opaque-2 hasil persilangan testcross (silang puncak) abstrak · bab. vi penampilan galur-galur...

26
BAB. VI Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Gen opaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak) ABSTRAK Galur yang akan digunakan sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkan varietas terlebih dahulu harus diuji keturunan. Silang puncak (testcross) merupakan salah satu uji keturunan untuk mengetahui daya gabung umum dan daya gabung khusus galur. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi hasil, galur-galur jagung pulut yang memiliki gen opaque-2 sebagai kandidat tetua perakitan varietas hibrida. Materi genetik yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebanyak 57 galur jagung pulut memiliki gen opaque-2 dan tiga varietas pembanding; Pulut Takalar, Anoman, dan Srikandi Putih dievaluasi di Kebun Percobaan Maros, mulai bulan Juli hingga November 2008. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok, dua ulangan. Setiap genotipe ditanam dalam dua baris dengan panjang 5 m dan jarak tanam 0,75 m x 0,20 m. Hasil percobaan menunjukkan bahwa beberapa genotipe memilki daya gabung khusus yang baik terhadap CML154 maupun CML156. Penampilan karakter bobot biji pertanaman dari 57 genotipe hasil persilangan testcross dengan dua tester sangat beragam, pengaruh faktor lingkungan lebih dominan dari faktor genetik pada persilangan dengan CML154 dan pengaruh faktor genetik lebih dominan dari faktor lingkungan pada persilangan dengan CML156. Genotipe MrP-7-20BBo2 memiliki daya gabung khusus dengan CML154, genotipe MrP-10-13BBo2 memiliki daya gabung khusus dengan CML154 dan CML156 serta berpotensi sebagai kandidat tetua dalam program perakitan hibrida potensi hasil tinggi. Kata Kunci: penampilan, daya gabung khusus, jagung pulut dan testcoss PDF Create! 2 Trial www.scansoft.com

Upload: vudang

Post on 14-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB. VI

Penampilan Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) yang Memiliki Genopaque-2 hasil Persilangan Testcross (silang puncak)

ABSTRAK

Galur yang akan digunakan sebagai tetua dalam persilangan untuk menghasilkanvarietas terlebih dahulu harus diuji keturunan. Silang puncak (testcross)merupakan salah satu uji keturunan untuk mengetahui daya gabung umum dandaya gabung khusus galur. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasipotensi hasil, galur-galur jagung pulut yang memiliki gen opaque-2 sebagaikandidat tetua perakitan varietas hibrida. Materi genetik yang digunakan dalampercobaan ini adalah sebanyak 57 galur jagung pulut memiliki gen opaque-2 dantiga varietas pembanding; Pulut Takalar, Anoman, dan Srikandi Putih dievaluasidi Kebun Percobaan Maros, mulai bulan Juli hingga November 2008. Percobaanmenggunakan rancangan acak kelompok, dua ulangan. Setiap genotipe ditanamdalam dua baris dengan panjang 5 m dan jarak tanam 0,75 m x 0,20 m. Hasilpercobaan menunjukkan bahwa beberapa genotipe memilki daya gabung khususyang baik terhadap CML154 maupun CML156. Penampilan karakter bobot bijipertanaman dari 57 genotipe hasil persilangan testcross dengan dua tester sangatberagam, pengaruh faktor lingkungan lebih dominan dari faktor genetik padapersilangan dengan CML154 dan pengaruh faktor genetik lebih dominan darifaktor lingkungan pada persilangan dengan CML156. Genotipe MrP-7-20BBo2memiliki daya gabung khusus dengan CML154, genotipe MrP-10-13BBo2memiliki daya gabung khusus dengan CML154 dan CML156 serta berpotensisebagai kandidat tetua dalam program perakitan hibrida potensi hasil tinggi.

Kata Kunci: penampilan, daya gabung khusus, jagung pulut dan testcoss

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-100-

Performance of Waxy Corn Lines Possessing opaque-2 Gene Obtained FromTestcross.

ABSTRACT

Testcross is one procedure that could be used to evaluate general combiningability and specific combining ability. The objective of this study was to getinformation of yield potential of waxy corn lines possessing opaque-2 gene ascandidate parent for hybrid development. The genetic materials were 57 waxycorn lines having opaque-2 gene and 3 check varieties, i.e., Pulut Takalar,Anoman, and Srikandi Putih. The evaluation was carried out at MarosExperimental farm, ICERI from July to November 2008, following a RandomizedComplete Block Design (RCBD) with two replications. Each genotype wasplanted in two rows with 5 m length and planting distance of 0.75 m x 0.20 m.The result showed that several genotypes had good specific combining ability toCML154 and CML156. Seed weight per plant from 57 genotypes developed fromtestcross with two testers was varied. Influence of environmental factor was moredominant in cross by CML154 while influence of genetic factor was moredominant in cross by CML156. Genotype MrP-7-20BBo2 showed good specificcombining ability to CML154, while genotype MrP-10-13BBo2 showed goodspecific combining ability to both CML154 and CML156 and, therefore, is verypotential as parental candidate in hybrid program for high yielding varieties.

Key words: Performance, specific combining ability, waxy corn, testcross

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-101-

PENDAHULUAN

Jagung adalah salah satu komoditas pertanian yang mempunyai potensi dan

prospek yang baik karena penggunaannya di samping sebagai bahan pangan, juga

sebagai pakan dan bahan baku industri. Jagung sebagai bahan pangan merupakan

sumber karbohidrat utama setelah beras. Langkah untuk mengatasi masalah

ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan produksi pangan di

Indonesia memberikan peluang dengan cara meningkatkan produksi jagung. Oleh

karena itu, pengujian terhadap potensi hasil dari varietas-varietas jagung baik

varietas lokal maupun varietas unggul baru perlu dilakukan untuk menentukan

varietas yang sesuai untuk meningkatkan produksi. Untuk tanaman-tanaman yang

nilai ekonominya didasarkan atas hasil biji seperti tanaman jagung, diperlukan

suatu kriteria tepat yang dapat mencerminkan potensi hasil dari tanaman tersebut.

Permintaan jagung yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan

akan kebutuhan pakan ternak, pangan, industry, dan untuk menekan impor jagung

maka peningkatan produksi jagung sangat diperlukan. Di samping itu,

peningkatan produksi merupakan upaya meningkatkan pendapatan petani jagung.

Komoditas jagung sebagai tanaman pangan pokok setelah padi banyak

dikembangkan pada lahan sawah dan lahan kering masing-masing 27% dan 37%

yang pada musim hujan dan musim kemarau masing-masing 69% dan 31%.

Langkah untuk mengatasi rendahnya produksi jagung, pemerintah

menganjurkan kepada petani untuk menggunakan varietas unggul jagung

(improved varieties) baik varietas hibrida (hybrid) maupun bersari bebas (open

pollinated). Melalui penggunaan varietas unggul tersebut produksi jagung akan

meningkat, demikian pula pendapatan petani, serta kebutuhan akan jagung dapat

terpenuhi dan impor dapat ditekan.

Jagung varietas hibrida dapat memberikan hasil yang lebih tinggi daripada

varietas bersari bebas, namun hasil hibrida tergantung pada potensi hasil populasi

dasar yang digunakan dalam pembuatan galur inbridanya. Makin tinggi hasil

populasi dasar, makin besar peluang diperolehnya galur yang dapat memberikan

hasil tinggi dalam kombinasi hibrida. Perbedaan hasil antara varietas hibrida

dengan varietas bersari bebas akan semakin tinggi pada lahan yang produktif.

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-102-

Pada daerah yang kurang subur, hibrida kurang menguntungkan. Penggunaan

hibrida pada daerah yang subur dapat meningkatkan produksi jagung untuk

memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat (Mejaya dan Soegiatni 1998).

Varietas lokal yang potensi hasilnya rendah sebagian besar telah digantikan

dengan varietas unggul, baik varietas bersari bebas maupun hibrida. Pada tahun

50-an dilepas varietas Metro dan Perta yang memberikan hasil lebih tinggi dari

varietas lokal dan tersebar luas, pada tahun 60-an dilepas varietas Harapan, dan

tahun 70-an dilepas varietas Parikesit dan Harapan Baru yang tahan terhadap

penyakit bulai. Pada awal 80-an dilepas varietas Arjuna yang umurnya genjah

dan tahan penyakit bulai. Selain itu, pada dasawarsa tersebut mulai dilepas

varietas hibrida. Sementara itu, pada tahun 90-an dilepas varietas Bisma yang

juga tersebar luas dan dilepas hibrida silang tunggal yang potensi hasilnya tinggi

(Dahlan dan Slamet 1998). Keuntungan penanaman hibrida menjadi sangat besar

bila daya hasilnya semakin tinggi. Misalnya, kenaikan hasil 20% di atas daya

hasil 5 t.ha-1 nilainya 5 kali kenaikan 20% di atas daya hasil 1,5 t.ha-1. Penanaman

hibrida dapat menaikkan produksi tanpa menambah dosis pupuk dan masukan

lainnya, tetapi daya hasil akan menjadi lebih tinggi lagi bila pemupukan

dioptimalkan.

Evaluasi keturunan biasanya dikaitkan dengan kemampuan suatu tetua

dalam suatu persilangan. Kemampuan ini disebut daya gabung. Dengan melihat

rerata pengamatan keturunan dapat ditentukan apakah suatu tetua mempunyai

daya gabung baik atau jelek terhadap semua tetua lain atau mempunyai nilai

tinggi bila digabungkan dengan salah satu atau beberapa tetua lain (Allard 1989).

Daya gabung adalah kemampuan genotipe untuk memindahkan sifat yang

diinginkan kepada keturunannya. Ada dua macam daya gabung, yakni daya

gabung umum dan daya gabung khusus. Daya gabung umum merupakan

kemampuan suatu genotipe untuk menunjukkan kemampuan rerata keturunannya

bila disilangkan dengan sejumlah genotipe lain yang dikombinasikan. Daya

gabung khusus adalah kemampuan suatu kombinasi persilangan untuk

menunjukkan penampilan keturunannya. Evaluasi daya gabung merupakan salah

satu cara menilai kemampuan inbrida berdasarkan daya hasil silang puncaknya

dengan genotipe penguji (Walter 1987).

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-103-

Pemilihan tetua penguji penting untuk memisahkan galur-galur yang

memiliki daya gabung baik. Umumnya digunakan tetua penguji varietas bersari

bebas untuk mengevaluasi daya gabung umum dan galur murni untuk

mengevaluasi daya gabung khusus. Dalam seleksi daya gabung, galur tetua

penguji sangat kritis. Apabila tetua pengujinya tidak sesuai maka hasil yang

diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Oleh karena itu perlu dicari tetua penguji

yang dapat menentukan daya gabung galur dari berbagai pola heterotik (Rawling

dan Thompson 1962; Moentono 1989).

Persilangan antara dua galur dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari

nilai kedua tetuanya atau bahkan lebih baik dari tetua yang memberikan hasil

tinggi. Menurut Shull (1948) fenomena ini disebut heterosis yang berarti

ketegapan hibrida (hybrid vigor). Fenomena heterosis ini telah banyak

dimanfaatkan secara intensif pada pemuliaan jagung untuk menghasilkan jagung

hibrida. Hasil ini akan semakin tinggi jika galur-galur ini berasal dari dua

populasi yang pola heterosisnya berbeda. Pasangan heterosis ini merupakan

petunjuk dalam pembentukan galur sebagai komponen hibrida. Suatu galur atau

populasi disilangkan dengan galur tertentu menunjukkan heterosis yang tinggi,

tapi jika disilangkan dengan galur lain mungkin tidak menunjukkan heterosis yang

tinggi. Dengan demikian galur tersebut mempunyai pasangan yang spesifik untuk

menghasilkan hibrida yang hasilnya tinggi atau biasa disebut galur tersebut

mempunyai daya gabung khusus baik.

Perakitan kultivar unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi dapat

dilakukan dengan beberapa cara, antara lain hibridisasi atau persilangan.

Persilangan merupakan salah satu upaya untuk menambah variabilitas genetik dan

memperoleh genotip baru yang lebih unggul. Namun, suatu galur sebelum

dijadikan tetua dalam persilangan untuk menghasilkan varietas, perlu diketahui

daya gabungnya. Daya gabung merupakan suatu ukuran kemampuan suatu

genotip tanaman dalam persilangan untuk menghasilkan tanaman unggul. Daya

gabung yang diperoleh dari suatu persilangan antar kedua tetua dapat memberikan

informasi tentang kombinasi-kombinasi persilangan yang dapat memberikan

turunan yang mempunyai potensi hasil tertinggi (Allard 1989).

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-104-

Salah satu tipe persilangan yang dilakukan untuk mengetahui daya gabung

suatu galur adalah testcross. Menurut Poehlman (1995), tester dapat berasal dari

tanaman yang menyilang satu kali (single cross), tanaman menyilang dua kali

(double cross) ataupun yang berasal dari varietas yang bersari bebas (open

pollinated variety). Tester juga digunakan untuk mengetahui variabilitas genetik

galur-galur murni. Variabilitas yang muncul pada hasil persilangan menujukkan

variabilitas dan potensi genetik galur murni yang diuji.

Semakin luas variabilitas galur murni yang dibentuk, maka semakin besar

peluang diperoleh tetua hibrida yang superior. Variabilitas genetik galur-galur

murni dapat diketahui dari variabilitas hibrida hasil testcrossnya. Karena sumber

serbuk sari yang digunakan sama, maka variabilitas yang muncul menunjukkan

juga variabilitas dan potensi genetik galur murni (Poehlman 1995). Selanjutnya

Doerksen et al. (2003) menyatakan bahwa galur murni superior yang memiliki

daya gabung umum yang baik dapat dijadikan sebagai tetua dalam peningkatan

hasil pada hibrida. Pengujian daya gabung umum dapat dilakukan dengan model

persilangan diallel. Pada populasi galur murni yang besar memerlukan jumlah

kombinasi persilangan yang banyak.

Model persilangan diallel untuk analisis daya gabung umum adalah kurang

efektif, terutama bila jumlah galur yang diuji jumlahnya sangat besar. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dapat digunakan uji testcross yaitu dengan cara

menyilangkan galur-galur murni dengan tester. Dimana tester yang digunakan

adalah sama untuk setiap galurnya, sehingga setiap galur hanya melakukan

persilangan satu kali saja. Persilangan ini merupakan persilangan antara tetua

galur-galur murni dengan tester.

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi hasil hibrida

silang puncak, galur-galur jagung pulut yang memiliki gen opaque-2 sebagai

kandidat tetua perakitan varietas hibrida.PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-105-

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan pada dua percobaan yakni: Percobaan pertama

dilakukan pembentukan hibrida silang puncak dari galur-galur terseleksi pada

penelitian ketiga disilangkan mengikuti pola persilangan silang puncak (tester

parent: CML154 dan CML156) di KP. Bajeng, Balai Penelitian Tanaman Serealia

(Balitsereal) Maros, dari Februari hingga Mei 2008. Percobaan kedua

dilaksanakan evaluasi hibrida F1, dari Juli hingga November 2008. Materi genetik

yang digunakan adalah 57 galur jagung pulut (waxy corn) yang memiliki gen

opaque-2 hasil introgresi pada kegiatan percobaan ketiga (Tabel 30) dan tiga

varietas pembanding (Pulut Takalar, Anoman, dan Srikandi Putih).

Tabel 30 Materi genetik yang digunakan dalam persilangan silang puncak (testerparent CML154 dan CML156)

No. Set I No. Set IIPedigree Pedigree

1 MrP-7-1-1BBo2 1 MrP-10-1-1BBo22 MrP-7-1-2BBo2 2 MrP-10-1-2BBo23 MrP-7-1-3BBo2 3 MrP-10-1-3BBo24 MrP-7-1-4BBo2 4 MrP-10-1-4BBo25 MrP-7-1-5BBo2 5 MrP-10-1-5BBo26 MrP-7-1-6BBo2 6 MrP-10-1-6BBo27 MrP-7-1-7BBo2 7 MrP-10-1-7BBo28 MrP-7-1-8BBo2 8 MrP-10-1-8BBo29 MrP-7-1-9BBo2 9 MrP-10-1-9BBo2

10 MrP-7-1-10BBo2 10 MrP-10-1-10BBo211 MrP-7-1-11BBo2 11 MrP-10-1-11BBo212 MrP-7-1-12BBo2 12 MrP-10-1-12BBo213 MrP-7-1-13BBo2 13 MrP-10-1-13BBo214 MrP-7-1-14BBo2 14 MrP-10-1-14BBo215 MrP-7-1-15BBo2 15 MrP-10-1-15BBo216 MrP-7-1-16BBo2 16 MrP-10-1-16BBo217 MrP-7-1-17BBo2 17 MrP-10-1-17BBo218 MrP-7-1-18BBo2 18 MrP-10-1-18BBo219 MrP-7-1-19BBo2 19 MrP-10-1-19BBo220 MrP-7-1-20BBo2 20 MrP-10-1-20BBo221 MrP-7-1-21BBo2 21 MrP-10-1-21BBo222 MrP-7-1-22BBo2 22 MrP-10-1-22BBo223 MrP-7-1-23BBo2 23 MrP-10-1-23BBo2

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-106-

Tabel 30 Lanjutan

No. Set I No. Set IIPedigree Pedigree

24 MrP-7-1-24BBo2 24 MrP-10-1-24BBo225 MrP-7-1-25BBo2 25 MrP-10-1-25BBo226 MrP-7-1-26BBo2 26 MrP-10-1-26BBo227 MrP-7-1-27BBo2 27 MrP-10-1-27BBo228 MrP-7-1-28BBo2 28 MrP-10-1-28BBo229 MrP-7-1-29BBo2 29 MrP-10-1-29BBo230 MrP-7-1-30BBo2 30 MrP-10-1-30BBo231 MrP-7-1-31BBo2 31 MrP-10-1-31BBo232 MrP-7-1-32BBo2 32 MrP-10-1-32BBo233 MrP-7-1-33BBo2 33 MrP-10-1-33BBo234 MrP-7-1-34BBo2 34 MrP-10-1-34BBo235 MrP-7-1-35BBo2 35 MrP-10-1-35BBo236 MrP-7-1-36BBo2 36 MrP-10-1-36BBo237 MrP-7-1-37BBo2 37 MrP-10-1-37BBo238 MrP-7-1-38BBo2 38 MrP-10-1-38BBo239 MrP-7-1-39BBo2 39 MrP-10-1-39BBo240 MrP-7-1-40BBo2 40 MrP-10-1-40BBo241 MrP-7-1-41BBo2 41 MrP-10-1-41BBo242 MrP-7-1-42BBo2 42 MrP-10-1-42BBo243 MrP-7-1-43BBo2 43 MrP-10-1-43BBo244 MrP-7-1-44BBo2 44 MrP-10-1-44BBo245 MrP-7-1-45BBo2 45 MrP-10-1-45BBo246 MrP-7-1-46BBo2 46 MrP-10-1-46BBo247 MrP-7-1-47BBo2 47 MrP-10-1-47BBo248 MrP-7-1-48BBo2 48 MrP-10-1-48BBo249 MrP-7-1-49BBo2 49 MrP-10-1-49BBo250 MrP-7-1-50BBo2 50 MrP-10-1-50BBo251 MrP-7-1-51BBo2 51 MrP-10-1-51BBo252 MrP-7-1-52BBo2 52 MrP-10-1-52BBo253 MrP-7-1-53BBo2 53 MrP-10-1-53BBo254 MrP-7-1-54BBo2 54 MrP-10-1-54BBo255 MrP-7-1-55BBo2 55 MrP-10-1-55BBo256 MrP-7-1-56BBo2 56 MrP-10-1-56BBo257 MrP-7-1-57BBo2 57 MrP-10-1-57BBo2PDF C

reate

! 2 T

rial

www.scan

soft.c

om

-107-

Pelaksanaan Percobaan

Percobaan 1: Pembentukan Materi Genetik F1

Pembentukan materi F1 dilakukan dengan pembentukan hibrida silang

puncak dari 57 galur jagung pulut (waxy corn) yang memiliki gen opaque-2 hasil

introgres pada kegiatan percobaan ketiga. Persilangan dilakukan antara tanaman

(plant to plant) dari masing-masing kombinasi mengikuti pola persilangan silang

puncak (tester CML154 dan CML156).

Sebanyak 57 galur jagung pulut (waxy corn) yang memiliki gen opaque-2

hasil introgres pada kegiatan percobaan ketiga ditanam masing-masing (set I dan

set II) dengan perbandingan 4 : 1 (empat baris galur hasil introgres sebagai tetua

betina dan satu baris tetua jantan/tester CML154 dan CML156), jarak tanam yang

digunakan 0,75 x 0,20 m dengan panjang barisan 2,5 m, benih sebelum ditanam

diberikan perlakuan dengan metalaksil untuk mencegah serangan penyakit bulai

(Perenosclerospora maydis), saat tanam lubang tanam diberi karbofuran untuk

mencegah serangan ulat bibit, penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem

tugal, pemupukan pertama diberikan saat tanaman berumur tujuh hari setelah

tanam (hst) dengan takaran pemupukan 150 kg/ha Urea, 200 kg/ha SP36, dan 100

kg/ha KCL, dengan menugal disamping tanaman, pemupukan kedua diberikan

saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam dengan takaran pemupukan 150 kg/ha

Urea.

Penyiangan dilakukan dua sampai tiga kali tergantung keadaan gulma

dengan membuang gulma yang berada di sekitar tanaman. Penyiangan pertama

pada saat tanaman berumur dua sampai tiga minggu setelah tanam (mst) dan

empat sampai enam minggu setelah tanam. Penyiangan kedua dilakukan

bersamaan dengan pembumbunan, pembumbunan dilakukan untuk mempermudah

pemberian air. Pengairan dilakukan setiap dua minggu sekali, apabila tanahnya

dapat menyimpan air maka pengairan dilakukan setiap tiga minggu sekali.

Pengairan yang sangat mempengaruhi dan harus dilakukan menjelang berbunga

dan waktu pengisian biji karena stadia ini akan mempengaruhi hasil panen.

Kegiatan detasseling (pembuangan bunga jantan) pada barisan betina

dilakukan sebelum anter keluar dari kelopak daun diperkirakan tanaman berumur

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-108-

±45-55 hst dengan harapan barisan betina mendapat tepung sari dari barisan

pejantan untuk menghasilkan benih hibrida silang puncak sebagai benih pada

musim kedua. Panen dilakukan pada saat tanaman memasuki fase masak

fisiologis dengan ditandai terbentuknya black layer pada biji (umur ±95–105 hst),

menggunakan tenaga manusia untuk menghindari kehilangan hasil. Masing-

masing pasangan persilangan dipanen secara terpisah dan dimasukkan ke dalam

kantong kertas serta diberi label.

Percobaan 2: Evaluasi daya hasil hibrida silang puncak

Evaluasi daya hasil dilakukan terhadap karakter hasil menggunakan materi

hibrida silang puncak yang dihasilkan pada percobaan pertama. Rancangan yang

digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, tiga ulangan, masing-masing

genotipe ditanam dua baris, tata letak dilapangan sesuai dengan Lampiran 5.

Analisis varians untuk mengetahui perbedaan respon antar genotip.

Analisis Perbedaan Genotip:

Model statistiknya (Singh and Chaudhary 1979) sebagai berikut:

Yijk = m + Tij + Rk + {(RT)ijk + eijk}

dimana:Yijk : genotip i x j dalam ulangan ke km : rata-rata umumTij : efek genotip i x jRk : efek ulangan ke kRTijk : interaksi ulangan dengan perlakuaneijk : galat

Tabel 31 Analisis varians perbedaan genotip

SumberVariasi

DerajatBebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F0.05 %

Ulangan (R) r –1 rt

x

t

x2

ij2

j. 1r

JKR GalatKT

ReplikasiKT

Perlakuan(T) t –1

rt

x

r

x2

ij2

.i 1t

JKT GalatKT

PerlakuanKT

Galat (r-1) (t-1) Jk Total- JK Perlakuan -JK Replikasi 1r1r

JKGalat

Total rt-1 rt

2ijx2

ijx

Keterangan: r = jumlah ulangan, t = jumlah perlakuan

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-109-

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis terhadap karakter bobot biji per tanaman memperlihatkan

kuadrat tengah genotip berpengaruh tidak nyata, kuadrat tengah tester parent

CML154 berpengaruh nyata, sedangkan interaksi genotip x tester parent

berpengaruh nyata (Tabel 32).

Tabel 32 Analisis gabungan tester parent CML154 dan CML156 di MarosMH2008/2009

Sumber variasiderajat bebas Kuadrat TengahTester Parent Tester Parent

CML154 CML156 CML154 CML156Ulangan 2 2 2291,981 1817,702Genotip (A) 59 59 732,570 1129,400Tester parent (B) 1 1 1709,834* 7192,497Interaksi A x B 59 59 927,207* 1077,223*Galat 238 238 960,372 813,595KK (%) 21,52 20,13

Nilai kuadrat tengah genotipe uji lebih rendah daripada kuadrat tengah

interaksi genotipe x tester parent (CML 154) untuk karakter bobot biji per

tanaman yang diamati (Tabel 32). Hal ini memberikan makna bahwa pengaruh

faktor lingkungan lebih dominan daripada faktor genetik. Sedangkan nilai kuadrat

tengah genotip uji lebih tinggi daripada kuadrat tengah interaksi genotipe x tester

parent (CML156), hal tersebut menunjukkan bahwa faktor genetik lebih dominan

daripada faktor lingkungan.

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi genotip x tester parent

berpengaruh nyata, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

genotip, dan terdapat genotipe yang sesuai untuk tester CML154 tetapi tidak

cocok untuk tester CML156, demikian sebaliknya. Kemungkinan terdapat

genotipe yang memiliki daya gabung pada kedua tester dan dapat digunakan

sebagai kandidat tetua pembentukan varietas hibrida yang superior. Veraro dkk.

(2002) nilai DGK tinggi pada umumnya diperoleh dari hibrida yang berasal dari

tetua atau salah satu tetuanya memiliki nilai DGU tinggi.

Hasil analisis hibrida silang puncak memperlihatkan bahwa ranking

populasi set I (Tabel 33) memiliki nilai daya gabung khusus dengan tester

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-110-

CML154 berbeda dengan tester CML156 demikian juga pada populasi set II

(Tabel 34).

Tabel 33 Penampilan hibrida silang puncak (Set I), karakter bobot biji pertanaman genotipe jagung pulut yang memiliki gen opaque-2 di MarosMH2008/2009

No. GenotipeBobot biji per tanaman (g)

Tester ParentCML154 Rank CML156 Rank

1 MrP-7-1-1BBo2 119,59 52 115,56 422 MrP-7-1-2BBo2 150,00 25 78,54 603 MrP-7-1-3BBo2 154,62 14 167,32 44 MrP-7-1-4BBo2 153,33 16 128,50 205 MrP-7-1-5BBo2 138,12 36 126,47 256 MrP-7-1-6BBo2 146,13 28 120,69 357 MrP-7-1-7BBo2 150,83 23 127,50 228 MrP-7-1-8BBo2 115,39 55 108,34 499 MrP-7-1-9BBo2 150,96 22 175,12 2

10 MrP-7-1-10BBo2 147,22 27 120,61 3611 MrP-7-1-11BBo2 151,48 20 124,05 2912 MrP-7-1-12BBo2 153,70 15 139,96 1113 MrP-7-1-13BBo2 125,34 49 115,53 4414 MrP-7-1-14BBo2 144,35 30 124,36 2815 MrP-7-1-15BBo2 136,31 38 107,27 5016 MrP-7-1-16BBo2 114,51 56 117,54 4017 MrP-7-1-17BBo2 132,30 45 110,56 4718 MrP-7-1-18BBo2 124,20 50 184,44 119 MrP-7-1-19BBo2 117,53 54 104,35 5220 MrP-7-1-20BBo2 181,20 1 88,56 5821 MrP-7-1-21BBo2 145,70 29 134,65 1522 MrP-7-1-22BBo2 167,65 5 137,79 1223 MrP-7-1-23BBo2 132,82 44 122,04 3224 MrP-7-1-24BBo2 153,33 17 137,34 1325 MrP-7-1-25BBo2 140,96 34 132,76 1726 MrP-7-1-26BBo2 147,34 26 106,35 5127 MrP-7-1-27BBo2 141,30 33 122,22 3028 MrP-7-1-28BBo2 109,58 59 127,37 2329 MrP-7-1-29BBo2 155,76 9 124,81 2730 MrP-7-1-30BBo2 159,60 8 133,33 1631 MrP-7-1-31BBo2 167,74 4 109,42 4832 MrP-7-1-32BBo2 155,50 11 97,76 5533 MrP-7-1-33BBo2 140,63 35 161,26 634 MrP-7-1-34BBo2 126,61 48 141,73 9

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-111-

Tabel 33 Lanjutan

No. GenotipeBobot biji per tanaman (g)

Tester ParentCML154 Rank CML156 Rank

35 MrP-7-1-35BBo2 135,57 40 135,29 1436 MrP-7-1-36BBo2 161,30 7 113,66 4637 MrP-7-1-37BBo2 111,08 57 118,09 3938 MrP-7-1-38BBo2 155,66 10 79,92 5939 MrP-7-1-39BBo2 142,96 31 99,26 5440 MrP-7-1-40BBo2 120,02 51 97,64 5641 MrP-7-1-41BBo2 134,78 41 121,93 3342 MrP-7-1-42BBo2 105,10 60 155,22 843 MrP-7-1-43BBo2 137,70 37 127,69 2144 MrP-7-1-44BBo2 134,32 43 128,81 1945 MrP-7-1-45BBo2 151,96 19 165,11 546 MrP-7-1-46BBo2 118,25 53 172,64 347 MrP-7-1-47BBo2 150,11 24 118,72 3848 MrP-7-1-48BBo2 152,62 18 121,28 3449 MrP-7-1-49BBo2 134,55 42 155,31 750 MrP-7-1-50BBo2 141,51 32 114,05 4551 MrP-7-1-51BBo2 128,88 47 104,04 5352 MrP-7-1-52BBo2 155,09 12 115,56 4353 MrP-7-1-53BBo2 110,94 58 116,14 4154 MrP-7-1-54BBo2 131,93 46 130,50 1855 MrP-7-1-55BBo2 168,98 3 126,84 2456 MrP-7-1-56BBo2 163,12 6 95,93 5757 MrP-7-1-57BBo2 136,21 39 140,79 10

Varietas Pembanding58 Pulut Takalar 151,30 21 122,21 3159 Anoman 169,18 2 125,35 2660 Srikandi Putih 154,63 13 119,05 37

Rata-rata 141,82 124,92LSD 5% tn tnKK (%) 14,21 18,75

Hasil analisis hibrida silang puncak memperlihatkan bahwa ranking

populasi set I (Tabel 33) memiliki nilai daya gabung khusus dengan tester

CML154 berbeda dengan tester CML156 demikian juga pada populasi set II

(Tabel 34) terdapat perbedaan ranking diantara tester yang digunakan hal ini

diduga karena terdapat interaksi antara genotip dengan tester menyebabkan

terdapat genotipe yang memiliki daya gabung baik dengan tester CML154 tetapi

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-112-

kurang baik dengan tester CML156 atau sebaliknya, sehingga dapat disimpulkan

bahwa genotipe yang diuji hanya memiliki daya gabung khusus dengan salah satu

tester saja.

Tabel 34 Penampilan hibrida silang puncak (Set II), karakter bobot biji pertanaman genotipe jagung pulut yang memiliki gen opaque-2 di MarosMH2008/2009

No. GenotipeBobot biji per tanaman (g)

Tester ParentCML154 Rank CML156 Rank

1 MrP-10-1-1BBo2 167,71 5 112,53 512 MrP-10-1-2BBo2 145,50 31 139,58 223 MrP-10-1-3BBo2 118,66 58 140,10 214 MrP-10-1-4BBo2 147,24 26 127,78 405 MrP-10-1-5BBo2 177,54 3 137,88 256 MrP-10-1-6BBo2 180,86 2 102,78 587 MrP-10-1-7BBo2 147,19 28 134,03 318 MrP-10-1-8BBo2 139,48 42 133,66 329 MrP-10-1-9BBo2 147,20 27 146,15 19

10 MrP-10-1-10BBo2 156,14 17 133,22 3411 MrP-10-1-11BBo2 142,54 36 158,29 912 MrP-10-1-12BBo2 126,48 53 133,59 3313 MrP-10-1-13BBo2 182,56 1 161,71 814 MrP-10-1-14BBo2 131,20 51 155,66 1315 MrP-10-1-15BBo2 138,13 43 154,45 1416 MrP-10-1-16BBo2 123,97 56 138,38 2317 MrP-10-1-17BBo2 151,85 21 109,61 5418 MrP-10-1-18BBo2 164,19 8 175,73 419 MrP-10-1-19BBo2 161,41 13 185,70 220 MrP-10-1-20BBo2 134,22 48 123,33 4521 MrP-10-1-21BBo2 141,35 40 121,31 4622 MrP-10-1-22BBo2 153,48 20 132,50 3623 MrP-10-1-23BBo2 142,35 37 152,09 1624 MrP-10-1-24BBo2 156,71 16 163,18 725 MrP-10-1-25BBo2 144,45 33 156,88 1126 MrP-10-1-26BBo2 121,16 57 104,54 5727 MrP-10-1-27BBo2 140,88 41 111,89 5228 MrP-10-1-28BBo2 145,66 30 102,71 5929 MrP-10-1-29BBo2 136,26 45 157,22 1030 MrP-10-1-30BBo2 144,34 34 137,90 2431 MrP-10-1-31BBo2 163,23 10 153,19 1532 MrP-10-1-32BBo2 162,23 12 123,68 4433 MrP-10-1-33BBo2 147,69 25 130,07 39

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-113-

Tabel 34 Lanjutan

No. GenotipeBobot biji per tanaman (g)

Tester ParentCML154 Rank CML156 Rank

34 MrP-10-1-34BBo2 148,73 23 165,41 635 MrP-10-1-35BBo2 110,00 59 137,57 2836 MrP-10-1-36BBo2 124,32 55 137,87 2637 MrP-10-1-37BBo2 135,93 46 132,62 3538 MrP-10-1-38BBo2 154,58 18 106,51 5639 MrP-10-1-39BBo2 150,25 22 102,68 6040 MrP-10-1-40BBo2 107,64 60 147,98 1841 MrP-10-1-41BBo2 145,17 32 149,91 1742 MrP-10-1-42BBo2 163,87 9 110,96 5343 MrP-10-1-43BBo2 159,91 14 107,62 5544 MrP-10-1-44BBo2 162,47 11 137,61 2745 MrP-10-1-45BBo2 127,19 52 132,02 3746 MrP-10-1-46BBo2 153,91 19 130,95 3847 MrP-10-1-47BBo2 136,77 44 136,14 2948 MrP-10-1-48BBo2 165,76 7 140,24 2049 MrP-10-1-49BBo2 135,71 47 156,03 1250 MrP-10-1-50BBo2 142,16 38 121,19 4751 MrP-10-1-51BBo2 143,32 35 125,99 4252 MrP-10-1-52BBo2 168,11 4 200,96 153 MrP-10-1-53BBo2 148,06 24 120,10 4954 MrP-10-1-54BBo2 166,94 6 125,21 4355 MrP-10-1-55BBo2 132,00 50 135,94 3056 MrP-10-1-56BBo2 125,15 54 118,65 5057 MrP-10-1-57BBo2 147,14 29 182,24 3

Varietas Pembanding58 Pulut Takalar 133,18 49 172,71 559 Anoman 157,22 15 120,92 4860 Srikandi Putih 141,62 39 127,25 41

Rata-rata 146,18 137,24

LSD 5% tn 48,16

KK (%) 18,70 11,70

Evaluasi daya gabung 57 genotipe hibrida silang puncak dengan CML154

memperlihatkan bobot biji per tanaman yang cukup tinggi dibanding dengan

varietas pembanding (Tabel 33). Sepuluh genotipe terbaik dengan tester CML154

populasi set I adalah MrP-7-1-20BBo2, MrP-7-1-31BBo2, MrP-7-1-22BBo2,

MrP-7-1-56BBo2, MrP-7-1-36BBo2, MrP-7-1-30BBo2, MrP-7-1-29BBo2, MrP-

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-114-

7-1-38BBo2, dan MrP-7-1-32BBo2 memberikan hasil masing-masing 181,20,

168,98, 167,74, 167,65, 163,12, 161,30, 159,60, 155,76, 155,66, dan 155,50 gram

per tanaman menempati peringkat satu sampai sepuluh, sedangkan sepuluh

genotipe terbaik dengan tester CML156 populasi set I adalah MrP-7-18BBo2,

MrP-7-1-9BBo2, MrP-7-1-46BBo2, MrP-7-1-3BBo2, MrP-7-1-45BBo2, MrP-7-

1-33BBo2, MrP-7-1-49BBo2, MrP-7-1-42BBo2, MrP-7-1-34BBo2, dan MrP-7-1-

57BBo2 memberikan hasil masing-masing 184,44, 175,12, 172,64, 167,32,

165,11, 161,26, 155,31, 155,22, 141,73, 140,79 gram per tanaman menempati

peringkat satu sampai sepuluh.

Hal tersebut di atas memperlihatkan bahwa beberapa genotipe memiliki

daya gabung yang baik. Persilangan antara dua galur dapat memberikan hasil

yang lebih tinggi dari pada nilai kedua tetuanya atau bahkan lebih baik dari pada

tetua yang memberikan hasil tinggi. Hasil ini akan semakin tinggi jika galur-galur

tersebut berasal dari dua populasi yang pola heterotiknya berbeda. Pasangan

heterosis ini merupakan petunjuk dalam pembentukan galur sebagai komponen

hibrida.

Persentase relatif bobot biji per tanaman genotipe uji (populasi set I; tester

CML154) terhadap varietas pembanding disajikan pada Tabel 35. Terdapat 18

genotipe uji memiliki nilai persentase relatif lebih tinggi terhadap pembanding

Pulut Takalar tetapi hanya satu genotipe (MrP-7-20BBo2) memiliki nilai relatif

7,10% lebih tinggi terhadap Anoman, namun terhadap Pulut Takalar 19,76%, dan

17,18% lebih tinggi terhadap Srikandi Putih, sedangkan persentase relatif genotipe

uji terhadap Srikandi Putih terdapat sebelas genotipe MrP-7-1-52BBo2, MrP-7-1-

32BBo2, MrP-7-1-38BBo2, MrP-7-1-29BBo2, MrP-7-1-30BBo2, MrP-7-1-

36BBo2, MrP-7-1-56BBo2, MrP-7-1-22BBo2, MrP-7-1-31BBo2, MrP-7-1-

55BBo2, dan MrP-7-1-20BBo2 berturut-turut: 0,30%, 0,56, 0,67, 0,73, 3,21, 4,31,

5,49, 8,42, 8,48, 9,28, dan 17,18% lebih tinggi.PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-115-

Tabel 35 Persentase relatif hibrida silang puncak (set I; tester CML154) terhadaptiga varietas pembanding, karakter bobot biji per tanaman jagung pulutyang memiliki gen opaque-2 di Maros MH2008/2009

No. Genotipe Hasil(g/tan) Rank

% Relatif TerhadapPulut

Takalar Anoman SK.Putih

1 MrP-7-1-1BBo2 119,59 52 79,04 70,69 77,342 MrP-7-1-2BBo2 150,00 25 99,14 88,66 97,013 MrP-7-1-3BBo2 154,62 14 102,19 91,39 99,994 MrP-7-1-4BBo2 153,33 16 101,34 90,63 99,165 MrP-7-1-5BBo2 138,12 36 91,29 81,64 89,326 MrP-7-1-6BBo2 146,13 28 96,58 86,38 94,507 MrP-7-1-7BBo2 150,83 23 99,69 89,15 97,548 MrP-7-1-8BBo2 115,39 55 76,27 68,21 74,629 MrP-7-1-9BBo2 150,96 22 99,78 89,23 97,63

10 MrP-7-1-10BBo2 147,22 27 97,30 87,02 95,2111 MrP-7-1-11BBo2 151,48 20 100,12 89,54 97,9612 MrP-7-1-12BBo2 153,70 15 101,59 90,85 99,4013 MrP-7-1-13BBo2 125,34 49 82,84 74,09 81,0614 MrP-7-1-14BBo2 144,35 30 95,41 85,32 93,3515 MrP-7-1-15BBo2 136,31 38 90,09 80,57 88,1516 MrP-7-1-16BBo2 114,51 56 75,68 67,69 74,0517 MrP-7-1-17BBo2 132,30 45 87,44 78,20 85,5618 MrP-7-1-18BBo2 124,20 50 82,09 73,41 80,3219 MrP-7-1-19BBo2 117,53 54 77,68 69,47 76,0120 MrP-7-1-20BBo2 181,20 1 119,76 107,10 117,1821 MrP-7-1-21BBo2 145,70 29 96,30 86,12 94,2222 MrP-7-1-22BBo2 167,65 5 110,81 99,10 108,4223 MrP-7-1-23BBo2 132,82 44 87,79 78,51 85,9024 MrP-7-1-24BBo2 153,33 17 101,34 90,63 99,1625 MrP-7-1-25BBo2 140,96 34 93,17 83,32 91,1626 MrP-7-1-26BBo2 147,34 26 97,38 87,09 95,2927 MrP-7-1-27BBo2 141,30 33 93,39 83,52 91,3828 MrP-7-1-28BBo2 109,58 59 72,43 64,77 70,8729 MrP-7-1-29BBo2 155,76 9 102,95 92,07 100,7330 MrP-7-1-30BBo2 159,60 8 105,49 94,34 103,2131 MrP-7-1-31BBo2 167,74 4 110,87 99,15 108,4832 MrP-7-1-32BBo2 155,50 11 102,78 91,91 100,5633 MrP-7-1-33BBo2 140,63 35 92,95 83,12 90,9534 MrP-7-1-34BBo2 126,61 48 83,68 74,84 81,8835 MrP-7-1-35BBo2 135,57 40 89,60 80,13 87,6736 MrP-7-1-36BBo2 161,30 7 106,61 95,34 104,3137 MrP-7-1-37BBo2 111,08 57 73,42 65,66 71,8438 MrP-7-1-38BBo2 155,66 10 102,88 92,01 100,6739 MrP-7-1-39BBo2 142,96 31 94,49 84,50 92,4540 MrP-7-1-40BBo2 120,02 51 79,33 70,94 77,62

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-116-

Tabel 35 Lanjutan

No. Genotipe Hasil(g/tan) Rank

% Relatif TerhadapPulut

Takalar Anoman SK.Putih

41 MrP-7-1-41BBo2 134,78 41 89,08 79,67 87,1642 MrP-7-1-42BBo2 105,10 60 69,46 62,12 67,9743 MrP-7-1-43BBo2 137,70 37 91,01 81,39 89,0544 MrP-7-1-44BBo2 134,32 43 88,78 79,39 86,8745 MrP-7-1-45BBo2 151,96 19 100,44 89,82 98,2746 MrP-7-1-46BBo2 118,25 53 78,16 69,90 76,4747 MrP-7-1-47BBo2 150,11 24 99,21 88,73 97,0848 MrP-7-1-48BBo2 152,62 18 100,87 90,21 98,7049 MrP-7-1-49BBo2 134,55 42 88,93 79,53 87,0150 MrP-7-1-50BBo2 141,51 32 93,53 83,64 91,5251 MrP-7-1-51BBo2 128,88 47 85,18 76,18 83,3552 MrP-7-1-52BBo2 155,09 12 102,50 91,67 100,3053 MrP-7-1-53BBo2 110,94 58 73,32 65,58 71,7554 MrP-7-1-54BBo2 131,93 46 87,20 77,98 85,3255 MrP-7-1-55BBo2 168,98 3 111,69 99,88 109,2856 MrP-7-1-56BBo2 163,12 6 107,81 96,42 105,4957 MrP-7-1-57BBo2 136,21 39 90,03 80,51 88,09

Varietas Pembanding58 Pulut Takalar 151,30 2159 Anoman 169,18 260 Srikandi Putih 154,63 13

Hasil persilangan populasi set I dengan tester CML156 (Tabel 36),

memperlihatkan persentase relatif terhadap varietas pembanding, terdapat 29

genotip uji yang relatif lebih tinggi dibandingkan varietas Pulut Takalar dengan

kisaran 0,01% sampai 50,93%, terdapat 25 genotip memiliki persentase relatif

lebih tinggi dibandingkan varietas Anoman kisaran 0,89% sampai 47,14%, jika

dibandingkan dengan varietas Srikandi Kuning terdapat 34 genotipe memiliki

relatif lebih tinggi dengan kisaran persentase 1,31% sampai 54,93%.

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-117-

Tabel 36 Persentase relatif hibrida silang puncak (set I; tester CML156) terhadaptiga varietas pembanding, karakter bobot biji per tanaman jagung pulutyang memiliki gen opaque-2 di Maros MH2008/2009

No. Genotipe Hasil(g/tan) Rank

% Relatif TerhadapPulut

Takalar Anoman SK.Putih

1 MrP-7-1-1BBo2 115,56 42 94,56 92,19 97,072 MrP-7-1-2BBo2 78,54 60 64,27 62,65 65,973 MrP-7-1-3BBo2 167,32 4 136,91 133,48 140,554 MrP-7-1-4BBo2 128,50 20 105,15 102,51 107,945 MrP-7-1-5BBo2 126,47 25 103,49 100,89 106,246 MrP-7-1-6BBo2 120,69 35 98,76 96,29 101,387 MrP-7-1-7BBo2 127,50 22 104,33 101,72 107,108 MrP-7-1-8BBo2 108,34 49 88,65 86,43 91,019 MrP-7-1-9BBo2 175,12 2 143,29 139,70 147,10

10 MrP-7-1-10BBo2 120,61 36 98,69 96,22 101,3111 MrP-7-1-11BBo2 124,05 29 101,50 98,96 104,2012 MrP-7-1-12BBo2 139,96 11 114,53 111,66 117,5713 MrP-7-1-13BBo2 115,53 44 94,53 92,16 97,0414 MrP-7-1-14BBo2 124,36 28 101,76 99,21 104,4615 MrP-7-1-15BBo2 107,27 50 87,78 85,58 90,1116 MrP-7-1-16BBo2 117,54 40 96,18 93,77 98,7417 MrP-7-1-17BBo2 110,56 47 90,46 88,20 92,8718 MrP-7-1-18BBo2 184,44 1 150,93 147,14 154,9319 MrP-7-1-19BBo2 104,35 52 85,39 83,25 87,6620 MrP-7-1-20BBo2 88,56 58 72,46 70,65 74,3921 MrP-7-1-21BBo2 134,65 15 110,18 107,42 113,1022 MrP-7-1-22BBo2 137,79 12 112,75 109,92 115,7423 MrP-7-1-23BBo2 122,04 32 99,86 97,36 102,5124 MrP-7-1-24BBo2 137,34 13 112,38 109,57 115,3725 MrP-7-1-25BBo2 132,76 17 108,64 105,91 111,5226 MrP-7-1-26BBo2 106,35 51 87,02 84,84 89,3327 MrP-7-1-27BBo2 122,22 30 100,01 97,50 102,6728 MrP-7-1-28BBo2 127,37 23 104,23 101,61 106,9929 MrP-7-1-29BBo2 124,81 27 102,13 99,57 104,8430 MrP-7-1-30BBo2 133,33 16 109,10 106,37 112,0031 MrP-7-1-31BBo2 109,42 48 89,53 87,29 91,9132 MrP-7-1-32BBo2 97,76 55 80,00 77,99 82,1233 MrP-7-1-33BBo2 161,26 6 131,95 128,64 135,4534 MrP-7-1-34BBo2 141,73 9 115,98 113,07 119,0635 MrP-7-1-35BBo2 135,29 14 110,70 107,93 113,6436 MrP-7-1-36BBo2 113,66 46 93,00 90,67 95,4737 MrP-7-1-37BBo2 118,09 39 96,63 94,21 99,2038 MrP-7-1-38BBo2 79,92 59 65,39 63,75 67,1339 MrP-7-1-39BBo2 99,26 54 81,22 79,19 83,3840 MrP-7-1-40BBo2 97,64 56 79,90 77,89 82,02

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-118-

Tabel 36 Lanjutan

No. Genotipe Hasil(g/tan) Rank

% Relatif TerhadapPulut

Takalar Anoman SK.Putih

41 MrP-7-1-41BBo2 121,93 33 99,77 97,27 102,4242 MrP-7-1-42BBo2 155,22 8 127,01 123,83 130,3943 MrP-7-1-43BBo2 127,69 21 104,48 101,87 107,2644 MrP-7-1-44BBo2 128,81 19 105,40 102,76 108,2045 MrP-7-1-45BBo2 165,11 5 135,11 131,72 138,7046 MrP-7-1-46BBo2 172,64 3 141,27 137,73 145,0247 MrP-7-1-47BBo2 118,72 38 97,15 94,71 99,7348 MrP-7-1-48BBo2 121,28 34 99,24 96,76 101,8849 MrP-7-1-49BBo2 155,31 7 127,09 123,90 130,4650 MrP-7-1-50BBo2 114,05 45 93,32 90,98 95,8051 MrP-7-1-51BBo2 104,04 53 85,13 83,00 87,3952 MrP-7-1-52BBo2 115,56 43 94,56 92,19 97,0753 MrP-7-1-53BBo2 116,14 41 95,03 92,65 97,5654 MrP-7-1-54BBo2 130,50 18 106,79 104,11 109,6255 MrP-7-1-55BBo2 126,84 24 103,79 101,19 106,5556 MrP-7-1-56BBo2 95,93 57 78,49 76,53 80,5857 MrP-7-1-57BBo2 140,79 10 115,20 112,32 118,26

Varietas Pembanding58 Pulut Takalar 122,21 3159 Anoman 125,35 2660 Srikandi Putih 119,05 37

Penampilan hibrida silang puncak (populasi set II) dengan tester parent

CML154 (Tabel 33) memberikan rata-rata bobot biji per tanaman cukup tinggi

berturut-turut: 107,64 sampai 182,56 gram per tanaman dan jika dikalikan dengan

populasi tanaman per hektar (±66000 populasi/ha) maka diperoleh sedikitnya 7,10

sampai 12,04 t.ha-1 sedangkan penampilan genotipe hibrida silang puncak dengan

CML156 memberikan rata-rata bobot biji per tanaman antara 102,68 sampai

200,96 gram pertanaman, kalau dikalikan dengan populasi tanaman perhektarnya

maka rata-rata potensi hasilnya berkisar antara 6,78 sampai 13,26 t.ha-1.

Hasil perhitungan persentase relatif hibrida silang puncak (set II; tester

CML154) terhadap tiga varietas pembanding (Tabel 37) memperlihatkan 46

genotipe uji yang memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan varietas Pulut

Takalar dengan kisaran persentase antara 0,78% sampai 37,08%, jika

dibandingkan dengan varietas Anoman terdapat 14 genotip memiliki persentase

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-119-

lebih tinggi diantaranya MrP-10-1-43BBo2, MrP-10-1-19BBo2, MrP-10-1-

32BBo2, MrP-10-1-44BBo2, MrP-10-1-31BBo2, MrP-10-1-42BBo2, MrP-10-1-

18BBo2, MrP-10-1-48BBo2, MrP-10-1-54BBo2, MrP-10-1-1BBo2, MrP-10-1-

52BBo2, MrP-10-1-5BBo2, MrP-10-1-6BBo2, dan MrP-10-1-13BBo2, tetapi jika

dibandingkan dengan varietas Srikandi Putih terdapat 37 genotip lebih tinggi

dengan kisaran antara 0,38% sampai 28,91% lebih tinggi.

Persentase relatif hibrida silang puncak (set II; tester CML154) terhadap tiga

varietas pembanding; Pulut Takalar, Anoman, dan Srikandi Putih (Tabel 37).

Persentase relatif hibrida silang puncak (set II; tester CML156) terhadap

varietas Pulut Takalat, Anoman, dan Srikandi Putih sebagai pembanding (Tabel

38) terdapat empat genotipe lebih tinggi dari varietas Pulut Takalar diantaranya

MrP-10-1-18BBo2, MrP-10-1-57BBo2, MrP-10-1-19BBo2, dan MrP-10-1-

52BBo2 berturut-turut 1,75, 5,52, 7,52, dan 6,36% lebih tinggi. Persentase relatif

terhadap varietas Anoman terdapat 45 genotipe dengan kisaran 0,22% sampai

66,19% lebih tinggi, sedangkan terhadap varietas Srikandi Kuning terdapat 39

genotipe memiliki persentase relatif lebih tinggi dengan kisaran antara 0,42%

sampai 57,93%.

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-120-

Tabel 37 Persentase relatif hibrida silang puncak (set II; tester CML154) terhadaptiga varietas pembanding, karakter bobot biji per tanaman jagung pulutyang memiliki gen opaque-2 di Maros MH2008/2009

No. Genotipe Hasil(t.ha-1) Rank % Pulut

Takalar%

Anoman%

Sk.Putih1 MrP-10-1-1BBo2 167,71 5 125,93 106,67 118,422 MrP-10-1-2BBo2 145,50 31 109,25 92,55 102,743 MrP-10-1-3BBo2 118,66 58 89,10 75,47 83,794 MrP-10-1-4BBo2 147,24 26 110,56 93,65 103,975 MrP-10-1-5BBo2 177,54 3 133,31 112,92 125,366 MrP-10-1-6BBo2 180,86 2 135,80 115,04 127,717 MrP-10-1-7BBo2 147,19 28 110,52 93,62 103,938 MrP-10-1-8BBo2 139,48 42 104,73 88,72 98,499 MrP-10-1-9BBo2 147,20 27 110,53 93,63 103,94

10 MrP-10-1-10BBo2 156,14 17 117,24 99,31 110,2511 MrP-10-1-11BBo2 142,54 36 107,03 90,66 100,6512 MrP-10-1-12BBo2 126,48 53 94,97 80,45 89,3113 MrP-10-1-13BBo2 182,56 1 137,08 116,12 128,9114 MrP-10-1-14BBo2 131,20 51 98,51 83,45 92,6415 MrP-10-1-15BBo2 138,13 43 103,72 87,86 97,5416 MrP-10-1-16BBo2 123,97 56 93,08 78,85 87,5417 MrP-10-1-17BBo2 151,85 21 114,02 96,58 107,2218 MrP-10-1-18BBo2 164,19 8 123,28 104,43 115,9419 MrP-10-1-19BBo2 161,41 13 121,20 102,67 113,9720 MrP-10-1-20BBo2 134,22 48 100,78 85,37 94,7721 MrP-10-1-21BBo2 141,35 40 106,13 89,91 99,8122 MrP-10-1-22BBo2 153,48 20 115,24 97,62 108,3723 MrP-10-1-23BBo2 142,35 37 106,89 90,54 100,5224 MrP-10-1-24BBo2 156,71 16 117,67 99,68 110,6625 MrP-10-1-25BBo2 144,45 33 108,46 91,88 102,0026 MrP-10-1-26BBo2 121,16 57 90,97 77,06 85,5527 MrP-10-1-27BBo2 140,88 41 105,78 89,61 99,4828 MrP-10-1-28BBo2 145,66 30 109,37 92,65 102,8529 MrP-10-1-29BBo2 136,26 45 102,31 86,67 96,2230 MrP-10-1-30BBo2 144,34 34 108,38 91,81 101,9231 MrP-10-1-31BBo2 163,23 10 122,56 103,82 115,2632 MrP-10-1-32BBo2 162,23 12 121,81 103,19 114,5533 MrP-10-1-33BBo2 147,69 25 110,90 93,94 104,2934 MrP-10-1-34BBo2 148,73 23 111,68 94,60 105,0235 MrP-10-1-35BBo2 110,00 59 82,59 69,97 77,6736 MrP-10-1-36BBo2 124,32 55 93,35 79,07 87,7837 MrP-10-1-37BBo2 135,93 46 102,06 86,46 95,9838 MrP-10-1-38BBo2 154,58 18 116,07 98,32 109,1539 MrP-10-1-39BBo2 150,25 22 112,82 95,57 106,0940 MrP-10-1-40BBo2 107,64 60 80,82 68,46 76,0141 MrP-10-1-41BBo2 145,17 32 109,00 92,34 102,51

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-121-

Tabel 37 Lanjutan

No. Genotipe Hasil(t.ha-1) Rank % Pulut

Takalar%

Anoman%

Sk.Putih42 MrP-10-1-42BBo2 163,87 9 123,04 104,23 115,7143 MrP-10-1-43BBo2 159,91 14 120,07 101,71 112,9144 MrP-10-1-44BBo2 162,47 11 121,99 103,34 114,7245 MrP-10-1-45BBo2 127,19 52 95,50 80,90 89,8146 MrP-10-1-46BBo2 153,91 19 115,57 97,89 108,6847 MrP-10-1-47BBo2 136,77 44 102,70 86,99 96,5848 MrP-10-1-48BBo2 165,76 7 124,46 105,43 117,0549 MrP-10-1-49BBo2 135,71 47 101,90 86,32 95,8350 MrP-10-1-50BBo2 142,16 38 106,74 90,42 100,3851 MrP-10-1-51BBo2 143,32 35 107,61 91,16 101,2052 MrP-10-1-52BBo2 168,11 4 126,23 106,93 118,7053 MrP-10-1-53BBo2 148,06 24 111,17 94,17 104,5554 MrP-10-1-54BBo2 166,94 6 125,35 106,18 117,8855 MrP-10-1-55BBo2 132,00 50 99,11 83,96 93,2156 MrP-10-1-56BBo2 125,15 54 93,97 79,60 88,3757 MrP-10-1-57BBo2 147,14 29 110,48 93,59 103,90

Varietas Pembanding58 Pulut Takalar 133,18 4959 Anoman 157,22 1560 Srikandi Putih 141,62 39

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-122-

Tabel 38 Persentase relatif hibrida silang puncak (set II; tester CML156) terhadaptiga varietas pembanding, karakter bobot biji per tanaman jagung pulutyang memiliki gen opaque-2 di Maros MH2008/2009

No. Genotipe Hasil(t.ha-1) Rank % Pulut

Takalar % Anoman % Sk.Putih

1 MrP-10-1-1BBo2 112,53 51 65,16 93,06 88,432 MrP-10-1-2BBo2 139,58 22 80,82 115,43 109,693 MrP-10-1-3BBo2 140,10 21 81,12 115,86 110,104 MrP-10-1-4BBo2 127,78 40 73,99 105,67 100,425 MrP-10-1-5BBo2 137,88 25 79,83 114,03 108,356 MrP-10-1-6BBo2 102,78 58 59,51 85,00 80,777 MrP-10-1-7BBo2 134,03 31 77,60 110,84 105,338 MrP-10-1-8BBo2 133,66 32 77,39 110,54 105,049 MrP-10-1-9BBo2 146,15 19 84,62 120,87 114,85

10 MrP-10-1-10BBo2 133,22 34 77,14 110,17 104,6911 MrP-10-1-11BBo2 158,29 9 91,65 130,90 124,3912 MrP-10-1-12BBo2 133,59 33 77,35 110,48 104,9813 MrP-10-1-13BBo2 161,71 8 93,63 133,73 127,0814 MrP-10-1-14BBo2 155,66 13 90,13 128,73 122,3315 MrP-10-1-15BBo2 154,45 14 89,43 127,73 121,3816 MrP-10-1-16BBo2 138,38 23 80,12 114,44 108,7517 MrP-10-1-17BBo2 109,61 54 63,46 90,65 86,1418 MrP-10-1-18BBo2 175,73 4 101,75 145,33 138,1019 MrP-10-1-19BBo2 185,70 2 107,52 153,57 145,9320 MrP-10-1-20BBo2 123,33 45 71,41 101,99 96,9221 MrP-10-1-21BBo2 121,31 46 70,24 100,32 95,3322 MrP-10-1-22BBo2 132,50 36 76,72 109,58 104,1323 MrP-10-1-23BBo2 152,09 16 88,06 125,78 119,5224 MrP-10-1-24BBo2 163,18 7 94,48 134,95 128,2425 MrP-10-1-25BBo2 156,88 11 90,83 129,74 123,2826 MrP-10-1-26BBo2 104,54 57 60,53 86,45 82,1527 MrP-10-1-27BBo2 111,89 52 64,78 92,53 87,9328 MrP-10-1-28BBo2 102,71 59 59,47 84,94 80,7229 MrP-10-1-29BBo2 157,22 10 91,03 130,02 123,5530 MrP-10-1-30BBo2 137,90 24 79,84 114,04 108,3731 MrP-10-1-31BBo2 153,19 15 88,70 126,69 120,3932 MrP-10-1-32BBo2 123,68 44 71,61 102,28 97,1933 MrP-10-1-33BBo2 130,07 39 75,31 107,57 102,2234 MrP-10-1-34BBo2 165,41 6 95,77 136,79 129,9935 MrP-10-1-35BBo2 137,57 28 79,65 113,77 108,1136 MrP-10-1-36BBo2 137,87 26 79,83 114,02 108,3537 MrP-10-1-37BBo2 132,62 35 76,79 109,68 104,2238 MrP-10-1-38BBo2 106,51 56 61,67 88,08 83,7039 MrP-10-1-39BBo2 102,68 60 59,45 84,92 80,6940 MrP-10-1-40BBo2 147,98 18 85,68 122,38 116,2941 MrP-10-1-41BBo2 149,91 17 86,80 123,97 117,81

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-123-

Tabel 38 Lanjutan

No. Genotipe Hasil(t.ha-1) Rank % Pulut

Takalar % Anoman % Sk.Putih

42 MrP-10-1-42BBo2 110,96 53 64,25 91,76 87,2043 MrP-10-1-43BBo2 107,62 55 62,31 89,00 84,5744 MrP-10-1-44BBo2 137,61 27 79,68 113,80 108,1445 MrP-10-1-45BBo2 132,02 37 76,44 109,18 103,7546 MrP-10-1-46BBo2 130,95 38 75,82 108,29 102,9147 MrP-10-1-47BBo2 136,14 29 78,83 112,59 106,9948 MrP-10-1-48BBo2 140,24 20 81,20 115,98 110,2149 MrP-10-1-49BBo2 156,03 12 90,34 129,04 122,6250 MrP-10-1-50BBo2 121,19 47 70,17 100,22 95,2451 MrP-10-1-51BBo2 125,99 42 72,95 104,19 99,0152 MrP-10-1-52BBo2 200,96 1 116,36 166,19 157,9353 MrP-10-1-53BBo2 120,10 49 69,54 99,32 94,3854 MrP-10-1-54BBo2 125,21 43 72,50 103,55 98,4055 MrP-10-1-55BBo2 135,94 30 78,71 112,42 106,8356 MrP-10-1-56BBo2 118,65 50 68,70 98,12 93,2457 MrP-10-1-57BBo2 182,24 3 105,52 150,71 143,21

VarietasPembanding

58 Pulut Takalar 172,71 559 Anoman 120,92 4860 Srikandi Putih 127,25 41

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om

-124-

KESIMPULAN

1. Genotipe uji memiliki nilai daya gabung khusus cukup baik terhadap salah satu

tester baik dengan CML154 maupun dengan CML156 untuk karakter bobot biji

per tanaman.

2. Penampilan karakter bobot biji pertanaman dari 57 genotipe hasil silang puncak

dengan dua tester sangat beragam, pengaruh faktor lingkungan lebih dominan

dari faktor genetik pada persilangan dengan CML154 dan pengaruh faktor

genetik lebih dominan dari faktor lingkungan pada persilangan dengan

CML156.

3. Galur inbrida MrP-7-1-20BBo2 memiliki daya gabung khusus dengan

CML154 dan berpotensi sebagai kandidat tetua dalam program mendapatkan

hibrida potensi hasil tinggi.

4. Galur inbrida MrP-10-1-13BBo2 memiliki daya gabung khusus dengan

CML154 dan CML156 serta berpotensi sebagai kandidat tetua dalam program

mendapatkan hibrida potensi hasil tinggi.

PDF Cre

ate! 2

Tria

l

www.scan

soft.c

om