penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : YENIK MUJIANTINI K1208127 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: trananh

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

YENIK MUJIANTINI

K1208127

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING

TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

YENIK MUJIANTINI

K 1208127

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Yenik Mujiantini. K1208127. PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI MRANGGEN 03 SUKOHARJO. Skripsi. Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, April 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) kualitas proses dalam

pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012 dan (2) kualitas hasil dalam pembelajaran

menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun

pelajaran 2011/2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan,

yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi ,

dan (4) tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo yang berjumlah 26 siswa (18 putra dan 8 putri). Objek

penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan

keaktifan dan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo. Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) tempat dan peristiwa,

(2) informan, dan (3) dokumen. Teknik pengumpulan data melalui: (1) observasi,

(2) wawancara, (3) tes, dan (4) analisis dokumen. Uji validitas data menggunakan

teknik triangulasi metode dan sumber data. Teknik analisis data dengan

menggunakan analisis data dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

learning together dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan menulis puisi

siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Peningkatan keaktifan siswa

selama proses pembelajaran terefleksi dari (a) keaktifan siswa selama apersepsi ,

(b) minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran, dan (c)

keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi. Peningkatan proses

pembelajaran siswa ditunjukan dengan peningkatan persentase ketuntasan dari

satu siklus ke siklus berikutnya. Persentase keaktifan siswa pada siklus I adalah

sebesar 69,23 %, sedangkan pada siklus II menjadi 92,30 %. Peningkatan

keterampilan menulis puisi siswa juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah

siswa yang terampil menulis puisi atau siswa yang mencapai nilai ≥ 65 pada tiap

siklusnya. Pada survai awal, persentase ketuntasan siswa sebesar46,15 %. Pada

siklus I menjadi 65,38 % dan pada siklus II menjadi 88,46 %. Peningkatan

keterampilan menulis puisi siswa ini ditandai dengan meningkatnya: (a)

pengungkapan gagasan/ ide, (b) penggunaan diksi, (c) penggunaan rima, dan (d)

kesesuaian isi dengan tema. Prosedur penerapan pembelajaran kooperatif tipe

learning together dimulai dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok,

tiap kelompok terdiri atas emapat sampai lima orang; siswa mengidentifkasi topik

selanjutnya membagi ide dengan teman dalam kelompok, mempresentasikan hasil

diskusi dan membacakan hasil tulisan mereka di depan teman-teman.

Page 7: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah yang

terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit untuk di

dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa dengan hati yang

jernih dan kepala yang dingin.

(Parlindungan Marpaung)

Orang yang bersabar dalam menerima kebaikan dan tidak memaksakan

keadaan maka ia akan menerima suatu berkah yang tidak terduga datangnya,

namun sesuatu yang baik itu tidak bisa datang begitu saja, harus ada usaha

dan do‟a. (Penulis)

Page 8: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

”Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak

terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki

kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

“ Kakak dan adik ”

Terima kasih telah memberikan semangat dan motivasi hingga aku

mampu menyelesaikan skripsi ini

”Mas Yayat ”

Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan

semangat dan selalu ada di sampingku baik di saat kutegar berdiri maupun saat kujatuh

dan terluka.

” Intan, Nunun, Lisdiana, Ita, Mbak Tari, Maya dan Pramesti”

Terima kasih atas bingkaian persahabatan selama ini, sahabat- sahabat

terbaikku yang selalu berjuang bersama, saling membantu dan saling mengingatkan.

Sahabat yang selalu bersama saat susah maupun senang.

” Dyah Ayu, Maya Depi, dan teman teman FKIP Bahasa Indonesia ”

Terima kasih untuk semua kebersamaan dan tetaplah berjuang untuk mencapai

cita-cita. Teman- teman yang berjuang bersama , bekerja bersama untuk memenuhi

setiap syarat skripsi ini , pasti akan ku rindukan kebersamaan itu

Page 9: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan segala karunia sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI MRANGGEN 03 SUKOHARJO TAHUN

PELAJARAN 2011/2012” guna memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

izin penyusunan skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, S. S., M. Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang memberikan persetujuan dalam skripsi ini;

3. Dr. Kundharu Saddhono, S. S., M. Hum., Ketua Program Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang memberikan izin untuk menyusun skripsi;

4. Drs. Budhi Setiawan, M.Pd dan Sri Hastuti, S.S.,M.Pd , selaku pembimbing

skripsi yang telah memberikan bimbingan dan juga arahan dengan sabar

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar;

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta;

6. Suparjo, A, Ma. Pd., selaku Kepala SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

almamaternya;

Page 10: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

7. Mugiharjo, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif

dalam proses penelitian;

8. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang telah

berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan

penelitian;

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2008 atas persahabatan dan kebersamaannya yang menjadi kenangan indah;

dan

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi pembaca dan

menambah khasanah keilmuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 11: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ......................................................................................................... i

PERNYATAAN ........................................................................................... ii

PENGAJUAN .............................................................................................. iii

PERSETUJUAN .......................................................................................... iv

PENGESAHAN ........................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

MOTTO ....................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7

1. Hakikat Keterampilan Menulis .................................................. 7

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together ....... 20

B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27

C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 30

Page 12: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Subjek Penelitian .............................................................................. 31

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 31

D. Data dan Sumber Data ...................................................................... 31

E. Pengumpulan data ............................................................................ 33

F. Uji Validitas Data .............................................................................. 35

G. Analisis Data ..................................................................................... 36

H. Prosedur Penelitian............................................................................ 36

I. Indikator Kinerja Penelitian .............................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan...................................................... 24

1. Deskripsi Pratindakan ................................................................. 41

2. Siklus I ........................................................................................ 46

3. Siklus II ....................................................................................... 56

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 45

C. Perbandingan Antar Siklus ............................................................... 67

D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 69

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan.............................................................................................. 73

B. Implikasi.............................................................................................. 75

C. Saran.................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 77

LAMPIRAN

Page 13: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan Kerangka Berfikir ......................................................................... 28

2. Prosedur Penelitian .................................................................................. 37

3. Situasi Pembelajaran Pada Saat Pratindakan……………………………41

4. Perbandingan Antar Siklus ...................................................................... 69

Page 14: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Puisi……… ....... 14

2. Penilaian Proses Pembelajaran ................................................................ 16

3. Penilaian Hasil Pembelajaran .................................................................. 18

4. Pedoman Penskoran ................................................................................ 19

5. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ......................... 30

6. Indikator Ketercapain Pembelajaran ....................................................... 40

7. Perbandingan Hasil Tindakan……………………………………………68

Page 15: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V ................................... 80

2. Silabus Pembelajaran Menulis Puisi SD Kelas V ........................................... 82

3. Pedoman Wawancara terhadap Guru Bahasa Indonesia

(Pratindakan) ................................................................................................... 83

4. Pedoman Wawancara terhadap Siswa Kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo ................................................................................. 84

5. Pedoman Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar ............................. 85

6. Pedoman Penilaian Keaktifan Siswa selama Proses Pembelajaran

Menulis Puisi ......................................................................................................

7. Pedoman Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses ………… ......... .93

8. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi……………… .................... 95

9. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru…………………………. ............ 98

10. Hasil Wawancara dengan guru pada Pratindakan……………… ................... 99

11. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Pratindakan……………................... 101

12. Hasil Wawancara dengan Siswa pada Pratindakan ……………….............. 103

13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pratindakan .............................. 105

14. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Pratindakan……........................... 109

15. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar…………………… ........... 113

16. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa Pada Saat Pratindakan........... 116

17. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Pratindakan………. ......... .118

18. Hasil Pekerjaan Siswa pada Pratindakan………………………… .............. 119

19. Foto Pelaksanaan Pembelajaran saat Pratindakan…… ............................ …123

20. RPP Siklus I Pertemuan 1………………………………………… ......... …124

21. RPP Siklus I Pertemuan II………………………………………… ............ 135

22. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan.. ................... 146

23. Catatan Lapangan Hasil Observasi pada Siklus I Pertemuan II…............... 150

24. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus 1…… ... …….154

25. Penilaian Keattifan Siswa selama Proses Pembelajarn Menulis Puisi… ...... 156

26. Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran

Page 16: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Menulis Puisi………………………………………………………………. 159

27. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi pada Siklus I ………………… ....... 161

28. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Siklus I…………….......... 163

29. Hasil Pekerjaan Siswa pada Saat Siklus I……………………………. ....... 164

30. Foto pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……………………………….. .... 167

31. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I ............... 170

32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II… .......... 181

33. Catatan Lapangan Hasil Obvservasi pada Siklus II Pertemuan I….............. 192

34. Catatan Lapangan Hasil Obvservasi pada Siklus II Pertemuan II.. .............. 195

35. Lembar Observasi Kinerja Guru Saat Mengajar pada Siklus II.................... 198

36. Nilai Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Puisi pada

Siklus II………….. ...................................................................................... 201

37. Rekap Penilaian Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Menulis

Puisi….. ......................................................................................................... 203

38. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa Siklus II… ............................. 205

39. Lembar Analisis Hasil Evaluasi dari Guru pada Siklus II…. ....................... 207

40. Catatan Lapangan Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas V

SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo… .......................................................... 208

41. Hasil Pekerjaan Siswa pada saat Siklus II………………………….. .......... 211

42. Foto Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II………………………… .... 216

Page 17: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan

yang menumbuhkan keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar. Menulis adalah salah satu

keterampilan berbahasa yang cukup kompleks. Hernacki (2011:179) menjelaskan

bahwa menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak

kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Dengan menulis, diharapkan

siswa dapat menuangkan ide, gagasan maupun perasaan yang dapat diekspresikan

dalam bentuk tulisan. Dari segi pragmatik, keterampilan menulis sudah diajarkan

mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai perguruan tinggi. Dengan kegiatan

menulis juga mendorong siswa untuk berpikir kreatif sehingga kemampuan

imajinatifnya terus berkembang. Kemudian siswa juga mampu mengembangkan

kreativitasnya serta menggunakan bahasa sebagai sarana komunikasi karena

menulis itu merupakan sebuah keterampilan yang tidak semua orang mampu

melakukannya.

Menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut yang dalam pembelajarannya

sering mengalami kendala dan belum dapat dilaksanakan secara efektif, kendala

tersebut di antaranya 1) rendahnya minat baca siswa sehingga berpengaruh pada

kurangnya penguasaan kosa kata, 2) kurangnya penguasaan mikrobahasa seperti

penggunaan tanda baca sampai penyusunan kalimat, 3) keterbatasan media

pembelajaran menulis efektif. Tingkat minat pelajaran Bahasa Indonesia dapat

dikatakan sangat rendah, hal itu dapat dilihat dari hasil pembelajaran Bahasa

Indonesia maupun sikap siswa sendiri terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran menulis dapat ditemukan pada Standar Kompetensi kelas V Sekolah

Dasar Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang terdapat di silabus halaman 10 yaitu

8.3 mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam

bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

Page 18: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sering menggabungkan

keterampilan berbahasa dengan keterampilan bersastra dan salah satunya yaitu

menulis puisi. Seharusnya pembelajaran sastra ditujukan kearah pengembangan

proses kreativitas siswa dalam hal bersastra. Seharusnya pula pembelajaran sastra

diarahkan untuk memupuk minat siswa terhadap sastra sehingga akan tertarik

dengan sastra. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk

mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam

bentuk karya sastra yaitu puisi. Menulis puisi merupakan keterampilan berbahasa

dalam bentuk sastra yang perlu diajarkan pada siswa karena mempunyai manfaat

seperti siswa mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam bahasa

yang indah, siswa dapat berlatih untuk mengungkapkan sesuatu melalui tulisan

yaitu puisi, siswa dapat mengasah kreativitas dalam keterampilan menyusun

kalimat dalam bait-bait puisi. Namun saat ini masih banyak siswa yang merasa

kesulitan untuk mempelajari sastra. Hal itu disebabkan karena kurang kepedulian

guru untuk mengajarkan sastra dalam pembelajaran dan dapat dikatakan waktu

pembelajaran sastra sangat kurang, di samping metode yang digunakan guru

cenderung ke metode ceramah kemudian penugasan sehingga hal tersebut sangat

mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua

kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Menulis puisi merupakan kegiatan aktif dan produktif. Dikatakan aktif, karena

dengan menulis puisi seseorang telah melakukan proses berpikir, sedangkan

dikatakan produktif karena seseorang dalam menulis puisi akan menghasilkan

sebuah tulisan yang dapat dinikmati oleh orang lain.

Rendahnya pembelajaran keterampilan menulis terutama menulis puisi

dapat ditemukan di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Menurut hasil

observasi yang diambil dari proses wawancara dengan siswa dan guru, dapat

memberikan fakta bahwa hasil menulis puisi siswa SD Negeri 03 Sukoharjo masih

rendah sehingga nilai dalam pembelajaran menulis puisi juga kurang memuaskan.

Nilai pretes dalam pembelajaran menulis puisi yang diperoleh siswa dari 26 siswa

Page 19: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

hanya ada 12 orang siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65 (kriteria ketuntasan

minimal yang telah ditetapkan adalah ≥ 65), sedangkan 14 siswa lainnya masih

jauh dari batas kriteria ketuntasan minimal.

Rendahnya nilai menulis puisi terjadi karena siswa masih banyak

mengalami kesulitan dalam menuangkan perasaan mereka ke dalam tulisan dan

siswa belum dapat bekerja secara mandiri sehingga sebagian siswa membutuhkan

bantuan ide dari teman lain padahal hal tersebut justru akan memperlambat kerja

siswa dan tanpa disadari akan mengganggu proses kerja siswa yang lain,

kebanyakan dari mereka merasa bingung kata apa dan mulai dari mana mereka

harus menulis pada akhirnya mereka saling meniru pekerjaan teman. Hambatan

lain yang dialami siswa yaitu kurang semangat dan minat mereka dalam menulis

puisi yang disebabkan oleh metode yang digunakan guru seperti ceramah dan

penugasan dirasa sangat membosankan, kemudian pengembangan materi yang

kurang meluas, sistem evaluasi yang belum cukup memberikan penguatan bagi

siswa. Oleh karena itu, perlu solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Solusi yang dapat memberikan perbaikan siswa untuk lebih termotivasi dalam

kegiatan menulis dan mempermudah siswa untuk menuangkan ide serta berfikir

kreatif. Bagi siswa Sekolah Dasar, untuk mengoptimalkan kemampuan menulis

terutama kemampuan menulis puisi sangat dibutuhkan karena imajinasi dan

kreativitas siswa sangat berpengaruh besar.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan

beberapa siswa dalam sebuah kelompok. Pemilihan pembelajaran ini sebagai

akibat dari siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang masih merasa

kesulitan untuk berpikir mandiri maka peneliti menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe learning together yang diharapkan dapat meningkatkan

keterampilan menulis puisi. Pembelajaran kooperatif tipe learning together juga

diharapkan dapat mempermudah siswa dalam berpikir untuk mengembangkan

keterampilan dalam bersastra. Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe learning

together pada menulis puisi diharapkan dapat membantu guru dan mempermudah

siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi secara berkelompok.

Penyataan ini sejalan pendapat Slavin (2005:4) bahwa pembelajaran kooperatif

Page 20: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para siswa bekerja

dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

memperlajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk

mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan

dalam pemahaman masing-masing.

Penelitian ini dilakukan pada siswa tingkat dasar yang menjadi pondasi

awal untuk pembelajaran tingkat selanjutnya. Pondasi ini tentunya akan

memperkokoh bangunan pendidikan selanjutnya. Siswa kelas V dipilih sebagai

objek penelitian karena ada beberapa pertimbangan (1) siswa kelas V masih

kekanak-kanakan, (2) keterampilan imajinatif siswa kelas V belum berkembang

dengan baik, (3) proses pembelajaran secara kelompok siswa kelas V belum dapat

terjalin dengan baik.

Peningkatan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan tipe

learning together sangat penting karena melatih daya imajinatif siswa dalam

pembelajaran secara kelompok ikut mempengaruhi hasil yang dicapai oleh siswa,

serta melatih untuk menjalin kebersamaan dalam kelompok sehingga siswa satu

dengan siswa lain dapat bekerja sama saling membantu, dan melengkapi.

Pembelajaran kooperatif tipe learning together (belajar bersama) merupakan

metode yang melibatkan siswa dibagi ke dalam kelompok yang terdiri atas empat

atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas,

dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together

dapat meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran menulis puisi pada

siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran

2011/2012?

Page 21: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together

dapat meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi pada

siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran menulis puisi pada

siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

2. Untuk meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi pada

siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran menulis puisi

b. Sebagai acuan pembelajaran menulis dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe learning together

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran

menulis puisi.

2) Meningkatkan kerjasama dan rasa kebersatuan dalam sebuah

kelompok.

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan keterampilan guru untuk menguasai kelas dan

mengatasi hambatan pembelajaran menulis puisi.

2) Mampu mengembangkan strategi dan inovasu dalam mempelajaran

menulis puisi.

Page 22: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan oleh guru lain untuk

mengadakan inovasi dalam pembelajarannya.

2) Keterampilan dan kreativitas siswa meningkat sehingga mutu

pembelajaran siswa juga ikut meningkat.

d. Bagi Peneliti

1) Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis

puisi dan dapat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di Sekolah

Dasar.

2) Mengetahui pembelajaran sastra dalam proses belajar mengajar

e. Bagi Peneliti Lain

1) Sebagai pembanding dalam pertimbangan dalam penelitian pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia.

2) Sebagai acuan untuk menciptakan pembelajaran baru yang dapat

meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 23: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap, mampu,

dan cekatan. Pengertian keterampilan adalah : 1) kecakapan untuk

menyelesaikan tugas; 2) sesorang pemakai bahasa umtuk mempergunakan

bahasanya dengan baik; 3) kesanggupan memakai bahasa untuk menanggapi

secara benar stimulus lisan dan tulisan; 4) menggunakan pola gramatikal dan

kosakata secara tepat, menerjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain.

Tarigan (2008: 1) mengatakan bahwa setiap keterampilan itu erat

berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang

beranekaragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan

satu kesatuan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu secara lancar dengan jalan

praktik dan latihan keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasi.

b. Pengertian Menulis

Untuk berkomunikasi maka kita memerlukan alat, alat tersebut yaitu

bahasa. Bahasa dapat dituangkan dalam dua bentuk, secara langsung yang

berbentuk lisan dan secara tidak langsung yang berupa tulisan. Menulis dapat

diartikan sebagai media untuk meluapkan gagasan atau ide. Untuk

memperkuat pendapat di atas, peneliti mengutip beberapa pendapat tokoh

mengenai menulis diantaranya:

Menurut Kuncoro (2009: 4-5) bagi seorang pemula, memulai untuk

menulis merupakan hal yang sulit. Namun, kalau menulis surat atau chatting

dengan pacar, suami, istri, atau sahabat mengapa dapat kita lakukan dengan

lancar bahkan hasilnya dapat berlembar- lembar, artinya sebenarnya semua

Page 24: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

orang memiliki bakat menulis, hanya perlu berlatih dan meningkatkan

keterampilan menulis untuk berbagai kebutuhan. Kegiatan menulis ibarat

menciptakan suatu kebiasaan baru.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

secara tidak langsung. Maksudnya antara penyampai pesan dengan penerima

pesan tidak saling bertatap muka. Hal ini senada dengan pendapat yang

mengungkapkan gagasan secara tertulis. Burroway (dalam yusof, 2011 : 136)

menyatakan pngertian menulis seperti berikut Burroway (2003 : xxi) claims “

all writing is imaginative” and that the “translation of ekperience or thought

into word is of itsel an imaginative process.’’

Menulis adalah semua imajinative” dan bahwa tulisan ini juga

otobiografi serta diciptakan; jelas, ini menegaskan bahwa subjektivitas dari

“terjemahan dari pengalaman atau pemikiran ke dalam kata-kata dari dirinya

sendiri adalah sebuah proses imajinatif”. Pendapat juga dikemukakan oleh

Lasa (2005:7) merupakan proses penuangan gagasan dan pemikiran dengan

sistem tertentu dalam bentuk tulisan. Apa yang kita pikirkan dan kita gagas

dapat kita tuangkan dalam bentuk sebuah tulisan penuangan gagasan itu

membutuhkan sebuah proses sampai terciptanya tulisan yang baik.

Yunus (2007 : 29) mengemukakan menulis adalah kegiatan komuniksi

berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas

menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi

tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Hal

itu sejalan dengan Setiawati (2007 : 24) yang menyatakan bahwa menulis

merupakan kegiatan berkomunikasi antarsesama manusia dengan bahasa tulis

De Porter (2011:179) menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas

seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan

otak kiri (logika). Yang merupakan bagian logika adalah perencanaan outline,

tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian dan tanda baca.

Sementara itu yang termasuk bagian emosional adalah semangat, spontanitas,

emosi, warna, imajinasi, gairah, unsur baru, dan kegembiraan.

Page 25: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Maybury ( dalam Elfia Sukma, 2007) yang memiliki pendapat bahwa “

menulis kreatif dapat mendorong anak- anak untuk menggunakan segala

kemampuan mereka yang berupa gagasan, kesan- kesan perasaan, harapan-

harapan, dan imajinasi mereka serta bahasa yang dapat digunakan untuk

menulis komentar mereka”

Dari para ahli tersebut berpendapat bahwa menulis itu merupakan proses

melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu.

Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan

dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui

lambang-lambang tersebut pembaca dapat memahami apa yang

dikomunikasikan penulis. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis

berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Tulisan adalah wadah yang sekaligus

merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat

mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat

meningkatkan keterampilannya dalam menulis. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa menulis adalah proses penuangan ide atau gagasan secara logis dan

sistematis dalam bentuk tertulis sehingga tema karangan atau tulisan yang

disampaikan sudah dipahami pembaca.

c. Pengertian Puisi

Perkataan puisi berasal dari bahasa Yunani yang juga dalam bahasa Latin

“popietes” (latin “poeta”). Mula- mula artinya pembangun, pembentuk,

pembuat. Asal katanya poieo atau poio atai poeo yang artinya membangun,

menyebabkan, menimbulkan, menyair. Arti mula-mula ini lama-kelamaan

semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-

katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama,

sajak dan kadang‟‟ kata-kata kiasan. Vincil C.Coulter memberi keterangan

tentang puisi (poetry) itu sebagai berikut : “kata poet berasal dari bahasa

Gerik yang berarti membuat, mencipta (to make; to create). Di Inggris kata

poet ini lama sekali disebut “maker”. Dalam bahasa Gerik sendiri poet itu

berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hamper

Page 26: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menyerupai dewa- dewa atau orang yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia

adalah orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, yang suci yang

sekaligus merupakan seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat

menebak kebenaran yang tersembunyi. Setelah mengemukakan pengertian

puisi menurut beberapa ahli dan pengertian puisi dari segi etimologinya,

maka kini kita akan meneliti puisi itu dari dalam, yakni dari unsur- unsur

yang membangunnya (instrinsik). Seperti halnya dengan rumah yang

dibangun dari bahan- bahan tertentu, begitu pulalah halnya dengan puisi

dibangun dari unsur-unsur tertentu pula.

Pradopo (2005:7) menyatakan bahwa puisi itu merupakan rekaan dan

interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang

paling berkesan. Prasetiyo (2007 : 58) puisi juga dapat mengembangkan

potensi- potensi yang ada pada diri siswa agar leluasa dapat mengekspresikan

perasaannya.

Ulya (2009 : 59) menyatakan bahwa kegiatan menulis puisi merupakan

kegiatan yang mutlak ditentukan oleh kreativitas seseorang. Kemampuan

memunculkan sebuah gagasan serta mengorganisasikannya dalam bentuk

jalinan kata-kata indah yang penuh makna.

Puisi adalah bentuk kesusastraan paling tua (Waluyo, 2005 : 1). Dalam

bukunya yang lain, beliau mengatakan bahwa puisi adalah karya sastra

dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi

yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).

Altrenbernd puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat

penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (as the

interpretive dramatization of experience in metrical language). Maksud

pengertian di atas adalah bahwa pendramaan di sini adalah orang penyair

mengubah atau menceritakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang

terstruktur. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman yang menyedihkan,

menyenangkan, dan Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah

kata- kata yang terindah dalam sususnan yang terindah. Dari pengertian

tersebut bahwa puisi di buat seindah mungkin baik dilihat dari bahasa,

Page 27: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

susunan dan keindahan secara umum. Carlyle berkata, puisi merupakan

pemikiran yang bersifat musical yaitu irama, bunyi, yang ada dalam puisi

tersebut serasi dan mempergunakan oekestasi bunyi (dalam Pradopo, 2005:6).

Hudson (dalam Kasnadi, 2008: 7 ) berpendapat bahwa puisi adalah salah

satu cabang sastra yang menggunkan kata-kata sebagai medium penyampaian

untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang

menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.

Menurut pendapat para ahli tersebut menyatakan bahwa puisi adalah karya

sastra dengan bahasa yang dipadatkan dan kegiatan yang mutlak ditentukan

oleh kreativitas seseorang sehingga tercipta kata- kata yang membuahkan

ilusi, imajinasi yang disusun dan tertata dengan indah.

d. Unsur-Unsur Puisi

Yang termasuk hakikat puisi atau struktur batin puisi antara lain: (1) tema

(sense); (2) perasaan (feeling); nada dan suasana (tone); dan (4) amanat. Untuk

lebih jelasnya, dapat dipahami melalui uraian di bawah ini:

1) Tema (sense)

Tema atau sense adalah pokok persoalan (subject metter) yang dikemukakan

oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh

pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus

menebak atau mencari-cari, menafsirkan).

Herman J. Waluyo (2005: 17-36) menjelaskan macam-macam tema

yang sering digunakan dalam puisi, diantaranya:

a) Tema ketuhanan, yaitu puisi-puisi yang mengungkapkan

kebesaran Tuhan, kekuasaan Tuhan, keinginan yang disampaikan

kepada Tuhan dan sebagainya;

b) Tema kemanusiaan, yaitu puisi yang menceritakan tentang harkat

dan martabat manusia;

c) Tema patriotisme, yaitu puisi yang menggambarkan perjuangan

buat bangsa dan tanah air;

d) Tema cinta tanah air, yaitu puisi yang menggambarkan rasa

kecintaan terhadap bangsa dan tanah air;

e) Tema cinta kasih antara pria dan wanita;

f) Tema kerakyatan atau demokrasi yaitu puisi yang berisi

pembelaan terhadap nasib rakyat;

Page 28: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

g) Tema keadilan sosial (protes sosial), puisi yang menuntut keadilan

bagi kaum-kaum yang tertindas;

h) Tema pendidikan (budi pekerti), yaitu puisi yang berisi nasihat;

i) Tema-tema lain.

2) Perasaan (felling)

Feeling adalah sikap penyair terhadap persoalan yang dikemukakan

dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda

dalam menghadapi suatu persoalan.

3) Nada dan Suasana (tone)

Yang dimaksud nada adalah sikap penyair terhadap pembaca atau

penikmat karyanya. Terhadap pembaca, penyair dapat bersikap rendah

hati, angkuh, persuasif, atau sugestif. Dalam menulis puisi, terkadang

penyair menghendaki puisi tersebut dibawakan dengan irama mengejek,

menggurui, menasehati, dan sebagainya.

4) Amanat/tujuan/maksud (itention)

Pesan yang dapat disampaikn melalui puisi walaupun secara tidak

langsung. Amanat juga dapat diartikan sebagai tujuan penyair dalam

menciptakan puisi, meskipun kadang- kdang tujuan tersebut tidak

disadari.

Metode atau struktur fisik puisi terdiri dari diksi, pengimajian, kata

konkret, bahasa figuratif, verifikasi, tipografi :

1) Diksi

Tarigan (2006: 29) berpendapat bahwa kata-kata yang digunakan dalam

dunia persajakan tidak seluruhnya bergantung pada makna denotatif, tetapi

lebih cenderung pada makna konotatif. Konotasi atau nilai kata inilah yang

justru lebih banyak memberi efek pada para penikmatnya. Artinya, makna

konotasi lebih memberikan nuansa yang berbeda pada karya sastra khususnya

puisi, karena dengan makna konotatif puisi akan menjadi inda

2) Pengimajian

Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji

Page 29: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji, suara (auditif), imaji penglihatan

(visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan

pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang di

alami penyair.

3) Kata konkret

Kata konkret yaitu kata yang dapat di tangkap dengan indera yang

memungkinkan munculnya imaji. Kata- kata ini berhubungan dengan kiasan

atau lambang. Misal konkret “salju” melambangkan kebekuan cinta,

kehampaan hidup, sedangkan kata konkret “rawa-rawa” dapat melambangkan

tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan. J. Waluyo (2005: 83)

menambahkan bahwa setiap penyair berusaha mengkonkritkan hal yang ingin

dikemukakan agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang

dimaksudnya. Cara yang digunakan oleh penyair yang satu dengan yang

lainnya. Pengkonkretan kata ini erat hubungannya dengan pengimajinasian,

perlambangan, dan pengiasan. Ketiga hal itu memanfaatkan gaya bahasa untuk

memperjelas apa yang ingin dikemukakan.

4) Bahasa Figuratif (majas)

Dalam Pradopo (2005: 62) bahasa kiasan ada bermacam-macam, namun

meskipun bermacam-macam, mempunyai sesuatu hal (sifat) yang umum, yaitu

bahasa-bahasa kiasan tersebut mempertalikan sesuatu dengan cara

menghubungkannya dengan sesuatu yang lain.

Jenis-jenis gaya bahasa yang biasa digunakan dalam puisi antara lain:

a) Perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal

dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti

bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana dan sebagainya.

b) Metafora, yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal

lain tanpa mempergunakan kata-kata pembanding.

c) Perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan

atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya

dalam kalimat berturut-turut.

Page 30: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

d) Personifikasi, yaitu kiasan yang mempersamakan benda dengan

manusia, seolah-olah benda mati dapat berbuat dan berpikir seperti

manusia.

e) Metonimia yaitu kiasan pengganti nama.

f) Sinekdoke yaitu bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang

penting untuk benda itu sendiri.

5) Versifikasi (rima, ritma, metrum)

Rima adalah perulangan bunyi yang sama dalam puisi yang berguna untuk

menambah keindahan suatu puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang

cerah, ringan, dan mampu menciptakan suasana kegembiraan atau

kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula

bunyi-bunyi yang berat, menekan dan membawa suasana kesedihan. Bunyi

semacam ini disebut cacophony.

6) Tata Wajah (tipografi)

Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam

membedakan puisi dengan prosa, fiksi dan drama. Karena itu pembeda yang

sangat penting. Tipografi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak

dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi

yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan di akhiri dengan tanda

titik. Hal- hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

e. Pembelajaran Menulis Puisi di SD

Kompetensi Dasar (KD) dalam Silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia

yaitu menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Standar Kompetensi

(SK) tersebut terdapat dalam aspek menulis. Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran menulis puisi merupakan bagian dari pembelajaran sastra yang

diajarkan di sekolah.

Mengenai kurikulum, SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo telah menerapkan

KTSP. Di dalam silabus kelas V terdapat salah satu materi tentang pembelajaran

Page 31: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menulis puisi. Untuk lebih jelasnya standar kompetensi dan kompetensi dasar

pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Menulis Puisi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

8.Menulis

Mengungkapkan pikiran, perasaan,

informasi, dan fakta secara tertulis dalam

bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas

8.3.Menulis puisi bebas dengan pilihan

kata yang tepat

f. Penilaian Keterampilan Menulis Puisi

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui keberhasilan (proses dan

hasil) dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria

(Suwandi, 2009:15). Teknik penilaian yang tepat memerlukan data yang berkaitan

dengan objek penelitian yang dilakukan.

Untuk mengukur keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dilihat dari nilai

(baik proses maupun hasil) yang dicapai oleh siswa. Oleh karenanya, diperlukan

penilaian yang sesuai dan dapat mengukur hal tersebut.

1) Penilaian Proses Pembelajaran

Penilaian proses dapat dilihat dari sikap siswa ketika mengikuti kegiatan

pembelajaran. Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait

dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/obyek. Sikap juga

merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang.

Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Nurgiyantoro (2010 : 57 ) menyatakan bahwa tes kesastraan (termasuk

puisi) mencakup tes kognitif, tes afektif, dan tes psikomotorik. Tes kognitif

berhubungan dengan kemampuan proses berfikir. Ranah afektif berhubungan

dengan sikap, pandangan, dan nilai-nilai yang diyakini seseorang.

Suwandi (2009: 80-81) mengungkapkan bahwa secara umum objek/ sikap

yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran meliputi beberapa hal, yakni sikap

terhadap materi pelajaran (motivasi mengikuti pelajaran, keseriusan, semangat),

Page 32: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sikap terhadap guru/pengajar (interaksi, respon), dan sikap terhadap proses

pembelajaran (perhatian, kerjasama, konsentrasi).

Berdasarkan hal tersebut maka pedoman penilaian proses yang digunakan

dalam pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pda Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Penilaian Proses Pembelajaran

No. Nama

Siswa

Keaktifan

Siswa selama

apersepsi

Minat dan

motivasi siswa

saat mengikuti

kegiatan

pembelajaran

Keaktifan dan

perhatian saat

guru

menyampaikan

materi

Skor Nilai Ket

(Diadaptasi dari Suwandi, 2009:130)

1) Kolom penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut:

1= sangat kurang

2= kurang

3= cukup

4= baik

5= sangat baik

2) Menghitung Nilai

Keterangan :

skor maksimal = sikap yang di nilai x poin penilaian

= 3 x 5

= 15

Nilai = × 100

Page 33: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3) Keterangan diisi dengan kriteria berikut.

(1) Nilai = 10-29 sangat kurang (4) Nilai = 70-89 baik

(2) Nilai = 30-49 kurang (5) Nilai = 90-100 sangat baik

(3) Nilai = 50-69 cukup

1) Keaktifan siswa selama apersepsi

Skor 5 : Jika siswa sepenuhnya atau sangat aktif selama apersepsi (sangat aktif

merespon penjelasan atau pertanyaan yang diberikan guru saat

apersepsi).

Skor 4 : Jika siswa aktif selama apersepsi (aktif merespon penjelasan atau

pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif selama apersepsi (cukup merespon penjelasan

atau pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 2 : Jika siswa kurang aktif selama apersepsi (kurang merespon penjelasan

atau pertanyaan yang diberikan guru saat apersepsi).

Skor 1 : Jika siswa sangat kurang aktif selama apersepsi (sama sekali tidak

mau merespon penjelasan atau pertanyaan yang diberikan guru saat

apersepsi).

2) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Skor 5 : Jika siswa tampak sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, sangat

bersemangat dalam mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).

Skor 4 : Jika siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, bersemangat dalam

mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).

Skor 3 : Jika siswa cukup antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran (tidak bosan, tidak mengantuk, cukup bersemangat

dalam mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).

Skor 2 : Jika siswa kurang antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran (bosan, mengantuk, kurang bersemangat dalam

mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).

Page 34: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Skor 1 : Jika siswa tampak tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran (bosan, mengantuk, tidak bersemangat dalam

mengerjakan tugas, berdiskusi dan berkelompok).

3) Keaktifan dan perhatian siswa saat guru menyampaikan materi

Skor 5 : Jika siswa sangat aktif memperhatikan guru saat menyampaikan

materi dan aktif bertanya, menjawab, berkelompok, berdiskusi,

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 4 : Jika siswa aktif memperhatikan guru saat menyampaikan materi dan

aktif bertanya, menjawab, berkelompok, berdiskusi, memberikan

tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 3 : Jika siswa cukup aktif memperhatikan guru saat menyampaikan

materi dan sesekali bertanya, menjawab, berkelompok, serta

memberikan tanggapan, dan mengerjakan setiap tugas.

Skor 2 : Jika siswa kurang memperhatikan serta kurang fokus saat guru

menyampaikan materi dan sama sekali tidak mau bertanya, menjawab,

berkelompok, berdiskusi, memberikan tanggapan.

Skor 1 : Jika siswa sama sekali tidak memperhatikan guru saat menyampaikan

materi (sibuk beraktivitas sendiri seperti berbicara atau membuat

gaduh).

2) Penilaian Hasil Pembelajaran

Dalam penelitian ini peneliti mengadaptasi format dan bobot penilaian

hasil pemebelajaran menulis puisi sebagai berikut.

Tabel 3. Penilaian Hasil Pembelajaran

No. Nama

Siswa

Aspek yang Dinilai Skor Nilai

Kesesuaian gagasan

atau ide dengan

tema

Ketepatan

penggunanan

diksi

Penggunaan

rima

Kesesuaian

isi dengan

tema

( Diadaptasi dari Suwandi, 2009: 129)

Page 35: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 4. Pedoman Peskroran

No. Aspek yang dinilai Skor

1. Kesesuaian pengungkapan gagasan/ide yang baik

Pengungkapan gagasan baik dan dapat dipahami

Pengungkapan gagasan cukup-baik dan cukup dan dapat dipahami

Pengungkapan gagasan kurang baik dan kurang dapat dipahami

Belum dapat mengungkapkan gagasan secara jelas (pengungkapan

gagasan sama sekali tidak baik)

Skor 1-4

4

3

2

1

2. Diksi

Penggunaan kata-kata yang digunakan padat, singkat, dan dapat

mengekspresikan perasaan dengan baik

Penggunaan kata-kata yang digunakan padat, singkat dan cukup

dapat mengekspresikan perasaan

Penggunaan kata-kata yang digunakan kurang mampu

mengekspresikan perasaan

Penggunaan kata-kata yang digunakan sama sekali tidak dapat

mengekspresikan perasaan

Skor 1-4

4

3

2

1

3. Rima

Banyak terdapat perulangan bunyi sehingga mampu menimbulkan

efek keindahan dengan sangt baik

Terdapat beberapa perulangan bunyi sehingga efek keindahan sudah

cukup terasa

Sedikit sekali perulangan bunyi yang digunakan sehingga efek

keindahan kurang terasa

Tidak terdapat perulangan bunyi sehingga sama sekali tidak

menimbulkan efek keindahan

Skor 1-4

4

3

2

1

4. Kesesuaian isi dengan tema

Isi puisi sesuai dengan tema yang ditentukan

Isi puisi cukup sesuai dengan tema yang ditentukan

Isi puisi kurang sesuai dengan tema yang ditentukan

Isi puisi tidak sesuai dengan tema yang ditentukan

Skor 1-4

4

3

2

1

JUMLAH MAKSIMAL 16

(Diadaptasi dari Suwandi, 2009:130-131)

Nilai = × 100

Page 36: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Menurut Slavin (2005 : 103) pembelajaran kooperatif adalah solusi ideal

terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi secara kooperatif dan

tidak dangkal kepada siswa dari latar belakang etnik yang berbeda.

Johnson dalam (Isjoni 2011: 15-16) mengemukakan, “ Cooperanon

means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities

individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.

Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students

to work together to maximize their own and each other as learning”.

Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung arti

bekerja bersama mencapai tujuan bersamam. Dalam kegiatan kooperatif, siswa

mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar

kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar

mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur cooperative

learning di desain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam

kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang.

Hwang G.J Yin, P.Y, Hwang C.W & Tsai, C, C (2008 : 1) menyatakan

bahwa “cooperative learning is known to be an affective educational strategy in

enhancing the learning performance of students. the goal of a cooperative

learning group is to maximize all members" learning afficacy. the is accomplished

via promoting each other's success, through assisting, sharing, mentoring,

explaining, and encouragement”.

Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran kooperatif dikenal sebagai

strategi pendidikan afektif dalam meningkatkan kinerja belajar siswa. Tujuan dari

kelompok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan semua anggota

belajar, ini dicapai melalui mempromosikan keberhasilan masing-masing, melalui

membantu, berbagi, mentoring, menjelaskan, dan dorongan.

Menurut Isjoni (2011:16-17) Cooperative learning suatu tipe

pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat

bekerja sama dengan orang lain, siswa agresif dan tidak peduli dengan orang lain.

Tipe pembelajaran ini terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran

Page 37: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dan berbagai usia. Ada empat dasar komponen pembelajaran kooperatif antara

lain :

1) Dalam pembelajaran kooperatif, semua anggota kelompok perlu

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas.

2) Kelompok pembelajaran kooperatif seharusnya heterogen.

3) Aktivitas – aktivitas pembelajaran kooperatif perlu dirancang sedemikian

rupa sehingga setiap siswa berkontribusi kepada kelompok dapat dinilai

atas dasar kinerjanya.

4) Tim pembelajaran kooperatif perlu mengetahui tujuan akademik maupun

sosial atau sutu pelajaran.

Sumaryati (2010 : 133) mengatakan bahwa kooperatif mempunyai

manfaat kognitif dan afektif, secara kognitif adalah setiap siswa lebih

dapatmengerti dan memamahami materi pelajaran dengan bantuan sesama

anggota kelompok dan secara afektif adalah siswa dapat melatih diri untuk bekerja

sama dab berbagi dengan orang lain.

b. Keterampilan yang Dipelajari Selama Pembelajaran Kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif, ada keterampilan yang berfungsi untuk

melancarkan hubungan kerja dan tugas. Menurut Ludgren (dalam Isjoni, 2009:

46-48) bahwa keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain sebagai berikut:

Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal

1) Menggunakan kesepakatan, yang dimaksud dengan mennggunakan

kesepakatan adalah menyamakan pendapat yang berguna untuk

meningkatkann hubungan kerja dalam kelompok.

2) Menghargai kontribusi, menghargai berarti memperhatikan atau

mengenal apa yang dapat dikatakan atau dikerjakan anggota lain. Hal ini

berarti harus selalu setuju dengan anggota lain, dapat saja kritik yang

diberikan itu ditunjukan terhadap ide dan tidak individu.

3) Mengambil giliran dan berbagai tugas

Menurut Lie (2008 : 38-53) ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan

dalam pengelompokan kelas model cooperative learning, yaitu :

Page 38: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

1) Pengelompokan

Demi kemudahan guru sering membagi siswa dalam kelompok-

kelompok homogeny berdasarkan prestasi belajar mereka. Praktik ini

dikenal dengan ability grouping dan telah banyak disoroti oleh pakar dan

peneliti dewasa ini.

2) Semangat gotong royong

Dalam proses pembelajaran ini, agar berjalan secara efektif maka

semua anggota kelompok hendaknya mempunyai semangat gotong

royong yaitu dengan caraa membina niat dan semangat dalam bekerja

sama.

c. Pengertian Learning Together

Learning together salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Learning

together memfokuskan pada hasil kinerja kelompok dan memberikan

penghargaan kepada kelompok di dasarkan pada pembelajaaran individual semua

anggota kelompok. Sehingga dalam Learning together menuntut semua anggota

kelompok untuk berpartisipasi serta mengeluarkan pendapat masing- masing

anggota.

Menurut Johnson, Johnson, Holubec, dan Roy (dalam Slavin: 2005 : 250-

251) metode-metode mereka menekankan pada empat unsur:

1) Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok yang

beranggotakan empat sampai lima orang.

2) Interdependensi positif : para siswa bekerja bersama untuk mencapai

tujuan kelompok.

3) Tanggung jawab individual : Para siswa harus memperlihatkan bahwa

mereka secara individual telah menguasai materinya.

4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajar

mengenai sarana- sarana yang efektif untuk bekerja sama dan

mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam

mencapai tujuan mereka.

Dalam hal penggunaaan kelompok pembelajaran heterogen dan

penekanan terhadap interdepensi positif, serta tanggung jawab individual metode-

metode Johnson ini sama dengan STAD. Akan tetapi, mereka juga menyoroti

perihal pembangunan kelompok dan menilai sendiri kinerja kelompok dan menilai

Page 39: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sendiri kinerja kelompok, dan merekomendasikan penggunaan penilaian tim

ketimbang pemberian sertifikat atau bentuk rekognisi lainnya. Menurut Fauzan

(2012) Sintaks model pembelajaran learning together :

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran diiringi dengan memotivasi siswa.

2) Menyajikan informasi kepada siswa tentang materi pembelajaran.

3) Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.

4) Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan

tugas.

5) Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari dan atau

mempresentasikan hasil kerjanya.

6) Memberikan penghargaan pada hasil belajar siswa, baik individu atau

kelompok.

d. Kelebihan dan kelemahan model learning together

1) Kelebihan

a) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi

bahan diskusi oleh guru.

b) Meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok dengan prinsip

belajar bersama (learning together).

c) Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

d) Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai

motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.

e) Siswa lebih kreatif karena pembelajarannya menggunakan

pendekatan salingtemas yaitu keterkaitan antara teknologi, sains,

lingkungan, dan masyarakat.

2) Kelemahan

a) Memakan waktu cukup lama dan sedikit membosankan.

b) Tidak dapat melihat kemampuan tiap-tiap siswa karena mereka

bekerja dalam kelompok.

e. Penerapan Pemebelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dalam

Pembelajaran Menulis Puisi

1. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan topik,

bahan pelajaran dan tujuan pembelajaran pada hari itu yaitu menulis puisi.

2. Guru menjelaskan kepada siswa cara membuat puisi dan cara

mengekspresikan imajinasi ke dalam sebuah puisi, guru mengulangi

sampai siswa mengerti dan paham.

3. Guru menyiapkan soal atau tugas yang ditulis di papan tulis yaitu

membuat sebuah puisi

Page 40: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Siswa dibagi kedalam kelompok yang berjumlah 4 sampai 5 orang siswa

tiap kelompok.

5. Guru kemudian memberikan selembar kertas kepada masing- masing

kelompok siswa.

6. Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar

pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga

membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.

7. Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk

menanyakan kesulitan siswa.

8. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru.

9. Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan

aturan membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke

depan untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan

memberikan penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.

B. Penelitian Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Dhiastuti yang berjudul “ Peningkatan

Pembelajaran Menulis Puisi dengan Tipe Pembelajaran Quatum Learning Pada

Siswa Kelas V-C di Sekolah Dasar Negeri 3 Jaten Tahun Ajaran 2009/2010”.

Dalam penetian tersebut menunjukan adanya persamaan dalam tujuan yaitu yang

pertama, untuk meningkatkan kualitas proses dalam pembelajaran puisi. Kedua

untuk meningkatkan kualitas hasil dalam pembelajaran menulis puisi, namun

dalam penelitian ini menggunakan tipe pembelajaran Quantum Learning

sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif. Dapat diketahui dari

hasil penelitian ini bahwa peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi

yang meliputi : (1) Peningkatan proses ditandai dengan meningkatnya : (a) jumlah

siswa yang menunjukan keaktifan dan perhatian saat mengikuti pelajaran ; (b)

jumlah siswa yang menunjukan minat dan motivasi saat pelajaran; (2)

Peningkatan kualitas hasil menulis puisi yang mencapai batas ketuntasan yaitu (a)

Page 41: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

siklus I sebesar 45 % atau 19 siswa, (b) siklus II sebesar 67 % atau 28 siswa, dan

(c) siklus III sebanyak 90% atau 38 siswa. Dalam penelitian ini belum adanya

penilaian pada apersepsi, sementara apersepsi tersebut sebagai gambaran awal

bagaimana siswa dalam menerima pelajaran.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Munirul, Tesis (2009) dengan

judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN

Teguhan 2 Kecamatan Paron Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Tahun Pelajaran 2008/2009”. Penelitian juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan peneliti, sama-sama berupaya meningkatkan keterampilan menulis

puisi. Namun, penelitian tersebut menggunakan tipe pembelajaran berbasis

masalah, sedangkan peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif. Hasil

penelitian menunjukkan (1) penggunaan tipe Pembelajaran Berbasis Masalah

dapat dilaksanakan dengan baik, serta (2) penggunaan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi,

baik dari segi proses maupun dari segi produk pada tahap penemuan ide,

penulisan, dan penyajian. Dari segi proses, pembelajaran menulis puisi pada tahap

penemuan ide dapat meningkatkan: motivasi untuk mengikuti proses

pembelajaran sehingga siswa menjadi bersemangat dan aktif mengikuti setiap

langkah kegiatan pembelajaran, kreativitas dan keantusiasan siswa dalam

pembelajaran menulis puisi, keantusiasan dan kreativitas siswa dalam menemukan

sendiri ide puisi yang bersumber dari pengamatan. Dari segi produk, penerapan

model ini pada tahap penemuan ide dapat meningkatkan keterampilan siswa

dalam: memahami unsur-unsur dan pola penulisan puisi deskriptif, menemukan

ide yang berasal dari pengamatan, dan mendeskripsikan objek pengamatan sesuai

dengan pola puisi yang dipilih. Dalam penelitian ini tidak disebutkan secara rinci

hasil produk yang di kerjakan siswa , tidak adanya pembatasan nilai dan tidak

digambarkan seberapa besar hasil mulai dari kondisi awal sampai siklus

selanjutnya.

Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Kurnianingsih dengan judul “

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share dan model Number

Heads Together Terhadap Keterampilan Kognitif Ditinjau Dari Motivasi Pada

Page 42: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Siswa VII SMP Negeri 2 Jatiroto”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

(1) ada tidaknya perbedaan pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share dan model Number Heads Together terhadap keterampilan kognitif

siswa, (2) ada tidaknya perbedaan pengaruh antara motivasi belajar kategori tinggi

dan rendah terhadap keterampilan kognitif siswa, (3) ada tidaknya interaksi antara

penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap keterampilan

kognitif siswa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian

ini, dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran

kooperatif model Think Pair Share dan tipe Number Heads Together terhadap

keterampilan kognitif siswa. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif , namun

dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran model think pair share, jika

peneliti menggunakan tipe learning together.

Penelitian yang dilakukan oleh Hayatun, Tesis (2009) yang berjudul “

Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Strategi

Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 3

Punduhsari”. Hasil penelitian adalah 1) Penggunaan strategi kooperatif learning

jigsaw dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran menulis siswa kelas V

Sekolah Dasar Negeri 3 Punduhsari. 2) Penggunaan strategi kooperatif learning

dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 3

Punduhsari. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif lerning – Jigsaw ternyata

mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis/mengarang. Hal

initerindikasi adanya peningkatan jumlas siswa yang mengalami ketuntasan

belajar dari siklus I hingga siklus III. Disamping itu juga adanya peningkatan nilai

rata- rata keterampilan menulis narasi dari siklus I hingga siklus III. Siklus I

jumlah siswa yang tuntas mencapai 22 siswa (55 %) dan nilai rata-ratanya adalah

66.63, Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 35 siswa (87,50%). Dan

nilai rata- rata mencapai 67,18. Sehingga dilanjutkan tindakan siklus III. Hasilnya

cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas sudah mencapai 39 siswa (97,

50%), dan nilai rata- rata mencapai 67,18. Sehingga dilanjutkan tindakan siklus

III. Hasilnya cukup memuaskan, karena jumlah siswa tuntas sudah mencapai 39

Page 43: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

siswa (97,50%), dan reratnanya mencapai 69,82. Dalam penelitian tersebut sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama- sama menggunakan

pembelajaran kooperatif, namun dalam penelitian tersebut subyeknya adalah

menulis narasi sedangkan peneliti mengambil keterampilan menulis puisi. Dalam

penelitian tersebut hanya menekankan kualitas hasil yang dicapai siswa sedangkan

kualitas proses hanya dinilai dan penilaian kurang jelas, sementara kualitas proses

dan kualitas hasil harus dikombinasikan agar keduanya bisa mempengaruhi proses

keterampilan menulis puisi.

C. Kerangka Berpikir

Siswa memerlukan keterampilan di sekolah maupun di masyarakat

karena menulis itu suatu keterampilan yang penting. Salah satu keterampilan yang

di ajarkan di sekolah adalah menulis puisi.

Pembelajaran menulis puisi yang masih kurang efektif ditemukan di SD

Negeri Mranggen 03 Sukoharjo, sehingga siswa kurang berminat untuk mengikuti

pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut tentunya mempengaruhi proses hasil

keterampilan menulis puisi dan hasilnya masih rendah. Guru harus mengubah cara

mengajar yang masih menggunakan model pembelajaran yang belum tepat dan

inovatif dalam proses pembelajaran puisi sehingga perlu menerapkan tipe

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran

menulis puisi agar kualitas hasil juga akan meningkat.

Selain siswa yang kurang berminat, pembelajaran menulis puisi juga

dinilai kurang berhasil karena belum mampu mengarahkan siswa untuk lebih

imajinatif dalam kegiatan penulisan. Hal ini rendahnya kualitas pembelajaran

menulis puisi banyak disebabkan karena siswa kesulitan untuk memunculkan ide

dan menentukan pilihan kata sehingga berakibat rendahnya nilai siswa dalam

pembelajaran menulis puisi. Sehingga dengan tipe pembelajaran kooperatif tipe

learning together dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran menulis

puisi, siswa akan bersemangat dengan adanya diskusi kelompok, salin bertukar

Page 44: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pendapat dan tiap anggota mempunyai hak yang sama untuk mengutarakan

pendapatnya, sehingga siswa lebih mudah dalam pembelajarn menulis puisi.

Gambar I : Bagan Kerangka Berfikir

Kondisi Awal

a) Guru tidak melaksanakan RPP sebagai pedoman

pembelajaran, RPP hanya digunakan sebagai

kelengkapan administrasi dan RPP belum sesuai

dengan RPP berrkarakter yang digunakan saat

ini.

b) Sistim evaluasi yang dilakukan guru kurang

maksimal, teori yang diberikan hanya sedikit

sehingga siswa masih merasa kebingungan saat

praktek mengerjakan tugas..

c) Pengembangan materi dalam pembelajaran

kurang meluas sehingga siswa hanya tertuju pada

satu contoh yang diberikan oleh guru.

d) Guru masih menggunakan model pembelajaran

yang belum tepat dan inovatif dalam proses

pembelajaran puisi

e) Penilaian belum sesuai pedoman pada RPP

- Kurangnya minat siswa dalam

pembelajaran menulis puisi

- Kesulitan untuk memunculkan

ide dan sulit memilih kata

- Rendahnya nilai siswa dalam

pembelajaran menulis puisi

Pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe learning

together

Meningkatkan kinerja guru saat proses

pembelajaran menulis puisi dan

penggunaan model pembelajaran serta

penggunaaan RPP secara optimal

siswa akan bersemangat dengan

adanya diskusi kelompok, salin

bertukar pendapat dan hasil

pembelajaran menulis puisi meningkat

Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning

together dapat meningkatkan keterampilan menualis puisi pada

siswa kelas V

Page 45: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi sehingga dapat

meningkatkan kualitas menulis puisi. Dengan demikian, dapat dirumuskan

hipotesis bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V di

Sekolah Dasar Negeri Mranggen 03 Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.

Page 46: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Mranggen 03 Sukoharjo. Kelas yang

digunakan untuk penelitian tindakan kelas yakni kelas V. Pemilihan penelitian ini

berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain: pertama, dekat dengan tempat

tinggal peneliti sehingga mengetahui betul situasi dan kondisi sekolah. Kedua,

peneliti sudah memiliki hubungan yang cukup baik dengan sekolah, khususnya

guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu pada bulan

Februari, Maret, April, Mei, Juni 2012.Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Feb Mar Ap Mei Jun

1 Persiapan survei awal sampai

penyusunan proposal

2 Revisi proposal

3 Siklus I

a. perencanaan

b.pelaksanaan tindakan

c. observasi

d. refleksi

4 Siklus II

a. perencanaan

b.pelaksanaan tindakan

c. observasi

d. refleksi

5 Pengumpulan data

6 Analisis Data

7 Penyusunan Laporan

Page 47: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Mranggen 03 Sukoharjo. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 8

siswa putri dan 18 siswa putra serta guru pengampu mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Pemilihan subjek didasarkan atas keterampilan menulis puisi siswa

yang dinilai masih rendah dibandingkan dengan kelas yang lain.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif. Kegaiatan penelitian

berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh gurudalam proses belajar

mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan

ditundaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur

(Suwandi, 2011: 12).

Langkah-langkah pelaksanaan PTK dilaksanakan melalui lima tahap,

yaitu: hipotesis tindakan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan interpretasi, dan analisis dan refleksi tindakan. Strategi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data berbentuk lisan dan tertulis, dan

bukan data-data yang berupa angka-angka. Data yang sudah diperoleh

dideskripsikan kemudian disimpulkan. Strategi ini bertujuan untuk

menggambarkan serta menjelaskan kenyataan di lapangan. Peneliti memberikan

gambaran dan menjelaskan berbagai fenomena dalam pelaksanaan tindakan serta

hasil penelitian dalam data tertulis

D. Data dan sumber Data

Ada tiga sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan

pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini. Sumber data tersebut

meliputi:

Page 48: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

1. Tempat dan peristiwa

Sumber data penelitian ini adalah proses pembelajaran menulis puisi

yang berlangsung dikelas V SD Negeri 03 Sukoharjo dan dialami oleh siswa kelas

V SD N Mranggen 03 Sukoharjo.

2. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah guru bahasa dan sastra Indonesia

serta siswa kelas V SD Mranggen 03 yang berjumlah 26 anak. Peneliti mengambil

informasi dari informan sejumlah tiga orang di antaranya Bapak Mugiharjo selaku

guru kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo dan pengambilan data pada

tanggal 29 Februari 2012( lihat lampiran 11 halaman 99) dan dua orang siswa

yang terdiri dari satu siswa putra yang bernama Alif Ikhsantono dan satu siswa

putri yang bernama Laila Destina Ayu Santosa pengambilan data juga

dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Dari hasil wawancara dengan bapak

Mugiharjo, beliau mengatakan jika dalam pembelajaran menulis puisi masih

menggunakan metode ceramah serta penugasan dan kendala yang dihadapi siswa

belum dapat bekerja secara mandiri sehingga keadaan kelas menjadi tidak

kondusif. Informasi yang diperoleh dari siswa yang bernama Alif Ikhsantono juga

mengatakan bahwa jika mengikuti pembelajaran menulis sangat bosan karena

sulit mengerjakan sehingga belum dapat mengerjakan sendiri, sedangkan Laila

Destina Ayu Santosa juga mengatakan kurang semangat dalam mengikuti

pembelajaran menulis puisi dikarenakan merasa jenuh dengan metode yang

digunakan guru yaitu metode ceramah. (Lihat hasil wawancara lampiran 12

halaman 101 dan lampiran 13 halaman 103)

3. Dokumen

Kurikulum dan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (lihat silabus

lampiran 2 hal:82), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (lihat lampiran 14

halaman 105), Daftar nilai siswa kelas V pada mata pelajaran menulis puisi,

digunakan untuk mendapatkan data nilai siswa sebelum dilakukan tindakan (liat

hasil nilai siswa lampiran 17 halamam 116)

Page 49: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

E. Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang diterapkan sebagai alat mengumpulkan

data, yaitu:

1. Observasi

Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan

pembelajaran menulis yang dilakukan oleh guru dan siswa. Salah satu teknik

pengumpulan data adalah observasi dengan memahami apa yang diteliti

(Wiraatmadja, 2007:104)

Observasi dilakukan pada siswa kelas V SD N Mranggen 03 Sukoharjo

yang berjumlah 26 siswa untuk mengetahui minat dan perhatiannya selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

learning together. Pengamatan ini dilakukan pada tanggal 07 Maret 2012 ketika

guru sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pengamatan dilakukan oleh

peneliti dengan mengambil posisi tempat duduk paling belakang. Dalam posisi

itu, peneliti dapat leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

siswa dan guru kelas. Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru

dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia dalam pokok bahasan

menulis puisi. Pengamatan terhadap kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru

dalam menjelaskan pembelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan

menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan

balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu

pengamatan terhadap siswa difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan

menanggapi pertanyaan dari guru serta keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas,

dan sebagainya. ( lihat catatan lapangan lampiran 15 halaman 109)

2. Wawancara mendalam (indept interview)

Denzin (dalam Rochiati Wiraatmadja, 2007: 117) wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang

dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang

perlu. Tehnik ini akan digunakan untuk memperoleh data dari informan tentang

pelaksanaan pembelajaran menulus puisi di dalam kelas. Penelitian mencari tahu

Page 50: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis puisi siswa.

Wawancara dilakukan terhadap siswa, guru, dan informan lain. Wawancara yang

dilakukan mencoba mencari pangkal permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan

guru dalam mengikuti proses belajar-mengajar di kelas, baik permasalahan yang

ditimbulkan dari faktor guru, siswa, ataupun faktor lainnya.

Wawancara dilakukan terhadap guru kelas V yaitu Bapak Mugiharjo (

lihat lampiran 11 halaman 98), wawancara terhadap siswa diwakilli oleh siswa

yang bernama Alif Ikhsantono dan Laila Destina Ayu Santosa (Lihat hasil

wawancara lampiran 12 halaman 101 dan lampiran 13 halaman 103) . Wawancara

dilakukan di dalam ruang kelas V. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menggali

informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan pembelajaran menulis

puisi di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Dari hasil wawancara dengan

bapak Mugiharjo, beliau mengatakan jika dalam pembelajaran menulis puisi

masih menggunakan metode ceramah serta penugasan dan kendala yang dihadapi

siswa belum dapat bekerja secara mandiri sehingga keadaan kelas menjadi tidak

kondusif. Informasi yang diperoleh dari siswa yang bernama Alif Ikhsantono juga

mengatakan bahwa jika mengikuti pembelajaran menulis sangat bosan karena

sulit mengerjakan sehingga belum dapat mengerjakan sendiri, sedangkan Laila

Destina Ayu Santosa juga mengatakan kurang semangat dalam mengikuti

pembelajaran menulis puisi dikarenakan merasa jenuh dengan metode yang

digunakan guru yaitu metode ceramah. Wawancara guru dan siswa dilakukan

setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

menulis puisi. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian dokumen

yang telah dilakukan kemudian diidentifikasi permasalahan- permasalahan yang

berhubungan dengan pembelajaran menulis puisi serta faktor- faktor

penyebabnya.

Page 51: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Tes atau pemberian tugas

Pemberian tes pada siswa kelas V SD N Mranggen 03 Sukoharjo

dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh keterampilan yang diperoleh siswa

setelah kegiatan pembelajaran tindakan.Tes yang diberikan kepada siswa, yakni

tes tertulis (menulis puisi dengan tema tertentu). Burhan Nurgiyantoro (2009: 161)

di dalam pengajaran bahasa, tes kebahasaan merupakan salah satu hal yang kruisal

dan wajib dilakukan. (lihat hasil kerja siswa lampiran 28 halaman 161)

4. Analisis dokumen

Tehnik ini dilakukan dengan cara menganalisis dokumen yang ada, yaitu

hasil kerja siswa dalam kegiatan menulis puisi berupa karya-karya puisi,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Rencana pembelajaran, lembar

hasil observasi, daftar nilai, serta hasil wawancara. Analisis dokumen dilakukan

untuk mengetahui profil kemampuan siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo terhadap pembelajaran menulis puisi.

F. Uji Validitas Data

Validitas data diuji dengan tehnik:

1. Triangulasi metode

Triangulasi metode digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil

observasi yang dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2012. Observasi

dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang diikuti oleh

semua siswa. Data yang merupakan dokumen akan lebih mantap kebenarannya

apabila didukung dengan tindakan observasi dan wawancara dengan informan

sebagai sumber lain. (Sutopo, 2006 : 93-96).

Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi

dengan hasil data yang diperoleh dari hasil wawancara.

2. Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data adalah mengumpulkan data yang sama atau

sejenis yang digali dari berbagai sumber yang berbeda. (Sutopo, 2006 : 93-96).

Triangulasi sumber data digunakan peneliti untuk menguji kebenaran data yang

Page 52: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

diperoleh dari suatu informan dengan informan lain. Wawancara dilaksanakan di

ruang kelas V pada tanggal 29 Februari 2012. Pengambilan data wawancara

berasal dari tiga informan yaitu Bapak Mugiharjo sebagai guru kelas V dan dua

orang siswa yang bernama Alif ikhsantono, Laila Destina Ayu Santosa

G. Analisis Data

Setelah diperoleh data-data terkait, langkah selanjutnya adalah analisis

data yang ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Analisis data

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, taparan data,

dan penyimpulan hasil analisis.

a. Reduksi data, yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi

pengelompokkan dan pengorganisasian data mentah menjadi informasi

bermakna.

b. Taparan data, yaitu suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah

dipahami dalam bentuk paparan naratif, grafik, atau bentuk lainnya.

c. Penyimpulan, yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang telah

diorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan

bermakna.

2. Refleksi

Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah dan

belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian, dan apa

yang dilakukan selanjtnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah

selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam tugas siklus,

masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yang dilaksanakan yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi.

Page 53: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus, peneliti mengadakan survey

awal untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran. Dalam

survey awal ini diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam mengikuti

pembelajaran menulis puisi, hal ini berdampak pada hasil nilai siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari segi guru, dalam

menyampaikan materi pelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, hal

ini menyebabkan siswa merasa bosan dan malas saat mengikuti pelajaran menulis

puisi.

Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti dan guru secara bersama-sama

menganalisis segala kelemahan yang muncul kemudian mencari solusi tersebut

dalam analisis berikutnya. Gambaran secara singkat mengenai tahap penelitian

yang dilaksanakan dilihat pada gambar berikut

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 2 : Prosedur Penelitian

Permasalahan

Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

data I

Refleksi I

Permasalahan

baru

hasil refleksi

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan

data II

Refleksi II

Permasalahan

belum

terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus berikutnya

Page 54: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Keterangan:

1. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Rencana

1) Mencari data yang berhubungan dengan penggunaan model

pembelajaran tipe Learning Together

2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dan materi menulis puisi

dengan tema bebas

b. Tindakan

1) Guru memberi pengetahuan pada siswa mengenai pengertian puisi

serta langkah- langkah menulis puisi.

2) Memberikan pengetahuan tentang proses pembelajaran kooperatif

tipe Learning Together

3) Guru menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together dalam pembelajaran menulis puisi dengan tema

bebas.

c. Observasi

1) Melakukan observasi kegiatan pembelajaran materi menulis puisi

dengan penerapan pembelajaran koopertif tipe Learning Together

2) Pengamaatan terhadap kemampuan belajar siswa sebelum dan

sesudah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Learning

Together.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika tindakan

belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya perbaikan pada

siklus II.

2. Siklus kedua (siklus II)

a. Rencana

Page 55: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1) Membaca sumber yang dapat membuat pembelajaran melalui

penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together lebih

memotivasi belajar, kreatif dan menimbulkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran.

2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran menggunakan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dan materi

menulis puisi dengan tema “ Guru”

b. Tindakan

1) Guru memberikan penjelasan mengenai cara menulis puisi dengan

baik dan benar.

2) Guru membimbing siswa secara berkelompok dalam menulis puisi

dengan menggunakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Learning Together.

3) Pemantapan penggunaan pembelajaran koopertif tipe Learning

Together untuk mengetahui hambatan yang ada serta pemecahan

masalah.

c. Observasi

Melakukan observasi kembali terhadap proses pembelajaran

materi menulis puisi dengan penerapan pembelajaran tipe Learning

Together .

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan.

I. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas guru saat proses pembelajaran menulis puisi, hasil observasi guru

harus menunjukan nilai di atas 75

Page 56: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Keaktifan siswa ( kualitas proses), ditandai dengan timbulnya semangat, minat,

dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi.

3. Kemampuan siswa dalam menulis puisi (kualitas hasil) Siswa dikatakan

berhasil dalam menulis puisi jika mendapatkan nilai ≥ 65 dan siswa dinyatakan

tidak berhasil (belum lulus) jika mendapatkan nilai di bawah 65 (KKM yang

ditetapkan adalah ≥ 65)

Tabel 6. indikator ketercapaian pembelajaran

Aspek yang diukur Persentase Target

Capaian Siklus Akhir

Cara Mengukur

Aktif selama apersepsi

70% dari 26 siswa yaitu 19

siswa

Diamati saat pembelajaran

berlangsung, dihitung jumlah

siswa yang tampak aktif selama

apersepsi pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Minat dan motivasi saat

mengikuti kegiatan

pembelajaran

70% dari 26 siswa yaitu 19

siswa

Diamati saat pembelajaran

berlangsung, dihitung jumlah

minat dan motivasi siswa yang

tampak saat mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Keaktifan dan perhatian saat

guru menyampaikan materi

70% dari 26 siswa yaitu 19

siswa

Diamati saat pembelajaran

berlangsung, dihitung jumlah

siswa yang tampak keaktifan

dan perhatian saat guru

menyampaikan materi dengan

menggunakan lembar observasi.

Mampu menulis puisi dengan

memperhatikan

pengungkapan gagasan/ ide,

diksi, rima, dan bahasa

kiasan mencapai nilai 65

keatas

70% dari 26 siswa yaitu 19

siswa

Diamati dari hasil kerja siswa

berupa tulisan puisi dan

dihitung dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai menulis puisi

sebesar 65 ke atas (nilai 65

merupakan nilai standar

ketuntasan mata pelajaran

Bahasa Indonesia).

Page 57: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Sebelum melaksanakan proses penelitian, peneliti melakukan suatu

kegiatan pratindakan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Februari 2012 selama

2 jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukohajo.

Adapun urutan tindakan tersebut sebagai berikut:

1. Guru memberikan apersepsi mengenai materi yang akan diajarkan;

2. Guru menjelaskan mengenai materi menulis puisi dengan menggunakan

metode ceramah;

3. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah puisi dengan tema bebas.

4. Siswa mengerjakan tugas;

5. Siswa diminta membacakan hasil tulisan di depan kelas, tetapi siswa

belum berani maju di depan kelas;

6. Siswa mengumpulkan pekerjaan yang telah diselesaikannya.

Gambar 3 : situasi pembelajaran pada saat Pratindakan

Page 58: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dalam Pratindakan ini peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: (1)

mengamati proses pembelajaran menulis puisi di kelas V (observasi); (2)

wawancara dengan guru; dan (3) wawancara dengan siswa. Berdasarkan kegiatan

wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo yang

menjadi partner dalam penelitian ini, serta dari observasi peneliti terhadap

kegiatan belajar mengajar kelas V yang dilaksanakan guru kelas diketahui bahwa

pembelajaran menulis puisi kelas V SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo masih

rendah,rendahnya kemampuan menulis ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor guru dan faktor siswa itu sendiri. Faktor yang berasal dari guru dapat

diketahui dari hasil wawancara dengan guru bahwa selama ini dalam

membelajarkan menulis puisi, Guru masih menggunakan model pembelajaran

yang belum tepat dan inovatif dalam proses pembelajaran puisi. Guru masih

terbiasa dengan metode lama dalam pembelajaran menulis puisi yaitu dengan

metode ceramah kemudian pemberian tugas secara individu.

Faktor yang kedua adalah dari siswa itu sendiri yaitu kurangnya minat

siswa dalam pembelajaran menulis puisi, kesulitan untuk memunculkan ide dan

sulit memilih kata yang menyebabkan rendahnya nilai siswa dalam pembelajaran

menulis puisi. Para siswa belum memiliki kebiasaan menulis yang baik. Mereka

masih sering melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kosentrasi dalam

memunculkan gagasan. Berdasarkan hasil pengamatan, banyak siswa yang masih

bertanya pada teman lainnya untuk menyusun kalimat, seharusnya menulis puisi

itu dilakukan sesuai dengan imajinasi dan gagasan dari masing- masing siswa,

kurangnya kosentrasi dalam mengerjakan tugas sehingga beberapa siswa yang

masih mengobrol dan bercanda dengan teman lainnya. Hal tersebut akan

mempengaruhi keterampilan menulis puisi itu sendiri. Hasil wawancara

pratindakan antara peneliti dengan guru dan siswa selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 10 halaman 100, pada Lampiran11, halaman 102, dan pada

lampiran 12 halaman104

Dalam sistem pembelajaran selama ini, guru lebih banyak menggunakan

metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar mengajar, siswa lebih banyak

mendengarkan penjelasan guru yang berhubungan dengan materi pembelajaran

Page 59: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

(secara teoretis). Ini dilakukan guru dengan cara menyampaikan materi secara

lisan pada siswa dan kemudian menulisnya di papan tulis. Hal ini membuat siswa

menjadi terlihat pasif karena hanya cenderung diam dan mendengarkan guru.

Guru juga tidak memberikan contoh bagaimana cara menulis puisi yang baik dan

benar. Oleh karena itu, metode pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai jika

digunakan, karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa khususnya

dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini sesuai dengan yang telah diungkapkan

guru bahwa pembelajaran menulis puisi selama ini belum tepat dan inovatif.

Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung, interaksi antara guru dan

murid kurang dioptimalkan sehingga lebih sering hanya terjalin komunikasi satu

arah. Selain itu, pada saat mengajar guru lebih banyak berdiri pada satu titik (di

dekat papan tulis) sehingga kurang dapat menjangkau siswa secara keseluruhan.

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi

keterampilan menulis Puisi. Guru mengajarakan materi keterampilan menulis

puisi hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang

bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah.

Kemudian guru memberikan contoh dalam bentuk lisan dan siswa langsung diberi

tugas menulis puisi.

Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif

dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran

yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang

supaya dapat mengamati jalannya pembelajaran secara keseluruhan. Berdasarkan

kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan

belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia sebagai berikut:

1. Sebelum mengajar, guru membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan

sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai

dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Pembuatan rencana

pembelajaran ini tidak melibatkan peneliti. Lebih jelasnya rencana

pelaksanaan pembelajaran pada pratindakan dapat dilihat pada Lampiran 13,

halaman 106.

Page 60: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Pada awal pembelajaran menulis puisi, guru mengemukakan apa yang akan

diajarakan pada hari itu kepada siswa. Sebelum menugasi siswa, guru terlebih

dahulu menjelaskan mengenai materi menulis puisi.

3. Guru menugasi siswa menulis puisi.

4. Guru menyuruh siswa membacakan hasil tulisannya di depan, tetapi siswa

tidak bersedia maju dan masih menunggu guru memanggil nama.

5. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlihat dalam kegiatan

pratindakan ini, yaitu:

a) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas menyebabkan kurang

dapat berinteraksi dengan siswa dan guru tidak menggunakan media

sehingga monoton dalam mengajar.

b) Guru tidak melaksanakan RPP sebagai pedoman pembelajaran, RPP

hanya digunakan sebagai kelengkapan administrasi dan RPP belum

sesuai dengan RPP berrkarakter yang digunakan saat ini.

c) Sistim evaluasi yang dilakukan guru kurang maksimal, teori yang

diberikan hanya sedikit sehingga siswa masih merasa kebingungan saat

praktek mengerjakan tugas..

d) Pengembangan materi dalam pembelajaran kurang meluas sehingga

siswa hanya tertuju pada satu contoh yang diberikan oleh guru.

e) Penilaian belum sesuai pedoman pada RPP

f) Metode yang digunakan guru masih kovensional dan belum efektif, yaitu

metode ceramah. Lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru dapat dilihat

pada Lampiran 15, halaman 114.

Kelemahan yang bersumber dari siswa, ditemukan beberapa hal sebagai berikut:

a) Siswa terlihat kurang aktif dan tidak berkosentrasi dalam pembelajaran.

b) Siswa jenuh dengan cara mengajar guru yang monoton.

c) Siswa sulit menemukan dan mengembangkan gagasan/ide.

d) Saat mengerjakan tugas siswa saling bertanya-tanya kepada teman, tetapi

tidak menanyakan kepada guru. Bahkan juga terdapat beberapa anak

yang masih mencontek atau melihat tugas temannya.

Page 61: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Lebih jelasnya deskripsi jalannya kegiatan pembelajaran dapat dilihat

pada Lampiran 14, halaman 108. Hasil observasi terhadap proses pembelajaran

tersebut, diperoleh gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama

kegiatan belajar-mengajar berlangsung, yaitu berdasarkan hasil pekerjaan siswa,

diperoleh 12 (46,15%) siswa sudah dapat menulis puisi dengan baik, yaitu

mendapatkan nilai 65 sedangkan 14 (53,84%) siswa yang lain masih perlu

perbaikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami sepenuhnya tentang

menulis dan pada saat menulis siswa belum dapat menyesesuaikan antara tema

dengan isi, dan pemilihan diksi masih belum tepat. Lebih jelasnya penilaian hasil

menulis saat pratindakan dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 117.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis

dan refleksi sebagai berikut:

1. Guru perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran menulis puisi sehingga

dapat menarik perhatian siswa dan lebih menyenangkan. Jika dalam proses

pembelajaran siswa merasa antusias maka akan berpengaruh pad hasil kerja

siswa

2. Posisi guru tidak statis dan berdiri pada satu titik tempat saja. Guru juga harus

berkeliling memantau siswa khususnya siswa yang berada di belakang yang

biasanya cenderung tidak memperhatikan.

3. Guru harus mengajarkan siswa cara menulis yang baik, seperti memberikan

materi tentang menulis puisi. Jadi, sebelum menulis siswa dapat berimajinasi

sesuai dengan topik dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah puisi yang

baik.

4. Guru harus lebih mengembangkan materi dan perluasan teori. Sehingga siswa

mempunyai gagasan yang luas dari pengembangan materi yang diberikan

guru.

5. Guru perlu menggunakan RPP sebagai pedoman pembelajaran, agar evaluasi

tersusun dan terencana dengan baik.

Page 62: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan pada survei awal yang dilakukan dari kegiatan pratindakan,

diketahui bahwa ada dua permasalahan utama yang menyebabkan siswa tidak

mencapai batas minimal ketuntasan belajar. Permasalahan pertama adalah sistem

pembelajaran belum tepat dan inovtif, sehingga menyebabkan siswa tidak aktif

dalam pembelajaran. Permasalahan kedua adalah kemampuan dan pemahaman

siswa dalam menulis puisi masih rendah.

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing

terdiri atas empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan I

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 di ruang

tamu SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo, guru kelas V dan peneliti

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian

ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama akan

dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012 dan Rabu 11 April 2011 (dua kali

pertemuan). Tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:

Guru melaksanakan proses belajar mengajar seperti biasa dan peneliti

akan mengamati jalannya pembelajaran yang di kelas sebagai seorang partisipan

pasif. Agar dalam penyampaian pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat berjalan sesuai teknik yang

tepat, maka sebelum guru melaksanaklan tindakan di kelas, peneliti memberikan

penjelasan kepada guru tentang cara pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe learning together. Guru juga memberikan buku

berupa LKS sebagai bahan materi pembelajaran, karena hal ini dianggap baru dan

belum pernah dilaksanakan oleh guru pada kelas V. Peneliti mengusulkan

penerapan pembelajaran kooperatif, yaitu dengan penerapan tipe learning

together dalam pembelajaran menulis deskripsi serta menjelaskan penerapannya.

Page 63: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus pertama pertemuan pertama antara

lain:

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan

memberikan pertanyaan yang lucu kepada siswa.

2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menulis puisi.

4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS.

5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa

dalam satu kelompok.

6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar

pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga

membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.

7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa

dijadikan inspirasi untuk menulis puisi.

8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.

9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan

membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan

untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.

10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama

dengan siswa.

Pembelajaran menulis puisi dilanjutkan pada pertemuan kedua.

Pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua tersebut dilaksanakan pada hari Rabu

11 April 2012 selama dua jam pelajaran. Teknik pembelajaran yang digunakan

tetap menggunakan pembelajaran kooperatif tipe learning together. Adapun

Page 64: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan kedua ini meliputi langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Guru memberikan apersepsi sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan menumbuhkan semangat siswa untuk memulai pelajaran.

2) Guru meminta siswa untuk mengulangi pelajaran minggu lalu tentang

menulis puisi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru menyampaikan materi mengenai manfaat dari menulis puisi serta

langkah- langkah menulis puisi.

4) Guru meminta siswa untuk menulis puisi secara individu untuk mengambil

nilai.

5) Siswa bekerja secara mandiri dalam menyusun kata sehingga menjadi sebuah

puisi.

6) Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menanyakan

kesulitan siswa.

7) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru.

8) Guru memilih tiga pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan

aturan membuat puisi kemudian dipanggil ke depan untuk membacakan hasil

dan mendapat penghargaan tepuk tangan dari semua siswa.

b. Tindakan I

Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 April 2012

selama dua jam pelajaran (2 x 35menit) di ruang kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini, guru bertindak

sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai

partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya

pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa

siswa dan memberikan lelucon.

Page 65: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

“Siapa yang suka menulis puisi?‟‟

3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menulis puisi.

4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS

yaitu puisi tentang coklat dan kupu-kupu.

5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa

dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar.

6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar

pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga

membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.

7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa

dijadikan inspirasi untuk menulis puisi, tempat yang dipilih siswa bebas asal

tidak keluar dari wilayah sekolah.

8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.

9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan

membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan

untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.

10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama

dengan siswa.

Tindakan I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2011

selama dua jam pelajaran (2x35 menit) di ruang kelas IV SD Negeri 2 Japanan.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih

dahulu.

Page 66: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2) Guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa

untuk mengikuti pembelajaran.

3) Guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang

telah dibuat pada saat pratindakan.

4) Siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan

dengan seksama

5) Guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai

langkah-langkah menyusun puisi

6) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan..

7) Selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk

menyusun sebuah puisi.

8) Guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan

meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya.

9) Siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang

telah ditulis secara individu.

10) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan.

Guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar.

11) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya.

12) Siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat.

13) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan

dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya.

14) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan dan guru

menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa.

c. Observasi I

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas materi

pembelajaran menulis puisi. Kemudian siswa diberi tugas menulis puisi secara

individu untuk menulis puisi berdasarkan kerangka dan aturan yang sudah

dijelaskan oleh guru sebelumnya. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi

sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru.

Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannnya

Page 67: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) menulis puisi

dengan pembelajaran kooperatif tipe learning together, sebagai berikut:

1) Sebelum mengajar, guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana

pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah

tersebut, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lebih

jelasnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada

Lampiran 20 halaman 124 dan lampiran 21 halaman 135.

2) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran kemampuan menulis puisi

dengan benar, yaitu dengan cara konseptual. Artinya, guru mengajar dengan

arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran, guru

dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan hari itu kepada siswa,

yaitu bagaimana menulis puisi. Selanjutnya, guru memberikan pengantar

tentang menulis puisi dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

menulis puisi dengan memberikan contoh puisi.

3) Setelah penyampaian materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk

mengungkapkan gagasan dan menulisnya dalam bentuk tulisan. Siswa

diminta untuk bebas berekspresi dalam tulisan. Siswa diminta untuk membuat

puisi berdasarkan hal-hal penting yang telah ditulis sebelumnya. Pada

pertemuan pertama guru memberikan contoh puisi. Pada pertemuan

selanjutnya guru menugasi siswa untuk membuat puisi dan mengembangkan

menjadi beberapa bait puisi.

4) Pada saat siswa diberikan tugas untuk menyusun puisi terlihat siswa masih

mengalami kesulitan, meski guru telah memberikan contoh sebelumnya. Pada

pertemuan kedua siswa masih sering melihat pekerjaan temannya, meskipun

diperingatkan untuk mengerjakan sendiri .

5) Guru memotivasi siswa untuk membacakan hasil tulisan puisinya ke depan

kelas. Namun, masih banyak siswa yang belum berani untuk maju, kemudian

guru menunjuk beberapa siswa dan meminta siswa yang lain untuk

mencermati dan memberikan komentar serta masukan.

Page 68: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

6) Guru sudah memberikan umpan balik kepada siswa, tentang seberapa jauh

tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut disampaikan.

7) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terihat dalam kegiatan

tindakan ini, yaitu:

a) Pada saat menyampaikan materi, posisi guru kurang dapat memantau

siswa secara keseluruhan/ berada di titik tertentu (dekat meja guru),

sehingga masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan.

b) Guru terkesan masih agak kaku dan terlalu tegas dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran sehingga siswa terlihat takut untuk

beraktualisasi.

c) Guru belum dapat membangkitkan semangat siswa secara optimal

khususnya untuk memberikan pendapat atau menanggapi. Stimulus

yang diberikan guru kurang direspons dengan baik oleh siswa. Lebih

jelasnya observasi kinerja guru dapat dilihat pada Lampiran 24,

halaman 154.

Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai

berikut:

a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka

lebih banyak bercanda dan mengobrol dengan temannya, bengong atau

tidak fokus dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh

guru.

b) Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran, hanya

beberapa siswa yang sudah tampak antusias dan sungguh-sungguh

dalam pembelajaran. Sebagian siswa masih terlihat kurang menikmati

pembelajaran.

c) Siswa masih kesulitan dalam membuat puisi, terbukti saat menyusun

kerangka karangan siswa masih bingung dan bertanya atau melihat

pekerjaan teman. Siswa masih belum dapat mengembangkan tulisan

menjadi sebuah puisi. Terlihat dari siswa yang saling bertanya satu

sama lain.

Page 69: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Lebih jelasnya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada

Lampiran 22, halaman 146 dan Lampiran 23, halaman 150.

8) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran

menulis puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan

siklus I ini, sebagai berikut.

a) Siswa aktif selama apersepsi dikategorikan “sangat baik dan baik” serta

diindikatori oleh adanya kesungguhan, keantusianan, dan semangat

dalam mengerjakan setiap tugas maupun saat kegiatan pembelajaran

sebesar 18 siswa atau sekitar 69,23%, sedangkan 8 siswa atau 30,76%

lainnya tampak kurang sungguh-sungguh dan antusias. Lebih jelasnya

penilaian proses pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25, halaman

157.

b) Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Siswa yang dapat menulis puisi dengan baik secara penguasaan gagasan

atau ide ,rima, kesesuaian judul dengan tema, pilihan kata sebanyak 16

siswa atau sebesar 61,53%, sedangkan 10 siswa atau sebesar 38,46%

kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis puisi.

c) Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi secara

keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan

pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 57,56 % sedang 11

siswa atau 42,30% belum bisa fokus dalam pembelajaran menulis puisi.

d) Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau sekitar 65,38%, sedangkan 9

siswa (34,61%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai

di bawah 65. Lebih jelasnya nilai pekerjaan siswa dapat dilihat pada

Lampiran 27, halaman 161.

d. Refleksi I

Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator

penelitian ini belum tercapai, peneliti dan guru berupaya menggali faktor

Page 70: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan analisis dan refleksi bersama-

sama. Adapun hasilnya sebagai berikut.

1) Belum seluruhnya siswa menunjukkan kesungguhan dan keaktifan di dalam

proses pembelajaran. Keaktifan dan aktivitas siswa selama pembelajaran ini

meliputi aktif dalam memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan

guru, aktif memperhatikan penjelasan guru saat memberikan materi, aktif

membuat tulisan, dan aktif dalam mengembangkan tulisan menjadi bentuk

puisi. Pada siklus I ini siswa kurang antusias dalam memberikan respons

terhadap apersepsi yang diberikan guru. Mereka juga kurang memperhatikan

penjelasan materi yang diberikan guru. Pada saat guru memberikan

penjelasan dan contoh, sebagian siswa sibuk dengan aktivitas mereka masing-

masing, baik itu berbicara dengan teman atau melakukan hal-hal yang tidak

ada hubungannya dengan pembelajaran. Saat guru bertanya pada siswa,

banyak siswa yang tidak memperhatikan dengan baik. Sebagian dari mereka

banyak yang diam. Secara keseluruhan, kelas tampak tenang, tetapi para

siswa sepenuhnya tidak konsentrasi pada pembelajaran. Dari beberapa hal

yang telah disebutkan tersebut dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa dalam

pembelajaran belum maksimal. Dari 26 siswa yang hadir, siswa yang aktif

baru mencapai 18 siswa, sedangkan 7 siswa di antaranya belum menunjukkan

keaktifan.

2) Sebagian siswa kurang mampu mengembangkan ide ke dalam tulisan.

Ketidakmampuan siswa mengembangkan ide ke dalam bentuk tulisan

tersebut disebabkan ide atau gagasan yang dibuat siswa masih banyak terjadi

kesalahan. Kekurangmampuan siswa tersebut dapat dilihat dari

pengorganisasian tulisan mereka yang kurang bisa dipahami.

3) Masih terdapat hasil puisi siswa yang belum berhasil mencapai batas minimal

ketuntasan hasil belajar atau masih mendapat nilai di bawah 65. Hal tersebut

disebabkan masih banyaknya kesalahan yang terdapat pada karangan siswa.

Kesalahan tersebut meliputi: (1) pengungkapan isi/substansi tulisan yang

tidak sesuai dengan tema; (2) penulisan kosa kata yang belum benar; (3)

pemakaian huruf besar dan tanda baca yang belum sesuai dengan ejaan yang

Page 71: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

disempurnakan (EYD). Permasalahan tersebut akan diatasi dengan

melakukan penulisan ulang di sekolah pada pertemuan siklus II.

4) Guru belum mampu mengelola kelas dengan baik. Guru belum menciptakan

situasi pembelajaran yang mendukung siswa untuk aktif, antusias,

konsentrasi, dan termotivasi untuk belajar. Meskipun guru sudah mengawali

pembelajaran dengan mengajak siswa untuk intermezo, masih ada siswa yang

tidak merespons apersepsi guru. Selain itu, pada waktu guru memberi

kesempatan pada siswa untuk berpendapat, hal itu tidak dimanfaatkan dengan

baik oleh siswa. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi guru untuk

menjadikan siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab dan pembelajaran secara

keseluruhan. Hasil observasi kinerja guru selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 24, halaman 154.

Seperti yang telah dikemukakan pada tahap observasi dan interpretasi di

atas bahwa dalam pelaksanaan siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan

proses dan hasil belajar yang memuaskan serta masih terdapat kelemahan-

kelemahan. Oleh karenanya, guru dan peneliti melakukan refleksi untuk

memperbaiki hambatan-hambatan tersebut dengan merumuskan langkah-langkah

perbaikan sebagai berikut:

1) Sebaiknya pada saat kegiatan pembelajaran guru berkeliling atau posisi guru

tidak hanya berada di satu titik saja (dekat meja guru), sehingga guru dapat

memantau siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan siswa akan lebih

aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran karena merasa

diperhatikan guru.

2) Pada saat siswa mengerjakan tugas, hendaknya guru dapat mengontrol

pekerjaan siswa terutama dalam hal penulisan.

3) Guru hendaknya lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan guru misalnya dengan lebih melibatkan

siswa dalam pembelajaran melalui diskusi, meminta siswa untuk menanggapi,

bertanya, ataupun sekedar tanya jawab. Selain itu, agar siswa lebih fokus

maka guru sebaiknya juga dapat mengkondisikan kelas seefektif mungkin

Page 72: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

sehingga lebih banyak siswa yang berani merespons stimulus yang diberikan

guru.

4) Untuk meningkatkan keberanian dan minat siswa maka guru hendaknya

memotivasi siswa agar lebih berani untuk mengungkapkan gagasannya. Oleh

karenanya, untuk menumbuhkan minat siswa tersebut guru tidak hanya bisa

melakukannya dengan memberi tepuk tangan namun bisa juga menggunakan

kata-kata pujian: “bagus sekali”, “baik sekali”, atau dengan memberi nilai

tambahan pada siswa.

5) Guru diharapkan lebih banyak memberikan balikan atau penguatan terutama

pada tulisan yang telah dibuat siswa. Dengan adanya balikan atau penguatan

tersebut siswa dapat mengetahui kesalahannya sehingga ada perbaikan-

perbaikan pada tindakan selanjutnya.

Adapun dari hasil belajar siswa dalam menulis deskripsi pada siklus I

sudah terdapat peningkatan. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang

mendapatkan nilai tuntas pada siklus I lebih banyak dari pada obeservasi awal,

yaitu siswa yang tuntas pada saat observasi awal berjumlah 12 siswa (46,15%)

dan setelah diberi tindakan menjadi 17 siswa atau 65,38%. Selain dari hasil

pembelajaran, peningkatan juga terlihat pada proses belajar, sudah terlihat

peningkatan keaktifan siswa. Keaktifan dan perhatian siswa pada saat guru

menjelaskan materi pada siklus I sudah mengalami peningkatan dibandingkan

pada waktu observasi awal.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I

dikatakan belum mencapai hasil yang memuaskan. Peningkatan memang terjadi

pada beberapa indikator yang telah ditentukan dibandingkan pada saat survai

awal. Akan tetapi, dalam siklus ini hanya 17 siswa atau sekitar 65,38% yang telah

tuntas sedangkan sisanya 9 siswa atau sekitar 36,41% masih jauh dari batas

minimal ketuntasan yang telah ditetapkan (nilai minimal ketuntasan adalah 65).

Oleh karenanya, perlu dilaksanakan siklus II untuk memperbaiki proses dan hasil

belajar pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan pada hari Jum‟at 25 April 2011

dan Rabu 02 Mei 2011.

Page 73: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2. Siklus II

a. Perencanaan II

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, perlu diadakan siklus II

karena tujuan dari penelitian belum tercapai. Perencanaan tindakan dilaksanakan

pada hari Senin, 23 Mei 2012 di ruang SD Negeri Mranggen 03 Sukoharjo. Dalam

kesempatan ini, peneliti menyampaikan hasil observasi dan refleksi pada guru

terkait pembelajaran menulis puisi pada siklus I.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan pada siklus I, terdapat beberapa hal

yang baiknya dilakukan guru pada waktu pembelajaran menulis puisi, antara lain:

(1) pada saat menerangkan materi guru harus lebih menyeluruh dalam memantau

siswa sehingga semua siswa terkontrol terutama siswa yang berada di belakang;

(2) guru harus lebih luwes dan menjelaskan masih terkesan agak kaku dalam

pembelajaran sehingga suasana pembelajaran agak terasa kaku dan tegang;

(3)siswa masih meminta bantuan teman dan belum bisa bekerja secara mandiri;

(4) siswa belum dapat terkondisikan dengan baik sehingga saat pembelajaran

berlangsung masih terlihat gaduh.

Pada perencanaan tindakan ini, peneliti bersama dengan guru menyusun

skenario pembelajaran berdasarkan atas kekurangan pada siklus I. Pada dasarnya

langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus II ini sama seperti

langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus I. Urutan kegiatan

pembelajaran pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan

memberikan pertanyaan yang lucu kepada siswa.

2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

3) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menulis puisi.

4) Guru meminta siswa untuk mencermati contoh puisi yang ada dalam LKS.

Page 74: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa

dalam satu kelompok.

6) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar

pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga

membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.

7) Guru meminta siswa untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang bisa

dijadikan inspirasi untuk menulis puisi.

8) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru dan semua siswa kembali ke kelas.

9) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan

membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan

untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.

10) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama

dengan siswa.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan

kedua guna mencapai tujuan tersebut, antara lain sebagai berikut.

1) Guru memberikan apersepsi sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan menumbuhkan semangat siswa untuk memulai pelajaran..

2) Guru meminta siswa untuk mengulangi pelajaran minggu lalu tentang

menulis puisi serta membahas hasil puisi minggu lalu.

3) Guru menyampaikan materi mengenai manfaat dari menulis puisi serta

langkah- langkah menulis puisi .

4) Guru meminta siswa untuk menulis puisi secara individu untuk mengambil

nilai.

5) Siswa bekerja secara mandiri dalam menyusun kata sehingga menjadi sebuah

puisi.

6) Guru memeriksa dengan mendatangi tiap-tiap kelompok untuk menanyakan

kesulitan siswa.

Page 75: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

7) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru.

8) Guru memilih tiga pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan

aturan membuat puisi kemudian dipanggil ke depan untuk membacakan hasil

dan mendapat penghargaan tepuk tangan dari semua siswa.

b. Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu dan Senin, tanggal

25 April dan 02 Mei 2012. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru kelas

dan siswa. Sedangkan peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati

jalannya proses pembelajaran. Alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan

adalah 2 X 45 menit.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama adalah

sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi untuk menumbuhkan

semangat siswa, menciptakan suasana yang menyenangkan dengan menyapa

siswa dan memeberikan intermeso pada siswa.

2) Guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

mengenai materi minggu lalu dan materi yang akan diajarkan dan

menyampaikan tujuan dari pembelajaran.

3) “Siapa yang suka menulis puisi?‟‟

4) Guru menjelaskan materi tentang menulis puisi dan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam menulis puisi.

5) Guru mengulas ulang tugas yang diberikan pada pertemuan minggu lalu yaitu

hasil kerja kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain serta guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun berkomentar

tentang hasil yang dikerjakan kelompok lainnya.

6) Siswa diminta untuk membuat kelompok masing- masing 4 sampai 5 siswa

dalam satu kelompok, kelompok dipilih berdasarkan urutan meja berbanjar.

Page 76: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

7) Siswa mulai berdiskusi membuat puisi, siswa diharapkan saling bertukar

pendapat dan dapat bekerjasama untuk memilih kata yang tepat sehingga

membentuk suatu rangkaian kata yang padu dalam tiap baitnya.

8) Guru meminta siswa untuk tetap dikelas berbeda dengan siklus I pertemuan I

karena guru memberikan tema puisi yaitu „guru” sehingga model yang akan

mereka gunakan sebagai acuan gagasan seorang guru.

9) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas membuat puisi, kemudian puisi

dikumpulkan kepada guru.

10) Guru memilih pekerjaan siswa yang di anggap baik dan sesuai dengan aturan

membuat puisi kemudian salah satu anggota kelompok dipanggil ke depan

untuk membacakan hasil dari kerja kelompok mereka dan memberikan

penghargaan berupa tepuk tangan dari semua siswa.

11) Pembelajaran diakhiri dengan kesimpulan yang dilakukan guru bersama

dengan siswa.

Langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan

kedua guna mencapai tujuan tersebut, antara lain sebagai berikut.

1) Guru membuka pelajaran dengan mengkondisikan kelas agar kondusif lebih

dahulu.

2) Guru memberikan pertanyaan acuan untuk memicu semangat para siswa

untuk mengikuti pembelajaran.

3) Guru meminta salah satu siswa secara acak membacakan hasil puisi yang

telah dibuat pada saat siklua I dan membahasnya bersama teman sekelas.

4) Siswa yang yang lain diminta untuk mendengarkan dan memperhatikan

dengan seksama

5) Guru melanjutkan pembelajaran dengan menyampaikan materi mengenai

langkah-langkah menyusun puisi

6) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan..

7) Selanjutnya siswa diminta untuk menentukan gagasan atau ide untuk

menyusun sebuah puisi.

Page 77: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

8) Guru kembali mengingatkan siswa tentang tahapan menulis puisi dengan

meminta salah satu siswa membacakan catatan materinya.

9) Siswa selanjutnya diminta menyusun puisi berdasarkan hal-hal penting yang

telah ditulis secara individu.

10) Guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa dan memberikan masukan.

Guru juga terus mengingatkan pada siswa agar menulis dengan benar.

11) Siswa diminta membacakan hasil tulisannya.

12) Siswa disuruh mengumpulkan hasil tulisan yang sudah mereka buat.

13) Siswa yang telah selesai melaksanakan tugasnya diberi applause dan

dilanjutkan ber-toss dengan teman-temannya.

14) Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dari guru berupa penguatan dan guru

menutup pelajaran hari itu dengan memberikan salam pada siswa

c. Observasi II

Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi

pembelajaran menulis puisi. Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran

yang berlangsung di kelas tersebut, baik proses maupun aktivitas siswa dan guru.

Selain itu, observasi pada siklus II ini bertujuan untuk mengetahui apakah

kelemahan yang terdapat pada siklus I sudah dapat diatasi atau belum. Peneliti

bertindak sebagai partisipan pasif dan mengambil posisi di tempat duduk belakang

agar bisa mengamati kegiatan pembelajaran yang dipimpin guru. Namun, sesekali

peneliti berada di depan kelas untuk mengambil gambar untuk dokumentasi dalam

penelitian.

Apersepsi yang diterapkan guru untuk menumbuhkan semangat siswa

dalam mengikuti pembelajaran juga sudah lebih kreatif dan terlihat siswa begitu

antusias mengikuti jalannya pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara

garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar

(KBM) menulis puisi dengan menerapakan pembelajaran kooperatif tipe learning

together sebagai berikut:

1) Sebelum mengajar, guru telah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran

Page 78: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yakni

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Lebih jelasnya RPP yang

dijadikan pedoman guru dalam mengajar dapat dilihat pada lampiran 31

halaman 169 dan lampiran 32 halaman180.

2) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis deskripsi sesuai dengan

rancangan pembelajaran yang telah dibuat.

3) Untuk menumbuhkan semangat siswa pada saat apersepsi, guru sudah

menggunakan proses yang lebih kreati.

4) Pada saat apersepsi, sudah terlihat peningkatan yang signifikan. Siswa sudah

terlihat keaktifannya, semangat dalam mengikuti pembelajaran, dan

memberikan respons terhadap apersepsi yang diberikan guru.

5) Pada saat guru menyampaikan materi, seluruh siswa sudah memperhatikan

dengan baik. Posisi guru juga sudah tidak terpusat pada satu titik saja, artinya

guru pada saat menyampaikan materi guru sudah mulai ke belakang atau

berkeliling, sehingga seluruh siswa dapat dipantau oleh guru.

6) Pada saat mengerjakan tugas, seluruh siswa semangat untuk mengerjakan.

Siswa sudah terlihat memahami tentang menulis puisi. Teknik penulisan siswa

juga sudah mulai ada perubahan, yaitu siswa sudah memperhatikan ejaan,

diksi, kosakata, dan kerapian pada saat menulis.

7) Siswa terlihat sangat antusias pada saat disuruh membacakan hasil

pekerjaannya di depan. Hal ini membuktikan bahwa keberanian siswa sudah

mulai terlihat dibandingkan pada saat observasi awal maupun siklus I.

8) Saat tahap evaluasi dan refleksi, jumlah siswa yang bersedia memberikan

penilaian atau pendapat mengenai tulisan deskripsi yang dibacakan teman

bertambah. Adanya reward dari guru yang berupa pujian, tepuk tangan,

penambahan nilai, maupun hadiah ternyata cukup efektif meningkatkan minat

dan motivasi siswa untuk mengungkapkan pendapat, serta meresponss

pernyataan atau stimulus yang diberikan guru.

9) Dapat dikatakan bahwa kekurangan atau kelemahan selama pelaksanaan

tindakan pada siklus II ini hampir tidak terlihat atau telah sesuai dengan yang

diharapkan. Ini menunjukkan bahwa guru telah mampu mengatasi kekurangan-

Page 79: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kekurangan yang terjadi pada kedua siklus sebelumnya dengan baik. Selain itu,

dalam siklus ini sikap siswa dalam pembelajaran juga terlihat semakin baik

(saat apersepsi, kegiatan inti, maupun penutup).

10) Guru sudah dapat mengontrol dan memonitor siswa dengan baik, sehingga

siswa dapat tenang dan fokus terhadap pembelajaran. Lebih jelasnya observasi

kinerja guru dapat dilihat pada Lampiran 35 halaman 197 dan lampiran .

11) Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pembelajaran menulis

puisi, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus II

ini, sebagai berikut.

a) Siswa yang Keaktifan siswa selama apersepsi pada siklus II ini mengalami

peningkatan, sebesar 23 siswa atau sekitar 88,64% 3 siswa atau 11,53%

belum mengalami peningkatan.. Lebih jelasnya penilaian proses

pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 36, halaman 190.

b) Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran siklus

II mengalami peningkatan, jumlah siswa yang aktif menjadi 21 siswa atau

80,76% sedangkan 4 atau 15,38% siswa lainnya belum mengalami

peningkatan. Pada siklus ini siswa tampak sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas baik secara kelompok maupun individu dan siswa pun

tampak lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran.

c) Keaktifan dan perhatian siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

pada siklus II telah sebesar 24 siswa atau 92,30% sedangkan 2 siswa atau

7,70% lainnya belum mengalami peningkatan. Pada siklus ini siswa

terlihat lebih aktif untuk merespons stimulus guru (bertanya/ menanggapi/

menjawab/ menamai), kemauan untuk memperhatikan atau lebih fokus

saat kegiatan pembelajaran.

d) Siswa yang sudah dapat menulis puisi dengan baik dan telah mencapai

ketuntasan belajar sebanyak 23 siswa atau sekitar 88,46%, sedangkan 3

siswa (11,53%) lainnya belum tuntas karena masih mendapatkan nilai di

bawah 65. Lebih jelasnya nilai pekerjaan siswa dapat dilihat pada

Lampiran 38, halaman 204.

Page 80: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Untuk lebih jelasnya terkait dengan ketercapaian indikator pada pada

siklus I dapat. Perolehan nilai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran

kooperatif learning together pada siklus II. Dari 26 siswa kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo, sekitar 24 siswa mendapatkan nilai ≥ 50 atau sekitar

92,30%. Sedangkan 2 siswa lainnya mendapatkan nilai keaktifan < 50 atau sekitar

7,70 %. Berdasarkan hasil tersebut, terjadi peningkatan keaktifan siswa sebesar

23,07 % dari siklus I ke siklus II.

Perolehan nilai keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo pada siklus II. Dari 26 siswa, sekitar 23 siswa

mendapatkan nilai ≥ 65 atau sekitar 88,46 %. Sedangkan 3 siswa lainnya hanya

mendapatkan nilai < 65 atau sekitar 11,53 %. Berdasarkan hasil tersebut, terjadi

peningkatan keaktifan siswa sebesar 23,08 % dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan hasil keterampilan menulis yang diperoleh pada siklus II,

ternyata masih terdapat tiga siswa yang belum mencapai batas ketuntasan

minimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Pada

siklus I, mereka terlihat kurang aktif dalam mengikuti jalannya proses

pembelajaran. Sedangkan untuk hasil keterampilan menulis puisi, nilai mereka

juga masih di bawah batas ketuntasan. Dua diantaranya masih mendapat nilai

dikisaran 65. Hal ini disebabkan mereka kurang bisa memunculkan gagasan

dengan baik.

Pada pelaksanaan siklus II, ternyata mereka juga belum berhasil

mencapai batas ketuntasan minimal dari standar yang ditetapkan sekolah.

Keaktifan mereka selama kegiatan pembelajaran kooperatif tipe learning

together.. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Antusiasme

siswa dalam pembelajaran masih kurang sehingga mereka tidak dapat

berpartisipasi aktif secara penuh, (2) mereka masih kesulitan untuk

menyampaikan gagasan dan menulisnya dalam bentuk puisi, (3) mereka kurang

menyukai pembelajaran menulis, dan (4) guru kurang komunikatif untuk

membangkitkan keaktifan mereka dalam pembelajaran. Walaupun demikian, jika

dibanding dengan hasil yang mereka peroleh pada siklus I, mereka mengalami

peningkatan. Meskipun peningkatannya kurang signifikan.

Page 81: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Oleh karena itu, perlu disadari bahwa menulis adalah proses panjang.

Untuk terampil menulis, diperlukan banyak latihan. Untuk menghasilkan puisi

yang baik dan berkualitas tidak dapat dilakukan dalam sekali tulis saja. Namun,

perlu dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa kali pembelajaran menulis pun

belum dapat menjadi patokan bahwa siswa akan memperoleh nilai yang baik.

Bahkan, penerapan strategi yang canggih pun belum tentu dapat menjadikan

mereka terampil menulis. Bagi siswa yang memiliki kecerdasan, bakat, dan juga

antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan menulis, mereka akan dengan mudah

untuk terampil menulis. Namun, lain halnya dengan siswa yang memang kurang

suka dengan pembelajaran menulis. Masih ada beberapa siswa yang memang

memiliki keterbatasan sehingga untuk mendapatkan nilai yang bagus,

membutuhkan banyak waktu untuk mengasah keterampilan menulis siswa.

c. Refleksi II

Tahap refleksi dimulai dengan menganalisis hasil tindakan pada siklus II.

Setelah dilakukan tindakan berupa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

learning together pada menulis puisi, peneliti merefleksikan sebagai berikut.

1) Sebesar 7,70 % atau sebanyak 2 orang siswa belum menunjukan keaktifan

selama proses kegiatan pembelajaran kooperatif tipe learning together.

2) Sebesar 11,53 % atau sebanyak 3 orang siswa belum mampu menulis puisi

dengan baik karena belum mampu mencapai ketuntasan minimal 65 (KKM)

Pelaksanaan proses pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe learning together pada siklus II ini berjalan lancar.

Kendala-kendala yang dialami pada siklus I pun dapat teratasi dengan baik. Selain

itu terjadi peningkatan keaktifan dan keterampilan menulis puisi siswa. Keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi meningkat dari 69,23 % pada

siklus I menjadi 88,46 % pada siklus II.

Persentase nilai keterampilan menulis siswa pun mengalami peningkatan

secara terus menerus. Pada survai awal, nilai keterampilan siswa dalam menulis

puisi hanya 46,15 %. Setelah dilaksanakan tindakan I, nilai keterampilan menulis

Page 82: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

puisi siswa menjadi 69,23 % sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan

menjadi 88,46 %. Hal ini menunjukan bahwa penerapan strategi pembelajaran

kooperatif tipe learning together dalam pembelajaran menulis puisi dapat

meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran

karena mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif,

maupun psikomotorik. Selain itu, dengan menerapkan pembelajaran kooperatif

tipe learning together pada proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Adapun hasil observasi selama proses pembelajaran tindakan II pada siklus II

adalah sebagai berikut.

1) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi meningkat. Hal ini

terlihat dari keaktifan siswa baik selama proses pembelajaran. Hampir seluruh

siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.

2) Keterampilan menulis puisi siswa meningkat. Siswa lebih terampil dalam

menuangkan gagasan mereka dalam puisi dengan tata bahasa yang baik.

Selain itu, mereka juga lebih terampil dalam mengorganisasikan ide pokok

dengan isi.

3) Siswa yang mendapat nilai di atas batas ketuntasan juga meningkat.

Berdasarkan pelaksanaan siklus II, guru telah berhasil mengatasi

kelemahan yang terdapat dalam siklus I. Selain itu, guru juga telah berhasil

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukan

oleh ketercapaian indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru. Berikut

ini adalah indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian, antara lain sebagai

berikut.

a) Keaktifan Siswa Selama Apersepsi

Peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan Selama Apersepsi

dari siklus I ke siklus II, terlihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata

siswa. Nilai rata-rata keaktifan siswa dalam kegiatan berpikir apersepsi

pada siklus I sebesar 3,26 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi

3,36.

Page 83: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b) Minat dan motivasi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Minat dan motivasi siswa saat mengikuti pembelajaran meliputi

keaktifan siswa dalam: (1) mengeluarkan pendapat, (2) mengajukan

pertanyaan, (3) interaksi dalam diskusi, (4) interupsi atau memberikan

sanggahan, dan (5) menjawab pertanyaan.

Peningkatan minat dan motivasi siswa dapat dilihat dari

peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada siklus I hingga siklus II.

Nilai rata-rata keaktifan siswa dalam minat dan motivasi saat mengikuti

pembelajaran untuk siklus I sebesar 2,93 sedangkan untuk siklus II

meningkat menjadi 3,19.

Selain dapat dilihat dari nilai rata-rata, peningkatan keaktifan

siswa juga terlihat dari aktivitas mereka selama mengikuti pembelajaran.

Pada siklus I masih ada beberapa siswa yang enggan untuk mengeluarkan

pendapat, mengajukan pertanyaan, memberikan sanggahan, atau pun

menjawab pertanyaan. Hal itu juga tampak dalam kegiatan diskusi.

Hanya sebagian siswa saja yang sudah berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Interaksi dalam kelompok saat diskusi berlangsung pun masih kurang.

Bahkan ada siswa yang mempergunakan waktu diskusi untuk mengobrol,

bercanda, atau pun untuk tidur. Namun, permasalahan ini berhasil diatasi

pada siklus II. Secara keseluruhan siswa sudah terlibat aktif dalam

pembelajaran maupun kegiatan diskusi.

c) Keaktifan dan perhatian saat guru menyampaikan materi

Dalam siklus II keaktifan siswa dalam memperhatikan guru saat

menyampaikan materi semakin meningkat, terlihat hampir semua siswa

memperhatikan guru saat memberikan penjelasan. Nilai rata-rata keaktifan

siswa dalam memperhatikan guru saat menyampaikan materi pada siklus

I, nilai rata-ratanya hanya sebesar 3,03 sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 3,34.

d) Kemampuan siswa dalam menulis puisi

Setelah dilakukan tindakan, terjadi peningkatan yang signifikan

dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 65

Page 84: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

sebanyak 17 siswa atau sebesar 65,38 % dan pada siklus II sebanyak

88,46% atau 23 siswa. Ini menunjukan bahwa siswa mengalami

peningkatan dalam nilai menulis puisi dengan batas ketuntasan 65 (KKM)

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Tabel 7. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

No. Aspek Presentase

Siklus I Siklus II

1 Siswa aktif selama apersepsi 57,69%

88,46%

2. Siswa berminat dan motivasi saat

mengikuti kegiatan pembelajaran

61,53%

80,76%

3. Siswa aktif dan perhatian saat guru

menyampaikan materi

57,69%

92,30%

4. Kemampuan siswa dalam menulis

puisi 65,38% 88,46%

Siklus 1 Siklus 2

Keaktifan Apersepsi 59% 88%

Minat dan Motivasi 62% 81%

Keaktifan dan Perhatian 58% 92%

Hasil Kemampuan MenulisPuisi

65% 88%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pro

sen

tase

Perbandingan Antarsiklus

Page 85: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 4 : Perbandingan Antarsiklus

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Keaktifan siswa

ini meliputi keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi, minat dan motivasi siswa

selama pembeljaran, dan keaktifan siswa selama guru memberikan materi.

1. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dari siklus I

ke siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 57,69 % sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 88,46%.

2. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa saat pembelajaran.

Peningkatan minat dan motivasi siswa pada siklus I hingga siklus II. Nilai

siswa bebesar 61,53% untuk siklus I sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 80,76%.

3. Adanya peningkatan keaktifan siswa dan perhatian siswa pada saat guru

memberikan materi. Nilai keaktifan dan perhatian siswasaat guru

memberikan materi pada siklus I sebesar 57,69% sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi 92,30%.

4. Secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan

pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 69,23 % dan pada siklus II

meningkat menjadi 92,30 %.

5. Secara keseluruhan, pada saat survai awal siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

(KKM) adalah 12 siswa atau sebesar 46,15%. Setelah dilakukan tindakan,

terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus II. Pada siklus I

siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 17 siswa atau sebesar 65,38 % dan

pada siklus II sebanyak 88,46% atau 23 siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebelum peneliti melakukan penelitian di kelas V SD Negeri Mranggen

03 Sukoharjo, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dan survai awal untuk

mengetahui kondisi awal siswa serta kondisi nyata yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan survai awal tersebut diketahui adanya permasalahan

Page 86: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dalam pembelajaran menulis puisi, yang menyangkut rendahnya keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran dan kurang maksimalnya keterampilan siswa dalam

menulis puisi. Data mengenai kemampuan menulis puisi siswa juga diperoleh

melalui hasil analisis pekerjaan siswa dan wawancara yang dilakukan dengan guru

dan beberapa siswa kelas V.

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk mencari solusi dalam

upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Setelah peneliti dan guru

mengadakan diskusi, akhirnya keduanya sepakat untuk mengatasi permasalahan

tersebut dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together

dalam proses pembelajaran menulis puisi.

Langkah selanjutnya, peneliti dan guru kelas melakukan diskusi untuk

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada

pelaksanaan tindakan I di siklus I. Siklus I merupakan langkah awal yang akan

digunakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif tipe learning together. Dalam pelaksanaan

tindakan I ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi selama

proses pembelajaran. Kelemahan ini bersumber dari guru dan juga siswa.

Kelemahan yang ditemukan dari pihak guru, yaitu (1) guru kurang bisa memantau

dan mengontrol siswa secara keseluruhan karena posisi guru yang lebih banyak di

depan, (2) guru sering meninggalkan kelas selama siswa mengerjakan tugas

sehingga keadaan kelas kurang kondusif, (3) guru belum dapat sepenuhnya

membangkitkan keaktifan siswa dalam pembelajaran terutama dalam kegiatan

diskusi dalam hal memberikan tanggapan atau pun menanggapi, dan (4) guru

kurang bisa mengatur dan mengelola waktu dalam kegiatan diskusi.

Kelemahan yang ditemukan dari siswa, antara lain: (1) sebagian siswa

belum sepenuhnya menunjukan kesungguhan dan keaktifan dalam mengikuti

pembelajaran; (2) siswa kurang serius dalam kegiatan diskusi. Mereka kurang

memanfaatkan kesempatan diskusi dengan baik. Ketika diskusi berlangsung,

hanya sebagian siswa saja yang tampak aktif dalam bekerja, mengeluarkan

pendapat. Sedangkan beberapa siswa lain terlihat mengobrol dengan temannya,

tidur-tiduran, melamun, dan bahkan ada yang hanya berlari-larian; dan (3)

Page 87: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam menulis paragraf puisi, dapat diketahui

bahwa siswa kurang mampu menuangkan gagasan dalam tulisan puisi dengan

baik. Sehingga, terdapat beberapa tulisan yang belum baik masing kurang dan

susunan kalimatnya pun belum efektif. Selain itu, pemanfaatan potensi kata pun

masih terbatas, penguasaan tatabahasa dan ejaan pun masih dirasa kurang.

Untuk mengatasi beberapa kelemahan yang terjadi di siklus I, perlu

dilaksanakan siklus II. Setelah peneliti berdiskusi dengan guru, akhirnya diperoleh

beberapa solusi yang akan dilakukan oleh guru sebagai langkah perbaikan dalam

siklus I. Solusi tersebut, antara lain: (1) guru harus memonitoring seluruh siswa

dalam mengikuti pembelajaran termasuk memonitoring seluruh kelompok ketika

diskusi berlangsung dengan memberikan pengarahan dan bimbingan, (2) guru

perlu mengadakan pendekatan kepada siswa yang kurang aktif dalam

pembelajaran, (3) guru perlu memberikan reward kepada siswa baik berupa tepuk

tangan, tambahan nilai, atau sekedar pujian agar siswa semangat dan aktif dalam

mengikuiti pembelajaran, dan (4) guru harus lebih sabar dan inovatif dalam

pembelajaran menulis puisi karena mengingat siswa yang masih terbilang anak-

anak dan susah di atur.

Berdasarkan pelaksanaan siklus II, guru telah berhasil mengatasi

kelemahan yang terdapat dalam siklus I. Selain itu, guru juga telah berhasil

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukan

oleh ketercapaian indikator yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru. Berikut

ini adalah indikator-indikator ketercapaian tujuan penelitian, antara lain sebagai

berikut.

1. Siswa aktif selama apersepsi.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together yang

dilaksanakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas V SD Negeri

Mranggen 03 Sukoharjo telah berhasil meningkatkan keaktifan siswa selama

apersepsi.

2. Siswa berminat dan motivasi saat mengikuti kegiatan pembelajaran

Page 88: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Dalam penelitian ini dapat dipaparkan bahwa ketika pratindakan

pembelajaran yang dilakukan di kelas tampak monoton dan membuat siswa

menjadi jenuh dan bosan. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran yang

digunakan guru kurang menarik. Saat pembelajaran guru lebih banyak

memberikan penjelasan yang menitik beratkan pada aspek kognitif dan

keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran pun juga belum tampak,

kemudian dilanjutkan dengan tugas menulis puisi yang hanya berkutat dengan

teori. Dikarenakan kurang bervariasi dan monoton mengakibatkan siswa

kurang bersemangat dan kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Namun setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe learning together

siswa mulai menunjukkan adanya ketertarikan saat mengikuti pembelajaran.

Hal ini dilihat dari kesungguhan siswa saat mengerjakan tugas, antusias dan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Siswa aktif dan perhatian saat guru menyampaikan materi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat

pratindakan, beberapa siswa terlihat kurang fokus pada saat kegiatan

pembelajaran. Selain itu, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga

belum begitu terlihat, karena saat pembelajaran siswa lebih banyak

mendengarkan dan sebagian siswa kurang aktif dalam merespons stimulus

yang diberikan guru. Setelah adanya tindakan melalui penerapan

pembelajatran kooperatif tipe learning together dalam menulis puisi keaktifan

dan perhatian siswa semakin meningkat.

4. Kemampuan siswa dalam menulis puisi

Peningkatan hasil didasarkan pada meningkatnya hasil pekerjaan

siswa dalam menulis deskripsi (jumlah siswa yang dinyatakan telah tuntas

atau nilai 65. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara pascatindakan dengan

guru dan siswa kelas V (2 siswa), semuanya menyatakan penerapan

pembelajaran kooperatif tipe learning together membantu dalam proses

pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo meningkat.

Page 89: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tentang

penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk meningkatkan

keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri Mranggen 03

Sukoharjo dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe

learning together dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil siswa

dalam pembelajaran menulis puisi dengan penilaian yang di indikatori sebagai

berikut

1. Kualitas proses meliputi keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi, minat dan

motivasi siswa selama pembeljaran, dan keaktifan siswa selama guru

memberikan materi.

a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan apersepsi dari siklus

I ke siklus II. Pada siklus I keaktifan siswa sebesar 57,69 % sedangkan

pada siklus II meningkat menjadi 88,46%.

b. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa saat pembelajaran.

Peningkatan minat dan motivasi siswa pada siklus I hingga siklus II. Nilai

siswa bebesar 61,53% untuk siklus I sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 80,76%.

c. Adanya peningkatan keaktifan siswa dan perhatian siswa pada saat guru

memberikan materi. Nilai keaktifan dan perhatian siswasaat guru

memberikan materi pada siklus I sebesar 57,69% sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi 92,30%.

d. Secara keseluruhan, peningkatan nilai keaktifan siswa selama kegiatan

pembelajaran menulis puisi pada siklus I sebesar 69,23 % dan pada siklus

II meningkat menjadi 92,30 %.

Page 90: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

2. Kualitas hasil peningkatan masing-masing indikator yang terdapat dalam

aspek penilaian, yakni sebagai berikut.

a. Pada aspek pengungkapan gagasan/ide, nilai rata-rata siswa mengalami

peningkatan. Pada survai awal nilai rata-rata siswa pada aspek ini adalah

2,73. Pada siklus I meningkat menjadi 2,80. Selanjutnya, pada siklus II

meningkat lagi menjadi 2,92.

b. Pada aspek diksi, nilai rata-rata juga mengalami peningkatan. Pada survai

awal nilai rata-rata aspek ini sebesar 2,46. Sedangkan pada siklus I

mengalami peningkatan rata-rata menjadi 2,69 dan pada siklus II

meningkat menjadi 2,88.

c. Pada aspek rima, nilai rata-rata siswa juga meningkat. Pada survai awal

nilai rata-rata aspek ini sebesar 2,30 kemudian meningkat menjadi 2,61

pada siklus I. Sedangkan, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat

menjadi 2,80.

d. Pada pengembangan isi dengan tema, nilai rata-rata yang diperoleh siswa

pada survai awal sebesar 2,53. Pada siklus I meningkat menjadi 2,80

kemudian pada siklus II meningkat menjadi 3,46.

e. Secara keseluruhan, pada saat survai awal siswa yang memperoleh nilai ≥

65 (KKM) adalah 12 siswa atau sebesar 46,15%. Setelah dilakukan

tindakan, terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I sampai siklus

II. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 17 siswa atau

sebesar 65,38 % dan pada siklus II sebanyak 88,46% atau 23 siswa.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe learning together terbukti dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Faktor yang

menentukan keberhasilan penerapa pembelajaran kooperatif tipe learning together

ini tidak hanya ditentukan oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Akan

tetapi, siswa juga berperan penting di dalamnya. Faktor yang berasal dari guru

menyangkut kemampuan dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,

mengelola kelas, dan memilih model atau strategi pembelajaran yang akan

Page 91: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sedangkan faktor dari

siswa, di antaranya: minat, keaktifan, dan motivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga

harus diupayakan semaksimal mungkin agar kualitas pembelajaran menulis puisi

dapat tercapai.

Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa keberhasilan kegiatan

pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh ketersampaian materi saja, melainkan

penerapan strategi pembelajaran yang tepat juga sangat berpengaruh dalam

menentukan keberhasilan pembelajaran, khususnya menulis puisi. Selain itu,

penelitian ini juga dapat digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah yang

sejenis yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran

membaca dan menulis.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, perlu

dilakukan beberapa langkah untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran

menulis puisi, peneliti mengajukan saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pembelajaran menulis puisi di kelas.

b. Siswa hendaknya lebih aktif bertanya dan berdiskusi guna memperoleh

gagasan atau ide dan menyatukannya dengan gagasan orang lain.

c. Siswa hendaknya rajin berlatih menulis untuk menuangkan ide secara

runtut dan padu guna menghasilkan tulisan yang baik.

d. Siswa hendaknya rajin membaca agar memperluas cakrawala sehingga

memudahkan mereka menuangkan ide dalam tulisan yang baik dan

berbobot.

e. Siswa hendaknya banyak mencari dan membaca contoh-contoh puisi.

2. Bagi Guru

Page 92: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id SURAKARTA commit to user PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER UNTUK

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

a. Guru sebaiknya memilih strategi pembelajaran dan sumber belajar yang

relevan dengan materi menulis puisi agar mendapatkan hasil yang

maksimal.

b. Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti perkembangan strategi

atau pun metode pembelajaran yang inovatif.

c. Guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif,

dan menyenangkan yang dapat mendorong partisipasi aktif siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

d. Guru dapat mengenalkan pembelajaran kooperatif tipe elarning together

sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk

mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah hendakya senantiasa memberikan dorongan kepada para

guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam kegiatan belajar

mengajar.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi berkembangnya penelitian-

penelitian lain yang lebih kreatif dan inovatif, khususnya terhadap

pembelajaran menulis puisi.

b. Bagi peneliti lain diharapkan lebih menjalin hubungan yang harmonis

dengan pihak guru dan sekolah yang akan diajak untuk bekerjasama agar

penelitian yang dilakukan lebih tepat guna dan mampu mengkritisi

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis puisi secara

mendalam.