pengaruh debt covenant growth opportunities...
TRANSCRIPT
PENGARUH DEBT COVENANT, GROWTH OPPORTUNITIES,
POLITICAL COST, BONUS PLAN, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2015-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Alif Aditya Darma Saputra
NIM: 11140820000083
COVER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
ii
PENGARUH DEBT COVENANT, GROWTH OPPORTUNITIES,
POLITICAL COST, BONUS PLAN, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2015-2017)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Alif Aditya Darma Saputra
NIM: 11140820000083
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 07 Mei 2018 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:
Nama : Alif Aditya Darma Saputra
No. Induk Mahasiswa : 11140820000083
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Growth Opportunities,
Political Cost, dan Bonus Plan terhadap
Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 07 Mei 2018
1. Yusro Rahma, SE.,M.Si
NIP: 19800506 200801 2 016
2. Fitri Yani Jalil, SE.,M.Sc
NIDN: 2004068701
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 24 September 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa/I:
Nama : Alif Aditya Darma Saputra
No. Induk Mahasiswa : 11140820000083
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Growth Opportunities,
Political Cost, Bonus Plan dan Profitabilitas
Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2015-
2017)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/I
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 September 2018
1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA
NIP: 19720516 200901 1 006
2. Yusro Rahma, SE.,M.Si
NIP: 19800506 200801 2 016
3. Atiqah, SE.,MS.,Ak
NIP: 19820120 200912 2 004
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Alif Aditya Darma Saputra
No. Induk Mahasiswa : 11140820000083
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Alif Aditya Darma Saputra
2. Tempat, Tanggal Lahir : 05 Desember 1996
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Jl. H. Mencong Gg. H. Kana I RT
01/06 No. 14 Paninggilan Kec.
Ciledug Kota Tangerang
5. No. Telp : 089512449797
6. Alamat email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sutikno
2. Ibu : Wiyanti
3. Anak ke- : Satu dari Tiga bersaudara
III. PENDIDIKAN
1. SDN 4 Paninggilan : Tahun 2002 – 2008
2. SMPN 3 Tangerang : Tahun 2008 – 2011
3. SMAN 3 Tangerang : Tahun 2011 – 2014
4. UIN Syarif Hidayatullah : Tahun 2014 – 2018
Jakarta
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Futsal SMAN 3 Tangerang 2011-2014
2. Anggota Divisi Lomba Futsal Kegiatan Gebyar Lomba Akuntansi
(GALAKSI) 2015
3. Ketua Divisi Lomba Futsal Kegiatan Gebyar Lomba Akuntansi
(GALAKSI) 2016
4. Ketua KKN FIGHT 145 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
viii
THE EFFECT OF DEBT COVENANT, GROWTH
OPPORTUNITIES, POLITICAL COST, BONUS PLAN, AND
PROFITABILITY TO ACCOUNTING CONSERVATISM
ABSTRACT
This research aims to examine the effect of debt covenant, growth
opportunities, political cost, bonus plan, and profitability to accounting
conservatism to manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
during the period 2015-2017. The sample of this research was chosen by using
purposive sampling and obtained data 204 companies with 68 companies per
annum. This hypothesis testing in this research used multiple regression model. The
results showed that simultaneously debt covenant, growth opportunities, political
cost, bonus plan, and profitability have significantly effect to accounting
conservatism. While partially debt covenant, growth opportunities, political cost,
and bonus plan don’t have significantly effect to accounting conservatism, but
profitability has significantly effect to accounting conservatism.
Keywords: debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan,
profitability, accounting conservatism
ix
PENGARUH DEBT COVENANT, GROWTH OPPORTUNITIES,
POLITICAL COST, BONUS PLAN, DAN PROFITABILITAS
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt covenant, growth
opportunities, political cost, bonus plan, dan profitabilitas terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2015-2017. Sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan
purposive sampling dan diperoleh data sebanyak 204 perusahaan dengan
pertahunnya yaitu 68 perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan, dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Sementara secara parsial debt covenant, growth opportunities, political cost, dan
bonus plan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi,
namun variabel profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
Kata kunci: debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan,
profitabilitas, konservatisme akuntansi
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW semoga sampai kepada keluarganya, para sahabatnya dan selaku
kita para umatnya.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt Covenant, Growth
Opportunities, Political Cost, Bonus Plan dan Profitabilitas Terhadap
Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di
BEI Tahun 2015-2017)” yang dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penulisan dan penyusunan skripsi
ini. Peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini, maka dari itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnnya kepada semua pihak yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sutikno dan Ibu Wiyanti serta kedua adik,
Aan dan Arin yang selalu mengingatkan dan memberikan semangat kepada
peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini, serta dukungan, kasih sayang, dan
doa yang tiada henti-hentinya. Terima kasih juga atas kepercayaan yang
diberikan kepada peneliti, semoga peneliti dapat membanggakan dan
membahagiakan kalian.
2. Ibu Atiqah, SE., MS., Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
menyediakan waktu untuk selalu membimbing, selalu sabar dalam
berdiskusi, mendengarkan keluh kesah dengan baik, serta memberikan
semangat, motivasi, dan masukan-masukan kepada peneliti.
xi
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Masrul Huda, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima
kasih atas waktu yang diberikan untuk membimbing dan mengarahkan
peneliti selama peneliti menjadi mahasiswa di Jurusan Akuntansi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Terima kasih untuk semua ilmu pengetahuan yang telah
diajarkan kepada peneliti. Semoga ilmu yang telah diberikan bisa bermanfaat
bagi peneliti di kemudian hari.
8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti di setiap urusan
yang peneliti butuhkan.
9. Partner in everything, Firdha Ayu Fatmarani yang selalu memberikan
dukungan serta semangat yang ditularkan kepada peneliti. Terima kasih atas
semua bantuan yang memudahkan peneliti dalam proses penyusunan skripsi
ini dari awal sampai akhir. Terima kasih telah sabar menghadapi keluh kesah
peneliti dan menjadi tempat berbagi banyak cerita. Sekali lagi, terima kasih
fi.
10. Teman sepermainan, C-MEN (Dion, Ridu, Zaid, Bacil, Daris, Noval, dan
Irsal) yang selalu berjuang dan bermain bersama dari awal kuliah hingga saat
ini. Terima kasih telah memberikan semangat kepada peneliti dan selalu
mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Makasih, men!
11. Sahabat terbaik, ARAB (Bayu, Fitrah, dan Rama) yang selalu menemani di
saat suka ataupun duka, dan menjadi tempat berbagi keseruan selama
bertahun-tahun. Terima kasih atas semangat dan doanya serta motivasi yang
diberikan kepada peneliti.
xii
12. KKN FIGHT 145 (Angga, Anna, Awe, Gina, Haris, Imas, Izzah, Jeni, Liana,
Raja, Riska, Rizka, Reizia, dan Sahrul), terima kasih atas perjuangannya
untuk menyelesaikan buku laporan KKN dan memberikan semangat kepada
peneliti.
13. Keluarga kecil Kelas C Akuntansi 2014, terima kasih atas kenangan,
pembelajaran, dan semangatnya selama ini.
14. Keluarga besar Akuntansi 2014, terima kasih atas inspirasi dan doanya serta
motivasi yang diberikan kepada peneliti selama ini.
15. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 20 September 2018
Alif Aditya Darma Saputra
xiii
DAFTAR ISI
COVER DALAM ………………………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10
A. Tinjauan Literatur ...................................................................................... 10
1. Teori Akuntansi Positif ...................................................................... 10
2. Teori Agensi ....................................................................................... 11
3. Debt Covenant .................................................................................... 12
4. Growth Opportunities ......................................................................... 13
5. Political Cost ...................................................................................... 14
xiv
6. Bonus Plan ......................................................................................... 15
7. Profitabilitas ....................................................................................... 16
8. Konservatisme Akuntansi ................................................................... 16
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 18
C. Pengembangan Hipotesis .......................................................................... 26
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ........... 26
2. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi 27
3. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi ............. 27
4. Pengaruh Bonus Plan terhadap Konservatisme Akuntansi ................ 28
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi .............. 29
D. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 32
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 32
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 33
1. Studi Pustaka ...................................................................................... 33
2. Studi Dokumentasi ............................................................................. 33
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ......................................................... 33
1. Variabel Independen ........................................................................... 33
2. Variabel Dependen ............................................................................. 37
E. Metode Analisis Data ................................................................................ 40
1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................ 40
2. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 40
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................ 43
xv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 467
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 47
1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 47
2. Proses Seleksi Sampel ........................................................................ 47
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 49
1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 49
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 51
3. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 60
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 73
A. Kesimpulan ............................................................................................... 73
B. Saran …………………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… 81
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ……………………………………. 18
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ………………….............. 38
Tabel 3.2 Uji Durbin-Watson (DW Test) ………………………………............. 42
Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria ………………... 48
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Unresidual ……………………………………. 54
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ………………………………………….. 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ……………………………… 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ……………………….. 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan White-Test …………………… 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi …………………………………….. 61
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F ………………………………………………...... 62
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t …………………………………………………. 64
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis ………………………………………….. 72
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 31
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ............................... 52
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ................................................. 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan antar perusahaan saat ini semakin ketat diiringi dengan
perkembangan usaha yang pesat. Perkembangan usaha menyebabkan tingginya
tantangan yang dihadapi, sehingga semakin tinggi ketidakpastian yang harus
dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan akan melakukan segala cara agar bisa
bertahan. Salah satu cara melihat kinerja dari sebuah perusahaan adalah dari
laporan keuangan. Setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk menerbitkan
laporan keuangannya setiap tahun. Laporan keuangan merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban dari manajemen perusahaan atas pengelolaan semua
aktivitas yang ada di dalamnya.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2014),
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan
dalam pembuatan keputusan ekonomik. Di Indonesia, laporan keuangan harus
dibuat berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Laporan keuangan yang dibuat manajemen harus memenuhi tujuan,
aturan, juga prinsip akuntansi yang berlandaskan pada standar akuntansi yang
2
berlaku. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sangat berguna bagi
pihak eksternal dan pihak manajemen dalam mengambil keputusan finansial.
Namun dalam kenyataannya, informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
mempunyai keterbatasan diantaranya, cost-benefit relationship, materiality
principle, industry practice, dan conservatism (Apriani, 2015). Dalam
membuat laporan keuangan, manajemen diberikan kebebasan dalam memilih
metode akuntansi yang akan digunakan oleh Standar Akuntansi Keuangan
(SAK).
Fleksibilitas yang dimiliki manajemen ini dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
setiap perusahaan. Kebebasan manajemen ini dapat membuat laporan
keuangannya dengan prinsip konservatif ataupun optimis. Kecurangan
manajemen yang terjadi biasanya terjadi pada laporan keuangan yang
menggunakan prinsip optimis karena terkadang terjadi overstate yang dapat
menyesatkan bahkan merugikan pengguna laporan keuangan (Reskino dan
Vemiliyarni, 2014).
Sebagai contoh pada kasus Satyam, salah satu perusahaan IT terbesar
di India. Pada Maret 2008, Satyam mengumumkan bahwa pendapatan
perusahaan naik 46,3% dengan nominal 2,1 miliar dolar AS. Lalu, Satyam
mengatakan pendapatannya akan meningkat sebanyak 19-21% dengan
nominal 2,55-2,59 miliar dolar pada Maret 2009. Namun pada awal Januari
2009, B. Ramalinga3Raju (pendiri Satyam) tiba-tiba mengatakan bahwa
sekitar 1,04 miliar dolar saldo kas dan bank Satyam adalah palsu. Dia juga
3
mengakui bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka
(accrued interest), mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya
(understated liability) dan menggelembungkan nilai piutang (overstated
debtors) (https://www.news18.com/news/business/the-satyam-computer-
accounting-fraud-and-the-case-timeline).
Kasus di atas menunjukkan kurangnya akan penerapan prinsip
konservatisme. Dari kasus tersebut, terlihat bahwa prinsip konservatisme perlu
diterapkan pada laporan keuangan agar para manajer tidak tidak terlalu
menonjolkan sikap optimisme dalam melaporkan hasil usahanya. Artinya,
laporan keuangan akan bersifat lebih pesimis atau konservatif (Reskino dan
Vemiliyarni, 2014).
Perusahaan memilih metode akuntansi yang dianggap sesuai dengan
kondisi perusahaan dan yang dapat mengantisipasi kondisi perekonomian yang
tidak stabil, artinya perusahaan harus berhati-hati dalam penyusunan laporan
keuangan. Tindakan kehati-hatian yang dilakukan oleh perusahaan ini disebut
sebagai konservatisme (Iskandar, 2016). Penggunaan prinsip ini didasarkan
pada asumsi bahwa perusahaan akan menghadapi ketidakpastian ekonomi di
masa mendatang, sehingga pengukuran, pengakuan, dan perhitungan untuk
angka-angka tersebut dilakukan dengan konservatif.
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka pendapatan dan aset cenderung rendah, serta
angka-angka biaya cenderung tinggi. Kecenderungan itu terjadi karena
4
konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya (Fatmariani, 2013). Watts (2003)
mendefinisikan konservatisme sebagai tindakan manajemen dengan lebih
lambat mengakui pendapatan atau laba. Prinsip ini tidak mengimplikasikan
bahwa semua arus kas masuk seperti pendapatan harus diterima sebelum diakui
tetapi arus kas tersebut harus bisa diverifikasi. Konservatisme juga
diinterpretasikan sebagai kecenderungan akuntan untuk mengakui berita baik
sebagai keuntungan daripada mengakui berita buruk sebagai kerugian (Basu,
1997).
Watts (2003) menyatakan bahwa konservatisme akuntansi muncul dari
insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan
mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer,
pemegang saham, pengadilan, dan pemerintah. Implikasi konsep ini terhadap
pelaporan keuangan adalah pada umumnya akuntansi akan segera mengakui
biaya atau rugi yang kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak
mengantisipasi (mengakui lebih dahulu) profit atau pendapatan yang akan
datang walaupun kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, Zirman, dan
Mudrika 2014).
Istilah konservatisme tidak lagi digunakan dalam International
Financial Reporting Standard (IFRS) dan diganti dengan prudence sejak tahun
2010. Prudence lebih berfokus pada kehati-hatian dalam melakukan penilaian
pada keadaan yang tidak pasti pada suatu perusahaan, sehingga penilaian
5
perusahaan terhadap aset, utang, dan lainnya memang mencerminkan kondisi
perusahaan yang sebenarnya tanpa direkayasa. Penerapan konservatisme
semenjak diberlakukannya IFRS tetap dilaksanakan, meskipun IFRS
menyiratkan bahwa prinsip ini tidak lagi digunakan. Perusahaan tetap
menggunakan konservatisme dalam beberapa keadaan tertentu seperti
kompensasi kerugian menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan,
kapitalisasi biaya pengembangan, dan pengakuan cadangan piutang tidak
tertagih (Apriani, 2015).
Prinsip konservatisme sampai saat ini masih dianggap sebagai prinsip
yang kontroversial. Kerangka konseptual pada IFRS untuk pelaporan keuangan
menjelaskan, prinsip konservatisme sudah tidak menjadi karakteristik kualitatif
dalam kerangka konseptual yang baru karena kerangka teori IFRS yang
sekarang sudah berbeda, dimana laporan keuangannya harus bersifat relevan,
dapat dimengerti, bisa diandalkan dan reliable, tetapi tidak bias dan konservatif
(Hellman, 2008). Peraturan dari IFRS tersebut belum dapat diterapkan secara
menyeluruh di Indonesia, karena masih terdapat beberapa pilihan metode
akuntansi yang memungkinkan perusahaan untuk menggunakan prinsip
konservatisme.
Terdapat banyak kritikan yang muncul, namun ada pula yang
mendukung penerapan prinsip konservatisme. Hal ini didasari oleh pengertian
konservatisme akuntansi yang mengharuskan pengakuan biaya dan kerugian
lebih cepat, menunda pengakuan laba dan pendapatan, menilai kewajiban
dengan nilai yang tinggi, dan melakukan penilaian aset dengan nilai paling
6
rendah (Basu, 1997). Namun, pihak yang mendukung prinsip konservatisme
mengatakan bahwa penerapan prinsip ini menghasilkan laba yang lebih
berkualitas karena prinsip ini mencegah manajer perusahaan membesar-
besarkan laba (Fala, 2007). Lafond dan Watts (2007) juga menjelaskan bahwa
laporan keuangan yang konservatif dapat mencegah adanya information
asymmetry dengan cara membatasi manajemen dalam melakukan manipulasi
laporan keuangan.
Terlepas dari pro dan kontra tersebut, prinsip konservatisme dalam
akuntansi masih dipakai. Adapun alasan prinsip ini masih dipergunakan adalah
karena kecenderungan untuk melebih-lebihkan laba dalam pelaporan keuangan
dapat dikurangi dengan menerapkan sikap pesimisme untuk mengimbangi
optimisme manajer yang berlebihan (Noviantari dan Ratnadi, 2015). Tetapi,
penggunaan konservatisme tidak bisa digunakan secara berlebihan karena akan
mengakibatkan kesalahan dalam penyajian laba atau rugi periodiknya yang
tidak dapat mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Informasi yang
tidak mencerminkan kondisi sebenarnya suatu perusahaan akan menyebabkan
kualitas laporan yang diragukan sehingga menyesatkan pihak pengguna
laporan keuangan dan tidak dapat mendukung pengguna dalam pengambilan
keputusan (Nasir, Ilham, dan Yusniati 2014).
Penelitian-penelitian sebelumnya sudah banyak dilakukan terkait
dengan konservatisme akuntansi dan hasilnya pun sangat bervariasi.
Sulastiningsih dan Husna (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Debt Covenant, Bonus Plan, Political Cost, dan Risiko Litigasi terhadap
7
Penerapan Konservatisme Akuntansi dengan sampel perusahaan manufaktur,
menghasilkan kesimpulan bahwa Debt Covenant dan Bonus Plan tidak
berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi. Sedangkan Political Cost dan
Risiko Litigasi berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saputra (2016) yang berjudul
Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kontrak Utang, Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, Peluang Pertumbuhan, Risiko Litigasi, dan Leverage
terhadap Konservatisme Akuntansi dengan sampel perusahaan manufaktur,
menghasilkan kesimpulan bahwa Struktur Kepemilikan Manajerial, Kontrak
Utang, Peluang Pertumbuhan, Risiko Litigasi, dan Leverage memiliki
pengaruh signifikan terhadap Konservatisme Akuntansi. Sedangkan Tingkat
Kesulitan Keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Konservatisme Akuntansi. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Andreas,
Ardeni, dan Nugroho (2017) yang berjudul Konservatisme Akuntansi di
Indonesia, menghasilkan Company Growth, Profitabilitas, dan Investment
Opportunity Set berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian-penelitian terdahulu
yang berbeda-beda, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait
dengan konservatisme akuntansi yang digunakan sebagai variabel dependen
sedangkan variabel independennya adalah debt covenant, growth
opportunities, political cost, bonus plan, dan profitabilitas. Dengan demikian,
peneliti memberi judul penelitian ini “Pengaruh Debt Covenant, Growth
8
Opportunities, Political Cost, Bonus Plan, dan Profitabilitas terhadap
Konservatisme Akuntansi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
2. Apakah growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi?
3. Apakah political cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
4. Apakah bonus plan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
5. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi.
3. Pengaruh political cost terhadap konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh bonus plan terhadap konservatisme akuntansi.
5. Pengaruh profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini memiliki manfaat sebagai
berikut:
9
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat membantu para manajer agar lebih
memahami prinsip konservatisme dalam akuntansi supaya dapat
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.
2. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk menambah ilmu pengetahuan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme akuntansi dan
prinsip konservatisme akuntansi.
3. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai prinsip konservatisme akuntansi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer memiliki
dorongan atau motivasi untuk dapat memaksimalkan kinerjanya. Teori ini
juga memprediksi bahwa manajer memiliki kecenderungan menaikkan
laba untuk menutupi kinerja yang buruk. Kecenderungan manajer untuk
menaikkan laba dapat didorong oleh adanya empat masalah pengontrakan
yaitu informasi asimetrik, masa kerja terbatas manajer, kewajiban terbatas
manajer, dan asimetri pembayaran (Watts, 2003). Pemegang saham dan
kreditor berusaha menghindari pembayaran yang berlebih kepada manajer
dengan meminta penyelenggaraan akuntansi yang konservatif. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa manajer cenderung
menyelenggarakan akuntansi yang bersifat optimis, tetapi pemegang
saham dan kreditor cenderung meminta manajer menyelenggarakan
akuntansi yang konservatif.
Watts dan Zimmerman (1990) mengatakan ada tiga hipotesis
dalam teori akuntansi positif:
1) Bonus Plan Hypothesis (Hipotesis Rencana Bonus)
Jika perusahaan merencanakan bonus berdasarkan net income,
maka perusahaan tersebut akan memilih prosedur akuntansi yang
menggeser pelaporan earnings masa datang ke periode sekarang.
11
Dengan kata lain, dengan adanya hipotesis ini manajer cenderung
menaikkan laba sehingga menaikkan bonus yang akan dia dapat.
2) Debt Covenant Hypothesis (Hipotesis Kontrak Utang)
Perusahaan cenderung untuk menurunkan rasio utang atau
ekuitas dengan cara meningkatkan laba sekarang dengan menggeser
dari laba masa yang akan datang. Motivasinya adalah untuk
menghindari dekatnya batasan-batasan pada perjanjian utang dan
untuk mendapatkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah. Semakin
rendah rasio utang atau ekuitas, semakin rendah risiko perusahaan
mengalami kebangkrutan.
3) Political Cost Hypothesis (Hipotesis Biaya Politis)
Perusahaan cenderung untuk menurunkan laba sekarang
dengan menggeser ke laba masa yang akan datang. Motivasinya
adalah untuk menghindari tekanan politik seperti tuduhan monopoli
dengan menunjukkan laba perusahaan yang tidak berlebihan,
menghindari tuntutan serikat kerja dengan menunjukkan bahwa laba
perusahaan menurun, dan lain sebagainya.
2. Teori Agensi
Teori agensi muncul karena adanya konflik kepentingan antara
pihak prinsipal dan agen. Prinsipal adalah pemilik perusahaan, sedangkan
agen adalah para manajer perusahaan. Tujuan utama dari teori ini adalah
untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan
kontrak dapat membuat kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir
12
biaya sebagai dampak adanya asimetri informasi. Jensen dan Meckling
(1976) mendefinisikan teori agensi merupakan hubungan keagenan
sebagai suatu kontrak yang mana satu atau lebih pihak (prinsipal)
menggunakan orang lain (agen) untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana sedangkan agen sebagai
pengelola yang berkewajiban mengelola perusahaan untuk meningkatkan
nilai perusahaan.
Dalam praktiknya di perusahaan, ternyata agen dalam aktivitasnya
terkadang tidak sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati sehingga
muncullah suatu konflik keagenan (agency problem). Agen memiliki
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal, sehingga
menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi adanya
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai
penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder
sebagai pengguna informasi (Iskandar, 2016).
3. Debt Covenant
Fatmariani (2013) menjelaskan debt covenant (kontrak utang)
sebagai perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-
tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti pembagian
dividen yang berlebihan, atau memberikan ekuitas di bawah tingkat yang
telah ditentukan. Debt covenant mengindikasikan bahwa manajer
cenderung untuk menyatakan secara berlebihan laba dan aset untuk
mengurangi negoisasi ulang biaya kontrak utang.
13
Perjanjian utang sering digunakan dalam menjelaskan
konservatisme akuntansi, karena debtholders cenderung menginginkan
penerapan akuntansi yang konservatif. Hal tersebut dikarenakan
penerapan konservatisme akan mengurangi konflik antara shareholders
dan debtholders terkait masalah pembayaran dividen. Pembayaran dividen
yang terlalu tinggi akan menimbulkan ancaman bagi debtholders karena
akan mengurangi aset yang seharusnya tersedia untuk pelunasan utang.
Masalah tersebut bisa diatasi dengan melakukan pembatasan berdasarkan
laba perusahaan yang disajikan secara konservatif (Haniati dan Fitriany,
2010).
Menurut Watts dan Zimmerman (1990), motif pemilihan suatu
metode akuntansi tidak terlepas dari teori akuntansi positif dan salah
satunya adalah debt covenant hypothesis. Hipotesis ini memprediksikan
bahwa semakin tinggi jumlah pinjaman atau utang yang ingin didapatkan
oleh perusahaan, maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang
baik pada debtholders.
4. Growth Opportunities
Growth opportunities adalah kesempatan perusahaan untuk
melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan (Saputra, 2016).
Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung
membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai
pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang. Pada perusahaan yang
menggunakan prinsip konservatif terdapat cadangan tersembunyi yang
14
digunakan oleh investasi, sehingga perusahaan yang konservatif identik
dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari, 2002 dalam Susanto dan
Ramadhani, 2016).
Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus
perusahaan. Pertumbuhan ini akan direspon positif oleh investor sehingga
nilai pasar perusahaan yang konservatif lebih besar dari nilai bukunya
sehingga akan tercipta goodwill (Wulandari, Andreas, dan Ilham, 2014).
Hal ini akan membuat pasar dan investor menilai positif terhadap
perusahaan. Pasar menilai positif atas investasi yang dilakukan
perusahaan, karena dari investasi yang dilakukan ini diharapkan
perusahaan akan mendapatkan kenaikan kas.
5. Political Cost
Political cost (biaya politis) timbul dari adanya konflik
kepentingan antara pemerintah dengan perusahaan (manajer). Pemerintah
sebagai wakil dari masyarakat memiliki kewenangan untuk melakukan
pengalihan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai dengan
peraturan yang berlaku (peraturan perpajakan maupun peraturan lainnya).
Proses pengalihan kekayaan tersebut didasarkan pada informasi akuntansi,
seperti laba perusahaan atau informasi akuntansi lainnya (Widya, 2005
dalam Novita, 2017).
Menurut Watts dan Zimmerman (1990) dalam political cost
hypothesis, perusahaan besar kemungkinan lebih sensitif terhadap adanya
biaya politis daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar biasanya lebih
15
diawasi oleh pemerintah dan masyarakat. Biaya politis mencakup semua
biaya atau transfer kekayaan yang harus ditanggung perusahaan terkait
tindakan-tindakan antitrust, regulasi, subsidi pemerintah, tarif pajak,
tuntutan buruh, dan sebagainya (Nasir et al, 2014). Jika perusahaan besar
mempunyai laba yang tinggi secara relatif permanen, maka pemerintah
dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang
lebih tinggi kepada perusahaan.
6. Bonus Plan
Bonus plan dapat diartikan sebagai manajer yang mengharapkan
kompensasi atau bonus yang tinggi melalui manajemen laba. Jensen dan
Meckling (1976) mengatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen
akan menurunkan permasalahan agensi karena semakin banyak saham
yang dimiliki oleh manajemen maka semakin kuat motivasi mereka untuk
bekerja dalam meningkatkan nilai saham perusahaan. Bonus plan tidak
terlepas dari teori akuntansi positif yang menjelaskan tindakan manajemen
dalam pemilihan kebijakan akuntansi.
Dalam menyusun laporan keuangan, terdapat kecenderungan
manajemen berusaha melakukan manajemen laba agar terlihat bahwa
target laba telah tercapai demi mendapatkan bonus yang diharapkan,
sehingga laporan keuangan disusun kurang konservatif (Jayanti dan
Sapari, 2016). Jika kepemilikan manajer lebih banyak dibandingkan
investor lain, maka manajemen cenderung melaporkan laba lebih
16
konservatif. Sedangkan, semakin rendah kepemilikan manajerial maka
permintaan diterapkannya konservatisme akuntansi semakin tinggi.
7. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu. Laba merupakan indikator
kinerja dari suatu perusahaan. Pertumbuhan laba perusahaan yang
meningkat mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Selain
menjadi indikator kinerja suatu perusahaan, laba juga merupakan elemen
penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang (Jayanti dan Sapari, 2016).
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian
kondisi suatu perusahaan terutama untuk menganalisis kinerja manajemen.
Menurut Suharli dan Oktorina (2005), profitabilitas dapat diukur melalui
jumlah laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva,
dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik.
8. Konservatisme Akuntansi
Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.
2, konservatisme didefinisikan sebagai “a prudent reaction to uncertainty
to try to ensure that uncertainty and risks inherent in business situations
are adequately considered”. Konservatisme diartikan sebagai reaksi
kehati-hatian terhadap ketidakpastian yang terjadi dalam aktivitas
ekonomi dan bisnis.
17
Suwardjono (2014) dalam Pratama (2016) mengatakan
konservatisme adalah sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi
ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar
muncul (outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Implikasi
dari penerapan konservatisme adalah sikap kehati-hatian dalam pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan aset yang pada umumnya terlihat dari
penggunaan metode akuntansi yaitu pelaporan laba dan aset yang lebih
rendah atau pelaporan utang yang lebih tinggi. Konservatisme digunakan
sebagai pengakuan awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan
pendapatan dan keuntungan, sehingga menyebabkan understatement
terhadap laba pada periode sekarang yang dapat mengarah pada
overstatement terhadap laba pada periode-periode berikutnya.
Konsep konservatisme akuntansi adalah sebuah konsep yang sudah
ada sejak beberapa abad yang lalu dan penggunaannya semakin meningkat
pada 30 tahun terakhir ini (Watts, 2003). Konsep ini telah mempengaruhi
praktik akuntansi untuk jangka waktu yang lama. Contoh konservatisme
dalam akuntansi adalah pemakaian metode yang terendah antara biaya dan
harga pasar ketika nilai persediaan dan aturan yang mengharuskan
kerugian bersih akrual diakui atas komitmen pembelian barang untuk
persediaan oleh perusahaan. Jika muncul keraguan, maka lebih baik
menyajikan angka laba bersih dan aset bersih yang terlalu rendah daripada
terlalu tinggi (Oktomegah, 2012).
18
B. Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1.
19
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Bersambung pada halaman selanjutnya
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Andreas et al
(2017)
Konservatisme
Akuntansi di
Indonesia.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen
profitabilitas. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt
covenant, growth
opportunities, political
cost, dan bonus plan.
Data yang digunakan
merupakan data
perusahaan manufaktur
tahun 2015-2017.
Company growth,
profitabilitas, dan
investment opportunity set
berpengaruh positif
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
2. Arsanto
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Leverage, Political
Cost, Size dan
Growth Terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen political cost
dan growth. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt
covenant, bonus plan, dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Leverage dan size
berpengaruh positif
terhadap konservatisme
akuntansi. Kepemilikan
institusional, political cost
dan growth tidak
berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi.
20
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Sulastiningsih
dan Husna
(2017)
Pengaruh Debt
Covenant, Bonus
Plan, Political Cost,
dan Risiko Litigasi
terhadap Penerapan
Konservatisme
Akuntansi pada
Perusahaan
Manufaktur.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen debt
covenant, bonus plan
dan political cost.
Sampel penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen growth
opportunities dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Debt covenant dan bonus
plan tidak memiliki
pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Political cost dan risiko
litigasi memiliki pengaruh
terhadap konservatisme
akuntansi.
4. Choiriyah
dan Almilia
(2016)
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas dan
Tingkat Kesulitan
Keuangan
Perusahaan Terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen
profitabilitas. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt
covenant, political cost,
growth opportunities dan
bonus plan. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Profitabilitas dan tingkat
kesulitan berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Likuiditas tidak
berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
21
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Iskandar
(2016)
Pengaruh Debt
Covenant, Bonus
Plan, dan Political
Cost terhadap
Konservatisme
Akuntansi (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur
Subsektor Industri
Barang Konsumsi
Yang Terdaftar di
BEI Tahun 2012-
2015).
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen debt
covenant, political cost
dan bonus plan. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen growth
opportunities dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Debt covenant
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Bonus plan berpengaruh
negatif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Political cost berpengaruh
positif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
5. Jayanti dan
Sapari (2016)
Pengaruh Positive
Accounting Theory,
Profitabilitas, dan
Operating Cash Flow
terhadap Penerapan
Konservatisme.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
dan variabel independen
debt covenant, political
cost, bonus plan, dan
profitabilitas. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen growth
opportunities. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Debt covenant dan
political cost tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme. Bonus plan
dan profitabilitas
berpengaruh negatif
terhadap konservatisme.
Operating cash flow
berpengaruh positif
terhadap konservatisme.
Bersambung pada halaman selanjutnya
22
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Savitri (2016) Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Institusional, Debt
Covenant, dan
Growth
Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen debt
convenant dan growth
opportunities. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen political cost,
bonus plan, dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Kepemilikan institusional,
debt covenant, dan growth
opportunities tidak
berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme
akuntansi.
7. Noviantari
dan Ratnadi
(2015)
Pengaruh Financial
Distress, Ukuran
Perusahaan, dan
Leverage pada
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt
covenant, growth
opportunities, political
cost, bonus plan, dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Financial distress
berpengaruh negatif pada
konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan
berpengaruh positif pada
konservatisme akuntansi,
dan leverage berpengaruh
negatif pada konservatisme
akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
23
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Nasir et al
(2014)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial, Risiko
Litigasi, Likuiditas
dan Political Cost
terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen
konservatisme
akuntansi dan variabel
independen political
cost. Sampel penelitian
yang digunakan,
perusahaan manufaktur
yang listed di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt
convenant, growth
opportunities, bonus plan,
dan profitabilitas. Data
yang digunakan
merupakan data
perusahaan manufaktur
tahun 2015-2017.
Struktur kepemilikan
manajerial, risiko litigasi,
dan political cost tidak
berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme.
Likuiditas berpengaruh
signifikan terhadap
konservatisme pada
perusahaan manufaktur.
9. Pratanda dan
Kusmuriyanto
(2014)
Pengaruh Mekanisme
Good Corporate
Governance,
Likuiditas,
Profitabilitas, dan
Leverage terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen
konservatisme
akuntansi dan variabel
independen
profitabilitas. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen debt covenant,
growth opportunities,
political cost, dan bonus
plan. Data yang digunakan
merupakan data
perusahaan manufaktur
tahun 2015-2017.
Kepemilikan manajerial,
komisaris independen,
profitabilitas, dan
leverage berpengaruh
positif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Kepemilikan institusional
dan likuiditas tidak
berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
24
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
10. Ramadhoni et
al (2014)
Pengaruh Tingkat
Kesulitan Keuangan
Perusahaan, Risiko
Litigasi, Struktur
Kepemilikan
Manajerial dan Debt
Covenant Terhadap
Konservatisme
Akuntansi (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI).
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen debt
covenant. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen political cost,
growth opportunities,
bonus plan, dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Tingkat kesulitan
keuangan, risiko litigasi,
dan struktur kepemilikan
manajerial memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap konservatisme
pada perusahaan
manufaktur. Debt covenant
tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
konservatisme.
11. Reskino dan
Vemiliyarni
(2014)
Pengaruh
Konvergensi IFRS,
Bonus Plan, Debt
Covenant, dan
Political Cost
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen bonus plan,
debt covenant dan
political cost. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed
di BEI.
Menggunakan variabel
independen growth
opportunities dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Konvergensi IFRS dan
political cost berpengaruh
negatif signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Bonus plan dan debt
covenant tidak
berpengaruh signifikan
pada konservatisme
akuntansi.
Bersambung pada halaman selanjutnya
25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
12. Fatmariani
(2013)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Debt
Covenant, dan
Growth Opportunities
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen debt covenant
dan growth opportunities.
Sampel penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed di
BEI.
Menggunakan variabel
independen bonus plan,
political cost, dan
profitabilitas. Data yang
digunakan merupakan
data perusahaan
manufaktur tahun 2015-
2017.
Struktur kepemilikan
manajerial berpengaruh
signifikan negatif. Debt
covenant tidak
berpengaruh signifikan
negatif. Growth
opportunities berpengaruh
signifikan positif terhadap
konservatisme akuntansi.
13. Widayati
(2011)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Pilihan Perusahaan
terhadap
Konservatisma
Akuntansi.
Menggunakan variabel
dependen konservatisme
akuntansi dan variabel
independen political cost,
debt covenant, dan
growth. Sampel
penelitian yang
digunakan, perusahaan
manufaktur yang listed di
BEI.
Menggunakan variabel
independen bonus plan
dan profitabilitas. Data
yang digunakan
merupakan data
perusahaan manufaktur
tahun 2015-2017.
Struktur kepemilikan
institusional, struktur
kepemilikan manajerial,
struktur kepemilikan
publik, biaya litigasi,
growth, dan debt covenant
tidak berpengaruh
signifikan. Biaya politis
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
konservatisme akuntansi.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
26
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi
Dalam teori akuntansi positif yang dijelaskan oleh Watts dan
Zimmerman (1990), debt covenant hypothesis menyatakan bahwa ketika
perusahaan mulai mendekati terjadinya pelanggaran terhadap perjanjian
utang, maka manajer perusahaan akan berusaha untuk menghindari terjadinya
perjanjian utang tersebut dengan memilih metode-metode akuntansi yang
dapat meningkatkan laba. Dalam menyikapi adanya pelanggaran atas
perjanjian utang yang sudah jatuh tempo, manajer akan berupaya
menghindarinya dengan memilih kebijakan akuntansi yang menguntungkan
dirinya seperti mentransfer laba periode mendatang ke periode berjalan. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat debt covenant, semakin besar
pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang
meningkatkan laba yang dilaporkan.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agustina, Rice, dan
Stephen (2015) menunjukkan bahwa debt covenant yang diproksikan dengan
leverage secara parsial berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil
serupa juga ditunjukkan oleh Alhayati (2013) bahwa debt covenant yang
diproksikan dengan leverage berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1 : Debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
27
2. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kesempatan bertumbuh
(growth opportunities). Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang
membutuhkan kesempatan dan peluang. Selain growth opportunities,
perusahaan juga membutuhkan dana dimana terdapat tantangan bagi manajer
untuk menyeimbangkan pendapatan dan penggunaan utang yang diperlukan
perusahaan. Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan maka
semakin besar kebutuhan dana yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana
yang dibutuhkan perusahaan menyebabkan manajer menerapkan prinsip
konservatisme agar pembiayaan untuk investasi dapat terpenuhi, yaitu dengan
meminimalkan laba (Fatmariani, 2013).
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilo dan Aghni
(2017) menunjukkan bahwa growth opportunities berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Wulandari et al
(2014) bahwa kesempatan bertumbuh perusahaan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H2 : Growth Opportunities berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
3. Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi
Biaya politis sering dikaitkan oleh ukuran perusahaan bagi perusahaan
(Watts dan Zimmerman, 1990). Ukuran perusahaan dapat menimbulkan biaya
28
politis. Perusahaan yang besar menghasilkan laba yang besar akibatnya akan
membayar pajak dan biaya politis yang besar pula. Perusahaan yang besar juga
cenderung memiliki risiko perusahaan dan intensitas modal yang tinggi,
begitu juga sebaliknya. Biaya politis bervariasi terhadap risiko perusahaan dan
perusahaan yang berisiko tinggi lebih besar kemungkinannya untuk memilih
prosedur yang menurunkan laba atau laporan keuangan cenderung konservatif
(Priambodo dan Purwanto, 2015). Hal tersebut menunjukkan semakin besar
ukuran perusahaan, semakin besar pula biaya politis yang harus dibayarkan,
sehingga untuk mengurangi biaya tersebut manajer perusahaan berusaha
melaporkan labanya secara konservatif agar laba tidak terlalu tinggi.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanto dan
Ramadhani (2016) menunjukkan bahwa political cost berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh
Oktomegah (2012) bahwa biaya politis yang diproksikan dengan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H3 : Political Cost berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
4. Pengaruh Bonus Plan terhadap Konservatisme Akuntansi
Bonus plan hypothesis dalam teori akuntansi positif menyatakan
bahwa manajer akan bertindak seiring dengan bonus yang diberikan.
Hipotesis ini menyatakan bahwa manajer dari perusahaan yang memiliki
kewajiban bonus akan cenderung memilih prosedur yang mengalihkan laba
29
dari periode mendatang ke periode berjalan (Watts dan Zimmerman, 1990).
Implikasinya, manajer akan melakukan manajemen laba atau memaksimalkan
laba agar target laba terpenuhi. Bonus plan dapat diproksikan oleh struktur
kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial yang rendah akan
menyebabkan laporan keuangan cenderung tidak konservatif, karena manajer
akan lebih mengutamakan untuk mengejar bonus.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita (2017)
menunjukkan bahwa bonus plan yang diproksikan dengan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hasil serupa juga
ditunjukkan oleh Wardhani (2008) bahwa saham yang dimiliki pihak
manajerial berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H4 : Bonus plan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi
Profitabilitas yang tinggi akan menyebabkan perusahaan
meningkatkan daya saing antar perusahaan dengan cara membuka lini atau
cabang yang baru serta memperbesar atau membuka investasi baru. Menurut
Lasdi (2008), hubungan antara profitabilitas dan konservatisme akuntansi
adalah dihubungkan dengan adanya aspek biaya politis. Perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi akan menghasilkan laba yang tinggi sehingga akan
ada aspek biaya politis yang tinggi seperti pajak yang besar. Hal ini
menyebabkan perusahaan dengan profitabilitas tinggi lebih memilih
30
menerapkan akuntansi yang konservatif dalam rangka mengurangi biaya
politis tersebut.
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Choiriyah dan
Almilia (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Limantauw
(2012) bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
31
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Fenomena-Fenomena Konservatisme
Pengaruh Debt Covenant, Growth Opportunities, Political Cost, Bonus
Plan, dan Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi
Basis Teori: Teori Akuntansi Positif, Teori Agensi
Debt Covenant
Growth
Opportunities
Political Cost
Bonus Plan
Konservatisme
Akuntansi
Metode Analisis: Analisis Regresi Berganda
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran
Profitabilitas
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan menggunakan data
sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu debt covenant,
growth opportunities, political cost, bonus plan, dan profitabilitas terhadap
variabel dependen, yaitu konservatisme akuntansi. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2015-2017.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang mendukung penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan sesuai
persyaratan dan kriteria. Adapun kriteria dan persyaratan dari pengambilan sampel
yang digunakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan telah mempublikasikan laporan tahunan (annual report) yang telah
diaudit secara konsisten selama periode 2015-2017.
2. Laporan keuangan disajikan menggunakan mata uang rupiah secara konsisten.
33
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam
memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu studi
pustaka dan studi dokumentasi.
1. Studi Pustaka
Peneliti mendapatkan data yang berkaitan dengan judul dan masalah
yang diteliti melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi, internet,
dan sumber bacaaan lain yang memiliki hubungan dengan objek yang diteliti.
2. Studi Dokumentasi
Peneliti mengumpukan data-data guna mendapatkan informasi terkait
objek penelitian. Data tersebut adalah laporan tahunan yang diperoleh dari
internet dengan cara mengunduhnya melalui situs https://www.idx.co.id.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yaitu
variabel independen maupun variabel dependen yang digunakan berikut dengan
operasional dan cara pengukurannya.
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab timbulnya variabel dependen. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
34
a) Debt Covenant
Debt covenant memprediksikan bahwa manajer ingin
meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak
utang ketika perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Semakin
tinggi rasio utang perusahaan, semakin besar kemungkinan bagi manajer
untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Untuk
mengukur debt covenant, penelitian ini menggunakan proksi leverage.
Leverage merupakan perbandingan total utang terhadap total aset yang
dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian ini, pengukuran leverage dilakukan berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Fatmariani (2013) dengan rumus sebagai
berikut:
b) Growth Opportunities
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari growth opportunities
(kesempatan bertumbuh) yang diukur berdasarkan rasio market to book
value of equity. Rasio ini menunjukkan besarnya perbandingan antara
nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas perusahaan. Rasio ini
mencerminkan pasar yang menilai return dari investasi perusahaan di
masa datang akan lebih besar dari return yang diharapkan dari ekuitasnya.
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
35
Rasio market to book value of equity merupakan nilai sekarang dari
pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa depan
(Fatmariani, 2013).
Dalam penelitian ini, pengukuran growth opportunities dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alfian dan Sabeni (2013)
dengan rumus sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 𝑥 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
c) Political Cost
Biaya politis muncul dari konflik antara perusahaan dengan
pemerintah yang memiliki wewenang untuk melakukan pengalihan
kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang
berlaku. Variabel ini diproksikan dengan ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan dan menunjukkan kekayaan yang dimiliki oleh
perusahaan yang cenderung mudah dilihat dan menjadi perhatian
sejumlah para pemegang kepentingan perusahaan. Ukuran perusahaan
diukur dengan logaritma natural total aset.
36
Dalam penelitian ini, pengukuran political cost dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulastiningsih dan Husna
(2017) dengan rumus sebagai berikut:
d) Bonus Plan
Bonus plan theory berkaitan dengan tindakan manajemen dalam
memilih metode akuntansi untuk memaksimalkan laba demi
mendapatkan bonus yang tinggi. Variabel ini diproksikan dengan struktur
kepemilikan manajerial. Struktur kepemilikan manajerial yaitu proporsi
lembar saham yang dimiliki oleh pihak manajerial. Variabel ini mampu
mengukur asimetri informasi sebagai salah satu determinan
konservatisme (Widya 2004 dalam Sulastiningsih dan Husna 2017).
Dalam penelitian ini, pengukuran bonus plan dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rohminatin (2016) dengan
rumus sebagai berikut:
𝑆𝐾𝑀 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑜𝑔 𝑛𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡)
37
e) Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan. Semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan, maka
akan cenderung memilih metode akuntansi yang konservatif. Hal ini
dikarenakan konservatisme yang digunakan oleh manajer untuk mengatur
laba agar terlihat rata dan tidak terlalu memiliki fluktuasi. Variabel ini
diukur dengan Return On Equity (ROE). ROE merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas perusahaan.
Dalam penelitian ini, pengukuran profitabilitas dilakukan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saputri (2013) dengan rumus
sebagai berikut:
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a) Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi merupakan prinsip kehati-hatian yang
tidak mengakui keuntungan sampai dengan diperoleh bukti yang nyata,
sedangkan kerugian harus segera diakui pada saat terdapat kemungkinan
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
38
akan terjadi, tidak perlu menunggu sampai terdapat bukti nyata.
Konservatisme akuntansi menyebabkan angka-angka yang tersaji dalam
neraca dan laporan laba rugi adalah ditetapkan lebih rendah, sebaliknya
utang dan biaya ditetapkan pada nilai yang tertinggi.
Pengukuran konservatisme yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berbasis akrual mengikuti Givoly dan Hayn (2000). Mereka
berpendapat bahwa akuntansi konservatif mengarahkan pada akrual
negatif secara persisten, sebagai kontras dengan akrual yang akan
membalik (reversal). Ukuran konservatisme ini dikallikan -1, sehingga
semakin besar nilai positif rasio, adalah semakin konservatif.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑟𝑢𝑎𝑙
= ((𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ + 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖) − 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖)𝑥 − 1
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No. Variabel Definisi
Operasional Pengukuran Skala
1. Independen
(X1) Debt
covenant
(Sumber:
Fatmariani,
2013)
Dihitung
menggunakan
proksi leverage
Leverage = Total Utang /
Total Aset
Rasio
Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Variabel Definisi
Operasional Pengukuran Skala
2. Independen
(X2) Growth
Opportunities
(Sumber:
Alfian dan
Sabeni, 2013)
Dihitung
menggunakan
ukuran market
to book value of
equity
Market to book value of
equity = (Jumlah saham
yang beredar x Harga
penutupan saham) / Total
Ekuitas
Rasio
3. Independen
(X3) Political
Cost
(Sumber:
Sulastiningsih
dan Husna,
2017)
Dihitung
menggunakan
proksi ukuran
perusahaan
Size = Log Natural (Total
Aset)
Rasio
4. Independen
(X4) Bonus
Plan
(Sumber:
Rohminatin,
2016)
Dihitung
menggunakan
proksi struktur
kepemilikan
manajerial
SKM = Jumlah saham
yang dimiliki pihak
manajerial / Jumlah
saham yang beredar
Rasio
5. Independen
(X5)
Profitabilitas
(Sumber:
Saputri, 2013)
Dihitung
menggunakan
ukuran ROE
ROE = Laba bersih
setelah pajak / Total
Ekuitas
Rasio
6. Dependen
(Y)
Konservatisme
Akuntansi
(Sumber:
Givoly dan
Hayn, 2000)
Dihitung
menggunakan
basis akrual
Total Akrual = ((Laba
Bersih + Depresiasi) –
Arus Kas Operasi) x -1 /
Total Aset
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
40
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistik yang berupa output Statistical Package for Social Sciences
(SPSS). Ada beberapa metode analisis data yang digunakan seperti analisis
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Penjelasan mengenai
metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran umum suatu data
yang dilihat dari statistik-statistik seperti nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016). Tujuan dari analisis statistik
deskriptif berguna untuk mengetahui gambaran umum penyebaran data dalam
penelitian dan deskripsi mengenai debt covenant, growth opportunities,
political cost, bonus plan, profitabilitas, dan konservatisme akuntansi.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas,
uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual terdistribusi secara normal.
41
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara untuk
melihat normalitas residual adalah dengan membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal melalui
grafik histogram.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan jika tidak dilihat
secara hati-hati dan teliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dimana jika
nilainya memiliki tingkat siginifikansi diatas a > 0.05 memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2016).
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen memiliki korelasi, maka variabel-
variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi adalah melihat dari nilai
tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF).
Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolonieritas
42
Tolerance value > 0,10 atau VIF > 10 : tidak terjadi multikolonieritas
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2016).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan
satu sama lainnya (Ghozali, 2016).
Pada penelitian ini, untuk menguji ada tidaknya gejala
autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif
Tidak Ditolak du < d < 4 – du
Sumber: Ghozali (2016)
Tabel 3.2
Uji Durbin-Watson (DW Test)
43
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu
pengamatan terhadap pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas di
dalam model regresi adalah dengan cara melihat jika nilai Sig variabel
independen < 0.05 terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika nilai Sig
variabel independen > 0.05 tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2016).
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi, selain mengukur
kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali,
2016). Adapun variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah debt
covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan, dan profitabilitas.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme
akuntansi.
44
Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut digunakan
rumus persamaan regresi sebagai berikut:
𝒀 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑿𝟏 + 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜷𝟑𝑿𝟑 + 𝜷𝟒𝑿𝟒 + 𝜷𝟓𝑿𝟓 + 𝒆
Keterangan:
Y : Konservatisme Akuntansi
α : Konstanta
β1 : Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X1 berubah 1 satuan
X1 : Debt Covenant
β2 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X2 berubah 1 satuan
X2 : Growth Opportunities
β3 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X3 berubah 1 satuan
X3 : Political Cost
β4 : Koefisien regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X4 berubah 1 satuan
X4 : Bonus Plan
β5 : Koefisien regresi kelima, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X5 berubah 1 satuan
X5 : Profitabilitas
45
e : Error term (tingkat kesalahan dalam penelitian)
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas dan semakin
lemah kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali,
2016).
b. Uji Statistik F (Pengujian secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.
Menurut Ghozali (2016) kriteria pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
46
1. Ha ditolak apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output
analisis SPSS untuk uji F > 0,05, artinya variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat.
2. Ha diterima apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output
analisis SPSS untuk uji F < 0,05, artinya variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat.
c. Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat signifikansi yang
digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05.
Menurut Ghozali (2016) kriteria pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Ha ditolak apabila signifikan t hitung > 0,05, artinya variabel bebas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
2. Ha diterima apabila signifikan t hitung < 0,05, artinya variabel bebas
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur selama tahun 2015-2017 dan yang berhasil diperoleh dalam
penelitian ini sebanyak 68 perusahaan manufaktur dengan total data 204
laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini berfokus untuk melihat pengaruh
debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan, dan
profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi.
2. Proses Seleksi Sampel
Metode yang dipilih untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Purposive sampling dipilih agar dapat
merepresentasikan tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditetapkan dan sudah mendapatkan total 90 perusahaan yang memenuhi
kriteria sampel, namun hanya 68 perusahaan saja yang dapat diolah. Data
diperoleh melalui website www.idx.co.id.
Ringkasan pemilihan sampel disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini:
48
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria
No. Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015-2017
157
2. Perusahaan manufaktur yang mengalami
delisting tahun 2015-2017
(3)
3. Perusahaan manufaktur yang tidak
menyediakan informasi laporan keuangan
secara lengkap tahun 2015-2017
(39)
4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan
mata uang selain Rupiah (Rp)
(25)
5. Perusahaan manufaktur yang termasuk kriteria
penelitian
90
6. Perusahaan manufaktur yang teridentifikasi
sebagai outlier
(22)
7. Total perusahaan manufaktur yang akan diteliti 68
Total keseluruhan selama 3 tahun 204
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017
berjumlah 157 perusahaan. Dari 157 perusahaan tersebut, terdapat 3
perusahaan yang mengalami delisting, 39 perusahaan yang tidak menyediakan
informasi laporan keuangan secara lengkap, serta 25 perusahaan yang
menggunakan mata uang selain Rupiah (Rp). Selanjutnya, 90 perusahaan yang
termasuk dari sampel adalah perusahaan manufaktur yang memiliki data
lengkap untuk dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
49
Setelah dilakukan pengolahan data, sebanyak 22 perusahaan yang
teridentifikasi sebagai outlier. Sehingga terdapat 68 perusahaan yang dapat
dijadikan sampel penelitian ini setiap tahunnya. Jumlah data yang diteliti
dalam penelitian ini adalah 204 data.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu pengujian untuk melihat kualitas
data penelitian yang diinterpretasikan dengan melihat nilai minimum, nilai
maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari sampel. Variabel-variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt covenant, growth
opportunities, political cost, bonus plan, dan profitabilitas. Variabel
dependennya adalah konservatisme akuntansi.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LEV 204 .0707400 2.7668699 .453272675 .3414456580
GROWTH 204 -1.1726540 7.0736138 1.489483618 1.4951807530
SIZE 204 25.6194831 33.3201839 28.194068850 1.5228024670
BONUS 204 .0000000 .8732909 .056117046 .1448468320
ROE 204 -2.5396097 .5203761 .052790199 .2241338980
KONSAKT 204 -.1687296 .2108775 -.008566247 .0567162973
Valid N (listwise) 204
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak
204 data observasi yang berasal dari perkalian periode 3 tahun penelitian dari
50
2015-2017 dengan jumlah sampel sebanyak 68 perusahaan tiap tahunnya.
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data
penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean
dan standar deviasi.
Berdasarkan tabel hasil uji statistik deskriptif di atas, variabel
independen pertama yaitu debt covenant memiliki nilai minimum sebesar
0,0707400 adalah PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk pada tahun
2015, nilai maksimum sebesar 2,7668699 adalah Jakarta Kyoei Steel Works
Tbk pada tahun 2017, nilai rata-rata sebesar 0,453272675, dan nilai standar
deviasi sebesar 0,3414456580.
Variabel independen kedua yaitu growth opportunities memiliki nilai
minimum sebesar -1,1726540 adalah Bentoel International Investama Tbk
pada tahun 2015, nilai maksimum sebesar 7,0736138 adalah Merck Tbk pada
tahun 2016, nilai rata-rata sebesar 1,489483618, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,4951807530.
Variabel independen ketiga yaitu political cost memiliki nilai
minimum sebesar 25,6194831 adalah Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2015,
nilai maksimum sebesar 33,3201839 adalah Astra International Tbk pada
tahun 2017, nilai rata-rata sebesar 28,194068850, dan nilai standar deviasi
sebesar 1,5228024670.
Variabel independen keempat yaitu bonus plan memiliki nilai
minimum sebesar 0,0000000 adalah beberapa perusahaan yang tidak memiliki
51
struktur kepemilikan manajerial di dalamnya, nilai maksimum sebesar
0,8732909 adalah Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada tahun 2016 dan 2017,
nilai rata-rata sebesar 0,56117046, dan nilai standar deviasi sebesar
0,1448468320.
Variabel independen kelima yaitu profitabilitas memiliki nilai
minimum sebesar -2,5396097 adalah Panasia Indo Resources Tbk pada tahun
2017, nilai maksimum sebesar 0,5203761 adalah Bentoel International
Investama Tbk pada tahun 2015, nilai rata-rata sebesar 0,052790199, dan nilai
standar deviasi sebesar 0,2241338980.
Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen yaitu
konservatisme akuntansi memiliki nilai minimum sebesar -0,1687296 adalah
PT Ateliers Mecaniques D’Indonesie Tbk pada tahun 2016, nilai maksimum
sebesar 0,2108775 adalah Sierad Produce Tbk pada tahun 2015, nilai rata-rata
sebesar -0,008566247, dan nilai standar deviasi sebesar 0,0567162973.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik. Pengujian ini diperlukan agar model regresi
menjadi suatu model yang lebih representative. Hal ini untuk menghindari
terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua dapat diterapkan regresi.
Uji asumsi klasik telah dilakukan dan hasilnya sebagai berikut.
52
a. Hasil Uji Normalitas
Analisis Grafik
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
53
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Berdasarkan kedua gambar 4.1 dan 4.2 dapat dilihat bahwa grafik
histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data
yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa pola distribusi
yang berbentuk simetris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri serta pada
grafik normal P-Plot titik-titik yang mewakili sampel dalam penelitian ini
mendekati garis normal.
Analisis Statistik
Pengujian normalitas data dihitung dengan rumus uji Kolmogorov
Smirnov unresidual. Kurva nilai unresidual dikatakan menyebar dengan
normal apabila nilai Kolmogorov Smirnov atau nilai Asymp. sig (2-tailed)
54
> α = 0,05. Hasil uji normalitas unresidual data regresi berganda antara
variabel LEV, GROWTH, SIZE, BONUS, dan ROE terhadap
KONSAKT secara statistik dengan bantuan program SPSS disajikan pada
tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Unresidual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 204
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .05011306
Most Extreme Differences Absolute .058
Positive .052
Negative -.058
Test Statistic .058
Asymp. Sig. (2-tailed) .093c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Asymp. sig
adalah sebesar 0,093 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, maka model regresi dapat
digunakan untuk pengujian berikutnya.
55
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk
mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Regresi yang terbebas dari masalah multikolonieritas apabila
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10. Berikut tabel 4.4 yang
menunjukkan hasil dari uji multikolonieritas:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.013 .069 -.192 .848
LEV .005 .011 .030 .461 .646 .904 1.106
GROWTH -.003 .003 -.088 -1.311 .191 .881 1.136
SIZE .000 .002 .012 .178 .859 .894 1.118
BONUS .017 .025 .042 .651 .516 .939 1.065
ROE -.113 .016 -.445 -6.974 .000 .968 1.033
a. Dependent Variable: KONSAKT
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa variabel debt covenant, growth opportunities,
political cost, bonus plan, dan profitabilitas memiliki nilai tolerance
masing-masing sebesar 0,904, 0,881, 0,894, 0,939, dan 0,968. Sedangkan
56
untuk nilai VIF dari debt covenant, growth opportunities, political cost,
bonus plan, dan profitabilitas memiliki nilai masing-masing sebesar
1,106, 1,136, 1,118, 1,065, dan 1,033.
Melihat hasil nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan cara melihat
nilai Durbin-Watson. Dari hasil pengujian autokorelasi menggunakan
Durbin-Watson statistik, maka didapatkan hasil seperti dalam tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .468a .219 .200 .0507418599 2.080
a. Predictors: (Constant), ROE, BONUS, GROWTH, LEV, SIZE
b. Dependent Variable: KONSAKT
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
57
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi
pada nilai Durbin-Watson adalah 2,080. Nilai Durbin-Watson tersebut
berada dalam rentang (Du = 1,80942) sampai (4 – Du = 2,19058)
sebagaimana ditentukan dalam batasan autokorelasi dengan uji Durbin-
Watson. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini bebas dari masalah autokorelasi.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Heteroskedastisitas dapat diketahui
dengan menggunakan berbagai macam uji seperti Uji Glejser, Park,
White, dan juga secara grafik. Pengujian penelitian dengan Uji Glejser
yaitu meregresikan variabel independen dengan absolute residual. Jika
tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada α = 0,05, maka dapat
dikatakan bahwa model regresi berganda terbebas dari
heteroskedastisitas. Berikut tabel 4.6 hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan Uji Glejser:
58
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .180 .043 4.145 .000
LEV .007 .007 .069 .956 .340
GROWTH .001 .002 .062 .851 .396
SIZE -.005 .002 -.241 -3.325 .001
BONUS -.021 .016 -.093 -1.313 .191
ROE -.010 .010 -.071 -1.017 .311
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.6 hasil Uji Glejser diketahui bahwa tidak
semua nilai variabel independen signifikan atau lebih besar dari α = 0,05
yaitu variabel political cost. Maka peneliti akan menggunakan
perhitungan Uji White sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan White-Test
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .280a .078 .026 .00409
a. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5, X3KUADRAT, LEV,
X4KUADRAT, X2KUADRAT, ROE, X1KUADRAT, BONUS, GROWTH,
X5KUADRAT, SIZE
b. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
59
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 11 .000 1.484 .140b
Residual .003 192 .000
Total .003 203
a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
b. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5, X3KUADRAT, LEV, X4KUADRAT,
X2KUADRAT, ROE, X1KUADRAT, BONUS, GROWTH, X5KUADRAT, SIZE
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .041 .076 .539 .590
LEV .003 .002 .256 1.352 .178
GROWTH -8.487E-6 .001 -.003 -.013 .990
SIZE -.002 .005 -.789 -.410 .682
BONUS -.007 .007 -.243 -1.015 .311
ROE .000 .003 .009 .064 .949
X1KUADRAT -.001 .001 -.193 -1.049 .295
X2KUADRAT 5.737E-6 .000 .012 .053 .957
X3KUADRAT 2.636E-5 .000 .561 .292 .770
X4KUADRAT .005 .009 .133 .590 .556
X5KUADRAT .005 .003 .493 1.701 .091
X1X2X3X4X5 .002 .002 .412 1.362 .175
a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel 4.7 model summary menunjukkan R2 sebesar
0,078 dengan jumlah N = 204, maka diperoleh nilai C2 = 0,078 x 204 =
15,912. Nilai C2 tabel dalam tingkat signifikan α = 0,05 adalah 238,322.
Dikarenakan nilai C2 hitung = 15,912 < C2 tabel = 238,322 maka hal ini
60
menandakan Ho ditolak atau model persamaaan analisa jalur antara debt
covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan, dan
profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas. Pengujian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis),
yaitu melalui uji koefisien determinasi, uji statistik t, dan uji statistik F.
1. Analisis Regresi Berganda
a) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model penelitian menerapkan model regresi dalam
menerangkan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan
yaitu debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus plan,
dan profitabilitas dengan variabel dependen yaitu konservatisme
akuntansi. Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan
dalam tabel 4.8 berikut ini:
U2t = b0 b1 + X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X12 + b7 X2
2
+ b8 X32 + b9 X4
2 + b10 X52 + b11 X1X2X3X4X5
61
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.8 bisa dilihat bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,200 atau 20%. Sehingga dapat diartikan bahwa
variabel debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus
plan, dan profitabilitas mampu menjelaskan sebesar 0,200 atau 20%
dari konservatisme akuntansi. Sisanya 80% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis
regresi penelitian ini.
b) Hasil Uji Statistik F (Pengujian secara Simultan)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas atau independen yang dimasukkan dalam model
penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat atau dependen. Hasil uji statistik F dalam penelitian ini terdapat
pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .468a .219 .200 .0507418599
a. Predictors: (Constant), ROE, BONUS, GROWTH, LEV, SIZE
b. Dependent Variable: KONSAKT
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
62
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
Hasil dari tabel 4.9 menunjukkan hasil F sebesar 11,123
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dikarenakan probabilitas
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi layak untuk menguji data atau dapat dikatakan bahwa
variabel debt covenant, growth opportunities, political cost, bonus
plan, dan profitabilitas secara bersama-sama mempengaruhi
konservatisme akuntansi.
Setelah melakukan uji F seperti yang tertera pada tabel 4.9,
maka persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini adalah:
Y = -0,013 + 0,005 LEV – 0,003 GROWTH + 0,000 SIZE +
0,017 BONUS – 0,113 ROE
Pada persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa nilai
konstanta sebesar -0,013 menyatakan bahwa jika variabel independen
dianggap konstan, maka akan terjadi penurunan konservatisme
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .143 5 .029 11.123 .000b
Residual .510 198 .003
Total .653 203
a. Dependent Variable: KONSAKT
b. Predictors: (Constant), ROE, BONUS, GROWTH, LEV, SIZE
63
akuntansi sebesar 0,013. Variabel debt covenant memiliki koefisien
regresi sebesar 0,005 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1
satuan maka akan meningkatkan variabel konservatisme akuntansi
sebesar 0,005. Variabel growth opportunities memiliki koefisien
regresi sebesar -0,003 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1
satuan maka akan menurunkan variabel konservatisme akuntansi
sebesar 0,003. Variabel political cost memiliki koefisien regresi
sebesar 0,000 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan
maka akan meningkatkan variabel konservatisme akuntansi sebesar
0,000. Variabel bonus plan memiliki koefisien regresi sebesar 0,017
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan maka akan
meningkatkan variabel konservatisme akuntansi sebesar 0,017.
Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar -0,113
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan maka akan
menurunkan variabel konservatisme akuntansi sebesar 0,113.
c) Hasil Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini
terdapat pada tabel 4.10 sebagai berikut:
64
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Hasil dari tabel 4.10 menunjukkan tingkat signifikansi variabel
independen debt covenant sebesar 0,646 sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai variabel debt covenant yang memiliki nilai signifikansi di
atas 0,05 menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak
dipengaruhi oleh debt covenant secara parsial atau dengan kata lain
menolak H1. Variabel growth opportunities sebesar 0,191 berada di
atas 0,05 menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak
dipengaruhi oleh growth opportunities secara parsial atau dengan kata
lain menolak H2. Variabel political cost sebesar 0,859 berada di atas
0,05 menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak dipengaruhi
oleh political cost secara parsial atau dengan kata lain menolak H3.
Variabel bonus plan sebesar 0,516 berada di atas 0,05 menunjukkan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.013 .069 -.192 .848
LEV .005 .011 .030 .461 .646
GROWTH -.003 .003 -.088 -1.311 .191
SIZE .000 .002 .012 .178 .859
BONUS .017 .025 .042 .651 .516
ROE -.113 .016 -.445 -6.974 .000
a. Dependent Variable: KONSAKT
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
65
bahwa konservatisme akuntansi tidak dipengaruhi oleh bonus plan
secara parsial atau dengan kata lain menolak H4. Variabel profitabilitas
sebesar 0,000 berada di bawah 0,05 menunjukkan bahwa
konservatisme akuntansi dipengaruhi oleh profitabilitas secara parsial
atau dengan kata lain menerima H5.
2. Pembahasan
Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara parsial
sebagaimana pada pembahasan berikut:
1) Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel debt
covenant memiliki nilai signifikansi sebesar 0,646 lebih besar dari α
= 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,005. Hal ini
menunjukkan H1 tidak terdukung, sehingga dapat dikatakan debt
covenant tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa debt covenant tidak mempengaruhi para
manajer perusahaan manufaktur untuk menerapkan metode
akuntansi yang konservatif. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa
perusahaan akan tetap memperpanjang kontrak utangnya walaupun
dikenakan biaya tambahan atas perpanjangan utang tersebut dengan
alasan perusahaan masih membutuhkan dana untuk kegiatan
operasionalnya. Para manajer perusahaan akan memilih metode
66
akuntansi yang dapat meningkatkan laba perusahaan mereka dalam
mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika kontrak utang
akan berakhir.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pambudi (2017), Savitri (2016), Ramadhoni et al (2014), dan
Deslatu dan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa debt covenant
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini tidak
sesuai dengan teori akuntansi positif yang menyatakan bahwa debt
covenant membuat para manajer perusahaan menghindari terjadinya
perjanjian utang tersebut dengan memilih metode-metode akuntansi
yang dapat meningkatkan laba seperti mentransfer laba periode
mendatang ke periode berjalan.
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Agustina et al (2015), Alhayati (2013), dan Oktomegah (2012) yang
menyatakan bahwa di dalam penelitian tersebut membuktikan
adanya pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi.
2) Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme
Akuntansi
Hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
growth opportunities memiliki nilai signifikansi sebesar 0,191 lebih
besar dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -
0,003. Hal ini menunjukkan H2 tidak terdukung, sehingga dapat
67
dikatakan growth opportunities tidak berpengaruh signifikan
terhadap konservatisme akuntansi pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur
yang menerapkan konservatisme tidak selalu identik dengan
perusahaan yang sedang bertumbuh. Hal ini bisa disebabkan karena
tidak semua manajer perusahaan manufaktur menerapkan metode
akuntansi yang konservatif dengan cara meminimalkan laba untuk
dapat memenuhi pembiayaan untuk investasi yang diperlukan dalam
pertumbuhannya. Perusahaan bertumbuh memerlukan dana yang
besar yang kemungkinan sebagian besar datang dari pihak eksternal
(investor). Maka dari itu, perusahaan yang sedang bertumbuh
cenderung memilih metode akuntansi yang lebih optimis agar dapat
menarik minat para investor untuk menanamkan uangnya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Nuraini (2017), Susanto dan Ramadhani (2016), dan Septian dan
Anna (2014) yang menyatakan bahwa growth opportunities tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini tidak sesuai
dengan penjelasan yang menyatakan bahwa jika perusahaan
memiliki peluang yang tinggi untuk tumbuh di masa depan dengan
tujuan meningkatkan nilai perusahaan, akan cenderung konservatif
dalam melaporkan laporan keuangannya.
68
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Susilo dan Aghni (2017), Wulandari et al (2014), dan Fatmariani
(2013) yang menyatakan bahwa di dalam penelitian tersebut
membuktikan adanya pengaruh growth opportunities terhadap
konservatisme akuntansi.
3) Pengaruh Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
political cost memiliki nilai signifikansi sebesar 0,859 lebih besar
dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,000. Hal
ini menunjukkan H3 tidak terdukung, sehingga dapat dikatakan
political cost tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme
akuntansi pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan konservatisme akuntansi oleh
perusahaan manufaktur tidak berdasarkan seberapa besar atau
kecilnya ukuran perusahaan tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena
tidak semua perusahaan yang besar lebih sensitif terhadap biaya
politis. Perusahaan besar lebih memfokuskan terhadap usaha
menampilkan laba yang besar agar dapat membuat investor tertarik
dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dibandingkan dengan
menggunakan metode akuntansi yang konservatif untuk
meminimalkan biaya politis.
69
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Arsanto (2017), Jayanti dan Sapari (2016), dan Nasir et al
(2014) yang menyatakan bahwa political cost tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini tidak sesuai dengan teori
akuntansi positif yang menyatakan bahwa perusahaan yang lebih
besar cenderung sensitif terhadap biaya politis seperti pajak dan
menghindarinya dengan cara menggunakan prinsip konservatisme.
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Iskandar (2016) dan Widayati (2011) yang menyatakan bahwa di
dalam penelitian tersebut membuktikan adanya pengaruh political
cost terhadap konservatisme akuntansi.
4) Pengaruh Bonus Plan terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel bonus
plan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,516 lebih besar dari α =
0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar 0,017. Hal ini
menunjukkan H4 tidak terdukung, sehingga dapat dikatakan bonus
plan tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi
pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa proporsi kepemilikan manajerial pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI selama periode penelitian masih rendah. Hal ini
bisa disebabkan karena tidak semua manajer perusahaan manufaktur
mengharapkan kompensasi atau bonus yang tinggi melalui
70
manajemen laba agar laba sesuai dengan target yang mereka
harapkan. Semakin rendah kepemilikan manajerial maka permintaan
diterapkannya konservatisme akuntansi semakin tinggi. Menurut
Padmawati dan Fachrurrozie (2015) kepemilikan manajerial yang
rendah mengakibatkan manajerial suatu perusahaan cenderung
mementingkan kepentingan pribadi, bukan berdasarkan pada
memaksimalkan nilai perusahaan sehingga sering terjadi
pertentangan antara manajerial dan pemegang saham.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sulastiningsih dan Husna (2017) dan Reskino dan Vemiliyarni
(2014) yang menyatakan bahwa bonus plan tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini tidak sesuai dengan teori
agensi yang menyatakan bahwa konservatisme dalam pelaporan
keuangan merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan
agensi yang timbul antara pihak manajerial dan investor karena
adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Novita (2017) yang menyatakan bahwa di dalam penelitian tersebut
membuktikan adanya pengaruh bonus plan terhadap konservatisme
akuntansi.
71
5) Pengaruh Profitabilitas terhadap Konservatisme Akuntansi
Hasil uji t pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -0,113. Hal ini
menunjukkan H5 terdukung, sehingga dapat dikatakan profitabilitas
berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi
pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI selama periode penelitian masih rendah. Menurut Verawaty,
Hifni, dan Chairina (2017) hal ini bisa disebabkan karena perusahaan
tidak menggunakan prinsip konservatisme pada saat profitabilitas
tinggi untuk memberikan gambaran tentang kinerja yang baik serta
laba yang tinggi di mata investor dan masyarakat. Perusahaan juga
cenderung tidak takut akan terkena biaya politis yang tinggi.
Sedangkan pada saat profitabilitas rendah, perusahaan akan
cenderung menerapkan prinsip konservatisme untuk mengantisipasi
dan menghindari adanya laba fiktif, yaitu menaikkan laba pada saat
profitabilitas rendah demi kepentingan pihak tertentu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Verawaty et al (2017) dan Padmawati dan Fachrurrozie (2015)
yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan
negatif terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini tidak sesuai
72
dengan penjelasan yang menyatakan bahwa semakin tinggi
profitabilitas maka akan semakin konservatif. Perusahaan akan
melakukan motif ekonomi yang bisa membuat perusahaan menjadi
terlihat lebih eksis dan menghindarkan dari kerugian yang besar
sehingga laporan keuangan yang dibuat tidak lagi konservatif.
Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh
Satya dan Handayani (2013) yang menyatakan bahwa di dalam
penelitian tersebut membuktikan tidak adanya pengaruh
profitabilitas terhadap konservatisme akuntansi.
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Hasil Pengujian
1. H1: Debt covenant berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi Ditolak
2. H2: Growth opportunities berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi Ditolak
3. H3: Political cost berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi Ditolak
4. H4: Bonus plan berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi Ditolak
5. H5: Profitabilitas berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi Diterima
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, maka dari lima hipotesis
yang diajukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Variabel debt covenant secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pambudi (2017), Savitri (2016), Ramadhoni et al (2014), dan
Deslatu dan Susanto (2009). Namun tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agustina et al (2015), Alhayati (2013), dan Oktomegah
(2012).
2. Variabel growth opportunities secara parsial tidak memiliki pengaruh
terhadap konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2017), Susanto dan Ramadhani
(2016), dan Septian dan Anna (2014). Namun tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Susilo dan Aghni (2017), Wulandari et al (2014), dan
Fatmariani (2013).
3. Variabel political cost secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arsanto (2017), Jayanti dan Sapari (2016), dan Nasir et al
74
(2014). Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar
(2016) dan Widayati (2011).
4. Variabel bonus plan secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sulastiningsih dan Husna (2017) dan Reskino dan Vemiliyarni
(2014). Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Novita
(2017).
5. Variabel profitabilitas secara parsial memiliki pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Andreas et al (2017), Choiriyah dan Almilia (2016), Pratanda
dan Kusmuriyanto (2014), dan Limantauw (2012). Namun tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Satya dan Handayani (2013).
B. Saran
Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti selama
penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan penelitian
selanjutnya terkait dengan konservatisme akuntansi yang diterapkan dalam
perusahaan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih
maksimal dan lebih berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan
atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang telah dimasukkan
75
dalam penelitian ini seperti risiko litigasi, good corporate governance, dan
intensitas modal.
2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat memperluas
ruang lingkup penelitian, tidak hanya pada perusahaan manufaktur.
3. Peneliti menyarankan untuk menambah rentang waktu periode penelitian agar
hasil yang didapatkan lebih konsisten.
76
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. Rice dan Stephen. 2015. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Mikroskil.
Alfian, Angga dan Arifin Sabeni. 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi”, Diponegoro Journal of
Accounting, Vol. 2 No. 3: 1-10.
Alhayati, Fajri. 2013. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Terdaftar di PT BEI)”, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang.
Andreas, Hans Hananto. Albert Ardeni dan Paskah Ika Nugroho. 2017.
“Konservatisme Akuntansi di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.
20 No. 1.
Apriani, Meri. 2015. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (2008-2011)”, Jom
FEKON, Vol. 2 No. 1.
Arsanto, Yoga Azif. 2017. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Leverage, Political
Cost, Size, dan Growth terhadap Konservatisme Akuntansi”, Universitas
Negeri Surabaya.
Basu, Sudipta. 1997. “The Conservatism Principle and The Asymmetric Timeliness of
Earnings”, Journal of Accounting and Economics 24: 3-37.
Choiriyah, Nila dan Luciana Spica Almilia. 2016. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi”, STIE Perbanas Surabaya.
Deslatu, Shella dan Yulius Kurnia Susanto. 2009. “Pengaruh Kepemilikan Managerial,
Debt Covenant, Litigation, Tax and Political Cost, dan Kesempatan
Bertumbuh terhadap Konservatisma Akuntansi”, Ekuitas, Vol. 14 No. 2.
Fala, Dwi Yana Amalia S. 2007. “Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap
Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate
Governance”, Simposium Nasional Akuntansi X.
Fatmariani. 2013. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, dan Growth
Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan
77
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23”,
Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.
Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2000. “The Changing Time-Series Properties of
Earnings, Cash Flows and Accruals: Has Financial Reporting Become More
Conservative?”, Journal of Accounting and Economics 29: 287-320.
Haniati, Sri dan Fitriany. 2010. “Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri Informasi
dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme”,
Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Hellman, Niclas. 2008. “Accounting Conservatism under IFRS”, Department of
Accounting and Managerial Finance, Stockholm School of Economics.
https://www.news18.com/news/business/the-satyam-computer-accounting-fraud-and-
the-case-timeline, diakses pada 24 Juli 2018.
Iskandar, Okto Reyhansyah. 2016. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan, dan
Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur Subsektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar
di BEI Tahun 2012-2015)”, STIE Indonesia Banking School.
Jayanti, Anna dan Sapari. 2016. “Pengaruh Positive Accounting Theory, Profitabilitas,
dan Operating Cash Flow terhadap Penerapan Konservatisme”, Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen, Vol. 5 No. 10.
Jensen, Michael C dan William H Meckling. 1976. “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure”, Journal of Financial
Economics, Vol. 3 No. 4: 305-360.
LaFond, Ryan dan Ross L Watts. 2007. “The Information Role of Conservatism”, Sloan
School of Management, Massachusetts Institute of Technology.
Lasdi, Lodovicus. 2008. “Perilaku Manajemen Laba Perusahaan dan Konservatisma
Akuntansi: Berbeda atau Sama?”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
Vol. 1 No. 2.
Limantauw, Shirly. 2012. “Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris sebagai
Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1 No. 1.
Nasir, Azwir. Elfi Ilham dan Yusniati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, dan Political Cost terhadap
Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22 No. 2.
78
Noviantari, Ni Wayan dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2015. “Pengaruh Financial Distress,
Ukuran Perusahaan, dan Leverage pada Konservatisme Akuntansi”, E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3: 646-660.
Novita, Mega. 2017. “Pengaruh Konflik Bondholders-Shareholders, Bonus Plan, dan
Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi (pada Perusahaan
Manufaktur Subsektor Industri Konsumsi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2015)”, Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta.
Nuraini, Ifa. 2017. “Pengaruh Growth Opportunities, Leverage, dan Financial Distress
terhadap Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Farmasi (Studi Empiris
di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015)”, STIE Perbanas Surabaya.
Oktomegah, Calvin. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme pada Perusahaan Manufaktur di BEI”, Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1 No. 1.
Padmawati, Ika Ria dan Fachrurrozie. 2015. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance dan Kualitas Audit terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi”, Accounting Analysis Journal, Vol. 4 No. 1.
Pambudi, Januar Eky. 2017. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Debt Covenant
terhadap Konservatisme Akuntansi”, Competitive, Vol. 1 No. 1.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Penyajian Laporan Keuangan. 2014.
Ikatan Akuntan Indonesia.
Pratama, Agi. Norita dan Annisa Nurbaiti. 2016. “Pengaruh Tingkat Kesulitan
Keuangan, Risiko Litigasi, dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi (Studi Kasus pada Perusahaan Subsektor
Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-
2015)”, e-Proceeding of Management, Vol. 3 No. 3.
Pratanda, Radyasinta Surya dan Kusmuriyanto. 2014. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Likuiditas, Profitabilitas, dan Leverage terhadap
Konservatisme Akuntansi”, Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No. 2.
Priambodo, Muhammad Setio dan Agus Purwanto. 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruh Tingkat Konservatisme Perusahaan-Perusahaan di
Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 4 No. 4.
Ramadhoni, Yogie. Zirman dan Mudrika. 2014. “Pengaruh Tingkat Kesulitan
Keuangan Perusahaan, Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial,
dan Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)”, JOM Fekon, Vol. 1 No. 2.
79
Reskino dan Ressy Vemiliyarni. 2014. “Pengaruh Konvergensi IFRS, Bonus Plan,
Debt Covenant, dan Political Cost terhadap Konservatisme Akuntansi”,
Akuntabilitas, Vol. 7 No. 3.
Rohminatin. 2016. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme
Akuntansi (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”,
Jurnal Ilmiah Infotek, Vol. 1 No. 1.
Saputra, Raja Erwin. 2016. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Kontrak
Utang, Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, Peluang Pertumbuhan,
Risiko Litigasi, dan Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi (Survey
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, JOM Fekon, Vol. 3
No. 1.
Saputri, Yuliani Diah. 2013. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
terhadap Konservatisme Akuntansi”, Accounting Analysis Journal, Vol. 2
No. 2.
Satya, Randy Dwy dan Sri Handayani. 2012. “Kesulitan Keuangan dan Tingkat
Konservatisme dalam Kebijakan Akuntansi: Penjelasan dan Dampaknya”,
Universitas Esa Unggul Jakarta.
Savitri, Enni. 2016. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional, Debt Covenant, dan
Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi”, Jurnal Al-
Iqtishad, Edisi 12 Vol. 1.
Septian, Ardo dan Yane Devi Anna. 2014. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi (Studi pada Sektor Industri Farmasi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012)”, e-Proceeding of
Management, Vol. 1 No. 3.
Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 Qualitative Characteristics of
Accounting Information. 1980. Financial Accounting Standards Board.
Suharli, Michell dan Megawati Oktorina. 2005. “Memprediksi Tingkat Pengembalian
Investasi pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan
Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi
VIII.
Sulastiningsih dan Jaza Anil Husna. 2017. “Pengaruh Debt Covenant, Bonus Plan,
Political Cost, dan Risiko Litigasi terhadap Penerapan Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur”, Jurnal Kajian Bisnis, Vol. 25 No.
1: 110-125.
80
Susanto, Barkah dan Tiara Ramadhani. 2016. “Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Konservatisme (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
2010-2014)”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 23 No. 2: 142-151.
Susilo, Tri Pujadi dan Jundi Mangku Aghni. 2017. “Analisis Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Debt Covenant, Growth Opportunities, dan Profitabilitas
terhadap Konservatisme Akuntansi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Bakrie.
Verawaty. Syaiful Hifni dan Chairina. 2017. “Pengaruh Kepemilikian Manajerial,
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Tingkat
Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015”, Prosiding Seminar Nasional
ASBIS, Politeknik Negeri Banjarmasin.
Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan
Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai salah satu Mekanisme
Corporate Governance”, Universitas Indonesia.
Watts, Ross L. 2003. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and
Implications”, Accounting Horizons, Vol. 17 No. 3: 207-221.
Watts, Ross L dan Jerold L Zimmerman. 1990. “Positive Accounting Theory: A Ten
Year Perspective”, The Accounting Review, Vol. 65 No. 1: 131-156.
Widayati, Endah. 2011. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan
Perusahaan terhadap Konservatisma Akuntansi”, Universitas Diponegoro.
Wulandari, Indah. Andreas dan Elfi Ilham. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Debt Covenant, dan Growth Opportunities terhadap
Konservatisme Akuntansi”, JOM Fekon, Vol. 1 No. 2.
81
LAMPIRAN - LAMPIRAN
82
Daftar Nama Perusahaan
LAMPIRAN 1
83
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan
No. Nama Perusahaan Kode
1 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
2 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
3 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
4 Akasha Wira International Tbk ADES
5 PT Kino Indonesia Tbk KINO
6 Martina Berto Tbk MBTO
7 Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
8 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
9 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
10 Sekar Bumi Tbk SKBM
11 Ultra Jaya Milk Industry Tbk ULTJ
12 PT Chitose International Tbk CINT
13 Kedaung Indah Can Tbk KICI
14 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
15 KMI Wire and Cable Tbk KBLI
16 Kabelindo Murni Tbk KBLM
17 Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk SCCO
18 Voksel Electric Tbk VOKS
19 PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk AMIN
20 Astra International Tbk ASII
21 Astra Otoparts Tbk AUTO
22 Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS
23 Indospring Tbk INDS
24 Selamat Sempurna Tbk SMSM
25 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
26 Star Petrcohem Tbk STAR
27 Trisula International Tbk TRIS
28 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
29 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
30 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS
31 Mulia Industrindo Tbk MLIA
32 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
33 Alakasa Industrindo Tbk ALKA
34 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST
35 Indal Aluminium Industry Tbk INAI
36 Jaya Pari Steel Tbk JPRS
Bersambung pada halaman berikutnya
84
Lampiran 1 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kode
37 Lion Metal Works Tbk LION
38 Lionmesh Prima Tbk LMSH
39 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
40 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT
41 PT Aneka Gas Industri Tbk AGII
42 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
43 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
44 Ekadharma International Tbk EKAD
45 Intanwijaya Internasional Tbk INCI
46 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA
47 Argha Karya Prima Ind. Tbk AKPI
48 Asiaplast Industries Tbk APLI
49 Berlina Tbk BRNA
50 Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR
51 PT Tunas Alfin Tbk TALF
52 Alkindo Naratama Tbk ALDO
53 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
54 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI
55 Suparma Tbk SPMA
56 Panasia Indo Resources Tbk HDTX
57 PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC
58 Sierad Produce Tbk SIPD
59 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
60 Merck Tbk MERK
61 Bentoel International Investama Tbk RMBA
62 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
63 Kalbe Farma Tbk KLBF
64 Kimia Farma (Persero Tbk) KAEF
65 Arwana Citramulia Tbk ARNA
66 Gudang Garam Tbk GGRM
67 Delta Djakarta Tbk DLTA
68 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
85
Perhitungan Variabel
Independen
LAMPIRAN 2
86
Lampiran 2a
Perhitungan Variabel Independen (Debt Covenant)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
1 DVLA 2015 402,760,903,000 1,376,278,237,000 0.2926450
2 SIDO 2015 197,797,000,000 2,796,111,000,000 0.0707400
3 TSPC 2015 1,947,588,124,083 6,284,729,099,203 0.3098921
4 ADES 2015 324,855,000,000 653,224,000,000 0.4973103
5 KINO 2015 1,434,605,406,270 3,211,234,658,570 0.4467457
6 MBTO 2015 214,685,781,274 648,899,377,240 0.3308460
7 ALTO 2015 673,255,888,637 1,180,228,072,164 0.5704456
8 CEKA 2015 845,932,695,663 1,485,826,210,015 0.5693349
9 PSDN 2015 296,079,753,266 620,398,854,182 0.4772410
10 SKBM 2015 420,396,809,051 764,484,248,710 0.5499091
11 ULTJ 2015 742,490,216,326 3,539,995,910,248 0.2097432
12 CINT 2015 67,734,182,851 382,807,494,765 0.1769406
13 KICI 2015 40,460,281,468 133,831,888,816 0.3023217
14 LMPI 2015 391,881,675,091 793,093,512,600 0.4941179
15 KBLI 2015 524,437,909,934 1,551,799,840,976 0.3379546
16 KBLM 2015 357,910,337,055 654,385,717,061 0.5469409
17 SCCO 2015 850,791,824,810 1,773,144,328,632 0.4798210
18 VOKS 2015 1,026,591,706,684 1,536,244,634,556 0.6682475
19 AMIN 2015 71,412,193,880 198,974,581,573 0.3589011
20 ASII 2015 118,902,000,000,000 245,435,000,000,000 0.4844541
21 AUTO 2015 4,195,684,000,000 14,339,110,000,000 0.2926042
22 IMAS 2015 18,163,865,982,392 24,860,957,839,497 0.7306181
23 INDS 2015 634,889,428,231 2,553,928,346,219 0.2485933
24 SMSM 2015 779,860,000,000 2,220,108,000,000 0.3512712
25 RICY 2015 798,114,824,380 1,198,193,867,892 0.6660982
26 STAR 2015 239,344,544,398 729,020,553,284 0.3283097
27 TRIS 2015 245,138,356,170 574,346,433,075 0.4268127
28 UNIT 2015 217,565,067,467 460,539,382,206 0.4724136
29 AMFG 2015 880,052,000,000 4,270,275,000,000 0.2060879
30 KIAS 2015 310,906,059,952 2,124,390,696,519 0.1463507
31 MLIA 2015 6,010,681,233,000 7,125,800,277,000 0.8435096
32 TOTO 2015 947,997,940,099 2,439,540,859,205 0.3885969
33 ALKA 2015 82,596,104,000 0144,628,405,000 0.5710919
34 GDST 2015 379,524,183,280 1,183,934,183,257 0.3205619
35 INAI 2015 1,090,438,393,880 1,330,259,296,537 0.8197187
Bersambung pada halaman selanjutnya
87
Lampiran 2a (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
36 JPRS 2015 30,806,011,707 363,265,042,157 0.0848031
37 LION 2015 184,730,654,202 639,330,150,373 0.2889441
38 LMSH 2015 21,341,373,897 133,782,751,041 0.1595226
39 PICO 2015 358,697,326,131 605,788,310,444 0.5921166
40 TIRT 2015 676,006,964,821 763,168,027,178 0.8857905
41 AGII 2015 3,074,584,000,000 4,953,451,000,000 0.6206953
42 BUDI 2015 2,160,702,000,000 3,265,953,000,000 0.6615839
43 DPNS 2015 33,187,031,327 274,483,110,371 0.1209074
44 EKAD 2015 97,730,178,889 389,691,595,500 0.2507885
45 INCI 2015 15,494,757,317 169,546,066,314 0.0913897
46 JPFA 2015 11,049,774,000,000 17,159,466,000,000 0.6439463
47 AKPI 2015 1,775,577,239,000 2,883,143,132,000 0.6158478
48 APLI 2015 87,059,306,497 308,620,387,248 0.2820919
49 BRNA 2015 992,869,623,000 1,820,783,911,000 0.5452979
50 IGAR 2015 73,471,782,127 383,936,040,590 0.1913646
51 TALF 2015 84,008,353,472 434,210,376,664 0.1934739
52 ALDO 2015 195,081,792,385 366,010,819,198 0.5329946
53 KBRI 2015 934,677,601,389 1,455,931,208,462 0.6419792
54 KDSI 2015 798,172,379,792 1,177,093,668,866 0.6780874
55 SPMA 2015 1,390,005,205,106 2,185,464,365,772 0.6360228
56 HDTX 2015 3,482,406,080,000 4,878,367,904,000 0.7138465
57 IMPC 2015 578,352,730,206 1,675,232,685,157 0.3452373
58 SIPD 2015 1,512,527,888,605 2,246,770,166,899 0.6732010
59 INTP 2015 3,772,410,000,000 27,638,360,000,000 0.1364918
60 MERK 2015 168,103,536,000 641,646,818,000 0.2619876
61 RMBA 2015 15,816,071,000,000 12,667,314,000,000 1.2485734
62 JKSW 2015 705,813,376,884 265,280,458,589 2.6606309
63 KLBF 2015 2,758,131,396,170 13,696,417,381,439 0.2013761
64 KAEF 2015 1,374,127,253,841 3,236,224,076,311 0.4246082
65 ARNA 2015 536,050,998,398 1,430,779,475,454 0.3746566
66 GGRM 2015 25,497,504,000,000 63,505,413,000,000 0.4015013
67 DLTA 2015 188,700,435,000 1,038,321,916,000 0.1817360
68 INDF 2015 48,709,933,000,000 91,831,526,000,000 0.5304271
69 DVLA 2016 451.785.946.000 1.531.365.558.000 0,2950216
70 SIDO 2016 229,729,000,000 2,987,614,000,000 0.0768938
71 TSPC 2016 1,950,534,206,746 6,585,807,349,438 0.2961724
72 ADES 2016 383,091,000,000 767,479,000,000 0.4991550
Bersambung pada halaman selanjutnya
88
Lampiran 2a (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
73 KINO 2016 1,332,431,950,729 3,284,504,424,358 0.4056721
74 MBTO 2016 269,032,270,377 709,959,168,088 0.3789405
75 ALTO 2016 684,252,214,422 1,165,093,632,823 0.5872938
76 CEKA 2016 538,044,038,690 1,425,964,152,418 0.3773195
77 PSDN 2016 373,511,385,025 653,797,725,408 0.5712950
78 SKBM 2016 633,267,725,358 1,001,657,012,004 0.6322201
79 ULTJ 2016 749,966,146,582 4,239,199,641,365 0.1769122
80 CINT 2016 72,906,787,680 399,336,626,636 0.1825697
81 KICI 2016 50,799,380,910 139,809,135,385 0.3633481
82 LMPI 2016 402,192,705,158 810,364,824,722 0.4963107
83 KBLI 2016 550,076,575,595 1,871,422,416,044 0.2939350
84 KBLM 2016 318,436,089,653 639,091,366,917 0.4982638
85 SCCO 2016 1,229,514,818,362 2,449,935,491,586 0.5018560
86 VOKS 2016 999,166,542,590 1,668,210,094,478 0.5989453
87 AMIN 2016 101,086,129,009 252,452,307,121 0.4004167
88 ASII 2016 121,949,000,000,000 261,855,000,000,000 0.4657119
89 AUTO 2016 4,075,716,000,000 14,612,274,000,000 0.2789241
90 IMAS 2016 18,923,523,905,726 25,633,342,258,679 0.7382386
91 INDS 2016 409,208,624,907 2,477,272,502,538 0.1651851
92 SMSM 2016 674,685,000,000 2,254,740,000,000 0.2992296
93 RICY 2016 876,184,855,001 1,288,683,925,066 0.6799067
94 STAR 2016 200,161,402,637 690,187,353,961 0.2900102
95 TRIS 2016 293,073,984,034 639,701,164,511 0.4581420
96 UNIT 2016 188,891,359,540 432,913,180,372 0.4363262
97 AMFG 2016 1,905,626,000,000 5,504,890,000,000 0.3461697
98 KIAS 2016 339,639,855,817 1,859,669,927,962 0.1826345
99 MLIA 2016 6,110,478,983,000 7,723,578,677,000 0.7911461
100 TOTO 2016 1,057,566,418,720 2,581,440,938,262 0.4096807
101 ALKA 2016 75,514,424,000 136,618,855,000 0.5527379
102 GDST 2016 425,486,909,790 1,257,609,869,910 0.3383298
103 INAI 2016 1,081,015,810,782 1,339,032,413,455 0.8073112
104 JPRS 2016 43,106,380,598 351,318,309,863 0.1226989
105 LION 2016 215,209,902,816 685,812,995,987 0.3138026
106 LMSH 2016 45,511,700,128 162,828,169,250 0.2795075
107 PICO 2016 372,723,897,214 638,566,761,462 0.5836882
108 TIRT 2016 689,189,375,810 815,997,477,795 0.8445974
109 AGII 2016 2,996,929,000,000 5,847,722,000,000 0.5124951
Bersambung pada halaman selanjutnya
89
Lampiran 2a (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
110 BUDI 2016 1,766,825,000,000 2,931,807,000,000 0.6026403
111 DPNS 2016 32,865,162,199 296,129,565,784 0.1109824
112 EKAD 2016 110,503,822,983 702,508,630,708 0.1572989
113 INCI 2016 26,524,918,593 269,351,381,344 0.0984770
114 JPFA 2016 9,878,062,000,000 19,251,026,000,000 0.5131187
115 AKPI 2016 1,495,874,021,000 2,615,909,190,000 0.5718371
116 APLI 2016 67,967,245,679 314,468,690,130 0.2161336
117 BRNA 2016 1,060,343,634,000 2,088,696,909,000 0.5076580
118 IGAR 2016 65,716,637,766 439,465,673,296 0.1495376
119 TALF 2016 129,777,537,129 881,673,021,959 0.1471946
120 ALDO 2016 209,442,676,180 410,330,576,602 0.5104242
121 KBRI 2016 844,568,778,363 1,263,726,833,318 0.6683159
122 KDSI 2016 722,488,734,446 1,142,273,020,550 0.6325009
123 SPMA 2016 1,047,296,887,831 2,158,852,415,950 0.4851174
124 HDTX 2016 3,565,112,660,000 4,743,579,758,000 0.7515659
125 IMPC 2016 1,050,386,739,011 2,276,031,922,082 0.4614991
126 SIPD 2016 1,424,380,421,256 2,567,211,193,259 0.5548357
127 INTP 2016 4,011,877,000,000 30,150,580,000,000 0.1330614
128 MERK 2016 161,262,425,000 743,934,894,000 0.2167695
129 RMBA 2016 4,029,576,000,000 13,470,943,000,000 0.2991310
130 JKSW 2016 714,935,414,562 273,181,586,009 2.6170703
131 KLBF 2016 2,762,162,069,572 15,226,009,210,657 0.1814108
132 KAEF 2016 2,341,155,131,870 4,612,562,541,064 0.5075606
133 ARNA 2016 595,128,097,887 1,543,216,299,146 0.3856414
134 GGRM 2016 23,387,406,000,000 62,951,634,000,000 0.3715139
135 DLTA 2016 185,422,642,000 1,197,796,650,000 0.1548031
136 INDF 2016 38,233,092,000,000 82,174,515,000,000 0.4652670
137 DVLA 2017 524,586,078,000 1,640,886,147,000 0.3196968
138 SIDO 2017 262,333,000,000 3,158,198,000,000 0.0830641
139 TSPC 2017 2,352,891,899,876 7,434,900,309,021 0.3164658
140 ADES 2017 417,225,000,000 840,236,000,000 0.4965569
141 KINO 2017 1,182,424,339,165 3,237,595,219,274 0.3652169
142 MBTO 2017 367,927,139,244 780,669,761,787 0.4712968
143 ALTO 2017 690,099,182,411 1,109,383,971,111 0.6220562
144 CEKA 2017 489,592,257,434 1,392,636,444,501 0.3515578
145 PSDN 2017 391,494,545,681 690,979,867,049 0.5665788
146 SKBM 2017 599,790,014,646 1,623,027,475,045 0.3695501
Bersambung pada halaman selanjutnya
90
Lampiran 2a (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
147 ULTJ 2017 978,185,000,000 5,186,940,000,000 0.1885861
148 CINT 2017 94,304,081,659 476,577,841,605 0.1978776
149 KICI 2017 57,921,570,888 149,420,009,884 0.3876427
150 LMPI 2017 458,292,046,535 834,548,374,286 0.5491498
151 KBLI 2017 1,227,014,231,702 3,013,760,616,985 0.4071373
152 KBLM 2017 443,770,270,269 1,235,198,847,468 0.3592703
153 SCCO 2017 1,286,017,105,712 4,014,244,589,706 0.3203634
154 VOKS 2017 1,296,044,190,202 2,110,166,496,595 0.6141905
155 AMIN 2017 178,767,779,764 360,906,218,575 0.4953303
156 ASII 2017 139,317,000,000,000 295,646,000,000,000 0.4712291
157 AUTO 2017 4,003,233,000,000 14,762,309,000,000 0.2711793
158 IMAS 2017 22,094,058,955,142 31,375,311,299,854 0.7041861
159 INDS 2017 289,798,419,319 2,434,617,337,849 0.1190324
160 SMSM 2017 615,157,000,000 2,443,341,000,000 0.2517688
161 RICY 2017 944,179,416,586 1,374,444,788,282 0.6869533
162 STAR 2017 124,422,750,504 614,705,038,056 0.2024105
163 TRIS 2017 188,736,733,204 544,968,319,987 0.3463261
164 UNIT 2017 181,126,294,572 426,384,622,878 0.4247956
165 AMFG 2017 2,718,939,000,000 6,267,816,000,000 0.4337937
166 KIAS 2017 340,873,208,857 1,767,603,505,697 0.1928448
167 MLIA 2017 3,432,390,525,000 5,186,685,608,000 0.6617695
168 TOTO 2017 1,132,699,218,954 2,826,490,815,501 0.4007440
169 ALKA 2017 226,717,826,000 305,208,703,000 0.7428288
170 GDST 2017 441,675,308,289 1,286,954,720,465 0.3431941
171 INAI 2017 936,511,874,370 1,213,916,545,120 0.7714796
172 JPRS 2017 66,219,547,909 357,404,148,034 0.1852792
173 LION 2017 229,630,859,719 681,937,947,736 0.3367328
174 LMSH 2017 31,541,423,763 161,163,426,840 0.1957108
175 PICO 2017 440,555,207,507 720,238,957,745 0.6116792
176 TIRT 2017 735,476,711,731 859,299,056,455 0.8559031
177 AGII 2017 2,971,605,000,000 6,403,543,000,000 0.4640564
178 BUDI 2017 1,744,756,000,000 2,939,456,000,000 0.5935643
179 DPNS 2017 40,655,786,593 308,491,173,960 0.1317891
180 EKAD 2017 133,949,920,707 796,767,646,172 0.1681167
181 INCI 2017 35,408,565,186 303,788,390,330 0.1165567
182 JPFA 2017 11,293,242,000,000 21,088,870,000,000 0.5355072
183 AKPI 2017 1,618,713,342,000 2,745,325,833,000 0.5896252
Bersambung pada halaman selanjutnya
91
Lampiran 2a (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Utang Total Aset LEV
184 APLI 2017 171,514,782,371 398,698,779,619 0.4301864
185 BRNA 2017 1,111,847,645,000 1,964,877,082,000 0.5658612
186 IGAR 2017 71,075,842,431 513,022,591,574 0.1385433
187 TALF 2017 155,076,156,734 921,240,988,517 0.1683340
188 ALDO 2017 269,278,833,819 498,701,656,995 0.5399598
189 KBRI 2017 878,173,162,999 1,171,234,610,856 0.7497842
190 KDSI 2017 842,752,226,515 1,328,291,727,616 0.6344632
191 SPMA 2017 980,123,282,608 2,175,660,855,114 0.4504945
192 HDTX 2017 3,701,551,196,000 4,035,086,385,000 0.9173413
193 IMPC 2017 1,005,656,523,820 2,294,677,493,483 0.4382562
194 SIPD 2017 1,448,387,000,000 2,239,699,000,000 0.6466882
195 INTP 2017 4,307,169,000,000 28,863,676,000,000 0.1492245
196 MERK 2017 231,569,103,000 847,006,544,000 0.2733971
197 RMBA 2017 5,159,928,000,000 14,083,598,000,000 0.3663785
198 JKSW 2017 698,066,277,185 252,294,581,992 2.7668699
199 KLBF 2017 2,722,207,633,646 16,616,239,416,335 0.1638281
200 KAEF 2017 3,523,628,000,000 6,096,149,000,000 0.5780088
201 ARNA 2017 571,946,769,034 1,601,346,561,573 0.3571661
202 GGRM 2017 24,572,266,000,000 66,759,930,000,000 0.3680691
203 DLTA 2017 196,197,372,000 1,340,842,765,000 0.1463239
204 INDF 2017 41,182,764,000,000 87,939,488,000,000 0.4683080
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
92
Lampiran 2b
Perhitungan Variabel Independen (Growth Opportunities)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
1 DVLA 2015 1,120,000,000 1,300 973,517,334,000 1.4956
2 SIDO 2015 15,000,000,000 550 2,598,314,000,000 3.1751
3 TSPC 2015 4,500,000,000 1,750 4,337,140,975,120 1.8157
4 ADES 2015 589,896,800 1,015 328,369,000,000 1.8234
5 KINO 2015 1,428,571,500 3,840 1,776,629,252,300 3.0877
6 MBTO 2015 1,070,000,000 140 434,213,595,966 0.3450
7 ALTO 2015 2,186,528,006 325 506,972,183,527 1.4017
8 CEKA 2015 595,000,000 675 639,893,514,352 0.6276
9 PSDN 2015 1,440,000,000 122 324,319,100,916 0.5417
10 SKBM 2015 936,530,894 945 344,087,439,659 2.5721
11 ULTJ 2015 2,888,382,000 3,945 2,797,505,693,922 4.0732
12 CINT 2015 1,000,000,000 338 315,073,311,914 1.0728
13 KICI 2015 138,000,000 250 93,371,607,348 0.3695
14 LMPI 2015 1,008,517,669 113 401,211,837,509 0.2840
15 KBLI 2015 4,007,235,107 119 1,027,361,931,042 0.4642
16 KBLM 2015 1,120,000,000 132 296,475,380,006 0.4987
17 SCCO 2015 205,583,400 3,725 922,352,503,822 0.8303
18 VOKS 2015 831,120,519 980 509,652,927,872 1.5981
19 AMIN 2015 1,080,000,000 143 127,562,387,693 1.2107
20 ASII 2015 40,483,553,140 6,000 126,533,000,000,000 1.9197
21 AUTO 2015 4,819,733,000 1,600 10,143,426,000,000 0.7603
22 IMAS 2015 2,765,278,412 2,365 6,697,091,857,105 0.9765
23 INDS 2015 656,249,710 350 1,919,038,917,988 0.1197
24 SMSM 2015 1,439,668,860 4,760 1,440,248,000,000 4.7581
25 RICY 2015 641,717,510 159 400,079,043,512 0.2550
26 STAR 2015 4,800,000,602 11.73 489,676,008,886 0.1150
27 TRIS 2015 1,045,446,325 359 329,208,076,905 1.1401
28 UNIT 2015 75,422,200 260 242,974,314,739 0.0807
29 AMFG 2015 434,000,000 6,550 3,390,223,000,000 0.8385
30 KIAS 2015 425,000,000 90 1,813,484,636,567 0.0211
31 MLIA 2015 1,323,000,000 650 1,115,119,044,000 0.7712
32 TOTO 2015 1,032,000,000 6,950 1,491,542,919,106 4.8087
33 ALKA 2015 101,533,011 735 62,032,301,000 1.2030
34 GDST 2015 8,200,000,000 59 804,409,999,977 0.6014
Bersambung pada halaman selanjutnya
93
Lampiran 2b (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
35 INAI 2015 316,800,000 405 239,820,902,657 0.5350
36 JPRS 2015 750,000,000 120 332,459,030,450 0.2707
37 LION 2015 520,160,000 1,050 454,599,496,171 1.2014
38 LMSH 2015 96,000,000 575 112,441,377,144 0.4909
39 PICO 2015 568,375,000 128 247,090,984,313 0.2944
40 TIRT 2015 1,011,774,750 50 91,161,062,357 0.5549
41 AGII 2015 997,000 0 1,714,769,000,000 0.0000
42 BUDI 2015 4,498,997,362 63 1,105,251,000,000 0.2564
43 DPNS 2015 331,129,952 387 241,296,079,044 0.5311
44 EKAD 2015 698,775,000 399 291,961,416,611 0.9550
45 INCI 2015 181,035,556 305 154,051,308,997 0.3584
46 JPFA 2015 10,660,522,910 635 6,109,692,000,000 1.1080
47 AKPI 2015 680,000,000 875 1,107,565,893,000 0.5372
48 APLI 2015 1,500,000,000 65 221,561,080,751 0.4401
49 BRNA 2015 759,000,000 740 827,914,288,000 0.6784
50 IGAR 2015 972,204,500 224 310,464,258,463 0.7014
51 TALF 2015 1,353,435,000 400 350,202,023,192 1.5459
52 ALDO 2015 550,000,000 735 170,929,026,813 2.3650
53 KBRI 2015 8,687,995,734 50 521,253,607,073 0.8334
54 KDSI 2015 405,000,000 191 378,921,289,074 0.2041
55 SPMA 2015 1,492,046,658 100 752,677,119,911 0.1982
56 HDTX 2015 3,601,462,800 885 1,395,961,824,000 2.2832
57 IMPC 2015 483,350,000 9,250 1,096,879,954,951 4.0761
58 SIPD 2015 939,110,900 850 734,242,278,294 1.0872
59 INTP 2015 3,681,231,699 22,325 23,865,950,000,000 3.4435
60 MERK 2015 448,000,000 6,775 473,543,282,000 6.4096
61 RMBA 2015 7,240,005,000 510 -3,148,757,000,000 -1.1727
62 JKSW 2015 150,000,000 68 -440,532,918,295 -0.0232
63 KLBF 2015 46,875,122,110 1,320 10,938,285,985,269 5.6568
64 KAEF 2015 5,554,000,000 870 1,862,096,822,470 2.5949
65 ARNA 2015 7,341,430,976 500 894,728,477,056 4.1026
66 GGRM 2015 1,924,088,000 55,000 38,007,909,000,000 2.7843
67 DLTA 2015 800,659,050 5,200 849,621,481,000 4.9003
68 INDF 2015 8,780,426,500 5,175 43,121,593,000,000 1.0537
69 DVLA 2016 1,120,000,000 1,755 1,079,579,612,000 1.8207
Bersambung pada halaman selanjutnya
94
Lampiran 2b (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
70 SIDO 2016 15,000,000,000 520 2,757,885,000,000 2.8283
71 TSPC 2016 4,500,000,000 1,970 4,635,273,142,692 1.9125
72 ADES 2016 589,896,800 1,000 384,388,000,000 1.5346
73 KINO 2016 1,428,571,500 3,030 1,952,072,473,629 2.2174
74 MBTO 2016 1,070,000,000 185 440,926,897,711 0.4489
75 ALTO 2016 2,186,603,090 330 480,841,418,401 1.5007
76 CEKA 2016 595,000,000 1,350 887,920,113,728 0.9046
77 PSDN 2016 1,440,000,000 122 280,285,340,383 0.6268
78 SKBM 2016 936,530,894 640 368,389,286,646 1.6270
79 ULTJ 2016 2,888,382,000 4,570 3,489,233,494,783 3.7830
80 CINT 2016 1,000,000,000 326 326,429,838,956 0.9987
81 KICI 2016 276,000,000 120 89,009,754,475 0.3721
82 LMPI 2016 1,008,517,669 135 408,172,119,564 0.3336
83 KBLI 2016 4,007,235,107 276 1,321,345,840,449 0.8370
84 KBLM 2016 1,120,000,000 240 320,655,277,264 0.8383
85 SCCO 2016 205,583,400 7,275 1,220,420,673,224 1.2255
86 VOKS 2016 831,120,519 1,465 669,043,551,888 1.8199
87 AMIN 2016 1,080,000,000 274 151,366,178,112 1.9550
88 ASII 2016 40,483,553,140 8,275 139,906,000,000,000 2.3945
89 AUTO 2016 4,819,733,000 2,050 10,536,558,000,000 0.9377
90 IMAS 2016 2,765,278,412 1,310 6,709,818,352,953 0.5399
91 INDS 2016 656,249,710 810 2,068,063,877,631 0.2570
92 SMSM 2016 5,758,675,440 980 1,580,055,000,000 3.5717
93 RICY 2016 641,717,510 154 412,499,070,065 0.2396
94 STAR 2016 4,800,000,062 56 490,025,951,324 0.5485
95 TRIS 2016 1,045,531,525 318 346,627,180,477 0.9592
96 UNIT 2016 75,422,200 360 244,021,820,832 0.1113
97 AMFG 2016 434,000,000 6,700 3,599,264,000,000 0.8079
98 KIAS 2016 425,000,000 80 1,520,030,072,145 0.0224
99 MLIA 2016 1,323,000,000 590 1,613,099,694,000 0.4839
100 TOTO 2016 10,320,000,000 498 1,523,874,519,542 3.3726
101 ALKA 2016 507,665,055 280 61,104,431,000 2.3263
102 GDST 2016 8,200,000,000 113 832,122,960,120 1.1135
103 INAI 2016 316,800,000 645 258,016,602,673 0.7919
104 JPRS 2016 750,000,000 135 308,211,929,265 0.3285
Bersambung pada halaman selanjutnya
95
Lampiran 2b (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
105 LION 2016 520,160,000 1,050 470,603,093,171 1.1606
106 LMSH 2016 96,000,000 590 117,316,469,122 0.4828
107 PICO 2016 568,375,000 222 265,842,864,248 0.4746
108 TIRT 2016 1,011,774,750 125 126,808,101,985 0.9973
109 AGII 2016 3,066,660,000 880 2,760,840,000,000 0.9775
110 BUDI 2016 4,498,997,362 87 1,164,982,000,000 0.3360
111 DPNS 2016 331,129,952 400 263,264,403,585 0.5031
112 EKAD 2016 698,775,000 595 592,004,807,725 0.7023
113 INCI 2016 181,035,556 306 242,826,462,751 0.2281
114 JPFA 2016 11,410,522,910 1,455 9,372,964,000,000 1.7713
115 AKPI 2016 680,000,000 900 1,120,035,169,000 0.5464
116 APLI 2016 1,500,000,000 112 246,501,444,451 0.6815
117 BRNA 2016 979,110,000 1,100 1,028,353,275,000 1.0473
118 IGAR 2016 972,204,500 520 373,749,035,530 1.3526
119 TALF 2016 1,353,435,000 420 751,895,484,830 0.7560
120 ALDO 2016 550,000,000 600 200,887,900,422 1.6427
121 KBRI 2016 8,687,995,734 50 419,158,054,955 1.0364
122 KDSI 2016 405,000,000 350 419,784,286,104 0.3377
123 SPMA 2016 2,114,570,958 189 1,079,146,551,310 0.3703
124 HDTX 2016 3,601,462,800 580 1,178,467,098,000 1.7725
125 IMPC 2016 4,833,500,000 1,025 1,225,645,183,071 4.0422
126 SIPD 2016 1,339,102,579 680 1,142,830,772,003 0.7968
127 INTP 2016 3,681,231,699 15,400 26,138,703,000,000 2.1689
128 MERK 2016 448,000,000 9,200 582,672,469,000 7.0736
129 RMBA 2016 36,401,136,250 484 9,441,367,000,000 1.8661
130 JKSW 2016 150,000,000 75 -441,753,828,553 -0.0255
131 KLBF 2016 46,875,122,110 1,515 12,463,847,141,085 5.6977
132 KAEF 2016 5,554,000,000 2,750 2,271,407,409,194 6.7242
133 ARNA 2016 7,341,430,976 520 948,088,201,259 4.0266
134 GGRM 2016 1,924,088,000 63,900 39,564,228,000,000 3.1076
135 DLTA 2016 800,659,050 5,000 1,012,374,008,000 3.9544
136 INDF 2016 8,780,426,500 7,925 43,941,423,000,000 1.5836
137 DVLA 2017 1,120,000,000 1,960 1,116,300,069,000 1.9665
138 SIDO 2017 15,000,000,000 545 2,895,865,000,000 2.8230
139 TSPC 2017 4,500,000,000 1,800 5,082,008,409,145 1.5939
Bersambung pada halaman selanjutnya
96
Lampiran 2b (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
140 ADES 2017 589,896,800 885 423,011,000,000 1.2341
141 KINO 2017 1,428,571,500 2,120 2,055,170,880,109 1.4736
142 MBTO 2017 1,070,000,000 135 412,742,622,543 0.3500
143 ALTO 2017 2,191,870,558 388 419,284,788,700 2.0283
144 CEKA 2017 595,000,000 1,290 903,044,187,067 0.8500
145 PSDN 2017 1,440,000,000 256 299,485,000,000 1.2309
146 SKBM 2017 1,726,003,217 715 1,023,237,460,399 1.2061
147 ULTJ 2017 11,553,528,000 1,295 4,208,755,000,000 3.5549
148 CINT 2017 1,000,000,000 334 382,273,759,946 0.8737
149 KICI 2017 276,000,000 171 91,498,438,996 0.5158
150 LMPI 2017 1,008,517,669 167 376,256,327,751 0.4476
151 KBLI 2017 4,007,235,107 426 1,786,746,385,283 0.9554
152 KBLM 2017 1,120,000,000 282 791,428,577,199 0.3991
153 SCCO 2017 205,583,400 9,000 2,728,227,483,994 0.6782
154 VOKS 2017 4,155,602,595 312 814,122,306,393 1.5926
155 AMIN 2017 1,080,000,000 400 182,138,438,811 2.3718
156 ASII 2017 40,483,553,140 8,300 156,329,000,000,000 2.1494
157 AUTO 2017 4,819,733,000 2,060 10,759,076,000,000 0.9228
158 IMAS 2017 2,765,278,412 840 9,281,252,344,712 0.2503
159 INDS 2017 656,249,710 1,260 2,144,818,918,530 0.3855
160 SMSM 2017 5,758,675,440 1,255 1,828,184,000,000 3.9532
161 RICY 2017 641,717,510 150 430,265,371,696 0.2237
162 STAR 2017 4,800,000,062 99 490,282,287,552 0.9692
163 TRIS 2017 1,047,587,802 308 356,231,586,783 0.9058
164 UNIT 2017 75,422,200 228 245,258,328,306 0.0701
165 AMFG 2017 434,000,000 6,025 3,548,877,000,000 0.7368
166 KIAS 2017 425,000,000 100 1,426,730,296,840 0.0298
167 MLIA 2017 1,323,000,000 650 1,754,295,083,000 0.4902
168 TOTO 2017 10,320,000,000 408 1,693,791,596,547 2.4859
169 ALKA 2017 507,665,055 306 78,490,877,000 1.9792
170 GDST 2017 8,200,000,000 82 845,279,412,176 0.7955
171 INAI 2017 633,600,000 378 277,404,670,750 0.8634
172 JPRS 2017 750,000,000 129 291,184,600,125 0.3323
173 LION 2017 520,160,000 765 452,307,088,017 0.8798
174 LMSH 2017 96,000,000 640 129,622,003,077 0.4740
Bersambung pada halaman selanjutnya
97
Lampiran 2b (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Beredar
Harga
Penutupan
Saham
Total Ekuitas GROWTH
175 PICO 2017 568,375,000 226 279,683,750,237 0.4593
176 TIRT 2017 1,011,774,750 89 123,822,344,724 0.7272
177 AGII 2017 3,066,660,000 605 3,358,010,000,000 0.5525
178 BUDI 2017 4,498,997,362 94 1,194,700,000,000 0.3540
179 DPNS 2017 331,129,952 350 267,835,387,367 0.4327
180 EKAD 2017 698,775,000 715 662,817,725,465 0.7538
181 INCI 2017 181,035,556 408 268,379,825,144 0.2752
182 JPFA 2017 11,410,522,910 1,300 9,795,628,000,000 1.5143
183 AKPI 2017 680,000,000 725 1,126,612,491,000 0.4376
184 APLI 2017 1,362,671,400 72 227,183,997,248 0.4319
185 BRNA 2017 979,110,000 1,240 853,029,437,000 1.4233
186 IGAR 2017 972,204,500 378 441,946,749,143 0.8315
187 TALF 2017 1,353,435,000 418 766,164,831,783 0.7384
188 ALDO 2017 550,000,000 600 229,422,823,176 1.4384
189 KBRI 2017 8,687,995,734 50 293,061,447,857 1.4823
190 KDSI 2017 405,000,000 550 485,539,501,101 0.4588
191 SPMA 2017 2,114,570,958 212 1,172,195,335,156 0.3824
192 HDTX 2017 3,601,462,800 496 333,535,189,000 5.3557
193 IMPC 2017 4,833,500,000 1,090 1,289,020,969,663 4.0872
194 SIPD 2017 1,339,102,579 930 791,312,000,000 1.5738
195 INTP 2017 3,681,231,699 21,950 24,556,507,000,000 3.2905
196 MERK 2017 448,000,000 8,500 615,437,441,000 6.1875
197 RMBA 2017 36,401,136,250 423 8,923,670,000,000 1.7255
198 JKSW 2017 150,000,000 97 -445,771,695,193 -0.0326
199 KLBF 2017 46,875,122,110 1,690 13,894,031,782,689 5.7017
200 KAEF 2017 5,554,000,000 2,700 2,572,521,000,000 5.8292
201 ARNA 2017 7,341,430,976 342 1,029,399,792,539 2.4391
202 GGRM 2017 1,924,088,000 83,800 42,187,664,000,000 3.8219
203 DLTA 2017 800,659,050 4,590 1,144,645,393,000 3.2106
204 INDF 2017 8,780,426,500 7,625 46,756,724,000,000 1.4319
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
98
Lampiran 2c
Perhitungan Variabel Independen (Political Cost)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
1 DVLA 2015 1,376,278,237,000 27.95040
2 SIDO 2015 2,796,111,000,000 28.65925
3 TSPC 2015 6,284,729,099,203 29.46914
4 ADES 2015 653,224,000,000 27.20519
5 KINO 2015 3,211,234,658,570 28.79768
6 MBTO 2015 648,899,377,240 27.19854
7 ALTO 2015 1,180,228,072,164 27.79673
8 CEKA 2015 1,485,826,210,015 28.02699
9 PSDN 2015 620,398,854,182 27.15363
10 SKBM 2015 764,484,248,710 27.36247
11 ULTJ 2015 3,539,995,910,248 28.89515
12 CINT 2015 382,807,494,765 26.67080
13 KICI 2015 133,831,888,816 25.61985
14 LMPI 2015 793,093,512,600 27.39921
15 KBLI 2015 1,551,799,840,976 28.07044
16 KBLM 2015 654,385,717,061 27.20696
17 SCCO 2015 1,773,144,328,632 28.20378
18 VOKS 2015 1,536,244,634,556 28.06036
19 AMIN 2015 198,974,581,573 26.01644
20 ASII 2015 245,435,000,000,000 33.13405
21 AUTO 2015 14,339,110,000,000 30.29401
22 IMAS 2015 24,860,957,839,497 30.84432
23 INDS 2015 2,553,928,346,219 28.56865
24 SMSM 2015 2,220,108,000,000 28.42858
25 RICY 2015 1,198,193,867,892 27.81184
26 STAR 2015 729,020,553,284 27.31497
27 TRIS 2015 574,346,433,075 27.07650
28 UNIT 2015 460,539,382,206 26.85566
29 AMFG 2015 4,270,275,000,000 29.08270
30 KIAS 2015 2,124,390,696,519 28.38451
31 MLIA 2015 7,125,800,277,000 29.59474
32 TOTO 2015 2,439,540,859,205 28.52283
33 ALKA 2015 144,628,405,000 25.69743
34 GDST 2015 1,183,934,183,257 27.79986
35 INAI 2015 1,330,259,296,537 27.91639
36 JPRS 2015 363,265,042,157 26.61840
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
Lampiran 2c (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
37 LION 2015 639,330,150,373 27.18369
38 LMSH 2015 133,782,751,041 25.61948
39 PICO 2015 605,788,310,444 27.12980
40 TIRT 2015 763,168,027,178 27.36074
41 AGII 2015 4,953,451,000,000 29.23111
42 BUDI 2015 3,265,953,000,000 28.81457
43 DPNS 2015 274,483,110,371 26.33816
44 EKAD 2015 389,691,595,500 26.68862
45 INCI 2015 169,546,066,314 25.85639
46 JPFA 2015 17,159,466,000,000 30.47357
47 AKPI 2015 2,883,143,132,000 28.68990
48 APLI 2015 308,620,387,248 26.45538
49 BRNA 2015 1,820,783,911,000 28.23029
50 IGAR 2015 383,936,040,590 26.67374
51 TALF 2015 434,210,376,664 26.79679
52 ALDO 2015 366,010,819,198 26.62593
53 KBRI 2015 1,455,931,208,462 28.00667
54 KDSI 2015 1,177,093,668,866 27.79407
55 SPMA 2015 2,185,464,365,772 28.41285
56 HDTX 2015 4,878,367,904,000 29.21583
57 IMPC 2015 1,675,232,685,157 28.14697
58 SIPD 2015 2,246,770,166,899 28.44051
59 INTP 2015 27,638,360,000,000 30.95023
60 MERK 2015 641,646,818,000 27.18730
61 RMBA 2015 12,667,314,000,000 30.17005
62 JKSW 2015 265,280,458,589 26.30405
63 KLBF 2015 13,696,417,381,439 30.24816
64 KAEF 2015 3,236,224,076,311 28.80543
65 ARNA 2015 1,430,779,475,454 27.98924
66 GGRM 2015 63,505,413,000,000 31.78215
67 DLTA 2015 1,038,321,916,000 27.66863
68 INDF 2015 91,831,526,000,000 32.15098
69 DVLA 2016 1,531,365,558,000 28.05718
70 SIDO 2016 2,987,614,000,000 28.72550
71 TSPC 2016 6,585,807,349,438 29.51594
72 ADES 2016 767,479,000,000 27.36638
73 KINO 2016 3,284,504,424,358 28.82024
Bersambung pada halaman selanjutnya
100
Lampiran 2c (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
74 MBTO 2016 709,959,168,088 27.28847
75 ALTO 2016 1,165,093,632,823 27.78382
76 CEKA 2016 1,425,964,152,418 27.98587
77 PSDN 2016 653,797,725,408 27.20606
78 SKBM 2016 1,001,657,012,004 27.63268
79 ULTJ 2016 4,239,199,641,365 29.07540
80 CINT 2016 399,336,626,636 26.71307
81 KICI 2016 139,809,135,385 25.66354
82 LMPI 2016 810,364,824,722 27.42075
83 KBLI 2016 1,871,422,416,044 28.25772
84 KBLM 2016 639,091,366,917 27.18331
85 SCCO 2016 2,449,935,491,586 28.52708
86 VOKS 2016 1,668,210,094,478 28.14277
87 AMIN 2016 252,452,307,121 26.25449
88 ASII 2016 261,855,000,000,000 33.19881
89 AUTO 2016 14,612,274,000,000 30.31288
90 IMAS 2016 25,633,342,258,679 30.87492
91 INDS 2016 2,477,272,502,538 28.53818
92 SMSM 2016 2,254,740,000,000 28.44406
93 RICY 2016 1,288,683,925,066 27.88464
94 STAR 2016 690,187,353,961 27.26023
95 TRIS 2016 639,701,164,511 27.18427
96 UNIT 2016 432,913,180,372 26.79380
97 AMFG 2016 5,504,890,000,000 29.33666
98 KIAS 2016 1,859,669,927,962 28.25142
99 MLIA 2016 7,723,578,677,000 29.67530
100 TOTO 2016 2,581,440,938,262 28.57937
101 ALKA 2016 136,618,855,000 25.64046
102 GDST 2016 1,257,609,869,910 27.86023
103 INAI 2016 1,339,032,413,455 27.92297
104 JPRS 2016 351,318,309,863 26.58496
105 LION 2016 685,812,995,987 27.25387
106 LMSH 2016 162,828,169,250 25.81596
107 PICO 2016 638,566,761,462 27.18249
108 TIRT 2016 815,997,477,795 27.42768
109 AGII 2016 5,847,722,000,000 29.39707
110 BUDI 2016 2,931,807,000,000 28.70664
Bersambung pada halaman selanjutnya
101
Lampiran 2c (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
111 DPNS 2016 296,129,565,784 26.41406
112 EKAD 2016 702,508,630,708 27.27792
113 INCI 2016 269,351,381,344 26.31928
114 JPFA 2016 19,251,026,000,000 30.58859
115 AKPI 2016 2,615,909,190,000 28.59263
116 APLI 2016 314,468,690,130 26.47415
117 BRNA 2016 2,088,696,909,000 28.36756
118 IGAR 2016 439,465,673,296 26.80883
119 TALF 2016 881,673,021,959 27.50509
120 ALDO 2016 410,330,576,602 26.74023
121 KBRI 2016 1,263,726,833,318 27.86509
122 KDSI 2016 1,142,273,020,550 27.76404
123 SPMA 2016 2,158,852,415,950 28.40060
124 HDTX 2016 4,743,579,758,000 29.18781
125 IMPC 2016 2,276,031,922,082 28.45345
126 SIPD 2016 2,567,211,193,259 28.57384
127 INTP 2016 30,150,580,000,000 31.03723
128 MERK 2016 743,934,894,000 27.33522
129 RMBA 2016 13,470,943,000,000 30.23156
130 JKSW 2016 273,181,586,009 26.33340
131 KLBF 2016 15,226,009,210,657 30.35403
132 KAEF 2016 4,612,562,541,064 29.15980
133 ARNA 2016 1,543,216,299,146 28.06489
134 GGRM 2016 62,951,634,000,000 31.77339
135 DLTA 2016 1,197,796,650,000 27.81150
136 INDF 2016 82,174,515,000,000 32.03987
137 DVLA 2017 1,640,886,147,000 28.12626
138 SIDO 2017 3,158,198,000,000 28.78102
139 TSPC 2017 7,434,900,309,021 29.63721
140 ADES 2017 840,236,000,000 27.45695
141 KINO 2017 3,237,595,219,274 28.80585
142 MBTO 2017 780,669,761,787 27.38342
143 ALTO 2017 1,109,383,971,111 27.73483
144 CEKA 2017 1,392,636,444,501 27.96222
145 PSDN 2017 690,979,867,049 27.26138
146 SKBM 2017 1,623,027,475,045 28.11531
147 ULTJ 2017 5,186,940,000,000 29.27717
Bersambung pada halaman selanjutnya
102
Lampiran 2c (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
148 CINT 2017 476,577,841,605 26.88990
149 KICI 2017 149,420,009,884 25.73003
150 LMPI 2017 834,548,374,286 27.45016
151 KBLI 2017 3,013,760,616,985 28.73421
152 KBLM 2017 1,235,198,847,468 27.84225
153 SCCO 2017 4,014,244,589,706 29.02087
154 VOKS 2017 2,110,166,496,595 28.37779
155 AMIN 2017 360,906,218,575 26.61188
156 ASII 2017 295,646,000,000,000 33.32018
157 AUTO 2017 14,762,309,000,000 30.32310
158 IMAS 2017 31,375,311,299,854 31.07704
159 INDS 2017 2,434,617,337,849 28.52081
160 SMSM 2017 2,443,341,000,000 28.52439
161 RICY 2017 1,374,444,788,282 27.94907
162 STAR 2017 614,705,038,056 27.14441
163 TRIS 2017 544,968,319,987 27.02399
164 UNIT 2017 426,384,622,878 26.77861
165 AMFG 2017 6,267,816,000,000 29.46645
166 KIAS 2017 1,767,603,505,697 28.20065
167 MLIA 2017 5,186,685,608,000 29.27712
168 TOTO 2017 2,826,490,815,501 28.67006
169 ALKA 2017 305,208,703,000 26.44426
170 GDST 2017 1,286,954,720,465 27.88330
171 INAI 2017 1,213,916,545,120 27.82487
172 JPRS 2017 357,404,148,034 26.60213
173 LION 2017 681,937,947,736 27.24820
174 LMSH 2017 161,163,426,840 25.80568
175 PICO 2017 720,238,957,745 27.30285
176 TIRT 2017 859,299,056,455 27.47938
177 AGII 2017 6,403,543,000,000 29.48787
178 BUDI 2017 2,939,456,000,000 28.70925
179 DPNS 2017 308,491,173,960 26.45496
180 EKAD 2017 796,767,646,172 27.40383
181 INCI 2017 303,788,390,330 26.43960
182 JPFA 2017 21,088,870,000,000 30.67977
183 AKPI 2017 2,745,325,833,000 28.64092
184 APLI 2017 398,698,779,619 26.71147
Bersambung pada halaman selanjutnya
103
Lampiran 2c (Lanjutan)
No. Kode Tahun Total Aset SIZE
185 BRNA 2017 1,964,877,082,000 28.30645
186 IGAR 2017 513,022,591,574 26.96359
187 TALF 2017 921,240,988,517 27.54899
188 ALDO 2017 498,701,656,995 26.93527
189 KBRI 2017 1,171,234,610,856 27.78908
190 KDSI 2017 1,328,291,727,616 27.91491
191 SPMA 2017 2,175,660,855,114 28.40835
192 HDTX 2017 4,035,086,385,000 29.02605
193 IMPC 2017 2,294,677,493,483 28.46161
194 SIPD 2017 2,239,699,000,000 28.43736
195 INTP 2017 28,863,676,000,000 30.99361
196 MERK 2017 847,006,544,000 27.46497
197 RMBA 2017 14,083,598,000,000 30.27603
198 JKSW 2017 252,294,581,992 26.25386
199 KLBF 2017 16,616,239,416,335 30.44140
200 KAEF 2017 6,096,149,000,000 29.43868
201 ARNA 2017 1,601,346,561,573 28.10187
202 GGRM 2017 66,759,930,000,000 31.83212
203 DLTA 2017 1,340,842,765,000 27.92432
204 INDF 2017 87,939,488,000,000 32.10767
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
104
Lampiran 2d
Perhitungan Variabel Independen (Bonus Plan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
1 DVLA 2015 0 1,120,000,000 0,000000
2 SIDO 2015 4,860,000,000 15,000,000,000 0.324000
3 TSPC 2015 3,070,000 4,500,000,000 0.000682
4 ADES 2015 0 589,896,800 0,000000
5 KINO 2015 150,000,000 1,428,571,500 0.105000
6 MBTO 2015 1,004,500 1,070,000,000 0.000939
7 ALTO 2015 49,000,000 2,186,528,006 0.022410
8 CEKA 2015 0 595,000,000 0,000000
9 PSDN 2015 20,051,000 1,440,000,000 0.013924
10 SKBM 2015 29,037,100 936,530,894 0.031005
11 ULTJ 2015 517,156,900 2,888,382,000 0.179047
12 CINT 2015 3,067,000 1,000,000,000 0.003067
13 KICI 2015 313,080 138,000,000 0.002269
14 LMPI 2015 56,087 1,008,517,669 0.000056
15 KBLI 2015 2,000,000 4,007,235,107 0.000499
16 KBLM 2015 0 1,120,000,000 0,000000
17 SCCO 2015 11,855,384 205,583,400 0.057667
18 VOKS 2015 0 831,120,519 0,000000
19 AMIN 2015 42,000,000 1,080,000,000 0.038889
20 ASII 2015 14,915,000 40,483,553,140 0.000368
21 AUTO 2015 0 4,819,733,000 0,000000
22 IMAS 2015 0 2,765,278,412 0,000000
23 INDS 2015 2,856,434 656,249,710 0.004353
24 SMSM 2015 115,119,453 1,439,668,860 0.079962
25 RICY 2015 0 641,717,510 0,000000
26 STAR 2015 0 4,800,000,602 0,000000
27 TRIS 2015 11,265,000 1,045,446,325 0.010775
28 UNIT 2015 0 75,422,200 0,000000
29 AMFG 2015 20,000 434,000,000 0.000046
30 KIAS 2015 0 425,000,000 0,000000
31 MLIA 2015 770,700 1,323,000,000 0.000583
32 TOTO 2015 0 1,032,000,000 0,000000
33 ALKA 2015 66,000 101,533,011 0.000650
34 GDST 2015 1,115,500 8,200,000,000 0.000136
35 INAI 2015 1,599,800 316,800,000 0.005050
Bersambung pada halaman selanjutnya
105
Lampiran 2d (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
36 JPRS 2015 116,510,000 750,000,000 0.155347
37 LION 2015 1,295,000 520,160,000 0.002490
38 LMSH 2015 24,565,000 96,000,000 0.255885
39 PICO 2015 222,500 568,375,000 0.000391
40 TIRT 2015 0 1,011,774,750 0,000000
41 AGII 2015 65,388 997,000 0.065585
42 BUDI 2015 0 4,498,997,362 0,000000
43 DPNS 2015 18,910,440 331,129,952 0.057109
44 EKAD 2015 0 698,775,000 0,000000
45 INCI 2015 25,198,483 181,035,556 0.139191
46 JPFA 2015 0 10,660,522,910 0,000000
47 AKPI 2015 0 680,000,000 0,000000
48 APLI 2015 348,899,848 1,500,000,000 0.232600
49 BRNA 2015 49,894,000 759,000,000 0.065736
50 IGAR 2015 0 972,204,500 0,000000
51 TALF 2015 0 1,353,435,000 0,000000
52 ALDO 2015 78,769,231 550,000,000 0.143217
53 KBRI 2015 0 8,687,995,734 0,000000
54 KDSI 2015 19,487,000 405,000,000 0.048116
55 SPMA 2015 0 1,492,046,658 0,000000
56 HDTX 2015 108,581,100 3,601,462,800 0.030149
57 IMPC 2015 7,662,000 483,350,000 0.015852
58 SIPD 2015 0 939,110,900 0,000000
59 INTP 2015 0 3,681,231,699 0,000000
60 MERK 2015 0 448,000,000 0,000000
61 RMBA 2015 0 7,240,005,000 0,000000
62 JKSW 2015 2,000,000 150,000,000 0.013333
63 KLBF 2015 4,372,500 46,875,122,110 0.000093
64 KAEF 2015 125,000 5,554,000,000 0.000023
65 ARNA 2015 0 7,341,430,976 0,000000
66 GGRM 2015 17,702,200 1,924,088,000 0.009200
67 DLTA 2015 0 800,659,050 0,000000
68 INDF 2015 1,380,020 8,780,426,500 0.000157
69 DVLA 2016 0 1,120,000,000 0,000000
70 SIDO 2016 4,860,000,000 15,000,000,000 0.324000
71 TSPC 2016 2,679,500 4,500,000,000 0.000595
Bersambung pada halaman selanjutnya
106
Lampiran 2d (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
72 ADES 2016 0 589,896,800 0,000000
73 KINO 2016 151,157,000 1,428,571,500 0.105810
74 MBTO 2016 884,500 1,070,000,000 0.000827
75 ALTO 2016 49,000,000 2,186,603,090 0.022409
76 CEKA 2016 4,500,000 595,000,000 0.007563
77 PSDN 2016 20,051,000 1,440,000,000 0.013924
78 SKBM 2016 38,167,991 936,530,894 0.040755
79 ULTJ 2016 331,828,800 2,888,382,000 0.114884
80 CINT 2016 2,958,000 1,000,000,000 0.002958
81 KICI 2016 626,160 276,000,000 0.002269
82 LMPI 2016 56,087 1,008,517,669 0.000056
83 KBLI 2016 0 4,007,235,107 0,000000
84 KBLM 2016 0 1,120,000,000 0,000000
85 SCCO 2016 9,838,500 205,583,400 0.047856
86 VOKS 2016 78,876,500 831,120,519 0.094904
87 AMIN 2016 42,000,000 1,080,000,000 0.038889
88 ASII 2016 16,190,000 40,483,553,140 0.000400
89 AUTO 2016 0 4,819,733,000 0,000000
90 IMAS 2016 0 2,765,278,412 0,000000
91 INDS 2016 2,856,434 656,249,710 0.004353
92 SMSM 2016 460,477,812 5,758,675,440 0.079962
93 RICY 2016 0 641,717,510 0,000000
94 STAR 2016 0 4,800,000,062 0,000000
95 TRIS 2016 7,315,000 1,045,531,525 0.006996
96 UNIT 2016 0 75,422,200 0,000000
97 AMFG 2016 20,000 434,000,000 0.000046
98 KIAS 2016 0 425,000,000 0,000000
99 MLIA 2016 353,200 1,323,000,000 0.000267
100 TOTO 2016 0 10,320,000,000 0,000000
101 ALKA 2016 60,000 507,665,055 0.000118
102 GDST 2016 7,160,985,500 8,200,000,000 0.873291
103 INAI 2016 2,238,100 316,800,000 0.007065
104 JPRS 2016 629,667,500 750,000,000 0.839557
105 LION 2016 1,295,000 520,160,000 0.002490
106 LMSH 2016 22,745,000 96,000,000 0.236927
107 PICO 2016 222,500 568,375,000 0.000391
Bersambung pada halaman selanjutnya
107
Lampiran 2d (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
108 TIRT 2016 0 1,011,774,750 0,000000
109 AGII 2016 136,776,000 3,066,660,000 0.044601
110 BUDI 2016 0 4,498,997,362 0,000000
111 DPNS 2016 18,910,440 331,129,952 0.057109
112 EKAD 2016 0 698,775,000 0,000000
113 INCI 2016 60,794,102 181,035,556 0.335813
114 JPFA 2016 121,957,200 11,410,522,910 0.010688
115 AKPI 2016 0 680,000,000 0,000000
116 APLI 2016 361,831,948 1,500,000,000 0.241221
117 BRNA 2016 49,894,000 979,110,000 0.050959
118 IGAR 2016 0 972,204,500 0,000000
119 TALF 2016 0 1,353,435,000 0,000000
120 ALDO 2016 78,769,231 550,000,000 0.143217
121 KBRI 2016 0 8,687,995,734 0,000000
122 KDSI 2016 19,516,900 405,000,000 0.048190
123 SPMA 2016 0 2,114,570,958 0,000000
124 HDTX 2016 107,481,100 3,601,462,800 0.029844
125 IMPC 2016 79,702,000 4,833,500,000 0.016490
126 SIPD 2016 0 1,339,102,579 0,000000
127 INTP 2016 0 3,681,231,699 0,000000
128 MERK 2016 0 448,000,000 0,000000
129 RMBA 2016 0 36,401,136,250 0,000000
130 JKSW 2016 2,000,000 150,000,000 0.013333
131 KLBF 2016 4,372,500 46,875,122,110 0.000093
132 KAEF 2016 125,000 5,554,000,000 0.000023
133 ARNA 2016 2,740,000,000 7,341,430,976 0.373224
134 GGRM 2016 12,946,930 1,924,088,000 0.006729
135 DLTA 2016 0 800,659,050 0,000000
136 INDF 2016 0 11,661,908,000 0,000000
137 DVLA 2017 0 1,120,000,000 0,000000
138 SIDO 2017 0 15,000,000,000 0,000000
139 TSPC 2017 2,029,000 4,500,000,000 0.000451
140 ADES 2017 0 589,896,800 0,000000
141 KINO 2017 151,356,800 1,428,571,500 0.105950
142 MBTO 2017 884,500 1,070,000,000 0.000827
143 ALTO 2017 49,000,000 2,191,870,558 0.022355
Bersambung pada halaman selanjutnya
108
Lampiran 2d (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
144 CEKA 2017 4,500,000 595,000,000 0.007563
145 PSDN 2017 65,984,333 1,440,000,000 0.045822
146 SKBM 2017 38,087,991 1,726,003,217 0.022067
147 ULTJ 2017 3,910,143,100 11,553,528,000 0.338437
148 CINT 2017 2,701,000 1,000,000,000 0.002701
149 KICI 2017 626,160 276,000,000 0.002269
150 LMPI 2017 688,570,411 1,008,517,669 0.682755
151 KBLI 2017 1,150,000 4,007,235,107 0.000287
152 KBLM 2017 0 1,120,000,000 0.000000
153 SCCO 2017 9,838,500 205,583,400 0.047856
154 VOKS 2017 849,050,985 4,155,602,595 0.204315
155 AMIN 2017 42,000,000 1,080,000,000 0.038889
156 ASII 2017 16,190,000 40,483,553,140 0.000400
157 AUTO 2017 0 4,819,733,000 0.000000
158 IMAS 2017 0 2,765,278,412 0.000000
159 INDS 2017 2,856,434 656,249,710 0.004353
160 SMSM 2017 459,575,652 5,758,675,440 0.079806
161 RICY 2017 0 641,717,510 0.000000
162 STAR 2017 0 4,800,000,062 0.000000
163 TRIS 2017 7,325,000 1,047,587,802 0.006992
164 UNIT 2017 0 75,422,200 0.000000
165 AMFG 2017 0 434,000,000 0.000000
166 KIAS 2017 0 425,000,000 0.000000
167 MLIA 2017 109,374,500 1,323,000,000 0.082672
168 TOTO 2017 0 10,320,000,000 0.000000
169 ALKA 2017 60,000 507,665,055 0.000118
170 GDST 2017 7,160,985,500 8,200,000,000 0.873291
171 INAI 2017 5,595,100 633,600,000 0.008831
172 JPRS 2017 629,667,500 750,000,000 0.839557
173 LION 2017 1,295,000 520,160,000 0.002490
174 LMSH 2017 19,823,000 96,000,000 0.206490
175 PICO 2017 222,500 568,375,000 0.000391
176 TIRT 2017 0 1,011,774,750 0.000000
177 AGII 2017 173,096,600 3,066,660,000 0.056445
178 BUDI 2017 0 4,498,997,362 0.000000
179 DPNS 2017 18,910,440 331,129,952 0.057109
Bersambung pada halaman selanjutnya
109
Lampiran 2d (Lanjutan)
No. Kode Tahun Jumlah Saham
Manajerial
Jumlah Saham
Beredar BONUS
180 EKAD 2017 0 698,775,000 0.000000
181 INCI 2017 60,794,102 181,035,556 0.335813
182 JPFA 2017 173,675,200 11,410,522,910 0.015221
183 AKPI 2017 31,072,621 680,000,000 0.045695
184 APLI 2017 364,209,148 1,362,671,400 0.267276
185 BRNA 2017 49,894,000 979,110,000 0.050959
186 IGAR 2017 0 972,204,500 0.000000
187 TALF 2017 0 1,353,435,000 0.000000
188 ALDO 2017 80,159,231 550,000,000 0.145744
189 KBRI 2017 0 8,687,995,734 0.000000
190 KDSI 2017 19,516,900 405,000,000 0.048190
191 SPMA 2017 0 2,114,570,958 0.000000
192 HDTX 2017 107,481,100 3,601,462,800 0.029844
193 IMPC 2017 82,178,000 4,833,500,000 0.017002
194 SIPD 2017 0 1,339,102,579 0.000000
195 INTP 2017 0 3,681,231,699 0.000000
196 MERK 2017 0 448,000,000 0.000000
197 RMBA 2017 0 36,401,136,250 0.000000
198 JKSW 2017 2,000,000 150,000,000 0.013333
199 KLBF 2017 4,372,500 46,875,122,110 0.000093
200 KAEF 2017 42,500 5,554,000,000 0.000008
201 ARNA 2017 2,740,000,000 7,341,430,976 0.373224
202 GGRM 2017 12,946,930 1,924,088,000 0.006729
203 DLTA 2017 0 800,659,050 0.000000
204 INDF 2017 1,380,020 8,780,426,500 0.000157
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
110
Lampiran 2e
Perhitungan Variabel Independen (Profitabilitas)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
1 DVLA 2015 107,894,430,000 973,517,334,000 0.1108295
2 SIDO 2015 437,475,000,000 2,598,314,000,000 0.1683688
3 TSPC 2015 529,218,651,807 4,337,140,975,120 0.1220202
4 ADES 2015 32,839,000,000 328,369,000,000 0.1000064
5 KINO 2015 263,031,112,748 1,776,629,252,300 0.1480506
6 MBTO 2015 -14,056,549,894 434,213,595,966 -0.0323724
7 ALTO 2015 -24,345,726,797 506,972,183,527 -0.0480218
8 CEKA 2015 106,549,446,980 639,893,514,352 0.1665112
9 PSDN 2015 -42,619,829,577 324,319,100,916 -0.1314133
10 SKBM 2015 40,150,568,621 344,087,439,659 0.1166871
11 ULTJ 2015 523,100,215,029 2,797,505,693,922 0.1869881
12 CINT 2015 29,477,807,514 315,073,311,914 0.0935586
13 KICI 2015 -13,000,883,220 93,371,607,348 -0.1392381
14 LMPI 2015 3,968,046,308 401,211,837,509 0.0098902
15 KBLI 2015 115,371,098,970 1,027,361,931,042 0.1122984
16 KBLM 2015 12,760,365,612 296,475,380,006 0.0430402
17 SCCO 2015 159,119,646,125 922,352,503,822 0.1725150
18 VOKS 2015 277,107,966 509,652,927,872 0.0005437
19 AMIN 2015 18,768,425,668 127,562,387,693 0.1471313
20 ASII 2015 15,613,000,000,000 126,533,000,000,000 0.1233907
21 AUTO 2015 322,701,000,000 10,143,426,000,000 0.0318138
22 IMAS 2015 -22,489,430,531 6,697,091,857,105 -0.0033581
23 INDS 2015 1,933,819,152 1,919,038,917,988 0.0010077
24 SMSM 2015 461,307,000,000 1,440,248,000,000 0.3202969
25 RICY 2015 13,465,713,464 400,079,043,512 0.0336576
26 STAR 2015 306,885,570 489,676,008,886 0.0006267
27 TRIS 2015 37,448,445,764 329,208,076,905 0.1137531
28 UNIT 2015 385,953,128 242,974,314,739 0.0015885
29 AMFG 2015 341,346,000,000 3,390,223,000,000 0.1006854
30 KIAS 2015 -163,719,244,899 1,813,484,636,567 -0.0902788
31 MLIA 2015 -155,911,654,000 1,115,119,044,000 -0.1398162
32 TOTO 2015 285,236,780,659 1,491,542,919,106 0.1912361
33 ALKA 2015 -1,175,538,000 62,032,301,000 -0.0189504
34 GDST 2015 -55,212,703,852 804,409,999,977 -0.0686375
35 INAI 2015 28,615,673,167 239,820,902,657 0.1193210
36 JPRS 2015 -21,989,704,979 332,459,030,450 -0.0661426
Bersambung pada halaman selanjutnya
111
Lampiran 2e (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
37 LION 2015 46,018,637,487 454,599,496,171 0.1012290
38 LMSH 2015 1,944,443,395 112,441,377,144 0.0172930
39 PICO 2015 14,975,406,018 247,090,984,313 0.0606068
40 TIRT 2015 -865,431,603 91,161,062,357 -0.0094934
41 AGII 2015 48,005,000,000 1,714,769,000,000 0.0279950
42 BUDI 2015 21,072,000,000 1,105,251,000,000 0.0190654
43 DPNS 2015 9,859,176,172 241,296,079,044 0.0408592
44 EKAD 2015 47,040,256,456 291,961,416,611 0.1611181
45 INCI 2015 16,960,660,023 154,051,308,997 0.1100975
46 JPFA 2015 524,484,000,000 6,109,692,000,000 0.0858446
47 AKPI 2015 27,644,714,000 1,107,565,893,000 0.0249599
48 APLI 2015 1,854,274,736 221,561,080,751 0.0083691
49 BRNA 2015 -7,159,572,000 827,914,288,000 -0.0086477
50 IGAR 2015 51,416,184,307 310,464,258,463 0.1656106
51 TALF 2015 33,717,725,980 350,202,023,192 0.0962808
52 ALDO 2015 24,079,122,338 170,929,026,813 0.1408720
53 KBRI 2015 -155,746,630,931 521,253,607,073 -0.2987924
54 KDSI 2015 11,470,563,293 378,921,289,074 0.0302716
55 SPMA 2015 -42,597,342,144 752,677,119,911 -0.0565944
56 HDTX 2015 -355,659,019,000 1,395,961,824,000 -0.2547770
57 IMPC 2015 129,759,075,975 1,096,879,954,951 0.1182983
58 SIPD 2015 -362,030,918,107 734,242,278,294 -0.4930674
59 INTP 2015 4,356,661,000,000 23,865,950,000,000 0.1825471
60 MERK 2015 142,545,462,000 473,543,282,000 0.3010189
61 RMBA 2015 -1,638,538,000,000 -3,148,757,000,000 0.5203761
62 JKSW 2015 -23,096,657,780 -440,532,918,295 0.0524289
63 KLBF 2015 2,057,694,281,873 10,938,285,985,269 0.1881185
64 KAEF 2015 252,972,506,074 1,862,096,822,470 0.1358536
65 ARNA 2015 71,209,943,348 894,728,477,056 0.0795883
66 GGRM 2015 6,452,834,000,000 38,007,909,000,000 0.1697761
67 DLTA 2015 192,045,199,000 849,621,481,000 0.2260362
68 INDF 2015 3,709,501,000,000 43,121,593,000,000 0.0860242
69 DVLA 2016 152,083,400,000 1,079,579,612,000 0.1408728
70 SIDO 2016 480,525,000,000 2,757,885,000,000 0.1742368
71 TSPC 2016 545,493,536,262 4,635,273,142,692 0.1176831
72 ADES 2016 55,951,000,000 384,388,000,000 0.1455587
73 KINO 2016 181,110,153,810 1,952,072,473,629 0.0927784
Bersambung pada halaman selanjutnya
112
Lampiran 2e (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
74 MBTO 2016 8,813,611,079 440,926,897,711 0.0199888
75 ALTO 2016 -26,500,565,763 480,841,418,401 -0.0551129
76 CEKA 2016 249,697,013,626 887,920,113,728 0.2812156
77 PSDN 2016 -36,662,178,272 280,285,340,383 -0.1308031
78 SKBM 2016 22,545,456,050 368,389,286,646 0.0612001
79 ULTJ 2016 709,825,635,742 3,489,233,494,783 0.2034331
80 CINT 2016 20,619,309,858 326,429,838,956 0.0631661
81 KICI 2016 362,936,663 89,009,754,475 0.0040775
82 LMPI 2016 6,933,035,457 408,172,119,564 0.0169856
83 KBLI 2016 334,338,838,592 1,321,345,840,449 0.2530290
84 KBLM 2016 21,245,022,916 320,655,277,264 0.0662550
85 SCCO 2016 340,593,630,534 1,220,420,673,224 0.2790789
86 VOKS 2016 160,045,873,393 669,043,551,888 0.2392159
87 AMIN 2016 32,251,863,039 151,366,178,112 0.2130718
88 ASII 2016 18,302,000,000,000 139,906,000,000,000 0.1308164
89 AUTO 2016 483,421,000,000 10,536,558,000,000 0.0458804
90 IMAS 2016 -312,881,005,784 6,709,818,352,953 -0.0466303
91 INDS 2016 49,556,367,334 2,068,063,877,631 0.0239627
92 SMSM 2016 502,192,000,000 1,580,055,000,000 0.3178320
93 RICY 2016 14,033,426,519 412,499,070,065 0.0340205
94 STAR 2016 462,555,306 490,025,951,324 0.0009439
95 TRIS 2016 25,213,015,324 346,627,180,477 0.0727381
96 UNIT 2016 860,775,733 244,021,820,832 0.0035275
97 AMFG 2016 260,444,000,000 3,599,264,000,000 0.0723603
98 KIAS 2016 -252,499,070,120 1,520,030,072,145 -0.1661145
99 MLIA 2016 9,039,563,000 1,613,099,694,000 0.0056038
100 TOTO 2016 168,564,583,718 1,523,874,519,542 0.1106158
101 ALKA 2016 516,167,000 61,104,431,000 0.0084473
102 GDST 2016 31,704,557,018 832,122,960,120 0.0381008
103 INAI 2016 35,552,975,244 258,016,602,673 0.1377934
104 JPRS 2016 -19,268,949,081 308,211,929,265 -0.0625185
105 LION 2016 42,345,417,055 470,603,093,171 0.0899812
106 LMSH 2016 6,252,814,811 117,316,469,122 0.0532987
107 PICO 2016 13,753,451,941 265,842,864,248 0.0517353
108 TIRT 2016 28,988,504,757 126,808,101,985 0.2286014
109 AGII 2016 64,287,000,000 2,760,840,000,000 0.0232853
110 BUDI 2016 38,624,000,000 1,164,982,000,000 0.0331542
Bersambung pada halaman selanjutnya
113
Lampiran 2e (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
111 DPNS 2016 10,009,391,103 263,264,403,585 0.0380203
112 EKAD 2016 90,685,821,530 592,004,807,725 0.1531843
113 INCI 2016 9,988,836,259 242,826,462,751 0.0411357
114 JPFA 2016 2,171,608,000,000 9,372,964,000,000 0.2316885
115 AKPI 2016 52,393,857,000 1,120,035,169,000 0.0467788
116 APLI 2016 25,109,482,194 246,501,444,451 0.1018634
117 BRNA 2016 12,664,977,000 1,028,353,275,000 0.0123158
118 IGAR 2016 69,305,629,795 373,749,035,530 0.1854336
119 TALF 2016 30,137,707,324 751,895,484,830 0.0400823
120 ALDO 2016 25,229,505,223 200,887,900,422 0.1255900
121 KBRI 2016 -102,760,678,879 419,158,054,955 -0.2451597
122 KDSI 2016 47,127,349,067 419,784,286,104 0.1122656
123 SPMA 2016 81,063,430,679 1,079,146,551,310 0.0751181
124 HDTX 2016 -393,567,637,000 1,178,467,098,000 -0.3339657
125 IMPC 2016 125,823,130,775 1,225,645,183,071 0.1026587
126 SIPD 2016 13,048,780,927 1,142,830,772,003 0.0114179
127 INTP 2016 3,870,319,000,000 26,138,703,000,000 0.1480685
128 MERK 2016 153,842,847,000 582,672,469,000 0.2640297
129 RMBA 2016 -2,085,811,000,000 9,441,367,000,000 -0.2209226
130 JKSW 2016 -2,895,181,993 -441,753,828,553 0.0065538
131 KLBF 2016 2,350,884,933,551 12,463,847,141,085 0.1886163
132 KAEF 2016 271,597,947,663 2,271,407,409,194 0.1195725
133 ARNA 2016 91,375,910,975 948,088,201,259 0.0963791
134 GGRM 2016 6,672,682,000,000 39,564,228,000,000 0.1686544
135 DLTA 2016 254,509,268,000 1,012,374,008,000 0.2513985
136 INDF 2016 5,266,906,000,000 43,941,423,000,000 0.1198620
137 DVLA 2017 162,249,293,000 1,116,300,069,000 0.1453456
138 SIDO 2017 533,799,000,000 2,895,865,000,000 0.1843315
139 TSPC 2017 557,339,581,996 5,082,008,409,145 0.1096692
140 ADES 2017 38,242,000,000 423,011,000,000 0.0904043
141 KINO 2017 109,696,001,798 2,055,170,880,109 0.0533756
142 MBTO 2017 -24,690,826,118 412,742,622,543 -0.0598214
143 ALTO 2017 -62,849,581,665 419,284,788,700 -0.1498971
144 CEKA 2017 107,420,886,839 903,044,187,067 0.1189542
145 PSDN 2017 32,150,564,335 299,485,000,000 0.1073528
146 SKBM 2017 25,880,464,791 1,023,237,460,399 0.0252927
147 ULTJ 2017 711,681,000,000 4,208,755,000,000 0.1690954
Bersambung pada halaman selanjutnya
114
Lampiran 2e (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
148 CINT 2017 29,648,261,092 382,273,759,946 0.0775577
149 KICI 2017 7,946,916,114 91,498,438,996 0.0868530
150 LMPI 2017 -31,140,558,174 376,256,327,751 -0.0827642
151 KBLI 2017 358,974,051,474 1,786,746,385,283 0.2009093
152 KBLM 2017 43,994,949,645 791,428,577,199 0.0555893
153 SCCO 2017 269,730,298,809 2,728,227,483,994 0.0988665
154 VOKS 2017 166,204,959,339 814,122,306,393 0.2041523
155 AMIN 2017 39,082,873,015 182,138,438,811 0.2145778
156 ASII 2017 23,165,000,000,000 156,329,000,000,000 0.1481811
157 AUTO 2017 547,781,000,000 10,759,076,000,000 0.0509134
158 IMAS 2017 -64,296,811,100 9,281,252,344,712 -0.0069276
159 INDS 2017 113,639,539,901 2,144,818,918,530 0.0529833
160 SMSM 2017 555,388,000,000 1,828,184,000,000 0.3037922
161 RICY 2017 16,558,562,698 430,265,371,696 0.0384845
162 STAR 2017 594,726,798 490,282,287,552 0.0012130
163 TRIS 2017 14,198,889,550 356,231,586,783 0.0398586
164 UNIT 2017 1,062,124,056 245,258,328,306 0.0043306
165 AMFG 2017 38,569,000,000 3,548,877,000,000 0.0108679
166 KIAS 2017 -85,300,976,555 1,426,730,296,840 -0.0597877
167 MLIA 2017 47,534,072,000 1,754,295,083,000 0.0270958
168 TOTO 2017 278,935,804,544 1,693,791,596,547 0.1646813
169 ALKA 2017 15,406,256,000 78,490,877,000 0.1962808
170 GDST 2017 10,284,697,314 845,279,412,176 0.0121672
171 INAI 2017 38,651,704,520 277,404,670,750 0.1393333
172 JPRS 2017 -14,894,192,084 291,184,600,125 -0.0511503
173 LION 2017 9,282,943,009 452,307,088,017 0.0205235
174 LMSH 2017 12,967,113,850 129,622,003,077 0.1000379
175 PICO 2017 16,824,380,227 279,683,750,237 0.0601550
176 TIRT 2017 1,001,385,942 123,822,344,724 0.0080873
177 AGII 2017 97,598,000,000 3,358,010,000,000 0.0290642
178 BUDI 2017 45,691,000,000 1,194,700,000,000 0.0382447
179 DPNS 2017 5,963,420,071 267,835,387,367 0.0222652
180 EKAD 2017 76,195,665,729 662,817,725,465 0.1149572
181 INCI 2017 16,554,272,131 268,379,825,144 0.0616823
182 JPFA 2017 1,107,810,000,000 9,795,628,000,000 0.1130923
183 AKPI 2017 13,333,970,000 1,126,612,491,000 0.0118355
184 APLI 2017 -1,329,429,201 227,183,997,248 -0.0058518
Bersambung pada halaman selanjutnya
115
Lampiran 2e (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Total Ekuitas ROE
185 BRNA 2017 -178,283,422,000 853,029,437,000 -0.2090003
186 IGAR 2017 72,376,683,136 441,946,749,143 0.1637679
187 TALF 2017 21,465,836,784 766,164,831,783 0.0280173
188 ALDO 2017 29,035,395,397 229,422,823,176 0.1265584
189 KBRI 2017 -125,704,262,232 293,061,447,857 -0.4289348
190 KDSI 2017 68,965,208,549 485,539,501,101 0.1420383
191 SPMA 2017 92,280,117,234 1,172,195,335,156 0.0787242
192 HDTX 2017 -847,049,209,000 333,535,189,000 -2.5396097
193 IMPC 2017 91,303,491,940 1,289,020,969,663 0.0708317
194 SIPD 2017 -354,925,000,000 791,312,000,000 -0.4485273
195 INTP 2017 1,859,818,000,000 24,556,507,000,000 0.0757363
196 MERK 2017 144,677,294,000 615,437,441,000 0.2350804
197 RMBA 2017 -480,063,000,000 8,923,670,000,000 -0.0537966
198 JKSW 2017 -3,925,258,889 -445,771,695,193 0.0088055
199 KLBF 2017 2,453,251,410,604 13,894,031,782,689 0.1765687
200 KAEF 2017 331,707,917,461 2,572,521,000,000 0.1289427
201 ARNA 2017 122,183,909,643 1,029,399,792,539 0.1186943
202 GGRM 2017 7,755,347,000,000 42,187,664,000,000 0.1838297
203 DLTA 2017 279,772,635,000 1,144,645,393,000 0.2444186
204 INDF 2017 5,145,063,000,000 46,756,724,000,000 0.1100390
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
116
LAMPIRAN 3
Perhitungan Variabel
Dependen
117
Lampiran 3a
Perhitungan Variabel Dependen (Konservatisme Akuntansi)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
1 DVLA 2015 107,894,430,000 38,693,662,000 214,166,823,000 1,376,278,237,000 0.0491
2 SIDO 2015 437,475,000,000 69,173,000,000 432,896,000,000 2,796,111,000,000 -0.0264
3 TSPC 2015 529,218,651,807 133,797,743,054 778,361,981,647 6,284,729,099,203 0.0184
4 ADES 2015 32,839,000,000 19,930,000,000 26,040,000,000 653,224,000,000 -0.0409
5 KINO 2015 263,031,112,748 33,202,376,896 -72,552,345,084 3,211,234,658,570 -0.1148
6 MBTO 2015 -14,056,549,894 24,779,754,466 1,011,148,821 648,899,377,240 -0.0150
7 ALTO 2015 -24,345,726,797 36,373,171,693 -11,384,467,878 1,180,228,072,164 -0.0198
8 CEKA 2015 106,549,446,980 20,370,660,940 168,614,370,234 1,485,826,210,015 0.0281
9 PSDN 2015 -42,619,829,577 23,719,270,916 -22,726,926,832 620,398,854,182 -0.0062
10 SKBM 2015 40,150,568,621 11,741,883,208 62,469,996,482 764,484,248,710 0.0138
11 ULTJ 2015 523,100,215,029 152,919,430,299 669,463,282,892 3,539,995,910,248 -0.0019
12 CINT 2015 29,477,807,514 10,608,847,996 23,809,570,988 382,807,494,765 -0.0425
13 KICI 2015 -13,000,883,220 1,062,684,353 -4,055,527,244 133,831,888,816 0.0589
14 LMPI 2015 3,968,046,308 16,657,723,263 16,467,774,299 793,093,512,600 -0.0052
15 KBLI 2015 115,371,098,970 24,022,891,232 46,127,980,815 1,551,799,840,976 -0.0601
16 KBLM 2015 12,760,365,612 18,965,374,718 24,641,687,071 654,385,717,061 -0.0108
17 SCCO 2015 159,119,646,125 26,289,754,089 197,980,124,011 1,773,144,328,632 0.0071
18 VOKS 2015 277,107,966 36,408,517,140 16,054,543,972 1,536,244,634,556 -0.0134
19 AMIN 2015 18,768,425,668 4,074,238,281 -9,369,929,977 198,974,581,573 -0.1619
20 ASII 2015 15,613,000,000,000 6,604,000,000,000 26,290,000,000,000 245,435,000,000,000 0.0166
21 AUTO 2015 322,701,000,000 411,846,000,000 866,768,000,000 14,339,110,000,000 0.0092
22 IMAS 2015 -22,489,430,531 530,795,000,200 793,372,435,545 24,860,957,839,497 0.0115
23 INDS 2015 1,933,819,152 86,659,957,851 110,641,662,962 2,553,928,346,219 0.0086
Bersambung pada halaman selanjutnya
118
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
24 SMSM 2015 461,307,000,000 115,133,000,000 536,111,000,000 2,220,108,000,000 -0.0182
25 RICY 2015 13,465,713,464 37,853,887,685 134,156,890,685 1,198,193,867,892 0.0691
26 STAR 2015 306,885,570 12,716,210,324 33,093,380,375 729,020,553,284 0.0275
27 TRIS 2015 37,448,445,764 20,368,938,318 61,186,196,427 574,346,433,075 0.0059
28 UNIT 2015 385,953,128 19,954,353,255 -24,744,623,459 460,539,382,206 -0.0979
29 AMFG 2015 341,346,000,000 211,901,000,000 366,837,000,000 4,270,275,000,000 -0.0437
30 KIAS 2015 -163,719,244,899 102,146,276,189 -56,748,466,971 2,124,390,696,519 0.0023
31 MLIA 2015 -155,911,654,000 371,386,271,000 367,602,920,000 7,125,800,277,000 0.0213
32 TOTO 2015 285,236,780,659 86,411,806,104 240,629,138,479 2,439,540,859,205 -0.0537
33 ALKA 2015 -1,175,538,000 1,905,405,000 -2,880,134,000 144,628,405,000 -0.0250
34 GDST 2015 -55,212,703,852 13,576,980,172 -39,316,274,672 1,183,934,183,257 0.0020
35 INAI 2015 28,615,673,167 12,586,603,951 47,011,856,454 1,330,259,296,537 0.0044
36 JPRS 2015 -21,989,704,979 1,058,319,692 -4,506,620,797 363,265,042,157 0.0452
37 LION 2015 46,018,637,487 12,313,205,961 59,304,153,529 639,330,150,373 0.0015
38 LMSH 2015 1,944,443,395 2,341,014,593 10,910,801,951 133,782,751,041 0.0495
39 PICO 2015 14,975,406,018 7,793,044,228 59,320,891,249 605,788,310,444 0.0603
40 TIRT 2015 -865,431,603 17,768,442,641 16,167,875,835 763,168,027,178 -0.0010
41 AGII 2015 48,005,000,000 176,321,000,000 3,285,000,000 4,953,451,000,000 -0.0446
42 BUDI 2015 21,072,000,000 105,383,000,000 96,860,000,000 3,265,953,000,000 -0.0091
43 DPNS 2015 9,859,176,172 2,108,829,386 5,105,993,427 274,483,110,371 -0.0250
44 EKAD 2015 47,040,256,456 9,638,414,574 100,935,448,358 389,691,595,500 0.1136
45 INCI 2015 16,960,660,023 5,610,497,697 25,782,575,358 169,546,066,314 0.0189
46 JPFA 2015 524,484,000,000 560,690,000,000 1,452,924,000,000 17,159,466,000,000 0.0214
47 AKPI 2015 27,644,714,000 70,065,929,000 -50,796,252,000 2,883,143,132,000 -0.0515
48 APLI 2015 1,854,274,736 15,820,606,417 24,587,547,474 308,620,387,248 0.0224
Bersambung pada halaman selanjutnya
119
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
49 BRNA 2015 -7,159,572,000 88,055,323,000 276,302,922,000 1,820,783,911,000 0.1073
50 IGAR 2015 51,416,184,307 11,594,054,082 80,061,208,533 383,936,040,590 0.0444
51 TALF 2015 33,717,725,980 10,034,486,078 9,600,345,581 434,210,376,664 -0.0787
52 ALDO 2015 24,079,122,338 13,325,851,943 2,204,123,679 366,010,819,198 -0.0962
53 KBRI 2015 -155,746,630,931 40,035,320,966 -110,572,481,288 1,455,931,208,462 0.0035
54 KDSI 2015 11,470,563,293 28,020,798,528 -41,864,462,623 1,177,093,668,866 -0.0691
55 SPMA 2015 -42,597,342,144 88,969,533,052 85,999,470,922 2,185,464,365,772 0.0181
56 HDTX 2015 -355,659,019,000 120,516,829,000 64,535,476,000 4,878,367,904,000 0.0614
57 IMPC 2015 129,759,075,975 46,092,449,764 117,482,963,139 1,675,232,685,157 -0.0348
58 SIPD 2015 -362,030,918,107 93,835,262,965 205,597,582,102 2,246,770,166,899 0.2109
59 INTP 2015 4,356,661,000,000 945,978,000,000 5,049,117,000,000 27,638,360,000,000 -0.0092
60 MERK 2015 142,545,462,000 11,875,622,000 160,700,345,000 641,646,818,000 0.0098
61 RMBA 2015 -1,638,538,000,000 221,727,000,000 -2,823,747,000,000 12,667,314,000,000 -0.1111
62 JKSW 2015 -23,096,657,780 115,065,665 8,409,440,670 265,280,458,589 0.1183
63 KLBF 2015 2,057,694,281,873 351,147,692,596 2,456,995,428,106 13,696,417,381,439 0.0035
64 KAEF 2015 252,972,506,074 48,373,689,776 175,966,862,348 3,236,224,076,311 -0.0387
65 ARNA 2015 71,209,943,348 75,711,577,015 111,918,147,182 1,430,779,475,454 -0.0245
66 GGRM 2015 6,452,834,000,000 1,747,570,000,000 3,200,820,000,000 63,505,413,000,000 -0.0787
67 DLTA 2015 192,045,199,000 18,972,137,000 246,625,414,000 1,038,321,916,000 0.0343
68 INDF 2015 3,709,501,000,000 1,867,316,000,000 4,213,613,000,000 91,831,526,000,000 -0.0148
69 DVLA 2016 152,083,400,000 40,370,393,000 187,475,539,000 1,531,365,558,000 -0.0033
70 SIDO 2016 480,525,000,000 53,351,000,000 464,748,000,000 2,987,614,000,000 -0.0231
71 TSPC 2016 545,493,536,262 141,379,282,588 491,655,348,447 6,585,807,349,438 -0.0296
72 ADES 2016 55,951,000,000 31,612,000,000 119,156,000,000 767,479,000,000 0.0412
73 KINO 2016 181,110,153,810 38,754,471,276 11,867,374,074 3,284,504,424,358 -0.0633
Bersambung pada halaman selanjutnya
120
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
74 MBTO 2016 8,813,611,079 25,539,869,895 4,896,207,231 709,959,168,088 -0.0415
75 ALTO 2016 -26,500,565,763 34,838,305,788 20,444,874,139 1,165,093,632,823 0.0104
76 CEKA 2016 249,697,013,626 21,542,194,494 176,087,317,362 1,425,964,152,418 -0.0667
77 PSDN 2016 -36,662,178,272 23,085,841,148 24,429,296,083 653,797,725,408 0.0581
78 SKBM 2016 22,545,456,050 20,737,661,627 -33,834,235,357 1,001,657,012,004 -0.0770
79 ULTJ 2016 709,825,635,742 151,756,680,912 779,108,645,836 4,239,199,641,365 -0.0195
80 CINT 2016 20,619,309,858 9,201,657,292 39,761,184,974 399,336,626,636 0.0249
81 KICI 2016 362,936,663 2,760,557,214 -97,291,055 139,809,135,385 -0.0230
82 LMPI 2016 6,933,035,457 16,264,640,858 17,977,995,613 810,364,824,722 -0.0064
83 KBLI 2016 334,338,838,592 34,283,171,394 383,175,671,680 1,871,422,416,044 0.0078
84 KBLM 2016 21,245,022,916 18,682,358,812 33,243,538,568 639,091,366,917 -0.0105
85 SCCO 2016 340,593,630,534 29,829,592,340 522,526,634,709 2,449,935,491,586 0.0621
86 VOKS 2016 160,045,873,393 35,880,551,226 194,253,220,963 1,668,210,094,478 -0.0010
87 AMIN 2016 32,251,863,039 4,215,830,152 -6,128,494,910 252,452,307,121 -0.1687
88 ASII 2016 18,302,000,000,000 6,232,000,000,000 19,407,000,000,000 261,855,000,000,000 -0.0196
89 AUTO 2016 483,421,000,000 460,294,000,000 1,059,369,000,000 14,612,274,000,000 0.0079
90 IMAS 2016 -312,881,005,784 480,998,122,957 118,811,023,397 25,633,342,258,679 -0.0019
91 INDS 2016 49,556,367,334 99,656,663,042 193,436,286,326 2,477,272,502,538 0.0179
92 SMSM 2016 502,192,000,000 109,418,000,000 582,843,000,000 2,254,740,000,000 -0.0128
93 RICY 2016 14,033,426,519 40,782,501,370 82,494,120,808 1,288,683,925,066 0.0215
94 STAR 2016 462,555,306 12,932,774,909 36,390,716,827 690,187,353,961 0.0333
95 TRIS 2016 25,213,015,324 23,302,353,665 13,169,891,854 639,701,164,511 -0.0553
96 UNIT 2016 860,775,733 20,080,766,813 30,168,393,183 432,913,180,372 0.0213
97 AMFG 2016 260,444,000,000 231,446,000,000 333,042,000,000 5,504,890,000,000 -0.0289
98 KIAS 2016 -252,499,070,120 106,305,882,304 25,238,536,021 1,859,669,927,962 0.0922
Bersambung pada halaman selanjutnya
121
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
99 MLIA 2016 9,039,563,000 420,650,466,000 234,571,143,000 7,723,578,677,000 -0.0253
100 TOTO 2016 168,564,583,718 92,340,088,319 305,802,664,813 2,581,440,938,262 0.0174
101 ALKA 2016 516,167,000 1,421,672,000 12,555,800,000 136,618,855,000 0.0777
102 GDST 2016 31,704,557,018 13,593,605,602 87,280,999,316 1,257,609,869,910 0.0334
103 INAI 2016 35,552,975,244 14,682,014,888 -149,761,732,022 1,339,032,413,455 -0.1494
104 JPRS 2016 -19,268,949,081 992,419,256 409,779,231 351,318,309,863 0.0532
105 LION 2016 42,345,417,055 11,620,353,671 53,300,060,257 685,812,995,987 -0.0010
106 LMSH 2016 6,252,814,811 2,184,247,650 6,871,373,245 162,828,169,250 -0.0096
107 PICO 2016 13,753,451,941 8,304,337,797 6,595,052,098 638,566,761,462 -0.0242
108 TIRT 2016 28,988,504,757 17,805,702,726 2,138,273,411 815,997,477,795 -0.0547
109 AGII 2016 64,287,000,000 201,881,000,000 129,110,000,000 5,847,722,000,000 -0.0234
110 BUDI 2016 38,624,000,000 114,647,000,000 287,744,000,000 2,931,807,000,000 0.0459
111 DPNS 2016 10,009,391,103 1,966,760,267 14,127,914,662 296,129,565,784 0.0073
112 EKAD 2016 90,685,821,530 14,641,721,450 84,490,481,400 702,508,630,708 -0.0297
113 INCI 2016 9,988,836,259 7,548,321,660 -8,289,910,044 269,351,381,344 -0.0959
114 JPFA 2016 2,171,608,000,000 625,810,000,000 2,753,605,000,000 19,251,026,000,000 -0.0023
115 AKPI 2016 52,393,857,000 85,892,233,000 384,621,003,000 2,615,909,190,000 0.0942
116 APLI 2016 25,109,482,194 16,662,152,638 49,685,387,363 314,468,690,130 0.0252
117 BRNA 2016 12,664,977,000 141,305,156,000 90,207,118,000 2,088,696,909,000 -0.0305
118 IGAR 2016 69,305,629,795 10,180,794,599 63,688,738,725 439,465,673,296 -0.0359
119 TALF 2016 30,137,707,324 9,970,102,180 18,474,420,606 881,673,021,959 -0.0245
120 ALDO 2016 25,229,505,223 12,938,719,175 38,255,302,345 410,330,576,602 0.0002
121 KBRI 2016 -102,760,678,879 40,184,601,527 89,519,381,901 1,263,726,833,318 0.1204
122 KDSI 2016 47,127,349,067 29,323,543,578 85,536,484,701 1,142,273,020,550 0.0080
123 SPMA 2016 81,063,430,679 88,894,146,910 266,413,599,145 2,158,852,415,950 0.0447
Bersambung pada halaman selanjutnya
122
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
124 HDTX 2016 -393,567,637,000 244,057,010,000 404,043,778,000 4,743,579,758,000 0.1167
125 IMPC 2016 125,823,130,775 53,091,595,911 164,657,518,831 2,276,031,922,082 -0.0063
126 SIPD 2016 13,048,780,927 85,186,512,917 -5,128,315,318 2,567,211,193,259 -0.0403
127 INTP 2016 3,870,319,000,000 993,280,000,000 3,546,113,000,000 30,150,580,000,000 -0.0437
128 MERK 2016 153,842,847,000 13,410,270,000 43,799,001,000 743,934,894,000 -0.1659
129 RMBA 2016 -2,085,811,000,000 291,956,000,000 -2,567,883,000,000 13,470,943,000,000 -0.0575
130 JKSW 2016 -2,895,181,993 212,221,475 -4,777,645,439 273,181,586,009 -0.0077
131 KLBF 2016 2,350,884,933,551 397,069,428,541 2,159,833,281,176 15,226,009,210,657 -0.0386
132 KAEF 2016 271,597,947,663 51,449,729,961 198,050,928,789 4,612,562,541,064 -0.0271
133 ARNA 2016 91,375,910,975 98,294,046,577 95,618,365,174 1,543,216,299,146 -0.0609
134 GGRM 2016 6,672,682,000,000 2,085,569,000,000 6,937,650,000,000 62,951,634,000,000 -0.0289
135 DLTA 2016 254,509,268,000 19,046,453,000 259,851,506,000 1,197,796,650,000 -0.0114
136 INDF 2016 5,266,906,000,000 2,105,680,000,000 7,175,603,000,000 82,174,515,000,000 -0.0024
137 DVLA 2017 162,249,293,000 46,795,120,000 230,738,193,000 1,640,886,147,000 0.0132
138 SIDO 2017 533,799,000,000 60,536,000,000 640,695,000,000 3,158,198,000,000 0.0147
139 TSPC 2017 557,339,581,996 146,232,320,438 544,164,330,634 7,434,900,309,021 -0.0214
140 ADES 2017 38,242,000,000 34,296,000,000 87,199,000,000 840,236,000,000 0.0174
141 KINO 2017 109,696,001,798 43,634,452,914 240,312,298,590 3,237,595,219,274 0.0269
142 MBTO 2017 -24,690,826,118 26,371,149,104 -33,053,446,183 780,669,761,787 -0.0445
143 ALTO 2017 -62,849,581,665 35,275,891,878 5,602,423,448 1,109,383,971,111 0.0299
144 CEKA 2017 107,420,886,839 24,252,695,866 208,851,008,007 1,392,636,444,501 0.0554
145 PSDN 2017 32,150,564,335 21,062,896,698 -24,864,871,829 690,979,867,049 -0.1130
146 SKBM 2017 25,880,464,791 31,199,622,912 -98,662,799,904 1,623,027,475,045 -0.0960
147 ULTJ 2017 711,681,000,000 143,036,000,000 1,072,516,000,000 5,186,940,000,000 0.0420
148 CINT 2017 29,648,261,092 10,022,707,899 33,220,121,814 476,577,841,605 -0.0135
Bersambung pada halaman selanjutnya
123
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
149 KICI 2017 7,946,916,114 2,765,596,113 6,225,044,449 149,420,009,884 -0.0300
150 LMPI 2017 -31,140,558,174 16,465,855,213 -16,797,834,611 834,548,374,286 -0.0025
151 KBLI 2017 358,974,051,474 44,929,894,646 -65,871,447,329 3,013,760,616,985 -0.1559
152 KBLM 2017 43,994,949,645 16,491,150,547 -5,645,375,903 1,235,198,847,468 -0.0535
153 SCCO 2017 269,730,298,809 46,459,079,177 -70,250,625,762 4,014,244,589,706 -0.0963
154 VOKS 2017 166,204,959,339 35,840,278,259 68,692,517,377 2,110,166,496,595 -0.0632
155 AMIN 2017 39,082,873,015 3,984,397,812 -644,338,529 360,906,218,575 -0.1211
156 ASII 2017 23,165,000,000,000 6,511,000,000,000 23,285,000,000,000 295,646,000,000,000 -0.0216
157 AUTO 2017 547,781,000,000 449,578,000,000 394,229,000,000 14,762,309,000,000 -0.0409
158 IMAS 2017 -64,296,811,100 417,591,304,595 -601,612,476,031 31,375,311,299,854 -0.0304
159 INDS 2017 113,639,539,901 100,893,757,715 320,252,084,705 2,434,617,337,849 0.0434
160 SMSM 2017 555,388,000,000 110,629,000,000 446,032,000,000 2,443,341,000,000 -0.0900
161 RICY 2017 16,558,562,698 42,453,854,748 212,819,926,508 1,374,444,788,282 0.1119
162 STAR 2017 594,726,798 12,880,939,193 78,783,737,756 614,705,038,056 0.1062
163 TRIS 2017 14,198,889,550 22,599,414,546 44,384,663,571 544,968,319,987 0.0139
164 UNIT 2017 1,062,124,056 19,602,519,824 4,295,116,078 426,384,622,878 -0.0384
165 AMFG 2017 38,569,000,000 362,111,000,000 299,081,000,000 6,267,816,000,000 -0.0162
166 KIAS 2017 -85,300,976,555 106,418,184,039 -17,868,868,446 1,767,603,505,697 -0.0221
167 MLIA 2017 47,534,072,000 412,525,197,000 244,550,943,000 5,186,685,608,000 -0.0416
168 TOTO 2017 278,935,804,544 93,738,296,797 421,340,061,708 2,826,490,815,501 0.0172
169 ALKA 2017 15,406,256,000 2,010,138,000 -3,678,215,000 305,208,703,000 -0.0691
170 GDST 2017 10,284,697,314 13,101,535,960 31,357,855,008 1,286,954,720,465 0.0062
171 INAI 2017 38,651,704,520 16,981,393,874 51,365,012,507 1,213,916,545,120 -0.0035
172 JPRS 2017 -14,894,192,084 883,515,594 1,335,518,930 357,404,148,034 0.0429
173 LION 2017 9,282,943,009 12,776,278,792 9,661,711,698 681,937,947,736 -0.0182
Bersambung pada halaman selanjutnya
124
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
174 LMSH 2017 12,967,113,850 2,617,910,208 15,388,660,677 161,163,426,840 -0.0012
175 PICO 2017 16,824,380,227 11,214,523,510 2,326,543,149 720,238,957,745 -0.0357
176 TIRT 2017 1,001,385,942 19,915,508,094 -12,654,191,609 859,299,056,455 -0.0391
177 AGII 2017 97,598,000,000 230,831,000,000 213,726,000,000 6,403,543,000,000 -0.0179
178 BUDI 2017 45,691,000,000 143,569,000,000 69,285,000,000 2,939,456,000,000 -0.0408
179 DPNS 2017 5,963,420,071 1,945,821,957 -3,994,084,302 308,491,173,960 -0.0386
180 EKAD 2017 76,195,665,729 19,944,310,414 51,605,876,745 796,767,646,172 -0.0559
181 INCI 2017 16,554,272,131 8,925,518,932 12,507,667,355 303,788,390,330 -0.0427
182 JPFA 2017 1,107,810,000,000 679,046,000,000 770,662,000,000 21,088,870,000,000 -0.0482
183 AKPI 2017 13,333,970,000 94,590,262,000 145,628,143,000 2,745,325,833,000 0.0137
184 APLI 2017 -1,329,429,201 19,111,784,009 10,904,672,310 398,698,779,619 -0.0173
185 BRNA 2017 -178,283,422,000 143,384,673,000 9,047,191,000 1,964,877,082,000 0.0224
186 IGAR 2017 72,376,683,136 10,606,105,924 88,100,059,088 513,022,591,574 0.0100
187 TALF 2017 21,465,836,784 15,012,071,092 804,193,508 921,240,988,517 -0.0387
188 ALDO 2017 29,035,395,397 12,869,524,731 12,706,380,594 498,701,656,995 -0.0585
189 KBRI 2017 -125,704,262,232 40,085,043,803 21,819,141,542 1,171,234,610,856 0.0917
190 KDSI 2017 68,965,208,549 32,720,350,798 -61,261,640,106 1,328,291,727,616 -0.1227
191 SPMA 2017 92,280,117,234 87,018,101,113 131,771,691,225 2,175,660,855,114 -0.0218
192 HDTX 2017 -847,049,209,000 253,510,669,000 160,125,322,000 4,035,086,385,000 0.1868
193 IMPC 2017 91,303,491,940 53,539,204,710 20,613,985,520 2,294,677,493,483 -0.0541
194 SIPD 2017 -354,925,000,000 82,562,000,000 -54,375,000,000 2,239,699,000,000 0.0973
195 INTP 2017 1,859,818,000,000 1,178,036,000,000 2,781,805,000,000 28,863,676,000,000 -0.0089
196 MERK 2017 144,677,294,000 16,443,188,000 129,919,801,000 847,006,544,000 -0.0368
197 RMBA 2017 -480,063,000,000 312,568,000,000 6,706,000,000 14,083,598,000,000 0.0124
198 JKSW 2017 -3,925,258,889 341,834,708 1,047,654,105 252,294,581,992 0.0184
Bersambung pada halaman selanjutnya
125
Lampiran 3a (Lanjutan)
No Kode Tahun Laba Bersih Depresiasi Arus Kas Operasi Total Aset KONSAKT
199 KLBF 2017 2,453,251,410,604 403,190,023,702 2,008,316,536,066 16,616,239,416,335 -0.0510
200 KAEF 2017 331,707,917,461 63,738,903,328 5,241,243,654 6,096,149,000,000 -0.0640
201 ARNA 2017 122,183,909,643 106,090,239,577 245,599,197,741 1,601,346,561,573 0.0108
202 GGRM 2017 7,755,347,000,000 2,243,993,000,000 8,204,579,000,000 66,759,930,000,000 -0.0269
203 DLTA 2017 279,772,635,000 18,214,221,000 342,202,126,000 1,340,842,765,000 0.0330
204 INDF 2017 5,145,063,000,000 2,134,560,000,000 6,507,803,000,000 87,939,488,000,000 -0.0088
Sumber: Data sekunder yang diolah (2018)
126
Hasil Output SPSS
LAMPIRAN 4
127
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LEV 204 .0707400 2.7668699 .453272675 .3414456580
GROWTH 204 -1.1726540 7.0736138 1.489483618 1.4951807530
SIZE 204 25.6194831 33.3201839 28.194068850 1.5228024670
BONUS 204 .0000000 .8732909 .056117046 .1448468320
ROE 204 -2.5396097 .5203761 .052790199 .2241338980
KONSAKT 204 -.1687296 .2108775 -.008566247 .0567162973
Valid N (listwise) 204
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
128
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 204
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .05011306
Most Extreme Differences Absolute .058
Positive .052
Negative -.058
Test Statistic .058
Asymp. Sig. (2-tailed) .093c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
129
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.013 .069 -.192 .848
LEV .005 .011 .030 .461 .646 .904 1.106
GROWTH -.003 .003 -.088 -1.311 .191 .881 1.136
SIZE .000 .002 .012 .178 .859 .894 1.118
BONUS .017 .025 .042 .651 .516 .939 1.065
ROE -.113 .016 -.445 -6.974 .000 .968 1.033
a. Dependent Variable: KONSAKT
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .468a .219 .200 .0507418599 2.080
a. Predictors: (Constant), ROE, BONUS, GROWTH, LEV, SIZE
b. Dependent Variable: KONSAKT
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan White-Test
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .280a .078 .026 .00409
a. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5, X3KUADRAT, LEV,
X4KUADRAT, X2KUADRAT, ROE, X1KUADRAT, BONUS, GROWTH,
X5KUADRAT, SIZE
b. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
130
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .000 11 .000 1.484 .140b
Residual .003 192 .000
Total .003 203
a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
b. Predictors: (Constant), X1X2X3X4X5, X3KUADRAT, LEV, X4KUADRAT, X2KUADRAT,
ROE, X1KUADRAT, BONUS, GROWTH, X5KUADRAT, SIZE
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .041 .076 .539 .590
LEV .003 .002 .256 1.352 .178
GROWTH -8.487E-6 .001 -.003 -.013 .990
SIZE -.002 .005 -.789 -.410 .682
BONUS -.007 .007 -.243 -1.015 .311
ROE .000 .003 .009 .064 .949
X1KUADRAT -.001 .001 -.193 -1.049 .295
X2KUADRAT 5.737E-6 .000 .012 .053 .957
X3KUADRAT 2.636E-5 .000 .561 .292 .770
X4KUADRAT .005 .009 .133 .590 .556
X5KUADRAT .005 .003 .493 1.701 .091
X1X2X3X4X5 .002 .002 .412 1.362 .175
a. Dependent Variable: RES_1KUADRAT
Chi Square Hitung : R Square x n
0,078 x 204
15,912
Chi Square Tabel : 238,322
15,912 < 238,322 = bebas heteroskedastisitas