paduan cluster fix

39
PEDOMAN CLUSTER RISET DAN KAJIAN Forum Kajian Islam Sains dan Teknologi Pendamping: FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014 Anggota Kelompok : 1 2 3

Upload: azef-maoelana-djamil

Post on 05-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

buku panduan

TRANSCRIPT

PEDOMAN CLUSTER RISET DAN KAJIAN

Forum Kajian Islam Sains dan Teknologi

Pendamping:

.

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Anggota Kelompok :

1

2

3

Kata Pengantar

Alhamdulillah, syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesempatan waktu serta kelimpahan atas rahmat-Nya sehingga Pedoman Cluster

Riset dan Kajian Forum Kajian Sains dan Teknologi ini dapat diselesaikan.

Pedoman Cluster Riset dan Kajian ini berisi tentang pedoman karya tulis ilmiah

bagi anggota Forum Kajian Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dengan dibuatnya pedoman ini diharapkan para anggota maupun pendamping

mendapat pengarahan lebih jelas dalam hal pembuatan karya tulis ilmiah dan

pengkajian tentang islam.

Tujuan dari penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan pengarahan

bagi pendamping maupun anggota FKIST yaitu mahasiswa fakultas Sains dan

Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam program pembuatan karya tulis

ilmiah maupun pengkajian tentang agama Islam. Peran pendamping adalah

membimbing,mengawal, dan mengawasi, serta bertanggung jawab terhadap karya

tulis ilmiah bimbingannya dan memberikan penjelasan tentang pengkajian agama

Islam.

Kami berharap tujuan dapat berjalan dengan baik dan dengan keterbatasan

yang dimiliki, maka kami mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak untuk menyempurnakan pedoman ini.

Yogyakarta, Oktober

2014

Penyusun

Pendahuluan

Dewasa ini riset merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi manusia

modern untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuannya. Riset dikembangkan

dengan beberapa dukungan ilmu seperti sains, ilmu sosial, dan tidak terkecuali ilmu

agama. Peranan masing-maing ilmu memegang fungsi yang vital. Masing-masing

bagian ilmu pengetahuan dapat dijadikan metode terhadap ilmu lainnya sebagai

fungsi konfirmasi klasifikasi dan informasi.

Forum Kajian Islam dan Sains Teknologi (FKIST) UIN Sunan Kalijaga

merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat penelitian (riset)

dan pengkajian antar ilmu yang berkaitan dengan perkembangan dan kebutuhan

ilmu pengetahuan yang dinamis. Dalam dunia riset dan kajian antar ilmu

pengetahuan tidak hanya dibutuhkan esensi materi tetapi bagaimana tahapan-

tahapan dan metode yang digunakan untuk menuliskan dan menganalisis suatu

kajian dan riset hingga menjadi materi atau bahan yang dapat disalurkan sebagai

teori atau penemuan baru.

Melalui buku panduan ini, diharapkan mahasiswa khususnya anggota FKIST

lebih tertantang untuk belajar tentang riset dan menuliskan hasil penelitiannya ke

dalam tulisan yang ilmiah.

Presensi

No Nama Pertemuan

1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

Pertemuan 1

Materi

A. Sejarah Singkat FKIST

FKIST adalah lembaga legal atau Badan Otonom Mahasiswa (BOM) di Fakultas

Sains dan Teknologi yang berdiri pada tanggal 26 Agustus 2008. Lembaga yang

berfokus pada riset dan kajian Islam-sains ini berusaha membangun tradisi ilmiah di

kalangan mahasiswa dengan jargon Kompeten, Profesional, Kontributif,

Prophetic ( KPK Prophetic).Moslem Prophetic artinya muslim yang mampu

membawa risalah kenabian dengan memiliki penguasaan kaffah dan pemikiran Islam

yang memadai. Kompetensi artinya kapasitas dan kemampuan individu dalam suatu

bidang tertentu (spesialisasi). Profesionalisme artinya menunjukkan kualitas

pekerjaan yang excellent, dan jauh dari cacat. Kontributif artinya wujud kepekaan

terhadap sekeliling, baik kepada pribadi maupun lingkungan.

VISI FKIST

Menjadikan FKIST sebagai organisasi profesional yang fokus pada peningkatan kultur

ilmiah civitas akademika berdasarkan integrasi dan interkoneksi Islam dan Sains Teknologi.

MISI FKIST

• Menciptakan FKIST Fakultas Sains dan Teknologi sebagai organisasi yang

Rabbaniyah

• Membentuk generasi teladan pembelajar

• Membangun kultur ilmiah civitas akademika khususnya dalam bidang riset dan

kajian islam-sains

• Memperkokoh dan memperluas hubungan yang sinergis dengan elemen pendukung

kegiatan FKIST

B. Perkenalan tentang Riset

Kata penelitian dalam Bahasa Inggris adalah Research. Dari kata ini kita

membuat istilah Riset dalam bahasa Indonesia. Kata research sering digunakan

untuk mewakili serangkaian kegiatan atau untuk mengartikan sesuatu yang

kurang tepat sehingga perlu diluruskan terlebih dahulu.

Untuk memahami apa itu riset atau penelitian, kita perlu tahu apa yang

bukan dikatagorikan riset dan apa karakteristik riset.

Apa yang Bukan Riset

Perlu diketahui bahwa research atau penelitian atau riset:

1. Bukan hanya mengumpulkan informasi tentang sesuatu atau beberapa hal. Ini

namanya pencarian informasi (information discovery).

2. Bukan memindahkan fakta dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan

menghilangkan inti dari riset yaitu: intepretasi data. Misalnya seorang mahasiswa

membuat tulisan tentang Teknologi Pendeteksi Gempa Bumi yang membutuhkan

sumber informasi dari berbagai macam sumber dan format. Namun demikian

karena sifatnya mengkoleksi data, informasi dari berbagai sumber dan kemudian

menyusunnya menjadi sebuah tulisan tanpa intepretasi data, maka kegiatan yang

menghasilkan tulisan ini bukanlah riset.

3. Bukan mencari informasi tertentu secara acak. Misalnya kita ingin membeli

rumah, kemudian kita mencari informasi-informasi tentang rumah-rumah yang

setipe, harga yang mendekati, lokasi yang bervariasi dan model-model yang

ditawarkan melalui brosur-brosur perumahan untuk menentukan rumah yang

seperti apa yang kita inginkan, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan .

4. Bukan sekedar istilah untuk menarik perhatian. Beberapa iklan produk

menggunakan kata “riset” untuk menarik perhatian konsumen dan meyakinkan

konsumen bahwa produk mereka bermutu.

Karakteristik Riset

Jika riset bukanlah 4 hal di atas maka apakah riset itu?

Riset adalah proses mengumpulkan, menganalisis, dan menerjemahkan

informasi atau data secara sistematis untuk menambah pemahaman kita terhadap

suatu fenomena tertentu yang menarik perhatian kita. Sekalipun kegiatan ini

dapat saja terjadi untuk hal sehari-hari, tapi kita fokuskan pada FORMAL

RESEARCH yaitu riset yang ditujukan untuk menambah pemahaman kita terhadap

suatu fenomena dan untuk dikomunikasikan kepada komunitas (dipublikasikan).

Menurut Paul Leedy dalam Practical Research, ada 8 karakteristik riset:

1. Riset berasal dari satu pertanyaan atau masalah: dengan menanyakan

pertanyaan kita sedang berupaya untuk stimulasi dimulainya proses penelitian.

Sumber pertanyaan dapat berasal dari sekitar kita.

2. Riset membutuhkan tujuan yang jelas : pernyataan tujuan ini menjawab

pertanyaan : “ Masalah apa yang akan diselesaikan/dipecahkan?” tujuan adalah

pernyataan permasalahan yang akan dipecahkan dalam riset.

3. Riset membutuhkan rencana spesifik: untuk melakukan penelitian rencana

kegiatan disusun. Selain menetapkan tujuan dari riset, kita harus menetapkan juga

bagaimana mencapai tujuan tersebut. Beberapa hal yang perlu diputuskan

misalnya: dimana mendapatkan data? Bagaimana mengumpulkan data tersebut?

Apakah data yang ada berelasi dengan permasalahan yang ditetapkan dalam riset?

4. Riset biasanya membagi masalah prinsip menjadi beberapa submasalah: untuk

mempermudah menjawab permasalahan, biasanya masalah yang prinsip dibagi

menjadi beberapa sub masalah.

Masalah : Kompresi data dengan algoritma substitution

Sub-masalah:

- bagaimana melakukan kompresi data pada file teks hingga hasil kompresi 30%

dari file asli?

- bagaimana melakukan dekompresi pada file teks tanpa mengubah isi?

5. Riset dilakukan berdasarkan masalah, pertanyaan atau hipotesis riset yang

spesifik: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan yang logis yang memberikan

jawaban sementara tentang permasalahan riset berdasarkan penyelidikan awal.

Hipotesis mengarahkan kita ke sumber-sumber informasi yang membantu kita

untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan riset yang sudah ditetapkan.

Hipotesis bisa lebih dari satu. Hipotesis mempunyai kemungkinan didukung atau

tidak didukung oleh data. Jika suatu hipotesis tidak didukung oleh data, maka

hipotesis itu

6. Riset mengakui asumsi-asumi: Dalam riset, asumsi merupakan hal penting

untuk ditetapkan. Asumsi adalah kondisi yang ditetapkan sehingga jangkauan

riset jelas batasnya. Asumsi juga bisa merupakan batasan sistem di mana kita

melakukan riset.

7. Riset membutuhkan data dan intepretasi data untuk menyelesaikan masalah

yang mendasari adanya riset: Pentingnya data bergantung pada bagaimana

peneliti memberi arti dan menarik inti sari dari data-data yang tersedia. Di dalam

riset data yang tidak diintepretasikan/diterjemahkan tidak berarti apapun.

8. Riset bersifat siklus: siklus dari riset dapat digambarkan seperti pada gambar.

Gambar Siklus Riset

Untuk memulai suatu penelitian, permasalahan yang akan dipecahkan perlu

ditemukan lebih dahulu. Beberapa hal yang membantu penemuan tersebut adalah:

membaca artikel jurnal-jurnal ilmiah pada bidang yang diminati. Dengan

membaca beberapa artikel jurnal yang memuat permasalahan dan pemecahannya

diharapkan ada stimulasi dari pembacaan tersebut untuk menimbulkan ide-ide

lain yang layak untuk diteliti.

C. Info Lomba:

No. Nama Lomba & Tema Deadline Partisipan Judul/Sub tema yang

diambil Ketua Anggota

1.

2.

3.

Materi Kajian

Tugas Pertemuan 1 : Pembuatan

Esai dan dikumpul di pertemuan

selanjutnya !

Hukum Memakai Kawat Gigi

Syeikh Shalih al Fauzan pernah ditanya tentang hukum meratakan gigi. Jawaban beliau, “Jika ada kebutuhan untuk meratakan gigi semisal susunan gigi nampak jelek sehingga perlu diratakan maka hukumnya tidak mengapa (mubah).

Namun jika tidak ada kebutuhan untuk mengotak-atik gigi maka mengotak-atik gigi

hukumnya tidak boleh. Bahkan terdapat larangan meruncingkan dan mengikir gigi agar nampak

indah. Terdapat ancaman keras atas tindakan ini karena hal ini adalah suatu yang sia-sia dan

termasuk mengubah ciptaan Allah.

Jadi mengotak-atik gigi dengan tujuan pengobatan, menghilangkan penampilan gigi yang

jelek atau ada kebutuhan yang lain semisal seorang itu tidak bisa makan dengan baik kecuali jika

susunan gigi diperbaiki dan ditata ulang maka hal tersebut hukumnya diperbolehkan.

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Artinya : Para wanita yang mengikir gigi untuk berhias dan yang merubah ciptaan Allah” Mengikir gigi merupakan perbuatan yang merubah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menyibukkan diri dengan perbuatan sia-sia yang tidak ada manfaatnya, dan hanya membuang-buang waktu yang seharusnya dipergunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat bagi manusia. Perbuatan tersebut juga merupakan penipuan dan penggelapan serta menunjukkan kerdilnya manusia. [Zinatul Mar’ah, hal. 84]

Pertemuan 2

Materi

A. Sistematika Pembuatan Esai

Secara etimologis esai berasal dari kata Esai (Perancis = ‘mencoba, berusaha,

atau berupaya’; Inggris = ‘karangan sastra’ dan secara operasional mempunyai

pengertian yang bermacam-macam. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

esai (Esai) merupakan karangan dalam bentuk prosa yang membahas dan

mengekspresikan sebuah topik dari sudut pandang pribadi penulisnya, sedangkan

dalam konteks ilmiah dan akademis, esai berarti komposisi sebuah prosa yang ditulis

secara singkat, tetapi dapat mengekspresikan opini penulis mengenai sebuah topik.

Pada dasarnya, esai merupakan tulisan dengan sistematika yang relatif bebas untuk

menyampaikan beragam informasi, opini, atau argumentasi atas suatu topik tertentu.

Karena sistematika dan teknik yang tidak baku, esai lebih menonjolkan kekuatan

individual. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pergaulan, dan wawasan

serta bahan bacaan penulis. Biasanya penulis menggunakan esai untuk melakukan

perenungan dan refleksi.

Terdapat setidaknya ada tiga jenis cara menulis Esai yang umum digunakan,

yaitu esay dalam bentuk naratif, deskriptif, dan persuasif.

• Esai Naratif (Narative Esai) memaparkan sebuah cerita, pengalaman, atau

peristiwa sejarah, baik yang dialami oleh penulis sendiri atau orang lain. Esai

jenis ini mendeskripsikan pikiran/pendapat dengan cara bertutur dan

disajikan secara kronologis.

• Esai Deskriptif (Descriptive Esai) menggambarkan detail tokoh, tempat, atau

objek tertentu, sehingga pembaca akan dibawa pada sebuah gambaran

mengenai objek yang ditulis secara nyata. Esai jenis ini ditulis dengan tujuan

untuk memberikan kesan nyata mengenai hal tertentu.

• Esai Persuasif (Persuasive Esai) menyakinkan pembaca untuk menerima

pikiran atau argumentasi penulis mengenai suatu topik, sehingga pembaca

bisa mengikuti semua arahan dari penulisnya. Esai jenis ini bersifat mengajak

pembaca untuk mengubah sudut pandang dan mendorong pembaca untuk

melalukan tindakan seperti yang ditulis dan juga dapat menggambarkan suatu

keadaan emosional.

Secara umum, sistematika penulisan esai terbagi menjadi tiga bagian utama,

antara lain:

1. Pendahuluan

• Berisi latar belakang yang mengidentifikasi topik yang dibahas;

• Sebagai pengantar dari topik yang diangkat;

• Meliputi 5% Esai;

• Biasanya terdiri dari 1 – 2 paragraf; dan

• Berisikan tujuan penulisan.

2. Isi Esai (Esai)

• Menyajikan dan memaparkan seluruh data dan informasi yang mengenai

topik yang diangkat;

• Berisi sudut pandang atau pikiran penulis dalam bentuk ulasan mengenai

fakta atau opini yang disajikan;

• Meliputi 85 – 90% Esai; dan

• Merupakan bagian utama dari sebuah Esai yang ditunjukkan dengan bukti–

bukti dalam bentuk logika penalaran pribadi, teori – teori yang ada, dan

secara empiris melalui penelitian yang relevan dengan masalah yang dibahas

(kalau ada).

3. Kesimpulan

• Memaparkan dan menjelaskan kembali ide-ide pokok yang telah dibahas pada

bagian sebelumnya;

• Berisi ringkasan dari isi esai, berkaitan dengan bukti – bukti yang dibahas

pada isi;

• Berisi solusi, himbauan atau saran yang mendukung suatu esai;

• 5 – 10% penyusun Esai;

• Banyaknya atau panjangnya tergantung dari tujuan pada latar belakang.

Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan teknik penulisan

Esai (esai), antara lain:

• Memilih dan menentukan tema atau topik. Pada tahap ini penulis harus dapat

menentukan tinjauan umum dari topik yang akan diangkat dan batasan topik

secara khusus. Pembatasan ini akan mempengaruhi pembahasan dalam

lingkup yang lebih sempit dan spesifik, sehingga pembahasannya mendalam

dan berkarakter kuat.

• Menentukan judul. Dalam hal ini judul tidak berupa kalimat lengkap, harus

menarik, tidak lebih dari 15 kata, tidak diakhiri dengan titik, bentuknya

piramida terbalik, fontnya harus besar dan tebal, dan spesifik pada suatu

topik/objek.

• Menyusun kerangka. Kerangka esai merupakan garis besar ide yang dibahas,

sehingga esai yang dibuat akan terbih teratur, fokus, dan sistematis.

• Menuliskan pokok pikiran. Pernyataan eksplisit ini merupakan pendapat

penulis yang akan mencerminkan isi esai (Esai) dan poin penting yang akan

disampaikan secara singkat dan jelas.

• Menyusun pendahuluan. Bagian ini merupakan pengantar yang berisi latar

belakang ditulisnya esai (Esai) tersebut. Penulis dapat memberikan

penjelasan, menggambarkan, dan memberikan pendapat secara menyeluruh

untuk topik terpilih.

• Menulis isi esai. Bagian ini bisa didahului dengan membuat paragraf pembuka

yang memancing minat baca. Penulis dapat memberikan data dan informasi

yang menjadi gambaran untuk poin penulis selanjutnya dan anekdot yang

bersifat persuasif. Lalu penulis menentukan hal-hal yang dibahas, termasuk

subtema untuk mempermudah pembaca memahami pokok pikiran penulis.

• Menulis Kesimpulan. Kesimpulan dianggap sangat penting karena pada bagian

inilah penulis dapat membentuk opini pembaca yang harus memberikan

kesimpulan pendapat dari gagasan penulis.

• Melakukan editing. Pada tahap ini penulis harus membaca ulang semua

tulisannya dan meneliti dengan seksama isi, fakta, opini, teori, data, dan tata

bahasa yang digunakan.

Catatan Perkembangan

kompetisi yang diikuti:

B. Info Lomba

No. Nama Lomba & Tema Deadline Partisipan Judul/Sub tema yang

diambil Ketua Anggota

1.

2.

3.

Materi Kajian

Hikmah Medis di Balik Perintah Membaca AL-Quran

Seorang peneliti bernama al-Qadhi menggunakan bantuan peralatan

elektronik mutakhir untuk mendeteksi detak jantung, ketahanan otot, dan

ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Penemuan ini kemudian disampaikan pada

sebuah muktamar tahunan ke-17 di Universitas Kedokteran Islam di Amerika

bagian utara yang diadakan di kota Sant Louis Wilayah Mizore, pada bulan

Agustus 1984.

Penemuan ini menunjukkan bahwa bacaan Al-Qur’an berpengaruh besar

(hingga 97%) dalam memberikan ketenangan dan penyembuhan penyakit. Hal ini

sesuai dengan keterangan yang disampaikan oleh Allah swt. dalam firman-Nya,

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah

dengan tenang agar kalian mendapat rahmat”. (QS. Al-A’raf : 204). Juga dijelaskan

dalam hadits Rasulullah saw., “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu

rumah dari rumah-rumah Allah swt., lalu mereka membaca Kitabullah (Al-Qur’an),

dan saling mengajar di antara sesama mereka, melainkan sakinah (ketentraman)

turun pada mereka, diliputi rahmat dan dikelilingi oleh para malaikat, serta

disebut-sebut oleh Allah swt. di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya”. (HR.

Muslim dan Abu Dawud).

Pertemuan 3

PANDUAN PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Sistematika dari penulisan karya ilmiah terdiri dari beberapa bagian

sebagai berikut:

JUDUL

ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

2. Manfaat Penulisan

BAB II. KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN

A. Kajian Teoretis

B. Kerangka Berpikir

C. Metodologi Penulisan

BAB III. PEMBAHASAN (judul sesuai topik masalah yang dibahas)

A. Deskripsi Kasus

B. Analisis Kasus

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN (termasuk sinopsis gambaran umum perusahaan yang

ditulis)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memuat fakta-fakta atau sebab yang relevan sebagai titik tolak dalam

merumuskan masalah penulisan dan mengemukakan alasan penentuan masalah.

Penulis dapat mengutip/mengemukakan pendapat para ahli, berita melalui media

massa, peraturan perundang-undangan yang mendukung terhadap fakta atau

fenomena yang akan ditulis. Setiap peraturan dan perundang-undangan yang

dikutip tidak ada catatan kaki, sedangkan pendapat para ahli, berita melalui

media massa harus disertai catatan kaki.

B. Perumusan Masalah

Menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa yang ingin dicari

jawabannya. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan

terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang dibahas, diakhir

pertanyaan harus memberikan tanda tanya (?).

C. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan Penulisan: Menyebutkan secara spesifik maksud yang ingin dicapai

dalam penulisan.

b. Manfaat Penulisan: Kontribusi hasil penulisan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN

A. Kajian Teoretis

Pemaparan beberapa teori ilmiah dan temuan-temuan lain yang dianggap

perlu dan relevan dengan pokok masalah Setiap teori yang dikutip harus disertai

penjelasan dan komentar penulis tentang kaitan teori tersebut dangan masalah.

Sedangkan pada akhir dari semua teori-teori yang dikutip, penulis harus

memunculkan sebuah kesimpulan terkait dengan permasalahan.

B. Kerangka Berpikir

Argumentasi penulis yang didasari pada teori-teori ilmiah yang telah

dikemukakan dimuka. Penelitis harus menjelaskan suatu alur kerja atau saling

keterkaitan antar indikator dengan permasalahan yang dibahas. Peneliti dapat

untuk mengungkapkannya dapat menggunakan bantuan skema atau bagan

penjelasan.

C. Metodologi Penulisan

1. Tempat dan waktu: jelaskan tempat/lokasi observasi dengan

menyebutkan nama perusahaan serta alamatnya, kemudian sebutkan

waktu observasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh masing-

masing program studi.

2. Metode :

a. Sebutkan nama metode yang digunakan (misalnya: metode deskriptif

analisis).

b. Teknik pengumpulan data (misalnya: wawancara, observasi,

menggunakan kuesioner).

c. Teknik Analisis Data (misalnya: memakai rumus statistik, rumus

keuangan, atau model analisis lain seperti SWOT, EOQ, EVA, ABC).

BAB III PEMBAHASAN (judul bab ini harus sesui dengan topik yang diangkat)

A. Deskripsi Kasus

Mengidentifikasi kasus-kasus yang terdapat pada perusahaan (sesuai dengan

kekhususan bidang ilmu penulis). Kasus yang diidentiftkasi di mulai dengan

kasus sederhana sampai pada kasus kompleks dan rumit sesuai dengan urgensi

fenomena yang diangkat pada perumusan masalah.

Kasus yang diangkat merupakan kasus yang ditemukan di perusahaan dan

penulis terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan pihak perusahaan (guna

menjamin kesahihan kasus). Kasus-kasus yang bersifat rahasia tidak disarankan

untuk dibahas oleh penulis. Kasus yang diangkat dapat berupa point-point uraian

penjelasan atau berupa tabel, diagram dan sebagainya.

B. Analisis Kasus

Penulis melakukan pengkajian terhadap kasus yang dipilih sesuai urgensi

permasalahan dan berusaha mengkaitkan dengan konsep teori dan temuan-

temuan lain yang dianggap perlu. Untuk mendapatkan solusi/pemecahan

terhadap kasus yang dibahas, penulis dapat juga menggunakan model-model

analisis seperti analisis SWOT, EOQ dan sebagainya sesuai kebutuhan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti harus meyimpulkan hasil temuan dari analisis kasus dalam bentuk

point-point penting secara jelas dan tepat (tidak boleh menulis simpulan diluar

kasus yang dianalisis). Berangkat dari kesimpulan tersebut penulis memberikan

saran-saran yang berguna terkait dengan kasus yang telah dianalisis (untuk

jangka pendek, menengah dan panjang) terutama ditujukan kepada perusahaan

yang ditulis dan kegunaannya bagi perkembangan IPTEK. Pada bab ini antara

Kesimpulan dan Saran masing-masing dijadikan sub-bab tersendiri.

Teknik Penulisan Laporan Karya Ilmiah

A. Bahan dan Teknik Pengetikan

1. Kertas

a. Kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah adalah kertas HVS 80

gram berukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm)

b. Sampul (kulit luar) berupa soft cover dari bahan buffalo atau linen pada

saat ujian karya ilmiah dan hard cover setelah ujian (revisi) dan

dinyatakan lulus dengan warna magenta.

c. Pembatas antara bab yang satu dengan bab lainnya diberikan pembatas

kertas doorslag warna magenta berlogo Universitas Negeri.

2. Jenis Huruf

a. Naskah karya akhir menggunakan jenis huruf yang sama, dari awal sampai

akhir, yaitu Times New Roman, ukuran font 12, kecuali judul bab

digunakan ukuran font 14 dan footnote dengan ukuran font 9.

b. Huruf tebal digunakan untuk judul bab, sub bab, tabel, gambar dan

lampiran

c. Huruf miring dapat digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya istilah/kata

dalam bahasa asing, atau kata yang ingin ditekankan.

3. Margin

Batas pengetikan dari tepi kertas untuk naskah karya ilmiah adalah sebagai

berikut

a. Tepi atas 4 cm

b. Tepi bawah 3 cm

c. Tepi kiri 4 cm

d. Tepi kanan 3 cm

4. Format

a. Setiap judul bab dan judul lembaran dimulai halaman baru diketik dengan

huruf kapital diletakkan di tengah (centering) bagian atas halaman.

b. Sub bab diketik di pinggir sisi kiri halaman dengan menggunakan huruf

kecil tebal kecuali huruf pertama pada setiap kata diketik dengan huruf

kapital.

c. Setiap alinea baru, kata pertama diketik masuk ke kanan setelah ketukan

ketujuh atau mulai pada ketukan delapan.

d. Tabel dalam teks disertai nomor tabel dan judul tabel diketik dengan

huruf “T” kapital seperti Tabel II.1, berarti tabel Bab II yang pertama dan

seterusnya serta penempatannya di atas tabel.

e. Gambar dalam teks disertai nomor gambar dan judul gambar diketik

dengan huruf “G” kapital seperti Gambar III.1, berarti gambar Bab III yang

pertama dan seterusnya serta ditempatkan di bawah gambar.

f. Penulisan lambang atau simbol sebaiknya menggunakan fasilitas program

perangkat lunak komputer. Sedangkan satuan dan singkatan yang

digunakan hanya yang lazim dipakai dalam disiplin ilmu masing-masing

seperti: 100 C; kg; 12 ppm; ml; dan sebagainya.

g. Istilah asing yang dalam teks dicetak miring (Italic) misalnya: et al.; ibid;

supply;centring; dan sebagainya.

h. Setelah tanda koma, titik koma, dan titik dua diberi jarak satu ketukan dan

sebelumnya tidak perlu diberi spasi.

i. Pemutusan kata harus mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang baku dan

benar.

5. Spasi

a. Jarak antara baris dalam teks adalah dua spasi, kecuali kalimat judul, sub

judul, sub bab, judul tabel, dan judul gambar serta judul lampiran adalah

satu setengah spasi.

b. Jarak antara judul bab dengan teks pertama isi naskah atau antara judul

bab dengan sub bab adalah empat spasi.

c. Abstrak/abstract diketik dengan jarak satu spasi; judul abstract dan

seluruh teksnya diketik dengan huruf miring (Italic).

d. Jarak spasi sumber referensi dalam Daftar Pustaka satu spasi kecuali jarak

spasi antara sumber pustaka.

e. Jarak baris pada kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel maupun

gambar 2 (dua) spasi.

B. Penomoran Halaman

1. Halaman Bagian awal:

Bagian awal karya ilmiah diberi nomor halaman dengan menggunakan angka

Romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) ditempatkan pada posisi tengah bawah

halaman yang dimulai dari judul dalam (sesudah sampul) sampai dengan

halaman Riwayat Hidup. Halaman judul dan halaman persetujuan tidak diberi

nomor, tetapi diperhitungkan sebagai halaman i dan ii yang tidak perlu diketik.

2. Halaman Utama:

Penomoran mulai dari Bab Pendahuluan sampai dengan Bab Kesimpulan dan

Saran menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dst.) dan setiap judul bab nomor

diletakkan pada bagian tengah bawah dan halaman berikutnya diletakkan sudut

kanan atas dengan jarak tiga spasi. Penomoran bukan bab dan sub bab

menggunakan angka Arab dengan tanda kurung misalnya: 1), 2) atau (1), (2), dst.

3. Halaman Bagian Akhir:

Penomoran pada bagian akhir karya ilmiah mulai dari Daftar Pustaka sampai

dengan Riwayat Hidup menggunakan angka Arab yang diketik pada marjin

bawah persis di tengah-tengah dengan jarak tiga spasi dari marjin bawah teks,

dan halaman selanjutnya diketik sebelah kanan atas dengan jarak tiga spasi dari

pinggir atas (baris pertama teks) lurus dengan marjin kanan teks.

D. Info Lomba

No. Nama Lomba & Tema Deadline Partisipan Judul/Sub tema yang

diambil Ketua Anggota

1.

2.

3.

Materi Kajian

Iptek Menurut Quran

Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga manusia

memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan memberi kecerahan pada akal manusia,

kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal dengan naql.

Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya sebagai persoalan

yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi tentang teka-teki

alam semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang tepat yaitu al-Qur`an.

Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat Qur’aniyah akan berjalan secara pararel dan

seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan menjadikan

teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti wahyu pertama

QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi

iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam

QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20 yang artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana

dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?

Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti wahyu pertama

QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi

iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam

QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20:

(20)

Artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit,

bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia

dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)

Catatan Perkembangan lomba

Pertemuan 4

PENGGUNAAN BAHASA

Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam

penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis

skripsi bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan

benar.

Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai

berikut:

1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat

dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).

2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek

dan/atau keterangan.

3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat

penjelas.

4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesia-

kan.

5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada

padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai

penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan

menggunakan huruf miring.

6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau

dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).

7. Hal-hal yang harus dihindari:

• Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami,

kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar,

istilah “saya” diganti dengan “penulis”.

• Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian.

• Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.

• Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan

fungsi di dan ke sebagai kata depan).

• Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik

koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.

• Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya

ilmiah.

Beberapa contoh kesalahan yang sering dijumpai dalam penyusunan skripsi

beserta koreksinya adalah sebagai berikut:

Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat

Salah:

Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.

Benar:

Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema

dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.

Benar:

Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.

Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan

Salah:

Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat dari

perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar

yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus

aspirasi otonom dari bawah keatas mengalir deras.

Benar:

Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari

perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar

yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk.

Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah ke atas mengalir deras.

Contoh 3: Penggunaan tanda kurung

Salah:

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah direorganisasi

menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan

Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).

Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)

Angkatan Bersenjata Republik Indones (ABRI) telah direorganisasi

menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik

Indonesia (Polri).

Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil

Salah:

Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di

antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.

Benar:

Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di

antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.

Contoh 5: Penggunaan tanda baca

Salah:

Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan

votingbehaviour dalam pemilihan umum ?

Salah:

Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan

votingbehaviour dalam pemilihan umum?.

Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)

Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan

votingbehaviour dalam pemilihan umum?

Contoh 6: Jika-maka

Salah:

Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasitapi

juga otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam

menyelesaikan persolan-persoalan di daerahnya.

Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)

Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga

otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam

penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.

RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES

A. Running Notes (Referensi Langsung):

Running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yangdirujuk

(referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah. Runningnotes dibuat

dengan format: ”(Nama keluarga/belakang pengarang Tahun)” atau”Nama lengkap

atau keluarga/belakang (Tahun)”. Contoh:

Partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen

disebut sebagai partai desimal (Haris 2006).

Atau:

Syamsudin Haris (2001) memberi terminologi ”partai desimal” untuk

partai yang perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.

Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda ”,” (koma).

Contoh:

Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia

banyak dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979,

Jenkins 1986, Sundhausen 1990, Singh 1988), yang pokok bahasannya

bisa dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran

berkenaan dengan hubungan sipil-militer di negara berkembang.

Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh

pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:

Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military

intervention) dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal.

Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit berbeda yang ditulis oleh pengarang

yang sama dan buku lainnya oleh pengarang lain, pemisahannya memakai tanda ”;”

(titik koma).

Pembahasan tentang peranan militer dalam politik di Indonesia banyak

dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, 1988; Jenkins

1986; Singh 1988), yang kajian-kajiannya bias dipetakan dalam berbagai

perspektif pemikiran.

Tanda baca “;” (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan penggunaan

tanda “,” (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan referensi yang lainnya

dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang. Contoh:

Kebijakan terbaru dalam pelembagaan proses devolusi pengelolaan

sumberdaya alam ditulis oleh beberapa pihak (DENR 2003; Magno

2003; Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Atau:

Di wilayah Asia Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara

terdepan dan menjadi pionir dalam mengembangkan inovasi untuk

melakukan devolusi pengelolaan sumber daya alam (Dahal &

Capistrano 2006; Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Jika referensinya berupa alamat website atau URL (Universal ResourceLocator) yang

pendek, running notes bisa dibuat dengan menyebut URL-nya,yang hyperlinknya

dihilangkan (remove hyperlink)3 dan dicantumkan tanggal aksesnya. Contoh:

3 Hyperlink dihilangkan maksudnya link langsung ke alamat website tersebut

ditiadakan sehingga tidak ada lagi alamat website (URL) berwarna selain hitam dan

atau dengan garis bawah (estetika dan konsistensi teks) dan link tersebut tidak

langsung bisa diklik. Untuk mengaksesnya, URL tersebut harus di-copy dan paste di

browser.

Menurut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Gerdabangagri adalah

program pembangunan yang memfokuskan diri pada peningkatan

kualitas sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi rakyat, dan

pembangunan pertanian (www.kutaitimur.go.id, diakses 6 Juni 2007).

Dalam bidang pembangunan pertanian, kegiatan diarahkan pada

kegiatan pertanian yang mendukung agribisnis.

B. Footnotes (Catatan Kaki):

Catatan kaki adalah catatan di kaki halaman yang dipergunakan untuk

memberikan penjelasan tambahan atau mencantumkan URL panjang. Jika di dalam

catatan kaki ada referensi, referensinya dibuat dalam bentuk runningnotes. Besar font

catakan kaki adalah lebih kecil dari teks utama, yakni denganbesar font 10.

1. Catatan Kaki Berisi Penjelasan

Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan tambahan

sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaian catatan kaki dengan

penjelasan bisa dilihat dalam contoh berikut:

Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur terus bertambah.1

Pertambahan ini tentu punya implikasi terhadap meluasnya pemanfaatan

lahan untuk perkantoran, perumahan, dan kegiatan bisnis.

______________

1Dalam rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/

kotamadya di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai,

Bulungan, Berau, Pasir). Pada pasca Orde Baru, jumlah kabupaten/kota

meningkat dratis menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan,

Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang,

Bulungan, Berau, Tarakan, Malinau, Nunukan), dan baru-baru ini ada

penambahan satu kabupaten lagi, yakni Kabupaten Tanah Tidung,

sehingga sekarang terdapat 14 Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur.

2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes

Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan

tambahan, lengkap dengan referensinya. Contoh catatan kaki yang menjelaskan

suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai berikut:

Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai semua

aksi yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan kolektif atau

mendapatkan barang-barang/sarana-prasarana kolektif (collective good2)

(Olson 1965, 1971; Marwell & Oliver 1993).

______________

2Beberapa ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas,

sarana-prasarana, dan sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik

atau tak bisa lepas dengannya (karena mereka merasa akan memperoleh

manfaat darinya) dan jika diberikan ke atau digunakan oleh orang lain,

siapa saja (semua individu) akan tetap bisa menggunakan atau

memanfaatkan collective good itu (Marwell dan Oliver 1993:4). Lihat juga

Oberschall (1997).

3. Catatan Kaki Berisi URL Panjang.

Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang dicantumkan di

catatan kaki, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya dicantumkan. Jika URL-

nya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan di belakang tanda baca (”/”,

”_”, ”+”, ”=”, dan lain sebagainya), angka, atau kata tertentu. Contoh:

Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul adalah

apakah untuk membatasi kediktatoran mayoritas diperlukan adanya

lembaga Senat (Upper Chamber).³

_________________

³http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and

_upper_ chambers (diakses 15 April 2008).

PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI

PADA TEKS UTAMA

Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber kutipan

akan menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau plagiarisme. Bab ini

membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan sumber rujukan, yang di

dalamnya meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.

A. Jenis-Jenis Kutipan

1. Kutipan Langsung

Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya,

atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya (yang

dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan referensinya dengan

menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halamannya.

C. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut diketik

dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:

Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu

2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten

Bantul.”

b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru,

sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:

Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan

sistem distrik:

negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil)yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira- kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.

Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf “N” besar

dalam kata “Negara”):.

c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring. Contoh:

d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari pengarang lain

(mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata “dalam” ketika menyebut

referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di dalam bukunya ia

mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis skripsi kemudian mengutip pendapat

Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar tersebut; maka penulisan referensinya

adalah sebagai berikut:

Atau:

[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan(kecil) yang kira-

kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu

negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira

500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya

berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas

(suara terbanyak) dalam distriknya menang

Berkenaan dengan peradaban, Huntington (1996:303)

mengatakan sebagai berikut:The overriding lesson of the history of

civilization, however, is that many things are probable but nothing

is inevitable. Civilizations can and have reformed and renewed

themselves. The central issue for the West is whether, quite apart

from any external challenges, it is capable of stoping and reversing

the internal processes of decay.

Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic partysystem

neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other

parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties.

Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai

politik, mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither

allows for a formal nor a defacto competition for power. Other

parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties”

(Sartori, dalam Gaffar 1992:37).

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil penelitian,

hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama dengan teks aslinya,

melainkan menggunakan bahasa atau kalimat penulis/peneliti sendiri. Dalam

pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan, baik dengan nomor halaman atau

tanpa nomor halaman.

Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam

mengutip secara tidak langsung. Pertama , dengan meringkas, menyimpulkan, atau

merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh: Penyusun skripsi yang meringkas

atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat) Huntington tentang gelombang

demokratisasi di dunia ini dalam bukunya TheThird Wave of Democratization:

Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga

periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara

1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-

1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974

sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih

banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi

keempat?

Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan

struktur/susunankalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau

subtansi kalimat/alinea. Contoh:

Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:

Kalimat paraphrasenya:

Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan

umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki

variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—

yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan

dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah

pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan

suaranya (Budiardjo 1982:4).

DAFTAR PUSTAKA

Ketentuan dalam penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :

1. Tuliskan nama pengarang, judul karangan dan data tentang penerbitannya

(tempat, penerbit dan tahun)

2. Daftar pustaka disusun secara alfabetis tidak hanya huruf terdepannya tetapi

juga huruf kedua dan seterusnya.

3. Daftar pustaka diketik satu spasi dan jarak antara masing-masing pustaka adalah

dua spasi.

4. Huruf pertama dari baris pertama masing-masing pustaka diketik tepat pada

garis tepi kiri tanpa ketukan (indensi) dan baris berikutnya digunakan indensi 7

karakter.

5. Apabila nama pengarang sama dan judul berbeda, maka baris pertama harus

Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:

Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing

dengan beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu wilayah

(yaitu distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single-member

constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam system

proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih

beberapa wakil (multi-membercontituency), yang jumlahnya

ditentukan atas dasar rasio, misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo

1982:4)

diberi garis terputus-putus sebanyak 14 (empat belas) ketukan

6. Penulisan nama pengarang diawali dengan nama keluarga, kemudian namanya.

Untuk dua atau tiga pengarang, nama pengarang kedua dan ketiga tidak perlu

dibalik.

7. Penulisan nama pengarang yang bermarga cina atau mandarin, ditulis apa

adanya (tidak diindeks).

8. Jika nama pengarang sama dalam dua tahun penerbitan berbeda, maka daftar

pustaka disusun menurut urutan waktu (tahun)

9. Nama pengarang sama, judul berbeda perlu diberikan garis sebanyak 14 ketukan

10. Sama sekali tidak boleh mencantumkan sumber referensi yang tidak pernah

dibaca dan tidak boleh mencantumkan gelar .

11. Dalam daftar pustaka/catatan kaki, tulisan yang bersumber dari majalah/

koran/makalah yang diberi garis bawah atau ditebalkan adalah nama

majalah/korannya yang menerbitkan.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

• Buku dengan Satu Pengarang

Nasoetion, Andi Hakim. Metode Statstika. Yakarta: Penerbit PT Gramedia, 1980

Turabian, Kate L. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations.

Chicago: University of Chicago Press, 1980.

• Buku dengan Dua Pengarang

Kennedy, Ralph Dale dan Stewart Y. McMullen. Financial Statement: Form,

Análisisand Interpretation. Petaling Jaya: Irwin Book Company, 1973

Pangestu, Subagyo dan Djarwanto. Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE, 1982

• Buku dengan Tiga Pengarang

Heidirachman R., Sukanto R., dan Irawan. Pengantar Ekonomi Preusan. Yogyakarta:

Bagian Penerbitan Facultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, 1980.

Jahoda, Marie, Morton Deutsch, dan Stuart W. Cook. Research Methods in

SocialRelation. New Cork: Dryden Press, 1951.

• Buku dengan Lebih Dari Tiga Pengarang

Selltiz, Claire, et al. Research Methods in Social Relations. New Cork: Holt, Rinehart &

Winston, 1959

Sukanto, et al. Business Forecasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Facultas

Ekonomi Universitas Gadjah Mada, 1980.

• Buku dengan Pengarang Sama

Newman, William H. The Process of Management. London: Prentice Hall. Inc., 1961.

________________. Administratif Action. London: Prentice Hall. Inc., 1963.

• Buku Tanpa Pengarang

33 Author’s Guide. Englewood, Cliffs, N.J.: Prentice Hall. Inc., 1975. Scientific Method

in Business. Collage Park: University of Maryland, 1973.

• Buku Berjilid/Berseri:

Edwards, James D., et al. Accounting: A Programmed Text. Vol. I. Homewood, Illinois:

Richards D. Irwin, Inc., 1967.

Suhardi Sigit. Azas-Azas Accounting. Bagian Pertama. Yogyakarta: Fa. Sarjana, 1968.

• Buku Terjemahan/Saduran/Suntingan:

Booth, Anne, dan Meter McCawley. Ekonomi Orde Baru. Suntingan Sujarwadi.

Yakarta: LP3ES, 1982.

Conant, James B. Teori dan Soal-Soal Ekonomi Makro. Terjemahan Faried Wijaya.

Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada,

1978.

Kotler, Phlips. Marketing Management. Saduran Karyadi dan Sri Suwarsi. Surakarta:

Facultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, 1978.

• Buku Dengan Edisi Bukan Edisi Pertama:

Djarwanto Ps. Statistik Nonparametrik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 1985. Shepherd,

William R. Historical Atlas. 8th ed. New Cork: Barnes & Noble, 1956.

• Bab Yang Ditulis bukan oleh Pengarang atau Penyunting Buku yang

Bersangkutan:

Ahluwalia, M. “Income Inequality: Some Dimensions of the Problem”, In H. Chenery,

et al.Redistribution With Growth. London: Oxford University Press, 1974.

Soelistyo, Sudarsono, dan Ari Sudarman. “Prospek Kesempatan Kerja dan

Pemerataan Pendapatan Dalam Repelita III”. Dalam The Kian Wie

(Penyuntingan).

Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan: Beberapa Pendekatan Alternatif.

Jakarta: LP3ES, 1981.

• Seri atau Rangkaian:

Sutrisno Hadi. Efisiensi Kerja. Jilid I dari Seri Kapita Selekta “Psikologi Kerja”, 5 jilid.

Yogyakarta: [t.p.], [t.th].

Terman, Lewis M., dan Melita H. Olden. The Gifted Child Grows Up. Vol. 4 of the

“Genetic Studies of Genius Series”, Lewis M. Terman (ed.). Standford:

Stanford University Press, 1974.

• Lembaga Sebagai Penyunting Buku:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PN Balai Pustaka,

1980.

FAO. Production Yearbook 1975. Rome: FAO, 1976.

• Surat Kabar:

Salim, Emil. “Forest Sustainability Management”, The Jakarta Post. Februari 6, 1977.

Karlina. “Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah Ilmuan”. Kompas. 12 Desember

1981.

• Jurnal/Peberbitan Berkala:

Rahardjo, M. Dawam. “Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, Prisma. Juli 1983, 7, hal.

1-12.

Dharmawan, Johan. “Uruea dan TPS di Indonesia dalam Analisis Permintaan

Kuantitatif”, Jurnal Argo Ekonomi. Mei 1982, 2, hal. 1 – 27.

• Hasil Penelitian:

Kasryno, Faisal, et al. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya Terhadap

DistribusiPendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Kasus di Empat Desa di Jawa

Barat. Bogor: Studi Dinamika Pedesaan, 1981.

Nganji, Kalikit, et al. Regional Studi Daerah Kedu dan Surakarta. Salatiga: Fakultas

Ekonomi Universitas Kristen Satyawacana, 1976.

• Paper dalam Seminar/Lokakarya:

Mangundikoro, Apandi. “Konservasi Tanah dalam Rangka Rehabilitasi Lahan di

Wilay ah Daerah Aliran Sungai”. Kertas Kerja pada Lokakarya Pola Tanam

danUsahatani ke-IV, Bogor, 20 – 21 Juni 1983.

Suranggadjiwa, L.M. Harris. “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai”. Kereta Kerja pada

Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup, Jakarta, 5 – 6 Juni1978.

• Bahan yang Tidak Diterbitkan:

Brizi. Teknik Perencanaan Linear untuk Penyusunan Rencana di Bidang Pertanian.

Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1979. (Stensilan).

Coffin, Thomas E. Beyond Audience: The Measurement of Advertising Effectiveness.

(Monographed report, Undated).

• Karya ilmiah/Tesis/Disertasi:

Budiarto. Sebab-sebab dan Cara Pencegahan Labour Turnover di Pabrik Rokok

MenaraSala. Skirpsi Sarjana (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas

EkonomiUniversitas Gadjah Mada, 1972.

Swenson, Geoffrey C. The Effect of Increases in Rice Production on Employment

andIncome Distribution in Thanjavur District, South India. Unpublished

Ph.D.Disertation. Minchigan: Minchigan University, 1973.

• Artikel dalam Ensiklopedia:

Banta, Richard E. “New Harmony”, Encyclopedia Britanica (1968 ed.), vol. 16, p. 305

Morris, Edward Parmelle. “The Latin Language”, The Encyclopedia Americana (1936

ed.), vol. 17, pp. 47 – 48.

• Internet:

Spiszer, John M. Leadership and Combat Motivation: The Critical Task. 1999.

http://www.cgsc.army.mil /milrev/english/MayJun99/Spiszer.htm.

(Diakses tanggal 12 September 1999).

KAJIAN

Pertanyaan :

Apa hukum mengkonsumsi obat dengan tujuan pencegahan terhadap penyakit, seperti melakukan vaksinasi?

Jawab :

Tidak masalah melakukan pengobatan preventif (pencegahan) jika khawatir tertimpa suatu penyakit karena sedang terjadi wabah atau karena sebab lain yang dikhawatirkan menyebabkan sakit. Dengan demikian boleh-boleh saja mengkonsumsi obat untuk mencegah penyakit yang dikhawatirkan muncul. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih, “Barangsiapa yang mengkonsumsi tujuh kurma Madinah di pagi hari, dia tidak akan terkena bahaya sihir dan racun.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Hal ini merupakan salah satu bentuk pencegahan penyakit. Hal ini berlaku pula apabila seseorang khawatir sakit dan dia memakan sesuatu yang dapat menolak penyakit yang sedang mewabah di suatu kota atau di tempat lainnya. Hal itu tidak masalah dari sisi pencegahan, sebagaimana boleh pula mengkonsumsi obat untuk penyakit yang dia khawatirkan. Akan tetapi, tidak boleh menggunakan berbagai macam jimat, jin, atau ‘ain, karena larangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap hal-hal tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa hal itu termasuk syirik kecil sehingga harus dijauhi.

Oleh Syaikh ‘Abdul ‘Azin bin ‘Abdillah Bin Baaz rahimahullah.

Diambil dari kitab Jaami’u Fatawa At Thabib wal Maridh