paduan mengambil sampel air

26
I. CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK PENGUJIAN FISIKA- KIMIA Untuk analisa Fisika-Kimia Perairan (FISKAMPER) diperlukan contoh air ± 5 Liter. Bila untuk pemeriksaan tertentu dibutuhkan contoh air lebih banyak. Tidak dibenarkan air yang sama diperiksa secara fisika, kimia, bakteriologi dan mikroskopik karena persyaratan cara pengambilan dan tempat caontoh air yang berbeda. Alat dan Bahan yang diperlukan : 1. Botol timba 2. Derijen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih) 3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah) 4. Botol oksigen vol. 250 mL 5. Termos es untuk mendinginkan contoh 6. Tas lapangan 7. Alat tulis 8. Buku catatan (bungkus dengan plastik) 9. Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan) Cara Pengambilan : 1. Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih dahulu. 2. Botol dibenamkan pada kedalaman perairan yang akan diperiksa. 3. Pengambilan pertama sampel air digunakan untuk membersihkan botol sampling untuk kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk beberapa kali. 4. Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan diperiksa ke dalam botol sampel untuk kemudian ditutup. Catatan : Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan dengan air aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan kimianya harus dihindari, baik tempat pengiriman maupun peralatan serta cara pengambilan sampel air. 1

Upload: tedy-priadi

Post on 21-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tata cara mengambil sampel untuk uji kualitas air

TRANSCRIPT

I. CARA PENGAMBILAN CONTOH AIR UNTUK PENGUJIAN FISIKA-

KIMIA

Untuk analisa Fisika-Kimia Perairan (FISKAMPER) diperlukan contoh air ± 5

Liter. Bila untuk pemeriksaan tertentu dibutuhkan contoh air lebih banyak. Tidak

dibenarkan air yang sama diperiksa secara fisika, kimia, bakteriologi dan

mikroskopik karena persyaratan cara pengambilan dan tempat caontoh air yang

berbeda.

Alat dan Bahan yang diperlukan : ♦

1. Botol timba

2. Derijen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)

3. Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)

4. Botol oksigen vol. 250 mL

5. Termos es untuk mendinginkan contoh

6. Tas lapangan

7. Alat tulis

8. Buku catatan (bungkus dengan plastik)

9. Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan)

Cara Pengambilan :

1. Botol yang akan dipergunakan untuk mengambil sampel dibersihkan terlebih

dahulu.

2. Botol dibenamkan pada kedalaman perairan yang akan diperiksa.

3. Pengambilan pertama sampel air digunakan untuk membersihkan botol sampling

untuk kemudian dibuang kembali lalu diulang untuk beberapa kali.

4. Pengambilan kedua merupakan sampel air yang akan diperiksa ke dalam botol

sampel untuk kemudian ditutup.

Catatan :

Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan dengan air

aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan kimianya harus dihindari, baik

tempat pengiriman maupun peralatan serta cara pengambilan sampel air.

1

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Pengambilan Contoh Air :

1. Macam-macam Contoh Air

Karakteristik dari perairan mungkin tidak banyak berubah selama beberapa

waktu, tetapi banyak juga aliran air yang selalu berubah di dalma waktu singkat.

Contohnya karakteristik air di hulu umumnya hanya berubah karena pengaruh hujan

sehingga perubahan dapat bersifat harian bahkan jam-jaman. Untuk memperoleh

contoh yang mewakili keadaan yang sesungguhnya dapat dipilih tiga metode :

a. Contoh sesaat (grap sample)

b. Contoh gabungan waktu (composite sample)

c. Contoh gabungan tempat (integreted sample)

a. Contoh Sesaat (Grap Sample)

Contoh sesaat mewakili keadaan air pada suatu saat dari suatu tempat. Apabila

suatu sumber air mempunyai karakteristik yang tidak banyak berubah didalam

suatu periode atau didalam batas jarak waktu tertentu maka contoh sesaat tersebut

cukup mewakili keadaan waktu dan tempat tersebut. Umumnya metode ini dapat

dipakai untuk sumber air alamiah tetapi tidak mewakili keadaan air buangan atau

sumber air yang banyak dipengaruhi oleh bahan buangan. Bila suatu sumber atau air

buangan diketahui mempunyai karakteristik yang banyak berubah maka beberapa

contoh sesaat diambil berturut-turut untuk jangka waktu tertentu dan

pemeriksaannya dilakukan sendiri-sendiri, tidak disatukan seperti pada metode

gabungan. Jangka waktu pengambilan sampel air berkisar antara 5 menit sampai 1

jam atau lebih, umumnya periode pengambilan sampel selama 24 jam. Pemeriksaan

parameter tertentu memerlukan metode sesaat seperti pengukuran suhu, pH, kadar

gas terlarut, CO2, sulfida, sulfat, sianida dan klorin.

b. Contoh Gabungan Waktu (Composite Sample)

Contoh gabungan waktu adalah campuran contoh-contoh sesaat yang diambil

dari suatu tempat yang sama pada waktu yang berbeda. Hasil pemeriksaan contoh

gabungan menunjukkan keadaan merata dari tempat tersebut didalam suatu periode.

Umumnya pengambilan contoh dilakukan secara terus menerus selama 24 jam tetapi

dalam beberapa hari dilakukan secara intensif untuk jangkan waktu yang lebih

pendek. Untuk mendapatkan contoh gabungan waktu (composite) perlu diperhatikan

2

agar setiap contoh yang dicampurkan mempunyai volume yang sama. Apabila

volume akhir dari suatu contoh gabungan 1-5 Liter, maka untuk selang waktu 1 jam

selama periode pengambilan contoh 24 jam dibutuhkan volume contoh masing-

masing sebanyak 200-220 mL.

c. Contoh Gabungan Tempat (Integreted Sample)

Merupakan campuran contoh-contoh sesaat yang diambil dari tempat yang

berbeda pada waktu yang sama. Hasil pemeriksaan contoh gabungan menunjukkan

keadaan merata dari suatu daerah atau tempat pemeriksaan. Metode ini berguna

apabila diperlukan pemeriksaan kualitas air dari suatu penampang aliran sungai

yang dalam atau lebar atau bagian-bagian penampang tersebut memiliki kualitas

yang berbeda. Metode ini umumnya tidak dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air

danau atau air waduk karena pada umumnya menunjukkan gejala yang berbeda

kualitasnya karena kedalaman atau lebarnya. Didalam hal ini selalu dipergunakan

metode pemeriksaan terpisah.

2. Selang Waktu antara Sampling dan Analisa

Makin pendek selang waktu antara pengambilan contoh dan analisa, hasil akan

semakin baik. Sebenarnya sukar untuk menentukan selang waktu tersebut karena

tergantung dari sifat contoh air, parameter yang akan diperiksa serta cara

penyimpanan. Perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan organisme dapat dicegah

dengan menyimpan dalam tempat gelap dan temperatur yang rendah (lemari es)

sampai pemeriksaan dilakukan. Berikut ini adalah batasan waktu maksimum untuk

pemeriksaan Fisika dan Kimia :

Air Bersih 72 jam

Air Sedikit Tercemar 48 jam

Air Kotor/Limbah 12 jam

3. Pengawetan Contoh

Pengawetan contoh yang sempurna untuk sampel perairan adalah tidak mungkin,

mengingat sifat-sifat kestabilan dari masing-masing unsur yang terkandung pada

contoh tersebut tidak mungkin dicapai dengan sempurna. Fungsi pengawetan adalah

3

memperlambat proses perubahan kimia dan biologis yang tidak terelakan.

Pengawetan sangat sukar karena hampir semua pengawet mengganggu untuk

beberapa pengujian. Menyimpan sampel pada suhu rendah (4o C) mungkin

merupakan cara terbaik. Untuk mengawetkan contoh sampai hari berikutnya

penggunaan reagent pengawet dapat dilakukan selama tidak mengganggu proses

analisa dan penambahan ke dalam botol dilakukan sebelum pengisian contoh

sehingga contoh dapat diawetkan secepatnya. Tidak ada satu metode pengawetan

yang memuaskan karena itu dipilih pengawetan yang sesuai dengan tujuan

pemeriksaan. Semua metode pengawetan kemungkinan kurang memadai untuk

bahan-bahan tersuspensi. Penggunaan Formaldehid tidak dianjurkan karena

mempengaruhi sangat banyak pemeriksaan.

Metode pengawasan pada umumnya terbatas pada kontrol pH, penambahan zat

kimia, pendinginan dan pembekuan. Parameter-parameter tertentu lebih banyak

dipengaruhi oleh penyimpanan contoh sebelum dianalisa daripada yang lainnya.

Beberapa jenis kation dapat hilang karena diserap oleh dinding wadah gelas seperti

alumunium (Al), Kadmium (Kd), Krom (Cr), Tembaga (Cu), Besi (Fe), Timbal

(Pb), Mangan (Mn), Perak (Ag) dan Seng (Zn). Sebaiknya untuk parameter-

parameter diatas, contoh diambil secara terpisah dan ditampung dalam botol bersih

serta diasamkan dengan HCl pekat atau H2SO4 pekat sampai pH 2,0 untuk

mengurangi absorbsi pada dinding wadah. Parameter pH, temperatur dan gas terlarut

harus segera diperiksa di lapangan karena parameter tersebut mudah sekali berubah

dalam waktu singkat.

4. Frekwensi Pengambilan dan Keterangan Contoh

Yang perlu diperhatikan adalah :

a. Volume dan frekwensi pengambilan contoh harus cukup

b. Pengambilan contoh dilakukan 2 minggu sekali atau sebulan sekali untuk

sumber

air besar dan setiap 5 hari untuk air sungai

c. Pengambilan contoh setiap jam bila di lokasi pengambilan contoh terjadi variasi

yang lebih besar atau pada tempat terjadinya pencemaran

d. Setiap contoh diberi keterangan (pada wadahnya) meliputi :

Jenis air, misalnya air tanah, air limbah, air sungai, air laut

4

Lokasi atau titik pengambilan contoh, disebutkan lokasi yang pasti/jelas

dimana sampel diambil

Parameter yang akan diperiksa

Cuaca saat pengambilan sampel

Tanggal dan waktu (jam) pengambilan sampel

Nama yang mengambil sampel

5. Titik Pengambilan Contoh

a. Badan air

Adalah tempat dan wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan atau

menghasilkan air yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air. Perhatikan :

Titik pengambilan contoh harus mewakili (representatif) dan hindari

pengambilan buih dari permukaan air

Untuk sungai yang besar atau aliran-aliran yang airnya tidak bercampur rata,

maka diperlukan contoh yang lebih banyak dari beberapa tempat pemukiman

sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman yang berbeda-beda pada setiap

lokasi.

Apabila menggunakan perahu atau peralatan lain hindari aliran yang

bergejolak (turbulensi).

Titik pengambilan contoh berjarak 1-5 Km dari hilir atau dari sumber

pencemaran, atau 500 m di hilir danau atau air terjun

b. Aliran terbatas

Titik pengambilan contoh air dari peralatan pipa, tangki, bejana, filter,

kondensor, evaporator adalah pada titik antara air masuk dan air keluar

Titik pengambilan contoh air tidak boleh dekat dengan sambungan untuk

menghindari pengaruh gejolak arus di dalam pipa, titik pengambilan contoh

diambil pada jarak 25 % dari diameter pipa sampai maksimum 100 mm dari

dinding pipa

c. Generator uap

Tidak untuk pengambilan contoh tergantung pada disain generator uap

Hindari tempat dimana fase uap dan fase air tidak dapat dipisahkan

Lakukan pengambilan contoh melalui koli pendingin

5

II. PELAKSANAAN PENGAMBILAN CONTOH

Air yang akan diambil contohnya meliputi :

Air dari generator uap

Air dari jaringan pipa dan air tanah

Air badan air

Air kolam renang dan air pemandian umum

1. Air dari jaringan pipa dan air tanah (air sumur gali, air sumur pompa tangan, air

mata air)

a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh

minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari

terjadinya aerasi.

b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :

1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2 agresif

5 Liter air contoh dalam jerigen

2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan

toluol dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes

c. Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain bau, rasa, suhu udara dan

air,

sisa klor, pH, DO dan CO2 agresif/bebas.

d. Contoh air sebaiknya langsung diperiksa ke laboratorium dan apabila tidak

memungkinkan, contoh dapat diperiksa dengan selang waktu maksimum 72 jam.

2. Air badan air (meliputi air sungai, rawa, waduk, danau dan saluran air serta air laut

a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh

minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari

terjadinya aerasi.

b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :

1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2 agresif

5 Liter air contoh dalam jerigen

2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan

toluol dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes

6

c. Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain bau, rasa, suhu udara dan

air, sulfida, pH, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas.

d. Contoh air langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu :

Badan air sedikit tercemar maksimum 48 jam

Badan air tercemar maksimum 12 jam

e. Apabila yang digunakan untuk mengambil gas terlarut adalah botol timba

alternatif, maka cara pemindahan contoh air dari botol timba ke botol oksigen

harus hati-hati sekali supaya tidak terjadi aerasi.

f. Untuk analisa oksigen terlarut (DO) dengan metode Winkler perlu pengikatan

oksigen terlarut tersebut di lapangan dengan cara menambahkan 2 mL MnSO4

dan 3 mL pereaksi O2 kemudian dikocok sampai rata. Bila cara ini tidak dapat

dilakukan maka contoh air sebaiknya disimpan pada temperatur 4o C dalam

termos es selama perjalan ke laboratorium.

3. Air limbah dan Air limbah rumah tangga

a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh

minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari

terjadinya aerasi.

b. Contoh air yang diperlukan terdiri dari :

1 botol oksigen (diisi penuh) untuk pemeriksaan CO2 agresif

5 Liter air contoh dalam jerigen

2 botol plastik 500 mL diisi ¾ volume, masing-masing diawetkan dengan toluol

dan H2SO4 pekat sebanyak 3 tetes

c. Parameter lapangan yang perlu diperiksa antara lain bau, rasa, suhu udara dan

air, sisa klor, sulfida, pH, BOD, DO dan CO2 agresif/bebas.

d. Contoh air harus langsung dikirim ke laboratorium dengan selang waktu

maksimum 12 jam.

4. Air kolam renang dan pemandian umum

a. Semua wadah yang akan diisi dengan contoh air harus dibilas dengan air contoh

minimal 3 kali. Pada waktu pengisian air ke dalam botol dan wadah lain hindari

terjadinya aerasi.

7

b. Contoh air yang diperlukan untuk analisa air pemandian umum sama dengan air

badan air, hanya ada tambahan parameter lapangan yaitu bau dan kejernihan.

c. Contoh air yang diperlukan untuk analisa ini adalah :

1 botol oksigen untuk pemeriksaan oksigen terabsorbsi

1 jerigen volume 2 Liter

d. Parameter lapangan yang perlu diperiksa untuk air kolam renang meliputi bau,

kejernihan, sisa klor, kebasaan, pH dan oksigen terabsobsi.

5. Air dari generator uap dan air dari tangki, bejana, filter, kondensor dan lainnya

a. Pengambilan contoh air dari generator uap dilakukan dengan alat khusus yaitu

koil pendingin. Volume contoh air yang diperlukan disesuaikan dengan tujuan

analisa.

b. Pengambilan contoh air dari tangki, bejana, filter dan sebagainya sama seperti

pengambilan contoh air dari jaringan pipa sedangkan volumenya tergantung dari

tujuan pemeriksaan.

***

8

PENGUJIAN PARAMETER FISIKA

* WARNA

* BAU

* RASA

* TEMPERATUR

* BERAT JENIS

* KEKERUHAN

* KECERAHAN

* KEDALAMAN

* KECEPATAN ARUS

* DEBIT AIR

* JUMLAH PADATAN

* PASANG SURUT (PASUT)

* DAYA HANTAR LISTRIK

1. WARNA

Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai parameter apakah suatu

perairan sudah tercemar atau belum. Air selokan dapat berubah dari bening menjadi

kelabu karena adanya proses dekomposisi. Warna perairan dapat pula dipengaruhi

oleh biota yang ada didalamnya, misalnya algae, plankton dan tumbuhan air. Air

sungai pada umumnya berwarna bening sampai kecoklatan, hal ini karena

dipengaruhi oleh adanya pencucian badan sungai itu sendiri dan kadungan suspensi

didalamnya.

Metode Pengamatan : Organoleptik

2. BAU

Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya dekomposisi zat-zat organik

pada suatu perairan yang dapat menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari hasil

dekomposisi bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi adakalanya

9

dapat mematikan biota yang ada di dalamnya, contohnya adanya kasus ikan=ikan

yang mati atau mabuk pada waduk Cirata, Jawa Barat.

Metode Pengamatan : Organoleptik

3. RASA

Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian parameter warna dan bau

sehingga seringkali pada pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan dalam

kondisi bair berasa hambar, bila suatu periran sudah berwarna kurang baik atau/dan

bau yang kurang sedap secara otomatis akan mempunyai rasa yang kurang enak.

Metode Pengamatan : Organoleptik

4. TEMPERATUR

Suhu merupakan parameter yang penting karena erat hubungannya dengan

“Aquatic life” atau kehidupan di dalam air dan sangat mempengaruhi pertumbuhan

organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktivitas biologi dapat

menaikkan suhu perairan sampai 60o C. suh air buangan kebanyakan lebih tinggi

daripada suhu badan air. Hal ini erat hubungannya dengan proses biodegradasi.

Pengamatan suhu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi

antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya. Tetapi hal ini tidak

mutlak karena dengan perubahan suhu yang kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi

biota, contohnya terumbu karang. Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O2

yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya.

Alat : termometer

Cara Kerja :

Dicatat suhu udara sekitar

Untuk air permukaan : Termometer dicelupkankan ke dalam perairan, ditunggu

beberapa menit. Diangkat dan dicatat suhunya.

Untuk air di bawah : Sampel diambil dalam botol, kemudian termometer

dicelupkan ke dalam air tersebut, ditunggu beberapa menit. Diangkat dan dicatat

suhunya.

10

5. BERAT JENIS (BJ)

Merupakan parameter fisika yang digunakan untuk mengetahui kadar zat

organik dan anorganik. Semakin besar BJ semakin banyak zat terlarut. BJ diukur

dengan menggunakan urinometer, karena suhu yang berubah-ubah maka dipakai

faktor koreksi.

Alat dan Bahan :

Urinometer

Gelas ukur 100 mL

Termometer

Sampel air

Cara Kerja :

Diukur dan dicatat suhu saat itu (peneraan).

Ke dalam gelas ukur diisikan air sampel sebanyak 100 mL.

Kemudian urinometer dimasukkan ke dalam air tadi dengan cara diputar.

Diamati dan dicatat tinggi miniskus air pada urinometer yang merupakan nilai

BJ sampel. Diusahakan agar urinometer tidak menempel pada dinding gelas

ukur.

Perhitungan :

n = tk – tp x 0,001 3

BJ sesungguhnya = A + n

Ket : tk = suhu kamar

tp = suhu peneraan

A = BJ pada saat itu

n = Faktor koreksi

6. KEKERUHAN

Kekeruhan dapat mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air. Sinar

matahari sangat diperlukan oleh organisme yang berada didalam perairan untuk

proses metabolisme. Bila suatu perairan keruh maka sinar matahari yang masuk

akan sedikit karena terpencar-pencar oleh adanya partikel yang terlarut, dan bila air

tidak keruh maka sinar matahari yang masuk akan banyak. Kekeruhan dapat dipakai

sebagai indikasi kualitas suatu perairan. Air alami dan air buangan yang

mengandung koloid dapat memudarkan sinar sehingga mengurangi transmisi sinar.

Kekeruhan dapat mengurangi proses fotosintesis tanaman dalam air. Misalnya

11

vegetasi perairan berakar dan ganggang, mengurangi pertumbuhan tanaman dan

mengurangi produktifitas ikan.

Kekeruhan dapat disebabkan oleh tanah liat dan lempung, buangan industri dan

mikroorganisme. Upaya untuk mengurangi kekeruhan ini antara lain dengan

penyaringan dan koagulasi. Tujuan dari pemeriksaan parameter ini adalah untuk

mengetahui derajat kekeruhan air yang disebabkan oleh adanya partikel-partikel

yang tersebar merata dan dapat menghambat jalannya sinar matahari yang melalui

air tersebut.

Alat :

Turbidimeter

Gelas piala (Beaker Glass) 500 mL

Cara Kerja :

Dengan menggunakan alat turbidimeter

Perhitungan :

Hasil pemeriksaan x NTU x Pengenceran = …….. NTU Kekeruhan larutan standart

7. KECERAHAN

Alat : Secchi disc

Cara Kerja :

Secchi disc diturunkan ke dalam perairan hingga batas tidak terlihat dan dicatat

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (A cm).

Kemudian secchi disc diangkat perlahan hingga kelihatan dan dicatat kembali

tinggi permukaan air pada tambang secchi disc (B cm).

Perhitungan :

A + B = …….. cm 2

8. KEDALAMAN

Kedalaman sangat mempengaruhi kecepatan arus, debit air dan kecerahan.

Semakin dalam sungai maka kemungkinan cahaya yang masuk akan semakin

berkurang.

12

Alat :

Bandul logam yang diikat tali (diberi tanda seperti meteran)di salah satu

ujungnya.

Cara Kerja :

Bandul dicelupkan ke dalam perairan hingga ke dasar lalu diamati dan dicatat

tinggi permukaan air pada tali (….. cm).

Diulangi pengukuran beberapa kali dan dihitung rata-rata kedalamannya.

9. KECEPATAN ARUS

Pergerakan air atau arus air diperlukan untuk ketersediaannya makanan bagi jasad

renik dan oksigen. Selain itu untuk menghindari karang dari proses pengendapan.

Adanya adukan air yang disebabkan oleh adanya pergerakan air akan menghasilkan

oksigen di dalam perairan tersebut. Pada umumnya bila suatu perairan mempunyai

arus yang cukup deras maka kadar oksigen yang terlarut juga akan semakin tinggi.

Alat :

Current meter atau benda yang terapung (bola pingpong)

Roll meter

Stop watch

Tali rafia

Ranting kayu

Cara Kerja :

Setiap 100 meter perairan tersebut diberi tanda dengan ranting kayu searah aliran

air.

Bola pingpong yang telah diikat dengan tali rafia diletakkan diatas permukaan air

berbarengan dengan dijalankannya stop watch.

Kecepatan gerakan bola tiap 100 meter dicatat.

Percobaan diulangi hingga beberapa kali dan dirata-rata.

Perhitungan :

Jarak yang ditempuh = ……….. m/s Waktu yang diperlukan

10. DEBIT AIR

Debit air adalah volume aliran air per satuan waktu. Debit air dipengaruhi oleh

luas penampang perairan dan kecepatan arus.

13

Alat :

Roll meter

Bandul logam

Bola pingpong

Cara Kerja :

Diukur lebar dan panjang perairan, lebar dan panjang perairan tersebut dibagi

rata untuk beberapa titik.

Kemudian pada tiap titik diukur kedalamannya dengan bandul logam untuk

kemudian dibuat gambar penampang perairan dan diukur luas perairan tersebut

(A m2).

Dihitung juga kecepatan arus air dengan mengunakan bola pingpong.

Perhitungan : Q = A x V

A = luas penampang (luas x dalam)

V = kecepatan arus

11. JUMLAH PADATAN

Alat dan Bahan :

Timbangan

Cawan porselin

Kertas saring

Oven

Desikator

500 mL sampel air

Gelas piala, gelas ukur dan corong

A. Jumlah Padatan Tersuspensi (TOSS)

Untuk mengetahui berat atau jumlah zat-zat yang tersuspensi di dalam 1000 mL

air sampel yaitu dengan cara menimbang berat zat-zat tersuspensi dalam air

yang tertinggal pada kertas saring.

Cara Kerja :

Ditimbang dan dicatat berat kertas saring bersih yang akan dipakai (A gram).

14

Kemudian 500 mL sampel air disaring dan sisihkan air yang telah disaring di

dalam gelas piala.

Kertas saring yang telah dipakai tadi dikeringkan dengan didiamkan pada suhu

kamar.

Setelah kering, kertas saring beserta padatannya ditimbang (B gram) dan

dihitung padatan tersuspensi air sampel tersebut.

Perhitungan :

1000 x (B – A) = …………. gram/Liter

50

B. Padatan Terlarut (TDS)

Cara Kerja :

Ditimbang dan dicatat berat cawan porselin bersih yang akan digunakan (A

gram).

Air sampel yang telah disaring (disisihkan) tadi dimasukkan ke dalam cawan

porselin yang telah ditimbang.

Kemudian cawan berisi air sampel dimasukkan ke dalam oven untuk beberapa

saat sampai menguap atau mengering.

Setelah kering, cawan porselin beserta padatannya ditimbang kembali (B gram)

dan dihitung padatan terlarut air sampel tersebut.

Perhitungan :

Kedua hasil perhitungan diatas dicocokan atau dibandingkan dengan standart yang

ada.

12. PASANG SURUT (PASUT)

Pasut adalah gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang

disebabkan oleh gaya gravitasi benda-benda langit terutama bulan dan matahari.

Massa air yang naik akibat gaya gravitasi tadi akan merambat dari samudra atau

15

laut perairan dalam. Faktor yang dapat mempengaruhi pasut adalah posisi bulan

dan matahari terhadap bumi; morfologi setempat dan kedalaman. Berdasarkan

posisi kedukuan bulan, matahari dan bumi, maka pasut dapat dibedakan :

a. Pasut Purnama

Apabila bulan dan matahari berada kira-kira pada satu garis lurus dengan bumi

seperti pada saat bulan muda atau bulan purnama,maka daya tarik keduanya

saling memperkuat.

b. Pasut Perbani

Apabila bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi, maka

gaya tarik keduanya akan saling meniadakan.

Berdasarkan gerakan air laut di Indonesia maka dapat dibedakan :

a. Pasang surut berharian tunggal (Diurnal Tide)

Terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari.

b. Pasang surut berharian ganda (Semi Diurnal Tide)

Terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari dan masing-masing sama

atau hampir sama tingginya setiap hari.

c. Dua jenis campuran

Campuran condong ke harian ganda.

Campuran condong ke harian tunggal dengan berbeda tinggi.

Pada prinsipnya parameter ini untuk mengukur tinggi rendahnya air laut per satuan

waktu dengan menggunakan papan palem.

Alat : Papan palem diberi tanda/ukuran seperti meteran

Tali

Teropong / Binokuler

Senter

Cara Kerja :

Papan palem dipasang pada sebuah batu karang.

Diperhatikan tinggi rendah permukaan air untuk setiap satu jam sekali dan dicatat

angka tinggi air pada papan palem.

Pengamatan dilakukan sehari semalam untuk kemudian dibuat grafik pasang

surutnya.

16

13. DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

DHL dipengaruhi oleh adanya larutan zat-zat yang terkandung di dalam air.

DHL ini sangat dipengaruhi oleh kadar salinitas suatu perairan. DHL dinyatakan

sebagai umhos/cm adalah konduktan dari suatu konduktor dengan panjang 1 cm

dan mempunyai penampang 1 cm.

Alat dan Bahan :

Konduktometer

Termometer

Air suking/aquadestilata

Larutan baku KCl 0,01 M

Cara Kerja :

Kalibrasikan elektroda konduktometer.

Elektroda dibilas dengan larutan KCl 0,01 M sebanyak 3 kali. Ukur DHL larutan

KCl 0,01 M dan atur alat sehingga menunjukkan angka 1,413 umhos/cm.

Penetapan DHL contoh.

Bilas elektroda dengan larutan contoh sebanyak 3 kali. Ukur DHL contoh

dengan membaca skala atau digit alat. Apabila DHL contoh lebih besar dari

1.413 umhos/cm. Ulangi pekerjaan diatas dengan menggunakan larutan KCl 0,1

M atau 0,5 M.

Perhitungan :

DHL dalam umhos/cm dapat langsung dibaca pada alat konduktometer.

***

17

PARAMETER KIMIA

a. pH

Alat : pH Universal

Cara Kerja :

1. Diambil sampel air.

2. Dicelupkan pH universal kedalamnya.

3. Warna yang terjadi dibandingkan pada standard warna.

b. D.O (Dissolved Oxygen)

Alat :

1. Botol Winkler

2. Pipet tetes

3. Perangkat titrasi

4. Pipet volume

Bahan :

1. Iodida alkali (perekasi Winkler)

2. H2SO4 pekat

3. Larutan Mangan sulfat/ MnSO4 48 %

4. Natrium tiosulfat 0,025 N

5. Indikator amylum 1 %

Cara Kerja :

1. Ditambahkan kedalamnya 1 mL MnSO4 dan 1 mL reagen Winkler, lalu dikocok

dan ditunggu hingga terbentuk endapan.

2. Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat, dikocok hingga endapan larut.

3. Diambil 50,0 mL sampel tersebut, dititrasi dengan larutan Natrium tiosulfat

0,025 N sampai berwarna kuning muda pucat.

4. Ditambahkan inikator amilum (biru).

5. Dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat, dari biru sampai menjadi

bening.

6. Dicatat berapa mL Natrium tiosulfat yang dipakai.

18

Perhitungan :

8000 x mL Na2S2O3 X N Na2S2O3

Kadar O2 (mg/L) = mL sampel

c. CO2 BEBAS

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Labu erlenmeyer

Bahan :

1. Indikator Phenol ptalein

2. Natrium bikarbonat

Cara Kerja :

1. Masukkan 50 mL sampel air ke dalam labu erlenmeyer.

2. Tambahkan 3-5 mL indikator PP.

3. Titrasi Ntrium bikarbonat standart tetes demi tetes sampai berwarna merah

muda.

4. Catat mL Natrium bikarbonat standar yang terpakai.

Perhitungan :

Kadar CO2 = 1000 X mL Na-bikarbonat X Na-bikarbonat X BA Na-bikarbonat

50

d. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Alat :

1. Botol Winkler

2. Pipet tetes

3. Pipet volumetri

4. Erlenmeyer

5. Buret dan statif

19

Bahan : Lihat bahan pemeriksaan O2 (DO)

Cara kerja :

1. Saring 100 mL sampel air dari lumpur.

2. Diambil 75 mL sampel air yang telah disaring, diencerkan dengan aquadest

100X dan dimasukkan kedalam 2 botol Winkler.

3. Disimpan dalam keadaan gelap (dibungkus dengan kertas karbon atau plastik

hitam) dan ditempat yang gelap. Dicata suhu air dan jam penyimpanan. Dihitung

kadar O2 nya setelah 5 hari kemudian.

4. Terhadap sampel juga dihitung kadar O2 sesaat.

5. Dicatat kadarrnya.

Perhitungan :

Kadar BOD (mg/L) = (DO sesaat – DO5) X pengenceran

e. COD (Chemical Oxygen Demand)

Alat :

f. TOM (Total Organic Mater)

Alat :

1. Perangkat titrasi

2. Termometer

3. Erlenmeyer

4. Hot plate

5. Pipet volume

6. Pipet Mohr

Bahan :

1. H2SO4 6 N

20

2. KMnO4 0,01 N

3. H2C2O4 0,01 N

Cara kerja :

1. Dipipet 25 mL sampel air, dimasukkan kedalam erlenmeyer.

2. 2. Tambahkan 0,5 mL H2SO4, beberapa teter KMnO4 0,01 N sampai berwarba

merah muda sedikit agar semua senyawa organik yang tingkatnya rendah

dioksidasi menjadi tingkat tinggi.

3. Pipet 10 mL larutan KMnO4 0,01 N kedalamnya. Warna larutan akan berwarna

merah.

4. Dididihkan larutan tersebut, catat jamnya. Warna larutan akan lebih muda,

biarkan mendidih selama 10 menit lalu diangkat.

5. Turunkan suhu 80oC, ditambahkan 10 mL asam oksalat 0,01 N dengan pipet

khusus. Larutan akan menjadi bening pada oksalat berlebih.

6. Dalam suhu 70-80oC titasi larutan dengan KMnO4 0,01 N sampai berwarna

pink.

Perhitungan :

(10 + a) b – (10 x c) 31,6 x 1000

dimana : a = titrasi KMnO4

b = N KMnO4

c = NH2C2O4 0,1 N

d = sampel air (mL)

g. KESADAHAN TOTAL

Alat :

1. Pipet volume 10,0 mL

2. Erlenmeyer

3. Buret

Bahan :

1. Larutan EDTA

21

2. Larutan Buffer pH 10

3. Indikator EBT

Cara kerja :

1. Dipipet 10 mL air dimasukkan kedalam erlenmeyer.

2. Tambahkan indikator EBT hingga larutan menjadi merah muda.

3. Tambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 1-1,5 mL.

4. Dititrasi dengan larutan EDTA hingga menjadi biru muda.

5. Catat volume EDTA yang dipakai.

Perhitungan :

mg/L CaCO3 : mL EDTA X faktor EBT X 10

mL sampel

h. SALINITAS

Alat :

1. Erlenmeyer

2. Pipet volume

3. Pipet tetes

4. Buret dan statif

Bahan :

1. Indikator K2CrO4

2. AgNo3 0,1 N

Cara kerja :

1. Ambil 30 mL sampel air laut, lalu diencerkan 10-50 kali.

2. Tambahkan K2CrO4.

3. Titrasi dengan AgNO3 sampai merah bata.

Perhitungan :

mL AgNO3 sebenarnya X N AgNO3 X 35,5 X 1000 X 1,81

mL sampel X 1000

22

i. KESADAHAN Ca

Alat :

1. Pipet volume 10,0 mL

2. Erlenmeyer

3. Buret

Bahan :

1. Larutan EDTA 0,01 N

2. Indikator Maurexide

3. Larutan NaOH 1 N

Cara kerja :

1. Dipipet 10,0 mL sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer.

2. Ditambahakan 1 mL NaOH.

3. Ditambahkam indikator Maurexide 0,1 g dan aduk sampai warnanya merah bata.

4. Dititrasi dengan larutan EDTA sampai terbentuk warna ungu.

5. Catat volume EDTA yang terpakai.

Perhitungan :

Mg/ L Ca = mg EDTA x faktor EDTA x 10000

mL sampel

j. KESADAHAN Mg

Perhitungan :

mg/L Mg = (kesadahan total – kesadahan Ca) x 0.24

23

k. DAYA MENGGABUNG ASAM

Alat :

1. Pipet volumetri

2. Botol Winkler

3. Erlenmeyer

4. Buret

Bahan :

1. Indikator MO

2. HCl 0,1 N

Cara kerja :

1. Ambil sampel air dalam botol Winkler.

2. Masukkan 50 mL sampel tersebut kedalam erlenmeyer dengan menggunakan

pipet volumetri.

3. Tambahakan indikator MO sebanyak 3 tetes, tittrasi dengan HCl 0,1 N sampai

berwarna jingga.

4. Catat mL HCl yang terpakai.

Perhitungan :

D.M.A = 1000 X mL HCl X N HCl

5

l. ASIDITAS

Alat :

1. Erlenmeyer

24

2. Buret

3. Pipet volume 10,0 mL

Bahan :

1. Indikator PP

2. NaOH 0,02 N

Cara kerja :

1. Ambil sampel air sebanyak 10,0 mL masukkan kedalam erlenmeyer.

2. Tambahkan 3 tetes indikator PP.

3. Titrasi dengan larutan NaOH sampai warna merah pucat.

4. Catat mL NaOH yang dipakai.

Perhitungan :

Total Keasaman mg/L CaCO3 = mL NaOH X N NaOH X 50 X 1000

m. ALKALINITAS

Alat :

1. Tabung plastik

2. Erlenmeyer

3. Pipet

Bahan :

1. Indikator PP pH 4,5

2. Brom Cressol Red pH 8,3

3. Sulfuric Acid

Cara kerja :

1. Masukkan sampel kedalam botol plastik, lalu dituang kedalam erlenmeyer.

2. Tambahkan 1 tetes indikator PP, jika tidak berwarna PP = 0 ( langsung ke no. 4).

3. Jika berwarna pink, tembahkan sulfuric acid tetes demi tetes sampai warna hilang

(hitung jumlah tetes yang digunakan).

25

4. Tambahkan beberapa tetes Brom cressol Red lalau titrasi dengan asam sulfat

sampai berubah warna dari biru kehijauan menjadi pink.

5. Catat jumlah tetes asam sulfat yang digunakan.

Perhitungan :

1 tetes asam sulfat = 1 ppm

1 ppm = banyaknya tetes X 17,1

26