pemerintah propinsi jawa timur peraturan daerah...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURPERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
NOMOR 26 TAHUN 2000TENTANG
POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH
PROPINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2001 - 2005
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan landasan dan pedoman bagi
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan
peningkatan pelayanan masyarakat, maka diperlukan konsepsi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah yang
dituangkan dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,
dipandang perlu menuangkan dalam suatu Peraturan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi
Jawa Timur juricto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan
tentang Mengadakan Perubahan Dalam Undang-undang Tahun 1950
Nomor 2 Dari Hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Tahun 1950 Nomor 32) ;
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3501) ;
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839) ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang
Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
70) ;
5. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tahun
1996 tentang Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
Tahun 1997/1998 2011/2012 (Lembaran Daerah Tahun 1998 Nomor 4
Seri D).
Dengan persetujuan,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR,
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG POLA DASAR
PEMBANGUNAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2001/2005.
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. GBHN, adalah Garis-garis Besar Haluan Negara yang ditetapkan dalam
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
IV/MPR/1999 ;
b. Pemerintah Propinsi, adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur ;
c. Gubernur, adalah Gubernur Jawa Timur ;
d. DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Timur ;
e. Daerah K.ioupaten/Kota, adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
Pasal 2
Pola Dasar Pembangunan Daerah adalah merupakan pedoman umum
dengan sistimatika sebagai berikut :BAB I : PendahuluanBAB II : Kondisi UmumBAB III : Visi dan MisiBAB IV : Arah KebijakanBAB V : Kaidah PelaksanaanBAB VI : Penutup
Pasal 3
(1) Pola Dasar Pembangunan Daerah dimaksud dalam Pasal 2 adalah hasil
penjabaran dari Garis-garis Besar Haluan Negara dengan memperhatikan
peranserta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta potensi dan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
keanekaragaman daerah yang merupakan Garis-garis Bcsar
Kebijaksanaan dan strategi Pembangunan Daerah, tanpa membedakan
sumber pembiayaan ;
(2) Materi beserta uraian secara rinci Pola Dasar Pembangunan Daerah ini
dimuat dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 4
Gubernur Kepala Daerah berkewajiban melaksanakan Pola Dasar
Pembangunan Daerah.
Pasal 5
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pola Dasar
Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Tingkat. I Jawa Timur Tahun
1999/2000 -2003/2004, dinyatakan dicabut .
Pasal 6
(1) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan ;
(2) Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan secara efektif tanggal I
Januari 2001.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Propinsi Jawa Timur.
Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 13 Nopember 2000
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur tanggal 12 Desember 2000
Nomor 25 Tahun 2000 Seri D.
A.n. GUBERNUR JAWA TIMUR
Sekretaris Daerah
ttd.
Drs. SOENARJO, MSi
Pembina Utama Madya
NIP 510 040 479
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
Lampiran Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur
Nomor : 26 Tahun 2000
Tanggal : 13 Nopember 2000
POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH
PROPINSI JAWA TIMUR 2001 - 2005
BAB IPENDAHULUAN
Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang berkelanjutan menuju
peningkatan kualitas kehidupan yang menempatkan manusia sebagai pelaku dan sekaligus
pengendali proses perubahan dengan memanfaatkan teknologi maupun sumber daya alam
yang berkelanjutnn dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian pelaksanaan
pembangunan harus dapat memberikan pilihan yang dibutuhkan dan yang diungkapkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan peran dalam menyatakan cara hidup dan cara berperan
dalam kehidupan berrnasyarakat. Keberhasilan pembangunan bisa dilihat dari adanya
kebebasan yang melembaga dalam proses peningkatan kualitas hidup manusia secara
berkelanjutan. Dengan demikian Pembangunan Daerah Jawa Timur harus diarahkan untuk
dapatnya mencakup semua aspek kehidupan yang ada baik itu kondisi dan potensi wilayah,
tantangan dan tuntutan masyarakat serta dengan melibatkan dan memberdayakan
masyarakat sebagai pelaku pembangunan.
Untuk itu pembangunan Jawa Timur hendaknya memperhatikan potensi yang ada,
baik aspek geostrategis, sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun kondisi sosio-
kulturnya tanpa mengabaikan tantangan yang harus dihadapi pada era globalisasi yang ada
didepan mata.
Dengan berlakunya UU. No. 22/1999, tentang pemerintahan daerah yang otonom
sebagai usaha mendekatkan kebutuhan yang ada dengan kebijakan yang diambil, maka
kesempatan untuk mengembangkan daerah sesuai dengan potensi dan tantangan serta
kondisi sosio-kulturnya menjadi terbuka lebar. Penerapan otonomi daerah diharapkan mampu
memantapkan kehidupan politik, hukum, ekonomi dan sosial serta mampu memberikan
keleluasaan dalam merencanakan, melak.vinakan dan bahkan menikmati hasil
pembangunan.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka proses pembangunan Jawa Timur harus mampu
menunjukkan adanya pomberdayaan masyarakat dan partisipasinya dalam proses
pembangunan daerah mulai perencanaan sampai pemanfaatan hasil pembangunan dengan
visi jauh kedepan, didasnri oleh potensi, tantangan dan tuntutan yang ada.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
A. PengertianPola Dasar Pembangunan Daerah adalah rencana induk Pembangunan Daerah
sebagai pedoman dan arah kebijakan pembangunan Jawa Timur selama kurun waktu
tertentu.
B. Kedudukan dan FungsiPola Dasar Pembangunan Daerah mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar
pengelolaan pembangunan daerah yang merupakan jabaran kehendak, aspirasi, dan
kebutuhan riil masyarakat Jawa Timur dengan tetap memperhatikan substansi GBHN 1999-
2004, dan berfungsi sebagai arah serta pedoman penyelenggaraan pemerintahan dan
pengelolaan pembangunan bagi semua pihak di Jawa Timur.
C. Maksud dan TujuanPola Dasar Pembangunan Daerah ini ditetapkan dengan maksud agar para penentu
dan penyelenggara kebijakan mempunyai arah yang tepat dan jelas dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan masyarakat di Jawa Timur.
Sedangkan Tujuannya agar pelaksanaan pembagunan daerah Jawa Timur , sesuai dengan
Visi dan Misi Pola Dasar Pembangunan Jawa Timur.
D. Landasan PenyusunanPola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Timur disusun dengan landasan idiil
Pancasila, Konstitusional UUD 1945 dan Operasional GBHN 1999/2004, yang dalam
penyusunannya berpedoman pada surat edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia,
Nomor: 050/829/ll/Bangda, tanggal 28-April-2000,( tentang Pedoman Penyusunan Pola Dasar
Pemban&unan Daerah.
E. Ruang LingkupPola Dasar Pembangunan Daerah disusun dengan ruang lingkup meliputi visi, misi dan
arah kebijakan pembangunan disegala bidang kehidupan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah bersama masyaraKat daerah Jawa Timur sebagai berikut :
I. Pendahuluan
II. Kondisi Umum
III. Visi dan Misi
IV. Arah Kebijakan
V. Kaidah Pelaksanaan
VI. Penutup
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2
BAB IIKONDISI UMUM
Jawa Timur terletak antara 110.54' dan 115.57' Bujur Timur dan 5.37' dan 8.48' Lintang
Selatan. Luas daratan hampir mencakup 90% dari keseluruhan, sedangkan sisanya adalah
kepulauan Madura. Dengan luas daratan mencapai 46.712,80 km2 dan terbagi dalam 37
wilayah Kabupaten / Kota, bagian terbesar adalah dalam bentuk hutan 12.619,07 km2
(27.02%), yang disusul dengan persawahan mencapai 11.751,99 km (25,16%) dan kemudian
pertanian tanah kering mencapai 11.096,46 km2 (23,75%).
Menurut kondisi geografisnya, maka Jawa Timur dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian : dataran tinggi (lebih 100 meter di atas permukaan laut), sedang (45-100 meter), dan
rendah (di bawah 45 meter). Propinsi Jawa Timur mempunyai beberapa gunung aktif, antara
lain : Gunung Keiud, Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Raung. Sungai-sungai
besar diantaranya adalah sungai Brantas dan Bengawan Solo.
Pada musim penghujan, curah hujan mencapai lebih dari 150 mm, dan tertinggi 190
mm dengan rata-rata hari hujan 112 hari. Tingkat kelembaban minimum 39,00%, pada bulan
September, dan maksimum 98,00%, di bulan April. Kondisi alam seperti ini yang
menyebabkan Jawa Timur sangat potensial dan unggul di sektor pertanian.
Jumlah penduduk Jawa Timur berdasarkan hasil sensus pada bulan Juni 2000
mencapai 34.525.588 jiwa terdiri dari 16.980.594 jiwa penduduk laki-laki dan 17.544.944 jiwa
penduduk perempuan. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepadatan
penduduk Jawa Timur telah mencapai 720 jiwa/krrr. Jika mengacu pada kepadatan penduduk
ideal yang sekitar 700 jiwa/krn2, maka Jawa Timur telah melampaui kelebihan kepadatan
penduduk sekitar 20 jiwa/km2.
Disamping tingkat kepadatan yang cukup tinggi, ternyata persebarannyapun belum
merata. Dari 37 Kabupaten / Kota yang ada di Jawa Timur, Surabaya menempati posisi
tertinggi dengan dengan tingkat kepadatan 9.446 jiwa/km2, sedang Kota Mojokerto
menempati posisi terendah dengan tingkat kepadatan 6.632 jiwa/km2. Tetapi jika dilihat dari
tingkat pertumbuhan kepadatannya, maka Kota Malang memiliki pertumbuhan tingkat
kepadatan mencapai 1,64% yang mungkin akan menjadikan Kota Malang terpadat
penduduknya.
Dari jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 1999 menurut lapangan pekerjaan
masih didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 46,18%, dan disusul oleh sektor
industri dan lainnya yang mencapai 22,32%. Sedangkan sektor perdagangan mencapai
18,80% dan sektor jasa hanya sekitar 12,70%. Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, maka
bekerja sebagai tenaga usaha pertanian mencapai 46,23% pada tahun 1999, walaupun
terjadi penurunan dibanding tahun 1998 yang mencapai 47,14%, penyerapan tenaga kerja
pada sektor pertanian di Jawa Timur tetap menduduki peringkat teratas.
Berdasarkan letak geografis, kondisi sosiokultur, potensi alam dan infrastruktur yang
telah ada, maka Jawa Timur bisa dibagi menjadi 4 (empat) bagian besar yaitu :
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 3
A) Bagian Utara dan Pulau Madura, termasuk daerah kepulauan disekitarnya, merupakan
daerah pantai dan dataran rendah serta daerah pegunungan kapur yang relatif kurang
subur. Potensi yang menonjol adalah sektor perikanan, pertambangan dan galian
penunjang industri seperti semen dan industri kimia. Karena daerah ini diialui jalan
nasional "Pantura" sebagai penghubung Jawa Tengah dengan Bali, maka perdagangan
juga merupakan potensi yang cukup dominan. Daerah ini memiliki struktur pendidikan
yang ditamatkan paling rendah diantara wilayah lain di Jawa Timur dengan Tamat SD
mencapai 83,04%, SMP dan SMA mencapai 15,66%, dan 1,21% tamat Perguruan Tinggi.
Struktur Ekonomi yang menonjol pada wilayah ini mencapai 5,41% dari total kontribusi
seluruh Jawa Timur berada pada sektor pertanian yang juga merupakan kontributor
tertinggi pada wilayah ini (45.32%). Dibawah sektor pertanian adalah perdagangan yang
mengkontribusi 2,54% bagi Jawa Timur dan 21,28% untuk wilayahnya. Secara
keseluruhan struktur ekonomi daerah ini menempati peringkat ke-empat dengan total
kontribusi mencapai 11,94% bagi Jawa Timur.
B) Bagian Tengah yang melintang dari Utara-Selatan merupakan daerah dataran rendah
dengan perbukitan dan gunung-gunung berapi yang relatif subur. Infrastruktur yang cukup
baik menunjang daerah ini sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik dan ekonomi
dengan core-bussiness industri dan perdagangan dengan potensi pariwisata. Daerah ini
mempunyai tingkat pendidikan masyarakat yang terbaik diantara keempat wilayah di Jawa
Timur dengan tamat Perguruan Tinggi sekitar 3,70%, sedangkan tingkat SMP dan SMA
mencapai 34,43%, dan tamat SD yang cukup besar yaitu 60,87%. Sebagai wilayah
dengan tingkat pendidikan yang terbaik wilayah ini memberikan kontribusi sarnpai 51,62%
bagi perekonomian Jawa Timur. Industri ternyata merupakan kontributor utama yang
mencapai 16,50% bagi total perekonomian Jawa Timur dan 31,97% bagi wilayahnya
sendiri. Perdagangan menyusul dengan 14,36% bagi Jawa Timur dan 27,82% bagi
wilayahnya sendiri.
C) Bagian Selatan - Barat yang dikenal dengan istilah daerah "Mataraman", merupakan
daerah pegunungan dengan gunung-gunung berbatu dan kapur yang relatif kurang subur,
namun memiliki potensi tambang yang cukup besar. Adanya akses ke Timur menuju
Surabaya dan ke Barat menuju Yogyakarta dan Solo, membuat daerah ini memiliki potensi
pariwisata yang belum tergarap. Dengan core-bussines pada industri rumah-tangga,
daerah ini mempunyai potensi yang cukup baik sebagai daerah industri, perdagangan dan
pertanian. Tingkat pendidikan yang dicapai daerah ini mencapai 2,53% tamat Perguruan
Tinggi, dan tingkat kelulusan SD sebesar 71,38%, dan 26,10% lulus Pendidikan tingkat
Menengah. Bagian terbesar struktur ekonomi wilayah ini berada pada sektor industri yang
memberikan kontribusi mencapai 9,20% dari total perekonomian Jawa Timur dan
mengkontribusi sekitar 40,23% bagi wilayah ini. Pertanian pada peringkat kedua
memberikan 4,97% kontribusi pada perekonomian Jawa Timur atau sekitar 21,71 % bagi
daerah ini sendiri.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 4
D) Bagian Timur masih didominasi oleh pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Karena posisinya sebagai penghubung dengan Pulau Bali dan Indonesia bagian Timur,
maka industri dan perdagangan merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan.
Dengan tingkat kelulusan Perguruan Tinggi yang hanya 1,49% dan Pendidikan Tingkat
Menengah (SMP dan SMA) mencapai 28,02%, sedang bagian terbesar yang mencapai
80,49% hanya lulus SD saja, maka daerah ini menempati urutan ketiga diantara empat
wilayah yang ada di Jawa Timur. Pada daerah ini peringkat pertama struktur ekonominya
bertumpu pada pertanian yang memberikan 5,54% kontribusi pada perekonomian Jawa
Timur. sedang untuk daerahnya sendiri mencapai 40,89%. Adapun perdagangan yang
mengkontribusi sebesar 2,95% bagi Jawa Timur dan setara dengan 21,77% bagi
wilayahnya sendiri menempati peringkat kedua di wilayah ini.
Keuangan tampaknya hampir merata diseluruh wilayah berada pada rentang kontribusi
3,95% sampai dengan 4,74% bagi perekonomian Jawa Timur. Sektor transportasi diseluruh
wilayah Jawa Timur berkisar antara 3,39% sampai 7,07%, sedangkan Jasa memberikan
kontribusi sekitar 7,20% sampai 11,82% yang tampaknya berbanding terbalik dengan sektor
pertanian bagi masing-masing wilayah.
Secara keseluruhan, Jawa Timur tarnpaknya leading pada sektor industri dan
perdagangan dengan kontribusi rata-rata mencapai 6,87% dan 5,99% bagi'perekonomian
Jawa Timur berada pada wilnyah Tengah yang melintang dari Utara ke Selatan. Sedangkan
sektor pertanian menjadi urutan kedua dengan kontribusi pada perekonomian Jawa Timur
maksimal mencapai 5,24% berada pada wilayah Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 5
BAB IIIVISI DAN MISI
A. VlsiTerwujudnya masyarakat Jawa Timur yang maju, berdaya saing, sejahtera dan
berakhlak mulia dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B. MisiUntuk mewujudkan visi pembangunan daerah tersebut, maka ditetapkan misi sebagai
berikut.
− Peningkatan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai agama diiringi dengan penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
− Penegakan Supremasi Hukum dan Hak Azasi Manusia yang didasari ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Mann Esa.
− Pemantapan kehidupan Politik yang demokratis dengan melibatkan peran serta seluruh
komponen masyarakat dalam pemerintahan otonom yang berwawasan kesatuan.
− Peningkatan perekonomian daerah secara terpadu dengan pemberdayaan potensi
masyarakat serta pemanfaatan teknologi maupun potensi sumber daya alam yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
− Perwujudan aparatur pemerintahan yang amanah, profesional dan berjiwa kewirausahaan
yang mengutamakan kepentingan rakyat.
− Peningkatan peranan pemuda dan perempuan serta menjamin kesetaraan jender dalam
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 6
BAB IVARAH KEBIJAKAN
Beberapa tahun terakhir, dinamika masyarakat dan keadaan sosial politik mengalami
perubahan yang begitu pesat serta pergeseran paradigma pembangunan semakin mengarah
pada tuntutan penciptaan tatanan kehidupan yang lebih demokratis dan berkeadilan serta
adanya tuntutan masyarakat bagi penegakan hukum dan dihargainya hak asasi manusia.
Dalam kerangka itu, arah kebijakan pembangunan daerah harus diletakkan untuk
mampu melihat ke depan tanpa mengabaikan realitas yang terjadi saat ini serta tetap
memperhatikan kondisi masing-masing daerah.
Secara lebih tegas, arah kebijakan pembangunan daerah Jawa Timur diletakkan untuk
memperkokoh 6 (enam) prinsip utama, yakni:
Kesatu, Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan serta
memperkukuh jati diri dan kepribadian bangsa.
Kedua, Supremasi hukum harus mampu memberikan kepastian, kemudahan pelayanan
hukum, rasa keadilan dan perlindungan bagi seluruh masyarakat.
Ketiga, Mengembangkan dan Meningkatkan pendidikan serta partisipasi politik
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keempat, Mengembangkan perekonomian terpadu yang berorientasi global berbasis potensi
daerah dengan pemanfaatan tehnologi dan SDA yang berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, serta mampu memberdayakan ekonomi kerakyatan.
Kelima, Mengembangkan dan meningkatkan etos kerja dan profesionalisme
penyelenggara Pemerintah Daerah yang amanah, transparan dan akuntabel.
Keenam, Meningkatkan kemandirian, kreatifitas, kedudukan, peranan pemuda dan
perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehubungan dengan 6 (enam) arah kebijakan tersebut, maka perlu diambil langkah-langkah
sebagai berikut :
A. PENYELENGGARA PEMERINTAHANAparat pemerintah adalah pengemban kekuasaan birokrasi dan abdi masyarakat,
karena itu segenap hasil kinerjanya harus dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat. Disamping itu unit-unit organisasi pemerintahan harus tersusun secara efektif
dan efisien didukuncj dengan aparat yang amanah dan profesional guna dapat mewujudkan
otonomi daorah yang nyata dan bertanggung jawab. Aparat pemerintah belum sepenuhnya
berperilaku jujur dan bebas dari indikasi KKN dalam proses penyelengarean pemerintahan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 7
dan pengelolaan pembangunan, karena itu profesionalisme aparat harus diupayakan dan
ditingkatkan. Atas dasar kenyataan-kenyataan umum tersebut maka arah kebijakan
pembangunan aparatur pemerintahan adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan aparatur pemerintah yang amanah, profesional dan berdedikasi tinggi dalam
berorganisasi yang efektif dan efisien serta mewujudkan otonomi daerah yang luas dan
bertanggung jawab dengan titik berat pada kabupaten / kota.
2. Menjadikan aparatur pemerintah yang bersih dari praktek-praktek KKN dan meningkatkan
kinerja aparat pengawasan internal, fungsional dan pengawasan masyarakat.
3. Mewujudkan aparat pemerintah yang netral dari politisasi, tanpa mengabaikan hak-hak
politiknya dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Mewujudkan pemerintahan yang mampu memberi pelayanan kepada masyarakat secara
bertanggung jawab, mudah dan cepat, transparan dan memiliki akuntabilitas tinggi dengan
mendoroncj dinarnika masyarakat.
5. Mewujudkan penyelengcjara pemerintahan yong berjiwa kewirausahaan guna mendorong
dinarnika pertumbuhan, pengembangan usaha dan percepatan pembangunan.
B. PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAERAH➢ EKONOMI
Pembangunan yang kita lakukan selama ini, terbukti belum sepenuhnya mampu
meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat kecil yang justru merupakan bagian
terbesar dari penduduk kita. Kebanyakan mereka bergerak disektor tradisional seperti
pertanian.perkebunan, peternakan, perikanan, kerajinan, industri rumah tangga dan
sektor informal seperti pedagang kaki lima di perkotaan. Keterbatasan modal,
ketrampilan dan kurangnya dukungan teknologi, menempatkan kelompok masyarakat
ini pada posisi yang tidak pernah bebas dari kemiskinan. Segmen masyarakat inilah
yang sesungguhnya belum terjamah oleh kebijakan pembangunan bahkan tidak jarang
menjadi korban pembangunan.
Era Globalisasi yang dimulai pada permulaan tahun tujuh puluhan, intervensi modal
asing dengan teknologi modernnya, serta upaya untuk mendapatkan tenaga kerja
murah, telah menghadirkan berbagai industri modern yang padat modal di Jawa Timur.
Kehadiran industri modern, padat modal dan kebanyakah berbahan baku import
tersebut memang telah membuka lapangan kerja banj, mendatangkan devisa dari hash
ekspor serta menimbulkan multiplier effect yang cukup berarti bagi rakyat sekitarnya.
Namun ternyata kemudian bahwa harga sosial yang ditimbulkan oleh kehadiran
industri tersebut tidak sebanding dengan nilai ekonomi yang diberikan bagi
masyarakat. Bahkan kehadiran industri yang padat modal tersebut telah menggeser
lahan pertanian subur, terjadi perusakan dan pencemaran lingkungan, yang akibatnya
tidak hanya dipikul oleh generasi sekarang tetapi juga oleh generasi yang akan datang.
Disamping itu industri-industri tersebut ternyata tidak mampu memperkuat struktur
ekonomi Jawa Timur, bahkan telah melahirkan suatu struktur ekonomi yang rentan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 8
terhadap krisis seperti sekarang ini dan sangat sulit untuk segera diatasi kembali.
Untuk itu, pembangunan ekonomi dibidang industri, harus diprioritaskan pada
pembangunan industri-industri yang mempunyai potensi hulu dan potensi hilir, berdaya
saing tinggi, berakses ke basis potensi ekonomi rakyat seperti agroindustri, agrobisnis,
industri yang terkait dengan perikanan, sumber daya lokal (local resource based
industry) serta industri yang ramah lingkungan.
Peningkatan produksi pertanian dilakukan melalui rehabilitasi dan pemanfaatan
sumber alam baik lahan dan saluran irigasi yang ada, pengadaan bibit, pupuk dan
obat-obatan, penggunaan teknologi bercocok tanam. penanganan pasca panen serta
pendirian lembaga bisnis bagi para petani termasuk pembangunan dan
pengembangan pasar komoditi dan sentral pengembangan usaha kecil dan
menengah, peningkatan produksi perikanan dilakukan melalui optimalisasi
pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah tersedia serta meningkatkan armada
penangkapan ikan.
Disisi yang lain Jawa Timur harus mampu meciptakan dan meningkatkan kestabilan
politik dan keamanan, perbaikan regulasi dan peningkatan infrastruktur ekonomi yang
mampu menumbuhkan iklim usaha yang kondusif untuk mendorong tumbuhnya
investor, baik asing maupun dalam negeri.
Disadari pula, bahwa Jawa Timur merupakan salah satu pengekspor tenaga kerja
antar negara yang cukup potensial dan penyumbang devisa yang cukup handal
selama ini, untuk itu diperlukan dukungan kebijakan atau peraturan daerah yang
kondusif, agar dapat memberikan kemudahan bagi para pencari kerja antar negara
yang berasal dari Jawa Timur.
Mengingat Jawa Timur sebagai salah satu pintu gerbang perekonomian kawasan
Timur Indonesia maupun Asia, maka pembangunan sarana Transportasi sebagai jalur
distribusi dan pemasaran maupun sebagai pembuka jalur perdagangan sangat
diperlukan untuk dikembangkan utamanya pada sektor jasa angkutan, baik melalui
darat, udara maupun laut. Dengan demikinn peluang investasi bagi semua pihak akan
lebih terbuka dan sekaligus terciptanya peluang bagi angkatan kerja dan penganggur
serta mengurangi tingkat kemiskinan.
Pembangunan infrastruktur Jawa Timur disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi (RTRWP) Jawa Timur, dan tidak mengurangi lahan-lahan produktif
yang ada. untuk itu pembangunan jembatan Madura menjadi sangat penting.
Pengembangan potensi ekonomi wilayah selatan Jawa Timur juga menjadi sangat
penting dengan dilakukannya pengembangan darat, laut, dan udara maupun
optimalisasi potensi ekonomi yang dimiliki seperti potensi laut, industri perikanan, dan
pertambangan serta pariwisata yang berwawasan lingkungan.
➢ POLITIK
Sistem Politik yang otoriter dan sentralistik, politisasi birokrasi dan lemahnya peran
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 9
serta masyarakat baik dalam pengambilan kebijakan publik maupun kelemahan dalam
peran kontrolnya merupakan persoalan mendasar yang membawa Indonesia kedalam
krisis yang berkepanjangan. Runtuhnya hegemoni Orde Baru yang diikuti oleh Pemilu
1999 sebagai manifestasi keterlibatan masyarakat secara langsung dalam
pengambilan keputusan masih membutuhkan banyak waktu dan upaya agar cita-cita
reformasi yang menginginkan tegaknya kedaulatan rakyat, pemerintahan yang otonom,
demokratis, terbuka, dan aspiratif dapat segera terwujud.
Untuk itu pembangunan dibidang politik seharusnya diarahkan pada penguatan
lembaga politik dan peningkatan kualitas moral dan etika pelaku politik. Beg itu pula
pendidikan dan pemberdayaan politik bagi masyarakat mutlak diperlukan agar
masyarakat dapat menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai warganegara.
Penguatan lembaga politik dengan semangat demokratisasi diharapkan mampu
menyerap aspirasi seluruh lapisan masyarakat didalam proses pengambilan
keputusan, sedangkan implementasi kebijakan politik harus mampu menciptakan
tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis, partisipatif, teratur dan menghargai
prosedur serta aturan yang berlaku. Sedangkan pendidikan dan pemberdayaan politik
masyarakat diharapkan mampu meningkatkan pola pikir, kesadaran, etika dan budaya
politik sehingga proses dan pengambilan keputusan politik yang diambil bagi
kepentingan bersama menjadi lebih berkualitas, disamping itu guna mewujudkan cita-
cita otonomi pembangunan politik di Jawa Timur pelaksanaan pemerintahan otonom
harus dikelola atas dasar semangat gotong royong, kebersamaan, kebebasan dengan
kesanggupan untuk melibatkan serta membangkitkan seluruh potensi daerah sebaik-
baiknya.
➢ HUKUM
Supremasi hukum adalah salah satu pilar bagi berdirinya sebuah negara Demokrasi.
Padahal prinsip bagi tegaknya supremasi hukum adalah tiadanya campur tangan
kekuasaan atas proses penegakan hukum, adanya kepastian hukum, dihormatinya
hirarki hukum dan produk-produk hukum, profesionalisme aparat penegak hukum
(Hakim, Jaksa, Polisi dan PPNS), tingginya kesadaran masyarakat pada hak dan
kewajiban serta mudah, murah dan cepatnya proses mendapatkan keadilan bagi
masyarakat.
Harus diakui bahwa selama lebih dari 32 tahun belum sepenuhnya prinsip-prinsip
tersebut terperiuhi dalam proses penegakan hukum di Indonesia. Karenanya kita
seharusnya sepakat bahwa prioritas utama pembangunan Indonesia termasuk Jawa
Timur harus dimulai dari upaya penegakkan hukum secara menyeluruh dan
komprehensif sehingga seluruh komponen masyarakat yang menjadi bagian dari
Republik ini mendapatkan hak hukum yang sama.
Sejalan dengan itu arah kebijakan pembangunan hukum di Jawa Timur harus
diarahkan pada upaya-jpaya untuk mencapai prinsip-prinsip diatas, diantaranya
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 10
dengan kebijakan sebagai berikut:
1. Menghilangkan pengaruh dan campur tangan kekuasaan dalam proses
penegakkan hukum ditingkat manapun, serta penerapan supremasi hukum secara
adil dan transparan.
2. Membantu masyarakat kecil mendapatkan keadilan degan mudah, murah dan
cepat.
3. Meningkatkan budaya taat hukum dan hirarkinya kepada seluruh komponen
masyarakat dan pemerintah.
4. Meningkatkan profesionalisme aparat penegak hukum, dan kesejahteraannya
terutama Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang menjadi beban daerah.
5. Memberdayakan lembaga-lembaga penegak hukum agar lebih berwibawa dan
dihormati masyarakat.
6. Terjaminnya kepastian hukum pada semua persoalan dimasyarakat, agar
masyarakat percaya pada keberadaan dan kekuatan hukum.
7. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan terhadap penegakkan
hukum dengan tertib dan prosedural.
8. Menegakkan hak azasi manusia (HAM).
Beberapa aspek penting yang sangat serius untuk diperhatikan dalam pelaksanaan
pembangunan daerah Jawa Timur adalah espek yang berkaitan langsung dengan
kehidupan masyarakat diantaranya faktor pendidikan, kedudukan peranan pemuda
dan perempuan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kebudayaan, kesenian dan
pariwisata, serta terjaminnya kehidupan ummat beragama.
➢ PENDIDIKAN
Faktor pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan
daerah dan nasional.
Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan kesejahteraan
tenaga pendidik baik negeri maupun swasta diarahkan untuk meningkatan
profesionalitas dan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kemampuan
managerial pengelola pendidikan (School Based Management) melibatkan partisipasi
masyarakat sehingga pada gilirannya beban pemerintah daerah dalam pelayanan
pendidikan menjadi lebih ringan.
Untuk itu perlu pembenahan struktur dan kurikulum bermuatan lokal serta pengelolaan
sistem pendidikan yang terintegrasi. Sasaran pendidikan diarahkan pada pembentukan
akhlak, pemahaman dan penguasaan teknologi, ketrampilan aplikatif, dan pelatihan
yang mampu menumbuhkan kreatifitas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 11
➢ KEDUDUKAN , PERANAN PEMUDA dan PEREMPUAN
Keberadaan Pemuda cukup sentral dalam kehidupan berbangsa mengingat pemuda
adalah generasi penerus penerima estafet kepemimpinan pada setiap tingkaian,
karena itu pemerintah harus memiliki kepedulian tinggi dalam pembangunan
kepemudaan. Pembangunan kepemudaan dilakukan melalui forum formal (sekolah)
dan informal baik dalam masyarakat maupun dalam rumah tangga; mencakup sisi
mental kerohaniaan, kecerdasan dan ketrampilan serta wawasan kebangsaannya.
Dimasa lalu dinamika pemuda masih sangat terbatas, kurang memperolsh informasi
yang benar tentang proses pembangunan dan kurang diberi porsi yang memadai
dalam berbagai aktivitas proses pembangunan.
Dalam era Demokratisasi dan transparansi, pemuda harus diberi peluang untuk
mengekspresikan kemampuannya disetiap aspek kehidupan. Pembangunan Pemuda
juga harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh terrhadap penyalahgunaan obat-
obat terlarang (narkoba) dan menyelamatkan pemuda dari dekadensi moral.
Sedangkan pembangunan peranan perempuan tidak terlepas dari Kebijakan publik
dan hukum dimasa lalu, juga dari paradigma lama yang selalu meletakan perempuan
pada posisi sub-ordinan. Persoaian kekerasan terhadap perempuan di Indonesia
sampai saat ini masih berada diluar political-will Pemerintah, karena formulasi GBHN
dirumuskan atas dasar political-will dan bukan pada persoaian riil perempuan,
sehingga mengandung bias gender. Oleh sebab itu persoaian kekerasan terhadap
perempuan tidak terungkap pada laporan Pemerintah, meskipun fakta peristiwanya riil
dan mempunyai bobot persoaian yaruj fundamental.
Mengingat perempuan merupakan tulang punggung pembangunan bangsa, maka
kedudukan dan peranan perempuan harus ditempatkan pada posisi yang mampu
mengembangkan potensinya disegala bidang.
Untuk itu, perlu ada perubahan paradigma tentang kedudukan dan peranan
perempuan yang mengacu Pasal 27 UUD 1945, yang menyatakan bahwa :
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Ketentuan ini merupakan mandat untuk memberikan akses dan kontrol yang sama
kepada perempuan dan laki-laki dalam bidang ekonomi, sosial dan politik.
➢ KESEHATAN MASYARAKAT
Krisis ekonomi telah mengakibatkan penurunan kemampuan masyarakat memelihara
kesehatan. Penurunan kondisi status gizi kelompok wanita remaja, wanita usia remaja,
ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan kematian ibu melahirkan menyangkut masalah
Kurang Energi Kronik (KEK). Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia
serta penyakit Pneumonia dan Diare pada kelompok bayi dan balita. Penyakit menular
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 12
yang masih perlu mendapatkan perhatian seperti Kusta, Diare, TB Paru dan HIV /
AIDS cenderung meningkat, sedangkan kualitas air, sarana air bersih dan lingkungan
belum mendukung perilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk itu pembangunan kesehatan masyarakat diarahkan pada peningkatan kwalitas
sumber daya manusia sejak dini serta pembangunan lingkungan yang berwawasan
kesehatan. Pemberantasan terhadap penyakit menular, perbaikan gizi dan
penambahan vitamin mulai dari balita sampai dengan masyarakat lanjut usia
khususnya masyarakat yang berpeghasilan rendah. Penanggulangan penyalahgunaan
narkoba dengan melibatkan berbagai potensi masyarakat dalam rangka peningkatan
mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan termasuk Keluarga Berencana merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan daerah untuk meningkatkan
ketahanan hidup dan terjaminnya perilaku hidup sehat masyarakat.
➢ KESEJAHTERAAN SOSIAL
Dengan masih banyaknya kalangan masyarakat yang hidupnya kurang beruntung,
seperti fakir miskin dan anak terlantar / jalanan, orang jompo dan lanjut usia, orang
cacat dan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, maka sebagai
konsekwensi dari konstitusi kita maka pembangunan daerah haruslah memperhatikan
sistem yang lebih adil bagi masyarakat yang kurang beruntung.
Untuk itu perlu adanyjj peningkatan dan pengembangan peran serta partisipasi
masyarakat dalam mendukung penciptaan sistem sosial, ekonomi dan
kemasyarakatan yang adil sehingga mereka dapat menikmati hasil-hasil pembangunan
dengan cara lebih memperhatikan dan menciptakan peluang kerja melalui pelatihan
dan ketrampilan serta bantuan kesejahteraan untuk mengangkat kepercayaan diri
mereka sebagai manusia yang berharga dan bermartabat.
➢ KEBUDAYAAAN, KESENIAN, dan PARIWISATA
Jawa Timur merupakan daerah yang dikenal dengan keanekaragaman budaya,
kesenian rakyat, serta potensi daerah yang begitu indah. Hal ini merupakan potensi
daerah yang sungguh luar biasa apabila digali dan dimanfaatkan seoptimal mungkin
karena akan mampu menggerakkan roda perekonomian rakyat yang saling berkaitan
dan mampu mendatangkan devisa negara sebagai penyangga dan modal
pembangunan daerah. Untuk itu Kebudayaan, keseniaan dan pariwisata merupakan
salah satu pilar yang akan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan dalam
pembiayaan pembangunan daerah. Pengelolaan dan pemeliharaan kebudayaan,
kesenian serta pariwisata harus dilakukan secara profesional dan pemberian
penghargaan bagi seluruh masyarakat yang telah mampu mempersembahkan hasil
karyanya.
Arah Pembangunan Daerah dalam bidang Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata
harus mampu menyediakan fasilitas publik dan menciptakan ruang publik bagi
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 13
masyarakat untuk melestarikan dan mengekspresikan kreatifitas budaya maupun karya
seni secara mandiri serta mampu memberikan tempat yang terhormat terhadap hasil
karya seni yang mampu meningkatkan devisa negara.
➢ KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA
Nilai-nilai keagamaan akhir-akhir ini telah banyak terabaikan dan tidak lagi dijadikan
sendi-sendi kehidupan sehingga banyak terjadi dekadensi moral dan krisis akhlak yang
merupakan fonomena kehidupan sehari-hari. Kerukunan antar umat beragama serta
meningkatkan kualitas kelembagaannya masih pada tataran para pemuka agama dan
belum mengakar sampai masyarakat banyak, sehingga sangat mudah dijadikan isu
negatif yang mudah menimbulkan konflik agama dan menimbulkan disintegrasi
bangsa.
Pembangunan Daerah diarahkan pada penataan kehidupan beragama yang
diharapkan mampu menciptakan dan mendorong setiap warga masyarakat secara
bersungguh-sungguh memperkokoh keberadaan serta identitas hidupnya, baik secara
pribadi maupun bersama-sama, atas dasar nilai-nilai keagamaan, guna membangun
masyarakat yang sejahtera, maju, mandiri, demokratis dan beradab.
Untuk itu peningkatan kualitas pemahaman terhadap sumber nilai dan ajaran agama
masing-masing anggota masyarakat perlu ditingkatkan. Hal ini bisa dilaksanakan
dengan memberikan kesempatan masyarakat untuk dapat membangun identitas,
budaya dan arah kehidupannya sesuai tiengan sumber nilai dan ajaran masing-masing
agama. Dengan pengembangan tradisi dan budaya dialog maupun komunikasi internal
maupun antar umat beragama yang dilandasi saling pengertian akan menimbulkan
kerukunan hidup antar umat beragama.
➢ KEAMANAN
Dimasa lalu institusi pertahanan dan keamanan tidak terlepas dari pengaruh politisasi
pemerintah yag kenyataannya menghambat proses demokratisasi dan lemahnya
profesionalisme aparat keamanan dalam memberikan perlindungan kepada
masyarakat. Disamping itu ratio banding yag tidak ideal antara jumlah penduduk dan
aparat keamanan memberi peluang makin meningkatnya kualitas dan kuantitas tindak
kriminal.
Pemerintah memang beum mampu menyediakan dokumen yang cukup untuk
mengadakan sarana dan prasarana serta mewujudkan peningkatan kesejahteraan
prajurit, namun tentu tidak dapat menjadi pembenar berkurangnya profesionalisme
pelaksanaan tugas dan terjadinya penyimpangan / pelanggaran yang dspat
melemahkan citra TNI-POLRI.
➢ Perwujudan situasi wilayah yang aman dan kondusif menjadi tanggung jawab bersama
antara aparat keamanan dan masyrakat serta dukungan pemerintahan daerah, karena
itu dimasa depan tetap harus dibangun peningkatan peranan masyarakat, pemerintah
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 14
daerah dan lembaga-lembaga masyarakat dalam mewujudkan keamanan wilayah.
Sementara itu penanganan berbagai permasalahan yang melibatkan aparat keamanan
baik TNI maupun POLRI harus sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku tanpa
menimbulkan permasalahan baru dimasyarakat.
➢ Sejalan dengan upaya-upaya nyata yang dilakukan oleh TNI-POLRI dalam reposisi
dan refungsionalisasi peranannya, maka pembangunan dibidang HANKAM di Jawa
Timur diarahakan sebagai berikut:
1. Mendorong program reposisi dan refungsionalisasi jajaran TNI-POLRI untuk
mewujudkan apartur keamanan yang profesional.
2. Mendorong netralitas dari pemikiran dan kegiatan politik praktis guna memantapkan
sistem kehidupan yang demokratis.
3. Mendorong kesiapan dan kemampuan aparat keamanan dalam melindungi dan
mengayomi masyarakat.
4. Mendukung kesiapan aparat keamanan untuk melakukan langkah preventif dan
bertindak cepat dalam mengatasi berbagai kondisi krusial untuk mencegah dan
memperkecil hakekat ancaman.
5. Meningkatkan kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga keamanan
dan ketertiban dengan sistem keamanan lingkungan dan dalam upaya bela negara.
➢ PENATAAN RUANG
Sebagai media koordinasi, integrasi dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan
daerah, Perencanaan Tata Ruang Wilayah sangatlah menentukan keberhasilan
Pembangunan Daerah Jawa Timur Pemanfaatan dan Pengendalian ruang melalui
penatagunaan tanah, air dan udara dan sumber daya alam harus mengacu pada
optimalisasi pemanfaatan fungsi ruang, pemanfaatan sumber daya manusia dan
teknologi yang herkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Agar penataan ruang wilayah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah dan
meningkatkan pemerataan hasil pembangunan, maka perlu diperhatikan
pengkoordinasian dan pengitegrasian pelaksanaan pembangunan yang mengacu pada
kesadaran peningkatan optimalisasi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan
dan pengamanan aset daerah serta yang berwawasan nusantara.
Penataan Ruang Wilayah hendaknya diarahkan antara lain untuk mempertahankan
fungsi wilayah yang merupakan sentra produksi pertanian dan basis perkembangan
sektor sekunder dan industri, serta mendukung pengembangan wiayah dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
Pembangunan prasarana dan sarana pendukung diharapkan mampu meningkatkan
potensi wilayah dan sekaligus membuka keterisolasian wilayah dalam mendorong
percepatan pengembangan wilayah yang relatif tertiggal, seperti wilayah kepulauan
dan bagian selatan Jawa Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 15
➢ PERMUKIMAN
Urbanisasi yang diakibatkan adanya pertumbuhan ekonomi perkotaan yang sentralistik
menimbulkan masalah permukiman perkotaan yang padat dan kumuh, tidak memenuhi
peryaratan baik kesehatan maupun kenyamanan, serta menimbulkan masalah sosial
lainnya seperti, kesehatan, keamanan, degradasi moral dan lain sebagainya.
Untuk itu Pembangunan Permukiman diarahkan untuk dapatnya memenuhi kebutuhan
permukiman masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan yang sehat, aman,
nyaman, terjangkau serta terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana penunjang
seperti : transportasi, kebutuhan air bersih, pasar, sarana ibadah dan fasilitas umum
lainnya dengan memperhatikan kondisi daya dukung lahan yang tersedia.
➢ SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP
Kepadatan penduduk yang semakin tinggi disertai tuntutan kebutuhan hidup yang
semakin meningkat mendorong terjadinya pembukaan lahan hutan sebagai perluasan
baik lahan pertanian, permukiman maupun industri yang dilakukan secara tidak
terencana dan terkoordinasi sehingga mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan
ekosistim.
Agar keseimbangan ekosistim tetap terjnga, maka Pendayagunaan dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup harus dilakukan dengan terencana,
terintegrasi dan bertanggung jawab. Penentuan dan Pelestarian daerah resapan air,
termasuk pemanfaatan air baku bagi keperluan permukiman penduduk, irigasi
pertanian, industri, pariwisata dan tenaga listrik harus diarahkan secara terintegrasi
dan berwawasan lingkungan. Untuk itu keterlibatan, kemampuan dan kesadaran
masyarakat perlu ditingkatkan dalam partisipasinya memelihara sumber daya alam
secara terpadu cjuna terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan tetap
memperhatikan keseimbangnn ekosistim.
➢ INFORMASI dan KOMUNIKASI
Pembangunan bidang Informasi dan Komunikasi yang selama ini dilakukan secara
"top-down" dengan dominasi pemerintah yang sangat kuat, mengakibatkan
melemahnya peran masyarakat dan lembaga swasta lainnya. Karenanya,
Pembangunan Bidang Informasi dan Komunikasi selain diarahkan untuk menggali dan
mengangkat potensi maupun sumber daya setiap daerah, juga harus diarahkan pada
penguatan lembaga-lembaga informasi dan komunikasi yang ada dimasyarakat.
Kebebasan masyarakat untuk mendapatkan dan menyiarkan informasi harus diimbangi
dengan pendewasaan tentang pentingnya kesadaran akan stabilitas keamanan,
harmonisasi kehidupan berbangsa, persatuan dan keutuhan bangsa. Dalam
menghadapi persaingan global dan modernisasi, maka pembangunan bidang Informasi
dan Komunikasi juga harus diarahkan pada penerapan teknologi komunikasi dan sistim
informatika sebagai pusat informasi data yang bisa di dapat dengan mudah dan murah
oleh seluruh masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 16
BAB VKAIDAH PELAKSANAAN
Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005, sebagai produk bersama
Pemerintah Daerah dan DPRD Propinsi Jawa Timur yang ditetapkan dalam Sidang
Penetapan Peraturan Daerah tahun 2000, merupakan pernyataan tentang keadaan dan
tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu, Pola Dasar
Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005 ini harus menjadi pedoman dan arah kebijakan
menjalankan pemerintahan daerah untuk lima tahun ke depan. Dalam pelaksanaan Pola
Dasar Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005, ditetapkan kaidah-kaidah sebagai
berikut:
1. Gubernur Jawa Timur dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah
serta mengimplementasikan berbagai keputusan politik daerah berkewajiban dan
melibatkan dan mengembangkan semua potensi yang ada bagi kemajuan daerah dan
kesejahteraan masyarakat. Gubernur Jawa Timur juga berkewajiban mengarahkan dan
mengendalikan proses penyelonggaraan pembangunan daerah.
2. Dalam melaksanakan fungsinya, DPRD Propinsi Jawa Timur berpegang pada Pola Dasar
Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005 maupun peraturan perundangan yang
berlaku lainnya.
3. Gubernur Jawa Timur berkewajiban menyampaikan laporan dalam sidang tahunan DPRD
Propinsi Jawa Timur, berdasarkan pelaksanaan amanat Pola Dasar Pembangunan
Daerah Jawa Timur 2001-2005, berdasarkan fungsi, tugas dan wewenangnya.
4. Pelaksanaan Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005 dijabarkan dalam
Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) lima tahunan yang memuat uraian kebijakan
terinci dan terukur yang ditetapkan Gubernur bersama DPRD Propinsi Jawa Timur.
5. Program Pembangunanan Daerah (PROPEDA) lima tahunan dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA), sebagai dokumen perencanaan
pembangunan tahunan yang teruji dan torukur, memuat program-program prioritas
pembangunan yang kemudian diterjemahkan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), yang penetapannya dilakukan oleh Gubernur bersama DPRD Propinsi
Jawa Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 17
BAB VIPENUTUP
Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005 ini diletakkan sebagai pemberi
arah dan menjadi pedoman bagi pemerintah maupun masyarakat dalam merencanakan dan
melaksanakrm kebijakan pembangunan dalam lima tahun ke depan. Pola Dasar
Pembangunan Daurah ini harus menjadi acuan dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam
menyusun perencanaan dan menentukan program-program pembangunan baik untuk jangka
waktu satu tahunan maupun lima tahunan. Namun demikian, patutlah disadari bnhwa
pelaksanaan dan aktualisasi dari prinsip-prinsip pemikiran yang diketengahkan dalam Pola
Dasar Pembangunan Daerah ini akan turut ditentukan oleh kondisi riil dan kenyataan objektif
kohidupan masyarakat Jawa Timur dalam segala aspeknya. Di samping itu juga turut
ditenkikan oleh kemampuan, kesiapan, serta tingkat profesionalisme dan sikap mental
aparatur pemerintah.
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 18
PENJELASAN
ATAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROPINSI
JAWA TIMUR
NOMOR 26 TAHUN 2000
TENTANG
POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH
PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2001-2005
I. PENJELASAN UMUM
Naskah Peraturan Daerah ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang merupakan Pasal-
pasal Peraturan Daerah dan bagian yang memuat materi Pola Dasar Pembangunan Daerah
yang merupakan lampiran dari Peraturan Daerah Pola Dasar Pembangunan Daerah disusun
berlandaskan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor :
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Neg.ua dengan memperhatikan peranserta
masyarakat, pemerintah dan keadilan serta potensi dan keanekaragaman daerah.
Pola Dasar Pembangunan Daerah dilmat dengan maksud untuk dijadikan Pedoman
dai Landasan bagi Pcnyusunan Program-Program Pembangunan Daerah untuk kurun waktu
2001 sampai dengan tahun 2005.
Sebutan Pola Dasar Pembangunan Daerah di dalam Peraturan Daerah ini mengacu
pada Surat Menteri Dalam Negeri tanggal 28 April 2000 Nomor 050/8:>9/II/Bangda perihal
Pedoman Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah 2000 - 2005 y m<j dalam garis
besarnya memuat maksud dan tujuan, kondisi umum, visi, misi dan arah kebijakan.
Pembangunan Daerah adalah pembangunan yang dilaksanakan di daerah yang mencakup
ruang lingkup sektoral dan regional yang saling menunjang dan melengkapi untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat di daerah.
Pembangunan Daerah Jawa Timur dalam hubungan ini meliputi semua kegiatan
pembangunan yang diselenggarakan di Jawa Timur tanpa mempersoalkan sumber
pembiayaannya. Pola Dasar Pembangunan Daerah Tahun 2001 - 2005 ini mencerminkan
aspirasi rakyat Jawa Timur di dalam mendukung Pembangunan Nasional.
Penetapan Pola iMsar Pembangunan Daerah dengan Peraturan Daerah antara lain
akan membawa konsekuensi sebagai berikut :
1. Aparat Pemerintah d. daerah berkewa j iban menjadikan Pola Dasar Pembangunan
Daerah sebagai Pedoman dan dasar koordinasi, dalam melaksanakan program-program
Pembangunan Daerah.
2. Mengikat rakyat dan masyarakat Jawa Timur untuk secara ber-sama-sama berpartisipasi
serta turut bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pembangunan Daerah.
3. Berfungsi sebagai pernyataan dan Keputusan Politik yang merupakan kristalisasi
kehendak dari Pemerintah dan rakyat Jawa Timur tentang dasar dasar Pembangunaii.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 dan 2 : Cukup jelas
Pasal 3 : Sistematika sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat (2),
diuraikan lebih lanjut secara rinci dalam Lampiran Peraturan
Daerah yang merupakan penjabaran lebih konkrit dari Pola Dasar
Pembangunan.
Pasal 4 sampai dengan 6 : Cukup jelas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 2