pemanfaatan hotspot area sebagai fasilitas …/pemanfaatan...pemanfaatan hotspot area sebagai...

99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MAHASISWA (Kajian Fenomenologi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS Surakarta) SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD RISYAN KAEMAL ARROSYI NIM. K8408047 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Upload: lekhanh

Post on 28-Aug-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

AKTIVITAS MAHASISWA

(Kajian Fenomenologi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP UNS Surakarta)

SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD RISYAN KAEMAL ARROSYI

NIM. K8408047

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Risyan Kaemal Arrosyi

NIM : K8408047

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Sosiologi Antropologi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PEMANFAATAN HOTSPOT AREA

SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MAHASISWA (Kajian

Fenomenologi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FKIP UNS Surakarta)” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantukan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 15 Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Muhammad Risyan Kaemal Arrosyi

Page 3: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

AKTIVITAS MAHASISWA

(Kajian Fenomenologi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP UNS Surakarta)

Oleh:

MUHAMMAD RISYAN KAEMAL ARROSYI

NIM. K8408047

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 15 Mei 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.M. Haryono, M.Si. Siany Indria L, S.Ant, M.Hum

NIP. 19510101 198103 1 005 NIP. 19800905 200501 2 002

Page 5: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. MH. Sukarno, M.Pd _____________

Sekretaris : Drs. Slamet Subagya, M. Pd _____________

Anggota I : Drs. H.M. Haryono, M.Si. _____________

Anggota II : Siany Indria L, S.Ant, M.Hum _____________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

ub. Pembantu Dekan I

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415199103 1 002

Page 6: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Muhammad Risyan Kaemal Arrosyi. K8408047. PEMANFAATAN HOTSPOT AREA

SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MAHASISWA (KAJIAN

FENOMENOLOGI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL FKIP UNS SURAKARTA). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana mahasiswa P.IPS

memanfaatkan Hotspot Area sebagai sarana pendukung kegiatan akademik maupun non

akademik, (2) Untuk mengetahui implikasi lebih lanjut dari hadirnya Hotspot Area bagi

aktivitas mahasiswa di kampus.

Penelitian ini menggunakan metode deskiptif kualitatif dengan strategi penelitian

berupa pendekatan Fenomenologi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

wawancara mendalam dan observasi langsung. Untuk meningkatkan kesahihan data,

peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu triangulasi sumber. Tahapan analisis

interaktif penelitian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, intepretasi data, dan

penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Dalam memanfaatkan fasilitas hotspot

kampus, mahasiswa menggunakannya untuk aktivitas akademik maupun non akademik

dengan berbagai motif dan tujuan tertentu. Aktivitas akademik tersebut diantaranya

adalah untuk pencarian bahan kuliah, membuka fasilitas online keadministrasian

perkuliahan, membuka jejaring sosial untuk aktivitas perkuliahan, dan mengisi blog

pribadi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemikiran mahasiswa. Sedangkan

untuk aktivitas non akademik sendiri mahasiswa memanfaaatkannya untuk berinteraksi

serta membangun relasi melalui jejaring sosial, aktivitas download, chatting, up date

berita terkini dan membuka forum on line. (2) Implikasi lebih lanjut dari keberadaan

hotspot area berupa shelter dan berbagai fasilitas lain yang memang dibangun untuk

menunjang keberadaan jaringan internet melalui sinyal wi-fi dari hotspot di lingkungan

FKIP UNS dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan

jaringan internet yang pemanfaatannya menggunakan gadget. Keberadaannya juga

bermanfaat untuk aktivitas mahasiswa di kampus diantaranya adalah untuk diskusi antar

mahasiswa serta rapat organisasi maupun kelas. (3) Berbagai aktivitas yang dilakukan

mahasiswa dengan keberadaan hotspot area merupakan tindakan subyektif yang memiliki

arti dengan tujuan tertentu yang dapat di klasifikasikan dalam tindakan sosial mahasiswa.

Kata Kunci : hotspot area, fasilitas, aktivitas, gadget, tindakan sosial Weber

Page 7: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Muhammad Risyan Kaemal Arrosyi. K8408047. THE UTILIZATION OF

HOTSPOT AREA AS FACILITY FOR SUPPORTING STUDENT ACTIVITIES

(PHENOMENOLOGICAL STUDY OF STUDENTS MAJORING IN SOCIAL

SCIENCE FKIP UNS SURAKARTA). Research paper, Surakarta: School of Teacher

Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, June 2012.

The purposes of this study were: (1) to find out how students utilize P.IPS hotspot

area as a means of supporting academic and non-academic activities, (2) to find out

further implications of the existence of hotspot area for students on campus.

This research uses descriptive-qualitative method and the research strategy is

phenomenology approach. Sampling technique used in this study was purposive

sampling. While the data collection techniques used were in-depth interviews and direct

observation. To improve the validity of data, researcher used the technique of

triangulation. It is the triangulation of data sources. Stages of this research are an

interactive analysis of data collection, data reduction, data interpretation, and inferences.

The results showed that: (1) the use of campus hotspots, students use it for

academic and non-academic activities with various motifs and specific goals. The

academic activities include searching for learning materials, opening the online

administrative facility, opening social network for college activities, and filling out a

personal blog relating to science and the students thinking. As for the non-academic

activities of its own students to use it to interact and build relationships through social

networking activity, download, chat, up to date news and open online forum. (2) the

further implication of the existence of a hotspot area are shelter and other facilities that

are built to support the existence of the internet through wi-fi signal from the hotspot

facility in FKIP UNS can be used for other activities which are not related to the

utilization of Internet network which is using a gadget . Its presence is also useful for

student activities on campus including for discussion among students as well as meeting

and classroom organization. (3) A variety of student activities conducted in the existence

of hotspot areas are subjective measures that have meaning to the particular purpose

which can be classified into social student action.

Key words: hotspot areas, facilities, events, gadgets, Weber‟s social action

Page 8: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Penguasaan akan tehnologi mendatang akan membuat manusia senang dan

pandai. Dengan adanya tehnologi, mesin akan menguasai masa suram serta

kebodohan.

(Marshall McLuhan)

Komputer menjadi lebih pandai dari waktu ke waktu.

Para ahli mengatakan mereka akan segera bisa berbicara dengan kita.

(Dan „mereka‟ yang saya maksud adalah „komputer‟. Saya ragu para ahli dapat

berbicara dengan kita.)

(Dave Barry)

Page 9: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring Syukur pada-Mu, kupersembahkan karya

ini untuk :

1. Bapakku M. Wahyudi dan Ibuku Arumsih

Kuswandari tercinta, yang selalu memberiku

semangat, nasehat, kasih sayang dan dukungan

setiap saat dan menyertakan namaku didalam

doanya.

2. Riska Mutiara Nur Maesyati (Mbak Riris),

Risky Swastika Nur Amalia (Mbak kiki), kedua

kakakku yang terus menyemangatiku, serta

Intan kumala sari, yang selalu menemaniku di

kota perantauanku

3. Almamaterku

Page 10: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat di selesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai

pihak selama persiapan, pelaksanaan, sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Untuk

itu, dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H.M Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP UNS.

3. Drs. M.H. Sukarno,M.Pd, Ketua Program Pendidikan Sosiologi

Antropologi FKIP UNS.

4. Drs. H.M. Haryono, M.Si, dosen pembimbing I serta Ibu Siany Indria L, S.Ant,

M.Hum, dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan

dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Rosihanari, M.Kom, Mas Tito Suryono, S.Pd, serta Semua staf dan

karyawan ICT FKIP UNS sebagai pengelola jaringan internet di FKIP

UNS yang telah membantu dalam melakukan penelitian di Hotspot Area

Kampus Kentingan.

6. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta,29 Juni 2012

Penulis

Page 11: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………… i

PERNYATAAN…………………………………………………………. ii

PENGAJUAN……………………………………………………............ iii

PERSETUJUAN………………………………………………………… iv

PENGESAHAN………………………………………………………… v

ABSTRAK………………………………………………………………. vi

MOTTO…………………………………………………………............. viii

PERSEMBAHAN………………………………………………............ ix

KATA PENGANTAR…………………………………………………. x

DAFTAR ISI………………………………………………………….... xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xv

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………….. 1

B. Rumusan Masalah…………………………………… 6

C. Tujuan Penelitian……………………………………. 6

D. Manfaat penelitian…………………………………... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……………………………………. 8

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan…….. 8

Page 12: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Kerangka Berpikir…………………………………. 26

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………… 30

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………… 32

C. Jenis Data ………………………………………….. 34

D. Sumber Data………………………………………. 35

E. Teknik Sampling (Cuplikan)………………………. 37

F. Teknik Pengumpulan Data………………………… 38

G. Uji Validitas Data………………………………….. 39

H. Teknik Analisis Data……………………………….. 40

I. Prosedur Penelitian…………………………………. 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 43

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian………………….. 43

B. Deskripsi Temuan Penelitian………………………... 52

C. Pembahasan…………………………………………. 70

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……………. 80

A. Simpulan…………………………………………….. 80

B. Implikasi…………………………………………….. 81

C. Saran…………………………………………………. 83

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 85

LAMPIRAN……………………………………………………………… 88

Page 13: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian………………………………………………… 31

Tabel 2. Jumlah Titik Hotspot di FKIP UNS Kampus Kentingan………… 51

Tabel 3. Aktivitas Mahasiswa Ketika Memanfaatkan Jaringan Internet lewat

Hotspot Kampu……………………………………………………….. 69

Tabel 4. Klasifikasi Tipe Tindakan Sosial dalam Aktivitas Mahasiswa

dalam Memanfaatkan Hotspot Area Kampus FKIP UNS……….. 78

Page 14: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka berfikir…………………………………………… 29

Gambar 2. Model Analisis Interaktif…………………………………… 41

Gambar 3. Denah Kampus FKIP UNS Kampus Kentingan…………….. 50

Gambar 4. Data Statistik Jumlah Akses Hotspot Mahasiswa PIPS

(Januari 2008-Maret2012)………………………………….. 68

Page 15: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Pedoman Wawancara)……………………………………… 88

Lampiran 2 (Field Note)…………………………………………………. 91

Lampiran 3 (Dokumentasi Foto)………………………………………… 145

Perijinan Skripsi…………………………………………………………. 150

Page 16: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi pada era globalisasi sangatlah pesat.

Perkembangan ini dapat kita amati dari bagaimana kehidupan manusia sekarang.

Dulu peralatan seperti handphone dan laptop merupakan barang mewah dan hanya

orang-orang yang mampu dalam kehidupan ekonomi yang menggunakannya.

Namun sekarang seiring dengan perkembangan peradaban manusia, barang-

barang tersebut yang dulunya adalah barang mewah menjadi suatu barang

kebutuhan pokok yang mana setiap orang perlu untuk memilikinya. Kebutuhan

manusia akan informasi dan komunikasilah yang menjadi pendorong pesatnya laju

perkembangan teknologi tersebut.

Proses globalisasi yang begitu cepat ini membuat manusia harus terbuka

dengan perubahan dan menerima perubahan tersebut sebagai sarana untuk

mempermudah kegiatan sehari-hari. Modernisasi yang berupa mesinisasi di

berbagai bidang serta hadirnya jaringan internet membuat dunia berubah dengan

begitu cepat sehingga setiap individu di berbagai belahan dunia harus siap dengan

kondisi tersebut. Sumber Daya Manusia yang baik dan mampu bersaing dengan

dunia luar menjadi komponen penting agar proses globalisasi dapat diterima oleh

suatu bangsa dan dimanfaatkan dengan maksimal untuk memberikan kemudahan

pada aktifitas manusia.

Kehidupan manusia zaman sekarang semakin dipermudah dengan adanya

penemuan-penemuan di bidang teknologi. Penemuan-penemuan ini tentunya

membuat manusia selalu melakukan berbagai inovasi dan pembaharuan dengan

berbagai teknologi yang sudah ada. Sifat dari manusia yang selalu ingin tahu dan

tidak puas dengan hasil yang sudah ada membuat perkembangan teknologi yang

begitu cepat tidak terhindarkan. Hal ini dapat kita amati dari perkembangan

teknologi dibidang Telekomunikasi dan Informasi.

Sebagai dampak arus globalisasi, perlu adanya penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK). Keberadaannya yang mulai di gunakan dalam

Page 17: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

area kampus memberikan kemudahan bagi para mahasiswa dan dosen dalam

beraktifitas. Berikut merupakan penjelasan mengenai Teknologi Informasi dan

Komunikasi:

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sendiri mencakup dua aspek,

yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi

Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan

sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi

Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan

alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang

satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi

Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang

mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan

pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi

antar media (Wahid,2004:69).

Beragam teknologi telah ditemukan dan di gunakan untuk mempermudah

akses dalam dunia Telekomunikasi dan Informasi. Berawal dari adanya jaringan

internet berkabel hingga sekarang muncul jaringan internet nirkabel. Jaringan

internet nirkabel ini membuat aktivitas manusia dibidang Telekomunikasi dan

Informasi menjadi semakin mudah. Kemudahan akses internet ini dapat diperoleh

dengan hot spot. Hotspot merupakan lokasi dimana user (pengguna) dapat

mengakses melalui gadget1 yang mendukung untuk menerima signal Wi-fi

(Wireless Fidelity2) tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel (tanpa kabel)

tersebut menggunakan radio frekuensi untuk melakukan komunikasi antara

perangkat komputer dengan wireless acces3 point. Wireless Acces point pada

1 Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat elektronik

kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai “acang”.

Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur

“kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru

yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Diperoleh dari

http://www.artikelbagus.com/2011/11/apa-itu-gadget-dan-pengertian-gadget.html pada tanggal 28

Mei 2012.

2 Wi-Fi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity merupakan teknologi wireless yang populer

untuk saling menghubungkan antar komputer, PDA, laptop dan perangkat lainnya,

menghubungkan komputer dan device lain ke internet (misalnya di Café kita sering melihat tulisan

Wi-Fi Hotspot) atau ke jaringan kabel (ethernet) LAN. Diperoleh dari

http://www.catatanteknisi.com/2011/11/pengertian-definisi-jaringan-wifi.html#ixzz1xA0yckfI

pada tanggal 31 Mei 2012

3 Wireless acces point adalah adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyambungkan alat-alat

wireless ke sebuah jaringan komputer berkabel menggunakan wi-fi, Bluetooth dan sejenisnya.

Page 18: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dasarnya berupa penerima dua arah yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz (Giga

Hertz / satuan ukuran dalam gelombang) dan 5,4 GHz (Sirat, Asvial, Marpaung,

2010:85).

Kemajuan teknologi informasi yang telah memasuki era komunikasi

tanpa kabel juga didukung dengan perkembangan teknologi yang diterapkan pada

gadget baik berupa laptop maupun smartphone4. Adanya pemikiran akan

pembuatan atau produksi gadget secara masal serta persaingan pasar membuat

para produsen berusaha menciptakan gadget yang lebih efisien dan murah

sehingga semakin terjangkau oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena para

produsen gadget tersebut menyadari akan minat masyarakat diberbagai belahan

dunia akan gadget yang dapat memanfaatkan signal wi-fi sebagai salah satu

fiturnya. Banyaknya produk gadget yang ditawarkan kepasar membuat

perusahaan penghasil gadget tersebut berusaha bersaing untuk menemukan

terobosan baru agar konsumen tertarik. Selain itu harga yang bersaing dengan

perusahaan lain membuat harga gadget menjadi semakin terjangkau.

Jaringan internet pada awalnya merupakan sistem keamanan militer di

negara Amerika Serikat yang digunakan untuk mengirim informasi-informasi

rahasia. Namun kemudian internet mulai dikenal luas di Eropa bahkan dunia. Sifat

dari jaringan internet yang praktis dan menarik serta banyak diminati membuat

internet menjadi media yang laris manis didunia. Dalam perkembangannya,

jaringan internet menjadi jaringan yang paling longgar dan paling sedikit bisa

dikenai peraturan (Karlina Supelli,2010:336).

Dalam perkembangannya, internet mulai digunakan oleh masyarakat luas

di belahan bumi barat dan terus berkembang hingga sampai di dunia timur. Hal ini

Wireless acces point menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan dan menerima data.

Diperoleh dari http://turisinternet.com/apa-itu-wireless-access-point-pengertian-wireless-access-

point-sebuah-alat-di-dalam-jaringan-komputer/ pada tanggal 31 Mei 2012

4 smartphone adalah sebuah device yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi (seperti

telp atau sms) juga di dalamnya terdapat fungsi PDA (Personal Digital Assistant) dan

berkemampuan seperti layaknya komputer. Diperoleh dari

http://www.tasikisme.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3985:apakah-

smartphone-itu&catid=43:mobile-tips&Itemid=70 pada tanggal 31 Mei 2012

Page 19: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sangat dipahami karena akses internet yang begitu cepat menyebar membuat

dunia seperti berubah secara drastis. Keberadaannya juga membuat interaksi di

berbagai belahan dunia serasa lebih dekat. Hal ini dapat dipahami karena dengan

akses internet kita dapat mengetahui berbagai informasi di belahan bumi lain

dengan begitu cepat.

Di Indonesia, pembebasan frekuensi 2,4 GHz menjadi cuplikan penting

dari sejarah perkembangan internet dan perkembangan wireless internet

khususnya. Walaupun pada awalnya tidak ada izin menggunakan frekuensi 2,4

GHz namun perlahan tapi pasti masa pengguna wireless internet semakin

berkembang. Akhirnya pada akhir tahun 2000, keluarlah keputusan Dirjen

POSTEL 241/2000 tentang penggunaan bersama (sharing) pita frekuensi 2400-

2483,5 MHz antara wireless LAN akses internet bagi pengguna diluar gedung

(outdoor) dan microwave link. Pasa tanggal 5 Januari 2005 ditandatangani

Keputusan Menteri No. 2/2005 tentang wireless internet di 2,4 GHz. Keputusan

Menteri No. 2/2005 pada prinsipnya membebaskan izin penggunaan frekuensi 2,4

GHz dengan syarat antara lain : maksimum daya pancar 100 mW, EIRP

maksimum 36 dBm, dan semua peralatan yang digunakan disertifikasi (Sirat,

dkk., 2010:86).

Keluarnya keputusan Dirjen POSTEL tersebut membuat pemakaian

Hotspot semakin meluas dengan pesat. Diberbagai kota besar di Indonesia telah

menyediakan Hotspot sebagai fasilitas umum tak terkecuali Surakarta. Fasilitas ini

disediakan oleh pemerintah daerah setempat untuk memberikan akses internet

bagi mereka yang membutuhkan maupun hanya sekedar memberikan hiburan bagi

penggunannya. Kita dapat menjumpai Hotspot area pada fasilitas umum seperti

terminal bus, stasiun kereta, bandara, rumah sakit, bahkan pusat-pusat

perbelanjaan. Fasilitas hotspot memberikan suasana baru karena dengan hotspot

orang-orang yang sedang beraktivitas ditempat-tempat tersebut mendapatkan

jaringan internet gratis yang dapat dimanfaatkan untuk kemudahan akses

informasi sambil beraktivitas.

Lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga yang memanfaatkan

perkembangan teknologi jaringan internet nirkabel sebagai fasilitas pelengkap.

Page 20: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

FKIP UNS sebagai Lembaga Pendidikan juga tidak mau ketinggalan dalam

memanfaatkan teknologi Telekomunikasi dan Informasi. Hal ini tampak dengan

banyaknya titik Hotspot di FKIP. Hampir disetiap sudut di lingkungan FKIP dapat

digunakan untuk akses internet. Fasilitas penunjang juga mulai dibangun berupa

Shelter serta memperbanyak Stop Kontak listrik diberbagai tempat. Selain itu juga

mulai diperkenalkannya sistem Online dalam kegiatan perkuliahan dan sistem

keadministrasian menunjukkan keseriusan FKIP dalam menyambut program

WCU (World Class University) di Universitas Sebelas Maret sendiri.

Hadirnya Hotspot Area di lingkungan FKIP UNS tentunya memberikan

peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan akses internet. Setiap mahasiswa

dapat masuk dan memanfaatkannya melalui gadget yang dimiliki berupa laptop

atau smartphone yang telah dikoneksikan dengan acces point pemancar sinyal Wi-

fi yang tersebar di lingkungan FKIP. Untuk masuk kedalam jaringan internet ini,

mahasiswa harus menggunakan NIM serta kode pembayaran semester dari Bank

dimana setiap semester selalu berubah. Pemanfaatan jaringan internet ini tentunya

memberikan fasilitas bagi seluruh mahasiswa untuk memperoleh kemudahan

akses internet.

Fenomena keberadaan hotspot area di berbagai lembaga pendidikan

termasuk FKIP UNS yang memang di peruntukkan bagi sivitas akademik

membuat pihak fakultas berusaha memberikan fasilitas untuk menunjang

keberadaannya agar dapat benar-benar bermanfaat bagi kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi kampus. Untuk itu peneliti berusaha menafsirkan

berbagai fenomena pemanfaatan fasilitas hotspot area kampus menggunakan

pendekatan fenomenologi dengan perspektif teori tindakan sosial dari Max

Weber.

Page 21: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah :

Dari latar belakang diatas maka dapat kita kita dapat merumuskan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mahasiswa Jurusan P.IPS memanfaatkan Hotspot sebagai sarana

pendukung kegiatan akademik maupun non akademik?

2. Apa implikasi lebih lanjut dari hadirnya Hotspot Area bagi aktivitas

mahasiswa dikampus ?

C. Tujuan Penelitian :

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana mahasiswa P.IPS memanfaatkan Hotspot Area

sebagai sarana pendukung kegiatan akademik maupun non akademik.

2. Untuk mengetahui implikasi lebih lanjut dari hadirnya Hotspot Area bagi

aktivitas mahasiswa dikampus.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat praktis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai aktivitas mahasiswa dalam memanfaatkan hotspot area

dilingkungan FKIP UNS

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui mengenai

pemanfaatan hotspot area sebagai ruang tindakan sosial mahasiswa.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi pengelola Hotspot

Area dilingkungan FKIP UNS untuk memperbaiki kinerjanya agar dapat

mendorong kualitas mahasiswa.

Page 22: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengkajian Hotspot Area sebagai tempat mahasiswa beraktifitas

dilingkungan FKIP UNS baik aktifitas akademik maupun non akademik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengkajian pemikiran Max Weber mengenai Tindakan sosial

Page 23: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

1. Konsep Hotspot sebagai Teknologi Informasi

Setiap manusia dalam suatu masyarakat memiliki dua segi dalam

kehidupannya. Dua segi tersebut adalah segi materiil dan segi spiritual. Segi

materiil mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan

benda-benda maupun hal lain yang berwujud benda. Sedangkan segi spiritual

manusia memiliki cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang

menghasilkan kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, keindahan dan

hukum.

Pada dasarnya kedua segi tersebut merupakan hasil dari pemikiran

manusia pada waktu tertentu untuk menghadapi permasalahn kehidupan yang

semakin kompleks. pemikiran tersebut kemudian menghasilkan sebuah

inovasi dalam menciptakan teknologi dalam kehidupan masyarakat.

Teknologi secara tradisional dapat diartikan sebagai cara-cara memproduksi,

memakai, dan memelihara segala peralatan hidup dari suatu suku bangsa

(Koentjaraningrat,1990:341)

The Liang Gie menjelaskan istilah teknologi berasal dari kata

technologia yang artinya pembahasan sistematik tentang seluruh seni dan

kerajinan. Teknologi berasal dari kata techne dan logos

(perkataan,pembicaraan). Kata techne berarti seni (art), kerajinan (craft). Art

atau seni pada permulaannya berarti sesuatu yang dibuat oleh manusia untuk

melawan alam, tetapi kemudian menunjuk pada keterampilan (skill) dalam

membuat barang (1984:31). Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan

bahwa teknologi adalah sesuatu yang dibuat manusia untuk melawan alam

yang menunjuk pada keterampilan (skill) dalam pembuatan barang.

Perkembangan tersebut terjadi karena diciptakan dan dikembangkan untuk

Page 24: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mempermudah aktivitas manusia serta untuk pemenuhan kebutuhan manusia

agar manusia dapat bertahan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

J.J. Honigmann mendefinisikan bahwa teknologi itu mengenali

“segala tindakan baku dengan apa manusia merobah alam, termasuk

badannya sendiri atau badan orang lain” (Koentjaraningrat, 1990:343).

Teknologi merupakan sebuah hasil mengenai cara manusia membuat,

memakai, dan memelihara seluruh peralatannya, bahkan mengenai cara

manusia bertindak dalam keseluruhan hidupnya. Teknologi muncul dalam

cara-cara manusia melaksanakan mata pencaharian hidupnya dalam cara-cara

ia mengorganisasi masyarakat, dalam cara-cara ia mengekspresikan rasa

keindahan dalam memproduksi hasil-hasil keseniannya (Koentjaraningrat,

1990:346).

Skolimowski menegaskan bahwa teknologi bertujuan menciptakan

barang-barang baru dengan merencanakan sarana-sarana untuk peningkatan

efektivitas. Cara yang efisien dan benda teknologi yang lebih baik merupakan

perwujudan dan ukuran perkembangan teknologi selama ini. Secara lebih

umum dapatlah dikatakan bahwa teknologi merupakan suatu sistem

penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan

praktis yang ditentukan. Dengan kata lain, tujuan keseluruhan dari teknologi

sebagai sebuah sistem ialah penentuan sesuatu cara untuk mencapai tujuan

tertentu (Gie, 1980:36).

Manusia yang hidup bermasyarakat menghasilkan sebuah karya yang

merupakan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan

utama dalam meningkatkan efektivitas serta melindungi masyarakat terhadap

lingkungannya. Menurut Soerjono Soekanto (1990:178), teknologi pada

hakikatnya memiliki tujuh unsur, yaitu:

1. Alat-alat produksi

2. Senjata

3. Wadah

4. Makan dan minuman

5. Pakaian dan perhiasan

6. Tempat berlindung dan perumahan

7. Alat-alat transportasi

Page 25: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tujuh hakikat teknologi tersebut yang menjadi dasar sebuah teknologi

untuk terus berkembang seperti sekarang ini. Karena secara tidak langsung

perkembangan teknologi terjadi karena adanya perkembangan kebutuhan

masyarakat.

Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi pada pokoknya

dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan.

Membuat adalah kegiatan merancang dan menciptakan suatu barang buatan.

Sedangkan menggunakan adalah melakukan sesuatu kegiatan sesuai dengan

fungsi suatu barang buatan yang telah dibuat. Dari pernyataan tersebut dapat

dimengerti bahwa teknologi merupakan kegiatan manusia. namun, tidak

semua kegiatan manusia adalah teknologi, melainkan hanyalah kegiatan yang

mempunyai dua ciri pokok, yaitu efisien dan bertujuan tertentu (yang

menyangkut kebutuhan kebendaan). Efisiensi adalah sebuah konsepsi (dalam

pemikiran manusia) yang menunjukkan perbandingan terbaik antara suatu

kerja dengan hasilnya. Oleh karena itu ada dua faktor yaitu kerja dan hasil.

Faktor hasil, suatu kegiatan efisien apabila dengan suatu kerja tertentu

memberikan hasil yang terbesar. Sedangkan faktor kerja, suatu kegiatan

efisien jika suatu hasil tertentu dapat tercapai dengan kerja yang terkecil. Dari

penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi pada pokoknya dapat

dibedakan dalam dua jenis yaitu membuat dan menggunakan, namun hanya

yang efisien dan bertujuan tertentu saja yang dapat disebut teknologi (Gie,

1996:22-24).

Teknologi yang berkembang dari masa kemasa juga merupakan

implikasi dari perkembangan kehidupan manusia. kita hidup dalam zaman

yang sangat dinamis dengan berbagai bentuk perubahan di segala aspek

kehidupan manusia. baik secara cepat maupun lambat, masyarakat akan selalu

mengalami perubahan. “Perubahan menjadi sesuatu hal yang sulit untuk kita

hindari karena hal itu sudah menjadi bagian dalam kehidupan yang kita

rasakan sekarang. Setiap saat kita melihat segala bentuk perubahan ataupun

kemajuan di berbagai bidang baik Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

Ekonomi, Sosial, maupun Budaya” (Subagiyo,2006:26). Perubahan tersebut

Page 26: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menjadi sebuah fenomena yang menarik dikaji karena memiliki implikasi

yang begitu kompleks dalam berbagai segi kehidupan manusia. hal ini

merupaka dampak dari akses informasi global yang semakin cepat dan

canggih.

Budi Sutedjo (2003:1) berpendapat bahwa Akses informasi global

yang berkembang dengan pesat memunculkan sebuah babak baru dalam

kehidupan masyarakat modern zaman sekarang dimana manusia sangat

bergantung dengan informasi. Ketergantungan ini dapat kita lihat dalam

kehidupan sehari-hari dimana masyarakat modern selalu lekat dan tidak

terpisahkan dari informasi baik melalui media cetak maupun elektronik. Kita

dapat dengan mudah menikmati sebuah informasi mengenai berbagai hal dari

berbagai belahan dunia. Kemudahan ini dapat diperoleh dengan kemajuan

dibidang Teknologi Informasi yang berkembang dengan pesat.

Menurut Anthony Giddens (2001:59) globalisasi tentu lebih dari

sekedar gejala yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Giddens bebicara

mengenai perentangan waktu-ruang yang berkaitan erat dengan suatu

peristiwa dalam kehidupan. Peristiwa dilingkup lokal semakin berkait erat

dengan peristiwa dan proses yang terjadi amat sangat jauh jaraknya, begitu

pula sebaliknya. Kita dapat melihat berbagai peristiwa yang berada dalam

suatu ruang dan waktu yang jauh dari keberadaan kita sehingga seolah-olah

kita sangat dekat dengan hal tersebut. Namun disisi lain,kita juga merasakan

perentangan ruang dan waktu tersebut pada peristiwa yang juga berada pada

wilayah jangkauan kita. Hal ini di definisikan sebagai berikut:

Kerangka konseptual perentangan waktu-ruang mengarahkan kita

pada hubungan-hubungan yang kompleks antara peristiwa lokal

(kondisi co-presence) dan interaksi lintas jarak (kaitan kehadiran dan

ketidak hadiran). Dalam kondisi modern, tingkat perentangan waktu-

ruang jauh lebih tinggi dibanding kurun sebelumnya, dan hubungan

antara peristiwa lokal dan yang jauh juga direntang. Globalisasi

terutama mengacu pada proses perentangan ini. (B.Herry-Priyono,

2002:61)

Page 27: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sebagai dampak arus globalisasi, perlu adanya penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK). Keberadaannya yang mulai di gunakan

dalam area kampus memberikan kemudahan bagi para mahasiswa dan dosen

dalam beraktifitas. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sendiri

mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,

penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat

yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi

Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung

pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,

manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.

(Wahid,2004:69).

Teknologi yang kemudian dihadapkan kepada kebutuhan manusia

akan informasi yang cukup besar membuat manusia membuat berbagai

inovasi. Besarnya kebutuhan akan informasi membuat teknologi berkembang

untuk memberikan informasi yang lebih berkualitas kepada masyarakat luas.

Beberapa faktor penentu kualitas informasi adalah keakuratan, ketepatan

waktu, relevansi, dan kemudahan untuk memperolehnya. (Sutedjo,2003:2).

Kebutuhan akan informasi yang begitu besar dimasyarakat dengan

kualitas yang dituntut untuk lebih baik kemudian terjawab dengan adanya

jaringan internet. Jaringan internet pada awalnya merupakan sistem keamanan

militer di negara Amerika Serikat yang digunakan untuk mengirim informasi-

informasi rahasia. Namun kemudian internet mulai dikenal luas dieropa

bahkan dunia. Sifat dari jaringan internet yang praktis dan menarik serta

banyak diminati membuat internet menjadi media yang laris manis didunia.

Dalam perkembangannya, jaringan internet menjadi jaringan yang paling

longgar dan paling sedikit bisa dikenai peraturan (Karlina Supelli,2010:336).

Membayangkan internet sebagai sekedar jaringan komputer adalah

tidak tepat. Jaringan komputer hanyalah medium yang membawa informasi.

Page 28: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

daya guna internet terletak pada informasi itu sendiri, bukan pada jaringan

komputer. Selain itu, kita dapat melihat bahwa internet sebagai sumber daya

informasi yang berorientasi ke manusia. Internet memberi kesempatan pada

pemakai diseluruh dunia untuk berkomunikasi dan memakai bersama sumber

daya informasi ini (Sidharta,1996:2)

Teknologi yang berkembang kemudian memunculkan sebuah

penemuan akan jaringan internet nirkabel (tanpa kabel) berupa Hotspot yang

pemanfaatannya menggunakan signal Wi-FI (Wireless Fidelity). Area

bersinyal yang sering disebut Hotspot pertama kali dikemukakan oleh Brett

Steward pada tahun 1993 dengan memanfaatkan teknologi Wireless LAN

(Local Area Network). Hotspot merupakan lokasi dimana user (pengguna)

dapat mengakses melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa

menggunakan koneksi kabel dengan tujuan untuk mendapatkan jaringan

internet. Jaringan tanpa kabel (wireless) merupakan teknologi jaringan yang

semakin banyak digunakan pada lembaga ataupun instansi. Pada jaringan

wireless, instalasi jaringan sangat mudah dan fleksibel karena tidak

membutuhkan media kabel sebagai penghubung antar komputer, laptop, atau

gadget dengan penangkap sinyal Wi-Fi. Pada jaringan wireless setiap gadget

penangkap signal membutuhkan perangkat wireless sehingga dapat saling

terhubung. (Madcoms, 2011:2)

Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standar Wireless Networking

tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke

jaringan. Teknologi Wi-Fi memiliki standar yang ditetapkan oleh sebuah

institusi internasional yang bernama Institute of Electrical and Electronic

Engineers (IEEE), yang secara umum sebagai berikut :

Standar IEEE 802.11a yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 5 Ghz yang memiliki

kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 m.

Standar IEEE 802.11b yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2,4 Ghz yang

memiliki kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan 100 m.

Standar IEEE 802.11g yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2,4 Ghz yang

memiliki kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300 m.

(Priambodo & Heriadi,2005:1).

Page 29: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Teknologi WI-Fi yang banyak di implementasikan adalah standar

IEEE 802.11g karena standar tersebut lebih cepat untuk proses transfer data

dengan jangkauan jaringan yang lebih jauh serta dukungan vendor

(perusahaan pembuat hardware). Perangkat tersebut bekerja di frekuensi 2,4

Ghz atau disebut sebagai pita frekuensi ISM (Industrial, Scientific, and

Medical) yang juga digunakan oleh peralatan lain, seperti microwave open,

cordless phone, dan Bluetooth (Priambodo & Heriadi,2005:1)

Keberadaan jaringan internet membuat segala bentuk perubahan serta

informasi mengenai berbagai hal di berbagai belahan dunia dapat kita ketahui

dengan akses yang semakin cepat dan canggih. Dahulu, akses berita tidak

dapat secara cepat dan akurat diterima oleh manusia di berbagai tempat. Hal

ini dapat dimengerti karena untuk memperoleh berita tersebut manusia masih

menggunakan peralatan yang sederhana dan kadang keakuratannya juga

dipertanyakan. Namun sekarang, kita dapat mengakses berbagai informasi

dari berbagai belahan dunia dengan mudah. Sebuah peristiwa yang terjadi di

belahan bumi barat seperti di Benua Amerika atau Eropa dapat diakses oleh

kita yang berada di belahan bumi timur hanya dalam hitungan menit bahkan

detik melalui berbagai jalur akses baik melalui jaringan internet maupun

melalui satelit buatan manusia berupa siaran televisi. Hal ini membuat

masyarakat dunia dapat lebih cerdas dalam menyikapi globalisasi karena

globalisasi informasi dipandang telah menciptakan suatu masyarakat yang

terbuka dan kritis (Winarno,2008:30).

2. Hotspot Sebagai Penunjang Aktifitas Mahasiswa

Perkembangan teknologi informasi sering menjadi suatu fenomena

yang dapat dipandang sebagai sebuah trend. Sadar ataupun tidak dalam

mengikuti dan menggunakannya, setiap orang, setiap industri, setiap kantor

telah merasa perlu untuk mengikuti trend teknologi informasi. semua

berusaha menggunakan jaringan komputer dirumah, didalam kantor,

diperusahaan, maupun dalam lembaga pendidikan. Selain itu, semua merasa

Page 30: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

harus menggunakan internet untuk mengikuti trend perkembangan teknologi

informasi hanya sekedar tidak ingin dikatakan ketinggalan jaman (Priambodo

& Heriadi,2005:2).

Kebutuhan akan akses informasi yang tinggi mendorong pemikiran

mengenai sarana pendukung teknologi informasi terbawa untuk berkembang

dan semakin canggih. Perkembangan ini kemudian menjadi trend yang

banyak diikuti. Salah satu trend yang mengikuti perkembangan teknologi

informasi adalah trend gadget yang ada sekarang ini. Setiap saat muncul

berbagai kecanggihan gadget yang ditawarkan kepada konsumen yang

kemudian digunakan dan diikuti sebagai gaya hidup. “Gadget adalah lambang

masyarakat post-industri yang dalam hal ini kemudian terjadi pergeseran

makna antara use value menjadi symbolic value dari sebuah gadget”

(Baudrillard, 2004:137).

Trend gadget ini menarik perhatian seperti budaya massa yang

diungkapkan oleh Hikmat Budiman (2002:52), yang pada umumnya tertuju

pada tiga hal, yaitu:

1. Daya tariknya yang sedemikian besar yang sanggup menjangkau bukan

hanya kalangan terbatas dari sebuah kelompok massa dalam sebuah

masyarakat, tetapi menembus hampir seluruh batas, baik fisik maupun

mental masyarakat manusia diseluruh dunia.

2. Menarik perhatian sejumlah orang untuk mengetahui pengaruh positif atau

negatif yang diakibatkan baik pada praktek-praktek dan pengalaman

cultural yang lebih lama, terhadap bidang kehidupan dalam masyarakat

kontemporer maupun masyarakat yang menjadi pendukungnya.

3. Medium yang sanggup menyebarluaskan budaya massa tadi keseluruh

dunia sehingga lepas dari berbagai kritik dari penentangnya dan

diterima sebagai sebuah budaya dunia baru.

Priyambodo dan Heriadi menyatakan bahwa komunikasi tanpa

kabel/nirkabel (wireless) telah menjadi kebutuhan dasar atau gaya hidup baru

masyarakat informasi. LAN nirkabel yang lebih dikenal dengan jaringan Wi-

Fi menjadi teknologi alternatif dan relatif lebih mudah untuk di

implementasikan di lingkungan kerja (SOHO/Small Office Home Office).

Instalasi perangkat jaringan Wi-Fi lebih fleksibel karena tidak membutuhkan

penghubung kabel antar komputer. Komputer dengan WI-Fi Device dapat

Page 31: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

saling terhubung dengan hanya membutuhkan ruang atau space dengan syarat

jarak jangkauan dibatasi kekuatan pancaran sinyal radio dari masing-masing

komputer (2005:1).

Penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan merupakan sebuah

langkah dalam peningkatan mutu pendidikan. Teknologi dalam Pendidikan

adalah salah satu aspek yang sangat penting dari Teknologi Pendidikan.

“Teknologi dalam pendidikan (Technologi in Education) mencakup setiap

kemungkinan sarana (alat) yang dapat digunakan untuk menyajikan

informasi. Hal ini berhubungan erat dengan alat-alat yang dipakai dalam

dunia pendidikan itu sendiri dalam menunjang aktivitas mahasiswa” (Percival

& Ellington, 1993:1).

Aktivitas adalah suatu kegiatan berfikir maupun bertindak, yang

dalam hal ini adalah kegiatan mahasiswa dalam memanfaatkan Hotspot Area

sebagai fasilitas penunjang aktivitas mahasiswa. Aktivitas tidak berdiri

sendiri namun senantiasa mengenai relasi tertentu terhadap suatu objek.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2005:25), aktivitas didefinisikan

sebagai “kegiatan atau kesibukan; keaktifan; kerja atau salah satu kegiatan

kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian didalam perusahaan”. Dalam

konteks didalam kampus, aktivitas mahasiswa dapat digolongkan menjadi dua

yaitu aktivitas akademik dan aktivitas non akademik. aktivitas akademik

disini merupakan segala aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan ilmu

pengetahuan yang telah direncanakan dalam kalender akademik lembaga

pendidikan dalam hal ini fakultas. Sedangkan kegiatan non akademik

merupakan kegiatan yang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk

mengekspresikan bakat masing-masing yang telah difasilitasi oleh lembaga

dan digunakan untuk pengembangan diri mahasiswa.

Sumadi Suryabrata menjelaskan bahwa “Aktivitas (activiteit) adalah

banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaannya dan

pikiran-pikirannya dalam tindaan yang spontan” (1991:98). Jadi jelas bahwa

aktivitas disini bukan sekedar melakukan kegiatan akan tetapi dalam hal ini

Page 32: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mahasiswa melakukan kegiatan tersebut dengan latar belakang dan tujuan

tertentu ketika memanfaatkan hotspot kampus.

Keberadaan Hotspot sebagai fasilitas pemanfaatan teknologi informasi

dalam dunia pendidikan harus dilengkapi bangunan fisik penunjang aktifitas

mahasiswa. Hal ini kemudian memunculkan keberadaan shelter ataupun

lokasi yang ditujukan untuk para pengguna hotspot. Ini memberikan sebuah

gambaran akan makna dalam ranah arsitektur. Secara sederhana tempat

mahasiswa memanfaatkan signal wi-fi dirancang untuk memberikan

kemudahan dalam aktifitas mereka ketika berada di area hotspot. David

Hutama(2010) memberikan gambaran sebagai berikut:

Kata „ruang‟ dalam arsitektur selalu merujuk pada dua sifat; matematis

dan psikologis. Arsitektur memahami ruang secara matematis sebagai

sebuah entitas dan objek yang dibatasi oleh tiga sumbu: x. y, dan z. secara

psikologis arsitektur memahami ruang sebagai locus terjadinya

percampuran, pertemuan, atau bahkan pertempuran beragam kepentingan

(needs) dan keinginan (wants) manusia. pemahaman matematis bersifat

obyektif dan kuantitatif sedangkan pemahaman psikologis bersifat

subyektif dan kualitatif. Kedua pemahaman sifat ini tidak berdiri mandiri

tapi saling melengkapi. Tanpa adanya integrasi dan harmonisasi antara

keduanya tidak akan lahir sebuah ruang arsitektur. Sebab itu juga ruang

dalam arsitektur selalu mengandung dua sifat tersebut

(Hardiman,2010:318).

Bentuk nyata dari bangunan penunjang Hotspot merupakan sebuah

ruang matematis yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dalam berbagai

keperluan. Disini secara psikologis ruang ini memberikan sebuah tempat bagi

mahasiswa untuk beragam kepentingan dan keinginan tertentu dimana kedua

sifat tersebut memberikan sebuah keadaan yang saling melengkapi.

Keberadaan fasilitas hotspot tersebut merupakan sebuah upaya yang memiliki

tujuan tertentu dari FKIP sendiri sebagai lembaga pendidikan yang berusaha

meningkatkan kualitasnya dibidang teknologi sebagai sebuah tantangan dunia

global.

Page 33: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Hotspot Area Sebagai Media Tindakan Sosial Mahasiswa

Dalam mengupas fenomena pemanfaatan Hotspot area disini tindakan

sosial dari Max Weber merupakan teori yang akan digunakan. Weber sangat

tertarik pada masalah-masalah sosiologis yang luas mengenai struktur sosial

dan kebudayaan, tetapi dia melihat bahwa kenyataan sosial secara mendasar

terdiri dari individu-individu dan tindakan-tindakan sosialnya yang berarti.

Weber mendefinisikan sosiologi sebagai:

Suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman

interpretatif mengenai tindakan sosial agar dengan demikian bisa

sampai ke suatu penjelasan kausal mengenai arah dan akibat-

akibatnya. Dengan “tindakan” dimaksudkan semua perilaku manusia,

apabila atau sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti

subyektif kepada tindakan itu … Tindakan itu disebut sosial karena arti

subyektif tadi dihubungkan dengannya oleh individu yang bertindak.,

… memperhitungkan perilaku orang lain dan karena itu diarahkan

ketujuannya. (Doyle Paul Johnson ,1986:214)

Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada

motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Posisi Weber berhubungan

dengan posisi nominalis. Kaum nominalis berpendirian bahwa hanya

individu-individulah yang riil secara obyektif, dan bahwa masyarakat

hanyalah satu nama yang menunjuk pada sekumpulan individu-individu.

Konsep struktur sosial atau tipe-tipe fakta sosial lainnya yang lebih daripada

individu dan perilakunya serta transaksinya dianggap sebagai suatu abstraksi

spekulatif tanpa suatu dasar apapun dalam dunia empiris. (Johnson, 1986).

Weber menjelaskan bahwa “Tindakan sosial meliputi setiap jenis perilaku

manusia, yang dengan penuh arti diorientasikan pada perilaku orang-orang

lain yang telah lewat yang sekarang dan yang diharapkan diwaktu yang akan

datang”(Giddens, 1986: 186)

Dalam kemunculan hotspot area didalam kampus beserta fasilitas

pendukungnya, mahasiswa menyikapi hal tersebut dengan berbagai hal.

Aktivitas tersebut merupakan tindakan yang secara sosiologis memiliki

makna yang berbeda-beda dari setiap individu. Makna dari tindakan subyektif

mahasiswa dalam pemanfaatan fasilitas tersebut merupakan sebuah perilaku

Page 34: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang memiliki alasan dan tujuan tertentu. Tindakan dalam pengertian

orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subyektif hanya hadir sebagai

perilaku seseorang atau beberapa orang manusia secara individual. Secara

lebih sederhana, pemanfaatan hotspot dilingkungan kampus dimanfaatkan

mahasiswa untuk berbagai aktivitas yang memiliki motivasi dan tujuan

tertentu dalam tindakan sosial yang dilakukannya.

Analisa substantif Weber tidak mencerminkan suatu posisi

individualistik yang demikian ekstremnya. Dia mengakui pentingnya

dinamika-dinamika kecenderungan sejarah yang besar dan pengaruhnya

terhadap individu. Namun demikian, semua pernyataan umum yang

berhubungan dengan kecenderungan sejarah itu, dalam analisa akhirnya,

merupakan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan kecenderungan-

kecenderungan atau pola-pola tindakan atau interaksi individu. Posisi weber

dapat dilihat sebagai sesuatu yang berhubungan dengan individualism

metodologis. Artinya, data ilmiah bagi ilmu sosial akhirnya berhubungan

dengan tindakan-tindakan individu (Johnson, 1986:215).

Arti-arti subyektif sangat penting dalam definisi weber. Posisi weber

jelas dalam kutipan berikut ini:

Sosiologi interpretatif memandang individu dan tindakannya sebagai

satuan dasar., sebagai “atom”-nya … Dalam pendekatan ini, individu

juga yang paling penting dan satu-satunya yang melaksanakan

tindakan yang berarti itu … Umumnya bagi sosiologi, konsep-konsep

seperti “negara”, “perserikatan”, “feodalisme”, dan sebagainya

menunjukkan kategori-kategori tertentu dalam interaksi manusia.

Karena itu adalah tugas sosiologi untuk mereduksikan konsep-konsep

ini ketindakan “yang dapat dimengerti”, artinya, tanpa kecuali,

ketindakan orang-orang yang berpartisipasi secara individual

(Johnson,1986:215)

Tujuan Weber adalah untuk masuk ke arti-arti subyektif yang

berhubungan dengan berbagai “kategori interaksi manusia” untuk

menggunakannya dalam membedakan antara tipe-tipe struktur sosial dan

untuk memahami arah perubahan sosial yang besar dalam masyarakat

(Johnson,1986:215).

Page 35: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Weber menjelaskan bahwa sosiologi memiliki kelebihan daripada

ilmuwan alam. Kelebihan tersebut terletak pada kemampuan sosiologi untuk

memahami fenomena sosial, sementara ilmuwan alam tidak dapat

memperoleh pemahaman serupa tentang perilaku atom atau ikatan kimia.

Kata pemahaman dalam bahasa Jerman adalah verstehen. Pemakaian istilah

verstehen ini secara khusus oleh weber dalam penelitian historis adalah

sumbangannya yang paling banyak dikenal, dan paling kontroversial,

terhadap metodologi sosiologi kontemporer (Ritzer & Goodman, 2008:126).

Menurut Weber Verstehen dalam hal ini melibatkan penelitian

sistematis dan ketat yang bukan sekedar “merasakan” teks atau fenomena

sosial. Bagi weber verstehen adalah prosedur studi yang rasional. Pemahaman

akan tindakan yang dikehendaki oleh subyeknya serta memahami konteks

yang melingkupinya akan memberikan penjelasan yang rasional mengenai

tindakan sosial yang terjadi (Ritzer & Goodman, 2008:127). Dalam konteks

pemanfaatan hotspot area sebagai fasilitas kampus, mahasiswa sebagai

subyek penelitian memiliki pemahaman yang berbeda-beda tergantung

konteks yang dijalankan ketika berada di area hotspot. Tindakan yang

dipahami oleh mahasiswa serta konteks yang melingkupi tindakan tersebut

dapat digunakan untuk memahami makna akan fenomena sosial pemanfaatan

hotspot area sebagai fasilitas kampus.

Tekanannya pada verstehen (pemahaman subyektif) sebagai metode

untuk memperoleh pemahaman yang valid mengenai arti-arti subyektif

tindakan sosial. Bagi weber, istilah ini tidak hanya sekedar merupakan

introspeksi. Introspeksi bisa memberikan seseorang pemahaman akan

motifnya sendiri atau arti-arti subyektif, tetapi tidak cukup untuk memahami

arti-arti subyektif dalam tindakan-tindakan orang lain. Sebaliknya, apa yang

diminta adalah empati, kemampuan untuk menempatkan diri dalam kerangka

berpikir orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi serta tujuan-

tujuannya mau dilihat menurut perspektif itu. Proses itu menunjuk pada

konsep “mengambil peran” yang terdapat dalam interaksionisme simbolik.

Weber berpendirian bahwa sosiologi haruslah merupakan suatu ilmu empirik

Page 36: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

yang menganalisa perilaku aktual manusia individual menurut orientasi

subyektif mereka sendiri. (Johnson,1986:216).

Hotspot area sebagai ruang tindakan sosial mahasiswa memberikan

ruang bagi aktivitas mahasiswa didalam kampus untuk berbagai kegiatan

yang bersifat akademik maupun non akademik. Tindakan mahasiswa dalam

memanfaatkan berbagai fasilitas kampus tentunya memiliki orientasi yang

berbeda-beda. Orientasi tersebut sangat bergantung dengan konteks setiap

mahasiswa dalam tindakan tesebut. Hotspot area terlihat ramai ketika

mahasiswa dengan berbagai aktivitasnya memenuhi ruang-ruang fasilitas

hotspot area untuk berbagai tujuan tertentu dimana setiap aktivitas dari

mahasiswa tersebut tentunya memiliki orientasi dan motif yang berbeda-beda

sesuai dengan tujuan masing-masing. Aktivitas tersebut memiliki implikasi

lebih lanjut mengenai pemanfaatan hotspot area itu sendiri.

Pemikiran weber jika kita menerima kata-katanya ini sebagaimana

adanya, didasarkan pada pemahamannya tentang tindakan sosial. (S. Turner,

1983). Ia membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Konsep

perilaku dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses

pemikiran. Weber memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas

melibatkan campur tangan proses pemikiran (dan tindakan bermakna yang

ditimbulkan olehnya). Antara terjadinya stimulus dengan respons. Secara

agak berbeda, tindakan dikatakan terjadi ketika individu melekatkan makna

subjektif pada tindakan mereka. Bagi weber, tugas analisis sosiologi terdiri

dari “penafsiran tindakan menurut makna subjektifnya” (Ritzer &Goodman ,

2008:136).

Menurut Weber “tindakan sosial harus dimengerti dalam

hubungannya dengan arti subyektif yang terkandung didalamnya, orang perlu

mengembangkan suatu metode untuk mengetahui arti subyektif ini secara

obyektif dan analitis” (Johnson, 1986:219). Dalam keadaan tidak ada metode

seperti itu, kritik-kritik terhadap berbagai pendekatan subyektif pasti benar

yang menyatakan bahwa aspek-aspek pengalaman individu yang tidak dapat

diamati tidak dapat dimasukkan dalam suatu analisa ilmiah mengenai perilaku

Page 37: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

manusia. namun bagi weber, konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu

analisa obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar

perbandingan mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda.

Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan weber dalam

klasifikasinya mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang

diberikan adalah antara tindakan rasional dan yang non rasional. Singkatnya

tindakan rasional (menurut weber) berhubungan dengan pertimbangan yang

sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Didalam kedua kategori

utama, mengenai tindakan rasional dan non rasional itu (Johnson ,1986:219)

Weber menggunakan metodologi tipe idealnya untuk menjelaskan

makna tindakan dengan cara mengidentifikasi empat tipe tindakan dasar.

Tipologi ini tidak hanya sangat penting untuk memahami apa yang dimaksud

weber dengan tindakan namun juga menjadi salah satu dasar bagi minat

weber pada strukur dan institusi sosial yang lebih luas. Empat tipe tindakan

tersebut diantaranya:

1. Rasionalitas Instrumental (Zweckrationalitat), yaitu tindakan yang

ditentukan oleh harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan

perilaku manusia lain. Harapan ini digunakan sebagai „syarat‟ atau

„sarana‟ untuk mencapai tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan

perhitungan yang rasional. Individu tersebut lalu menilai alat yang

mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang dipilih tadi.

Hal ini mungkin mencakup pengumpulan informasi, mencatat

kemungkinan-kemungkinan serta hambatan-hambatan yang terdapat

dalam lingkungan, dan mencoba untuk meramalkan konsekuensi-

konsekuensi yang mungkin dari beberapa alternatif tindakan itu.

Akhirnya suatu pilihan dibuat atas alat yang dipergunakan yang kiranya

mencerminkan pertimbangan individu atas efisiensi dan afektivitasnya.

Sesudah tindakan itu dilaksanakan, orang itu dapat menentukan secara

obyektif sesuatu yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.

2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrationalitat), yaitu tindakan yang

oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, esetis,

Page 38: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

religius, atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek

keberhasilannya. Alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan

perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam

hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau nilai

akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat non rasional dalam hal dimana

seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai

tujuan-tujuan mana yang harus dipilih. Komitmen terhadap nilai-nilai

ini adalah sedemikian sehingga pertimbangan-pertimbangan rasional

mengenai kegunaan (utility) efisiensi, dan sebagainya tidak relevan.

3. Tindakan Tradisional, yaitu tindakan sosial yang bersifat non rasional

dimana seorang individu memperlihatkan perilaku karena kebiasaan

tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan. Individu itu akan

membenarkan atau akan menjelaskan tindakan itu kalau diminta dengan

hanya mengatakan bahwa dia selalu bertindak dengan cara seperti itu

atau perilaku seperti itu merupakan kebiasaan baginya.

4. Tindakan Afektif, yaitu tindakan yang didominasi perasaan atau emosi

tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Tindakan

tersebut benar-benar tidak rasional karena kurangnya pertimbangan

logis, ideologis, atau criteria rasionalitas lainnya. (Ritzer & Goodman,

2008:137)

Pengklasifikasian tindakan tersebut merupakan gambaran mengenai

tindakan subjektif dari seorang manusia dalam aktivitas kehidupannya.

Meskipun pada kenyataannya tidak semua tindakan dapat dimasukkan

kedalam pengklasifikasian tersebut. Namun secara garis besar, tindakan

rasional maupun non rasional dari seorang individu memiliki motivasi dan

tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Meskipun Weber membedakan empat bentuk tindakan ideal –tipikal,

ia sepenuhnya sadar bahwa tindakan tertentu biasanya terdiri dari kombinasi

dari keempat tipe tindakan ideal tersebut. selain itu, weber berarguman bahwa

sosiologi harus memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memahami

Page 39: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tindakan yang lebih memiliki variasi rasional ketimbang memahami tindakan

yang didominasi oleh perasaan atau tradisi. ( Ritzer & Goodman , 2008:138).

Pola perilaku tertentu yang sama mungkin mungkin bisa sesuai

dengan kategori-kategori tindakan sosial yang bebeda dalam situasi-situasi

yang berbeda, tergantung pada orientasi subyektif dari orientasi individu yang

terlibat. Dalam konteks mahasiswa dalam kampus, mungkin mereka sama-

sama membuka gadget ketika berada dalam ruang hotspot area. Namun setiap

mahasiswa tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda dimana orientasi

mereka tentunya juga bermacam-macam tergantung konteks yang digunakan

untuk menjelaskan makna keberadaannya. Sehingga tindakan yang terjadi

tentunya bersifat subyektif dan memiliki tujuan tertentu yang dapat dikaji

lebih lanjut.

4. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai Hotspot Area memiliki kaitan dengan penelitian

dari Yetti Purwanti, mahasiswa FKIP UNS dari Prodi Sosiologi Antropologi

dengan judul “PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMANFAATKAN

HOTSPOT” (UPT. Puskom Universitas Sebelas Maret UNS Solo). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan

Hotspot Area oleh Mahasiswa UNS. Peneliti berusaha untuk menangkap

pandangan atau persepsi mahasiswa dengan keberadaan Hotspot area yang

pada waktu itu sedang mulai dikenal oleh berbagai instansi pendidikan.

Penelitian ini juga meneliti mengenai pembangunan sistem teknologi

informasi atau internet berbasis nirkabel di UPT. Puskom Universitas Sebelas

Maret.

Lebih lanjut, implementasi jaringan internet tanpa kabel juga dibahas

oleh Djamhari Sirat, Muhammad Asvial, dan Luther B. Marpaung dalam

jurnal yang ditulis oleh mereka dengan judul “IMPLEMENTASI WiMAX

SEBAGAI BACKHAUL PADA JARINGAN HOTSPOT EXISTING

DIJAKARTA”. Dalam jurnalnya, ditulis bahwa perkembangan Broadband

Wireless Access (BWA) sebagai standar global untuk media transmisi data

Page 40: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

telah digunakan sebagai penyedia jasa akses internet berkecepatan tinggi.

Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan

teknologi BWA yang memiliki kecepatan akses tinggi dengan jangkauan luas.

Aplikasi WiMAX yang ditunjang oleh kemampuan interoperabilitas,

fleksibilitas, dan aspek komersial telah membawa dampak penggunaan

internet lebih efisien serta memberikan layanan murah dan mudah.

Dijelaskan pula dalam jurnal tesebut bahwa WiMAX dengan

kemampuan menyalurkan data hingga 75 Mbps dengan jarak jangkau hingga

50 km dan mampu mengatasi kondisi non line of sight (NLOS) sangat

potensial di implementasikan di Indonesia yang memiliki kesenjangan

infrastruktur telekomunikasi. WiMAX dapat berfungsi untuk mendukung

percepatan pembangunan infrastruktur akses sebagai solusi alternative

backhaul. Kelebihannya lainnya adalah kemampuan interoperability yang

menyebabkan terjadi kompetisi penyediaan perangkat sehingga bisa

menurunkan tingkat harga.

Penelitian mengenai jaringan internet juga dibahas oleh Emmy

Poentarie yang merupakan seorang peneliti muda pada BPPKI Yogyakarta

dengan judul “KONSTRUKSI CITRA MELALUI MEDIA ONLINE”.

Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa kehadiran internet telah membawa

perubahan baru dalam perilaku berkomunikasi. Adanya weblog atau sering

disebut blog, tidak hanya dimanfaatkan oleh pengguna biasa namun juga

digunakan oleh tokoh-tokoh politik serta orang-orang berpengaruh di

bidangnya untuk mengkonstruksi dirinya. Dalam hal ini, internet menjadi

kebutuhan bagi manusia untuk beraktivitas di dunia maya baik untuk

pencitraan diri ataupun aktivitas yang lain. Hal ini juga terjadi pada para

mahasiswa yang menggunakan jaringan internet melalui hotspot kampus

dimana jaringan internet menjadi sebuah kebutuhan bagi mahasiswa untuk

aktivitas akademik maupun non akademik.

Ketiga penelitian tersebut memberikan gambaran kepada peneliti

untuk mengembangkan penelitian ini. Penelitian tersebut memiliki relevansi

dengan apa yang dibicarakan dan di ulas dalam penelitian ini sehingga dapat

Page 41: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

membantu peneliti dalam menarik berbagai permasalahan yang akan

diangkat. Selain itu, hasil dari penelitian tersebut memberikan gambaran

mengenai fenomena yang tejadi pada penelitian yang sedang dilakukan.

B. Kerangka Berpikir

Sistem informasi dengan jaringan internet terus mengalami

perkembangan yang pesat. Jaringan internet yang pada awalnya

menggunakan kabel sebagai alat untuk saling terhubung mulai berkembang

dengan ditemukannya sistem jaringan internet tanpa kabel. Dengan

menggunakan gelombang mikro jaringan internet dapat diperoleh dari yang

jaraknya hanya puluhan meter, ratusan meter hingga puluhan kilometer.

Bahkan jaringan ini dapat mencakup antar negara maupun benua melalui

satelit buatan manusia. selain itu, kecepatan akses dari waktu kewaktu juga

berkembang dengan pesat. Di negara-negara maju yang kebutuhan sistem

informasinya tinggi kecepatan akses tidak lagi menggunakan ukuran kilobyte

per detik namun sudah menggunakan megabyte. Kecepatan akses ini menjadi

penting karena dengan akses yang cepat maka manusia juga akan

memperoleh akses yang lebih cepat pula. Perkembangan teknologi informasi

yang begitu cepat tersebut merupakan jawaban atas kebutuhan akan informasi

yang begitu tinggi dalam masyarakat.

Kebutuhan akan informasi yang begitu tinggi menjadi sebuah

fenomena yang terjadi seiring perkembangan kehidupan manusia. Hal ini

dapat dipahami karena kehidupan manusia diera modern seperti sekarang ini

menempatkan informasi sebagai kebutuhan yang penting dalam menjalani

aktivitas kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan informasi ini membuat

banyak bermunculan media penyedia informasi salah satunya adalah sistem

informasi melalui jaringan internet. Sistem informasi ini memberikan

berbagai macam hal mulai dari berita politik, ekonomi, sosial, serta budaya

dengan cepat. Kita dapat mengetahui berbagai berita dari berbagai belahan

dunia dalam hitungan menit bahkan detik. Hal ini memberikan fenomena

tersendiri dalam kehidupan manusia zaman sekarang.

Page 42: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Hotspot Area menjadi fenomena yang mulai menjadi tolak ukur akan

modernisasi dan globalisasi. Ini tampak dari semakin gencarnya berbagai

lembaga pemerintahan maupun lembaga pendidikan yang berupaya untuk

menjadikannya sebagai fasilitas dilingkungan masing-masing lembaga

tersebut sebagai sarana pelengkap akan kebutuhan teknologi informasi dan

komunikasi. Dengan adanya hotspot area di berbagai tempat sebagai fasilitas

publik memberikan akses kemudahan dalam berbagai hal yang berkaitan

dengan teknologi informasi dan komunikasi dalam hal ini adalah fasilitas

internet nirkabel melalui Wi-fi.

Lembaga pendidikan yang bertugas mendidik calon-calon penerus

bangsa juga tidak mau ketinggalan dengan perkembangan Teknologi

Informasi dan Komunikasi. Salah satunya adalah FKIP (Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan). Dengan program WCU (World Class University) yang

di angkat membuat Teknologi Informasi dan Komunikasi mulai

dikembangkan oleh FKIP. Proses keadministrasian mahasiswa yang mulai

menggunakan sistem online merupakan gambaran keseriusan FKIP dalam

menyambut kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sistem

yang dipakai dalam lembaga FKIP sendiri. Hal ini membuat jaringan internet

nirkabel juga mulai dimanfaatkan untuk mendapatkan akses internet yang

mudah diperoleh dilingkungan kampus. Salah satu bentuk pemanfaatan

jaringan internet nirkabel yang dilakukan adalah dengan penyediaan fasilitas

Hotspot Area di lingkungan FKIP. Dilingkungan kampus kentingan sendiri

ada beberapa titik Hotspot yang dapat dimanfaatkn mahasiswa.

Sebagai fasilitas kampus, FKIP juga membangun fasilitas penunjang

keberadaan Hotspot. Fasilitas tersebut berupa pembangunan Shelter di

lingkungan kampus sebagai tempat bagi mahasiswa dalam memanfaatkan

signal Wi-fi yang dipancarkan. Di Shelter juga dilengkapi dengan stop kontak

listrik yang dapat digunakan apabila gadget yang digunakan mahasiswa

lowbattery. Selain itu, disediakan pula meja dan kursi di loby-loby gedung

agar mahasiswa dapat menggunakannya sebagai tempat untuk mengakses

jaringan internet nirkabel tersebut apabila Shelter yang ada penuh. Karena

Page 43: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

menurut pengamatan pada jam-jam aktif kuliah Shelter rata-rata ramai di

gunakan mahasiswa.

Dengan keberadaan fasilitas pendukung tersebut membuat banyak

mahasiswa memanfaatkan Hotspot Area untuk berbagai keperluan.

Ramainnya mahasiswa yang berada di Hotspot Area memperlihatkan

antusiasme mahasiswa yang tinggi dalam memanfaatkan fasilitas kampus

tersebut. mereka tampak mengobrol dengan teman, sibuk didepan layar laptop

atau gadget yang dimiliki untuk memanfaatkan signal Wi-fi. Hal ini menarik

untuk dikaji mengenai bagaimana mahasiswa memanfaatkan keberadaan

Hotspot Area dilingkungan kampus FKIP baik dari ranah akademik maupun

non akademik.

Page 44: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka berfikir

Perkembangan

Teknologi Informasi

Aktifitas mahasiswa

dalam kampus

Kebutuhan akan

jaringan internet

Keberadaan fasilitas Hotspot Area

Pemanfaatan Hotspot Area oleh

Mahasiswa

Akademik Non Akademik

Sebagai sarana belajar

mahasiswa

Sebagai Ruang Tindakan

Sosial Mahasiswa

Pemanfaatan Teknologi

Informasi untuk

pengembangan kualitas FKIP

Page 45: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum metode adalah cara atau prosedur yang harus dilakukan

untuk dapat melakukan sesuatu secara sistematis. Sementara metodologi ialah

suatu kajian untuk mempelajari peraturan-peraturan dari suatu metode. Jadi

metode penelitian adalah kajian untuk mempelajari peraturan-peraturan dalam

penelitian. Jika ditinjau dari segi filsafat, metodologi penelitian merupakan

epistemologi penelitian, yaitu menyangkut bagaimana seorang peneliti

mengadakan penelitian (Usman & Akbar, 2000). Adapun pokok – pokok dari

kajian penelitian ini adalah:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai pemanfaatan Hotspot Area ini dilakukan di

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Jalan Ir. Sutami 36 A Kelurahan Kentingan Kecamatan Jebres

Kota Surakarta. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, FKIP UNS merupakan

fakultas yang gencar dalam membangun fasilitas bagi mahasiswanya serta

memiliki titik hotspot yang paling banyak di kampus UNS sendiri yang

mencapai jumlah 24 titik.

b. Lokasi ini berada dilingkungan peneliti sendiri sehinga penggalian data dapat

dilakukan secara maksimal, mendalam, serta mudah dijangkau dan lebih

cepat dalam proses pengambilan data sehingga validitas data dapat tercapai.

Page 46: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu lima bulan, mulai dari bulan

Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012.

Tabel 1. Waktu Penelitian

N

o

Kegiatan Bulan

Jan’12 Feb’12 Mar’12 Apr’12 Mei’12 Jun’12

1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan

Proposal

a. Konsultasi

Proposal

b. Seminar

Proposal

3. Penyusunan

Desain Penelitian

a. Pra Penelitian

b. Mengurus

Perizinan

Penelitian

c. Penyusunan

Instrumen

Penelitian

4. Pengumpulan

Data dan Analisis

Data

a. Pengumpulan

Data

b. Menyusun

Fieldnote

c. Analisis Data

dan Penarikan

Kesimpulan

5. Penyusunan

laporan

Page 47: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ilmiah, metode penelitian dapat dibedakan menjadi

penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor “Metode

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati” (Moleong, 2007:4),

Sedangkan menurut Kirk dan Miller “Penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari

pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam

peristilahannya” (Moleong, 2007:4). Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa

“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode yang ada” (Moleong, 2007:5).

Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni

berusaha menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang persoalan yang

dijadikan topik penelitian dengan mengutamakan data-data verbal. Dalam

penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengamati aktivitas mahasiswa yang

memanfaatkan hotspot area ketika beraktivitas didalam kampus serta berusaha

menafsirkan fenomena yang terjadi dengan keberadaan fasilitas penunjang hotspot

area sebagai ruang tindakan sosial mahasiswa didalam kampus.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi.

Perspektif ini mengarahkan bahwa apa yang dicari peneliti dalam kegiatan

penelitiannya dan bagaimana melakukan kegiatan dalam situasi penelitian , serta

bagaimana peneliti menafsir beragam informan yang telah digali dan dicatat,

semuanya sangat bergantung pada perspektif teoritis yang digunakannya (Bogdan

& Taylor, 1975). Fenomenologi memandang perilaku manusia, apa yang mereka

katakan, apa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari bagaimana

orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri. Tugas peneliti kualitatif

Page 48: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

adalah untuk menangkap proses tersebut, dan untuk itu diperlukan apa yang

disebut verstehen oleh Weber, atau pemahaman empatik (emphaty)

(Sutopo,2002:25). Menurut Kant, pentingnya penafsiran dan pemahaman.

Pengambilan keputusan dari seorang individu menyiratkan pengambilan jalan

hidup dan kebebasan manusia dalam bertindak. Pemahaman dan penafsiran

tersebut dapat lebih mengerti keadaan dan perasaan orang lain. Dengan cara

merasa berada didalam diri orang lain yaitu kemampuan untuk mereproduksi diri

didalam pikiran orang lain , perasaan, motif, yang menjadi latar belakang

kegiatannya. Dengan kata lain, untuk menangkap makna perilaku seseorang,

peneliti harus berupaya untuk melihat segalanya dari pandangan orang yang

terlibat dalam situasi yang menjadi sasaran studinya tersebut (participant’s point

of view) (Denzin & Lincoln, 2009:76).

Schutz menjelaskan bahwa fenomenologi sosial dimaksudkan untuk

merumuskan ilmu sosial yang mampu „menafsirkan dan menjelaskan tindakan dan

pemikiran manusia‟ dengan cara menggambarkan struktur-struktur dasar” …

realita yang tampak „nyata‟ dimata setiap orang yang berpegang teguh pada „sikap

alamiah”. Inilah isu utama interpretif yang memusatkan perhatian pada makna dan

pengalaman subjektif sehari-hari, yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana

objek dan pengalaman terciptakan secara penuh makna dan dikomunikasikan

dalam kehidupan sehari-hari (Denzin & Lincoln, 2009:337). Perilaku mahasiswa

dalam memanfaatkan Hotspot Area merupakan sebuah tindakan yang memiliki

makna dan tujuan tertentu dimana setiap tindakan dari individu tentunya memiliki

tujuan yang berbeda-beda. Penelitian ini berusaha untuk melihat tindakan tersebut

dari pandangan orang yang terlibat dalam aktivitas pemanfaatan fasilitas tersebut.

Penelitian ini berusaha menjelaskan fenomena pemanfaatan fasilitas Hotspot Area

sebagai fasilitas yang dimanfaatkan mahasiswa dalam aktivitasna didalam

kampus.

Penelitian dengan pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami

makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia didalam situasinya yang

khusus. Penelitian dengan cara ini dimulai dengan sikap diam dan terbuka tanpa

prasangka. Artinya, peneliti tidak menganggap dirinya mengetahui makna dari

Page 49: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berbagai hal yang terjadi dan ada pada orang-orang yang sedang dipelajarinya.

Sikap diam dan terbuka ini merupakan usaha untuk bisa menangkap segala

kemungkinan (dengan pikiran tanpa prasangka dan tidak berpikir prediktif) dari

apa yang sedang dipelajari. Dengan demikian cara fenomenologis menekankan

pada berbagai aspek subjektif dari perilaku manusia supaya dapat memahami

tentang bagaimana dan apa makna yang mereka bentuk dari berbgai peristiwa

didalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini berusaha untuk memahami

serta menangkap makna dari pemanfaatan fasilitas Hotspot Area dilingkungan

kampus Kentingan FKIP UNS .

C. Jenis Data

Pemahaman mengenai berbagai macam jenis data merupakan bagian yang

sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis data

akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang

diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Betapapun

menariknya suatu permasalahan atau topik penelitian, bila sumber datanya tidak

tersedia, maka ia tidak akan punya arti karena tidak akan bisa diteliti dan

dipahami.

Adapun jenis data secara menyeluruh yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dari

informan yang berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti. Sumber data

utama dalam penelitian ini ialah berupa kata-kata dan tindakan. Kata-kata

yang dimaksud disini adalah kata-kata yang peneliti dapatkan dari hasil

wawancara dengan informan yang telah ditentukan.

Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan yang open-minded dan mengarah

pada kedalaman informasi, dilakukan dengan cara tidak secara

formal, terstruktur, untuk menggali pandangan subjek yang diteliti

tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi

penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam (Sutopo,

2002:59),

Page 50: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sedangkan tindakan yang dimaksud disini adalah adalah tindakan yang

dilakukan informan yang peneliti dapatkan dari lapangan dengan mengamati

informan ditentukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data

tersebut untuk mengetahui pemanfaatan Hotspot Area sebagai fasilitas

penunjang aktivitas mahasiswa didalam kampus.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain yang dilakukan

oleh peneliti dengan terjun langsung ke lapangan. Sumber data sekunder ini

diperoleh berupa dokumentasi. Peneliti menggunakan data sekunder ini

untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah peneliti

dapatkan melalui wawancara maupun observasi di lapangan.

D. Sumber Data

Jenis data yang diperlukan untuk digali dan dikaji sangat tergantung dari

rumusan masalah penelitian. Jenis sumber data yang dipakai dalam penelitian ini

adalah:

1. Narasumber (Informan)

Informan adalah individu-individu tertentu yang dapat memberikan

keterangan dan data informasi untuk kepentingan penelitian. Sutopo

menjelaskan “dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara

sumber) sangat penting peranya sebagai individu yang memiliki

informasinya” (2002: 50). Dalam penelitian ini, peneliti akan memilih

informan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP

UNS yang sering melakukan aktivitas di Hotspot Area di lingkungan kampus

FKIP UNS kampus Kentingan.

Dalam teknik pengambilan informan yang bersifat internal, kelengkapan dan

kedalaman informasi tidak ditentukan oleh jumlah sumber datanya. Sumber

data tersebut bisa berupa informan dalam jumlah besar maupun informan

dalam jumlah kecil. Informan dalam jumlah kecil dianggap cukup apabila

informan tersebut dapat memberikan informasi yang lengkap dan benar serta

sah memenuhi syarat penelitian, tetapi apabila informan dalam jumlah kecil

belum memenuhi syarat maka diperlukan informan yang lebih banyak. Dalam

Page 51: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

penelitian ini informan yang digunakan diantaranya adalah dari mahasiswa

yang dalam kesehariannya sering memanfaatkan hotspot kampus dan sering

berada di hotspot area kampus serta dari pihak pengelola jaringan internet di

FKIP UNS yaitu ICT Center.

2. Peristiwa atau aktivitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau

perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya.

Sutopo menyatakan, ”dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti

bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena

menyaksikan sendiri secara langsung” (2002: 51). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan peristiwa atau aktivitas informan dilapangan untuk

memperkuat dan memberikan jawaban nyata akan fenomena yang terjadi.

selanjutnya dari data tersebut peneliti dapat memperkuatnya pada tahap

wawancara dengan informan yang telah ditentukan. Peristiwa atau aktivitas

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas mahasiswa dalam

memanfaatkan fasilitas Hotspot Area di lingkungan kampus Kentingan FKIP

UNS. Diantara aktivitas tersebut yaitu aktivitas memanfaatkan hotspot

kampus menggunakan gadget masing-masing serta aktivitas mahasiswa

ketika berada di hotspot area kampus baik untuk berdiskusi, mengerjakan

tugas, maupun kegiatan kelas dan organisasi.

3. Tempat atau lokasi

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa

dimanfaatkan oleh peneliti. Sutopo menyatakan, “informasi mengenai kondisi

dari lokasi peristiwa atau aktivitas yang dilakukan bisa digali lewat sumber

lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya” (2002:52).

Dalam hal ini informasi dapat digali dari pengamatan secara cermat kondisi

dan lokasi serta bangunan yang digunakan mahasiswa dalam aktivitas

pemanfaatan hotspot area dilingkungan kampus Kentingan FKIP UNS.

Page 52: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

4. Dokumen atau arsip

HB. Sutopo (2002:54) menjelaskan bahwa “dokumen dan arsip merupakan bahan

tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dokumen

yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian-penelitian serupa yang

telah dilakukan di tempat yang berbeda, dapat juga data dari buku, surat kabar,

majalah, internet, beragam foto dan catatan lapangan.

E. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Menurut Sutopo dalam purposive sampling “peneliti cenderung untuk

memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap”

(2002:56). Dalam teknik purposive sampling ini peneliti akan memilih informan

yang dipandang paling tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dan

mengetahui masalahnya secara mendalam. Menurut pendapat Patton bahwa

“didalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informasi dapat berkembang

sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data”

(Sutopo, 2002:56).

Untuk mencari data yang dibutuhkan, disini peneliti memilih informan

yang dianggap benar-benar mengetahui pokok permasalahannya secara mendalam

dan dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, peneliti telah mewawancara

mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS yang dalam

kesehariannya menggunakan fasilitas hotspot area dilingkungan kampus FKIP.

Untuk itu, peneliti mewawancara serta mengobservasi informan ketika sedang

berada di hotspot area dan sedang beraktivitas ditempat tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Berbagai strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara

umum dapat dikelompokkan kedalam dua jenis cara, yaitu metode atau teknik

pengumpulan data yang bersifat Interaktif dan non interaktif (Goetz & LeCompte,

Page 53: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

1984). Dalam teknik yang bersifat interaktif berarti ada kemungkinan terjadinya

saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya. Dalam teknik non

interaktif, sama sekali tidak ada pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berupa :

1. Wawancara Mendalam

Moleong menjelaskan “wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atau pertanyaan

itu” (2004: 135) . Wawancara yang dilakukan bersifat in dept interviewing

atau wawancara secara mendalam. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat

menggali dengan mendalam tentang fokus masalah yang diteliti sehingga

dapat menyajikan data secara lengkap mengenai pemikiran, motivasi, serta

persepsi dari informan.

Dalam penelitian ini, peneliti telah mewawancara mahasiswa Jurusan P.IPS

FKIP UNS yang dalam kesehariannya menggunakan fasilitas hotspot area

dilingkungan kampus FKIP. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

bagaimana perilaku mahasiswa dalam menggunakan hotspot area dalam

kegiatan di kampus. Wawancara akan dilakukan dengan informal dengan

pertanyaan yang tidak terstruktur namun tetap fokus dengan tujuan

penelitian yang dilakukan. Hasil wawancara akan didiskusikan dengan

informan apabila ada jawaban yang belum jelas namun tanpa mempengaruhi

jawaban informan.

2. Observasi

Sutopo mengatakan “teknik observasi digunakan untuk menggali data dari

sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman

gambar” (2002: 64). Dalam penelitian ini digunakan observasi berperan

pasif dimana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang

dilakukan oleh obyek penelitian hanya sebagai pengamat saja.

Page 54: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Peneliti telah mengamati kegiatan yang dilakukan oleh para pengguna

hotspot serta apa yang mereka bicarakan mengenai hal-hal yang dilakukan

ketika sedang memanfaatkan hotspot area.

G. Uji Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Untuk itu, teknik

untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan oleh peneliti adalah trianggulasi

data (trianggulasi sumber). Sutopo menjelaskan bahwa trianggulasi data

mengarahkan peneliti agar didalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan

beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan

lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji

kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari

sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang

berbeda jenisnya (2002). Cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan

triangulasi sumber pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Membandingkan jawaban informan yang satu dengan informan yang lain

mengenai aktivitas mahasiswa dalam memanfaatkan fasilitas hotspot area

dilingkungan kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS.

2. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara yaitu

melakukan cross check antara hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

dengan jawaban yang diberikan informan.

3. Menggali informasi dari satu nara sumber tertentu, dari kondisi lokasinya,

serta dari aktivitas mahasiswa dalam memanfaatkan hotspot area.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman menjelaskan “secara sederhana terdapat

dua model pokok analisis di dalam penelitian yaitu model analisis jalinan atau

mengalir dan model analisis interaktif” (Sutopo, 2000: 94). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan model analisis interaktif dengan uraianya sebagai berikut:

Page 55: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data

(kasar) yang ada dalam fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan riset, yang di mulai bahkan dari debelum pengumpulan data

dimulai.

2. Penyajian Data (Data Display)

Sajian data dilakukan dengan merangkai data atau informasi yang telah

direduksi dalam bentuk narasi kalimat, gambar atau skema, maupun tabel

yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini

merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis

sehingga dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi

dalam penelitian yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu

pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. Penyajian

data dalam penelitian ini diperioleh dari observasi langsung dan wawancara

mendalam.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion drawing)

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan yang telah dicatat, dilihat,

ditemui serta didengar yang berdasarkan pada konfigurasi yang telah

dirancang. Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar benar-

benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya. Dari hasil

verifikasi ini dapat diperoleh data yang telah teruji validitasnya. Untuk itu

peneliti melakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan,

penelusuran data kembali, melihat lagi fieldnote sehingga penelitian menjadi

lebih bisa dipercaya.

Page 56: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Gambar 2. Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2002:96)

I. Prosedur Penelitian

Menurut HB. Sutopo (2002: 187-190) prosedur penelitian adalah rangkaian

tahap demi tahap kegitan dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian

kasus ini, peneliti menggunakan prosedur atau langkah-langkah dari persiapan,

pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

Prosedur penelitian merupakan proses tahapan / langkah – langkah

penelitian yang dimulai dari persiapan sampai dengan pembuatan laporan.

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitan kepada pembimbing

b. Mengumpulkan bahan atau sumber materi penelitian

c. Menyusun laporan penelitian

d. Menyiapkan instrumen penelitian atau alat observasi

2. Pengumpulan data (observasi)

a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi langsung, wawancara

mendalam dan analisis dokumen

b. Membuat field note

c. Memilih dan mengatur data sesuai kebutuhan

Pengumpulan data

Reduksi data

Penyajian data

penarikan kesimpulan

Page 57: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3. Analisis data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal penelitian

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian direcheckkan

dengan temuan di lapangan

c. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian

4. Penyusunan laporan penelitian

a. Penyusunan laporan awal

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan

orang yang memahami penelitian tersebut

c. Melakukan perbaikan laporan dan disusun sebagai laporan akhir

d. Perbanyakan laporan sesuai kebutuhan

Page 58: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kota Surakarta atau terkenal dengan sebutan Solo terletak di dataran rendah di

ketinggian 105 m dpl dan di pusat kota 95 m dpl. Memiliki luas 44,1 km2 (0,14 %

luas Jawa Tengah) dengan penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan

penduduk 13.636/km2. Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan

100 km tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi

(tinggi 3115m) di bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 2806m) di bagian timur.

Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Surakarta berbatasan dengan

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten

Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten

Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai terpanjang di

pulau Jawa yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo

karya sang maestro keroncong Indonesia yaitu almarhum Gesang. Bersama

dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah

pada tahun 1755. . Solo sendiri terbagi dalam empat kecamatan; Laweyan, Pasar

Kliwon, Jebres, dan Banjarsari. Sebagian besar lahan di kota ini digunakan untuk

pemukiman warga yaitu 64%. Sedangkan 15% lahan di Solo digunakan untuk

kegiatan ekonomi.

Solo sebagai kota yang maju semakin ditunjukan dengan event-event skala

nasional maupun internasional yang diadakan di kota ini. Mulai dari acara

kebudayaan yang semakin menguatkan citra kota Solo sebagai Heritage City

seperti Solo Internasional Ethnic Music (SIEM), Solo Internasional Performing

Art (SIPA), Solo Batik Carnival (SBC) yang mengadaptasi dari karnaval di Rio de

Jeneiro (Brasil). Event tersebut semakin menegaskan akan eksistensi solo sebagai

kota budaya yang terus mengembangkan diri dalam menggali potensi yang ada.

Menyangkut penelitian mengenai pemanfaatan teknologi informasi berupa

Hotspot Area, Solo merupakan kota yang terus berkembang dalam membangun

fasilitas publik yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti hotspot area.

Page 59: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sebagai kota madya, Surakarta selalu berbenah setiap saat dan giat membangun

fasilitas publik. Kebutuhan akan akses jaringan informasi yang tinggi membuat

banyak tempat dan ruang publik mulai di fasilitasi dengan hotspot yang

memanfaatkan signal Wi-fi. Mulai pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi

diantaranya adalah Singosaren, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, Solo

Center Point, Rumah Sakit, Setasiun kereta, hingga city walk di jalan Slamet

Riyadi serta gedung-gedung instansi pemerintahan dan instansi pendidikan yang

sebagian besar difasilitasi dengan Hotspot area. Bahkan pada tanggal 30 Juli 2008

di city walk Jalan Samet Riyadi Surakarta terpecahkan rekor MURI untuk kategori

“Mengakses Internet Secara Serentak Dengan Peserta Terbanyak”. Acara tersebut

terselenggera dengan kerjasama Pemerintah Kota Surakarta, Apkomindo

Surakarta, Speedy & Republik Aeng Aeng. Di sepanjang city walk telah ada 20

titik hot spot di sekitar Jl Slamet Riyadi. Sementara untuk memenuhi kebutuhan

peserta dalam mencetak rekor MURI panitia penyelenggara menambah 50 titik di

sekitar city walk. Pemasangan titik dimulai dari Megaland hingga DKT, Kegiatan

tersebut diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan Pameran Komputer Solo

IT 2008, Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) bekerjasama

dengan Pemerintah Kota Surakarta dan Republik Aeng Aeng. Kegiatan

Mengakses Internet Secara Serentak yang diikuti 468 Peserta di Hot Spot Area

City Walk Jalan Slamet Riyadi Solo. Kegiatan tersebut memperlihatkan bahwa

hotspot menjadi fasilitas yang mulai digunakan di fasilitas publik.

Teknologi Informasi berupa Hotspot memang telah menjamur dalam beberapa

tahun terakhir. Hotspot mulai dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan dalam

mendapatkan jaringan internet serta sebagai fasilitas pelengkap di berbagai

instansi salah satunya adalah instansi Pendidikan. Mulai dari SD, SMP, SMA,

SMK, hingga perguruan tinggi sekarang mulai menggunakan Hotspot sebagai

fasilitas di lingkungannya. Dengan harapan memberikan kemudahan akses

internet, hotspot menjadi fasilitas yang dipilih karena selain praktis karena tidak

membutuhkan banyak kabel, jangkauannya juga cukup luas sehingga dapat

menjangkau seluruh wilayah instansi pendidikan yang bersangkutan.

Page 60: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Salah satu lembaga pendidikan yang memanfaatkan hotspot sebagai fasilitas

jaringan internet di dalam lingkungan kampusnya adalah Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP). Penelitian ini mengambil lokasi di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret dimana peneliti juga

merupakan salah satu mahasiswanya.

Universitas Sebelas Maret, yang berlokasi di Jl. Ir. Sutami No. 36 Kentingan

Surakarta, diresmikan pada tanggal 11 Maret 1976 dengan surat Keputusan

Presiden Republik Indonesia No. 10 tahun 1976, tanggal 8 Maret 1976, yang

semula bernama Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret disingkat UNS yang

merupakan penyatuan dari lima unsir perguruan tinggi yang ada di Surakarta pada

saat itu yaitu :

1. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta,

2. Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta,

3. Akademi Administrasi Niaga (AAN) Negeri Surakarta,

4. Univesitas Gabungan Surakarta (UGS), dan

5. Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional Veteran

(PTPN Veteran) cabang Surakarta.

Pada perkembangannya terdapat sembilan fakultas di Universitas Sebelas Maret

sendiri, diantaranya adalah :

1. Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR)

2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

3. Fakultas Hukum (FH)

4. Fakultas Ekonomi(FE)

5. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP)

6. Fakultas Kedokteran(FK)

7. Fakultas pertanian(FP)

8. Fakultas Teknik(FT)

9. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Dari kesembilan Fakultas tersebut, FKIP merupakan salah satu Fakultas yang ada

di UNS. Dari sejarah berdirinya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Page 61: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

merupakan gabungan dari dua lembaga pendidikan yaitu IKIP Negeri Surakarta

berdasarkan SK Menteri PTIP No. 5 tahun 1966 tertanggal 22 Januari 1966 dan

Sekolah Tinggi Olahraga Surakarta dengan berdasarkan SK Menteri Olahraga No.

40 tahun 1967 tanggal 1 April 1967.

Berdasarkan SK Presiden RI No. 10 tahun 1976 tanggal 8 Maret 1976 didirikan

sebuah Universitas Negeri Surakarta dengan nama Universitas Negeri Surakarta

Sebelas Maret dan disingkat UNS. Dengan lahirnya Universitas Negeri Surakarta

Sebelas Maret tersebut, IKIP Negeri Surakarta dan STO Negeri Surakarta ditutup

dan selanjutnya menjadi fakultas dilingkungan Universitas Negeri Surakarta

Sebelas Maret (UNS) yang tergabung dalam Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan

Fakultas Keguruan.

Berdasarkan SK Presiden No. 55 Tahun 1982 Fakultas Ilmu Pendidikan dan

Fakultas Keguruan digabung menjadi satu fakultas dengan nama Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Dalam perjalanannya Program Studi yang

terdapat di FKIP UNS mengalami beberapa perubahan. Pada tahun akademik

1997/1998 Program Studi yang ada di FKIP UNS mengacu pada SK Dirjen Dikti

No. 222/Dikti/ Kep/1966 tanggal 11 Juli 1996. Berdasar SK tersebut Program

Studi di lingkungan FKIP UNS sebanyak 16 Program Studi. Pada bulan Desember

2000, berdasarkan SK DIKTI Depdiknas No. 442/DIKTI/KEP/2000 tanggal 20

Desember tentang pembentukan Program Studi S1 Pendidikan Sosiologi

Antropologi di UNS, maka mulai Tahun Akademik 2001/2002 secara resmi

Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi dibuka dibawah Jurusan P.IPS

FKIP UNS. Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Dikti nomor

400a/Dikti/Kep/1992 dan nomor 400b/Dikti/Kep/1992 FKIP UNS merupakan

salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia yang

mendapat tugas menyelenggarakan program D-2 PGSD baik guru kelas maupun

guru pendidikan jasmani. Berdasarkan surat Dirjen Dikti nomor 4856/D/T/2004

FKIP UNS di izinkan menyelenggarakan Program Pendidikan Taman Kanak-

Kanak baik jenjang D-2 maupun S-1. Kemudian pada tahun 2008 prodi

Bimbingan dan Konseling dihidupkan kembali, 2009 dibentuk kembali prodi baru

Page 62: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

yaitu prodi PAUD, dan terakhir tahun 2011 dibentuk prodi Pendidikan Bahasa

Jawa.

Fakultas dengan jumlah mahasiswa terbanyak di UNS ini selalu membangun

fasilitas yang tampak pada pembangunan gedung yang terjadi secara

berkelanjutan. Adanya kebutuhan akan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) berupa jaringan internet membuat FKIP UNS berusaha untuk menerapkan

sistem berbasis jaringan internet dalam kegiatannya baik kegiatan akademik

maupun ke administrasian. Untuk menunjang sistem tersebut serta untuk

memberikan kemudahan bagi mahasiswanya FKIP membangun jaringan internet

berbasis nirkabel di lingkungannya. Hotspot Area dengan Shelter dan berbagai

sarana penunjang lainnya dibangun untuk memberikan kemudahan tersebut.

sehingga diharapkan dengan adanya hal tersebut diharapkan program dari UNS

untuk bersaing di dunia internasional sebagai universitas bertaraf internasional

dapat terwujud.

Hotspot area sebagai sebuah Media Informasi memberikan sebuah akses bagi

mahasiswa untuk mendapatkan kemudahan akan Jaringan Internet.

Keberadaannya merupakan sebuah fasilitas yang ditujukan dalam menunjang

akses online yang sekarang diterapkan oleh FKIP sendiri. Penerapan ini terlihat

dari proses keadministrasian yang mulai dikembangkan oleh FKIP. Mahasiswa

dapat mengakses berbagai keperluan perkuliahan maupun keadministrasian

melalui link yang telah disediakan dalam portal milik FKIP. Sehingga sistem

online memberikan kemudahan bagi mahasiswa kapan saja dan dimana saja.

Selain itu juga FKIP merupakan fakultas yang memanfaatkan teknologi informasi

berupa hotspot area dimana FKIP UNS memiliki titik hotspot yang paling banyak

diantara fakultas-fakultas lain di UNS. Titik-titik hotspot tersebut tersebar di

gedung-gedung milik FKIP dimana penempatannya disesuaikan dengan luas

wilayah kampus FKIP sehingga setiap wilayah kampus mendapatkan jaringan dari

hotspot tersebut. Lokasi penelitian di khususkan pada kampus I FKIP UNS yang

terletak di Kentingan.

Pengelolaan hotspot di lingkungan FKIP sendiri berada di bawah ICT Center yang

merupakan unit operasional teknologi informasi di FKIP. ICT (Information and

Page 63: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Comunication Technology) Center FKIP UNS adalah unit operasional pada FKIP

UNS yang berhubungan dengan pendidikan yang turut membantu mempercepat

pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada

dunia pendidikan dan masyarakat. Selain menggunakan teknologi informasi, FKIP

UNS juga mengembangkan ilmu dan teknologi informasi itu sendiri. Walau

belum memiliki jurusan yang terkait dengan ilmu komputer, melalui ICT-Center

FKIP UNS telah mengembangkan berbagai aplikasi yang saat ini digunakan di

internal kampus UNS.

ICT Center FKIP UNS merupakan Unit pelayanan FKIP UNS dalam bidang

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mempunyai fungsi utama dalam

pengelolaan sistem informasi dan jaringan komputer di FKIP UNS. Sebagai unit

yang bertugas memberikan layanan informasi terhadap seluruh civitas akademika

ICT Center FKIP UNS secara organisasi bertanggung jawab langsung terhadap

Dekan melalui Pembantu Dekan I Bidang Akademik.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, ICT - Center menjalankan fungsi pelayanan

dan pengembangan sistem dan teknologi informasi di FKIP UNS dan

pemberdayaan SDM yang meliputi antara lain:

Memberi pelayanan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan

antara lain menyangkut informasi akademik, informasi, kepegawaian,

informasi sarana prasarana, dan informasi keuangan dan semua informasi

yang termasuk dalam e-education dan e-administrative.

Menyediakan, memelihara dan mengembangkan sarana dan prasarana

komunikasi data baik internal (intranet) maupun eksternal (internet)

sehingga informasi online dapat dinikmati oleh masyarakat kampus.

Mengadakan Pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan SDM dibidang

teknologi informasi

Melaksanakan pemeliharaan perangkat keras, perangkat lunak, basis data

serta informasi agar data dan informasi fakultas selalu up-to-date dan

tersedia setiap saat.

Mendukung seluruh kegiatan dan proses yang membutuhkan dukungan

ICT dalam Fakultas.

Page 64: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Mendukung aktivitas non-rutin seperti Program Sertifikasi Guru (PSG),

Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ/PPKHB), workshop-workshop

bidang ICT dalam pembelajaran dan lain sebagainya.

Melaksanakan percepatan pengembangan LPTK melalui teknologi

infomasi dan komunikasi baik internal dan eksternal.

Secara umum, pengembangan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) di FKIP UNS dilakukan untuk meningkatkan kemudahan civitas

akademika dalam akses internet, meningkatkan kemudahan dalam mengakses

informasi, meningkatkan efektivitas kinerja SDM, meningkatkan daya saing, dan

meningkatkan jati diri fakultas. Untuk memberikan kenyamanan bagi mahasiswa

dibangun shelter di beberapa titik di lingkungan FKIP serta menyediakan meja

dan kursi loby gedung kampus.

Fokus utama dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (PIPS) yang merupakan salah satu jurusan di FKIP dengan

jumlah Mahasiswa terbanyak diantara Jurusan lain. Selain itu juga keberadaan

fasilitas Shelter banyak dibangun di gedung yang merupakan tempat perkuliahan

yang diperuntukkan bagi mahasiswa PIPS yaitu gedung B dan C. PIPS sendiri

terdiri dari 5 Program Studi yaitu Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Sosiologi

Antropologi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, serta Pendidikan

Kewarganegaraan. Penelitian ini lebih di fokuskan pada mahasiswa yang pada

kesehariannya sering memanfaatkan Hotspot Area di lingkungan FKIP untuk

bebagai aktivitas baik aktivitas akademik maupun non akademik. selain itu juga

observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas apa saja yang banyak dilakukan di

hotspot area tersebut.

Page 65: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 3. Denah Kampus FKIP UNS Kampus Kentingan

8

Pasca Sarjana

Lapangan

Tenis

Masjid

NH

U Keterangan :

No. Lokasi

1 ICT Center

2 Ruang Sidang Senat

3 Ruang Sidang 2

4 Lab Kom

5 Gelora Pendidikan

6 Lab PAP

7 Ruang Dosen Ekonomi

8 BEM

9 FICOS

10 Ruang Dosen PPKN

11 Ruang Dosen Sejarah

12 Lab Kimia Lt 1

13 Ruang Dosen Biologi

14 Ruang Dosen Matematika

15 Lt 2

16 Ruang Administrasi Jurusan

17 Ruang Dosen

18 Pojok Lt 1

19 Lobi

20 Ruang Sidang 1

21 Umum Perlengkapan

22 Auditorium Gd F

23 Balkon Gd F

24 Ruang Sertifikasi

1

2

3*

4

6 5 7

9

10

11

16 17

18 19*

20*

21

22**

24

23**

12 13

14

15*

Keterangan:

Shelter :

Lantai 2: *

Lantai 3: **

Gedung A

Gedung B

Gedung E

Gedung F

Gedung C

Gedung E

Page 66: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 2. Jumlah Titik Hotspot di FKIP UNS Kampus Kentingan

Gedung Lokasi

Jumlah Koneksi Bisa

Tersambung

Jumlah Beban

Client *)

Gedung

A ICT Center 30

281 Ruang Sidang

Senat 30

Ruang Sidang 2 30 56

Lab Kom 30

Gedung

B

Gelora

Pendidikan 60 915

Lab PAP 30

Ruang Dosen

Ekonomi 30 263

BEM 30

Gedung

C FICOS 30 352

Ruang Dosen

PPKN 30 322

Ruang Dosen

Sejarah 30 327

Gedung

D Lab Kimia Lt 1 30 410

Ruang Dosen

Biologi 30 417

Ruang Dosen

Matematika 30 391

Lt 2 30 420

Gedung

E

Ruang

Administrasi

Jurusan 30

1308

Ruang Dosen 30 286

Gedung

F Pojok Lt 1 30

31

Lobi 30

Ruang Sidang 1 30

Umum

Perlengkapan 30

Auditorium Gd

F 30

Balkon Gd F 30

Ruang

Sertifikasi 30

*)Asumsi Jumlah mahasiswa aktif + Karyawan

Sumber : data Information and Comunication Technology (ICT) FKIP UNS tahun

2012

Page 67: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Deskripsi dimaksudkan untuk menyajikan data yang dimiliki sesuai dengan pokok

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu tentang pemanfaatan

hotspot area sebagai fasilitas penunjang aktivitas mahasiswa. Dalam hal ini

peneliti berusaha untuk mengungkap fenomena pemanfaatan hotspot dilingkungan

FKIP UNS Kampus kentingan oleh mahasiswa.

Hotspot sebagai sebuah teknologi informasi menjadi sebuah penemuan yang

banyak dimanfaatkan dan digunakan di berbagai tempat baik pada fasilitas umum

seperti terminal, stasiun kereta,taman kota, rumah sakit, pusat perbelanjaan,

hingga instansi-instansi pemerintah. Hal ini juga terjadi tak terkecuali pada

instansi pendidikan dalam hal ini salah satu yang memanfaatkan adalah Perguruan

Tinggi. Salah satu Perguruan Tinggi yang memanfaatkan teknologi tersebut

adalah Universitas Sebelas Maret (UNS).

Lebih lanjut, peneliti mengambil lokasi di FKIP UNS kampus Kentingan. Dalam

penelitian ini, lokasi penelitian memang telah tersedia fasilitas hotspot. Hampir di

setiap sudut wilayah kampusnya dapat digunakan untuk mengakses jaringan

internet melalui hotspot yang telah dipasang di titik yang memang tersebar di

beberapa gedung perkuliahan. Untuk mempermudah mahasiswa dalam

memanfaatkannya pihak fakultas membangun fasilitas berupa shelter serta

menyediakan meja dan kursi di loby-loby gedung. Namun sebenarnya mahasiswa

dapat memanfaatkan hotspot tersebut di berbagai tempat di wilayah kampus baik

di kelas maupun di perpustakaan. Hal ini karena memang hampir diseluruh

wilayah kampus sudah terjangkau oleh sinyal wi-fi dari beberapa titik yang telah

disediakan.

Bagi mahasiswa yang ingin mengakses internet melalui hotspot, mereka dapat

menggunakan gadget yang mereka miliki. Gadget ini dapat berupa laptop maupun

smartphone yang dapat mengakses sinyal wi-fi yang dipancarkan oleh titik hotspot

tersebut. Mahasiswa yang ingin mengakses jaringan internet melalui hotspot FKIP

harus memasukkan NIM dan 6 digit kode bank yang mereka peroleh ketika

membayar uang semester. Namun beberapa titik ada yang memang diperuntukkan

Page 68: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bagi para dosen sehingga akses yang melalui titik hotspot tersebut hanya dapat di

gunakan oleh dosen menggunakan password masing-masing.

Dalam penelitian ini, informan menjadi sangat penting untuk mengetahui

fenomena dibalik pemanfaatan hotspot area oleh mahasiswa. Peneliti

menggunakan mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang

merupakan jurusan di FKIP yang memiliki jumlah Program Studi serta jumlah

mahasiswa terbanyak di FKIP. Peneliti menggunakan sampel kunci beberapa

mahasiswa yang sering memanfaatkan fasilitas hotspot area sebagai ruang bagi

mereka untuk beraktivitas didalam kampus baik aktivitas akademik maupun non

akademik. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi dari ICT FKIP

untuk memperkuat hasil temuan penelitian yang diperoleh dari wawancara dan

observasi lapangan. Selain itu, peneliti juga mewawancara salah satu pihak ICT

mengenai pengelolaan hotspot di FKIP yang merupakan fasilitas yang dikelola

oleh mereka.

Dari pengamatan dalam aktivitas sehari-hari di dalam kampus, hampir setiap saat

ada mahasiswa yang memanfaatkan hotspot dan beraktivitas di hotspot area.

Bahkan pada jam-jam aktif kuliah hotspot area yang merupakan tempat bagi

mahasiswa untuk memanfaatkan jaringan internet tampak ramai. Di beberapa titik

sampai ada yang “lesehan” untuk hotspotan. Ini membuktikan hotspot area

sebagai fasilitas kampus memang banyak dimanfaatkna oleh mahasiswa untuk

berbagai aktivitas baik aktivitas akademik maupun non akademik. aktivitas

tersebut merupakan fenomena yang merupakan rumusan masalah dari penelitian

ini. Untuk lebih detailnya berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dalam menjawab rumusan masalah yang merupakan hasil temuan

penelitian.

1. Pemanfaatan Hotspot untuk Aktivitas Akademik dan Non Akademik

a. Persepsi Mahasiswa Mengenai Keberadaan Hotspot.

Hotspot merupakan teknologi yang mampu menyediakan jaringan internet melalui

sinyal Wi-fi yang dipancarkan. Sinyal tersebut yang merupakan jalur akses dari

pengguna sebagai pengganti kabel. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan jaringan

Page 69: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

internet melalui hotspot diperlukan gadget yang dapat menangkap sinyal wi-fi dari

titik hotspot atau Access Point. Pada intinya, hotspot memang memberikan

kemudahan akses internet bagi penggunanya karena hotspot tidak memerlukan

kabel untuk dapat memanfaatkannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, mahasiswa memiliki definisi tersendiri

mengenai konsep hotspot menurut mereka yang pada dasarnya memiliki definisi

yang sama. Berikut merupakan pendapat dari MNH. “Hotspot area menurut saya

ya tempat kita mendapatkan jaringan internet melalui jaringan wireless dimana

aksesnya didapat tanpa kabel” (MNH/W/11/5/2012). Hampir sama dengan

jawaban MNH, DK juga memiliki definisi mengenai keberadaan hotspot area.

“hotspot area itu tempat dimana kita dapat mengakses jaringan internet secara

gratis.”(DK/W/17/4/2012)

Pendapat kedua informan diatas juga diperkuat dengan pendapat BAS yang

merupakan mahasiswa yang memiliki pengetahuan cukup luas mengenai

teknologi informasi. “Menurut saya Hotspot sendiri merupakan sebuah fasilitas

pemancar signal wi-fi yang dapat digunakan untuk mendapatkan jaringan internet

dengan mudah menggunakan gadget sedangkan kata area sendiri lebih kepada

tempat untuk mengakses jaringannya”. (BAS/W/26/5/2012)

Dari ketiga definisi menurut ketiga mahasiswa tersebut ada karakteristik yang

dimengerti mahasiswa bahwa hotspot area merupakan lokasi mendapatkan

jaringan internet melalui sinyal wi-fi yang dipancarkan oleh titik hotspot dimana

akses yang didapat tanpa menggunakan kabel dan penggunaannya cukup mudah

dan praktis karena tinggal menggunakan gadget yang dapat menerima sinyal wi-fi

serta untuk memanfaatkannya pun mahasiswa tidak dikenai tarif ketika mengakses

atau gratis. Hal ini karena hotspot area merupakan fasilitas yang di sediakan

fakultas untuk berbagai keperluan dan aktivitas mahasiswa.

b. Alasan dan Frekuensi Penggunaan Fasilitas Hotspot Kampus

Sebagai fasilitas kampus yang banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa memang

hotspot memiliki daya tarik sendiri. Kebutuhan akan jaringan internet serta

kemudahan akses membuat mahasiswa banyak beraktivitas dan memanfaatkan

Page 70: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

fasilitas ini. Mahasiswa sendiri memiliki berbagai alasan mengapa mereka

memanfaatkan fasilitas hotspot area di lingkungan kampus. Berbagai alasan

mereka kemukakan seperti yang diungkapkan oleh DS berikut, “Alasan saya

memilih fasilitas hotspot di FKIP ini karena lebih leluasa dan tidak terbatas

waktu. Selain itu juga banyak teman-teman yang juga hotspotan. Jadi kita bisa

sekalian kumpul-kumpul bareng temen-temen sambil saling tukar

informasi”.(DS/W/27/4/2012)

Alasan lain juga di ungkapkan oleh DKW yang memang dalam kesehariannya

tampak sering memanfaatkan jaringan internet di hotspot area kampus.

Yang pertama karena gratis, kan mbayarnya sekalian dari SPP semesteran. Selain

itu karena kebutuhan informasi yang up to date lewat internet, jadi fasilitas ini

jangan disia-siakan. Selain itu juga karena saya ga punya modem. Tapi kalaupun

punya modem ga punya uang untuk mengisi pulsa ya enakan

hotspotan.(DKW/W/2/5/2012)

Lebih lanjut, MFA beralasan mengapa dia rutin memanfaatkan hotspot area

dilingkungan kampus FKIP.

Sebenarnya alasan utamanya karena hotspot itu gratis, jadi kita bisa

memanfaatkan fasilitas ini dengan bebas. Walaupun memang biayanya

sebenarnya dimasukkan dalam pembayaran semesteran. Selain itu juga kebetulan

saya punya laptop. Sehingga ya dimanfaatkan aja. (MFA/W/7/5/2012)

Dari ketiga alasan mahasiswa memanfaatkan hotspot area dikampus, alasan yang

paling banyak di kemukakan adalah karena gratis. Hal ini memang benar adanya

karena sebagai fasilitas kampus pengelolaannya berasal dari uang pembayaran

uang semesteran dari masing-masing mahasiswa. Selain alasan tersebut,

kebutuhan akan jaringan internet memang cukup tinggi dikalangn mahasiswa. Hal

ini karena memang berkaitan erat dengan berbagai tugas dari dosen yang

mengharuskan mereka untuk menggunakan internet untuk berbagai keperluan.

Selain itu hotspot memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk mendapatkan

jaringan internet. Mahasiswa cukup menggunakan gadget yang dimiliki bisa

berupa laptop maupun smartphone yang dapat menangkap sinyal wi-fi yang

dipancarkan oleh titik hotspot. Dalam hal ini memang hanya dengan gadgetlah

mahasiswa dapat memanfaatkannya.

Page 71: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Lebih lanjut, dari observasi yang dilakukan oleh peneliti dari waktu ke waktu

memperlihatkan bahwa pengguna hotspot tidak hanya pada siang hari. Namun

juga pada sore dan malam hari. Dari data yang didapat dari lapangan diketahui

bahwa setiap mahasiswa memanfaatkan hotspot dengan frekuensi yang berbeda-

beda. Berikut merupakan pernyataan dari DK, “Saya pakai hotspot kalau lagi

nunggu jam kuliah atau ada tugas kelompok. Intinya untuk mengisi waktu luang

aja kalau dikampus. Lagian kan jam kuliah ga tentu kadang masuk jam 1-2 terus

jam 3-4 nya kosong, baru kuliah lagi jam 5-6, nah waktu nunggu jam itu saya

hotspotan”. (DK/W/17/4/2012)

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh DKW yang memanfaatkan

hotspot selain untuk mengisi waktu juga sesuai kebutuhan. Berikut

pernyataannya, “Ga tentu sih, saya hotspotan kalau lagi nunggu kuliah, sehabis

kuliah. atau kalau ada kebutuhan aja. Kalau untuk lamanya setiap hotspotan paling

antara 2-3 jam”. (DKW/W/2/5/2012)

Kedua pendapat itu juga hampir sama dengan penuturan dari IE yang memang

menggunakan hotspot ketika ada kebutuhan kuliah untuk browsing internet.

Saya hotspotan tergantung kebutuhan sih. Seminggu juga ga‟ mesti. Kalau dirata-

rata mungkin 2-3 kali. Waktunya ketika nunggu jam kuliah atau jeda kuliah.

dalam sekali hotspotan sekitar 1-2 jam an lah. Tapi tergantung koneksinya juga

sih kalau lagi lambat ya bisa agak lama. (IE/W/14/5/2012)

Dari ketiga informan tersebut disimpulkan bahwa mereka hotspotan tergantung

dengan waktu senggang dan kebutuhan akan tugas kuliah. Selain ketiga jawaban

dari ketiga informan diatas, pernyataan lain dikemukakan oleh MW yang memang

frekuensi memanfaatkan hotspotnya cukup tinggi.

Saya hotspotan hampir setiap hari, namun tergantung keperluan juga sih, kalau

ada tugas atau hanya mengisi waktu sambil beraktivitas di sekre. Seringnya sore

hari sehabis kuliah atau malam ketika berada di sekre LPM Motivasi sambil

berkumpul dengan anggota yang lain. Intensitasnya bisa 5-8 jam setiap

memanfaatkan hotspot.(MW/W/11/5/2012)

Pernyataan yang hampir sama juga dikemukaan oleh BAS yang memang

memanfaatkan hotspot hampir setiap saat, “Hampir setiap hari kalau saya berada

di kampus saya memanfaatkan hotspot menggunakan gadget handphone atau

laptop saya.” (BAS/W/26/5/2012). Kedua pernyataan tersebut juga diperkuat

Page 72: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan pendapat dari BAR yang memang sangat intensif dalam memanfaatkan

memanfaatkan fasilitas hotspot.

Saya hotspotan hampir setiap hari baik ketika ada tugas, waktu jeda kuliah atau

kadang menyempatkan waktu hotspotan hingga malam hari. Kalau saya malah

lebih sering hotspotan malam hari soalnya kan penggunanya sepi jadi sinyalnya

bisa kuat dan kalau buat download bisa cepet. Karena menurut saya kan internet

sudah menjadi kebutuhan, jadi mumpung ada fasilitasnya ya kita manfaatkan

semaksimal mungkin. (BAR/W/14/5/2012)

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki frekuensi

yang berbeda-beda dalam memanfaatkan hotspot. Mereka memanfaatkan hotspot

ketika ada waktu luang diantara jam kuliah, ketika ada kebutuhan untuk browsing

tugas kuliah, atau meluangkan waktu tersendiri ketika tidak beraktivitas. Bahkan

dalam pemanfaatannya mahasiswa memanfaatkan fasilitas tersebut hingga malam

hari. Hal ini karena memang koneksi hotspot memang selama 24 jam. Pemakaian

hotspot yang tidak mengenal waktu ini memang dikarenakan kampus sendiri

memang terbuka bagi mahasiswa. Pihak keamanan sendiri dalam hal ini satpam

memperbolehkan para pengguna hotspot untuk beraktivitas di shelter atau loby

gedung asalkan tidak melakkan aktiitas yang mencurigakan.

Mengenai lokasi dimana mahasiswa memanfaatkan jaringan internet Hotspot

beragam. Berikut pernyataan yang dikemukakan DK, “Saya biasanya hospotan

paling sering di shelter, kalau shelter penuh ya di loby gedung atau perpustakaan.

Kadang juga saya hotspotan dikelas sambil nunggu dosen atau kalau jam

kuliahnya mundur atau kosong”. (DK/W/17/4/2012). Pendapat lain juga di

kemukakan oleh BAR yang merupakan pengguna hotspot yang cukup intensif.

“Biasanya kalau saya hotspotan yang paling sering di shelter, kadang juga di loby

gedung. Tapi itu Cuma kalau shelter penuh”.(BAR/W/14/5/2012)

Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa mahasiswa memilih berbagai

lokasi untuk hotspotan. Mulai dari shelter, Loby gedung, ruang kelas, hingga

perpustakaan. Hal ini karena memang hampir disetiap sudut di kampus FKIP

dapat digunakan untuk mendapatkan sinyal wi-fi.

Page 73: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. Aktivitas akademik ketika memanfaatkan jaringan internet di

hotspot kampus

Lebih lanjut, mahasiswa memanfaatkan jaringan internet hotspot untuk berbagai

macam aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat akademik maupun non

akademik. Dari beberapa informan, diketahui bahwa mahasiswa memanfaatkan

jaringan internet di hotspot area untuk berbagai aktivitas akademik seperti yang di

ungkapkan BAR.

Untuk tugas sendiri saya biasa nyari di google atau yahoo baik untuk pencarian

materi kuliah maupun sekedar saling berkirim email, kalau ga ya tergantung

tugasnya apa. Kadang beberapa dosen saya kan aktif di elearning fkip jadi saya

download materi atau soal disitu. Untuk facebook sendiri selain untuk berinteraksi

dengan teman juga karena kelas saya aktif memanfaatkan facebook lewat grup

kelas untuk berbagai aktivitas mulai share jarkoman, upload tugas kelompok

berupa soal, materi atau anggota kelompok dan nilai mahasiswa.

(BAR/W/14/5/2012)

Pendapat yang hampir serupa juga diungkapkan DK yang juga sering

memanfaatkan jaringan internet untuk kepentingan akademik.

Kalau aktivitas yang berkaitan dengan akademik di perkuliahan sendiri saya

menggunakan jaringan internet lewat hotspot untuk browsing bahan kuliah di

program pencari yahoo atau google.di samping itu juga kalau butuh transfer data

via e mail. Selain itu juga sekarang tu apa-apa kan serba online, contohnya

jarkoman kelas sekarang mulai pakai grup di jejaring sosial facebook. Jadi mau ga

mau harus punya Facebook biar ga ketinggalan jarkoman. Sampai kegiatan

lainnya seperti PPL dimana mahasiswa juga di harapkan mengisi blog yang sudah

disediakan penyelenggara perkuliahan PPL. Jadi kalau dipikir-pikir memang

jaringan internet sudah menjadi bagian dari dunia pendidikan terutama

perkuliahan. (DK/W/17/4/2012)

Kedua pendapat diatas juga hampir sama dengan jawaban dari MNH mengenai

aktivitas akademiknya ketika memanfaatkan hotspot area.

Saya biasanya hotspotan kalau lagi ada tugas yang perlu browsing internet,

biasanya sih buka google atau yahoo buat nyari bahan materi tugas kuliah atau

ngirim email. kadang juga memanfaatkan elearning di blog prodi. Karena

memang tugasnya sering di upload oleh dosen dan kita tinggal mengunduh saja.

Kalau jejaring sosial Facebook saya sering membuka selain untuk berinteraksi

dengan teman juga karena di kelas saya jarkomannya sering lewat Facebook

seperti pembagian kelompok tugas kuliah, pergantian jadwal, dan berbagai jarkom

kelas lainnya. Jadi mau tidak mau saya harus aktif di Facebook biar tidak

ketinggalan jarkoman. (MNH/W/11/5/2012)

Page 74: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh BAS yang sering

memanfaatkan jaringan internet di hotspot kampus.

Kalau lagi ada tugas saya internetan di hotspot FKIP buat nyari bahan tugas yang

perlu searching. Bahannya bisa nyari lewat google, yahoo, atau link-link jurnal &

artikel yang di dapat dari google atau temen-temen. Kalau enggak ya manfaatin

digital library yang sudah ada baik fakultas maupun universitas.

(BAS/W/26/5/2012)

Sedikit berbeda dengan pendapat yang dingkapkan ketiga informan diatas, MW

memanfaatkan jaringan internet hotspot tidak hanya untuk searching bahan kuliah

namun dia juga aktif menuangkan hobby menulisnya dengan aktif menuangkan

pemikirannya melalui blog pribadi yang sering di isi olehnya.

Aktivitas saya ketika mengakses internet di hotspot FKIP biasannya kalau ada

tugas kuliah. biasannya saya mencari bahan materi atau artikel yang berkaitan

dengan tugas saya lewat google atau altavista. Kemudian saya juga merupakan

pengguna blog kompasiana. Biasanya setiap tiga hari sekali saya menulis berbagai

hal yang ingin saya tulis seperti tentang pendidikan, ekonomi, maupun sosial

budaya. Kadang juga hal-hal yang berkaitan dengan materi perkuliahan saya.

(MW/W/11/5/2012)

Selain berbagai aktivitas tersebut, sistem keadministrasian yang sudah

menggunakan sistem online serta pengolahan nilai serta rencana study yang juga

online juga membuat mahasiswa memanfaatkan hotspot untuk aktivitas tersebut.

Saya juga memakai hotspot untuk keperluan keadministrasian kuliah. Biasanya

sih Cuma kalau pergantian semester saja. Sekarang kan sistemnya sudah online

semua mulai dari nilai,KRS an, KHS an, registrasi online, atau info-info beasiswa

dan sebagainya bisa lewat portal universitas atau fakultas. Selain itu juga kalau

kita butuh berbagai formulir kan harus di download dan diisi via jaringan internet.

(DK/W/17/4/2012)

Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh DS dalam memanfaatkan

hotspot untuk keperluan keadministrasian.. “Biasanya sih saya buka portal UNS

siakad Cuma kalau lagi perlu aja, itu kan paling waktu pergantian semester”.

(DS/W/27/4/2012)

Dari berbagai jawaban yang diungkapkan oleh beberapa mahasiswa

memperlihatkan bahwa aktivitas akademik yang dilakukan lebih kepada pencarian

bahan ataupun materi tugas dan mata kuliah. Mereka memanfaatkan program

pencari seperti google, yahoo, ataupun altavista yang memang sudah menjadi

Page 75: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kebiasaan mahasiswa. Selain itu mereka juga sesekali menggunakan internet

sebagai sarana untuk saling mengirim email baik untuk sesama teman ataupun

tugas yang perlu dikirim kepada dosen karena memang ada beberapa dosen yang

sudah memanfaatkan jaringan informasi internet sebagai media untuk perkuliahan

mereka.

Selain itu mereka juga memanfaatkan fasilitas yang dikelola oleh ICT berupa

digital library. Digital library merupakan program yang digunakan untuk mencari

berbagai referensi baik buku, artikel, maupun jurnal yang bersifat online. Selain

itu, mahasiswa juga menggunakan elearning yang bertujuan untuk memberikan

fasilitas perkuliahan online yang mulai diterapkan oleh FKIP. Meskipun pada

prakteknya aktivitas akademik baik pencarian tugas maupun aktivitas elearning

dilakukan mahasiswa hanya ketika ada intervesi dari dosen yang bersangkutan

untuk browsing di internet ataupun memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh

ICT.

Lebih lanjut, jejaring sosial Facebook juga mulai digunakan oleh mahasiswa

untuk saling berinteraksi serta berbagi informasi ataupun jarkom kelas baik

mengenai kegiatan akademik dalam aktivitas perkuliahan maupun yang berkaitan

dengan informasi-informasi dikampus. Jejaring sosial menjadi tempat mereka

berinteraksi karena pemanfaatan teknologi yang diangap lebih praktis dan efisien.

Share informasi menggunakan dianggap lebih leluasa karena mereka bisa

membagi informasi tersebut tanpa batasan besar-kecilnya ukuran file yang ingin

di bagikan. Lain halnya ketika menggunaan handphone yang harus memikirkan

biaya untuk membuka jarkoman tersebut. Mereka membentuk suatu grup dimana

didalam grup tersebut terdapat berbagai hal yang berkaitan dengan informasi

mulai dari jarkom kelas, upload tugas, pembagian tugas kelompok, pemberitahuan

nilai hasil tugas dosen, hingga informasi mengenai berbagai hal yang perlu

diketahui mahasiswa. Grup jejaring sosial tersebut dikelola oleh pengurus kelas

sehingga dengan adanya grup tersebut mahsiswa dapat mngetahui berbagai

kegiatan dan saling berbagi informasi.

Lebih lanjut, aktivitas yang juga dilakukan mahasiswa juga dengan memanfaatkan

blog sebagai tempat bagi mereka untuk menuangkan pikiran mereka melalui

Page 76: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

tulisan yang dapat di unggah dan dibaca oleh orang lain sehingga mereka dapat

mengembangkan pemikirannya. Keberadaan blog tersebut membuat mahasiswa

belajar untuk menulis apa yang menjadi pemikirannya serta dapat menyalurkan

hoby mereka mengenai berbagai sesuai dengan ilmu yang di geluti oleh mereka.

Sistem jaringan internet yang juga dimanfaatkan untuk keadministrasian dan

pengolahan data baik nilai dan proses pengambilan mata kuliah membuat

mahasiswa juga memanfaatkan hotspot ketika mengurus keperluan tersebut. Hal

ini karena memang di UNS sendiri termasuk FKIP menggunakan sistem yang

sudah online walaupun memang aktivitas tersebut sebagian besar hanya dilakukan

oleh mahasiswa ketika pergantian semester terjadi.

d. Aktivitas non akademik ketika memanfaatkan jaringan internet di

hotspot kampus

Selain pemanfaatan hotspot dalam kaitan dengan aktivitas akademik yang

berkaitan dengan kegiatan perkuliahan, jaringan internet melalui hotspot area di

lingkungan FKIP sendiri banyak dimanfaatkan untuk aktivitas lain yang tidak

berkaitan dengan kegiatan perkuliahan. Mereka mengakses link tersebut untuk

sekedar hiburan atau mengisi waktu dengan berbagai aktivitas baik untuk mencari

informasi, membangun relasi melalui dunia maya, hingga menghabiskan waktu

untuk bermain game-game yang besifat online. Berikut merupakan pernyataan

dari BAR mengenai aktivitasnya diluar akademik ketika memanfaatkan jaringan

internet melalui hotspot.

Kalau aktivitas selain yang berkaitan dengan non akademik biasanya saya buka

facebook untuk sekedar online up date status atau chatting dan saling comment

sesama teman. Selain itu biasanya saya juga buka forum diskusi atau sejenisnya

seperti kaskus. Di kaskus sendiri saya buka-buka isinya aja sih soalnya kan

dikaskus itu forum yang semuanya ada mulai dari film, lagu, info-info terbaru,

pokoknya all in one lah. Jadi kita ga perlu kemana-mana lagi nyarinya. Untuk

aktivitas lain biasanya download video dan lagu terus kalau jaringannya sedang

cepet saya juga download film. (BAR/W/14/5/2012)

Aktivitas yang hampir sama juga di kemukaan oleh BAS yang memang cukup

aktif beraktivitas di dunia maya.

Page 77: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Yang sudah pasti saya buka jejaring sosial Facebook & twitter buat sekedar

berinteraksi dengan temen melalui dunia maya, chattingan atau bermain game

sambil nunggu download an. Kadang buka forum on line kaskus, Biasanya saya

juga buka-buka web yang menyediakan berita terkini seperti detiknews, kompas,

pokoknya buat up date berita lah, kalau enggak nyari-nyari artikel di blog-blog

yang menarik dan bisa nambah wawasan yang di cari via link program pencari

seperti google & yahoo. Kadang juga download lagu, buku online, majalah online,

gambar, atau video. (BAS/W/26/5/2012)

Pernyataan dari kedua mahasiswa diatas juga diperkuat dengan pernyataan dari

MW.

Kalau aktivitas yang lain paling buka jejaring sosial Facebook atau twitter untuk

berinteraksi dengan teman-teman lewat dunia maya. Terus buka you tube dan

4shared untuk download video dan lagu. Selain itu paling memanfaatkan Koran

online untuk update berita seperti kompas, oke zone, detiknews.

(MW/W/11/5/2012)

Dari aktivitas ketiga informan diatas dapat diketahui bahwa pemanfaatan jaringan

internet melalui hotspot di lingkungan kampus cukup beragam. Kebanyakan dari

mereka menggunakan jejaring sosial untuk berinteraksi dengan teman-temannya

lewat dunia maya. Diera digital ini memang interaksi tidak hanya dilakukan

secara nyata namun juga merambah ke dalam aktivitas di dunia maya. Interaksi

juga dapat dilakukan dengan chatting dengan sesama teman didunia maya.

Chatting menjadi aktivitas yang digemari oleh penggunanya karena mereka dapat

mengobrol dengan bebas baik dengan orang yang dikenalnya maupun yang tidak

dikenal. Interaksi lewat chatting ini juga menjadi salah satu menu wajib bagi

hampir pengguna jaringan internet.

Selain itu, game online juga menjadi hal yang dilakukan ketika memanfaatkan

hotspot. Game on line yang memang sedang marak dikalangan penggemarnya

membuat fasilitas hotspot yang menyediakan jaringan internet menjadi salah satu

tempat bagi mahasiswa untuk memenuhi keinginannya untuk bermain game.

Mereka bermain game biasanya untuk menunggu file yang di download selesai

karena memang jika file yang diunduh berkapasitas besar perlu waktu yang cukup

lama.

Lebih lanjut, aktivitas yang lainnya adalah mengunjungi situs-situs penyedia

berita online yang setiap saat meng up date halamannya jika ada berita terbaru.

Page 78: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Diera digital seperti sekarang memang sangat mudah untuk mengakses situs

penyedia berita yang dapat diakses dengan mudah oleh mahasiswa. Selain itu

mahasiswa juga mencari-cari informasi melalui blog-blog yang berisi konten-

konten yang memang beraneka ragam. Mereka juga dapat menggunakan web

pencari untuk mencari artikel yang diinginkan karena memang informasi-

informasi tersebut dapat dengan mudah di dapat.

Selain berbagai aktivitas tersebut aktivitas download baik film, lagu, maupun

video merupakan salah satu aktivitas yang sering dilakukan mahasiswa ketika

mengakses jaringan intenet di hotspot kampus. Aktivitas ini sering menjadi tujuan

ketika mahasiswa mengakses internet karena memang download merupakan

aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan hiburan baik berupa film, lagu

maupun video. Selain itu banyak situs yang menyediakan hal-hal tersebut

sehingga mahasiswa memanfaatkan kemudahan yang ada.

Selain itu, forum online yang didalamnya berisi berbagai hal seperti kaskus

merupakan hal yang sering dikunjungi. Didalamnya mereka dapat membangun

relasi serta mengakses berbagai hal mulai dari forum diskusi maupun forum jual

beli. Didalam forum tersebut pengunjung situs dapat berinteraksi satu sama lain

dan saling berbagi informasi mengenai berbagai hal.

Dalam pengelolaan jaringan internet, ICT FKIP juga menyediakan fasilitas yang

berkaitan dengan kegiatan akademik mahasiswa. Fasilitas tersebut ada didalam

situs yang dikelola FKIP (www.ict.fkip.uns.ac.id). Berikut pernyataan dari T.S

selaku karyawan ICT FKIP yang merupakan pengurus bagian networking,

“Sebenarnya ICT FKIP sudah berusaha untuk menyediakan fasilitas akademik

yang sudah terseda di link FKIP. Namun semuanya kembali kepada perilaku

mahasiswa dan dosen yang kurang antusias menggunakannya”.

(T.S/W/17/5/2012)

Dari pernyataan tersebut dapat di mengerti karena pada kenyataannya aktivitas

akademik yang dilakukan sebenarnya selalu ada intervensi dari dosen. Sementara

fasilitas akademik yang disediakan ICT kurang mendapatkan apresiasi dari dosen

dan mahasiswa sehingga pemanfaatannya kurang maksimal.

Page 79: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pemanfaatan hotspot lebih

didominasi dengan aktivitas pemanfaatan di ranah non akademik. hal ini

dikarenakan mahasiswa menggunakan fasilitas internet lewat hotspot kampus

hanyalah ketika ada intervensi dari dosen atau adanya tugas kuliah. dari

pengamatan yang dilakukan, ketika mahasiswa membuka berbagai laman internet,

laman yang berkaitan dengan akademik baik itu tugas maupun yang lain akan

segera di akhiri ketika apa yang diinginkan sudah didapat. Lain ketika mereka

mengunjungi web penyedia hiburan, mahasiswa dapat betah hingga berjam-jam

berada di hotspot area memanfaatkan jaringan internet lewat hotspot kampus.

2. Implikasi Lebih Lanjut dengan Keberadaan Hotspot Area Bagi

Aktivitas Mahasiswa di lingkungan kampus.

Sebagai fasilitas kampus, keberadaan hotspot sebagai fasilitas penyedia akses

internet telah ditunjang dengan fasilitas pendukung. Fasilitas tersebut seperti

shelter yang tempatnya memang di desain bagi para pengguna hotspot, kemudian

loby gedung yang kemudian juga sering dipakai mahasiswa untuk mengakses

internet menggunakan gadget masing-masing.

Ramainya hotspot area di kampus ternyata tidak hanya digunakan oleh

mahasiswa yang memanfaatkan jaringan internet menggunakan gadget yang

meeka gunakan. Keberadaan hotspot area dengan segala fasilitas penunjangnya

ternyata juga digunakan untuk keperluan yang lain seperti yang dilakukan oleh

DS, “Menurut saya pembangunan fasilitas hotspot area selain bermanfaat untuk

mendapatkan akses internet juga tempatnya yang cukup Nyaman membuat

mahasiswa dapat memanfaatkannnya untuk keperluan lain seperti ngobrol,

diskusi, maupun kegiatan yang lain”. (DS/W/27/4/2012)

Pernyataan DS diatas juga diperkuat dengan yang diungkapkan oleh DK yang

intinya hampir sama.

Biasanya sambil hotspotan saya ngobrol-ngobrol sama temen-temen. Aku juga

sering kumpul sama temen-temen kalau ada tugas kelompok yang mesti dikerjain

bareng-bareng. Kan enak ngerjain di shelter daripada di kos atau dirumah, lagian

juga sudah ada fotocopyan, ngeprint, dan kantin. Jadi kita bisa ngapa-ngapain

didalam kampus. (DK/W/17/4/2012)

Page 80: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Lebih lanjut, BAR mengungkapkan aktivitasnya yang sering dia lakukan di

hotspot area tanpa menggunakan gadget.

kalau untuk aktivitas yang tidak menggunakn gadget saya biasanya kumpul

sambil ngobrol-ngobrol sama temen-temen di hotspot area soalnya kan tempanya

enak buat kumpul bareng temen-temen. selain itu juga kadang buat ngerjain tugas.

Kan enak janjiannya ga perlu di luar. Selain itu bisa ngerjain rame-rame bareng

temen-temen sambil diskusi tentang bahan perkuliahan. Paling gitu-gitu aja sih.

(BAR/W/14/5/2012)

Jawaban yang sedikit berbeda juga diungkapkan oleh MFA yang sering

beraktivitas di hotspot area dimalam hari, “kadang kalau lagi bosen dikos saya

sama temen-temen kos nongkrong-nongkrong di shelter sampai pagi buat

hotspotan bareng-bareng. Biasanya kita saling bertukar informasi satu sama lain

baik itu tentang link, software, entertainment, maupun informasi yang berkaitan

dengan teknologi”. (MFA/W/7/5/2012)

Dari beberapa aktivitas yang di sebutkan ke empat informan diatas dapat diketahui

bahwa ramainya hotspot area di lingkungan kampus ternyata tidak hanya dipakai

untuk mengakses jaringan internet. Lokasi yang sebenarnya di sediakan untuk

memanfaatkan jaringan internet banyak di manfaatkan mahasiswa untuk aktivitas

lainnya.

Salah satu aktivitas yang sering dilakukan adalah sebagai tempat bekumpul

dengan teman-teman. Aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan untuk mengobrol

namun mahasiswa juga sering menggunakannya untuk berdiskusi tentang

berbagai hal baik mengenai kehidupan sehari-hari, diskusi materi kuliah maupun

diskusi tugas kelompok yang memang sering di berikan dosen. Tugas kelompok

dirasa lebih nyaman dikerjakan dikampus karena selain tempatnya yang kondusif

untuk bekerja bersama juga karena mereka tidak susah untuk mengumpulkan

teman-teman satu kelompoknya. Lingkungan yang kondusif serta keberadaan

fasilitas kampus yang lengkap membuat mahasiswa menjadi nyaman berada di

hotspot area.

Akivitas mahasiswa ketika memanfaatkan hotspot area tidak hanya di siang hari

namun juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk beraktivitas dimalam hari.

Kebiasaan mahasiswa untuk berkumpul dengan teman menurut salah satu

Page 81: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

informan membuat mereka menggunakan hotspot area untuk sekedar

menghabiskan malam sambil membuka gadget maising-masing. Kegiatan tersebut

yang sering di sebut “nongkrong-nongkrong” memang banyak dilakukan

mahasiswa dimalam hari karena pada waktu tersebut mereka bebas beraktivitas

tanpa perlu menggunakan pakaian yang rapi dan berkerah. Hal itu membuat

mahasiswa merasa nyaman berada di hotspot area pada malam hari.

Lebih lanjut, selain berbagai aktivitas tersebut diatas ternyata mahasiswa juga

memanfaatkan hotspot area untuk aktivitas yang lebih formal. Shelter yang

merupakan tempat untuk mengakses internet ternyata juga sering dipakai untuk

aktivitas kelas maupun organisasi. Hal ini di ungkapkan oleh MFA yang memang

aktif berorganisasi. “Sebagai aktivis organisasi, saya sering memakai shelter

untuk aktivitas organisasi seperti rapat membahas proker atau diskusi bersama staf

layouter yang lain. Soalnya kadang di dalam ruangan motivasi penuh dan ga

kondusif buat rapat”. (MFA/W/7/5/2012).

Pernyataan yang hampir sama juga diungkapkan oleh DK yang juga aktif di kelas

dan organisasi.

Dulu saya sering ada acara HMP, kalau kumpul staf biasanya di shelter, kan

udaranya sejuk dan ga gerah dibandingkan di ruang HMP. Selain itu juga kalau

ada acara kelas atau koordinasi dengan teman-teman juga sering pakai shelter

soalnya kan kalau pake kelas pasti dipake kuliah, jadi pilih yang praktis aja di

shelter. Jadi sebenarnya fasilitas hotspot area menurut saya multifungsi untuk

berbagai aktivitas mahasiswa. (DK/W/17/4/2012)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa menganggap

hotspot area dalam hal ini bangunan shelter kondusif untuk aktivitas yang lebih

formal. Aktivitas organisasi atau kelas yang berupa rapat atau koordinasi kadang

mereka lakukan di shelter. Hal ini dikarenakan mereka merasa nyaman untuk

berakivitas di ruang terbuka. Selain itu mereka juga lebih leluasa untuk

menggunakannya karena memang di shelter tidak dibatasi waktu untuk

menggunakannya. Lain jika mereka menggunakan kelas karena ruang kelas di

peruntukkan bagi kegiatan perkuliahan yang memang hampir setiap saat di pakai.

Aktivitas tersebut sering dilakukan oleh mahasiswa dengan berbagai alasan seperti

yang di ungkapkan oleh DKW berikut.

Page 82: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Menurut saya kan kalau shelter bangunannya kan enak buat kumpul-kumpul dan

lebih santai, jadi enak buat pertemuan rame-rame untuk keperluan kelas maupun

organisasi. Selain itu juga kalau siang sejuk, fasilitas yang lain juga cukup

lengkap kaya‟ kantin, fotocopyan, print-printnan, sampai penjual makan-makan

kecil juga banyak. ya walaupun sering penuh dan ada beberapa shelter yang panas

kalau siang, tapi ga masalah sih.(DKW/W/2/5/2012)

IE juga memiliki alasan hampir sama dengan alasan dari dian yang juga merasa

nyaman berada di shelter, “Saya sendiri sih memanfaatkan shelter buat kumpul-

kumpul karena tempatnya enak buat kumpul dan ngobrol sama temen-temen.

sejauh ini sih saya paling menggunakan shelter hanya untuk kumpul atau diskusi

tentang berbagai hal sama temen-temen”. (IE/W/14/5/2012)

Pernyataan DKW dan juga IE di perkuat oleh pernyataan dari MNH yang juga sering

beraktivitas di shelter, “Kalau untuk aktivitas kumpul dan mengerjakan tugas

alasannya sih lebih pada tempatnya yang enak untuk mengerjakan tugas. Kan bisa

rame-rame ngerjainnya kalau di shelter. Selain itu juga didalam kampus udah ada

fotocopyan sama print-printnan. Jadi tugas bisa selesai”. (MNH/W/11/5/2012)

Alasan yang di ungkapkan oleh DKW dan MNH tersebut memang dapat di

mengerti karena aktivitas kampus baik perkuliahan dan organisasi yang padat

membuat mahasiswa harus memanfaatkan ruang yang ada untuk memenuhi

kebutuhan akan aktivitas tersebut. Ramainya hotspot area baik disiang hari

maupun dimalam memang digunakan mahasiswa untuk berbagai aktivitas. Hal ini

dikarenakan memang pembangunan hotspot area dengan berbagai fasilitas

penunjangnya dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk memanfaatkan jaringan

internet namun juga dapat digunakan untuk aktivitas lain.

Page 83: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

sosant ekonomi sejarah KWN geografi

Gambar 4. Data Statistik Jumlah Akses Hotspot Mahasiswa PIPS (Januari 2008-

Maret 2012)

Keterangan:

Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi (Sosant) : 16769 Kali akses

Prodi Pendidikan Ekonomi : 54206 Kali akses

Prodi Pendidikan Sejarah : 11773 Kali akses

Prodi Pendidikan Kewarganegaraan (KWN) : 11102 Kali akses

Prodi Pendidikan Geografi : 32676 Kali akses

Sumber : ICT FKIP UNS

Page 84: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 3. Aktivitas Mahasiswa Ketika Memanfaatkan Jaringan Internet lewat

Hotspot Kampus.

Aktivitas Akademik Aktivitas Non Akademik

- Searching bahan kuliah via situs

pencari data (Google, Yahoo,

Altavista, dll) atau situs penyedia

jurnal.

- Membuka Fasilitas situs FKIP yang

berkaitan dengan aktivitas

perkuliahan (dalam portal FKIP).

- Membuka Jejaring Sosial untuk

aktivitas perkuliahan (grup kelas di

dalam Facebook).

- Mengisi blog pribadi yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan dan

pemikiran mahasiswa.

- Membuka Jejaring Sosial untuk

berinteraksi dengan teman lewat dunia

maya (Facebook, Twitter, Friendster)

- Aktivitas Download file (Lagu, Video,

Film, Software, dll).

- Chatting dengan teman-teman di dunia

maya.

- Membuka situs-situs penyedia berita on

line (Okezone, detiknews, tribunnews,

dll).

- Membuka forum online, contohnya

adalah forum Kaskus.

- Bermain game on line.

Sumber :Data primer yang diolah

Page 85: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

C. Pembahasan

Setelah peneliti mengadakan penelitian dan mereduksi hasil penelitian didalam

fieldnote, dapat diketahui bahwa keberadaan hotspot area di lingkungan kampus

menjadi ruang bagi mahasiswa untuk melakukan beragam aktivitas. Aktivitas

tersebut merupakan berbagai macam kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan

keberadaan hotspot area sebagai fasilitas kampus yang memang disediakan bagi

mahasiswa ataupun warga kampus yang lain dalam hal ini dosen maupun

karyawan. Ramainya hotspot area memberikan sebuah gambaran bahwa ada

banyak aktivitas yang dilakukan mahasiswa dengan berbagai motif dan makna

yang dilakukan untuk tujuan tertentu.

Dalam mengupas fenomena pemanfaatan Hotspot area disini, tindakan sosial dari

Max Weber merupakan teori yang akan digunakan. Weber sangat tertarik pada

masalah-masalah sosiologis yang luas mengenai struktur sosial dan kebudayaan,

tetapi dia melihat bahwa kenyataan sosial secara mendasar terdiri dari individu-

individu dan tindakan-tindakan sosialnya. Paradigma ini merumuskan sosiologi

sebagai ilmu yang berusaha untuk menafsirkan dan memahami (interpretative

understanding) sebuah tindakan sosial serta antar hubungan sosial untuk sampai

pada penjelasan kausal. Paradigma ini digunakan karena pada dasarnya tindakan

yang dilakukan mahasiswa ketika memanfaatka jaringan internet melalui hotspot

kampus merupakan sebuah tindakan sosial yang di kemukakan oleh Max Weber.

Pemikiran weber jika kita menerima kata-katanya ini sebagaimana adanya,

didasarkan pada pemahamannya tentang tindakan sosial. (S. Turner, 1983). Ia

membedakan tindakan dengan perilaku yang murni reaktif. Konsep perilaku

dimaksudkan sebagai perilaku otomatis yang tidak melibatkan proses pemikiran.

Weber memusatkan perhatiannya pada tindakan yang jelas-jelas melibatkan

campur tangan proses pemikiran (dan tindakan bermakna yang ditimbulkan

olehnya). Antara terjadinya stimulus dengan respons. Secara agak berbeda,

tindakan dikatakan terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada

tindakan mereka. Bagi weber, tugas analisis sosiologi terdiri dari “penafsiran

tindakan menurut makna subjektifnya”.( George Ritzer & Douglas J. Goodman ,

2008:136-137).

Page 86: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Menurut Weber dalam Doyle Paul Johnson (1986:219) tindakan sosial harus

dimengerti dalam hubungannya dengan arti subyektif yang terkandung

didalamnya, orang perlu mengembangkan suatu metode untuk mengetahui arti

subyektif ini secara obyektif dan analitis. Dalam keadaan tidak ada metode seperti

itu, kritik-kritik terhadap berbagai pendekatan subyektif pasti benar yang

menyatakan bahwa aspek-aspek pengalaman individu yang tidak dapat diamati

tidak dapat dimasukkan dalam suatu analisa ilmiah mengenai perilaku manusia.

namun bagi weber, konsep rasionalitas merupakan kunci bagi suatu analisa

obyektif mengenai arti-arti subyektif dan juga merupakan dasar perbandingan

mengenai jenis-jenis tindakan sosial yang berbeda.

Rasionalitas merupakan konsep dasar yang digunakan weber dalam klasifikasinya

mengenai tipe-tipe tindakan sosial. Pembedaan pokok yang diberikan adalah

antara tindakan rasional dan yang non rasional. Singkatnya tindakan rasional

(menurut weber) berhubungan dengan pertimbangan yang sadar dan pilihan

bahwa tindakan itu dinyatakan. Didalam kedua kategori utama, mengenai

tindakan rasional dan non rasional itu (Doyle Paul Johnson,1986:219-220).

Berdasarkan kategorisasi tindakan tentang makna dari sebuah tindakan

berdasarkan rasionalitas yang diungkapkan oleh Weber dalam Doyle Paul Johnson

(1988: 220-221), maka peneliti dapat mengidentifikasi bahwa aktivitas mahasiswa

ketika memanfaatkan hotspot area merupakan sebuah tindakan yang memiliki

makna. Dari definisi mengenai tindakan sosial yang di kemukakan oleh Weber

dapat di pahami bahwa aktivitas mahasiswa ketika memanfaatkan hotspot area

merupakan suatu bentuk tindakan sosial dimana tindakan tersebut mempunyai

makna subyektif bagi dirinya. . Makna subyektif tersebut tergantung pada

pertimbangan yang sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan, apakah tipe

tindakan rasional instrumental, rasional berorientasi nilai, tindakan tradisional

ataupun tindakan afektif.

Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa yang dilihat sebagai sebuah

tindakan sosial memiliki berbagai macam tujuan yang bermacam-macam. Motif

yang ada pada diri setiap subyek dalam memanfaatkan hotspot area sebagai

fasilitas kampus menjadi kajian peneliti dalam melihatnya sebagai sebuah

Page 87: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

tindakan sosial yang terjadi berdasarkan rasionalitas. Secara lebih spesisik penulis

dapat mengklasifikasikan berbagai tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa

sebagai berikut:

1. Rasionalitas Instrumental (Zweckrationalitat).

Tingkat rasionalitas yang paling tinggi ini merupakan tindakan yang ditentukan

oleh harapan terhadap perilaku objek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain.

Harapan ini digunakan sebagai „syarat‟ atau „sarana‟ untuk mencapai tujuan-

tujuan aktor lewat upaya dan perhitungan yang rasional. Individu tersebut lalu

menilai alat yang mungkin dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

dipilih tadi. Hal ini mungkin mencakup pengumpulan informasi, mencatat

kemungkinan-kemungkinan serta hambatan-hambatan yang terdapat dalam

lingkungan, dan mencoba untuk meramalkan konsekuensi-konsekuensi yang

mungkin dari beberapa alternatif tindakan itu. Akhirnya suatu pilihan dibuat atas

alat yang dipergunakan yang kiranya mencerminkan pertimbangan individu atas

efisiensi dan afektivitasnya. Sesudah tindakan itu dilaksanakan, orang itu dapat

menentukan secara obyektif sesuatu yang berhubungan dengan tujuan yang akan

dicapai.

Berkaitan dengan tipe tindakan rasionalitas instrumental (Zweckrationalitat),

dalam hal ini merupakan tipe tindakan yang memiliki tingkat rasionalitas yang

paling tinggi. Tindakan yang dilakukan mahasiswa tersebut meliputi

pertimbangan dan pilihan yang sadar berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan

alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Tindaka mahasiswa tersebut

diantaranya penggunaan jaringan internet lewat hotspot kampus yang bermotif

akademik serta penggunaan shelter untuk aktivitas mengerjakan tugas ,organisasi

maupun kelas. Berbagai tindakan tersebut merupakan tindakan sosial yang

didasarkan atas pertimbangan dan pilihan yang sadar yang kesemuanya

berhubungan dengan tujuan dan alat yang dipergunakan untuk mendapatkan suatu

tujuan akan motif akademik maupun organisasi.

Tindakan mahasiswa memanfaatkan jaringan internet untuk mengerjakan tugas

yang memerlukan bahan dari internet memiliki tujuan yang jelas untuk memenuhi

Page 88: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

tugas yang diberikan dosen. Mereka memanfaatkan program pencari seperti

google, yahoo, ataupun altavista yang memang sudah menjadi kebiasaan

mahasiswa. Selain itu mereka juga sesekali menggunakan internet sebagai sarana

untuk saling mengirim email baik untuk sesama teman ataupun tugas yang perlu

dikirim kepada dosen karena memang ada beberapa dosen yang sudah

memanfaatkan jaringan informasi internet sebagai media untuk perkuliahan

mereka.

Selain itu mereka juga memanfaatkan fasilitas yang dikelola oleh ICT berupa

digital library. Digital library merupakan program yang digunakan untuk mencari

berbagai referensi baik buku, artikel, maupun jurnal yang bersifat online. Selain

itu, mahasiswa juga menggunakan elearning yang bertujuan untuk memberikan

fasilitas perkuliahan online yang mulai diterapkan oleh FKIP. Meskipun pada

prakteknya aktivitas akademik baik pencarian tugas maupun aktivitas elearning

dilakukan mahasiswa hanya ketika ada intervensi dari dosen yang bersangkutan

untuk browsing di internet ataupun memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh

ICT.

Lebih lanjut, jejaring sosial Facebook juga mulai digunakan oleh mahasiswa

untuk saling berinteraksi serta berbagi informasi ataupun jarkom kelas baik

mengenai kegiatan akademik dalam aktivitas perkuliahan maupun yang berkaitan

dengan informasi-informasi dikampus. Jejaring sosial menjadi tempat mereka

berinteraksi karena pemanfaatan teknologi yang diangap lebih praktis dan efisien.

Share informasi menggunakan dianggap lebih leluasa karena mereka bisa

membagi informasi tersebut tanpa batasan besar-kecilnya ukuran file yang ingin

di bagikan. Lain halnya ketika menggunaan handphone yang harus memikirkan

biaya untuk membuka jaroman tersebut. Mereka membentuk suatu grup dimana

didalam grup tersebut terdapat berbagai hal yang berkaitan dengan informasi

mulai dari jarkom kelas, upload tugas, pembagian tugas kelompok, pemberitahuan

nilai hasil tugas dosen, hingga informasi mengenai berbagai hal yang perlu

diketahui mahasiswa. Grup jejaring sosial tersebut dikelola oleh pengurus kelas

sehingga dengan adanya grup tersebut mahasiswa dapat mngetahui berbagai

kegiatan dan saling berbagi informasi.

Page 89: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sistem jaringan internet yang juga dimanfaatkan untuk keadministrasian dan

pengolahan data baik nilai dan proses pengambilan mata kuliah membuat

mahasiswa juga memanfaatkan hotspot ketika mengurus keperluan tersebut. Hal

ini karena memang di UNS sendiri termasuk FKIP menggunakan sistem yang

sudah online walaupun memang aktivitas tersebut sebagian besar hanya dilakukan

oleh mahasiswa ketika pergantian semester terjadi.

Tindakan rasional instrumental yang lainnya juga terlihat ketika mahasiswa

memanfaatkan shelter untuk aktivitas mengerjakan tugas bersama dengan teman-

teman serta untuk keperluan pertemuan kelas ataupun keperluan organisasi.

Shelter yang di desain sebagai tempat mahasiswa beraktivitas juga dimanfaatkan

untuk mengerjakan tugas kuliah bersama-sama dengan teman-teman mereka baik

itu tugas kelompok maupun tugas individu. Tugas kelompok dirasa lebih nyaman

dikerjakan dikampus karena selain tempatnya yang kondusif untuk bekerja

bersama juga karena mereka tidak susah untuk mengumpulkan teman-teman satu

kelompoknya. Lingkungan yang kondusif serta keberadaan fasilitas kampus yang

lengkap membuat mahasiswa menjadi nyaman berada di hotspot area.

Lebih lanjut, aktivitas pertemuan atau rapat kelas dan organisasi juga dilakukan

oleh mahasiswa di shelter. Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa

mahasiswa menganggap hotspot area dalam hal ini bangunan shelter kondusif

untuk aktivitas yang lebih formal. Aktivitas organisasi atau kelas yang berupa

rapat atau koordinasi kadang mereka lakukan di shelter. Hal ini dikarenakan

mereka merasa nyaman untuk berakivitas di ruang terbuka. Selain itu mereka juga

lebih leluasa untuk menggunakannya karena memang di shelter tidak dibatasi

waktu untuk menggunakannya. Lain jika mereka menggunakan kelas karena

ruang kelas di peruntukkan bagi kegiatan perkuliahan yang memang hampir setiap

saat di pakai.

2. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Wertrationalitat).

Tindakan rasional berorientasi nilai merupakan tindakan yang oleh keyakinan

penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, esetis, religius, atau bentuk

perilaku lain, yang terlepas dari prospek keberhasilannya. Alat-alat hanya

Page 90: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar , tujuan-tujuannya

sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut

atau nilai akhir baginya. Nilai-nilai akhir bersifat non rasional dalam hal dimana

seseorang tidak dapat memperhitungkannya secara obyektif mengenai tujuan-

tujuan mana yang harus dipilih. Komitmen terhadap nilai-nilai ini adalah

sedemikian sehingga pertimbangan-pertimbangan rasional mengenai kegunaan

(utility) efisiensi, dan sebagainya tidak relevan.

Tindakan rasional berorientasi nilai tampak pada mahasiswa yang memanfaatkan

jaringan internet untuk pencarian info-info yang up to date dan bermanfaat. Disini

mahasiswa melakukan hal tersebut melalui pertimbangan yang obyektif dan sadar

dengan tujuan yang berorientasi pada nilai yang akan diperoleh. Tujuan yang

ingin dicapai sebagai nilai akhir tidak dapat diperhitungkan secara obyektif. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan rasional

yang berorientasi nilai.

Tindakan rasional berorientasi nilai yang lainnya dapat terlihat pada aktivitas

mahasiswa yang menuangkan pemikirannya pada blog pribadi yang di unggah di

dunia maya dimana orang lain dapat membaca dan bebas memberikan komentar

mengenai isi yang di tulisnya. Tindakan tersebut jelas merupakan tindakan yang

tujuannya sudah ada yaitu menuangkan pemikiran yang di tuangkan dalam tulisan

tersebut namun pada dasarnya nilai akhir yang di inginkan bersifat non rasional

dimana mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat memperhitungkan secara

obyektif tujuan mana yang harus dipilih.

Lebih lanjut, aktivitas mereka memanfaatkan berbagai macam jejaring sosial

untuk berinteraksi dan membangun relasi dengan rekan-rekan mereka yang

lainnya juga merupakan tindakan rasional berorientasi nilai. Membangun relasi

lewat dunia maya memang dimungkinkan terjadi untuk tujuan yang bersifat nilai-

nilai hubungan antar personal dan secara obyektif tidak dapat ditentukan tujuan

yang dipilih.

3. Tindakan Tradisional.

Page 91: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Merupakan tindakan sosial yang bersifat non rasional dimana seorang individu

memperlihatkan perilaku karena kebiasaan tanpa refleksi yang sadar atau

perencanaan. Individu itu akan membenarkan atau akan menjelaskan tindakan itu

kalau diminta dengan hanya mengatakan bahwa dia selalu bertindak dengan cara

seperti itu atau perilaku seperti itu merupakan kebiasaan baginya. Apabila

kelompok-kelompok atau seluruh masyarakat didominasi oleh orientasi ini, maka

kebiasaan dan institusi mereka diabsahkan atau didukung oleh kebiasaan atau

tradisi yang sudah lama mapan sebagai kerangka acuannya, yang diterima begitu

saja tanpa persoalan. Satu-satunya pembenaran yang perlu adalah bahwa, “inilah

cara yang sudah dilaksanakan oleh nenek moyang kami, dan dengan demikian

pula nenek moyang mereka sebelumnya; ini adalah cara yang sudah begini dan

akan selalu begini terus”. Weber melihat bahwa tipe tindakan ini sedang hilang

lenyap karena meningkatnya rasionalitas instrumental.

Tindakan tradisional tampak pada mahasiswa yang memanfaatkan hotspot area

untuk berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya. Aktivitas tersebut

merupakan tindakan yang dilakukan tanpa perencanaan atau refleksi yang sadar.

Tindakan tradisional ini merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat nonrasional.

Tindakan tersebut memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi yang

sadar atau perencanaan. Menurut Weber perilaku seperti itu digolongkan sebagai

tindakan tradisional.

4. Tindakan Afektif.

Merupakan tindakan yang didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi

intelektual atau perencanaan yang sadar. Tindakan tersebut benar-benar tidak

rasional karena kurangnya pertimbangan logis, ideologis, atau criteria rasionalitas

lainnya.

Pada penelitian ini juga ditemukan adanya tindakan afektif dari informan. Hal ini

tampak pada aktivitas mahasiswa yang memanfaatkan jaringan internet melalui

hotspot kampus tanpa mengenal waktu. Selain itu juga tampak pada mahasiswa

yang memanfaatkan jaringan internet untuk bermain game dan aktivitas

mendownload lagu, video, maupun film. Mereka hanya mengedepankan perasaan

Page 92: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Dalam hal ini

pada umumnya mereka melakukan hal tersebut untuk memenuhi kepuasan mereka

melalui hal tersebut. mereka kurang mempertimbangkan alasan yang logis dan

hanya mengikuti pemikiran afektif mereka.

Dari ke empat pengklasifikasian yang diungkapkan oleh Max Weber tindakan

Rasional berorientasi nilai (Wertrationalitat) merupakan tindakan yang cenderung

lebih mendominasi aktivitas mahasiswa di saat berada di hotspot area kampus.

Hal ini dikarenakan aktivitas tersebut tampak lebih banyak dilakukan berdasarkan

data primer yang ada. Dari observasi serta jawaban informan dapat di mengerti

bahwa apa yang menjadi tindakan mahasiswa lebih didominasi oleh tujuan yang

tidak dapat diperhitungkan secara obyektif oleh mahasiswa yang

memanfaatkannya.

Pengklasifikasian tindakan tersebut merupakan gambaran mengenai tindakan

subjektif dari seorang manusia dalam aktivitas kehidupannya. Meskipun pada

kenyataannya tidak semua tindakan dapat dimasukkan kedalam pengklasifikasian

tersebut. Namun secara garis besar, tindakan rasional maupun non rasional dari

seorang individu memiliki motivasi dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Secara

lebih rinci, penjelasan mengenai pengklasifikasian tipe tindakan sosial dalam

aktivitas mahasiswa dalam memanfaatkan hotspot area dapat dilihat didalam table

dibawah ini.

Page 93: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel 4. Klasifikasi Tipe Tindakan Sosial dalam Aktivitas Mahasiswa dalam

Memanfaatkan Hotspot Area Kampus FKIP UNS

Tindakan

Rasionalitas

instrumental

Tindakan

Berorientasi

Nilai

Tindakan

Tradisional

Tindakan

Afektif

- Aktivitas

dengan motif

akademik

diantaranya

untuk mencari

bahan untuk

perkuliahan

dan tugas dari

dosen

(memanfaatkan

blog dosen

baik lewat e

learning FKIP

maupun

berkirim e

mail)

- Pemanfaatan

jejaring sosial

untuk

kepentingan

akademik

berupa saling

berbagi

informasi

dengan

mahasiswa lain

(saling berbagi

materi

perkuliahan,

kepentingan

jarkom kelas,

berbagi

informasi

akademik, dsb)

- Penggunaan

hotspot utuk

mendapatkan

jaringan

internet untuk

keperluan

- Pemanfaatan

jaringan

internet untuk

mencari

artikel atau

informasi

yang up to

date baik

lewat blog

maupun situs

berita on line,

- Aktivitas

menuangkan

pemikirannya

melalui blog

on line yang

dapat di baca

khalayak

pengunjung

dunia maya.

- Pemanfaatan

jejaring sosial

untuk

berinteraksi

dan

membangun

relasi dengan

teman atau

orang lain

lewat dunia

maya.

- Pemanfaatan

shelter untuk

berkumpul dan

mengobrol

dengan teman-

teman saat

berada

dikampus.

- aktivitas

mahasiswa

yang

memanfaatka

n jaringan

internet

melalui

hotspot

kampus

tanpa

mengenal

waktu.

- Aktivitas

memanfaatka

n jaringan

internet

untuk

bermain

game dan

aktivitas

mendownloa

d lagu, video,

maupun film.

Page 94: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

keadministrasi

an mahasiswa

melalui situs

fakultas

maupun

universitas.

- Pemanfaatan

shelter di

hotspot area

untuk

berkumpul

dengan

mahasiswa lain

untuk

mengerjakan

tugas kuliah.

- Pemanfaatan

shelter untuk

kegiatan

koordinasi atau

rapat kelas

maupun

organisasi.

Sumber: Data primer diolah

Page 95: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh pada penelitian

tentang pemanfaatan Hotspot Area sebagai fasilitas penunjang aktivitas

mahasiswa maka pemanfaatannya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Dalam memanfaatkan fasilitas hotspot kampus, mahasiswa menggunakannya

untuk aktivitas akademik maupun non akademik dengan beberapa poin

penting berikut ini:

a) Kemunculan fasilitas hotspot yang sekarang di miliki dan dimanfaatkan

FKIP dalam lingkungan kampus menjadi fasilitas yang banyak

dimanfaatkan mahasiswa untuk mengakses jaringan internet

menggunakan gadget yang dapat menangkap signal Wi-fi yang

merupakan radio frekuensi dari access point. Hal ini terlihat dari

banyaknya mahasiswa yang berada di shelter dan loby gedung yang

merupakan fasilitas yang dibangun dan disediakan pihak fakultas agar

mahasiswa nyaman ketika mengakses internet lewat hotspot.

b) Ramainya hotspot area kampus selain karena tempatnya yang nyaman

bagi mahasiswa juga karena alasan pemanfaatan fasilitas kampus.

Selain itu juga karena pemanfaatan jaringan internet lewat hotspot

kampus dirasakan lebih ekonomis dan efisien bagi mahasiswa.

c) Intensitas pemanfaatan jaringan internet di hotspot kampus terbagi

menjadi tiga bagian yaitu ada yang tergantung keperluan saja ketika

kebetulan berada di kampus menunggu kuliah, ada yang hampir setiap

hari memanfaatkan hotspot ketika waktu luang kuliah, dan ada yang

dengan sengaja meluangkan waktu untuk memanfaatkan hotspot.

Mayoritas penggunaannya 2 sampai 3 jam. Namun ada yang lebih

karena untuk tujuan tertentu.

d) Mahasiswa menggunakan fasilitas hotspot yang telah di sediakan oleh

pihak fakultas untuk berbagai keperluan baik keperluan akademik

Page 96: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

maupun non akademik. Aktivitas pemanfaatan jaringan internet dari

hotspot tersebut mereka untuk berbagai kepentingan dengan tujuan

yang berbeda-beda. Perbedaan pemanfaatan tersebut dapat terlihat dari

intensitas dan motif penggunaan hotspot, situs yang sering mereka

kunjungi, dan manfaat yang dirasakan setelah melakukan kunjungan

terhadap situs atau link yang dituju.

2. Selanjutnya adalah mengenai implikasi lebih lanjut dari keberadaan

hotspot area berupa shelter dan berbagai fasilitas lain yang memang

dibangun untuk menunjang keberadaan jaringan internet melalui sinyal

wi-fi dari hotspot di lingkungan FKIP UNS itu sendiri adalah sebagai

berikut:

a) Keberadaan Hotspot Area di FKIP juga banyak digunakan

mahasiswa untuk berbagai aktivitas yang tidak berkaitan dengan

pemanfaatan jaringan internet. Mahasiswa memanfaatkannya untuk

berkumpul dan untuk berbagai keperluan baik keperluan akademik,

kepentingan kelas maupun organisasi.

b) Selain aktivitas pemanfaatan hotspot menggunakan gadget untuk

mendapatkan signal wi-fi, mahasiswa yang berada di hotspot area

juga melakukan aktivitas lain mulai dari kumpul-kumpul dengan

teman untuk sekedar ngobrol, diskusi dengan teman mengenai

materi perkuliahan, mengerjakan tugas kuliah baik tugas individu

maupun tugas kelompok, maupun koordinasi kegiatan kelas hingga

aktivitas rapat organisasi kampus.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas,

maka implikasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

Page 97: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dalam penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial

yang dikemukakan oleh Max Weber. Teori ini berperan besar dalam

menganalisis data yang telah ditemukan di dalam penelitian dimana peneliti

ingin melihat fenomena pemanfaatan hotspot area sebagai fasilitas penunjang

aktivitas mahasiswa.

Hotspot area sebagai ruang tindakan sosial mahasiswa memberikan

ruang bagi aktivitas mahasiswa didalam kampus untuk berbagai kegiatan yang

bersifat akademik maupun non akademik. Tindakan mahasiswa dalam

memanfaatkan berbagai fasilitas kampus tentunya memiliki orientasi yang

berbeda-beda. Orientasi tersebut sangat bergantung dengan konteks setiap

mahasiswa dalam tindakan tesebut. Hotspot area terlihat ramai ketika

mahasiswa dengan berbagai aktivitasnya memenuhi ruang-ruang fasilitas hotspot

area untuk berbagai tujuan tertentu dimana setiap aktivitas dari mahasiswa

tersebut tentunya memiliki orientasi dan motif yang berbeda-beda sesuai dengan

tujuan masing-masing.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah adanya aktivitas mahasiswa

dalam memanfaatkan hotspot sebagai tempat mengakses internet menggunakan

signal wi-fi untuk berbagai tujuan baik tujuan akademik maupun tujuan non

akademik. meskipun pada kenyataannya pemanfaatannya cenderung kearah non

akademik, namun dengan peran serta berbagai pihak pemanfaatan hotspot

tersebut diarahkan ke hal-hal yang positif.

Keberadaan fasilitas tersebut memiliki implikasi lebih lanjut mengenai

pemanfaatan hotspot area itu sendiri. Hotspot area sebagai sebuah bangunan

dengan tujuan untuk memanfaatkan signal wi-fi ternyata juga dapat bermanfaat

bagi ruang mahasiswa untuk berkumpul, berdiskusi dan melakukan aktivitas

organisasi yang membutuhkan ruang untuk berkumpul membahas kepentingan

organisasi atau kelas.

Page 98: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Implikasi Metodologis

Implikasi metodologi dalam penelitian ini menggunakan metode

Fenomenologi dimana perspektif ini memandang perilaku manusia, apa yang

mereka katakan, apa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari

bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri.

Penelitian dengan pendekatan fenomenologi berusaha untuk memahami

makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia didalam situasinya yang

khusus. Penelitian dengan cara ini dimulai dengan sikap diam dan terbuka tanpa

prasangka. Artinya, peneliti tidak menganggap dirinya mengetahui makna dari

berbagai hal yang terjadi dan ada pada orang-orang yang sedang dipelajarinya.

Sikap diam dan terbuka ini merupakan usaha untuk bisa menangkap segala

kemungkinan (dengan pikiran tanpa prasangka dan tidak berpikir prediktif) dari

apa yang sedang dipelajari. Dengan demikian cara fenomenologis menekankan

pada berbagai aspek subjektif dari perilaku manusia supaya dapat memahami

tentang bagaimana dan apa makna yang mereka bentuk dari berbgai peristiwa

didalam kehidupan mereka sehari-hari. Penelitian ini berusaha untuk memahami

serta menangkap makna dari pemanfaatan fasilitas Hotspot Area dilingkungan

kampus Kentingan FKIP UNS .

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang pemanfaatan

Hotspot Area sebagai fasilitas penunjang aktivitas mahasiswa maka peneliti

memberikan saran-saran untuk menambah wawasan:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa harus meningkatkan pemanfaatan media internet untuk aktivitas

akademik. Mahasiswa harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang dunia

maya berupa jaringan internet dan menggunakannya dengan baik sehingga

dapat menimbulkan efek positif bagi kualitas pribadi masing-masing.

Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut mahasiswa akan mempunyai potensi

dan kualitas yang lebih baik untuk menghadapi tantangan globalisasi yang

semakin kompleks dari waktu ke waktu. Dengan memanfaatkan hotspot

Page 99: PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS …/Pemanfaatan...PEMANFAATAN HOTSPOT AREA SEBAGAI FASILITAS PENUNJANG

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

sebagai fasilitas untuk mendapatkan jaringan internet akan berdampak

kepada wawasan mahasiswa untuk mengikuti perkembangan zaman sesuai

tuntutan persaingan global.

2. Bagi dewan dosen

Bagi dewan dosen agar ikut memanfaatkan teknologi informasi berupa

jaringan internet serta mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan jaringan

internet untuk kepentingan akademik sehingga mahasiswa terbiasa dengan

teknologi dan mampu bersaing dengan mahasiswa lain yang juga

memanfaatkan teknologi dalam kegiatan akademik.

3. Bagi ICT FKIP UNS

Bagi ICT FKIP UNS selaku lembaga yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan serta mendukung pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi agar lebih gencar mensosialisasikan pemanfaatan jaringan internet

diranah akademik dengan memanfaatkan fasilitas situs FKIP UNS yang juga

terintegrasi dengan masing-masing mahasiswa. Pembatasan situs juga perlu

dilakukan bagi situs yang tidak berkaitan dengan aktivitas akademik. Selain

dengan sosialisasi, pelatihan juga dapat dilakukan bagi para dosen,

mahasiswa, maupun segenap karyawan FKIP untuk lebih faham dan

mendalami fasilitas yang ada agar lebih maksimal dalam penggunaan fasilitas

tersebut.

4. Bagi FKIP UNS

Bagi FKIP UNS selaku lembaga pendidikan agar lebih meningkatkan sarana

dan prasarana yang menggunakan teknologi sebagai fasilitas penunjang

aktivitas mahasiswa seperti perbaikan fasilitas, maupun peningkatan

pelayanan berbasis online. Agar mahasiswa lulusan FKIP UNS dapat bersaing

dengan lulusan universitas lain di dunia kerja baik skala nasional maupun

internasional.