pengaruh corporate social responsibility …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20297423-s-stephanus...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DISCLOSURE TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi
STEPHANUS KOKO ARDHI NUGROHO
(0906612623)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA EKSTENSI
DEPOK
MEI 2012
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
D ' UNIVERSITAS INDONESIA! FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK~ DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASIIii'
PROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PERNY AT AAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalab basil karya saya sendiri,
dan sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telab saya nyatakan dengan benar.
Nama : Stephanus Koko Ardhi NugrohoNPM : 0906612623
Tanda Tangan: ~Tangga1 : 9 Mei 2012
111
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
NamaNPMProgramStudiJudul Skripsi
UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKDEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
: Stephanus Koko Ardhi Nugroho: 0906612623
: Administrasi Niaga: "Pengaruh Corporate Social Responsibility DisclosureTerhadap Cost of Equity Capitaf'
Telah diperiksa oleh Ketua Program Sarjana dan Pembimbing serta dinyatakanlayak untuk diajukan ke sidang Skripsi Program Sarjana Departemen IImuAdministrasi Fakultas IImu Sosial dan IImu Politik Universitas Indonesia.
Disetujui OlehKetua Program Sarjana Ekstensi, Pembimbing,
(&[)
NIP. 195202181979021002
~(Umanto Eko P. S. Sos., M.Si)
NIP.0908050336
IV
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIAFAKUL TAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKDEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASIPROGRAM SARJANA EKSTENSI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Stephanus Koko Ardhi Nugroho
: 09066] 2623NPM
Program Studi
Judul Skripsi
: Administrasi Niaga
: "Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure
Terhadap Cost of Equity Capitaf'
telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi
pada Program Studi Departemen Ilmu administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan IImu
Politik, Universitas Indonesia
DEW AN PENGUJI
Pembimbing : Umanto Eko P. S. Sos., M. Si (..~ )
Penguji Ahli : Ir. BernardusYuliartoN. MSM., PhD
Ketua Sidang : Dra. Retno Kusumastuti M. Si
SekretarisSidang : Erwin HarinurdinS. Sos, M. S. Ak
Ditetapkan di : DepokTanggal : 9 Mei 2012
v
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
vi
KATA PENGANTAR
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta dan kasih sayangnya yang kekal.
Dengan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Penelitian ini
dilakukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial Jurusan
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan dalam penelitian ini dan penulis dibantu oleh
banyak pihak dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
2. Drs. Asrori, MA, FLMI, selaku Ketua Program Sarjana Ekstensi
Departemen Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Imdonesia.
3. Dra. Fibria Indriati, M.si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga, Program Sarjana Ekstensi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia.
4. Umanto Eko P. S.Sos., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktunya untuk membimbing penulis ditengah kesibukan
beliau.
5. Ir. Bernardus Y. Nugroho, MSM, Ph.D, selaku penguji ahli dalam sidang
skripsi.
6. Seluruh staff pengajar dan sekretariat S1 Ekstensi Administrasi Niaga
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
7. Keluargaku tercinta, yang telah memberikan dukungan baik moril dan
materiil.
8. Juningsih Anggraeni, atas kesediaannya “diganggu” oleh penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
vii
9. Linda Kartika Sanistyaningrum dan Tri Budilaksono, atas bantuan yang
diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Ikhsan Lutfiardi, sebagai teman satu bimbingan dalam hari-hari bimbingan
bersama.
11. Semua teman-teman di S1 Ekstensi Administrasi Niaga 2009 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
12. Seluruh pihak lain yang tidak dapat saya cantumkan satu persatu, terima
kasih atas segala doa, bantuan, dan dukungannya.
Akhir kata, saya berharap agar Tuhan Yang Maha Esa dapat berkenan
membalas seluruh kebaikan pihak-pihak yang telah membantu. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 9 Mei 2012
Penulis
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
HALAMAN PERNY ATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI,TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Stephanus Koko Ardhi NugrohoNPM : 0906612623
Program Studi : Ilmu Administrasi NiagaDepartemen : Ilmu AdministrasiFaku1tas : Ilmu Sosial dan Ilmu Po1itik
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudu1:
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURETERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Roya1tiNoneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,menga1ihmedia/formatkan,menge1o1ada1am bentuk pangkalan data (database),merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya se1amatetap mencantumkan namasaya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya,
Dibuat di : DepokPada Tanggal : 9 Mei 2012
Yang menyatakan
~(Stephanus Koko Ardhi Nugroho)
Vlll
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
ix
Universitas Indonesia
UNIVERSITY OF INDONESIA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES
DEPARTEMENT OF ADMINISTRATIVE SCIENCE
UNDERGRADUATED PROGRAM
ABSTRAK
Nama : Stephanus Koko Ardhi Nugroho
Program studi : Administrasi Niaga
Judul : Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure Terhadap
Cost of Equity Capital Periode 2007 – 2010
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari pengungkapan
tanggung jawab sosial terhadap cost of equity capital perusahaan yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010. Data yang digunakan adalah
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan dalam
laporan tahunan.
Dalam penelitian ini terdapat satu hipotesis yang diusulkan, yaitu untuk
menganalisis terdapatnya pengaruh dari pengungkapan tanggung jawab social
perusahaan terhadap cost of equity capital. Metode yang dilakukan untuk
menjawab hipotesis tersebut adalah uji data panel dengan mengunakan metode uji
data panel GLS (Generalized Least Square). Hasil dari penelitian ini ditemukan
bahwa tidak ada pengaruh antara corporate social responsibility disclosure
terhadap cost of equity capital. Dibuktikan dengan uji t yang sudah dihasilkan
pada penelitian ini, yaitu pada variabel CSRDI suatu perusahaan terhadap biaya
modal ekuitas perusahaan.
Kata kunci:
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, biaya modal ekuitas
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
x
Universitas Indonesia
UNIVERSITY OF INDONESIA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES
DEPARTEMENT OF ADMINISTRATIVE SCIENCE
UNDERGRADUATED PROGRAM
ABSTRACT
Name : Stephanus Koko Ardhi Nugroho
Study Program : Business Administration
Title : Effect Corporate Social Responsibility Disclosure
to Cost of Equity Capital of the Period 2007 - 2010
This study aims to analyze the effect of disclosure of social responsibility
to the cost of equity capital companies listed on the Indonesia Stock Exchange in
2007 – 2010. The data used is the disclosure of corporate social responsibility are
disclosed in the annual report.
In this study, the is one hypothesis proposed, namely to analyzed the
presence of the influence of corporate social responsibility disclosure to the cost
of equity capital. Method in place to address this hypothesis are the data panel
using panel data test method GLS (Generalized Least Square). The result of this
study found that there was no influence of corporate social responsibility
disclosure to the cost of equity capital. Evidenced by the t test that has been
generated in this study, namely a company’ CSRDI variable to the cost of equity
capital.
Keywords:
Corporate Social Responsibility Disclosure, Cost of Equity Capital
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
xi
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PENGESAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Pokok Permasalahan
5
1.3 Tujuan Penelitian
6
1.4 Signifikasi Penelitian
7
1.5 Batasan Penelitian
7
1.6 Sistematika Penulisan
7
BAB II TINJAUAN LITERATUR
9
2.1 Penelitian Terdahulu
9
2.2 Kerangka Model Teoritis
13
2.2.1 Corporate Social Responsibility
13
2.2.1.1 Definisi Corporate Social Resposibility
13
2.2.1.2 Teori-teori Corporate Social Responsibility
14
2.2.1.3 Pengelompokan Corporate Social Responsibility
16
2.2.1.4 Level Corporate Social Responsibility
17
2.2.1.5 Pendekatan Corporate Social Responsibility
18
2.2.1.6 Studi Tentang Corporate Social Responsibility
19
2.2.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility
21
2.2.2.1 Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
23
2.2.2.2 Keuntungan Melakukan Program CSR
24
2.2.2.3 Lingkup Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan
26
2.2.3 Biaya Modal Ekuitas
29
2.2.4 Hubungan Antara Pengungkapan Teoritis dan Biaya Modal
Ekuitas
31
2.2.4.1 Estimasi Risiko dan Biaya Modal Ekuitas
31
2.2.4.2 Biaya Transaksi, Informasi Asimetri dan Biaya Modal
Ekuitas
31
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
xii
Universitas Indonesia
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
34
3.1 Pendekatan Penelitian
34
3.2 Jenis Penelitian
34
3.3 Populasi dan Sampel
35
3.4 Metode Pengumpulan Data
36
3.5 Pengembangan Hipotesis
37
3.6 Variabel Penelitian
39
3.6.1 Variabel Independen
39
3.6.2 Variabel Dependen
40
3.6.3 Variabel Kontrol
40
3.7 Teknik Analisis Data
41
3.7.1 Statistik Deskriptif
41
3.7.2 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Ordinary
Least Square / Data Panel Common Effect
41
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
42
3.7.4 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Generalized
Least Square
45
3.7.3 Uji R-square, Uji t dan Uji F
45
BAB IV ANALISIS DATA
47
4.1 Deskripsi Data
47
4.4.1 Gambaran Umum Penelitian
47
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
48
4.3 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode OLS
50
4.3.1 Common Effect
50
4.4 Uji Asumsi Klasik
51
4.4.1 Uji Normalitas
51
4.4.2 Uji Multikolinearitas
52
4.4.3 Uji Autokorelasi
54
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas
55
4.5 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode GLS
57
4.6 Uji Hipotesis Keseluruhan (F-Stat)
59
4.7 Uji Individual (Uji t)
59
4.8 Implikasi Manajerial
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
63
5.1 Kesimpulan
63
5.2 Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
64
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
xiii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Mengenai Corporate Social
Responsibility
11
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
47
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
48
Tabel 4.3 Hasil Estimasi dengan Common Effect
50
Tabel 4.4 Uji Normalitas Variabel CSRDI
52
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
53
Tabel 4.6 Ketentuan nilai Durbin-Watson
54
Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Glejser
56
Tabel 4.8 Hasil Estimasi dengan Metode Generalized Least Square
58
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
xiv
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR 67
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
1
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) yang dicetuskan di Amerika
Serikat pada tahun 1930-an pada awalnya adalah usaha untuk melindungi buruh
dari penindasan yang dilakukan perusahaan. Saat ini banyak definisi yang
menjelaskan makna CSR, yang juga terus berubah seiring berjalannya waktu.
CSR antara lain didefinisikan sebagai komitmen yang berkesinambungan dari
kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi
perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan
dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya
(CSR: Meeting Changing Expectations, 1999).
Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility yang
selanjutnya disingkat menjadi CSR adalah kontribusi sebuah perusahaan yang
terpusat pada aktivitas bisnis, investasi sosial dan program philantrophy, dan
kewajiban dalam kebijakan publik (Wineberg 2004:72 dalam Tanudjaja 2006).
Tujuan dari adanya CSR yaitu sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan
karena dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Kondisi dunia yang
tidak menentu seperti terjadinya global warming, kemiskinan yang semakin
meningkat serta memburuknya kesehatan masyarakat memicu perusahaan untuk
melakukan tanggung jawabnya. CSR bagian yang penting dalam strategi
perusahaan dalam berbagai sektor dimana terjadi ketidakkonsitenan antara
keuntungan perusahaan dan tujuan sosial, atau perselisihan yang dapat terjadi
karena isu-isu tentang kewajaran yang berlebihan (Heal, 2004). Jadi CSR
merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani
kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. CSR juga dapat
diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mepertanggungjawabkan dampak
operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan. CSR telah banyak
dilakukan dibeberapa negara. Survei KPMG di seluruh dunia tahun 2005
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
2
Universitas Indonesia
memperlihatkan bahwa praktek pelaporan yang berkesinambungan mengirimkan
pesan pada GRI (Global Reporting Initiative) yaitu peningkatan signifikan
penggunaan GRI guidline sejak tahun 2002 sebagai kerangka pelaporan satu-
satunya secara global. Ini mengindikasikan bahwa adanya peningkatan pengunaan
GRI berarti adanya peningkatan pelaporan CSR. CSR akan menjadi strategi bisnis
yang yang tidak dapat dipisahkan dalam perusahaan. Pengungkapan CSR dalam
laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun,
mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan
politis (Guthrie dan Parker, 1990).
Pengambil keputusan ekonomi saat ini, tidak hanya melihat kinerja
keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas tidak
cukup hanya dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan. Penerapan CSR
dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para investor
cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan
CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustantibility tentu akan
mennerjemahkan prinsip sustantibility ke dalam strategi dan operasi
perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi
perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan
keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapat
menggunakan informasi CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif
perusahaan. Eipstein dan Freedman (1994) seperti yang dikutip Sayekti dan
Ludovicus, (2007), menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap
informasi sosial yang dilaporkan dalam laporan tahunan, sehingga manajemen
perusahaan saat ini tidak hanya dituntut terbatas atas pengelolaan dana yang
diberikan, namun juga meliputi dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan
terhadap lingkungan alam dan sosial. Menurut Arya dan Zhang (2009) seperti
yang dikutip Nuzula dan Kato (2010), upaya perusahaan untuk melakukan CSR
bukanlah sesuatu yang sia-sia dan investor memberikan respon yang baik pada
perusahaan–perusahaan tersebut. Survey global yang dilakukan oleh The
Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan
investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
3
Universitas Indonesia
utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, Desember 2006). Melihat
tuntutan tersebut di atas, perusahaan–perusahaan publik di Indonesia yang
membuat pelaporan CSR secara terpisah mengalami peningkatan sebanyak
21,11% pada tahun 2008 dibandingkan tahun sebelumnya (ISRA, 2010). Kelana
dan Chandra Wijaya (2005) menyatakan bahwa aspek kepercayaan dari investor
merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh dalam pasar saham.
Oleh sebab itu, suatu pengungkapan akan ditanggapi oleh investor dengan
beragam. Pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan diharapkan mampu
mem-berikan signal dan dapat meningkatkan nilai perusahaan dimata investor.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR
mengharapkan akan direspon positif oleh pelaku pasar sehingga dapat
memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Suatu informasi dapat dikatakan
mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan
reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal.
Tuntutan masyarakat dan perkembangan demokrasi serta derasnya arus
globalisasi dan pasar bebas, sehingga memunculkan kesadaran dari dunia industri
tentang pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Laporan keuangan merupakan signal untuk mengkomunikasikan informasi
“penting” yang dimiliki manajemen perusahaan, misalnya perkiraan manajemen
(Frankel et al. 1995:149) dan profitabilitas perusahaan (Kanodia dan Lee
1998:49). Laporan keuangan yang tidak memberikan tingkat disclosure yang
memadai oleh sebagian investor dipandang sebagai laporan keuangan yang
berisiko. Apabila investor menilai suatu perusahaan berisiko tinggi berdasarkan
laporan keuangan yang dihasilkan, maka nilai return yang diharapkan oleh
investor juga tinggi, yang pada gilirannya akan menyebabkan tingginya biaya
ekuitas yang harus dikeluarkan oleh perusahaan (Coles et al. 1995:362); (Clarkson
et al. 1996:69,79)
Pengaruh tingkat pengungkapan CSR terhadap biaya ekuitas ini,
sebelumnya telah banyak diteliti, diantaranya oleh Financial Reporting of the
American Institute of Certified Public Accountants (Jenkin Committee)
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
4
Universitas Indonesia
sebagaimana dikutip oleh Botosan (1997:324) yang menyatakan bahwa
keuntungan pentingnya disclosure adalah biaya yang rendah untuk equity capital.
Demikian pula hasil penelitian yang disimpulkan oleh Botosan (1997:346)
mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure dan biaya ekuitas
perusahaan. Meskipun memang pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya
ekuitas perusahaan dirasa kurang signifikan pada perusahaan yang menjadi pusat
perhatian sejumlah besar analis keuangan. Lang dan Lundholm (1996:490)
menemukan bukti secara tidak langsung dari penelitiannya tentang adanya
keuntungan potensial dari pengungkapan CSR yang tinggi, selain banyak menarik
investor juga mengurangi risiko estimasi dan asimetri informasi, di mana masing-
masing menunjukkan pengurangan biaya modal. Selain itu, dalam pengungkapan
yang lebih baik akan membuat proses alokasi modal lebih efisien dan mengurangi
biaya modal rata-rata.
Pengungkapan CSR yang tinggi tidak selamanya akan menurunkan biaya
ekuitas. Hal yang sebaliknya dapat terjadi, ketika perusahaan ternyata mempunyai
banyak “masalah”, maka dengan tingkat disclosure yang tinggi, semakin banyak
informasi yang riskan akan diketahui oleh investor sehingga investor meminta
return yang tinggi dan akibatnya tingkat biaya ekuitas yang harus ditanggung oleh
perusahaan semakin tinggi. Financial Executive Institute juga menyatakan bahwa
bila informasi yang dilaporkan dalam disclosure tersebut adalah ditujukan pada
pedagang saham (Stock Trader), maka hanya akan menambah ketidakstabilan
harga saham, sehingga menaikkan risiko dan membawa biaya ekuitas yang lebih
tinggi. Meskipun masih mengundang perdebatan apakah disclosure yang tinggi
akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya, tampaknya semua sepakat bahwa
terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup signifikan terhadap biaya
ekuitas. Menentukan tingkat disclosure atau pengungkapan laporan keuangan
suatu perusahaan yang diduga berpengaruh terhadap tingkat biaya ekuitas
perusahaan yang bersangkutan tidaklah mudah. Penelitian yang dilakukan oleh
Chalmers et al. (2001:16), menyatakan bahwa tidak ditemukannya bukti yang
mendukung bahwa pemenuhan mandatory GAAP disclosure mengacu pada biaya
modal (cost of capital), khususnya biaya hutang (cost of debt). Pengaruh tingkat
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
5
Universitas Indonesia
disclosure terhadap biaya ekuitas adalah suatu masalah yang menarik dan penting
bagi komunitas pelaporan keuangan. Meskipun masih mengundang perdebatan
apakah disclosure yang tinggi akan menurunkan biaya ekuitas atau sebaliknya,
tampaknya semua sepakat bahwa terdapat pengaruh tingkat disclosure yang cukup
signifikan terhadap biaya ekuitas.
.
1.2 Pokok Permasalahan
Perusahaan bertanggung jawab sosial menarik bagi konsumen yang peduli
tentang masalah sosial yang sesuai, yang mengarah ke penjualan yang lebih
unggul dan kinerja keuangan (Lev et al. 2010). Investor yang sadar akan isu-isu
sosial investor bersedia membayar premi untuk sekuritas perusahaan bertanggung
jawab secara sosial (Anderson dan Frankel 1980; Richardson dan Welker 2001).
Mungkin yang lebih penting, beberapa proyek CSR memiliki implikasi langsung
untuk arus kas positif bahkan dalam waktu dekat. Misalnya, praktek-praktek
terkait untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dapat mengurangi
mengurangi biaya yang tidak perlu dan meningkatkan moral karyawan. Dengan
demikiandapat terjadi efisiensi produksi. Argumen-argumen ini menyoroti
pentingnya pengungkapan CSR dalam mengurangi asimetri informasi dan
ketidakpastian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan (Rodriguez et al. 2006), yang pada akhirnya dapat mengurangi biaya
modal ekuitas. Namun demikian, pengaruh pengungkapan CSR terhadap
pengurangan biaya modal ekuitas tidak selalu jelas. Pelaporan CSR
tersendiri tunduk pada pedoman peraturan yang masih sangat terbatas. Ada
kekhawatiran tentang kegunaan dari jenis pengungkapan karena adanya
perbandingan-perbandingan tertentu dan masalah kredibilitas dan perilaku
oportunistik perusahaan (Ingram dan Frazier 1980; Hobson dan Kachelmeier 2005
). Pada akhirnya, apakah pengungkapan CSR secara sukarela mengurangi biaya
modal ekuitas sebuah perusahaan masih berupa suatu pertanyaan empiris.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Penilaian kinerja CSR perusahaan besar sering tersedia untuk investor
melalui pihak ketiga. Peringkat ini bisa langsung berhubungan dengan biaya
modal ekuitas dari perusahaan-perusahaan. Namun, peringkat saja tidak mungkin
untuk memberikan informasi yang cukup untuk investor untuk menilai kinerja
CSR perusahaan secara keseluruhan. Detil pengungkapan CSR berpotensi
memberikan informasi tambahan yang diperlukan bagi investor untuk mencerna
informasi yang diberikan. Selanjutnya, mengungkapkan kegiatan CSR secara
sukarela menunjukkan kepercayaan perusahaan dalam kinerja CSR mereka, yang
mengirimkan sinyal positif kepada investor, atau, dalam kasus kinerja CSR yang
buruk, memungkinkan perusahaan untuk memberikan penjelasan. Oleh karena itu,
pengungkapan CSR berisi informasi di luar yang terkandung dalam tingkat kinerja
CSR.
Pada penelitian sebelumnya terdapat kaitan antara pengaruh CSR
Disclosure terhadap cost of equity capital, namun penelitian ini dilakukan di pasar
modal Amerika. Sehingga menarik untuk diteliti bagaimana pengaruh CSR
terhadap cost of equity capital di pasar modal Indonesia. Hal yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat pengaruh dari corporate social responsibility disclosure
terhadap cost of equity capital perusahaan terhadap perusahaan yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah :
Menganalisis pengaruh dari corporate social responsibility disclosure
terhadap cost of equity capital perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2010.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.4 Signifikasi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat pada:
1. Akademisi
Memberikan pengetahuan kepada para akademis mengenai
pengungkapan corporate social responsibility dan pengaruhnya
terhadap cost of equity capital.
2. Investor atau Calon Investor
Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
pengetahuan mengenai perubahan besar cost of equity capital jika
melaksanakan corporate social responsibility, sehingga diharapkan
dapat membantu investor dalam menganalisis, menentukan, dan
mengambil keputusan investasi yang baik dan mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emiten
Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
reaksi pasar terhadap saham emiten tersebut.
1.5 Batasan Penelitian
Lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 sampai dengan 2010 yang melaksanakan
pengungkapan tanggung jawab perusahaan.
1.6 Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah dalam mendapatkan gambaran yang lengkap dan
jelas tentang permasalahan yang akan dibahas, maka penulisan ini dibagi menjadi
lima bab. Masing-masing bab dibagi dalam sub-sub bab dengan kerangka
penulisan sebagai berikut:
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
8
Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN LITERATUR
Bab ini akan meninjau teori-teori dari permasalahan yang diteliti yang berkaitan
dengan pengumuman pembagian dividen dan instrumen-instrumen pengukur
kinerja keuangan perusahaan melalui sumber pustaka buku dan referensi lainnya.
Hal ini berguna sebagai landasan berpikir untuk memecahkan permasalahan.
Selain itu bab ini juga meninjau penelitian-penelitian yang berkaitan dengan tema
penelitian ini yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang data-data yang mendukung penelitian ini,
sumber data berasal, metode analisis data, definisi dari teknik pengolahan data
yang dilakukan, dan model penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini.
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil pengolahan data berdasarkan model penelitian serta
analisis terhadap hasil penelitian tersebut.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil analisis dan pembahasan serta
kesimpulan dan saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti
juga akan membeberkan kesulitan yang dihadapi selama penyusunan penelitian
skripsi ini dan kekurangan dalam penelitian.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
9
Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Penelitian Terdahulu
Hail (2001) memberikan bukti adanya pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya modal. Penelitian yang mengambil sampel perusahaan-perusahaan
yang berada di Swiss ini, lebih banyak mengacu pada penelitian yang dilakukan
Botosan. Hail memberikan bukti langsung dari sifat hubungan dan menganalisis
pengaruh kebijakan voluntary disclosure terhadap biaya modal. Hasil
penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan membuktikan
tingginya signifikansi pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Sayekti dan Wondabio (2007) bertujuan
untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan
tahunan perusahaan terhadap Earning Respone Coefficient (ERC). ERC itu sendiri
adalah respon pasar terhadap laba perusahaan. Penelitian ini memprediksi bahwa
pengaruh tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan
perusahaan terhadap ERC adalah negatif. Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2005 yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Variabel dependen yang digunakan adalah Cummulative
Abnormal Return (CAR) yang merupakan proksi dari market’s expected earning.
Sedangkan variabel independennya adalah Unexpected Earning (UE) dan
pengungkapan informasi CSR dalam annual report perusahaan atau Corporate
Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI). Pengukuran variabel CSRDI
menggunakan content analysis yang mengukur variety dari CSRDI. Instrumen
pengukuran CSRDI yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen
yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokkan informasi CSR ke
dalam kategori: Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan
Masyarakat, dan Umum. Total item CSR berkisar antara 63 sampai dengan 78,
tergantung dari jenis industri perusahaan. Checklist CSR Disclosures berdasarkan
indikator GRI (Global Reporting Initiatives).
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
10
Universitas Indonesia
Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang
(2011), bertujuan untuk meneliti potensi manfaat yang terkait dengan inisiasi
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pengurangan biaya
modal ekuitas perusahaan. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan dengan
biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung untuk memulai
pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa perusahaan dengan
kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan selanjutnya
dalam biaya modal ekuitas. Selanjutnya, perusahaan dengan kinerja tanggung
jawab sosial yang unggul menarik investor Penelitian ini menggunakan DISCIi
sebagai variabel indikator, dimana DISCI sama dengan 1 jika perusahaan
mengungkapkan sebuah laporan CSR sukarela untuk pertama kalinya pada tahun t
pada saat perusahaan mulai berjalan, dan 0 untuk perusahaan yang tidak
melakukan pengungkapan laporan CSR. Oleh karena itu, kelompok kontrol DISCI
0, yaitu, perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan CSR, termasuk semua
tahun-tahun perusahaan yang tidak pernah mengeluarkan laporan CSR dan tahun-
tahun sebelum dan sesudah perusahaan memulai melakukan pelaporan CSR untuk
pertama kali.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Botosan (1997:323-349)
menunjukkan bukti lain akan adanya hubungan negatif antara tingkat disclosure
dan biaya ekuitas. Dalam pengujian hipotesisnya yang kedua, Botosan membagi
sampel perusahaan menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan yang menarik
banyak analis keuangan dan perusahaan yang menarik sedikit analis keuangan.
Dengan pembagian sampel penelitian tersebut, Botosan berusaha meneliti
signifikansi hubungan tingkat disclosure dan biaya ekuitas (cost of equity) pada
kedua subsampel tersebut. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
hubungan tingkat disclosure dan biaya ekuitas (cost of equity) kurang signifikan
pada perusahaan yang banyak menarik analis keuangan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penelitian untuk
mengetahui pengaruh CSR disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan.
Peneliti menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI)
sebagai variabel independen. Untuk variabel dependen yaitu cost of equity capital,
proksi-proksinya adalah long-term debt dan stock. Sampel penelitian yang
digunakan peneliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007 hingga 2010.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu Mengenai Corporate Social Responsibility
No. Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
1. Hail (2001) The Impact of
Voluntary
Corporate
Disclosure on
The Ex ante
Cost of
Capital – A
Swiss Point of
View
Memberikan
bukti adanya
pengaruh
tingkat
disclosure
terhadap biaya
modal
Menggunakan
metode regresi
sederhana
Menunjukkan
hubungan yang
negatif dan
membuktikan
tingginya
signifikansi
pengaruh tingkat
disclosure
terhadap biaya
modal.
2. Sayekti dan
Wondabio
(2007)
Pengaruh CSR
Disclosure
terhadap
Earning
Response
Coefficient
(Suatu Studi
Empiris pada
Perusahaan
yang Terdaftar
di Bursa Efek
Jakarta)
Menguji
pengaruh
tingkat
pengungkapan
informasi CSR
dalam laporan
tahunan
perusahaan
terhadap
Earning
Respone
Coefficient
(ERC)
Menggunakan
metode ordinary
least square
(OLS) cross-
sectional
- Semakin
perusahaan
berisiko, maka
ERC akan
semakin
rendah
- Pengungkapan
informasi
CSR dalam
laporan
tahunan
perusahaan
akan
menurunkan
ERC
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
12
Universitas Indonesia
No. Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil
3. Dhaliwal,Zhen
Li, Tsang, dan
Yang, (2011)
Voluntary
Nonfinancial
Disclosure and
the Cost of
Equity Capital
: The Initiation
of Corporate
Social
Responsibility
Reporting
Meneliti
potensi
manfaat yang
terkait dengan
inisiasi
pengungkapan
tanggung
jawab sosial
perusahaan
terhadap
pengurangan
biaya
modal ekuitas
perusahaan.
Menggunakan
metode logistic
regression model
Perusahaan
dengan biaya
modal yang
tinggi pada
tahun
sebelumnya
cenderung
untuk memulai
pengungkapan
kegiatan CSR
pada tahun
berjalan dan
bahwa
perusahaan
dengan kinerja
tanggung jawab
sosial yang
unggul
menikmati
pengurangan
dalam biaya
modal ekuitas.
4. Botosan
(1997)
Disclosure
Level and the
Cost of Equity
Capital
Meneliti
signifikansi
hubungan
tingkat
disclosure dan
biaya ekuitas
(cost of equity)
Menggunakan
metode regresi
Hubungan
tingkat
disclosure dan
biaya ekuitas
(cost of equity)
kurang
signifikan pada
perusahaan
yang banyak
menarik analis
keuangan
Sumber : Olahan data peneliti
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
13
Universitas Indonesia
2.2 Kerangka Model Teoritis
2.2.1 Corporate Social Responsibility
2.2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility
Berdasarkan pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS),
Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk
bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan
ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas (Budimanta,
Prasetijo & Rudito, 2004, hal.72). World Business Council for Sustainable
Development mendefiniskan Corporate Social Responsibility sebagai komitmen
berkelanjutan kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberikan sumbangan
pada pembangunan ekonomi sekaligus memperbaiki mutu hidup angkatan kerja
dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat secara keseluruhan
(Iriantara, 2004, hal.49). “Corporate Social Responsibility adalah komitmen
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis
yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan” (Kotler &
Nancy, 2005,hal.4)
CSR Forum mendefinikan Corporate Social Responsibility sebagai bisnis
yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai
moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan
lingkungan (Wibisono, 2007, hal.8). Jadi, dapat disimpulkan bahwa Corporate
Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi
jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau lingkungan untuk
dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik. Kontribusi dari perusahaan ini
bisa berupa banyak hal, misalnya : bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari
perusahaan, bantuan berupa barang, dan lain-lain. Di sini perlu dibedakan antara
program Corporate Social Responsibility dengan kegiatan charity. Kegiatan
charity hanya berlangsung sekali atau sementara waktu dan biasanya justru
menimbulkan ketergantungan publik terhadap perusahaan. Sementara, program
Corporate Social Responsibility merupakan program yang berkelanjutan dan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
14
Universitas Indonesia
bertujuan untuk menciptakan kemandirian publik (“Paradigma Baru CSR”,
Oktober 2006).
Perusahaan yang menjalankan model bisnisnya dengan berpijak pada
prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang
strategik dan sustainable akan dapat menumbuhkan citra positif serta
mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari masyarakat (Wibisono, 2007,
hal.66). Philip Kotler dan Nancy Lee juga mengatakan bahwa Corporate Social
Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena
jika perusahaan menjalankan tata kelola bisnisnya dengan baik dan mengikuti
peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka pemerintah dan masyarakat
akan memberikan keleluasaan bagi perusahaan tersebut untuk beroperasi di
wilayah mereka. Citra positif ini akan menjadi asset yang sangat berharga bagi
perusahaan dalam menjaga keberlangsungan hidupnya saat mengalami krisis
(Kotler & Nancy, 2005).
Melihat pentingnya pelaksanaan Corporate Social Responsibility dalam
membantu perusahaan menciptakan citra positifnya maka perusahaan seharusnya
melihat Corporate Social Responsibility bukan sebagai sentra biaya (cost center)
melainkan sebagai sentra laba (profit center) di masa mendatang. Logikanya
sederhana, jika Corporate Social Responsibility diabaikan kemudian terjadi
insiden. Maka biaya yang dikeluarkan untuk biaya recovery bisa jadi lebih besar
dibandingkan biaya yang ingin dihemat melalui peniadaan Corporate Social
Responsibility itu sendiri. Hal ini belum termasuk pada resiko non-finansial yang
berupa memburuknya citra perusahaan di mata publiknya (Wibisono, 2007).
2.2.1.2 Teori-teori Corporate Social Responsibility (CSR)
a. Teori Piramida
Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi
justifikasi teoritis dan logis mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan
CSR bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam pandangan Carrol, CSR adalah
puncak piramida yang erat terkait dan bahkan identik dengan, tanggungjawab
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
15
Universitas Indonesia
filantropis. Berikut adalah penjelasannya (Saidi dan Hamidin, 2004, hlm 59-
60):
1. Tanggung jawab ekonomis. Kata kuncinya adalah: make a profit. Motif
utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi
perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai
prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang.
2. Tanggung jawab legal. Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat
hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar
kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah.
3. Tanggung jawab etis. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan
praktek bisnis yang baik, benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat
perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan.
4. Tanggung jawab filantropis. Selain perusahaan harus memperoleh laba,
taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Kata
kuncinya: be a good citizen. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di
perusahaan memiliki tanggungjawab ganda, yakni kepada perusahaan dan
kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary
responsibility.
Berdasarkan tanggung jawab sosial, bisnis merupakan organisasi global
non profit yang menyediakan bisnis dengan informasi, perangkat, pelatihan,
jasa penasihat yang bertujuan untuk mengintegrasikan CSR ke dalam strategi
dan bisnis mereka. CSR memiliki beberapa keuntungan (Kotler dan Lee,
2005, hlm 10-11):
1. Meningkatkan penjualan dan pangsa pasar
2. Mengeluarkan posisi merek
3. Meningkatkan reputasi dan citra perusahaan
4. Meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik, memotivasi dan
memuaskan karyawan
5. Menurunkan biaya-biaya operasi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
16
Universitas Indonesia
6. Meningkatkan daya tarik investor dan analisis keuangan
b. Triple Bottom Line
CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar
yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu profit, people dan planet
(3P). Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti
pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana
pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan
ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi
warga setempat. Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan
keberlanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada
prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana
air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme)
(Porter dan Kramer, 2002, hlm 5).
2.2.1.3 Pengelompokan Corporate Social Responsiblity
Pearce and Robinson (2007) dalam Budiartha (2008) mengelompokkan
tanggungjawab sosial ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Economis Responsibility secara ekonomi tanggungjawab perusahaan
adalah menghasilkan barang dan jasa untuk masyarakat dengan harga yang
wajar dan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2. Legal Resposnsibility dimanapun perusahaan beroperasi tentu saja tidak
akan lepas dari peraturan dan undang – undang yang berlaku di tempat
tersebut terutama peraturan yang mengatur kegiatan bisnis. Peraturan
tersebut terutama yang berkaitan dengan pengaturan lingkungan dan
perlindungan konsumen
3. Ethical Responsibility perusahaan yang didirikan tidak hanya patuh dan
taat pada hukum yang berlaku namun juga harus memiliki etika
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
17
Universitas Indonesia
4. Discrestionary responsibility, tanggung jawab ini sifatnya sukarela seperti
berhubungan dengan masyarakat, menjadi warga negara yang baik, dll.
2.2.1.4 Level Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level sebagai
berikut ( Dauman dan Hargreaves (1992) ):
1. Basic Responsibility (BR)
Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari
suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut
seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi
standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab
pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat
serius.
2. Organization Responsibility (OR)
Pada level kedua ini menunjukan tanggung jawab perusahaan untuk
memenuhi perubahan kebutuhan ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang
saham, dan masyarakat di sekitarnya.
3. Sociental Responses (SR)
Pada level ketiga, menunjukan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan
kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan
dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan
apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Tanggung
jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada kinerja keuangan perusahaan,
tetapi juga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial yang
ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan.
Tanggung jawab sosial sebagai kewajiban organisasi yang tidak hanya
menyediakan barang dan jasa yang baik bagi masyarakat, tetapi juga
mempertahankan kualitas lingkungan sosial maupun fisik, dan juga memberikan
kontribusi positif terhadap kesejahteraan komunitas dimana mereka berada (
Teuku dan Imbuh (1997) ). Tanggung jawab sosial diartikan bahwa perusahaan
mempunyai tanggung jawab pada tindakan yang mempengaruhi konsumen,
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
18
Universitas Indonesia
masyarakat, dan lingkungan ( Ivan Sevic (Hasibuan,2001) ). Selain itu perusahaan
harus berperan aktif dalam menunjang kesejahteraan masyarakat luas (Weston
dan Brigham (1990) ). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab sosial adalah suatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya
dilakukan perusahaan, atas dampak positif maupun dampak negatif yang
ditimbulkan dari aktivitas operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak
berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan
perusahaan. Selain melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan
perlu melakukan aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk menyediakan lingkungan
kerja yang aman bagi karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak
mencemarkan lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga
kerja secara jujur, menghasilkan produk yang aman bagi para konsumen, dan
menjaga lingkungan eksternal untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.
2.2.1.5 Pendekatan Corporate Social Responsibility
Menurut Gray et.al dalam Sembiring (2005) ada dua pendekatan yang
secara signifikan berbeda dalam melakukan penelitian tentang pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan mungkin diperlakukan sebagai suatu suplemen dari aktivitas akuntansi
konvensional. Pendekatan ini secara umum akan menganggap masyarakat
keuangan sebagai pemakai utama pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dan cenderung membatasi persepsi tentang tanggung jawab sosial
yang dilaporkan. Pendekatan alternatif kedua dengan meletakkan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam
hubungan masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi
sumber utama kemajuan dalam pemahaman tentang pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Suharto (2008) dengan menggunakan dua pendekatan minimal
ada delapan kategori perusahaan dalam melaksanakan CSR. Pendekatan yang
dimaksud dalam hal ini adalah pendekatan porsi keuntungan perusahan dan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
19
Universitas Indonesia
besarnya anggaran CSR dan tujuan CSR apakah untuk promosi atau
pemberdayaan.
1. Berdasarkan proporsi keuntungan perusahaan dan besarnya profit.
a. Perusahaan Minimalis yatiu perusahaan dengan profit yang rendah
dan memiliki anggaran CSR yang rendah
b. Perusahaan Ekonomis yaitu perusahaan yang memiliki keuntungan
tinggi namun anggaran CSR nya rendah
c. Perusahaan Humanis yaitu perusahaan yang memiliki profit yang
rendah namun memiliki anggaran CSR yang relatif besar
d. Perusahaan Reformis yaitu perusahaan yang memiliki profit besar
dan angaran CSR yang besar.
2. Berdasarkan tujuan untuk promosi atau pemebrdayaan masyarakat
a. Perusahaan Pasif yaitu perusahaan yang menerapkan CSR dengan
tujuan yang tidak jelas. Bukan untuk promosi bukan pula untuk
pemberdayaan masyarakat
b. Perusahaan Impresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan sebagai sarana promosi bagi perusahaan
c. Perusahaan Agresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan utama pemberdayaan masyarakat disamping juga
bertujuan promosi
d. Perusahaan Progresif yaitu perusahaan yang melaksanakan CSR
dengan tujuan promosi sekaligus pemeberdayaan masyarakat
2.2.1.6 Studi Tentang Corporate Social Responsibility
Banyak teori yang menjelaskan mengapa perusahaan cenderung
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang
ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et al (1995) dalam Henny dan
Murtanto (2001) menyebutkan ada empat studi yaitu :
1. Decision Usefullness Studies
Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang
mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial
dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan. Dalam hal ini para
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
20
Universitas Indonesia
analis, banker, dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut
diminta untuk melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi.
Informasi akutansi tersebut tidak terbatas pada informasi akuntansi
tradisioanal yang telah dikenal selama ini, namun juga informasi lain yang
relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi
aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang penting untuk digunakan
sebagai pertimbangan oleh para users dalam pengambilan keputusan.
2. Economic Theory Studies
Studi ini menggunakan agency theory dan positive accounting theory,
dimana teori tersebut menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu
prinsipal. Dalam penggunaan agency theory, prinsipal diartikan sebagai
pemegang saham atau traditional users lain. Namun pengertian prinsipal
tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang
bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya mengoperasikan
perusahaan sesuai dengan keinginan publik (stakeholder).
3. Social and Political Theory Studies
Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholders, teori legitimasi
organisasi, dan teori ekonomi politik. Teori stakeholders mengasumsikan
bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Perusahaan
berusaha mencari pembenaran dari para stakeholders dalam menjalankan
operasi perusahaannya. Sehingga berakibat semakin besar pula
kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para
stakeholders-nya.
4. Stakeholder Theory
Stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen,
supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan
demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan
yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhy
dan Adams (1994, p. 53) mengatakan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
21
Universitas Indonesia
harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan
tersebut. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi
yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu kekuatan stakeholder
ditentukan oleh besar kecilnya power yang mereka miliki atas sumber
tersebut. Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi
pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses
terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur
perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang
dan jasa yang dihasilkan perusahaan (Deegan 2000). Oleh karena itu,
"ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi
perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang
memuaskan keinginan stakeholder" (Ullman 1985, p. 552). Lebih lanjut
Ullman (1985) mengatakan bahwa organisasi akan memilih stakeholder
yang dipandang penting, dan mengambil tindakan yang dapat
menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan dengan
stakeholdernya.
2.2.2 Pengungkapan Corporate Social Responsibility
World Business Council for Sustainable Development menjelaskan
CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
bertindak secara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan
ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan
dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.
Sedangkan, menurut ISO 26000 mengenai pedoman tanggung jawab sosial
yang diresmikan November 2011, CSR adalah Tanggung jawab sebuah
organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-
kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan
dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku
inter-nasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Perusahaan selain berorientasi terhadap laba, perusahaan juga
bertanggungjawab terhadap masalah sosial yang ditimbulkan oleh aktivitas
operasional yang dilakukan perusahaan dengan manajemen lingkungan
sehingga tidak hanya terbatas pada orientasi kinerja keuangan perusahaan.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh atas aktivitas CSR antara lain:
meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning,
meningkatkan citra perusahaan, menurunkan biaya operasi, dan meningkatkan
daya tarik perusahaan di mata para investor dan analisis keuangan. Dengan
menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya
mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut memberikan
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
serta lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dengan melaksanakan CSR
secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan rasa keberterimaan
masyarakat terhadap kehadiran perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan bersifat wajib (mandatory) bagi
kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 74 menyatakan bahwa: Perseroan yang
menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melaksanakan tang-gungjawab sosial dan lingkungan. Dan Tang-gung
jawab sosial dan lingkungan tersebut merupakan kewajiban perseroan yang
dianggar-kan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya
dilakukan dengan mem-perhatikan kepatuhan dan kewajaran. Jika Perseroan
yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial akan dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain perusahaan
wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 40 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2)
tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk
mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dalam laporan tahunan.
Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan
merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary). Konsep pelaporan
CSR yang digagas oleh GRI adalah konsep sustainability report yang muncul
sebagai akibat adanya konsep sustainability development. Dalam sustainability
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
23
Universitas Indonesia
report digunakan metode triple bottom line, yang tidak hanya melaporkan
sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut
pandang ekonomi, sosial dan lingkungan. Gagasan ini merupakan akibat dari
adanya 3 dampak operasi perusahaan yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan.
GRI Guidelines menyebutkan bahwa, perusahaan harus menjelaskan dampak
aktivitas perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan dan sosial pada bagian
standard disclosures. Yang kemudian ketiga dimensi tersebut diperluas
menjadi 6 dimensi, yaitu: ekonomi, lingkungan, praktek tenaga kerja, hak
asasi manusia, masyarakat, dan tanggungjawab produk.
2.2.2.1 Alasan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Menurut Murtanto (2006) dalam Media Akuntansi, pengungkapan kinerja
perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh
perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial
secara sukarela antara lain:
1. Internal Decision Making
Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas
informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.
Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analissis secara
sederhana lebih baik daripada tidak sam sekali.
2. Product Differentiation
Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing
yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi
kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas
sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang
tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang
peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk
mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat
membedakan mereka dari perusahaan lain.
3. Enlightened Self Interest
Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan
sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
24
Universitas Indonesia
pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan. Pertanggungjawaban
sosial berhubungan juga dengan social contract theory. Menurut teori ini,
diantara bisnis perusahaan dan masyarakat terdapat suatu kontrak sosial
yang secara implisit maupun eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial,
akuntansi sosial digunakan sebagai serangkaian teknik pengumpulan dan
pengungkapan data sehingga memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi kinerja sosial organisasi dalam memberi penilaian mengenai
kelayakan operasi organisasi menurut Parker (2002) dalam Nur
Cahyonowati (2003). Disamping itu, pertanggungjawaban perusahaan
diperlukan untuk menilai apakah kegiatan perusahaan telah memenuhi
ketentuan, standar, dan peraturan yang berlaku. Misalnya mengenai polusi,
kesehatan dan keselamatan, bahaya pengunaan bahan-bahan yang beracun.
Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan
luarnya (masyarakat), maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan
kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada.
Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau
kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga
harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan (stakeholder needs). Jika tekanan dari stakeholder berpengaruh kuat
terhadap kontinuitas dan kinerja perusahaan maka perusahaan harus bisa
menyusun kebijakan sosial dan lingkungan yang terarah dan terlegitimasi (Nur
Cahyonowati, 2003).
2.2.2.2 Keuntungan Melakukan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Ada 10 keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan
program Corporate Social Responsibility (Yusuf Wibisono (2007) dalam
Membedah Konsep dan Aplikasi CSR), yaitu:
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan
Perbuatan destruktif pasti akan menurunkan reputasi perusahaan,
sebaliknya kontribusi positif pasti akan mendongkrak image dan reputasi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
25
Universitas Indonesia
positif perusahaan. Image / citra yang positif ini penting untuk menunjang
keberhasilan perusahaan.
2. Layak Mendapatkan social licence to operate
Masyarakat sekitar adalah komunitas utama perusahaan. Ketika mereka
mendapatkan keuntungan dari perusahaan, maka dengan sendirinya
mereka akan merasa memiliki perusahaan. Sehingga imbalan yang
diberika kepada perusahaan adalah keleluasaan untuk menjalankan roda
bisnisnya di kawasan tersebut.
3. Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
Mengelola resiko di tengah kompleksnya permasalahan perusahaan
merupakan hal yang esensial untuk suksesnya usaha. Disharmoni dengan
stakeholders akan menganggu kelancaran bisnis perusahaan. Bila sudah
terjadi permasalahan, maka biaya untuk recovery akan jauh lebih berlipat
bila dibandingkan dengan anggaran untuk melakukan program Corporate
Social Responsibility. Oleh karena itu, pelaksanaan Corporate Social
Responsibility sebagai langkah preventif untuk mencegah memburuknya
hubungan dengan stakeholders perlu mendapat perhatian.
4. Melebarkan Akses Sumber Daya
Track records yang baik dalam pengelolaan Corporate Social
Responsibility merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan yang
dapat membantu memuluskan jalan menuju sumber daya yang diperlukan
perusahaan.
5. Membentangkan Akses Menuju Market
Investasi yang ditanamkan untuk program Corporate Social Responsibility
ini dapat menjadi tiket bagi perusahaan menuju peluang yang lebih besar.
Termasuk di dalamnya memupuk loyalitas konsumen dan menembus
pangsa pasar baru.
6. Mereduksi Biaya
Banyak contoh penghematan biaya yang dapat dilakukan dengan
melakukan Corporate Social Responsibility. Misalnya: dengan mendaur
ulang limbah pabrik ke dalam proses produksi. Selain dapat menghemat
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
26
Universitas Indonesia
biaya produksi, juga membantu agar limbah buangan ini menjadi lebih
aman bagi lingkungan.
7. Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder
Implementasi Corporate Social Responsibility akan membantu menambah
frekuensi komunikasi dengan stakeholder, dimana komunikasi ini akan
semakin menambah kepercayaan stakeholders kepada perusahaan.
8. Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Perusahaan yang melaksanakan Corporate Social Responsibility umumnya
akan meringankan beban pemerintah sebagai regulator yang sebenarnya
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Image perusahaan yang baik di mata stakeholders dan kontribusi positif
yang diberikan perusahaan kepada masyarakat serta lingkungan, akan
menimbulkan kebanggan tersendiri bagi karyawan yang bekerja dalam
perusahaan mereka sehingga meningkatkan motivasi kerja mereka.
10. Peluang Mendapatkan Penghargaan
Banyaknya penghargaan atau reward yang diberikan kepada pelaku
Corporate Social Responsibility sekarang, akan menambah kans bagi
perusahaan untuk mendapatkan penghargaan.
2.2.2.3 Lingkup Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Apa yang dinamakan pengungkapan sosial dan lingkungan? Selama ini
belum ada definisi tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan
pengungkapan sosial dan lingkungan. Hal ini dibebabkan perkembangan praktik
CSR masih dalam tahap embrio jika dibandingkan perkembangan praktik
pelaporan keuangan (Deegan 2002). Akibatnya sampai sekarang masih terdapat
perbedaan pendapat berkaitan dengan isi CSR. Misalnya, masih terdapat
perbedaan pandangan tentang tujuan pengungkapan, kualitas dan jenis informasi
yang diungkapkan, audience-nya, cara pengungkapan yang terbaik dan
sebagainya. Namun demikian, terminologi pengungkapan sosial dan lingkungan
mungkin dapat dikaitkan dengan konsep "social audit" yang dikemukakan
Elkington (1997).
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Menurut Elkington (1997) social audit adalah proses yang memungkinkan
organisasi untuk menilai kinerjanya berdasarkan harapan dan persyaratan yang
ditentukan masyarakat. Atas dasar definisi ini pengungkapan sosial dan
lingkungan merupakan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengungkapkan informasi berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan
pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Sampai saat ini
tidak ada konsensus berkaitan dengan informasi apa saja yang dimasukkan dalam
CSR. Konsekuensinya, untuk menentukan apa yang seharusnya diungkapkan,
penyusun laporan keuangan biasanya dihadapkan pada masalah bagaimana
mengukur dan mengklasifikasikan informasi dalam CSR. Misalnya,
comprehensive study yang dilakukan oleh AICPA pada tahun 1977
menyimpulkan beberapa temuan berkaitan pengukuran sosial sebagai berikut:
Pertama, meskipun ada gap yang luas, perusahaan memiliki sejumlah informasi
tentang kegiatan perusahaan dan jenis konsekuensi sosialnya; yang kebanyakan
dinamakan "social condition" yang dapat mempengaruhi kehidupan individu.
Kedua, di berbagai area, informasi yang tersedia tidak lengkap dan sering tidak
akurat; biasanya tidak mengukur atau tidak mampu mengukur dengan baik
dampak sosial yang ditimbulkan. Keempat, informasi makin lengkap dan akurat
ketika informasi tersebut diminta oleh hukum, peraturan atau perjanjian
kontraktual. Kelima, informasi kebanyakan berkaitan dengan karyawan. Informasi
tambahan yang bermanfaat lainnya dapat berupa karakteristik produk, dampak
lingkungan, dan bidang lain yang dipandang penting terutama karena adanya
peraturan pemerintah.
Sebagian perusahaan telah menggunakan informasi sosial dalam
menentukan kebijakan, praktik , melakukan tindakan dan memonitor hasilnya.
Meskipun demikian, seberapa jauh hal ini dilakukan bervariasi dengan
persyaratan hukum dan dengan gaya serta tujuan manajemen. Meningkatnya
jumlah perusahaan yang menyajikan laporan berkaitan dengan aspek sosial
cenderung untuk menarik perhatian publik; laporan ini mungkin salah karena
adanya usaha yang hanya menekankan pada fakta yang menguntungkan, atau
menggunakan bahasa berlebihan. Akan tetapi beberapa usaha yang sungguh-
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
28
Universitas Indonesia
sungguh dan bermanfaat memang telah dilakukan. Meskipun tidak ada prinsip
umum dalam penyajiannya, ada beberapa metode pengungkapan yang masuk
akal. Perusahaan tidak meminta atau menerima laporan audit pihak ketiga atas
informasi yang disajikan, meskipun beberapa pendekatan ditemukan dalam
laporan tertentu. Misalnya pernyataan tentang dampak lingkungan, terutama
ketika ahli independen digunakan. Tidak berapa lama setelah itu, Ernst and Ernst
(1978) melakukan survey dan menemukan bahwa pengungkapan dikatakan
berkaitan dengan isu sosial (dan lingkungan) jika pengungkapan tersebut berisi
informasi yang dapat dikategorikan kedalam kelompok berikut ini (p. 22-28): a)
Lingkungan; b ) Energi; c) Praktik bisnis yang wajar (fair); d) Sumber daya
manusia; e) Keterlibatan masyarakat; f) Produk yang dihasilkan; g) Pengungkapan
lainnya.
Atas dasar konflik yang muncul, praktik CSR pada dasarnya dapat dilihat
sebagai usaha perusahaan untuk mengirimkan pesan kepada stakeholder tentang
tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan untuk kepentingan sosial dan
lingkungan. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari praktik CSR ini seperti
menselaraskan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial, menghindari
tekanan dari kelompok tertentu, meningkatkan image dan reputasi perusahaan,
menunjukkan prinsip-prinsip manajerial dan menunjukkan tanggung jawab sosial
perusahaan (O'Donovan 2002). Praktik CSR memainkan peranan penting bagi
perusahaan karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan kemungkinan
aktivitasnya memilik dampak sosial dan lingkungan. Preston dan Post (1975, p. 2)
mengatakan bahwa "karena unit bisnis merupakan elemen yang penting dan besar
dalam masyarakat, unit tersebut diharapkan terus berinisiatif dan berpartisipasi
dan responsif dalam proses pengambilan keputusan sosial "
Oleh karena kegiatan perusahaan dapat menimbulkan dampak sosial dan
lingkungan, praktik CSR merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan
untuk mengindari konflik sosial dan lingkungan. Selain itu, praktik CSR dapat
dipandang sebagai wujud akuntablitas perusahaan kepada publik untuk
menjelaskan berbagai dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkan oleh
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
29
Universitas Indonesia
perusahaan baik pengaruh yang baik maupun dampak yang buruk. Chariri (2006)
dalam penelitiannya berhasil menunjukkan bahwa suatu perusahaan asuransi
meskipun tidak banyak menimbulkan kerusakan sosial dan lingkungan-
mengungkapkan informasi sosial tentang pelatihan, sumbangan sosial,
keterlibatan dalam aktivitas sosial dalam pelaporan kettangan karena perusahaan
tersebut tidak mau terlibat konflik sosial dengan masyarakat dan berusaha hidup
rukun dengan masyarakat sehingga memperoleh legitimacy atas aktivitasnya.
Dalam konteks ini Parker (1986, p. 76) menyimpulkan bahwa: social disclosure
dapat berfungsi sebagai respon dini perusahaan terhadap tekanan peraturan... dan
sebagai counter terhadap intevensi pemerintah atau tekanan dari kelompok
ekternal. Oleh karena itu, dari pandangan ini, social disclosure mungkin
digunakan untuk mengatisipasi atau mengindari tekanan sosial. Pada saat yang
sama, Fengungkapan tersebut digunakan untuk meningkatkan reputasi perusahaan
di mata publik. Sementara itu Heard dan Bolce (1981, p.248) mengatakan bahwa
kelompok aktivis merupakan instrumen yang menarik perhatian berkaitan isu-isu
seperti kualitas dan keamanan produk, perlindungan lingkungan...(dan)...memiliki
pengaruh besar terhadap perkembangan pengukuran sosial dan pelaporan sosial.
2.2.3 Biaya Modal Ekuitas
Menurut Utami (2005), biaya modal adalah merupakan konsep yang
dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi. Struktur biaya modal
didasarkan pada beberapa asumsi yang berkaitan dengan risiko dan pajak.
Asumsi dasar yang digunakan dalam estimasi biaya modal adalah risiko bisnis
dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil). Biaya modal dihitung atas dasar
sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan. Ada empat sumber
dana jangka panjang yaitu: (1) hutang jangka panjang, (2) saham preferen, (3)
saham biasa, dan (4) laba ditahan. Biaya hutang jangka panjang adalah biaya
hutang sesudah pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka panjang
melalui pinjaman. Biaya saham preferen adalah deviden saham preferen tahunan
dibagi dengan hasil penjualan saham preferen. Biaya modal saham biasa adalah
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
30
Universitas Indonesia
besarnya rate yang digunakan oleh investor untuk mendiskontokan deviden yang
diharapkan diterima yang akan datang.
Biaya ekuitas disini hanya mengacu pada tingkat pengembalian yang
merupakan hak investor atas investasinya di perusahaan tertentu Ross et al. (1998)
dalam Juniarti (2003). Dalam subyek cost of capital secara keseluruhan, maka
cost of equity ini adalah yang paling sulit, karena tidak ada cara untuk mengamati
atau mengetahui secara langsung tingkat return yang diharapkan oleh investor.
Menurut Botosan (1997) dalam Juniarti (2003) biaya ekuitas dipengaruhi oleh
tingkat disclosure, risiko (BETA) dan nilai pasar ekuitas. Menurut Ross et al. 1998
dalam menentukan cost of equity, terdapat dua pendekatan, yaitu The Dividend
Growth Model Approach dan The SML (Security Market Line) Approach atau
CAPM (Capital Asset Pricing Models) Dalam penelitian ini hanya menggunakan
pendekatan pertama, yaitu The Dividend Growth Model (Gordon, 1959).
COE = + Dividend Growth Rate
Fama dan French (1997) menunjukkan bahwa baik standar tunggal-faktor
model dan tiga-faktor model Fama dan French (1993) menggambarkan proxy
yang tidak cocok untuk biaya modal ekuitas. Elton (1999) menimbulkan
kekhawatiran tambahan tentang proxy konvensional untuk pengembalian yang
diharapkan dan membuat proxy alternatif untuk pengembalian yang diharapkan.
Hail dan Leuz (2006, 2009) dan Chen et. al. (2009a) berpendapat bahwa
pendekatan biaya modal ekuitas adalah sangat berguna karena membuat upaya
eksplisit untuk mengisolasi efek biaya modal dari efek arus pertumbuhan dan kas.
Pastor et. al. (2008) memberikan bukti yang konsisten, menunjukkan bahwa
model biaya modal ekuitas cukup menggambarkan time-variation dalam
pengembalian yang diharapkan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
31
Universitas Indonesia
2.2.4 Hubungan Antara Pengungkapan Teoritis dan Biaya Modal Ekuitas
Sebuah badan yang cukup besar dari penelitian teoritis mendukung
hubungan antara informasi dan biaya ekuitas modal. Salah satu penelitian
menunjukkan aliran informasi yang mengurangi biaya modal ekuitas dengan
mengurangi estimasi risiko investor. Aliran lain penelitian menunjukkan
informasi yang mengurangi biaya modal ekuitas dengan mengurangi asimetri
informasi dan / atau biaya transaksi.
2.2.4.1 Estimasi Risiko dan Biaya Modal Ekuitas
Ciri literatur 'estimasi risiko sebagai tambahan unsur risiko yang muncul
karena investor tidak yakin tentang parameter dari security return atau distribusi
hasil. Karena investor memperkirakan parameter berdasarkan informasi yang
tersedia, tingkat kepercayaan mereka tergantung pada atribut set informasi
mereka. Ada dua kesimpulan yang sangat relevan untuk penelitian pengungkapan.
Pertama, estimasi risiko adalah non-diversifiable sehingga biaya modal ekuitas
lebih tinggi untuk informasi rendah (yaitu estimasi risiko tinggi) sekuritas .Kedua,
analisis tradisional dari portofolio optimal dan keseimbangan mengabaikan resiko
harga estimasi dengan memperlakukan parameter yang diperkirakan seolah-olah
adalah benar. Sebagai hasilnya, estimasi risiko tidak ditangkap oleh beta pasar (
Botosan, 2006).
2.2.4.2 Biaya Transaksi, Informasi Asimetri dan Biaya Modal Ekuitas
Penelitian aliran lain menunjukkan bahwa investor membayar lebih sedikit
untuk saham dengan biaya transaksi yang tinggi, yang membuat biaya lebih tinggi
dari modal ekuitas. Banyak dari studi-studi tentang hubungan biaya transaksi yang
lebih tinggi untuk informasi asimetri dan / atau likuiditas pasar. Sebagai contoh,
Amihud dan Mendelson (1986) berpendapat bahwa biaya modal ekuitas lebih
besar untuk surat berharga dengan bid-ask spread yang lebih besar. Amihud.dan
Mendelson (1988) memalsukan link ke disclosure dengan merekomendasikan
bahwa manajer mengungkapkan informasi pribadi mereka untuk mengurangi bid-
ask spread dan biaya modal ekuitas. Rekomendasi ini dan alasan untuk itu
dilanjutkan King et al. (1990) yang berpendapat pengungkapan yang mengurangi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
32
Universitas Indonesia
insentif investor untuk memperoleh informasi pribadi. Selanjutnya, Diamond dan
Verrecchia (1991) berpendapat bahwa karena pengungkapan mengurangi jumlah
informasi diungkapkan oleh perdagangan, pengungkapan mengurangi dampak
yang merugikan harga perdagangan besar. Ini mendorong investor untuk
mengumpulkan kepemilikan saham yang lebih besar daripada seharusnya, yang
meningkatkan permintaan dan harga saham, dan mengurangi biaya modal ekuitas
(Botosan, 2006).
Penelitian oleh Easley dan O'Hara (2004) memperluas literatur tentang
hubungan antara informasi asimetri dan biaya modal ekuitas. Secara khusus,
mereka meneliti dampak beberapa atribut informasi tentang biaya modal ekuitas:
proporsi dari himpunan informasi yang bersifat pribadi; penyebaran informasi
swasta di seluruh pedagang, dan ketepatan gabungan publik dan informasi pribadi.
Model mereka ditandai oleh investor yang kurang memiliki informasi yang
memerlukan kompensasi untuk kerugian yang diharapkan dari bertransaksi
dengan investor yang memiliki informasi. Meskipun investor yang kurang
memiliki informasi tidak dapat secara langsung mengamati informasi pribadi yang
dipegang oleh investor yang memiliki informasi, mereka dapat membedakannya
dari harga saham. Selain itu, investor meminta informasi lebih tentang sekuritas
yang mereka diinformasikan (Botosan, 2006). Karena kompensasi tambahan yang
diperlukan oleh investor yang kurang informasi, biaya modal ekuitas lebih tinggi
untuk perusahaan dengan proporsi informasi swasta yang lebih besar. Tetapi jika
informasi pribadi yang lebih tersebar, sejumlah besar investor yang memiliki
informasi akan meningkatkan permintaan saham. Hal ini mengurangi biaya modal
ekuitas karena permintaan lebih besar meningkatkan harga saham. Selain itu, saat
informasi swasta lebih luas tersebar harga saham bisa lebih presisi. Hal ini
mengurangi kompensasi tambahan yang diperlukan oleh uninformed investor,
yang selanjutnya mengurangi biaya modal ekuitas. Akhirnya, investor yang
kurang informasi memerlukan tambahan kompensasi lebih sedikit ketika mereka
mengamati informasi publik secara langsung, dan mereka dapat membedakan dari
harga saham, lebih yang tepat. Dengan demikian, presisi yang lebih besar juga
mengurangi biaya modal ekuitas.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Banyak kesimpulan di seluruh literatur tentang asumsi kritis yang
meringankan pengungkapan publik asimetri informasi dengan menggusur
informasi swasta. Seringkali asumsi ini tersirat, meskipun dalam beberapa
penelitian (misalnya Easley dan O'Hara (2004)) secara eksplisit dinyatakan.
Meskipun tampaknya bahwa pengungkapan publik yang lebih besar mengurangi
informasi asimetri, Verrecchia (2001) mencatat bahwa baik teori maupun bukti-
bukti empiris yang masih ada jelas mendukung asumsi ini. Sebagai contoh
Lundholm kemudian (1988) menunjukkan bahwa ketika kesalahan dalam sinyal
publik dan swasta cukup berkorelasi melengkapi informasi publik dan swasta satu
sama lain. Kim dan Verrecchia (1994) menyimpulkan bahwa pengungkapan
publik tidak diproses menjadi informasi pribadi oleh investor yang memiliki
informasi. Kim dan Verreccchia (1991) menunjukkan bahwa investor yang
memiliki informasi meningkatkan ketepatan informasi pribadi mereka lebih dari
investor yang kurang memiliki informasi dalam merespon peningkatan dalam
informasi publik; dan McNicho dan Trueman (1994) memperluas temuan ini
dimana short-horizon investor memperoleh informasi pribadi dalam
mengantisipasi munculnya informasi publik
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
34
Universitas Indonesia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan
penelitian adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan tata cara (metode)
pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan
informasi guna penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan. (Tuban, 1972
dalam Solimun, 2001). Render, B., et al, 2006 mengemukakan metode kuantitatif
adalah pendekatan ilmiah untuk pengambilan keputusan manajerial & Ekonomi.
Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang
kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik
analisis dan formula statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif juga
lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik
bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. Selanjutnya, pendekatan
kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan
hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan
meramalkan hasilnya. Peneliti menggunakan pendekatan deduktif dengan
menempatkan teori tentang pengungkapan corporate social responsibility dan
teori cost of equity capital sebagai dasar untuk melakukan penelitian. Penelitian
ini mendukung teori pengungkapan corporate social responsibility yang
berpengaruh terhadap cost of equity capital. Hal ini mencerminkan tindakan apa
yang harus dilakukan baik investor maupun emiten.
3.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan Tujuan:
Penelitian ini adalah penelitian ekplanatif, karena terdapat pengujian
hubungan antar variabel yang dihipotesiskan yaitu apakah variabel
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
35
Universitas Indonesia
pengungkapan tanggung jawab sosial mempunyai pengaruh terhadap cost
of equity capital perusahaan di Indonesia.
Berdasarkan Manfaat:
Berdasarkan manfaat, penelitian ini digolongkan kedalam penelitian
murni. Karena dilakukan dalam kerangka akademis, yaitu sebagai sebuah
skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
akademis.
Berdasarkan Dimensi Waktu:
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini digolongkan kedalam penelitian
cross sectional dan time series. Penelitian cross sectional adalah penelitian
yang direncanakan dan hanya dilakukan satu kali. Sedangkan penelitian
Time Series adalah data yang terdiri dari atas satu objek tetapi meliputi
beberapa periode waktu. Penelitian yang dilakukan adalah untuk periode
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.
Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data:
Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini adalah penelitian
existing data statistic. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan mengolah data berupa laporan keuangan perusahaan dan
laporan lain yang berhubungan dengan penelitian. Data-data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari
Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, juga Website
BEI (www.idx.co.id) dan website-website perusahaan sampel terkait.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai laporan keuangan
tahunan yang tersedia bagi publik selama periode 2007 dan 2010. Dimana laporan
tahunan atau dokumen lain perusahaan sampel tersedia secara lengkap, baik
secara fisik maupun melalui website. Dan laporan tahunan tersebut harus berisi
laporan pengungkapan aktivitas CSR perusahaan terkait. Peneliti menggunakan
tehnik purposive dalam pengambilan sampel, dimana sudah ada kriteria-kriteria
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
36
Universitas Indonesia
sampel yang ditentukan oleh peneliti. Kriteria-kriteria tertentu telah ditetapkan
untuk memperoleh target populasi yang akan diambil. Kriteria sampel pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan dalam daftar Bursa Efek Indonesia tersebut merupakan
perusahaan yang bertahan selama periode empat tahun terhitung dari awal
2007 sampai akhir tahun 2010.
3. Perusahaan yang digunakan menjadi sampel harus memiliki laporan
tahunan dari tahun 2007 sampai tahun 2010, dan laporan tahunan tersebut
harus berisi pengungkapan aktivitas CSR perusahaan terkait.
4. Membagikan dividen selama tahun 2007-2010
Berdasarkan kriteria tersebut, maka prosedur pengambilan sampel yang
dilakukan dalam penelitian adalah metode purposive sampling. Purposive
sampling adalah metode pengambilan atau atau penempatan sampel penelitian
yang dilakukan tidak secara acak (random) melainkan telah ditentukan
sebelumnya sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sampel perusahaan kemudian
dikumpulkan menjadi gabungan data cross sectional dan time series atau yang
lebih dikenal dengan data panel (poled data), dimana creoss section-nya terdiri
dari 11 perusahaan dan time series nya terdiri dari 4 tahun periode penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia, dan
untuk data laporan annual report perusahaan sampel pada tahun 2007 dan 2010
diunduh melalui website BEI (www.idx.co.id) dan website-website perusahaan-
perusahaan sampel terkait.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
37
Universitas Indonesia
3.5 Pengembangan Hipotesis
Untuk mendapatkan bukti empiris apakah pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja profitabilitas perusahaan,
maka diperlukan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Berbagai penelitian
telah dilakukan untuk melihat hubungan antara kinerja profitabilitas perusahaan
dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Pengukuran kinerja profitabilitas
berbasis akuntansi dapat menggunakan berbagai rasio keuangan. Dalam penelitian
empiris, beberapa peneliti telah mencoba untuk mengungkapkan hal ini dalam
berbagai perspektif yang berbeda.
Sebagian besar penelitian sebelumnya tentang hubungan antara
pengungkapan dan biaya modal berfokus pada pengungkapan keuangan (Corei
2001; Healy dan Palepu 2001; Leuz dan Wysocki 2008). Tampaknya memang ada
hubungan negatif antara kualitas pengungkapan keuangan dan biaya modal.
Pengungkapan yang lebih besar menarik kesadaran investors akan keberadaan
perusahaan dan memperbesar kebutuhan yang di cari investor, yang meningkatkan
pembagian risiko dan mengurangi biaya modal (Merton 1987). Selain itu, kualitas
yang lebih tinggi atau lebih pengungkapan perusahaan yang lebih spesifik dan
tepat menurunkan kovarians dari arus kas perusahaan dengan arus kas dari
perusahaan lain (Hughes et al. 2007; Lambert dkk. 2007), yang pada dasarnya
mengurangi beta perusahaan dan, karenanya, biaya modal ekuitas. Demikian pula,
pengungkapan yang lebih besar dapat menyebabkan informasi asimetri antara
investor berkurang atau antara manajer dan investor. Ketika tingkat pengungkapan
yang tidak memadai dan beberapa investor dianggap lebih tahu daripada yang
lain, investor dirugikan secara informasi dan menjadi kurang bersedia untuk ikut
dalam perdagangan. Para ilikuiditas resultan meningkatkan penyebaran bid-ask
dan biaya transaksi (Verrecchia. 2001), yang mengarah ke tingkat yang diperlukan
pengembalian yang lebih tinggi atau biaya modal ekuitas (Amihud dan Mendelson
1986). Namun demikian, sebuah generalisasi langsung dari efek biaya modal dari
pengungkapan keuangan untuk pengungkapan corporate social responsibility non
finansial tidak selalu jelas. Laporan corporate social responsibility saat ini tunduk
pada pedoman peraturan yang sangat terbatas. Ada kekhawatiran umum tentang
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
38
Universitas Indonesia
kegunaan dari jenis pengungkapan karena ketidaksesuaian dan masalah
kredibilitas potensial dan perilaku oportunistik perusahaan (Ingram dan Frazier
1980; Hobson dan Kachelmeier 2005 .6). Pada akhirnya, apakah pengungkapan
tanggung jawab sosial secara sukarela mengurangi biaya modal ekuitas
perusahaan masih menjadi pertanyaan empiris.
Hail (2001) memberikan bukti adanya pengaruh tingkat disclosure
terhadap biaya modal. Penelitian yang mengambil sampel perusahaan-perusahaan
yang berada di Swiss ini, lebih banyak mengacu pada penelitian yang dilakukan
Botosan. Hail memberikan bukti langsung dari sifat hubungan dan menganalisis
pengaruh kebijakan voluntary disclosure terhadap biaya modal. Hasil
penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan membuktikan
tingginya signifikansi pengaruh tingkat disclosure terhadap biaya modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang
(2011), bertujuan untuk meneliti potensi manfaat yang terkait dengan inisiasi
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pengurangan biaya
modal ekuitas perusahaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perusahaan
dengan biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung untuk
memulai pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa perusahaan
dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati pengurangan
selanjutnya dalam biaya modal ekuitas. Berdasarkan penelitian-penelitian
tersebut, hipotesis yang diajukan untuk menguji pengaruh corporate social
responsibility disclosure terhadap cost of equity capital perusahaan perusahaan
adalah sebagai berikut:
H1: Tidak terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR
Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
H2: Terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR
Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
39
Universitas Indonesia
3.6 Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2003), variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif ataupun negatif. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility
Disclosure. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti (Sekaran, 2003). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
cost of equity capital.
3.6.1 Variabel Independen
Corporate Social Responsibility Disclosure
Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan pengungkapan informasi
terkait dengan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan
tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social
Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI (Global Reporting
Initiatives). Pengukuran CSRDI mengacu pada penelitian Sayekti dan Wondabio
(2007), yang menggunakan content analysis dalam mengukur variety dari CSRDI.
Instrumen pengukuran CSRDI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu
pada instrumen yang digunakan oleh Sayekti dan Wondabio (2007), yang
mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori: Lingkungan, Energi, Tenaga
kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Pendekatan untuk
menghitung CSRDI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu
setiap item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan
nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan
untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan
CSRDI adalah sebagai berikut:
j
jn
CSRDI
IjX
Dimana:
CSRDI j : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
n j : nj = 78
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Xij : 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0 < CSDIt < 1
3.6.2 Variabel Dependen
Cost of equity capital
Cost of equity capital dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
model tradisional, yaitu dividend growth model. Dengan menggunakan model ini
cost of equity suatu perusahaan dapat dihitung berdasarkan rate of return
perusahaan Hal ini memungkinkan harga saham yang akan dinyatakan dalam
deviden per saham dibagi dengan harga saham. Persamaannya adalah sebagai
berikut :
COE = + Dividend Growth Rate
Dimana :
COE = Cost of Equity Capital
3.6.3 Variabel Kontrol
Penggunaan variabel tambahan dimaksudkan untuk semakin memperjelas
atau mengendalikan hasil regresi. Variabel control yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu kepada penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh
Dhaliwal, Zhen Li, Tsang, dan Yang (2011) yang disesuaikan dengan keadaan
pasar Indonesia. Tambahan variabel penjelas tersebut didasarkan pada penelitian -
penelitian sebelumnya (penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan
kinerja profitabilitas perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan).
Variabel-variabel kontrol tersebut terdiri dari:
Size / Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan yang digunakan adalah total aset. Variabel ini
muncul karena dalam penelitian-penelitian terdahulu variabel ini telah
digunakan dengan alasan bahwa ukuran perusahaan akan mempengaruhi
pengungkapan sosial perusahaan. (Makni et al, 2009).
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
41
Universitas Indonesia
Leverage
Disertakan leverage (LEV) karena Fama dan French (1992) menunjukkan
bahwa biaya modal ekuitas meningkat sebagai ukuran meningkatnya
leverage. Semua variabel-variabel lain seperti yang didefinisikan
sebelumnya.
Return On Asset (ROA)
Dihitung sebagai pendapatan yang diukur oleh total aset pada awal setiap
tahun.
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif akan menunjukkan mean, median, modus, nilai
maksimum, nilai minimum, varians ( ), dan standar deviasi ( ) dari tiap
variabel dalam model (Siagian, 2006). Tujuan pengujian statistik deskriptif ini
adalah untuk memberikan gambaran keadaan variabel-variabel yang dipakai
dalam penelitian ini secara garis besar selama periode penelitian dilakukan yang
akan berguna bagi analisis data pada bab empat. Dalam statistik deskriptif akan
menggunakan tabel untuk lebih memudahkan dalam membaca data.
3.7.2 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Ordinary Least Square
/ Data Panel Common Effect
Model common effects merupakan pendekatan data panel yang paling
sederhana. Teknik yang digunakan dalam metode Common Effect hanya dengan
mengkombinasikan data time series dan cross section dalam bentuk pool,
mengestimasinya menggunakan pendekatan kuadrat terkecil/pooled least square.
Setiap individu pada periode amatan tertentu dianggap sebagai amatan tersendiri.
Dalam penelitian ini ada 11 perusahaan yang akan di analisis pada periode 2007-
2010 maka akan terdapat 11 perusahaan x 4 tahun periode pengamatan, yaitu 44
amatan. Dengan hanya menggabungkan kedua jenis data tersebut maka dapat
digunakan metode OLS untuk mengestimasi model data panel. Dalam pendekatan
ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, dan dapat diasumsikan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
42
Universitas Indonesia
bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai rentang waktu
(Gujarati dan Porter. 2009).
3.7.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak ada
ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi. Analisis
dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh, dilakukan
analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang tidak memenuhi
persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan setelah
memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual
yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada
masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi
kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-
masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan
normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel
penelitian.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P
Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov
Smirnov. Tidak ada metode yang paling baik atau paling tepat. Tipsnya
adalah bahwa pengujian dengan metode grafik sering menimbulkan
perbedaan persepsi di antara beberapa pengamat, sehingga penggunaan uji
normalitas dengan uji statistik bebas dari keragu-raguan, meskipun tidak
ada jaminan bahwa pengujian dengan uji statistik lebih baik dari pada
pengujian dengan metode grafik.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi
linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
43
Universitas Indonesia
bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menjadi terganggu. Sebagai ilustrasi, adalah model regresi
dengan variabel bebasnya motivasi, kepemimpinan dan kepuasan kerja
dengan variabel terikatnya adalah kinerja. Logika sederhananya adalah
bahwa model tersebut untuk mencari pengaruh antara motivasi,
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja. Jadi tidak boleh ada
korelasi yang tinggi antara motivasi dengan kepemimpinan, motivasi
dengan kepuasan kerja atau antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas
adalah sebagai berikut:
1. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang
tinggi.
2. Menambah jumlah observasi.
3. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma
natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana
terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai
ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang
baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti
mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya
melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang dapat digunakan adalah
uji Glejser, uji Park atau uji White. Beberapa alternatif solusi jika model
menyalahi asumsi heteroskedastisitas adalah dengan mentransformasikan
ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data
bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua
variabel dengan variabel yang mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
44
Universitas Indonesia
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara
suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana adalah
bahwa analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara
observasi dengan data observasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah
pengaruh antara tingkat inflasi bulanan terhadap nilai tukar rupiah
terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan tertentu, katakanlah bulan
Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan Januari. Berarti
terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain,
pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari
suatu keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka
tanpa ada pengaruh dari apapun, pengeluaran pada bulan Februari akan
rendah.
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu)
dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di
mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat
yang bersamaan Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji
Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100
data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara
untuk menanggulangi masalah autokorelasi adalah dengan
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi
ke dalam bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation).
Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari
variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga data
observasi menjadi berkurang 1.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
45
Universitas Indonesia
3.7.4 Analisis Regresi dengan Menggunakan Metode Generalized Least
Square
Dalam statistik, Generalized Least Square (GLS) adalah teknik untuk
memperkirakan parameter tidak dikenal dalam model regresi linier. GLS
diterapkan ketika varians dari objek pengamatan yang tidak sama
(heteroskedastisitas), atau ketika ada korelasi pada tingkat tertentu antara objek
pengamatan. Menurut Greene (1997), penanggulangan kasus heterokedastisitas
dapat dilakukan dengan estimasi melalui pembobotan (weighted) yang dapat pula
dikatakan sebagai kuadrat terkecil yang diberlakukan secara umum atau bias
disebut Generalized Least Square. Kasus heterokedastisitas ini sering muncul
apabila data yang digunakan adalah cross-section. Gujarati (2003) mengatakan
bahwa untuk data panel, Metode Generalized Least Square ini lebih baik dan
konsisten dibandingkan dengan metode Ordinary Least Square. Dan juga dapat
digunakan apabila metode Ordinary Least Square tidak efisien secara statistik,
atau bahkan memberikan kesimpulan yang menyesatkan.
3.7.5 Uji R-square, Uji t dan Uji F
Untuk meneliti apakah keputusan menerima atau menolak hipotesa dan
menguji keberartian parameter dalam regresi, dapat dilakukan dengan R-square,
Uji t, dan Uji F (Widarjono, 2009) :
1. Uji R-square
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen. R-square tersebut masih
dipengaruhi oleh jumlah variabel independen dalam model, semakin
banyak variabel independen yang digunakan maka akan semakin besar
nilai R-square. Oleh karena itu untuk menghilangkan adanya pengaruh
jumlah variabel independen di dalam model, maka digunakan R-square
yang sudah disesuaikan atau adjusted R-square. Semakin besar R2, maka
makin baik model regresi karena variable independen dapat menjelaskan
variabel dependen dan sebaliknya.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
46
Universitas Indonesia
2. Uji F
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model dalam penelitian ini
dapat digunakan atau tidak. Signifikansi diketahui dengan
membandingkan nilai probabilitas, jika p-value < α (0.05), maka model
dalam penelitian ini dapat digunakan.
3. Uji nilai t
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t dihitung
sebagai rasio dari taksiran parameter dibagi dengan standard error-nya dan
digunakan dalam pengujian hipotesis nol yang menyatakan bahwa nilai
koefisien sama dengan nol. Keputusan penerimaan atau penolakan
hipotesis ini berdasarkan perbandingan antara nilai t hitung dengan nilai t
tabel. Penolakan hipotesis nol pada kondisi nilai absolut t hitung melebihi
nilai t tabel.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
47
Universitas Indonesia
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Umum penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listed di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan sampel penelitian memiliki
pengungkapan corporate social responsibility (CSR) didalam laporan tahunannya
dan membagikan dividen selama tahun 2007-2010 dan sampel penelitian adalah
11 perusahaan sehingga keseluruhan akan terdapat 44 objek amatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari empat variabel bebas
terhadap Cost of Equity Capital. Keempat variabel yang dimaksud adalah CSRDI,
SIZE, ROA dan LEVERAGE. Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
b. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan dari tahun 2007-2010
secara berturut-turut dalam jangka waktu tersebut.
c. Memiliki pengungkapan corporate social responsibility (CSR) didalam
laporan tahunannya.
d. Membagikan dividen selama tahun 2007-2010
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
_UNSP Bakrie Sumatra Plantation
_BUMI PT Bumi Resources, Tbk
_ITMG PT Indo Tambangraya Megah, Tbk
_PTBA PT Bukit Asam, Tbk
_ANTM PT Aneka Tambang, Tbk
_INTP PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk
_AMFG PT Asahimas Flat Glass, Tbk
_UNVR PT Unilever Indonesia, Tbk
_ISAT PT Indosat, Tbk
_TLKM PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
_BMRI PT Bank Mandiri, Tbk
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
48
Universitas Indonesia
4.2 Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
COE CSRDI SIZE ROA LEVERAGE
Mean
0.091000
0.293205 1.709.101
0.150430 0.418864
Median
0.077500
0.280000 1.623.999
0.116000 0.385000
Maximum
0.414000
0.500000 2.289.496
0.529500 0.910000
Minimum
0.062000
0.100000 1.390.142
0.012300 0.040000
Std. Dev.
0.054022
0.097184 2.271.137
0.128893 0.213675
Observations 44 44 44 44 44
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dependen
variabel yaitu COE dengan menggunakan 11 sampel perusahaan, sebesar rata –
rata 0.09100, standar deviasi 0.054022, nilai minimum dari COE adalah sebesar
0.062000, dan nilai maksimum dari COE adalah sebesar 0.414000. CSR
Disclosure Index sebagai variable independen berada pada rentang nilai 0.1 dan
0.5, memiliki rata-rata sebesar 0.293205 dengan deviasi standar sebesar
0.097184. Rata-rata CSRDI yang digunakan dalam penelitian ini dengan nilai
maksimal CSRDI adalah 1 mempunyai perbandingan yang jauh. Ini berarti rata-
rata perusahaan sampel hanya memiliki CSRDI sebesar 29% dari nilai maksimal
yang seharusnya dicapai. Artinya, rata-rata perusahaan publik memiliki
pengungkapan CSR yang relatif rendah yang mengakibatkan rendahnya tingkat
akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan
stakeholders lainnya. Selain itu, dengan rendahnya pengungkapan sosial pada
perusahaan publik, berarti pengawasan terhadap perusahaan publik menjadi
kendur sehingga informasi tentang perusahaan yang ada menjadi simpang siur.
Apa yang dilaporkan dan diungkapkan akan menjadi sangat beragam, sehingga
menyulitkan pembaca laporan tahunan untuk melakukan evaluasi. Pada umumnya
yang diungkapkan adalah informasi yang sifatnya positif mengenai perusahaan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Laporan tersebut menjadi alat public relation perusahaan dan bukan sebagai
bentuk akuntabilitas perusahaan ke publik. Dan hingga kini belum terdapat
kesepakatan standar pelaporan CSR yang dapat dijadikan acuan bagi perusahaan
dalam menyiapkan laporan CSR. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya
hubungan komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan publik dan
stakeholders lainnya tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan
corporate social responsibility (CSR) - lingkungan dan sosial – dalam setiap
aspek kegiatan operasinya.
Nilai maksimum variabel Size perusahaan sebesar 2.289.496 dan nilai
minimum sebesar 1.390.142, nilai rata-rata sebesar 1.709.101 dengan deviasi
standar sebesar 2.271.137. Nilai rata-rata variabel Return On Assets sebesar rata-
rata 0.15043, dengan nilai maksimum sebesar 0.5295 dan nilai minimum sebesar
0.0123 dan deviasi standarnya adalah sebesar 0.128893. Sedangkan nilai
maksimum variabel Leverage perusahaan sebesar 0.91, nilai minimum sebesar
0.04, nilai rata-rata sebesar 0.418864 dan dengan deviasi standar sebesar
0.213675.
Dari data yang ada maka dapat dilihat bahwa perusahaan sampel
merupakan perusahaan dengan kategori menengah ke atas karena total aset yang
dimiliki tergolong besar. Hanya saja perusahaan sampel tidak melakukan
pengungkapan tanggung jawab sosial dengan baik, berarti, pengawasan yang
dilakukan kepada perusahaan publik tergolong rendah yang dapat menyebabkan
informasi yang ada menjadi simpang siur. Selain itu, perusahaan sampel ini juga
mempunyai rata-rata tingkat pengembalian yang rendah. Salah satu faktor yang
menyebabkan hal ini adalah perusahaan menggunakan dananya untuk melakukan
perluasan wilayah atau memang perusahaan merupakan perusahaan dengan
tingkat pengembalian rendah.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
50
Universitas Indonesia
4.3 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode OLS
4.3.1 Common Effect
Untuk melihat besarnya pengaruh dari variabel CSRDI, size, ROA dan
leverage terhadap cost of equity capital, maka dilakukan estimasi dengan common
effect dengan metode Common Effect Least Square (OLS) untuk data panel
dengan menggunakan program Eviews versi 6. Hasil estimasi tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Estimasi dengan Common Effect
Dependent Variable: COE? Method: Pooled Least Squares Date: 12/29/11 Time: 22:23 Sample: 2007 2010 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. CSRDI? 0.164998 0.108589 1.519472 0.1365
SIZE? 0.001738 0.002822 0.615654 0.5416 ROA? 0.054407 0.064083 0.849002 0.4009
LEVERAGE? 0.008386 0.050361 0.166514 0.8686 R-squared 0.036872 Mean dependent var 0.091000
Adjusted R-squared -0.035362 S.D. dependent var 0.054022 S.E. of regression 0.054969 Akaike info criterion -2.877593 Sum squared resid 0.120863 Schwarz criterion -2.715394 Log likelihood 67.30705 Hannan-Quinn criter. -2.817442 Durbin-Watson stat 1.873245
Sumber: Hasil olah data peneliti
Berdasarkan tabel di atas, hasil estimasi dengan menggunakan model
Common Effect Least Squares (OLS) menunjukkan pengaruh variabel CSRDI,
size, ROA dan LEVERAGE terhadap cost of equity capital. Hal ini berarti dengan
menggunakan model Common Effect, secara keseluruhan variabel independen
hanya berpengaruh sedikit sekali terhadap variabel dependen dimana angka yang
di dapatkan dari nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 3.68% dan 96.32%
dijelaskan oleh variabel lain, sehingga dapat dikatakan model ini tidak tepat untuk
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
51
Universitas Indonesia
digunakan dalam penelitian ini mengingat kecilnya nilai koefisien determinasi
yang di dapat.
4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model Regresi Linier
Berganda yang digunakan untuk análisis telah memenuhi asumsi klasik. Gujarati
(1993, p. 153-224), menyatakan ada tiga penyimpangan klasik yang dapat terjadi
dalam Mode Regresi Linier Berganda, yaitu terjadinya Multikolinearitas,
Heteroskedasitas, dan Autokorelasi. Menurut Mursinto (1993, p 26), apabila
terjadi penyimpangan klasik berarti bahwa model yang digunakan tidak dapat
dipakai lagi, oleh karenanya perlu didekteksi terlebih dahulu. Model Regresi
Linier Berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan nilai akurat,
apabila memenuhi asumsi berikut ini :
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data
penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu
dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi
normalitas sebaran. Formula/rumus yang digunakan untuk melakukan suatu uji
dibuat dengan mengasumsikan bahwa data yang akan dianalisis berasal dari
populasi yang sebarannya normal. Salah satu asumsi dalam analisis statistika
adalah data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat di uji dengan dua cara,
yaitu dengan histogram dan uji Jarque-Bera. Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan cara uji Jarque-Bera. Jarque-Bera adalah uji statistik untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal dengan cara melihat angka Jarque-
Bera dan Probability. Variabel dapat dikatakan berdistribusi normal jika angka
Jarque-Bera tidak signifikan, yaitu lebih kecil dari 2 dan angka Probability lebih
besar dari 5%.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Tabel 4.4
Uji Normalitas Variabel CSRDI
CSRDI
Mean 0.293205
Median 0.280000
Maximum 0.500000
Minimum 0.100000
Std. Dev. 0.097184
Skewness 0.219389
Kurtosis 2.404308
Jarque-Bera 1.003521
Probability 0.605464
Sum 1.290.100
Sum Sq. Dev. 0.406123
Observations 44
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari tampilan di atas terlihat bahwa variabel CSRDI berdistribusi normal.
Hal ini dapat dilihat dari angka Jarque-Bera variabel CSRDI sebesar 1.003525,
dimana angka tersebut lebih kecil dari 2 dan angka Probability sebesar 0.605464,
dimana lebih besar dari 5%.
4.4.2. Uji Multikolinearitas
Nachrowi dan Usman (2006) menjelaskan bahwa multikolinieritas dapat
dideteksi dengan adanya koefisien determinasi (R2) yang tinggi dan uji F yang
signifikan tetapi banyak koefisien regresi dalam uji t yang tidak signifikan, atau
secara substansi interprestasi yang didapat meragukan. Akan tetapi deteksi ini
bersifat subyektif, uji formal dibutuhkan untuk mendeteksi keberadaan
multikolinieritas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
multikolinieritas yang antara lain, pertama menurut Gujarati (2003) dengan
melihat pada matriks korelasi (korelasi antar variabel bebas), yaitu jika korelasi
antar variabel melebihi 0,50 diduga terdapat gejala multikolinieritas. Yang kedua
menurut Neter et al. (1993) disarankan melihat pada nilai Variance Inflation
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Factor (VIF), yaitu jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat
multikolinieritas.
Motgomery dan Peck menjelaskan penyebab multikolinieritas adalah:
1. Metode pengumpulan data yang digunakan membatasi nilai dari regressor,
2. Kendala model pada populasi yang diamati,
3. Spesifikasi model,
4. Penentuan jumlah variabel eksplanatoris yang lebih banyak dari jumlah
observasi atau overdetermined model,
5. Data time series, trend tercakup dalam nilai variabel eksplanatoris yang
ditunjukkan oleh penurunan atau peningkatan sejalan dengan waktu. Kadang
kala aplikasi data sekunder mengalami masalah penaksiran atau menolak
asumsi klasik dari model regresi linier.
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel
independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen, maka
multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang terdiri
atas satu variabel dependen dan satu variabel dependen. Ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-
masing variabel bebas. Jika koefisien korelasi diantara masing-masing variabel
bebas lebih besar dari 0.8 maka terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
COE CSRDI SIZE ROA LEVERAGE
COE 1.000000 0.244985 -0.047452 0.093853 -0.161195
CSRDI 0.244985 1.000000 0.289568 0.087102 -0.424010
SIZE -0.047452 0.289568 1.000000 -0.317517 0.300269
ROA 0.093853 0.087102 -0.317517 1.000000 -0.345147
LEVERAGE -0.161195 -0.424010 0.300269 -0.345147 1.000000
Sumber: Hasil olah data peneliti
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan seperti yang ditujukkan pada
tabel 4.5. Dapat diketahui bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
54
Universitas Indonesia
penelitian ini. Hal tersebut karena nilai yang dihasilkan oleh smua variabel kurang
dari 0.8.
4.4.3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah dugaan adanya korelasi antara eror dalam observasi
atau dengan kata lain munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
Eror untuk model linier diasumsikan bebas satu observasi dengan observasi
berikutnya. Kesalahan pengukuran salah satu observasi bergantung pada
kesalahan observasi berikutnya atau sebelumnya. Kesalahan transaksi hari ini
tergantung dari kesalahan hari kemarin atau sebelumnya. Konsekuensi adanya
autokorelasi dalam model regresi adalah bahwa estimator tidak efektif lagi. Untuk
mengatasi kasus ini biasanya menghindari pengolahan data yang berkaitan dengan
waktu, atau mengatur jumlah anggota sampel. Autokorelasi sering terjadi pada
data time series, namun karena data panel merupakan data gabungan data time
series dan cross sectional maka terdapat kemungkinan terjadinya autokorelasi.
Untuk mendeteksi autokorelasi ini dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-
Watson pada output Eviews. Jika nilai Durbin-Watson berkisar pada angka 2
maka tidak terdapat autokorelasi, jika nilai Durbin-Watson bernilai 0 maka
terdapat autokorelasi positif, dan jika bernilai 4 maka terdapat autokorelasi
negatif (Sarwoko, 2005). Nachrowi (2006) mengatakan bahwa penggunaan FEM
dalam pengolahan data panel dapat mengabaikan uji autokorelasi. Hal ini
disebabkan korelasi antara komponen eror atau residual dengan variabel bebas
sulit terpenuhi. Untuk menarik kesimpulan ada tidaknya autokorelasi dapat
digunakan tabel ketentuan yang ada di bawah ini (Makridakis dkk, 1983) :
Tabel 4.6
Ketentuan nilai Durbin-Watson
Durbin-Watson Kesimpulan
DW < 1,21 terjadi autokorelasi
1,21 < DW < 1,65 tidak dapat disimpulkan
1,65 < DW < 2,35 tidak ada autokorelasi
2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan
DW > 2,79 terjadi autokorelasi
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Dengan menggunakan software Eviews 6, nilai Durbin Watson adalah
2,231544. Nilai ini berada pada selang 1,65 < DW < 2,35. Sehingga menurut
metode pengujian Durbin Watson (DW), dapat disimpulkan bahwa autokorelasi
tidak terjadi. Dengan demikian, asumsi nonautokorelasi terpenuhi.
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu
mempunyai varian yang sama atau tidak. Heteroskedastisitas mempunyai suatu
keadaan bahwa varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
berbeda. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji ada tidaknya
Heterokedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi
menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya.
Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linear,
yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut
homokedastisitas (Gujarati dalam Elmasri, 2010:53)
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan
melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
X adalah residual (Y prediksi – Y sesuungguhnya) yang telah di-studentized.
Dasar analisisnya adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
56
Universitas Indonesia
Secara informal, heteroskedastitas dapat dideteksi dengan melihat pola
grafik residual (sketergam residual kuadrat). Salah satu pengujian formalnya
adalah dengan menggunakan uji white. Uji white dapat dilakukan dengan bantuan
piranti lunak E-views. Jika terdapat gejala heteroskedastisitas, maka dapat
dilakukan inferensi dengan bantuan software E-views yaitu dengan memilih white
pada pilihan Heteroscedasticity Consistent Coefficient Covariance. Ada beberapa
cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya adalah
dengan memakai metoda Glejser. Glejser mengatakan bahwa varian variabel
gangguan nilainya tergantung dari variabel independen yang ada di dalam model.
Agar pola variabel gangguan mengandung heterokedastisitas atau tidak maka
Glejser menyarankan untuk melakukan regresi nilai absolut residual dengan
variabel independennya
Tabel 4.7
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Glejser
Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 01/03/12 Time: 00:12 Sample: 2007 2010 Periods included: 4 Cross-sections included: 11 Total panel (balanced) observations: 44
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.066512 0.046602 1.427247 0.1615
CSRDI 0.156027 0.071027 2.196742 0.0340 SIZE -0.004717 0.002965 -1.591214 0.1196 ROA -0.070118 0.046611 -1.504332 0.1406
LEVERAGE -0.014684 0.033065 -0.444092 0.6594 R-squared 0.203437 Mean dependent var 0.014939
Adjusted R-squared 0.121739 S.D. dependent var 0.038257 S.E. of regression 0.035852 Akaike info criterion -3.712164 Sum squared resid 0.050131 Schwarz criterion -3.509415 Log likelihood 86.66761 Hannan-Quinn criter. -3.636975 F-statistic 2.490093 Durbin-Watson stat 1.024520 Prob(F-statistic) 0.058869
Sumber: Hasil olah data peneliti
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Hasil tersebut di atas tidak perlu diperhatikan semua informasinya.
Keluaran yang perlu diperhatikan adalah koefisien-koefisien berikut :
Resabs = 0.066512 + 0.156027 - 0.004717 - 0.070118 - 0.014684
t = (1.427247) (2.196742) (- 1.591214) (- 1.504332) (- 0.444092)
Prob = (0.1615) (0.0340) (0.1196) (0.1406) (0.6594)
Hasil tersebut menunjukkan terjadinya heterokedastisitas karena terdapat
variabel dengan tingkat signifikansi dibawah 0.05. Hal ini berarti pada analisis
regresi dengan metode Ordinary Least Square ini, keragaman variabel independen
bervariasi pada data. Salah satu asumsi kunci pada metode regresi biasa adalah
bahwa error memiliki keragaman yang sama pada tiap-tiap sampelnya. Jika
keragaman residual tidak bersifat konstan, data dapat dikatakan bersifat
heteroskedastisitas. Karena pada metode regresi Ordinary Least Squares
mengasumsikan keragaman error yang konstan, heteroskedastisitas menyebabkan
estimasi Ordinary Least Square menjadi tidak efisien.
4.5 Analisis Regresi Data Panel dengan Metode GLS
Oleh karena hasil dengan metode OLS terbukti tidak konsisten dan efisien,
maka langkah selanjutnya adalah menganalisis dan mengestimasi dengan metode
Generalized Least Square (GLS) seperti yang disarankan oleh Gujarati (2003).
Generalized Least Square (GLS) sebagai salah satu bentuk dari pengembangan
estimasi least square, merupakan bentuk estimasi yang dibuat untuk mengatasi
sifat heteroskedastisitas yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan
sifat efisiensi estimatornya tanpa harus kehilangan sifat unbiased dan
konsistensinya. Walaupun metode ini merupakan pengembangan Metode
Kuadrat Terkecil untuk mengatasi heteroskedastisitas, namun metode ini juga bisa
digunakan pada data yang homoskedastisitas. Metode Generalized Least Square
dapat dianalisis dengan Fixed Effects Model (FEM) sehingga dapat diketahui
model mana yang terbaik untuk digunakan dalam mengestimasi faktor-faktor
yang mempengaruhi Cost of Equity Capital (COE).
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
58
Universitas Indonesia
Tabel 4.8
Hasil Estimasi dengan Metode Generalized Least Square
Dependent Variable: COE? Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 12/29/11 Time: 11:59 Sample: 2007 2010 Included observations: 4 Cross-sections included: 11 Total pool (balanced) observations: 44 Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.095822 0.053648 1.786141 0.0845
CSRDI? 0.022311 0.019203 1.161834 0.2548 SIZE? -0.001149 0.003332 -0.344938 0.7326 ROA? 0.067816 0.026882 2.522763 0.0174
LEVERAGE? -0.004588 0.021154 -0.216885 0.8298 Fixed Effects (Cross)
_UNSP--C 0.003442 _BUMI--C -0.006103 _ITMG--C -0.013592 _PTBA--C -0.020107 _ANTM--C 0.096751 _INTP--C -0.024973
_AMFG--C -0.020609 _UNVR--C -0.035554 _ISAT--C 0.007683 _TLKM--C 0.011117 _BMRI--C 0.001944
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.939444 Mean dependent var 0.618884
Adjusted R-squared 0.910210 S.D. dependent var 0.493884 S.E. of regression 0.040416 Sum squared resid 0.047371 F-statistic 32.13533 Durbin-Watson stat 2.231544 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.420243 Mean dependent var 0.091000
Sum squared resid 0.072754 Durbin-Watson stat 3.133208
Sumber: Hasil olah data peneliti
Berdasarkan tabel di atas, hasil estimasi dengan menggunakan model Generalized
Least Square (GLS) menunjukkan pengaruh variabel CSRDI, size, ROA dan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
59
Universitas Indonesia
LEVERAGE terhadap cost of equity capital. Hal ini menunjukkan dengan
menggunakan metode Generalized Least Square (GLS) menunjukan koefisien
determinasi R-Square (R²) sebesar 0.939444 yang berarti secara keseluruhan
variabel independent CSRDI, Size, ROA dan Leverage mampu menjelaskan
variabel dependen COE sebesar 93.94 %. dan sisanya sebesar 6.06% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan tersebut. Setelah
melakukan pengujian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa model fixed effect
adalah model yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti pengaruh
pengungkapan tanggung jawab social terhadap cost of equity capital suatu
perusahaan.
4.6 Uji Hipotesis Keseluruhan (F-Stat)
Uji F digunakan untu mengetahui signifikasi secara bersama-sama antara
independent variable, yaitu CSRDI, SIZE, ROA dan LEVERAGE terhadap
dependent variable, yaitu COE pada perusahaan. Nilai F-Stat pada model pertama
adalah sebesar 32.13533 dengan probabilitas sebesar 0.000000 nilai tersebut lebih
kecil dari tingkat alpha 1 persen pada tingkat keyakinan 99 persen. Secara
bersama-sama seluruh variable independen yang terdiri dari CSRDI, ,Size, ROA
dan Leverage mempengaruhi secara signifikan variabel dependen (COE), yang
berarti model penelitian dapat digunakan.
4.7 Uji Individual (Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat
kesalahan atau α (0.05). dari hasil analisis uji t, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR
Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
60
Universitas Indonesia
H1 : Terdapat pengaruh antara pengungkapan aktivitas CSR (CSR
Disclosure) terhadap cost of equity capital perusahaan.
Nilai t-stat untuk variabel CSRDI adalah 1.161834 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.2548. Nilai probabilitas ini lebih besar dari p-value 0.05.
Sementara nilai koefisien CSRDI adalah 0.022311 atau memiliki arah positif.
Dengan demikian, variabel CSRDI suatu perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap cost of equity capital perusahaan.
Kesimpulan penelitian ini adalah H0 tidak ditolak. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa CSRDI perusahaan tidak berpengaruh terhadap cost of
equity capital perusahaan publik. Hal ini berarti pengungkapan tanggung jawab
perusahaan yang tinggi tidak secara langsung mengurangi tingkat biaya modal
ekuitas, yang menunjukkan bahwa ada atau tidak adanya informasi yang
disembunyikan oleh perusahaan yang dapat membuat laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan tidak transparan tidak mempengaruhi estimasi investor
atas risiko yang ada pada perusahaan rendah, dimana tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor juga rendah. Selain itu, biaya modal ekuitas merupakan
gambaran dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi yang telah
dilakukan perusahaan dan merupakan masukan utama dalam pengambilan
keputusan investasi jangka panjang perusahaan. Meneliti hubungan antara
pengungkapan tanggung jawab social perusahaan dengan biata modal ekuitas
akan membantu manager dalam memahami dampak dari penerapan CSR pada
pembiayaan perusahaan. Dalam faktanya, biaya modal ekuitas bias menjadi
saluran dalam financial market yang mendorong perusahaan untuk menjadi lebih
bertanggung jawab secara social (Heinkel et al, 2001).
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Dhaliwal (2011), Dalam penelitiannya, Dhaliwal menemukan bukti bahwa
perusahaan dengan biaya modal yang tinggi pada tahun sebelumnya cenderung
untuk memulai pengungkapan kegiatan CSR pada tahun berjalan dan bahwa
perusahaan dengan kinerja tanggung jawab sosial yang unggul menikmati
pengurangan dalam biaya modal ekuitas. Salah satu faktor yang menyebabkan
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
61
Universitas Indonesia
hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian adalah Dhaliwal menggunakan lebih
banyak variabel independen sebagai proksi untuk mempengaruhi variabel
independen sehingga penelitian yang dilakukan oleh Dhaliwal menjadi lebih
spesifik. Selain itu Dhaliwal juga menggunakan metode lain dalam menghitung
performa tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan.
4.8 Implikasi Managerial
Berdasarkan analisis bahwa pengungkapan tanggung jawab
social berpengaruh secara tidak signifikan terhadap cost of equity capital
perusahaan publik terdapat implikasi manajerial pada perusahaan publik di
Indonesia dituntut untuk dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk
melakukan aktivitas CSR dan pengungkapannya. Perusahaan diharapkan dapat
mengungkapkan tanggung jawab sosial sebagai suatu keharusahan dalam
memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia. Karena tanggung jawab
sosial merupakan klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk
kepentingan para pemegang saham (shareholders), tapi juga untuk kepentingan
hidup pihak stakeholders dalam praktik bisnis, yaitu para pekerja, komunitas
lokal, pemerintah, LSM, konsumen, dan lingkungan. Global Compact Initiative
(2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan
bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang
(people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini (planet) (Nugroho, 2007).
Pengawasan yang baik diperlukan untuk mewujudkan pengungkapan tanggung
jawab sosial yang sesuai dengan peraturan yang ada sehingga kesadaran akan
perlunya menjaga lingkungan dapat tumbuh dengan baik karena perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam
wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Dikarenakan isu mengenai CSR merupakan hal yang relatif baru di
Indonesia dan kebanyakan investor memiliki persepsi yang rendah terhadap hal
tersebut, maka perilaku investor yang tidak menyadari pentingnya isu CSR di
masa depan menyebabkan kebanyakan investor berorientasi pada kinerja jangka
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
62
Universitas Indonesia
pendek, sedangkan CSR dianggap berpengaruh pada kinerja jangka menengah dan
jangka panjang. Investor juga diharapkan lebih menyadari pentingnya isu CSR di
masa depan, sehingga perusahaan mau melakukan aktivitas CSR secara nyata
dengan cara memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif
dari suatu kegiatan bisnis tertentu. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat
menikmati kinerja pasar yang baik dan pada gilirannya akan dinikmati oleh
masyarakat secara umum.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
63
Universitas Indonesia
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang tertuang pada BAB IV tentang pengaruh
dari pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap biaya ekuitas suatu
perusahaan, maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Tidak terdapat pengaruh pada uji t yang sudah dihasilkan pada penelitian
ini, yaitu pada variabel CSRDI suatu perusahaan terhadap biaya ekuitas
perusahaan. Namun pada pengujian yang menggunakan uji F, yaitu
pengujian bersama seluruh variable independen, terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Tetapi karena penelitian ini
hanya berfokus pada pengaruh pengungkapan tanggung jawab social
perusahaan terhadap biaya ekuitas maka hasil penelitian ini mengacu pada
hasil uji t.
5.2 Saran
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan mengganti metode
penghitungan yang dilakukan untuk mengetahui besar Cost of Equity
Capital dari perusahaan sampel. Hal ini bertujuan untuk memperluas
sampel perusahaan yang dapat digunakan dalam penelitian sehingga hasil
yang didapat akan menjadi lebih signifikan.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
64
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Botosan, Chistine A and Plumlee, Marlene A. A Re-Examination of Disclosure
Level and the Expected Cost of Equity Capital. Journal of Accounting
Research, Vol. 40, No. 1, pp. 21-40, 2002.
Botosan, Christine A. Disclosure Level and the Cost of Equity Capital. The
Accounting Review, Vol. 72, No. 3, pp. 323-349, 1997.
Botosan, Christine A. Disclosure and the cost of capital: what do we know?.
Accounting and Business Research, Intemational Aecounting Policy Forum,
pp. 31-40, 2006.
Budimanta, A., A. Prasetijo, B. Rudito. Corporate Social Responsibility: Jawaban
Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini (edisi Kedua). Jakarta:
ICSD. ISBN: 979-16561-4-6, 2007.
Budimanta, A., dan B. Rudito. Corporate Social Responsibility: Membangun
sintesis baru hubungan perusahaan dengan komuniti. Jakarta: ICSD. ISBN
979-97278-1-2, 2003.
Dhaliwal, Dan S.; Zhen Li, Oliver; Tsang, Albert dan Yang, Yong George.
Voluntary Nonfinancial Disclosure and the Cost of Equity Capital: The
Initiation of Corporate Social Responsibility Reporting. The Accounting
Review Vol. 86, No. 1 pp. 59–100, 2011
Fama, E., and K. French. The cross-section of expected stock returns. The Journal
of Finance 47: 427–465. 1992.
Gordon, Myron J. (1959). "Dividends, Earnings and Stock Prices". Review of
Economics and Statistics (The MIT Press) 41 (2): 99–105
Gujarati, Damodar N. Essentials of Econometriks. The McGraw-Hill Companies,
2006
Guthrie, J. and L.D. Parker. 1990. Corporate Social Disclosure Practice: A
Comparative International Analysis. Advances in Public Interest Accounting,
vol.3, pp. 159-175.
Hail, Luzi. The Impact of Voluntary Corporate Disclosures on the Ex ante Cost of
Capital – A Swiss Point of View. Institute for Accounting and Control
University of Zurich, 2001
Heinkel, Robert, Alan Kraes and Josef Zechner. The Effect of Green Investment
on Corporate Behavior. Journal of Financial and Quantitative Analysis Vol.
36, No.4. 2001.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Kotler, Philip and Nancy Lee, 2005, Corporate Social Responsibility: Doing The
Most Good For Your Company and Your Cause. New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc.
Leuz. Christian and Verrecchia. Robert E. The Economic Consequences of
Increased Disclosure. Journal of Accounting Research, Vol. 38, Supplement:
Studies on Accounting Information and the Economics of the Firm, pp. 91-
124, 2000.
Levinsohn, Alan. FASB Weighs the Value of Voluntary Disclosure.(Financial
Accounting standards Board). Strategic Finance. HighBeam Research.
Institute of Management Accountants, 2001.
Makridakis, Spyros, Steven C. Wheelwright & Victor E. McGee. Forecasting,
Methods and Applications. New York : Wiley. 1983
Montgomery, Douglas. C and Elizabeth A. Peck. Introduction to Linear
Regression Analysis. New York : Wiley. 1992.
Nachrowi D Nachrowi. Ekonometrika, untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan .
Cetakan Pertama. Lembaga Penerbit FE UI: Jakarta. 2006.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometruka untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 2006.
Nugroho, Yanuar. Dilema Tanggung Jawab Korporasi. Kumpulan Tulisan. Uni
Sosial Demokrat. 10 November 2007.
<http://www.unisosdem.org/kumtul_detail.php?aid=5303&coid=2&caid=19
&auid=4>
Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social Responsibility: Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause, John Wiley and Sons, Inc,
Hoboken, New Jersey, 2005,
Ross et. al. (1998), Fundamentals of Corporate Finance (fourth edition).
Singapore : McGraw Hill-Irwin (International Edition).
Rudito, B., A. Budimanta, dan A. Prasetijo. Corporate Social Responsibility:
Jawaban Bagi Model Pembangunan Indonesia Masa Kini. Jakarta: ICSD.
ISBN: 979-97278-2-0, 2004.
Sarwoko. Dasar- dasar Ekonometrika, Edisi Pertama, Andi, Yogyakarta. 2005
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. Pengaruh CSR Disclosure
Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X.
2007.
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Tanudjaja, Bing Bedjo, 2006, “Perkembangan Corporate Social Responsibility di
Indonesia”, Jurnal Nirmana, vol 8, No 2, Juli: 92-98
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga.
Ekosinia, 2009.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta :
Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 2009.
Winarno, Wahyu Wing. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews
Edisi Kedua. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN, 2009
Wooldridge, Jeffrey M. Introductory Econometrics 4th
Edition. South Western
Congage Learning. 2009
World Business Council for Sustainable Development – Corporate Social
Responsibility: Meeting Changing Expectations, (1999)
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
67
Universitas Indonesia
LAMPIRAN I
Checklist Item Pengungkapan Informasi CSR
KATEGORI (Total 78)
LINGKUNGAN
1. Pengendalian polusi kegiatan operas i; pengeluran riset & pengembangan untuk
pengurangan polusi
2. pernyataan yg menunjukkan bahw a operasi perusahaan tidak mengakibatkan
polusi atau
memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi
3. Pernyataan yg menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi
4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber
alam,
misalnya, reklamasi daratan atau reboisasi
5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi , minyak, air dan
kertas
6. Penggunaan material daur ulang
7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat
perusahaan
8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan
9. Kontribusi dalam seni yang bert ujuan untuk memperindah lin gkungan
10. kontribusi dalam pemugaran bangungan sejarah
11. Pengolahan limbah
12. Mempelajari dampak lingkungan untuk mem onitor dampak lingkungan
perusahaan
13. Perlindungan lingkungan hidup
ENERGI
1. Menggunakan energi secarea lebih efisien dalam kegiatan operasi
2. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi
3. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang
4. membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumi energi
5. Peningkatan efisiensi energi dari produk
6. riset yang mengarah pada peningk atan efisiensi energi dari produk
7. Kebijakan energi perusahaan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA
1. Mengurangi polusi, iritasi, atau risik dalam lingkungan kerja
2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental
3. Statistik kecelakaan kerja
4. Mentaati peraturan standar ke sehatan dan keselamatan kerja
5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja
6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
68
Universitas Indonesia
7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja
8. Pelayanan kesehatan tenaga kerja
LAIN-LAIN TENAGA KERJA
1. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat
2. Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial
3. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan
4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat
5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja
6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan
7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja
8. Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerj a yang dalam proses mengundurkan
diri atau
yang telah membuat kesalahan
9. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan
10. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi
11. Presentase gaji untuk pensiun
12. Kebijakan penggajian dalam perusahaan
13. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan
14. Tingkatan managerial yang ada
15. Disposisi staff – dimana staff ditempatkan
16. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka
17. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja
18. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut
19. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja
20. Rencana pembagian keuntungan lain
21. Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan kepuasan &
motivasi
kerja
22. informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan peruahaan
23. Laporan tenaga kerja yg terpisah
24. hubungan perusahaan dgn serikat buruh
25. Gangguan dan aksi tenaga kerja
26. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan
27. Kondisi kerja secara umum
28. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja
29. Statistik perputaran tenaga kerja
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012
69
Universitas Indonesia
PRODUK
1. pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya
2. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk
3. informasi proyek riset perusa haan untuk memperbaiki produk
4. Produk memenuhi standar keselamatan
5. membuat produk lebih aman untuk konsumen
6. melaksanakan riset atas tingk at keselamatan produk perusahaan
7. peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk
8. informasi atas keselamatan produk perusahaan
9. informasi mutu produk yg dicerminkan dalam penerimaan penghargaan
10. informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misalnya
ISO 9000)
KETERLIBATAN MASYARAKAT
1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masy,
pendidikan & seni
2. tenaga kerja paruh wakt u dari mahasiswa/pelajar
3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat
4. Membantu riset medis
5. sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni
6. membiayai program beasiswa
7. membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat
8. sponsor kampanye nasional
9. mendukung pengembangan industri lokal
UMUM
1. tujuan/kebijakan perusahaan secara um um berkaitan dengan tanggung jawab
sosial
perusahaan kepada masyarakat
2. informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang
disebutkan di
atas
TOTAL ITEM
Pengaruh corporate..., Stephanus Koko Ardhi N., FISIP UI, 2012