pemerian batuan

31
Mata Kuliah : Pemetaan Eksplorasi TUGAS PEMERIAN JENIS BATUAN (BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, BATUAN METAMORF) OLEH : MELLY UJUTIURMA MALAU D62108277 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Upload: melly-malau

Post on 03-Jul-2015

742 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemerian batuan

Mata Kuliah : Pemetaan Eksplorasi

TUGAS

PEMERIAN JENIS BATUAN

(BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, BATUAN METAMORF)

OLEH :

MELLY UJUTIURMA MALAU

D62108277

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

MAKASSAR

2010

Page 2: pemerian batuan

1. Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari

pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut merupakan

proses perubahan fase dari cair menjadi padat. Pembekuan

magma akan menghasilkan kristal-kristal mineral primer ataupun

gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh

terhadap tekstur dan struktur primer batuan sedangkan

komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma sel.

Deskripsi Batuan beku yaitu:

a. Warna

Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral

penyusunnya. Mineral penyusun batuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna

dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk

batuan yang mempunyai tekstur gelasan.

Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah

batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral

felsik misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit.

Page 3: pemerian batuan

Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitamnya

umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah

mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.

Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya

adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun

dominan adalah mineral-mineral mafik.

Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya

monomineralik disebut batuan beku ultrabasa dengan

komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.

b. Struktur Batuan

Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-

bagian batuan yang berbeda. Pengertian struktur pada batuan

beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam skala besar

atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang

sering ditemukan adalah :

Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-

lubang gas.

Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-

retakan. Penampakan ini akan mudah diamati pada

singkapan di lapangan.

Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas.

Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu :

1. Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling

berhubungan.

2. Pumisan, bila lubang-lubang gas saling

berhubungan.

3. Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal

maupun lubang-lubang gas.

Page 4: pemerian batuan

Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh

mineral-mineral sekunder.

c. Tekstur Batuan

Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada

penampakan butir-butir mineral di dalamnya, yang meliputi

tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas dan

hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berkaitan erat

dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur

berhubungan dengan sejarah pembentukan dan

keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses

sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur

meliputi:

1. Tingkat Kristalisasi

Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari

proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan berlangsung

lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal

pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat

sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar.

Bila penurunan suhu relatif cepat maka kristal yang dihasilkan

kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma

terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena

tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan

kristal sehingga akan dihasilkan gelas.

Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :

1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk

kristal.

Page 5: pemerian batuan

2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan

yang lain berbentuk mineral gelas.

3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas.

Pengertian gelas disini adalah mineral yang tidak

mengkristal atau amorf.

2. Ukuran Kristal

Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali.

Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada

batuan.

3. Granularitas

Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan

ukuran butir dari kristal penyusun batuan.

Pada batuan beku non-fragmental, granularitasdapat dibagi

menjadi beberapa macam, yaitu :

a. Equigranular

Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang

seragam. Tekstur equigranular dibagi lagi menjadi:

1. Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat

dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam.

Contoh : granit, gabbro.

2. Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga

tidak dapat dibedakkan dengan mata telanjang. Contoh :

basalt.

b. Inequigranular

Page 6: pemerian batuan

Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak

seragam. Tekstur ini dibagi menjadi:

1. Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris)

dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar)

dan dapat dikenali dengan mata telanjang. Contoh : diorit

porfir.

2. Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar

yang afanitik. Contoh : andesit porfir.

c. Gelasan (glassy)

Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila

semuanya tersusun atas gelas.

Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran

butir yang menyolok.

Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar

dari mineral lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung,

dengan bentuk subhedral hingga euhedral.

Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar

fenokris.

d. Bentuk Kristal

Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat

dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi

gambaran mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk

batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi:

a). Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi

oeh bidang yang jelas.

Page 7: pemerian batuan

b). Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan

hanya sebagian saja yang dibatasi bidan kristal.

c). Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.

e. Komposisi Mineral

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu :

Kelompok Granit – Rhyolit

Berasal dari magma yang bersifat asam, tersusun oleh mineral

kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, terkadang terdapat hornblende,

biotit, muskovit dalam jumlah kecil.

Kelompok Diorit – Andesit

Berasal dari magma yang bersifat intermediet, terusun oleh

mineral plagiokklas, hornblende, piroksen, dan kuarsa biotit,

ortoklas dalam jumlah kecil.

Kelompok Gabbro – Basalt

Tersusun dari magma basa dan terdiri dari mineral-mineral olivin,

plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

Kelompok Ultra Basa

Terutama tersusun oleh olivin, dan piroksen. Minera lain yang

mungkin adalah plagioklas Ca dalam jumlah sangat kecil.

2. Batuan Sedimen

Page 8: pemerian batuan

a. Proses Pembentukkan Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada

sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya

air, pengikisan-pengikisan angina angina serta proses litifikasi,

diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di

tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di

laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sediment

merupakan batuan-batuan lunak,akan tetapi karean proses

diagnosi sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.

Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan

pada sediment selama terpendamkan dan terlitifikasikan,

sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material sediment

menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini

dapat merupakan kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan

lapisan di atas atau proses sedimentasi yaitu perekatan bahan-

bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia

misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen

terbentuk di dalam samudera. Bebrapa zat ini mengendap secara

langsung oleh reaksi-reaksi kimia misalnya garam

Page 9: pemerian batuan

(CaSO4.nH2O). adapula yang diendapkan dengan pertolongan

jasad-jasad, baik tumbuhan maupun hewan.

Batuan endapan yang langsung dibentuk secara kimia ataupun

organik mempunyai satu sifat yang sama yaitu pembentukkan

dari larutan-larutan. Disamping sedimen-sedimen di atas,

adapula sejenis batuan sejenis batuan endapan yang sebagian

besar mengandung bahan-bahan tidak larut, misalnya endapan

puing pada lereng pegunungan-pegunungan sebagai hasil

penghancuran batuan-batuan yang diserang oleh pelapukan,

penyinaran matahari, ataupun kikisan angin. Batuan yang

demikian disebut eluvium dan alluvium jika dihanyutkan oleh air,

sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapisdan pada

awalnya diendapkan secara mendatar. Lapisan-lapisan ini

tebalnya berbeda-beda dari beberapa centimeter sampai

beberapa meter. Di dekat muara sungai endapan-endapan itu

pada umunya tebal, sedang semakin maju ke arah laut endapan-

endapan ini akan menjadi tipis(membaji) dan akhirnya hilang. Di

dekat pantai, endapan-endapan itu biasanya merupakan butir-

butir besar sedangkan ke arah laut kita temukan butir yang lebih

halus lagi.ternyata lapisan-lapisan dalam sedimen itu disebabkan

oleh beda butir batuan yang diendapkan. Biasanya di dekat

pantai akan ditemukan batupasir, lebih ke arah laut batupasir ini

berganti dengan batulempung, dan lebih dalam lagi terjadi

pembentukkan batugamping(Katili dan Marks).

b. Deskripsi Batuan Sedimen

1. Warna

Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi

oleh beberapa factor, yaitu :

Page 10: pemerian batuan

a. Warna mineral pembentukkan batuan sedimen

Contoh jika mineral pembentukkan batuan sedimen

didominasi oleh kwarsa maka batuan akan berwarna putih.

b. Warna massa dasar/matrik atau warna semen.

c. Warna material yang menyelubungi (coating material).

Contoh batupasir kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit

akan berwarna hijau.

d. Derajat kehalusan butir penyusunnya.

Pada batuan dengan komposisi yang sama jika makin halus

ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih gelap.

e. Warna batuan juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

pengendapan, jika kondisi lingkungannya reduksi maka

warna batuan menjadi lebih gelap dibandingkan pada

lingkungan oksidasi. Batuan sedimen yang banyak

kandungan material organic (organic matter) mempunyai

warna yang lebih gelap.

2. Tekstur

Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang

menyangkut butir sedimen sepertiukuran butir, bentuk butir dan

orientasi. Tewkstur batuan sedimen mempunyai arti penting

karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan

tersebut terutama proses transportasi dan pengendapannya,

tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi lingkungan

pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen

dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.

a. Tekstur klastik

Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan

semen.

Page 11: pemerian batuan

Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada

pasir.

Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada

fragmen dan diendapkan bersama-sama dengan fragmen.

Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen

diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya

berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.

Besar butir kristal dibedakan menjadi : >5 mm = kasar

1-5 mm = sedang <1 mm = halus

Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat

dibedakan disebut mikrokristalin.

b. Tekstur nonklastik

Tekstur yan terjadi merupakan hasil pengendapan melalui

reaksi kimia. Tekstur kristalin berkembang akibat agregat

kristal – kristal yang saling mengunci. Kristal – kristalnya

dapat kecil menengah atau besar –besar bahkan campuran

berbagai ukuran sebagai halnya batuan beku porfiritik.

Kristal – kristalnya memperlihatkan bentuk – bentuk

tertentu misalnya berdimensi sama, berserat atau scaly.

Dan tidak mudah untuk membedakan mana yang

terbentuk oleh reaksi kimia organik dan mana yang di

endapkan melalui reaksi akibat organisme.

3. Ukuran Butir

Besar butir dipengaruhi oleh :

1. Jenis Pelapukan

2. Jenis Transportasi

3. Waktu/jarak transport

4. Resistensi

Page 12: pemerian batuan

4. Bentuk Butir

a. Tingkat kebundaran butir (roundness)

Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir,

ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport

(Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa

dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran

dari mineral kurang resisten seperti feldspar dan pyroxene.

Butiran berukuran lebih besar daripada yang berukuran pasir.

Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir

dari jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran

akan makin bundar. Pembagian kebundaran :

Well rounded (membundar baik)

Semua permukaan konveks, hamper equidimensional,

sferoidal

Rounded (membundar)

Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung

dan tepi butiran bundar.

Subrounded (membundar tanggung)

Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung yang

membundar.

Subangular (menyudut tanggung)

Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung

tajam.

Angular (menyudut)

Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

b. Sortasi (Pemilahan)

Pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar butir penyusun

batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan

besar butirnya maka, pemilahan semakin baik.

Page 13: pemerian batuan

Pemilahan yaitu kesergaman butir didalam batuan sedimen

klastik.bebrapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan

batuan, yaitu :

Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar

Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat

matrik dan fragmen.

c. Kemas (Fabric)

Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas,

yaitu:

Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan

(mengambang dalam matrik).

Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

d. Struktur

Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan

normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses

pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkannya

dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah

proses pengendapan.

Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu :

Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya

batuan sedimen, disebut juga sebagai struktur primer.

Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk

seperti kekar, sesar, dan lipatan.

Macam-macam struktur primer adalah sebagai berikut :

Struktur Karena proses fisik

1. Struktur eksternal

Terlihat pada kenampakan morfologi dan bentuk batuan sedimen

secara keseluruhan di lapangan. Contoh : lembaran (sheet),

lensa, membaji (wedge), prisma tabular.

Page 14: pemerian batuan

2. Struktur internal

Struktur ini terlihat pada bagian dalam batuan sedimen, macam

struktur internal :

a) Perlapisan dan Laminasi

Disebut dengan perlapisan jika tebalnya lebih dari 1 cm dan

disebut laminasi jika kurang dari 1 cm.perlapisan dan laminasi

batuan sedimen terbentuk karena adanya perubahan kondisi

fisik,kimia, dan biologi. Misalnya terjadi perubahan energi arus

sehingga terjadi perubahan ukuran butir yang diendapkan.

Macam-macam perlapisan dan laminasi :

• Perlapisan/laminasi sejajar (normal)

Dimana lapisan/laminasi batuan tersusun secara horizontal dan

saling sejajar satu dengan yang lainnya.

• Perlapisan/laminasi silang siur (Cross bedding/lamination)

Perlapisan/batuan saling potong memotong satu dengan yang

lainnya.

• Graded bedding

Struktur graded bedding merupakan struktur yang khas sekali

dimana butiran makin ke atas makin halus. Graded bedding

sangat penting sekali artinya dalam penelitian untuk

menentukan yang mana atas (up) dan yang bawah (bottom)

dimana yang halus merupakan bagian atasnya sedangkan

bagian yang kasar adalah bawahnya. Graded bedding yang

disebabkan oleh arus turbid,dimana fraksi halus didapatkan di

bagian atas juga tersebar di seluruh batuan tersebut. Secara

genesa graded bedding oleh arus turbid juga terjadi oleh selain

oleh kerja suspensi juga disebabkan oleh pengaruh arus

turbulensi.

b) Masif

Struktur karena kompak, consolidated, menyatu

Page 15: pemerian batuan

1. Kenampakan pada permukaan lapisan

• Ripple mark

Bentuk permukaan yang bergelombang karena adanya

arus

• Flute cast

Bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas

arus

• Mud cracks

Bentuk retakan pada lapisan Lumpur (mud), biasanya

berbentuk polygonal.

• Rain marks

2. Kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air

hujan.

Struktur yang terjadi karena deformasi

- Load cast

Lekukan pada permukaan lapisan akibat gaya tekan dari beban

di atasnya.

- Convolute structure

Liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

- Sandstone dike and sill

Karena deformasi pasir dapat terinjeksi pada lapisan sediment

diatasnya.

Struktur Karena proses biologi

Jejak (tracks and trail)

Track : jejak berupa tsapak organisme

Trail : jejak berupa seretan bagian tubuh organisme

Galian (burrow)

Page 16: pemerian batuan

Adalah lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme

1. Cetakan (cast and mold)

Mold : cetakan bagian tubuh organisme

Cast : cetakan dari mold

Struktur batuan sedimen juga dapat digunakan

untukmenentukan bagian atas suatu batuan sedimen. Penentuan

bagian atas dari batuan sedimen sangat penting artinya dalam

menentukan urutan batuan sediment tersebut.

e. Komposisi

Batuan sediment berdasarkan komposisinya dapat dibedakan

menjadi beberapa kelompok, yaitu :

1. Batuan sediment detritus/klastik

Dapat dibedakan menjadi :

Detritus halus : batulempung, batulanau.

Detritus sedang : batupasir (greywock, feldspathic)

Detritus kasar : breksi dan konglomerat.

Komposisi batuan ini pada umumnya adalah kwarsa, feldspar,

mika,mineral lempung,dsb.

2. Batuan sedimen evaporit

Batuan sedimen ini terbentuk dari proses evaporasi. Contoh

batuannya adalah gips, anhydrite, batu garam.

3. Batuan sedimen batubara

Batuan ini terbentuk dari material organic yang berasal dari

tumbuhan. Untuk batubara dibedakan berdasarkan kandungan

Page 17: pemerian batuan

unsure karbon,oksigen, air dan tingkat perkembangannya.

Contohnya lignit, bituminous coal, anthracite.

4. Batuan sedimen silica

Batuan sedimen silica ini terbentukoleh proses organic dan

kimiawi. Contohnya adalah rijang (chert), radiolarian dan tanah

diatomae.

5. Batuan sedimen karbonat

Batuan ini terbentuk baik oleh proses mekanis, kimiawi, organic.

Contoh batuan karbonat adalah framestone, boundstone,

packstone, wackstone dan sebagainya.

3. Batuan Metamorf

Pengertian Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk

dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat

pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi.

Page 18: pemerian batuan

Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau

ubahan, demikian pula dengan prosesnya., proses malihan.

Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan

himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan denag

proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan

proses dimana terjadi perubahan. Proses metamorfosa

berlangsung akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi,

diatas 200C dan 300 Mpa (mega pascal), dan dalam keadaan

padat. Sedangkan proses diagenesa berlangsung pada suhu

dibawah 200C dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan

normal, jauh dibawahnya, dalam lingkungan atmosfir.

Proses metamorfisme

Pada Proses metamorfisme, meliputi:

Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan

tekstur oleh tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-

sedimen kimia untuk menyusun susunan sendiri).

Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan

susunan kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan

komposisi kimiawi, tapi hanya perubahan ikatan kimia.

Tahap-tahap proses metamorfisme:

Rekristalisasi

Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi

penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia

yang sudah ada sebelumnya.

Reorientasi

Page 19: pemerian batuan

Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini

pengorientasian kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini

akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.

Pembentukan mineral-mineral baru

Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen

kimiawi yang sebelumnya sudah ada.

Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan

asosiasi mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan

fase padat (tanpa melalui fase cair).

Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.

Ditinjau dari perubahan P & T, dikenal :

Progresive metamorfosa : perubahan dari P & T

rendah ke P & T tinggi.

Retrogresive metamorfosa : perubahan dari P & T

tinggi ke P & T rendah.

Kondisi yang mengontrol metamorfosa/mempengaruhi

rekristalisasi dan tekstur.

1) Tekanan :

- Tekanan Hidrostatik

- Tekanan searah (stress)

Di sini dikenal 2 kelompok mineral yaitu :

a. Stress mineral : yaitu mineral-mineral yang tahan terhadap

tekanan. Contoh : staurolit, kinit

Page 20: pemerian batuan

b. Anti stress mineral : yaitu mineral-mineral yang jarang

dijumpai pada batuan yang mengalami stress. Contoh : olivin,

andalusit

2) Temperatur

Pada umumnya perubahan temperatur jauh lebih efektif

daripada perubahan tekanan dalam hal pengaruhnya bagi

perubahan mineralogi.

Katalisator : berfungsi mempercepat reaksi, terutama pada

metamorfose bertemperatur rendah.

Ada 2 hal yang dapat mempercepat reaksi yaitu :

(a) Adanya larutan-larutan kimia yang berjalan antar ruang

butiran.

(b) Deformasi batuan, dimana batuan pecah-pecah menjadi

fragmen-fragmen kecil sehingga memudahkan kontak antar

larutan nimia dengan fragüen-fragmen.

Proses metamorfisme membentuk batuan yang sama sekali

berbeda dengan batuan asalnya, baik tekstur maupun komposisi

mineral. Mengingat bahwa kenaikan tekanan atau temperatur

akan mengubah mineral bila batas kestabilannya terlampaui, dan

juga hubungan antar butiran / kristalnya. Proses metamorfisme

tidak mengubah komposisi kimia batuan. Oleh karena itu

disamping faktor tekanan dan temperatur, pembentukan batuan

metamorf ini jika tergantung pada jenis batuan asalnya.

Deskripsi Batuan

Warna

Page 21: pemerian batuan

Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral

penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna

dapat diketahui jenis magma pembentuknya.

Tekstur Batuan

Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-

butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat

kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan

hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan

erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur

berhubungan dengan sejarah pembentukan dan

keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses

sebelum,dan sesudah kristalisasi. Secara umum, tekstur

metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa.

Tekstur metamorf yaitu :

Lepidoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang

tabular.

Nematoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang

prismatic.

Porfiroblastik, apabila mempunyai tekstur porfiroblastik

Granoblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang

equedimensional (granular) dengan batas – batas yang sutured.

Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.

Page 22: pemerian batuan

Granuloblastik, apabila terdiri dari mineral – mineral yang

equedimensional (granular) dengan batas – batas yang

unsutured. Mineral – mineralnya mempunyai bentuk anhedral.

Relic, apabila tteksturnya berasal dari batuan terdahulu.

Hornfelsik, seperti granoblastik memperlihatkan tekstur mosaic

tetapi tidak menunjukkan orientasi.

Homeoblastik, apabila batuan terdiri dari atas satu tekstur

saja.

Heteroblastik, apabila batuan terdiri atas lebih dari satu

tekstur.

Granoblastik polygonal

Struktur Batuan

Secara umum struktur batuan metamorf terdiri atas :

1. Foliasi

Struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral – mineral pipih

sebagai akibat dari proses metamorphosis. Dapat diperlihatkan

boleh mineral – mineral prismatic yang menunjukkan orientasi –

orientasi tertentu. Dihasilkan oleh proses metamorfisme regional,

kataklastik.

2. Non-Foliasi

Struktur yang dibentuk oleh mineral yang equidimensional yang

terdiri dari butiran butiran granular. Dihasilkan oleh proses

metamorfisme kontak.

Page 23: pemerian batuan

Struktur – struktur yang biasa dikenal pada batuan metamorf

adalah :

a) Slaty cleavage : merupakan struktur foliasi planar yang

dijumpai sebagai bibang – bidang belah pada batu sabak.

b) Granulose / hornfelsik : struktur yang tidak menunjukkan

cleavage, merupakan bmozaik yang terdiri dari mineral yang

equidimensional, hasil dari metamorphosis thermal

c) Filitik : terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari slaty

cleavage, sudah mulai terjadi pemisahan mineral granular

(segregasi) tetapi belum sempurna, lebih kilap daripada batu

sabak.

d) Schistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan

mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi tidak terputus –

putus.

e) Gneistose : struktur akibat perulangan mineral pipih dengan

mineral equigranular, orientasi mineral pipih terputus – putus

oleh mineral granular.

f) Milonitik : berbutir halus, menunjukkan gerusan – gerusan

akibat granulation yang kuat.

g) Filonitik : gejala dan kenampakan mirip milonitik, tetapi sudah

terjadi rekristalisasi dan menunjukkan kilap silky.

Page 24: pemerian batuan

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, arief.2010.Laporan deskripsi batuan beku, batuan

sedimen, batuan metamorf.Program studi Teknik Geologi

ITB.Bandung.

http://ariefgeo.blogspot.com/2010/11/deskripsi-batuan-beku.html

http://ariefgeo.blogspot.com/2010/11/deskripsi-batuan-

sedimen.html

http://ariefgeo.blogspot.com/2010/11/deskripsi-batuan-

metamorf.html