pembahasan pb (acuan)

Upload: risma-haibara

Post on 12-Jul-2015

283 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III INDIKATOR PERTANIAN BERLANJUT DARI ASPEK BIOFISIK

A. INDIKATOR KUALITAS AIR Pengukuran Kualitas Air Sebagai Indikator Pertanian Berberlanjut PARAMETER pH Kekeruhan (Turbidity) ORP DO TDS EC Ppt HASIL 7,86 18,9 NTU 116 mV 9,26 mg/L 0,126 g/L 0,194 0,1

Penjelasan: Dissolve Oxygen (DO) / oksigen terlarut merupakan oksigen yang ada di dalam air yang berasal dari oksigen di udara dan hasil fotosintesis tumbuhan air. Oksigen terlarut sangat dibutuhkan tumbuhan dan hewan air, kekurangan oksigen terlarut akan mematikan tumbuhan dan hewan air. Pada daerah penelitian menunjukan bahwa hasilnya pada pengukuran Dissolve Oxygen (DO) / oksigen terlarut adalah 9,26 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa kualitas air pengolahan tanah pada skala lansekap di daerah penelitian termasuk dalam kategori pertanian berlanjut karena menunjukan bahwa air belum tercemar, hal ini dibuktikan dalam tabel pengelasan, daerah tersebut masih termasuk dalam kelas 1.

7

Pada daerah penelitian menunjukan bahwa hasilnya pada pengukuran pH (skala tingkat kemasaman) adalah 7,86. Pada skala tersebut kondisi pH air bagi mahluk hidup cenderung normal. pH optimum air bagi kehidupan mahluk hidup di air adalah berkisar pada 6,5 8,2. Kondisi pH yang terlalu masam ataupun basa dapat mematikan mahluk hidup yang ada di air.

Pada saat penelitian tidak dilakukan penelitian mengenai COD dan BOD

DOKUMENTASI

8

B. INDIKATOR AGRONOMI

B. INDIKATOR AGRONOMI 1. Biodiversitas Tanaman Pangan dan Tahunan Tabel Biodiversitas Tanaman Pangan dan Tahunan.Titik pengambilan sampel tutupan lahan 1 2 3 4 Semusim/Tahuna n/Campuran Informasi tutupan lahan & Tanaman dalam lanskap Luas Jarak tanam Populasi Sebaran

TahunanCampuran Tahunan Semusim

0.125 ha2500 m2 2500 m2

(1,8 x1,8)m20 x 20 cm 40 x 20 cm

38562500 31250

sedangTinggi Tinggi

Penggunaan lahan pada lansekap dengan hamparan tanaman semusim, tanaman tahunan maupun kombinasi diantara keduanya mempunyai karakteristik berbeda-beda baik secara ekologi, sosial maupun ekonomi. Pengelolaan lahan pada lansekap yang diamati secara umum dilakukan dengan menanam tanaman budidaya pada tiap lahan dengan tanaman yang berbeda-beda. Terdapat lahan agroforestri tanaman tahunan kopi dan sengon, dan juga ada lahan sawah tanaman jagung maupun rumput gajah. Pada lahan pertanian tanaman semusim, pola tanam secara monokultur. Hal ini dapat memicu terjadinya erosi di pada lahan tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya tindakan konservasi untuk menekan laju erosi, misalnya dengan pemberian mulsa organik pada lahan sawah atau juga dapat menggunakan land cover. Untuk tanaman tahunan kopi dan sengon, memiliki kemampuan untuk menaungi dan menahan tanah terutama pada tanah miring.

9

Sketsa tutupan lahan:

Tanpa skala

10

2. Pengelolaan Gulma Tabel Pengamatan gulma. Titik pengambilan sampel 1 (sengon) 2 (lahan terbuka) 3 (rumput gajah) 4 (jagung) Penjelasan: Berdasarkan pengamatan populasi gulma dari masing-masing titik pengambilan sampel, dapat diketahui bahwa sebagian besar kelebatan gulma dalam hamparan lanskap adalah lebat. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan antara tanaman tahunan dan semusim yang dibudidayakan dengan gulma adalah tinggi. Maka dari itu perlu tindakan pengelolaan gulma. Bila dikelola dengan benar dan optimal, gulma dapat memberikan manfaat dan meningkatkan produktivitas lahan. Kelebatan Gulma Agak lebat(25%-50%)

Lebat (>50%)

Jarang (