optimasi penggunaan investment casting gold …mmt.its.ac.id/download/semnas/semnas xvi/mi/38....

9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 ISBN : 978-602-97491-5-1 A-38-1 OPTIMASI PENGGUNAAN FLASK PADA PROSES LOST WAX INVESTMENT CASTING GOLD JEWELRY DI PT. ABC DENGAN METODE INTEGER GOAL PROGRAMMING Aloysius Sujarwadi dan Abdullah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Jawa Timur, Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRAK Tingginya permintaan perhiasan emas untuk pasar lokal dan ekspor, berubahnya perilaku customers membeli perhiasan emas dengan beragam jenis model dan fluktuatifnya nilai inflasi harga bahan baku produksi emas akibat dampak krisis dunia (krisis Amerika - Eropa - Timur Tengah) mendasari pihak managerial PT. ABC untuk bertindak strategik (secara efektif dan efisien) khususnya didalam merencanakan proses harian produksi ( lost wax investment process) divisi casting. Nantinya perencanaan penggunaan flask dipilih sebagai langkah awal yang strategik didalam menghadapi issue yang terjadi di PT. ABC. Flask dipilih karena kuatnya hubungan atau keterkaitannya mempengaruhi hasil kualitas produk jadi casting. Apabila kombinasi penggunaan flask ini dipilih dengan tepat dan benar, nantinya proses casting dapat berjalan secara efektif efisien. Integer Goal Programming (IGP) terpilih sebagai solver dikarenakan kemampuannya memberikan solusi strategik untuk menyelesaikan permasalahan flask ini, sebab IGP dapat menterjemahkan beberapa kebijakan managerial menjadi satu keputusan yang bulat, tepat, benar dan strategik. Terbukti, IGP dapat mengefisienkan biaya divisi casting menjadi Rp. 2,563.29x 10 dan mengefektifkan sisa waktu proses produksi sebesar 5.20 jam dibandingkan dengan pemilihan cara manual yang hanya menghasilkan biaya Rp. 2,662.64x10 dengan sisa waktu produksi 5.04 jam. Kata kunci: Perilaku customer, Lost wax investment casting, Flask, Integer Goal Programming (IGP), efektif, efisien. PENDAHULUAN Berdasarkan review annual meeting produksi 2011, 27 Desember 2011, dijelaskan bahwa keanekaragaman trend permintaan model perhiasan emas dengan kuantitas orders yang minim dan kenaikan harga bahan baku produksi emas akibat krisis yang terjadi di Amerika, Eropa dan Timur Tengah (Thomson 2011) mendesak managerial PT. ABC melakukan perubahan, pembatasan dan pengaturan ulang proses produksi pada setiap divisi. Kebijakan managerial mengenai perubahan, pembatasan serta pengaturan ini disampaikan ke setiap divisi dalam bentuk penyesuaian nilai target produksi. Beberapa kebijakan penyesuaian nilai target produksi dari managerial, khususnya divisi casting, menjadikan issue utama yang harus disikapi dengan bijak. Akibat adanya tekanan dan tuntutan dari managerial, mengenai beberapa kebijakan baru yang mengatur perencanaan harian proses produksi casting, melatarbelakangi divisi casting melakukan optimasi proses produksinya. Optimasi penggunaan flask, sebagai komponen terpenting dari lost wax investment, terpilih sebagai langkah awal menerapkan perencanaan harian produksi casting yang strategik didalam menghadapi perubahan issue 2012. Melalui perencanaan dan pengaturan penggunaan flask ini, nantinya diharapkan beban

Upload: truongnhu

Post on 10-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-1

OPTIMASI PENGGUNAAN FLASK PADA PROSES LOST WAXINVESTMENT CASTING GOLD JEWELRY DI PT. ABC DENGAN

METODE INTEGER GOAL PROGRAMMING

Aloysius Sujarwadi dan Abdullah ShahabProgram Studi Magister Manajemen Teknologi

Institut Teknologi Sepuluh NopemberJl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Jawa Timur, Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tingginya permintaan perhiasan emas untuk pasar lokal dan ekspor, berubahnyaperilaku customers membeli perhiasan emas dengan beragam jenis model dan fluktuatifnyanilai inflasi harga bahan baku produksi emas akibat dampak krisis dunia (krisis Amerika -Eropa - Timur Tengah) mendasari pihak managerial PT. ABC untuk bertindak strategik(secara efektif dan efisien) khususnya didalam merencanakan proses harian produksi (lost waxinvestment process) divisi casting. Nantinya perencanaan penggunaan flask dipilih sebagailangkah awal yang strategik didalam menghadapi issue yang terjadi di PT. ABC. Flask dipilihkarena kuatnya hubungan atau keterkaitannya mempengaruhi hasil kualitas produk jadicasting. Apabila kombinasi penggunaan flask ini dipilih dengan tepat dan benar, nantinyaproses casting dapat berjalan secara efektif efisien. Integer Goal Programming (IGP) terpilihsebagai solver dikarenakan kemampuannya memberikan solusi strategik untuk menyelesaikanpermasalahan flask ini, sebab IGP dapat menterjemahkan beberapa kebijakan managerialmenjadi satu keputusan yang bulat, tepat, benar dan strategik. Terbukti, IGP dapatmengefisienkan biaya divisi casting menjadi Rp. 2,563.29x10 dan mengefektifkan sisawaktu proses produksi sebesar 5.20 jam dibandingkan dengan pemilihan cara manual yanghanya menghasilkan biaya Rp. 2,662.64x10 dengan sisa waktu produksi 5.04 jam.

Kata kunci: Perilaku customer, Lost wax investment casting, Flask, Integer GoalProgramming (IGP), efektif, efisien.

PENDAHULUAN

Berdasarkan review annual meeting produksi 2011, 27 Desember 2011, dijelaskanbahwa keanekaragaman trend permintaan model perhiasan emas dengan kuantitas ordersyang minim dan kenaikan harga bahan baku produksi emas akibat krisis yang terjadi diAmerika, Eropa dan Timur Tengah (Thomson 2011) mendesak managerial PT. ABCmelakukan perubahan, pembatasan dan pengaturan ulang proses produksi pada setiap divisi.Kebijakan managerial mengenai perubahan, pembatasan serta pengaturan ini disampaikan kesetiap divisi dalam bentuk penyesuaian nilai target produksi. Beberapa kebijakan penyesuaiannilai target produksi dari managerial, khususnya divisi casting, menjadikan issue utama yangharus disikapi dengan bijak.

Akibat adanya tekanan dan tuntutan dari managerial, mengenai beberapa kebijakanbaru yang mengatur perencanaan harian proses produksi casting, melatarbelakangi divisicasting melakukan optimasi proses produksinya. Optimasi penggunaan flask, sebagaikomponen terpenting dari lost wax investment, terpilih sebagai langkah awal menerapkanperencanaan harian produksi casting yang strategik didalam menghadapi perubahan issue2012. Melalui perencanaan dan pengaturan penggunaan flask ini, nantinya diharapkan beban

Page 2: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-2

biaya casting dapat diefesienkan dan waktu prosesnya dapat diefektifkan secara proposionaltanpa mengurangi atau mengorbankan kuantitas maupun kualitas hasil produksinya.

Lost wax investment adalah metode pengecoran perhiasan yang diterapkan didalamproses produksi divisi casting PT. ABC. Lost wax investment casting adalah proses jewelrycasting yang menggunakan media wax dan merupakan satu-satunya metode pengecoran yangdapat digunakan industri perhiasan dikarenakan prosesnya yang bekerja lebih efektif danefisien dibandingkan metode pengecoran perhiasan lainnya (Valerio 2003). Metode inimerupakan metode pengecoran tercepat, digunakan PT. ABC, untuk mendukung prosesproduksi perhiasan emas yang beragam model desain dan berjumlah banyak.

Flask merupakan komponen terpenting dari proses lost wax investment casting. Flaskadalah wadah (container) atau lapisan terluar dari mould casting. Umumnya berbahanstainless berbentuk silinder serta memiliki standard untuk ukuran diameter dan tingginya.Besar kecil ukuran dimensi flask, penggunaanya disesuaikan dari bentuk dan pola susunanwax pattern (mal dari model perhiasan) serta jumlah kuantitas (pcs) yang ingin dicor. Flaskdikatakan sebagai komponen terpenting dikarenakan keterkaitannya mempengaruhi hasilkualitas cor dan biaya produksinya (eds Basso dan Fischer 2009).

Alternatif penggunaan beberapa spesifikasi ukuran tabung flask yang dikombinasikandengan beberapa pola susunan wax pattern, dipilih sebagai cara optimasi proses casting.Penjelasan dari kombinasi ini adalah dalam satu tabung flask yang biasanya digunakan untuksatu jenis wax pattern (anting atau cincin) saja, nantinya dioptimalkan satu flask digunakanuntuk dua jenis wax pattern (anting dan cincin) sehingga dalam satu kali proses produksi,divisi casting dapat memperoleh dua model perhiasan sekaligus. Tidak terbatas pada duakombinasi wax pattern, nantinya wax pattern dapat dikombinasikan hingga empat modelperhiasan bahkan bisa lebih.

Tetapi pemilihan alternatif ukuran flask dan kombinasi pola susunan wax pattern akansulit dipertimbangkan jika perhitungannya dilakukan manual dan itupun membutuhkan waktulama, sebab kombinasinya berjumlah hingga ribuan cara. Jadi dibutuhkan solver yang mampumengolah dan menentukan cara cepat menggunakan flask ini. Metode linier programming(LP) adalah solver yang mampu memecahkan permasalahan cara dalam mengkombinasikanpenggunaan flask ini. Akan tetapi LP hanya dapat memprioritaskan satu kebijakan/target/goalsaja didalam penetapan fungsi tujuannya. Jadi dibutuhkan solver yang mampu memecahkancara kombinasi ini sekaligus memprioritaskan beberapa kebijakan, sebab kebijakan yangdilimpahkan pada divisi casting jumlahnya lebih dari satu. Chang et al. (2011) menjelaskanbahwa metode goal programming (GP) merupakan pengembangan metode (LP) yang dapatmemecahkan permasalahan yang terkombinasi bentuknya dan memprioritaskan beberapa goal(kebijakan managerial) seperti beberapa penyesuaian nilai target produksi divisi casting ini.

Tentunya prioritas kebijakan, yang multigoal bentuknya, pada GP ini merupakankebijakan/target yang bertolak belakang (terdapat konflik) dari fungsi tujuannya diantaratarget satu dengan target lainnya. Contohnya kebijakan efisiensi biaya dan efektif waktuproses dari penggunaan flask adalah dua tujuan yang berbeda dan bertolak belakang darifungsi tujuannya. Apabila divisi casting menginginkan efisiensi pada biaya produksi makaakan mengorbankan waktu prosesnya, sebab tidak ada proses casting dengan biaya termurahyang dapat mempercepat waktu proses produksinya. Begitu pula berlaku sebaliknya, untukmempercepat waktu proses tentunya dibutuhkan penambahan resources untuk mengejarpercepatan waktu prosesnya dan didalam pengadaannya dibutuhkan extra biaya tambahanyang akan membebani biaya casting. Jadi metode integer goal programming (IGP) tepatmendasari penggunaannya didalam menentukan cara perencanaan harian kerja divisi castingini, sebab IGP mampu menengahi beberapa kebijakan yang saling bertolak belakangberdasarkan fungsi tujuannya ini menurut aturan urutan prioritas utamanya. Penjelasan integer

Page 3: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-3

dari IGP adalah bernilai bulat, artinya output solver GP nantinya bernilai bulat sebab satuandari flask adalah tabung dan selalu bernilai bulat bukan riil.

METODE

Model construction merupakan proses menterjemahkan problem sistem nyata kedalamhubungan matematis (Taha 2007). Bagian model construction IGP terdiri atas formulasivariabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala. Terdapat empat jenis desain perhiasaanyang akan digunakan sebagai objek penelitian dari model IGP ini, yaitu: anting, cincin, gelangdan liontin. Acuan kombinasi proses produksi casting dari keempat perhiasan ini, adalah:

ANTING(A)

CINCIN(C)

GELANG(G)

LIONTIN(L)

PROSESINJEK

PROSESBESRIK

PROSESBATU LILIN

PROSESTANAM POHON

(WAX TREE)

WAX(C)

WAX(L)

SINGLE WAXPATTERN

DOUBLE WAXPATTERN

TRIPLE WAXPATTERN

QUATER WAXPATTERN

PROSESTEPUNG

PROSES CASTING

FLASKd = 2"

FLASKd = 2.5"

FLASKd = 3"

FLASKd = 3.5"

FLASKt = 6"

FLASKt = 7"

FLASKt = 8"

WAX(G)

WAX(A)

WAX(C)

WAX(L)

MC. OVEN 1

PROSESOVEN MC. OVEN 2 MC. OVEN 3 MC. OVEN 4

WAX(A)

WAX(C)

WAX(G)

WAX(L)

PROSESCOR

EMAS PUTIH16% - 75%

EMAS KUNING38% - 87% MC. COR

PROSESCUCI

SINGLESOLID

PATTERN

DOUBLESOLID

PATTERN

TRIPLESOLID

PATTERN

QUARTERSOLID

PATTERN

PROSESPOTONG & PIN (C) (L) (G)(A)

Gambar 1. Kombinasi Flow Proses Casting Anting Cincin Gelang Liontin

Gambar 1 mengilustrasikan tentang alur kombinasi dari proses produksi perhiasan anting,cincin, gelang dan liontin sebagai objek variabel keputusan. Gambar 1 menjelaskan bahwakeempat objek perhiasan tersebut dibuat melalui tahapan proses awal, yaitu: proses injek,besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree). Keempat perhiasan ini, masing-masing mendapatkan perlakukan yang sama pada setiap prosesnya. Terkecuali untuk antingdan gelang tidak masuk pada tahapan pemasangan batu lilin, karena kedua desain perhiasantersebut tidak berbatu. Sedangkan penanaman keempat jenis wax pattern pada wax tree,

Page 4: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-4

dikombinasikan kedalam empat pola penyusunan, yaitu: pola penyusunan single pattern(anting/cincin/gelang/liontin saja), pola double (anting & cincin, cincin & gelang, danseterusnya) sampai dengan pola quarter (anting, cincin, gelang & liontin). Kombinasi polapenyusunan ini berjumlah hingga 15 pola.

Tahapan kedua adalah proses cor. Keempat wax pattern tersebut, didalam polakombinasi penyusunannya, nantinya akan diperlakukan proses penepungan. Penepungandilakukan setelah wax tree terpasang flask dan rubber based. Tentunya spesifikasi ukuranflask yang digunakan beragam sesuai ukuran dari wax tree. PT. ABC memiliki flask ukurandiameter 2” dengan tinggi 6” sampai dengan flask ukuran diameter 3.5” tinggi 8”. Kombinasipenggunaan tabung flask ini berjumlah 12 jenis sesuai total spesifikasi ukuran flask yangdimiliki perusahaan. Selanjutnya dilakukan proses pengovenan. Setelah dioven, flask dicorpada mesin casting yang tunggal dimiliki PT. ABC. Karena perhiasan ini menggunakanlogam berbahan dasar emas, emas kuning dan putih, maka penggunaan kedua bahan dasar initerkombinasi menjadi 2 alternatif pilihan. Nantinya komposisi bahan dari kedua logam emasini menggunakan 4 jenis kadar, yaitu: 16%, 38%, 75% dan 87%. Setelah berbentuk solid tree,hasil proses cor, kemudian masuk pada tahapan pencucian dan pemotongan. Disini solid treeterpotong terpisah menjadi solid pattern, kemudian hasilnya dikirimkan ke divisi berikutnya.Beberapa cara kombinasi ini adalah fundamental formulasi model construction IGP, yaitu:

Formulasi Variabel KeputusanVariabel keputusan model IGP ini, diformulasikan berdasarkan pendekatan jumlah

penggunaan dari tabung flask dengan nilai indeks kombinasinya (ijkl) sesuai gambar 1, yaitu:

Variabel keputusan: = Jumlah tabung flask, ≥ 0 dan = integer (1)

i = Ukuran diameter (d) dan tinggi (t) flask (inchi)01 : d = 2” & t = 6” 02 : d = 2” & t = 7” 03 : d = 2” & t = 8”04 : d = 2.5” & t = 6” 05 : d = 2.5” & t = 7” 06 : d = 2.5” & t = 8”07 : d = 3” & t = 6” 08 : d = 3” & t = 7” 09 : d = 3” & t = 8”10 : d = 3.5” & t = 6” 11 : d = 3.5” & t = 7” 12 : d = 3.5” & t = 8”

j = Pola susunan dan jenis pattern wax (A=Anting, C=Cincin, G=Gelang dan L=Liontin)01 : single – A 02 : single – L 03 : single – C04 : single – G 05 : double – AL 06 : double – AC07 : double – AG 08 : double – LC 09 : double – LG10 : double – CG 11 : triple – ALC 12 : triple – ALG13 : triple – ACG 14 : triple – LCG 15 : quarter – ALCG

k = Jenis bahan dan warna perhiasan 1 : emas – kuning 2 : emas – putih

l = Persentase (%) kadar perhiasa 1 : 16% 2 : 38% 3 : 75% 4 : 87%

Jadi variabel keputusan adalah jumlah tabung flask ukuran diameter & tinggi (i) denganpola susunan & jenis wax pattern (j) untuk penggunaan bahan & warna logam perhiasan (k)dengan nilai persentase % kadar perhiasannya adalah (l).

Formulasi Fungsi TujuanFungsi tujuan IGP berisikan multigoal yang diurutkan berdasarkan ranking prioritas

kepentingan utamanya (preemptive) yang hendak dicapai oleh managerial PT. ABC, yaitu:

Page 5: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-5

a. Prioritas 1: meminimalkan cost ratio casting minimasi z =b. Prioritas 2: meminimalkan waktu proses casting minimasi z =c. Prioritas 3: meminimalkan jumlah reparasi barang jadi minimasi z =d. Prioritas 4: meminimalkan jumlah scrap casting minimasi z =e. Prioritas 5: meminimalkan penggunaan gypsum ( ) minimasi z =

Formulasi Fungsi KendalaFormulasi matematis dari fungsi kendala ini diadopsi berdasarkan batasan kritis yang

dapat mempengaruhi alur proses produksi divisi casting sesuai gambar 1, yaitu:a. Fungsi kendala dari demand perhiasan:

*Demand Anting: ∑ ∑ ≥ ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (2)

*Demand Liontin: ∑ ∑ ≥ ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (3)

*Demand Cincin: ∑ ∑ ≥ ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (4)

*Demand Gelang: ∑ ∑ ≥ ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (5)

b. Fungsi kendala dari ketersediaan tabung flask:∑ ∑ ∑ ≤ ; = 1, 2, … , (6)c. Fungsi kendala dari kapasitas mesin oven:∑ ∑ ∑ ∑ ≤∈ ; = 1, 2, … , (7)d. Fungsi kendala dari kebutuhan wax:∑ ∑ ∑ ∑ ≤ (8)e. Fungsi kendala dari kebutuhan tepung gypsum:∑ ∑ ∑ ∑ + − = (9)f. Fungsi kendala dari kebutuhan grains: ∑ ∑ ≤; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (10)

g. Fungsi kendala dari jumlah susut proses cor:∑ ∑ ≤ ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (11)

h. Fungsi kendala dari jumlah scrap hasil proses cor:∑ ∑ + − = ; = 1, 2, … ,= 1, 2, … , (12)

i. Fungsi kendala dari jumlah kerusakan batu:∑ ∑ ∑ ∑ ≤ (13)j. Fungsi kendala dari jumlah reparasi barang jadi:∑ ∑ ∑ ∑ + − = (14)k. Fungsi kendala dari waktu proses casting:∑ ∑ ∑ ∑ + − = (15)l. Fungsi kendala dari cost ratio divisi casting: (16)∑ ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ ∑ + − = 0HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah model selesai dikonstruksikan, langkah selanjutnya adalah running model.Running model IGP menggunakan program linggo 11 dan hasil output modelnya, adalah:

Page 6: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-6

Tabel 1. Output Hasil Model IGP

Variabel Keputusan Jumlah(tabung)

(a)

Cost Produksi(Rp. x10 )(a* )

Waktu Proses(jam)

(a* ), , , 2 95.77 0.22, , , 2 65.04 0.20... ... ... ...... ... ... ...... ... ... ..., , , 3 191.76 0.27, , , 3 318.52 0.09

Total 40 2,563.29 3.32

# = = = 1,4202,563.29 = 0.56 .# = = = 1,4203.32 = 427.72

Kolom jumlah tabung (a), tabel 1, adalah jumlah flask dari output program linggo 11. Untukkolom cost produksi (a* ) diperoleh dari jumlah tabung dikalikan total biaya variabel perflask. Kolom waktu proses produksi (a* ) diperoleh dari jumlah tabung dikalikan totalwaktu proses per flask. Output 1,420 pcs adalah total demand orders perhiasan anting, cincin,gelang dan liontin. Nantinya output model IGP tabel 1 akan dibandingkan dengan hasil daripemilihan operator casting pada tabel 2. Tujuannya untuk menguji model telah memenuhisyarat feasible, acceptable, dan favorable sehingga model valid untuk diimplementasikan.Berikut adalah hasil perhitungan menurut pemilihan manual operator casting, yaitu:

Tabel 2. Hasil Pemilihan Manual Oleh Operator Casting

Variabel Keputusan Jumlah(tabung)

(a)

Cost Produksi(Rp. x10 )(a* )

Waktu Proses(jam)

(a* ), , , 1 20.17 0.05, , , 1 20.06 0.07... ... ... ...... ... ... ...... ... ... ..., , , 1 127.59 0.17, , , 2 212.35 0.06

Total 40 2,662.64 2.96

Page 7: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-7

Tabel 2. Hasil Pemilihan Manual Oleh Operator Casting (lanjutan)

# = = = 1,4202,662.64 = 0.54 .# = = = 1,4202.96 = 479.73

Hasil perhitungan model IGP, tabel 1, untuk nilai produktifitas biayanya lebih besar0.56 pcs/Rp.x10 dibandingkan pemilihan manual operator, tabel 2, 0.54 pcs/Rp.x10 .Dimana hasil keputusan pemilihan flask dari output model IGP ini mampu menghasilkan costproduksi yang paling efisien Rp. 2,563.29 10 , meskipun bila dibandingkan denganpemilihan manual yang dapat menghasilkan waktu proses lebih cepat 2.96 jam. Hal tersebutdapat ditoleransikan sebab kebijakan utama yang diinginkan managerial PT. ABC, sebagaiprioritas fungsi tujuan utama, adalah mengefisienkan biaya casting. Model IGP ini mampumengefisienkan biaya dengan selisih nilai yang cukup besar, yaitu: Rp. 99.35 x 10(2,662.64x10 dikurangi 2,563.29x10 ). Sedangkan waktu proses produksi ditoleransikankarena fungsi ini diposisikan sebagai prioritas kedua didalam fungsi tujuannya. Tentunyakebijakan mengefisienkan biaya akan mengorbankan waktu prosesnya, sebab hubungan antarfungsi ini saling bertolak belakang. Tentunya waktu proses tidak dikorban secara radikaltetapi secara proposional dan selisih 0.36 jam (3.32 jam dikurangi 2.96 jam) dari model IGPini adalah nilai yang proposional dapat ditoleransikan oleh managerial. Jadi model IGP initelah memenuhi syarat feasible, acceptable dan favorable.

Langkah selanjutnya adalah analisa output model IGP. Analisa ini dilakukan dengancara merubah urutan prioritas fungsi tujuan utamanya, untuk mengetahui dampaknya terhadappenggunaan resources divisi casting, yaitu:

Tabel 3. Perubahan Skala Prioritas Fungsi Tujuan Model IGP

PrioritasGoal

Skenario 1(awal)

Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4 Skenario 5 Skenario 6

1’st Biayaproduksi

Waktuproduksi

ReparasiBarang Jadi

ReparasiBarang Jadi

Biayaproduksi

Waktuproduksi

2’nd Waktuproduksi

Biayaproduksi

Scrap EmasKadar Tua

Scrap EmasKadar Tua

ReparasiBarang Jadi

ReparasiBarang Jadi

3’rd ReparasiBarang Jadi

ReparasiBarang Jadi

Gypsum GypsumScrap EmasKadar Tua

Scrap EmasKadar Tua

4’th Scrap EmasKadar Tua

Scrap EmasKadar Tua

Biayaproduksi

Waktuproduksi

Gypsum Gypsum

5’th Gypsum GypsumWaktu

produksiBiaya

produksiWaktu

produksiBiaya

produksi

Terdapat enam skenario perubahan fungsi tujuan sesuai pada tabel 3. Perubahan prioritasdilakukan pada kelompok goal menurut dasar kepentingannya. Sedangkan susunan prioritasperubahan ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan kemungkinan urutan prioritasnya.

Berikut adalah nilai slack/surplus hasil output dari running model IGP menurutperubahan skenario fungsi tujuannya, yaitu:

Page 8: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-8

Tabel 4. Nilai Slack/Surplus Fungsi Tujuan Model IGP

GoalSkenario

1 2 3 4 5 6Cost (113.47) (135.99) (62.97) (137.80) (97.98) (116.81)Time 4.68 4.81 5.20 4.10 4.71 4.57

Reparasi 76.75 77.26 72.58 43.22 62.82 50.46Scrap 87 144.94 16.43 (432.46) (196.85) (181.57) 10.33Scrap 75 154.19 (99.93) (55.07) (3.86) (118.18) (126.69)Gypsum 38.89 30.58 (1,185.55) (1,203.89) (930.19) (1,542.76)

Gambar 4 menjelaskan bahwa perubahan urutan prioritas fungsi tujuan dari skenariotiga mampu mengoptimalkan model IGP didalam penggunaan resourcesnya, sehingga modeltersebut dapat menghasilkan biaya dan waktu proses casting yang paling efisien dan efektif.Artinya, dengan merubah prioritas goal ketiga pada urutan pertama, goal pertama (biayaproduksi) pada urutan kedua dan goal kedua (waktu proses produksi) pada urutan ketigamampu mengoptimalkan slack cost ratio produksi hingga minus Rp. 63x10 dan slack waktuproduksi hingga plus 5.20 jam. Nilai slack pada skenario ketiga juga mampu menghasilkannilai paling optimal dari sisi waktu produksi dibandingkan dengan cara pemilihan manualoleh operator sebesar 5.04 jam (8 jam kerja/hari dikurangi 2.96 jam). Jadi perubahan prioritasfungsi tujuan pada skenario tiga mampu mengintepretasikan hasil biaya dan waktu prosescasting yang paling optimal. Tentunya dengan syarat pihak divisi casting harusmerekomendasikan penambahan toleransi penggunaan resources casting kepada pihakmanagerial PT. ABC sebagai pemegang kebijakan. Meliputi penambahan toleransi untukresources: scrap 87 sejumlah 432.46 gr, scrap 75 sejumlah 55.07gr dan tepung gypsumsebesar 1,185.55x 10 gr. Syarat ini wajib dipenuhi oleh perusahaan, bila perusahaanmenginginkan hasil paling optimal dari sisi pencapaian biaya dan waktu proses castingnya,sebab penyimpangan deviasi resourcesnya melebihi dari target yang ditoleransikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil tahapan pengolahan dan analisa model IGP maka dapatdisimpulkan, bahwa: Model IGP dapat mengefisienkan biaya produksi casting Rp. 2,563.29 x10 dibandingkan

dengan cara pemilihan manual oleh operator casting, yaitu sebesar Rp. 2,662.64 x10 . Output model IGP dapat meningkatkan produktifitas biaya produksi divisi casting

0.56pcs/Rp.x10 dibandingkan dengan cara manual operator casting 0.54pcs/Rp.x10 . Dengan melakukan perubahan urutan prioritas goal, sesuai skenario tiga, model IGP dapat

bekerja lebih optimal mengefisienkan slack cost ratio casting minus Rp. 63x10 dan slackwaktu casting plus 5.20 jam (lebih efektif dibandingkan cara manual 5.04 jam).

Sedangkan pembuatan program aplikasi komputer dari formulasi matematis modelIGP menjadikan saran pada penelitian selanjutnya. sebab dapat mempermudah, mempercepatdan mengurangi human error didalam pengimplementasian model IGP ini di lapangan.Mengingat penggunaannya didalam siklus perencanaannya yang pendek (harian) danberanekaragamnya spesifikasi jumlah, ukuran dan jenis model perhiasan yang diproduksi olehperusahaan sehingga menuntut kemudahan didalam pengaplikasiannya.

Page 9: OPTIMASI PENGGUNAAN INVESTMENT CASTING GOLD …mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS XVI/MI/38. Aloysius Sujarwadi.pdf · besrik, pasang batu lilin dan penanaman pohon (wax tree)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ISBN : 978-602-97491-5-1A-38-9

DAFTAR PUSTAKA

Alidi, A.S., 1991, ‘An Integer Goal Programming Model For Hazaardous Waste Treatmentand Disposal’, App. Match. Model, Vol. 16, viewed 1992, Butterworth-heinemann.

Basso Andrea and Fischer-Bühner Jörg, (eds) 2009, Casting Seminar 4, October 14-16, 2009:Practical Session On Focused Problem Solving Gas And Shrinkage, Prorosity,Sprueing Systems, Fire Stain And Form Filling, Bangkok.

Chang, C., Chen, H., & Zhuang, Z., 2011, ‘Multi-coefficients goal programming’, Computerand Industrial Engineering, Vol. 62, Pp. 616-623, viewed 2012, Elsevier.

David Setiabudi (eds) 2011, Annual meeting produksi PT. ABC, Desember 27, Sidoarjo.

Markland, R.E., Vickery, S.K., 1984, ‘The Efficient Computer Implementation of a Large-Scale Integer Goal Programming Model’, European Journal of Operational Research,Vol. 26, Pp. 341-354, viewed 1986, Elsevier.

Mason, S.J. dan Unlu, Y., 2009, ‘Evaluation of Mixed Integer Programming Formulations forNon-preemptive Parallel Machine Scheduling Problems’, Computer and IndustrialEngineering, Vol. 58, Pp. 785-800, viewed 2010, Elsevier.

Po-Hung Ko, (eds) 2009, Seminar Problem Prevention In Jewelry Production Through GoodAlloys Choosing, April 19, 2011: Understand Better About Jewellery Production,Surabaya.

Taha, 2007, Operations Research: an Introduction, 8th edn, Pearson Education, New Jersey.

Tamiz, M., Mirrazavi, S.K. dan Jones D.F., 1998, ‘Extensions of Pareto Efficiency Analysisto Integer Goal Programming’, Omega Int. J. Magmt. Sci, Pp. 179-188, viewed 1999,Elsevier.

Thomson R., T2011, Gold Demand Trend Full Year 2011, World Gold Council, viewed 29thFebruary 2011,<http://www.gold.org/investment/research/regular_reports/gold_demand_ trends.pdf>.

Valerio Faccenda, 2003, Handbook On Investment Casting: The Lost Wax Casting ProcessFor Carat Gold Jewellery Manufacture, World Gold Council, London.