onshore dan offshore.doc

37
Perkembangan Teknologi Di Bidang Pengeboran Offshore dan Onshore Dosen Pembimbing : Novia Rita, ST, MT DISUSUN OLEH MUHAMMAD Al HAFIZH ( 133210003 ) MUHAMMAD ADAM ( 133210276 ) RASIMAN ( 133210092 ) SYAHRIZAL ( 133210169 ) JOVAN FAISAL ( 133210282 ) ANTONIUS SIMANJUNTAK (133210379 ) PUTRI MASYITAH (133210239 ) TIKA ( 133210353) Kelas I D Jurusan Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau

Upload: muhammad-al-hafizh

Post on 22-Nov-2015

189 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

JASHFJAFJAHJAGSJKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAFHJSAGFSAGFAS JFGSAHGFHAFGAH FGAHJFGJAA GFHAGFA TGFHAJGFAJGFGFAJH GFAHJGFGF HAUAHSHAJFHJSASGFJA

TRANSCRIPT

Perkembangan Teknologi Di Bidang Pengeboran Offshore dan OnshoreDosen Pembimbing : Novia Rita, ST, MT

DISUSUN OLEHMUHAMMAD Al HAFIZH

( 133210003 )

MUHAMMAD ADAM

( 133210276 )RASIMAN

( 133210092 )

SYAHRIZAL

( 133210169 )JOVAN FAISAL

( 133210282 )ANTONIUS SIMANJUNTAK (133210379 )PUTRI MASYITAH

(133210239 )TIKA

( 133210353)Kelas I DJurusan Perminyakan

Fakultas Teknik

Universitas Islam Riau

T.A 2013 / 2014

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.DAFTAR ISIKATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN1

1.1 LATAR BELAKANG1

1.2 RUMUSAN MASALAH1

1.3 TUJUAN1

1.4 MANFAAT2BAB II PENGEBORAN OOFSHORE3

2.1 PENGEBORAN OFFSHORE32.2 PERALATAN PEMBORAN LEPAS PANTAI8BAB III PENGEBORAN ONSHORE133.1 PENGEBORAN ONSHORE133.2 PROSES PENGEBORAN DARAT13BAB IV PENUTUP234.1 KESIMPULAN234.2 SARAN25BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Minyak bumi sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, masyarakat Yunani kuno dan Indian Amerika menggunakan minyak bumi untuk membakar kapal-kapal musuh dengan menumpahkan minyak ke lautan dan menggunakan minyak mentah untuk mencegah air merembes ke dalam perahu, dan juga sebagai campuran cat dan obat-obatan. Namun minyak merupakan sumber energi yang paling murah dan mudah diperoleh. Selama ini banyak orang terlena dengan tersedianya bahan minyak yang sangat banyak, tapi tidak untuk kemudian hari. Bahan minyak bumi segera habis dan bahan pengganti minyak harus tersedia dalam waktu dekat. Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi,gas alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehinggga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lampau.Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh suhu dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang .Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, seingga sebagian lautan menjadi daratan.1.2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan pengeboran offshore ? Apa yang dimaksud dengan pengeboran onshore ?1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

Untuk mengetahui maksud dari pengeboran offshore Untuk mengetahui maksud dari pengeboran onshore1.4. Manfaat. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan tetang minyak bumi. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Perguruan Tinggi terhadap pengetahuan tentang teknologi dibidang onshore dan offshorePENGEBORAN OFFSHORE2.1 Pengeboran OffshoreSistem peralatan pemboran lepas pantai pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari sistem peralatan pemboran darat, maka metode operasi lepas pantai membutuhkan teknologi yang baru dan biaya operasi yang mahal, karena kondisi lingkungan laut berbeda dengan kondisi lingkungan darat.

Peralatan mutlak yang harus ada dalam operasi pemboran lepas pantai adalah sebuah strutur anjungan (platform) sebagai tempat untuk meletakkan peralatan pemboran dan produksi. Berbagai macam anjungan telah dibuat, seperti anjungan permanen (fixed) yang terdiri diatas kaki-kaki beton bertulang. Jenis ini umumnya digunakan pada laut dangkal dan pada lapangan pengembangan sehingga dapat sekaligus menjadi anjungan pemboran dan produksi.

Berbagai hambatan alam yang harus diatasi bagi pengoperasian unit lepas pantai. Hambatan tersebut antara lain : angin, ombak, arus dan badai. Khusus untuk unit terapung yang amat peka terhadap pengaruh kondisi laut, maka menciptakan peralatan khusus, yaitu peralatan peredam gerak oscilsi vertikal akibat ombak dan peralatan pengendalian posisi pada unit terapung. Untuk pengendalian posisi pada unit terapung dikenal dengan mooring system dan sistem pengendalian posisi dinamik . Sedangkan untuk mengatasi gerak vertikal keatas dan kebawah umumnya digunakan Drill String Compensator (DSC).

Operasi pemboran lepas pantai dimulai dari pengembangan teknologi pemboran darat dengan menggunakan casing conduktor yang ditanam atau dibor dan disemen, kemudian meningkat dengan digunakan mud-line suspention system, dan terus meningkat dengan menggunakan riser system. Penggunaan BOP konventional terus dimodifikasi agar mampu beroperasi di bawah air. Kondisi lingkungan laut berpengaruh terhadap pemilihan jenis platform.Kegiatan pertambangan migas tidak hanya di darat atauonshoretetapi juga dilakukan di lepas pantai atauoffshore.Dewasa ini kegiatan pertambangan migas dionshorekhususnya di Indonesia sudah mulai menurun intensitasnya dan mulai mengarah kepada pencarian sumber-sumber migas baru di daerah lepas pantai atauOffshorebahkan sampai pada laut dalam (Deepwater).

Berdasarkan data yang ada per Desember 2010 untuk jumlah wilayah kerja (WK) produksionshore adalah sebanyak 47 WK danoffshore29 WK, wilayah kerja pengembanganonshoresebanyak 12 WK, danoffshore12 WK, wilayah kerja eksplorasionshore84 WK danoffshore92 WK sedangkan penawaran wilayah kerjaonshore6 WK, danoffshore16 WK (Sumber Ditjen Migas Gambar 1). Dari data tersebut terlihat bahwa kegiatan minyak dan gas di daerahoffshore 48 %.

Peta Wilayah Kerja Migas di Indonesia

Dalam makalah ini, penulis akan mencoba mengulas bentuk kegiatan pertambangan migas di daerah lepas pantai, teknologi yang digunakan, dan peralatan pendukung yang diperlukan sehingga pengambilan minyak dan gas dapat dilakukan dengan efektif dan ekonomis.

Pelaksanaan kegiatan pertambangan migas di lepas pantai atauOffshorepada umumnya dibagi menjadi 2(dua) tahap operasi utama yaitu tahap eksplorasi, eksploitasi (produksi).

Eksplorasi merupakan tahap pencarian sumber-sumber migas di perut bumi. Berkembangnya teknologi satelit, seismik, microprocessor, dan bahan peledak memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap peran para geologist dan kemudian geophysist dalam memprediksi sumber-sumber migas. Dalam operasi ekplorasi di offshore diperlukan berbagai jenis kapal seperti kapal survei seismik,drilling ship, drilling rigs, kapal suplai dan kapal Penunjang lainnya(crew boat). Pada saat tanda-tanda keberadaan sumber migas dapat dibuktikan secara meyakinkan, dan dievaluasi memiliki nilai ekonomis yang cukup untuk dimanfaatkan, maka selanjutnya operasi migas akan memasuki tahap ekploitasi. Pada tahap Eksploitasi offshore, baik pemerintah sebagai pihak regulator/ pemegang kuasa pertambangan dan pihak investor akan dihadapkan pada suatu pilihan tentang metode dan fasilitas apa yang akan digunakan dalam proses pengangkatan migas ke permukaan bumi dan pengolahannya sebelum dipasarkan. Pada kondisi laut dalam, biasanya pilihan akan ditujukan pada berbagai jenis fasilitas terapung(Floaters).Di dalam proses tersebut, pemilihan fasilitas akan bergantung pada kedalaman laut, kondisi operasi, ukuran dan umur reservoir sumber migas, jarak dari pembeli migas, ukuran kapal tanker penerima, faktor safety, dan keekonomian. Berikut adalah beberapa jenis floater dengan berbagai keunggulan dan kekurangannya.

Beberapa Jenis Fasilitas Migas Terapung

NoFasilitas FloatersFungsi

1.Drilling BargesDigunakan untuk pemboran di laut dangkal atau sungai. Tidak mempunyai penggerak sendiri, sehingga bergerak dengan dukungan Tugboat. Drilling Barges biasanya dilengkapi dengan akomodasi dan flat top hulls untuk penyimpanan peralatan.

2.Submersible RigsDigunakan untuk pemboran di laut dangkal, merupakan suatu flat platform yang ditopang oleh dua lambung untuk memberikan buoyancy (gaya angkat). Keuntungannya pada posisi terbenam memberikan kondisi yang stabil pada saat pemboran.

3.Semi submersible RigsSangat umum digunakan pada operasi pemboran di laut dangkal, disangga oleh rantai jangkar, dan dapat dengan mudah dipindahkan ke lokasi lain.

4.Drilling ShipsDigunakan untuk pemboran di laut dalam, pada saat beroperasi, posisi dipertahankan dengan teknologi dynamic positioning menggunakan satelit.

5.Tension Leg Platforms (TLP)TLP biasanya digunakan pada pemboran di laut dalam, merupakan platform terapung yang disangga oleh baja hollow dan terpancang di dasar laut sebagai tendon. Hal ini dapat menjaga stabilitas kapal konstan dari gaya pasang surut dan gelombang air laut.

Tabel 1. Fasilitas Migas Terapung dan penggunaanya.

Disamping berbagai fasilitas terapung diatas, kegiatan eksploitasi migas juga memerlukan keberadaan kapal-kapal pendukung untuk menjamin kelancaran dan keamanan operasi di lapangan, termasuk dukungan peralatan logistik. Sistem pendukung dan perbekalan ini akan diperlukan sejak awal pada saat penempatan pertama dariplatform rigpemboran, hingga pada akhir waktu pembongkaran dan pada pemasangan dan pemeliharaan sistem produksi yang diperlukan. Sistem pedukung merupakan suatu armada kapal-kapal khusus, yang terdiri dari kapal suplai (Supply Vessel), kapalAnchor Handling, Tug, andSupply(AHTS), kapalCrew Boat, kapal konstruksi (Crane Barge), Pipe Laying Barge, Cable Laying Barge, kapal pemadam kebakaran (Fire Fighting Vessel), Kapal Pandu, dsb.

Gambar 3. Fasilitas Penunjang Operasi di Laut

Teknologi lepas pantai khususnya laut dalam (Deepwater) telah berkembang dengan pesat, peralatan yang digunakan saat ini adalah peralatan dengan teknologi yang mutakhir. Walaupun secara konseptual peralatan dan dan metode yang dipergunakan di operasi pemboran lepas pantai sama dengan yang dipakai di darat, namun secara actual dapat ditemukan banyak perbedaan-perbedaannya. Perbedaan ini datang dari kondisi khas lingkungan laut dan faktor-faktor tidak tetap lainnya, dan setiap aspek menjadi semakin berarti karena proses yang diperlukan sejak penemuan pertama sumber migas sampai dimulainya tahap produksi memerlukan waktu sekitar 5-10 tahun. Disamping itu setiap aspek mempengaruhi besaran biaya keseluruhan proses, sehingga semakin dalam lautnya, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka biaya operasional yang diperlukan juga akan semakin besar.

Skema Operasi Migas Laut Dalam

Gambar diatas menunjukkan suatu skema sederhana operasi produksi migas offshore dimana aliran fluida migas dari kepala sumur (wellheads) dialirkan keatas permukaan laut melalui jaringan pipa bawah laut (flexible flowlines), dan jaringan pipa riser (flexible risers). Fasilitas penerima di atas permukaan laut dapat berupa fasilitas proses maupun penampung yang dapat terdiri dari berbagai jenis kapalFloating Production Storage and Offloading (FPSO), Floating Storage Offloading (FSO), Mobile Production Unit (MoPU), Floating Production Unit (FPU),dan khusus untuk laut dalam/Deepwaterdiperlukan beberapa jenis peralatan khusus/Platformkhusus sepertiFixed Platform,Compliant Tower, Tension Leg Platform(TLP), SPAR, FPSO, atauSemi-Submersible(Gambar 2)

Hampir semua peralatan yang digunakan diatas masih didatangkan dari luar negeri. Dimasa mendatang dengan meningkatnya kebutuhan akan produksi migas nasional sebagai salah satu penyumbang terbesar devisa negara dan mengingat besarnya resiko dan investasi yang diperlukan, maka Indonesia dalam mengelola kegiatan lepas pantai khususnya laut dalam (deepwater) memerlukan suatu perencanaan jangka panjang dalam mempersiapkan ketersediaan sumber daya manusia yang handal (SDM), kesiapan teknologi, peralatan dan industri pendukung yang memadai. Pengembangan sumber daya manusia untuk teknologi laut dalam (deepwater) mencakup beberapa bidang yang cukup luas dan multi disiplin, seperti penguasaan terhadap teknologi desain, rekayasa (engineering), pengadaan(procurement),konstruksi, instalasi, maupunservices.Beberapa Perguruan Tinggi seperti ITS, ITB, Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan Universitas Pattimura (UPATTI) telah memiliki program studi di bidang Perkapalan dan Kelautan, namun masih memerlukan pengembangan kurikulum terhadap aplikasi teknologi laut dalam karena para ahli bidang tersebut masih banyak dikuasai oleh tenaga kerja asing sedangkan untuk peralatan dan fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas di Indonesia.

Disamping kekurangan akan tenaga kerja ahli di bidang laut dalam, secara nasional industri pendukung di sektor kelautan kita juga masih memiliki banyak kekurangan, terutama berkaitan dengan penguasaan teknologi, ketersediaan material produksi nasional, maupun jumlah galangan nasional yang mampu bersaing dalam halQuality, Cost, Delivery, danSafety(QCDS). Sebagai contoh, pada saat ini jumlah galangan kapal yang ada di Indonesia sebanyak 155 unit, dimana 37 diantaranya adalah milik pemerintah (BUMN) dengan total kapasitas 226.415 DWT. Dari jumlah tersebut hanya 10% yang mampu membangun dan mereparasi kapal berukuran sedang hingga besar, selebihnya hanya ditujukan untuk ukuran kapal kecil ( 100 s/d 200 DWT). Jika di Indonesia saat ini dioperasikan 20 unit FSO / FPSO dengan kapasitas (100.000 s/d 150.000) DWT, maka dapat dipastikan perbaikan/dry dockinguntuk kapal-kapal jenis tersebut sebagian besar harus dilakukan di luar negeri seperti Singapura atau China, karena keterbatasan galangan kapal nasional yang ada.

2.2 PERALATAN PEMBORAN LEPAS PANTAI2.2.1 ANJUNGANJenis platform secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu Fixed platform dan Mobile platform.

2.2.1.1 Fixed PlatformFixed platform merupakan "daratan" buatan. Rig berada di platform sampai operasi pemboran selesai. Semua keperluan peralatan dan material berada di platform. Fixed platform banyak digunakan untuk operasi pemboran pada laut dangkal, misalnya laut Utara Jawa. Tetapi sekarang telah dikembangkan untuk laut dalam, misalnya di North Sea.

2.2.1.2 Mobile PlatformMobile platform dibagi lagi yaitu Bottom Supporting Platform dan Floating Platform.

1. Bottom Supported PlatformJenis-jenis anjungan pemboran lepas pantai yang termasuk dalam kategori Bottom Supported Platform antara lain adalah Drilling Barge, Sub-mersible Platform, dan Jack Up Platform.

Drilling BargeDrilling barge dioperasikan untuk pemboran di daerah rawa atau laut yang sangat dangkal. Barge ini duduk di dasar rawa atau laut, stabil tidak terpengaruh oleh cuaca dan pasang surut.

SubmersibleSubmersible sebenarnya floating platform. Bila dioperasikan pada laut dangkal,

submersible ini didudukkan pada dasar laut dan berfungsi sebagai drilling barge.

Jack-UpJack-up berbentuk semacam barge, berukuran besar dan tidak punya propeler sendiri sehingga untuk menuju ke lokasi harus ditarik dengan kapal tunda. Jack-up dilengkapi dengan kaki-kaki yang terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau lebih. Pada posisi pemboran, kapal diangkat berdiri di atas kaki, cukup tinggi di atas air serta diatas jangkauan ombak. Kedalaman laut sesuai dengan panjang kaki jadi terbatas pemakaiannya.

Jack-up stabil, tidak terpengaruh oleh cuaca, arus dan ombak. Semua peralatan berada di atas kapal. Pada pemboran pengembangan, biasanya sebelum pemboran dimulai terlebih dahulu dipasang jacket, kemudian dipasang conductor dan ditumbuk. Pada pemboran explorasi biasanya digunakan mudline suspension, dan dari mud line suspension casing disambut ke atas sampai platform.

2. Floating PlatformJenis-jenis anjungan pemboran lepas pantai yang termasuk dalam kategori Floating Platform antara lain adalah Semi-submersible Platform, dan Drill Ship.

SemisubmersibleSemisubmersiible berbentuk semacam kapal dan pada umumnya tidak mempunyai propeler sendiri sehingga untuk menuju lokasi harus ditarik dengan kapal tunda. Karena sifatnya mengapung, sehingga dapat dipengaruhi arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi masalah tersebut harus dijangkar.

Sistem penjangkaran ada dua macam, yaitu :

Conventional Mooring System

Dinamic Positioning

Untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

Dengan Christmastree pada Platform

Dengan Christmastree di dasar laut.

Drill shipDrill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan dilengkapi dengan propeler sendiri. Karena sifatnya mengapung sehingga sangat dipengaruhi oleh arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi pengaruh tersebut harus dijangkar seperti submarsible. BOP dipasang di dasar laut dan untuk penyelesaian sumur dapat dilakukan :

a) Christmastree di dasar laut

b) Christmastree pada platform

2.2.2 Peralatan-Peralatan KhususPeralatan-peralatan khusus yang ada pada platform bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Peralatan khusus pada bottom supported platform

Mudline suspension system

2. Peralatan khusus pada Floating Rig

Subsea BOP stack

Control system dan accumulator

Riser system

Well Head

Motion Compensator

2.2.2.1 Sub-sea BOP StackBiasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di darat, dengan maksud untuk safety serta tidak memerlukan penggantian ram pada saat menurunkan casing. Ukuran serta pressure rating dan perlu diperhitungkan kedalaman laut. BOP lebih banyak berarti, lebih banyak pressure drop pada flowline dan hal lain perlu diperhitungkan pada proses well control. Untuk menghindari pressure drop pada flowline biasanya cairan untuk pengopeasian BOP tidak kembali ke tangki, tetapi langsung dibuang ke laut. Susunan kill dan choke manifold yang panjang serta laut yang dalam berpengaruh pada operasi dan prosedur well control.

2.2.2.2 Control System dan AccumulatorBOP dan semua kerangan dibuka dan ditutup secara hidrolis dan harus dapat bekerja dalam waktu singkat. Ada dua cara pengopeasian BOP, ialah secara hidrolis dan electric hydraulic system.

2.2.2.3 Riser SystemRiser system ini meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill choke manifold dan hydraulic connector.

1. Riser PipeDigunakan untuk mengalirkan fluida lumpur ke permukaan didalam proses pemboran, serta memudahkan dalam memasukkan peralatan pemboran seperti pahat, kedalaman lubang bor.

2. Slip JointDipasang dibagian teratas dari riser pipe. Terdiri dari inner barrel, dimana diatasnya sering dipasang Deverter dan digantung pada kapal dengan bantuan riser tensider.

3. Ball JointDipasang di bawah riser di atas BOP Stack. Berfungsi untuk menghilangkan stress pada pipa riser. Ball joint kedua juga sering dipasang di bawah slip joint.

4. Hydraulic ConnectorBerfungsi untuk menghubungkan casing head dan well head dengan BOP Stack dengan riser system. Hydraulic connector dioperasikan dari permukaan secara hidrolis.

2.2.2.4 Well HeadSebagai pengganti well head dipakai serangkaian casing head untuk masing-masing casing. Masing-masing casing head mempunyai "HUG" yaitu tempat untuk memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk menyambungkan dengan running tool pada waktu menurunkan casing dan juga untuk penemenan.

2.2.2.5 Motion CompensatorKapal bergerak vertikal secara terus menerus, karena ombak maupun pasang surut. Pada bagian bawah atau pahat, gerakan ini harus dinetralisir agar beban pada pahat konstan. Untuk maksud tersebut maka dipakai motion compensator. Jadi travelling block dengan seluruh beban tetap tinggal di tempat. Meskipun kapal bergerak naik turun.

Ada tiga jenis compensator :

1. Bumper Sub.

2. Crown Block Compensator.

3. Travelling Block Compensator.

Self contained platform didesaign dengan perbaikan-perbaikan yang siap digunakan. Sesuai dengan namanya, platform ini cukup besar untuk rumah segala macam rig, tempat tinggal driller dan penyaluran. Biaya instalasinya cukup besar tetapi cukup ekonomis untuk setiap produksi sumur, sejak banyak pemboran berarah dari platform. Ini praktis meskipun sangat berbahaya dan tidak menguntungkan serta mudah terjadi blowout. Ketika struktur ini dipakai untuk dibangun pemboran di daerah reservoir, tenaga-tenaga pemboran atau driller mengalami kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan eplorasi.

Perkembangan selanjutnya dibuat platform dengan bentuk lebih kecil yaitu platform drilling tander instalation. Dalam operasinya platform ini membawa substructure, drawwork, rotary table, mesin-mesin dan peralatan kecil lainnya. Sedangkan mud pits, lumpur kering, bahan kimia, pipe rack, peralatan penyemenan dan peralatan driller dibawa oleh kapal tunda. Keuntangannya adalah mobility yang besar dan biaya instalasi rendah. Kerugiannya yaitu prosentasi kehilangan waktu yang lebih tinggi karena angin yang tinggi dan gelombang besar selama cuaca buruk, kapal tunda harus meninggalkan platform untuk mencegah tabrakan. Berbeda dengan self contained platform yang operasinya dapat disegala cuaca. Pengeboran Onshore3.1 Pengeboran Onshore

Pengeboran darat adalah pengeboran yang titik lokasinya berada didaratan. Istilah lainnya adalah Onshore Drilling.3.2 Proses Pengeboran Darat

Tujuan utama dalam operasi pengeboran adalah membuat lubang secara cepat, ekonomis, dan aman hingga menembus formasi produktif. Operasi pengeboran merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya besar, teknologi tinggi, dan beresiko tinggi. Para personel yang bekerja pada operasi pengeboran harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja. Oleh karena itu orang yang bekerja di lapangan harus memiliki sertifikat dari Direktorat Lingkungan yaitu LSPPTTMIGAS. Selain itu terdapat juga tingkatan bagi orang orang yang bekerja di pengeboran, yaitu :

1. Floor Man ( Operator Lantai Bor )

2. Monkey Man ( Operator Menara Bor )3. Driller ( Juru Bor )

4. Company Man ( Ahli Pengendali Bor )

Terdapat tahapan tahapan yang harus dilalui sebelum dilakukan pengeboran, yaitu :

1. Perizinan

2. Persiapan Jalan Ke Lokasi ( untuk memperhatikan keselamatan kerja )3. Persiapan Lokasi ( mempersiapkan tempat untuk pengeboran ), terbagi :

a. Pengeboran Darat

i. Meratakan Lokasi

ii. Pengerasan Lokasi

iii. Membuat Kolam Kolam Penampung ( Mud Pit )

iv. Membuat Cellar

b. Pengeboran Laut

4. Persiapan Air ( sebagai bahan pembuat lumpur pengeboran )

5. Persiapan Peralatan Pengeboran

b. Transportasi ( untuk menghindari penumpukan peralatan di lokasi )

i. Transportasi Darat

ii. Transportasi Laut

iii. Transportasi Udara

b. Rig Up ( merangkai peralatan pengeboran di lokasi dan mendirikan menara ). Tahap rigging up :

i. Cellar

ii. Substructure

iii. Floor

iv. Prime Mover

v. Draw Work ( selesainya tahap ini dapat digunakan untuk mendirikan derrick )

Dalam kegiatan pengeboran sendiri terdapat lima sistem yang sangat penting dalam kelancaran proses pengeboran, yaitu :

1. Sistem Tenaga ( Power System )

Terdiri dari power supply equipments, yang dihasilkan oleh mesin mesin besar yang dikenal dengan nama prime mover dan distribution equipments. Berfungsi untuk mendukung jalannya kegiatan pengeboran. Penggunaan prime mover ditentukan oleh besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing program dan kedalaman sumur.

2. Sistem Angkat ( Hoisting System )

Fungsi utama dari sistem ini adalah memberikan ruang kerja yang cukup untuk pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor dan peralatan lainnya. Sistem angkat terdiri dari dua bagian utama, yaitu :

1. Supporting Structure ( Rig )

Merupakan konstruksi menara yang ditempatkan di atas titik bor. Fungsi utamanya sebagai penyangga peralatan peralatan pengeboran dan memberi ruang yang cukup untuk operasi pengeboran. Terdiri dari drilling tower, sub structure, dan rig floor. Drilling tower berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan casing ke dalam lubang bor selama operasi pengeborang berlangsung. Ada tiga jenis dari drilling tower, yaitu : 1. Conventional Standard Derrick2. Portable Skid Mast3. Mobile atau Treiler Mounted Type Mast Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang langsung diatas titik bor. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig dan ketinggian blow out preventer stack. Rig floor ditempatkan diatas substructure. Berfungsi untuk menampung peralatan peralatan pemboran yang kecil, tempat berdirinya menara, mendudukan drawwork, tempat kerja driller, dan rotary helper. Susunan lantai bor sendiri terdiri dari :

1. Rotary Table ( memutar rangkaian pipa bor )

2. Rotary Drive ( meneruskan daya dari drawwork ke meja putar )

3. Drawwork ( hoisting mechanisme pada rotary drilling rig )

4. Drilles Console ( pusat instrumentasi drilling rig )

5. Make Up and Break Out Tongs ( penyambung atau pelepas drill pipe dan drill collar )

6. Mouse Hole ( tempat dimana drill pipe diletakkan saat dilakukan penyambungan pada Kelly dan rangkaian pipa bor )

7. Rat Hole ( dimana Kelly ditempatkan saat berlangsung cabut pasang pipa )

8. Dog House (rumah kecil yang digunakan sebagai ruang kerja driller dan penyimpanan alat alat kecil )9. Pipe Ramp ( jembatan penghubung antara catwalk dengan rig floor )10. Catwalk ( untuk menyimpan pipa yang akan ditarik ke lantai bor lewat pipe ramp )11. Hydraulic Cathead (untuk menyambung dan melepas sambungan jika dipasang drill pipe atau drill collar akan ditambahkan atau dikurangi dari drill stem pada saat tripping yaitu masuk atau keluar dari sumur bor )Untuk ukuran menara pengeboran yang penting adalah kapasitas, tinggi, luas lantai dan tinggi lantai bor.

2. Hoisting Equipments, terdiri dari :

1. Drawwork

Merupakan otak dari derrick atau suatu unit pengeboran, dimana seorang driller melakukan dan mengatur operasi pengeboran. Drawwork biasanya dihubungkan dengan prime mover dan diletakkan didekat meja putar.

2. Overhead Tools

Merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri dari crown block, traveling block, hook, dan elevator

3. Drilling Line

Terdiri dari dead line, fast line, drilling line, supply, dan dead line anchor. Digunakan untuk menahan beban pada hook. Terbuat dari kawat baja yang kecil dan diatur menjadi sebuah lilitan. Lilitan ini terdiri dari enam kumpulan dan satu bagian tengah core. Biasanya drilling line ini digunakan kurang dari enam puluh jam, jika lebih dari itu dikhawatirkan drilling line akan putus dan menyebabkan kecelakaan.

3. Sistem Putar ( Rotary System )

Fungsi utamanya adalah untuk memutar rangkaian pipa bor dan juga memberikan beratan di atas pahat untuk member suatu formasi. Terdiri dari :

1. Rotary Table

Dipasang pada lantai bor dengan posisi tegak lurus traveling block, bagian tengahnya terdapat lubang tempat master bushing dipasang.

2. Master Bushing

Disebut juga bantalan dan didalamnya terdapat bowl.3. Kelly Bushing

Menyatukan master bushing dengan pin drive. Saat Kelly bushing berada di atas master bushing, pin drive masuk ke dalam pin hole.

4. Kelly

Merupakan rangkaian pipa bor yang paling atas dimana bentuk luarnya dapat berbentuk segi empat, segi tiga, dan segi enam. Hal ini untuk memudahkan rotary table memutar Kelly. Kelly dapat dimasukkan ke dalam Kelly bushing.

5. Swivel

Ujung teratas rangkaian pipa bor. Berfungsi untuk memberikan kebebasan pada pipa bor untuk berputar, memberikan perpaduan gerak vertikal dengan gerak berputar dapat bekerja bersama sama, penghubung rotary hose dengan Kelly.

6. Drill Pipe

Drill pipe merupakan rangkaian pipa bor terpanjang ( jumlah paling banyak dalam satu rangkaian pipa bor ), fungsinya untuk menghubungkan Kelly dengan drill collar dan mata bor di dasar lubang bor, memberikan rangkaian panjang pipa bor, memungkinkan naik turunnya mata bor, meneruskan putaran dari meja putar ke meja bor, meneruskan aliran lumpur bor dari swivel ke mata bor. Terdapat dua tipe utama dari drill pipe, yaitu :

1. Standart Drill Pipe ( digunakan di permukaan sampai top drill collar )

2. Heavy Weight Drill Pipe ( digunakan pada kondisi khusus )

Drill pipe juga memiliki tiga range yang berbeda, yang fungsinya untuk mempermudah pemesanan dan pemasangannya. Tiga range tersebut terdiri dari :

1. ( 18 22 ) feet

2. ( 27 30 ) feet

3. ( >34 ) feet

Drill pipe di cepu merupakan produksi tahun 76, satuan berat nominalnya pound per feet. Terbagi menjadi box, body, pin, dan protector. Ukuran ulir pin sendiri harus diukur dan sama, agar dapat masuk ke dalam box saat dipasang. Terdapat 6 jenis trade pada drill pipe, yaitu :

1. High Full

2. Full Hole

3. Wide Open

4. Slim Hole

5. Regular Hole

6. H 90

Selain itu tiap tiap drill pipe memiliki perbedaan warna ( kode warna ) pada box drill pipe. Pemberian kode warna ini menunjukan berapa kali drill pipe telah digunakan. Kode warna pada drill pipe yaitu :

1. 1 2 ( kuning )

2. 3 4 ( hijau )

3. 4 5 ( merah )

7. Drill Collar

Berbentuk seperti drill pipe tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar tool joint DP. Sehingga dinding DC lebih tebal dari DP. Ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah diatas mata bor. Fungsi utamanya sebagai pemberat, membuat putaran rangkaian pipa bor stabil, memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor. Ada tiga jenis drill collar yaitu :

1. Standard Drill Collar

2. Spiralled Drill Collar

3. Zipped Drill Collar

8. Mata Bor

Merupakan ujung dari rangkaian pipa bor yang langsung menyentuh formasi dengan fungsi menghancurkan dan menembus formasi. Jenis jenis mata bor yaitu :

1. Drag Bit ( mempunyai roda yang dapat bergerak dan member dengan gaya keruk dari blandeznya )

2. Roller Cone Bit ( bit yang mempunyai kerucut yang dapat berputar untuk menghancurkan batuan )

3. Diamond Bit ( membor batuan berdasarkan penggoresan dari butir butir intan yang dipasang pada matrix besi.

4.Sistem Sirkulasi ( Circulation System )

Tersusun oleh empat sub komponen utama, yaitu : 1. Drilling Fluid ( Lumpur Pengeboran )Lumpur pengeboran pada mulanya berfungsi sebagai pembawa cutting dari dasar lubang bor ke permukaan. Lumpur pengeboran mempunyai fungsi penting dalam operasi pengeboran, antara lain : 1. Mengangkat cutting ke permukaan 2. Mengontrol tekanan formasi3. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string4. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake5. Menahan cutting saat sirkulasi dihentikan 6. Mengurangi sebagian berat rangkaian pipa bor7. Melepas cutting dan pasir di permukaan 8. Mendapatkan informasi ( mud logging, sample log )9. Sebagai media logging2. Preparation AreaDitempatkan pada tempat dimulainya sirkulasi lumpur, yaitu di dekat pompa lumpur, terdiri dari peralatan peralatan yang diatur untuk memberikan fasilitas persiapan atau treatment lumpur bor yang meliputi mud house, steel mud pits, mixing hopper, chemical mixing barrel, water tanks, dan reserve pit.3. Circulating EquipmentBerfungsi mengalirkan lumpur dari mud pit ke rangkaian pipa bor dan nail ke annulus membawa serbuk bor ke permukaan menuju ke solid control equipments, sebelum kembali ke mud pits untuk disirkulasikan kembali. Peralatannya terdiri dari mud pit, mud pump, pump discharge and return line, stand pipe, dan rotary hose.

4. Solid Control EquipmentDitempatkan didekat rig. Terdiri dari peralatan peralatan khusus yang digunakan untuk clean up lumpur bor setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utamanya adalah memisahkan lumpur dari cutting dan gas yang terikut.5. Sistem Pencegahan Semburan Liar ( BOP System )Komponen komponen blow out prevention system terdiri dari : 1. BOP StackSemburan liar ( Blow out ) adalah peristiwa mengalirnya fluida formasi dari dalam sumur secara tidak terkendali. Kejadian ini didahului dengan masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor ( well kick ). Penyebab terjadinya well kick adalah karena tekanan didalam lubang bor ( hydrostatic pressure ) lebih kecil dari tekanan formasi, yang disebabkan oleh : 1. Lubang bor tidak penuh2. Swabbing sewaktu trip3. Lumpur yang kurang berat 4. Loss CirculationSetiap kick pasti didahului oleh tanda tanda di permukaan. Tanda tanda kick adalah sebagai berikut : 1. Drilling Break ( bertambahnya kecepatan pemboran secara mendadak )2. Bertambahnya kecepatan aliran lumpur3. Volume lumpur di dalam tanki bertambah4. Berat jenis lumpur turun5. Stroke pemompaan lumpur bertambah6. Tekanan sirkulasi lumpur turun7. Gas cut mudPeralatan pencegah semburan liar ditempatkan pada kepala casing dibawah rotary table pada lantai bor. BOP stack ( peralatan dengan valve bertekanan tinggi yang didesain untuk menahan tekanan lubang bor bila terjadi kick ) meiputi : 1. Annular PreventerDitempatkan paling atas dari susunan BOP stack. Berisi rubber packing element yang dapat menutup annulus baik lubang dalam keadaan kosong atau ada rangkaian bor. Semakin besar tekanan dari bawah semakin rapat menutupnya.2. Pipe Ram PreventerMenutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang. Pipe ram preventer memiliki tiga jenis yang berbeda, yaitu : a. Pipe Ram ( menutup sumur jika ada pipa ukuran tertentu )b. Blind Ram ( menutup sumur jika tidak ada pipa didalamnya )c. Shear Ram ( menutup sumur apabila terjadi kick dengan memotong pipa yang ada di dalamnya )3. Drilling SpoolTerletak diantara preventers. Berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line dan kill line.4. Blind Ram Preventer5. Casing HeadMerupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai pondasi BOP stack.2. AccumulatorDitempatkan pada jarak sekitar seratus meter dari rig, bekerja pada BOP stack dengan high pressure hydraulis. Pada saat terjadi kick, crew dapat dengan cepat menutup blow out preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau remote pada panel yang terletak di lantai bor. Unit ini dijalankan pada saat crew sudah meninggalkan lantai bor.3. Supporting SystemSelain kedua hal diatas, terdapat supporting system untuk blow out prevention system, yaitu :

1. Choke Manifold

Bekerja pada BOP stack dengan high pressure line disebut choke line. Membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi.

2. Kill Line

Bekerja dengan BOP stack, lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi formasi.

BAB IV

4.1 KESIMPULAN Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam suatu operasi pemboran lepas pantai patut diperhitungkan kedalaman laut, besar ombak, besarnya angin dan iklim. Juga diperhitungkan jauh tempatnya pemboran dari pantai dan perkiraan lamanya waktu pemboran dari mulai membor sampai berakhirnya produksi, karena semua ini sangat diperlukan untuk menentukan jenis-jenis rig platform yang akan digunakan.

2. Pada operasi pemboran lepas pantai juga diperlukan peralatan-peralatan khusus untuk menanggulangi arus laut dan kedalaman laut (tekanan hidrostatik) dan gerakan-gerakan dari drillship.

Jenis-jenis Fixed Platform

Jenis-jenis Ship Platform

Tension Leg Platform4.2 Saran

Semoga makalah ini berguna baik bagi kami khususnya dan pembaca makalah ini umumnya.9