor
Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)
tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
H. Kekuatan Otot Tungkai
Macam-macam kekuatan menurut pendapat Bompa yang dikutip oleh
Sukadiyanto (2002: 65), adalah 1) kekuatan umum, 2) kekuatan khusus, 3)
kekuatan maksimal, 4) kekuatan ketahanan otot, 5) kekuatan kecepatan
(kekuatan elastis atau power), 6) kekuatan absolute, 7) kekuatan relative, dan
8) kekuatan cadangan. Berdasarkan beberapa jenis kekuatan yang ada tersebut
di atas, maka dalam permainan sepak bola dan futsal jenis kekuatan yang
dominan digunakan selama aktivitas bermain adalah kekuatan tahanan dan
kekuatan eksplosif atau kekuatan kecepatan. Kekuatan otot adalah kemampuan
otot atau kelompok otot untuk melakukan kerja, dengan menahan beban yang
diangkatnya. Dikutip dari Buku Petunjuk Paktikum Fisiologi Manusia (2010:
40), berpendapat Kekuatan otot ditetapkan oleh jumlah satuan motorik yang
berkontraksi berbarengan dan oleh frekuensi masing-masing satuan motorik
berkontraksi. Otot yang kuat akan Membuat kerja otot sehari-hari secara
27
efisien seperti, mengangkat, menjinjing, dan lain-lain serta mereka akan
membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Otot-otot yang tidak terlatih karena
sesuatu sebab, karena suatu kecelakaan misalnya, akan menjadi lemah. Karena
serabutnya mengecil (atropi), dan kalau hal ini dibiarkan dapat mengakibatkan
kelumpuhan otot.
Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai adalah
kemampuan sekelompok otot dalam melakukan dalam suatu gerak maupun
mengatasi beban. Dalam permainan sepak bola terutama dalam melakukan
tendangan didominasi Peranan otot tungkai pada gerakan lari dan menendang
bola sangat. Untuk itu kelompok otot tungkai merupakan faktor pendukung
utama untuk keberhasilan pada permainan sepak bola.
I. Permainan Sepak bola
Sepak bola adalah permainan beregu, yang tiap regu terdiri dari sebelas orang
pemain salah satunya adalah penjaga gawang, permainan seluruhnya
menggunakan kaki kecuali penjaga gawang boleh menggunakan tangan di
daerah hukumannya sendiri Sucipto, (2000:7). Menurut Muhajir (2007: 22),
“Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak,
yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola kegawang lawan dengan
mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola”. Menurut
Luxbacher (2008: 2) menyatakan bahwa pertandingan sepak bola dimainkan
oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 orang. Masing-masing tim
mempertahankan gawang dan berusaha menjebol gawang lawan. Permainan
sepak bola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang penjaga
28
garis atau disebut asisten wasit. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah
berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak
mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau
melindungi gawangnya agar tidak kemasukan bola.
Sepak bola mempunyai tujuan yang sangat sederhana, yaitu berusaha
memasukan bola ke gawang lawan dan berusaha mempertahankan gawangnya
agar tidak kemasukan bola dari lawan. Apabila unsur-unsur yang menunjang
dalam mencapai tujuan permainan maka tujuan tersebut akan dapat dengan
mudah tercapai. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah
permainan antara dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 11 orang dan
dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang, boleh menggunakan tangan
dan lengan. Setiap tim berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan
sebanyak-banyaknya dan menjaga gawangnya dari kemasukan bola oleh
serangan lawan dan permainan ini dilakukan selama 2x45 menit.
J. Pentingnya Menggunakan Teknik Kura-Kura Didalam Permainan Sepakbola.
Dalam permainan sepak bola keterampilan dasar pemain sangat penting. Menurut
Komarudin (2011: 21) sepak bola merupakan kegiatan fisik yang cukup kaya
struktur pergerakan. Dilihat dari taksonomi gerak umum, sepak bola bisa secara
lengkap, dari mulai gerakan-gerakan dasaryang membangun pola gerak yang
lengkap, dari mulai pola gerak lokomotor, non lokomotor dan gerakan manipulatif.
Keterampilan dasar ini dianggap sebagai keterampilan dasar fundamental, yang
sangat berguna bagi pengembangan keterampilan-keterampilan lain yang lebih
kompleks. Menurut Sucipto, dkk. (2000: 8) keterampilan dasar dalamsepak bola
29
terdiri atas tiga macam keterampilan, meliputi: 1) Keterampilan lokomotor dalam
bermain sepak bola adalah gerakan berpindah tempat, seperti lari ke segala arah,
meloncat,melompat dan meluncur. 2) Keterampilan Nonlokomotor dalambermain
sepak bola adalah gerakan-gerakan yang tidak berpindah tempat, seperti
menjangkau, melenting, membungkuk, meliuk. 3) Keterampilan manipulatif dalam
bermain sepak bola adalah gerakan-gerakan seperti menendang bola, menggiring
bola,menyundul bola, melempar bola dan menangkap bola bagi penjaga gawang.
Teknik dasar menendang dengan punggung kaki bagian dalam (Long Pass) Pada
umumnya menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk
mengumpa jarak jauh (long pass). Sikap pribadi pemain merupakan faktor utama
yang dapat mendukung atau menunjang keberhasilan dalam passing. Faktor
ketepatan tendangan dalam mengumpan bola juga harus lebih diutamakan dari
pada kekuatan tendangan. Adapun teknik atau sasaran yang dapat membantu
keberhasilan dalam ketepatan menembak bola kearah gawang ada dua macam
yaitu: 1) Operan bola dengan punggung kaki dan 2) Keakuratan dan penghitungan
waktu yang tepatuntuk menendang kearah yang ingin di tuju.
Pentingnya menendang bola dengan kaki bagian punggung salah satunya
digunakan untuk jarak tempuh tendangan yang jauh, dan ketepatan arah bola ke
sasaran yang diinginkan, dengan begitu sasaran yang di inginkanpun akan
tercapai dengan maksimal. Seorang pemain yang memiliki teknik menendang
yang baik cenderung dapat bermain sepak bola dengan baik pula dan akan
tersusun rapi dalam kerjasama tim. Keterampilan menendang dengan kaki
bagian punggung sepak bola banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
keterampilan dasar gerak sepak bola menurut Muhajir (2007: 22), seperti:
latihan, kondisi fisik, alat dan fasilitas, pemain berbakat dan kompetisi yang
30
teratur serta harus di dukung oleh ilmu dan teknologi yang memadai, gizi,
motivasi orang tua atau dorongan keluarga, bakat dan minat.
K. Metodik Pembelajaran Teknik Dasar Turtle Kick
Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk
menembak kegawang (shooting at the goal).Dilakukan dengan cara :
Posisi badan berada di belakang bola sedikit condong kedepan.
a. Kaki tumpuan diletakkan di samping bola dan ujung kaki menghadap
sasaran dan lutut sedikit ditekuk.
b. Kaki untuk menendang berada di belakang bola dengan punggung kaki
menghadap sasaran, kemudian ayunkan kedepan
c. Tempatkan punggung kaki tepat di tengah-tengah bola.
d. Setelah menendang kaki tetap mengayun kedepan mengikuti arah bola.
Adapun kekurangan dalam melakukan tendanagan dengan menggunakan
punggung kaki (kura-kura) yaitu tendanagan ini tidak dapat di lakukan secara
sepontan atau mendadak, karena tendangan dengan menggunakan punggung
kaki harus dilakukan dengan posisi yang tepat sehingga menghasilkan
jangkauan yang jauh sehingga dapat menjangkau teman satu tim bahkan bisa
meendang kearah gawang lawan dengan cepat dan kencang.
Gambar 6.Menendang dengan kura-kura kaki
31
L. Hakikat Latihan Beban
Latihan beban merupakan suatu bentuk latihan yang menggunakan media alat
beban untuk menunjang proses latihan dengan tujuan untuk meningkatkan
kebugaran, kekuatan otot,kecepatan, pengencangan otot, hypertrophy otot,
rehabilitasi, maupun penambahan dan pengurangan berat badan. Menurut
Harsono (1988) weight training adalah latihan-latihan yang sistematis dimana
beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi
otot. Guna mencapai berbagai tujuan tertentu seperti untuk meningkatkan dan
menjaga kondisi fisik, kesehatan, kekuatan atau prestasi dalam suatu cabang
olahraga tertentu. Menurut Suharjana (2007: 87) latihan beban (weight
training) adalah latihan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan
beban sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna memperbaiki kondisi
fisik atlet, mencegah terjadinya cedera atau untuk tujuan kesehatan. Latihan
beban dapat dilakukan dengan menggunakan beban dari berat badan sendiri
(beban dalam) atau menggunakan beban luar yaitu beban bebas (free weight)
seperti dumbell, barbell,atau mesin beban (gym machine). Bentuk latihan yang
menggunakan beban dalam yang paling banyak digunakan seperti chin-up,
push-up, sit-up, ataupun back-up, sedangkan menggunakan beban luar
sangatlah banyak dan bervariasi sesuai dengan tujuan latihan serta perkenaan
ototnya. Menurut Baechle (2000: 1) weight training using barbell sports,
dumbell, mechanical equipment, etc. with the aim of improving health and
restoring physical appearance.
32
a. Ankle weight
Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang
diberikan pemberat serbuk besi. Ankle weight dapat dipergunakan pada kaki
maupun tangan. Bentuk latihan ankle weight juga dapat meningkatkan
power tendangan long passing, karena bentuk latihan ankle weight dapat
melatih power tungkai. Power menurut Harsono (1988:176) Adalah ”hasil
darikekuatan dan kecepatan“ kaitannyan dengan latihan dalam
pengembangan power, maka dalam penelitian ini penulis memilih bentuk
latihan dengan menggunakan ankle weight. Saat melecutkan tendangan long
passing denganalat bantu ankle weight tendangan berkontraksi konsentrik
dan saat menarikkembali tendangan maka akan terjadi kontraksi eksentrik.
Dalam latihan ini sampel atau subjek melakukan tendangan long passing
tanpa bola dengan diberikan beban pada daerah ankle, latihan dengan
menggunakan ankle weight seberat 1kg dilakukan secara berulang-ulang
dari minngu pertama sampai minggu ke dua setelah minggu ke tiga sampai
empat di lakukan penambahan beban seberat 500gr jadi beban yang di
gunakan pada minggu ke tiga dan ke empat seberat 1,5kg. Penambahan
beban dalam latihan ini adalah dengan menambah sejumlah set dalam
latihan. Tentang hal ini Harsono (1988: 200) menjelaskan “latihan power
dalam weight training tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan
tetapi harus pula pada kecepatan mengangkat,mendorong dan menarik
beban”.
33
Gambar 7.Ankle weight
b. Latihan Tarik Karet
Latihan dengan intensitas tinggi dengan jangka waktu yang pendek. Latihan
tarik karet mampu melatih kekuatan dan massa otot dan meningkatkan laju
metabolisme tubuh. Latihan dengan menggunakan tangga dengan cara
menaiki tangga dengan cepat seperti berlari melakukan tarik karet secara
teratur, organ kardiovaskular dilatih untuk meningkatkan metabolisme
dalam tubuh secara bertahap. Tahap awal tubuh akan terasa lelah, nafas
tersengal-sengal namun perlahan-lahan jantung akan terlatih sehingga lebih
sehat dan lebih bugar.
Tarik karet adalah alat bantu yang terbuat dari bahan latek satau bisa juga
dibuat dari bagian dalam ban bekas yang dibentuk sedemikian rupa. Sama
dengan latihan ankle weight, latihan menggunakan tarik karet juga dapat
meningkatkan power tendangan long passing, karena dapat melatih
kekuatan otot tungkai.Program latihan tarik karet yakni: pemain atau atlet
berdiri di depan media atau alat bantu karet dengan salah satu kaki
(kanan/kiri) dimasukkan kedalam karet tersebut, kemudian kaki lainnya
34
menjadi tumpuan. Latihan, dalam hal ini otot yang paling merasakan
pengaruhnya adalah otot kaki, betis hingga pangkal paha. Dengan
melakukan aktifitas secara rutin dapat melatih dan menguatkan otot-otot
terutama di daerah kaki. Awal-awal melakukan aktifitas seperti ini otot-otot
pada bagian tertentu akan terasa sakit dan pegal tapi lama-kelamaan kita
tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya. Itu berarti otot-otot sobat
sudah lebih baik dan lebih kuat. Olahraga tarik karet adalah salah satu jenis
olahraga yang efektif membakar lemak, olahraga ini juga efektif untuk
menguatkan jantung dan meningkatkan ketahanan tubuh.
Dalam tiap menitnya, aktivitas naik tangga diperkirakan akan
mengkonsumsi energi (membakar kalori) sebanyak 8-11 kkal. Nilai ini
merupakan nilai yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan aktivitas
olahraga dengan intensitas sedang seperti tenis, badminton, sepak bola atau
juga basket yang mengkonsumsi energi sebanyak 7-9 kkal per menitnya.
Dalam penelitian ini karet yang di gunakan panjangnya 150cm atau satu
setegah meter dan lebar 1cm dengan tarikan karet 5cm seberat 1kg merk
IRC, untuk menghindari kurangnya elastisitas karet maka peneliti
menyiapkan ban dalam yang lebih banyak untuk menghindari hal tersebut
agar tidak terjadi perbedaan karet satu dengan lainnya. Latihan
menggunakan tarik karet menggunakan beban seberat seberat 1kg yang
dilakukan secara berulang-ulang dari minngu pertama sampai minggu ke
dua setelah minggu ke tiga sampai empat di lakukan penambahan beban
seberat 500gr jadi beban yang di gunakan pada minggu ke tiga dan ke empat
seberat 1,5kg
35
M. Penelitian Relevan
a. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Tommy Apriantono (2013)
mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh
Latihan Beban Terhadap Kekuatan Otot Kaki dan Kemampuan
Menendang Pemain Sepak Bola”. Hasil penelitian ini menunjukan
pengaruh latihan beban tidak hanya meningkatkan secara signifikan pada
kekuatan otot kaki maupun keceptan bola. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa kekuatan otot kaki merupakan salah satu faktor penting didalam
kemampuan menendang.
b. Hasil penelitian yang dilalukan oleh Hendratman Rahman Radjiku (2013)
mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Pengaruh Latihan
Ankle Weight Terhadap Peningkatan Power Tendangan Long Passing Pada
Permainan Sepak Bola Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 2 Telaga”.
Hasil penelitian dari pengujian hasil pre test dan post test menunjukan t
hitung sebesar 13,08 dan harga t tabel 1,729 sehingga Ha di terimadan Ho di
Gambar 8. Latihan tarik karet.
36
tolakyang berarti latihan ankle weight memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan power tendangan long passing.
c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zufriyanto Igirisa (2013) mahasiswa
Universitas Negeri Gorontalo dengan judul “Pengaruh Latihan Leg
Extension dan Ankle Weight Terhadap Kemampuan Melakukan Long Pass
dalam Permainan Sepak Bola di SMA Negeri 1 Limboto”. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan beban
leg extension dan ankle weight terhadap kemampuan melakukan long
passing pada permainan sepak bola. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
statistik dengan menggunakan uji t di peroleh nilai probabilitas 0,00 lebih
kecil dari0,05 maka Ho di tolak. Kesimpulannya metode latihan dengan
mengunakan beban baik leg extension maupun ankle weight menyebabkan
perbedaan dalam hal kemempuan melakukan long passing pada siswa
SMA Negeri 1 Limboto dengan hasil uji signifikansi antara variabel
kemampuan melakukan long pass di pengaruhi oleh latihan menggunakan
beban yaitu leg extension dan ankle weight sebesar 0,935 pada tingkatan
pengaruh yang sangat signifikan antara variabel.
N. Kerangka Berpikir
Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah Jika seseorang
memiliki kekuatan kaki yang baik maka akan memberikan sumbangan yang
lebih besar terhadap performa saat menendang bola, Jika seseorang memiliki
37
kekuatan tungkai yang baik maka akan memberikan sumbangan yang lebih
besar terhadap performa saat menendang bola.
O. Hipotesis
Menurut Arikunto (1992 : 62) hipotesis adalah jawaban sementara suatu
masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui
apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarnnya
atau tidak. Dan menurut Sudjana (1992:219), hipotesis adalah asumsi atau
dugaan mengenai suatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu yang sering
di tuntut untuk melakukan pengecekannya.
Penulis menyimpulkan hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara
sebelum menguji kebenarannya dengan cara penelitian.
Berdasarkan kerangka berpikir dan penelitian relevan maka penulis
mengajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H01: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan Ankle weight terhadap
hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar
Lampung.
H1: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan Ankle weight terhadap hasil
turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar Lampung.
H02: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan tarik karet terhadap
hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar
Lampung.
38
H2: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan tarik karet terhadap hasil
turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar Lampung.
H03: Tidak Ada perbedaan antara latihan Ankle weight dengan tarik karet
terhadap hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19
Bandar Lampung.
H3: Ada perbedaan antara latihan Ankle weight dengan tarik karet terhadap
hasil turtle kick pada peserta didik ekstrakurikuler SMP N 19 Bandar
Lampung.
39
III. METODOLOGI PENELITIAN.
A. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, menurut Arikunto (2005: 207)
penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada variable
tertentu dengan variable lain mmelalui uji coba dalam kondisi khusus yang di
sengaja di buat oleh peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah eksperimen kuasi. Eksperiment kuasi adalah penelitian yang bertujuan
untuk memperoleh informasi yang merupakan pemikiran yang sebenarnya
dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi
semua variable yang relevan, artinya eksperimen yang memberikan treatment
terhadap dua kelompok yang berbeda namun tidak di beri kontrol. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk one Group
Pretest and Posttest Design, yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada dua
kelompok. Kemudian kelompok I diberi perlakukan latihan dengan Ankle weight
dan kelompok II di beri perlakuan menggunakan tarik karet.
40
B. Variabel dan Data Penelitian
1. Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek
atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh
penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007:
3).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain
(Independent variable X). Sedangkan Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain (Dependent variable Y). Dalam penelitian ini
yaitu:
1. Variabel bebas (X1) adalah ankle weight..
2. Variabel bebas (X2) adalah tarik karet
3. Variabel terikat (Y) adalah power turtle kick.
2. Data Penelitian
Data merupakan suatu bahan yang masih mentah yang membutuhkan
pengolahan lebih lanjut sehingga menghasilkan informasi atau keterangan,
baik kuantitatif maupun kualitatif yang menunjukkan suatu fakta
(Riduwan.2009:5). Dalam sebuah penelitian diperlukan data untuk
menentukan harga atau informasi-informasi yang diamatinya, data adalah
segala sesuatu yang bias berbentuk benda hal atau orang bentuk bilangan
yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah, Arikunto (2013: 88)
Jawaban hipotesis maupun pertanyaan penelitian dilakukan dengan
menganalisis data yang sudah dikumpulkan. Adapun cara pengumpulannya
41
data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
Menurut Narimawati (2008:98) data primer merupakan data yang berasal
dari sumber asli atau pertama, dalam hal ini data primer adalah data yang
didapat dari observasi yang dilakukan penulis terhadap objek yang
diteliti. Menurut Umar (2003: 56), data primer merupakan data yang
diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan.
b. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2008:402) Data sekunder merupakan data yang
sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku,literatur dan lain-
lain, yang berkaitan dengan pelaksanaan tes. Data skunder merupakan
data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan
mengumpulkan. (Jonathan Sarwono,2007:123) Data primer didapat dari
narasumber yang kita jadikan objek penelitian dan bisa juga dari survei
lapangan yang dilakukan di ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19
Bandar Lampung menggunakan semua metode pengumpulan data
original. Disimpulkan juga data sekunder adalah data yang sudah tersedia
atau telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di
publikasikan kepada masyarkat pengguna data sehingga tinggal mencari
dan mengmumpulkan.
42
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek
yang mempunyai sifat-sifat umum. Menurut (Sudjana, 2008: 6) populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitng ataupun
pengukuran kuantitatif kualitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian Arikunto (2006:130).
Berdasarkan pendapat di atas yang dimaksud dengan populasi adalah
seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian yang paling sedikit
memiliki satu sifat yang sama. Pada penelitian ini populasi yang di ambil
berdasarkan jenis populasi terbatas, yaitu jumlah sumber data yang jelas
batasnya secara kuantitatif sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 orang peserta didik
yang mengikuti ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar
Lampung.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti (Riduwan, 2007: 56). Sedangkan menurut
sugiyono (2013: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan menurut Surisman (2010: 4)
sampling adalah cara pengumpulan data, jika hanya sebagian anggota
populasi saja yang di teliti. Pada penelitian ini objek yang akan di teliti yaitu
peserta didik ekstrakurikuler SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Sampel
43
penelitian ini ditentukan sebanyak 20 peserta didik, dengan alasan karena
populasinya di bawah 100 sesuai dengan pendapat Arikunto yaitu apabila
populasi kurang dari 100, maka sampel di ambil dari keseluruhan populasi
yang ada sehingga disebut penelitian populasi.
D. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest-posttest
design.Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Kelompok
O
P
Pre-test Treatment Post-test
A T1A Ankle
Weight
T2A
B T1B Tarik Karet T2B
Gambar 9. Desain penelitian
44
Keterangan :
Pre test : Tes awal menendang dengan kura-kura kaki.OP : Ordinal Pairing pengelompokan.A : Kelompok latihan ankle weight.B : Kelompok latihan tarik karet.T1A : Tes Awal kelompok eksperiment (menggunakan ankle weight)T1B : Tes Awal kelompok eksperiment (menggunakan latihan tarik
karet).T2A : Tes Akhir kelompok eksperiment (menggunakan ankle weight)T2B : Tes Akhir kelompok eksperiment (menggunakan latihan tarik
karet).Post test : Tes akhir menendang dengan kura-kura kaki.
Pembagian kelompok eksperimen yang menggunakan latihan ankle weight dan
latihan karet di dasarkan pada hasil melakukan tes awal menendang dengan
kura-kura kakidi rangking mulai dari tingkatan tertinggi sampai terendah,
kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasangkan ke dalam
kelompok 1 dan 2. Ordinal Pairing ini hanya dilakukan terhadap continum
variabel misalnya: hasil terbaik diletakkan di kelompok satu, hasil terbaik
nomer dua diletakkan di kelompok dua, dan hasil terbaik nomer tiga tetap
diletakkan di kelompok dua, hasil terbaik nomer empat diletakkan di kelompok
satu dan seterusnya, sebagai berikut :
A B
1 2
4 3
5 6
dst 7
Gambar 10. Pembagian kelompok dengan Cara Ordinal Pairing.
45
E. Definisi Operasional Variabel.
1. Latihan naik tarik karet, merupakan salah satu strategi belajar mengajar.
Yang dimana untuk mempermudah meningkatkan teknik menendang
menggunakan kura-kura kaki peserta didik dan membuat peserta didik aktif.
2. Latihan menggunakan ankle weight, alat ini merupakan benda yang dapat
membantu proses pembentukan yang akan berlangsung. Alat bantu yang
akan digunakan adalah ankle weight. Penulis memilih alat bantu ini di
karenakan agar mempermudah peserta didik untuk meningkatkan hasil
tendangan.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati secara
spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian. Menurut (Ari Kunto 2013:
136) instrument adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis. Suatu instrumen
mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas, instrumen yang valid berarti dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel berarti
bila digunakan beberapa kali akan tetap mengasilkan data yang sama.
Menurut (Surisman 2016:95) analisis reliabilitas adalah suatu tes dan atau alat
ukur lainya , termasuk non tes, pada hakikatnya mengukur kerelatifan
pertanyaan tes apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil relatif sama
dan validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
di nilai sehingga betul-betul manilai apa yang harus dinilai.
46
Ada pun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode tes dan pengukuran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kick of distance test dari Barrow dan Harold Marion, (1979:
281).dengan validitas tes sebesar 0,786 dan reliabilitas sebesar
0,723.Pelaksanaan tes tendangan jarak jauh adalah menendang bola dengan
kaki yang terkuat sejauh mungkin pada lapangan yang sudah dipersiapkan
untuk memperoleh hasil tendangan terjauh dan ini untuk usia 13-17 tahun.
Instrument yang di gunakan adalah instrument standart namun arahan dari
pembimbing reliabelitas harus dicari atau di hitung. Reliabelitas yang
digunakan peneliti yaitu test and retest Nurhasan (2007:172), setelah di
lakukan uji coba pada tanggal 17 Juli 2018 di SMP Negeri 29 Bandar Lampung
test kedua di lakukan pada tanggal 24 Juli 2018 setelah di lakuka perhitungan
maka di dapat tingkat reliabelitasnya di dapat sebesar 0,9322 artinya ketetapan
alat ukur ini setelah dilakukan perhitungan tergolong sanggat tinggi.
Tujuan tes ini untuk mengukur tendangan jarak jauh.
a. Alat yang dipergunakan :
1. Bola Sepak
2. Lapangan Sepak bola
Gambar 11. Instrumen tes kick of distance test dari Barrow danHarold Marion, (1979: 281)
47
3. Peluit
4. Cones
5. Meteran
6. Alat Tulis
b. Tata cara pelaksanaan tes :
1. Tester berdiri di garis batas tendangan atau starting line (garis gawang),
2. Tester mengambil awalan untuk menendang bola maksimal tiga meter,
dengan menghadap sasaran yang telah ditentukan,
3. Tester melakukan tendangan terhadap target atau jarak yang sudah
ditentukan,
4. Tester diberikan empat kali kesempatan menendang,
5. Tester diperbolehkan menggunakan kaki sesuai dengan pilihan kaki
terkuat, kaki kanan maupun kaki kiri.
c. Penilaian
Skor yang diperoleh tester adalah hasil tendangan diambil dari jarak awal
bola ditendang dan melewati rintangan hingga pertama jatuhnya bola ke
tanah. Hasil yang diambil berdasarkan pada total skor yang dikumpulkan oleh
tester.
d. Tes tersebut dinyatakan gagal jika:
1. Bola yang ditendang keluar batas yang telah ditentukan,
2. Bola yang ditendang tidak melambung atau datar.
48
Tabel 1. Kriteria skor penilaian tendangan jarak jauh untuk anak usia 12-15. Sucipto dkk (2000)
G. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting
karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam
penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-langkah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Test Awal (Pre Test)
Tes awal atau pretest yaitu tes yang pertama kali dilakukan oleh peneliti
dengan menggunakan tes tendangan jarak jauh, tujuan untuk mengukur hasil
tendangan masih rendah tingkatannya dari masing masing subyek, sehingga
dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah diberikan treatment.
Perlakuan yang diberikan harus dicapai kurang dari 2-3 bulan (Bompa:35).
Menurut Harsono (1988:187) lama penelitian terjadi selama satu bulan
setengah atau bisa berlangsung selama 6 minggu, sangat penting dalam
program latihan keseluruhan karena struktur program isi hanya akan
menentukan kualitas dari proses latihan. Dan dapat kita ambil
kesimpulannya pemberian treatment dilaksanakan sebanyak 16 kali
pertemuan. Setelah melakukan tes awal sampel dibagi dua kelompok dengan
49
cara ordinal pairing, yaitu dengan A-B-A-B sehingga terbagi menjadi 2
kelompok.
2. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan (treatment) pada eksperimen ini dilaksanakan 16 kali
pertemuan, dikarenakan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan,
sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang
dilaksanakan selama 16 kali pertemuan. Dengan frekuensi latihan antara 3-6
kali dalam seminggu, (Bompa:1990:33) pada penelitian ini dilakukan
sebanyak 4 kali dalam seminggu.
a. Pemanasan (Warming Up)
Latihan pemanasan (Warming Up) diberikan kepada pemain selama 15
menit, ini sangat penting karena untuk menaikkan suhu tubuh dan
menghindari resiko terjadinya cedera otot dan sendi-sendi pada peserta
didik.
b. Latihan Inti
Latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme secara sistematis
untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban fisik dan mental yang
teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Bentuk latihan
yang dilakukan adalah latihan menggunakan terhadap hasil tendangan
untuk kelompok ankle weight eksperimen A, dan latihan bantuan alat
menggunakan alat tarik karet terhadap hasil tendangan untuk kelompok
eksperimen B. Pada prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan kekuatan
menendang bola.
50
c. Pendinginan (Colling Down)
Pendinginan ditujukan untuk tubuh secara bertahap membuat transisi dari
latihan penuh ke kondisi semula sebelum latihan sehingga tehindar dari
cedera, ketegangan dan kelelahan otot pada latihan hari berikutnya.
3. Jadwal Program Latihan
a. Dalam Program latihan ankle weight yakni: dilakukan 4 kali seminggu,
hari Senin,Rabu, Jum’at dan Sabtu pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB.
Pada prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan power turtle kick, dengan
demikian diterapkan latihan 4 kali dalam seminggu sebanyak 16 kali.
b. Dalam Program latihan tarik karet yakni: dilakukan 4 kali seminggu, hari
Senin,Rabu, Jum’at dan Sabtu pukul 16.00 WIB sampai 17.00 WIB Pada
prinsipnya latihan ini untuk meningkatkan power turtle kick, dengan
demikian diterapkan latihan 4 kali dalam seminggu sebanyak 16 kali.
4. Test Akhir (Post Test)
Tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan
pada tes awal dengan tujuan untuk mengukur hasil jarak tendangan yang
dicapai oleh tiap-tiap peserta didikdari masing-masing kelompok setelah
melaksanakan program latihan. Hasil tes akhir dicatat kemudian diolah
dengan statistika untuk mengetahui pengaruh atau tidak latihan tarik karet
dan latihan Angkle weight terhadap hasil tendangan bola.
51
H. Teknik pengambilan data
Teknik penagambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Tes dan
pengukuran merupakan bagian yang integral dalam proses penilaian hasil
belajar peserta didik, dengan melalui tes dan pengukuran kita akan
memperoleh data yang objektif (Nurhasanah, 1989: 13). Penelitian ini
berlangsung selama ± 1,5 bulan dengan tahapan 1. Tahap persiapan 2. Tahap
Pelaksanaan 3. Tahap pengambilan data.
I. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung
hasil tes awal dan akhir hasil Tendangan pada setiap orang, maka digunakan
teknik analisa data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang
diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Pengujian
normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya
mengikuti prosedur Sudjana (2005 : 446) yaitu :
a. Pengamatan nXXX ,...,, 21 dijadikan bilangan baku nZZZ ,...,, 21 dengan
menggunakan rumus
SD
XxZi
1
SD : Simpangan bakuZ : Skor bakux : Row skor
X : Rata-Rata Hitung
52
b. Setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku. Kemudian dihitung peluang )()( ii ZZPZF
c. Selanjutnya dihitung nZZZ ,...,, 21 yang lebih kecil atau sama dengan iZ
kalau proporsi ini dinyatakan dengan )( iZS maka
n
ZyangZZbanyaknyaZZS in
i
...,...,,)( 21
d. Hitung selisih )()( ii ZSZF kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah
harga terbesar ini dengan oL . Setelah harga oL , nilai hasil perhitungan
tersebut dibandingkan dengan nilai kritis oL untuk uji liliefors dengan
taraf signifikan 0,05. Bila harga oL lebih kecil (<) dari tabelL , maka data
yang akan diolah tersebut berdistribusi normal, sedangkan bila oL lebih
besar (>) dari tabelL , maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
oL < tabelL berarti normal
oL > tabelL berarti tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua
kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak.Menurut
53
Sudjana (2005 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus
sebagai berikut :
TerkecilVarians
TerbesarVariansF
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus
Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)
Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan 0.05maka dicari pada tabel F. Dengan kriteria pengujian :
Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen
F hitung ≤ F tabel berarti homogen
Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka
data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F
hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang
berbeda.
3. Uji t hipotesis
Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians
antar kedua kelompok sample maka analisis yang digunakan dapat di
kemukan beberapa alternatif:
a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang
homogen ( 21 XX ) maka uji t- tes yang dipergunakan untuk menguji
54
hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:250)
sebagai berikut :
t hitung =
21
21
11.
nnS
XX
gab
2
.)1(.)1(
21
222
211
nn
SnSnSgab
Keterangan :
1: Rerata kelompok eksperimenA
2: Rerata kelompok eksperimen BS1: Simpangan baku kelompok eksperimen AS2: Simpangan baku kelompok eksperimenB
1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
b. Salah satu data berdistribusi normal dan data lain yang tidak berdistribusi
normal (σ ≠ σ) kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang
homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut
Sudjana (1992:241) yaitu:
thitung=
2
22
1
21
21
n
S
n
S
XX
Keterangan :
1: Rerata kelompok eksperimenA
2: Rerata kelompok eksperimen BS1: Simpangan baku kelompok eksperimen A
55
S2: Simpangan baku kelompok eksperimenB
1n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A
2n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B
c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel
homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang
dikemukakan Sanafiah Faisal, (1982 : 371) adalah:
Z = ( )U = ( )U = ( )
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan
B adalah bila Z hitung < Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen A dan B, sebaiknya bila Z hitung
> Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen A dan B.
4. Analisis Uji Pengaruh
Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians
antara kedua kelompok latihan kelentukan, maka analisis yang digunakan
dapat dikemukakan berdasarkan alternatif. Menurut Sudjana (2005:242)
untuk menguji pengaruh pendekatan bermain terhadap hasil gerak dasar
kayang sebagai berikut :
56
nsB
BThitung
/
Keterangan :
__
B = Rata-rata selisih antara post test dan pretestsB= Simpangaan baku selisih antara post test dan pretest
n = Jumlah sample
68
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan penulis di SMP Negeri 19
Bandar Lampung pada ekstrakurikuler sepak bola untuk analisis data hasil
penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Ada pengaruh yang signifikan latihan ankle weight terhadap hasil turtle
kick pada pese rta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19
Bandar Lampung.
2. Ada pengaruh yang signifikan latihan tarik karet terhadap hasil turtle kick
pada peserta didik ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar
Lampung.
3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara latihan tarik karet ankle
weight dan tarik karet terhadap hasil turtle kick pada peserta didik
ekstrakurikuler sepak bola SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang ingin
dikemukakan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian
ini :
69
1. Peneliti lainnya, untuk dapat terus menerus memperbaiki penelitian
dalam melakukan penelitian selanjutnya, dengan beberapa
penyempurnaan misalnya: a) jumlah sampel penelitian yang lebih besar;
b) waktu penelitian yang lebih lama; c) menambah variable bebas
sebagai pembanding.
2. Guru atau pelatih, dapat digunakan sebagai salah satu pengetahuan yang
baru mengenai program latihan sehingga dapat meningkatkan hasil
turtle kick untuk mencapai prestasi dan pencapaian yang lebih baik.
3. Kepada para mahasiswa dan pelatih diharapkan mencoba model-model
latihan lain untuk meningkatkan hasil tendangan lurus dalam tapak suci.
4. SSB (Sekolah Sepak Bola), penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuan para pelatih yang berada di SSB untuk menerapkan model latihan
ankle weight dan tarik karet untuk meningkatkan power turtle kick
sebagai proram latihan, tidak menutup kemungkinan beban yang di
gunakan lebih besar karena model latihan inu sangat efektif apabila di
terapkan.
5. Program studi pendidikan jasmani dan kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan dalam upaya penelitian
yang akan di kembangkan untuk memajukan program studi
PENJASKESREK.
DAFTAR PUSTAKA
Anita J. Harrow, 1972 Taxonomy of Educational objectives: the Clasificationof Educational Goals. London: Longmans.
Apriantono, Tommy. 2013. Pengaruh Latihan Beban Terhadap KekuatanOtot Kaki dan Kemampuan Menendang Pemain Sepak Bola.Cakrawala Pendidikan. Th XXXII No.2. Yogyakarta. UniversitasNegeri Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian; Suatu PendekatanManajemen Penelitian. Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2005. ManajemenPenelitian. Jakarta: RinekaCipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipata
Arikunto. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: PTRineka Cipta.
Baechle, Thomas R. 2000. Essentials of Strength Training And Conditioning.National Strength And Conditioning Association Third Edition.
Barrow, Harold, M dan McGee, Rosemary. (1979). A Practical Approach toMeasurement in Physical Education. Philadelpia : Lea & Febiger.
Bompa Tudor O. 1990. Theory And Methodology Of Training. Debuque,Iowa:Kendal/Hunt Publishing Company.CP.
Data Base KONI Pusat 2004. Pembinaan Prestasi Usia Dini.
Faisal, Sanapiah. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:Penerbit: Usaha Nasional.
Fox L. E, Bower. W.R, Foss. M.L. 1988. The Physiologycal Basic Of PhysicalEducation and Fourth Edition. Saunders College Publishing.
Harsono. 1998. Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta.CV.Tambak Kusuma.
71
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan TesisBisnis,Jakarta PT. Gramedia Pustaka.
Igirisa, Zufriyanto. 2013. Pengaruh Latihan Leg Extension dan Ankle WeightTerhadap Kemampuan Melakukan Long Pass dalam Permainan SepakBola di SMA Negeri 1 Limboto. Gorontalo. Universitas NegeriGorontalo.
Irianto, Djoko Pekik. 2002. Panduan Gizi Lengkap Keluarga danOlahragawan.Yogyakarta: CV. Andi Offet.
Jonathan Sarwono, 2007 Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS,Yogyakarta : Andi Offset.
Komarudin. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : KappaSigma.
Kosasih, Engkos. 1980. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SLTP Jilid 1.Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Kristiyanto, Agus. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam PendidikanJasmanai dan Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori danMetode. Jakarta : Depdikbud.
Luxbacher, Joseph. 2012. Sepakbola Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja GrafindoPersada.
Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung:Yudistira.
Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, TeoridanAplikasi. Bandung: Agung Media
Nossek. 1982. General Teori Of Training, Ran African Press LTD.
Nurhasan, 2007. Tes dan Pengukuran. FPOK Bandung.
Nurhasanah, 1989. Teori dan Praktek. Malang: Langka
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.81 A Tahun 2013.
Radjiku, Hendratman R. 2014. Pengaruh Latihan Ankle Weight TerhadapPeningkatan Power Tendangan Long Passing Pada PermainanSepakbola Siswa Putra Kelas Viii Smp Negeri 2 Telaga. Gorontalo :UNG.
72
Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan danPeneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta :Depdikbud.
Sucipto, dkk. (2000). “Sepakbola”. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sucipto, dkk. 2000. Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana 2005 : 250. Metode Statistika, Bandung: Taristo.
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharjana. 2007. Latihan Beban. Yogyakarta : FIK UNY
Sukadiyanto. 2002. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.Yogyakarta: PKO FIK UNY
Suranto, H. 1991. Konsep Olahraga Solo. FPOK UNS, Jawa Tengah.
Surisman. 2010. Modul Statistika Dasar. Bandar Lampung. FKIP UNILA.
Surisman. 2016. Modul Untuk Mahasiswa Penjas Evaluasi Hasil
Pembelajaran. Bandar Lampung. FKIP UNILA.
Syaifuddin. 2013. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.Jakarta: EGC.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.
Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem KeolahragaanNasional.
UUSKN No.3 Tahun 2005 pasal 18 ayat 2 Tentang Pembinaan BakatFormal/Non Formal.
Wirjasantosa, Ratal. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta : UI Press.