penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran fisika...

39
PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ARTIKEL ILMIAH Oleh: Nama : Ria kartika sari NPM : 4112042 Prodi : Pendidikan Fisika Dosen Pembimbing : 1. Tri Ariani, M.Pd.Si 2. Yaspin Yolanda, M.Pd.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA ( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU 2016

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

21 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA

SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

Nama : Ria kartika sari

NPM : 4112042

Prodi : Pendidikan Fisika

Dosen Pembimbing : 1. Tri Ariani, M.Pd.Si

2. Yaspin Yolanda, M.Pd.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU

2016

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA

SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 LUBUKLINGGAU

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh Ria kartika sari 1, Tri Ariani

2, Yaspin Yolanda

3

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada Pembelajaran Fisika Kelas

X SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 4

Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 Signifikan tuntas. Jenis penelitian ini adalah

eksperimen, dengan desain yang digunakan adalah one-group pre-tes and one group

post-test. Sampel penelitian diambil satu kelas secara acak, yaitu kelas X4 yang

berjumlah 36 siswa sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data skor tes akhir

di analisis dengan menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar

setelah penerapan Pendekatan Scientific Pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA

Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas. Hal ini

dapat dilihat berdasarkan perhitungan hasil analisis data dengan taraf kepercayaan α =

0,05 didapat t_hitung (2,48)> t_(tabel ) (1,69). Dengan demikian hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, bahwa menggunakan

Pendekatan Scientific Pada Pembelajaran Fisika Kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas.

Kata Kunci = Pendekatan Scientific, Hasil Belajar.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Fisika merupakan ilmu dasar yang diajarkan mulai dari sekolah sampai

Perguruan Tinggi. Ilmu fisika sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang

membahas gejala dan prilaku alam yang dapat diamati oleh manusia. Sifat ingin

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

tahu anak didik perlu dirangsang, ditumbuhkan dan dipelihara, karena fisika

merupakan ilmu pengetahuan eksperimen mental, maka dengan mengadakan

percobaan siswa tidak hanya memahami dan menguasai konsep, teori, asas dan

hukum fisika, ia juga menerapkan metode ilmiah dan mengembangkan sikap

ilmiah.

Pendidikan fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai

sangat memegang peranan penting karena fisika dapat meningkatkan

kemampuan kreativitas dan proses berpikir anak. Fisika tidak hanya sekedar

berhitung akan tetapi lebih menitikberatkan pada proses penalaran yaitu dengan

belajar fisika peserta didik dapat berpikir kreatif serta sistematis bukan hanya

sekedar berhitung cepat di dalam kepala. Oleh sebab itu, pengetahuan fisika

harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.

Mayoritas guru Fisika masih kurang begitu paham tentang pembelajaran

dengan Scientific. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman guru tentang

pendekatan scientific. SMA Negeri 4 Kota Lubuklinggau yang sudah

terakreditasi A dan sebagai salah satu sekolah yang dipercaya siap

mengimplementasikan Kurikulum 2013. SMA Negeri 4 Kota Lubuklinggau ini

menggunakan Kurikulum 2013 dalam semua mata pelajaran termasuk dalam

pembelajaran Fisika. Berbekal pengalaman berkecimpung di dunia pendidikan

yang pernah dilalui oleh SMA Negeri 4 Kota Lubuklinggau dalam

menggunakan berbagai jenis kurikulum dan adanya akreditasi A nampaknya

belum cukup untuk menjadi modal dalam melaksanakan kurikulum 2013 secara

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

sempurna. Masih banyak problematika yang dialami oleh para guru dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 khususnya dalam menerapkan

pendekatan Scientific dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu salah satu guru fisika di

SMA Negeri 4 Lubuklinggau pada tanggal 21 Maret 2016, beliau mengatakan

siswa pada umumnya mempunyai respon yang kurang terhadap materi yang

disampaikan di dalam kelas, sehingga mereka tidak memperhatikan guru saat

menerangkan pelajaran. Selain itu siswa kurang siap dalam menghadapi

pelajaran dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan

mengemukakan pendapatnya setelah ditunjuk langsung oleh guru. Walaupun

ada siswa yang semangat mengikuti pembelajaran, hanya terdapat pada siswa-

siswa tertentu saja dan saat mengerjakan latihan soal, sebagian siswa hanya

mengandalkan temannya tanpa mau berusaha sendiri. Begitu pula pada saat

diadakan ujian sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Oleh

sebab itu masih banyak siswa yang harus melaksanakan remidial. Hal ini

tercermin pada nilai hasil ujian semester genap di kelas X SMA Negeri 4

Lubuklinggau tahun ajaran 2015/2016. Dari 33 siswa, siswa yang tuntas adalah

23 orang dan yang tidak tuntas 10 orang. Hasil ini masih di bawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Dari masalah

tersebut, peneliti menduga bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa

diperlukan suatu pendekatan yang efektif agar siswa mempelajari materi dengan

sungguh-sungguh, mau bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung, tidak

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

menggantungkan diri dengan orang lain dan bekerja sama dalam memecahkan

permasalahan dalam proses pembelajaran yang selama ini telah dilakukan.

Mengingat pendekatan Scientific masih ada yang belum menerapkan di

SMA N 4 Lubuklinggau dan berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Scientific

pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun

Pelajaran 2016/2017”.

Landasan Teori

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Belajar

Dimyati dkk (2013:10 ) Belajar merupakan kegiatan yang komplek.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya

(Slameto:2013:2). Menurut Hamalik (2001:27) mengemukakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.

Anurrahman (2009:35) mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan

didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Whittaker (dalam Aunurrahman 2009:35) mendefinisikan belajar adalah proses

dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Sedangkan Menurut Abdillah (dalam Aunurrahman 2009:35) mendefinisikan

belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan

tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang meyangkut aspek aspek

kognitif, afektif, psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Selain itu,

Slameto (2010:2) mendefinisikan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses

perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar

sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Uno dkk (2011:142) mendefinisikan pembelajaran berarti

proses, perbuatan, cara mengajar,atau mengajarkan sehingga anak didik mau

belajar sedangkan Rusman (2012:134) mendefinisikan pembelajaran merupakan

proses berlangsungnya interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru, baik

interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak

langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu

proses interaksi komunikasi antara sumber belajar, guru, dan siswa baik secara

langsung maupun tidak langsung yang dapat dilakukan dengan menggunakan

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

berbagai pola pembelajaran, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang

diinginkan.

3. Pengertian Hasil Belajar

Di dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengajar dan sekaligus

pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka

membantu meningkatkan keberhasilan siswa.keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari

siswa itu sendiri. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk

melakukan perubahan pada diri siswa. Perubahan ini dapat dilihat dari hasil

akhir yang diperoleh siswa. Hasil akhir ini di identifikan dengan hasil

belajar.

Daryanto (2010:101-125) mendefinisikan hasil belajar adalah sejumlah

pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik, pada ranah kognitif terdapat enam aspek atau tingkatan, mulai

dari yang paling rendah yaitu hafalan sampai yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah

yakni: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara eksplisit ketiga ranah ini

tidak dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu mengandung ketiga

ranah tersebut, namun penekananya selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih

menekankan pada ranah psikomotorik, sedangkan mata ajar pemahaman konsep

lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut

mengandung ranah afektif.

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Bloom (dalam Asep dkk 2012:16-19) menyatakan aspek-aspek kognitif

ini memiliki enam kemampuan atau kecakapan antara lain:

1. Pengetahuan (Knowledge) (C1), yaitu kemampuan seseorang untuk

mengingat. Ditandai dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah,

definisi, fakta, aturan, urutan, metode. jenjang kognitif yang meliputi tentang

hal-hal yang bersifat khusus atau universal, mengetahui metode dan proses,

pengingatan terhadap suatu pola, struktur atau setting. Dalam hal ini tekanan

utama pada pengenalan kembali fakta, prinsip. Kata-kata yang dipakai:

definisikan, ulang, laporkan, ingat, garis bawahi, sebutkan.

2. Pemahaman (C2) yaitu kemampuan seseorang untuk memahami tentang

sesuatu hal. Jenjang ini meliputi penerimaan dalam komunikasi secara

akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang

berbeda, mengorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertian

dan dapat mengeksplorasikan. Kata-kata yang dapat dipakai: Menterjemah,

nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan, organisasikan, jelaskan,

identifikasi, tempatkan, ceritakan, paparkan.

3. Penerapan (C3) yaitu kemampuan berpikir untuk menjaring dan menerapkan

dengan tepat tentang teori prinsip, simbol pada situasi baru/nyata.

Penggunaan prinsip atau metode pada situasi baru. Kata-kata yang dapat

dipakai antara lain: Interprestasikan, terapkan, hitunglah, gunakan,

demontrasikan, praktekkan, ilustrasikan, jadwalkan, sketsa, kerjakan.

4. Analisa (C4) yaitu kemampuan berpikir secara logis dalam meninjau suatu

fakta/objek menjadi rinci. Jenjang yang keempat ini akan menyangkut

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

terutama kemampuan anak dalam memisah-misah terhadap suatu materi

menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan diantara

bagian-bagian dan cara materi itru diorganisir. Kata-kata yang digunakan:

Pisahkan, analisa, bedakan, investarisasikan, hubungkan, pecahkan,

kategorikan.

5. Sintesia (C5) yaitu kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-konsep

secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Jenjang yang sudah satu

tingkat lebih sulit dari analisa ini adalah meliputi anak untuk manaruhkan

atau menempatkan bagian-bagian atau elemen satu sehingga membentuk

satu keseluruhan yang koheren. Kata-kata yang dipakai; Komposisi, desain,

formulasi, atur, rakit, kumpulkan, ciptakan, susun, organisasikan, siapkan,

rancang, sederhanakan.

6. Evaluasi (C6) yaitu kemampuan berpikir untuk dapat memberikan

pertimbangan terhadap suatu situasi, sistem nilai, metode, persoalan, dan

pemecahannya dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan.

Jenjang ini adalah yang paling atas atau yang dianggap paling sulit dalam

kemampuan pengetahuan anak didik. Disini akan meliputi kemampuan anak

didik dalam pengambilan keputusan, atau dalam meyatakan pendapat tentang

nilai sesuatu tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan masalah, metode, materi dan

lain-lain. Kata-kata yang dipakai: putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan,

revisi, skor, perkirakan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Slameto (2013:54-71) mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai

siswa dipengaruhi oleh dua faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

1. Faktor intern, Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa,

seperti; faktor kemampuan, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan

kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis.

2. Faktor ekstern, Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa,

seperti lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), faktor guru, kurikulum

sekolah, sarana dan prasarana.

5. Pendekatan Scientific

a. Pengertian Pendekatan Scientific

Daryanto (2014:51) menyatakan bahwa, pendekatan pembelajaran

scientific dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik

dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi biasa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

tergantung pada informasi searah dari guru.

Sudarwa (dalam Majid, 2014:96) menyatakan bahwa, pendekatan

pembelajaran Scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan,

penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu

kebenaran.

Majid (2014:95) menyatakan bahwa, pendekatan pembelajaran

Scientific dimaksud untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik

dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah. Kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber

observasi, bukan diberi tahu.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan

pendekatan pembelajaran Scientific merupakan pembelajaran yang

dimaksudkan agar peserta didik mengenal, memahami berbagai materi

menggunakan pendekatan ilmiah dan mendorong peserta didik dalam

mencari tahu berbagai materi dari beberapa sumber melalui observasi dan

bukan hanya diberi tahu.

b. Langkah-langkah Pendekatan Scientific Menurut Sani

1) Melakukan pengamatan atau observasi

Sani (2014:54) menyatakan bahwa, mengamati atau observasi

adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.

2) Mengajukan pertanyaan

Sani (2014:57) menyatakan bahwa, siswa perlu dilatih untuk

merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari.

Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan

dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

belajar sepanjang hayat. Guru perlu mengajukan pertanyaan dalam

upaya memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan

3) Melakukan Eksperimen

Sani (2014:62) menyatakan bahwa, guru dapat menugaskan siswa

untuk mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber. Guru

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

perlu mengarahkan siswa dalam merencanakan aktivitas, melaksanakan

aktivitas, dan melaporkan aktivitas yang telah dilakukan.

4) Menalar

Sani (2014:66) menyatakan bahwa, kemampuan mengolah

informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan

kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang

diperoleh dari pengamatan yang dilakukan untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola

dari ketertarikan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari

pola yang ditentukan.

5) Mengkomunikasihkan/Mempresentasikan

Sani (2014:71) menyatakan bahwa, kemampuan untuk

membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki oleh siswa

karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan pengetahuan,

keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok

merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk

dapat membangun jaringan dan berkomunikasi.

c. Langkah – langkah Pembelajaran Scientific Menurut Majid

Adapun langkah-langkah pembelajaran Scientific menurut majid:

1) Mengamati

Majid (2014:100) menyatakan bahwa, Kegiatan mengamati

mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

memiliki keunggulan seperti mengamati objek secara nyata, peserta

didik senang dan mudah dalam pelaksanaannya.

2) Menanya

Majid (2014:103) menyatakan bahwa, dalam kegiatan menanya

guru membuka kesempatan secara luas peserta didik untuk bertanya

mengenai apa yang sudah diamati. Guru harus mampu menginspirasi

peserta didik untuk untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah

sikap keterampilan, dan pengetahuannya.

3) Menalar

Majid (2014:109) menyatakan bahwa, penalaran adalah proses

berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat

diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran yang ada akan membuat siswa belajar lebih giat untuk

mengembangkan pikirannya dan gagasannya dalam pelaksanaannya.

4) Mengolah

Majid (2014:103) menyatakan bahwa, pada tahapan mengolah

ini peserta didik mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif.

Peserta didiklah yang harus lebih aktif dan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar. Pada tahapan mengolah ini peserta didik secara

bersama-sama, saling bekerja sama, saling membantu mengerjakan

hasil tugas terkait dengan materi yang sedang dipelajari.

5) Mencoba

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Majid (2014:103) menyatakan bahwa, untuk memperoleh hasil

belajar nyata, peserta didik harus mencoba melakukan pengamatan,

terutama untuk materi atau substansi yang sesuai.

6) Menyimpulkan

Majid (2014:103) menyatakan bahwa, kegiatan menyimpulkan

merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah hasil kegiatan

pengamatan yang telah dilakukan.

Sebagaimana dapat dilihat sintak pendekatan Scientific adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Sintak Pembelajaran Pendekatan Scientific

Kegiatan/Fase Aktivitas

Guru

Aktivitas Siswa

Mengamati

(Observasing)

Guru menyajikan

media obyek

secara nyata yang

berkaitan dengan

pembelajaran

yang akan

dilakukan

Siswa

melihat,mengamati,memb

aca,mendengar,menyima

k petunjuk yang telah

disajikan oleh guru yang

berupa media obyek tsb

Menanya

(Questioning)

Guru menyajikan

permasalahan

yang terjadi dan

berupaya

melibatkan siswa

1. Siswa mengajukan

pertanyaan dari

factual sampai ke

yang bersifat

hipotesis

2. Siswa diawali dengan

bimbingan guru

sampai dengan

mandiri

Pengumpulan

data (Exploring)

1. Guru

menugaskan

siswa untuk

mengumpulk

an data atau

1. Siswa menentukan

data yang diperlukan

dari pertanyaan yang

diajukan

2. Siswa menentukan

Page 15: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

informasi dari

berbagai

sumber

2. Guru

mengarahkan

siswa dalam

merencanaka

n aktivitas

dan

melaksanakan

apa yang

telah

dilakukan

3. Guru

memfasilitasi

atau

membantu

siswa

menggunakan

bahan dan

peralatan

sumber data (benda,

dokumen, buku,

eksperimen)

3. Siswa

mengumpulkan data

Mengasosiasi

(Associating)

1. Guru melatih

siswa untuk

menentukan

data yang

relavan

dengan yang

tidak relavan

2. Guru melatih

siswa untuk

memberikan

argumen atau

data yang

utuh

terhadap

temuan atau

data yang

diperoleh

1. Siswa menganalisis

data dalam bentuk

membuat kategori

serta menentukan

hubungan

data/kategori

2. Siswa menyimpulkan

dari analisis data

Page 16: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Mengkomunika

sikan

(Comunication)

Guru melatih

siswa untuk

berkomunikasi

menemukan

konsep ketika

menyampaikan

informasi yang

ditemukan dalam

bentuk lisan,

tulisan, diagrm,

bagan, gambar

atau media

lainnya

Siswa menyampaikan

konseptulisasi dalam

bentuk

lisan, tulisan, diagram,

bagan, gambar atau

media lainnya

Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2010:203), metode penelitian adalah cara yang

digunakan peneliti dalam mengumpul data penelitiannya. Dalam penelitian ini

menggunakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Yang dilaksanakan

tanpa adanya kelompok atau kelas pembanding.

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pola One-Group pre-test

dan post-test design karena desain ini tidak ada kelas kontrol. Dalam penelitian ini

tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu yaitu sebelum eksperimen dan sesudah

eksperimen. Tes dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan sesudah

eksperimen (O2) disebut post-test.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one pre-

test dan one post-test group. Menurut Arikunto (2010: 124), desain penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Pre-test Treatment Post-test

Page 17: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

O1 X O2

Dimana O1= nilai tes awal, O2= nilai tes akhir, X= Threatmen (perlakuan

yang diberikan dengan menggunakan pendekatan Scientific).

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari dua variabel

yakni variabel bebas dan variabel terikat

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya (Sugiyono, 2013:4). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pendekatan Scientific

2. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2013:4). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

fisika dengan menggunakan pendekatan Scientific.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013:61), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya.

28

Page 18: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri

4 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 8 kelas. Secara rinci

populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 X(1) 36

2 X(2) 36

3 X(3) 36

4 X(4) 36

5 X(5) 34

6 X(6) 35

7 X(7) 36

8 X(8) 36

Total

285

Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun 2016/2017

2. Sampel

Sugiyono (2013:62) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Simple random

sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara acak, dari seluruh

siswa kelas X diambil satu kelas. Pengundian dilakukan dengan cara menuliskan

nomor-nomor pada kertas kecil dalam hal ini yang ditulis adalah X1, X2, X3,

X4, X5, X6, X7, X8. Satu kertas untuk satu nomor kelas, kemudian digulung

dan dimasukan gelas dan ditutup. Setelah itu kertas tersebut dikeluarkan melalui

lubang kecil pada penutup gelas. Apabila salah satu kertas tersebut keluar,

berarti kertas yang berisikan nomor tersebut yang menjadi sample dalam

Page 19: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X4

sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 32 siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil belajar setelah diterapkan

pendekatan Scientific. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah tes. Arikunto (2010:193), menyatakan tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,

pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok. Teknik tes digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes

tertulis, instrumen yang digunakan adalah soal tes. Tes yang digunakan untuk

mengukur data tentang hasil belajar siswa berbentuk essay. Tes dilakukan dua kali

yaitu pada saat tes awal (pretest) dan tes akhir (postest), dimana tes ini digunakan

untuk menilai kemampuan siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan

menggunakan pendekatan Scientific.

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini setelah data diperoleh, maka selanjutnya

dilakukan analisis data yaitu:

1. Menentukan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku

Menurut Sudjana (2005:70) , nilai rata-rata dan simpangan baku diambil

dari tes awal dan tes akhir, untuk semua hasil belajar dengan rumus:

Sudjana (2005:70)

Page 20: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Dimana: = Nilai rata-rata sampel, fi = Frekuensi, xi = Titik tengah nilai

tes

Sudjana (2005:95)

Dimana: s = Simpangan baku, xi = Titik tengah nilai tes, = Nilai rata-rata

sampel, N = Banyaknya siswa dalam sampel, fi = Frekuensi.

2. Uji Normalitas

Menurut Sugiyono (2011:107), uji normalitas digunakan untuk

mengetahui kenormalan data, untuk menghitung uji normalitas dengan

menggunakan rumus :

k

i h

h

f

ff

1

2

02 )( Sugiyono (2013:107)

Dimana: χ2 =Harga Chi-kuadrat yang dicari, f0 = Frekuensi yang diobservasi,

fh= Frekuensi yang diharapkan.

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika χ2

hitung χ 2

tabel, artinya distribusi data tidak normal dan,

Jika χ2

hitung χ 2

tabel, artinya data berdistribusi normal.

3. Uji Hipotesis

Arikunto (2010: 110) menyatakan bahwa hipotesis sebagai satu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti. Uji

1

)( 2

n

xxfs

ii

x

Page 21: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

hipotesis menggunakan uji t, dalam Sugiyono (2004:95) dinyatakan sebagai

berikut:

Sugiyono (2004:95)

Dimana: Nilai yang dihitung, = Rata-rata, = kkm yang

dihipotesiskan, Simpangan baku, = Jumlah Sampel.

H0 = Hasil belajar siswa setelah mengikuti diterapkan pembelajaran fisika

menggunakan pendekatan Scientific kurang dari atau sama dengan 75

(Ho : μ0 < 75)

Ha = Hasil belajar siswa setelah mengikuti diterapkan pembelajaran fisika

menggunakan pendekatan Scientific 75 (Ho : μ0 ≥75)

Adapun kriteria pengujian hipotesisnya adalah jika

maka ditolak dan diterima dan jika maka

diterima dan ditolak dengan taraf signifikan yaitu α = 0,05 dan (dk) = n -

1

B. Pertanggung Jawaban Penelitian

Menurut Arikunto (2006:160) instrumen penelitian ini adalah alat atau

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Uji instrumen tes digunakan dengan

tujuan untuk mengetahuikualitas tes yang digunakan sebagai alat ukur

mempunyai persyaratan tes yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya

Page 22: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

pembeda di SMA Negeri 4 Lubuklinggau kelas XI IPA 2 dengan responden 30

siswa.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi. Validitas adalah suatu mengukur yang

menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Subuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sebaliknya,

instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto,

2010: 211). Menurut Sugiyono (2012:348), menyatakan instrumen yang valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal, uji ketepatan dilakukan dengan

menggunakan metode pearson product moment dengan rumus yang

dikemukakan oleh Arikunto (2010:213):

2222 )()(

)()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Arikunto (2010:213)

Dimana: = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, Y = Skor total

dari keseluruhan butir masing-masing responden, X = Skor butir soal masing-

masing responden, N =Banyak sampel.

Page 23: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Klasifikasi besarnya koefisien korelasi menurut Prof. Dr.Suharsimi

Arikunto (2010;211-215) dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interpretasi Koefisien Kategori

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 -0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat Tinggi

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas diperlukan

uji-t yang dikemukakan Sudjana (2005:230) yaitu:

Sudjana (2005:230)

Dimana: n = Banyak data, r = Korelasi, t = Distribusi student

Distribusi pada (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajad kebebasan (d = n-2).

Kriteria pengujiannya adalah jika thitung > ttabel berarti instrumen dikatakan valid

sebaliknya thitung ttabel berarti instrumen tidak valid

Hasil perhitungan validitas butir soal ( lampiran B ) dan hasil analisis

validitas butir soal dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Hasil analisis validitas hasil hji coba instrument

No

soal Nilai rxy thitung ttabel Validitas

1 0,82 7,58 2,04 Sangat Tinggi

2 0,11 0,59 2,04 Sangat Tinggi

3 0,10 0,53 2,04 Sangat Tinggi

Page 24: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

No

soal Nilai rxy thitung ttabel Validitas

4 0,88 9,75 2,04 Sangat Tinggi

5 0,78 6,59 2,04 Sangat Tinggi

6 0,98 26,04 2,04 Sangat Tinggi

7 0,92 37,14 2,04 Sangat Tinggi

2. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas tes berbentuk essay digunakan rumus

Alpa, sebagaimana yang dikemukan Arikunto (2010:239) sebagai berikut:

Arikunto, 2010:239)

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

n : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb2

: Jumlah varians butir

σ2

t : Varians total

Dimana besarnya varians skor total ditentukan dengan rumus:

=

Ketengan :

= Jumlah Varians skor setiap butir soal

n = Banyaknya sampel

x = Skor butir masing-masing responden

Page 25: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Menurut Asep (2012;180-182) koefisien reliabilitas dinyatakan dengan

r11. Interprestasi yang lebih rinci mengenai nilai r11 tersebut dibagi kedalam

kategori-kategori,dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.5.

Derajat Reliabilitas

Rentang Korelasi Kriteria Reliabilitas

r11 ≤ 0,20 Derajat relibilitas sangat rendah

0,20 <r11 ≤ 0,40 Derajat relibilitas rendah

0,40 <r11 ≤ 0,60 Derajat relibilitas sedang

0,60 <r11 ≤ 0,80 Derajat relibilitas tinggi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Derajat relibilitas sangat tinggi

Setelah hasil uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan rumus

reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,91 (terlampir) pada lampiran

B berarti soal tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi sehingga dapat

dipercaya sebagai alat ukur.

3. Daya pembeda

Menurut Asep, daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan

seberapa jauh kemampuan suatu butir tersebut untuk membedakan setiap butir

soal. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut juga indeks

dekriminasi (daya pembeda). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir

soal essay digunakan rumus:

𝐷𝑃 =𝑆𝐴−𝑆𝐵

𝐼𝐴 Asep (2012:180-182)

Dimana : SA = jumlah skor kelompok atas butir soal yang diolah, SB = Jumlah

skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah, IA = Jumlah skor ideal salah

satu kelompok pada butir soal yang diolah.

Page 26: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Klasifikasi interprestasi untuk daya pembeda menurut Asep (2012:180-

182) dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Korelasi Kriteria

DP≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 <DP≤ 0,40 Sedang

0,40 <DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP≤ 1,00 Sangat Baik

Berdasarkan hasil perhitungan hasil analisis daya pembeda tes dapat

dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Daya Pembeda Uji Coba Instrumen

No

Soal

SA SB IA/B DP Keterangan

1 75 35 120 0,33 Cukup

2 42 45 75 -0,04 Sangat jelek

3 56 51 75 0,07 Jelek

4 59 25 150 0,23 Cukup

5 50 22 90 0,3 Cukup

6 116 66 240 0,21 Cukup

7 50 16 150 0,23 Cukup

4. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal menunjukkan apakah butir soal

tergolong butir soal yang sukar, sedang, dan mudah. Butir soal yang baik

adalah yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang

digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal adalah

sebagai berikut:

Page 27: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

(Sudjana, 2010:182 )

Keterangan:

IK = indeks tingkat kesukaran

JSA = jumlah skor kelompok atas

JSB = Jumlah skor kelompok bawah

SIA = jumlah skor ideal kelompok atas

SIB = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Klasifikasi interprestasikan tingkat kesukaran menurut Sudjana

(2010:182) dapat dilihat pada Tabel 3.8

Tabel 3.8

Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Korelasi Kriteria

IK = 0,00 Soal terlalu sukar

0,00 <IK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 <IK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 <IK < 1,00 Soal mudah

IK = 1,00 Soal terlalu mudah

Berdasarkan hasil perhitungan analisis tingkat kesukaran tes uji coba

dapat dilihat pada tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Instrumen

No Soal SA SB S A/B IK Keterangan

1 75 35 240 0,46 Sedang

2 42 45 150 0,58 Sedang

3 56 51 150 0,71 Mudah

4 59 25 300 0,28 Sedang

5 50 22 180 0,40 Sedang

6 116 66 480 0,38 Sedang

7 50 16 300 0,22 Sedang

Page 28: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Berdasarkan hasil perhitungan keseluruhan uji coba tes hasil belajar,

maka rekapitulasi hasil uji coba instrumen dapat disajikan dalam 3.10 sebagai

berikut:

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Butir

Soal

Validitas Daya

Pembeda

Tingkat

kesukaran

Keterangan

1 Tinggi Cukup Sedang Soal dapat

digunakan

2 Sangat

Rendah

Sangat Jelek Sedang Soal tidak dapat

digunakan

3 Sangat

Rendah

Cukup Mudah Soal tidak dapat

digunakan

4 Sangat

Tinggi

Cukup Sukar Soal dapat

digunakan

5 Tinggi Cukup Sedang Soal dapat

digunakan

6 Sangat

Tinggi

Cukup Sedang Soal dapat

digunakan

7 Sangat

Tinggi

Cukup Sedang Soal dapat

digunakan

Berdasarkan rekapitulasi pada tabel 3.9 maka soal yang digunakan untuk

tes adalah soal yang memenuhi syarat validitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran, yaitu no 1,4,5,6,dan 7. Soal yang memenuhi syarat tersebut

berjumlah 5 buah sedangkan soal nomor 2 dan 3 tidak digunakan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran

2016/2017 pada tanggal 27 juli sampai dengan 13 Agustus 2016. Populasi dalam

Page 29: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 8 kelas dengan jumlah

285 siswa. Berdasarkan 8 kelas tersebut, hanya diambil satu kelas untuk dijadikan

sampel penelitian yaitu kelas X4 dengan jumlah 36 siswa untuk mendapatkan

perlakuan dengan menggunakan pendekatan Scientific. Sebelum melakukan pre-test

terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes yang berfungsi untuk mengetahui

kualitas soal yang digunakan.

Uji coba instrumen dilaksanakan pada tanggal 28 juli di kelas XI. IA.2 SMA

Negeri 4 Lubuklinggau dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 30 siswa

pada materi pengukuran. Hasil analisis uji coba instrumen dari 7 soal yang diujikan,

hanya 5 soal yang sudah memenuhi syarat yaitu validitas, daya pembeda dan

tingkat kesukaran sehingga soal dapat digunakan sebagai alat tes, baik tes

kemampuan awal (pre-test) maupun tes kemampuan akhir (post-test).

Pelaksanaan penelitian diadakan pre-test terlebih dahulu pada tanggal 30 juli

2016 yang diikuti oleh 32 siswa, pretest dilakukan bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan pada penelitian. Setelah

diadakan Pre-test, maka siswa akan diberikan perlakuan pada materi

pengukuran.

Setelah Pre-test dilakukan, selanjutnya siswa akan diberikan perlakuan

dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Scientific pada tanggal

01,04 dan 08 Agustus 2016 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, kemudian

dilanjutkan dengan melaksanakan pemberian tes akhir (Post-test) pada tanggal 11

Agustus 2016 yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa.

1. Kemampuan Awal Siswa (Pre-Test)

Page 30: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Kemampuan awal siswa sebelum mengikuti pembelajaran materi

pengukuran merupakan data penelitian yang diperoleh dari hasil Pre-test atau

soal yang diberikan sebelum siswa mendapat pembelajaran dari guru.

Pelaksanaan Pre-Test dilakukan pada pertemuan pertama yang diikuti oleh 32

siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

perlakuan menggunakan pendekatan scientific. Soal pre-test yang digunakan

berbentuk essay yang terdiri dari 5 soal.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Hasil Tes Awal Pre-test

No Uraian Kelas Eksperimen

1 Nilai Rata-rata 37,40

2 Nilai Terkecil 17

3 Nilai Terbesar 58

4 Rentang Nilai 41

5 Simpangan Baku 11,30

6 Jumlah siswa 32

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata

dan simpangan baku pre-test adalah 37,40 dan 11,30. Perhitungan untuk

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. Hasil rekapitulasi Pre-Test

memperlihatkan bahwa semua siswa belum

mencapai KKM dan dapat dinyatakan bahwa 100 % siswa tidak tuntas.

2. Kemampuan Akhir Siswa (Post-Test)

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi pengukuran

merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan akhir melalui Post-test yang diikuti oleh 32 siswa. Pelaksanaan

Post-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah di beri

Page 31: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific. Rekapitulasi hasil

tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (Post-Test)

No Uraian Kelas Eksperimen

1 Nilai Rata-rata 79,34

2 Nilai Terkecil 60

3 Nilai Terbesar 98

4 Rentang Nilai 38

5 Simpangan Baku 9,91

6 % Ketuntasan Hasil Belajar 81

7 Jumlah Siswa 32

Berdasarkan analisis hasil post-test pada lampiran C dapat dilihat

perbedaan hasil belajar antara kemampuan awal siswa (Tabel 4.1) dengan

kemampuan akhir siswa (Tabel 4.2), terdapat peningkatan hasil belajar setelah

diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan scientific. Peningkatan

hasil belajar tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata pre-test adalah 37,40 dan

nilai-rata-rata post-test adalah 79,34. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai

rata-rata sebesar 41,94. Simpangan baku pre-test adalah 11,30 sedangkan

simpangan baku post-test adalah 9,91. Hasil rekapitulasi post-test

memperlihatkan bahwa siswa yang tidak tuntas mencapai 18 % sebanyak 6

orang dari 32 siswa dan 81 % sebanyak 26 orang yang tuntas dari 32 siswa.

Jadi, dapat dikatakan bahwa hasil post-test siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific signifikan tuntas.

Rekapitulasi selisih hasil rata-rata pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut.

Page 32: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Tabel 4.3

Rekapitulasi Selisih Hasil Tes Awal (Pre-test) dan Tes Akhir

No Uraian Pre-test Post-test Selisih Pre-test

dan Post-test

1 Nilai Rata-rata 37,40 79,34 41,94

2 Nilai Terkecil 17 60 49

3 Nilai Terbesar 58 98 40

4 Rentang Nilai 41 38 3

5 Simpangan Baku 11,30 9,91 1,39

6 Jumlah siswa 32 32

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat bahwa data hasil siswa tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat

pada tabel 4.4, untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Skor Post-Test

dk 𝑋2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

12,405 7 14,06 Normal

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa data tes akhir (Post-

test) lebih kecil atau sama dengan

𝑥2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (12,405 ≤ 14,06). Melalui ketentuan uji normalitas dengan

menggunakan uji kecocokan (chi-kuadrat) dapat disimpulkan data post-test

berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 5 % dan derajat kebebasan

(dk) = 7. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis secara statistik bertujuan untuk menarik kesimpulan

dari data post-test. Berdasarkan hasil uji normalitas didapat data post test yaitu

berdistribusi normal (lihat pada lampiran C).

Page 33: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

H0 = Hasil belajar siswa setelah mengikuti diterapkan pembelajaran fisika

menggunakan pendekatan Scientific kurang dari 75 (Ho : μ0 < 75)

Ha = Hasil belajar siswa setelah mengikuti diterapkan pembelajaran fisika

menggunakan pendekatan Scientific lebih dari atau sama dengan 75 (Ho

: μ0 ≥75)

Selanjutnya thitung dibandingkan dengan ttabel pada daftar distribusi t

dengan derajat kebebasan dk = n-1 = 32-1 = 30. Hasil analisis uji- t untuk post

-test menunjukkan bahwa thitung (2,48) > sehingga H0 ditolak dan

Ha diterima dengan taraf kepercayaan α = 5 ( lampiran C ). Hasil

perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Hipotesis Skor Post-Test

Tes thitung Kesimpulan

Akhir 2,48 Ha diterima

Berdasarkan hasil analisis dari post test yang telah dijelaskan tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa menerapkan pendekatan scientific dalam

pembelajaran fisika di kelas X4 SMA Negeri 4

Lubuklinggau hasil belajar fisika secara signifikan tuntas.

A. Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika

siswa SMA Negeri 4 Lubuklinggau. Hal ini disebabkan peneliti melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific. Pendekatan scientific

adalah cara mengelolah kegiatan belajar secara ilmiah. Akan tetapi sebelum

dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dilakukan terlebih

Page 34: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

dahulu pre-test yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan

karakteristik siswa. Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan pre-test antara lain nilai

rata-rata hasil pre- test adalah 37,40, nilai terendahnya 17, nilai tertingginya 58 dan

rentang nilai 41. Melalui nilai yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pada saat pre-test semua siswa 100% belum mencapai KKM.

Selanjutnya dilakukan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific

dengan melakukan beberapa tahap pertama pembelajaran scientific yaitu

mengamati pembelajaran dimana pada proses mengamati siswa melihat,

mengamati, membaca, mendengar, menyimak petunjuk yang telah disajikan oleh

guru yang berupa media objek tersebut.

Tahap kedua pembelajaran menetapkan pembelajaran yang akan diperoleh

dari silabus dan kurikulum. Tahap ketiga menggunakan pendekatan scientific dalam

pembelajaran. Pada tahap ini, proses pembelajaran sebagai tahap persiapan peneliti

mengkondisikan kelas dan memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa.

Selain itu juga, peneliti menyampaikan dari tujuan

pembelajaran yang harus dicapai pada materi pengukuran.

Pada pertemuan pertama dapat dilihat siswa masih kesulitan dan belum

terbiasa dalam menerapkan pendekatan scientific dan siswa belum menumbuhkan

kesadaran diri dalam menumbuhkan kemapuan berpikirnya, karena ada siswa yang

membaca materi tetapi tidak mau memahami dan merangkum,pemalu, pendiam,

dan kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Kurang berinteraksi

dengan kelompoknya. Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti menyuruh siswa untuk

memberikan contoh dari pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.

Page 35: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Selanjutnya pada pertemuan kedua, siswa mulai tertarik dalam belajar dan

sudah terbiasa dalam membaca, memahami materi, merangkum berbagai informasi,

mengemukakan ide dengan kelompoknya, terlibat aktif dalam mempresentasikan

materi, dan mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan benar. Misalnya

pada saat guru menyuruh mengerjakan soal-soal, siswa tersebut untuk maju

menjwab soal.

Tahap keempat melakukan evaluasi dengan memberikan tes akhir (post -

test). Post- test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah belajar

menggunakan pendekatan scientific. Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan post

test antara lain nilai rata- rata hasil post- test adalah nilai adalah 79,34, nilai

terendahnya adalah 60, nilai tertingginya 98 dan rentang nilai adalah 38. Melalui

nilai yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat post- test ada 6

siswa (18% ) tidak tuntas atau belum mencapai KKM dan 26 siswa (81 %) tuntas

atau mencapai KKM. Terdapat siswa yang tidak tuntas tersebut disebabkan karena

mareka tidak masuk sekolah dan kurang memahami pelajaran pada saat

melaksanaan pembelajaran, maka siswa diberi arahan, motivasi, dibimbing agar

aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat menyesuaikan diri kepada teman-

temanya yang lain.

Perbedaan hasil belajar mereka sebelum dan sesudah dapat dijadikan

indikator pembelajran fisika dalam menerapkan pendekatan scientific. Setelah

diberi perlakuan yang berbeda, diperoleh rata rata hasil pre - test sebesar 37,40 dan

rata rata hasil post- test sebesar 79,34. Hasil post - test mengalami peningkatan

Page 36: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

sebesar 41,94 dari hasil pre - test. Tingginya hasil belajar siswa pada post - test

disebabkan beberapa kelebihan menurut Majid dan sani dari penggunaan

pendekatan scientific dimana kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, semua

siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Ketuntasan belajar secara keseluruhan terjadi karena dalam belajar siswa

melaksanakan kerja sama dalam kelompok, adanya interaksi antara siswa dengan

siswa, siswa dengan guru, adanya rasa percaya diri siswa dalam mengemukakan ide

atau gagasan, lebih berpikir kritis dalam memahami materi pelajran, dan

bertanggung jawab dalam belajar, sehingga suasana belajar lebih aktif. Selain itu

juga, dalam pembelajaran, sebelum mempresentasikan siswa berusaha menguasai

dan memahami materi yang dipelajari sehingga proses belajar lebih bermakna bagi

siswa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang

berbunyi hasil belajar fisika setelah diterapkan pendekatan scientific dalam

pembelajaran fisika dikelas X4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau secara signifikan

tuntas dapat diterima kebenarannya. Hasil belajar siswa dengan menggunakan

pendekatan scientific menunjukkan perbedaan yang signifikan antara

pemahaman awal dan pemahaman setelah pembelajaran.

Hasil penelitian ini didukung oleh temuan peneliti di lapangan selama proses

belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan scientific, siswa terlihat aktif

Page 37: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

dan berpikir kritis. Siswa cenderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

membaca, mempelajari dan merangkum materi yang akan dibahas di kelas.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam menerapkan pendekatan scientific adalah

sebagai berikut:

1. Siswa yang menjadi sampel terkadang kurang memberikan respon yang

diinginkan oleh penulis, hal ini terlihat dari kejujuran siswa untuk menjawab

pertanyaan yang diberikan mengenai pengukuran.

2. Masih kurangnya referensi tentang pendekatan scientific dan materi pengukuran

yang diterapkan dalam penelitian ini.

3. Masih ada subjek penelitian yang kurang bersungguh sungguh dalam

melaksanakan tes berupa ujian baik pre-test maupun post- test.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

rata-rata hasil pre-test sebesar 37,40 dan rata-rata hasil post-test sebesar 79,34. hasil

post-test mengalami peningkatan sebesar 41,94 dari hasil pre-test, dengan

persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 81%. Hasil uji-t diperoleh 2,48

dengan thitung (2,48) > sehingga H0 ditolak dan Ha diterima maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah diterapkan pendekatan pembelajaran

scientific dalam pembelajaran fisika di kelas X SMAN 4 Lubuklinggau secara

signifikan tuntas.

Daftar Pustaka

Page 38: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Asep, Jihad dkk. 2012.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta:Multi Pressindo.

Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta.

------------, 2014. Pendekatan Scientific. Jakarta: Rineka Cipta

Dahar, 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Efriana, Fanny, 2014. Penerapan Pendekatan Scientific. Vol 01 Nomor 02,

Tadulako.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga

Hamzah B.Uno, dkk, 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar, 2001. Proses Belajar Mengajar.Jakata: Bumi Aksara.

Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan

Praktis.Bandung: Interes Media.

Mulyaningsih, Linda Aprilia Sri. 2014. Penerapan perangkat pembelajaran

melalui pendekatan scientific.Vol 03 No 03. Universitas Surabaya.

Risnawati, 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Pekan Baru: Suska Press.

Rusman, 2012. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sani, 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoritis dan Praktis.dan

Penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Slameto. 2013. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rhineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2004. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

------------, 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Page 39: PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN FISIKA …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL RIA 1.pdf · Skripsi ini berjudul “ Penerapan Pendekatan Scientific Pada

Surya Tanjung. 8 Maret 2015. Penerapan Pedekatan Scientific

STKIP-PGRI. 2012. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa

STKIP-PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Rajawali Pers.