pencucian di koba tin

Upload: nanda-dwi-cahya

Post on 16-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proses pencucia Bijih timah pada PT kobatin Bangka Belitung

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKerja Praktek merupakan bagian dari kurikulum yang berupa studi langsung mahasiswa ke lapangan. Dalam menyelesaikan studi strata-1 (S-1), Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung harus memenuhi berbagai persyaratan yang harus ditempuh dan salah satu diantaranya adalah melaksanakan Kerja Praktek (KP).Pada hakikatnya Kerja Praktek sangat menguntungkan dan berguna bagi mahasiswa karena dengan program ini mahasiswa berkesempatan untuk mengamati, mempelajari dan mengaplikasikan secara langsung ilmu-ilmu teori dari kuliah, misalnya proses pencucian dan pemisahan bijih timah, dan tentunya dengan bimbingan dari pembimbing di lapangan.Bijih timah merupakan salah satu jenis bahan galian logam yang tidak dapat diperbaharui, sehinggah dengan adanya ekploitasi secara besar-besaran dan terus-menerus, akan mengakibatkan bijih timah akan habis. Seiring dengan menipisnya cadangan timah, permintaan akan logam timah baik pasar dalam negeri maupun luar negeri terus meningkat. Mencermati peluang tersebut di PT. Koba Tin berusaha terus meningkatkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah Kontak Karya (KK) yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pertambangan tidak dapat dilepas dari kualitas sumber daya manusia yang menggunakannya itu sendiri. Disinilah letak peranan lingkungan pendidikan terutama perguruan tinggi dalam mencetak tenaga-tenaga terdidik, terampil dan siap dipakai. Disamping itu juga selama kerja praktek diharapkan menjadi bekal dan pengalaman bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan kerja yang sesuai dengan disiplin ilmu yang ditempuh di bangku kuliah setelah menyelesaikan pendidikannya.Berdasarkan uraian diatas dalam kegiatan kerja praktek ini yang melatar belakangi Penulis untuk mengetahui dan mencoba meninjau aktivitas pencucian dan pemisahan bijih timah di PT. Koba Tin1.2. Maksud dan Tujuan Kerja PraktekAdapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan kerja praktek (KP) ini adalah :1. Mempelajari dan memahami aplikasi ilmu pertambangan dan teknologi dalam dunia pertambangan khusunya proses pencucian dan pemisahan bijih timah di PT. Koba Tin2. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan dengan keadaan ataupun kondisi dilapangan terkait dengan aktifitas penambangan secara umum yang dilakukan di PT. Koba Tin serta seluruh rangkaian proses pengolahan bijih timah.

1.3. Pembatasan MasalahDalam kegiatan Kerja Praktek ini penulis meninjau tentang proses pengolahan bijih timah dengan cara dua proses yaitu proses basah dan kering. Dimana kedua proses inilah yang menjadi ciikal bakal aktivitas pencucian dan pemisahan bijih timah di Tinshed PT. Koba Tin.1.4. Manfaat Kerja PraktekManfaat dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh pengalaman praktis dari aktifitas pencucian dan pemisahan bijih timah di PT. Koba Tin diunit Tinshed. Serta mendapatkan wawasan tentang cara proses pencucian dan pengolahan bijih timah.

BAB IIKEADAAN UMUM

2.1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan PT. Koba TinPT. Koba Tin adalah perusahaan penambangan timah yang beroperasi di Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka Tengah. PT. Koba Tin itu sendiri merupakan perusahaan patungan antara pemerintah yang di wakili oleh PT. Timah ( persero ) dengan Negara Australia yang diwakili oleh Kayuara Mining corporation Pty. LTd ( KMC ) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Resion Goldfields Consolidated ( RGC ). Namum pada awal tahun 2002 pihak Malaysia melalui MSC ( Malaysia Smelter Corporation ) telah mengambil alih saham dari KMC tersebut sampai dengan akhir kontrak tahun 2013.Kontrak Karya PT. Koba Tin pertama kali disetujui pada tanggal 16 Oktober 1971 melalui Keppres B/12/Pres./1971. Saat itu luas kontraknya 113.000 Ha. Pada saat itu eksplorasi dilakukan selama 2 tahun dan pada tahun 1973 siap untuk dieksploitasi. Kini luas wilayah kontraknya dipersempit hingga 41.680,3 Ha ( 5 % dari luas Kepulauan Bangka ).Wilayah penambangan PT Koba Tin yang saat ini beroperasi adalah Tambang Merbuk/Nibung, Kenari, Bemban, dan Air Kepuh. Adapun metode penambangan timah yang digunakan oleh PT. Koba Tin yaitu Tambang Semprot (gravel pump). Cara ini menggunakan alat monitor, bulldozer dan pompa tanah. Bulldozer berfungsi untuk mendorong lapisan timah yang kemudian dihancurkan monitor sampai terbentuk slurry yang dialirkan ke sump (sumuran), lalu dihisap oleh pompa tanah ( gravel pump ) dan dialirkan ke tempat konsentrasi dengan bantuan pipa. Kombinasi antara monitor, pompa tanah dan bulldozer dapat memindahkan tanah bertimah yang ditambang rata-rata sebesar 55.000 m/bulan.Wilayah penambangan PT. Koba Tin yang saat ini adalah Tambang Pungguk, Kenari, Bemban, dan Air Kepuh. Adapun sistem penambangan yang digunakan oleh PT. Koba Tin yaitu tambang semprot ( Gravel pump ) dan Kapal Keruk ( dredge ).Pada saat melakukan pengamatan kegiatan penambangan di PT. Koba Tin wilayah pertambangan yang sedang beroperasi meliputi :- Tambang Semprot yaitu:Gravel pump Kenari, Gravel pump Air Kepuh 3,Gravel pump Air Kepuh 4 Gravel pump Bemban North- Kapal Keruk Bemban- TRP ( Tailing Retreatment Plant ) Untuk pengupasan lapisan tanah penutup, dilakukan dengan membuat pit (open pit) dan dilakukan back filling, dimana lapisan tanah penutup dibuang ke daerah bekas tambang. Sehingga untuk kolong yang ditinggalkan hanya pada tambang terakhir, sehingga untuk reklamasi dan rehabilitasi bekas tambang lebih sedikit.2.2. Lokasi dan TopografiPT. Koba Tin terletak di jalan Anggrek No. 141, Koba, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung. Wilayah Kontrak Karya penambangan PT. Koba Tin terletak di Kabupaten Bangka Tengah dengan ibukota kabupaten Koba. Secara astronomis wilayah ini berada pada posisi 1060 sampai 1070 Bujur Timur dan 20 sampai 30 Lintang Selatan.Komplek PT. Koba Tin terletak di Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah dan kurang lebih jarak berjalan 58 km dari Kota Pangkalpinang, ibukota Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi jalan yang menghubungkan antara kota Pangkalpinang dan wilayah Kabupaten Bangka Tengah sudah diaspal dan sebagian besar dalam kondisi baik. Alat transportasi yang ada berupa bus dan angkutan umum lainnya. Ruas jalan tambang dimulai dari batas jalan Propinsi atau Kabupaten menujunke area tambang, secara umum ada 3 area tambang besar yaitu Air Kepoh, Bemban, dan Pungguk ( Kenari ).Ruas jalan tambang yang dimulai dari batas jalan propinsi atau kabupaten menuju ke objek produksi. Jalan-jalan menuju tambang tersebut sebagian telah diaspal. Tetapi untuk jalan produksi sebagian besar diperkeras dengan menggunakan batuan hematite. Pola jaringan jalan tambang mengikuti perpindahan lokasi objek produksi. Jalan-jalan tersebut ada yang melewati pemukiman penduduk dan ada yang tidak karena objek produksi terletak pada daerah terpencil.

Rona awal dari wilayah tambang ini sebagian daratan dan sebagiannya berupa rawa-rawa yang ditumbuhi hutan gelam kecil, semak belukar dan terdapat perkebunan masyarakat. Topografi daerah kontrak kerja PT. Koba Tin meliputi dataran yang relatif rendah mengikuti pesisir pantai dengan ketinggian antara 0 36 meter di atas permukaan laut. Kemiringan rata-rata mengarah sesuai dengan arah aliran sungai-sungainya. Pada bagian Selatan dari wilayah kontrak kerja terdapat perbukitan dengan puncak Bukit Berbulu (653 m) dan Bukit Batang (288 m).

Gambar 2.1 Peta Pulau Bangka Sumber : PT.Koba Tin, 2012Daerah Kontrak Karya PT. Koba Tin sacara umum dapat dikatakan sebagai suatu daerah yang hampir rata, diatas dataran ini muncul beberapa bukit yang letaknya saling terpisah dan merupakan gunung terpencil atau monad rock. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa daerah ini mencapai tingkatan tertua, karena itu wilayah terdiri dari satuan morfologi dataran rendah dan morfologi perbukitan bergelombang.a. Morfologi dataran rendahSatuan ini terdiri dari endapan alluvial, rawa dan pantai yang menempati bagian sebelah barat, timur dan utara wilayah Pulau Bangka dengan luas sekitar 46% berketinggian kurang dari 50 meter di atas permukaan laut. Di bagian barat dataran alluvial ini cukup luas dengan lebar 1 km dari pantai. Terdapat di sepanjang daerah sungai-sungai sepanjang pantai sebagai akibat pengaruh pasang atau kenaikan permukaan laut. Sedangkan di bagian timur dan utara tidak begitu luas lebarnya kurang dari 1 km dari pantai. Berdasarkan pola aliran sungai, wilayah operasi PT. Koba Tin dibagi menjadi sebelas sistem lembah ( valley system ). Kesebelas sistem lembah itu adalah sebagai berikut :1. Sistem lembah Sungai Bangka Kota2. Sistem lembah Sungai Balar3. Sistem lembah Sungai Kurau4. Sistem lembah Sungai Koba5. Sistem lembah Sungai Kayu Ara6. Sistem lembah Sungai Air Nadi7. Sistem lembah Sungai Air Lingkop8. Sistem lembah Air Rangau9. Sistem lembah Lubuk Besar10. Sistem lembah Air Kulur11. Sistem lembah Cape BerikatKesebelas air atau sungai tersebut merupakan sumber air untuk kegiatan tambang tambang semprot yang ada. Karena sistem yang penambangan yang digunakan membutuhkan air dalam jumlah besar.a. Satuan Morfologi Perbukitan BergelombangSatuan ini mempunyai ketinggian antara 50 70 m di atas muka laut sekitar 54% dari luas wilayah Pulau Bangka, menempati bagian tengah dicirikan oleh : Bukit Penyabung (193 m), Gunung Asam (181 m), Gunung Pelawan (267 m), Bukit Rebo (273 m), Gunung Mangkol (398 m), Bukit Batang (188 m), Bukit Berah (395 m), Bukit Bebulu (452 m), Gunung Muntai (292 m) dan Gunung Maras (700 m) merupakan batuan intrusi, batuan malihan dan batuan sedimen.2.3. Stratigrafi dan Struktur geologiSebagian besar Pulau Bangka ditempati oleh formasi batuan sedimenter dan batuan intrusif granit. Ada beberapa pendapat para ilmuwan tentang stratigrafi pulau Bangka yaitu : Batuan tertua adalah batuan sedimen pra-tersier, terdiri dari selingan monoton antara lapisan-lapisan serpih dan batupasir yang kebanyakan lempungan dan walaupun dalam jumlah kecil terdapat sisipan lapisan - lapisan konglomerat, rijang, radiolaria, batugamping, tufa, breksi vulkanik dan aglomerat. Secara lokal dijumpai pula batuan metamorf seperti filit dan schist-serisit. Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, lapisan batuan di atas diduga berumur karbon sampai trias-bawah (Osberger, 1958 dan 1962). Lapisan sedimen di atas diterobos oleh batuan intrusi yang berkomposisi gabro-diorit, granodiorit, adamelit, dan granit diduga berumur karbon sampai trias-atas (Priem dkk, 1975). Umur batuan granit di Pulau Bangka terbagi dalam dua kategori, satu diantaranya disebutkan sebagai granit tua yang diperkirakan berumur pra-trias, sedangkan lainnya sebagai granit muda yang diperkirakan berumur yura-atas. Granit muda yang dianggap sebagai pembawa casiterite yang ekonomis (Katili, 1967 dan Sitanggang, 1974).Secara stratigrafi Pulau Bangka disusun oleh urutan satuan batuan sebagai berikut:1. Formasi Alluvium.Formasi ini terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung, lumpur dan gambut. Pada bagian selatan Pulau Bangka, formasi ini terdapat sebagai endapan sungai, rawa dan pantai. U Koko (1984) mengemukakan salah satu bagian dari formasi alluvium ini adalah gravel yang kaya akan timah dengan ketebalan mencapai 2 meter, bentuk butir menyudut tanggung, mengandung fosil kayu, fosil buah-buahan dan fosil cangkang. Formasi ini diperkirakan berumur Tersier Atas sampai Kuarter.

2. Formasi Ranggam.Formasi ini terdapat secara terpisah pada bagian utara dan selatan Pulau Bangka. Pada bagian utara, Formasi Ranggam merupakan perselingan batupasir, batulempung dan batulempung tufan dengan sisipan tipis batu lanau dan bahan organik; berlapis baik, struktur sedimen berupa perairan sejajar dan perlapisan silang-siur, tebal 150 m. Fosil yang dijumpai antara lain moluska, Amonia sp., Quinqueloculina sp., dan Trilocullina sp., dan menunjukkan umur relatif tidak tua dari Miosen Akhir.Semetara itu, di bagian selatan Pulau Bangka, formasi ini terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan konglomerat. Batupasir berwarna putih kotor, berbutir halus kasar, menyudut-membundar tanggung, mudah diremas, berlapis baik, struktur sedimen pada batupasir silang-siur, perairan sejajar dan perlapisan bersusun, ditemukan lensa-lensa batubara dengan tebal 0,5 m dan mengandung sisa-sisa tumbuhan dan gambut. Di Desa Nibung ditemukan fosil vertebrata (Stegodon) terdapat dalam konglomerat.Dalam batupasir ditemukan fosil moluska terdiri dari Tuaritella terebra (Limonaceous), Olivia tricineta Mart, Cypraea sonderava Mart, Arca cornea Reeva, tapes minosa Phil, dan Venus squamosa Lam, sedangkan fosil foraminifera bentos antara lain Celanthus craticulatus, Amonia sp., Brizalina sp., Quinqueloculina sp., dan Triloculina sp. Berdasarkan fosil-fosil tersebut Formasi Ranggam diduga berumur Miosen Akhir-Plistosen Awal dan terendapkan di lingkungan fluvial. Tebal formasi ini kira-kira 150 m (Cobbing, 1984).3. Formasi Tanjung GentingFormasi batuan yang terluas ini memanjang dari barat laut hingga tenggara Pulau Bangka. Pada bagian barat laut atau pada Peta Geologi Lembar Bangka Utara, formasi ini terdiri dari perselingan batupasir malihan, batupasir, batupasir lempungan dan batulempung dengan lensa batugamping, setempat dijumpai oksida besi. Berlapis baik, terlipat kuat, terkekarkan dan tersesarkan, tebalnya antara 250 1.250 m. Lokasi tipe terdapat di Tanjung Genting dan dapat dikorelasikan dengan Formasi Bintan.Pada bagian tenggara atau Peta Geologi Lembar Bangka Selatan, formasi ini terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung. Batupasir, kelabu kecoklatan, berbutir halus-sedang, terpilah baik, tebal lapisan 2 60 cm dengan struktur sedimen silang-siur dan laminasi bergelombang. Pada daerah setempat ditemukan lensa batugamping setebal 1,5 m. Batulempung, kelabu kecoklatan, berlapis baik dengan tebal 1,5 m, pada daerah setempat dijumpai lensa batupasir halus yang kontak dengan granit ditemukan di Lembar Utara.Dalam lensa batugamping, Osberger menemukan fosil Montlivaultia molukkana J. Wanner, Peronidella G. Willkens, Entrochus sp., dan Encrinus sp., yang menunjukkan umur Trias. Berdasarkan fosil-fosil tersebut Formasi Tanjung Genting diduga berumur Trias Awal dan terendapkan di lingkungan laut dangkal.4. Formasi Granit KlabatSama seperti Formasi Ranggam, formasi ini tersebar secara terpisah di utara hingga selatan Pulau Bangka. Pada penyebaran di bagian utara, formasi ini terdiri dari granit, granodiorit, diorit kurasa. Pada penyebaran di bagian selatan Pulau Bangka, formasi ini terdiri dari Granit biotit, Granodiorit dan Granit genesan. Granit biotit berwarna kelabu, tekstur porfiritik, dengan butiran kristal-kristal berukuran sedang-kasar, fenokris felspar panjangnya mencapai 4 cm dan memperlihatkan struktur foliasi. Granodiorit berwarna putih kotor, berbintik hitam. Granit genesan berwarna kelabu dan berstruktur perdaunan. Nama satuan ini berasal dari lokasi tipenya di Teluk Klabat, Bangka Utara. Umur satuan Granit ini adalah Trias Akhir-Yura Awal dan menerobos Formasi Tanjung Genting dan Kompleks Malihan Pemali.5. Formasi Kompleks Pemali.Formasi Kompleks Pemali ini sebagian besar tersebar secara terpisah di bagian utara Pulau Bangka, dan sedikit tersebar di selatan Pulau Bangka. Formasi batuan di bagian utara terdiri dari filit dan sekis dengan sisipan kuarsit dan lensa batugamping, terkekarkan, terlipatkan, tersesarkan dan diterobos oleh Granit Klabat (T Jkg). De Roever (1951) menjumpai fosil berumur Perm pada batugamping. Ditemukan di dekat Air Duren sebelah selatan-tenggara Pemali. Umur satuan ini diduga Perm dengan lokasi tipe di daerah Pemali. Formasi batuan di bagian selatan terdiri dari filit, sekis dan kuarsit. Filit berwarna kelabu kecolatan, struktur mendaun dan berurat kuarsa. Sekis, kelabu kehijauan, struktur mendaun, terkekarkan, setempat rekahannya terisi kuarsa atau oksida besi, berselingan dengan kuarsit. Kuarsit berwarna putih kotor, kecoklatan, keras tersusun oleh kuarsa dan felspar, halus sedang, perlapisannya mencapai tebal 1 cm.Tabel 2.1 Stratigrafi Regional Pulau Bangka

Sumber : Osberger, 1965.Umur satuan ini tidak diketahui dengan pasti tetapi diduga Prem atau Karbon (Cissar dan Baum dalam Osberger, 1965).6. Formasi Diabas PenyambungFormasi batuan terkecil di Pulau Bangka ini hanya terdapat di sebelah timur Gunung Penyabung, pantai barat laut Pulau Bangka. Formasi ini terdiri dari diabas yang terkekarkan dan tersesarkan, diterobos oleh Granit Klabat dan menerobos Kompleks Malihan Pemali .Umur diperkirakan Perm.Jadi, stratigrafi regional Pulau Bangka dibagi menjadi enam formasi, berurutan dari berumur paling tua sampai berumur muda yaitu : Formasi Kompleks Pemali, Formasi Diabas Penyambung, Formasi Tanjung Genting, Formasi Granit Klabat, Formasi Ranggam dan Formasi Alluvium berdasarkan(Osberger 1965).2.4. Genesa Endapan TimahTerbentuknya mineral casiterite erat hubungannya dengan aktivitas magma. Aktivitas magmatis Permo-carbon sampai dengan Kapur di Sumatera menyambung ke Malaysia dan Birma. Mineralisasi timah di jalur timah terjadi mulai Trias Atas-Awal Kapur. Aktivitas magma pembawa logam dasar mulai dari Permo-Karbon. Kandungan logam tersebut diperkaya oleh aktivitas magma Jura, Kapur dan Tersier. Hubungan timah dan granit mempunyai pengertian bahwa kehadiran timah ( cassiterite ) berhubungan dengan granit. Berawal pada tahun 1885 oleh M Von Micluco Moclay yang diperkuat oleh Beck tahun 1900, dengan penelitiannya bahwa timah di Bangka-Belitung berhubungan dengan granit setempat.Genesa pembentukan dari timah itu sendiri berawal dari pembentukan batuan dari proses awal sampai terbentuknya batuan. Batuan plutonik yang bersuhu sangat tinggi menerobos batuan yang ada disekitarnya sehingga terbentuk proses metamorfosis yang luas.Menurut Daubree, endapan timah primer terbentuk dari proses pneumatolitis. Pada proses ini mineral timah ditransportasi dari magma chamber sebagai gas Tin-chloride (SnCl4) atau Tin-flouride (SnF4) yang kemudian bereaksi dengan air membentuk Tin-oxide (SnO2 ) atau casiterite dan asam klorida atau asam flourida seperti reaksi sebagai berikut :SnCl4(g) + 2H2O(l) -------------------- SnO2(s) + HCl(g)SnF4(g) + 2H2O(l) ---------------------- SnO2(s) + 4HF(g)Dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa pada proses ini akan terbentuk casiterite sebagai padatan dan asam chloride atau asam fluoride sebagai gas. Secara regional mineralisasi timah di Indonesia dan Malaysia terikat pada sabuk granit (granite belt) Asia Tenggara yang memanjang dari Yunan (China) melalui Myanmar, Thailand, Semenanjung Melayu sampai pada kepulauan Indonesia. Dari gambar 2.2. dapat kita lihat bahwa Pulau Bangka termasuk bagian tengah dari Tin Mayor South East Asian Tin Belt

Gambar 2.2.Tin Mayor South East Asian Granite BeltSumber : Arsip PT. Koba Tin Koba, Survey And Geology Departement, 2007.Tin Mayor South East Asian Tin Belt, dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:1. Sabuk Timah Bagian Barat (Western Range)Pada western range, terdapat 2 jenis granit yaitu tipe I dan tipe S. Granit ini umumnya mempunyai butir granular walaupun kadang ditemukan juga megakristal hornblend. Sebagian besar granit mempunyai tipe I, namun demikian beberapa granit tipe S juga dijumpai.2. Sabuk Timah Bagian Tengah ( Main Range)Granit tipe main range , umumnya mempunyai ciri-ciri : megakristal (terutama K-Feldspar) dan terjadi mineralisasi timah serta mineral asosiasinya seperti monasit dan wolframit. Granit ini umumnya terdiri atas granit biotit dan granit muskovit yang semuanya merupakan tipe S, diperkirakan umurnya Trias.Central BeltEastern beltWestern belt

Gambar 2.3. Skema Rekonstruksi Sabuk TimahSumber : PT. Koba Tin, Survey And Geology Departement, 2007

3. Sabuk Timah Bagian Timur (Eastern Range)Granit tipe eastern range, mempunyai komposisi bervariasi dari diorite, gabro, monzogabro, dan granit. Pada granit ini umumnya ditemukan megakristal hornblend. Granit yang dijumpai adalah tipe I. Umurnya diperkirakan Permo-Trias. Endapan timah sekunder terbentuk oleh proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan kembali disuatu tempat dan erat kaitannya dengan proses sedimentasi.Terdapat 3 (tiga) kategori endapan placer timah ( timah sekunder ) di pulau Bangka yang dibedakan berdasarkan letaknya dari permukaan yaitu : konsentrasi residual eluvial pada lereng-lereng sungai dan lembah ( kulit ), placer para-alochton ( kaksa ) yang langsung menutupi batuan induk termineralisasi dan alluvial alochton ( mincan ) yang membentuk lapisan dalam sedimen pengisi lembah-lembah. Endapan pertama dan kedua berhubungan langsung dengan mineralisasi primer yang berasosiasi dengan terobosan granit, sementara kategori ketiga merupakan hasil rombakan dari batuan induk dan mineralisasi primer. Batuan yang merupakan sumber bahan galian timah adalah batuan dasar granit berumur Trias hingga batuan sedimen karbonan berumur Perm, dan juga batuan sedimen berumur Tersier. Bahkan sekuen batuan sedimen di bagian tenggara Bangka didominasi oleh Kelompok Ranggam dengan kandungan timah alluvial yang berasal dari hasil erosi terobosan granit tipe S berumur Jura. Sumber daya dan cadangan bijih timah berasal dari endapan placer yang tersebar di darat dalam wilayah Kontrak Karya Pertambangan PT. Koba Tin, dengan mineral utama casiterite dan mineral-mineral ikutan terdiri dari : monazit, xenotim, ilmenit, turmalin, zirkon dan kuarsa .

BAB IIILANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Pengolahan Bahan GalianMineral sesuai dengan definisinya adalah endapan alam atau bahan alam anorganik yang mempunyai komposisi kimia dan struktur/susunan atom tertentu. Tetapi dalam Pengolahan Bahan Galian, pengertian mineral dikembangkan menjadi bahan galian, yaitu semua bentukan alam berupa unsur-unsur kimia, batuan, mineral, dan mineral bahan bakar yang merupakan endapan-endapan yang cara memperolehnya dangan kegiatan menggali atau mengebor. Jadi bahan galian merupakan hasil tambang baik berupa bahan anorganik maupun bahan organik yang terbentuk dan terdapat di alam pada kulit bumi atau sebagai endapan di dasar laut yang dapat diambil dan dimanfaatkan secara ekonomis.Pengolahan Bahan Galian adalah istilah umum yang biasa dipergunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa mineral, batuan, bijih atau bahan galiannya yang ditambang dari endapan-endapan alam pada kulit bumi untuk dipisahkan menjadi produk-produk berupa satu macam atau lebih bagian mineral yang dikehendaki dan bagian lain yang tidak dikehendaki yang terdapatnya barsama-sama di alam. Mineral yang dikehendaki biasanya disebut juga mineral berharga karena nilai ekonominya. Pada akhir proses pengolahan akan diperoleh dua macam hasil yaitu konsentrat yang sebaguan besar terdiri dari mineral berharga dan tailing yaitu terdiri dari mineral tidak berharga.Dilihat dari segi pamanfaatannya, mineral (bahan galian) dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :1. Mineral Logam (Mineral Bijih)Adalah bahan galian dari mana dapat diambil satu macam logam atau lebih secara ekonomis. Adapun jenis-jenis logam antara lain : Logam mulia (precious metal): emas, perak, platina, dan lain-lain. Logam dasar (base metal) : tembaga, timbal, seng, dan platina. Logam ferous (steel industry): besi, nikal, chromium, tungsten, vanadium. Logam radioactive : uranium, thorium, radium.

2. Mineral Non-Logam (Mineral Industri)Adalah mineral yang bukan penghasil sumber logam maupun energi, tetapi bahan galian yang dapat dipakai langsung atau sebagai bahan baku untuk industri, contohnya : Isolator : mika dan asbes. Refractory material : silika, alumina, zirkon, dan grafit. Abrasive mineral : corundum, garnet, intan dan topaz. General Industrial Mineral : fosfat, belerang, batugamping, garam, barit, feldspar, magnesit, gypsum, clay, dan lain-lain.

3. Mneral EnergiAdalah bahan galian yang dipakai sebagai sumber energi primer (fuel mineral), contohnya : Solid : batubara. Liquid : minyak bumi.

3.2. Sifat Fisik Bahan GalianUntuk mengetahui proses pengolahan bahan galian yang sesuai untuk suatu jenis mineral tertentu, perlu lebih dahulu diketahui sifat-sifat fisik dan kimia dari mineral tersebut serta mineral pengotornya.Sifat-sifat fisik mineral sangat penting untuk diteliti dan dipelajari sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menentukan proses pengolahan yang bagaimana yang cocok untuk dilakukan guna mendapatkan konsentrat mineral yang diinginkan. Mengingat proses pengolahan bahan galian merupakan jembatan antara proses penambangan proses ekstraksi logam mineral industri lainnya, maka pengenalan sifat-sifat bahan galian sangat diperlukan. Keberhasilan suatu proses pengolahan bahan galian sangat tergantung pada kelengkapan dan ketelitian dalam menentukan data atau informasi mineral atau kualitas bahan galian tersebut.Beberapa sifat fisik bahan galian yang umumnya digunakan dalam proses pengolahan, antara lain :

1. Kekerasan (Hardness)Sifat fisik mineral ini pada umumnya sudah dikenal oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang erat kaitannya dengan keperluan hidupnya. Misalnya untuk memecah batuan, penduduk menggunakan yang lebih keras dari batu itu, seperti pahat dan palu.

2. Berat Jenis (Specific Gravity)Setiap mineral mempunyai berat jenis yang berbeda-beda. Berat jenis mineral ini sangat penting untuk menentukan proses yang akan digunakan dalam pengolahan bahan galian, terutama dalam proses konsentrasi gravitasi.

3. Kemagnetan (Magnetic Suseptibility)Ada beberapa mineral dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Sifat kemagnetan suatu mineral sangat berguna dalam proses pemisahan mineral bersifat magnit dan mineral yang bersifat non-magnit. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan dalam komposisi mineral yang dikandungnya.

4. Kelistrikan (Electric Conductivity)Proses konsentrasi mineral juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat konduktivitas listrik dari suatu mineral. Pada umumnya mineral sulfida metalnya mempunyai konduktivitas yang baik, gangue mineral pada umumnya mempunyai konduktivitas yang jelek.

5. Bidang BelahSifat bidang belah ini banyak digunakan dalam proses peremukan dalam meningkatkan derajat liberasi mineral. Separti mineral galena, pirit, dan kalsit jika diremuk akan mengikuti bidang belahnya, sehingga derajat liberasinya tinggi. Sedangkan kuarsa tidak mempunyai bidang belah, hanya hancur saja tidak mengikiti arah bidang tertentu.

6. Kehancuran (Fracture)Adalah sifat remuk yang tidak mengikuti bidang belah. Ada kehancuran yang tidak berbentuk dan kasar, ada yang berupa plat tipis ataupun berbentuk ulir. Sifat kehancuran ini digunakan dalam proses premukan dan penggerusan, dimana mineral yang mudah hancur waktu yang diperlukan untuk menggiling lebih singkat.

7. WarnaMineral yang satu mempunyai warna yang berbeda dengan mineral yang lain. Kerena perbedaan warna ini dapat pula digunakan untuk prinsip pemisahan. Pengambilan dengan tangan dari mineral tertentu karena perbedaan warna disebut hand picking dan hand sorting.

8. Perubahan Sifat Mineral karena PemanasanBeberapa mineral bila dipanaskan akan kehilangan beberapa unsur karena menguap, sehingga menjadi porous. Karena itu berat jenisnya menjadi berkurang, hal ini akan membantu dalam proses konsentrasi.9. Perubahan Sifat Permukaan MineralBeberapa mineral dapat dipengaruhi sifat permukaan apabila terkena bahan kimia tertentu, misalnya yang tadinya mudah dibasahi air menjadi susah, misalnya pada proses flotasi.3.3. Proses Pengolahan Bahan GalianSecara umum Proses Pengolahan Bahan Galian terdiri dari beberapa langkah operasi, yaitu :1. ComminutionAdalah poses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara memecah bongkah batuan besar yang diperoleh dari tambang menjadi butiran-butiran yang lebih kecil sehingga terjadi pelepasan (liberasi) dari mineral-mineral yang berbeda atau yang diperoleh ukuran butiran yang digunakan.2. SizingAdalah proses pemisahan butiran mineral-mineral menjadi bagian-bagian (fraksi) yang berbeda dalam ukurannya, sehingga setiap fraksi terdiri dari butiran-butiran yang hampir sama ukurannya.3. ConcentrationAdalah proses untuk memisahkan butiran-butiran mineral berharga dari mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama-sama. Berdasarkan perbedaan sifat fisik dari mineral-mineral maka proses konsentrasi dibagi dalam 4 macam, yaitu :1. Konsentrasi Gravimetri, adalah pemisahan berdasarkan perbedaan gaya berat.2. Konsentrasi Magnetis, adalah pemisahan berdasarkan perbedaan sifat magnet.3. Konsentrasi Elektostatis, adalah pemisahan berdasarkan perbedaan sifat daya hantar listrik.4. Konsentrasi secara Flotasi, adalah pemisahan berdasarkan perbedaan sifat fisik permukaan mineral terhadap pengaruh bahan kimia.4. DewateringAdalah proses untuk mengurangi /menghilangkan kandungan air dari hasil akhir porses pengolahan bahan galian yang menggunakan air dalam operasinya.

3.4. Peralatan Pemisahan Bahan GalianPeralatan yang digunakan dalam proses pemisahan/pengkonsentrasian bahan galian dipengaruhi oleh jenis pemisahan. Jenis pemisahan ada 4 macam, yaitu :a. Gravity Concentration (pemisahan berdasarkan berat jenis). Alat yang digunakan adalah jig, humphrey spiral, shaking table, dan air table.b. Electrostatic Concentration (pemisahan berdasarkan sifat konduktifitas listriknya). Alat yang digunakan adalah HTS (High Tension Separator).c. Magnetic Separation, pemisahan berdasarkan sifat magnetiknya. Alat yang digunakan CBMS (Cross Belt Magnetic Separator). dan IRM (Induction Roll Magnetic).d. Flotasi Concentration, alat yang digunakan adalah flotasi.Selain peralatan-peralatan diatas, ada peralatan yang digunakan untuk mendukung kerja dari peralatan tersebut, yaitu:a. Rod mill, alat yang digunakan dalam proses pengecilan ukuran.b. Kasson, alat yang digunakan untuk memisahkan material berdasarkan ukuran dengan getaran, karena di dalamnya terdapat screen.c. Willoughby, alat yang digunakan untuk memisahkan material berupa kasar dan halus.d. Hidrosizer, alat yang digunakan untuk membagi feed agar tersebar merata di setiap alat.e. Pompa, alat yang digunakan untuk mengalirkan fluida.f. Splitter, alat untuk memisahkan konsentrat, middling dan tailing.g. Bucket Elevator, merupakan alat yang digunakan sebagai perantara antar alat pada proses kering.

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Proses Pengolahan Bijih TimahProses pengolahan bijih timah PT. Koba Tin di Tinshed bertujuan untuk memperoleh konsentrat cassiterite sebanyak mungkin dengan kadar minimal 72 % Sn ( masih berupa bijih ). Sedangkan timah yang berasal dari tambang memiliki kadar 20 30 % Sn. Oleh karena itu diperlukan proses untuk meningkatkan kadar Sn dengan cara memisahkan cassiterite dari mineral-mineral ikutannya semaksimal mungkin. Produk yang dihasilkan dari tinshed berupa konsentrat, middling, tailing. Konsentrat merupakan mineral yang berharga dan bernilai ekonomis untuk ditambang, sedangkan middling merupakan produk yang masih mengandung mineral berharga, dan tailing merupakan mineral yang tidak berharga.Proses pemisahan bijih timah dari mineral ikutan yang dilakukan oleh Tinshed PT. Koba Tin disesuaikan dengan perbedaan sifat-sifat antara timah dengan mineral ikutannya. Proses ini menggunakan tiga jenis pemisahan yaitu:a. Gravity ConcentrationYaitu pemisahan berdasarkan berat jenis. Alat yang digunakan adalah jig, humprey spiral, shaking table, dan air table.

b. Elektrostatic ConcentrationYaitu pemisahan berdasarkan sifat konduktifitas listriknya. Alat yang digunakan adalah HTS ( High Tension Separator )c. Magnetic SeparatorYaitu pemisahan berdasarkan sifat kemagnetiknya. Alat yang digunakan adalah CBMS ( Cross Belt Magnetic Separator ), dan IRM ( Iducation Roll Magnetic ).Proses ini bertujuan untuk memperoleh konsentrat casiterite sebanyak mungkin dengan kadar timah yang memenuhi persyaratan peleburan 72 %, sehinggah setelah dikeringkan dapat langsung dikirim ke pusat peleburan, sedangkan tailing akhir yang sebagian besar terdiri dari mineral-mineral pengotor langsung distock. Produk middling yang dihasilkan masih mengandung timah yang cukup tinggi, yaitu antara 10 30 %. Untuk mendapatkan cassiterite yang terbawa dalam produk middling tersebut, maka produk ini diproses ulang. Pada proses ini memakai kombinasi pemisahan secara pemisahan gaya berat, elektrostatik, dan magnetic akan diperoleh konsentrat timah dengan kadar 72 % Sn.

Tin Drum Sn 10-30%Bagan alir sederhana proses pencucian timah di Tinshed dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pengambilan Sample Lapangan Ore Bin Tin Smelter

Proses Pencucian Proses Basah1. Jig2. Humprey Spiral3. Shaking Table

Pengambilan Sample selama prosesAnalisa di LaboratoriumUntuk kontrol kualitas timah selama proses Pengeringan Proses Kering1. Cone Filter2. Rotary Driver1. HTS ( High Tension separator )2. MS ( Magnetic Separator )Konsentrat 72 %

Gambar 4.1 Bagan Alir Proses Pencucian Bijih TimahSumber : Penulis, 2012Proses pengolahan bijih timah di Tinshed ini dilakukan melalui 2 proses, yaitu proses basah dan proses kering.4.1.1. Proses BasahProses ini prinsipnya adalah pemisahan casiterite dari mineral pengotor berdasarkan perbedaan berat jenis, peralatan yang digunakan antara lain :1. Ore Bin

Gambar 4.2 Ore Bin Sumber : Dokumen lapangan, 2012

Ore bin merupakan tempat penampungan bijih timah yang berasal dari tambang. Langkah-langkah pada ore bin antara lain :a) Membuka drum, drum yang berasal dari tambang dikirim dalam keadaan tersegel agar material tidak tumpah dan tidak ada kecurangan.b) Membuang air dalam drum, material yang berasal dari tambang biasanya masih bercampur dengan air.c) Sampling, pengambilan sampel dilakukan dengan pemboran pada drum sebanyak 7 titik. , kemudian material hasil pengeboran tiap titik dicampur dan diaduk hingga rata, kemudian dimasukan ke plastik sampel untuk dibawa ke ruang sampling. Setelah itu sampel basah ditimbang lalu dikeringkan dengan menggunakan tungku, lalu ditimbang kembali sehingga dari perbandingan berat kering dengan berat basah didapatkan kadar air pada setiap drum atau fraksi keringnya (fraction dry). Kemudian sampel yang telah kering dibawa ke laboratorium untuk diketahui kadar Sn. Saat ini kadar yang berasal dari tambang berkisar 20%-30%.Cara pengambilan sample dapat dilakukan dengan cara :a. Perhitungan berat bersih (TPH) melalui tahapan sebagai berikut:- Pengambilan conto dari Jig plant dengan menggunakan stopwatch- Air yang terdapat dalam conto tersebut dibuang - Conto ditimbang untuk diketahui beratnyaTPH = Berat Sample Berat Plastik x 3600 ( 4.1 ) Waktu

- Kemudian conto dihitung berat bersih (TPH) nya dengan rumus sebagai berikut :

b. Perhitungan kadar Sn dilaboratorium melalui tahapan sebagai berikut:- Pengambilan conto dari Jig plant- Conto dikeringkan- Conto ditimbang untuk diketahui beratnya- Setelah ditimbang, conto diayak dengan menggunakan Ro Top dengan ukuran 20#, 40#, 65#, 100#, dan 150#.- Setelah diayak, tiap fraksi dihitung jumlah butiran masing-masing mineral- Conto kemudian ditabur merata dan tipis di atas permukaan kaca ukuran 2 cm x 2 cm.Kadar Mineral = jumlah butir x bj mineral yang bersangkutan x 100% (4.2) Jumlah butir x bj masing-masing mineral

- Kemudian conto dihitung kadarnya dengan rumus sebagai berikut:

d) Penimbangan, agar diketahui berapa berat material tiap-tiap drum.e) Penuangan, setelah dilakukan penimbangan, material dituang ke DC (Dewatering Cone) untuk diproses ke jig.Setelah semua langkah-langkah diatas selesai, drum kosong dikirim ke tambang dalam keadaan bersih, tertutup dan jumlah drum jelas

2. Jig PlantJig adalah suatu alat konsentrasi yang melakukan pemisahan mineral berdasarkan perbedaan spesifik gravity. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan suatu lapisan pemisahan yang disebut ragging yang berat jenisnya lebih rendah dari pada cassiterite tetapi lebih tinggi dari pada mineral lain ( kwarsa misalnya ). Jadi berat jenisnya terletak diantara cassiterite dan mineral pengotornya.

Gambar 4.3. Jig PlantSumber : Dokumen lapangan, 2012

A. DASAR PEMISAHAN JIGProses jigging merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunkan air, sebagai media pemisahnya menggunakan bantuan bed material. Ukuran butir yang dapat ditangkap dengan baik oleh jig berkisar antara 10 14 #.Pengoperasian jig harus selalu dioptimalkan agar pengendalian mutu pencucian pada jig dapat terkendali, baik itu recovery tiap jig maupun kadar konsentrat akhir sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.Pada pemisahan partikel mineral dalam proses jigging dipengaruhi tiga faktor, antara lain :a) Differential AccelerationDifferential Acceleration merupakan faktor perbedaan kecepatan jatuh partikel mineral ke bed, karena adanya gerakan yang terjadi pada alat jig. Hal ini akan menyebabkan partikel mineral yang memiliki berat jenis besar akan memiliki kecepatan jatuh yang lebih besar.b) Hindered SettlingHinderet Settling merupakan formasi jatuh atau pengendapan dari material yang specific gravitasinya besar dengan ukuran kecil akan sama dengan material yang specific gravitasinya kecil tapi ukuranya besar.c) Consolidation TracklingConsolidation Trackling merupakan suatu proses dimana partikel halus menerobos melalui bed pada waktu akhir pulsion.Terdiri dari 4 unit jig dan tipe jig tersebut adalah Pan American. Disini dihasilkan konsentrat hingga 68% Sn.

Tabel 4.1 Proses JigAsal materialNo.JigAliran materialKonsentrat

MiddlingTailingUndersize 30#Jig 1DC6&7Kompartemen ADC14Kompartemen BDC3Undersize 16#Jig 2DC6&7Kompartemen ADC14Kompartemen BDC3DC14Jig 3DC6&7DC14DC1HGOversize ke DC15Jig 4willoughbyditampungKe KassonUndersize ke DC3Oversize ke rod millDC12DC3DibuangSumber : Penulis, 2012B. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja JigPada umumnya proses pencucian bijih timah menggunakan jig bertujuan untuk meningkatkan kadar dengan perolehan recovery yang tinggi sehingga losses dapat ditekan sekecil-kecilnya. Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi kinerja jig, antara lain:

1. Sifat-Sifat Umpan (Feed), yakni:a. Bentuk dan Ukuran FeedSemakin besar (kasar) ukuran butir mineral, maka recovery semakin tinggi. Tetapi ada satu hal yang harus diperhatikan, makin besar ukuran partikel mineral makin makin cepat pula pemadatan pada bed, sehingga terjadi kemantapan atau kebuntuhan yang mengakibatkan feed yang masuk berikutnya tidak dapat menerobos melalui cela-cela bed.Bentuk partikel mineral yang masuk sebagai feed juga sangat mempengaruhi dalam perolehan recovery, terutama mineral-mineral ikutan yang tidak berharga seperti markasit. Dengan bentuknya yang memanjang, dapat diartikan bahwa tekanan air dari underwater akan berbeda karena adanya perbedaan penampang permukaan dari partikel tersebut yang menyebabkan partikel tersebut terombang-ambing di dalam jig tank, sehingga akan mengganggu mineral berharga yang lain untuk turun sebagai konsentrat.b. Kadar MineralMakin tinggi atau kaya kadar mineral berharga yang masuk sebagai feed, maka recovery akan semakin tinggi. Dan makin banyak kadar mineral pengganggu yang masuk sebagai feed pemisahan semakin sulit, berarti perolehan recovery akan rendah.

c. Berat Jenis MineralSemakin tinggi berat jenis mineral berharga terhadap mineral pengganggu maka recovery akan semakin tinggi.2. Parameter Parameter Jig Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan tersebut antara lain:a. Amplitudo Membran atau Frekuensi StrokeAmplitudo Membran adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction), sedangkan frekuensi stroke merupakan banyaknya dorongan per menit. Bila jumlah (rpm) pukulan besar (frekuensi stroke), maka panjang langkahnya (amplitudo) lebih pendek, demikian sebaliknya.Untuk mengatur panjang pukulan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. berat jenisb. ukuran butirc. jumlah mineral ikutand. kekayaan timah yang digaliPanjang pukulan berpengaruh terhadap recovery dan kadar konsentart, panjang pukulan yang besar menyebabkan mineral pengotor (pasir) ikut turun yang mengakibatkan konsentrat kotor, tetapi recovery akan meningkat. Sebaliknya panjang pukulan yang pendek konsentrat akan bersih, tetapi casiterite tidak tertangkap semua terutama yang ukuran butir kasar dan akan lari ke tailing sehingga recovery menjadi rendah.b. Kecepatan Aliran HorizontalKecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir di atas lapisan bed. Kecepatan aliran horizontal yang terlalu besar, mineral berat yang berukuran halus akan ikut terbuang sebagai tailing. Sedangkan kecepatan aliran horizontal yang lebih kecil dari kecepatan pengendapan mineral ringan, maka akan mengendap diatas permukaan jig bed sehingga akan menggangu proses jig.c. Ketebalan Bed dan Ukuran Batu pada Lapisan BedBed merupakan bahan padat yang terdiri dari lapisan batu hematite yang digunakan sebagai media pemisah mineral berat pada jig. Ketebalan dan ukuran bed sangat mempengaruhi hasil pemisahan dan tergantung kepada mineral yang akan dipisahkan. Semakin tebal dan besar ukuran butir bed, maka akan semakin sulit kecepatan aliran vertical ke atas untuk mendorong lapisan bed, sehingga semakin sedikit partikel mineral berharga yang mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya semakin tipis dan kecil ukuran butir bed, maka ada kemungkinan aliran vertical ke atas akan melontarkan bed, sehingga ruangan antara bed menjadi terlalu besar. Hal ini menyebabkan mineral ringan yang berukuran besar akan menerobos lapisan bed dan mengendap sebagai konsentrat, sehingga kadar konsentrat menjadi rendah.Untuk memperoleh recovery dan kadar timah yang tinggi, ada beberapa persyaratan tertentu mengenai jig bed, seperti :1. Berat jenis bed berada diantara mineral berat dan mineral ringan, berbentuk bulat agar diperoleh celah-celah yang baik guna memberikan kesempatan kepada mineral berat menerobos jig bed dan masuk kedalam hutch sebagai konsentrat. Biasanya jig bed tersusun dari mineral hematite yang berat jenisnya antara 4,5 -5,5 dengan kekerasan 6 menurut skala Mosh.2. Ukuran butir tertentu dengan tujuan agar dapat terangkat lebih tinggi dari pada mineral berat dan disamping itu untuk memperoleh besarnya celah-celah yang diinginkan. Variasi ukuran butir dan ketebalan jig bed tergantung pada ukuran jumlah mineral-mineral berharga yang diinginkan seperti kasiterit, ilmenit, monazite dan zircon. Maka seragam ukuran butir (bulat) dan makin besar ukuran jig bed maka recovery semakin besar.

d. Volume Air Tambahan (Underwater)Volume air tambahan adalah jumlah air yang dialirkan ke dalam jig yang berguna sebagai air tambahan. Selama proses pemisahan berlangsung dengan baik sesuai rencana, air di dalam tangki ada yang masuk ada pula yang keluar. Air yang masuk adalah air yang bercampur bersama feed dan air yang berasal dari header tank (air tambahan). Sedangkan air yang keluar adalah air yang keluar bersama-sama dengan tailing dan air yang keluar melalui spigot bersama konsentrat.Manfaat air tambahan ini adalah untuk mengimbangi hisapan, mengimbangi jangan terlalu banyaknya aliran air diatas jig yang menuju ke dasar dapat terjadi apa yang dinamakan gerak pulsasi (gerakan ketas dan hisapan ke bawah) dan menggantikan air yang keluar melalui lubang spigot. Underwater dapat dikatakan cukup apabila permukaan jig bed sudah terendam air tetapi kecepatan aliran horizontal tidak terlalu deras, sehingga menimbulkan besar tekanan antara pulsion dan suction tidak sama. Underwater dikatakan kurang apabila jig bed tidak terendap air sepenuhnya yang ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara diatas permukaan jig bed, dimana suction lebih besar dibandingkan dengan pulsion sehingga konsentrat yang dihasilkan akan kotor. Begitu pula jika underwater berlebihan maka akan menyebabkan kecepatan aliran horizontal sangat deras sehingga mineral berat yang berukuran halus akan ikut terbawa aliran air, dimana pulsion lebih besar dibanding dengan suction sehingga recovery akan rendah, walaupun kadar konsentrat yang dihasilkan tinggi.Lubang spigot adalah suatu lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya konsentrat hasil pemisahan. Besarnya ukuran lubang spigot ini akan mempengaruhi volume air yang terdapat dalam tangki jig. Apabila ukuran lubang spigot terlalu besar, maka volume air yang keluar melalui lubang spigot akan menjadi besar. Hal ini akan mengakibatkan tangki jig menjadi kosong, dan jig akan mengalami kekurangan air. Untuk menjaga keseimbangan air didalam jig, maka ukuran lubang spigot diusahakan sekecil mungkin. Hali ini bertujuan agar pada proses pemisahan berikutnya tidak terjadi kelebihan air dan pemakaian air tambahan dapat terjaga.e. Feeding dan Proses PadatanFeeding adalah proses pemasukan bahan baku campuran mineral baik bijih berharga atau mineral lainnya dengan mengalir kepermukaan jig, yang disesuaikan dengan kapasitas alat pencucian. Distribusi feed dipermukaan jig harus diatur dengan baik agar proses jigging dapat berjalan dengan sempurna.Penyebaran dan kekentalan (proses padatan) feed yang masuk kepermukaan jig perlu diperhatikan. Penyebaran feed yang tidak merata mengakibatkan terjadinya penumpukan dan kelebihan beban yang terlalu besar yang diterima oleh permukaan jig. Feed yang terlalu kental akan menyebabkan penumpukan dan kecepatan aliran kecil, sebaliknya feed yang terlalu encer akan menyebabkan kecepatan aliran yang besar sehingga banyak mineral berharga yang hilang sebagai tailing.f. Motor JigMotor jig merupakan motor penggerak stroke yang menyebabkan terjadinya pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah putaran gear box dan panjang pukul motor yang digunakan.g. Jig ScreenJig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5 mm) yang dipasang diantara rooster bawah dan rooster atas. Posisi pemasangan jig screen berpengaruh terhadap jumlah dan luas lubang bukaan jig screen tersebut.

h. Kecepatan Aliran didalam Jig TankKecepatan aliran didalam tangki jig berpengaruh terhadap proses pengendapan mineral berharga. Apabila kecepatan aliran vertikal keatas akibat pulsion lebih besar dari kecepatan jatuh butir mineral berharga, maka mineral berharga tidak memiliki kesempatan untuk turun mengendap sebagai konsentrat. Sebaliknya jika kecepatan aliran vertikal ke atas terlalu kecil maka kadar konsentrat akan menjadi rendah. Hal ini disebabkan karena mineral pengotor yang kecepatan jatuhnya juga kecil akan turun sebagai konsentrat.i. Kemiringan JigKemiringan jig biasanya sudah ditetapkan sesuai dengan disain yaitu berkisar 5 sampai 150. Jig yang terlalu miring mengakibatkan aliran air terlalu cepat dan casiterite sukar mengendap, terlalu datar juga menyebabkan umpan terlampau banyak terteumpuk diatas jig dan kuarsa lambat mengalir ke tailing.

3. Humprey Spiral

Gambar 4.4. Humprey SpiralSumber : Dokumen lapangan, 2012Spiral yang digunakan ada 3 macam, yaitu High Grade (HG), Low Grade (LG) 1 dan Low Grade 2. Tabel 4.2. Proses Humprey SpiralAsalMaterialJenisSpiralAliran materialKonsentratMiddlingTailingDC1HGDC2DC3DC3DC3LG 1DC2HG (sirkulasi)LG2Tailing LG1LG 2DC2LG2 (sirkulasi)DibuangSumber : Penulis, 2012Spiral adalah alat konsentrasi yang tidak menggunakan mesin atau motor, terhadap slurry hanya bekerja gaya gravitasi dan gaya sentrifugal bertujuan untuk memisahkan kuarsa. Partikel akan jatuh ke bawah akibat gaya beratnya sendiri, karena bergerak spiral maka pada partikel bekerja pula gaya sentripetal akibat partikel bergerak dalam arah melingkar dengan sumbu spiral sebagai pusat lingkaran, sehingga berakibat mineral berat akan lebih cepat turun dan mendekati sumbu spiral sedang mineral ringan lebih lambat dan menjauhi sumbu spiral. Pada ujung bawah spiral terbagi menjadi tiga aliran bila dimulai dari yang paling dekat dari sumbu spiral adalah konsentrat, middling, dan tailing.Gaya-gaya yang berpengaruh dalam proses ini adalah gaya dorong air, gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya sentrifugal. Bentuk alatnya berupa lounder yang melingkar membentuk spiral, makin panjang lounder maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin tinggi kadarnya.Terjadinya pemisahan di dalam humprey spiral sebagai berikut :1. Feed dimasukkan ke dalam feed tank2. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.3. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan, selanjutnya yang encer dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai wash water, sedang pulp yang kental melalui lounder dialirkan ke atas menuju feed box sebagai umpan.4. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang ringan sebagai tailing akan terletak dibagian luar..5. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam port penampungan konsentrat yang dihasilkan. Pada port dipasang splitter yang berfungsi untuk memisahkan material berupa konsentrat, middling dan tailing..Gaya-gaya yang berpengaruh dalam proses ini antara lain:a. Gaya dorong airDalam operasi, partikel dan cairan bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman aliran cairan.b. Gaya gesekDalam operasi ini, gaya gesek akan sebanding dengan selisih berat jenis partikel dengan berat jenis fluida. Sehingga partikel yang berat jenisnya besar akan memiliki gaya gesek yang besar pula untuk volume yang sama.c. Gaya gravitasiSetiap mineral dalam operasi ini akan memperoleh percepatan gravitasi yang sama. Mineral dengan volume yang sama tetapi massanya berbeda, maka mineral yang memiliki massa yang lebih besar akan mendapat gaya yang besar.d. Gaya sentrifugalGaya ini arahnya ke bagian luar dari suatu area yang berputar, sehingga akan memberikan pengaruh-pengaruh kepada mineral ringan untuk terlempar ke luar dan terkumpul sebagai tailing.Bagian-bagian utama dari humprey spirala. Feed TankFeed tank merupakan suatu tempat untuk menampung masuknya feed dan air atau pulp yang akan dilakukan pemisahan.b. CyclonCyclon merupakan alat untuk memisahkan antara air yang bersih dengan air yang masih bercampur dengan material.c. SplitterSuatu alat untuk mengatur masuknya material ke dalam port tepatnya untuk memisahkan antara konsentrat, middling dan tailing.d. PortPort merupakan suatu lubang untuk masuknya konsentrat, middling dan tailing.e. NatchNatch Merupakan lubang bukaan kecil yang apabila ada aliran wash water akan menimbulkan gerakan air sehingga konsentrat yang tidak tertampung akan terdorong.f. Sumbu (Axis)Sumbu merupakan suatu pipa yang tegak di dalamnya berlubang sebagai saluran konsentrat untuk turun ke bawah.

g. Feed boxFeed box merupakan tempat feed atau umpan yang akan di konsentrasi.h. RiffleRiffle berfungsi untuk merubah aliran turbulen menjadi aliran laminer, sehingga terjadi pemisahan di dalam lounder.4. Shaking Table

Gambar 4.5. Shaking Table Sumber : Dokumen Lapangan, 2012

Shaking Table (ST) yang digunakan ada 7 unit, yaitu ST1, ST2, ST3, ST4, ST5, ST6 dan ST7Shaking Table adalah suatu meja berbentuk jajarangenjang yang digetarkan secara longitudinal dengan gerak maju yang pelan tetapi kembalinya lebih cepat. Meja dilengkapi dengan riffle. Lapisan tipis air akan melimpah melewati riffle dan mengalir ke sudut meja dan umpan slurry dimasukkan melalui sudut dekat mesin penggerak. Partikel akan terguncang-guncang ketika bergerak maju, partikel berat akan berada pada tempat yang lebih tinggi dan partikel ringan akan tercuci dan terbawa air ke tempat yang lebih rendah. Pada intinya, shaking table berfungsi untuk memisahkan mineral halus berat dengan mineral halus ringan.Prinsip Kerja Shaking Table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Pada proses ini, konsentrat dan middling diteruskan langsung menuju ke proses kering, sedangkan tailing diproses kembali ke humprey spiral. Tabel 4.3. Proses Shaking TableAsal materialNo. STkonsentratmiddlingTailingDC21DC11ST4 & ST5DC1DC22DC11ST4 & ST5DC1DC23DC11ST4 & ST5DC1Mid 1,2,34DC11DC 8 & 9DC 8 & 9Mid 1,2,35DC11DC 8 & 9DC 8 & 9DC11 ke Willoughby6 (material kasar)DC 6 & 7DC11DC11DC11 ke Willoughby7 (material halus)DC 6 & 7DC11DC11Sumber : Penulis, 20124.1.2. Proses KeringPrinsipnya, proses kering ini dilakukan untuk mengambil timah yang masih tersisa dalam material karena belum terambil pada proses sebelumnya dan membuang mineral pengotor berdasarkan sifat fisik material-material tersebut, seperti monazite dan ilmenite.1. Cone Filter dan Rotary DryerPada proses ini terdiri dari dua tingkat pengeringan. Proses ini berfungsi mengubah konsentrat basah menjadi kering. Terdiri dari 2 cone filter & 2 rotary dryer untuk DC 8 & 9, 2 cone filter & 2 rotary dryer untuk DC 6 & 7.

Cone Filter berfungsi menurunkan kadar air konsentrat menjadi 7-10%. Pada permukaan cone yang berbentuk lingkaran terdapa saringan 100# sehingga partikel-partikel mineral akan tertahan dipermukaan cone dan air akan lolos dihisap oleh vacum pump. Partikel mineral yang tertahan akan berputar 3600 dan tumpah ke dalam Rotary Dryer.Gambar 4.6. Cone FilterSumber : Dokumen Lapangan,2012

Rotary Dryer berfungsi sebagai pengering tahap kedua sehingga kadar air menjadi 0%. Proses ini menggunakan pemanasan dengan bahan bakar solar pada suhu maksimal 1500C. Sumber panas dihasilkan oleh burner.

Gambar 4.7. Rotary DryerSumber : Dokumen Lapangan, 2012

Tabel 4.4 Proses Cone Filter dan Rotary DryerAsal materialNama alatAliran materialDC 8 & 9CF & RDKe screenUndersize 16# ke BE 0601Undersize 40# ke BE 0602DC 6 & 7CF & RDKe KassonUndersize 16# ke BE 0924Undersize 40# ke BE 0925Ket:BE : Bucket Elevator

Sumber : Penulis, 2012

2. High Tension Separator (HTS)

High Tension Separator, memisahkan mineral berdasarkan daya hantar listriknya, sehingga akan terpisah mineral konduktor (cassiterite dan ilmenite) dengan mineral non konduktor (Monazite, Zircon, Kwarsa dan Xenotime). Pada saat feed diumpankan pada rotor, mineral-mineral yang ada akan terpisah pada saat melewati elektroda yang dialiri arus 30.000 volt. Mineral yang memiliki sifat konduktor akan tertarik kearah elektroda karena adanya gaya tarik dari elektroda. Sedangkan mineral yang non konduktor akan terus mengikuti putaran rotor dan terpisah dari mineral konduktornya menuju tenpat penampungan monazite yang mengandung 0,4% cassiterite. Untuk mineral yang bersifat semi konduktor akan terpisah diantara penampungan mineral konduktor dan non konduktor. Mineral middling ini akan diolah kembali sebagai feed dalam proses konsentrasi pada Air Table. Gambar 4.8 High Tension Separator Sumber : Dokumen Lapangan, 2012Tabel 4.5. Proses High Tension SeparatorAsal materialNo.HTSKonsentrat/KonduktormiddlingTailing/NonkonduktorBE 0601HTS 1BE 0606BE 0601HTS 3BE 0602HTS 2BE 0607BE 0602HTS 3Tail HTS 1&2HTS 3BE 0602HTS 3 (sirkulasi)HTS 4Tail HTS 3HTS 4BE 0603BE 0602BE 0604HTS 4(sirkulasi)BE 0605Monazite BinBE 0924HTS 5BE 0919IRMBE 0918HTS 5(sirkulasi)BE 0917BE 0714BE 0925HTS 6BE 0919IRMBE 0926HTS 6(sirkulasi)BE 0917BE 0714Sumber : Penulis, 2012HTS yang digunakan sebanyak 6 unit. HTS 1-4 untuk melayani material dari DC 8 & 9, HTS 5-6 untuk melayani material dari DC 6 & 7

3. Air Table

Gambar 4.9. Air Table Sumber : Dokumen Lapangan, 2012

Air Table berfungsi untuk memisahkan mineral berat (cassiterite) dan mineral ringan (ilmenite) yang berupa middling dari produk High Tension Separator dan produk hasil pengeringan dari rotary dryerAsal materialNo. Air TableKonsentratMiddlingTailingBE 0710AT 1BE 0709BE 0711BE 0714BE 0815DC 13DC 1BE 0708CBMSBE 0607AT 2BE 0709BE 0711BE 0714BE 0815DC 13DC 1BE 0710BE 0607AT 3BE 0709BE 0711BE 0714BE 0815DC 13DC 1BE 0710BE 0606AT 4BE 0712kassonUndersize 16# ke BE 0924Undersize 40# ke BE 0925BE 0714BE 0815DC 13DC 1BE 0710BE 0711AT 5BE 0712kassonUndersize 16# ke BE 0924Undersize 40# ke BE 0925

BE 0711AT5(sirkulasi)BE 0606 Tabel 4.6. Proses Air TableSumber : Penulis, 2012Proses pemisahan yang terjadi pada air tabel karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan adanya bantuan hembusan angin, maka material akan terpisah berdasarkan perbedaan berat jenisnya.

- Mineral dengan berat jenis tinggi akan bergerak ke zona konsentrat.- Mineral dengan berat jenis rendah akan bergerak ke zona middling dan tailingAir table yang digunakan terdiri dari 5 unit, yaitu AT 1, 2, 3, 4, 5

4. Magnetic Separator

Gambar 4.10. Magnetic separatorSumber : Dokumen Lapangan, 2012

Magnetic Separator yang digunakan pada TinShed terdiri dari 2 jenis, yaitu Cross Belt Magnetic Separator(CBMS) dan Induced Roll Magnetic (IRM).

Tabel 4.7. Proses Magnetic SeparatorAsal materialJenis alatMagnetik/tailingmiddlingNon-magnetik/konsentratBE 0708CBMSIlmenite Bin-DC 13BE 0919IRMBE 0922BE 0711sirkulasiBE 0920BinBE 0923Charge Mixing Plant(final)

Sumber : Penulis, 2012

Magnetik Separator pada dasarnya memisahkan mineral berdasarkan sifat kemagnetan dari mineral tersebut. Feed diumpankan ke belt conveyor, selanjutnya dilewatkan pada disk yang berputar di atas belt. Kemagnetan ditimbulkan oleh induksi elektromagnet yang berada di bawah belt. Masing-masing disk memisahkan dua produk, yaitu material yang bersifat magnetik dan non magnetik. Medan magnet akan semakin kuat searah dengan pergerakan umpan pada belt, dengan cara mengatur disk umpan pada belt dan mengatur arus, serta tegangan pada masing-masing elektromagnet.Mineral-mineral umpan disebarkan merata di atas belt yang bergerak melintasi zona magnetik. Mineral magnetik akan ditarik ke disk dan jatuh ke sisi belt seiring perputaran belt yang dibersihkan dengan sikat. Mineral-mineral non magnet akan berada di atas belt dan jatuh di ujung perputaran belt conveyor.

4.2. Pengenalan Peralatan Proses Pencucian Bijih TimahInstalasi pencucian mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kegiatan produksi timah. Keadaan instalasi pencucian yang kurang baik, akan mengakibatkan kehilangan mineral timah dan mineral mineral berharga lainnya yang terkandung di dalam tanah hasil penggalian. Hal ini berarti menyia-nyiakan biaya, tenaga, serta waktu yang telah ditentukan. Kehilangan timah dan mineral mineral berharga lainnya menyebabkan kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya pada tahap selanjutnya. Kondisi alat sangat mempengaruhi proses dan mutu produknya dalam artian, bila kondisi tidak baik ( slek atau tidak bisa disetel ), maka tidak akan menghasilkan mutu kerja yang baik, oleh sebab itu perlu dipahami dan dihayati fungsi peralatan dan perawatakannya. Macam macam peralatan pencucian :1. Saringan PutarMerupakan alat pemisahan pertama, material yang menerobos saringan ( undersize ) disalurkan ke Jig, material yang tidak berguna akan keluar dan langsung dibuang (oversize). Saringan putar dilengkapi dengan pipa pancar dan pipa monitor. Saringan putar berfungsi memisahkan material halus dengan material kasar. Pipa pancar merupakan pipa yang berfungsi untuk memancarkan air yang dipasang di dalam saringan putar sepanjang keseluruhan panjang saringan putar. Peranannya dalam proses pencucian adalah untuk menghancurkan material di dalam saringan. Pipa air pancar dan nozzel nozzel berfungsi mengalirkan air dari pompa saring ke dalam saring putar untuk memberaikan tanah bertimah dan sebagai media transportasi tanah. Pipa monitor merupakan pipa yang berfungsi sama dengan pipa pancar yang terletak di ujung saringan. Peranannya dalam proses pencucian ada dua :1. untuk ikut membantu pipa pancar dalam mengurangi material.2. menahan material di dalam saringan agar lebih lama mengalami proses penyaringan. Monitor monitor berfungsi membantu memberai tanah dan memberi kesempatab butir butir timah lolos ke bak pembagi.2. Kepala Laba-LabaKepala laba-laba menampung hasil keluar dari saringan putar ( under size ) dan meneruskan ke jig, melalui pipa pembagi supaya pembagian feed ke jig dapat diatur.3. PompaPompa merupakan suatu alat bantu untuk memindahkan suatu zat atau benda dari suatu tempat ke tempat lain, baik berupa gas, cair, maupun padat. Pada proses pencucian biasanya pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal yang berfungsi untuk memompa air agar persediaan air untuk pencucian tetap terpenuhi. Pompa dipergunakan untuk memindahkan konsentrat jig primer ke tingkat pencucian selanjutnya ( jig sekunder dan clean up ). Karena yang dipindahkan adalah berupa pulp (campuran air dan pasir ), maka pompa tersebut dilapisi dengan karet, agar umur pakaianya tahan lama.4. Boil BoxBerfungsi sebagai tempat penampungan sementara untuk material yang baru keluar dari pipa pembagi dan meneruskan ke jig supaya pembagian material dapat diatur secara merata, dan mengurangi kecepatan pemasukan ( feeding ) ke jig.5. CycloneBerguna untuk mengurangi banyaknya air, dan slim sehingga kekentalan feed dapat diatur. Feed yang banyak mengandung air, masuknya melalui pipa secara tangential ke daerah yang berbentuk silinder. Di daerah ini feed tersebut mengalami gaya putar ( Centripugal), yang mana mengakibatkan material berat terlempar ke dinding dan turun bergerak melalui tengah ke arah vertex finder dan keluar dan keluar sebagai overflow. Pada bagian dekat ujung spigot, perlu mendapatkan perhatian yang khusus karena pada umumnya paling cepat terjadi kehausan.

6. Jig dan PerlengkapannyaJig merupakan suatu alat pemisahan bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis ( BJ ) dari bijih timah dan mineral mineral ikutan lainnya. Adapun tipe tipe Jig antra lain :1. Pan American Jig ( P.A. Jig )PA Jig memakai saringan tetap disetiap tangki yang berbentuk cone yang berhubungan dengan membran. Ukuran setiap kompartemen 1050 x 1050 mm. Air tambahan masuk melalui pipa di bawah dalam tangki dan dapat diatur untuk setiap tangki.Keuntungan :- Gerakan membran sejajar dengan gerakan tekanan dan isapan sehingga pembagian air melalui saringan merata- Dapat memberikan panjang dorongan yang besar.Kerugian :- Mekanik penggerak terlalu halus dan banyak macamnya sehingga mudah rusak dan memerlukan perhatian dan perawatan.- Bila spigot buntu, membran mudah lepas.2. Karimata JigKarimata Jig merupakan gabungan antara bendelary jig dan trapesium Jig. Kecepatan aliran lebih baik dengan trapesium jig. Kerugiannya memerlukan waktu reparasi yang lama.3. IMC JigIMC Jig primer berbentuk bundar ( Cirkular ) dan untuk sekunder berbentuk segi empat. Penggerak IMC Jig adalah hydroulis yaitu dengan getaran piston. Keuntungannya yaitu kecepatan aliran tidak tinggi, semakin ke ujung jig semakin lebar permukan nya. Kerugiannya yaitu bagian bagian penggeraknya terlalu banyak, kecil, rumit, dan memerlukan perbaikan yang agak lama.4. Yuba jigYuba Jig gerakan membrannya tegak lurus dengan gerakan isapan. Letak membran melekat rapat pada dinding tangki sebelah luar, pipa kompartemen dapat diatur panjang dorongan (stroksinya sendiri sendiri ). Penggeraknya menggunakan pilsator dengan motor listrik dan gear box.Keuntungan :- Perawatan dan pemeliharan relatif lebih murah- Tiap kompartemen ( sel ) dapat diatur panjang pukulan sendiri sendiri- Penggunaan ruang lebih sedikitKerugian :- Pembagian air melalui saringan kurang merata- Biaya permulaan lebih besar.BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. KesimpulanAdapun kesimpulan yang didapat setelah mengamati dan melihat secara langsung aktifitas pengolahan di PT. Koba Tin adalah kegiatan pencucian bijih timah di Tinshed merupakan konsentrasi pemisahan timah dengan material pengotor dilakukan berdasarkan :1. Gravity Concentration, pemisahan yaitu pemisahan berdasarkan berat jenis. Alat yang digunakan adalah jig, spiral, shaking table, air table.2. Elektrostatic Concentration yaitu pemisahan berdasarkan sifat konduktivitas listriknya. Alat yang digunakan adalah HTS ( High Tension Separator ).3. Magnetic Separator yaitu pemisahan berdasarkan sifat magnetiknya. Alat yang digunakan adalah RMS ( Reading Magnetic Separator ). Dan IRM ( Induction Roll Magnetic ).Produk yang dihasilkan Tinshed berupa konsentrat, midlling, dan tailing. Konsentrat akhir yang dihasilkan oleh tinshed berkadar 72 % yang kemudian siap dilebur, sedangkan midlling digunakan untuk kestabilan sirkuit, dan tailing langsung dibuang ke tempat penampungan. Tailing yang dihasilkan berupa pasir kuarsa, monazite, dan ilmenite.

5.2. SaranSetelah melihat dan mengamati kondisi lapangan secara langsung, maka penulis menyarankan bahwa :1. Dalam pelaksanaan penambangan yang dilakukan oleh PT. Koba Tin sudah mengikuti Standard Operation Prosedur ( SOP ) yang telah.2. ditetapkan namun harus ditingkatkan lagi untuk penggunaan safety helm para pekerja.3. Diharapkan dengan telah dilaksanakannya Kegiatan Kerja Praktek ini, terjalin kerja sama antara PT. Koba Tin dengan Universitas Bangka Belitung dalam kegiatan lainnya seperti Kegiatan Kerja Lapangan ( KKL), Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), dan Tugas Akhir ( TA ) atau Skripsi.4. Sinkronisasi alat mekanik harus diperhatikan supaya tercapai terget produksi, dan juga perlu diperhatikan kondisi kelayakan peralatan yang digunakan, agar tercapai kondisi kerja dan efisiensi kerja yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Sujitno, Sutedjo, Sejarah Penambangan Timah di Indonesia, PT TIMAH Tbk, Bangka, 2007.Ima., Pengantar Pertambangan Indonesia, Penerbit Pusat dan Informasi Ilmiah, Jakarta, 1991.Jufri, Ahmad, Jig Plant Manual Standard Instalation 12 Flow Lines Trapezoidal Jig. Engineering Dep. PT.Koba Tin, Koba, 2007.Widodo, Teguh, Gambaran Umum Penambangan Timah di PT. Koba Tin, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, Palembang, 2008.Jufrihadi,Tinjauan Sekilas Tentang Aktivitas Penambangan di Wilayah Operasi PT. Koba Tin, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, Palembang, 2002.www.google.co.id./wikipedia.org/wiki/timah/, 2012.