penddk estetika

43
Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ilahi Rabbi, karena hany dengan Rahmatnya lah kita dapat melakukan segala aktivitas kita karena tidak ada satu pun yang luput dari kekuasaannya. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah, Muhammad saw motivator sejati, guru, syaikh, ayah bagi ummatnya, karena beliaulah kita kuat berada dijalan Islam ini. Shalawat beriring salam juga semoga selalu tercurah bagi keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga yaumil akhir. Salah satu peta kehidupan yang ditinggalkan Rasulullah adalah Al Qur’an di dalamnya terkandung lengkap makna dan petunjuk untuk mengarungi kehidupan. Semua tuntunan ada di dalamnya. Pada matakuliah Tafsir Kontekstual inilah kita dapat memperdalam pengetahuan tentang ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya berhenti di pengetahuan akan tetapi selanjutnya dapat mengejawantah ke dalam sanubari kita sehingga kita benar-benar menjadi muslim yang kaffah. Pada bahasan kelompok kami, kami akan membahas tentang pendidikan estetika didalam Al-Qur’an. Mulai dari seni hingga sastra yang tersirat maupun tersuarat didalam Al-Qur’an. Karena inilah kitab ilmu pengetahuan yang tidak akan habis- habisnya untuk dikaji. Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami Prof. Dr. Salman Harun yang telah membimbing kami dan juga kepada semua pihak yang telah membantu kami Kelompok 13/Biologi IV B Page 1

Upload: zakariya-ahmad

Post on 23-Oct-2015

75 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ilahi Rabbi, karena hany

dengan Rahmatnya lah kita dapat melakukan segala aktivitas kita karena tidak ada satu pun

yang luput dari kekuasaannya. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada

baginda Rasulullah, Muhammad saw motivator sejati, guru, syaikh, ayah bagi ummatnya,

karena beliaulah kita kuat berada dijalan Islam ini. Shalawat beriring salam juga semoga

selalu tercurah bagi keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga yaumil akhir.

Salah satu peta kehidupan yang ditinggalkan Rasulullah adalah Al Qur’an di

dalamnya terkandung lengkap makna dan petunjuk untuk mengarungi kehidupan. Semua

tuntunan ada di dalamnya. Pada matakuliah Tafsir Kontekstual inilah kita dapat

memperdalam pengetahuan tentang ayat-ayat Al-Qur’an tidak hanya berhenti di pengetahuan

akan tetapi selanjutnya dapat mengejawantah ke dalam sanubari kita sehingga kita benar-

benar menjadi muslim yang kaffah.

Pada bahasan kelompok kami, kami akan membahas tentang pendidikan estetika

didalam Al-Qur’an. Mulai dari seni hingga sastra yang tersirat maupun tersuarat didalam Al-

Qur’an. Karena inilah kitab ilmu pengetahuan yang tidak akan habis-habisnya untuk dikaji.

Terakhir kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami Prof. Dr.

Salman Harun yang telah membimbing kami dan juga kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami memohon ampun kepada Allah atas

segala khilaf yang kami lakukan, krtik dan saran yang membangun sangat kami nantikan dari

berbagai pihak.

J

akarta, 7 Juni 2011

Tim Penyusun

Kelompok 13/Biologi IV B Page 1

Page 2: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan 3

A. Latar Belakang 3

B. Tujuan Pembuatan Makalah 4

C. Metode Pembuatan Makalah 4

Bab II Pembahasan 5

A. Pendidikan Estetika 5

B. Pandangan Islam Tentang Seni 6

1. Pandangan Islam Tentang Seni 6

2. Dasar Seni Islam 7

3. Nilai-nilai Seni dan Estetika dalam Al qur’an 8

4. Allah Menganugrahkan Keindahan 9

5. Dekorasi 10

C. Ayat-ayat Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Pendidikan Estetika 18

1. QS. Al-Araf : 26 18

2. QS. Fushshilat (41) : 12 24

3. QS. Yusuf (12) : 111 28

Daftar Pustaka 30

Kelompok 13/Biologi IV B Page 2

Page 3: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam, seni dan estetika sangat erat hubungannya. Sifat dinamik ajaran Islam

memperbolehkan umatnya menghayati keindahan dalam pelbagai bidang tidak hanya

seni saja. Seperti yang kita bahas pada bab sebelumnya, Islam meletakkan

pengaruhnya pada setiap cabang seni, bahkan ikut menentukan arah perkembangan

seni dunia. Seni Islam yang banyak mengandung unsur sakral meletakkan nilai

estetika islam sebagai estetika suci yang dekat hubungannya dengan sifat-sifat Allah.

Jika jiwa seni adalah rasa adanya keindahan, maka Al Qur'an menggugah dan

menegaskannya dalam berbagai topic. Dengan kekuatan dia mengarahkan pandangan

kepada hukum "kebaikan" atau "keindahan" yang dititipkan Allah kepada segala

sesuatu yang diciptakan agar manusia memandang kepada hukum "manfaat" atau

"kegunaan"-nya. Al quran juga mengatur manusia bagaimana menikmati keindahan

atau perhiasan dan memanfaatkannya .

Allah SWT berfirman dalam bentuk penganugrahan binatang ternak

“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang

menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebagiannya kamu makan.”

(QS. An Nahl [16]: 5).

Ini memperingatkan adanya manfaat dan kegunaan. Selanjutnya Allah berfirman

“Dan kamu menikmati pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya

kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.”

(QS.An Nahl [16]: 6).

Ayat ini memperingatkan sisi keindahan, yaitu mengarahkan pandangan kita

kepada oknum Allah yang sangat indah yang tidak pernah ada tangan seorang

Kelompok 13/Biologi IV B Page 3

Page 4: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

makhluk senimanpun mampu melukisnya, melainkan dilukis oleh tangan Sang

Pencipta Yang Maha Suci.

Orang yang melanglangbuana menelusuri dunia Al Qur'an tentu mengetahui

dengan jelas bahwa Al Qur'an hendak menanamkan di akal dan hati orang mukmin

yang tersebar di seluruh bagian dunia dari atas, bawah, dan sekitarnya. Yakni

keindahan langit, bumi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. Jika Islam mengajak

merasakan dan mencintai keindahan maka cara mengunkapkan rasa dan cinta

keindahan itu telah diatur dengan cara yang indah pula, di dalam makalah ini sendiri

saya akan mamaparkan tentang hukum Islam dalam pembuatan gambar dan

pembuatnya.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui esensi pendidikan

estetika dalam kehidupan manusia dan sebagai salah satu bentuk pemenuhan tugas

perkuliahan Tafsir Kontekstual.

C. Metode pembuatan Makalah

Metode penyusunan makalah ini adalah dengan melakukan studi pustaka pada

buku-buku dan sumber informasi lain yang terkait dengan pendidikan estetika untuk

kemudian disusun dalam bentuk makalah.

BAB II

Kelompok 13/Biologi IV B Page 4

Page 5: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Estetika

Istilah aesthetic, dipopulerkan oleh Baumgarten pada pertengahan abad ke-18

untuk menyatakan sesuatu yang berkaitan dengan keindahan. Hingga sekarang ini,

makna tersebut masih bertahan. Sesuatu yang estetik bermakna sesuatu yang indah.

Karena seni secara tradisional dihubungkan dengan keindahan, maka seni pun

berkaitan erat dengan istilah estetik. Ringkasnya seni bersifat estetik.

Dalam buku Estetika Islam oleh Oliver Leaman menyebutkan tiga argumen

kuat yang menentang penggunaan seni dalam budaya islam yaitu, penggambaran

visual yang kreatif berakibat pada dikuasainya akal pikiran, pemusatan pada

gambaran yang menghambat pemahaman hakikat segala sesuatu, dan yang terakhir

yaitu bahwa nabi mencela segala bentuk pemberhalaan. Hal tersebut menjelaskan

bahwa seni dan estetika islam sangat menghargai dan memikirkan tentang hubungan

kreatifitas otak manusia dengan moralitas untuk menghasilkan karya yang indah, suci

dan bisa dihargai sebagai karya seni yang sebenarnya.

Seni dalam Islam bisa diartikan sebagai sebuah upaya untuk menuturkan

kebesaran Ilahi yang mengungkapkan pelbagai aspek kehidupan terutama esensi

ketauhidan karena segala sesuatu melantunkan puji-pujian bagi yang Esa. Dapat

disimpulkan bahwa kejamakan pada akhirnya dapat direduksi menjadi ke-Esaan.

Beberapa hal yang menyangkut tentang gambaran dunia yang disajikan Al

Quran dan pengaruhnya terhadap estetika, khususnya karya sastra, musik dan seni

rupa salah satunya menjelaskan bahwa dalam Al Quran dinyatakan alam semesta,

juga pribadi manusia, di mana ayat-ayat-Nya terbentang, diumpamakan sebagai kitab

agung atau sebuah karya sestra yang ditulis oleh Sang Pencipta dengan kalam-Nya di

atas lembaran terpelihara. Berdasarkan pandangan tersebut, para sufi memberikan

pendapatnya mengenai fungsi seni yaitu, seni adalah pembawa nikmat mencapai

keadaan jiwa yang damai dan menyatu dengan keabadian yang abadi. Seni juga

sebagai pembebasan jiwa dari alam benda melalui sesuatu yang berasal dari alam

benda itu sendiri. Fungsi seni yang lain yaitu sebagai penyucian diri dari

pemberhalaan terhadap bentuk-bentuk itu sendiri. Fungsi keempat yaitu untuk

menyampaikan hikmah, yaitu kearifan yang menbantu kita bersifat adil dan benar

Kelompok 13/Biologi IV B Page 5

Page 6: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

terhadap Tuhan. Seni juga berfungsi sebagai sarana efektif untuk menyebarkan

gagasan pengetahuan, informasi yang berguna bagi kehidupan seperti pengetahuan

dan informasi yang berkenaan dengan sejarah, geografi,hokum, undang-undang, adab,

pemerintahan, politik, ekonomi, dan gagasan keagamaan. Fungsi yang terakhir yaitu,

karya seni juga merupakan cara untuk menyampaikan puji-pujian kepada yang Maha

Esa.

Dalam hadist Rasulullah menyebutkan Allah itu Indah dan menyukai

keindahan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa estetika juga ada dan berpengaruh

penting dalam islam dan seni.

B. Pandangan Islam Tentang Seni

Pandangan Islam Tentang Seni

Sebenarnya, bagaimana pandangan Islam tentang seni? Seni merupakan

ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah

pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak

manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.

Allah berfirman:

“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana

Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?”

(QS.Qaaf [50]: 6).

Allah juga mengajak manusia untuk melihat dari perspektif keindahan,

bagaimana buah-buahan yang menggantung di pohon dan bagaimana pula buah-

buahan itu dimatangkan. Jika manusia memerhatikan dan menikmati dengan

pandangan yang indah, saat arak-arakan binatang ternak saat masuk ke kandang, juga

saat dilepaskan ke tempat penggembalaan, sesungguhnya pada peristiwa itu ada unsur

keindahannya. Ajakan-ajakan kepada manusia tersebut menunjukkan, pada dasarnya

manusia dianugerahi Allah potensi untuk menikmati dan mengekspresikan keindahan.

Seni merupakan fitrah dan naluri alami manusia. Kemampuan ini yang membedakan

manusia dengan makhluk yang lain. Karena itu, mustahil bila Allah melarang manusia

untuk melakukan kegiatan berkesenian.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 6

Page 7: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Nabi Muhammad Saw sangat menghargai keindahan. Suatu ketika dikisahkan,

Nabi menerima hadiah berupa pakaian yang bersulam benang emas, lalu beliau

mengenakannya dan kemudian naik ke mimbar. Namun tanpa menyampaikan sesuatu

apapun, Beliau turun kembali. Para sahabat sedemikian kagum dengan baju itu,

sampai mereka memegang dan merabanya. Nabi Saw bersabda: “Apakah kalian

mengagumi baju ini?” Mereka berkata, “Kami sama sekali belum pernah melihat

pakaian yang lebih indah dari ini.” Nabi bersabda: “Sesungguhnya saputangan Sa’ad

bin Mu’adz di surga jauh lebih indah daripada yang kalian lihat.” [M Quraish Shihab,

Wawasan Al-Qur’an].

Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga menuliskan bahwa: “Siapa yang

tidak berkesan hatinya di musim bunga dengan kembang-kembangnya, atau oleh alat

musik dan getaran nadanya, maka fitrahnya telah mengidap penyakit parah yang sulit

diobati.”

Dasar Seni Islam

Seni yang didasarkan pada nilai-nilai Islam [agama/ketuhanan] inilah yang

menjadi pembeda antara seni Islam dengan ragam seni yang lain. Titus Burckhardt,

seorang peneliti berkebangsaan Swiss-Jerman mengatakan, “Seni Islam sepanjang

ruang dan waktu, memiliki identitas dan esensi yang satu. Kesatuan ini bisa jelas

disaksikan. Seni Islam memperoleh hakekat dan estetikanya dari suatu filosofi yang

transendental.” Ia menambahkan, para seniman muslim meyakini bahwa hakekat

keindahan bukan bersumber dari sang pencipta seni. Namun, keindahan karya seni

diukur dari sejauh mana karya seni tersebut bisa harmonis dan serasi dengan alam

semesta. Dengan begitu, para seniman muslim memunyai makna dan tujuan seni yang

luhur dan sakral. Apakah seni Islam harus berbicara tentang Islam? Sayyid Quthb

dengan tegas menjawab tidak. Kesenian Islam tak harus berbicara tentang Islam. Ia

tak harus berupa nasehat langsung atau anjuran berbuat kebajikan, bukan juga

penampilan abstrak tentang aqidah. Tetapi seni yang Islami adalah seni yang

menggambarkan wujud dengan ‘bahasa’ yang indah serta sesuai dengan fitrah

manusia. Kesenian Islam membawa manusia kepada pertemuan yang sempurna antara

keindahan dan kebenaran.

Ajaran Islam menganjurkan adanya keindahan dan kecantikan dalam segala

hal. Keindahan tersebut tidak terbatas hanya dalam amalan-amalan reliji dan akhlaqul

karimah yang dicerminkan orang muslim, namun hal di luar itu juga dintuntut

Kelompok 13/Biologi IV B Page 7

Page 8: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

mencerminkan keelokan. Salah satunya adalah keindahan seni yang bernuansa Islami.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah pernah bersabda:

الله الجمال جميل إن يحب

“Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan” (HR Muslim).

Seni Islami merupakan kreasi dan inovasi yang dapat memperkaya keindahan dan

keelokan dalam Islam itu sendiri.

Nilai-Nilai Estetika dan Seni di Dalam Al-Qur`an

Sudah menjadi hukum alam, jiwa manusia cenderung untuk mendapatkan

kesenangan dari benda-benda yang indah dan cantik. Namun, kecenderungan

mewujudkan dalam dirinya berkembang sesuai dengan keyakinan agama serta

kearifan masing-masing manusia.

Meyakini bahwa Allah adalah pencipta segala keindahan, manusia beriman

akan merasa sangat bahagia mendapatkan kecantikan ini dan berupaya sebaik

mungkin untuk mensyukuri kemahakuasaan dan keelokan ciptaan-Nya. Kerinduan

mereka akan surga menunjang kemampuan untuk menikmati kecantikan. Terlebih

lagi, dengan menekuni penggambaran Al-Qur`an tentang siksaan neraka dan

membandingkannya akan membantu manusia beriman mensyukuri nilai-nilai estetika,

yang memberikan rasa suka cita pada jiwa mereka.

Ayat-ayat Al-Qur`an yang berkaitan dengan surga juga berperan sebagai

bimbingan bagi makhluk beriman, karena ayat-ayat itu menguraikan nilai-nilai

estetika dan kecantikan yang Allah sudah pilihkan untuk mereka. Inilah bentuk-

bentuk kecantikan dan estetika yang menyenangkan Allah. Lebih dari itu, Dia sudah

berjanji untuk memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya dengan kemolekan

semacamnya kelak di surga. Dalam cahaya tanda-tanda inilah, orang-orang beriman

coba menciptakan satu lingkungan seperti yang digambarkan terdapat di surga, untuk

mereka nikmati sendiri di dunia ini, sehingga dengan demikian memperoleh pola

hidup yang ditandai dengan melimpahnya keindahan.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 8

Page 9: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Allah Menganugerahkan Keindahan

Salah satu anugerah Allah kepada orang-orang beriman di dunia ini adalah

barang-barang perhiasan. Allah menciptakan emas dan perak untuk dijadikan

perhiasan, mutiara, bahan-bahan pakaian indah bernilai, dan banyak benda lainnya

yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, semuanya untuk menghibur dan menyenangkan

manusia. Keindahan yang akan Allah anugerahkan di surga kepada hamba-hamba-

Nya yang sesungguh-sungguhnya tulus ikhlas adalah disanjung,

"Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan

kepada mereka gelang terbuat dari perak…," (QS. al-Insaan [76]: 21)

Di dalam ayat ini, Allah menekankan perhatian kita pada nilai keindahan sutra

dan tenunannya. Sebagaimana ayat yang disebutkan, perhiasan perak adalah salah

satu ornamen yang Allah ciptakan untuk umat manusia. Sebagai contoh, gelang-

gelang perak banyak disebutkan pada ayat-ayat lain.

Ayat lain menjelaskan keindahan kalung emas dan mutiara,

"Sesungguhnya, Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal

yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di

surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan

pakaian mereka adalah sutra." (QS. al-Hajj [22]: 23)

Allah sudah mengindikasikan bahwa mutiara adalah barang hiasan terkenal

yang akan dianugerahkan kepada orang-orang beriman penghuni surga, sebagai

pahala.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 9

Page 10: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Imbalan untuk semua keindahan itu, kepada manusia hanya dituntut sikap

mensyukuri kepada Allah dan hidup di dunia menurut perintah-perintah-Nya dan

menjauhi apa pun larangan-Nya. Mereka yang mematuhinya akan dikaruniai surga

dan akan menerima berkah dan keindahan-keindahan tidak terbatas untuk selama-

lamanya. Kalau tidak, mereka dibolehkan memanfaatkan untuk sementara segala

sesuatu yang tersedia di bumi, yang tak satu pun darinya bakal menolong mereka di

hari perhitungan, ketika semua manusia harus menghitung semua perbuatan mereka

selama berada di dunia ini. Di akhir penghitungan, mereka ini berhak dijebloskan ke

neraka, tempat penyiksaan abadi dan tak tertanggungkan pedihnya.

Dekorasi

Allah, Dia yang telah menciptakan manusia dalam bentuk terindah, juga

memberikan ilham kepada mereka agar mereguk kesenangan dari berbagai macam

kecantikan. Di antara semua ciptaan, hanya manusia saja yang mendapat iradah

mengenal konsep "kecantikan". Manusia tidak saja menikmati barang-barang cantik,

tapi juga berusaha membuatnya.

Melalui sejumlah tanda di dalam Al-Qur`an, Allah memberikan penghargaan

kepada estetika, kecantikan, dan kemolekan, dan memberikan dorongan kepada

hamba-hamba-Nya untuk menikmati itu semua. Di dalam al-Qur'an Dia menyatakan

bahwa karunia-Nya,

"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah

dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)

rezeki yang baik?' Katakanlah, 'Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang

beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja di hari kiamat)…."(QS.

al-A'raaf [7]: 32)

Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut, semua kecantikan dan

barang apa pun yang menyedapkan di dunia disediakan untuk manusia beriman yang

Kelompok 13/Biologi IV B Page 10

Page 11: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

dapat mensyukuri nikmat itu. Sebaliknya, di hari kemudian, banyak benda lainnya

yang tak terbandingkan indah dan megahnya akan khusus jadi milik mereka.

Setiap keindahan adalah karya seni milik Allah semata, Pencipta segala

sesuatu. Itu sebabnya semua keindahan menakjubkan orang-orang beriman, dan

mengapa semua orang beriman mensyukuri Allah atas semua karunia itu, dan makin

tambah dekat kepada-Nya. Beberapa rincian berkaitan dengan kehidupan Nabi

Sulaiman a.s. mengungkap beberapa isyarat tentang hal ini.

Di dalam ayat berikut, Nabi Sulaiman a.s. menjelaskan mengapa beliau

menggandrungi kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan,

"Maka ia berkata, 'Sesungguhnya, aku menyukai kesenangan terhadap barang yang

baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari

pandangan.” (QS. Shaad [38]: 32)

Beberapa unsur dekorasi yang tertera di dalam Al-Qur`an berbunyi seperti

berikut.

1. Lambungkan Langit-Langit

"Dan demi Baitul Makmur, dan atap yang ditinggikan (langit)." (QS.ath-Thuur [52]:

4-5)

Dalam keadaan lapang dan luas, tempat-tempat dengan langit-langit melambung

memberikan rasa nyaman kepada kalbu manusia. Plafon dengan tatanan demikian

juga indah dipandangan mata. Langit-langit rendah, sebaliknya, menimbulkan

ketidaknyamanan. Bahwa inilah salah satu bentuk siksaan neraka yang dapat

membuat kita bisa lebih mengerti tentang kesengsaraan yang harus dirasakan

penghuni Nar (neraka) kelak. Penggambaran Allah ini, bahwa neraka beratap rendah,

Kelompok 13/Biologi IV B Page 11

Page 12: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

penuh sesak, dan terkurung, hendaknya dapat meyakinkan kita agar tidak memilih

tempat seperti itu di alam dunia ini untuk permukiman kita.

2. Loteng dan Tangga-Tangga Perak

"…Tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha

Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak)

yang mereka menaikinya." (QS. az-Zukhruf [43]: 33)

Elemen-elemen dekoratif lainnya yang disebut di dalam Al-Qur`an adalah loteng-

loteng perak dan tangga-tangga tinggi dari perak. Allah menganugerahkan semua

keindahan ini kepada manusia. Akan tetapi, Dia juga mengingatkan kita bahwa

kemegahan-kemegahan ini sesungguhnya perangkap kehidupan di dunia ini dan

bahwa rumah kita yang abadi ada di hari kemudian.

3. Pintu-Pintu

"Dan Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu

pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya, Dan (Kami buatkan pula)

perhiasan-perhiasan (dari emas)…." (QS. az-Zukhruf [43]: 34-35)

Ayat ini menarik perhatian kita pada nilai estetika dan seni dari pintu-pintu dan

unsur-unsur perhiasan: "pintu-pintu rumah-rumah mereka". Di luar penggunaan

fungsional mereka, pintu-pintu, yang mungkin dari emas, perak, atau kayu berukir,

ataupun dipercantik dengan kaca, mungkin dapat dijadikan sebagai benda-benda

hiasan di pintu gerbang rumah ataupun pada bagian-bagian dalam rumah.

Sesungguhnya, seni arsitektur dan dekorasi Utsmani banyak mengembangkan pola

ini, di samping juga menambah-nambahkan pada pintu-pintu bermacam ukuran serta

desian pada istana-istana, rumah peristirahatan, dan rumah-rumah lainnya.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 12

Page 13: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

4. Tiang-Tiang Tinggi

"Yaitu penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum

pernah dibangun (sesuatu kota) seperti itu di negeri-nergeri lain." (QS. al-Fajr [89]:

7-8)

Sebagaimana kita tahu dari Al-Qur`an, Iram, ibu kota kaum Aad, sangatlah

elok bangunannya berkat kemegahan arsitekturnya, terutama tatanan tiang-tiang besar

tinggi menjulang. Penyebutan Iram dalam Al-Qur`an adalah untuk menunjukkan

adanya perhatian pada nilai tinggi dari keindahan dan sekaligus tampilan bangunan-

bangunan tinggi.

5. Dipan-Dipan Berbordir Permata

Al-Qur`an acap menyebut dipan-dipan, menguraikannya sebagai karunia Allah

yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang Dia senangi,

"…Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di

dekatnya) dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani

yang terhampar." (QS. al-Ghaasyiyah [88]: 13-16)

Dipan-dipan yang menyenangkan dan indah buatannya adalah tempat duduk

ideal untuk manusia. Lebih dari itu, perabot rumah ini bisa dipercantik dan dibuat

lebih cemerlang. Kita dapat membaca,

"Mereka berada di atas dipan yang bertatahkan emas dan permata, seraya bertelekan

di atasnya berhadap-hadapan." (QS. al-Waaqi'ah [56]: 15-16)

Kelompok 13/Biologi IV B Page 13

Page 14: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Rasa terhibur yang didapatkan dari dipan-dipan secara khusus direntangkan dalam

ayat-ayat berikut,

"Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di

dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang sangat." (QS. al-Insaan

[76]: 13)

"Sesungguhnya, penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan

(mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan

di atas dipan-dipan." (QS. Yaasiin [36]: 55-56)

"(yaitu) surga Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka

bertelekan…." (QS. Shaad [38]: 50-51)

"Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan…." (QS. ath-Thuur [52]: 20)

6. Dipan-Dipan Tinggi dan Ranjang-Ranjang Berhias Sutra

"Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk." (QS. al-Waaqi'ah [56]: 34)

Dipan-dipan dan ranjang-ranjang yang ditinggikan, elemen-elemen dekoratif

di dalam surga memberikan pemandangan lebih luas dibandingkan dengan yang

rendah-rendah. Dan pada akhirnya memberikan kelegaan,

Kelompok 13/Biologi IV B Page 14

Page 15: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

"Mereka bertelekan di atas permadani yang di sebelah dalamnya dari sutra. Dan

buah-buahan surga dapat dipetik dari dekat. Maka nikmat Tuhan kamu yang

manakah yang kamu dustakan?" (QS. ar-Rahmaan [55]: 54-55)

Ayat-ayat ini menarik perhatian kita pada kecantikan penggunaan kain sutra

tebal kaya ornamen untuk jok dipan dan seprei ranjang. Sutra nan teramat estetis

indahnya, ditambah keelokan desain serta benang pilihan, tentu akan membuat

penampilan dipan tambah mengesankan.

7. Bantal-Bantal Hijau

"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang

indah. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. ar-

Rahmaan [55]: 76-77)

Bantal-bantal adalah keindahan lain yang disebutkan di dalam Al-Qur`an. Di

samping bantal, ayat ini juga menunjuk pada pentingnya makna hijau, warna lambang

perdamaian yang sudah mendapat pengakuan ilmu modern.

8. Piring-Piring Emas dan Piala-Piala

"Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam

surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan (dipandang) mata dan kamu

kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-

amal yang dahulu kamu kerjakan." (QS. az-Zukhruf [43]: 71-72)

Kelompok 13/Biologi IV B Page 15

Page 16: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Allah memberitahukan pada kita bahwa barang pecah-belah di surga juga

punya nilai artistik dan estetika tinggi. Sebagaimana ayat itu mengatakan lebih lanjut,

barang-barang ini merupakan karunia "yang hati-hati mereka menginginkannya serta

menyenangkan pandangan mata mereka".

9. Bejana-Bejana Perak dan Piala Kristal

Di samping piring emas, kita juga diberi tahu bahwa piala-piala dari perak dan

kristal juga disediakan di surga. Ayat-ayat tentang ini berbunyi,

"Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang

bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukir

mereka dengan sebaik-baiknya." (QS. al-Insaan [76]: 15-16)

Mereka yang hidup mengikuti prinsip-prinsip Islam akan diberikan ganjaran

pahala berupa hidup kekal di dalam surga dan dengan bermacam-macam karunia yang

bakal menyenangkan jiwa mereka. Sesungguhnya, orang-orang beriman akan

menempati rumah-rumah peristirahatan dengan kebun-kebun dan dekorasi hiasan

yang belum pernah ada di dunia, dan akan disuguhi minuman-minuman yang lezat

cita rasanya dalam cangkir-cangkir emas; minuman-minuman itu diambil dari sungai

yang mengalir di bawah istana-istana mereka di dalam surga, sebagaimana kita baca,

"Di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas

yang berisi khamar dari sungai yang mengalir." (QS. ash-Shaaffat [37]: 44-45)

Suguhan-suguhan di dalam Surga tidak bisa dibandingkan dengan apa yang

kini tersedia di dunia ini. Namun, Allah menyediakan untuk hamba-hamba-Nya

bermacam-macam kesukaan mereka di dunia ini yang mungkin serupa dengan yang

ada di surga. Sebagai imbalan untuk karunia-karunia ini, orang-orang beriman

hendaklah bersyukur dan menikmati semua itu, dan berterima kasih pada Allah.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 16

Page 17: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

C. Ayat-ayat Al-qur’an yang Berkaitan dengan Pendidikan Estetika

1. Tafsir QS. Al A’raaf ayat 26

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk

menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531]Itulah

yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan

Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Setelah mengarahkan pembicaraan kepada Adam as. Dan istrinya, serta

mengisyaratkan bahwa mereka akan memperoleh keturunan, maka ayat ini dan ayat-

ayat berikut member peringatan dan tuntutan kepada anak keturunan Adam as.

Boleh jadi juga ayat ini dan ayat-ayat berikut (empat ayat) yang dimulai

dengan panggilan Hai anak-anak Adam, merupakan lanjutan dari uraian ayat lalu

yang menginformasikan tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan seluruh

manusia, sehingga dengan demikian ayat ini dan ayat-ayat berikut termasuk apa yang

disampaikan Allah – melalui Adam as. – kepada anak cucunya pada masa awal

kehidupan mereka di permukaan bumi ini. Pesan ayat ini dan ayat berikut merupakan

penyampaian Ilahi tentang nikmat-Nya, antara lain ketersediaan pakaian yang dapat

menutup “aurat” mereka, dan peringatan agar tidak terjerumus dalam rayuan setan,

srta perintah-Nya untuk berhias ketika beribadah kepada Allah swt.

Sayyid Quthub menulis bahwa ini adalah perhentian dari sekian banyak

perhentian yang ditemukan dlaam surah ini. Ini adalah perhentian yang cukup panjang

setelah episode yang lalu dari kisah manusia. Seakan-akan setiap perhentian itu

berpesan : “Berhentilah sejenak agar kita dapat merenungkan pelajaran yang dapat

ditarik dari episode ini, sebelum kita berlanjut melihat episode-episode yang

mendatang dalam perjalanan panjang manusia.”

Apapun hubungn yang dipilih yang jelas ayat ini berpesan Hai anak-anak

Adam, yakni manusia putra putri Adam sejak putra pertama hingga anak terkahir dari

Kelompok 13/Biologi IV B Page 17

Page 18: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

keturunannya sesungguhnya Kami Tuhan Yang Maha Kuasa telah meurunkan kepada

kamu pakaian, yakni menyiapkan bahan pakaian untuk menutupi aurat-aurat kamu,

yakni aurat lahiriah serta kekurangan-kekurangan batiniah yang dapat kamu gunakan

sehari-hari, dan menyiapkan pula bulu, yakni bahan-bahan pakaian indah untuk

menghiasi diri kamu dan yang kamu gunakan dalam peristiwa-peristiwa istimewa.

Dan disamping itu ada lagi yang Kami anugerahkan yaitu pakaian takwa. Itulah

pakaian yang terpenting dan yang paling baik. Yang demikian itu, yakni penyiapan

aneka bahan pakaian adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-

mudahan, yakni dimaksudkan dari penyiapan pakaian itu adalah agar mereka selalu

ingat, kepada Allah swt. Dan nikmat-nikmat-Nya.

Thahir Ibnu ‘Asyur mengomentari ayat ini antara lain bahwa Allah swt.

mengilhami Adam as. agar enutup auratnya. Ini kemudian ditiru oleh anak cucunya.

Manusia seluruhnya diingatkan tentang nikmat itu untuk mendorong mereka untuk

bersyukur. Karena itu lanjut Ibnu ‘Asyur, ayat ini menggunakan kata Kami telah

menurunkan untuk menunjukkan manfaat kegunaan pakaian.

Kata libas adalah segala sesuatu yang dipakai, baik penutup badan, kepala,

atau yang dipakai di jari dan di lengan seperti cincin dan gelang.

Kata risy pada mulanya berarti bulu, dan karena bulu binatang merupakan

hiasan dan hingga kini dipakai oleh sementara orang sebagai hiasan, baik di kepala

maupun melilit di leher, maka kata tersebut dipahami dalam arti pakaian yang

berfungsi sebagai hiasan.

Dari sini dapat dipahami dua fungsi dari sekian banyak fungsi pakaian.

Pertama, sebagai penutup bagian-bagian tubuh yang dinilai oleh agama dan dinilai

oleh seseorang atau masyarakat sebagai buruk bila dilihat, dan yang kedua, adalah

sebagai hiasan yang menambah keindahan pemakainya. Ini member isyarat bahwa

agama memberi peluang yang cukup luas untuk memperindah diri dan

mengekspresikan keindahan.

Dalam ayat lain disebut fungsi lain dari pakaian yaitu penunjuk identitas, atau

diferensiasi, yakni pembeda antara identitas seseorang atau satu suku dan bangsa,

dengan lainnya. Ini diisyaratkan oleh QS. Al-Ahzab [33]: 59

Kelompok 13/Biologi IV B Page 18

Page 19: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

59. “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan

isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke

seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,

karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.”

Dimana wanita-wanita muslimah diperintahkan agar mengulurkan jilbab

mereka ke seluruh tubuh mereka supaya mereka lebih mudah untuk dikenal

identitasnya sebagai wanita-wanita terhormat, sehingga tidak diganggu oleh siapapun

yang usil.

Firman-Nya libấsut-taqwấ mengisyaratkan pakaian ruhani. Rasul saw.

melukiskan iman sebagai sesuatu yang tidak berbusana, dan pakaiannya adalah takwa.

Pakaian takwa bila telah dikenakan seseorang maka “Ma’rifat akan menjadi

modal utamanya, pengendalian diri ciri aktivitasnya, kasih asas pergaulannya,

kerinduannya kepada Ilahi tunggangannya, zikir pelipur hatinya, keprihatinan adalah

temannya, ilmu senjatanya, sabarr busananya, kesadaran akan kelemahan di hadapan

Allah kebanggaannya, zuhud (tidak terpukau oleh kemegahan duniawi) perisainya,

kepercayaan diri harta simpanan dan kekuatannya, kebenaran andalannya, taat

kecintaannya, jihad kesehariannya dan shalat adalah buah mata kesayangannya.”

Jika pakaian takwa telah menghiasi jiwa seseorang, maka akan terpelihara

identitasnya, lagi anggun penamilannya. Anda akan menemukan dia selalu bersih

walau miskin, hidup sederhana walau kaya, terbuka tangan dan hatinya. Tidak

berjalan membawa iftnah, tiak menghabiskan waktu dalam permainan, tidak menuntut

yang buan haknya dan tidak menahan hak orang lain. Bila beruntung ia bersyukur,

bila diuji ia bersabar, bila berdosa ia istighfar, bila bersalah ia menyesal, dan bila

dimaki ia tersenyum sambil berkata : jika makian anda keliru, maka aku bermohon

semoga Tuhan mengampunimu dan jika makian anda benar, maka aku bermohon

semoga Allah mengampuniku.

Kelompok 13/Biologi IV B Page 19

Page 20: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Ayat ini menyebut pakaian takwa, yakni pakaian ruhani setelah sebelumnya

menyebut pakaian jasmani yang menutupi kekurangan-ekurangan jasmaninya,

pakaian ruhani menutupi hal-hal yang dapat memalukan dan memperburuk

penampilan manusia jika ia terbuka. Keterbukaan aurat jasmani dan ruhani dapat

menimbulkan rasa perih dalam jiwa manusia, hanya saja rasa perih dan malu yang

dirasakan bila aurat ruhani terbuka jauh lebih besar daripada keterbukaan aurat

jasmani baik didunia, lebih-lebih di akhirat. Keterbukaan aurat jasmani dapat

ditoleransi Allah bila ada kebutuhan yang mendesak, karena keharaman membukanya

bertujuan menghindarkan manusia terjerumus dalam sesuatu yang haram karena

dzatnya, dengan kata lain menghindarkan manusia terjerumus dalam keterbukaan

aurat ruhani. Itu sebabnya membuka aurat jasmani-bila dibutuhkan- misalnya dlaam

rangka pengobatan, dapat ditoleransi. Terbukanya aurat jasmani dapat menjadi pintu-

kecil atau besar-bagi terjadinya perzinahan yang merupakan satu kedurhakaan yamg

terlarang karena dzatnya. Keharaman sesuatu karena dzatnya hanya dibenarkan jika

ada darurat yang bila diabaikan dapat mengancam jiwa seseorang. Sebaliknya

tertutupnya aurat ruhani, mengantar manusia menutup aurat jasmaninya, demikian

antara lain terlihat kebenaran firman-Nya, bahwa Dan pakaian takwa itulah yang

paling baik.

Penggalan ayat ini dapat juga dipahami sebaai menunjukkan fungsi ke empat

dari pakaian. Thahir Ibnu ‘Ấsyur menulis dalam tafsirnya bahwa libấsut-taqwấ dibaca

oleh Imam Nafi, Ibnu Amir, Al-Kisai dan Abu Ja’fat dengan nashab (dibaca; libấsat-

taqwấ) bukan libấsut-taqwấ sebagaimana bacaan yang lain). Ini berarti pakaian yang

dimaksud sama kedudukannya dengan kedua pakaian yang disebut sebelumnya, yakni

pakaian takwa termasuk juga pakaian yang diturunkan oleh Allah, dan jika demikian,

tentu ia tidakberupa sesuatu yang abstrak, melainkan konkrit. Karena itu-jika

demikian bacaannya- takwa yang dimaksud disini bukan takwa dalam pengertian

agama yang popular, yakni upaya melaksanakan perintah Allah dan menjauhi

larangan-Nya, tetapi maknanya adalah makna kebahasaan yaitu

pemeliharaan/perlindungan. Dari sini dipahami bahwa libấsut-taqwấ adalah pakaian

yang dapat memelihara dan melindungi seseorang, dalam bentuk perisai, yang

digunakan dlaam peperangan untuk menghindarkan pemakainya dari luka atau

kematian. Ini dapat menjadi isyarat tentang fungsi lain dari pakaian yaitu fungsi

Kelompok 13/Biologi IV B Page 20

Page 21: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

pemeliharaan. Memang ditemukan ayat lain yang menjelaskan fungsi pemeliharaan

itu yaitu melalui firman-Nya:

“Dan Dia jadikan bagi kamu pakaian yang memelihara kamu dari panas dan pakaian

(baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan”. (QS. An Nahl [16]: 81).

Masih banyak pendapat lain tentang makna pakaian takwa, misalnya malu,

atau pakaian yang menampakkan kerendahan diri kepada Allah yang digunakan

beribadah, atau penampilan yang baik, dan lain-lain tetapi pendapat-pendapat ini

dapat dicakup oleh apa yang penulis kemukakan di atas.

Penutup ayat ini la’allahum yadzdzakkarun/mudah-mudahan mereka selalu

ingat, beralih menjadi bentuk persona ketiga padahal redaksi-redaksi sebelumnya

yang mengambil bentu persona kedua. Disisi lain kata yadz-dzakkarun pada mulanya

adalah yatadzakkarun kemudian huruf ta’ diselipkan ke dalam huruf dzal sehingga

tidak terulis dan tidak pula terbaca. Ini untuk mengisyaratkan bahwa mengingat yang

dimaksud disini tidak mutlak harus dalam bnetuk yang sempurna. Sekedar mengingat

nikmat Allah, misalnya dengan berdoa ketika memakainya atau mensyukurinya sudah

cukup. Adapun pengalihan redaksi ke bentuk persona ketiga maka ia bertujuan

mencegah kesan yang boleh jadi muncul di benak sementara orang bahwa tuntunan

dan peringatan ini hanya ditujukan kepada kaum muslimin saja. Padahal sebenarnya

ia ditujukan kepada semua pihak. Demikian lebih kurang uraian al-Biqấ’i.

Thabấthabấ’i memahami penutup ayat ini: Yang demikian itu adalah sebagian

dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Sebagai

isyarat terhadap fungsi pakaian ruhani dalam menghindarkan manusia dari keperihan

dan siksa akibat terbukanya aurat tersebut dalam arti, bahwa pakaian yang ditemukan

manusia untuk memenuhi kebutuhan menutup auratnya adalah bukti kekuasaan Allah

yang bila diperhatikan oleh manusia akan mengantarnya menyadari bahwa ia juga

memiliki aurat batiniah-yaitu keburukan-keburukan nafsu- yang buruk pula bila

terbuka. Menutupnya merupakan hal yang lebih penting dari pada menutup aurat

Kelompok 13/Biologi IV B Page 21

Page 22: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

lahiriah. Penutup aurat batiniah itulah pakaian takwa yang diperintahkan Allah dan

dijelaskan oleh Rasul-Nya saw.

Pada ayat ini Allah swt. menyeru kepada anak cucu Adam dan

memperingatkan nikmat yang begitu banyak yang telah dianugerahkan-Nya supaya

mereka tidak melakukan maksiat, tetapi hendaklah mereka bertakwa kepada-Nya di

mana mereka berada sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw.:

كنت وتعالى الله خوف أينما سبحانه

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah swt. di mana saja engkau berada”.

(H.R At Turmuzi dari Mu'az bin Jabal)

Dialah yang menurunkan hujan dari langit, menyebabkan adanya kapas, rami,

wool dan sebagainya yang kesemuanya itu dapat dijadikan bahan pakaian sesudah

diolah untuk dipakai menutupi aurat kita, tubuh kita dan untuk menahan panas dan

dingin dan dipakai dalam peperangan untuk menahan senjata (baju besi), dijadikan

keindahan sebagai perhiasan, satu hal yang disukai oleh Allah swt. sebagaimana

sabda Nabi Muhammad saw.:

الله الجمال جميل إن يحب

Artinya: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan” (HR Muslim).

Ini semuanya adalah merupakan pakaian dan keindahan lahiriah. Di samping

itu ada lagi macam pakaian yang sifatnya abstrak (rohaniah) jauh lebih baik dari

pakaian lahiriah tadi karena ia dapat menghimpun segala macam kebaikan, yaitu

takwa kepada Allah swt. Sabda Nabi Muhammad saw.:

أن عليك حقا تقي كل جمع ألنه الله إلى حذرا تكون يجب

جيدة

Artinya: “Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah karena sesungguhnya takwa itu

menghimpun segala kebaikan.” (H.R Abu Ya'la dari Abu Said)

Kelompok 13/Biologi IV B Page 22

Page 23: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Dengan takwa itu Allah swt. senantiasa memberikan kepada kita petunjuk untuk

dapat mengatasi dan keluar dari kesulitan yang dihadapi, Dia akan memberikan

kepada kita rezeki dari arah yang tidak terduga-duga sebelumnya dan selalu

dimudahkan urusan kita sebagaimana firman Allah swt.

Artinya: "Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan

baginya kemudahan dalam urusannya.” (Q.S At Talaq; 4)

Segala nikmat yang telah dianugerahkan Allah swt. seperti memberikan

pakaian adalah tanda bagi kekuasaan Allah swt. dan membuktikan kebaikan-Nya

kepada anak cucu Adam a.s. maka pada tempatnyalah kalau kita selalu mengingat

Allah swt. mensyukuri nikmat-Nya, menjauhi ajakan setan dan tidak berlebih-lebihan

dalam ucapan dan lain-lain sebagainya.

2. Tafsir QS. Fush Shilat Ayat 12

“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan

pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan

bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-

baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha

Mengetahui.”(QS. Fushshilat [41]:12)

Sebelum kita membahas tafsir ayat di atas kami akan membedah hikmah dari nama-nama Allah yang terdapat pada ayat diatas, Harjani Hefni, MA dalam bukunya The 7

Kelompok 13/Biologi IV B Page 23

Page 24: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

Islamic Habits memberikan resep bagaimana kita dapat mengambil hikmah dari nama-nama Allah, berikut adalah paparan beliau :

No. Nama Allah Arti Pengaruh Positif Terhadap Jiwa

Bentuk Meneladani Nama-nama Allah

1. Al-Khaliq Yang Maha Menciptakan

Mengagumi Ciptaan-NyaMenjadi orang yang mampu merancang suatu karya.

2 Al-Hafiz Yang Maha Memelihara atau Pemelihra

Merasakan keamanan dan kedamaian hidup, karena ada kekuasaan Maha Dasyat yang selalu memelihara siapa yang meminta kepada-Nya kapan dan dimana saja.

Menjadi pemelihara amanah yang telah dititipkan Allah kepada kita, yang menjadi khalifah Allah dimuka bumi, memelihara dan memakmurkannya.

3. Al-Aziz Yang Maha Perkasa

Menjadikan-Nya sumber keperkasaan, tidak menggantungkan harapan kepada manusia.

Menumbuhkan izzah dan keperkasaan dibawah panji-panji Allah.

4. Al-‘Alim Yang Maha Mengetahui

Menambah keyakinan untuk mengamalkan keyakinan untuk mengamalkan Al-Qur’an dan ajaran agama karena asasnya adalah ilmu.

Ingin terus menambah ilmu sehingga keputusan yang dibuat semakin berbobot.

Setelah Allah SWT menciptakan langit dan bumi, seperti yang diterangkan

pada ayat yang lain, maka pada ayat ini diterangkan keadaan keduanya setelah

penciptaan itu.

Diterangkan bahwa Allah menyempurnakan kejadian langit itu dengan

menjadikan tujuh langit dalam dua masa: dengan demikian, lamanya Allah SWT

merencanakan penciptaan langit dan bumi ialah selama enam masa.

Diterangkan bahwa menghiasi langit dengan bintang-bintang yang gemerlapan, ada

Kelompok 13/Biologi IV B Page 24

Page 25: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

bintang yang bercahaya sendiri dan ada pula yang menerima pantulan cahaya dari

planet yang lain. Karena itu terlihat cahaya bintang-bintang itu tidak sama,

ketidaksamaan cahaya bintang-bintang itu menimbulkan keindahan yang tiada

taranya.

Dan Allah menjadikan pada tiap-tiap langit sesuatu yang diperlukan oleh tiap-

tiap langit itu, sesuai dengan hikmah dan Sunatullah. Seperti mengadakan daya tarik

pada tiap-tiap planet dan menjadikannya berjalan pada garis edarnya, sehingga

dengan demikian planet-planet itu tidak akan jatuh dan berbenturan antara yang satu

dengan yang lain. Untuk masing-masing planet itu ditetapkan tugas-tugas tertentu,

sesuai dengan keadaan dan terjadinya, seperti tugas bulan tidak sama dengan tugas

matahari, karena kejadian keduanya berlainan pula.

Semua yang diterangkan itu merupakan ciptaan Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Kuasa, yang harus tunduk kepada ketetapan Nya. Tidak ada satupun dari yang

diciptakan Nya yang menyimpang dari ketetapan Nya itu. Dia mengetahui keadaan

makhluk yang diciptakan Nya itu, baik yang halus maupun yang kasar, baik yang

nyata maupun yang tersembunyi.

Jalaluddin As-Suyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahally

dalam Terjemahan Tafsir Jalalain menafsirkan QS. Fushshilat(41) : 12 adalah sebagai

berikut:

“ (Maka Dia menjadikannya) dhamir yang ada pada lafal ayat ini kembali kepada lafal

As- Samaa atau langit, karena memandang dari segi maknanya (tujuh langit dalam dua

hari) yakni hari Kamis dan hari Jumat, Dia telah selesai dari menciptakan langit pada

saat-saat terakhir dari hari tersebut. Dan pada hari itu juga diciptakan Nabi Adam,

oleh karena itu maka di sini tidak dikatakan Fasawwaahunna tetapi Faqadhaahunna.

Dan sesuai dengan makna ayat ini yaitu ayat- ayat tentang penciptaan langit dan bumi

dalam enam hari (dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya) yang telah

Dia perintahkan kepada penduduk yang ada di dalamnya, yaitu taat dan beribadah

kepada- Nya. (Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan pelita- pelita) yakni bintang -

bintang yang cemerlang (dan Kami memeliharanya) dinashabkan oleh Fi'il-nya yang

keberadaannya diperkirakan, Kami menjaganya dengan meteor- meteor dari setan

Kelompok 13/Biologi IV B Page 25

Page 26: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

yang mau mencuri- curi pembicaraan para malaikat. (Demikianlah ketentuan Yang

Maha Perkasa) di dalam kerajaan - Nya (lagi Maha Mengetahui) makhluk- Nya.”

Merujuk pada tafsir ayat diatas pendidikan nilai estetika yang Allah berikan

adalah “Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan pelita- pelita” jelas sekali ayat ini

mengingatkan kita tententang nilai seni yang terdapat dalam ciptaan Allah yaitu langit

yang Allah hiasi dengan bintang-bintang. Ayat ini mengajari kita makna keindahan

dari ciptaan Allah yaitu langit dan memberitahu kita bahwa Allah itu indah dan

menyukai keindahan hal ini terbukti dari paparan redaksi ayat diatas. Oleh karena itu

secara tersirat ayat ini juga memberikan kita peringatan bahwa ummat Islam itu cinta

keindahan atau seni dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Keindahan

dan seni yang kita lihat ataupun kita ciptakkan harus menjadi sarana yang dapat

meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Yang Maha Indah.

Bagaimana membuat keindahan menjadi charger imani ? Merujuk pada QS.

Ali Imran(3) : 191 yang berbunyi :

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam

keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi

(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia,

Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Pada ayat diatas kita diperintahkan untuk mengingat atau memikirkan

bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala keindahannya. Langit

tadi yang begitu indah adalah seni yang membuat hati kita menjadi lapang karena

keindahannya. Masalah yang melanda kita juga seakan sirna jika kita mentafakuri

keindahannya dan makin yakin bahwa Allah saja mudah menghiasi langit dan

menegakkannya maka mudah jugalah bagi Allah menyelesaikan segala urusan

Kelompok 13/Biologi IV B Page 26

Page 27: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

hambanya, begitulah dampak psikologis yang dapat kita peroleh dari proses

mentafakuri keindahan ciptaan Allah. Sehingga kita makin sadar tiada yang sia-sia

dari ciptan Allah. Keindahan ini juga membuat kita rindu akan kehidupan di surga

kelak yang menjadi janji Allah bagi orang-orang yang bertaqwa. Oleh karena itulah

beberapa ustadz berpendapat seni dan alam diperlukan untuk menambah sekaligus

memperbaiki ruhani kita. Tidak hanya dalam persoalan agama saja akan tetapi dalam

hal motivasi kehidupan pun akan berpengaruh.

3. Tafsir QS. Yusuf Ayat 111

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

Jalaluddin As-Suyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahally dalam Terjemahan Tafsir Jalalain menafsirkan QS. Yusuf(12) : 111 adalah sebagai berikut :

“(Sesungguhnya pada kisah mereka itu terdapat) yang dimaksud adalah kisah - kisah para rasul (pengajaran bagi orang - orang yang mempunyai akal) orang -orang yang berakal (Ini bukanlah) Alquran ini bukanlah (cerita yang dibuat- buat) sengaja dibuat- buat (akan tetapi) tetapi (membenarkan kitab- kitab yang sebelumnya) kitab- kitab yang diturunkan sebelum Alquran (dan menjelaskan) menerangkan (segala sesuatu) yang diperlukan dalam agama (dan sebagai petunjuk) dari kesesatan (dan rahmat bagi kaum yang beriman) mereka disebutkan secara khusus dalam ayat ini mengingat

Kelompok 13/Biologi IV B Page 27

Page 28: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

hanya mereka sajalah yang dapat mengambil manfaat Alquran bukan orang - orang selain mereka.”

Dalam tema matakuliah Tafsir Kontekstual kali ini temanya adalah pendidikan estetika. Ternyata Al Qur’an tidak hanya menyimpan pendidikan estetika yang tinggi pada hal-hal yang berwujud benda akan tetapi nilai estetika Al-Qur’an juga terdapat didalam ayat-ayatnya. Keunikan bahasa Al Qur’an (bukanlah bahasa sehari-hari), namun dengan bahasa ini, yang terpilih menjadi bahasa pengantar Allah kepada manusia. Tentu dijadikan karena memiliki keunggulan yang sulit ditandingi oleh bahasa-bahasa lainnya. Keindahan dalam terjemahan atau asli, kedalaman makna ayatnya yang tak tertandingi. Bukan hanya kemudahan diingat dan dilantunkan, juga berada pada kedalaman struktur, keseimbangan dan tatanan informasi yang sulit dibandingkan dalam dunia tata tulis manusia sampai kini.

Hingga kini Al-Qur’an masih menjadi satu-satunya kitab suci yang mempunyai kedalaman bahasa sastra, sekaligus mengandung makna yang sangat mendalam sehingga belum ada satu orang pun yang bisa membuat ayat tandingannya. Tidak berhenti pada makna, Al-Qur’an juga menyimpan sejuta rahasia sains baik yang sudah terungkap ataupun yang masih menjadi rahasia Allah. Banyak ilmuwan yang akhirnya terpincut dengan islam ketika meneliti tentang ayat Al-Qur’an.

Daftar Pustaka

As-Suyuthi, Jalaluddin dan Jalaluddin Muhammad Ibnu Ahmad Al-Mahally.----. Terjemah

Tafsir Jalalain. Jawa Barat: Pustaka Al Hidayah

Hamka ,Prof. Dr.. 1999. Tafsir Al Azhar Juzu XIII-XIV. Jakarta: PT Pustaka Panjimas

Hamka ,Prof. Dr.. 1999. Tafsir Al Azhar Juzu XXIV. Jakarta: PT Pustaka Panjimas

Hefni, Harjani, MA. 2009. The 7 Islamic Daily Habits: Hidup Islami dan Modern Berbasis

Al- Fatihah.Jakarta: Pustaka IKADI

Yahya, Harun. 2001. Deep Thinking: Bagaimana Seorang Muslim Berpikir. Jakarta: Rabbani

Press

Sumber Website :

http://www.hardja-sapoetra.co.cc/2010/03/aksiologi-etika-dan-estetika-filsafat.html

Kelompok 13/Biologi IV B Page 28

Page 29: Penddk Estetika

Tafsir Kontekstual mengenai Pendidikan Estetika

http://yuliaonarchitecture.wordpress.com/2009/03/06/kedudukan-estetika-dalam-arsitektur-islam/

http://arifberbagi.wordpress.com/2011/01/04/seni-dalam-pandangan-islam/

http://www.pdfwindows.com/pdf/estetika-menurut-perspektif-islam/

http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/pandangan-islam-tentang-seni.html

http://ningratsite.multiply.com/reviews/item/3

http://www.harunyahya.com/indo/buku/keindahan6.htm

http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=category&id=48&Itemid=79

http://putramatika.blogspot.com/2009/11/keindahan-sastra-bahasa alquran.html?zx=54cac92b74682bc1

http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp

Kelompok 13/Biologi IV B Page 29