pengaruh kinerja keuangan terhadap...

15
1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nur Kumala Sari Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Binadarma Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang 30138 Email : [email protected] Pembimbing 1 : Dr. H. Lin Yan Syah, S.E., M.Si ([email protected]) Pembimbing 2 : Fitriasuri, S.E., Ak., M.M ([email protected])

Upload: lamthu

Post on 30-Aug-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA (BEI)

Nur Kumala Sari

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Binadarma

Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang 30138

Email : [email protected]

Pembimbing 1 : Dr. H. Lin Yan Syah, S.E., M.Si ([email protected])

Pembimbing 2 : Fitriasuri, S.E., Ak., M.M ([email protected])

2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan

terhadap harga saham telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada

penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan yaitu Earning Per Share (EPS), Debt to

Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI), dan Return On

Equity (ROE). Periode penelitian ini dimulai dari tahun 2009-2013. Hipotesis yang

dikemukakan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap harga

saham secara parsial dan secara simultan juga terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap

harga saham. Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan

terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi adalah analisis statistik deskriptif.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parsial (Uji T) dan uji statistik simultan (uji F)

dengan α = 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu

SPSS 17.00 for windows. Hasil uji secara parsial (uji T) menunjukkan bahwa kinerja

keuangan yang diwakili rasio Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham,

sedangkan Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil uji secara

simultan (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu Earning Per Share

(EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Investment

(ROI), dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Kata kunci : kinerjakeuangan, Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE),

hargasaham.

ABSTRACK

This study aims to determine how the effect of the financial performance of the stock

price telecommunications listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). In this study used

financial ratio analysis that Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI) and Return on Equity (ROE). This

research period starting from the year 2009 to 2013. The hypothesis put forward in this study

is that there is the influence of the financial performance of the stock price partially and

simultaneously also there are significant financial performance of the stock price. The

method of analysis used to see the effect of the financial performance of the

telecommunications company's stock price is descriptive statistical analysis. Hypothesis

testing is done with a partial test (t test) and simultaneous statistical test (F test) with α = 5%.

Analyzing data using statistical data processing software SPSS for windows 17 o'clock. The

result of partial test (t test) showed that the financial performance ratios represented Earning

Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On

Equity (ROE) has no effect on stock prices, while the Return On Investment (ROI) effect on

stock prices. The results of simultaneous test (F test) showed that all the independent

variables, Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER),

Return On Investment (ROI) and Return on Equity (ROE) no effect on stock prices.

Keywords :Financial performance, Earning Per Share(EPS), Debt to Equity Ratio(DER),

Price Earning Ratio(PER), Return On Investment(ROI) andReturn onEquity(ROE), the stock

price.

3

I. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market)

merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa

diperjual belikan, baik dalam bentuk

hutang ataupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan oleh pemerintah, public

authorities, maupun perusahaan swasta

(Husnan, 2009:3). Dalam melaksanakan

fungsi ekonominya, pasar modal

menyediakan fasilitas untuk memindahkan

dana dari lender ke borrower. Dengan

menginvestasikan kelebihan dana yang

mereka miliki, lenders mengharapkan akan

memperoleh imbalan dari penyerahan dana

tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya

dana dari pihak luar memungkinkan

mereka melakukan investasi tanpa harus

menunggu tersedianya dana dari hasil

operasi perusahaan.

Dalam melakukan investasi di

pasar modal, seorang investor perlu

mempertimbangkan dua faktor, yaitu

tingkat keuntungan (return) yang

diharapkan dan risiko yang mungkin

terjadi. Tujuan investor dalam

menanamkan modalnya adalah untuk

mendapatkan keuntungan yang setinggi-

tingginya dengan tingkat risiko yang

rendah. Akan tetapi pada kenyataannya

return yang diinginkann menciptakan

risiko yang sebanding sehingga para

investor selalu dihadapkan pada tingkat

risiko yang sebanding dengan keuntungan

yang diharapkan (expected return) di

setiap investasi (Ramadhan, 2013).

Investor yang menanamkan

modalnya di pasar modal mengharapkan

deviden dan capital gain. Deviden

merupakan bagian keuntungan perusahaan

yang akan dibagikan kepada para

pemegang saham dan capital gain

merupakan keuntungan dari hasil jual beli

saham, berupa selisih antara nilai jual yang

lebih tinggi dari pada nilai beli saham

(Rusdin, 2008: 61).

Harga saham yang diperjualbelikan

di bursa merupakan indikator nilai

perusahaan yang menerbitkan saham

dipasar modal. Pergerakan harga suatu

saham dalam jangka pendek tidak dapat

diterka secara pasti. Harga saham

ditentukan menurut hukum permintaan dan

penawaran atau kekuatan tawar-menawar.

Makin banyak orang yang ingin membeli

saham, maka harga saham tersebut

cenderung bergerak naik. Sebaliknya

makin banyak orang yang ingin menjual

saham, maka harga saham tersebut akan

bergerak turun. Meskipun demikian perlu

diingat, tidak ada bursa saham yang terus

menerus naik dan juga tidak ada bursa

saham yang terus menerus turun

(Pangestu, 2010).

Secara umum faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham dapat dibagi

menjadi dua, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam

dan dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Faktor ini antara lain : kemampuan

perusahaan dalam mengelola modal yang

ada (solvability), kemampuan manajemen

dalam mengelola kegiatan operasional

perusahaan (growth opportunities),

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan (profitability),

prospek pemasaran dari bisnis dan hak-hak

investor atas dana yang diinvestasikan

dalam perusahaan (asset utilization).

Faktor eksternal merupakan faktor yang

berasal dari luar dan tidak dapat

dikendalikan oleh perusahaan. Faktor

eksternal antara lain : kurs, tingkat inflasi,

suku bunga deposito. Faktor internal

perusahaan yang mempengaruhi harga

saham dapat dilihat melalui laporan

keuangan. Ada banyak cara yang dapat

digunakan untuk menganalisis kinerja

perusahaan, salah satu cara adalah dengan

menggunakan analisis rasio keuangan

karena analisis rasio merupakan alat untuk

mengukur kinerja keuangan perusahaan

yang paling lengkap (Pangestu, 2010).

Industri telekomunikasi tumbuh

dengan cepat dari sektor andalan

sebelumnya, seperti perbankan dan

transportasi. Peran telekomunikasi menjadi

sangat penting dalam berbagai aspek

kehidupan masyarakat modern pada saat

4

ini. Banyak berbagai kemudahan muncul

dan telekomunikasi menjadi unsur

penunjang terbesar dalam upaya manusia

menguasai dunia. Pergeseran kebutuhan

dan kemajuan teknologi jasa

telekomunikasi telah menuntut adanya

pembaharuan dalam bisnis jasa

telekomunikasi dan informasi. Hal ini

bertujuan untuk meningkatkan peluang

bisnis yang pada akhirnya diharapkan

dapat mendukung kegiatan perekonomian

Indonesia memasuki era globalisasi

ekonomi mendatang (KOMPAS, Kamis 16

september 2004).

Sektor telekomunikasi masih

menjadi andalan, di tengah perlambatan

ekonomi akibat krisis global. Hal ini

didukung meredanya perang tarif. Saham

TLKM menjadi pilihan utama. PT

Telekomunikasi Indonesia (TLKM)

mendapat rekomendasi positif untuk

sektor telekomunikasi. Selain masih

menjadi pemimpin utama pasar, sebelum

dan sesudah perang tarif, perolehan margin

TLKM masih yang terbesar dibanding tiga

perusahaan lain, ujarnya dalam riset yang

dipublikasikan baru-baru ini. TLKM

menghasilkan price earning ratio (PER)

sebesar 13 kali pada 2010, dengan return

on equity (ROE) 31% dan low gearing

35%. Bandingkan dengan PER market 15

kali pada 2010 dan ROE 23%. (Antara

News, 2 Februari 2015)

Naik turunnya suatu kinerja

keuangan suatu perusahaan akan

berdampak terhadap naik turunnya harga

saham perusahaan tersebut, dan dari hasil

penelitian terdahulu maka penulis

mencoba untuk membahas pengaruh

kinerja keuangan terhadap harga saham

dengan menggunakan rasio keuangan

Pada penelitian ini, penulis ingin

menganalisis manfaat rasio-rasio keuangan

perusahaan telekomunikasi yang

berpengaruh terhadap harga saham, Dalam

penelitian ini akan digunakan rasio-rasio

untuk menjelaskan kinerja keuangan

perusahaan yang berupa : Earning Per

Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning

Ratio, Return on Investment, dan Return

on Equity.

Berdasarkan latar belakang diatas,

maka penelitian ini mengambil judul “

Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan

Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan

Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia”.

II. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan

telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

Adapun teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel pada penelitian ini

adalah Sampling Jenuh. Sampling jenuh

adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2011:68). Hal ini sering

digunakan untuk penelitian dengan jumlah

sampel dibawah 30 orang, atau untuk

penelitian yang ingin membuat

generalisasi dengan tingkat kesalahan

yang sedikit atau kecil.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

perusahaan telekomunikasi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia No

.

Populasi perusahaan

telekomunikasi

Sampel perusahaan

telekomunikasi

Kode

1. PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk

PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk

TLKM

2. PT. Indosat Tbk PT. Indosat Tbk ISAT

3. PT. Excelcomindo Pratama Tbk

PT. Excelcomindo Pratama Tbk

EXCL

4. PT. Smartfren Tbk PT. Smartfren Tbk FREN

5. PT. Bakrie Telecom Tbk PT. Bakrie Telecom

Tbk

BTEL

6. PT. Inovisi Infracom

Tbk

PT. Inovasi

Infracom Tbk

INVS

Sumber : Emiten Bursa Efek Indonesia

Pengukuran variabel dan operasional

variabel

Dalam operasionalisasi penelitian

ini, penulis menggunakan beberapa

variabel pengujian yang yang

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Variabel independen

Variabel independen yaitu variabel

yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel independen dalam

penelitian ini terdiri dari lima

variabel, yaitu Earning Per Share

5

(EPS), Debt to Equity Ratio (DER),

Price Earning Ratio (PER), Return

On Investment (ROI), Return On

Equity (ROE).

Earning Per Share (EPS)

EPS merupakan rasio yang diukur

dengan membandingkan laba

bersih setelah pajak dengan jumlah

saham yang beredar.

Debt to Equity Ratio (DER)

DER rasio ini menggambarkan

perbandingan antara total hutang

dengan total ekuitas perusahaan.

Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan rasio yang

menunjukkan perbandingan antara

harga pasar per lembar dengan laba

per lembar saham.

Return On Investment (ROI)

ROI merupakan rasio yang diukur

dengan membandingkan laba

bersih dengan total aset.

Return On Equity (ROE)

ROE merupakan rasio yang

mengkaji sejauh mana suatu

perusahaan mempergunakan

sumber daya yang dimiliki untuk

mampu memberikan laba atas

ekuitas.

b. Variabel dependen

Variabel dependen, yaitu variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya.

Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah harga saham. Dalam hal ini yang

akan digunakan adalah harga rata-rata

saham tahunan.

Metode analisis data

Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif ini merupakan

metode-metode yang berkaitan

dengan pengumpulan, peringkasan,

dan penyajian suatu data sehingga

memberikan informasi yang

berguna dan juga menatanya ke

dalam bentuk yang siap untuk

dianalisis. Dengan kata lain,

statistika deskriptif ini merupakan

fase yang membicarakan mengenai

penjabaran dan penggambaran

termasuk penyajian data. Dalam

fase ini dibahas mengenai ukuran-

ukuran statistik seperti ukuran

pusat, ukuran sebaran, dan ukuran

lokasi dari persebaran / distribusi

data.

Adapun analisis statistika deskriptif

ini memiliki tujuan untuk

memberikan gambaran (deskripsi)

mengenai suatu data agar data yang

tersaji menjadi mudah dipahami

dan informatif bagiorang yang

membacanya. Statistika deskriptif

menjelaskan berbagai karakteristik

data seperti rata-rata (mean),

jumlah (sum) simpangan baku

(standard deviation), varians

(variance), rentang (range), nilai

minimum dan maximum dan

sebagainya.

2. Analisis regresi linear berganda

Analisis regresi linear

berganda digunakan untuk

mengukur pengaruh antara lebih

dari satu variabel independen

(variabel bebas) terhadap variabel

dependen (variabel terikat) baik

secara bersama-sama maupun

secara parsial.

Penulis menggunakan

bantuan program Software SPSS

(Statistic Product and Services

𝐸𝑃𝑆 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

𝑃𝐸𝑅 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑅𝑂𝐼 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

6

Solution) dalam penelitian ini.

Persamaan regresi berganda yang

digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +

b4X4 + b5X5 + e

Dimana :

Y = Harga saham

A = Konstanta

X1 = EPS

X2 = DER

X3 = PER

X4 = ROI

X5 = ROE

b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi

variabel X1,2,3,4,5

e = Kesalahan

pengganggu (standard error)

Pengujian hipotesis

Model regresi yang sudah

memenuhi syarat asumsi klasik tersebut

akan digunakan untuk dianalisis melalui

pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Uji signifikansi simultan (uji

statistik F)

Uji statistik F dilakukan untuk

mengetahui apakah semua variabel

bebas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian :

H0 : bi = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh

yang signifikan secara bersama-

sama dari EPS, DER, PER, ROI,

ROE terhadap harga saham.

H1 : minimal satu dari bi ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama

dari EPS, DER, PER, ROI, ROE

terhadap harga saham .

Pada penelitian ini nilai F hitung

akan dibandingkan dengan F tabel

pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria penilaian hipotesis pada

uji-F ini adalah :

Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel

Tolak H0 (terima H1) bila F hitung >

F tabel

2. Uji signifikansi parameter

individual ( uji statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk

menguju apakah setiap variabel

bebas mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujian :

H0 : bi = 0, artinya tidak dapat

pengaruh yang signifikan dari EPS,

DER, PER, ROI, ROE secara

parsial terhadap harga saham.

H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan dari EPS,

DER, PER, ROI, ROE secara

parsial terhadap harga saham.

Pada penelitian ini nilai t hitung akan

dibandingkan dengan t tabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan

pada uji-t ini adalah :

H0 diterima jika : -t tabel ≤ t hitung ≤ t

tabel

H0 diterima jika : t hitung > t tabel

t hitung ≤ - t tabel

Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)

Uji R2 atau uji determinasi

merupakan suatu ukuran yang penting

dalam regresi, karena dapat

menginformasikan baik atau tidaknya

model regresi yang terestimasi, atau

dengan kata lain angka tersebut dapat

mengukur seberapa dekatkah garis regresi

yang terestimasi dengan data

sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi

(R2) ini mencerminkan seberapa besar

variasi dari variabel terikat Y dapat

diterangkan oleh variabel bebas X. Bila

nilai koefisien determinasi sama dengan 0

(R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat

diterangkan oleh X sama sekali. Sementara

bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara

keseluruhan dapat diterangkan oleh X.

Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua

titik pengamatan berada tepat pada garis

regresi. Dengan demikian baik atau

buruknya suatu persamaan regresi

ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai

nilai antara nol dan satu.

Menurut Santoso dalam buku

(Priyatno, 2008:81), Adjusted R square

adalah R square yang telah disesuaikan

nilai ini selalu lebih kecil dari R square

7

dari angka ini bisa memiliki harga negatif,

bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua

variabel bebas digunakan Adjusted R2

sebagai koefisien determinasi.

III. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Bab ini membahas analisis data dan

hasil penelitian tentang pengaruh kinerja

keuangan dengan menggunakan rasio

keuangan yaitu Earning Per Share (EPS),

Debt to Equity Ratio (DER), Price

Earning Ratio (PER), Return On

Investment (ROI), Return On Equity

(ROE) sebagai variabel independen

terhadap harga saham sebagai variabel

dependen.

Data yang terkumpul dianalisis

dengan menggunakan teknik deskriptif

kualitatif yang akan membahas sebaran

data dan menjelaskan mengenai hasil olah

data dengan menggunakan program SPSS

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

kebaikan model dan pengaruh dari masing-

masing variabel independent terhadap

variabel dependent.

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N

Minim

um Maximum Mean Std. Deviation

Harga

Saham

30 44.50 11531.25 3876.2030 3639.67952

EPS 30 -325.04 637.40 116.7310 215.56041

DER 30 -38.53 79.69 2.8363 16.29288

PER 30 -35.48 447.30 45.5857 90.07199

ROI 30 -64.10 16.49 .3073 18.92838

ROE 30 -262.60 1173.20 29.2367 226.08142

Valid N (listwise)

30

Sumber : hasil pengolahan data

Uji Asumsi Klasik

Peneliti terlebih dahulu harus

menguji syarat-syarat yang harus dipenuhi

oleh model persamaan regresi berganda

sebelum menganalisis pengaruh faktor-

faktor EPS, DER, PER, ROI, ROE

terhadap harga saham. Syarat tersebut

adalah menguji apakah terjadi pelanggaran

asumsi klasik sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam model

regresi dapat dilakukan dengan

menggunakan Kolmogorov Smirnov

dan Normal Plot.

Hasil uji normalitas didapatkan hasil

sebagai berikut :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.06798114E3

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .066

Negative -.107

Kolmogorov-Smirnov Z .587

Asymp. Sig. (2-tailed) .881

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Pada uji kolmogorov-smirnov z nilai

Asymp. Sig > 0,05 (0,881 > 0,05)

Dapat dilihat dari histogram bahwa

sebaran data normal (garis kurva normal)

8

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Dapat dilihat dari histogram bahwa

sebaran data normal (garis kurva normal)

Sedangkan pada normal probabiliity plots

diketahui juga bahwa titik-titik mengikuti

garis diagonal sehingga dapat diketahui

bahwa data terdistribusi normal.

2. Uji Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficie

nts

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toler

ance VIF

1 (Con

stant)

3963.846 868.780

4.563 .000

EPS .114 3.374 .007 .034 .973 .741 1.349

DER -9.142 53.416 -.041 -.171 .866 .518 1.931

PER -2.196 7.243 -.054 -.303 .764 .922 1.085

ROI 102.762 40.562 .534 2.533 .018 .665 1.503

ROE -.223 3.830 -.014 -.058 .954 .523 1.912

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Pada bagian Coefficients, diketahui bahwa

nilai VIF dari masing-masing variabel

bebas pada penelitian ini terdapat nilai VIF

kurang dari 10 dengan tolerance lebih

besar dari 0,10. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa di antara variabel

independen tersebut bebas dari gejala

Multikolinearitas (tidak terjadi

multikolinearitas).

3. Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Intrepretasi:

Keterangan:

Dari Grafik Scatter, jelas bahwa tidak ada

pola tertentu karena titik menyebar tidak

beraturan di atas dan di bawah sumbu 0

pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan

tidak terdapat heteroskedastisitas sehingga

model regresi layak dipakai untuk

mengetahui pengaruh kinerja keuangan

perusahaan terhadap harga saham.

4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error

of the Estimate

Durbin-Watson

1 .538a .289 .141 3372.45422 1.177

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,

ROI, DER

b. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Untuk menguji autokorelasi dapat dilihat

dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika

nilai DW terletak antara dL dan (4 – dU)

atau dL ≤ DW ≤ (4 – dU) berarti bebas

dari Autokorelasi, sebaliknya jika nilai

DW < dL atau DW > (4 – dU) berarti

terdapat Autokorelasi.

Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel

Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU ; α ; n ;

(k – 1). Keterangan: n adalah jumlah

9

sampel, k adalah jumlah variabel, dan α

adalah taraf signifikan.

Pada tabel durbin watson didapatkan dL =

1,0706 dan dU = 1,8326 (lihat hal.

terakhir).

Dari tabel Model Summary didapatkan

nilai Durbin Watson sebesar 1,117 dan

nilai tersebut diantara dari pada nilai dL

dan (4-dU) atau 1,0706 < 1,117 < (4 -

1,8326) maka dapat disimpulkan bahwa

dalam regresi linier ini bebas dari

Autokorelasi.

Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk

menghitung besarnya pengaruh variabel X

(kinerja keuangan) sebagai variabel bebas

terhadap variabel Y (harga saham) sebagai

variabel terikat. Tabel 4.2

Hasil pengujian regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 3963.846 868.780

EPS .114 3.374

DER -9.142 53.416

PER -2.196 7.243

ROI 102.762 40.562

ROE -.223 3.830

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Berdasarkan perhitungan melalui

program SPSS yang ditunjukkan pada

tabel 4.5 di atas diperoleh model

persamaan regresi untuk mengetahui

kemampuan kinerja keuangan perusahaan

dalam memprediksi harga saham sebagai

berikut :

Y = 3.963,846 + 0,114 X1 – 9,142 X2 –

2,196 X3 +102,762 X4 – 0,223 X5

Persamaan di atas menunjukkan

bahwa adanya perbedaaan pengaruh

kinerja keuangan yang tercermin dalam

rasio-rasio keuangan (EPS, DER, PER,

ROI, ROE) terhadap harga saham.

Pengujian Hipotesis

1. Uji Parsial (uji t)

Tabel 4.3

Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) 4.563 .000

EPS .034 .973

DER -.171 .866

PER -.303 .764

ROI 2.533 .018

ROE -.058 .954

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Perhatikan nilai Sig hasil uji T pada tabel

Coefficients diatas, didapatkan :

1. EPS didapatkan p = 0,973 (p >

0,05) artinya secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga

Saham.

2. DER didapatkan p = 0,866 (p >

0,05) artinya secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga

Saham.

3. PER didapatkan p = 0,764 (p >

0,05) artinya secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga

Saham.

4. ROI didapatkan p = 0,018 (p <

0,05) artinya secara parsial

berpengaruh terhadap Harga

Saham.

5. ROE didapatkan p = 0,954 (p >

0,05) artinya secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga

Saham.

10

2. Uji Simultan (uji F) Tabel 4.4

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 1.112E8 5 2.224E7 1.956 .122a

Residual 2.730E8 24 1.137E7

Total 3.842E8 29

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,

ROI, DER

b. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Perhatikan nilai Signifikansi pada kolom

sig.

Didapatkan nilai sig = 0,122 (p > 0,05)

artinya semua variabel independen secara

simultan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel Harga Saham.

Berdasarkan tabel uji F, nilai F hitung

adalah 1,956 dengan nilai sig. 0,122. Nilai

sig. 0,122 lebih besar dari 0,05, artinya

variabel bebas EPS (X1), DER (X2), PER

(X3), ROI (X4), ROE (X5) secara simultan

tidak berpengaruh terhadap harga saham

(Y).

3. Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 4.5

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .538a .289 .141 3372.45422 1.177

a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,

ROI, DER

b. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber : Data sekunder diolah 2015

Didapatkan nilai R Square = 0,289 = 28,9

%

Artinya bahwa variabel independen yg

diteliti memiliki pengaruh kontribusi

hanya sebesar 28,9 % terhadap variabel

Harga Saham sedangkan 71,1 % lainnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar

variabel yg diteliti, karena nilai R Square

dibawah 5% atau cenderung mendekati

nilai 0 maka dapat disimpulkan

kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi

variabel sangat terbatas.

Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui

bahwa terdapat enam variabel penelitian

(EPS, DER, PER, ROI, ROE)) dengan

jumlah sampel secara keseluruhan

sebanyak 30 sampel. Dengan nilai

minimum sebagai nilai terendah untuk

setiap variabel, dan nilai maksimum untuk

nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam

penelitian. Dalam tabel juga dapat dilihat

mean dari setiap nilai dari masing-masing

variabel. Selain itu juga dapat dilihat

standar deviasi nilai dari data masing-

masing variabel. Beberapa penjelasan

mengenai hasil perhitungan statistik

diuraikan sebagai berikut:

a. Tabel 4.1 di atas menunjukkan

nilai rata-rata rasio EPS selama

periode penelitian (2009-2013)

yaitu sebesar 116.7310 dengan

nilai standar deviasi yaitu sebesar

215.56041. Tabel diatas

menunjukkan bahwa kisaran rasio

EPS ada pada nilai minimum

sebesar -325.04 sampai dengan

nilai maksimum 637.40. Dengan

nilai rata-rata rasio EPS yang

positif maka dapat menunjukkan

kinerja keuangan perusahaan yang

baik, karena perusahaan

mempunyai kemampuan

menghasilkan laba dari setiap

lembar sahamnya. EPS merupakan

indikator laba yang diperhatikan

oleh para investor. EPS yang

positif dapat meningkatkan

permintaan sehingga harga saham

pun menjadi naik.

b. Tabel di atas menunjukkan nilai

rata-rata rasio DER selama periode

penelitian (2009-2013) yaitu

sebesar 2,8363 dengan nilai standar

deviasi yaitu 16,29288. Tabel

diatas menunjukkan bahwa rasio

DER ada pada nilai minimum

sebesar -35,48 sampai dengan nilai

maksimum 447,30. Nilai rata-rata

rasio DER (2,8363) menunjukkan

bahwa semakin tinggi angka DER

11

maka diasumsikan

perusahaan memiliki resiko yang

semakin tinggi terhadap likuiditas

perusahaannya. Beberapa

perusahaan yang memiliki DER

lebih dari 1,00, hal ini sangat

menganggu pertumbuhan kinerja

perusahaannya juga menganggu

pertumbuhan harga sahamnya.

Karena itu sebagian besar para

investor menghindari perusahaan

yang memiliki angka DER lebih

dari 2,00. Semakin tinggi rasio ini

akan menunjukkan kinerja yang

buruk bagi perusahaan. Maka

perusahaan harus berusaha agar

DER bernilai rendah atau berada di

bawah standar industri yaitu 90%

(Kasmir, 2008:164).

c. Tabel di atas menunjukkan nilai

rata-rata rasio PER selama periode

penelitian (2009-2013) yaitu

sebesar 45,5857 dengan nilai

standar deviasi yaitu sebesar

90,07199. Tabel diatas

menunjukkan bahwa rasio PER

ada pada nilai minimum sebesar

35.48 sampai dengan nilai

maksimum 447,30. Dengan nilai

rata-rata rasio PER yang positif

maka dapat menunjukkan bahwa

kinerja keuangan perusahaan baik.

Dengan PER yang positif dan

tinggi menunjukkan bahwa harga

pasar saham semakin baik.

d. Tabel di atas menunjukkan nilai

rata-rata rasio ROI selama periode

penelitian (2009-2013) yaitu

sebesar 0,3073 dengan nilai

standar deviasi yaitu sebesar

18,92838. Tabel diatas

menunjukkan bahwa rasio PER

ada pada nilai minimum sebesar -

64,10 sampai dengan nilai

maksimum 16,49. Dengan nilai

rata-rata rasio ROI yang positif

(0,3073) maka keuangan

perusahaan baik. Standar industri

rasio ini menurut Kasmir

(2008:208) adalah sebesar 30%

dimana semakin tinggi rasio ini

maka semakin baik pula kinerja

perusahaan terutama dalam

pengembaliam investasi yang

didapatnya.

e. Tabel di atas menunjukkan nilai

rata-rata rasio ROE selama periode

penelitian (2009-2013) yaitu

sebesar 29.2367 dengan nilai

standar deviasi yaitu sebesar

226.08142. Tabel diatas

menunjukkan bahwa rasio ROE

ada pada nilai minimum sebesar -

262,60 sampai dengan nilai

maksimum 1173,20. Dengan rata-

rata rasio ROE yang positif maka

hal tersebut dapat menunjukkan

bahwa kinerja keuangan

perusahaan baik karena perusahaan

mempunyai kemampuan

menghasilkan laba dari ekuitasnya.

f. Berdasarkan pengujian statistik

deskriptif di atas menunjukkan

nilai rata-rata harga saham selama

periode penelitian (2009-2013)

yaitu sebesar 3876,2030 dengan

nilai standar deviasi yaitu sebesar

3639,67952. Tabel diatas

menunjukkan bahwa harga saham

ada pada nilai minimum sebesar

44,50 sampai dengan nilai

maksimum 11531,25. Dengan nilai

rata-rata harga saham yang positif

maka dapat menunjukkan bahwa

dengan kinerja keuangan

perusahaan yang baik maka

investor akan tertarik untuk

menanamkan modalnya, dengan

banyaknya investor yang ingin

menanamkan modalnya maka

permintaan akan saham perusahaan

akan meningkat sehingga dapat

menyebabkan harga saham naik.

Berdasarkan perhitungan melalui

program SPSS yang ditunjukkan pada

tabel 4.5 di atas diperoleh model

persamaan regresi untuk mengetahui

kemampuan kinerja keuangan perusahaan

12

dalam memprediksi harga saham sebagai

berikut :

Y = 3.963,846 + 0,114 X1 – 9,142 X2 –

2,196 X3 +102,762 X4 – 0,223 X5

Harga saham sebesar 3.963,846,

variabel EPS sebesar 0,114, variabel DER

sebesar -9,142, variabel PER sebesar -

2,196, variabel ROI sebesar 102,762 dan

variabel ROE sebesar -0,223. Persamaan

di atas menunjukkan bahwa adanya

perbedaaan pengaruh kinerja keuangan

yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan

(EPS, DER, PER, ROI, ROE) terhadap

harga saham.

Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat

menunjukkan bahwa :

a. Uji parsial pengaruh variabel EPS

terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel di atas, nilai t

hitung adalah 0,34 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,973 lebih

besar dari alpha 0,05, artinya

secara parsial variabel EPS tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya pengaruh variabel DER

terhadap harga saham adalah –

0,114 atau -11,4%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi

EPS secara parsial terhadap

perubahan harga saham adalah

sebesar -11,4%. Hasil ini tidak

konsisten dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Bachtiar (2012) yang menyatakan

bahwa variabel EPS berpengaruh

terhadap harga saham. Tetapi hasil

ini didukung oleh penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Julia (2008) yang menyatakn

bahwa variabel EPS tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

b. Uji parsial pengaruh variabel DER

terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel di atas, nilai t

hitung adalah -0,171 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,866 lebih

besar dari alpha 0,05, artinya

secara parsial variabel DER tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya pengaruh variabel DER

terhadap harga saham adalah -

9,142 atau -914,2%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi

DER secara parsial terhadap

perubahan harga saham adalah

sebesar -914,2%. Hasil ini

konsisten dengan penelitian

sbelumnya yang dilakukan oleh

Bachtiar (2012) yang menyatakan

bahwa variabel DER tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

c. Uji parsial pengaruh variabel PER

terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel di atas, nilai t

hitung adalah -0,303 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,764 lebih

besar dari alpha 0,05, artinya

secara parsial variabel PER tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya pengaruh variabel PER

terhadap harga saham adalah -

2,196 atau -219,6%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi

PER secara parsial terhadap

perubahan harga saham adalah

sebesar -219,6%. Hasil ini tidak

konsisten dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Bachtiar (2012) yang menyatakan

bahwa variabel PER berpengaruh

terhadap harga saham.

d. Uji parsial pengaruh variabel ROI

terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel di atas, nilai t

hitung adalah 2,533 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,018 lebih

kecil dari alpha 0,05, artinya secara

parsial variabel ROI tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya pengaruh variabel ROI

terhadap harga saham adalah

102,762%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi

ROI secara parsial terhadap

perubahan harga saham adalah

sebesar 102,762%. Hasil ini tidak

konsisten dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Bachtiar (2012) yang menyatakan

bahwa variabel ROI tidak

13

berpengaruh terhadap harga saham.

Tetapi hasil ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Zuliarni (2012)

yang menyatakan bahwa variabel

ROI berpengaruh terhadapa harga

saham.

e. Uji parsial pengaruh variabel ROE

terhadap harga saham.

Berdasarkan tabel di atas, nilai t

hitung adalah -0,058 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,954 lebih

besar dari alpha 0,05, artinya

secara parsial variabel ROE tidak

berpengaruh terhadap harga saham.

Besarnya pengaruh variabel ROE

terhadap harga saham adalah -

0,223 atau -22,3%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa kontribusi

ROE secara parsial terhadap

perubahan harga saham adalah

sebesar -22,3%. Hasil ini konsisten

dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Bachtiar (2012)

yang menyatakan bahwa variabel

ROE tidak berpengaruh terhadap

harga saham.

Dari hasil uji F didapatkan nilai sig

= 0,122 (p > 0,05) artinya semua variabel

independen secara simultan tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel

Harga Saham.

Berdasarkan tabel uji F, nilai F

hitung adalah 1,956 dengan nilai sig.

0,122. Nilai sig. 0,122 lebih besar dari

0,05, artinya variabel bebas EPS (X1),

DER (X2), PER (X3), ROI (X4), ROE

(X5) secara simultan tidak berpengaruh

terhadap harga saham (Y).

Didapatkan nilai R Square = 0,289 = 28,9

%

Artinya bahwa variabel independen yg

diteliti memiliki pengaruh kontribusi

hanya sebesar 28,9 % terhadap variabel

Harga Saham sedangkan 71,1 % lainnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar

variabel yg diteliti, karena nilai R Square

dibawah 5% atau cenderung mendekati

nilai 0 maka dapat disimpulkan

kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi

variabel sangat terbatas.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data

yang telah dilakukan mengenai pengaruh

EPS, DER, PER, ROI dan ROE terhadap

Harga Saham perusahaan telekomunikasi,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

Variabel EPS, DER, PER, ROI, dan ROE

selama periode 2009-2013 banyak

mengalami nilai yang negatif dilihat dari

nilai pada tabel statistic deskriptif. Nilai

variabel EPS sebesar -325, 04, nilai

variabel DER sebesar -38,53, nilai variabel

PER -35,54, nilai variabel ROI sebesar -

64,10 dan nilai variabel ROE -262,60. Hal

ini yang dapat menyebabkan pengaruh

kondisi kinerja keuangan terhadap harga

saham kurang baik.

Secara parsial variabel EPS, DER,

PER, dan ROE terhadap harga saham

menunjukkan bahwa variabel tersebut

tidak berpengaruh terhadap harga saham,

sedangkan variabel ROI secara parsial

berpengaruh terhadap harga saham. Hasil

dari pengujian ini menjelaskan bahwa

perusahaan telekomunikasi berhasil

memanfaatkan dan memaksimalkan laba

bersih terhadap tingkat aset yang menjadi

acuan investor dalam keputusan investasi.

Hasil penelitian secara simultan

antara earning per share (EPS), debt to

equity ratio (DER), price earning ratio

(PER), return on investment (ROI), dan

return on equity (ROE) tidak mempunyai

pengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan telekomunikasi. Hal ini

didukung oleh penelitian secara parsial

dimana banyak terdapat (variabel x) yaitu

EPS, DER, PER, dan ROE yang tidak

berpengaruh terhadap harga saham

(variabel y).

Melihat hasil koefisien determinasi

yang menggunakaan R Square maka dapat

dikatakan bahwa kinerja keuangan

14

perusahaan yang tercermin dalam rasio-

rasio keuangan EPS, DER, PER, ROI, dan

ROE memiliki pengaruh kontribusi

terhadap harga saham hanya sebesar

28,9%, sedangkan 71,1% dipengaruhi

variabel lain diluar variabel yang diteliti.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa

variabel – variabel tersebut belum

sepenuhnya diperhatikan oleh pemegang

saham untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan dibanding variabel lain di luar

penelitian.

Saran Adapun saran dalam penelitian ini

yaitu sebagai berikut :

1. Bagi pihak perusahaan

Perusahaan harus

memperhatikan nilai

perusahaan melalui variabel-

variabel yang tidak

berpengaruh pada harga saham

dengan meningkatkan nilai

perusahaan dari variabel

tersebut. Nilai perusahaan yang

tidak meningkat akan

mengurangi minat investor

untuk menanamkan modal nya

pada perusahaan. begitupun

sebaliknya perusahaan juga

harus memperhatikan nilai

perusahaan melalui variabel

yang berpengaruh terhadap

harga saham. Nilai perusahaan

yang meningkat akan menarik

minat investor untuk

menanamkan modalnya pada

perusahaan.

Dan juga khususnya manajer

perusahaan perlu mengetahui

pentingnya faktor-faktor di luar

variabel penelitian sebagai

dasar kebijakan finansial guna

meningkatkan kinerja

perusahaan agar perusahaan

dapat memobilisasi dana dari

pihak ketiga. Hal ini

dikarenakan variabel EPS,

DER, PER, ROI, dan ROE

dalam penelitan ini hanya

mampu menjelaskan 28,9%

terhadap harga saham.

2. Bagi pihak investor

Investor harus memperhatikan

faktor internal dari perusahaan

yang bersangkutan. Dari hasil

penelitian didapatkan bahwa

investor perlu memperhatikan

nilai variabel ROI dalam

menentukan saham pilihan

karena variabel ini

berpengaruh terhadap harga

saham. Selain itu, investor juga

harus memperhatikan variabel

lain seperti suku bunga

deposito, sbi, kurs dan inflasi.

15

DAFTAR PUSTAKA

Antaranews.com (9 November 2014)

Ayu, Nurma. “Analisis pengaruh kinerja

keuangan perusahaan terhadap harga

saham”.

http://eprints.unika.ac.id/10972/1/99.60.00

774. (9 November

2014

Bachtiar, Yanuar. 2012. “Kinerja

keuangan terhadap harga saham pada

perusahaan sector Agiculture di

Bursa Efek Indoneesia”. Jurnal volume 4

nomor

2.http://kopertis11.net/jurnal/sosial/Vol.4

%20No.2%20Juni%20201

2/Yanuar%20Bachtiar%20Editan.p

df. (8 November 2014)

Fahmi, Irham. 2012. “Manajemen

investasi”. Jakarta : Salemba empat.

Fahmi, Irham. 2012. “Analisis kinerja

keuangan”. Bandung : Alfabeta.

Fransiskus, Asisi. 2013. “Analisis

koefisien determinasi (Uji R2)”.

http://asisiverry.blogspot.com/2013

/08/analisis-koefisien-

determinasi-uji-

r2.html (8 November 2014)

Husnan, Suad. 2009. “Dasar-dasar

portofolio dan analisis sekuritas”.

Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Pandansari, Fillya Arum. 2012. “Analisis

faktor fundamental terhadap harga

saham”. Accounting analysis

journal. http://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.

php.aaj (8 November 2014)

Safitri, Ramadani. 2009. “Analisis fakor-

faktor yang mempengaruhi pendapatan

saham pada sector telekomunikasi

di BEI”. http://repository.usu.ac.id

bitstream/123456789/11370/1/09E

0937.pdf ( 9 November 2014)

Taqi. 2011. “Teknik dan penilaian harga

saham”. http://taqialkaf.blogspot.com

(9 November 2014)

Zuliarni, Sri. 2012. “Pengaruh kinerja

keuangan terhadap harga saham pada

perusahaan Mining and Mining

Service di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jurnal aplikasi bisnis Volume 3

Nomor 1.

http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JAB/ar

ticle/viewFile/909/902

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345

6789/40958/4/chapterII.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345

6789/40958/4/chapterII.pdf

http://www.idx.co.id/

http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif

2013/ID/0031_industri.html

http://www.bakrieglobal.com/news/read/1

406/function.file-get-contents