pbl 1 pancaindra

29
Asri paramytha 1102010038 LO. 1 Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta. 1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola mata. ANATOMI BOLA MATA Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. Bola mata terdiri atas 3 lapisan dari luar ke dalam adalah : 1. Tunica Fibrosa Tunica fibrosa terdiri dari bagian posterior yang opak, sklera dan bagian inferior yang transparan serta cornea. Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Cornea yang transparan mempunyai fungsi utama memantulkan cahaya masuk ke mata, di posterior cornea berhubungan dengan humor aqueos. 2. Tunica Vasculosa Tunica vasculosa terdiri dari choroid, corpus cilliare, dan iris. Choroid terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular. Corpus cilliare terdiri atas corona cilliaris, processus cilliaris, dan muscullus cilliaris. Persarafan M. cilliaris di persarafi oleh serabut parasimpatis dari n.oculomotorius. berfungsi meningkatkandaya refraksi lensa saat M.cilliaris kontraksi. Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang ditengahnya, yaitu pupil. Iris membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera oculi anterior dan camera posterior. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter, teridir atas serabut sirkular dan radial. Sirkular membentuk m. Sphincter pupillaesedangkan radial membentuk m. Dillator pupillae. Persarafan M.sphincter pupillae di persarafi oleh serabut parasimpatis n.occulomotorius sedangkan

Upload: asri-paramytha

Post on 28-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

free

TRANSCRIPT

Page 1: pbl 1 pancaindra

Asri paramytha

1102010038

LO. 1 Memahami dan menjelaskan media refrakta dan bagian media refrakta.

1.1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik bola mata.

ANATOMI BOLA MATA

Mata tertanam di dalam corpus adiposum orbitae. Bola mata terdiri atas 3 lapisan dari luar ke dalam adalah :

1. Tunica FibrosaTunica fibrosa terdiri dari bagian posterior yang opak, sklera dan bagian inferior yang

transparan serta cornea. Sclera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Cornea yang transparan mempunyai fungsi utama memantulkan cahaya masuk ke mata, di posterior cornea berhubungan dengan humor aqueos.

2. Tunica VasculosaTunica vasculosa terdiri dari choroid, corpus cilliare, dan iris. Choroid terdiri atas lapisan

luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vascular. Corpus cilliare terdiri atas corona cilliaris, processus cilliaris, dan muscullus cilliaris. Persarafan M. cilliaris di persarafi oleh serabut parasimpatis dari n.oculomotorius. berfungsi meningkatkandaya refraksi lensa saat M.cilliaris kontraksi.

Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang ditengahnya, yaitu pupil. Iris membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera oculi anterior dan camera posterior. Serabut-serabut otot iris bersifat involunter, teridir atas serabut sirkular dan radial. Sirkular membentuk m. Sphincter pupillaesedangkan radial membentuk m. Dillator pupillae. Persarafan M.sphincter pupillae di persarafi oleh serabut parasimpatis n.occulomotorius sedangkan M.dillator pupillae dipersarafi oleh simpatis. Fungsi M.sphincter pupillae mengkontriksikan pupil dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi sedang M. Dilator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan kurang terang atau keadaan simpatis yang berlebihan seperti takut.

3. Tunica NervosaRetina terdiri atas pars pigmentosa disebelah luar dan pars nervosa disebelah dalam.

Permukaan luar melekat dengan choroidea dan dalam berhubungan dengan corpus vitreum. Lekukan pada retina di sebut fovea sentralis terletak pada daerah macula luteayang merupakan area retin dengan daya lihat paling jelas. Sedangkan discus opticus terdapat pada daerah blindspot dimana sel batang dan kerucut tidak ditemukan sehingga tidak peka terhadap cahaya.

Page 2: pbl 1 pancaindra

PEMBULUH DARAH ORBITA

A. ophtalmica merupakan cabang dari a. Carotis interna. Arteri ini berjalan ke depan melalui canalis opticus bersama n. Opticus. Arteri ini memberikan banyak cabang.

1. A. Centralis retina. Cabang kecil yang menembus selubung meningeal n. Opticus untuk masuk ke dalam saraf. Pembuluh darah ini berjalan dalam N. Opticus dan masuk bola mata melalui discus opticus.

2. Rami musculares

3. Aa. Cilliare

4. A. Lacrimales ke glandula lacrimales.

5. A. supratrochlearis dan a. supraorbitalis didistribusikan ke kulit dan dahi.

OTOT PENGGERAK BOLA MATA

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda untuk pergerakkan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri atas 6 otot, yaitu:

1. Otot oblik inferior. Mempunyai origo pada fosa lakrimal tulang lakrimal berinsersi pada sklera posterior.Dipersarafi oleh saraf okulomotorius. Bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.

2. Otot oblik superior. Dipersarafi oleh saraf ke IV atau saraf troklear yang keluar dari bagian dorsal susunan saraf pusat. Berfungsi untuk menggerakkan bola mata untuk depresi (primer) terutama bila mata melihat ke nasal, abduksi dan insiklotorsi.

Page 3: pbl 1 pancaindra

3. Otot rektus inferior. Mempunyai origo pada anulus zinn. Dipersarafi oleh n. III. Bekerja untuk menggerakkan bola mata untuk depresi, eksoklotorsi dan aduksi.

4. Otot rektus lateral. Mempunyai origo pada anulus zinndi atas dan di bawah foramen optik. Bekerja saat mata abduksi.

5. Otot rektus medius. Mempunyai origo pada anulus zinn dan pembungkus dura saraf optik. Bekerja saat mata aduksi.

6. Otot rektus superior. Berfungsi menggerakkan mata elevasi, terutama bila mata melihat ke lateral,aduksi, terutama bila tidak melihat ke lateral, insiklotorsi.

HISTOLOGI BOLA MATA

Bola mata dikelilingi oleh 3 lapisan konsentri utama : jaringan ikat fibrosa kuat di luar, terdiri atas sklera dan kornea; lapisan tengah / uvea, terdiri atas koroid berpigmen yang sangat vaskular, korpus cilliaris dan iris; lapisan terdalam terdiri atas jaringan saraf fotosensitif yaitu retina.

Kornea. Permukaan anterior kornea ditutupi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil. Di bawah epitel terdapat membran limitan anterior (membran bowman) yang berasal dari stroma kornea (substansia propria) di bawahnya. Stroma ini terdiri atas berkas serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis dan lapisan-lapisan fibroblas gepeng dan bercabang, keratosit. Permukaan posterior kornea ditutupi oleh epitel kuboid rendah, epitel posterior. Membran limitans posterior (membran descement) lebar dan merupakan basal epitel kornea posterior, membran ini berada pada bagian posterior dari stroma kornea.

Gambaran mikroskopis kornea

Sklera. Lapisan jaringan ikat kuat, opak, putih, terdiri atas anyaman padat serat kolagen. Batas antara sklera dan kornea disebut limbus kornea.

Koroid. Koroid dan kospus cilliaris terletak bersebelahan dengan sklera. Pada potongan sagital bola mata, korpus cilliaris tampak berbentuk segitiga.

Iris. Menutupi sebagian lensa dan merupakan bagian berwarna mata. Penyebaran serat otot polos secara melingkar dan radial iris membentuk sebuah lubang disebut pupil.

Page 4: pbl 1 pancaindra

Retina. Lapisan terluar retina adalah epitel pigmen. Disebelah sel-sel pigmen terdapat lapisan-lapisan fotosensitif yang terdiri atas sel batang dan sel kerucut. Kedua jenis sel ini terdapat disebelah membran limitans eksterna. Lapisan inti luar mengandung inti sel batang dan dan sel kerucut dan cabang luar sel muller. Di dalam pleksiform luar, akson sel kerucut dan batang bersinaps dengan dendrit sel-sel bipolar dan sel horizontal. Lapisan inti dalam mengandung inti sel-sel bipolar, horizontal dan amakrin, dan sel neuroglia muller. Di dalam lapisan pleksiform dalam, akson-akson sel bipolar bersinaps dengan dendrit sel ganglion dan sel amakrin. Lapisan sel ganglion mengandung badan-badan sel ganglion dan sel neuroglia. Lapisan serta nervus optikus mengandung akson sel ganglion dan anyaman serat dalam sel muller. Ujung dalam serat muller memancar membentuk membran limitans interna.

Gambaran mikroskopis lapisan retina

1.2. Memahami dan menjelaskan Media refrakta dan bagiannya.

KORNEA

Selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sklera di bagian depan mata, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan. Kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif. Mentransmisi cahaya dan memfokuskancahaya. Kornea terdiri dari lima lapisan dari luar ke dalam (anterior ke posterior ) adalah :

1. EPITEL KORNEA

Page 5: pbl 1 pancaindra

Merupakan lanjutan dari epitel konjungtiva bulbi. Terdiri atas 5-6 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih berasal dariektoderm permukaan. Dibawahnya terdapat 2-3 lapis sel polyhedral. Di atas membrana basalis terdapat lapisan basal yang berisi sel-sel silindris yang terlihat mitosis. Jika terdorong ke depan akan membentuk lapis sel sayap, makin maju akan menjadi sel gepeng. Sel basal akan berikatan dengan sel basal disampingnya dan sel poliglonal melalui desmosom dan makula okludens sehingga membentuk ikatan yang menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

2. MEMBRANA BOWMAN/LAMINA LIMITANS ANTERIOR Terletak di bawah membrana basal epitel kornea dan merupakan kolagen yang

tersususn tidak teratur seperti stroma. Lapisan ini ditembus saraf-saraf yang menuju epitel kornea. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi

3. SUBSTANSIA PROPRIA/STROMA Merupakan 90% dari ketebalan kornea. Terdiri atas lamel-lamel kolagen yang

diantaranya ada celah sempit berisis fibroblast yang terjepit (sitoplasma bercabang-cabang) yaitu keratosit, limfosit dan makrofag. Keratosit memproduksi kolagen dan substansia dasar glycosaminoglycans. Pembentukan kembali serat kolagen kadang sampai 15 bulan.

4. MEMBRANA DESCEMET/MEMBRANA LIMITANS POSTERIORMerupakan membrana basalis endotel kornea yang aseluler. Bersifat sangat elastik

dan berkembang terus seumur hidup.

5. ENDOTEL KORNEADisusun selapis sel gepeng. Tidak punya daya regenerasi. Berasal dari mesoderm,

berlapis satu dan bentuk hexagonal. Endotel melekat pada membrana descemet melalui hemi desmosom dan zonla okluden.

LIMBUS KORNEA

Merupakan zona peralihan atau zona pertemuan antara kornea dan sklera. Epitel kornea menebal sampai 10 atau lebih lapisan dan melanjutkan diri dengan konjungtiva. Membran bowman berhenti dengan tiba-tiba. Membran descemet menipis, memecah dan melanjutkan diri menjadi trabekula ligamentum pektinata. Stroma kornea menjadi kurang teratur dan dari lamel khas kurang teratur (seperti sklera). Memiliki vaskularisasi yang baik.

AQUEOUS HUMOR

Merupakan cairan yang disekresi oleh epitel ciliar (sebagian) dan oleh difusi dari kapiler dalam processus ciliar. Mengandung materi yang dapat berdifusi dari plasma darah tetapi mengandung kadar protein yang rendah (0,02%) dibandingkan dengan serum (7%). Bila derajat sekresi sama dengan derajat penyaluran keluar, tekanan intra okular (TIO) tetap konstan sekitar 23 mmHg.

LENSA

Page 6: pbl 1 pancaindra

Bentuk biconvex (cembung ), transparan, avaskuler, dan elastis. Lensa terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk cakram yang dapat menebal dan menipis. Elastisitas dapat menurun seiring meningkatnya usia dan mengerasnya lensa. Secara struktural terdapat 3 komponen :

1. Capsula lensamerupakan lamina basal transparan dan elastis yang membungkus keseluruhan lensa.

Kapsul bersifat homogen, elastis, membran yang tidak terbentuk dan mengandung glikoprotein dan kolagen tipe IV. Melekat pada lensa, serat zonula (zonula zinii) yang berjalan ke badan siliar sebagai ligamen suspensorium/penyokong.

2. Epitelium subscapular sel-sel epitel ini memiliki banyak interdigensi dengan serat-serat lensa. Permukaan

anterior dilapisi epitel kuboid rendah. Menuju arah equator, epitel tinggi menjadi kolumnar kemudian menjadi serat lensa.

3. Serat lensa serat lensa berbentuk sebagai prisma heksagonal. Di permukaan, pada kortex, serat

yang lebih muda mengandung inti dan organel. Di bagian tengah, dalam inti lensa, serat yang lebih tua telah kehilangan inti dan tampak homogen. Saat berdiferensiasi, kehilangan inti sel kemudian diisi protein kristalin.

BADAN VITREUS

Bentuk sferoid/bundar dengan lekukan pada bagian anterior untuk menyesuaikan dengan lensa. Terdiri atas air (99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat.

LO. 3 Memahami dan menjelaskan penyakit infeksi kornea (keratitis) dan berbagai penyebabnya.

KeratitisRadang Kornea biasanya di klasifikasi dalam lapis kornea yang terkena, sperti kratitis

superfisial atau profunda. Keratitis dapat disebabakan oleh berbagai hal seperti kurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi tehadap yang diberi topikal, dan reaksi terhadap konjungtivitis menahun.

Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan. Pengobatan dapa diberikan antibiotika, air mata buatan dan silopegik.

Keratitis PungtataKeratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman, dengan infiltrat berbentuk bercak-

bercak halus. Keratitis pungtata disebabkan oleh hal yang tidak spesifik dan dapat terjadi pada moluskum kontagiosum, akne rosasea, herpes simpleks, herpes zooster, blefaritis neuroparalitik, infeksi virus, vaksinia, trakoma dan trauma radiasi, dry eyes, trauma, lagoftalmos, keracunan obat seperti neomisin, tobramisin dan bahan pengawet lainnya.

Page 7: pbl 1 pancaindra

Kelainan dapat berupa:1. Keratitis pungtata epitel2. Keratitis pungtata3. Pada konjungtivitis verna dan konjungtivitis atopik ditemukan bersama-sama papil raksasa.4. Pada trakoma, pemfigoid, sindrom Stevens Johnson dan pasca pengobatan radiasi dapat

ditemukan bersama-sama dengan jaringan parut konjungtiva.Keratitis pungtata biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala

kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut yang biasanya terjadi pada dewasa muda.Keratitis Pungtata Superfisial

Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisial dan hijau bila diwarnai fluoresein. Keratitis pungtata superfisial dapat disebabkan sindrom dry eye, blefaritis, keratopati logaftalmos, keracunan obat topikal, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan, dan pemakaian lensa kontak.

Pasien akan mengeluh sakit, silau, mata merah dan rasa kelilipan, pasien diberi air mata buatan, tobramisin tetes mata, dan sikloplegik.Keratitis Pungtata Subepitel

Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman. Pada keratitis ini biasanya terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan konjungtiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa muda.

Keratitis MarginalKeratitis marginal merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar dengan

limbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat mengakibatkan keratitis kataral atau keratitis marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien setengah umur dengan adanya blefarokonjungtivitis.

Bila tidak diobati dengan baik maka akan mengakibatkan tukak kornea. Biasanya bersifat rekuren, dengan kemungkinan terdapatnya Streptococcus pneumonie, Haemophilus aegepty, Moraxella lacunata, dan Esrichia. Infiltrat dan tukak yang terlihat diduga merupakan timbunan kompleks antigen-antibodi.

Penderita akan mengeluh sakit, seperti kelilipan, lakrimasi dan disertai fotofobia berat. Pada mata akan terlihat blefarospasme pada satu mata, injeksi konjungtiva, infiltrat dan ulkus yang memanjang, dangkal unilateral dapat tunggal atau multipel, sering disertai neovaskularisasi dari arah limbus.

Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika yang sesuai dengan penyebab infeksi lokalnya dan steroid dosis ringan. Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dosis tinggi. Pada kelainan yang indolen dilakukan kauterisasi dengan listrik ataupun AgNO3 di pembulah darahnya atau dilakukan flep konjungtiva yang kecil.

Penyulit yang terjadi berupa jaringan parut pada kornea yang akan mengganggu penglihatan atau ulkus meluas dan menjadi lebih dalam. Keratitis marginalis trakomatosa merupakan keratitis dengan pembentukan membran pada kornea atas. Keadaan ini akan membentuk pannus, berupa keratitis dengan neovaskularisasi.

Keratitis Interstisial

Page 8: pbl 1 pancaindra

Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang lebih dalam. Pada keratitis interstisial akibat luas kongenital didapatkan neovaskularisasi dalam, yang terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80% pasien lues. Keratitis interstisial dapat terjadi akibat alergi atau infeksi spiroket ke dalam stroma kornea dan akibat tuberkulosis.

Keratitis interstisial merupakan keratitis nonsupuratif profunda disertai dengan neovaskularisasi. Keratitis ini juga disebut sebagai keratitis parenkimatosa. Biasanya akan memberikan keluhan fotofobia, lakrimasi, dan menurunya visus. Pada keratitis interstisial maka keluhan bertahan seumur hidup.

Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam atau apa yang disebut “salmon patch” dari Hutchinson. Seluruh kornea dapat berwarna merah cerah.

Kelainan ini biasanya bilateral. Pada keadaan yang disebabkan tuberkulosis biasanya bilateral. Pada keratitis yang disebabkan oleh sifilis kongenital biasanya ditemukan tanda-tanda sifilis kongenital lain, seperti hidung pelana (sadlenose) dan trias Hutchinson, dan pemeriksaan serologik yang positif terhadap sifilis. Pada keratitis yang disebabkan oleh tuberkulosis terdapat gejala tuberkulosis lainnya.

Pengobatan keratitis profunda tergantung pada penyebabnya. Pada keratitis diberikan sulfas atropin tetes mata untuk mencegah sinekia akibat terjadinya uveitis dan kortikosteroid tetes mata. Keratitis profunda dapat juga terjadi akibat trauma, mata terpajan pada kornea dengan daya tahan rendah.

Keratitis BakterialSetiap bakteri seperti atphylocccus, pseudomonas, dan enterobactericeae dapat

mengakibatkan keratitis bakterial. Pengobatan antibiotika dapat diberikan pada keratitis bakterial dini. Biasanya pengobatan

dengan dasar berikut :

Gram (-) Gram (+)

TobramisinGentamisinPolimiksin

CefazolinVancomysinbasitrasin

Keratitis Virus

Keratitis HerpetikKeratitis herpetik disebabkan oleh herpes simpleks den herpes zooster. Yang disebabkan

oleh herpes simpleks di bagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Hal yang murni epiteliel adalah dendritik dan stromal adalah diskiformis. Biasanya infeksi herpes simpleks ini berupa campuran epitel dan stroma. Pada yang epiteliel kerusakan terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk tukak kornea superfisial. Stromal di akibatkan reaksi imunologik tubuh pasien sendiri terhadap virus yang menyerang.

Page 9: pbl 1 pancaindra

Pengobatan adalah dengan menggunakan IDU. IDU merupakan obat antiviral yang murah, bersifat tidak stabil. Bekerja dengan menghambat sintesis DNA virus dan manusia, sehinga bersifat toksik untuk epitel normal dan tidak boleh dipergunakan lebih dari 2 minggu.

Infeksi Herpers ZosterVirus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion saraf trigeminus. Bila yang

terkena cabng oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata. Gejala yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa hangat. Penglihatan berkurang dan merah. Pada kelopak mata akan terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea.

Pengobatan biasanya tidak spesifik dan hanya simtomatik. Pengobatan dengan pemberian asiklovir dan pada usia lanjut dapat diberi asiklovir.

Keratitis DendritikMerupakan keratitis superfisial yang membentuk garis infiltrat pada permukaan kornea

yang kemudian membentuk cabang.Disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang biasanya bermanifestasi dalam bentuk

keratitis dengan gejala ringan seperti fotofobia, kelilipan, tajam penglihatan berkurang, konjungtiva hiperemia disertai dengan sensitibilitas kornea yang hipestesia.

Pengobatan kadang tidak diperlukan karena dapat sembuh spontan atau dapat sembuh dengan melakukan debridement. Dapat juga dengan pemberian antivirus dan siklopegik, antibiotika dengan bebat tekan.

Keratitis disiformisKeratitis membentuk keruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea.

Biasanya merupakan keratitis profunda superfisial, yang terjadi akibat infeksi virus herpes simpleks. Sering diduga keratitis disiformis merupakan reaksi alergi ataupun imunologik terhadap infeksi virus herpes simpleks pada permukaan kornea.

Keratokonjungtivitis Epidemi

Keratitis yang terbentuk pada keratokonjungtivitis epidemi adalah akibat reaksi peradngan kornea dan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8.

Umumnya pasien demam, merasa seperti ada benda asing, kadang disertai nyeri periorbita. Akibat keratitis penglihatan akan menurun. Ditemukan edema kelopak dan folikel konjungtiva, pseudomembran pada konjungtiva tarsal yang dapat membentuk jaringan parut. Pada kornea ditemukan keratitis pungtata yang pada minggu pertama terlihat difus di permukaan kornea. Pada hari ke 7 terdapat lesi epitel setempat dan pada hari ke 11-15 terdapat kekeruhan sub epitel di bawah lesi epitel tersebut.

Pengobatan pada keadaan akut sebaiknya diberikan kompres dingin dan pengobatan penunjang lainya.

Keratitis Dimmer atau Keratitis Numularis

Page 10: pbl 1 pancaindra

Keratitis numularis bentuk keratitis dengan ditemukanya infiltrat yang bundar berkelompok dan tepinya berbatas tegas sehingga memberikan gambaran halo.

Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah. Kelainan yang ditemukan pada keratitis dimmer sama dengan keratitis numular. Keratitis numularis dengan bentuk keratitis dengan ditemukanya infiltrat yang bundar yang berkelompok dan di tepinya tegas sehingga memberikan gambaran halo.

Keratitis ini berjalan lambat yang sering terdapat unilateral pada petani sawah.

Keratitis Filamentosa

Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea.

Penyebabnya tidak diketahui. Dapat disertai penyakit lain seperti keratokonjungtivitis sika, sarkoidosis, trakoma, pemfigod okular, pemakaian lensa kontak, edema kornea, keratokounjungtivitis limbik superior, diabetes mellitus, trauma dasar otak, keratitis neurotrofik dan pemakaian antihistamin.

Gejalanya berupa rasa skelilipan, sakit, silau, blefarospasme, dan epifora. Dapat berjalan menahun ataupun akut. Mata merah dan terdapat defek epitel kornea.

Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCl 5%, air mata hipertonik. Mengangkat filamen dan bila mungkin memasang lensa kontak lembek.

Keratitis Alergi

Keratokonjungtivitis FliktenMerupakan radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin

sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai rasa sakit. Gambaran

karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustula pada kornea ataupun konjungtiva. Pada mata terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi yang menuju ke arah benjolan tersebut.

Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai hiperemia konjungtiva, kurangnya airmata, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam penglihatan berkurang.

Keratitis fasikularisKeratitis dengan pembentukan pita pembuluh darah yang menjalar dari arah limbus ke

arah kornea. Biasanya berupa tukak kornea akibat flikten yang menjalar ke daerah sentral disertai fasikulus pembuluh darah.

Keratitis fasikularis adala suatu penampilan flikten yang berjalan yang mebawa jalur pembuluh darah baru sepanjang permukaan kornea.

Keratokonjungtivitis vernal

Page 11: pbl 1 pancaindra

Merupakan penyakit rekuren, dengan peradangan tarsus dan konjungtiva nbilateral. Penyebabnya tidak diketahui dengan pasti, akan tetapi didapatkan terutama pada musim panas dan mengenai anak sebelum umur 14 tahun. laki-laki lebih sering dari wanita.

Keratitis Lagoftalmos

Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmos dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekringan kornea. Lagoftalmos akan mengakibatkan mata terpapar sehingga terjadi trauma pada konjungtiva dan kornea menjadi kering dan terjadi infeksi. Infeksi ini dapat dalam bentuk konjungtivitis atau suatu keratitis.

Pengobatan keratitis lagoftalmos ialah dengan mengatasi kausa dan air mata buatan. Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan salep mata.

Keratitis Neuroparalitik

Merupakan keratitis akibat kelaianan saraf trigeminus, sehingga terdapat kekruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea.pada kornea ini akan mudah terjadi infeksi sehingga akan mengakibatkan terbentuknya tukak kornea.

Pasien akan mengeluh tajam penglihatan menurun, silau dan tidak nyeri. Mata akan memberikan gejala jarang berkedip karena hilangnya refleks mengedip, injeksi siliar, permukaan kornea keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea. Dapat terlihat terbentuknya deskuamasi epitel seluruh permukaan kornea yang dimulai pada bagian tengah dan meninggalkan sedikit lapisan epitel ornea yang sehat di dekat limbus.

Keratokunjungtivitis Sika

Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.Kelaianan ini terjadi pada penyakit yang mengakibatkan :

1. Defisiensi komponen lemak air mata, misalnya : blefaritis menahun, distikiasis dan akibat pembedahan kelopak mata.

2. Defisiensi kelenjar air mata, misalnya : syndrom syogren, syndrom Riley Day, alakrimia kongenital, aplasi kongenital saraf trigeminus.

3. Defisiensi komponen musin, misalnya : benign ocular pempigoid, defisiensi vit. A4. Akibat penguapan yang berlebihan seperti pada keratitis neuroparalitik, hidup di gurun pasir,

keratitis lagoftalmos.5. Karena parut pada kornea atau menghilanya mikrovil kornea.

Pasien dengan keratokonjungtivitis sika akan mengeluh mata gatal, mata seperti berpasir, silau, dapat penglihatan kabur.

Keratitis Sklerotikan

Kekruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai radang sklera atau skleritis. Diduga akibat perubahan susunan serat kolagen yang menetap.

Page 12: pbl 1 pancaindra

Perkembangan kekruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses yang berulang-ulang yang selalu memberikan sisa-sisa baru sehingga defek makin luas bahkan dapat mengenai seluruh kornea.

Keratitis sklerotikan akan memberikan gejala berupa kekruhan kornea yang terlokalisasi dan berbatas tegas unilateral.

Pengobatanya dapat diberikan steroid dan akan memberikan prognosis yang baik.

Farmakoterapi Penyakit Mata

Anti Bakteri

Anti bakteri merupakan antibiotika yang dipakai sesuai dengan etiologi yang ditetapkan dengan pemeriksaan pulasan, biakan, dan uji resistensi.Anti bakteri utama yang dikenal adalah :

- Aminoglikosida, efektif terhadap pseudomonas, streptokokus, dan stafilokokus.- Basitrasin, efektif untuk kokus gram positif, neiseria, hemofilus, dan basil gram (+).- Cetazolin, staphylococus gram (+).- Eritromisin, efektif untuk bakteri gram positif, neiseria, spiroketa, dan hemofilus.- Gentamisina, efektif untuk kokus ram positif, gram negatif basil, dan pseudomonas.- Kloramfenikol, efektif untuk kuman gram negatif dan positif, klamidia dan riketsia.- Penisillin, yang efektif terutama pada streptokokus, neiseria, haemophilus, klesila,

stafilokokus, dan actinomyces- Polimiksin, efektif untuk psudomonas, bakteri gram negatif kecuali proteus dan neiseria.- Sefalosporin, yang efektif terhadap stafilokokus, streptokokus, dan gram negatif tertentu.- Sulfonamida, efektif untuk kokus dan basil gram negatif dan positif, klamidia, actinomises,

dan nokardia.- Surbenisilin, efektif untuk pseudomonas dan bakteri anaerob.- Tetrasiklin, efektif untuk bakteri positif dan negatif, klamidia, dan mikoplasma.- Vancomysin, kokus gram (+) dan batang gram (-).

Antijamur

Obat antijamur yang sering digunakan nistatin, dan amfoterisin. Dikenal berbagai obat anti jamur seperti :

- Nantamisin (pimafulin), efektif untuk kandidia dan fusarium aspergilus, penicilium, cephalosporium.

- Nistatin, (mycostatin), efektif untuk kandida.- Amfoterisina (fungicid) efektif untuk aspergilus, histoplasma, blastomyces, coccidiodes.

Dipergunakan untuk mengobati infeksi jamur yang dalam pemakaian obat adalah dengan jalan parenteral.

Antivirus

Obat yang sering dipakai adalah Iodouksiridon (IDU), vidarabin, adenosin arabinosa (ARA A), trifluorotimidin (TFT) dan asiklovir.

Page 13: pbl 1 pancaindra

Asiklovir bersifat selektif terhadap sintesis DNA virus. Dalam bentuk salep 3% yang diberikan tiap 4 jam. Sama efektif dengan antivirus lain akan tetapi dengan efek samping yang krurang.

Sikloplegia

Obat sikloplegia bekerja melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil, selain juga mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi. Dikenal obat sikloplegia atropin, homatropin dan tropikamida.

Atropin (0,5-2,5%) merupakan siklopegik kuat dan jga bersifat midriatik. Efek maksimal dicapai setelah 30-40 menit. Bila telah terjadi kelumpuhan otot akomodasi maka akan normal kembali 2 minggu setelah obat dihentikan.

Atropin memberikan efek samping seperti nadi cepat, demam, merah dan mulut kering.Homatropin (2-5%) efek hilang lebih cepat di banding dengan atropin, efek maksimal di

capai dalam 20-90 menit dan biasanya akomodasi normal kembali setelah 24 jam hingga 3 hari.

Tropikamida. (0,5-1%) memberikan efek setelah 15-20 menit dengan efek maksimal dicapai setelah 20-30 menit dan hilang setelah 3-6 jam. Obat ini sering dipakai untuk melebarkan pupil pada pemeriksaan fundus okuli.

LO. 4 Memahami dan menjelaskan diagnosa banding mata merah visus mata tidak turun dan mata merah visus mata turun.

Mata merah merupakan keluhan penderita yang sering di dengar. Keluhan ini terjadi akibat perubahan warna bola mata yang sebelumnya putih menjadi merah.

Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atau iridoksiklitis. Pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar, sedang pembuluh darah arteri perikornea yang letak lebih dalam dari akan melebar pada iritis dan glaukoma akut kongestif. Pada konjungtivitis di mana pembuluh darah superfisial yang melebar.

- Injeksi konjuntival, melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior. - Injeksi siliar, melebarnya pembuliuh darah perikornea.Mata merah yang disebabkan ijeksi siliar dan konjungtival dapat memberikan gejala bersama-

sama dengan keluhan dan gejala tambahan yaitu :1. penglihatan menurun2. terdapat atau tidak terdapatnya sekret3. terdapatnya peningkatan tekanan bola mata pada keadaan mata merah tertentu.

Umumnya pada mata merah terdapat beberapa kemungkinan penyebab seperti konjungtivitis akut, iritis akut, keratitis, dll. Sebagai diagnosis banding dapat di gunakan tanda berikut ini :

Diagnosis banding mata merahKonjungtivitis Keratitis/

Tukak KorneaIritis akut Glaukoma akut

Kornea Jernih Fluoresein +++/- Presipitat EdemaPenglihatan N <N <N <N

Page 14: pbl 1 pancaindra

Sekret (+) (-) (-) (-)Fler - -/+ ++ -/+Pupil N <N <N >NTekanan N N <N> N+++Vaskularisasi a.konjungtiva

posteriorSiliar Pleksus Siliar Episkleral

Injeksi Konjungtival Siliar Siliar EpiskleralPengobatan Antibiotic Antibiotika

sikloplegik Bedah

Steroid sikloplegik

Miotika diamox +

Uji Bakteri Sensibilitas Infeksi local Tonometri

Diagnosis banding mata merahGejala subyektif

Glaucoma akut

Uveitis akut

keratitis

Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis virus

Visus +++ +/++ +++ - - -Rasa nyeri

++/+++ ++ ++ - - -

Fotofobia

+ +++ +++ - - -

Halo ++ - -- - - -Eksudat - - -/+++ +++ ++ +Gatal - - - - - ++demam - - - - -/++ -

Mata merah dapat di bagi menjadi mata merah dengan visus normal ataupun mata merah dengan visus terganggu akibat keruhnya media penglihatan bersama-sama mata yang merah.Diagnosis banding mata merah dengan visus turun ataupun tidak tuunKondisi Sakit Fotofobia Visus InjeksiKonjungtivitis Ringan/sedang Tak ada ringan Suram ringan

karena kotoranKelopak dan mata

Episkleritis Sedang Tak ada Normal Pembuluh2 dalam sclera sering lokal

a. Ulkus kornea karena bakteri atau jamur

b. Ulku kornea karena virus

Tak ada sampai hebat

Rasa benda asing

Bervariasi

Sedang

Biasanya menurun sering mencolok

Menurun ringan

Difus

Ringan-sedang

Luka bakar kornea non akali (ultraviolet atau lain-lain)

Sedang Hebat Menurun Sedang

Uveitis Ringan sampai sedang

Ringan sampai sedang

Normal atau menurun sedang

Dekat limbus

Glaukoma Hebat atau Hebat atau Menurun karena Difus

Page 15: pbl 1 pancaindra

(akut) ringan ringan edema korneaSelulitis orbita Tak ada hebat Tak ada hebat Normal atau

menurunDifus dengan kemosis

Endoftalmitis hebat Sedang- mencolok

Menurun secara mendadak

Hebat

Ringkasan gejala obyektifGejala subyektif

Glaucoma akut

Uveitis akut

keratitis Konjungtivitis bakteri

Konjungtivitis virus

Konjungtivitis alergi

Injeksi siliar

+ ++ +++ - - -

Injeksi konjungtival

++ ++ ++ +++ ++ +

Kekeruhan kornea

+++ - +/++ - -/+ -

Kelaianan pupil

Midriasis non- reaktif

Miosis ireguler

Normal/ miosis

N N N

Kedalaman COA

dangkal Normal N N N N

Tekanan intraocular

Tinggi Rendah N N N N

Sekret - + + ++/+++ ++ +Kelenjar preaurikular

- - - - + -

LO. 4 Pemeriksaan MataPEMERIKSAAN VISUS SATU MATA

Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kaca mata. Setiap mata di periksa terpisah. Biasakan memeriksa tajam penglihatan kanan dahulu.

Pada pemeriksaan tajam penglihatan di gunakan kartu baku / standar misalnya kartu baca snellen.Dengan kartu snellen dapat ditentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, seperti :

- Bila tajam penglihatan 6/6 maka ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.

- Bila pasien membaca hanya sebatas huruf baris yang menunjukkan angka 30, tajam penglihtan pasien adalah 6/30.

- Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang pada orang normal dapat dilihat pada jarak 60 meter.

- Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.

- Bila pasien hanya dapat melihat jari pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatan adalah 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yaitu menghitung jari pada jarak 1 meter.

Page 16: pbl 1 pancaindra

- Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien lebih buruk dari 1/60. orang normal dapat melihat lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatan 1/300.

- Kadang-kadang mata hanya dapat melihat sinar. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~.

- Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal sinar maka penglihatan adalah 0 (buta total).

-Snellen chart

Bila seseorang diragukan apakah penglihatanya berkurang akibat kelaianan refraksi, maka dilakukan uji pinhole. Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, maka berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. Bila penglihatan berkurang dengan diletakkan nya pinhole di depan mata berarti ada kelainan organik atau kekeruhan media penglihatan yang mengakibatkan penglihatan menurun.

Uji Lubang Kecil

Untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang kurang terjadi akibat kelainan refraksi atau kelainan organik media penglihatan.

Penderita duduk menghadap kartu snellen dengan jarak 6m. penderita disuruh melihat huruf terkecil yang masih terlihat dengan jelas. Kemudian pada mata tersebut ditaruh lempeng berlubang kecil (pinhole atau lubang sebesar 0.75 mm). Bila terdapat perbaikan tajam penglihatan dengan melihat melalui lubang kecil berarti terdapat kelainan refraksi. Bila terjadi kemunduran tajam penglihatan berarti terdapat gangguan pada media penglihatan, mungkin diakibatkan kekeruhan kornea, katarak, kekeruhan badan kaca, dan kelainan macula lutea.

Uji Pengkabutan (fogging test)

Page 17: pbl 1 pancaindra

Uji pemeriksaan astigmatisme dengan memakai prinsip mengistirahatkan akomodasi dengan memakai lensa positif. Dengan mata istirahat pasien disuruh melihat astigmatisme dial (juring astigmat). Bila garis vertical yang terlihat jelas berarti garis ini telah terproyeksi baik pada retina sehingga diperlukan koreksi bidang vertical dengan memakai lensa silinder negative dengan sumbu 180 derajat. Penambahan kekuatan silinder diberikan sampai garis pada juring astigmatisme terlihat sama jelas.

Uji Celah Stenopik

Celah selebar 1mm lurus yang terdapat pada lempeng dan dipergunakan untuk:

1. Mengatahui adanya astigmatPenglihatan akan bertambah bila letak sumbu celah sesuai dengan sumbu astigmat yang

terdapat.

2. Melihat sumbu koreksi astigmatPenglihatan akan bertambah bila sumbunya mendekati sumbu silinder yang benar, untuk

memperbaiki sumbu astigmat dilakukan dengan menggeser celah sumbu stenopik berbeda dengan sumbu silinder dipasang, bila terdapat perbaikan penglihatan maka ini menunjukkan sumbu astigmatisme belum tepat.

3. Untuk mengetahui besarnya astigmatDilakukan hal yang sama dengan sumbu celah berhenti pada ketajaman maksimal. Pada

sumbu ini ditaruh lensa positif atau negative yang memberikan ketajaman maksimal. Perbedaan antara kedua kekuatan lensa sferis yang dipasangkan merupakan besarnya astigmatisme kornea tersebut.

4. Menentukan rencana pembedahan iridektomi optikDengan pupil dilebarkan maka celah stenopik diputar-putar letaknya di depan mata.

Kemudian dilihat kedudukan stenopik yang memberikan tajam penglihatan maksimum, pada sumbu ini dilakukan iridektomi optic.

Uji Silinder Silang

Dua lensa silinder yang sama akan tetapi dengan kekuatan berlawanan dan diletakkan dengan sumbu saling tegak lurus (silinder silang Jackson). Ekivalen sferisnya adalah nihil.

Lensa silinder silang terdiri atas 2 lensa silinder yang menjadi satu yang dapat terdiri atas silinder -0,25 (-0,50) dan silinder +0,25 (+0,50) yang sumbunya saling tegak lurus. Lensa ini dipergunakan untuk:

1. Melihat koreksi silinder yang telah dilakukan pada kelainan astigmat pasien sudah cukup atau telah penuh.

Pada mata ini dipasang silinder silang yang sumbunya sejajar dengan sumbu koreksi. Bila sumbu lensa silinder silang diputar 90 derajat ditanyakan apakah penglihatan membaik atau mengurang. Bila membaik berarti pada kedudukan kedua lensa silinder mengakibatkan perbaikan penglihatan. Bila silinder itu dalam kedudukan lensa silinder positif maka untuk

Page 18: pbl 1 pancaindra

koreksi pasien diperlukan pemasangan tambahan lensa silinder positif. Keadaan ini dapat saja sebaliknya.

2. Untuk melihat apakan sumbu lensa silinder pada koreksi yang telah diberikan sudah sesuai.

Pada keadaan ini dipasang lensa silinder silang dengan sumbu 45 derajat terhadap sumbu silinder koreksi yang telah dipasang. Kemudian lensa silinder silang ini sumbunya diputar cepat 90°. Bila pasien tidak melihat perbedaan perubahan tajam penglihatannya pada kedua kedudukan ini berarti sumbu lensa yang dipakai sudah sesuai. Bila pada satu kedudukan lensa silinder silang ini terlihat lebih jelas maka silinder positif dari lensa koreksi diputar mendekati sumbu lensa silinder positif lensa silinder silang (dan sebaliknya). Kemudian dilakukan pemeriksaan ulang. Pemeriksaan ini dilakukan sampai tercapai titik netral atau tidak terdapat perbedaan. Untuk memperbaiki kelainan astigmat dapat diberikan lensa silinder dengan cara coba-coba, cara pengabur ataupun cara silinder bersilang. Pada astigmat irregular dimana terjadi pemantulan dan pembiasan sinar yang tidak teratur pada dataran permukaan depan kornea maka koreksi dilakukan dengan memakai lensa kontak. Dengan memakai lensa kontak ini, maka permukaan depan kornea tertutup rata dan diisi oleh film air mata.

Uji Duokrom = Uji Keseimbangan Merah Biru, (Red Green Balance Test),(Untuk koreksi kacamata tepat)

Pada mata emetropia sinar merah dibiaskakn di belakang retina sedang sinar hijau di depan, demikian pula pada mata yang telah dikoreksi dengan tepat.

Pada penderita duduk dengan satu mata ditutup dan melihat pada kartu merah hijau ada huruf diatasnya. Pasien diminta untuk memberitahu huruf di atas warna yang tampak lebih jelas.

Bila terlihat huruf diatas warna hijau lebih jelas berarti mata hipermetropia, sedang pada myopia akan lebih jelas huruf pada warna merah. Pada keadaan tersebut dilakukan koreksi sehingga huruf di atas warna hijau sama jelas dibanding huruf di atas warna merah.

Uji Dominan Mata

Untuk mengetahui mata dominant pada anak. Anak diminta melihat pada satu titik atau benda jauh. Satu mata ditutup kemudian mata yang lainnya. Bila mata yang dominant yang tertutup maka anak tersebut akan menggerakkan kepalanya untuk melihat benda yang matanya dominant.

Uji Crowding Phenomena (Untuk Mengetahui Adanya Ambliopia)

Penderita diminta membaca huruf kartu snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu-persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan tajam pemglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut crowding phenomena pada mata tersebut menderita ambliopia.

Page 19: pbl 1 pancaindra

LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Cara-cara Memelihara Kesehatan Mata Secara Umum dan Secara Islami

A. Cara Menjaga Kesehatan Mata Secara Umum

Cara memelihara kesehatan mata secara umum antara lain dapat kita lakukan dengan cara:- menggunakan tetes mata yang steril dan tidak boleh digunakan lebih dari satu orang.- bagian ujung dari tetes mata tidak boleh disentuh dengan ujung tangan dan tidak boleh mengenai mata.- cucilah tangan dengan sabun sebelum menyentuh area mata.- membersihkan lensa kontak dan menggantinya sesuai dengan ketentuan.- hentikan penggunaan lensa kontak jika merasakan ada gangguan pada mata.- jangan lupa selalu mengedipkan mata untuk selalu membuat mata basah.- menggunakan kacamata dengan lapisan pelindung sinar UV ketika beraktivitas dibawah terik matahari.- memaki kacamata pelindung khusus ketika melakukan kegiatan/ olahraga yang ekstrim dan berbahaya, seperti; mengelas dan melakukan percobaan kimia di laboratorium.- jangan menggosok mata ketika mata terasa kering atau perih.- istirahat selama kurang lebih 5 menit setelah bekerja selama 1 jam menggunakan komputer atau menonton televisi.- cucilah mata dengan air mengalir yang hangat ketika mata terkena debu, serpihan benda asing, atau cairan kimia.

B. Cara Menjaga Mata dan Pandangan Secara Islami

Perintah menjaga pandangan :

“Katakanlah pada orang-orang beriman ( laki-laki) hendaknya menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka. Karena yang demikian itu membersihkan jiwa mereka dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa yang mereka lakukan. Dan katakanlah kepada mereka hendaknya mereka menjaga pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka.” ( QS An Nur : 30-31 )

Pandangan itu sendiri digolongkan menjadi tiga :- Pandangan wajib : melihat mushaf al Qur’an dan buku-buku yang bermanfaat terkait dengan

pelaksanaan kewajiban.- Pandangan haram : memandang wanita dengan syahwat, termasuk kepada mantan

istri/suami, tanpa ada syarat yang dibenarkan syarak.- Pandangan sunnah : melihat muka dan telapak tangan calon istri yang diduga kuat

lamarannya diterima, membaca buku-buku yang bermanfaat untuk meningkatkan keimanan dan pengetahuan, dan melihat ulama dan orang tua dengan pandangan menghormati.

Page 20: pbl 1 pancaindra

DAFTAR PUSTAKA

Ganong W.F. ( 2005 ) . Review of Medical Physiology International XXII edition. McGraw Hill, Boston.

Sherwood L. ( 2004 ). From Cells to System. Human Physiology. 5th edition. Brooks Cole, Thomson Learning Inc. Belmont. USA

Sloane, Ethel ( 2004 ) Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Snell, Richard S ( 2006) Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta. EGC Ilyas,H Sidarta.( 2006) Ilmu Penyakit Mata edisi 3. Jakarta. FK Universitas Indonesia. http://www.scribd.com/doc/95732940/Anatomy-Eye