penetas telur

Upload: muthofar-hadi

Post on 11-Jul-2015

738 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Penetas Telur Sederhana.

. Penetas telur ini pernah saya buat sekitar 18 tahun yg lalu. Dengan modal sepasang ayam kampung (1 jago dan 1 betina), dalam jangka waktu 2 bulan jumlah ayam menjadi 40 ekor. Jumlah akan semakin berlipat bila anak ayam betina sudah dapat bertelur juga (usia 6-7 bln). Bisa dibayangkan, dalam jangka waktu 6 bulan jumlahnya bisa menjadi ratusan (dengan asumsi menghasilkan minimal 20 telur/ bulan). Rata2 ayam kampung menghasilkan 8-14 butir per musim bertelur. Triknya adalah telur2nya kita tetaskan sendiri, sehingga sang induk, setelah istirahat seminggu, kita kawinkan kembali, akan bertelur lagi. Sedikit banyaknya ayam yg dihasilkan tergantung dari jumlah telur yg dihasilkan sang induk. Harus diingat bahwa telur yang tidak dibuahi oleh sang jago tidak akan menghasilkan apa2. Walaupun betinanya adalah petelur, tapi bertelurnya karena hasil rangsangan makanannya. Entah kalau anda adalah ahli rekayasa genetik, itu lain soal. Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah ketekunan dan keikhlasan anda membolak balikkan telur 4, 6, atau 8 jam sekali selama 21 hari. Bila tidak sanggup, lebih baik jangan dilakukan. Bahan inkubator: - Triplex 6mm uk P: 40 cm L:30 T: 35 cm (ukuran tidak mutlak, atau menurut selera). - Fitting lampu, bohlam 40w [atau menggunakan beberapa untai lampu natal (20 lampu di seri/untai, karena bohlammya 12v)]. Yang penting dapat memanaskan box hingga 37C . - Elektrik minifan ex komputer, trafo 9-12vct 0.5A, 2 bh diode in4001. Gunanya untuk meratakan sirkulasi panas didalam box. Bila dg 12v terlalu kencang, pakailah yg 9v. - Busa/spon, atau bahan yg mencegah panas keluar dari box - Termometer ruangan. Harganya sekitar Rp 15.000 an (dahulu, entah sekarang)

- Sterofoam (tempat telur) tebal 10mm. Lubangi dari diameter telur, yang penting telur dpt berdiri tegak. Banyaknya lubang terserah anda, tapi minimal tersedia 15 lubang. - wadah air. Bisa kaleng atau ex botol plastik air mineral atau mangkuk kecil. Agar udara selalu lembab. - Solder (untuk membentuk lubang tempat telur berdiri). Atau kalau rajin boleh pakai cutter. - Lem aibon. Gunanya untuk merekatkan busa/spon kedinding dalam box.

- Bila mulai bertelur, jangan diambil dulu. Biarkan sampai si betina terbiasa dengan tempat eramannya. Setelah terdapat beberapa telur ambillah, tapi sisakan satu atau dua butir, agar si betina tidak bingung. Khusus untuk betina yang baru pertama kali bertelur, telur perdananya (disebut juga sebagai telur ayam dara, cirinya masih terdapat darah) lebih baik untuk dikonsumsi saja (atau dijual lebih mahal dari yang lain, karena (katanya) banyak khasiatnya. Entah untuk panglaris, tolak bala, atau pengobatan). Bila sudah tidak lagi bertelur barulah ambil semuanya. - Sebelum telur dimasukkan kedalam inkubator bersihkan terlebih dahulu dari kotoran2 dengan menggunakan lap yang dibasahi air hangat. - Pastikan suhu inkubator stabil pada 36-38C (usahakan di 37) berapapun banyaknya telur yang ada. Jika lebih maka bukalah (dengan menggeser) ventilasi yang ada diatas box sampai suhu kembali stabil. - Balikkan telur 180 derajat setiap 6 atau 8 atau 12 jam sekali. Lakukan hingga mendekati menetas (antara 19 s/d 21 hari). - Air yang ada didalam fungsinya untuk melembabkan. Pastikan selalu terisi. - Cek kondisi telur dengan meneropongnya diatas lampu senter/bohlam 5w. Bila sampai 7 hari telur tidak ada titik hitam yang bergerak, maka telur ini gagal. Singkirkan saja. Titik hitam ini adalah embrionya. Makin lama makin membesar, bergerak kesana kemari. Bila anda tertarik dengan apa yang terjadi pada proses sebuah kelahiran, maka ini adalah cara mudah untuk mengetahui tahapan2 bagaimana sebuah makhluk tercipta. Luar biasa!! Oleh sebab itu ingatlah

selalu asal manusia itu darimana (dari setetes air, lalu menjadi segumpal darah, lalu tumbuh tulang belulang, hingga akhirnya menjadi sempurna). Jangan mentang2 sudah berhasil/sukses/berkuasa lalu menjadi lupa diri. - Bila ada yang menetas, pindahkan ke kandang yang terpisah, agar telur yang ada tidak menjadi mainannya (alias dipatuki). Adakalanya anak ayam kesulitan memecahkan kulit telurnya (mungkin sungsang kalau diibaratkan manusia), maka tugas andalah membantu memecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit (jangan sekaligus supaya anak ayam tidak shock). -Anak ayam yang sudah menetas dan terpisah dikandang tersendiri secara naluri akan berperilaku seperti ayam pada umumnya, yaitu mematuk-matuk. Maka sediakanlah makanannya; bisa diwadah atau disebar disekitarnya. Jangan lupa juga untuk disediakan wadah air minum. Pada saat ini adalah baik bila dibuatkan kandang khusus anak ayam. - Bila PLN mati, maka gunakanlah lampu minyak (lampu teplok), tempatkan sedemikian rupa sehingga panasnya (bukan asapnya!) dapat mengalir kedalam box..

Bahan Membuat Kandang Ayam Dewasa: Beberapa batang kayu reng 34. Beberapa batang bambu, dibelah menjadi beberapa bilah (minimal 8 bilah). Paku. .

Rangka dibuat dari kayu reng. Ukuran kandangnya relatif, tetapi biasanya disesuaikan dengan besar dan tinggi sang jago, juga keleluasaan sewaktu sang jago berusaha mengawini sang betina (misal P:60 L:50 T:50). Sedangkan dinding dan lantainya merupakan belahan dari batang bambu. Untuk dinding (kiri-kanan-belakang) dan lantai jarak antar bambu kira2 seukuran ibujari. Sedangkan dinding depan seukuran tiga jari atau kepala sang jago dapat keluar bebas. Wadah makanan sebaiknya taruh diluar, agar tidak dapat dikais-kais. Lantai dapat dibuat rata atau landai kedepan. Ruang khusus bertelur.

Pintu masuk untuk bertelur usahakan hanya muat untuk si betina keluar masuk saja. Tempat bertelurnya bisa rata atau lebih tinggi dari lantai. Lapisi bagian bawah ruang bersalin telurnya dengan jerami atau tumpukan koran bekas atau sobekan2 kain. Tutup tempat bertelur dari penglihatan si jago. Anda bisa pula mengintip bagaimana proses keluarnya telur dari dalam tubuh si betina. Sama seperti proses keluarnya anak manusia dari ibunya. Saya sebagai laki2 tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya. Pasti sakit luar biasa dan amat sangat melelahkan! Oleh sebab itu hargailah, hormatilah dan lindungilah kaum hawa, karena dari merekalah umat manusia terlahir. Tidak akan ada Nabi, atau Raja, atau Presiden, atau Ulama, atau para cerdik pandai, bila tidak ada wanita. Untuk atap bisa menggunakan seng atau terpal plastik. Bersihkan kandang tiap pagi dan sore dari kotoran2nya dengan semprotan air. Bila anda mempunyai kolam ikan, maka tempatkan kandang diatasnya. Kotoran ayam bisa menjadi pakan ikan. Kalau tidak ada maka tempatkan kandang diatas saluran air/got yang mengalir. Sebab kalau tidak mengalir maka akan timbul bau, akibatnya tetangga pasti banyak yang protes. Belum lagi penyakit yang lainnya. Kalau tidak, bisa juga kotoran ayam dimasukkan/dialirkan kedalam septic tank. Kandang Bayi

Ukuran kandang tidak mutlak. Semakin banyak bayi ayam tentunya semakin besar kandangnya. Beri lampu pijar didalam 10-15W. Bila terlalu besar wattnya dikhawatirkan bayi terlalu kepanasan. Lubang didepan berukuran 2cm diselingi 1cm; asalkan hanya kepala si bayi saja yang dapat keluar sudah cukup. Foto Inkubator: (update 26-7-09)

Foto-foto diatas belum dicoba untuk menetaskan, karena baru dibuat. Bila induk sudah bisa dipisahkan dari anaknya (yang semata wayang) dan bersedia dikawinkan kembali, paling tidak baru satu bulan lagi dapat dipost. Harap maklum dan mohon sabar. - Ukuran juga tidak mutlak. Patokannya adalah tinggi lampu+fitting+5 cm+tinggi telur: untuk bagian telur. Untuk bagian wadah air sekitar 7-10 cm juga cukup, dan tidak harus berada dibawah telur. Bisa saja ditaruh dibagian samping telur. - Lampu dipakai dua buah tujuannya sekadar untuk memudahkan mengatur suhu; misalnya kombinasi 25w-25w, atau 25w-15w, atau 40w-15w, dst. Saklar untuk menghidupkan/mematikan salah satu lampu bila suhu meningkat. Bila tidak menginginkan memakai lampu minyak (sebagai backup bila PLN padam) bisa saja bagian itu dihilangkan. Atau dipakai sebagai tambahan wadah telur. - Pintu2 diberi kaca/mika agar mudah melihat apa yang terjadi didalam. Bila tidak ada kaca/mika boleh saja memakai plastik yang agak tebal.

- Sebagai pengganti engsel pintu dipergunakan potongan ban bekas (biasanya juga ada di toko material, +/- Rp 2.000,-. Murah meriah dibandingkan engsel yang Rp 15rb). - Lubang corong lampu minyak, bila tidak dipakai, tutup saja agar panas tidak keluar. Atau disekat dibagian dalam, yang bisa dilepas tentunya, bila lampu minyak akan dipergunakan. Lampu minyak pergunakan yang berukuran sedang (karena di pasar ada 3 ukuran). - Termometer bisa digeletakan atau digantung, terserah anda. Yang penting mudah dilihat dan dipantau. Selamat berkreasi. . (Update 21/08/09) hari ke 1:

Inkub ini tanpa tempat untuk menaruh lampu minyak. Telur yang dapat dimasukkan hingga 40 butir. Jarak ujung lampu dengan ujung telur sekitar 10 cm, agar telur yang berada tepat dibawah lampu tidak mendapatkan panas yang berlebih. Lampu ada 3 buah; tengah 25w, samping 15w dan 10w. Semua lampu dicat warna coklat supaya tidak terlalu terang. Maklum mata seusia saya tidaklah sesehat sewaktu muda. Fan ditempatkan ditengah. Bila malam, apalagi hujan, maka digunakan kombinasi 25w+15w, ventilasi terbuka 1/4. Bila siang dengan kombinasi 25w+10w, ventilasi dibuka penuh. Ukuran lubang vent 5X8 cm, lebih besar lebih baik. Bila ventilasi sudah terbuka penuh suhu masih belum juga turun maka mau tidak mau pintu depan dibuka. Seberapa lebar dibukanya tidak dapat ditentukan, tergantung suhu tempat tinggal/daerah tsb. Tetap harus berexperimen untuk mendapatkan suhu yang tetap/konstan. Sebenarnya anak yang semata wayang si betina masih kecil, 1,5 bulan. Mungkin karena salah membeli pakannya, si betina tiba-tiba ingin bertelur (bisa diketahui bila dia gelisah, ber koook kok kok kok kok berkepanjangan -bukan berkokok seperti jago- itulah tanda si betina mau bertelur. Karena tempat bersalinnya ada di kandang jago maka terpaksa dipindahkan. Dan akhirnya keterusan! Sampai dengan hari ini baru bertelur 5 butir; yang pertama sebenarnya tidak dibuahi tapi tetap saja saya masukkan, yang lainnya hasil perkawinan. Informasi lebih lanjut menyusul. (28/08/09) hari ke 7:

Telur yang tidak dibuahi tidak terdapat tanda2 kehidupan akhirnya dibuang. Sedangkan yang lainnya (dari 11, 4 butir pertama) sudah ada bintik hitam yang bergerak-gerak. Semakin lama semakin besar dan mulai tampak urat2 disekeliling cangkang. Air ditambah setiap 2-3 hari sekali. (2/09/09) hari ke 12: Kemarin sempat mati lampu dari malam hingga tadi subuh, akibatnya telur tidak sempat dibalik. Dan karena boxnya tidak dirancang untuk menggunakan lampu teplok maka selama 8 jam suhu drop ke 30C. Dari pagi hingga sore telur2 tidak saya teropong, tunggu hingga malam agar lebih jelas. Dan, syukur alhamdulillah, dari 16 telur, 12 telur masih hidup, sisanya belum kelihatan bintik hitamnya karena belum mencapai 6 hari. Tiap telur ditandai berdasarkan tanggal, cukup dengan pinsil saja. Telur2 yang sudah 12 hari bintik hitamnya sudah 1/2 menutupi cangkang, jadi agak sukar menentukan apakah hidup atau mati kalau tidak diamati dengan seksama. (4/09/09) hari ke 14:

Sampai hari ini jumlah telur sudah 18 butir; 16 di inkub, 2 masih di kandang jaga2 siapa tahu betinanya sudah mau mengeram. Ternyata belum. Sungguh, ini dari satu induk! (8/09/09) hari ke 18:

Alhamdulillah, akhirnya si betina mulai mengeram juga setelah bertelur dengan total 22 butir. Yang pertama disingkirkan karena tidak dibuahi, yang 19 di inkub, dan yang 2 didalam kandang. Sengaja disisakan agar: pertama mengetahui kapan betina berhenti bertelur/mulai mengeram, dan kedua agar si betina dapat beristirahat. Saya berencana mengistirahatkannya kurang lebih 10-14 hari. Sesudah itu telur2 yang ada akan saya pindahkan kedalam inkub. Dengan demikian diharapkan betina dapat mulai lagi berproduksi, tentu setelah dimandikan. Karena sudah masuk hari ke 18, maka 4 telur awal (foto terdepan) sudah tidak lagi di bolak balik. Posisi telur yang agak bulat lonjong diatas (bila diteropong ada putih kosong, itulah yang diatas) . Karena berdasarkan pengalaman, mulai dipatok oleh anak ayam dari dalam disekitar ujung yang lonjong. Mudah2 an dua-tiga hari kedepan sudah mulai menetas. Lampu sudah mulai diganti dengan kombinasi 25+5 untuk siang, dan 25+10 bila malam. Hal ini disebabkan karena telur sudah ada isinya, yang karena hidup pasti mengeluarkan panas. Mohon maaf atas ketidak jelasan foto2nya, karena saya menggunakan camera Moto E398 (yang diupgrade menjadi Rokr E1) jadul. Ternyata siang hari, si betina masih bertelur satu, jadi totalnya ada 22 butir. Maka di inkub ada 20 butir, sisanya dikandang untuk dierami. Sungguh saya sangat beruntung mempunyai ayam betina yang subur. Namun biasanya produksi telur akan menurun seiring bertambahnya usia. (11/09/09) hari ke 21:

Hari ini sudah 5 ekor yang berhasil menetas, ada satu lagi yang mulai pecah. Sebenarnya kemarin (H 20) ada dua yang mulai pecah, namun proses menetasnya dari pagi hingga sore baru tuntas. Bayangkan saja, makhluk sekecil itu selama berjam-jam mematuki cangkang, dari satu titik hingga sekelilingnya, lalu dengan sekuat tenaga keluar. Makan waktu satu hari! Ada lagi yang dari pagi, baru malamnya keluar. Itupun karena dibantu dipecahkan cangkangnya sedikit demi sedikit oleh bidan (yaitu saya sendiri). Yang lama adalah mendobrak kulit arinya. Tipis

tapi liat! Kalau manusia mungkin disebut plasenta (?). Sungguh sangat melelahkan karena harus bolak balik mengecek sudah sampai dimana pecahnya. Karena inkub banyak lubangnya, takut kejeblos walaupun sudah dialasi kain, maka begitu sudah keluar langsung dipindahkan ke kandang bayi, yang sebelumnya sudah dialasi lembaran kardus dan kain perca. Lampu memakai 25w. Bila semua telur sudah memetas maka tuntas sudah artikel ini, sebagai bukti bahwa penetas telur ini benar adanya, bukan karangan, atau sekadar hasil adopsi artikel orang lain atau hasil terjemahan. Selanjutnya akan dibuat halaman baru penetas telur dengan pengatur suhu otomatis. Komponen elektroniknya murah dan mudah, sesuai dengan motto: sederhana yang penting berguna. Semoga bermanfaat dan selamat berkreasi. . (23/09/09) Semua telur sudah menetas. Dari 22 butir, 4 mengalami cacat kaki. Sedih juga melihatnya. Tapi apa daya, tidak bisa berbuat apa2. (25/10/09)

Inilah anak2 ayam setelah berumur 1 bulanan. Dari 22 ekor, ada 5 jago. Lumayan. . . . 14/01/10 Pemanas darurat bila PLN mati:

Bila listrik PLN mati maka gunakanlah lampu teplok/minyak. Bila minyak tanah susah, solar bisa saja dipakai. Atau mungkin minyak goreng bekas? Tapi bila takut kebakaran maka mau tak mau menggunakan lampu dashboard/panel motor, atau lampu sein motor. Keduanya 12v5w. Harganya Rp 1000 2000/bh. Accu motor 5A sekitar Rp 150rb, mobil 40A Rp 500rb. Lampu panel ini berukuran kecil, berwarna warni, putih, hijau, oranye dan merah. Ada juga yang paling kecil, tapi jangan dibeli. saya uji dengan lampu panel, pada box ukuran 25x25x20 cm (PxLxT), diperlukan 11 lampu agar suhu tetap di 37. Lampu2 tsb disambung secara paralel mengelilingi box. Karena soket lampunya mahal (4rb/bh) terpaksa saya solder dengan kawat tembaga. Maka 11x5w= 55w. Dengan accu 5A (= 60w) hanya sanggup bertahan 1 jam saja. Bila (punya) dengan accu 40A (= 480w) tentu lebih lama, sekitar 8 jam. Hanya, itu tadi, harga accunya! Bila menggunakan lampu minyak bisa bertahan sekitar 5 jam (hanya 0.5 l minyak, seharga 4500). Bila boxnya lebih besar, maka lampunya juga harus lebih banyak. Diperlukan experimen. Mana yang anda pilih, silakan hitung2an. . (28/03/10) Powersupply untuk fan:

. (26/04/10) Inkub kardus: Murah meriah.

Ukuran kardus terserah. Bagian sisi2 (kiri-kanan-blkg) pertebal, bisa dg potongan kardus atau foam/busa. Bagian bawah bisa dg tumpukan kain2 perca-koran2-foam/busa-potongan kardus. Lubangi sisi kanan-kiri sedikit diatas telur 2-3 lubang sebesar kelingking sebagai lubang udara. Buat jendela dg ditutup plastik bening- diatas atau didepan- untuk memonitor suhu.

Perhatikan jarak lampu dg telur jgn terlalu dekat, minimal sekitar 10 cm. Kalau bisa tetap pasang fan ex PS komputer dibelakang agar panasnya merata. Bila perlu, buat lubang ventilasi yang bisa buka-tutup agar suhu bisa dikontrol. Jangan pula lupa untuk menyediakan wadah air (potongan botol plastik mineral, dsb) agar telur tidak kering. Wadah air ini tentu saja diisi dengan air biasa, bukan teh atau kopi. He he he. . . (intermezzo). Posisi telur tergeletak. Agar mudah dikenali, buat tanda/garis memanjang di bagian telur dg pinsil. Bila posisi telur ingin berdiri, terpaksa pakai foam tebal/triplex dilubangi seperti contoh inkub kayu diatas. . Model thermometer lainnya:

. (16/11/10) Lamp Dimmer. Alat yang berfungsi mengatur terang redupnya lampu. Berarti sama juga dengan mengatur watt sehingga tidak perlu lagi kombinasi lampu2. Misal lampu 100w ingin dijadikan 40w-60w maka dengan hanya memutar potensiometer dapat dilakukan. . (18/12/10) Mengenai lampu sebagai pemanas. Setelah dilakukan ujicoba ternyata dengan ukuran inkub di (21/08/09) banyaknya lampu pijar cukup 3X5W = 15W untuk mencapai suhu 37.5C. Ini diuji pada malam hari dimana voltase pada 170-180 volt. Harga lampu 5W @Rp 1.250-1500. Murah meriah! . (2/01/11) Contoh inkub dengan lampu minyak.

. Update (7/7/11)

Dimensi P: 60 L: 60 T: 20. Kayu triplex 8mm. Kapasitas: 100 butir. Jumlah lampu 6 buah @5W (hadap bawah. Kalau hadap samping jika putus mendadak suka korslet!) suhu maxnya 41C (dengan/tanpa fan). Penempatan lampu agak didepan agar panas seimbang. Jika lampu menyebar maka panas didepan lebih rendah daripada dibelakang; depan 35C belakang 41C. Jika hanya 5 buah lampu maka suhu pas pada 37C. Jika dilapisi bagian dalam inkub pasti lebih baik lagi. (12/07/11)

Gambar diatas adalah posisi lampu2 yang saya pakai. Semuanya menggunakan lampu 5W (dan tetap harus menggunakan fan agar panas bisa tersebar rata). Salah satunya menggunakan dimmer agar pengaturan suhu menjadi lebih mudah. Dimmer dirakit sendiri; kalau beli jadi

voltnya drop bila masuk sore (ketika banyak pemakaian diseluruh kampung) sehingga lampu lebih redup ketimbang siang. Maklumlah, PLN kita super canggih. . . . . Untuk pengatur suhu otomatisnya lihat disini atau disini. . Tips membuat inkubator: JIKA SEBUTIR TELUR MEMBUTUHKAN SUHU 37 C AGAR BISA MENETAS, BERAPAKAH SUHUNYA JIKA ADA 500 BUTIR TELUR? .

Rancangan inkub (hanya garis besarnya) dapat diunduh di sini.

Penetas Telur Otomatis 2. Beberapa skenario relay menggunakan rangkaian LM741.

Kiri: relay standar. Tengah: lampu/heater on-off, bukan fanmini. Kanan: Sumber listrik darurat thermostat. Khusus untuk Tengah dan Kanan harus menggunakan relay yang heavyduty.

Relay ini punya empat terminal. Satu disambung ke fanmini (jika perlu), yang tiga ke lampulampu. Ketika suhu rendah/stabil lampu-lampu tetap menyala sedangkan fan mati. Ketika suhu diatas settingan maka lampu-lampu padam sedangkan fan menyala.

Bisa juga terminal lampu-lampu menjadi 2 terminal sebagai lampu-lampu utama sedangkan yang satu dijadikan sekadar penerang sementara inkub (fan ikut on) ketika lampu-lampu utama padam. Ketika suhu kembali normal/low maka lampu-lampu utama hidup kembali sedangkan lampu penerang sementara+fan mati.

Atau kombinasi fan-dimmer-lampu2. Semua lampu2nya akan mati bila suhu diatas settingan, kecuali fan yang hidup. Maksudnya low-off / hi-on adalah untuk relay. Relay tetap mati (off) bila suhu masih sekitar settingan, dan baru hidup (on) jika suhu lebih. . Lamp Dimmer:

http://www.4shared.com/video/d5BFAgmG/dimmer.html Komponen: Triac Q4004LT (max 60w)/Q4004L4 (max 100w), DIAC DB3, Resistor 10K, Capasitor 100n/400v, Trimpot/Potensiometer 500K. Alat ini untuk mengurangi kekuatan cahaya lampu dengan mengurangi voltnya, maka dengan demikian mengurangi pula panasnya. Bermanfaat bila susah untuk mengatur suhu inkub. Kekuatan bebannya antara 60w-100w, bila lebih maka alat akan panas. Biayanya berkisar Rp. 36ribuan. Misal lampu yang dibutuhkan 50w. Yang ada dipasaran 5w, 10w, 15w, 25w, 40w, 60w, 75w, dan 100w. Bila dengan 25w maka harus tambah 25w; dg 40w maka harus tambah 10w; bila 60w maka terlalu panas. Untuk itu digunakanlah dimmer ini. Pakai lampu yg 60w, lalu putar

potensiometernya agar terangnya berkurang, dan itu berarti sama dengan mengurangi panasnya, sehingga tidak perlu lagi tambahan lampu2 yang lain. Namun dari hasil ujicoba, dengan beberapa lampu 5W cukup memadai. Pada inkub (21/08/09) halaman Penetas telur sederhana dengan 3X5W sudah mencapai suhu 37.8C. Jadi tidak perlu kombinasi dengan watt lainnya. (23/6/11) Selain sebagai dimmer ternyata dapat pula dipakai sebagai motor controller untuk motor listrik AC. . Motor Controller. Berguna untuk mengatur kecepatan putar motor DC. Tujuannya untuk dapat membolak-balikan telur. Apakah wadah telurnya yang berputar atau telur2 nya saja yang berputar/menggelinding, masih dirancang.

Ini adalah rangkaian pengatur putaran motor bolak-balik (kekiri atau kekanan) yang paling sederhana, hanya dengan memutar potensiometer. Powersupplynya menggunakan trafo 12vCT agar outputnya menjadi +/-/0 vDC. Jika hanya butuh putaran motor yg umum (searah jarum jam) maka cukup menggunakan satu transistor BD139 saja dan powersupply +12/0 vDC. Agar mampu menanggung beban amper motor lebih besar ganti transistor dg type yg lebih kuat.

http://www.eleinmec.com/article.asp?28 Yang ini lumayan banyak komponen tetapi hasilnya juga cukup memadai. Putaran motor bisa sampai lambat.

. Timer. 1.

http://www.free-circuit.com/20-hour-timer-relay-circuit-with-40174020/ Berguna untuk mengatur waktu motor controller hidup/mati. Misal tiap 6 jam menghidupkan motornya. Ada juga yang mengusulkan dengan memakai jam bekker (jam dengan alarm). 2.

Rangkaian diatas adalah yang paling sederhana dan mudah didapat yaitu dengan menggunakan dua buah LM/NE 555. R1+C1 (TIMER1) menentukan lamanya hidup dalam jam; Pot+C2 (TIMER2) menentukan lamanya motor hidup dalam detik yang dapat diatur. Ketika waktu hidup TIMER1 sudah selesai maka otomatis akan menghidupkan TIMER2 nya, demikian seterusnya. R1: antara 1M-13M , C1: antara 1000-3300 F/16v, C2: antara 10-47 F/16v. Model telur berputar:

Ini berputar keliling, jadi mudah memasang motornya.

Ini bergerak kekiri dan kekanan dengan sudut 15. Mengatur motornya yang agak repot. Seberapa cepat motor berputar dan berapa lama waktunya agar pas pada sudut yang diinginkan. . Thermostat standar:Harga

Sensor ini tidak lagi menggunakan fan untuk membuang kelebihan panas inkub tetapi dengan mematikan lampu/heater inkub. Thermostat-timer (2in1): Harga

Rancangan thermo-timer-mtr cntrllr (3in1): Harga

Rancangan thermo-timer-mtr cntrllr-dimmer (4in1):

Gambaran thermostat-timer-motor controller-dimmer dalam satu box.

Pada rancangan ini terdapat dua motor controller; satu untuk motor 12VDC, dan satu lagi untuk motor AC kecil (diatur oleh dimmer, dibuktikan dengan menguji fan AC mini kotak. Kemungkinan bisa dipakai sebagai motor bolbal telur jika anda kreatif).

Gabungan tiga rangkaian: Thermostat-Timer-PWM. Software: Eagle PCBmaker. Lumayan pusing. . . . . . Halaman ini masih belum selesai. Masih mencari motor 12VDC yang murah tapi handal. Jika motor DC mahal maka ada kemungkinan untuk menggunakan motor kipas angin AC portabel mini. Pengontrol cepat-lambat untuk motor AC ini bisa menggunakan lamp dimmer. Mohon sabar. . Berbagi files mengenai inkubator telur dll silakan unduh disini. . Bila membutuhkan alat elektronik tersebut diatas ( tidak membuat inkub karena jauh lebih mahal ketimbang anda membuatnya sendiri) silakan hubungi di: Email: [email protected] HP: 0857 1455 1167 .

TELUR YANG AKAN DITETASKAN Telur yang akan ditetaskan, seharusnya bersih dari berbagai macam kotoran, oleh karena itu sebaiknya telur-telur dipunggut hanya dari kandang yang memilik sarang yang bersih dan kering. Telur yang kotor dan dicuci, kemungkinan akan berakibat hilangnya selaput pelindung pada telur, yang kemudian akan membuka peluang lebih besar bagi penetrasi bakteri (infeksi) kedalam telur serta dehidrasi (penguapan) yang lebih cepat. Apabila pencucian telur terpaksa akan dikejakan, hendaknya dilakukan pada saat akan dimasukkan kedalam incubator. Sebaliknya jangan mencuci telur untuk kemudian menyimpanya beberapa hari sebelum dimasukkan kedalam incubator. Kedua hal tersebut (penetrasi bakteri dan dehidrasi) akan lebih cepat menurunkan kualitas telur bahkan mematikan embrio didalamnya. Kebersihan telur dapat diusahakan dengan pengantian liter yang memenuhi syarat. Penyediaan sarang didalam kandang ternyata memegang peranan yang cukup penting terhadap presentase menetas maupun kematian embrio didalam telur. Supardjata dkk.(1977) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam tingkat presentase menetas dari telur-telur yang berasal dari kandang dengan sarang dan kandang tanpa sarang, yaitu masing-masing sebesar 75,93 % dan 63,76 % atas telur fertil. Demikian halnya dengan presentase kematian embrio yaitu sebesar berturut-turut 24,06 % dan 37,08 % percobaan tersebut dilakukan di Bali dengan menggunakan telur itik setempat. Disamping soal kebersihan telur tetas, telur yang akan ditetaskan hendaknya belum terlalu lama disimpan, yaitu tidak lebih dari tujuh hari. Suhu simpan yang ideal selama itu iyalah 10C-16C, dengan kelembaban relatif antara 70% 80%. Berat telur itik yamg ditetaskan sebaiknya berkisar antara 65-75 gram dengan bentuk normal. Kerabang harus halus serta memilikipori yang merata. Jangan mengambil telur yang terlampau besar atau kecil, yang bentuknya runcing atau bundar. Untuk menjamin tingkat fertilitas yang tinggi telur-telur yang ditetaskan haruslah berasal dari kumpulan itk dengan rasio jantan dan betina yang memadai. Dianjurkan menyediakan seekor pejantan untuk tiap tujuh sampai delapan ekor betina agar telur yang dipungut fertiitasnya tinggi.

MACAM-MACA INKUBATOR Pada dasarnya terdapat dua tipe inkubator yang lazim diperggunakan untuk penetasan telur unggas, yaitu: inkubator tipe flat (still air), dan inkubator tipe cabinet, agitated, atau forced draugat air. Kedua macam incubator tersebut satu sama lain dibedakan ada tidaknya system pergerakan udara didalamnya. Pada incubator tipe still air, udara didalamnya diam tidak bergerak, sebaliknya tipe agitated atau forced draugat air. Posisi penempatan telur pada still air umunya horizontal sedangkan pada incubator agitated telur ditempatkan secara vertical. Incubator still air menyimpan telur sebanyak 100-200 butir sbaliknya untuk forced air dirancang untuk penetasan yang besar atau komersial. Incubator dapat dibedakan atas dasar letak alat penetasan (hatcher) dan (setter). Sebelum inkubator diggunakan untuk menetaskan telur, terlebih dahulu harus diperhatikan dengan benar cara atau petunjuk pemakaian seperti yang dikemukakan oleh pabrik pembuatnya. Disamping iut satu kegiatan yang harus dilakukan sebelum inkubator diggunakaniyalah melekukan fumigasi yang diuraikan sebagai berikut ini, sebagai dari keseluruhan tatalaksana inkubator. TATA LAKSANA INKUBATOR Fumigasi Fumigasi ialah pembasmian hama dengan menggunakan antiseptik yang kuat berupa uap(fumigo = smooke). Pembasmian ini mutlak dikerjakan terhadap inkubator untuk mencegah penularan penyakit sebab melalui inkubator mudah sekali tersebar berbagai penyakit unggas yang akan dibawa meluas oleh anak unggas yang menetas kemudian. Penggunaan unggas atau uap untuk mendesinfeksi inkubator telah lama dilakukan dalam peternakan unggas disamping membersihkanya secara mekanis. Pertimbanganya ialah: 1. murah dan tidak merusak bahan, dapat diterapkan pada suhu biasa, dan apabila sudah tidak dibutuhkan lagi, dengan mudah dapat disingkirkan.

Gas`yang lazim diggunakan untuk fumigasi ialah formaldehide sebab kebanyakan kuman amat peka terhadap fumigan ini. Gas ini mudah laut dalam air, dan diperdagangkan dalam wujud cair yang disebut formalin dengan kadar 40% Untuk memperoleh gas formaldehide yang efektif, disamping memperhatikan zat kimia tersebut, juga memperhatikan volume serta suhu dan kelembaban. Drai ruangnya yang akan didesinfetan itu.

cara menetaskan telur ayam serama dengan mesin tetas CUF-60Iwan Setiawan, 12 November 2010 CUF - 60 merupakan mesin tetas yang sangat membantu dan mudah digunakan. Dengan hanya dibutuhkan sedikit pengalaman dan mencoba, mesin ini cukup handal dalam penggunaannya sebagai penetas telur. Mesin penetas kecil ini kami rancang dengan memperhitungkan sudut penyinaran dan intensitas cahaya yang tepat, dengan dilengkapi thermostat yang berkualitas sehingga mampu mengatur suhu penetasan yang stabil. CUF - 60 ini termasuk dalam tipe still air atau pemanasan yang terjadi di dalam ruang incubator akibat perambatan panas dari bohlam lampu pijar pada bagian atasnya.

Gunakan CUF-60 Terbukti dan Teruji Kualitasnya Central Unggas Produsen Mesin Tetas BerkualitasMelayani pengiriman ke seluruh Indonesia

CUF - 60 (pengatur suhu otomatispembalikan telur sistem rak putar)Siapapun dengan mudah dapat membuat mesin tetas, tetapi tidak banyak yang mampu membuat mesin tersebut dengan kemampuan daya tetas yang maksimal

Ready Stok Harga+Ongkos kirim ke Luar Pulau Jawa

Rp. 600.000,Harga+Ongkos kirim Dalam Wilayah Pulau Jawa

Rp. 500.000,Kapasitas Penetasan: maksimal 100 butir telur

Penetasan telur ayam serama hari demi hari(Proses penetasan ini hanya efektif jika menggunakan mesin tetas CUF-60) 1. Hari ke-1: Setelah sumber pemanas dihidupkan, pintu dan lubang ventilasi dari mesin penetas ditutup rapat, jangan sekali-kali mencoba membukanya dan suhu tetap dipertahankan 101F (38,33C). Aturan-aturan ini berlaku dalam jangka waktu 48 jam atau Selama dua hari berturut-turut untuk menekan seminimal mungkin perubahan temperatur udara.

Hari 1 ( 12 Nopember 2010) 2. Hari ke-2: Mesin tetas tetap dalam kondisi tertutup rapat, sementara suhu ruangan sama seperti pada hari pertama.

Hari 2 ( 13 Nopember 2010)

3. Hari ke-3: Mulai dilakukan pemutaran telur dengan menggerakkan handle rak putar ke depan atau kebelakang. Pemutaran telur dilakukan supaya seluruh bagian telur mendapatkan panas secara merata. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan daya tetas. Kegiatan pemutaran dikerjakan dua atau tiga kali dalam sehari, masing-masing pada pukul 07.00, dan 19.00, atau pukul 07.00, 12.00 dan 19.00. Pemutaran telur dilakukan secara rutin setiap hari mulai hari ketiga sampai hari ke17 dengan frekuensi yang sama.

Hari 3 (14 Nopember 2010) 4. Hari ke-4: Kegiatan yang dilakukan meliputi pemutaran, dan pembukaan lubang ventilasi selebar 1/4 bagian dan peningkatan suhu mesin penetas menjadi 102F (3 8,8C). Baki perlu diperiksa, apakah air yang ada di dalamnya masih cukup atau tidak.

Hari 4 (15 Nopember 2010)Embrio belum kelihatan

5. Hari ke-5:

Kegiatan sama seperti hari ke-4, hanya saja lubang ventilasi dibuka selebar 1/2 bagian.

Hari 5 (16 Nopember 2010) Telur yang bakal jadi embrio mulai kelihatan

6. Hari ke-6: Lubang ventilasi dibuka 3/4 bagian. Mengenai kegiatan, semuanya masih sama seperti han ke-5.

Hari 6 (17 Nopember 2010) Embrio yang berkembang semakin jelas kelihatan

Ini adalah contoh telur yang embrionya tidak berkembang atau telur infertil Telur seperti ini bisa dikeluarkan dari mesin tetas dan masih layak untuk di konsumsi 7. Hari ke-7: Pemutaran telur tetap dilkukan tiga kali sehari. Pada malam hari mulai melakukan peneropongan telur (candling) untuk mengetahui keadaan di dalam telur. Mengapa harus malam hari? Sebab, pada waktu itulah peneropongan dapat dilakukan secara maksimal mengingat kondisinya yang berlawanan dengan sinar atau pencahayaan alat teropong. Bisa saja hal ini dilakukan pada waktu siang, hanya saja akurasi pengamatan lebih rendah daripada malam hari. Melalui peneropongan tersebut akan diketahui telur yang fertil, telur kosong (infertil) dan kematian embrio di dalam telur

Hari 7 (18 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 7 hari dalam mesin tetas CUF-60 Telur yang fertil dimasukkan kembali ke rak tetas, sedangkan telur yang embrionya mati harus segera disingkirkan. Telur kosong masih dapat dimanfaatkan sebagai telur konsumsi. Suhu dalam mesin penetas tetap dipertahankan 102F (38,88C), namun lubang ventilasi dibuka seluruhnya.

8. Hari ke-8: Kegiatan masih berkisar pada pemutaran, seperti yang dilakukan pada hari-hari sebelumnya. Demikian pula mengenai lubang ventilasi yang tetap dibuka seluruhnya. Memasuki hari kedelapan, suhu penetasan ditingkatkan menjadi103F (39,44C)

Hari 8 (19 Nopember 2010) .

Perkembangan embrio umur 8 hari dalam mesin tetas CUF-60 9. Hari ke-9: Seluruh kegiatan sama dengari hari ke-8.

Hari 9 (20 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 9 hari dalam mesin tetas CUF-60 10. Hari Kegiatan masih sama dengan hari ke-9. ke-10:

Hari 10 (21 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 10 hari dalam mesin tetas CUF-60 11. Hari ke-11: Kegiatan masih sama dengan hari ke-10.

Hari 11 (22 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 11 hari dalam mesin tetas CUF-60 12. Hari Kegiatan masih sama dengan hari ke-11. ke-12:

Hari 12 (23 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 12 hari dalam mesin tetas CUF-60 embrio semakin besar kelihatan tidak bergerak 13. Hari Tidak ada perbedaan dengan kegiatan pada hari ke-13 ke-13:

Hari 13 (24 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 13 hari dalam mesin tetas CUF-60 embrio semakin besar kelihatanya tidak bergerak 14. Hari ke-14: Pada hari ke- 14, kembali dilakukan peneropongan telur untuk mengetahui keadaan embrio di dalamnya. Embrio yang mati di dalam telur langsung dikeluarkan, sehingga rak tetas hanya diisi telur dengan bibit yang masih hidup saja. Namun jika masih ragu-ragu sebaiknya telur tetap biarkan dalam mesin tetas sampai hari yang ke 21, karena pada hari ke 14 ini sulit membedakan embrio yang hidup dan tidak, karena sama-sama tidak bergerak. Selain peneropongan, semua kegiatan pada han ke- 14 ini sama dengan hari ke13.

Hari 14 (25 Nopember 2010) Perkembangan embrio umur 14hari dalam mesin tetas CUF-60 embrio semakin besar kelihatanya tidak bergerak

15. Hari ke-15: Telur-telur tetas tetap diputar 3 kali sehari. Suhu masih 103F (39,44C) dan lubang ventilasi juga tetap dibuka seluruhnya.

embrio semakin besar kelihatanya tidak bergerak

16. Hari Sama dengan kegiatan pada han ke-15.

ke-16:

Hari 16 (27 Nopember 2010) 17. Hari Semua kegiatan masih sama dengan yang dilakukan pada hari ke- 16. ke-17:

Hari 17 (28 Nopember 2010) 18. Hari ke-18: Kegiatan pemutaran masih dilakukan, tetapi sesudahnya tidak boleh dilakukan lagi hingga telur menetas. Memasuki hari ke-18 sampai 21, telur mengalami masa kritis yang pada saat tersebut embrio mengalami perubahan yang sangat cepat untuk menjadi anak ayam. Beberapa organ tubuh mulai tumbuh sempurna, sehingga cukup peka terhadap

perubahan temperatur udara luar. Suhu dalam ruangan mesin tetas ditingkatkan menjadi

104F(40C).

Hari 18 (29 Nopember 2010)

19. Hari ke-19: Sebagian telur mulai retak. Pada saat seperti ini ruangan mesin penetas membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi daripada hari- hari sebelumnya.Untuk menciptakan suasana tersebut, kita dapat menambah volume air pada baki. Suhu masih 104F (40C) dan lubang ventilasi tetap terbuka

Hari ke 19 (30 Nopember 2010) 20. Hari ke-20: Seperti hari ke- 18 dan 19, maka pada hari ke-20. Suhu dipertahankan pada skala 104F (40C). Proses pecahnya kulit telur terjadi pada hari ke-20 dan ke-2 1. Anak ayam

melalui paruhnya menekan ujung tumpul yakni rongga udara, kemudian memperpanjang diri dan menggelembung. Akibatnya, kulit telur menjadi sobek dan lama-kelamaan akan pecah. Dengan kekuatan sedikit demi sedikit, ujung tumpul tadi akan terangkat dan kepala anak ayam tersebut menyembul keluar.

Hari ke 20 (01 Desember 2010)

SEMPURNA Hanya Gunakan CUF-60 untuk penetasan Unggas kesayangan AndaRead more: http://centralunggas.blogspot.com/2010/11/cara-menetaskan-telur-ayam-seramadan.html#ixzz1bkgFQErA

Mesin Penetas Telur, Mesin Tetas Telur (Sudah digunakan Lebih Dari 2000 Peternak di Indonesia) READY STOCKSiapapun Anda, Sekarang Bisa Menetaskan Aneka Telur Hingga Dalam JUMLAH RIBUAN Dengan MUDAH, HEMAT Dengan KEBERHASILAN TINGGI

Cocok untuk hobi, usaha peternakan bebek, ayam, dll

BISA DIKIRIM SELURUH INDONESIA

READY STOCK. BISA LANGSUNG BELI SEKARANG JUGAkami menjual mesin untuk menetaskan aneka telur, mesin penetas telur. Dengan mesin ini, Anda bisa menetaskan telur dengan mudah dan praktis. Tingkat keberhasilan mesin tetas telur ini tinggi dan ekonomis. Sangat cocok bagi Anda yang bergerak di bidang penetasan telur ayam, peternakan bebek, maupun sekedar hobi. Juga sangat sesuai untuk laboratorium peternakan.

Keunggulan Mesin Penetas Telur ini :

Tingkat keberhasilan tinggi. Dengan mengikuti tata cara yang benar, keberhasilan telur yang menetas dengan mesin penetas ini bisa di atas 90 %. Dengan cara tradisional biasanya dibawah 50 % Lebih Praktis. Mesin tetas telur ini Menggunakan sistim rak putar. Dilengkapi dengan handle pemutar egg tray, sehingga Anda bisa memutar telur dengan sekali putaran tanpa menyentuh telur. Bandingkan dengan cara tradisional dengan menggunakan tangan satu per satu Hemat Energi. Hanya menggunakan listrik dengan daya rendah Model menarik. Desain mesin tetas telur mewah dan menarik Ada pemanas darurat. Jika sewaktu-waktu listrik padam, Anda bisa menggunakan lampu minyak tanah / lilin Kontrol suhu otomatis. menggunakan thermostat. Harga terjangkau. Dengan mesin dan segala fasilitasnya, mesin penetas telur ini harganya tergolong murah.

Fasilitas : Manual book (petunjuk pemakaian mesin)

Kapasitas dan Spesifikasi Mesin Tetas TelurKeterangan : kapasitas telur di halaman ini mengacu pada telur ayam

Kapasitas 30 telur (EM-30)

Kapasitas : maks 42 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 30x30x32 cm Daya listrik : 10 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard) Harga : Rp 290.000 (Harga di Malang)

Kapasitas 50 Telur (EM-50)

Kapasitas : maks 66 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 40x30x32 cm Daya listrik : 10 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard) Harga : Rp 320.000 (Harga di Malang)

Kapasitas 75 Telur (EM-75)

Kapasitas : maks 84 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 50x30x32 cm Daya listrik : 20 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)

Harga : Rp 390.000 (Harga di Malang)

Kapasitas 100 Telur (EM-100)

Kapasitas : maks 102 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 60x30x32 cm Daya listrik : 220V 20-30 watt Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)

Harga : Rp 430.000 (Harga di Malang)

Kapasitas 200 Telur (EM-200)

Kapasitas : maks 224 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 90x40x32 cm Daya listrik : 40 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)

Harga : Rp 610.000 (Harga di Malang)

Kapasitas 500 Telur (EM-500)

Kapasitas : maks 560 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 60x60x120cm Daya listrik : sekitar 60 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)

Harga : Rp 2.950.000 (Harga di Malang)

Kapasiatas 1000 Telur (EM-1000)

Kapasitas : maks 1080 butir telur ayam (posisi berdiri) Ukuran : 100x60x120 cm Daya listrik : sekitar 60 watt 220V Bahan multipleks dan MDF (Medium density fiberboard)

Harga : Rp 3.950.000 (Harga di Malang)

Pesan Mesin Penetas Telur, KLIK DISINI

PT. Toko Mesin Maksindo Show Room : Ruko Laguna Kav 6-7 Jl Sunandar Priyo Sudarmo 31 Malang - Jawa Timur - Indonesia Via Telp. 0341-472248, 0341-472249, Hp 081 233 777 636, 081 233 777 646 (SETIAP HARI, Pkl. 08.00 - 16.00 WIB. Minggu dan Hari Besar TETAP BUKA) Fax. 0341-475326 Email : [email protected]

Rekening PT. Toko Mesin Maksindo BCA Malang No. 011 315 7311 atas nama PT. Toko Mesin Maksindo

NB. Mesin penetas telur ini sangat cocok untuk Anda yang berkecimpung di usaha tau bidang peternakan NB2. Jangan ragu untuk menghubungi kami, jika ada yang bisa kami bantu untuk kesuksesan bisnis Anda