outline laporan survei serui_martha

22
KAWASAN INDUSTRI WILAYAH ADAT SAIRERI A. Kawasan Industri Wilayah Adat Saireri Wilayah Adat Saereri terletak di sekitar Teluk Cenderawasih, meliputi: Biak Numfor, Supiori, Yapen, Waropen, Nabire bagian pantai dengan komoditas unggulan, perikanan dan kelautan, kelapa, sagu dan pariwisata berbasis alam dan budaya. Dalam rangka pengembangan industri di pulau Biak, telah ditetapkan Distrik Yendidori menjadi kawasan KAPET serta wilayah pengembangan kawasan EPZ (export processing zone) di Biak. Untuk upaya ini, beberapa investor telah menjajaki kemungkinan mengembangkan usahanya. Di kota Biak, beroperasi 1 (satu) buah perusahaan Industri yaitu :PT. Wapoga Mutiara Industri, berlokasi di kampung Sorido Distrik Biak Kota, bergerak di bidang industri kayu. Gambar 1: Produk Kayu Gelondongan Sedang Diolah didalam Pabrik (sumber: http://www.wapoga.com/produk.php ) Gambaran umum Distrik Yendidori

Upload: muhammad-zaenuddin

Post on 17-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Martha Serui

TRANSCRIPT

KAWASAN INDUSTRI WILAYAH ADAT SAIRERIA. Kawasan Industri Wilayah Adat Saireri

Wilayah Adat Saereri terletak di sekitar Teluk Cenderawasih, meliputi: Biak Numfor, Supiori, Yapen, Waropen, Nabire bagian pantai dengan komoditas unggulan, perikanan dan kelautan, kelapa, sagu dan pariwisata berbasis alam dan budaya.

Dalam rangka pengembangan industri di pulau Biak, telah ditetapkan Distrik Yendidori menjadi kawasan KAPET serta wilayah pengembangan kawasan EPZ (export processing zone) di Biak. Untuk upaya ini, beberapa investor telah menjajaki kemungkinan mengembangkan usahanya. Di kota Biak, beroperasi 1 (satu) buah perusahaan Industri yaitu :PT. Wapoga Mutiara Industri, berlokasi di kampung Sorido Distrik Biak Kota, bergerak di bidang industri kayu.

Gambar 1: Produk Kayu Gelondongan Sedang Diolah didalam Pabrik(sumber: http://www.wapoga.com/produk.php)

Gambaran umum Distrik Yendidori

Kampung Yendidori adalah salah satu kampung dari 187 kampung yang tersebar di 19 distrik yang ada di kabupaten Biak Numfor, tepatnya di Distrik Yendidori. Kampung Yendidori merupakan pusat pemerintahan distrik Yendidori yang meliputi 14 kampung.

Secara geografis, Kampung Yendidori terletak pada 1360 BT - 10 8 LS, yang berbatasan dengan.:

Sebelah Utara : Kawasan hutan.

Sebelah Selatan : Selat Yapen.

Sebelah Timur : Kampung Insrom

Sebelah Barat : Kampung Adoki

Infrastruktur transportasi darat yang menuju Kampung Yendidori tergolong sangat baik dan merupakan jalur yang cukup ramai. Untuk sampai ke kampung Yendidori, dapat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, dengan jarak tempuh dari pusat kota Biak kurang lebih 8 KM dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.Untuk perikanan, perairan sekitar Pulau Nusi, Distrik Kepulauan Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua, menjadi sentra pengembangan budi daya rumput laut dalam upaya memberdayakan ekonomi masyarakat di sepanjang pesisir setempat. Sarana transportasi ke Kepualuan Padaido dari kota biak selama ini menggunakan perahu tempel (motor Jonson) yang jadwal keberangkatannya tidak tetap. Biasanya jadwal keberangkatan masyarakatan pulang pergi dari kota Biak ke Kepulauan Padaido ini disesuaikan dengan kepentingan pemilik perahu.Infrastruktur Pendukung

Transportasi utama Kabupaten Biak Numfor adalah Bandar Udara. Bandara ini dinamai Bandara Frans Kaisiepo, yaitu nama Gubernur Propinsi Papua yang ke-4. Bandara ini juga dikenal sebagai Bandara Mokmer yang dibangun oleh pemerintah Jepang, mengacu kepada lokasinya yang berada di sebelah barat Kampung Mokmer, Biak. Bandar Udara Frans Kaisiepo merupakan bandar udara Internasional pertama di wilayah Papua dengan panjang landasan pacu hampir 3,6 km. Dimasa tahun 1990 an pernah melayani rute penerbangan Internasional ke Los Angeles USA melalui Honolulu. Untuk transportasi darat panjang jalan di Kabupaten Biak Numfor mencapai 703,74 Km yang terdiri dari Jalan Nasional (65,66 Km), Jalan Provinsi (193,51 Km), dan Jalan Kabupaten (444,56 Km). Dari total panjang jalan tersebut, 96,9 persen Jalan Provinsi sudah diaspal, dan 92,13 persen Jalan Kabupaten sudah diaspal.StrenghtsDi Biak telah dilakukan beberapa program yang mendukung adanya upaya pembangunan, antara lain

1. Program peningkatan investasi dan ekspor. Program ini ditujukan untuk meningkatkan penerimaan daerah melalui pemanfataan fasilitas perhubungan untuk mendorong investasi dan peningkatan ekspor daerah2. Program penguatan kapasitas kelembagaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan daerah, sehingga dapat berperan aktif secara optimal dalam proses pembangunan. 3. Program pemberdayaan ekonomi rakyat dan perluasan lapangan kerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai aktivitas pembangunan, khususnya di bidang ekonomi.

Weaknesses1. Perkembangan investasi dirasakan sangat lambat, kendala yang utama dirasakan investor adalah masalah kepastian hukum atas tanah. Seringkali terjadi gugatan masyarakat adat terhadap tanah mengakibatkan mundurnya minat investor dalam berinvestasi.

2. Dekade tahun awal 1990-an, Kota Biak pernah melayani rute penerbangan Internasional Bali - Biak - Honolulu - Los Angeles. Disayangkan rute penerbangan Internasional ini tutup. Pembukaan rute internasional bisa menjadi alternatif penarikan investor ke Biak dalam rangka pengembangan kawasan industri.

OpportunitiesAda empat strategi jitu yang dipersiapkan sekaligus untuk menghadapi masalah pembangunan .

1. keserasian pendekatan kawasan yang bertumpu pada aspek manusia (mikro spasial) dan pendekatan pertumbuhan bertumpu pada sektor potensial (makro spasial). 2. keserasian pendekatan kesejahteraan dan pendekatan ketentraman. 3. keserasian pendekatan tiga tungku yang dimiliki masyarakat, yaitu tokoh adat, tokoh agama dan pemerintah secara serasi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing melalui kemitraan dengan pola pendampingan, pembimbingan dan perlindungan sebagai wujud nyata Good Government; dan Keempat, keserasian pembangunan dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup atau pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu semua kegiatan pembangunan harus dikaji dampaknya. Aspek lingkungan hidup harus menjadi bagian integral dari seluruh kegiatan pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha masyarakat.

Threats1. Tidak hanya pembangunan kawasan industri saja yang diperhatikan, kawasan penyanggan kawasan industri juga perlu diperhatikan. Jika tidak akan berakibat pada rantai-supply dan distribusi hasil produksi2. Kawasan industri di Biak kebanyakan adalah pengolahan kayu, jika tidak diikuti dengan pedoman wawasan kelestarian lingkungan maka akan mengancam konservasi lingkungan hidup yang selama ini digalakkan oleh pemerintah.

3. Ancaman berupa ganti rugi tanah ulayat/tanah adat, ketika ada perluasan ekspansi produksi di kawasan industri. Hal ini akan menghambat kelangsungan produktivitas.

KOMODITAS KAKAO-SERUI

Salah satu komoditas unggulan yang menjadi penggerak perekonomian di Kepulauan Yapen adalah tanaman Kakao. Masyarakat kepulauan Yapen bermata pencaharian sebagai petani kakao untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, kualitas tanaman kakao atau coklat dari daerah ini sangat baik. Namun, jumlah petani kakao sebanyak 2603 KK, jumlah ini hanya sepertiga dari jumlah petani kelapa yang mencapai 9659 KK. Total produksi kering seluruh wilayah kepulauan Yapen sebesar 286 ha dengan luas pertanian kakao di seluruh wilayah Yapen 1791,1 ha atau tingkat produktivitas sebesar 43,3 kg. Luas area yang ditumbuhi kakao bervariasi di setiap distriknya. Sebagai perbandingan, distrik Yapen Selatan memiliki luas lahan kakao sebesar 104 ha, distrik Angkaisera memiliki luas lahan 422 ha, distrik Yapen Timur sebesar 221,32 ha, distrik Yapen Barat sebesar 18 ha, distrik Poom dengan 61 ha, distrik Kosiwo dengan total 86,25 ha, distrik Pantura dengan 155 ha, distrik Windesi dengan 98,50 ha, distrik wonawa dengan 15 ha, distrik Rainbawi dengan 121 ha, sementara Kepulauan Ambai sama sekali tidak menghasilkan tanaman kakao. Luas lahan kakao terbesar ada di Teluk Ampimoi dengan luas lahan sebesar 432 ha.

Gambar 2: Perbandingan Kakao kualitas baik dan buruk (dok. pribadI)

HASIL PANEN DAN PEMASARAN

Dalam kondisi lapangan, petani kakao hanya mengolah tanah sebesar 0,25 ha. Minimnya luas lahan yang diolah petani juga berdampak pada hasil panen. Meskipun kakao merupakan salah satu tanaman yang tumbuh terus menerus sepanjang waktu, masyarakat lokal yang berkebun kakao juga sedikit mengalami kendala hasil tanam. Jika hasil baik, petani bisa memetik buah kakao dua kali setiap minggunya, namun jika kondisi kakao kurang baik petani hanya mampu memetik buah kakao setiap dua minggu sekali. Untuk sekali panen, petani kakao di kawasan Angkaisera misalnya mampu berproduksi sebesar tiga sampai empat kilogram kakao. Hasil panen tanaman kakao masih diunggulkan khususnya distrik Angkaisera dan Distrik Yapen Timur. Hasil perkebunan kakao ini sendiri kemudian dipasarkan ke luar pulau Yapen. Namun, kendala pemasaran mulai menjadi permasalahan untuk masyarakat lokal. Dulu, pemasaran kakao Papua sudah merebak ke Surabaya, Makasar, Jayapura, dan Biak. Namun, sejak tahun 1997 tanaman kakao mulai mengalami penurunan akibat terserang hama, salah satunya hama wereng. Penyebaran tanaman kakao dengan skala yang mulai menurun dan masih kecil untuk sementara pemasarannya hanya di lingkup Papua, yaitu Jayapura dan Biak. Nilai jual kakao yang tinggi ternyata tidak berimbas pada masyarakat lokal di Papua, salah satu penyebabnya adalah keterbatasan akses informasi pemasaran dan belum adanya pengepul kakao di Kabuparen Serui. Keterbatasan kemampuan jual petani kakao mengakibatkan pemerintah daerah mau tidak mau harus harus menjadi pembeli kakao dari petani. Hal ini dilakukan supaya siklus jual beli petani kakao terus berputar, Produksi masyarakat tertampung, dan menggiatkan minat petani kakao untuk tetap bertanam kakao.

Gambar 3 : Biji Kakao yang sudah masak (dok. Pribadi)HARGA PASARPemerintah menyediakan tempat penampungan untuk tanaman kakao atau coklat dari masyarakat yang biasanya dibeli dengan harga Rp12.500 untuk kakao kering. Jika kadar air masih tinggi, tidak menutup kemungkinan harga kakao akan lebih rendah dari harga pasar. Jatuhnya harga kakao cukup membuat petani terpukul karena pendapatannya berkurang. Padahal dari hasil tanam kakao, para petani bisa menyukupi kebutuhan hidup, membangun rumah, bahkan meningkatkan taraf pendidikan anak-anak mereka. Lesunya perdagangan juga diakibatkan semakin merebaknya hama yang menyerang tanaman kakao. Tahun 2008, harga jual biji kakao rata-rata bisa mencapai Rp 25000-Rp 30.000, dua kali lipat dari harga yang sekarang. Harga yang rendah juga mengakibatkan petani malas untuk bertanam.NILAI TAMBAH DI TIAP RANTAI PRODUKSIUntuk komoditas kakao, pengembangan untuk produksi lainnya masih belum ada. Para petani hanya menjual biji kakao kering kepada pemerintah yang selanjutnya akan dikirim ke Jayapura. Berbeda dengan produksi kakao yang di Jayapura, petani kakao di Jayapura sudah mampu mengolah kakao menjadi bubuk coklat atau coklat batangan. Keterbatasan pengolahan produksi ini juga diakibatkan belum adanya pabrik pengolahan atau ketersediaan institusi pelatihan kepada masyarakat untuk mengolah produk turunan biji kakao. KONDISI AKSES INFRASTRUKTUR1. Akses Jalan ke lokasi kebunKondisi jalan yang menghubungkan daerah penghasil kakao masih memerlukan perhatian khusus. Jalan menuju perkebunan tanaman kakao yang tumbuh banyak di daerah pergunungan masih sempit. Luas jalan tidak merata, ada yang mampu dilewati dua mobil sekaligus namun juga ada jalan yang hanya bisa dilewati satu mobil saja. Bahu jalan juga susah untuk dilakukan pelebaran jalan karena samping jalan sebagian besar jurang.Untuk angkutan umum yang melewati jalan ini hanya taksi (semacam angkot) yang beroperasi menghubungkan warga ke kota, tak jarang warga hanya menggunakan kendaraan roda dua untuk menjual kakao ke kota. Untuk alat angkut yang sesuai dengan kondisi jalan hanya mobil pick up ukuran kecil yang dimiliki warga. Belum ada semaca truk besar yang melewati akses jalan.

2. Akses Pelabuhan

Untuk akses pelabuhan sudah mendukung. Pelabuhan di Serui saat ini sedang dilakukan perluasan pelabuhan. Di samping itu, ada pelabuhan khusus kapal ferry yang bisa juga digunakan untuk akses pendukung pelebaran pemasaran. Ada beberapa titik pelabuhan yang menjadi potensi transportasi laut di pulau Yapen. Diharapkan dengan ketersediaan pelabuhan ini akan meningkatkan pemasaran komoditas ke pasar Biak, Jayapura, maupun di luar Pulau Papua. Namun yang masih menjadi kendala adalah akses transportasi laut. Hiruk pikuk pelabuhan belum intensif. Sebagai contoh, kapal yang melayani transpot dari Biak ke Serui atau sebaliknya hanya setiap 2 hari sekali, sedangkan kapal besar yang menghubungkan Pulau Yapen ke Jayapura, Makasar, dan Surabaya hanya akan singgah dua kali dalam satu bulan.3. Akses Bandara Stefanus RumbewasBandara Stefanus Rumbewas yang menggantikan bandara lama Soejarwo Condronegoro masih belum layak. Hal ini diakibatkan akses jalan ke bandara baru masih banyak yang berlobang, tergenang air jika hujan, waktu tempuh tergolong lama yang sekitar 1,5 jam dari pusat kota Serui, dan terlebih lagi lokasi yang di antara perbukitan mengakibatkan jalan sempit, susah dilebarkan, dan rawan longsor. Selain itu, akses pendukung di bandara ini juga masih minim. Peralatan masih seadanya untuk ukuran Bandar udara perintis belum terpenuhi. Pendukung untuk komunikasi juga masih belum ada, ditunjukkan sinyal komunikasi yang belum ada sama sekali.KENDALA YANG DIHADAPI UNTUK MENGEMBANGKAN KAKAO DAN UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN

1. Peningkatan ProduktivitasPetani kakao Papua belum mampu menciptakan bibit kakao sendiri. Untuk meningkatkan produktivitas, pemerintah daerah Serui memberikan bibit kakao cuma-cuma kepada masyarakat. Pemda Serui bekerja sama dengan pemerintah daerah Jember untuk menyediakan bibit unggul untuk wilayah Yapen. Bibit-bibit ini kemudian dibawa ke Serui menggunakan pesawat. Sesampainya di Serui, bibit ini harus segera dibagikan ke petani untuk ditanam karena bibit-bibit yang berada di polybag ini tidak tahan lama. Untuk perkembangan lebih lanjut, pemerintah daerah Serui akan melakukan percobaan pembibitan di perkebunan milik dinas dibimbing langsung dari Jember untuk menanam bibit kakao di Yapen sendiri. Namun, pembibitan ini masih dalam uji coba.

Gambar 4: Hasil buah kakao tanpa penyarungan dan dengan penyarungan

(dok. Pribadi)2. Minat Bertanam Warga yang Mulai MenurunMasyarakat papua harus selalu dirangsang untuk mau menanam kakao. Dari penyedia bibit kakao yang harus disediakan oleh PEMDA, bahkan meskipun hasilnya untuk warga sendiri mereka selalu menggantungkan bantuan dari pemerintah. Sebagai contoh untuk pembersihan tanaman kakao. Kakao merupakan tanaman yang rentan dari gangguan tanaman penempel lainnya. Jika dalam satu pohon tumbuh tanaman yang lain, maka akan mengganggu penyebaran serbuk sari. Oleh karena itu, penting untuk selalu membersihkan batang yang menutup pembuahan biji kakao. Dalam kasus ini, pemerintah harus memberikan rangsangan kepada warga. Pemerintah harus memberikan upah sebesar Rp 1350 per pohon untuk setiap pembersihan dan pemangkasan kepada warga yang memiliki pohon kakao. Bulan selanjutnya, warga hanya akan membersihkan dan memangkas pohon kakao jika sudah menerima upah dari pemerintah. Jika belum mendapatkan uang kebersihan, maka warga juga tidak akan membersihkan pohon kakao yang ada di kebunnya. Di samping harus dirangsang untuk selalu membersihkan pohon Kakao, petani kakao juga semakin menurun dan malas untuk menanam kakao karena tidak adanya pembeli kakao. Oleh karena itu, pemerintah daerah menyediakan anggaran yang akan dilewatkan dinas perkebunan untuk membeli sementara kakao dari petani. 3. Masalah Hama dan Kekurangan PupukSalah satu penyebab lesunya kakao Papua adalah terserang hama. Terbatasnya pengetahuan petani cenderung membiarkan hama-hama yang menyerang tanaman kakao. Untuk pemupukan, wilayah kepulauan Yapen juga masih kesulitan untuk menyediakan pupuk secara cuma-cuma. Pupuk biasanya didatangkan dari luar wilayah Papua, namun terkadang pupuk yang datang merupakan pupuk palsu. Oleh karena itu, pemda menyiasati dengan cara sistem kondomisasi atau penyarungan. Namun kekurangan dari sistem ini adalah kondisi buah kakao menjadi lembab dan jika tidak tepat akan menimbulkan pembusukan.KOMODITAS KOPI-SERUI

Total wilayah yang menghasilkan kopi sebesar 182 ha, dengan jumlah petani kopi 237 kk dan menghasilkan produksi kering kopi sebesar 125 kg. Ada dua kampung yang menghasilkan kopi yaitu kampung ambaidiru dan mambo di distrik kosiwo.

Potensi kopi Serui

Di wilayah penghasil kopi, masyarakat sudah mulai mengenal koperasi. Dengan koperasi perdagangan kopi mulai menunjukkan gairah positif. Di kabupaten Kepulauan Yapen, tepatnya di wilayah dekat bandara lama, ada pabrik yang mengolah kopi. Masyarakat dari dua kampung tersebut akan mengumpulkan biji kopi ke koperasi selanjutnya akan dibawa ke kota Serui untuk diolah menjadi bubuk kopi.Masalah

Perkembangan masih relative kecil. Di Pulau Yapen sendiri hanya ada dua kampung yang menghasilkan, dan daerah kampung tersebut lokasinya ada di pegunungan yang relatif masih sulit untuk akses jalan menuju ke kota.

Pemasaran

Untuk pemasaran kopi ini hanya di Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Mamberamo. Keterbatasan hasi juga membatasi pangsa pasar untuk ekspansi.

Kondisi masyarakat

Masyarakat secara turun temurun bertanam kopi. Namun, pemerintah ikut ambil andil dengan memberikan percontohan perkembangan kopi.KOMODITAS RUMPUT LAUT SARAWANDORI

a. Perikanan (Budidaya Rumput Laut)

Berdasarkan RTRW kabupaten kepulauan Yapen 2013, rencana pemanfaatan ruang untuk pengembangan perikanan diarahkan pada Distrik Yapen Selatan untuk pengembangan budidaya rumput laut, budidaya ikan kerapu (kampung Banawa, Mariadei, Sarawandori, Tatui, Ariepi, Mariarotu, Kamanap, Kanawa, dan Turu). Dalam laporan ini khusus dibahas budidaya rumput laut di kampung Sarawandori. Kampung Sarawandori dikaruniai Telaga Sarawandori yang berhubungan dengan laut disebelahnya. Sehingga airnya adalah perpaduan air tawar dan air laut yang tenang dan cocok untuk budidaya rumput laut. Budidaya rumput laut menjadi usaha sampingan masyarakat setempat. Usaha utamanya adalah menangkap ikan, lalu di jual di Kota Serui.

Gambar 5: Banner Tempat Pembuatan Mie Rumput laut di Sarawandori(dok. Pribadi)a. Ketua kelompok pengolahan rumput laut di Sarawandori bernama Kakak Ros.

b. Awal mula, rumput laut didatangkan dari Takalar, Sulawesi pada tahun 2006. Bapak Karubaba sebagai pencetus/pelopor budidaya rumput laut pertama di Sarawandori.

c. Tahun 2007 menjadi tahun perdana panen rumput laut yang dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

d. Tahun 2007-2008 mulai berjualan pudding rumput laut.

e. Tahun 2007 mulai menjual mie rumput laut.

f. Produksi rumput laut di kampung Sarawandori seluas 12 ha, dimana berada di kawasan dua teluk masing-masing 7 ha dan 5 ha.

g. Produksi rumput laut dihitung berdasarkan 1 ha menghasilkan 5000 kg (5 ton),

h. modal usaha budidaya rumput laut Rp 5 juta. Modal tersebut antara lain digunakan untuk membeli tali 25 kg (harga tali ris Rp 50.000/ kg). i. Pembelian bibit rumput laut Rp. 1,6 juta untuk 40 bentang tali. Kebutuhan bibit sebanyak 1600 kg dengan harga Rp.1000/kg. j. Sedangkan perlengkapan budidaya lain, berupa jangkar/pemberat dan pelampung. Untuk pelampung Simson memanfaatkan botol bekas air mineral, yang dipasang di setiap tali ris dengan jarak 2 meterk. Petani rumput laut menggunakan tali kenur untuk mengaitkan rumput laut. Dimana satu tali mencapai 100 meter.

l. Masa tanam rumput laut mencapai 42 hari untuk menjadi rumput laut basah.

m. Setiap bentangan tali 100 meter dapat menghasilkan 300-400 kg rumpur laut basah atau setara dengan 50-100 kg rumput kering siap jual. Penjemuran membutuhkan waktu 3-4 hari.n. Harga rumput laut basah adalah Rp. 3000/kg

o. Harga rumput laut kering adalah Rp. 7000/kg

Gambar 6 : Rumput laut kering (dok. Pribadi)

p. Harga eceran rumput laut kering Rp 15000/kg.

q. Produk turunan yang dapat dihasilkan dari budidaya rumput laut di Kampung Sarawandori antaralain, mie rumput laut (harga Rp. 10.000/200 gram), pudding rumput laut, dodol rumput laut, pentol campur rumput laut, cendol rumput laut, sabun dan cistik rumput laut (harga Rp 10.000/200 gram)

Gambar 7: Sabun adalah salah satu produk turunan dari rumput laut

(dok pribadi)

Target pemasaran produk turunan dari budidaya rumput laut dibuat berdasarkan order (made to order). Jadi ketika ada pesanan penduduk kampung Sarawandori membuat pesanan. Khusus untuk mie rumput laut target pemasaran sampai dengan kota Serui.

(S) Keunggulan produk-produk turunan dari budidaya rumput laut bermacam-macam.

a. Dari mie rumput laut menjadi ciri khas dan satu-satunya produk yang berada di Sarawandori.

b. Produk mie rumput laut ini sudah dibuat pengemasan yang apik dan memiliki merek tersendiri. c. Produk-produk turunan dari rumput laut telah dipamerkan sampai PENDA Merauke 2013 dan PENAS Jawa Timur2014.(W) Kendala budidaya rumput laut

a. kami itu terkendala cuaca, kami butuhkan oven pengering, selama ini kami selalu minta bantuan dana Respek, namun itu tidak banyak membantu. Beberapa tim dari dinas dan kelompok pemberdayaan telah pernah berkunjung dan sangat respek dengan kegiatan kamib. Belum terdaftarnya produk pada badan POM. Sehingga akhirnya menghambar ekspansi distribusi.

c. Rumput laut yang diolah oleh kelompok Kakak Ros, memperoleh rumput laut dengan membeli langsung dari petani, selain dari rumput laut milik kelompok. Karena makin sibuk memenuhi permintaan produk olahan rumput laut, akhirnya mereka hanya membeli rumput laut dari petani, lahan rumput laut milik kelompok tidak lagi terurus, semua fokus pada pemenuhan permintaan.d. Terbatasnya SDM secara kuantitatif maupun kualitif ditinjau dari tingkat Pendidikan dan derajat kesehatan;e. Terbatasnya prasarana dan sarana pendukung dalam memenuhi permintaan, terlebih lagi akses transportasi.Kesimpulan

Kabupaten Kepulauan Yapen potensial sebagai kabupaten penyokong daerah ekonomi khusus. Tanaman kakao perlu dikembangkan dan adanya penyuluhan dari dinas terkait. Minimnya pengetahuan masyarakat terutama pengobatan hama dan ketersediaan pupuk di wilayah Yapen. Dari segi perdagangan, masyarakat sudah terbiasa menjual hasil ke Pulau Biak namun pasar perdagangan masih lesu sehingga membuat mereka malas untuk bertanam. Selain itu, dukungan alat transportasi juga belum memadai. Kapal untuk mengangkut barang masih minim, aktivitas laju perpindahan juga masih minim, dan akses transportasi darat belum mendukung. Masyarakat sudah tau adanya kapet (pasar industri) yang ada di Pulau Biak.Saran

1. Pemerintah harus terus menerus memberikan pendampingan. Badan penyuluhan harus terus mengawasi dan memberikan perhatian terhadap masyarakat. Tanpa pendampingan yang massif, seberapapun besarnya dana yang dikeluarkan pemerintah akan sia-sia.2. Perbaikan infrastruktur diperlukan. Selain dari lokasi perkebunan ke pasar regional, transportasi ke arah kawasan industri ditingkatkan aktivitas pergerakannya. Misalnya, penambahan armada kapal dari Pulau Serui ke kawasan Biak lebih dari satu kapal cepat.3. Potensi kopi ini seharusnya bisa menjadi penyokong untuk memperkenalkan Serui di luar wilayah Papua. Mengingat minat kopi semakin meningkat dan kekhasan kopi Papua yang menjadi daya tarik tersendiri. Keterbatasan hasil kopi Yapen yang baru dikembangkan di dua kampung seharusnya bisa dimasifkan untuk dikembangkan di distrik lainnya. Untuk perkembangan dengan skala ekspor, peran badan penyuluhan sangat diperlukan terutama untuk menghasilkan kualitas kopi yang baik. Selain itu, lokasi penghasil kopi yang berada di pegunungan yang masih minim akses transportasi darat menuju kota, harus mulai difikirkan transportasi umum dan kemudahan akses jalan ke lokasi perkebunan kopi.4. Potensi budidaya rumput laut di Sarawandori patut diperhatikan. Rumput laut dapat menghasilkan banyak produk turunan yang memiliki nilai jual yang tinggi. Pemerintah diharapakan dapat mendampingi hingga proses akhir. Kendala yang dihadapi dalam periziinan pada badan POM diharapakan dapat segera terselesaikan. Seingga pada akhirnya masyarakat dapat melakukan ekspansi usaha.5. Pemerintah dan masyarakat bekerjasama untuk pemasaran produk turunan dari rumput laut. Pemasaran ini dapat dilakukan melalui warung-warung, toko-toko dan toserba yang ada di Serui dan luar Serui. HYPERLINK "http://www.batukarinfo.com/system/files/PEACH%20Kabupaten%20BIAK%20NUMFOR.pdf" http://www.batukarinfo.com/system/files/PEACH%20Kabupaten%20BIAK%20NUMFOR.pdf halaman 41