pbl 2 forensik fix.docx

36
SKENARIO Seorang pria 29 tahun ditemukan tewas, terbaring di jalan, dan diduga ditikam. Sebuah luka akibat senjata tajam ditemukan di dada kirinya. Penyidik dari kepolisian meminta dilakukannya otopsi untuk mengungkapkan penyebab kematian dari korban tersebut di atas. KATA SULIT Otopsi adalah pemeriksaan post mortem sesosok mayat, yang meliputi organ-organ dan struktur-struktur dalam setelah dilakukan diseksi, untuk menentukan sebab kematian atau sifat-sifat perubahan patologis. (1) KATA KUNCI a. Laki – laki 29 tahun b. Tewas c. Terbaring di jalan d. Diduga ditikam e. Trauma akibat senjata tajam di dada kiri PERTANYAAN 1. Organ apa yang kemungkinan terkena akibat trauma benda tajam ? 2. Bagaimana patomekanisme penyebab kematian dan komplikasi apa yang menyebabkan kematian ? 3. Bagaimana deskripsi luka akibat senjata tajam dan hasil pemeriksaan dalam ? 1

Upload: asry-wahid

Post on 11-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: pbl 2 forensik fix.docx

SKENARIO

Seorang pria 29 tahun ditemukan tewas, terbaring di jalan, dan diduga ditikam.

Sebuah luka akibat senjata tajam ditemukan di dada kirinya. Penyidik dari kepolisian

meminta dilakukannya otopsi untuk mengungkapkan penyebab kematian dari korban

tersebut di atas.

KATA SULIT

Otopsi adalah pemeriksaan post mortem sesosok mayat, yang meliputi organ-organ

dan struktur-struktur dalam setelah dilakukan diseksi, untuk menentukan sebab

kematian atau sifat-sifat perubahan patologis.(1)

KATA KUNCI

a. Laki – laki 29 tahun

b. Tewas

c. Terbaring di jalan

d. Diduga ditikam

e. Trauma akibat senjata tajam di dada kiri

PERTANYAAN

1. Organ apa yang kemungkinan terkena akibat trauma benda tajam ?

2. Bagaimana patomekanisme penyebab kematian dan komplikasi apa yang

menyebabkan kematian ?

3. Bagaimana deskripsi luka akibat senjata tajam dan hasil pemeriksaan dalam ?

4. Apakah agen penyebab berdasarkan gambar ?

5. Apakah trauma pada skenario terjadi sebelum atau sesudah kematian ?

6. Bagaimana MCOD dari kasus pada skenario ?

7. Bagaimana menentukan waktu kematian pada skenario ?

8. Bagaimana aspek medikolegal sesuai hukum yang berlaku berdasarkan

skenario ?

9. Bagaimana perspektif islam mengenai skenario di atas ?

1

Page 2: pbl 2 forensik fix.docx

PEMBAHASAN

1. Organ apa yang kemungkinan terkena akibat trauma benda tajam ?

Kulit

Berdasarkan struktur histology, lapisan kulit secara garis besar terdiri dari 3

lapisan yaitu epidermis, dermis dan subkutis.

1) Lapisan Epidermis terdiri atas : stratum korneum yang merupakan lapisan

terluar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti,

dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), stratum

lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang

berubah menjadi protein yang disebut eleidin, stratum granulosum merupakan

2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti

diantaranya, stratum spinosum yang terdiri atas beberapa lapis sel yang

berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses

mitosis dan terdapat sel langerhans serta mengandung banyak glikogen,

stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus(kolumner) dan melanosit.

2) Lapisan Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari

epidermis. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu pars papilare yang menonjol ke

epidermis, berisi ujung saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu

bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas

serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3) Lapisan Subkutis dalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar

berisi sel-sel lemak di dalamnya. Terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh

darah, dan getah bening.

2

Page 3: pbl 2 forensik fix.docx

Dinding toraks

1) Anatomi : Dinding toraks dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit. Tulang

pembentuk dinding dada terdiri atas : tulang iga (12 buah), vertebra torakalis

(12 buah), sternum (1 buah), klavikula (2 buah), dan skapula (2 buah). Otot

pembatas rongga dada terdiri dari otot ekstremitas superior (Muskulus

pectoralis mayor, muskulus pektoralis minor, muskulus serratus anterior,

muskulus subklavius), otot anterolateral abdominal (muskulus abdominal

oblikus eksternus, muskulus rectus abdominis), dan otot toraks intrinsik

muskulus interkostalis eksterna, muskulus interkostalis interna, muskulus

sternalis, muskulus toraksis transversus).

a. Batas atas thoraks berada pada kalvikula di anterior dan pada

perhubungan antara C7-T1 vertebra di posterior. Pintu atas thoraks

terdapat arteri besar (A. carotis Communis, A. vertebralis), vena jugularis

anterior dan vena jugularis interna, trachea, esophagus, dan medulla

spinalis.

b. Daerah dalam thorak dapat ditemukan jantung dan permbuluh darah

coroner, pembuluh darah besar termasuk aorta ascenden, arcus aorta, a. et

v. anonima, a. et v. subclavia dextra, a. carotis communis, a. et v.

subclavia sinister, aorta descenden, v. cava superior et sinister, v. azygos,

v. brachiocephalica, a. et v. pulmonalis, trachea distal, broncus primer,

paru, esophagus.

c. Batas bawah dideskripsikan terdapat diaphragm yang melekat di anterior

setinggi T6 dan bersambung membenruk garis miring / mengikuti arcus

costa ke posterior setinggi T12. Jika terdapat penetrasi perlukaan thoraks

di bawah T4 (nipple line) mempunyai kemungkinan yang besar

melibatkan struktur abdomen.

2) Fisiologi : Fungsi pernapasan meliputi :

a. Ventilasi : menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar

dari hidung atau mulut pada proses bernapas.

3

Page 4: pbl 2 forensik fix.docx

b. Difusi : secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan

molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah

yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam

paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi

membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya

menembus dinding sel darah merah, selanjutnya masuk ke inferior sel

darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin.

c. Distribusi : udara yang telah memasuki saluran napas didistriusikan ke

seluruh paru ; kemudian masuk ke dalam alveoli. Disrtibusi juga

berlangsung di pembuluh darah yang mana darah yang telah mengandung

oksigen akan didistribusikan ke jaringan dan sebaliknya darah yang

mengandung karbondioksida didistrubusikan kembali ke paru.

d. Perfusi : diartikan sebagai sikulasi darah di pembuluh kapiler.

Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping

dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang

berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster)

yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2

lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput

bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura

visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan

tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh

darah. Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih

bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.

Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus respirasi,

kemudian menjadi duktus alveolaris. Pada dinding duktus alveolaris mangandung

gelembung-gelembung yang disebut alveolus.

4

Page 5: pbl 2 forensik fix.docx

Kapasitas paru-paru adalah udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu

melakukan pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume

udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml. Volume udara tidal

orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml. ketika menarik napas

dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai 1500 ml. Udara

ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menarik napas sekuat-kuatnya,

volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan

udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi

masih ada sisa udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara

sisa ini dinamakan udara residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital

+ volume residu =4500 ml/wanita dan 5500 ml/pria.

Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi

diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita bernapas. Pada waktu

bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam

alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel

alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin

yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh

darah ke seluruh tubuh. Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga

oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan

dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah yang akhirnya

sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida dikeluarkan melalui saluran

pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas. Dengan demikian dalam

alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung

dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri

serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9

cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425

gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak

5

Page 6: pbl 2 forensik fix.docx

100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah

atau setara dengan 7.571 liter darah.

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,

bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus

xiphoideus. Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis

costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada

pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum

Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra

di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira

9 cm di kiri linea medioclavicularis. Selaput yang membungkus jantung disebut

pericardium dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum

pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan

antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah lapisan paling luar dari

jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah

lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endocardium.

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan

sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan

ventrikel dikenal dengan bilik. Diantara atrium kanan dan ventrikel kana nada

katup yang memisahkan keduanya yaitu ktup tricuspid, sedangkan pada atrium

kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral.

Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup

pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel. Fungsi utama jantung adalah

memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot

jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai

kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena

rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel

mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai

lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung

6

Page 7: pbl 2 forensik fix.docx

untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik.

Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada

celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali

gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya

potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler

(nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

Oleh karena itu jantung tidak pernahistirahat untuk berkontraksi demi memenuhi

kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan

dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan

dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira 1⁄2 inchi diatas katup

aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol

dan kapilerke dalam dinding ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2

di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung

masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan

bermuara.

Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis.

Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan

kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil,

vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai

tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi

sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole

lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior,

vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan. Sirkulasi sistemik

mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggi dan membawa

oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan

CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler

sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler.

7

Page 8: pbl 2 forensik fix.docx

Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari

volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada

vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler.(2)

2. Bagaimana patomekanisme penyebab kematian dan komplikasi apa yang

menyebabkan kematian ?

Berdasarkan karakteristik luka yakni tepi dan dinding luka rata, berbentuk

garis atau celah, tidak ada jembatan jaringan, dengan sudut luka keduanya lancip,

maka diperkirakan luka tersebut diakibatkan oleh benda tajam bermata satu atau

bermata dua. Trauma tajam pada rongga dada akibat luka tusukan yang

menembus rongga dada, paru-paru dan pembuluh darah disekitarnya bahkan

jantung dan pembuluh darah besar yang ada disekitarnya. Diperkirakan luka

yang mengenai jantung dan pembuluh darah besar disekitarnya inilah yang

menyebakan perdarahan yang mengakibatkan banyak kehilangan darah sehingga

jika dibiarkant erus menerus maka dapat mengakibatkan syok hipovolemik yakni

suatu keadaan terganggunya sirkulasi akibat volume darah yang berkurang,

sedang menurut Moritz, kehilangan darah 400-500 ml sudah dapat menyebabkan

kematian. Perdarahan yang terjadi ini dapat menurunkan tekanan pengisian

pembuluh darah rata-rata dan menurunkan aliran darah balik ke jantung sehingga

curah jantung menurun sehingga sebagai mekanisme homeostatis tahanan

vaskular akan meningkat,namun metabolism otak dan jantung membutuhkan

energy yang sangat tinggi dan kedua dan semuanya bergantung pada

ketersediaan oksigen yang terganggu akibat trauma pada jantung dan pembuluh

darah besar ini. Ketika tekanan arteri rata-rata (MAP) jatuh hingga <60 mmHg

maka darah ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua organ akan

terganggu, dan apabila kondisi ini berlanjut maka akan menimbulkan kegagalan

sirkulasi bahkan kematian . selain itu trauma pada jantung dan pembuluh darah

besar disekitarnya ini juga dapat menyebabkan darah terkumpul pada kandung

jantung lebih cepat daripada yang keluar dari kandung jantung, baik karena

8

Page 9: pbl 2 forensik fix.docx

kandung jantung terbendung bekuan darah sehingga hal ini pun dapat

memperberat kondisi tersebut. (3)

Selain itu sebagaimana kita ketahui selain jantung dalam rongga dada terdapat

paru-paru sebagai organ vital, sehingga bilamana benda tajam tersebut

menembus paru da pembuluh darah disekitarnya juga akan mengakibatkan

kondisi yang memperberat kondisi sebelumnya. Bilamana tusukan mengenai

paru dan pembuluh darah serta menyebabkan robekan mara darah akan

merembes dan terakumulasi di cavum pleura sehingga menyebabkan gangguan

pengembangan paru yang pada akhirnya secara tidak langsung mengganggu

system respirasi, menyebabkan kondisi gagal nafas dan pad akkhirnya hypoksia

dan bila dibiarkan berlanjut maka akan myebabkan terjadinya iskemia pada

berbagai organ dan menyebabkan kematian.(4)

3. Bagaimana deskripsi luka akibat senjata tajam dan hasil pemeriksaan

dalam ?

1) Pemeriksaan luar

Gambar 2.2.3

Tampak ujung jari-jari kaki pucat

Gambar 2.2.0 Jumlah luka : 1 buah luka Lokasi : dada kiri atas, absis dan ordinat tidak dapat dihitung Jenis luka : luka terbuka Sifat luka : luka tusuk

9

Page 10: pbl 2 forensik fix.docx

Ukuran luka : panjang = 1,1 cm, lebar = 0,5 cm Karakteristik luka

- Tepi luka : reguler

- Ujung luka : runcing

- Dalam luka : tidak dapat dinilai

- Dasar luka : rata

2) Pemeriksaan dalam

Gambar 2.2.2 Resapan darah dijumpai pada pembukaan kulit Pada dada kiri dijumpai satu luka tusuk Dijumpai beberapa lubang pada paru-paru kiri atas setinggi costa dua dan

costa tiga Dijumpai satu lubang pada aorta dan satu lubang pada atrium kanan

jantung Jantung berisi cairan bergumpal warna hitam, yang merupakan gumpalan

darah Kedua paru berwarna merah kehitaman.

Gambar 2.2.5

Tampak banyak terjadi koagulasi darah berwarna coklat kehitaman. (5)

4. Apakah agen penyebab berdasarkan gambar ?

Berdasarkan luka yang ditemukan pada skenario, kemungkinan agen

penyebab yaitu trauma benda tajam bermata satu atau dua.

5. Apakah trauma pada skenario terjadi sebelum atau sesudah kematian ?

Luka intravital dan postmortem

10

Page 11: pbl 2 forensik fix.docx

Pada luka di tubuh perlu ditentukan apakah luka tersebut sebelum atau

sesudah kematian sehingga perlu di cari adanya tanda-tanda intravital. Tanda

intravital merupakan tanda yang menunjukkan bahwa :

1) Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi trauma. Gambaran secara

umumnya berupa :

a. Retraksi jaringan

b. Retraksi vaskuler

c. Reaksi mikroorganisme/infeksi

d. Reaksi biokimia

2) Organ dalam masih berfungis ketika terjadi trauma. Gambaran secara umum

berupa: (6)

a . Pendarahan hebat

b. Emboli udara

c . Pneumotoraks

d. Krepitasi kulit

Retraksi jaringan pada luka intravital terjadi karena serabut-serabut elastic

dibawahkulit terpotong dan kemudian mengkerut sambil menarik kulit diatasnya.

Pada luka akibat trauma biasanya terjadi reaksi vaskuler berupa memar atau

contusio. Padaluka yan terjadi pada korban yang masih hidup luka akan berwarna

merah kecoklatan ataukekuningan sedang luka yang terjadi setelah korban

meninggal akan terlihat nerwarna abu-abu muda atau kuning.(6,7)

Infeksi dapat terjadi pada korban dalam keadaan hidup yang mendapatkan

trauma terbuka. Luka yang mengalami infeksi dan menunjukkan ciri-ciri sebagai

berikut.

a. Warna kemerah-merahan

b. Bengkak

c. Pus

d. Jaringan granulasi pada luka lama

11

Page 12: pbl 2 forensik fix.docx

Trauma yang terjadi pada orang hidup akan menimbulkan perdarahan yang

banyak sebab jantung masih bekerja sehingga darah rang terpompa akan terus

keluar lewat lukatersebut. Pada luka postmortem darah hanya keluar secara pasif

karena pengaruh gravitasi sehingga darah yang keluar hanya sedikit. (6)

Tattoase merupakan reaksi pada luka tembak jarak menengah yang hanya

terjadi padaluka intravital. Karena itu tattooase dapat digunakan untuk

membedakan apakah lukatersebut merupakan luka intravital atau posrmortem.

Pada luka tembak intravital jarak sedang tattoase akan berwarna merah

kecoklatan atau merah kekuningam. Pada luka postmortem mesiu menimbulkan

luka yang berwarna abu-abu muda atau kekuningan.(7)

6. Bagaimana MCOD dari kasus pada skenario ?

Pada kasus didapatkan lokasi luka tusuk terdapat didada kiri bagian atas,

maka organ yang dapat mengenai lokasi tersebut kemungkinan mengenai paru-

paru/Jantung. Jika terkena paru-paru , maka akan menghambat sistem

pernafasan. Hal ini dapat terjadi apabila setelah terjadi luka, kemungkinan terjadi

perdarahan dan darah akan terakumulasi di paru-paru yang dapat menimbulkan

haemotorax. Dimana haemotorax ini dapat mengganggu pengembangan dari paru

yang akhirnya secara tidak langsung akan mengganggu pengambilan O2

sehingga terjadi gagal nafas dimana sistem pernapasan tidak mampu untuk

mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dengan sel-sel

tubuh yang sesuai dengan kebutuhan tubuh normal. dan akhirnya menyebabkan

hypoxia dan apabila terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan

terjadinya iskemia pada berbagai organ dan berujung pada kematian.

Karena benda tajam mengenai dada kiri dan sampai ke jantung akan

menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan ini apabila terjadi terus-

menerus dalam waktu yang lama akan menimbulkan suatu keadaan yang disebut

syok hipovolemik. Yaitu suatu keadaan dimana terganggunya sistem sirkulasi

akibat dari volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Perdarahan

12

Page 13: pbl 2 forensik fix.docx

yang terjadi akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan

menurunkan aliran darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan

penurunan curah jantung. Curah jantung yang rendah dibawah normal akan

menimbulkan beberapa kejadian pada beberapa organ, yaitu Ketika curah

jantung turun tahanan vaskuler sistemik akan berusaha untuk meningkatkan

tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi jantung dan otak

melebihi jaringan lain. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di

jantung dan otak sangata tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu

menyimpan cadangan energi. Sehingga keduanya sangat bergantung pada

ketersediaan oksigen dan nutrisi tetapi sangat rentang bila terjadi iskemia yang

berat untuk waktu yang melebihi kemampuan toleransi jantung dan otak.

Ketika tekanan arterial rata-ratan (mean arterial presure / MAP) jatuh hingga

< 60 mmHg maka aliran ke organ akan turun drastis dan fungsi sel disemua

organ akan terganggu. Apabila hal ini terus-menerus terjadi maka akan

menimbulkan suatu yang disebut “gagal sirkulasi” dan akan menimbulkan

kematian. Seperti yang kita ketahui di rongga toraks terdapat 2 organ vital yang

sangat penting yaitu jantung dan paru-paru. Apabila luka tusuk mengenai daerah

dada (toraks) maka apabila mengenai jantung maka akan menimbulkan

kegagalan sirkulasi yang dapat mengancam jiwa seseorang.

13

Page 14: pbl 2 forensik fix.docx

MCOD

Ia : gangguan sirkulasi

Ib : Perdarahan massif

Ic : Robekan pada jantung

Id : Trauma akibat benda tajam

7. Bagaimana menentukan waktu kematian pada skenario ?

Berdasarkan skenario di atas, tidak semua orang berhak atau mampu

menentukan waktu kematian. Yang berwenang menentukan waktu kematian

yaitu ahli patologi forensik di laboratorium forensik dengan menilai :

1) Body temperatur (suhu tubuh mayat)

Suhu tubuh turun pada tingkat yang diperkirakan 0,8 K setiap jam dari saat u

kematian, tetapi selalu berubah tergantung suhu sekitarnya, tingkat

kelembaban, pergerakan udara dan lemak tingkat dalam tubuh.

2) Hardening (pengerasan mayat)

Kaku mayat atau rigor mortis terjadi antara hanya 30 menit dan 3 jam setelah

kematian. Rigor mortis pertama menjadi jelas di kelopak mata dan rahang

14

Kegagalan sirkulasi

Perdarahan massif

Robekan pada jantung

Trauma akibat benda tajam

Page 15: pbl 2 forensik fix.docx

korban dan menyebar ke seluruh tubuh kira – kira 6 sampai 12 jam, sebelum

surut lagi setelah 6 sampai 12 jam.

3) Truth lies in the eyes (melihat kondisi mata mayat)

Bola mata menjadi lebih halus akibat kurangnya tekanan cairan di belakang

mata. Hal ini dapat terjadi 3 jam setelah kematian.

4) Skin colour (warna kulit)

Dari sekitar 48 jam setelah kematian, bakteri mulai berkembang biak pada

kulit sehingga berwarna kehijauan. Ini dimulai pada daerah perut bawah

menyebar ke luar dan mempengaruhi tangan dan kaki. Sekitar 4 – 7 hari

kematian kulit akan berubah seperti memar yang ditandai dengan pembuluh

darah dalam tubuh menjadi lebih dekat ke permukaan kulit sehingga menjadi

lebih mudah terlihat.(8)

8. Bagaimana aspek medikolegal sesuai hukum yang berlaku berdasarkan

skenario ?

Pasal 90

Luka berat berarti:

a. jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali,

b. atau yang menimbulkan bahaya maut.

c. tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan

pencarian.

d. kehilangan salah satu panca indera.

e. mendapat cacat berat.

f. menderita sakit lumpuh.

g. terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.

h. gugur atau matinya kandungan seorang perempuan. (9)

15

Page 16: pbl 2 forensik fix.docx

Pasal 351

(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan

pidana(9)

penjara paling lama lima tahun.

(3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh

tahun.(9)

Pasal 338

Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena

pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. (9)

Pasal 340

Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas

nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana

mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama

dua puluh tahun. (9)

Pasal 344

Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang

jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun. (9)

16

Page 17: pbl 2 forensik fix.docx

9. Bagaimana perspektif islam mengenai skenario di atas ?

1) Definisi Bedah Mayat (Otopsi)

Otopsi secara bahasa berarti pengobatan penyakit dengan jalan memotong

atau mengiris bagian tubuh manusia yang sakit atau operasi. Dalam bahasa

arab dikenal dengan istilah Jirahah atau amaliyah bil al jirahah yang berarti

melukai, mengiris atau operasi pembedahan. Bedah mayat oleh dokter Arab

dikenal dengan istilah at tashrih jistul al mauta. Dalam bahasa inggris dikenal

istilah autopsy yang berarti pemeriksaan terhadap jasad orang yang mati untuk

mencari sebab-sebab kematianya.

Dalam terminologi ilmu kedokteran otopsi atau bedah mayat berarti suatu

penyelidikan atau pemeriksaan tubuh mayat, termasuk alat-alat atau organ

tubuh dan susunanya pada bagian dalam setelah dilakukan pembedahan

dengan tujuan menentukan sebab kematian seseorang, baik untuk kepentingan

ilmu kedokteran maupun menjawab misteri suatu tindak kriminal.

2) Landasan (Teori) Hukum Otopsi

Semua penemuan baru sebagai hasil dari perekembangan teknologi

tersebut, hendaknya disejalankan dengan kaidah-kaidah hukum Islam, seperti

otopsi menurut pandangan Hukum Islam.

Adapaun teori yang dapat menjawab persolan pedah mayat (otopsi) adalah

sebagai berikut :

1.    Al-qur’an

الله لغير به اهل وما الخنزير ولحم والدم الميتة عليكم حرم انما

رحيم غفور الله ان عليه اثم فال والعاد باغ غير اضطر فمن

“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging

babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain

Allah. Tetapi barang siapa dalam keadan terpaksa (memakannya) sedang ia

tidak menginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa

baginya.” (QS.Al Baqoroh : 173)

17

Page 18: pbl 2 forensik fix.docx

2. Kaidah-kaidah Fiqh

المحظورات        - تبيح الضرورات

“Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”

اخفهما        - بارتكاب ضرارا اعظمهما روعي تعارضمفسدتان اذا

“Apabila dua mafsadah bertentangan, maka perhatikan mana yang lebih

besar mudaratnya dengan mengerjakan yang lebih ringan mudaratnya”

الواجب        - فهو االبه الواجب مااليتم

“Apabila kewajiban tidak bisa dilaksanakan karena dengan adanya suatu

hal, maka hal tersebut juga wajib”

الخاصة        - المصلحة على مقدمة العامة المصلحة

“kemaslahatan publik didahulukan daripada kemaslahatan individu”

العام        - الضرر الجل الضرر يتحمل

“kemudaratan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak kemudaratan

yang bersifat umum”

3) Analisis Terhadap Hukum Otopsi

Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan tentang status hukum bedah

mayat dalam perspektif Hukum Islam. Beberapa hal pokok hukum agama

Islam tentang mayat :

a. Islam menyuruh menghormati mayat. Sesuai dengan firman Allah dalam

surat Al-Isra’ ayat 70.

b. Agama Islam melarang merusak tubuh mayat dan melanggar

kehormatanya.

c. Agama Islam mengutamkan kepentingan orang hidup dari pada

memelihara keutuhan tubuh mayat.

18

Page 19: pbl 2 forensik fix.docx

4) Hukum Pembedahan Menurut Pandangan Ulama

a. Menurut Imam Ahmad bin Hambali

Seseorang yang sedang hamil dan kemudian ia meninggal dunia, maka

perutnya tidak perlu dibedah, kecuali sudah diyakini benar, bahwa janin

yang ada didalamnya masih hidup.

b. Menurut Imam Syafi’i

Jika seorang hamil, kemudia dia meninggal dunia dan ternyata janinnya

masih hidup, maka perutnya boleh dibedah untuk mengeluarkan janinnya.

Begitu juga hukumnya kalau dalam perut si mayat itu ada barang

berharga.

c. Menurut Imam Malik

Seorang yang meninggal dunia dan didalam perutnya ada barang berharga,

maka mayat itu harus dibedah, baik barang itu milik sendiri maupun milik

orang lain. Tetapi tidak perlu (tidak boleh dibedah), kalau hanya untuk

mengeluarkan janinnya yang diperkirakan masih hidup.

d. Menurut Imam Hanafi

Seandainya diperkirakan janin masih hidup, maka perutnya wajib dibedah

untuk mengeluarkan janin itu.

5) Otopsi Bagi Kepentingan penegak Hukum

Otopsi untuk pemeriksaan mayat demi kepentingan pengadilan dengan

maksud untuk mengetahui sebab-sebab kematianya di sebut juga obductie. Di

Indonesia masalah bedah mayat atau otopsi diatur dalam pasal 134 UU No 8

Tahun 1981 tentang hukum Acara pidana yang berbunyi sebagai berikut :

Dalam hal sangat dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak

mungkin lagi dihindarkan, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu

kepada keluarga korban.

Dalam hal keluarga keberatan penyidik wajib menerangkan dengan

jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukanya pembedahan tersebut.

19

Page 20: pbl 2 forensik fix.docx

Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga

atau pihak yang perlu diberitahu tidak ketemukan penyidik segera

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 3 UU

ini.Pasal 133 dari UU tersebut berbunyi sebagai berikut :

Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang

korban baik keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang

merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan

ahli kepada ahli kedokteran dan atau ahli lainya.

Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan secara tertulis yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk

pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.

Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada

rumah sakit harus diperlukan secara baik dengan penuh penghormatan

terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat yang

dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakan pada ibu jari kaki atau

bagian lain pada mayat.

Berpijak dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa otopsi atau

bedah mayat adalah suatu pembedahan atau pemeriksaan pada mayat yang

dilakukan oleh para tim dokter ahli dengan dilandasi oleh maksud atau

kepentingan tertentu untuk mengetahui sebab-sebab kematian mayat.

Untuk mengetahui status hukum terhadap tindakan otopsi mayat yang

digunakan sebagai pembuktian hukum di pengadilan dengan menggunakan

teori Qawa’id al-Fiqhiyah dapat diterapkan kaidah-kaidah berikut ;

a) Kaidah Pertama

العا الضرر الجل الضرر م`يتحمل

“kemudaratan yang khusus boleh dilaksanakan demi menolak

kemudaratan yang bersifat umum”

Berdasarkan kaidah di atas, kemadharatan yang bersifat khusus boleh

dilaksanakan demi menolak kemadharatan yang bersifat umum. Sebuah

20

Page 21: pbl 2 forensik fix.docx

tindakan pembunuhan misalnya, adalah tergolong tindak pidana yang

mengancam kepentingan publik atau mendatangkan mudaharat ‘am. Untuk

menyelamatkan masyarakat dari rangkaian tindak pembunuhan maka

terhadap pelakunya harus diadili dan dihukum sesuai ketentuan hukum

yang berlaku. Bukti-bukti atas tindakan pembunuhan yang dilakukanya

harus diperkuat agar ia dapat dihukum dan jangan sampai bebas dalam

proses pengadilan, sungguhpun untuk pembuktian itu harus dengan

melakukan otopsi atau membedah mayat korban.

Didalam hukum Islam. Suatu tindakan yang dilandasi oleh alasan

untuk menjamin keamanan dan keselamatan diri orang yang hidup harus

lebih diutamakan daripada orang yang sudah mati.

b) Kaidah Kedua

المحظورات تبيح        الضرورات

“Kemudaratan itu membolehkan hal-hal yang dilarang”

Dari kaidah kedua dapat dipahami bahwa persolanan darurat itu

membolehkan sesuatu yang semula diharamkan.Berangkat dari fenomena

di atas, maka otopsi forensik sangat penting kedudukanya sebagai metode

bantu pengungkapan kematian yang diduga karena tindak pidana. Dengan

melaksanakan otopsi forensik maka dapat dipecahkan misteri kematian

yang berupa sebab kematian, cara kematian, dan saat kematian korban.

c) Kaidah Ketiga

الحاجة مع والكراهة الضرورات مع     الحرام

“Tiada keharamna dalam kondisi darurat, dan tidak ada makruh dalam

kondisi hajat”

Kaidah ketiga ini menyatakan bahwa tiadanya keharaman dalam

kondisi darurat, seperti halnya tidak adanya kemakaruhan dalam kondisi

hajat. Maka jika otopsi di atas dipahami sebagai hal yang bersifat darurat,

artinya satu-satunya cara membuktikan, maka otopsi itu sudah menempati

level darurat, dan karena itu status hukumnya dibolehkan.

21

Page 22: pbl 2 forensik fix.docx

d) Kaidah Keempat

الضرورة منزلة تنزل     الحاجة

“Kperluan dapat menduduki posisi keadaan darurat”

Kaidah keempat di atas dapat memperkuat argumentasi kaidah

sebelumnya. Maka kaidah ini adalah hajat menempati kedudukan darurat,

baik hajat umum maupun hajat yang bersifat perorangan.(10)

22

Page 23: pbl 2 forensik fix.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Kedokteran dorland. EGC. Ed, 31. 2010

2. Pearce, C. Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama

3. Bagian kedokteran forensic, Ilmu kedokteran forensic. Jakarta:1997 FK UI

4. Atmadja,DS. Ilmu kedokteran forensic. Ed. 1. Bagian kedokteran forensic FK

UI. Jakarta:1997

5. Alfred. C. Satyo.”Identifikasi Korban Post Mortem Yang Dipastikan Oleh

Laporan Operasi Ante Mortem”.Majalah Kedokteran Nusantara FK USU.

2006

6. Dahlan S. Ilmu Kedokteran Forensik Pedoman Bagi Dokter dan

Penegak Hukum.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007;

p.77-80.

7. Di Maio, Vincent. Gunshot wounds. 2nd Edition. New York: CRC Press8. http://library.thinkquest.org/

9. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana

10. A. Djzuli. Kaidah- Kaidah Fikih Hukum Islam Dalam Menyelesaikan

Masalah – Masalah Praktis. Jakarta : Kencana. 2010

23