penerapan ornamen arsitektur cina pada bangunan maha vihara maitreya di medan

12
1 Tulisan ini merupakan tugas akhir mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di program studi Fakultas Teknik Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara Tahun 2015 PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA BANGUNAN MAHA VIHARA MAITREYA DI MEDAN 1 Zeila Azmi Ir. Dwi Lindarto, MT Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan Gedung D Kampus USU, Padang Bulan, Medan [email protected], [email protected] ABSTRACT Arsitektur Cina merupakan salah satu dari berbagai macam gaya arsitektur yang banyak diterapkan di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Hal ini dapat terlihat dari adanya bangunan-bangunan tempat peribadatan (Vihara), rumah tinggal pada kawasan Pecinan serta berbagai macam bangunan public lainnya, termasuk salah satunya adalah Maha Vihara Maitreya di Kota Medan. Bangunan-bangunan ini mengadopsi gaya Arsitektur Cina pada konsep desainnya. Berbagai bangunan dengan gaya Arsitektur Cina menampilkan sesuatu yang khas dengan nuansa yang memiliki ciri arsitektur tersendiri. Adanya ragam hias (ornament) dalam bangunan mengandung makna dan maksud tertentu. Ornamen tersebut bisa berada di dinding, pintu, jendela, atap dan tempat lainnya yang didasarkan pada mitos dan kepercayaan bangsa Cina, yang memberi makna dan arti tersendiri bagi bangunan maupun masyarakat yang ada didalamnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi secara deskriptif jenis, perletakan, bentuk dan makna ornament. Data yang diperlukan didapatkan melalui observasi dan studi dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untu mengidentifikasikan penerapan ornament berdasarkan konsep arsitektur Cina yang ada pada bangunan Vihara dilihat dari penempatan, bentuk serta maknanya. Sedangkan hasil yang dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana ornament-ornamen tersebut diterapkan pada bangunan Maha Vihara Maitreya. Keywords: Vihara, Arsitektur Cina, Ornamen, Maha Vihara Maitreya ABSTRACT Chinese architecture is one of a wide range of architectural styles which are widely applied in Indonesia, especially in the city of Medan. It can be seen from the buildings of places of worship (temple), home stay in Chinatown and various other public buildings, including one of them is Maha Vihara Maitreya in Medan. The buildings have adopted a style of Chinese architecture in the design concept. Various buildings in the style of Chinese architecture displays something typical with shades that have architectural features of its own. Their decoration (ornament) in buildings containing specific meaning and purpose. The ornaments can be in the walls, doors, windows, roof and other places which are based on myths and beliefs of the Chinese nation, which gives meaning and a special meaning for buildings and communities that are inside. The method used is qualitative research conducted by identifying the descriptive by type, placement, form and meaning of each ornament. The necessary data obtained through observation and documentation study. The aim of this study is to identify the application of the ornament by Chinese architectural concepts that exist in the monastery buildings viewed from the placement, shape and meaning. While the results achieved in this research is to find out how the ornaments are applied to buildings Maitreya Maha Vihara. Keywords: Temple, Chinese Architecture, Ornament, Maha Vihara Maitreya

Upload: zeilazmi

Post on 14-Sep-2015

75 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Bidang Arsitektur

TRANSCRIPT

  • 1

    Tulisan ini merupakan tugas akhir mata kuliah Studi Perencanaan Lingkungan Binaan II di program

    studi Fakultas Teknik Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

    PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR CINA PADA BANGUNAN

    MAHA VIHARA MAITREYA DI MEDAN1

    Zeila Azmi

    Ir. Dwi Lindarto, MT

    Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan Gedung D Kampus USU, Padang Bulan, Medan

    [email protected], [email protected]

    ABSTRACT

    Arsitektur Cina merupakan salah satu dari berbagai macam gaya arsitektur yang banyak diterapkan di

    Indonesia, khususnya di Kota Medan. Hal ini dapat terlihat dari adanya bangunan-bangunan tempat

    peribadatan (Vihara), rumah tinggal pada kawasan Pecinan serta berbagai macam bangunan public lainnya,

    termasuk salah satunya adalah Maha Vihara Maitreya di Kota Medan. Bangunan-bangunan ini mengadopsi

    gaya Arsitektur Cina pada konsep desainnya. Berbagai bangunan dengan gaya Arsitektur Cina menampilkan sesuatu yang khas dengan nuansa yang memiliki ciri arsitektur tersendiri. Adanya ragam hias (ornament) dalam

    bangunan mengandung makna dan maksud tertentu. Ornamen tersebut bisa berada di dinding, pintu, jendela,

    atap dan tempat lainnya yang didasarkan pada mitos dan kepercayaan bangsa Cina, yang memberi makna dan

    arti tersendiri bagi bangunan maupun masyarakat yang ada didalamnya. Metode penelitian yang digunakan

    yaitu metode penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi secara deskriptif jenis,

    perletakan, bentuk dan makna ornament. Data yang diperlukan didapatkan melalui observasi dan studi

    dokumentasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untu mengidentifikasikan penerapan ornament berdasarkan konsep

    arsitektur Cina yang ada pada bangunan Vihara dilihat dari penempatan, bentuk serta maknanya. Sedangkan

    hasil yang dicapai pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana ornament-ornamen tersebut

    diterapkan pada bangunan Maha Vihara Maitreya.

    Keywords: Vihara, Arsitektur Cina, Ornamen, Maha Vihara Maitreya

    ABSTRACT

    Chinese architecture is one of a wide range of architectural styles which are widely applied in

    Indonesia, especially in the city of Medan. It can be seen from the buildings of places of worship (temple), home

    stay in Chinatown and various other public buildings, including one of them is Maha Vihara Maitreya in Medan.

    The buildings have adopted a style of Chinese architecture in the design concept. Various buildings in the style

    of Chinese architecture displays something typical with shades that have architectural features of its own. Their

    decoration (ornament) in buildings containing specific meaning and purpose. The ornaments can be in the walls,

    doors, windows, roof and other places which are based on myths and beliefs of the Chinese nation, which gives

    meaning and a special meaning for buildings and communities that are inside. The method used is qualitative research conducted by identifying the descriptive by type, placement, form and meaning of each ornament. The

    necessary data obtained through observation and documentation study. The aim of this study is to identify the

    application of the ornament by Chinese architectural concepts that exist in the monastery buildings viewed from

    the placement, shape and meaning. While the results achieved in this research is to find out how the ornaments

    are applied to buildings Maitreya Maha Vihara.

    Keywords: Temple, Chinese Architecture, Ornament, Maha Vihara Maitreya

  • PENDAHULUAN

    Indonesia yang terkenal dengan beragam macam

    suku dan bangsa membuktikan bahwa Indonesia

    menganut paham Bhinneka Tunggal Ika, yang dimana paham ini mempersatukan kebudayaan

    lokal maupun asing menjadi satu. Perkembangan

    bangsa Cina sekarang ini menjadi salah satu pertumbuhan yang sangat di perhitungkan di

    Indonesia. Arsitektur Cina yang dibawa oleh Bangsa Cina ke Indonesia memperkaya keberagaman bentuk

    dan keindahan arsitektur yang ada di Indonesia,

    hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya

    pembangunan tempat tempat ibadah Bangsa Cina yang sekarang ini tersebar di kota kota besar, salah satunya yaitu bangunan Maha

    Vihara Maitreya di Kota Medan. Vihara yang merupakan salah satu tempat

    beribadah yang banyak dikunjungi di Kota Medan ini menerapkan konsep Arsitektur Cina

    dan memiliki ciri khas ragam hias ornamen yang

    sangat kental dan diterapkan pada bangunannya.

    ORNAMEN PADA ARSITEKTUR CINA

    Vihara Pengertian Vihara seperti yang diuraikan oleh Suwarno T. (1999) dalam Yoyoh (2008) bahwa

    Vihara adalah tempat melakukan segala macam

    bentuk upacara keagamaan menurut keyakinan, kepercayaan dan tradisi agama Buddha, serta

    tempat umat awam melakukan ibadah atau

    sembahyang menurut keyakinan, kepercayaan

    dan tradisi masing-masing baik secara perseorangan maupun berkelompok.

    Fungsi Vihara seperti yang diuraikan dalam Pembangunan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya oleh Yayasan Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya menyatakan bahwa Vihara adalah sebagai tempat singgah atau tempat

    tinggal bagi para bhikku dan sebagai sarana

    ibadah umat Buddha.

    Arsitektur Cina G. Lin didalam bukunya yang berjudul Chinese Architecture (1989) menyatakan bahwa Filosofi arsitektur Cina sangat dipengaruhi oleh filosofi

    kepercayaan dan ajaran Konfusianisme, Taoisme dan Budhisme. Terdapat simbol dan lambang-

    lambang dari bentuk ideal dan keharmonisan

    dalam tatanan masyarakat. Bentuk ideal dan

    keharmonisan dalam masyarakat dapat dilihat

    dari filosofi Tien-Yuan Ti-Fang, konsep Keseimbangan dalam kehidupan diatur dalam

    dualitas Yin dan Yang, hong Shui atau Feng

    Shui.

    Ragam Hias Sebagai Simbol Arsitektur

    Cina Menurut Ling Yu (2001) dalam Sriti,dkk (2008)

    bahwa peletakan ornamen umumnya pada dinding, atap, pilar, dan elemen interior lainnya

    sesuai dengan sifat dan maknanya. Secara umum

    jenis ornamen yang biasa digunakan di Vihara dibagi menjadi tiga, yaitu ornamen hewan,

    tumbuhan dan manusia. Selain ketiga hal

    tersebut, simbol-simbol religi dan meander juga

    digunakan.

    Gambar 1. Ornamen Binatang ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

    Naga Naga atau Lung melambangkan kekuatan dan

    kebaikan, keberanian dan pendirian teguh,

    keberanian dan daya tahan. Makhluk ini

    menunjukkan semangat perubahan, mengembalikan kehidupan.Naga melambangkan

    kekuatan produktif dari alam. ( Lillian

    Too,1995:150).

    Singa Singa melambangkan keadilan dan kejujuran

    hati. Simbol ini biasa diletakkan pada sisi kanan-

    kiri pintu masuk utama sebuah bangunan dan

    dipercaya dapat menjaga bangunan tersebut dari marabahaya. Simbol singa yang banyak

    dijumpai dalam bentuk karya tiga dimensi,

    digambarkan dalam posisi duduk sambil memegang bola (Tatt,1993).

  • Kelelawar Binatang kelelawar biasanya digunakan sebagai

    elemen dekoratif bangunan. Dekorasi yang me-

    nampilkan lima ekor kelelawar melambangkan

    usia senja, kekayaan, kesehatan, cinta kebajikan, dan kematian alami. Semua ini dianggap nasib

    baik yang paling diharapkan semua orang

    (Williams, 1974:34).

    Kili Nilai-nilai yang terkandung pada hewan Kili

    adalah kebahagiaan yang sempurna, panjang

    umur, kemegahan, kebaikan, kelembutan, kemuliaan, kesuburan dan kebijaksanaan.

    Ornamen kili / unicorn sering diterapkan pada

    beberapa furniture, seperti meja, lukisan dan

    terkadang sebagai arca. (Lillian Too,1995:152).

    Harimau Harimau merupakan simbol alami dari

    keagungan, kemuliaan, keberanian dan

    kekuatan. Harimau dilambangkan selalu duduk di depan pintu, sehingga menentukan letak pintu

    depan sebuah bangunan. (Dian, 1999). Gambar harimau yang diletakkan pada dinding

    dan pintu dipercaya mampu mengusir roh jahat. Terkadang harimau diletakkan sebagai elemen

    dekoratif (Tatt, 1993).

    Kuda Kuda merupakan simbol dari kecepatan, keberanian, kekuatan dan juga mere-

    presentasikan kalangan menengah keatas. Sering

    kali makhluk ini digunakan sebagai elemen dekorasi (Tatt, 1993).

    Burung Bangau Burung bangau adalah lambang umum dari

    panjang umur dan seringkali digambarkan

    dibawah pohon pinus, sebagai simbol kehidupan. (Williams, 1974:101-102).

    Ornamen Tumbuhan Menurut Lillian Too dalam bukunya Feng Shui bahwa ornamen tumbuhan juga memiliki jenis yang cukup banyak, antara lain Bunga

    Teratai yang biasa dipakai sebagai lambang

    kesucian dan kesuburan, karena sesuai dengan warnanya yaitu putih. Jenis tumbuhan yang lain

    adalah Bunga Seruni, Botan, dan Plum, ornamen

    ini digunakan untuk melambangkan kekuatan

    dan keteguhan hati dalam menghadapi kehidupan, ornamen ini biasanya digunakan

    pada dinding ,partisi dan untuk dekorasi. Bunga

    Peony, digunakan untuk melambangkan

    perhatian, kasih, kekayaan, dan kehormatan. Bunga Chrysanthemum digunakan untuk

    melambangkan sukacita dan penolakan dari hal-

    hal tidak diinginkan. Pohon Bambu, Cemara digunakan untuk melambangkan umur yang

    panjang, kekuatan, dan keuletan dalam

    menjalani kehidupan. Pohon Pinus digunakan

    untuk melambangkan kekuatan dan tekad.

    Gambar 2. Ornamen Tumbuhan ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

    Ornamen Dewa / Manusia Jenis ornamen manusia yang biasa digunakan

    antara lain Men Sin, yaitu sepasang perwira

    penjaga pintu masuk bernama Cin Siok Poo/Perwira Muka Putih di daun pintu kiri, dan

    Oei Tie Kiong/Perwira Muka Hitam di daun

    pintu kanan; Pat Sian merupakan delapan dewa

    dalam kisah Tang Yu (kisah perjalanan ke Timur) yang dianggap sebagai dewa-dewa

    pelindung profesi pekerjaan. Ornamen ini

    biasanya dipakai pada meja altar atau lukisan di dinding.

    Gambar 3. Ornamen Dewa / Manusia

    ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

    Dalam agama Buddha, dikenal beberapa Buddha

    dengan julukan Bodhisatva, yaitu Boddhisatva Maitreya, Boddhisatva Avalokitesvara (Kwan

  • Im), Boddhisatva Sakyamuni (Shiddarta

    Gautama), Boddhisatva Satyakalama (Guan Yu), dan Boddhisatva Ksitigarbha. Secara

    harafiah, Bodhisattwa dapat diartikan sebagai

    individu (satta) yang tercerahkan (Wikipedia).

    Ornamen Religi / Geometri Simbol-Simbol Religi dan geometri yang biasa digunakan adalah Yin dan Yang dan Pakua

    (Bagua). Yin dan Yang merupakan simbol yang

    dipakai dalam masyarakat Cina karena dianggap mewakili prinsip-prinsip kekuatan di alam.

    Keharmonisan dapat dicapai apabila keduanya

    dalam keadaan yang seimbang (Lingyu, 2001).

    Gambar 4. Ornamen Religi / Geometri ( Sumber : Lillian Too, 1995 )

    Jenis, Perletakan dan Makna Ornamen

    No

    Jenis Letak

    Ornamen

    Makna

    Ornamen

    1. Naga Atap

    Elemen Dekorasi

    Tiang pilar penyangga

    Menjaga keseimbangan

    Kekuatan Kebijaksanaa

    n

    Keberuntungan

    Keadilan Kebaikan Keberanian Pendirian

    teguh Daya tahan

    Kekuatan produktif dari alam

    Gerbang

    Dinding

    Pintu

    Altar

    Monumen batu

    2. Singa Depan pintu masuk

    Jalan masuk

    Keadilan Kejujuran Energy Keberanian

  • 3. Kelelaw

    ar Ornamen

    dekoratif

    Keramik lantai

    Usia senja Kekayaan Kesehatan Cinta Kebajikan Nasib baik Panjang

    umur Kemakmuran Kesehatan Kematian

    alami

    4. Kilin /

    Unikorn Dinding

    Furniture

    Kebahagiaan

    Keberuntungan

    Berkat Kemurahan

    hati Nilai nilai

    kebaikan dan kelembutan

    Panjang umur

    Kemegahan Kemuliaan Kesuburan Kebijaksana

    an

    5. Harimau Depan pintu

    Dinding

    Pintu

    Elemen dekoratif

    Pemimpin tertinggi binatang

    Keagungan Kemuliaan Keberanian Kekuatan. Pelindung Pengusir

    roh jahat

    6. Kuda Dinding

    Ornamen dekoratif

    Kecepatan Keberanian Ketekunan Kebangsawa

    nan Kekuatan Merepresenta

    sikan kalangan menegah atas

    Kegoyahan hidup

    Jalan kehidupan lama ke kehidupan baru

    7.

    Burung

    Bangau

    Dinding

    Pintu

    Panjang

    umur

    Lambang kehidupan

    8. Dewa /

    Manusia Daun pintu

    Altar

    Dinding

    Keharmonisan

    Panjang usia Pelindung Kemakmuran Menggambar

    kan kisah

    para dewa

  • Ornamen dekoratif

    9. Bunga /

    Tumbuh

    an

    Dinding

    Partisi

    Pintu

    Ornamen dekorasi

    Balok penyangga

    Pilar

    Pinggiran atap

    Melambangkan keuletan

    Kesucian Kesuburan Kekuatan Keteguhan

    hati Sukacita Perhatian Kasih sayang Kekayaan Kehormatan Umur

    panjang

    10.

    Religi

    dan

    Geometr

    i

    Dinding

    Partisi

    Dekorasi

    Simbol

    prinsip

    kekuatan

    alam

    Simbol

    tenaga

    Kekuatan

    Tabel 1. Jenis, Perletakan dan Makna Ornamen

    METODE PENELITIAN

    Metode Penelitian Penelitian menggunakan jenis penelitian

    kualitatif yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif mengenai apa saja jenis-jenis

    ornament yang diterapkan pada bangunan yang

    berupa data tertulis. Objek Penelitian Tepat di perbatasan antara Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, terdapat sebuah

    Komplek Perumahan Cemara Asri (terletak di

    wilayah administrative Deli Serdang) dengan luas mencapai 140 hektar.

    Gambar 5. Peta Kota Medan

    ( Sumber : www.wikipedia.com )

  • Gambar 6. Peta Maha Vihara Maitreya ( Sumber : www.googleearth.com )

    Gambar 7. Maha Vihara Maitreya ( Sumber : www.shipsspares.com )

    Pada Komplek Perumahan Cemara Asri inilah

    berdiri sebuah bangunan suci bagi penganut agama Buddha, yang diberi nama Maha Vihara

    Maitreya yang sangat representative, megah dan

    memiliki ciri ornamen arsitektur oriental Cina

    yang khas.

    Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan

    adalah metode penelitian kualitatif. Adapun

    tahapan tahapan Pengumpulan data yang

    dilakukan dengan 2 cara : a. Pengumpulan data Primer :

    Observasi lapangan (survey langsung),

    Sketsa atau menggambar ulang

    Wawancara (depth interview) b. Pengumpulan data Sekunder :

    Studi literature

    Studi penelitian sejenis

    Metode Analisis Data Proses analisis data dilakukan setelah semua

    data terkumpulkan, lalu tahapan selanjutnya

    adalah melakukan pencocokan data dengan cara melihat penerapan ornamen yang ada pada

    bangunan dan membandingkan dengan hasil

    yang ada pada objek penelitian, lalu kemudian

    dapat ditarik kesimpulan.

    PENERAPAN ORNAMEN ARSITEKTUR

    CINA PADA MAHA VIHARA MAITREYA

    MEDAN

    Denah dan Pembagian Ruang Bangunan

    Maha Vihara Maitreya Bangunan Maha Vihara Maitreya merupakan sebuah bangunan dengan konsep arsitektur

    oriental yang kaya akan ornamen hias Cina.

    Gambar 8. Denah Maha Vihara Maitreya

    ( Sumber : Analisa Pneliti )

    Bagian teras merupakan area yang berada paling

    depan pada bangunan Vihara. Setelah memasuki teras, dapat terlihat sebuah area penyembahan

    yang dimana didalamnya terdapat ruang altar

    utama. Pada bagian kanan bangunan terdapat sebuah area bermain dan rekreasi, sedangkan

    pada bagian kiri terdapat sebuah kolam.

    Ornamen Pada Bangunan Vihara Ornamen binatang yang diterapkan pada bangunan Vihara ini hanya terbatas pada Naga,

    Singa, Burung Bangau dan juga Unikorn.

    Pada bagian dinding eksterior, terdapat sebuah ukiran ataupun yang biasa disebut dengan mural

    naga. Pada ukiran ini, terlihat dua ekor naga

    yang saling berhadapan. Jenis naga yang ada pada ukiran ini adalah naga Tian Lung, yang

    dimana pada Vihara ini memiliki makna sebagai

    pelindung tempat suci, sehingga para Dewa yang

    ada didalam Vihara ini terhindar dari bahaya.

    Gambar 9. Ukiran Naga Pada Dinding Eksterior

    ( Sumber : Peneliti )

  • Naga pada ukiran pembatas tangga berasal dari

    jenis naga Pa-hsia, yang pada umumnya hanya diterapkan pada monument sebuah batu. Tetapi

    pada Vihara ini, jenis naga ini diletakkan pada

    pembatas tangga dengan alasan sebagai unsur dekorasi. Naga ini diharapkan dapat membawa

    kemakmuran bagi umat Buddha.

    Gambar 10. Ukiran Naga Pada Pembatas Tangga

    ( Sumber : Peneliti )

    Jenis naga yang ada pada ukiran pintu dan

    berfungsi sebagai dekorasi adalah naga Chih-wen, yang biasanya diletakkan pada bagian atas

    atap sebuah bangunan dan terlihat dua ekor naga

    yang selalu berhadapan. Tetapi pada bangunan

    Vihara ini, ornamen naga Chih-wen diletakkan pada bagian atas pintu dan memiliki arti sebagai

    naga yang maha melihat.

    Gambar 11. Ukiran Naga Sebagai Elemen Dekorasi

    ( Sumber : Peneliti )

    Jenis ornamen naga pada landasan patung qilin ini adalah naga Pa-hsia, dengan bentuk dua ekor

    naga yang saling berhadapan. Naga Pa-hsia

    adalah naga yang sering diletakkan pada sebuah monumen batu. Pada bangunan Vihara ini,

    ukiran naga Pa-hsia juga difungsikan sebagai

    elemen dekorasi.

    Gambar 12. Ukiran Naga Pada Monumen Patung

    ( Sumber : Peneliti )

    Jenis patung naga yang ada pada kolam ini

    adalah naga Li, yaitu merupakan jenis naga yang hidup didalam lautan. Penerapan patung naga

    pada Vihara ini sendiri adalah sebagai lambang

    menuju rezeki yang berkah, seperti mengikuti aliran air yang lancar.

    Gambar 13. Patung Naga Pada Kolam

    ( Sumber : Peneliti )

    Ragam hias naga Chi-wen dijumpai pada bagian tiang pilar penyangga bangunan. Hal ini,

    merupakan salah satu aplikasi simbol naga Chih-

    wen, diukir pada balok penyangga jembatan dan pada atap rumah, untuk menjauhkan bangunan

    dari bahaya kebakaran. Naga sebagai simbol

    kekuatan yang mampu menjaga dan melindungi

    ditempatkan pada bagian pilar sebagai salah satu struktur penopang.

    Pada bangunan Vihara ini, ornamen singa diterapkan dalam bentuk patung yang

    ditempatkan pada bagian sisi kanan dan kiri

    teras depan bangunan. Patung singa pada umumnya digambarkan pada posisi duduk

    sambil memegang bola pada tangan kanannya.

    Penerapan ornamen singa pada bagian depan

    pintu masuk Vihara ini memiliki arti penjaga pintu masuk Vihara, terutama dari setan dan roh

    jahat.

    Gambar 14. Ornamen Patung Singa

    ( Sumber : Peneliti )

    Penerapan ornamen burung bangau pada umumnya terdapat pada ukiran dinding dan

    pintu, dengan posisi berdiri dibawah pohon

    pinus. Tetapi pada bangunan Vihara ini diletakkan sebagai ukiran pembatas tangga dan

    posisi burung bangau terlihat seperti berkumpul

    mencari makanan. Makna dari ornamen ini yaitu

  • setiap umat Buddha harus berusaha dalam

    mencari rezeki dan kesejahteraan.

    Gambar 15. Ornamen Burung Bangau Pada Pembatas

    Tangga ( Sumber : Peneliti )

    Penerapan ornamen burung bangau pada bagian

    landasan pilar ini digambarkan dengan seekor

    burung bangau yang sedang berdiri. Makna dari

    ornamen ini sendiri bagi Vihara ini adalah sebagai lambang panjang umur, dikarenakan

    burung bangau merupakan salah satu hewan

    yang memiliki umur panjang.

    Gambar 16. Ornamen Burung Bangau Pada Pilar

    ( Sumber : Peneliti ) Ukiran ornamen unicorn dapat dijumpai pada

    landasan patung singa, sedangkan elemen

    dekorasi lainnya dapat dijumpai pada tong seserahan yang ditempatkan pada bagian depan

    teras Vihara.

    Gambar 17. Ornamen Unikorn Pada Base Patung Singa

    ( Sumber : Peneliti )

    Ornamen unicorn pada base patung singa

    memiliki arti kemuliaan, oleh karena itu

    diletakkan pada bagian teras depan Vihara ini, yang dimana juga menggambarkan kemuliaan

    Vihara.

    Gambar 18. Ornamen Unikorn Pada Tong Seserahan

    ( Sumber : Peneliti )

    Penerapan ornamen unicorn pada tong seserahan

    melambangkan keberuntungan dan kemurahan

    hati.

    Pada bangunan Vihara ini terdapat berbagai

    makna ornamen tumbuhan. Pada bagian atap, terdapat ornament berupa akar tumbuhan yang

    melambangkan kekuatan. Pada bagian pintu

    terdapat ukiran tumbuhan yang melambangkan kesucian. Sedangkan pada bagian jembatan dan

    pembatas kolam terdapat juga ukiran tumbuhan

    yang berupa tumbuhan teratai, yang

    melambangkan keteguhan hati. Bunga teratai ini juga digunakan sebagai tempat duduk Dewa saat

    bertapa dilaut.

    Gambar 19. Ornamen Tumbuhan Pada Bangunan

    ( Sumber : Peneliti )

    Pada bangunan Vihara ini, penerapan ornamen

    Geometri diterapkan dalam bentuk yang

    beraneka ragam. Pada bagian bawah patung singa, terdapat landasan (base) yang berbentuk

    persegi empat dan memiliki ornamen geometri

    yang membentuk suatu pola tertentu. Bentuk

    ornamen ini terdiri dari bentukan empat persegi yang tersusun dan membentuk suatu pola

    tertentu. Ornamen ini berfungsi sebagai elemen

    dekorasi dan menggambarkan keseimbangan alam.

  • Gambar 20. Ornamen Geometri Pada Base Patung

    ( Sumber : Peneliti )

    Ornamen geometri pada pintu berbentuk pola-pola tertentu yang saling menyatu dan

    membentuk sebuah persegi panjang. Ukiran-

    ukiran geometri yang ada pada daun pintu berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara

    dan juga sebagai celah pencahayaan. Sedangkan

    makna dari pola geometri ini sendiri adalah melambangkan keseimbangan.

    Gambar 21. Ornamen Geometri Pada Pintu

    ( Sumber : Peneliti )

    Ornamen Dewa pada bangunan ini yaitu berupa

    patung Dewa Buddha Sakyamuni, Bodhisatva

    Avalokitesvara, dan Bodhisatva Satyakalama. Ketiga jenis patung ini terletak pada altar utama

    Vihara. Selain itu terdapat pula patung Dewi

    Kwan Im yang terletak pada area kolam, patung Pratima Buddha Maitreya yang terletak pada

    teras Vihara, dan juga ukiran-ukiran kisah hidup

    para Dewa yang diterapkan pada dinding ruang

    altar.

    Gambar 22. Ornamen Dewa / Manusia Pada Bangunan ( Sumber : Peneliti )

    ANALISA DAN PEMBAHASAN

    Analisa Perubahan Perletakan, Bentuk

    dan Makna Ornamen Pada beberapa jenis ornamen, terdapat perubahan yang dapat dilihat dari segi

    perletakan, bentuk maupun makna.

    Tabel 2. Perubahan Perletakan, Bentuk dan Makna Ornamen

    Analisa Ornamen Naga Pada ornamen naga, terjadi perubahan pada segi

    perletakan dan juga makna ornament. Ornamen naga yang ada pada bangunan Vihara ini

    diletakkan pada pembatas tangga dan bagian atas

    ukiran pintu. Pada pembatas tangga, terdapat ukiran jenis Naga Pa-hsia yang seharusnya

    hanya diletakkan pada monument sebuah batu.

  • Namun pada Vihara ini diletakkan sebagai

    ukiran pembatas tangga.

    Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen naga

    Pa-hsia diletakkan pada pembatas tangga dikarenakan naga Pa-hsia memiliki bentuk yang

    berliku-liku sehingga sangat cocok dijadikan

    elemen dekorasi.

    Selain pada pembatas tangga, perubahan

    perletakan ornamen naga juga dapat terlihat pada

    ukiran atas pintu. Jenis naga yang ada pada ukiran ini adalah naga Chih-Wen, yang

    seharusnya diletakkan pada bagian atap.

    Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen naga Chih-Wen diletakkan pada bagian atas pintu

    dikarenakan naga Chih-Wen merupakan naga

    yang maha melihat, sehingga lebih baik diletakkan pada bagian atas pintu sehingga dapat

    melihat seluruh umat yang masuk.

    Perubahan makna juga terjadi pada ornamen ini,

    yaitu naga Chih-Wen yang seharusnya memiliki

    makna sebagai pencegah kebakaran, namun pada

    Vihara ini berubah menjadi naga yang maha melihat, oleh karena itu diletakkan diatas pintu.

    Analisa Ornamen Burung Bangau Pada ornamen burung bangau terjadi perubahan

    dari segi perletakan, bentuk dan juga makna.

    Dari segi perletakan, ornamen burung bangau seharusnya diletakkan pada ukiran dinding dan

    pintu, namun pada Vihara ini diletakkan pada

    pembatas tangga dan juga landasan pilar.

    Alasan mengapa ornamen ini diletakkan pada

    pembatas tangga adalah dikarenakan pada pembatas tangga bangunan Vihara ini terdapat

    berbagai jenis ornamen, yaitu ornamen

    tumbuhan, geometri dan juga binatang. Sehingga

    sebagai pelengkap ornament binatang, maka digunakanlah ornamen burung bangau. Hal ini

    dikarenakan burung bangau merupakan salah

    satu binatang yang paling dikenal dalam budaya Cina.

    Selain pada pembatas tangga, ornamen ini juga

    diletakkan pada landasan pilar. Alasan perubahan dari penempatan ornamen ini adalah

    dikarenakan pada zaman sekarang, burung

    bangau dianggap sebagai burung yang memiliki kekuatan karena memiliki umur yang panjang.

    Oleh karena itu ditempatkan pada landasan pilar,

    yang dimana pilar juga memiliki arti kekuatan

    sebagai penahan bangunan.

    Perubahan bentuk dan makna dari ornamen

    burung bangau dapat terlihat pada ukiran

    pembatas tangga. Seharusnya burung bangau memiliki bentuk dengan posisi berdiri dibawah

    pohon, tetapi pada Vihara ini posisi burung

    bangau terlihat seperti berkumpul mencari

    makan. Alasan adanya perubahan bentuk dan makna dari ornamen burung bangau ini adalah

    dikarenakan pada zaman sekarang, burung

    bangau tidak lagi hanya dianggap sebagai hewan dengan symbol umur panjang, tetapi juga

    symbol dari pencapaian rezeki yang makmur dan

    kesejahteraan.

    Analisa Ornamen Tumbuhan Pada ornamen tumbuhan, terjadi perubahan dari segi perletakan. Ornamen tumbuhan seharusnya

    diletakkan pada dinding, partisi, pintu, balok

    penyangga, pilar, pinggiran atap dan juga

    sebagai elemen dekorasi. Namun pada bangunan Vihara ini diletakkan sebagai ornamen pada

    atap.

    Alasan mengapa pada Vihara ini ornamen

    tumbuhan diletakkan pada atap, adalah

    dikarenakan bangunan Vihara ini mengadopsi konsep modern pada desainnya, sehingga tidak

    harus meletakkan ornamen naga yang biasanya

    selalu menjadi ciri khas pada atap Vihara.

    Makna dari ornamen ini adalah bahwa akar tumbuhan yang diletakkan sebagai dekorasi atap

    memiliki makna kekuatan.

    Analisa Ornamen Geometri Pada ornamen geometri, terjadi perubahan dari

    segi makna. Ornamen geometri yang biasanya difungsikan sebagai elemen dekorasi memiliki

    makna kekuatan, symbol tenaga dan juga

    symbol prinsip kekuatan alam. Tetapi, pada bangunan Vihara ini, symbol geometri memiliki

    makna keseimbangan.

    Alasan mengapa terjadinya perubahan makna ini

    adalah dikarenakan pada bangunan Vihara ini symbol geometri dianggap sebagai symbol yang

    terdiri dari bentukan yang kaku, simetri dan

    saling berhubungan. Hal inilah yang menyebabkannya memiliki arti yang berbeda,

    yaitu sebagai symbol dari keseimbangan.

  • Analisa Ornamen Yang Tidak

    Diterapkan Beberapa jenis ornamen yang tidak diterapkan

    pada bangunan Maha Vihara Maitreya adalah ornamen kelelawar, ornamen harimau dan

    ornamen kuda. Hal ini dikarenakan ornamen-

    ornamen ini memiliki symbol dan makna yang sama dengan beberapa ornamen yang telah

    diterapkan.

    Hal ini terjadi pada jenis ornamen kelelawar yang dianggap memiliki kesamaan makna

    dengan ornamen burung bangau, yaitu makna

    umur panjang. Ornamen harimau yang memiliki kesamaan makna dengan ornamen naga dan

    singa, yaitu makna kekuatan dan pengusir roh

    jahat. Dan juga ornamen kuda yang memiliki

    kesamaan makna dengan ornamen unicorn, yaitu makna kemuliaan bagi umat.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

    bangunan Maha Vihara Maitreya menerapkan

    konsep ornamen Arsitektur Cina. Beberapa jenis ornamen yang diterapkan yaitu ornamen hewan

    yang terdiri dari ornamen naga, ornamen singa,

    ornamen burung bangau dan ornamen unicorn. Selain itu terdapat juga ornamen tumbuhan,

    ornamen geometri dan juga ornamen Dewa /

    manusia.

    Beberapa jenis ornamen ini telah mengalami

    perubahan yang ditinjau dari segi perletakan,

    bentuk maupun maknanya, seperti ornamen naga, ornamen burung bangau, ornamen

    tumbuhan dan ornament geometri.

    Selain mengalami beberapa perubahan, terdapat

    juga beberapa jenis ornamen yang tidak

    diterapkan pada bangunan vihara ini. Jenis

    ornamen tersebut antara lain ornament kelelawar, ornamen harimau dan ornamen kuda.

    Tidak diterapkannya jenis-jenis ornamen ini

    pada bangunan Maha Vihara Maitreya adalah dikarenakan ornamen-ornamen ini memiliki

    symbol dan makna yang sama dengan beberapa

    ornamen yang telah diterapkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dalidjo, D, Mulyadi (1982). Pengenalan Ragam

    Hias. Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan. Danna Marjono, Suyatno Drs (1975).

    Pendidikan Seni Rupa. Jakarta : Pustaka

    Antara. Laurence, G Liu (1989). Chinese Architecture.

    London : Academy Editions.

    Ling Yu, Feng (2001). A Glimpse Of The Chinese Culture. Beijing : China

    Intercontinental Press.

    Masruroh, Yoyoh (2008). Makna Dan Tata Cara

    Bhakti-Puja Dalam Ajaran Buddha Maitreya (Studi Kasus di Vihara

    Maitreyawira Angke Jelambar Jakarta

    Barat). Skripsi Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah, Jakarta.

    Syahputra, dkk (2001). Keluhuran Sebuah

    Vihara. Cahaya Maitri no.26 Jakarta : DPP MAPANBUMI.

    Too, Lillian (1995). Feng Shui. Jakarta : PT.

    Elex Media Komputindo. William, C.A.S. (2006). Chinese Symbolism And

    Art Motifs. Singapore : Tuttle

    Publishing.