penelitian sejarah (museum geologi bandung)

16
PENELITIAN SEJARAH MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Disusun oleh : Kiromil Baroroh (19) X IIS 1 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PRINGSEWU

Upload: kiromil-baroroh

Post on 11-Jan-2016

257 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Museum Geologi Bandung

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

PENELITIAN SEJARAH

MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Disusun oleh :

Kiromil Baroroh (19)

X IIS 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS

NEGERI 1 PRINGSEWU

2014

Page 2: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulisan penelitian sejarah ini dapat diselesaikan dengan baik.Penulisan penelitian sejarah ini disusun untuk memenuhi tugas

Sejarah sekaligus untuk menambah wawasan pembaca.Akhir kata, penulis berharap penulisan

penelitian sejarah ini dapat bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

Penulis

Kiromil Baroroh

2

Page 3: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

Daftar Isi

Kata Pengantar.....................................................................................2

Daftar Isi..............................................................................................3

BAB I : Pendahuluan...........................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan............................................................................4

1.4 Metode Penelitian...........................................................................4

BAB II : Pembahasan..........................................................................5

2.1 Latar Belakang Museum Geologi Bandung..................................5

2.2 Sejarah Museum Geologi Bandung dari masa ke masa................5

2.3 Perkembangan Museum Geologi Bandung...................................7

BAB III : Peran dan Fungsi Museum Geologi....................................8

3.1 Peranan Museum Geologi dibidang Pendidikan...........................8

3.2 Fungsi Museum Geologi................................................................8

BAB IV : Penutup................................................................................9

4.1 Kesimpulan....................................................................................9

4.2 Saran...............................................................................................9

Daftar Pustaka

Lampiran

3

Page 4: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Bandung Jawa Barat yaitu Museum Geologi.

            Bandung adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam yang cukup melimpah, serta memiliki banyak tempat- tempat bersejarah, salah satunya adalah Museum Geologi.Di museum ini banyak sekali peninggalan-peninggalan zaman purba kala yang sangat bermanfaat. “Paris Van Java” adalah sebutan bagi kota Bandung karena diibaratkan sebagai parisnya Indonesia. Keindahan pemandangan alam serta bangunan-bangunan bersejarah dikota bandung sangat memikat para wisatawan untuk mengunjunginya dan banyak nilai manfaat yang positif.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan laporan penelitian ini, penulis merumuskan masalah yang membutuhkan pemikiran lebih lanjut, masalah yang dimaksud adalah :

1.   Bagaimana latar belakang, sejarah, dan proses perkembangan Museum Geologi Bandung?

2.   Apa peran dan fungsi Museum Geologi Bandung dibidang pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan melihat benda-benda temuan prasejarah dan lain-lain berupa replika maupun asli.

2.  Untuk menambah pengetahuan mengenai benda bersejarah dan mengajak masyarakat untuk melestarikan dan mengenal benda-benda bersejarah yang ada di Meseum Geologi Bandung.

3. Untuk mendorong motivasi penulis untuk mengembangkan ilmu dengan mencari pengetahuan tentang benda-benda bersejarah.

1.4 Metode Penelitian

1. Browsing internet.

4

Page 5: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LATAR BELAKANG MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Museum Geologi Bandung didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Sebagai sebuah monumen bersejarah, museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada dibawah perlindungan pemerintah. Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia dan berfungsi pula sebagai sarana pendidikan, penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.

Gedung museum geologi yang terletak di Jalan Diponegoro 57 Bandung, museum ini ada di dalam Organisasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi , Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi. Bangunan gedung yang arsitekturnya dirancang oleh Menalda Van Schoulven Burg (arsitek Belanda) dan dibangun oleh kontraktor Lim A Goh dari Bandung. Pembangunannya memakan waktu selama sebelas bulan dengan tenaga kerja sebanyak 300 orang.

Tujuan utama pembangunan museum geologi yaitu untuk mendokumentasikan dan memperagakan benda peraga geologi hasil kegiatan kerja dilapangan dan di laboratorium semuanya dalam bentuk batuan, mineral dan fosil, dilengkapi dengan foto, bagan, peta ilustrasi dan beberapa model untuk memberikan gambaran lebih jelas.

Fungsi museum geologi lebih dititik beratkan kegunaannya dalam pengembangan pendidikan dan penelitian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu sesudah mengalami pembaharuan dalam tata pameran dan peragaan, para pengunjung yang masih awam pada ilmu, kegiatan dan hasil kerja geologi, dapat memahaminya di museum. Untuk peragaannya museum geologi dilengkapi dengan perangkat elektronik, mekanik, pemandu dan pembimbing.

2.2   SEJARAH MUSEUM GEOLOGI BANDUNG DARI MASA KE MASA

1.      Masa Penjajahan Belanda

            Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst Van Het

5

Page 6: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst Van Den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan Sumber Daya Mineral.

Hasil penyelidikan yang berupa contoh contoh batuan, mineral, fosil, laporan, dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.

2.      Masa Penjajahan Jepang

            Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa kependudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen(termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.

3.      Masa Kemerdekaan

            Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada di bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen- dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Tahun 1950 kembali ke Bandung. Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut,

6

Page 7: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952- 1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang. Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu,yaitu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

2.3 PERKEMBANGAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

Sistem peragaan Museum Geologi sampai tahun 1990-an tidak mengalami perubahan berarti. Dilain pihak, jumlah pengunjung Museum terus meningkat, sebagian besar terdiri dari pelajar dan mahasiswa yang memerlukan informasi untuk menambah pengetahuan ilmu mereka tentang bumi.

Sejak tahun 1993 telah dimulai upaya pengembangan Museum Geologi dalam rangka memenuhi kebutuhan para pengunjung tersebut melalui proyek kerjasama antar pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang. Tahun 1998 Museum Geologi mulai direnovasi. Dalam proyek ini pemerintah Indonesia menyusun skenario dan desain peragaan, memperbaiki interior gedung, dan melengkapi fasilitasnya seperti, sanitasi, sistem pemadam kebakaran, dll. Sedangkan pemerintah Jepang menyumbangkan berbagi peralatan untuk sistem dokumentasi, sistem peragaan, reparasi koleksi edukasi peralatan dan riset. Saat ini Museum Geologi memiliki tidak kurang dari 250.000 koleksi batuan dan mineral, sekitar 60.000 koleksi fosil,dan masih banyak lagi. Koleksi tersebut disimpan di dalam ruang dokumentasi koleksi dan diperagakan di ruang peragaan. Museum Geologi juga mempunyai fasilitas edukasi lainnya atau ruang auditorium untuk pemutaran film bagi pengunjung yang datang secara rombongan.

Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi di lingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).

7

Page 8: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

BAB III

PERAN DAN FUNGSI MUSEUM GEOLOGI

3.1 PERANAN MUSEUM GEOLOGI DIBIDANG PENDIDIKAN

Pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolahan melainkan langsung keberbagai tempat yang bersejarah. Misalnya Museum Geologi dengan diadakan kunjungan langsung ke objek dapat menarik minat siswa untuk mengenal dan mempelajari nilai-nilai sejarah yang ada di Indonesia. Di Museum Geologi ini banyak fosil-fosil peningggalan zaman Purbakala, batu-batuan yang sangat langka dan berharga seperti mas, batu bara Kristal dan lain-lain. Serta barbgai ilmu perubhan gejolak yang terjadi di bumi dalam tiap waktu lamanya. Dengan ini para Siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kegeologian.

3.2 FUNGSI MUSEUM GEOLOGI

1) Sebagai sumber pendidikan

Siswa dapat mempelajari dari pengetahuan tentang berbagai fosil,seperti Fosil Dinosaurus,Gajah, dan ilmu tentang kegeologian. Macam-macam fosil binatang zaman purba juga dapat di temui di Museum Geologi.

2) Sebagai tempat wisata

Para wisatawan dapat berwisata ke Museum Geologi. Selain untuk berwisata para pengunjung juga dapat mempelajari berbagai macam peninggalan barsejarah.

 

8

Page 9: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian sejarah di atas adalah kita bisa mengetahui sejarah peradaban dunia, pengetahuan IPTEK, pengetahuan Geologi, pengetahuan matematika, tempat – tempat wisata menarik, tempat – tempat perbelanjaan melalui kunjungan ketempat yang kita inginkan. Ataupun kita bisa membaca tempat – tempat wisata tersebut melalui perkembangan tekhnologi seperti internet. Kita juga dapat mengetahui siapa para penemu – penemu sejarah peradaban didunia.

4.2. SARAN

1.    Ketika kita melihat berbagai sejarah peradaban dunia jangan pernah kita merusaknya.

2.    Kita harus memberdayakan tempat – tempat wisata dan janganlah membuat kerusakan pada tempat – tempat wisata tersebut.

4.    Jika kita ingin menjadi seoran ilmuwan seperti para penemu – penemu dan pembuat sesuatu yang kini sebagian dari penemuannya diletakan di beberapa Museum, haruslah kita giat belajar, mencari pengalaman dibidang tertentu.

9

Page 10: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

DAFTAR PUSAKA

1. http://www.id.wikipedia.org/wiki/Museum_Geologi_Bandung

2. http://artha-harianja.blogspot.com

3. travel.kompas.com

4. http://blogging.co.id/sejarah-museum-geologi-bandung

5. http://articles-by-me.blogspot.com/2014/02/sejarah-museum-geologi-di-bandung.html

10

Page 11: Penelitian Sejarah (Museum Geologi Bandung)

LAMPIRAN

11