pengaruh kinerja keuangan terhadap...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)
Nur Kumala Sari
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Binadarma
Jalan Jend. A. Yani No. 12 Palembang 30138
Email : [email protected]
Pembimbing 1 : Dr. H. Lin Yan Syah, S.E., M.Si ([email protected])
Pembimbing 2 : Fitriasuri, S.E., Ak., M.M ([email protected])
2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan
terhadap harga saham telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada
penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan yaitu Earning Per Share (EPS), Debt to
Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI), dan Return On
Equity (ROE). Periode penelitian ini dimulai dari tahun 2009-2013. Hipotesis yang
dikemukakan pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap harga
saham secara parsial dan secara simultan juga terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap
harga saham. Metode analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh kinerja keuangan
terhadap harga saham perusahaan telekomunikasi adalah analisis statistik deskriptif.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji parsial (Uji T) dan uji statistik simultan (uji F)
dengan α = 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu
SPSS 17.00 for windows. Hasil uji secara parsial (uji T) menunjukkan bahwa kinerja
keuangan yang diwakili rasio Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (PER), dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham,
sedangkan Return On Investment (ROI) berpengaruh terhadap harga saham. Hasil uji secara
simultan (uji F) menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu Earning Per Share
(EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Investment
(ROI), dan Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Kata kunci : kinerjakeuangan, Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE),
hargasaham.
ABSTRACK
This study aims to determine how the effect of the financial performance of the stock
price telecommunications listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). In this study used
financial ratio analysis that Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (PER), Return On Investment (ROI) and Return on Equity (ROE). This
research period starting from the year 2009 to 2013. The hypothesis put forward in this study
is that there is the influence of the financial performance of the stock price partially and
simultaneously also there are significant financial performance of the stock price. The
method of analysis used to see the effect of the financial performance of the
telecommunications company's stock price is descriptive statistical analysis. Hypothesis
testing is done with a partial test (t test) and simultaneous statistical test (F test) with α = 5%.
Analyzing data using statistical data processing software SPSS for windows 17 o'clock. The
result of partial test (t test) showed that the financial performance ratios represented Earning
Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), and Return On
Equity (ROE) has no effect on stock prices, while the Return On Investment (ROI) effect on
stock prices. The results of simultaneous test (F test) showed that all the independent
variables, Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER),
Return On Investment (ROI) and Return on Equity (ROE) no effect on stock prices.
Keywords :Financial performance, Earning Per Share(EPS), Debt to Equity Ratio(DER),
Price Earning Ratio(PER), Return On Investment(ROI) andReturn onEquity(ROE), the stock
price.
3
I. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk
hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta
(Husnan, 2009:3). Dalam melaksanakan
fungsi ekonominya, pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan
dana dari lender ke borrower. Dengan
menginvestasikan kelebihan dana yang
mereka miliki, lenders mengharapkan akan
memperoleh imbalan dari penyerahan dana
tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya
dana dari pihak luar memungkinkan
mereka melakukan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari hasil
operasi perusahaan.
Dalam melakukan investasi di
pasar modal, seorang investor perlu
mempertimbangkan dua faktor, yaitu
tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dan risiko yang mungkin
terjadi. Tujuan investor dalam
menanamkan modalnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan yang setinggi-
tingginya dengan tingkat risiko yang
rendah. Akan tetapi pada kenyataannya
return yang diinginkann menciptakan
risiko yang sebanding sehingga para
investor selalu dihadapkan pada tingkat
risiko yang sebanding dengan keuntungan
yang diharapkan (expected return) di
setiap investasi (Ramadhan, 2013).
Investor yang menanamkan
modalnya di pasar modal mengharapkan
deviden dan capital gain. Deviden
merupakan bagian keuntungan perusahaan
yang akan dibagikan kepada para
pemegang saham dan capital gain
merupakan keuntungan dari hasil jual beli
saham, berupa selisih antara nilai jual yang
lebih tinggi dari pada nilai beli saham
(Rusdin, 2008: 61).
Harga saham yang diperjualbelikan
di bursa merupakan indikator nilai
perusahaan yang menerbitkan saham
dipasar modal. Pergerakan harga suatu
saham dalam jangka pendek tidak dapat
diterka secara pasti. Harga saham
ditentukan menurut hukum permintaan dan
penawaran atau kekuatan tawar-menawar.
Makin banyak orang yang ingin membeli
saham, maka harga saham tersebut
cenderung bergerak naik. Sebaliknya
makin banyak orang yang ingin menjual
saham, maka harga saham tersebut akan
bergerak turun. Meskipun demikian perlu
diingat, tidak ada bursa saham yang terus
menerus naik dan juga tidak ada bursa
saham yang terus menerus turun
(Pangestu, 2010).
Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham dapat dibagi
menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari dalam
dan dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Faktor ini antara lain : kemampuan
perusahaan dalam mengelola modal yang
ada (solvability), kemampuan manajemen
dalam mengelola kegiatan operasional
perusahaan (growth opportunities),
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (profitability),
prospek pemasaran dari bisnis dan hak-hak
investor atas dana yang diinvestasikan
dalam perusahaan (asset utilization).
Faktor eksternal merupakan faktor yang
berasal dari luar dan tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor
eksternal antara lain : kurs, tingkat inflasi,
suku bunga deposito. Faktor internal
perusahaan yang mempengaruhi harga
saham dapat dilihat melalui laporan
keuangan. Ada banyak cara yang dapat
digunakan untuk menganalisis kinerja
perusahaan, salah satu cara adalah dengan
menggunakan analisis rasio keuangan
karena analisis rasio merupakan alat untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan
yang paling lengkap (Pangestu, 2010).
Industri telekomunikasi tumbuh
dengan cepat dari sektor andalan
sebelumnya, seperti perbankan dan
transportasi. Peran telekomunikasi menjadi
sangat penting dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat modern pada saat
4
ini. Banyak berbagai kemudahan muncul
dan telekomunikasi menjadi unsur
penunjang terbesar dalam upaya manusia
menguasai dunia. Pergeseran kebutuhan
dan kemajuan teknologi jasa
telekomunikasi telah menuntut adanya
pembaharuan dalam bisnis jasa
telekomunikasi dan informasi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan peluang
bisnis yang pada akhirnya diharapkan
dapat mendukung kegiatan perekonomian
Indonesia memasuki era globalisasi
ekonomi mendatang (KOMPAS, Kamis 16
september 2004).
Sektor telekomunikasi masih
menjadi andalan, di tengah perlambatan
ekonomi akibat krisis global. Hal ini
didukung meredanya perang tarif. Saham
TLKM menjadi pilihan utama. PT
Telekomunikasi Indonesia (TLKM)
mendapat rekomendasi positif untuk
sektor telekomunikasi. Selain masih
menjadi pemimpin utama pasar, sebelum
dan sesudah perang tarif, perolehan margin
TLKM masih yang terbesar dibanding tiga
perusahaan lain, ujarnya dalam riset yang
dipublikasikan baru-baru ini. TLKM
menghasilkan price earning ratio (PER)
sebesar 13 kali pada 2010, dengan return
on equity (ROE) 31% dan low gearing
35%. Bandingkan dengan PER market 15
kali pada 2010 dan ROE 23%. (Antara
News, 2 Februari 2015)
Naik turunnya suatu kinerja
keuangan suatu perusahaan akan
berdampak terhadap naik turunnya harga
saham perusahaan tersebut, dan dari hasil
penelitian terdahulu maka penulis
mencoba untuk membahas pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham
dengan menggunakan rasio keuangan
Pada penelitian ini, penulis ingin
menganalisis manfaat rasio-rasio keuangan
perusahaan telekomunikasi yang
berpengaruh terhadap harga saham, Dalam
penelitian ini akan digunakan rasio-rasio
untuk menjelaskan kinerja keuangan
perusahaan yang berupa : Earning Per
Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning
Ratio, Return on Investment, dan Return
on Equity.
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penelitian ini mengambil judul “
Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.
II. METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di BEI.
Adapun teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Sampling Jenuh. Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (Sugiyono, 2011:68). Hal ini sering
digunakan untuk penelitian dengan jumlah
sampel dibawah 30 orang, atau untuk
penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan tingkat kesalahan
yang sedikit atau kecil.
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel
perusahaan telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia No
.
Populasi perusahaan
telekomunikasi
Sampel perusahaan
telekomunikasi
Kode
1. PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk
TLKM
2. PT. Indosat Tbk PT. Indosat Tbk ISAT
3. PT. Excelcomindo Pratama Tbk
PT. Excelcomindo Pratama Tbk
EXCL
4. PT. Smartfren Tbk PT. Smartfren Tbk FREN
5. PT. Bakrie Telecom Tbk PT. Bakrie Telecom
Tbk
BTEL
6. PT. Inovisi Infracom
Tbk
PT. Inovasi
Infracom Tbk
INVS
Sumber : Emiten Bursa Efek Indonesia
Pengukuran variabel dan operasional
variabel
Dalam operasionalisasi penelitian
ini, penulis menggunakan beberapa
variabel pengujian yang yang
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Variabel independen
Variabel independen yaitu variabel
yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel independen dalam
penelitian ini terdiri dari lima
variabel, yaitu Earning Per Share
5
(EPS), Debt to Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio (PER), Return
On Investment (ROI), Return On
Equity (ROE).
Earning Per Share (EPS)
EPS merupakan rasio yang diukur
dengan membandingkan laba
bersih setelah pajak dengan jumlah
saham yang beredar.
Debt to Equity Ratio (DER)
DER rasio ini menggambarkan
perbandingan antara total hutang
dengan total ekuitas perusahaan.
Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang
menunjukkan perbandingan antara
harga pasar per lembar dengan laba
per lembar saham.
Return On Investment (ROI)
ROI merupakan rasio yang diukur
dengan membandingkan laba
bersih dengan total aset.
Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio yang
mengkaji sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimiliki untuk
mampu memberikan laba atas
ekuitas.
b. Variabel dependen
Variabel dependen, yaitu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah harga saham. Dalam hal ini yang
akan digunakan adalah harga rata-rata
saham tahunan.
Metode analisis data
Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif ini merupakan
metode-metode yang berkaitan
dengan pengumpulan, peringkasan,
dan penyajian suatu data sehingga
memberikan informasi yang
berguna dan juga menatanya ke
dalam bentuk yang siap untuk
dianalisis. Dengan kata lain,
statistika deskriptif ini merupakan
fase yang membicarakan mengenai
penjabaran dan penggambaran
termasuk penyajian data. Dalam
fase ini dibahas mengenai ukuran-
ukuran statistik seperti ukuran
pusat, ukuran sebaran, dan ukuran
lokasi dari persebaran / distribusi
data.
Adapun analisis statistika deskriptif
ini memiliki tujuan untuk
memberikan gambaran (deskripsi)
mengenai suatu data agar data yang
tersaji menjadi mudah dipahami
dan informatif bagiorang yang
membacanya. Statistika deskriptif
menjelaskan berbagai karakteristik
data seperti rata-rata (mean),
jumlah (sum) simpangan baku
(standard deviation), varians
(variance), rentang (range), nilai
minimum dan maximum dan
sebagainya.
2. Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linear
berganda digunakan untuk
mengukur pengaruh antara lebih
dari satu variabel independen
(variabel bebas) terhadap variabel
dependen (variabel terikat) baik
secara bersama-sama maupun
secara parsial.
Penulis menggunakan
bantuan program Software SPSS
(Statistic Product and Services
𝐸𝑃𝑆 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝐷𝐸𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑃𝐸𝑅 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑅𝑂𝐼 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
6
Solution) dalam penelitian ini.
Persamaan regresi berganda yang
digunakan adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
b4X4 + b5X5 + e
Dimana :
Y = Harga saham
A = Konstanta
X1 = EPS
X2 = DER
X3 = PER
X4 = ROI
X5 = ROE
b1,2,3,4,5 = Koefisien regresi
variabel X1,2,3,4,5
e = Kesalahan
pengganggu (standard error)
Pengujian hipotesis
Model regresi yang sudah
memenuhi syarat asumsi klasik tersebut
akan digunakan untuk dianalisis melalui
pengujian hipotesis sebagai berikut :
1. Uji signifikansi simultan (uji
statistik F)
Uji statistik F dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variabel
bebas secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0
Artinya tidak terdapat pengaruh
yang signifikan secara bersama-
sama dari EPS, DER, PER, ROI,
ROE terhadap harga saham.
H1 : minimal satu dari bi ≠ 0
Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama
dari EPS, DER, PER, ROI, ROE
terhadap harga saham .
Pada penelitian ini nilai F hitung
akan dibandingkan dengan F tabel
pada tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria penilaian hipotesis pada
uji-F ini adalah :
Terima H0 bila F hitung ≤ F tabel
Tolak H0 (terima H1) bila F hitung >
F tabel
2. Uji signifikansi parameter
individual ( uji statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk
menguju apakah setiap variabel
bebas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian :
H0 : bi = 0, artinya tidak dapat
pengaruh yang signifikan dari EPS,
DER, PER, ROI, ROE secara
parsial terhadap harga saham.
H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dari EPS,
DER, PER, ROI, ROE secara
parsial terhadap harga saham.
Pada penelitian ini nilai t hitung akan
dibandingkan dengan t tabel pada
tingkat signifikan (α) = 5%.
Kriteria pengambilan keputusan
pada uji-t ini adalah :
H0 diterima jika : -t tabel ≤ t hitung ≤ t
tabel
H0 diterima jika : t hitung > t tabel
t hitung ≤ - t tabel
Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji R2 atau uji determinasi
merupakan suatu ukuran yang penting
dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik atau tidaknya
model regresi yang terestimasi, atau
dengan kata lain angka tersebut dapat
mengukur seberapa dekatkah garis regresi
yang terestimasi dengan data
sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi
(R2) ini mencerminkan seberapa besar
variasi dari variabel terikat Y dapat
diterangkan oleh variabel bebas X. Bila
nilai koefisien determinasi sama dengan 0
(R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat
diterangkan oleh X sama sekali. Sementara
bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh X.
Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua
titik pengamatan berada tepat pada garis
regresi. Dengan demikian baik atau
buruknya suatu persamaan regresi
ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai
nilai antara nol dan satu.
Menurut Santoso dalam buku
(Priyatno, 2008:81), Adjusted R square
adalah R square yang telah disesuaikan
nilai ini selalu lebih kecil dari R square
7
dari angka ini bisa memiliki harga negatif,
bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua
variabel bebas digunakan Adjusted R2
sebagai koefisien determinasi.
III. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Bab ini membahas analisis data dan
hasil penelitian tentang pengaruh kinerja
keuangan dengan menggunakan rasio
keuangan yaitu Earning Per Share (EPS),
Debt to Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (PER), Return On
Investment (ROI), Return On Equity
(ROE) sebagai variabel independen
terhadap harga saham sebagai variabel
dependen.
Data yang terkumpul dianalisis
dengan menggunakan teknik deskriptif
kualitatif yang akan membahas sebaran
data dan menjelaskan mengenai hasil olah
data dengan menggunakan program SPSS
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kebaikan model dan pengaruh dari masing-
masing variabel independent terhadap
variabel dependent.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N
Minim
um Maximum Mean Std. Deviation
Harga
Saham
30 44.50 11531.25 3876.2030 3639.67952
EPS 30 -325.04 637.40 116.7310 215.56041
DER 30 -38.53 79.69 2.8363 16.29288
PER 30 -35.48 447.30 45.5857 90.07199
ROI 30 -64.10 16.49 .3073 18.92838
ROE 30 -262.60 1173.20 29.2367 226.08142
Valid N (listwise)
30
Sumber : hasil pengolahan data
Uji Asumsi Klasik
Peneliti terlebih dahulu harus
menguji syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh model persamaan regresi berganda
sebelum menganalisis pengaruh faktor-
faktor EPS, DER, PER, ROI, ROE
terhadap harga saham. Syarat tersebut
adalah menguji apakah terjadi pelanggaran
asumsi klasik sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam model
regresi dapat dilakukan dengan
menggunakan Kolmogorov Smirnov
dan Normal Plot.
Hasil uji normalitas didapatkan hasil
sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.06798114E3
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .066
Negative -.107
Kolmogorov-Smirnov Z .587
Asymp. Sig. (2-tailed) .881
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada uji kolmogorov-smirnov z nilai
Asymp. Sig > 0,05 (0,881 > 0,05)
Dapat dilihat dari histogram bahwa
sebaran data normal (garis kurva normal)
8
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Dapat dilihat dari histogram bahwa
sebaran data normal (garis kurva normal)
Sedangkan pada normal probabiliity plots
diketahui juga bahwa titik-titik mengikuti
garis diagonal sehingga dapat diketahui
bahwa data terdistribusi normal.
2. Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toler
ance VIF
1 (Con
stant)
3963.846 868.780
4.563 .000
EPS .114 3.374 .007 .034 .973 .741 1.349
DER -9.142 53.416 -.041 -.171 .866 .518 1.931
PER -2.196 7.243 -.054 -.303 .764 .922 1.085
ROI 102.762 40.562 .534 2.533 .018 .665 1.503
ROE -.223 3.830 -.014 -.058 .954 .523 1.912
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Pada bagian Coefficients, diketahui bahwa
nilai VIF dari masing-masing variabel
bebas pada penelitian ini terdapat nilai VIF
kurang dari 10 dengan tolerance lebih
besar dari 0,10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa di antara variabel
independen tersebut bebas dari gejala
Multikolinearitas (tidak terjadi
multikolinearitas).
3. Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Intrepretasi:
Keterangan:
Dari Grafik Scatter, jelas bahwa tidak ada
pola tertentu karena titik menyebar tidak
beraturan di atas dan di bawah sumbu 0
pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan
tidak terdapat heteroskedastisitas sehingga
model regresi layak dipakai untuk
mengetahui pengaruh kinerja keuangan
perusahaan terhadap harga saham.
4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error
of the Estimate
Durbin-Watson
1 .538a .289 .141 3372.45422 1.177
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,
ROI, DER
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Untuk menguji autokorelasi dapat dilihat
dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika
nilai DW terletak antara dL dan (4 – dU)
atau dL ≤ DW ≤ (4 – dU) berarti bebas
dari Autokorelasi, sebaliknya jika nilai
DW < dL atau DW > (4 – dU) berarti
terdapat Autokorelasi.
Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel
Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU ; α ; n ;
(k – 1). Keterangan: n adalah jumlah
9
sampel, k adalah jumlah variabel, dan α
adalah taraf signifikan.
Pada tabel durbin watson didapatkan dL =
1,0706 dan dU = 1,8326 (lihat hal.
terakhir).
Dari tabel Model Summary didapatkan
nilai Durbin Watson sebesar 1,117 dan
nilai tersebut diantara dari pada nilai dL
dan (4-dU) atau 1,0706 < 1,117 < (4 -
1,8326) maka dapat disimpulkan bahwa
dalam regresi linier ini bebas dari
Autokorelasi.
Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk
menghitung besarnya pengaruh variabel X
(kinerja keuangan) sebagai variabel bebas
terhadap variabel Y (harga saham) sebagai
variabel terikat. Tabel 4.2
Hasil pengujian regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 3963.846 868.780
EPS .114 3.374
DER -9.142 53.416
PER -2.196 7.243
ROI 102.762 40.562
ROE -.223 3.830
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Berdasarkan perhitungan melalui
program SPSS yang ditunjukkan pada
tabel 4.5 di atas diperoleh model
persamaan regresi untuk mengetahui
kemampuan kinerja keuangan perusahaan
dalam memprediksi harga saham sebagai
berikut :
Y = 3.963,846 + 0,114 X1 – 9,142 X2 –
2,196 X3 +102,762 X4 – 0,223 X5
Persamaan di atas menunjukkan
bahwa adanya perbedaaan pengaruh
kinerja keuangan yang tercermin dalam
rasio-rasio keuangan (EPS, DER, PER,
ROI, ROE) terhadap harga saham.
Pengujian Hipotesis
1. Uji Parsial (uji t)
Tabel 4.3
Coefficientsa
Model t Sig.
1 (Constant) 4.563 .000
EPS .034 .973
DER -.171 .866
PER -.303 .764
ROI 2.533 .018
ROE -.058 .954
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Perhatikan nilai Sig hasil uji T pada tabel
Coefficients diatas, didapatkan :
1. EPS didapatkan p = 0,973 (p >
0,05) artinya secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
2. DER didapatkan p = 0,866 (p >
0,05) artinya secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
3. PER didapatkan p = 0,764 (p >
0,05) artinya secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
4. ROI didapatkan p = 0,018 (p <
0,05) artinya secara parsial
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
5. ROE didapatkan p = 0,954 (p >
0,05) artinya secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Harga
Saham.
10
2. Uji Simultan (uji F) Tabel 4.4
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1.112E8 5 2.224E7 1.956 .122a
Residual 2.730E8 24 1.137E7
Total 3.842E8 29
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,
ROI, DER
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Perhatikan nilai Signifikansi pada kolom
sig.
Didapatkan nilai sig = 0,122 (p > 0,05)
artinya semua variabel independen secara
simultan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Harga Saham.
Berdasarkan tabel uji F, nilai F hitung
adalah 1,956 dengan nilai sig. 0,122. Nilai
sig. 0,122 lebih besar dari 0,05, artinya
variabel bebas EPS (X1), DER (X2), PER
(X3), ROI (X4), ROE (X5) secara simultan
tidak berpengaruh terhadap harga saham
(Y).
3. Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 4.5
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .538a .289 .141 3372.45422 1.177
a. Predictors: (Constant), ROE, EPS, PER,
ROI, DER
b. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber : Data sekunder diolah 2015
Didapatkan nilai R Square = 0,289 = 28,9
%
Artinya bahwa variabel independen yg
diteliti memiliki pengaruh kontribusi
hanya sebesar 28,9 % terhadap variabel
Harga Saham sedangkan 71,1 % lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
variabel yg diteliti, karena nilai R Square
dibawah 5% atau cenderung mendekati
nilai 0 maka dapat disimpulkan
kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi
variabel sangat terbatas.
Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1, diketahui
bahwa terdapat enam variabel penelitian
(EPS, DER, PER, ROI, ROE)) dengan
jumlah sampel secara keseluruhan
sebanyak 30 sampel. Dengan nilai
minimum sebagai nilai terendah untuk
setiap variabel, dan nilai maksimum untuk
nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam
penelitian. Dalam tabel juga dapat dilihat
mean dari setiap nilai dari masing-masing
variabel. Selain itu juga dapat dilihat
standar deviasi nilai dari data masing-
masing variabel. Beberapa penjelasan
mengenai hasil perhitungan statistik
diuraikan sebagai berikut:
a. Tabel 4.1 di atas menunjukkan
nilai rata-rata rasio EPS selama
periode penelitian (2009-2013)
yaitu sebesar 116.7310 dengan
nilai standar deviasi yaitu sebesar
215.56041. Tabel diatas
menunjukkan bahwa kisaran rasio
EPS ada pada nilai minimum
sebesar -325.04 sampai dengan
nilai maksimum 637.40. Dengan
nilai rata-rata rasio EPS yang
positif maka dapat menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan yang
baik, karena perusahaan
mempunyai kemampuan
menghasilkan laba dari setiap
lembar sahamnya. EPS merupakan
indikator laba yang diperhatikan
oleh para investor. EPS yang
positif dapat meningkatkan
permintaan sehingga harga saham
pun menjadi naik.
b. Tabel di atas menunjukkan nilai
rata-rata rasio DER selama periode
penelitian (2009-2013) yaitu
sebesar 2,8363 dengan nilai standar
deviasi yaitu 16,29288. Tabel
diatas menunjukkan bahwa rasio
DER ada pada nilai minimum
sebesar -35,48 sampai dengan nilai
maksimum 447,30. Nilai rata-rata
rasio DER (2,8363) menunjukkan
bahwa semakin tinggi angka DER
11
maka diasumsikan
perusahaan memiliki resiko yang
semakin tinggi terhadap likuiditas
perusahaannya. Beberapa
perusahaan yang memiliki DER
lebih dari 1,00, hal ini sangat
menganggu pertumbuhan kinerja
perusahaannya juga menganggu
pertumbuhan harga sahamnya.
Karena itu sebagian besar para
investor menghindari perusahaan
yang memiliki angka DER lebih
dari 2,00. Semakin tinggi rasio ini
akan menunjukkan kinerja yang
buruk bagi perusahaan. Maka
perusahaan harus berusaha agar
DER bernilai rendah atau berada di
bawah standar industri yaitu 90%
(Kasmir, 2008:164).
c. Tabel di atas menunjukkan nilai
rata-rata rasio PER selama periode
penelitian (2009-2013) yaitu
sebesar 45,5857 dengan nilai
standar deviasi yaitu sebesar
90,07199. Tabel diatas
menunjukkan bahwa rasio PER
ada pada nilai minimum sebesar
35.48 sampai dengan nilai
maksimum 447,30. Dengan nilai
rata-rata rasio PER yang positif
maka dapat menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan baik.
Dengan PER yang positif dan
tinggi menunjukkan bahwa harga
pasar saham semakin baik.
d. Tabel di atas menunjukkan nilai
rata-rata rasio ROI selama periode
penelitian (2009-2013) yaitu
sebesar 0,3073 dengan nilai
standar deviasi yaitu sebesar
18,92838. Tabel diatas
menunjukkan bahwa rasio PER
ada pada nilai minimum sebesar -
64,10 sampai dengan nilai
maksimum 16,49. Dengan nilai
rata-rata rasio ROI yang positif
(0,3073) maka keuangan
perusahaan baik. Standar industri
rasio ini menurut Kasmir
(2008:208) adalah sebesar 30%
dimana semakin tinggi rasio ini
maka semakin baik pula kinerja
perusahaan terutama dalam
pengembaliam investasi yang
didapatnya.
e. Tabel di atas menunjukkan nilai
rata-rata rasio ROE selama periode
penelitian (2009-2013) yaitu
sebesar 29.2367 dengan nilai
standar deviasi yaitu sebesar
226.08142. Tabel diatas
menunjukkan bahwa rasio ROE
ada pada nilai minimum sebesar -
262,60 sampai dengan nilai
maksimum 1173,20. Dengan rata-
rata rasio ROE yang positif maka
hal tersebut dapat menunjukkan
bahwa kinerja keuangan
perusahaan baik karena perusahaan
mempunyai kemampuan
menghasilkan laba dari ekuitasnya.
f. Berdasarkan pengujian statistik
deskriptif di atas menunjukkan
nilai rata-rata harga saham selama
periode penelitian (2009-2013)
yaitu sebesar 3876,2030 dengan
nilai standar deviasi yaitu sebesar
3639,67952. Tabel diatas
menunjukkan bahwa harga saham
ada pada nilai minimum sebesar
44,50 sampai dengan nilai
maksimum 11531,25. Dengan nilai
rata-rata harga saham yang positif
maka dapat menunjukkan bahwa
dengan kinerja keuangan
perusahaan yang baik maka
investor akan tertarik untuk
menanamkan modalnya, dengan
banyaknya investor yang ingin
menanamkan modalnya maka
permintaan akan saham perusahaan
akan meningkat sehingga dapat
menyebabkan harga saham naik.
Berdasarkan perhitungan melalui
program SPSS yang ditunjukkan pada
tabel 4.5 di atas diperoleh model
persamaan regresi untuk mengetahui
kemampuan kinerja keuangan perusahaan
12
dalam memprediksi harga saham sebagai
berikut :
Y = 3.963,846 + 0,114 X1 – 9,142 X2 –
2,196 X3 +102,762 X4 – 0,223 X5
Harga saham sebesar 3.963,846,
variabel EPS sebesar 0,114, variabel DER
sebesar -9,142, variabel PER sebesar -
2,196, variabel ROI sebesar 102,762 dan
variabel ROE sebesar -0,223. Persamaan
di atas menunjukkan bahwa adanya
perbedaaan pengaruh kinerja keuangan
yang tercermin dalam rasio-rasio keuangan
(EPS, DER, PER, ROI, ROE) terhadap
harga saham.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat
menunjukkan bahwa :
a. Uji parsial pengaruh variabel EPS
terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel di atas, nilai t
hitung adalah 0,34 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,973 lebih
besar dari alpha 0,05, artinya
secara parsial variabel EPS tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Besarnya pengaruh variabel DER
terhadap harga saham adalah –
0,114 atau -11,4%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi
EPS secara parsial terhadap
perubahan harga saham adalah
sebesar -11,4%. Hasil ini tidak
konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Bachtiar (2012) yang menyatakan
bahwa variabel EPS berpengaruh
terhadap harga saham. Tetapi hasil
ini didukung oleh penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Julia (2008) yang menyatakn
bahwa variabel EPS tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
b. Uji parsial pengaruh variabel DER
terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel di atas, nilai t
hitung adalah -0,171 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,866 lebih
besar dari alpha 0,05, artinya
secara parsial variabel DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Besarnya pengaruh variabel DER
terhadap harga saham adalah -
9,142 atau -914,2%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi
DER secara parsial terhadap
perubahan harga saham adalah
sebesar -914,2%. Hasil ini
konsisten dengan penelitian
sbelumnya yang dilakukan oleh
Bachtiar (2012) yang menyatakan
bahwa variabel DER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
c. Uji parsial pengaruh variabel PER
terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel di atas, nilai t
hitung adalah -0,303 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,764 lebih
besar dari alpha 0,05, artinya
secara parsial variabel PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Besarnya pengaruh variabel PER
terhadap harga saham adalah -
2,196 atau -219,6%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi
PER secara parsial terhadap
perubahan harga saham adalah
sebesar -219,6%. Hasil ini tidak
konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Bachtiar (2012) yang menyatakan
bahwa variabel PER berpengaruh
terhadap harga saham.
d. Uji parsial pengaruh variabel ROI
terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel di atas, nilai t
hitung adalah 2,533 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,018 lebih
kecil dari alpha 0,05, artinya secara
parsial variabel ROI tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Besarnya pengaruh variabel ROI
terhadap harga saham adalah
102,762%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi
ROI secara parsial terhadap
perubahan harga saham adalah
sebesar 102,762%. Hasil ini tidak
konsisten dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh
Bachtiar (2012) yang menyatakan
bahwa variabel ROI tidak
13
berpengaruh terhadap harga saham.
Tetapi hasil ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Zuliarni (2012)
yang menyatakan bahwa variabel
ROI berpengaruh terhadapa harga
saham.
e. Uji parsial pengaruh variabel ROE
terhadap harga saham.
Berdasarkan tabel di atas, nilai t
hitung adalah -0,058 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,954 lebih
besar dari alpha 0,05, artinya
secara parsial variabel ROE tidak
berpengaruh terhadap harga saham.
Besarnya pengaruh variabel ROE
terhadap harga saham adalah -
0,223 atau -22,3%. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi
ROE secara parsial terhadap
perubahan harga saham adalah
sebesar -22,3%. Hasil ini konsisten
dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Bachtiar (2012)
yang menyatakan bahwa variabel
ROE tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Dari hasil uji F didapatkan nilai sig
= 0,122 (p > 0,05) artinya semua variabel
independen secara simultan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
Harga Saham.
Berdasarkan tabel uji F, nilai F
hitung adalah 1,956 dengan nilai sig.
0,122. Nilai sig. 0,122 lebih besar dari
0,05, artinya variabel bebas EPS (X1),
DER (X2), PER (X3), ROI (X4), ROE
(X5) secara simultan tidak berpengaruh
terhadap harga saham (Y).
Didapatkan nilai R Square = 0,289 = 28,9
%
Artinya bahwa variabel independen yg
diteliti memiliki pengaruh kontribusi
hanya sebesar 28,9 % terhadap variabel
Harga Saham sedangkan 71,1 % lainnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar
variabel yg diteliti, karena nilai R Square
dibawah 5% atau cenderung mendekati
nilai 0 maka dapat disimpulkan
kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi
variabel sangat terbatas.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis data
yang telah dilakukan mengenai pengaruh
EPS, DER, PER, ROI dan ROE terhadap
Harga Saham perusahaan telekomunikasi,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Variabel EPS, DER, PER, ROI, dan ROE
selama periode 2009-2013 banyak
mengalami nilai yang negatif dilihat dari
nilai pada tabel statistic deskriptif. Nilai
variabel EPS sebesar -325, 04, nilai
variabel DER sebesar -38,53, nilai variabel
PER -35,54, nilai variabel ROI sebesar -
64,10 dan nilai variabel ROE -262,60. Hal
ini yang dapat menyebabkan pengaruh
kondisi kinerja keuangan terhadap harga
saham kurang baik.
Secara parsial variabel EPS, DER,
PER, dan ROE terhadap harga saham
menunjukkan bahwa variabel tersebut
tidak berpengaruh terhadap harga saham,
sedangkan variabel ROI secara parsial
berpengaruh terhadap harga saham. Hasil
dari pengujian ini menjelaskan bahwa
perusahaan telekomunikasi berhasil
memanfaatkan dan memaksimalkan laba
bersih terhadap tingkat aset yang menjadi
acuan investor dalam keputusan investasi.
Hasil penelitian secara simultan
antara earning per share (EPS), debt to
equity ratio (DER), price earning ratio
(PER), return on investment (ROI), dan
return on equity (ROE) tidak mempunyai
pengaruh terhadap harga saham pada
perusahaan telekomunikasi. Hal ini
didukung oleh penelitian secara parsial
dimana banyak terdapat (variabel x) yaitu
EPS, DER, PER, dan ROE yang tidak
berpengaruh terhadap harga saham
(variabel y).
Melihat hasil koefisien determinasi
yang menggunakaan R Square maka dapat
dikatakan bahwa kinerja keuangan
14
perusahaan yang tercermin dalam rasio-
rasio keuangan EPS, DER, PER, ROI, dan
ROE memiliki pengaruh kontribusi
terhadap harga saham hanya sebesar
28,9%, sedangkan 71,1% dipengaruhi
variabel lain diluar variabel yang diteliti.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel – variabel tersebut belum
sepenuhnya diperhatikan oleh pemegang
saham untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan dibanding variabel lain di luar
penelitian.
Saran Adapun saran dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Bagi pihak perusahaan
Perusahaan harus
memperhatikan nilai
perusahaan melalui variabel-
variabel yang tidak
berpengaruh pada harga saham
dengan meningkatkan nilai
perusahaan dari variabel
tersebut. Nilai perusahaan yang
tidak meningkat akan
mengurangi minat investor
untuk menanamkan modal nya
pada perusahaan. begitupun
sebaliknya perusahaan juga
harus memperhatikan nilai
perusahaan melalui variabel
yang berpengaruh terhadap
harga saham. Nilai perusahaan
yang meningkat akan menarik
minat investor untuk
menanamkan modalnya pada
perusahaan.
Dan juga khususnya manajer
perusahaan perlu mengetahui
pentingnya faktor-faktor di luar
variabel penelitian sebagai
dasar kebijakan finansial guna
meningkatkan kinerja
perusahaan agar perusahaan
dapat memobilisasi dana dari
pihak ketiga. Hal ini
dikarenakan variabel EPS,
DER, PER, ROI, dan ROE
dalam penelitan ini hanya
mampu menjelaskan 28,9%
terhadap harga saham.
2. Bagi pihak investor
Investor harus memperhatikan
faktor internal dari perusahaan
yang bersangkutan. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa
investor perlu memperhatikan
nilai variabel ROI dalam
menentukan saham pilihan
karena variabel ini
berpengaruh terhadap harga
saham. Selain itu, investor juga
harus memperhatikan variabel
lain seperti suku bunga
deposito, sbi, kurs dan inflasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Antaranews.com (9 November 2014)
Ayu, Nurma. “Analisis pengaruh kinerja
keuangan perusahaan terhadap harga
saham”.
http://eprints.unika.ac.id/10972/1/99.60.00
774. (9 November
2014
Bachtiar, Yanuar. 2012. “Kinerja
keuangan terhadap harga saham pada
perusahaan sector Agiculture di
Bursa Efek Indoneesia”. Jurnal volume 4
nomor
2.http://kopertis11.net/jurnal/sosial/Vol.4
%20No.2%20Juni%20201
2/Yanuar%20Bachtiar%20Editan.p
df. (8 November 2014)
Fahmi, Irham. 2012. “Manajemen
investasi”. Jakarta : Salemba empat.
Fahmi, Irham. 2012. “Analisis kinerja
keuangan”. Bandung : Alfabeta.
Fransiskus, Asisi. 2013. “Analisis
koefisien determinasi (Uji R2)”.
http://asisiverry.blogspot.com/2013
/08/analisis-koefisien-
determinasi-uji-
r2.html (8 November 2014)
Husnan, Suad. 2009. “Dasar-dasar
portofolio dan analisis sekuritas”.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Pandansari, Fillya Arum. 2012. “Analisis
faktor fundamental terhadap harga
saham”. Accounting analysis
journal. http://jurnal.unnes.ac.id/sju/index.
php.aaj (8 November 2014)
Safitri, Ramadani. 2009. “Analisis fakor-
faktor yang mempengaruhi pendapatan
saham pada sector telekomunikasi
di BEI”. http://repository.usu.ac.id
bitstream/123456789/11370/1/09E
0937.pdf ( 9 November 2014)
Taqi. 2011. “Teknik dan penilaian harga
saham”. http://taqialkaf.blogspot.com
(9 November 2014)
Zuliarni, Sri. 2012. “Pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham pada
perusahaan Mining and Mining
Service di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal aplikasi bisnis Volume 3
Nomor 1.
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JAB/ar
ticle/viewFile/909/902
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/40958/4/chapterII.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/40958/4/chapterII.pdf
http://www.idx.co.id/
http://www.telkom.co.id/UHI/CDInteraktif
2013/ID/0031_industri.html
http://www.bakrieglobal.com/news/read/1
406/function.file-get-contents