pancing rawai

Upload: uchuk-pabbola

Post on 14-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisa Usaha

TRANSCRIPT

  • POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    PANCING RAWAI

    BANK INDONESIA

  • iBANK INDONESIA

    KATA PENGANTAR

    Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional

    memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki

    kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan

    usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami

    kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,

    misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya

    keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku

    UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk

    komoditas tertentu. Di sisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi

    tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.

    Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi

    perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan

    informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan

    usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk penyediaan informasi pola pembiayaan

    untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas

    (lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 88 judul buku pola

    pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan

    konvensional dan 21 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan

    lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah

    dimasukkan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)

    yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses

    melalui internet di alamat www.bi.go.id.

    Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama

    dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan

    memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari perbankan, lembaga/instansi

  • ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas

    segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.

    Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi

    kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini

    dapat menghubungi:

    Direktorat Kredit, BPR dan UMKMBiro Pengembangan UMKMTim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKMJl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta PusatTelp. (021) 381.8922 atau 381.7794Fax. (021) 351.8951

    Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola

    pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi

    pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.

    Jakarta, Desember 2008

  • PANCING RAWAI

    iiiBANK INDONESIA

    RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILPANCING RAWAI DASAR

    No Unsur Pembiayaan Uraian

    1 Jenis usaha Pancing rawai dasar

    2 Lokasi usaha Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi

    3 Dana yang digunakan Investasi : Rp. 135.000.000

    Modal Kerja : Rp. 39.200.000

    Total : Rp. 174.200.000

    4 Sumber dana

    a. Modal Sendiri Rp. 69.680.000

    b. Kredit : Rp. 104.520.000

    (1) Kredit Investasi : Plafond : Rp. 81.000.000

    Suku Bunga : 14%

    Jangka Waktu : 3 tahun

    (2) Kredit Modal Kerja Plafond : Rp. 23.520.000

    Suku Bunga : 14%

    Jangka Waktu : 3 tahun

    5 Periode pembayaran kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan setiap bulan

    6 Kelayakan usaha

    A Periode proyek 3 tahun

    B Produk Ikan (hasil tangkapan pancing rawai)

    C Skala proyek Produksi per bulan : 313 kg

    D Teknologi Line hauler untuk membantu menggulung pancing

    E Pemasaran ProdukKonsumen langsung, pedagang pengumpul dan industri pengolah

    7 Kriteria kelayakan usaha

    NPV Rp 42.197.000,-

    IRR 26,84%

    Net B/C Ratio 1,24

  • iv POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    No Unsur Pembiayaan Uraian

    Pay Back Period 2,506

    BEP Penjualan rata-rata Rp. 160.513.000,-

    BEP Produksi rata-rata 200.500 kg

    Penilaian Layak

    8 Analisis sensitivitas

    (1) Biaya variabel

    a Biaya variabel naik 5%

    NPV Rp. 16.459.248

    IRR 19,06%

    Net B/C Ratio 1,09

    Pay Back Period 2,79 tahun

    Penilaian Layak

    b Biaya variabel naik 8,3%

    NPV Rp (433.538)

    IRR 13,87%

    Net B/C Ratio 1,00

    Pay Back Period 3,01 tahun

    Penilaian Tidak Layak

    (2) Pendapatan

    a Pendapatan turun 2%

    NPV Rp. 26.776.799

    IRR 22,20%

    Net B/C Ratio 1,15

    Pay Back Period 2,67 tahun

    Penilaian Layak

    b Pendapatan turun 5,5%

    NPV Rp (208.691)

    IRR 13,94%

    Net B/C Ratio 1,00

    RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN

  • PANCING RAWAI

    vBANK INDONESIA

    No Unsur Pembiayaan Uraian

    Pay Back Period 3 tahun

    Penilaian Tidak Layak

    (3) Biaya variabel dan pendapatan

    Biaya variabel naik 1% dan pendapatan turun 1%

    NPV Rp. 29.325.618

    IRR 22,97%

    Net B/C Ratio 1,17

    Pay Back Period 2,64 tahun

    Penilaian Layak

    Biaya variabel naik 3,3% dan pendapatan turun 3,3%

    NPV Rp. (252.642)

    IRR 13,92%

    Net B/C Ratio 1,00

    Pay Back Period 3 tahun

    Penilaian Tidak Layak

  • vi POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    DAFTAR ISI

    HalKATA PENGANTAR................................................................................ iRINGKASAN........................................................................................... iiiDAFTAR ISI............................................................................................. viDAFTAR GAMBAR ................................................................................ viiiDAFTAR PHOTO .................................................................................... viiiDAFTAR TABEL...................................................................................... ix

    BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

    BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1 Profil Usaha.............................................................. 32.2 Pola Pembiayaan ...................................................... 4

    BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN3.1 Aspek Pasar.............................................................. 7

    3.1.1 Permintaan ..................................................... 73.1.2 Penawaran ..................................................... 83.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar............. 9

    3.2 Aspek Pemasaran .................................................... 93.2.1 Harga ............................................................. 93.2.2 Jalur Pemasaran Produk .................................. 103.2.3 Kendala Pemasaran ........................................ 11

    BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI4.1 Lokasi Usaha ............................................................ 134.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan ................................ 134.3 Tenaga Kerja............................................................ 154.4 Teknologi................................................................. 154.5 Proses Produksi......................................................... 154.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi.............................. 174.7 Produksi Optimum.................................................... 184.8 Kendala Produksi .................................................... 19

    RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN

  • PANCING RAWAI

    viiBANK INDONESIA

    BAB V ASPEK KEUANGAN5.1 Pemilihan Pola Usaha.............................................. 215.2 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan .... 22

    5.3 Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan BiayaOperasional ............................................................ 235.3.1 Biaya Investasi ............................................... 235.3.2 Biaya Operasional........................................... 24

    5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja............. 255.5 Produksi dan Pendapatan........................................ 265.6 Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Even Point ...... 275.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek.................. 285.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Proyek...................... 295.9 Hambatan dan Kendala........................................... 31

    BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial....................................... 336.2 Aspek Dampak Lingkungan..................................... 33

    BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan............................................................. 357.2 Saran................................................................... 36

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 37DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. 40

  • viii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Hal

    1.1 Pancing Rawai Dasar .................................................................. 13.1 Skema Jalur Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Pancing Rawai ..... 11

    DAFTAR PHOTO

    Photo Hal

    4.1 Perahu Pancing Rawai Dasar ...................................................... 144.2 Pemasangan Umpan................................................................... 164.3 Pengoperasian Pancing Rawai..................................................... 164.4 Penarikan Jaring ......................................................................... 174.5 Hasil Tangkapan Pancing Rawai .................................................. 18

    DAFTAR ISI

    Hal

  • PANCING RAWAI

    ixBANK INDONESIA

    DAFTAR TABEL

    Tabel Hal

    3.1 Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia dariTahun 2005 - 2007........................................................................ 7

    3.2 Produksi Ikan Target Tangkapan Pancing Rawai Dasar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat .................................................................... 8

    3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dasar dari Tahun 2005 2007 ................................................................ 10

    4.1 Fasilitas Produksi Pancing Rawai Dasar............................................ 14

    5.1 Asumsi untuk Analisis Keuangan................................................... 22

    5.2 Komposisi Biaya Investasi............................................................... 24

    5.3 Komponen Biaya Operasional........................................................ 24

    5.4 Komponen Dan Struktur Biaya Proyek............................................ 25

    5.5 Perhitungan Angsuran Kredit.......................................................... 26

    5.6 Proyeksi Produksi dan Pendapatan.................................................. 26

    5.7 Proyeksi Pendapatan dan Rugi Laba Usaha..................................... 27

    5.8 Rata-rata Laba Rugi dan BEP Usaha.................................. 28

    5.9 Kelayakan Usaha pancing rawai dasar ........................................... 28

    5.10 Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik........................................... 29

    5.11 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun............................................ 30

    5.12 Analisis Sensitivitas Kombinasi........................................................ 31

  • x POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    DAFTAR TABEL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 1BANK INDONESIA

    BAB I PENDAHULUAN

    Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan yang sifatnya berburu, yang

    dilakukan di laut guna menangkap ikan yang layak konsumsi. Berbagai jenis alat

    tangkap telah dikembangkan untuk membantu mempermudah proses berburu di

    laut. Alat tangkap dikembangkan dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan

    habitat dimana ikan berada. Berdasarkan habitat dimana ikan berada, sumber daya

    ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan

    ikan demersal (ikan dasar). Jenis-jenis ikan dasar, biasanya adalah ikan karnivora yang

    mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti: ikan-ikan karang, kerapu, cucut, dsb. Sesuai

    dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan dasar, kemudian dikembangkan

    beberapa alat tangkap, seperti: pancing, jaring dasar dan rawai dasar.

    Gambar 1.1 Pancing rawai dasar

    Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

    produktif. Disamping mudah dari sisi pengoperasiannya, alat tangkap ini juga relatif

    murah dari sisi pembiayaannya. Sebagai akibatnya, alat tangkap pancing rawai dasar

    cukup tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia.

  • 2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Pengguna terbesar pancing rawai dasar adalah nelayan yang mempunyai

    penghasilan menengah ke bawah, karena pancing rawai dasar memerlukan biaya

    yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil. Sebagian besar pengguna

    pancing rawai dasar adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah.

    Hasil tangkapan pancing rawai dasar, umumnya adalah ikan karnivora yang

    mempunyai daging lezat. Disamping itu, mutu ikan yang tertangkap dengan pancing

    juga mempunyai mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lain.

    Sehingga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar mempunyai harga yang

    relatif mahal dibandingkan dengan jenis hasil tangkapan lainnya. Hasil tangkapan

    pancing rawai dasar selain dijual ke restoran-restoran sea food, juga diperuntukkan

    untuk komoditas ekspor.

    Namun demikian, sebagai mana kondisi nelayan pada umumnya, nelayan

    pancing ulur kondisinya masih relatif terbelakang dari sisi kemampuan ekonominya

    bila dibandiingkan dengan pelaku usaha lainnya. Selain faktor manajemen usaha yang

    relatif belum baik, juga aspek permodalannya yang masih kurang. Nelayan biasanya

    akan panen uang selama musim penangkapan ikan dan mengalami kekurangan uang

    semasa masa paceklik tiba. Nelayan pancing rawai dasar biasanya akan mencari

    sumber permodalan dari pihak ketiga yang pengembaliannya memberatkan.

    Pusat-pusat kegiatan pancing rawai dasar umumnya terletak di pesisir pantai

    yang dasar perairannya relatif dangkal. Pantai utara Jawa, Madura, pantai barat

    Sumatera dan beberapa lokasi lainnya di Kalimantan dan Sulawesi menjadi sentra-

    sentra pancing rawai dasar. Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan pancing

    rawai dasar kaitannya dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah dilakukan

    buku pengkajian tentang pancing rawai dasar di Kuala Tungkal, Jambi. Gambaran

    tentang usaha pancing rawai dasar ini meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek

    produksi, aspek keuangan, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Dalam rangka

    menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat luas. maka buku pola

    pembiayaan pancing rawai dasar ini akan ditransformasi dalam Sistem Informasi

    Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SI-PUK) yang dapat diakses melalui website

    Bank Indonesia.

    PENDAHULUAN

  • 3BANK INDONESIA

    BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

    2.1. Profil Usaha

    Usaha penangkapan dengan menggunakan pancing rawai dasar adalah salah

    satu jenis usaha perikanan tangkap yang umumnya berskala mikro dan kecil. Tidak

    seperti jenis usaha pada umumnya yang menghasilkan produk tertentu, jenis kegiatan

    pancing rawai dasar adalah mengejar target untuk ditangkap. Alat tangkap pancing

    rawai biasanya dioperasikan oleh nelayan-nelayan tradisional yang bermodal kecil

    secara perseorangan.

    Lokasi usaha pancing rawai dasar umumnya di pesisir pantai yang memiliki

    dasar perairan yang relatif landai, berlumpur atau berkarang dimana jenis-jenis ikan

    dasar banyak ditangkap. Pancing rawai dasar hampir dioperasikan oleh nelayan skala

    kecil di seluruh perairan Indonesia. Pancing rawai dasar, banyak dijumpai di pantai

    utara Jawa, perairan Madura, Nusa Tenggara, Sumatera.

    Di Propinsi Jambi, pancing rawai dasar banyak dioperasikan di Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Khusus untuk Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat, sentra kegiatan pancing rawai dasar terdapat di Kuala Tungkal. Bila

    dibandingkan dengan jenis alat tangkap yang lainnya, rumah tangga perikanan

    pancing rawai dasar mempunyai jumlah yang lebih sedikit. Pancing rawai dasar yang

    dioperasikan kurang lebih berjumlah 50 unit.

    Usaha pancing rawai dasar di wilayah Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat umumnya berbentuk usaha perorangan dengan skala usaha mikro dan

    kecil. Pengelola usaha ini umumnya adalah keluarga yang dilakukan secara mandiri

    dengan sebagian besar tenaga kerja tetap merupakan anggota keluarganya.

    Pancing rawai dasar yang dioperasikan di Kuala Tungkal adalah jenis pancing

    rawai dasar yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar. Jenis-jenis ikan yang

    biasa tertangkap dengan pancing rawai dasar adalah ikan kerapu, kakap, jenis-jenis

    ikan karang, pari dan sebagainya. Sesuai dengan perubahan musim, maka musim

  • 4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    penangkapan ikan pancing rawai dasarpun juga mengalami perubahan berdasarkan

    perkembangan musim. Hasil tangkapan pancing rawai dasar biasanya dijual langsung

    kepada pedagang pengumpul di desa nelayan.

    2.2. Pola Pembiayaan

    Pembiayaan usaha perikanan pancing rawai dasar di Kuala Tungkal, berasal

    dari modal sendiri nelayan atau bantuan dari teman/saudara. Disamping sumber-

    sumber pembiayaan yang biasa dilakukan oleh nelayan, pada beberapa tahun terakhir

    nelayan juga memperoleh sumber dana yang berasal dari lembaga Pemerintahan

    melalui Dinas Perikanan dan Kelautan.

    Secara umum, lembaga perbankan yang melayani kebutuhan permodalan

    nelayan di lokasi kajian adalah Bank Bukopin melalui Swamitra Mina Kuala Tungkal.

    Swamitra Mina adalah suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara Bank Bukopin

    dengan Koperasi Nelayan atau Koperasi Perikanan yang berorientasi kepada

    kepentingan nelayan untuk modernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan

    jaringan teknologi dan dukungan manajemen yang profesional. Meskipun demikian,

    usaha perikanan pancing rawai dasar sampai saat ini belum memperoleh kesempatan

    menerima bantuan modal dari lembaga keuangan yang ada.

    Dalam rangka pemberian kredit perorangan, Swamitra Mina melakukan

    analisis terhadap karakter calon nasabah, kemampuan manajemen, kemampuan

    keuangan meliputi modal dan laba usaha, aspek teknis, kondisi dan prospek usaha,

    serta agunan. Suku bunga untuk skim kredit KUK yang diberikan oleh Bank Bukopin

    untuk usaha ini sebesar 14% per tahun dengan jangka waktu kredit satu hingga tiga

    tahun.

    Seperti pada sistem perbankan umumnya, beberapa prosedur seperti

    surat pengajuan kredit dari debitur, pengumpulan data (data keuangan, jaminan),

    pembuatan proposal dan pengajuan ke komite kredit harus dipenuhi oleh calon

    nasabah. Dalam pemenuhan syarat perbankan tersebut, sering nelayan menghadapi

    beberapa masalah diantaranya masalah agunan dan penyusunan proposal kegiatan.

    PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

  • PANCING RAWAI

    5BANK INDONESIA

    Oleh sebab itu, disamping memberikan kredit, Swa Mitra Mina Kuala Tungkal juga

    membantu nelayan dalam memenuhi persyaratan perbankan, misalnya membantu

    mengurus pembuatan akta tanah dan proposal rencana kegiatan.

    Setelah prosedur administrasi dilengkapi, petugas Koperasi Swamitra Mina

    akan melakukan pengumpulan data ke lapangan untuk memverifikasi informasi yang

    ada. Setelah administrasi dan prosedur dipenuhi, biasanya dana akan cair dalam

    waktu yang tidak lebih dari satu minggu.

  • 6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7BANK INDONESIA

    BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

    3.1. Aspek Pasar

    3.1.1. Permintaan

    Usaha pancing rawai dasar mempunyai peranan yang cukup penting bagi

    usaha perikanan nasional terutama dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

    Konsumsi ikan dalam negeri menunjukkan peningkatan. Dalam kurun waktu 3 tahun

    terakhir pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia untuk ikan dan udang

    serta konsumsi ikan dan udang per kapita menunjukkan tren kenaikan. Meskipun

    konsumsi ikan per kapita masih relatif rendah, kecenderungan ini menunjukkan

    bahwa permintaan ikan senantiasa meningkat.

    Tabel 3.1 Perkembangan konsumsi ekspor ikan Indonesia

    dari tahun 2005 - 2007

    No. KeteranganTahun

    2005 2006 2007

    1 Pengeluaran pangan per kapita (1000) 168,8 - 194,2

    2Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.)

    10.675 13.374 13.622

    3 Konsumsi rata-rata per kapita seminggu

    Udang dan Ikan segar (kg)a. 0,252 0,281 0,260

    Udang dan ikan yang diawetkan (ons)b. 0,441 0,499 0,523

    4 Eksport udang dan ikan (juta US$) 1.324 1.456 1.493

    Sumber: BPS, 2008

  • 8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Dengan jumlah penduduk yang bertambah dan kesadaran masayarakat yang

    sudah mulai membaik tentang konsumsi ikan, maka permintaan ikan dari tahun ke

    tahun akan selalu bertambah besar. Sehingga penambahan produksi ikan di masa

    yang akan datang menjadi tantangan tersendiri.

    Searah dengan perkembangan nilai ekspor produk ikan dan udang nasional

    yang terus mengalami peningkatan, ekspor ikan dari Propinsi Jambi juga mengalami

    peningkatan. Bila ekspor ikan senangin ke Malaysia pada tahun 2004 sekitar 100 ton

    (US$ 68.071) meningkat sampai di atas 300 ton (US$ 464.821,5) pada tahun 2008.

    3.1.2. Penawaran

    Analisa pasar terhadap penawaran hasil tangkapan pancing rawai dasar

    secara langsung masih belum dilakukan secara nasional. Perhitungan tidak langsung

    dapat dilakukan dengan memperkirakan permintaan ikan hasil tangkapan pancing

    rawai dasar berdasarkan daerah dan waktu (musim penangkapan).

    Tabel 3.2. Produksi ikan target tangkapan pancing rawai dasar

    di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi

    No. Nama IkanProduksi (ton)

    2005 2006 2007

    1. Senangin (Polynemus sp) 259,1 84,2 315,9

    2. Pari (Trigonidae) 219,5 174,2 269,2

    3. Gerot-gerot (Pomadasys sp) 59,6 - 71

    Meskipun relatif bersifat musiman, ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai

    dasar relatif tersedia sepanjang tahun. Hal ini karena usaha ini bersifat tradisional

    dan dikelola secara perseorangan sehingga kegiatan penangkapan akan dilakukan

    sepanjang waktu selama musim atau kondisi laut masih memungkinkan untuk

    dilakukan operasi penangkapan.

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

  • PANCING RAWAI

    9BANK INDONESIA

    Produksi ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar di Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat secara umum menunjukkan tren peningkatan. Meskipun produksi pada

    tahun 2006 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2005, tetapi produksi pada tahun

    2007 meningkat kembali. Peningkatan nilai permintaan luar negeri diduga telah

    mendorong peningkatan upaya penangkapan ikan-ikan senangin.

    3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

    Persaingan dalam usaha pancing rawai dasar bukan terletak pada aspek

    pemasarannya, melainkan pada aspek produksi. Persaingan pemasaran pada usaha

    pancing rawai dasar tidak tajam, karena para nelayan umumnya telah mempunyai

    pelanggan tetap yaitu juragan ikan yang telah membiayai operasi penangkapan nelayan.

    Upaya yang harus dilakukan nelayan adalah menjaga mutu sehingga pelanggan puas

    dan tidak pindah ke nelayan lain. Pada sistem pemasaran yang seperti ini, nelayan tidak

    mempunyai kekuatan untuk menentukan nilai hasil tangkapannya. Harga ikan sering

    ditentukan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Persaingan yang justru terjadi

    adalah persaingan dalam proses penangkapan ikan, dimana daerah penangkapan ikan

    pancing rawai dasar terus mengalami penyempitan karena terdesak oleh beroperasinya

    kapal trawl ke pesisir pantai dimana pancing rawai dasar dioperasikan.

    3.2. Aspek Pemasaran

    3.2.1. Harga

    Karena dijual ke luar negeri, harga ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar

    relatif stabil. Harga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar yang dijual kepada

    konsumen pada saat survei dilakukan berkisar antara Rp 10.000 Rp 28.000 per

    kg. Perbedaan harga ditentukan berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan dan tingkat

    kesegaran ikan. Ikan pari dihargai Rp.10.000 per kg, sedangkan ikan senangin

    dihargai Rp. 25.000 per kg. Selain untuk konsumsi lokal, hasil tangkapan pancing

    rawai dasar dijual ke Malaysia.

  • 10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Bila melihat tren harga hasil tangkapan dari tahun ke tahun dapat di ketahui

    bahwa harga ikan senantiasa menunjukkan peningkatan. Bila ikan senangin pada

    tahun 2005 dihargai Rp.12.000 per kg meningkat menjadi sekitar Rp. 25.000 per

    kg. Selain senangin hasil tangkapan lainnya juga menunjukkan peningkatan harga

    (Tabel 3.3).

    Tabel 3.3 Perkembangan harga ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar

    dari tahun 2005 2007

    No Nama IkanProduksi (ton)

    2005 2006 2007 2008*

    1. Senangin (Polynemus sp) 12.000 11.866 20.716 25.000

    2. Pari (Trigonidae) 2.238 5.997 6.730 10.000

    3. Gerot-gerot (Pomadasys sp) 15.000 - 23.282 27.500

    Keterangan: *) Hasil survey 2008

    3.2.2. Jalur Pemasaran Produk

    Penjualan produk usaha pancing rawai dasar ini dapat dilakukan sendiri oleh

    nelayan atau melalui pedagang pengumpul (toke) untuk kemudian diekspor atau

    dijual langsung ke konsumen. Pola pemasaran produk pancing rawai dasar ini secara

    umum terbagi dua, yaitu :

    Nelayan menjual langsung produknya ke pasar-pasar setempat. Pada pola a.

    ini daerah pemasaran hanya berkisar pada pasar-pasar yang terdapat pada

    kabupaten yang sama dengan daerah produsen pancing rawai dasar yang

    bersangkutan.

    Nelayan menjual ke pedagang pengumpul untuk kemudian dieksport ke luar b.

    negeri, melalui pedagang besar di Batam.

    Pedagang pengumpul menjual ikan-ikan yang bukan kualitas ekspor ke c.

    pedagang pengecer untuk kemudian dijual ke konsumen lokal.

    ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

  • PANCING RAWAI

    11BANK INDONESIA

    Nelayan Pedagang Pengumpul

    Pedagang pengecer

    Konsumen Lokal

    PedagangBesar

    KonsumenLuar Negeri

    Gambar 3.1. Skema jalur pemasaran hasil tangkapan pancing rawai dasar

    3.2.3. Kendala Pemasaran

    Kendala pemasaran yang dihadapi oleh usaha pancing rawai dasar adalah

    fluktuasi hasil tangkapan karena berubahnya sistem musim dan persaingan dengan

    jenis alat tangkap lain yang lebih produktif seperti trawl. Selain masalah produksi,

    kendala pemasaran yang lain adalah persepsi masyarakat yang belum memilih ikan

    sebagai produk pilihan selain daging dan telur.

    Disisi lainnya, struktur lembaga keuangan yang belum memihak kepada

    nelayan juga dirasakan menjadi kendala pemasaran. Jalur-jalur pemasaran selama

    ini masih dikuasai oleh pedagang pengumpul yang tertutup sangat rapi sehingga sulit

    bagi nelayan untuk menembusnya. Karena tidak mengetahui informasi pasar, harga

    ikan dikendalikan oleh pedagang pengumpul.

  • 12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 13BANK INDONESIA

    BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI

    4.1. Lokasi Usaha

    Lokasi usaha pancing rawai dasar harus berorientasi pada daerah pesisir pantai

    yang mempunyai dasar perairan berlumpur dan berkarang. Wilayah Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat, merupakan salah satu sentra usaha pancing rawai dasar di

    Jambi. Lokasi penangkapan ikan berada di sekitar pantai yang mempunyai dasar

    perairan landai dan berlumpur. Perairan di sekitar Kuala Tungkal merupakan perairan

    yang relatif dangkal dan berlumpur sehingga cocok untuk pengoperasian pancing

    rawai dasar.

    4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

    Pancing rawai dasar atau dalam bahasa asingnya adalah long line, adalah alat

    tangkap yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga

    merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Ayodhyoa (1981)

    menyatakan bahwa alat tangkap rawai dasar terdiri dari tali utama (main line), tali

    cabang (branch line), tali pelampung, bendera, pelampung tali pancing, pancing

    dan tali-temali lainnya. Prinsip kerja dari pancing rawai dasar adalah memikat ikan

    untuk memakan umpan pada mata pancing yang merupakan perangkap bagi target

    tangkapan.

  • 14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Photo 4.1 Perahu Pancing Rawai Dasar

    Untuk mengoperasikan pancing rawai dasar, digunakan sebuah perahu dengan

    ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin motor tempel

    dengan kekuatan 5,5 HP. Sedangkan pancing rawai yang digunakan berjumlah 7

    box dimana masing-masing box mempunyai panjang 180 m. Sebagai Tali utama

    pancing rawai dasar digunakan senar dengan diameter 3 mm. Pada tali utama setiap

    box dipasangkan sekitar 45 mata pancing (no.5) dengan jarak 3-4 meter. Untuk

    mengikatkan mata pancing pada senar utama (main line), digunakan senar pancing

    (branch line) berukuran 1,5 mm dengan panjang 50 cm. Bila setiap box mempunyai

    panjang 180m maka panjang total pancing rawai sekitar 1 1,5 km.

    Tabel 4.1. Fasilitas produksi pancing rawai dasar

    No Komponen Biaya Harga per Satuan Rp

    1 Kapal Ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m 6.000.000

    2 Pancing rawai 7 box @ 180 m 1.000.000

    3 Mesin Penggerak 16 PK 6.000.000

    ASPEK TEKNIS PRODUKSI

  • PANCING RAWAI

    15BANK INDONESIA

    4.3. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 2-3 orang. Sistem pengupahan

    terhadap tenaga kerja pada sistem operasi penangkapan ikan dengan menggunakan

    alat tangkap pancing rawai dasar, menggunakan sistem bagi hasil. Hasil tangkapan

    setelah dikurangi biaya, akan dibagi menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk pemilik,

    satu bagian untuk perahu dan alat tangkap dan satu bagian untuk ABK. Biasanya,

    pemilik kapal akan ikut operasi penangkapan sebagai fishing master, sedangkan ABK

    yang lainnya membantu dalam proses penangkapan ikan di laut.

    4.4. Teknologi

    Teknologi yang digunakan untuk mengoperasikan pancing rawai dasar relatif masih

    sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses pemasangan

    pancing atau penggulungan pancing. Mengingat pancing ulur menggunakan tali

    pancing yang panjang, maka dalam proses pemasangannya (setting) sering terjadi

    kecelakaan ketika tali pancing utama kusut. Demikian juga dalam proses penarikannya,

    tidak jarang karena ikan terjerat di tali pancing, tali pancing juga kusut. Untuk

    mengatasinya, biasanya digunakan line hauler.

    4.5. Proses Produksi

    Proses produksi pancing rawai dasar yang dilakukan dalam studi pola

    pembiayaan ini adalah proses penangkapan ikan dengan menggunakan pancing rawai

    dasar. Diagram alir proses penangkapan ikan dengan pancing rawai dasar adalah

    sebagai berikut :

    Persiapan1. , yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah

    kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan, biasanya dilakukan

    pada waktu subuh.

    Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan2. . Setelah persiapan

    selesai, armada penangkapan kemudian menuju daerah penangkapan yang

  • 16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    telah direncanakan. Perjalanan menuju daerah fishing ground biasanya

    akan memakan waktu sekitar 2 jam. Sambil menuju fishing ground, nelayan

    akan mempersiapkan pancing dan memasang umpan di mata pancing.

    Umpan biasanya akan diperoleh dengan cara melakukan penangkapan ikan

    terhadap ikan-ikan non-ekonomis di pesisir pantai. Bila tidak didapatkan

    jumlah yang mencukupi, umpan diperoleh dari nelayan lain.

    Photo 4.2 Pemasangan Umpan

    Pemasangan pancing3. . Bila daerah penangkapan ikan dinilai layak,

    dari segi jumlah ikan dan keselamatan operasi penangkapan kemudian

    dilakukan operasi penangkapan. Pemasangan pancing rawai akan

    memakan waktu sekitar satu jam.

    Photo 4.3 Pengoperasian Pancing Rawai

    ASPEK TEKNIS PRODUKSI

  • PANCING RAWAI

    17BANK INDONESIA

    Perendaman pancing. 4. Untuk memberi kesempatan ikan datang

    mendekati mata pancing dan memakan umpan yang ada di mata pancing,

    pancing direndam selama kurang lebih 2 jam.

    Pengangkatan jaring. 5. Bila waktu perendaman dirasakan telah cukup dan

    ikan yang tertangkap sudah banyak, maka kemudian pancing diangkat ke

    atas perahu.

    Photo 4.4 Penarikan Jaring

    Pemasangan ulang, 6. bila hasil tangkapan masih sedikit dan belum

    mencukupi secara ekonomi, akan dilakukan proses penangkapan ulang.

    Kembali ke 7. fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila

    waktu operasi telah lebih dari 6 jam, maka kemudian diputuskan untuk

    kembali ke fishing base.

    4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi

    Jenis ikan yang menjadi target penangkapan pancing rawai dasar di Kuala

    Tungkal adalah ikan senangin, pari, belut laut (malung), dan gerot-gerot. Rata-rata

    hasil produksi setiap unit kapal penangkapan ikan untuk masing-masing jenis ikan

  • 18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    pada setiap trip operasi penangkapannya adalah sebanyak 5 kg. Bila dalam satu unit

    usaha ada 10 perahu penangkap ikan, maka total hasil tangkapan adalah 50 kg per

    trip unit usaha. Karena ikan tertangkap pada mata pancing di posisi mulut ikan, secara

    umum mutu ikan dalam kondisi baik. Namun demikian, kegiatan penangkapan yang

    dilakukan di lokasi kajian, secara umum belum menggunakan es sebagai sarana untuk

    membantu peningkatan mutu ikan.

    Photo 4.5 Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dasar

    4.7. Produksi Optimum

    Produksi atau hasil tangkapan pancing rawai dasar utamanya dipengaruhi oleh

    musim penangkapan ikan. Pada saat musim penangkapan, maka akan dihasilkan

    tangkapan yang optimum. Dalam kondisi optimum, pancing rawai dasar dasar akan

    menghasilkan ikan sebanyak 100 kg per trip. Musim ikan hanya berlangsung sekitar

    6 bulan dari bulan Mei sampai dengan Oktober. Diluar musim penangkapan tersebut,

    hasil tangkapan sedikit dan bahkan tidak mendapatkan hasil sama sekali.

    ASPEK TEKNIS PRODUKSI

  • PANCING RAWAI

    19BANK INDONESIA

    4.8. Kendala Produksi

    Karena mengoperasikan kapal di atas wahana air, maka iklim dan cuaca

    menjadi kendala utama dalam usaha perikanan umumnya dan pancing rawai dasar

    pada khususnya. Hal ini karena, bila cuaca atau iklim buruk, maka nelayan tidak

    melakukan kegiatan penangkapan. Selain mempengaruhi kondisi wahana air dimana

    kapal dioperasikan, cuaca dan iklim juga mempengarhi musim ikan. Sesuai dengan

    siklus hidupnya, ikan akan melakukan proses migrasi untuk keberlangsungan hidup

    dirinya dan keturunannya. Kendala yang lainnya adalah persaingan penangkapan

    ikan dengan armada penangkapan lainnya. Area penangkapan ikan yang ada menjadi

    sempit karena makin banyaknya armada yang beroperasi.

  • 20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 21BANK INDONESIA

    BAB VASPEK KEUANGAN

    Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari

    sisi keuangan, terutama kemampuan nelayan untuk mengembalikan kredit yang

    diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan nelayan dalam

    perencanaan dan pengelolaan usaha pancing rawai dasar.

    5.1. Pemilihan Pola Usaha

    Pola usaha yang dipilih adalah usaha penangkapan ikan dengan menggunakan

    pancing rawai dasar. Penentuan waktu dan musim penangkapan ikan yang tepat

    merupakan kunci keberhasilan dari kegiatan usaha ini. Hal ini berkaitan dengan

    musim ikan dan keselamatan kerja selama mengoperasikan alat tangkap di laut,

    Sebagai sarana utama dalam kegiatan ini adalah perahu yang digunakan untuk

    mengoperasikan alat tangkap pancing rawai dasar. Oleh sebab itu, biaya investasi

    sebagian besar diperlukan untuk pembelian perahu dan pancing rawai dasar berikut

    mesin penggeraknya.

    Pola usaha kegiatan perikanan pancing rawai dasar yang diusulkan dalam

    kegiatan ini adalah kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri atas 10 unit perahu

    pancing rawai dasar. Kelompok tersebut merupakan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

    yang di pimpin oleh seorang ketua yang mengkoordinir kegiatan usaha. Anggota-

    anggota kelompok nanti secara bersama-sama akan bertanggung jawab memajukan

    usaha yang dijalankan.

    Jenis teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana dengan mengacu

    pada tipe-tipe perikanan rawai pada umumnya. Penangkapan ikan dilaksanakan

    sepanjang tahun, meskipun ada penekanan pada musim-musim banyak ikan. Pada

    musim banyak ikan, trip dilakukan setiap hari, sedangkan pada musim yang lain

    tergantung kondisi yang terjadi.

  • 22 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

    Untuk analisa kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai

    parameter teknologi proses maupun biaya, sebagaimana terangkum dalam Tabel

    5.1. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha pancing rawai dasar di

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta informasi yang diperoleh dari nelayan dan

    pustaka.

    Penentuan usia proyek selama 3 tahun didasarkan atas pertimbangan investasi

    perahu dan alat tangkap yang digunakan dalam proses produksi. Pancing rawai dasar,

    memiliki umur ekonomis selama 3 tahun, sehingga pada saat proyek selesai maka

    peralatan tersebut perlu dilakukan re-investasi. Melalui asumsi produksi sebanyak

    135 kg per hari dan selama 20 hari kerja perbulan, maka total produksi pancing rawai

    dasar diproyeksikan sebanyak 2.700 kg dengan tingkat penurunan kualitas hasil

    tangkapan sebesar 0%. Harga ikan karena berubah setiap waktu, maka kemudian

    dilakukan perata-rataan terhadap seluruh hasil tangkapan dengan pendekatan rata-

    rata proporsional. Selanjutnya meskipun umur proyek disusun 3 tahun, namun karena

    musim penangkapan ikan hanya berlangsung selama 6 bulan maka analisis ekonomi

    dilakukan dengan basis produksi selama 6 bulan.

    Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan

    No Asumsi Satuan Nilai/Jumlah

    1 Periode proyek tahun 3

    2 Bulan kerja tahun bulan 6

    3 Output, Produksi dan Harga:

    a. Produksi ikan per bulan kg 2.700

    b. Harga penjualan ikan Rp/kg 20.500

    c. Lama menunggu pendapatan hari 1

    d. Hasil penjualan hari 1

    e. Keberhasilan produksi persen 100%

    ASPEK KEUANGAN

  • PANCING RAWAI

    23BANK INDONESIA

    4 Tenaga kerja :

    a. Produksi orang 20

    b. Pemasaran orang 0

    5 Penggunaan input dan harga:

    a. BBM liter/bln 2.500

    b. Harga BBM Rp/liter 7.500

    6 Suku Bunga per Tahun % 14%

    7 Proporsi Modal :

    a. Kredit % 60%

    b. Modal Sendiri % 40%

    8 Jangka waktu Kredit tahun 3

    5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional

    Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pancing rawai dasar

    dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi

    adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal

    pendirian usaha yang meliputi perahu, alat penggerak perahu dan alat tangkap

    pancing rawai dasar. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan

    dalam proses penangkapan ikan.

    5.3.1. Biaya Investasi

    Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha pancing rawai dasar

    ini meliputi pembelian perahu, mesin penggerak perahu dan alat tangkap pancing

    rawai dasar. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk satu unit

    perahu rawai dasar adalah sebesar Rp 13.500.000. Komponen terbesar mesin

    penggerak (44%) dan perahu (44%), kemudian diikuti pancing rawai dasar (8%) dan

    biaya perijinan (4%) (Tabel 5.2). Selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 2.

  • 24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi (Rp)

    No Komponen Biaya Jumlah Persentase

    1 Perahu ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m 6.000.000 44

    2 Pancing rawai dasar 7 box @ 180 m 1.000.000 8

    3 Mesin Penggerak 16 PK 6.000.000 44

    4 Biaya perijinan 500.000 4

    Jumlah 13.500.000 100

    5.3.2. Biaya Operasional

    Biaya operasional dalam usaha pancing rawai dasar hanya terdiri dari satu

    komponen yaitu biaya variabel. Total biaya operasional per tahun sebesar Rp

    39.200.000 dengan asumsi bahwa pada tahun pertama hingga tahun ketiga usaha

    ini sudah dapat beroperasi dengan kapasitas 100% (Lampiran 3 dan 4).

    Tabel 5.3. Komponen Biaya Operasional (Rp)

    Tabel 5.3. Komponen Biaya Operasional (Rp)No Struktur biaya Satuan Jumlah Fisik

    Biaya persatuan Rp

    Jumlah biaya1 bulan Rp

    Biaya Perbekalan 0

    1 Perbekalan paket 250 10.000 2.500.000

    2 BBM (solar) liter 2.500 8.000 20.000.000

    3 Umpan kg 2.500 3.000 7.500.000

    4 Oli liter 50 25000 1.250.000

    5 Perawatan Kapal trip 10 100.000 1.000.000

    6 Perawatan alat tangkap trip 10 100.000 1.000.000

    7 Perawatan Mesin trip 10 100.000 1.000.000

    8 Upah ABKRp/

    orang20 12.375 4.950.000

    Total Biaya Variabel 39.200.000

    ASPEK KEUANGAN

  • PANCING RAWAI

    25BANK INDONESIA

    5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

    Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) adalah

    sebesar Rp 174.200.000. Diproyeksikan 60% biaya tersebut diperoleh dari lembaga

    keuangan seperti bank dan sisanya dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya

    diterima pada masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan

    suku bunga 14% pertahun (Tabel 5.4).

    Modal kerja yang dibutuhkan untuk produksi dan penjualan pancing rawai

    dasar untuk jangka waktu 1 bulan, yaitu sebesar Rp 39.200.000, dimana sebesar

    Rp 23.520.000 (60%) diperoleh dari kredit bank. Diasumsikan kredit modal kerja

    diperoleh bersamaan dengan kredit investasi, sehingga jangka waktu pinjaman selama

    3 tahun dengan suku bunga 14% pertahun, sementara kebutuhan modal kerja

    tersebut dihitung dari kebutuhan biaya variabel dan biaya tetap selama 1 bulan.

    Tabel 5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek

    No Komponen Biaya Proyek Persentase Total Biaya (Rp)

    1 Biaya Investasi 135.000.000

    Kredit a. 60% 81.000.000

    Modal Sendirib. 40% 54.000.000

    2 Biaya Modal Kerja 39.200.000

    Kredit a. 60% 23.520.000

    Modal Sendirib. 40% 15.680.000

    3 Total Biaya Proyek 174.200.000

    Kredit c. 60% 104.520.000

    Modal Sendirid. 40% 69.680.000

    Kewajiban nelayan dalam melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga

    dilakukan setiap bulan selama jangka waktu kredit. Rekapitulasi jumlah angsuran

    kredit pertahun dapat dilihat pada Tabel 5.5, sedangkan perhitungan jumlah angsuran

    kredit perbulan selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 5 dan 6.

  • 26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit

    TahunAngsuran

    PokokAngsuran

    BungaTotal

    AngsuranSaldo Awal Saldo Akhir

    104.520.000 104.520.000

    1 34.840.000 12.712.233 47.552.233 104.520.000 69.680.000

    2 34.840.000 7.834.633 42.674.633 69.680.000 34.840.000

    3 34.840.000 2.957.033 37.797.033 34.840.000 0

    5.5. Produksi dan Pendapatan

    Berdasarkan kapasitas yang ada, hasil tangkapan pancing rawai dasar per

    bulan sebanyak 2.700 kg dengan asumsi penurunan kualitas hasil tangkapan sebesar

    0%. Usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai tahun

    pertama hingga akhir tahun ketiga (sesuai umur proyek).

    Tabel 5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

    No Jenis Tangkapan Volume UnitHarga Jual

    (Rp)Penjualan

    1 Bulan (Rp)

    1 Pari 600,0 kg 10.000 6.000.000

    2 Senangin 800,0 kg 25.000 20.000.000

    3 Gerot 800,0 kg 20.000 16.000.000

    4 Malung 500,0 kg 27.500 13.750.000

    Total 55.750.000

    Dengan rata-rata harga jual hasil tangkapan sebesar Rp 20.500 per kg, maka

    untuk satu tahun produksi diproyeksikan akan memperoleh pendapatan sebesar

    Rp. 310.500.000. Proyeksi produksi dan pendapatan usaha serta harga penjualan

    ditampilkan pada Tabel 5.6 dan Lampiran 4.

    ASPEK KEUANGAN

  • PANCING RAWAI

    27BANK INDONESIA

    5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)

    Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha pancing rawai dasar telah

    menghasilkan laba (setelah pajak) pada tahun pertama (kapasitas 100%) sebesar

    Rp 28.209.602 dengan nilai profit on sales 8,49% dan mengalami peningkatan laba hingga tahun ke-3 yang berjumlah Rp 36.501.522 dengan profit on sales 10,99% (Tabel 5.7).

    Seperti terlihat pada Tabel 5.8. selama kurun waktu 3 tahun proyek usaha

    pancing rawai dasar secara rata-rata akan menghasilkan keuntungan bersih per tahun

    sebesar Rp. 32.355.000 dan profit margin rata-rata 9,74%. Dengan membandingkan pengeluaran untuk biaya tetap terhadap biaya variabel dan total penerimaan, maka

    BEP usaha ini terjadi pada penjualan senilai Rp 177.230.500 pada tahun ke-1 hingga

    Rp. 143.797.000 pada tahun ke-3, dengan BEP rata-rata sebesar Rp.160.513.000

    untuk 200.500 kg hasil tangkapan. Selengkapnya proyeksi rugi laba usaha ditampilkan

    pada Lampiran 7.

    Tabel 5.7. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha

    No UraianTahun

    1 2 3A Penerimaan Total Penerimaan 332.100.000 332.100.000 332.100.000 B Pengeluaran Biaya Variabel 235.200.000 235.200.000 235.200.000 Depresiasi 39.000.000 39.000.000 39.000.000 Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    Biaya Pemasaran/Distribusi

    12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Pengeluaran 298.912.233 294.034.633 289.157.033 C R/L Sebelum Pajak 33.187.767 38.065.367 42.942.967D Pajak (15%) 4.978.165 5.709.805 6.441.445E Laba Setelah Pajak 28.209.602 32.355.562 36.501.522F Profit on Sales 8,49% 9,74% 10,99%G BEP: Rupiah 177.230.500 160.513.500 143.797.000 kg 221.538 200.642 179.746

  • 28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Tabel.5.8. Rata-rata Laba Rugi dan BEP Usaha

    Uraian Nilai

    Laba per tahun Rp. 32.355.000

    Profit Margin 9,74%

    BEP: Rupiah 160.513.000

    Kg 200.500

    5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

    Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari penjualan hasil tangkapan pancing rawai dasar selama satu tahun. Untuk arus

    keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, termasuk angsuran pokok, angsuran

    bunga dan pajak penghasilan.

    Evaluasi profitabilitas rencana investasi dilakukan dengan menilai kriteria

    investasi untuk mengukur kelayakan pendirian usaha yaitu meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio). Usaha pancing rawai dasar dengan menggunakan asumsi yang ada menghasilkan NPV

    Rp 42.197.000 pada tingkat bunga 14% dengan nilai IRR adalah 26,84% dan Net

    B/C Ratio 1,24 (Lampiran 8).

    Tabel 5.9. Kelayakan Usaha Pancing Rawai Dasar

    No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

    1. NPV (14%) Rp 42.197.000 > 02. IRR 26,84% > 14%3. Net B/C 1,24 > 1,004. PBP (tahun) 2,51 < 3 tahun

    ASPEK KEUANGAN

  • PANCING RAWAI

    29BANK INDONESIA

    5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha

    Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan

    biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal

    tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa

    komponen biaya produksi dan pendapatan juga didasarkan pada asumsi dan proyeksi

    sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk mengurangi

    resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk menguji tingkat

    sensitivitas proyek terhadap perubahan harga input maupun output. Dalam pola

    pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu:

    (1). Skenario I

    Sensitivitas kenaikan biaya variabel dimungkinkan dengan melihat

    perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan harga BBM sehingga memunculkan

    asumsi peningkatan biaya produksi/variabel, sedangkan pendapatan dianggap

    tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku

    dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Hasil

    analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel ditampilkan pada Tabel 5.10 serta

    perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 9 dan 10.

    Tabel 5.10. Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik

    No Kriteria Naik 5% Naik 8,3%1. NPV (Rp) Rp 16.459.248 - Rp 433.5382. IRR (%) 19,06% 13,87%3. Net B/C Ratio 1,09 1,004. Pay Back Period (tahun) 2,79 3,01

    Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I, biaya variabel mengalami kenaikan

    5% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya variabel sebesar 5%,

    Net B/C Ratio masih lebih dari satu, NPV positif dan IRR mencapai 19,06% serta

  • 30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    PBP 2,7 tahun (layak). Skenario kenaikan pada level 8,3% dari biaya variabel, NPV

    menunjukkan nilai negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

    suku bunga 14% dengan kenaikan biaya variabel sebesar 8,3% maka proyek ini

    tidak layak dilaksanakan.

    (2). Skenario II

    Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan produk

    pancing rawai dasar yang dapat terjual atau penurunan harga jual per butirnya,

    sedangkan biaya pengeluaran dianggap tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas

    akibat penurunan pendapatan ditampilkan pada Tabel 5.11 serta perhitungan

    arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 11 dan 12.

    Tabel 5.11. Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun

    No KriteriaPendapatanTurun 2%

    PendapatanTurun 5,5%

    1. NPV (Rp) Rp 26.776.799 - Rp 208.6912. IRR (%) 22,20% 13,94%3. Net B/C Ratio 1,15 1,004. Pay Back Period (tahun) 2,67 3,00

    Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario II, pada saat pendapatan turun

    sebesar 2% diperoleh NPV positif, Net B/C Ratio lebih dari satu dengan IRR

    mencapai 22,20%. Selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 5,5%

    menunjukkan kinerja yang sudah tidak layak lagi. Dapat disimpulkan bahwa

    penurunan pendapatan lebih besar dari 5,5% menunjukkan keragaan usaha

    yang tidak layak.

    (3). Skenario III

    Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas pada

    skenario I dan II, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan pendapatan.

    ASPEK KEUANGAN

  • PANCING RAWAI

    31BANK INDONESIA

    Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan

    secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.12 serta perhitungan arus kas untuk

    sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 13 dan 14.

    Tabel 5.12. Analisis Sensitivitas Kombinasi

    No Kriteria

    Biaya Variabel Naik 1% dan Pendapatan Turun 1%

    Biaya Variabel Naik 3,3% dan

    Pendapatan Turun 3,3%

    1. NPV (Rp) Rp 29.325.618 - Rp 252.6422. IRR (%) 22,97% 13,92%3. Net B/C Ratio 1,17 1.00 4. Pay Back Period (tahun) 2,64 3,00

    Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan

    pendapatan dan kenaikan biaya variabel. Pada penurunan pendapatan dan

    kenaikan biaya variabel masing-masing sebesar 1%, proyek tersebut masih layak

    dilaksanakan tingkat suku bunga 14% menghasilkan Net B/C Ratio lebih dari

    satu dan NPV positif serta IRR 22,97%. Namun, jika kenaikan biaya variabel dan

    penurunan pendapatan mencapai sebesar 3,3% usaha pancing rawai sudah

    tidak layak lagi.

    5.9. Hambatan dan Kendala

    Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh nelayan pancing rawai dasar adalah

    berfluktuasinya hasil tangkapan karena perubahan musim. Sedangkan kendala yang

    sering timbul berkaitan dengan kegiatan ini adalah tersapunya pancing rawai dasar

    karena operasi penangkapan trawl.

  • 32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 33BANK INDONESIA

    BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN

    DAMPAK LINGKUNGAN

    6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat dikenal sebagai daerah sentra perkebunan

    sawit dan perikanan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang ini,

    baik sebagai nelayan ataupun menjadi buruh perkebunan. Keberadaan usaha pancing

    rawai dasar meningkatkan pendapatan nelayan di lokasi kajian.

    Dari segi pemenuhan gizi masyarakat, pancing rawai dasar dapat menjadi

    salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Dengan

    harga yang murah dan rasa yang lezat, produk pancing rawai dasar akan memiliki

    pasar yang luas yang tidak saja ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah

    melainkan juga bagi masyarakat menengah ke atas.

    Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha pancing rawai dasar

    memberi dampak yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya

    peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan

    pendapatan daerah.

    6.2. Aspek Dampak Lingkungan

    Proses produksi dalam usaha pancing rawai dasar akan menghasilkan limbah

    padat dan limbah cair. Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa ikan atau kotoran ikan

    yang dibuang. Limbah-limbah padat ini umumnya tidak berbahaya bagi lingkungan.

    Penanganan limbah ini cukup sederhana, yaitu dengan cara menguburkannya di dalam

    tanah dimana untuk bahan organik akan terurai menjadi bahan-bahan anorganik

    unsur hara tanah.

  • 34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Limbah cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian ikan yang umumnya

    langsung dibuang ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dalam jangka waktu

    yang lama limbah ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan

    yang besar, karena itu tindakan pengolahan limbah secara sederhana sepertinya

    sudah menjadi keharusan. Pembuatan bak penampung limbah cair sederhana dapat

    menjadi salah satu alternatif penanganan limbah cair yang dihasilkan dari usaha

    pancing ulur berumpon.

    ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

  • 35BANK INDONESIA

    BAB VII

    KESIMPULAN DAN SARAN

    7.1. Kesimpulan

    Usaha pancing rawai dasar mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi a.

    kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat.

    Faktor terpenting bagi keberhasilan usaha pancing rawai dasar selain faktor b.

    cuaca adalah persaingan dengan alat tangkap lain.

    Total biaya proyek yang dibutuhkan untuk usaha pancing rawai dasar adalah c.

    Rp 174.200.000, yang dibiayai dari pinjaman kredit 60% (Rp. 104.520.000)

    dan modal sendiri 40% (Rp 69.680.000), dengan bunga pinjaman 14% dan

    masa pinjaman kredit selama 3 tahun. Biaya investasi yang dibutuhkan sebesar

    Rp. 135.000.000, sedangkan biaya modal kerja sebesar Rp. 23.520.000.

    Analisis keuangan dan kelayakan proyek usaha pancing rawai dasar sesuai asumsi d.

    yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV yang dihasilkan

    sebesar Rp 42.197.000, IRR 26,84%, Net B/C 1,24 dan PBP 2,51 tahun. Usaha ini

    juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank.

    Usaha pancing rawai dasar ini sensitif terhadap kenaikan biaya variabel maupun e.

    penurunan pendapatan.

    Pengembangan usaha pancing rawai dasar memberikan manfaat yang positif dari f.

    aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan

    pendapatan masyarakat dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang

    signifikan.

  • 36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    7.2. Saran

    Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses dan a.

    aspek finansial, usaha pancing rawai dasar ini, layak untuk dibiayai.

    Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya b.

    juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek

    keuangan dan manajemen pembukuan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

  • 37BANK INDONESIA

    DAFTAR PUSTAKA

    Ayodhyoa, 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor

    Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi, 2005. Statistik Perikanan Tangkap

    Propinsi Jambi Tahun 2005. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi.

    Jambi

    Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi, 2006. Statistik Perikanan Tangkap

    Propinsi Jambi Tahun 2006. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi.

    Jambi

    Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 2007. Laporan

    tahunan Statistik Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2007.

    Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

  • 38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 39BANK INDONESIA

    LAMPIRAN

  • 40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Hal

    1 Asumsi Untuk Analisis Keuangan........................................................ 41

    2 Biaya Investasi..................................................................................... 42

    3 Biaya Variabel..................................................................................... 43

    4 Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor............................................. 43

    5 Angsuran Kredit Investasi.................................................................... 44

    6 Angsuran Kredit Modal Kerja.............................................................. 45

    7 Proyeksi Rugi Laba Usaha.................................................................... 46

    8 Proyeksi Arus Kas................................................................................ 47

    9 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 5%................................. 48

    10 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8,3%.............................. 49

    11 Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 2%.................................. 50

    12 Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 5,5%............................... 51

    13 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 1% dan Penurunan Pendapatan 1%................................................................................. 52

    14 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 3,3% dan Penurunan Pendapatan 3,3%.............................................................................. 53

    15 Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Kelayakan Usaha............ 54

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    41BANK INDONESIA

    Lampiran 1. Asumsi Untuk Analisis Keuangan

    No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah1 Periode proyek tahun 32 Bulan kerja tahun bulan 63 Output, Produksi dan Harga: a. Produksi ikan per bulan kg 2.700 b. Produksi ikan per hari kg 12,5 c. Harga penjualan ikan Rp/kg 20.500 d. Lama menunggu pendapatan hari 1 e. Hasil penjualan hari 1 f. Keberhasilan produksi persen 100%4 Tenaga kerja : b. Produksi orang 20 c. Pemasaran orang 05 Penggunaan input dan harga: a. BBM liter/bln 2.500 b. Harga BBM Rp/liter 7.5006 Suku Bunga per Tahun % 14%7 Proporsi Modal : a. Kredit % 60% b. Modal Sendiri % 40%8 Jangka waktu Kredit tahun 3

  • 42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lam

    pira

    n 2.

    Bia

    ya In

    vest

    asi

    No

    Ko

    mp

    on

    en B

    iaya

    Satu

    anJu

    mla

    h

    Fisi

    k

    Har

    ga

    per

    Sa

    tuan

    Rp

    Jum

    lah

    Bia

    yaR

    p

    Um

    ur

    Eko

    no

    mis

    (tah

    un

    )

    Nila

    iPe

    nyu

    suta

    nR

    p

    Nila

    i Sis

    aR

    p

    1K

    apal

    Uku

    ran

    7.0

    x 1.

    0 x

    0.7

    mbu

    ah10

    6.00

    0.00

    060

    .000

    .000

    512

    .000

    .000

    24.0

    00.0

    00

    2Pa

    ncin

    g ra

    wai

    7 b

    ox @

    180

    mbu

    ah10

    1.00

    0.00

    010

    .000

    .000

    110

    .000

    .000

    0

    3M

    esin

    Pen

    gger

    ak 1

    6 PK

    bu

    ah10

    6.00

    0.00

    060

    .000

    .000

    512

    .000

    .000

    24.0

    00.0

    00

    4Bi

    aya

    Sura

    t-su

    rat

    unit

    1050

    0.00

    05.

    000.

    000

    15.

    000.

    000

    0

    Ju

    mla

    h

    13

    5.00

    0.00

    0

    39.0

    00.0

    0048

    .000

    .000

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    43BANK INDONESIA

    Lam

    pira

    n 3.

    Bia

    ya V

    aria

    bel

    No

    Stru

    ktu

    r b

    iaya

    Satu

    anJu

    mla

    h

    Fisi

    k

    Bia

    ya p

    ersa

    tuan

    R

    p

    Jum

    lah

    bia

    ya1

    bu

    lan

    Rp

    Jum

    lah

    bia

    ya

    1 ta

    hu

    nR

    p

    1Pe

    rbek

    alan

    pa

    ket

    250

    10.0

    002.

    500.

    000

    15.0

    00.0

    002

    BBM

    (sol

    ar)

    liter

    2.50

    08.

    000

    20.0

    00.0

    0012

    0.00

    0.00

    03

    Um

    pan

    kg2.

    500

    3.00

    07.

    500.

    000

    45.0

    00.0

    004

    Oli

    liter

    5025

    .000

    1.25

    0.00

    07.

    500.

    000

    5Pe

    raw

    atan

    Kap

    altr

    ip10

    100.

    000

    1.00

    0.00

    06.

    000.

    000

    6Pe

    raw

    atan

    ala

    t ta

    ngka

    ptr

    ip10

    100.

    000

    1.00

    0.00

    06.

    000.

    000

    7Pe

    raw

    atan

    Mes

    intr

    ip10

    100.

    000

    1.00

    0.00

    06.

    000.

    000

    8U

    pah

    ABK

    Rp/o

    rang

    2012

    .375

    4.95

    0.00

    029

    .700

    .000

    To

    tal B

    iaya

    Var

    iab

    el

    39.2

    00.0

    0023

    5.20

    0.00

    0

    Lam

    pira

    n 4.

    Pro

    yeks

    i Pro

    duks

    i dan

    Pen

    dapa

    tan

    Kot

    or

    No

    Jen

    is

    Tan

    gka

    pan

    Vo

    lum

    e U

    nit

    Har

    ga

    Jual

    (R

    p)

    Pen

    jual

    an 1

    Bu

    lan

    (Rp

    )

    1Pa

    ri

    600

    .0

    kg

    10.

    000

    6.00

    0.00

    0 2

    Sena

    ngin

    8

    00.0

    k

    g

    2

    5.00

    0

    20.

    000.

    000

    3G

    erot

    8

    00.0

    k

    g

    2

    0.00

    0

    16.

    000.

    000

    4M

    alun

    g

    500

    .0

    kg

    27.

    500

    1

    3.75

    0.00

    0

    Tota

    l

    5

    5.75

    0.00

    0

  • 44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 5. Angsuran Kredit Investasi (Suku Bunga 14%)

    Periode Kredit Angsuran Tetap Bunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

    Tahun-0 81.000.000 81.000.000 81.000.000Bulan -1 1.125.000 945.000 2.070.000 81.000.000 79.875.000Bulan -2 1.125.000 931.875 2.056.875 79.875.000 78.750.000Bulan -3 1.125.000 918.750 2.043.750 78.750.000 77.625.000Bulan -4 1.125.000 905.625 2.030.625 77.625.000 76.500.000Bulan -5 1.125.000 892.500 2.017.500 76.500.000 75.375.000Bulan -6 3.375.000 879.375 4.254.375 75.375.000 72.000.000Bulan -7 3.375.000 840.000 4.215.000 72.000.000 68.625.000Bulan -8 3.375.000 800.625 4.175.625 68.625.000 65.250.000Bulan -9 3.375.000 761.250 4.136.250 65.250.000 61.875.000Bulan -10 3.375.000 721.875 4.096.875 61.875.000 58.500.000Bulan -11 3.375.000 682.500 4.057.500 58.500.000 55.125.000Bulan -12 1.125.000 643.125 1.768.125 55.125.000 54.000.000Tahun-1 27.000.000 9.922.500 36.922.500Bulan -1 1.125.000 630.000 1.755.000 54.000.000 52.875.000Bulan -2 1.125.000 616.875 1.741.875 52.875.000 51.750.000Bulan -3 1.125.000 603.750 1.728.750 51.750.000 50.625.000Bulan -4 1.125.000 590.625 1.715.625 50.625.000 49.500.000Bulan -5 1.125.000 577.500 1.702.500 49.500.000 48.375.000Bulan -6 3.375.000 564.375 3.939.375 48.375.000 45.000.000Bulan -7 3.375.000 525.000 3.900.000 45.000.000 41.625.000Bulan -8 3.375.000 485.625 3.860.625 41.625.000 38.250.000Bulan -9 3.375.000 446.250 3.821.250 38.250.000 34.875.000Bulan -10 3.375.000 406.875 3.781.875 34.875.000 31.500.000Bulan -11 3.375.000 367.500 3.742.500 31.500.000 28.125.000Bulan -12 1.125.000 328.125 1.453.125 28.125.000 27.000.000Tahun-2 27.000.000 6.142.500 33.142.500Bulan -1 1.125.000 315.000 1.440.000 27.000.000 25.875.000Bulan -2 1.125.000 301.875 1.426.875 25.875.000 24.750.000Bulan -3 1.125.000 288.750 1.413.750 24.750.000 23.625.000Bulan -4 1.125.000 275.625 1.400.625 23.625.000 22.500.000Bulan -5 1.125.000 262.500 1.387.500 22.500.000 21.375.000Bulan -6 3.375.000 249.375 3.624.375 21.375.000 18.000.000Bulan -7 3.375.000 210.000 3.585.000 18.000.000 14.625.000Bulan -8 3.375.000 170.625 3.545.625 14.625.000 11.250.000Bulan -9 3.375.000 131.250 3.506.250 11.250.000 7.875.000Bulan -10 3.375.000 91.875 3.466.875 7.875.000 4.500.000Bulan -11 3.375.000 52.500 3.427.500 4.500.000 1.125.000Bulan -12 1.125.000 13.125 1.138.125 1.125.000 -Tahun-3 27.000.000 2.362.500 29.362.500

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    45BANK INDONESIA

    Lampiran 6. Angsuran Kredit Modal Kerja (Suku Bunga 14%)

    Periode KreditAngsuran

    TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

    Tahun-0 23.520.000 23.520.000 23.520.000Bulan -1 653.333 274.400 927.733 23.520.000 22.866.667Bulan -2 653.333 266.778 920.111 22.866.667 22.213.333Bulan -3 653.333 259.156 912.489 22.213.333 21.560.000Bulan -4 653.333 251.533 904.867 21.560.000 20.906.667Bulan -5 653.333 243.911 897.244 20.906.667 20.253.333Bulan -6 653.333 236.289 889.622 20.253.333 19.600.000Bulan -7 653.333 228.667 882.000 19.600.000 18.946.667Bulan -8 653.333 221.044 874.378 18.946.667 18.293.333Bulan -9 653.333 213.422 866.756 18.293.333 17.640.000Bulan -10 653.333 205.800 859.133 17.640.000 16.986.667Bulan -11 653.333 198.178 851.511 16.986.667 16.333.333Bulan -12 653.333 190.556 843.889 16.333.333 15.680.000Tahun-1 7.840.000 2.789.733 10.629.733Bulan -1 653.333 182.933 836.267 15.680.000 15.026.667Bulan -2 653.333 175.311 828.644 15.026.667 14.373.333Bulan -3 653.333 167.689 821.022 14.373.333 13.720.000Bulan -4 653.333 160.067 813.400 13.720.000 13.066.667Bulan -5 653.333 152.444 805.778 13.066.667 12.413.333Bulan -6 653.333 144.822 798.156 12.413.333 11.760.000Bulan -7 653.333 137.200 790.533 11.760.000 11.106.667Bulan -8 653.333 129.578 782.911 11.106.667 10.453.333Bulan -9 653.333 121.956 775.289 10.453.333 9.800.000Bulan -10 653.333 114.333 767.667 9.800.000 9.146.667Bulan -11 653.333 106.711 760.044 9.146.667 8.493.333Bulan -12 653.333 99.089 752.422 8.493.333 7.840.000Tahun-2 7.840.000 1.692.133 9.532.133Bulan -1 653.333 91.467 744.800 7.840.000 7.186.667Bulan -2 653.333 83.844 737.178 7.186.667 6.533.333Bulan -3 653.333 76.222 729.556 6.533.333 5.880.000Bulan -4 653.333 68.600 721.933 5.880.000 5.226.667Bulan -5 653.333 60.978 714.311 5.226.667 4.573.333Bulan -6 653.333 53.356 706.689 4.573.333 3.920.000Bulan -7 653.333 45.733 699.067 3.920.000 3.266.667Bulan -8 653.333 38.111 691.444 3.266.667 2.613.333Bulan -9 653.333 30.489 683.822 2.613.333 1.960.000Bulan -10 653.333 22.867 676.200 1.960.000 1.306.667Bulan -11 653.333 15.244 668.578 1.306.667 653.333Bulan -12 653.333 7.622 660.956 653.333 0Tahun-3 7.840.000 594.533 8.434.533

  • 46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 7. Proyeksi Rugi Laba Usaha (Rp)

    No UraianTahun

    1 2 3A Penerimaan

    Total Penerimaan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

    B Pengeluaran

    i. Biaya Variabel 235.200.000 235.200.000 235.200.000

    ii. Depresiasi 39.000.000 39.000.000 39.000.000

    iii. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    iv. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Pengeluaran 298.912.233 294.034.633 289.157.033

    C R/L Sebelum Pajak 33.187.767 38.065.367 42.942.967

    D Pajak (15%) 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    E Laba Setelah Pajak 28.209.602 32.355.562 36.501.522

    F Profit on Sales 8.49% 9.74% 10.99%

    G BEP: Rupiah 177.230.472 160.513.743 143.797.015

    Kg 221.538 200.642 179.746

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    47BANK INDONESIA

    Lampiran 8. Proyeksi Arus Kas

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 39.200.000 196.000.000 235.200.000 235.200.000

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 174.200.000 260.530.398 295.584.438 291.438.478

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.200.000 212.978.165 252.909.805 253.641.445

    C Arus Bersih (NCF) - 71.569.602 36.515.562 88.661.522

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.200.000) 79.921.835 79.190.195 126.458.555

    Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

    Present Value (174.200.000) 70.106.873 60.934.284 85.355.923

    E Cummulative (174.200.000) (104.093.127) (43.158.844) 42.197.079

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) (Rp) 42.197.079

    IRR 26,84%

    Net B/C 1.24

    PBP 2,5 tahun

  • 48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 9. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 5%

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 41.160.000 203.742.000 246.960.000 246.960.000

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 176.160.000 268.272.398 307.344.438 303.198.478

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 176.160.000 220.720.165 264.669.805 265.401.445

    C Arus Bersih (NCF) (1.960.000) 63.827.602 24.755.562 76.901.522

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (176.160.000) 72.179.835 67.430.195 114.698.555

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (176.160.000) 63.315.645 51.885.345 77.418.258

    E Cummulative (176.160.000) (112.844.355) (60.959.010) 16.459.248

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) (Rp) 16.459.248

    IRR 19,06%

    Net B/C 1,09

    PBP 2.78 tahun

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    49BANK INDONESIA

    Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8.3%

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 42.453.600 208.744.351 254.721.600 254.721.600

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 177.453.600 273.274.750 315.106.038 310.960.078

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 177.453.600 225.722.516 272.431.405 273.163.045

    C Arus Bersih (NCF) (3.253.600) 58.825.250 16.993.962 69.139.922

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (177.453.600) 67.177.484 59.668.595 106.936.955

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (177.453.600) 58.927.617 45.913.046 72.179.399

    E Cummulative (177.453.600) (118.525.983) (72.612.936) (433.538)

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp (433.538)

    IRR 13,87%

    Net B/C 1,00

    PBP 3 tahun

  • 50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8.3%

    No UraianTahun

    A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 42.453.600 208.744.351 254.721.600 254.721.600

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 177.453.600 273.274.750 315.106.038 310.960.078

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 177.453.600 225.722.516 272.431.405 273.163.045

    C Arus Bersih (NCF) (3.253.600) 58.825.250 16.993.962 69.139.922

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (177.453.600) 67.177.484 59.668.595 106.936.955

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,.8772 0,7695 0,6750

    Present Value (177.453.600) 58.927.617 45.913.046 72.179.399

    E Cummulative (177.453.600) (118.525.983) (72.612.936) (433.538)

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp (433.538)

    IRR 13,87%

    Net B/C 1,00

    PBP 3 tahun

    Lampiran 11. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 2%

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 325.458.000 325.458.000 325.458.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 325.458.000 325.458.000 373.458.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 286.258.000 325.458.000 373.458.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 39.200.000 196.000.000 235.200.000 235.200.000

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 174.200.000 260.530.398 295.584.438 291.438.478

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.200.000 212.978.165 252.909.805 253.641.445

    C Arus Bersih (NCF) - 64.927.602 29.873.562 82.019.522

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.200.000) 73.279.835 72.548.195 119.816.555

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (174.200.000) 64.280.557 55.823.480 80.872.762

    E Cummulative (174.200.000) (109.919.443) (54.095.963) 26.776.799

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp 26.776.799

    IRR 22,20%

    Net B/C 1,15

    PBP 2,67 tahun

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    51BANK INDONESIA

    Lampiran 12. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 5.5%

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 321.140.700 321.140.700 321.140.700

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 321.140.700 321.140.700 369.140.700

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 281.940.700 321.140.700 369.140.700

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 40.493.600 201.131.711 242.961.600 242.961.600

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 175.493.600 265.662.110 303.346.038 299.200.078

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 175.493.600 218.109.876 260.671.405 261.403.045

    C Arus Bersih (NCF) (1.293.600) 55.478.590 17.794.662 69.940.622

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (175.493.600) 63.830.824 60.469.295 107.737.655

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (175.493.600) 55.991.951 46.529.159 72.719.848

    E Cummulative (175.493.600) (119.501.649) (72.972.490) (252.642)

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp (252.642)

    IRR 13,92%

    Net B/C 1,00

    PBP > 3 tahun

  • 52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas Kenaikan Biaya Variabel 1% dan

    Penurunan Pendapatan 1%

    No UraianTahun

    0 1 2 3A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 328.779.000 328.779.000 328.779.000

    2. Kredit

    a. Investasi 81.000.000

    b. Modal Kerja 23.520.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 54.000.000

    b. Modal Kerja 15.680.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 174.200.000 328.779.000 328.779.000 376.779.000

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 289.579.000 328.779.000 376.779.000

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel/operasional 39.592.000 197.564.080 237.552.000 237.552.000

    4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

    5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

    6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 174.592.000 262.094.478 297.936.438 293.790.478

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.592.000 214.542.245 255.261.805 255.993.445

    C Arus Bersih (NCF) (392.000) 66.684.522 30.842.562 82.988.522

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.592.000) 75.036.755 73.517.195 120.785.555

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (174.592.000) 65.821.715 56.569.094 81.526.809

    E Cummulative (174.592.000) (108.770.285) (52.201.191) 29.325.618

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp 29.325.618

    IRR 22,97%

    Net B/C 1,17

    PBP 2,64 tahun

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    53BANK INDONESIA

    Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas Kenaikan Biaya Variabel 3% dan

    Penurunan Pendapatan 3%

    No UraianTahun

    0 1 2 3

    A Arus Masuk

    1. Total Penjualan 300.093.750 300.093.750 300.093.750

    2. Kredit

    a. Investasi 94.500.000

    b. Modal Kerja 27.440.000

    3. Modal Sendiri

    a. Investasi 40.500.000

    b. Modal Kerja 11.760.000

    4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

    Total Arus Masuk 135.000.000 339.293.750 300.093.750 348.093.750

    Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 300.093.750 300.093.750 348.093.750

    B Arus Keluar

    1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

    2. Biaya Variabel 242.256.000 242.256.000 242.256.000

    4. Angsuran Pokok 40.646.667 40.646.667 40.646.667

    5. Angsuran Bunga 14.463.439 8.772.906 3.082.372

    6. Pajak 1.306.734 2.160.314 3.013.894

    7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

    Total Arus Keluar 135.000.000 310.672.840 305.835.886 300.998.933

    Arus Keluar untuk Menghitung IRR 135.000.000 255.562.734 256.416.314 257.269.894

    C Arus Bersih (NCF) - 28.620.910 (5.742.136) 47.094.817

    D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (135.000.000) 44.531.016 43.677.436 90.823.856

    Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

    Present Value (135.000.000) 39.062.295 33.608.369 61.303.516

    E Cummulative (135.000.000) (95.937.705) (62.329.337) (1.025.821)

    F Analisis Kelayakan Usaha

    NPV (14%) Rp (1.025.821)

    IRR 13,60%

    Net B/C 0,99

    PBP 3,02 tahun

  • 54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    Lampiran 15. Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Aspek Keuangan

    1. Menghitung Jumlah Angsuran.

    Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan pembayaran bunga

    pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok tetap setiap bulannya. Periode

    angsuran (n) adalah selama 36 bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk

    kredit modal kerja.

    Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).

    Bunga = i% x jumlah (sisa) pinjaman.

    Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.

    2. Menghitung Jumlah Penyusutan/Depresiasi dengan Metode Garis Lurus

    dengan Nilai Sisa 0 (nol).

    Penyusutan = Nilai Investasi /Umur Ekonomis.

    3. Menghitung Net Present Value (NPV).

    NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari

    biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:

    n B1 Ct

    NPV = t = 1 (1 + i)t

    Keterangan :

    Bt = Benefit atau manfaat (keuntungan) proyek yang diperoleh pada tahun

    ke-t.

    Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada tahun ke-t.

    tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap merupakan modal atau

    dana rutin/operasional.

    i = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of capital.

    n = Umur Proyek.

    LAMPIRAN

  • PANCING RAWAI

    55BANK INDONESIA

    Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil

    perhitungan NPV sebagai berikut:

    a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial;

    b. Apabila NPV = nol berarti proyek mengembalikan dananya persis sama besar

    dengan tingkat suku bunganya (Social Opportunity of Capital-nya).

    c. Apabila NPV < 0 berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena proyek

    tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang digunakan.

    4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).

    IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan

    0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi

    bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap benefit bersih yang diperoleh secara

    otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat

    keuntungan i yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara

    perhitungan IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini :

    NPV1IRR = i1 + (i2 i1) X

    (NPV1 NPV2)

    Keterangan :

    IRR = Nilai Internal Rate of Return. dinyatakan dalam %.

    NPV1 = Net Present Value pertama pada DF terkecil.

    NPV2 = Net Present Value kedua pada DF terbesar.

    i1 = Tingkat suku bunga /discount rate pertama.

    i2 = Tingkat suku bunga /discount rate kedua.

    Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan mempertimbangkan nilai IRR

    sebagai berikut:

  • 56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

    a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka

    proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

    b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku bunganya maka

    proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.

    5. Menghitung Net B/C.

    Net benefit-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya bersih suatu proyek

    adalah perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present

    value total dari benefit bersih dalam tahun di mana benefit bersih itu bersifat

    positif, sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari benefit bersih

    dalam tahun di mana benefit itu bersifat negatif.

    Cara menghitung Net B/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:

    NPV B-C PositifNet B/C =

    NPV B-C Negatif.

    Keterangan :

    Net BC = Nilai benefit-cost ratio.

    NPV B-C Positif = Net present value positif.

    NPV B-C Negatif = Net present value negatif.

    Hasil perhitungan Net B/C dapat diterjemahkan sebagai berikut:

    a. Apabila nilai Net B/C > 1 maka proyek layak dilaksanakan.

    b. Apabila nilai Net B/C < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

    6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point).

    Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) adalah suatu

    keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan

    besarnya pengeluaran pada suatu proy