pengaruh atribut kecerdasan emosional dan atribut …eprints.perbanas.ac.id/1912/1/artikel...
TRANSCRIPT
PENGARUH ATRIBUT KECERDASAN EMOSIONAL DAN ATRIBUT
PERILAKU BELAJAR TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian
Program Pendidikan Strata Satu
Jurusan Akuntansi
Oleh :
HARTINI TRI UTAMI
NIM : 2010310515
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2014
PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
Nama : HARTINI TRI UTAMI
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 02 AGUSTUS 1991
N.I.M : 2010310515
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata I
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Pengaruh Atibut Kecerdasan Emosional dan Atribut Perilaku
Belajar Tehadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal : 20 Oktober 2014
(Nurul Hasanah Uswati Dewi, SE., M.Si)
Ketua Program Studi S1 Akuntansi,
Tanggal : 20 Oktober 2014
(Supriyati, SE.,M.Si.,Ak.,CA)
1
PENGARUH ATRIBUT KECERDASAN EMOSIONAL DAN ATRIBUT
PERILAKU BELAJAR TEHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI
Hartini Tri Utami
STIE Perbanas Surabaya
E-mail : [email protected] /
Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118, Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this study was to investigate the influence of emotional intelligence and
behavioral study of the level of understanding of accounting. Emotional intelligence was
measured with the introduction of self, self-control, motivation, empathy, and social skills,
while learning behavior measured by the habits to learn, the habit of reading books, visiting
the library and custom exams. The sample in this study was 106 respondents. Data analysis
in this study using SPSS version 21. Results of the ninth only three attributes that result
sihnifikan the introduction of self, empathy, and a visit to the library.
Key words: Accounting Students, emotional intelligence, learning behavior, and
understanding of accounting.
PENDAHULUAN
Pada perkembangan globalisasi di dunia
pendidikan ini sedikit banyak telah
mempengaruhi sistem pendidikan
akuntansi pada Perguruan Tinggi.
Pendidikan saat ini juga menempati
prioritas yang paling utama karena untuk
menciptakan para tenaga ahli yang handal
dalam bidangnya masing-masing. Seiring
dengan perkembangan pendidikan tersebut
juga berimbas pada kualitas mahasiswa
yang dihasilkan dari sistem pendidikan
yang semakin berkembang. Salah satu cara
untuk meningkatkan sumber daya manusia
adalah melalui pendidikan. Dunia kerja
menuntut lulusan mahasiswa tidak hanya
memiliki kemampuan akademik saja,
melainkan juga harus mempunyai
kecerdasan emosional yang baik. Goleman
(2006) mengatakan kecerdasan emosional
meliputi kemampuan individu dalam
berkomunikasi, beradaptasi, kreatifitas,
ketahuan mental, kepercayaan diri,
motivasi, kerjasama tim, dan mampu
memberikan kontribusi kepada
perusahaan, dengan begitu seseorang akan
mempunyai nilai tambah dalam bersaing
pada dunia kerja. Kuliah dan pekerjaan
merupakan dua hal yang saling berkaitan,
karena ketika kita duduk dibangku
perkuliahan ilmu tersebut akan bermanfaat
didunia pekerjaan.
Banyak mahasiswa menempuh jalur kuliah
untuk mendapatkan gelar keserjanaan dan
pada akhirnya gelar keserjanaan tersebut
digunakan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk dapat bekerja di suatu
perusahaan yang diinginkan. Berdasarkan
beberapa pengalaman yang ada, banyak
pencari kerja yang mengeluh karena
banyak mahasiswa yang memiliki Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi
2
memiliki kepribadian yang kurang. Salah
satu aspek kepribadian dapat dilihat dari
kecerdasan emosional. Kecerdasan
emosional mahasiswa memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Kecerdasan emosional ini mampu melatih
kemampuan untuk mengelola perasaannya,
kemampuan untuk memotivasi dirinya,
kesanggupan untuk tegar dalam
menghadapi frustasi, kesanggupan
mengendalikan diri dan menunda kepuasan
sesaat. Lulusan mahasiswa jurusan
akuntasi nantinya akan menjadi seseorang
yang profesional dibidang akuntansi,
apabila mereka dapat mengelola
kecerdasan emosional serta perilaku
belajar dengan baik maka mereka akan
dapat lebih mudah dan akan lebih
memahami akuntansi.
Tingkat pemahaman akuntansi
seorang mahasiswa dalam memahami mata
kuliah tidak hanya ditunjukan dari nilai-
nilai yang diperoleh dalam mata kuliah
tersebut, tetapi juga apabila mahasiswa
dapat dikatakan menguasai atau
memahami akuntansi ketika ilmu
akuntansi yang telah diperolehnya dapat
diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di
dunia kerja. (Budhiyanto dan Nugroho,
2004)
Penelitian ini difokuskan kepada
mahasiswa akuntansi dikarenakan penulis
saat ini fokus pada bidang akuntansi.
Kecerdasan emosional yang akan diteliti
terbagi menjadi lima komponen, yaitu
pengenalan diri, motivasi, empati, dan
keterampilan sosial. Sedangkan perilaku
belajar yang akan diteliti terbagi menjadi
empat komponen, yaitu kebiasaan
mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca
buku, kunjungan keperpustakaan,
kebiasaan menghadapi ujian. Dan mata
kuliah akuntansi yang dipilih oleh penulis
adalah Pengantar Akuntansi 1, Pengantar
Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan 1,
Akuntansi Keuangan 2, Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi
Keuangan Lanjutan 2, Pengauditan 1,
Teori Akuntansi, Akuntansi Biaya, Sistem
Informasi Akuntansi Dan Akuntansi
Keprilakuan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian beberapa
alasan yang telah dikemukakan pada latar
belakang masalah diatas, maka perumusan
masalah pada penelitian dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah atribut keceredasan
emosional (pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati,
dan keterampilan sosial)
berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi ?
2. Apakah atribut perilaku belajar
(kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan, dan
kebiasaan menghadapi ujian)
terhadap tingkat pemahaman
akuntansi ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuktikan ada atau tidaknya pengaruh
atribut kecerdasan emosional dan atribut
perilaku belajar mahasiswa akuntansi yang
masih aktif di STIE Perbanas Surabaya
terhadap tingkat pemahaman akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh atribut
kecerdasan emosional (pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi,
empati, dan keterampilan sosial)
terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa di STIE
Perbanas Surabaya.
2. Mengetahui atribut perilaku belajar
(kebiasaan mengikuti pelajaran,
kebiasaan membaca buku,
kunjungan ke perpustakaan, dan
kebiasaan menghadapi ujian)
terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa di STIE
Perbanas Surabaya.
3
Kecerdasan Emosional
Istilah “kecerdasan emosional”
pertama kali dilontarkan pada tahun 1990
oleh pisikolog Peter Salove dari Harvard
University dan John Mayer dari University
of New Hampshire untuk menerangkan
kualitas-kualitas emosional yang
tampaknya penting bagi keberhasilan.
Salove dan Mayer mendefinisikan
kecerdasan emosional atau yang sering
disebut EQ adalah “himpunan bagian dari
kecerdasan sosial yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan sosial
yang melibatkan kemampuan pada orang
lain, memilah-milah semuanya dan
menggunakan informasi ini untuk
membimbing pikiran dan tindakan Shapiro
(1998) dalam Shieva (2007).
Goleman (2006 : 57) secara garis
besar membagi dua kecerdasan emosional
yaitu kompetensi personal yang meliputi
pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi diri, dan kompetensi sosial yang
terdiri dari empati dan keterampilan sosial Perilaku Belajar
Seseorang yang mengalami
proses belajar secara formal akan
mempunyai wawasan, pengetahuan,
keterampilan, kepribadian, dan perilaku
tertentu sesuai dengan apa yang ingin
dituju oleh lembaga pendidikan pada
umumnya dikaitkan dengan tujuan
pendidikan nasional. Perlu dicatat bahwa
belajar merupakan kegiatan individual,
kegiatan yang sengaja dipilih secara sadar
karena sesorang mempunyai tujuan
individual tertentu. Kesadaran mengenai
hal ini akan sangat menentukan sikap dan
pandangan belajar diperguruan tinggi yang
pada akhirnya akan menentukan
bagaimana seseorang belajar diperguruan
tinggi (Suwardjono, 1991) Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan transaksi
dan kejadian yang bersifat keuangan
dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, dan
penginterprestasian hasil proses tersebut.
Pengertian seni dalam definisi tersebut
dimaksudkan untuk menunjukan bahwa
akuntansi bukan merupakan ilmu
pengetahuan eksakta atau sains (science)
karena dalam proses penalaran dan
perancangan akuntansi banyak terlibat
unsur pertimbangan (judgment). Seni
dalam definisi diatas lebih mempunyai
konotasi sebagai kerajinan dan
keterampilan atau pengetahuan terapan
yang isi dan strukturnya disesuaikan
dengan kebutuhan untuk mencapai suatu
tujuan. (Suwardjono, 2002 : 5).
Pemahaman Akuntansi Akuntansi merupakan
seperangkat pengetahuan yang luas dan
komplek. Cara termudah untuk
menjelaskan pengertian akuntansi dapat
dimulai dengan mendefinisikannya. Akan
tetapi, pendekatan semacam ini
mengandung kelemahan. Kesalah dalam
pendefinisian akuntansi dapat
menyebabkan kesalahan pemahaman arti
sebenarnya akuntansi.
Didalam buku karangan Sofyan S.
Harahap (2007;5) menyebutkan beberapa
definisi pengertian akuntansi, yaitu:
A Statement of Basic Accounting
Theory (ASOBAT), akuntansi diartikan
sebagai berikut:
Proses mengidentifikasi, engukur,
dan menyampaikan informasi ekonomi
sebagai bahan informasi dalam hal
mepertimbangkan berbagai alternative
dalam mengambil kesimpulan oleh para
pemakainya.
Komite istilah American Institute
of Certified Public Accounting (AICPA)
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
Seni pencatatan, penggolongan,
dan pengikhitisaran dengan cara tertentu
dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-
hasilnya.
4
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan dan referensi dari
beberapa penelitian terdahulu, maka dapat
disusun suatu kerangka pemikiran dalam
penelitian saat ini. Dalam uaraian
pemikiran yang sudah dijelaskan diatas
maka dapat diperjelas melalui variabel
kecerdasan emosional dan perilaku belajar
terhadap tingkat pemahaman akuntansi,
secara skema dapat digambarkan sebagi
berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini
merupakan kerangka dalam melaksanakan
suatu riset (Juliansyah, 2011: 107).
Berdasarkan paradigmanya, penelitian ini
tergolong penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka
dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistik (Nur Indriantoro, 2002 :
26). Ditinjau dari aspek pengembangan
teori merupakan penelitian deduktif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menguji
hepotesis melalui validitas teori atau
pengujian aplikasi teori dalam keadaan
tertentu. Dilihat dari metode pengumpulan
data, penelitian ini merupakan penelitian
Variabel-variabel yang
mempengaruhi
(Variabel X)
(
Variabel-variabel yang
dipengaruhi
(Variabel Y)
( Kecerdasan Emosional
Pengenalan diri
Pengendalian diri
Motivasi
Empati
Keterampilan Sosial
Perilaku Belajar
Kebiasaan mengikuti
pelajaran
Kebiasaan membaca Buku
Kunjungan keperpustakaan
Kebiasaan menghadapi ujian
Tingkat Pemahaman Akuntansi
5
survey karena dilakukan dengan
membagikan kuesioner.
Batasan Penilitian
Batasan dalam penelitian ini
adalah penelitian yang dilakukan berkaitan
dengan pengujian hipotesis untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional yang diukur dengan pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi, empati,
dan keterampilan sosial. Sedangkan
perilaku belajar yang diukur dengan
kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan
membaca buku, kunjungan ke
perpustakaan, dan kebiasaan menghadapi
ujian terhadap tingkat pemahaman
akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan pada mahasiswa akuntasi STIE
Perbanas Surabaya.
Identifikasi Variabel
Berdasarkan landasan teori dan
hipotesis penelitian, variabel dalam
penelitian ini akan diidentifikasikan
sebagai berikut :
1. Variabel terikat (Dependent variabel)
(Y) Variabel terikat atau dependent
variabel dalam penelitian ini adalah
tingkat pemahaman akuntansi.
2. Variabel bebas (Independent variabel)
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah :
(X1) kecerdasan emosional (pengenalan
diri, pengendalian diri, motivasi,
empati, dan keterampilan sosial) dan
(X2) perilaku belajar (kebiasaan
mengikuti pelajaran, kebiasaan membca
buku, kunjungan ke perpustakaan, dan
kebiasaan menghadapi ujian).
Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Definisi operasional variabel yang
diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Variabel Dependen (variabel Y)
Variabel terikat yaitu tingkat pemahaman
akuntansi (Y). merupakan salah satu
pengukuran dimana mahasiswa akuntansi
tersebut dapat memahami dalam membaca
laporan keuangan.
Variabel Independen (variabel X)
variabel bebas yaitu kecerdasan emosional
dan perilaku belajar. Variabel tersebut
untuk mengukur tingkat pemahaman
akuntansi.
Populasi, Sampel dan Teknik
Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
di STIE Perbanas Surabaya. Sampel yang
akan diambil adalah mahasiswa akuntansi
tingkat akhir di STIE Perbanas Surabaya.
Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah metode purposive
sampling, yaitu sampel yang dipilih atas
pertimbangan tertentu. Tempat yang akan
dilakukan pengambilan sampel adalah
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas
Suranaya.
Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan data primer,
yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari responden dengan menyebarkan
kuesioner untuk mengetahui pengaruh
tingkat pemahaman akuntansi dari
kecerdasan emosional dan perilaku belajar.
Pengukuran skala interval lima akan
membantu responden dalam menjawab
pernyataan yang diberikan kemudian data
yang diperoleh dari pengumpulan data
tersebut akan dianalisis.
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
Analisis data merupakan suatu
proses penyederhanaan data dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca. Teknik analisis
dalam penelitian saat ini adalah
menggunaakn analisis kuantitatif, analisis
kuantitatif adalah analisis data-data dalam
bentuk angka-angka dan pembahasannya
melalui perhitungan statistik berdasarkan
jawaban kuesioner dari responden. Dengan
menggunakan metode kuantitatif
6
diharapkan akan didapatkan hasil
pengukuran yang lebih akurat terhadap
responden yang diberikan oleh responden,
sehingga data yang terbentuk angka
tersebut dapat diolah dengan menggunakan
metode statistik SPSS 21.
Pengujian Instumen
Pengujian Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakaan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Mengukur
validitas pada penelitian ini dilakukan
dengan cara melakukan korelasi antar skor
butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel (Ghozali, 2012: 52).
Pengujian Realibilitas
Uji realibilitas merupakan alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali 2012: 47).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi
antara variabel dependen dan independen
keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak ( Imam, 2012: 160).
Analisis Deskriptif Responden
Sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan yaitu 63
orang atau 59.5% dari 106 orang.
Mayoritas dari mereka berusia 22-24 yaitu
sebanyak 64 orang dengan persentase
sebesar 60.4%. sebagian responden
memperoleh IPK 3.01 sampai dengan
3.50, yaitu sebanyak 89 orang dengan
persentase sebesar 83.96%. dengan adanya
karakteristik responden yang demikian
maka diharapkan berguna dalam
mengetahui tingkat pemahaman akuntansi.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pada penelitian ini uji validitas
dilakukan dengan menghitung korelasi
skor masing-masing butir pertanyaan
dengan skor total seluruh butir pertanyaan
dalam satu variabel. Diketahui bahwa
item-item pertanyaan pada variabel tugas-
tugas dan tanggung jawab, promosi,
pelatihan, dan supervisi dan masalah-
masalah pribadi mempunyai nilai
signifikansi > 0.05, dengan demikian
semua item pertanyaan yang mengukur
variabel penelitian dinyatakan valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
menguji tingkat kehandalan data dengan
menggunakan rumusan Cronbach Alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronsbach
Alpha lebih besar dari 0.06 (Imam
Ghozali, 2012). Diketahui bahwa variabel
tugas-tugas dan tanggug jawab, promosi,
pelatihan, dan supervisi, dan masalah-
masalah pribadi mempunyai nilai cronbach
alpha lebih besar 0.06 sehingga indicator
kueisoner mengukur variabel penelitian
dinyatakan reliabel.
Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan
terhadap nilai residual. Uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov.
1. Uji Kolmogorov-Smirnov pada
mahasiswa yang sedang dan sudah
menempuh mata kuliah praktek audit. Pada
7
uji normalitas dengan menggunakan
Kolmogorov-smirnov, data dinyatakan
berdistribusi normal apabila sig. Uji
Kolmogorov-Smirnov > α = 0.05
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 106
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation .26426832
Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .090 Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .927 Asymp. Sig. (2-tailed) .356
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Pembahasan
Sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan yaitu 63
orang atau 59.5% dari 106 orang.
Mayoritas dari mereka berusia 22-24 yaitu
sebanyak 64 orang dengan persentase
sebesar 60.4%. sebagian responden
memperoleh IPK 3.01 sampai dengan
3.50, yaitu sebanyak 89 orang dengan
persentase sebesar 83.96%. dengan adanya
karakteristik responden yang demikian
maka diharapkan berguna dalam
mengetahui tingkat pemahaman akuntansi.
Dari hasil analisa deskriptif pada
item pertanyaan untuk tiap atribut variabel
penelitian, dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati,
keterampilan sosial, kebiasaan mengikuti
pelajaran, kebiasaan membaca buku,
kunjungan keperpustakaan, kebiasaan
mengikuti ujian sehingga responden
memiliki tingkat pemhaman akuntansi
yang baik.
Pada hasil uji validitas
menyimpulkan bahwa semua variabel
dinyatakan valid. Sedangkan dari hasil uji
reliabilitas menyimpilkan bahwa semua
variabel penelitian dinyatakan reliabel.
Hasil analisis regresi berganda
untuk kesembilan atribut kecerdasan
emosional yang terbentuk dari pengenalan
diri (X1), pengendalian diri (X2), motivasi
(X3), empati (X4), keterampilan sosial
(X5), dan atribut perilaku belajar yang
terbentuk dari kebiasaan mengikuti
pelajaran (X6), kebiasaan membaca buku
(X7), kunjungan ke perpustakaan (X8),
kebiasaan menghadapi ujian (X9) dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian uji F
diperoleh hasil bahwa secara bersama-
sama kesembilan atribut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel
tingkat pemahaman akuntansi (Y).
Besarnya pengaruh pengenalan diri (X1),
pengendalian diri (X2), motivasi (X3),
empati (X4), keterampilan sosial (X5),
kebiasaan mengikuti pelajaran (X6),
kebiasaan membaca buku (X7), kunjungan
ke perpustakaan (X8), kebiasaan
menghadapi ujian (X9) terhadap tingkat
pemahama akuntansi, memiliki nilai F=
2.009 dan signifikan 0.046. Besarnya
hubungan simultan kesembilan atribut
terhadap tingkat pemahaman akutansi
adalah 0.398. Kesembilan atribut dapat
memprediksi terjadinya tingkat
pemahaman akuntansi sebesar 0.158 atau
15.8% sedangkan sisanya yaitu 84.2%yang
akan dijelaskan oleh variabel lain diluar
penelitian.
Dari hasil uji t yang telah dilakukan maka
dapat diketahui bahwa dari kesembilan
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
8
pengenalan diri (X1), pengendalian diri
(X2), motivasi (X3), empati (X4) dan
keterampilan sosial (X5), kebiasaan
mengikuti pelajaran (X6), kebiasan
membaca buku (X7), kunjungan ke
perpustakaan (X8), kebiasaan menghadapi
ujian (X9) ternyata ketika peneliti
melakukan analisis data ada tiga variabel
bebas yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat pemahaman akuntansi
pada mahasiswa jurusan akuntansi di STIE
Perbanas Surabaya yaitu variabelnya:
pengenalan diri (X1) mempunyai nilai
pada probabilitas 0.037, empati (X4)
mempunyai probabilitas 0.92, dan
kunjungan ke perpustakaan (X8)
mempunyai probabilitas yaitu 0.060.
Kesimpulan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kecerdasan
emosional terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada mahasiswa jurusan
akuntansi STIE Perbanas Surabaya.
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa S1
akuntansi yang telah menempuh mata
kuliah pengantar Akuntansi 1, Pengantar
Akuntansi 2, Akuntansi keuangan 1,
akuntansi keuangan 2, akuntansi keuangan
lanjutan 1, akuntansi keuangan lajutan 2,
pengauditan, teori akuntansi, akuntansi
biaya, sistem informasi akuntansi,dan
akuntansi keprilakuan. Sedangkan jumlah
responden yang berhasil diperoleh adalah
sebanyak 106 responden. . Penelitian ini
menggunakan teknik analisis regresi linier
berganda, dan dari hasil uji dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji simultan (uji f),
variabel dari pengenalan diri (X1),
pengendalian diri (X2), motivasi (X3),
empati (X4), keterampilan sosial (X5),
kebiasaan mengikuti pelajaran (X6),
kebiasaan membaca buku (X7),
kunjungan ke perpustakaan (X8),
kebiasaan menghadapi ujian (X9)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi (Y).
2. Berdasarkan uji parsial (uji t), variabel
pengenalan diri (X1), empati (X4),dan
kunjungan ke perpustakaan (X8)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi. Sedangkan
variabel pengendalian diri (X2),
motivasi (X3), keterampilan sosial (X5),
kebiasaan mengikuti pelajaran (X6),
kebiasaan membaca buku (X7),
kebiasaan menghadapi ujian (X9) tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini, seperti banyak
terjadi dalam penelitian lainnya, tetap
memiliki keterbatasan yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan dengan metode
survei melalui penyebaran kuesioner,
sehingga kesimpulan yang diperoleh
hanya berdasarkan data yang
dikumpulkan melalui instrumen tertulis
dari penyebaran kuesioner kepada
responden.
2. Penelitian ini dari segi model memiliki
kelemahan dikarenakan masih banyak
faktor lain diluar variabel yang dapat
mempengaruhi tingkat pemahaman
akuntansi mahasiswa selain kecerdasan
emosional dan perilaku belajar.
Saran
Adapun saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan kesimpulan penelitian
diharapkan menambahkan beberapa
indikator atau variabel lain yang di
inginkan berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman akuntansi
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menggunakan sampel yang lebih
banyak, dan menggunakan lokasi
penelitian pada perguruan tinggi negeri
dan perguruan tinggi swasta.
DAFTAR RUJUKAN
Adetayo, Janet Oyebola, Adela Lukman.
2011. “Emotional Intelligence
And Parental Involvement As
Predictors Of Academic
Achievement In In Financial
9
Accounting”. American Journal
And Social Management Science.
Agoes, Sukrisno dan Ardana I Cenik,
2009. Etika bisnis dan Profesi
tentang Membangun Manusia
Seutuhnya. Jakarta : Salemba
Empat.
Eka Indah, T dan Sri Suryaningsum. 2003.
“Pengaruh Kecerdasan Emosional
Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi”. Makalah Simposium
Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Goleman, daniel. 2006. Emosional
Intellegence, Kecerdasan
Emosional :mengapa EQ Lebih
Penting Dari Pada IQ. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hery, 2009. Teori Akuntansi. Jakarta : PT.
Fajar Interpratama offset Ikatan
Akuntansi Indonesia.
2009. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta : Salemba Empat.
Hanifah dan Syukriy Abdullah.2001.
“Pengaruh Perilaku Belajar
Terhadap Prestasi Akademik
Mahasiswa Akuntansi”. Riset
Akuntansi, Auditing, dan
Informasi. Vol. 1 No. 3.
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Edisi Keempat. Semarang :
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Juliansya Noor. 2011. Metodologi
Penelitian: Skripsi, Thesis,
Disertasi, Dan Karya Ilmiah.
Jakarta : Badan Penerbit Prenada
Media.
Joan S, Budhiyanto dan Paskah I,
Nugroho. 2004. “Pengaruh
Kecerdasan Emosional Terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi”.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.
X No. 2.
Jones, Greg dan Anne Abraham. 2009.
“The Value Of Incorporating
Emotional Intelligence Skills In
The Education Of Accounting
Students”. Australian accounting
Marita, Suryaningrum, S dan Naafi,
Hening S. 2007. “Kajian Empiris
Atas Perilaku Belajar dan
Kecerdasan Emosional Dalam
Mempengaruhi Stress Kuliah
Mahasiswa Akuntansi”.
Simposium Nasional Akuntansi 11
Pontianak.
Melandy, Rissyo dan Nurna Aziza. 2006.
“Pengaruh kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman
akuntansi, kepercayaan diri
sebagai variabel pemoderasi”.
Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang.
Nur Indriantoro dan Bambang, S. 2002.
Metodelogi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen.
Edisi Pertama. Yogyakarta :
BPFE.
Tjun Tjun, Law Santy, Setiawan, dan Sinta
Setiana. 2009. “Pengaruh
Kecerdasan Emosional Terhadap
Pemahaman Akuntansi Dilihat
dari Prespektif GenderI”. Jurnal
Akuntansi Vol.1 No.2
Shieva Hanum. 2007. “Pengaruh Atribut
Kecerdasan Emosional Dan
Pengaruh Atribut Perilaku Belajar
Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi Pada Mahasiswa
Akuntansi di STIE Perbanas”.
Skripsi Sarjana tak diterbitkan,
STIE Perbanas Surabaya.
Sofyan, Syahri Harahap, 2011. Teori
Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta :
Penerbit Rajawali pers.
10
Suwardjono. 1999. “Memahami Akuntansi
dengan Penalaran dan Pendekatan
Sistem”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia Vol.14 No. 3.
Suwardjono. 2002. “Akuntansi Pengantar
1”. Edisi Ketiga. Yogyakarta :
BPFE.