pembahasan mola hidatidosa h1a 009 009

Upload: mc-yayan

Post on 04-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Pembahasan Mola Hidatidosa h1a 009 009

    1/5

    Pembahasan

    Pada pasien menurut klasifikasi PTG masuk ke stadium 2 yaitu penyakit

    trofoblastik gestasional metastatic dengan prognosis jelek karena kadar hCG

    >225.000 !"2# jam$ gejala yang timbul lebih dari # bulan$ dan kehamilan

    sebelumnya adalah kehamilan aterm. !ntuk metastase ke otak atau hepar masih

    belum diketahui. %i&ayat kemoterapi juga tidak diketahui.

    'etelah kuretase yang pertama$ seminggu kemudian pasien kontrol melakukan

    pemeriksaan !'G dan ternyata masih ada sisa kehamilan mola$ dan pasien

    melakukan kuretase yang kedua. 'eminggu setelah melakukan kuretase yang

    kedua pasien melakukan !'G kembali tetapi tetap masih ada sisa kehamilan mola

    tetapi karena keluhan perdarahan sudah berkurang$ pasien tidak melakukan

    kuretase dan hanya diberikan obat.

    Pada tanggal ()"(2"20(# pasien mengeluh hematuria$ kemungkinan diakibatkan

    oleh metastasis ke buli yang menyebabkan perdarahan.

    'esak karena edema paru

    *ardiomiopati +C,-

    %i&ayat kuretase 2/

    Tanda hipertiroid

    ,ematuria

    ,ipertensi

  • 7/21/2019 Pembahasan Mola Hidatidosa h1a 009 009

    2/5

    P13,3'34

    Pada laporan kasus diajukan satu kasus seorang &anita berusia 2) tahun dengan

    G2P(30,( dengan 1olahidatidosa. 1olahidatidosa merupakan kehamilan

    abnormal akibat kelainan kromosom$ yang ditandai dengan tidak adanya

    perkembangan dalam rahim. Tanda yang paling sering muncul adalah adanya

    perdarahan peraginam. Pada pasien ini datang dengan keluhan keluar darah dari

    jalan lahir. 'elain itu pada pasien terdapat gejala lain berupa mual6muntah yang

    disebutkan lebih parah dibandingkan kehamilan sebelumnya. Pada

    1olahidatidosa$ kadar 76hCG yang beredar dalam tubuh ibu jauh lebih meningkat

    dibanding kehamilan biasa. 86hCG inilah yang sering menyebabkan mual6muntah

    pada a&al kehamilan.

    -aktor resiko yang mungkin ada pada pasien hanya terbatas epidemiologi

    yang menunjukkan bah&a insidensi kehamilan mola banyak terjadi pada

    penduduk 3sia Tenggara. 9ari segi usia$ pasien masih berada pada usia yang

    produktif$ tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. 9ari ri&ayat kehamilan$ pasien

    tidak pernah mengalami kehamilan mola sebelumnya. %i&ayat kehamilan

    sebelumnya normal.

    9ari gejala klinis yang terlihat pada pasien$ belum dapat disimpulkan

    mengenai jenis 1olahidatidosa yang dialami. !ntuk itu$ perlu dilakukan

    pemeriksaan yang lebih mendalam dengan memeriksa patologi anatomi dari

    jaringan mola yang didapat setelah kuretase. 4amun dari data6data yang

    diperoleh$ kasus ini lebih mengarah kepada molahidatidosa komplit. ,al ini dari

    gejala yang dialami serta diagnosanya yang ditemukan melalui pemeriksaan !'G.

    1olahidatidosa parsial biasanya mengalami abortus sebelum dapat didiagnosa

    sebagai molahidatidosa.

    Pada pasien menurut klasifikasi PTG masuk ke stadium 2 yaitu penyakit

    trofoblastik gestasional metastatic dengan prognosis jelek karena kadar hCG

    >225.000 !"2# jam$ gejala yang timbul lebih dari # bulan$ dan kehamilan

    sebelumnya adalah kehamilan aterm. !ntuk metastase ke otak atau hepar masih

    belum diketahui. %i&ayat kemoterapi juga tidak diketahui.

  • 7/21/2019 Pembahasan Mola Hidatidosa h1a 009 009

    3/5

    Pasien juga mengalami komplikasi berupa pembentukan kista teka lutein.

    *ista teka lutein diperkirakan berasal dari stimulasi berlebihan elemen6elemen

    lutein oleh hCG dalam jumlah besar yang dikeluarkan oleh sel6sel trofoblas

    proliferatie. 'esuai dengan hasil !'G pada tanggal (: 9esember 20(# dengan

    hasil gambaran honey comb dan kista lutein +;. *arena pembesaran kista lutein

    sampai ukuran ; 2: /

  • 7/21/2019 Pembahasan Mola Hidatidosa h1a 009 009

    4/5

    menginasi parenkim paru untuk menyebabkan penyakit trofoblastik persisten

    atau metastasis yang nyata. 'ecara akut$ olume jaringan mungkin cukup banyak

    untuk menimbulkan embolisme atau edema paru akut.

    Pada pasien juga terjadi tirotoksikosis ditandai dengan keringat berlebih

    dan peningkatan denyut jantung. Tirotoksikosis terjadi akibat efek mirip6tirotropin

    dari hCG maka kadar tiroksin bebas dalam plasma sering meningkat sedangkan

    kadar T', menurun.

    ika berbagai algoritma penatalaksanaan diikuti$ sebagian besar tumor

    gestasional baik jinak maupun ganas dapat disembuhkan. ?ang penting dalam

    penatalaksanaan mola adalah eakuasi mola$ dan kedua adalah tindak lanjut

    +follo& up teratur untuk mendeteksi penyakit trofoblastik persisten. Pemeriksaan

    laboratorium mencakup hemogram untuk melihat anemia$ golongan darah dan

    penapisan antibody$ kadar transaminase serum hepar untuk menilai keterlibatan

    hati$ dan kadar basal 76hCG serum. Pasien juga perlu diberikan kemoterapi karena

    kadar hCG tinggi +> 20.000 ml!"ml selama lebih dari empat minggu pasca

    eakuasi

    @ebih dari )0A kasus mola hidatidosa tidak berlanjut menjadi keganasan

    trofoblastik gestasional$ akan tetapi &alaupun demikian tetap dilakukan

    penga&asan lanjut yang ketat$ karena hampir 20A dari pasien mola hidatidosa

    berkembang menjadi tumor trofoblastik gestasional.

    *esimpulan

  • 7/21/2019 Pembahasan Mola Hidatidosa h1a 009 009

    5/5

    Pada pasien menurut klasifikasi PTG masuk ke stadium 2 yaitu penyakit

    trofoblastik gestasional metastatic dengan prognosis jelek

    9ibutuhkan kerjasama dari bagian lain untuk menstabilkan kondisi pasien

    sebelum dilakukan terapi definitif

    Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini adalah melakukan kuretase +suction

    curettage dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi.