pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan

17
Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman I Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 1 ini Anda dapat melakukan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan pada pasien dengan gangguan sistem penginderaan (THT) TUJUAN Pembelajaran Umum TUJUAN Pembelajaran Khusus POKOK Materi Setelah mempelajari dan mempraktekkan materi kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu: 1. Mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan 2. Melakukan prosedur tindakan pemeriksaan Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada kegiatan belajar 1 ini meliputi: 1. Pemeriksaan telinga 2. Pemeriksaan hidung 3. Pemeriksaan tenggorokan Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)

Upload: pjjkemenkes

Post on 21-Jul-2015

1.460 views

Category:

Education


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Tujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran Khusus

Kegiatan Belajar

PB 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

I

Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 1 ini Anda dapat melakukan pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan pada pasien dengan gangguan sistem penginderaan (THT)

TUJUANPembelajaran Umum

TUJUANPembelajaran Khusus

POKOKMateri

Setelah mempelajari dan mempraktekkan materi kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu:

1. Mempersiapkan pasien sebelum pemeriksaan

2. Melakukan prosedur tindakan pemeriksaan

Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada kegiatan belajar 1 ini meliputi:

1. Pemeriksaan telinga

2. Pemeriksaan hidung

3. Pemeriksaan tenggorokan

Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT)

Page 2: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

2 PB Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

Uraian Materi Sebelum Anda melakukan pemeriksaan fisik pada Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT). Maka Anda harus tahu dulu apa pengertian tujuan pemeriksaan tersebut.

Pemeriksaan fisik telinga adalah suatu pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan-kelainan pada telinga, mulai dari telinga bagian luar sampai telinga dalam yang dapat memberikan gangguan fungsi pendengaran dan keseimbangan. Kelainan-kelainan pada hidung dan tenggorok yang dapat memberikan gangguan penghidu dan pengecapan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi) dan melakukan tes-tes untuk melihat sifat dan jenis gangguan pendengaran dan keseimbangan serta gangguan penghidu dan pengecapan.

Apa sajakah yang harus Anda persiapkan untuk melakukan prosedur tersebut?

Sebelum melakukan pemeriksaan THT ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan meliputi alat dan bahan yang akan digunakan dalam pemeriksaan THT antara lain:

a. Lampu kepala

b. Spekulum telinga dengan berbagai ukuran

c. Aplikator kapas

d. Pinset bayonet dan pinset lurus

e. Cerumen hook dan cerumen spoon

f. Otopneumoscope

g. Speculum hidung dengan berbagai ukuran

h. Cermin laring dan nasofaring dengan berbagai ukuran

i. Spatel lidah

j. Seperangkat garpu tala

Page 3: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

3 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

k. Kapas dan Kasa

l. Larutan efedrin 1% dan 2%

m. Larutan lidokain

n. Alkohol 70%

o. Betadine

p. AgNo3

Setelah semua bahan dan alat yang digunakan untuk memeriksa pasien sudah siap, maka baru Anda melakukan prosedur tindakan pemeriksaan seperti yang diuraikan di bawah ini:

Langkah pertama yang Anda lakukan adalah menyiapkan senter kepala untuk digunakan dalam pemeriksaan. Sebelum diletakkan di kepala, ikatan lampu kepala dilonggarkan dengan memutar pengunci kearah kiri. Posisi lampu diletakkan tepat pada daerah glabella atau sedikit miring kearah mata yang lebih dominant. Bila lampu kepala sudah berada pada posisi yang benar, ikatan lampu dieratkan dengan memutar kunci kearah kanan. Pungunci ikatan lampu kepala harus berada disebelah kanan kepala. Fokus cahaya lampu diatur dengan memfokuskan cahaya kearah telapak tangan yang diletakkan kurang lebih 30 cm dari lampu kepala. Besar kecilnya focus cahaya diatur dengan memutar penutup lampu kepala kearah luar sampai diperoleh focus cahaya lampu yang kecil, bulat dengan tingkat pencahayaan yang maksimal. Diusahakan agar sudut yang dibentuk oleh jatuhnya sumber cahaya kearah obyek yang berjarak kurang lebih 30 cm dengan aksis bola mata, sebesar 15 derajat.

Setelah itu langkah selanjutnya yang Anda lakukan adalah sebagai berikut:

Anda dan pasien masing-masing duduk berhadapan dengan sedikit menyerong, kedua lutut pemeriksa dirapatkan dan ditempatkan berdampingan dengan kaki penderita. Bila diperlukan posisi-posisi tertentu penderita dapat diarahkan ke kiri atau kanan. Kepala penderita difiksasi dengan bantuan seorang perawat. Pada anak kecil yang belum kooperatif selain diperlukan fiksasi kepala, sebaiknya anak dipangku oleh orang tuanya pada saat dilakukan pemeriksaan. Kedua tangan dipeluk oleh orang tua sementara itu, kaki anak difiksasi diantara

Page 4: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

PB 4

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

kedua paha orang tua.

Nah, sekarang Anda dapat mulai melakukan pemeriksaan satu persatu mulai dari telinga, hidung dan tenggorokan seperti yang diuraikan di bawah ini:

PEMERIKSAAN TELINGA

Pada pemeriksaan telinga, mula-mula yang harus Anda lakukan adalah inspeksi telinga luar, perhatikan apakah ada kelainan bentuk telinga, tanda-tanda peradangan, tumor dan secret yang keluar dari liang telinga. Pengamatan dilakukan pada telinga bagian depan dan belakang. Setelah selesai mengamati bagian-bagian telinga, lakukan palpasi pada telinga, apakah ada nyeri tekan, nyeri tarik atau tanda-tanda pembesaran kelenjar pre dan post aurikuler. Kemudian Anda melakukan pemeriksaan auskultasi pada telinga dengan menggunakan stetoskop, pemeriksaan ini dapat dilakukan pada kasus-kasus tertentu misalnya pada penderita dengan keluhan tinnitus objektif.

Gambar 1, Pemeriksaan telinga

Selanjutnya Anda melakukan pemeriksaan liang telinga dan membrane timpani dengan memposisikan liang telinga sedemikian rupa agar diperoleh aksis liang telinga yang sejajar dengan arah pandang mata sehingga keseluruhan liang telinga sampai permukaan membrane timpani dapat terlihat. Posisi ini dapat diperoleh dengan menjepit daun telinga dengan menggunakan ibu jari dan jari tengah dan menariknya kearah superior-dorso-lateral dan mendorong tragus ke anterior dengan menggunakan jari telunjuk. Cara ini Anda lakukan dengan tangan kanan bila akan memeriksa telinga kiri dan sebaliknya gunakan tangan

Page 5: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

5 PB

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

kiri bila akan memeriksa telinga kanan. Pada kasus-kasus dimana kartilago daun telinga agak kaku atau kemiringan liang telinga terlalu ekstrim dapat digunakan bantuan speculum telinga yang disesuaikan dengan besarnya diameter liang telinga. Spekulum telinga Anda pegang dengan menggunakan tangan yang bebas. Perhatikan! Amati liang telinga dengan seksama apakah ada stenosis atau atresia meatal, obstruksi yang disebabkan oleh secret, jaringan ikat, benda asing, serumen obsturan, polip, jaringan granulasi, edema atau furunkel. Semua sumbatan ini sebaiknya disingkirkan agar membrane timpani dapat terlihat jelas. Sebagai tambahan! Amati pula dinding liang telinga ada atau tidak laserasi. Liang telinga dibersihkan dari secret dari sekret dengan menggunakan aplikator kapas, bilas telinga atau dengan suction.

Bagaimana cara membuat aplikator kapas? Di bawah ini Anda dapat mempelajari bagaimana cara membuatnya :

Cara membuat aplikator kapas yaitu dengan mengambil kapas secukupnya kemudian aplikator diletakkan ditengah-tengah kapas aturlah letak aplikator sedemikian rupa sehingga ujung aplikator terletak kira-kira pada pertengahan kapas, kapas kemudian dilipat dua sehingga menyelimuti ujung aplikator dan dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Selanjutnya pangkal aplikator diputar searah dengan putaran jarum jam dengan menggunakan tangan kanan. Setelah ujung aplikator diselimuti kapas, lakukan pengecekan apakah ujung aplikator yang tajam tidak melampaui ujung kapas. Selanjutnya kapas aplikator dilewatkan diatas api Bunsen. Bila secret terlalu profus dapat digunakan bilasan air hangat yang disesuikan dengan suhu tubuh. Bilasan telinga dilakukan dengan menyemprotkan air dari spoit langsung ke dalam telinga. Ujung spoit diarahkan ke dinding atas meatus sehingga diharapkan secret / serumen akan dikeluarkan oleh air bilasan yang balik kembali.

Setelah sumbatan secret/serumen Anda singkirkan, maka langkah berikutnya yang Anda lakukan adalah pengamatan terhadap membran timpani. Pengamatan terhadap membrane timpani Anda lakukan dengan memperhatikan permukaan membrane timpani, posisi membrane, warna, ada tidaknya perforasi, refleks cahaya, struktur telinga tengah yang terlihat pada permukaan membrane seperti manubrium mallei, prosesus brevis, plika maleolaris anterior dan posterior. Untuk mengetahui mobilitas membrane timpani Anda dapat menggunakan otopneumoskop.

Page 6: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

PB 6

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

Gambar 2, Pemeriksaan telinga (membrane timpani)

Perhatian! Bila akan dilakukan pemeriksaan telinga kanan, speculum otopneumoskop difiksasi dengan ibu jari dan jari telunjuk, daun telinga dijepit dengan menggunakan jari tengah dan jari manis tangan kiri, sebaliknya dilakukan bila akan memeriksa telinga kiri. Selanjutnya pneumoskop Anda kembang kempiskan dengan menggunakan tangan kanan. Pada saat pneumoskop Anda kembang kempiskan, pergerakan membrane timpani dapat Anda amati melalui speculum otopneumoskop. Pergerakan membrane timpani dapat pula Anda amati dengan menyuruh pasien melakukan Manuver Valsalva yaitu dengan menyuruh pasien mengambil napas dalam, kemudian meniupkan melalui hidung dan mulut yang tertutup oleh tangan. Diharapkan dengan menutup hidung dan mulut, udara tidak dapat keluar melalui hidung dan mulut sehingga terjadi peninggian tekanan udara di dalam nasofaring. Selanjutnya akibat penekanan udara, ostium tuba yang terdapat dalam rongga nasofaring akan terbuka dan udara akan masuk ke dalam kavum timpani melalui tuba auditiva.

Gambar 3, Pemeriksaan telinga

Page 7: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

PB 7

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

Setelah Anda melakukan pemeriksaan telinga, maka langkah berikutnya Anda dapat melakukan pemeriksaan hidung. Bagaimanan cara memeriksa hidung? Anda dapat mempelajari materi di bawah ini :

PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS PARANASALIS

Pemeriksaan hidung dapat Anda awali dengan melakukan inspeksi dan palpasi hidung bagian luar dan daerah sekitarnya. Inspeksi Anda lakukan dengan mengamati ada tidaknya kelainan bentuk hidung, tanda-tanda infeksi dan sekret yang keluar dari rongga hidung. Palpasi Anda lakukan dengan penekanan jari-jari telunjuk mulai dari pangkal hidung sampai apeks untuk mengetahui ada tidaknya nyeri, massa tumor atau tanda-tanda krepitasi.

Selanjutnya Anda melakukan pemeriksaan rongga hidung melalui lubang hidung yang disebut dengan Rhinoskopi anterior dan yang melalui rongga mulut dengan menggunakan cermin nasofaring yang disebut dengan Rhinoskopi posterior.

Bagaimanakah cara melakukan prosedur Rhinoskopi Anterior? Anda dapat mempelajari uraian materi di bawah ini:

Rhinoskopi anterior (RA)

Dalam melakukan prosedur ini Anda menggunakan speculum hidung yang disesuaikan dengan besarnya lubang hidung. Spekulum hidung Anda pegang dengan tangan yang dominan. Spekulum digenggam sedemikian rupa sehingga tangkai bawah dapat digerakkan bebas dengan menggunakan jari tengah, jari manis dan jari kelingking. Jari telunjuk digunakan sebagai fiksasi disekitar hidung.

Selanjutnya lidah speculum dimasukkan dengan hati-hati dan dalam keadaan tertutup ke dalam rongga hidung. Di dalam rongga hidung lidah speculum dibuka. Jangan memasukkan lidah speculum terlalu dalam atau membuka lidah speculum terlalu lebar. Pada saat mengeluarkan lidah speculum dari rongga hidung, lidah speculum dirapatkan tetapi tidak terlalu rapat untuk menghindari terjepitnya bulu-bulu hidung.

Kemudian amati struktur yang terdapat di dalam rongga hidung mulai

Page 8: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

dari dasar rongga hidung, konka-konka, meatus dan septum nasi. Perhatikan warna dan permukaan mukosa rongga hidung, ada tidaknya massa, benda asing dan secret. Struktur yang terlihat pertama kali adalah konka inferior. Bila ingin melihat konka medius dan superior pasien Anda minta untuk tengadahkan kepala. Pada pemeriksaan RA dapat pula dinilai Fenomena Palatum Molle yaitu pergerakan palatum molle pada saat pasien diminta untuk mengucapkan huruf “ i “. Pada waktu melakukan penilaian fenomena palatum molle usahakan agar arah pandang mata Anda sejajar dengan dasar rongga hidung bagian belakang. Pandangan mata Anda tertuju pada daerah nasofaring sambil mengamati turun naiknya palatum molle pada saat pasien mengucapkan huruf “ i ” . Fenomena Palatum Molle akan negatif bila terdapat massa di dalam rongga nasofaring yang menghalangi pergerakan palatum molle, atau terdapat kelumpuhan otot-otot levator dan tensor velli palatini. Bila rongga hidung sulit diamati oleh adanya edema mukosa dapat digunakan tampon kapas efedrin yang dicampur dengan lidokain yang dimasukkan ke dalam rongga hidung untuk mengurangi edema mukosa.

Setelah melakukan prosedur pemeriksaan Rhinoskopi Anterior, selanjutnya Anda melakukan prosedur pemeriksaan Rhinoskopi Posterior, seperti yang diuraikan di bawah ini:

Rhinoskopi posterior

Dalam melakukan pemeriksaan ini, pasien Anda minta untuk membuka mulut tanpa mengeluarkan lidah, 1/3 dorsal lidah ditekan dengan menggunakan spatel lidah. Jangan melakukan penekanan yang terlalu keras pada lidah atau memasukkan spatel terlalu jauh hingga mengenai dinding faring oleh karena hal ini dapat merangsang refleks muntah. Cermin nasofaring yang sebelumnya telah dilidah apikan, dimasukkan ke belakang rongga mulut dengan permukaan cermin menghadap ke atas. Usahakan agar cermin tidak menyentuh dinding dorsal faring. Kemudian perhatikan struktur rongga nasofaring yang terlihat pada cermin.

Selanjutnya amati septum nasi bagian belakang, ujung belakang konka inferior, medius dan superior, adenoid (pada anak), ada tidak secret yang mengalir melalui meatus. Perhatikan pula struktur lateral rongga nasofaring: ostium tuba, torus tubarius, fossa Rossenmulleri. Selama melakukan pemeriksaan pasien Anda minta tenang dan tetap bernapas melalui hidung. Pada penderita yang sangat

Page 9: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

8 9

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

sensitif, dapat disemprotkan anestesi lokal ke daerah faring sebelum dilakukan pemeriksaan.

Setelah melakukan pemeriksaan hidung, selanjutnya pemeriksaan apa yang Anda kerjakan? Selanjutnya Anda melakukan pemeriksaan Sinus Paranasalis, yang dapat Anda pelajari seperti pada uraian materi di bawah ini:

Pemeriksaan Sinus Paranasalis

Dalam melakukan pemeriksaan Sinus Paranasalis, Anda melakukan Inspeksi untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada wajah, dan palpasi untuk mengevaluasi apakah ada nyeri tekan atau tidak.

Perhatikan:

a. Bila ada pembengkakan dan kemerahan pada pipi, kelopak mata bawah menunjukkan kemungkinan adanya sinusitis aksilaris akut.

b. Apabila Anda mendapatkan ada pembengkakan pada kelopak mata atas kemungkinan sinusitis frontalis akut.

c. Bila ada nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk pada gigi bagian atas menunjukkan adanya Sinusitis maksilaris.

d. Bila ada nyeri tekan pada medial atap orbita menunjukkan adanya Sinusitis frontalis.

e. Bila nyeri tekan di daerah kantus medius menunjukkan kemungkinan sinusitis etmoidalis.

Gambar 4, Pemeriksaan Sinus Paranasalis

Page 10: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

Setelah melakukan pemeriksaan Sinus Paranasalis, selanjutnya Anda melakukan pemeriksaan faring. Bagaimana caranya? Caranya adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan Faring

Dalam melakukan pemeriksaan faring, Pertama, Pasien Anda instruksikan membuka mulut, perhatikan struktur di dalam cavum oris mulai dari gigi geligi, palatum, lidah, bukkal. Lihat ada tidaknya kelainan berupa: pembengkakan, hiperemis, massa, atau kelainan congenital. Lakukan penekanan pada lidah secara lembut dengan spatel lidah.

Selanjutnya perhatikan struktur arkus anterior dan posterior, tonsil, dinding dorsal faring. Deskripsikan kelainan-kelainan yang tampak. Kemudian dengan menggunakan sarung tangan lakukan palpasi pada daerah mukosa bukkal, dasar lidah dan daerah palatum untuk menilai adanya kelainan-kelainan dalam rongga mulut.

Setelah melakukan pemeriksaan faring, selanjutnya Anda melakukan pemeriksaan laringoskopi indirek. Bagaimana caranya? Caranya adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan Laringoskopi Indirek

Dalam pemeriksaan ini anjurkan pasien untuk membuka mulut, instruksikan penderita untuk menjulurkan lidah sejauh mungkin ke depan. Kemudian balut lidah dengan kasa steril, selanjutnya fiksasi lidah diantara ibu jari dan jari tengah. Instruksikan pasien untuk bernafas secara normal. Kemudian masukkan cermin laring yang sesuai yang sebelumnya telah dilidah apikan ke dalam orofaring. Arahkan cermin laring ke daerah hipofaring sedemikian rupa hingga tampak struktur di daerah hipofaring yaitu: epiglottis, valekula, fossa piriformis, plika ariepiglotikka, aritaenoid, plika ventrikularis dan plika vocalis. Penilaian mobilitas plika vocalis dengan menyuruh penderita mengucapkan huruf i berulang kali.

Prosedur

Di bawah ini adalah format prosedur dan penilaian prosedur tindakan pemeriksaan hidung dan sinus.

Page 11: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

10 11

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN HIDUNG DAN SINUS

NO URAIAN Skor

A. Persiapan Alat 0 1 21. Otoskop

2. Speculum hidung

3. Cermin kecil

4. Lampu B. Persiapan pasien dan lingkungan1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.2. Atur lingkungan sekitar pasien.C. Pelaksanaan prosedur 1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.2. Pasien diposisikan untuk duduk.3. Pemeriksa duduk menghadap pasien.

4. Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar dan inspeksi sinus-sinus.1. Atur penerangan dan amati hidung bagian luar dari sisi

depan, samping dan sisi atas. Perhatikan bentuk atau tulang hidung dari ketiga sisi ini.

2. Lanjutkan dengan melakukan palpasi hidung luar dan catat bila ditemukan ketidaknormalan kulit atau tulang hidung.

3. Kaji mobilitas septum hidung.4. Palpasi sinus maksilaris, frontalis dan etmoidalis,

perhatikan terhadap adanya nyeri tekan.5. Inspeksi hidung bagian dalam

1. Atur lampu sehingga sesuai untuk menerangi lubang hidung.

2. Elevasikan ujung hidung pasien dengan cara menekan hidung secara ringan dengan ibu jari, kemudian amati bagian anterior lubang hidung.

3. Amati posisi septum hidung dan kemungkinan adanya perfusi.

4. Amati bagian turbin inferior.5. Pasang speculum hidung pada lubang hidung sehingga

rongga hidung dapat diamati.

Page 12: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

6. Untuk memudahkan pengamatan pada dasar hidung maka atur posisi kepala sedikit menengadah.

7. Dorong kepala menengadah sehingga bagian atas rongga hidung mudah diamati.

8. Amati bentuk dan posisi septum, kartilago dan dinding-dinding rongga hidung serta selaput lender pada rongga hidung (warna, sekresi, bengkak).

9. Bila sudah selesai, lepaskan speculum dengan hati-hati.10. Untuk pemeriksaan hidung bagian dalam bias digunakan

otoskop yang dilengkapi dengan speculum dan kaca pembesar.

6.Pengkajian patensi hidung (dilakukan bila dicurigai adanya sumbatan atau deformitas pada rongga hidung bagian bawah)1. Duduk dihadapan pasien.2. Gunakan satu tangan untuk menutup satu lubang

hidung pasien, suruh pasien menghembuskan udara dari lubang hidung yang tidak ditutup dan rasakan hembusan udara tersebut. Normalnya udara dapat dihembuskan dengan mudah dan dapat dirasakan dengan jelas.

3. Kaji pada lubang satunya. Anjurkan pasien meniupkan udara dengan mulut tertutup.

7. Catat hasil pemeriksaan.

Keterangan :

Skor 0 : bila prosedur belum mampu dilakukan

Skor 1 : bila prosedur dilakukan dengan bantuan

Skor 2 : bila prosedur dilakukan dengan mandiri

Page 13: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

12 13

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

Di bawah ini adalah format prosedur dan penilaian prosedur tindakan pemeriksaan mulut dan tenggorokan.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN MULUT DAN TENGGOROKAN

NO URAIAN SKORA. Persiapan Alat 0 1 2

1. Spatel lidah

2. Kassa/tisuB. Persiapan pasien dan lingkungan1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.2. Tutup pintu dan pasang sampiran.C. Pelaksanaan prosedur1. Cuci tangan

2.Bantu pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa, tinggi sejajar.

3. Inspeksi mulut dan paring1. Amati bibir untuk mengetahui adanya kelainan congenital,

bibir sumbing, warna bibir, ulkus, lesi dan massa.2. Lanjutkan pengamatan pada gigi dengan pasien dianjurkan

membuka mulut.3. Atur pencahayaan yang memadai dan bila perlu gunakan

spatel lidah untuk menekan lidah sehingga gigi terlihat lebih jelas.

4. Amati keadaan setiap gigi mengenai posisi, jarak, gigi rahang atas dan bawah, ukuran, warna, lesi atau adanya tumor. Amati juga secara khusus pada akar-akar gigi dan gusi.

5. Pemeriksaan setiap gigi dengan cara mengetuk secara sistematis, bandingkan gigi bagian kiri, kanan, atas dan bawah. Anjurkan pasien untuk memberitahu bila merasa nyeri sewaktu diketuk.

6. Perhatikan pula cirri-ciri umum sewaktu melakukan pengkajian antara lain kebersihan mulut dan bau mulut.

Page 14: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

7. Lanjutkan pengamatan pada lidah dan perhatikan kesimetrisannya. Suruh pasien menjulurkan lidah dan amati mengenai kelurusan, warna, ulkus maupun setiap ada kelainan.

8. Amati selaput lender mulut secara simetris pada semua bagian mulut mengenai warna, adanya pembengkakan, tumor, sekresi, peradangan, ulkus dan perdarahan.

9. Beri kesempatan pasien untuk istirahat dengan menutup mulut sejenak bila capai, lalu lanjutkan dengan inspeksi paring dengan cara pasien dianjurkan membuka mulut, tekan lidah ke bawah sewaktu pasien berkata “ah”. Amati paring terhadap kesimetrisan uvula.

4.Palpasi pada mulut (lakukan dengan hati-hati, upayakan pasien tidak muntah)

1. Atur posisi pasien duduk menghadap pemeriksa.

2. Anjurkan pasien membuka mulut.

3. Pegang pipi diantara ibujari dan jari telunjuk ( jari telunjuk berada di dalam). Palpasi pipi secara sistematis dan perhatikan terhadap adanya tumor atau pembengkakan. Bila ada pembengkakan determinasikan menurut ukuran, konsistensi, hubungan dengan daerah sekitarnya dan adanya nyeri.

4. Lanjutkan dengan palpasi pada palatum dengan jari telunjuk dan rasakan terhadap adanya pembengkakan dan fisura.

5. Palpasi dasar mulut dengan cara pasien disuruh mengatakan “el” kemungkinan palpasi dilakukan pada dasar mulut secara sistematis dengan jari penunjuk tangan kanan. Bila diperlukan beri sedikit penekanan dengan ibu jari dari bawah dagu untuk mempermudah palpasi. Catat bila didapatkan pembengkakan.

6. Palpasi lidah dengan cara pasien disuruh menjulurkan lidah, pegang lidah dengan kassa steril menggunakan tangan kiri. Dengan jari penunjuk tangan kanan lakukan palpasi lidah terutama bagian belakang dan batas-batas lidah.

5. Inspeksi leher

1. Anjurkan pasien untuk melepas baju

Page 15: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

14 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

2. Atur pencahayaan yang baik3. Lakukan inspeksi leher mengenai bentuk leher, warna

kulit, adanya pembengkakan, jaringan parut dan adanya massa. Inspeksi dilakukan secara sistematis mulai dari garis tengah sisi depan leher, dari samping dan dari belakang. Warna kulit leher normalnya sama dengan kulit sekitarnya. Dapat menjadi kuning pada semua ikterus, dan menjadi merah, bengkak, panas dan nyeri tekan bila mengalami peradangan.

4. Inspeksi tiroid dengan cara pasien disuruh menelan dan amati gerakan kelenjar tiroid pada takik suprasternal. Normalnya gerakan kelenjar tiroid tidak dapat dilihat kecuali pada orang yang sangat kurus.

6. Palpasi leher (kelenjar limfe, tiroid dan trakea)1. Duduklah menghadap pasien2. Anjurkan pasien untuk menengadah ke samping menjauhi

perawat pemeriksa sehingga jaringan lunak dan otot-otot akan relaks

3. Lakukan palpasi secara simetris dan determinasikan menurut lokasi, batas-batas, ukuran, nyeri tekan pada setiap kelompok kelenjar limfe yang terdiri dari:a. Preaurikular → di depan telingab. Posterior aurikuler → superfial terhadap prosesus

mastoideusc. Osipital → di dasar posterior tulang kepalad. Tonsilar → di sudut mandibulae. Submaksilaris → di tengah-tengah antara sudut dan

ujung mandibulaf. Submental → pada garis tengah beberapa cm di

belakang ujung mandibulag. Servikal superficial → superficial terhadap

sternomastoideush. Servikal posterior → sepanjang tepi anterior trapesiusi. Servikal dalam → dalam sternomastoid dan sering tidak

dapat dipalpasij. Supraklavikula → dalam suatu sudut yang terbentuk

oleh klavikula dan sternomastoideus

Page 16: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

16 1716 17

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

4. Lakukan palpasi kelenjar tiroid dengan cara:a. Letakkan tangan anda pada leher pasienb. Palpasi pada fosa suprasternal dengan jari penunjuk

dan jari tengahc. Suruh pasien menelan atau minum untuk memudahkan

palpasid. Palpasi dapat pula dilakukan dengan perawat berdiri di

belakang pasien, tangan diletakkan mengelilingi leher dan palpasi dilakukan dengan jari kedua dan ketiga

e. Bila teraba kelenjar tiroid maka determinasikan menurut bentuk, ukuran, konsistensi dan permukaannya

5. Lakukan palpasi trakea dengan cara berdiri disamping kanan pasien. Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat diketahui.

7. Pemeriksaan mobilitas leher1. Lakukan pengkajian mobilitas leher secara aktif. Suruh

pasien menggerakkan leher dengan urut-urutan sebagi berikut:a. Antefleksi, normalnya 45o

b. Dorsofleksi, normalnya 60o

c. Rotasi ke kanan, normalnya 70o

d. Rotasi ke kiri, normalnya 70o

e. Lateral fleksi ke kiri, normalnya 40o

f. Lateral fleksi ke kanan, normalnya 40o

2. Determinasikan sejauh mana pasien mampu menggerakkan lehernya. Normalnya gerakan dapat dilakukan secara terkoordinasi, tanpa gangguan.

3. Bila perlu lakukan mobilitas secara pasif dengan cara kepala pasien dipegang dengan dua tangan kemudian digerakkan dengan urut-urutan yang sama seperti pada pengkajian mobilitas leher secara aktif.

8. Catat hasil pemeriksaan

Keterangan :

Skor 0 : bila prosedur belum mampu dilakukan

Skor 1 : bila prosedur dilakukan dengan bantuan

Skor 2 : bila prosedur dilakukan dengan mandiri

Page 17: Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan

16 17 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman

16 17

Rangkuman Pada kegiatan belajar 1 ini Anda telah mempelajari materi bagaimana Anda melakukan pemeriksaan fisik pada telinga, hidung, dan tenggorokan. Dalam melakukan pemeriksaan fisik pada telinga, hidung dan tenggorokan, Anda harus memperhatikan dan memahami betul anatomi organ tersebut agar mudah dalam melakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaannya tepat dan akurat.