penerapan integral

25
1 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kalkulus adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret takterhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer. Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika. Aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan percepatan, kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari kalkulus integral meliputi perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier. Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan dan filsuf berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi, terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang kemudian berhasil memecahkan paradoks tersebut.

Upload: kristolingga

Post on 19-Oct-2015

1.128 views

Category:

Documents


74 download

DESCRIPTION

Kalkulus

TRANSCRIPT

  • 1 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Kalkulus adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan

    deret takterhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana

    geometri adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai

    pengerjaan untuk memecahkan persamaan serta aplikasinya. Kalkulus memiliki

    aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat

    memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar

    elementer.

    Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus integral

    yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah

    pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang khusus

    mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.

    Aplikasi kalkulus diferensial meliputi perhitungan kecepatan dan percepatan,

    kemiringan suatu kurva, dan optimalisasi. Aplikasi dari kalkulus integral meliputi

    perhitungan luas, volume, panjang busur, pusat massa, kerja, dan tekanan. Aplikasi

    lebih jauh meliputi deret pangkat dan deret Fourier.

    Kalkulus juga digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci mengenai

    ruang, waktu, dan gerak. Selama berabad-abad, para matematikawan dan filsuf

    berusaha memecahkan paradoks yang meliputi pembagian bilangan dengan nol

    ataupun jumlah dari deret takterhingga. Seorang filsuf Yunani kuno memberikan

    beberapa contoh terkenal seperti paradoks Zeno. Kalkulus memberikan solusi,

    terutama di bidang limit dan deret takterhingga, yang kemudian berhasil

    memecahkan paradoks tersebut.

  • 2 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    2. Rumusan masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah tugas akhir ini

    yaitu persoalan-persoalan yang berkaitan dengan ilmu matematika khususnya

    kalkulus yang berhubungan dengan aplikasi integral.

    Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah seputar

    penggunaan ilmu-ilmu kalkulus, terutama penggunaan integral, pada bidang fisika

    dan bidang lainnya.

    3. Manfaat dan Tujuan

    Adapun manfaat dan tujuan penulis dalam menulis makalah tugas akhir ini adalah:

    a.manfaat

    1. untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang kalkulus khususnya

    dalam pengaplikasian integaral yang telah didapat dari perkuliahan dengan keadaan

    ang sebenarnya.

    2. untuk memperoleh keterampilan yang baru sekaligus mengembangkan

    pengetahuan, wawasan serta cara berpikir.

    3. mengembangkan wawasan penulis yang dipelajari selama semester II ini

    terhadap mata kuliah kalkulus II.

    4. sebagai sarana untuk bahan pelajaran pendukung dalam penerapan ilmu

    kalkulus seperti integral.

    5. sebagai bahan acuan dalam penyusunan Tugas Akhir mata kuliah kalkulus

    II.

  • 3 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    b.tujuan

    Penulisan makalah Aplikasi Integral pada Bidang Lain ini bertujuan untuk

    mengetahui sampai sejauh mana kemampuan penulis dalam menganalisis suatu

    masalah serta kemampuan dalam mempertanggungjawabkan bagaimana cara

    mengatasi masalah tersebut khususnya dalam penggunaan integral seperti

    menentukan titik berat suatu benda, usaha, integral dalam fluida dan penerapan

    integaral lainnya.

    Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan juga agar dapat menambah

    pengetahuan kita dalam bidang kalkulus serta pengaplikasiannya ke dalam

    kehidupan sehari-hari.

  • 4 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1. TITIK BERAT (CENSTROIDS)

    MOMEN MT SUATU LUASAN BIDANG, terhadap suatu garis T ialah hasil kali luas dengan jarak langsung titik berat ke garis itu.

    Untuk suatu luasan bidang A yang mempunyai titik berat yx, dan momen-momennya Mx dan My terhadap sumbu-x dan sumbu-y,

    yMxA dan xMyA

    Misal:

    Tentukan titik berat daerah di kuadran I yang dibatasi oleh parabola 24 xy

    Titik berat persegi panjang yang didekati ialah

    yx

    2

    1,

    Penyelesaian :

    2

    0

    yA dy = 2

    0

    24 x dx = 3

    16

    2

    02

    1yyM x dy =

    2

    0

    2242

    1x dx =

    15

    128

    2

    0

    yxM y dx = 2

    0

    24 xx dx = 4

    Maka 4

    3

    A

    Mx

    y,

    5

    8

    A

    My x , dan koordinat titik berat

    5

    8,

    4

    3

    CONTOH

    Cari titik berat daerah di kuadran I yang dibatasi oleh parabola 2xy dan garis xy

    .

    Titik berat persegi panjang yang didekati ialah

    2

    2

    1, xxx .

    Penyelesaian :

    1

    0

    2 )( xxA dx = 6

    1

    1

    0

    22

    2

    1xxxxM x dx =

    15

    1

    1

    0

    2xxxM y dx = 12

    1

  • 5 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Maka 2

    1

    A

    Mx

    y,

    5

    2

    A

    My x , dan koordinat titik berat

    5

    2,

    2

    1

    2. PUSAT MASSA BATANG

  • 6 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Tentukan pusat massa batang yang panjangnya 9 satuan dan rapat massanya di setiap

    titik yang jaraknya x satuan dari ujung kiri batang adalah xxx 23 2

    Penyelesaian

  • 7 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    3. PUSAT MASSA KEPING DATAR

    Hasil tadi akan menghasilkan koordinat-koordinat titik berat yx, yaitu

    m

    Mx

    y

    m

    My x

    Faktor saling menghilangkan ( konstan dalam pengintegralan ) sehingga :

    b

    a

    b

    a

    dxxgxf

    dxxgxfx

    x

    b

    a

    b

    a

    dxxgxf

    dxxgxfx

    y

    22

    2

    1

    CONTOH

    Tentukan pusat massa daerah yang dibatasi oleh 3xy dan xy

  • 8 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Penyelesaian

    4. USAHA ( WORK )

    Dalam fisika kita tahu bahwa apabila benda bergerak sejauh d sepanjang suatu garis, sedangkan ada gaya F yang ki=onstan yang menggerakkan benda itu dengan arah

    yang sama dengan gerak benda tersebut, maka kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi

    adalah

    dFW Rumus ini menyatakan pula bahwa

    Kerja = (gaya). (jarak)

    Hanya saja dalam praktek pada umumnya gaya itu ridak konstan. Andaikan benda

    digerakkan sepanjang sumbu x dari titik x = a ke titik x = b. Andaikan gaya yang

    menggerakkan benda yang berada di x adalah F(x) dengan F sebuah fungsi yang

    kontinu. Untuk memecahkan persoalan ini, kita menggunakan lagi metode potong-

    potong, aproksimasi, integralkan. Dalam hal ini, kita harus mengartikan potong-

    potong sebagai mempartisikan selang ba, menjadi selang-selang bagian, aproksimasi di sisi berarti bahwa pada selang xxx , ; gaya adalah konstan dengan nilai F(x) sehingga kerja yang dilakukan adalah xxF )( , integralkan berarti

    jumlahkan semua kerja pada masing-masing x dan kemudian ditarik limitnya

    dengan membuat x menuju nol.

  • 9 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Dengan demikian dapatlah kita simpulkan kerja yang dilakukan untuk menggerakkan

    benda dari a ke b adalah

    APLIKASI PADA PEGAS Dengan menggunakan hukum Hooke yang berlaku dalam fisika, gaya F(x) yang diperlukan untuk menarik (atau menekan) pegas

    sejauh x satuan dari keadaan alami adalah

    kxxF )(

    Di sini, k konstanta dan disebut konstanta pegas, k adalah positif dan tergantung

    dari sifat-sifat fifis pegas itu. Makin pegas makin besar k.

    CONTOH Apabila panjang alami pegas adalah 10 inci dan apabila diperlukan gaya 3 pon

    untuk menarik dan menahannya sejauh 2 inci, tentukan kerja yang diperlukan

    untuk menarik pegas itu sejauh 15 inci dari keadaan alami.

    Penyelesaian

    Menurut hukum Hooke gaya )(xF yang diperlukan untuk menarik pegas sejauh x

    inci adalah kxxF )( . Untuk menghitung konstanta k pada pegas khusus ini, kita

    lihat bahwa 3)2( F . Jadi 32 k , atau 2

    3k , dan selanjutnya

    xxF2

    3)(

  • 10 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Apabila pegas dalam keadaan alami sepanjang 10 inci, 0x ; apabila pegas

    panjangnya 15 inci, 5x . Sehingga kerja yang diperlukan untuk menarik pegas itu adalah

    5

    02

    3xW dx = 75,18

    4

    75

    22

    35

    0

    2

    x inci-pon

    5. Termodinamika

    1.usaha

    Jika suatu sistem gas melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem mempunyai (VB >

    VA), yang berarti V=VB VA bertanda positif, maka usaha (w) bertanda positif dan sebaliknya, ketika lingkungan melakukan usaha pada sisitem memampat ( VA VB) bertanda negatif, maka usaha bertanda negatif. Usaha pada proses termodinamika dapat ditentukan

    dengan:

    = = ( ) (proses isobarik)

    Dengan:

    p=tekanan tetap (N/m2)

    VB=volum akhir (m3)

    Va=volum awal (m3)

    W=usaha (joule)

    Jika grafik tekanan (p) terhadap Volum (V) diketahui, maka usaha pada proses dapat

    ditentukan dari luas kurva dibawah kurva p = f (V)

    2. proses isotermik

    Proses isotermik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Pada proses ini

    berlaku persamaan:

    = =

    =

    =

    2

    1

    = In V2 nRT In V1

    = InV2V1

    Dengan:

    V2= volum akhir

    V1= volum awal

    Untuk gas ideal monoatomik berlaku hubungan:

    =3

    2 (2 1)

    =3

    2(22 11)

  • 11 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    6. GAYA CAIRAN (FLUIDA)

    Perhatikan tangki yang tampak pada Gambar 2. Ia diisi dengan fluida dengan kepadatan setinggi h . Maka gaya pada sebuah persegi panjang-panjang datar dengan luas A yang terletak di dasar tangki, sama dengan berat kolam cairan yang

    terletak tepat di atas persegi panjang itu (Gambar 1), yaitu

    hAF

    Menurut Pascal, tekanan (= gaya pada tiap satuan luas) dari cairan sama besarnya dari

    arah mana pun. Jadi tekanan pada semua titik sebuah permukaan sama besarnya, tidak

    peduli apakah permukaan itu datar, tegak atau miring, asalkan titik-titik yang

    bersangkutan berada pada kedalaman yang sama. Khususnya gaya pada tiga persegi

    panjang dalam Gambar 2 kira-kira sama. Aproksimasi inilah yang memungkinkan kita

    untuk menghitung gaya keseluruhan pada salah satu sisi tangki.

    CONTOH Pandang salah satu tepi tegak dari tangki berbentuk seperti tampak pada Gambar 3.

    Andaikan tangki diisi dengan air ( = 62,4 pon per kaki kubik) dengan kedalaman 5 kaki. Hitunglah gaya total yang bekerja pada tepi tersebut.

    Penyelesaian

    Gambarlah system koordinat pada tepi tangki itu seperti tampak pada Gambar 4.

    Perhatikan bahwa kemiringan sisi kanan adalah 3, sehingga persamaannya adalah 3,

    sehingga persamaannya adalah 830 xy atau 83

    1 yx . Gaya pada sebuah

    persegi panjang datar pada kedalaman y5 adalah hampir sama dengan

    yyyhA )83

    1)(5( .

  • 12 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    yyyF

    )8

    3

    15

    5

    0

    83

    15 dyyyF

    5

    0

    5

    0

    322

    9

    1

    6

    1940

    3

    1

    3

    1940 yyydyyyF

    66379

    125

    6

    4752004,62

    pon

    7. KESETARAAN MASSA DAN ENERGI

    Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya pada benda sama dengan selisih energi kinetik benda

    itu. Hubungan paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus adalah

    mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan secara langsung dari defenisi

    energi kinetik (Ek)dari suatu benda yang bergerak dapat dinyatakan sebagai:

    =

    Dalam hubungan dengan gaya, usaha (W) dapat dinyatakan dengan =

    0, sehingga

    =

    0

    Dengan F menyatakan komponen gaya yang bekerja dalam arah perpindahan ,serta ds dan s

    menyatakan jarak yang ditempuh.Dengan memakai bentuk relativistik hukum gerak kedua

    diperoleh

    =()

    Sehingga rumusan energi kinetik menjadi:

    = ()

    0

    =

    =

    = =

    =

    1 2

    2

    1 2

    2

    0

    Misalkan 2 = 1 2

    2 , maka v dv =-c

    2 x dx, maka

  • 13 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    =

    2

    1 2

    2

    2

    2

    =

    2

    1 2

    2

    + 2 1

    2

    2

    =

    2

    1 2

    2

    2

    = 2

    2

    = ()2

    Hasil ini menyatakan bahwa energi kinetik suatu benda sama dengan pertambahan massanya

    (akibat gerak relatifnya ) dikalikan dengan kuadrat kelajuan cahaya.Persamaan dapat juga

    ditulis

    2 = 2

    Einstein berpendapat bahwa energi total benda ketika bergerak dengan kecepatan v adalah

    mc2, sedangkan m0c

    2 adalah energi total benda ketika diam dan Ek adalah energi kinetik

    benda. Untuk munyingkat penulisan, biasanya hubungan energi benda yang diam dan benda

    yang bergerak dalam teori relativitas dapat dinyatakan dengan persamaan dengan persamaan

    berikut ini.

    = CONTOH

    Berapakah energi total, energi kinetik dan momentum sebuah proton (m0c2=938MeV) yang

    bergerak dengan kecepatanv=0,6c?

    Penyelesaian:

    a. E =m0c

    2

    1v 2

    c 2

    =938MeV

    1 0,6c 2

    c 2

    =938

    0,64= 1172,5MeV

    = 1172 ,5106 1,602

    1019

    = 1,878 1010

    b. Enegi kinetiknya: Ek=E-moc2

    Ek=(1172,5-938)meV=234,5MeV

    c. Momentumnya

    mo=938

    2=

    938106 (1,61019 )

    3108 2

    =1,73x10-27

    kg

    Sehingga: =0

    12

    2

    = 1,731027 (3108 )

    1(0,6)2

    2

    = 3,98 1019

  • 14 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    8. PELURUHAN RADIOAKTIF (DESINTEGRASI)

    Peluruhan terjadi secara spontan dan tidak dapat dikontrol serta dipengaruhi oleh persamaan

    kimia dan fisika seperti pengaruh suhu dan tekanan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

    kemampuan suatu unsur untuk meluruhkan berbeda-beda. Ada unsur yang dalam waktu

    singkat semua intinya meluruh,dan ada pula yang meluruh dengan lambat.

    Contonya,sejumlah besar inti atom N dari suatu radioisotop yang meluruh melancarkan

    partikel partikel dan serta diikuti pemancaran . Jumlah rata rata atom belururbanding (dN) yang akan meluruh dalam waktu dt adalahs dengan jumlah atom N

    sehingga dapat diberikan dalam persamaan.

    =

    =

    0

    0

    In N

    N0 = t

    Sehingga,

    N = N0et

    Dengan

    N =jumlah atom radioaktif setelah meluruh selama t

    N0 =jumlah atom radioaktif sebelum meluruh

    E =bilangan asli (eurel)= 2,71828

    =konstanta peluruhan t =waktu paruh

    Hubungan N dengan t pada proses peluruhan inti radioaktif dapat dinyatakan dalam grafik

    berikut ini:

    Pada peristiwa peluruhan inti radioaktif, waktu yang diperlukan untuk inti radioaktif untuk

    meluruh sehingga jumlah atomnya setengah jumlah atom mula-mula disebut waktu

    paruh(t1/2). Waktu paruh pada peristiwa peluruhan radioaktif dapat ditentukan dengan

    persamaan berikut:

    N = N0et

    1

    2 N0 = N0e

    t12

    1

    2=

    1

    et1

    2

    In 2 = t12

    Karena In 2=0,693, maka

    12=

    In 2

    =0.693

    Dengan:

    t1/2=waktu paruh

    CONTOH

    Hitung tetapan peluruhan dari partikel pengion yang memiliki waktu paruh 4 tahun?

    Penyelesaian:

    Diketahui: t1/2=4 tahun

  • 15 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Dengan menggunakan persamaan: 12

    = 0,693

    , diperoleh

    =0,693

    12

    =0,693

    4=

    0,17

    Jadi, tetapan peluruhan adalah 0,17

    9. KINEMATIKA

    Menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan

    Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui maka kecepatan v dapat ditentukan dengan

    teknik integrasi.

    =

    =

    Integralkan kedua ruas, maka kita peroleh:

    =

    0

    0

    =

    = +

    Dengan 0 adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada t=0).(catatan hasil tidak perlu diberi konstanta.)

    Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu X saja atau sumbu Y saja), persamaan persamaannya

    persis seperti persamaan diatas, hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor

    kecepatan diwakili oleh tanda positif atau negatif.

    = +

    Menentukan Posisi dari fungsi kecepatan

    Jika komponen-komponen kecepatan sebagai fungsi waktu diketahui maka posisi horizontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat ditentukan dari persamaan

    pengintegralan:

    =

    =

    0

    0

    0 =

    = 0 +

    =

    =

    0

    0

  • 16 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    0 =

    = 0 +

    =

    3

    2

    =

    2

    1

    3

    2

    CONTOH

    Misalkan = 62 + 12 8 adalah fungsi percepatan pada garis koordinat titik x, dengan t dalam detik dan a dalam m/s

    2. Tentukan persamaan kecepatan =

    1 2 dan persamaan posisi = 2 8 Penyelesaian:

    = 62 + 12 8 = 0 + ()

    = 0 + 62 + 12 8 ; 0=0 maka

    = 62 + 12 8

    = 23 + 62 8 + 1 = 2(1)3 + 6(1)2 8 1 + 2 = 2 + 6 8 + = 2 Sehingga persamaan kecepatannya adalah:

    = 23 + 62 8 + 2

    = 0 +

    = 0 + (23 + 62 8 + 2) ; 0 = , maka

    = (23 + 62 8 + 2)

    =1

    24 + 23 42 + 2 +

    2 =1

    2 2 4 + 2 2 3 4 2 2 +

    8 = 8 + 16 16 + = 0 Sehingga persamaan posisinya adalah:

    =1

    24 + 23 42 + 2

  • 17 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    10. DALAM BIDANG EKONOMI

    fungsi biaya

    Contoh kasus:

    Biaya marjinal suatu perusahaan ditunjukkan oleh MC = 3Q2 - 6Q + 4. Carilah persamaan

    biaya total dan biaya rata-ratanya.

    fungsi penerimaan

    Contoh kasus:

    Carilah persamaan penerimaan total dan penerimaan rata-rata dari suatu perusahaan jika

    penerimaan marjinalnya MR = 16 4Q

    fungsi utilitas

    Contoh kasus:

    Carilah persamaan utilitas total dari seorang konsumen jika utilitas marjinalnya MU = 90 10Q

    fungsi produksi

    Contoh kasus:

    Produk marjinal sebuah perusahaan dicerminkan oleh MP = 18x 3x2 . carilah persamaa produk total dan produk rata-ratanya.

    fungsi konsumsi dan tabungan

    Contoh kasus:

    carilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan masyarakat sebuah negara jika diketahui

    outonomous consumption-nya sebesar 30 milyar dan MPC = 0,8.

    Pendekatan integral tak tentu dapat diterapkan untuk mencari persamaan fungsi total dari

    suatu variabel ekonomi apabila fungsi marjinalnya diketahui. Karena fungsi marjinal pada

    dasarnya merupakan turunan dari fungsi total, maka dengan proses sebaliknya, yakni

    integrasi, dapatlah dicari fungsi asal dari fungsi tersebut atau fungsi totalnya.

    1. Fungsi biaya

    Biaya total C = f(Q)

    Biaya marjinal : MC = C1 = dC/dQ = f1 (Q)

    Biaya total tak lain adalah integrasi dari niaya marjinal

    C = MC dQ = f1 (Q) dQ

    Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:

    Biya total : C = MCdQ = (3Q2 - 6Q + 4.) dQ = Q3 - 3Q2 + 4Q + k

    Biaya rata-rata : C/Q = Q3 - 3Q2 + 4Q + k/Q

    Konstanta k tak lain adalah biaya tetap. Jika diketahui biaya tetap tersebut adalah 4, maka:

    C = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4

    AC = Q3 - 3Q2 + 4Q + 4/Q

    2. Fungsi Penerimaan

    Penerimaan total : R = f(Q)

  • 18 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Penerimaan marjinal : MR = R1 = dR/dQ = f1 (Q)

    Penerimaan total tak lain adalah integral dari penerimaan marjinal

    R = MR dQ = f1 (Q) Dq

    Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:

    Penerimaan total : R = MR dQ = (16 4Q) dQ = 16Q 2Q2 Penerimaan rata-rata : AR = R/Q = 16 2Q Dalam persamaan penerimaan total konstanta k = 0, sebab penerimaan tidak akan ada jika tak

    ada barang yang dihasilkan atau terjual.

    3. Fungsi Utilitas

    Utilitas total : U = f(Q)

    Utilitas marjinal : MU = U1 = dU/dQ = f1 (Q)

    Utilitas total tak lain adalah integral dari utilitas marjinal

    U = MU dQ = f1 (Q) dQ

    Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:

    Utilitas total: U = MU dQ = (90 10Q) dQ = 90Q 5Q2 Seperti halnya produk total dan penerimaan total, disinipun konstanta k = 0, sebab tak ada

    kepuasan atau utilitas yang diperoleh seseorang jika tak ada barang yang dikonsumsi.

    4. Fungsi Produksi

    Produsi total :P = f(x) dimana.

    P = keluaran; x = masukan

    Produk marjinal : MP = P1 = dP/dX = f1 (x)

    Produk total tak lain adalah integral dari produk marjinal

    P = MPdX = f1 (x) Dx Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:

    Produk total : P = MPdX = (18x 3x2 ) dX = 9x2 x3 Produk rata-rata : AP = p/x = 9x x2

    5. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

    Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyataka fungsional terhadap

    pendapatan nasional (Y).

    C = f(Y) = a + By

    MPC = C 1 = dC/dY = f 1 (Y) = b

    Karena Y = C + S, maka

    S = g(y) = -a + (1 b) Y MPS = S1 = dS/dY = g 1 (Y) = (1 b) Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi da tabungan masing-masing adalah integral dari

    marginal propensity to consume dan marginal propensity to save.

  • 19 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    C = MPC dY = F(Y) + k k a S = MPS dY = G(Y) + k k -a

    Konstanta k pada fungsi produksi da fungsi tabungan masing-masing adalah outonomous

    consumption dan outonomous saving.

    Penyelesaian dari masalah yang tersebut diatas:

    C = MPC dY = 0,8 Y + 30 milyar. S = MPS dY = 0,2 Y 30 milyar. Atau S = Y C = Y (0,8 Y 30 milyar) = 0,2Y 30 milyar.

  • 20 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    BAB III

    KESIMPULAN

    Integral tentu dapat diterapkan pada bidang lain. Misalnya pada bidang fisika. Pada bidang

    fisika, integral tentu dapat digunakan pada :

    Titik berat

    Pusat massa batang

    Pusat massa keping datar

    Usaha

    Termodinamika

    Gaya cairan ( fluida )

    Kesetaraan massa dan energi

    Peluruhan radioaktif (disentegrasi)

    Kinematika

    Penerapan dalam bidang ekonomi

    Pada pembahasan titik berat: untuk suatu luasan bidang A yang mempunyai titik berat (

    , ) dan momen-momennya Mx

    dan My terhadap sumbu-x dan sumbu-y

    A =

    =

    Pada pusat massa batang : Massa batang , momen massa batang terhadap titik O , dan titik pusat massa batang

    didefenisikan sebagai berikut.

    Massa : M =

    n

    i

    L

    iiP

    dxxxcLim1 0

    0)()(

    Momen massa terhadap titik O :

    n

    i

    L

    iiiP

    o dxxxxccLimM1 0

    0)()(

    Titik pusat massa :

    L

    L

    o

    dxx

    dxxx

    M

    Mx

    0

    0

    )(

    )(

    Pada pusat massa keping datar :

    =

    ()

    =

    ()

  • 21 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Pada pembahasan usaha: apabila benda bergerak sejauh d sepanjang suatu garis, sedangkan ada gaya F yang constant

    yang menggerakkan benda itu dengan arah yang sama dengan gerak benda tersebut, maka

    kerja W yang dilakukan oleh gaya tadi adalah:

    W = F.d

    Dimana penggunaan integralnya :

    W =

    Pada pembahasan termodinamika Jika suatu sistem gas melakukan usaha pada lingkungan sehingga sistem mempunyai (VB >

    VA), yang berarti V=VB VA bertanda positif, maka usaha (w) bertanda positif dan sebaliknya, ketika lingkungan melakukan usaha pada sisitem memampat ( VA VB) bertanda negatif, maka usaha bertanda negatif. Usaha pada proses termodinamika dapat ditentukan

    dengan:

    = = ( ) Dimana penggunaan integralnya: =

    =

    =

    =

    =

    =

    Pada pembahasan gaya cairan ( fluida): apabila suatu tangki diisi dengan fluida dengan kepadatan setinggi h. maka gaya pada sebuah persegi panjang datar dengan luas A yang terletak didasar tangki sama dengan berat

    kolam cairan yang terletak tepat diatas persegi panjang itu yaitu :

    F = Dimana penggunaan integralnya : .. .

    F =

    Pada pembahasan kesetaraan massa dan energi Usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya pada benda sama dengan selisih energi kinetik benda

    itu. Hubungan paling terkenal yang diperoleh Einstein dari postulat relativitas khusus adalah

    mengenai massa dan energi. Hubungannya dapat diturunkan secara langsung dari defenisi

    energi kinetik (Ek)dari suatu benda yang bergerak dapat dinyatakan sebagai:

    =

    Dalam hubungan dengan gaya, usaha (W) dapat dinyatakan dengan =

    0, sehingga

    =

    0

    Dimana penggunaan integralnya:

    = ()

    0

    =

    =

  • 22 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    = =

    =

    1 2

    2

    1 2

    2

    0

    Misalkan 2 = 1 2

    2 , maka v dv =-c

    2 x dx, maka

    =

    2

    1 2

    2

    2

    2

    =

    2

    1 2

    2

    + 2 1

    2

    2

    =

    2

    1 2

    2

    2

    = 2

    2

    = ()2

    2 = 2

    = Pada pembahasan peluruhan radioaktif (disentegrasi) Peluruhan terjadi secara spontan dan tidak dapat dikontrol serta dipengaruhi oleh persamaan

    kimia dan fisika seperti pengaruh suhu dan tekanan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa

    kemampuan suatu unsur untuk meluruhkan berbeda-beda. Ada unsur yang dalam waktu

    singkat semua intinya meluruh,dan ada pula yang meluruh dengan lambat.

    Contonya,sejumlah besar inti atom N dari suatu radioisotop yang meluruh melancarkan

    partikel partikel dan serta diikuti pemancaran . Jumlah rata rata atom belururbanding (dN) yang akan meluruh dalam waktu dt adalahs dengan jumlah atom N

    sehingga dapat diberikan dalam persamaan.

    =

    =

    0

    0

    In N

    N0 = t

    Sehingga,

    N = N0et

    1

    2 N0 = N0e

    t12

    1

    2=

    1

    e t1

    2

    In 2 = t12

    Karena In 2=0,693, maka

    12=

    In 2

    =0.693

  • 23 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    Pada pembahasan dalam kinematika

    Menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan

    Jika percepatan a sebagai fungsi waktu t diketahui maka kecepatan v dapat ditentukan dengan

    teknik integrasi.

    =

    =

    Integralkan kedua ruas, maka kita peroleh:

    =

    0

    0

    =

    = +

    Dengan 0 adalah vektor kecepatan awal (kecepatan pada t=0).(catatan hasil tidak perlu diberi konstanta.)

    Untuk gerak satu dimensi (pada sumbu X saja atau sumbu Y saja), persamaan persamaannya

    persis seperti persamaan diatas, hanya huruf tebal diganti huruf miring. Ini karena arah vektor

    kecepatan diwakili oleh tanda positif atau negatif.

    = +

    Menentukan Posisi dari fungsi kecepatan

    Jika komponen-komponen kecepatan sebagai fungsi waktu diketahui maka posisi horizontal x dan posisi vertikal y dari partikel dapat ditentukan dari persamaan

    pengintegralan:

    =

    =

    0

    0

    0 =

    = 0 +

    =

    =

    0

    0

    0 =

    = 0 +

  • 24 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    =

    3

    2

    =

    2

    1

    3

    2

    Penerapan dalam bidang ekonomi

    1. Fungsi biaya

    Biaya total C = f(Q)

    Biaya marjinal : MC = C1 = dC/dQ = f1 (Q)

    Biaya total tak lain adalah integrasi dari niaya marjinal

    C = MC dQ = f1 (Q) dQ

    2. Fungsi Penerimaan

    Penerimaan total : R = f(Q)

    Penerimaan marjinal : MR = R1 = dR/dQ = f1 (Q)

    Penerimaan total tak lain adalah integral dari penerimaan marjinal

    R = MR dQ = f1 (Q) Dq

    3. Fungsi Utilitas

    Utilitas total : U = f(Q)

    Utilitas marjinal : MU = U1 = dU/dQ = f1 (Q)

    Utilitas total tak lain adalah integral dari utilitas marjinal

    U = MU dQ = f1 (Q) dQ

    4. Fungsi Produksi

    Produsi total :P = f(x) dimana.

    P = keluaran; x = masukan

    Produk marjinal : MP = P1 = dP/dX = f1 (x)

    Produk total tak lain adalah integral dari produk marjinal

    P = MPdX = f1 (x) Dx

    5. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

    Dalam ekonomi makro, konsumsi (C) dan tabungan (S) dinyataka fungsional terhadap

    pendapatan nasional (Y).

    C = f(Y) = a + By

    MPC = C 1 = dC/dY = f 1 (Y) = b

    Karena Y = C + S, maka

    S = g(y) = -a + (1 b) Y MPS = S1 = dS/dY = g 1 (Y) = (1 b) Berdasarkan kaidah integrasi, konsumsi da tabungan masing-masing adalah integral dari

    marginal propensity to consume dan marginal propensity to save.

    C = MPC dY = F(Y) + k k a S = MPS dY = G(Y) + k k -a

  • 25 APLIKASI INTEGRAL PADA BIDANG LAIN

    DAFTAR PUSTAKA

    Martono, Koko. 1999. Kalkulus. Bandung: Erlangga

    Purcell, E.J. 1995. Kalkulus dan Geometri Analitik (terjemahan I.N Susila, dkk).

    Jilid I, edisi V. Jakarta: Erlangga

    Schaum. 1985. Kalkulus. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

    Serway,A.L. dan Faughn,J.S.1999.College Physics,USA: Harcourt Brace

    College Publisher

    Tim Dosen Matematika. 2010. Kalkulus II. Medan: FMIPA UNIMED

    Tripler,P.A.1998.Fisikauntuk sains dan teknik jilid

    1(terjemahan).Jakarta:Penerbit Erlangga