nutri siku

34
PERAN NUTRISI PADA TUMBUH KEMBANG ANAK 1. Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang telah dikemukakan adalah nutrisi ( Hull, 2008 ). Nutrisi pada masa anak berperan penting dalam proses tumbuh kembang. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang yang seharusnya dan mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh yang dapat menyebabkan terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, pemenuhan kebutuhan nutrisi juga dapat meningkatkan kualitas hidup dalam melakukan aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga berperan sebagai sumber tenaga, zat pembangun dan pengatur dalam tubuh ( Soetjiningsih dan Suandi, 2002 ). 1

Upload: david-sugiarto

Post on 18-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdafdsafdsf

TRANSCRIPT

Page 1: Nutri Siku

PERAN NUTRISI PADA TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Pendahuluan

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang

telah dikemukakan adalah nutrisi ( Hull, 2008 ).

Nutrisi pada masa anak berperan penting dalam proses tumbuh kembang.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang membantu pertumbuhan dan

perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang yang seharusnya dan

mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh yang dapat

menyebabkan terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, pemenuhan kebutuhan

nutrisi juga dapat meningkatkan kualitas hidup dalam melakukan aktivitas sehari-hari

karena nutrisi juga berperan sebagai sumber tenaga, zat pembangun dan pengatur

dalam tubuh ( Soetjiningsih dan Suandi, 2002 ).

2. Tumbuh Kembang Anak

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya

berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan adalah

bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh karena adanya multiplikasi ( bertambah

banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah

bertambahnya kemampuan atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

1

Page 2: Nutri Siku

teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi ( Wong et al., 2008 ).

Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap

aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ

atau individu. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang

berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan

( Wong et al., 2008 ).

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena

masa ini merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan

kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya

( Soetjiningsih, 1995 ).

Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri.

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan ( panjang

badan ) dan lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan berat semua jaringan yang ada pada tubuh. Pengukuran

tinggi badan digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai status gizi.

Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.

Pertumbuhan otak kecil ( mikrosefali ) menunjukkan adanya reterdasi mental,

sedangkan apabila otaknya besar ( volume kepala meningkat ) dapat terjadi akibat

penyumbatan cairan serebrospinal ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).

2

Page 3: Nutri Siku

Frankenburg dan kawan – kawan (1981), melalui DDST ( Denver

Development Screening Test ), mengemukakan 4 parameter perkembangan yang

dipakai dalam menilai perkembangan anak, yaitu ( Soetjiningsih, 1995 ):

a. Personal social ( tingkah laku sosial ).

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus ).

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan

yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi

memerlukan kondisi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar,

memegang sesuatu benda, dan lain - lain.

c. Language ( bahasa ).

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah

dan berbicara spontan.

d. Gross motor ( perkembangan motorik kasar ).

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

3. Nutrisi

Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh

tubuh untuk metabolisme, yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral

( Dorland, 2002 ).

3

Page 4: Nutri Siku

3.1. Air

Air berfungsi menjadi medium untuk nutrisi lainnya. Air merupakan unsur

paling penting diantara semua nutrisi dan terdapat baik dalam makanan padat maupun

dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan

media tempat semua proses metabolisme berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui

udara pernapasan disamping itu lewat keringat, urin dan feses. Manusia dapat hidup

berminggu-minggu tanpa makanan, namun tanpa air hanya dapat bertahan hidup

beberapa hari saja ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).

3.2. Protein

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Terdapat dua

jenis protein, yaitu: protein hewani yang didapat dari daging hewan dan protein nabati

yang didapat dari tumbuh-tumbuhan ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).

Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih

mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein

hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam pemenuhan protein yang

seimbang.

Fungsi protein berperan penting bagi semua jaringan tubuh, yaitu ( Solihin

dan Pudjiadi, 2001; Beck, 2000 ):

1. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang

normal.

2. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa

pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan laktasi.

4

Page 5: Nutri Siku

3. Protein diperlukan dalam pembuatan protein yang baru dengan fungsi khusus

didalam tubuh, yaitu sebagai enzim dan hormon.

4. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.

3.3. Lemak

Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali

lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai

kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak

dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak juga berfungsi untuk mempermudah absorbsi

vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.

Fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):

1. Sumber energi. Lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan energi bagi

aktivitas jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.

2. Ikut serta membangun jaringan tubuh. Sebagian lemak masuk ke dalam sel tubuh

dan merupakan bagian esensial dari struktur sel tersebut.

3. Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubuh yang penting akan

mempertahankan organ tubuh dalam posisinya dan melindunginya terhadap

cedera.

4. Penyekat ( isolasi ). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan panas

dari tubuh.

5. Perasaan kenyang. Adanya lemak di dalam bolus makanan ketika lewat dalam

duodenum mengakibatkan penghambatan peristaltik lambung dan sekresi asam,

5

Page 6: Nutri Siku

sehingga menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa

lapar.

6. Vitamin larut dalam lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam usus dan

melarutkan vitamin yang larut dalam lemak.

3.4. Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga. Bayi yang baru mendapat asupan

makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam

ASI. Pada anak yang lebih besar, karbohidrat didapatkan dari makanan yang banyak

mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak

mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh

akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh. Fungsi karbohidrat di

dalam tubuh yaitu untuk menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas

tubuh ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).

3.5. Vitamin

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan yang berfungsi

untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow dan Reeding, 1988). Vitamin terbagi

dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut

dalam lemak ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):

1) Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam

tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu. Vitamin B

6

Page 7: Nutri Siku

mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari vitamin

tersebut:

B1 atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam

pembentukan energi ( sebagai koenzim ). Kekurangan vitamin ini akan

menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan

pembuluh darah dan sel saraf.

B2 atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino,

dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan

vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif

dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia

2) Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini

peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh:

A: untuk pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi sel epitel

D: untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan

tulang dan gigi.

E: sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang

penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas.

K: untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh

adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro yaitu

Fe dan Zn.

3.6. Mineral

7

Page 8: Nutri Siku

Unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral

merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting

dalam pengendalian komposisi cairan tubuh. Unsur-unsur mineral di dalam tubuh

kurang lebih 3% dari keseluruhan berat tubuh. Sejumlah mineral terlibat dalam

berbagi proses tubuh, seperti : kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, besi

fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium.

Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):

1. Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi yang memberikan kekuatan serta

rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya: kalsium, fosfor dan magnesium.

2. Mineral membentuk garam-garam yang dapat larut dan dengan demikian

mengendalikan komposisi cairan tubuh.

3. Mineral turut membangun enzim dan protein.

4. Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang

Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan

usia anak, yaitu mulai umur 0-6 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia todlerr

dan prasekolah, usia sekolah dan usia remaja ( Rudolph, 2007 ).

4.1. Umur 0-4 Bulan

Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu ( ASI )

yang mempunyai komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi

gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula. Pemberian ASI

eksklusif adalah sampai 4 bulan tanpa makanan yang lain, sebab kebutuhannya sesuai

8

Page 9: Nutri Siku

dengan jumlah yang dubutuhkan pada bayi. Proses pemberian ASI ini dapat

dilakukan melalui proses menyusui ( Rudolph, 2007 ). Menurut Depkes tahun 2007,

pemberian ASI eksklusif tanpa memberikan makanan atau minuman lain adalah

sampai usia 6 bulan ( Depkes, 2007 ).

Proses menyusui akan memberikan dampak yang baik seperti pada proses

awal menyusui setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada

kolostrom yang kaya akan protein dan mengandung imunoglobulin A yang tinggi

melalui keluarnya ASI pertama, disamping itu proses menyusui akan membantu

reflek bayi untuk mengisap yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang pada bayi

terpenuhi dan membantu proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi

karena adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi proses hormonal terutama

oksitosin dan prolactin ( Rudolph, 2007 ).

Komposisi ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium laktasi. Berdasarkan

stadium laktasi, ASI dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kolostrum, ASI transisi, dan

ASI matang. Kolostrum adalah air susu pertama yang keluar berbentuk cairan

kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang. Kolostrum mengandung

protein, vitamin yang larut dalam lemak, dan mineral yang lebih banyak dari ASI

matang. Kolostrum sangat penting untuk diberikan karena selain tinggi akan

immunoglobulin A (IgA) sebagai sumber imun pasif bagi bayi. Produksi kolostrum

dimulai sejak masa kehamilan sampai beberapa hari setelah kelahiran. Namun, pada

umumnya kolostrum digantikan oleh ASI transisi dalam dua sampai empat hari

setelah kelahiran bayi. ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi

kolostrum sampai kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan protein

9

Page 10: Nutri Siku

dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa dan vitamin

larut air, semakin meningkat. Volume ASI transisi semakin meningkat seiring dengan

lama menyusui dan kemudian digantikan oleh ASI matang. ASI matang mengandung

dua komponen berbeda berdasarkan waktu pemberian yaitu foremilk dan hindmilk.

Foremilk merupakan ASI yang keluar pada awal bayi menyusu, sedangkan hindmilk

keluar setelah permulaan let-down.Foremilk mengandung vitamin, protein, dan tinggi

akan air. Hindmilk mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak dari

foremilk ( Butte et al., 2002 ).

Tidak semua anak mendapatkan ASI secara langsung, banyak kita temukan

anak yang kebutuhan nutrisinya diperoleh melalui susu formula. Dalam hal

pemakaian susu formula atau susu botol yang perlu diperhatikan adalah sterilkan

dahulu sebelum memberikan pada bayi dengan cara dipanaskan, jangan membuat

lama-lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pamakaian susu formula, dan lain-lain

( Soetjiningsih dan Suandi, 2002; Rudolph, 2007 ).

4.2. Umur 4-6 Bulan

Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak yang utama tetap adalah ASI

kemudian di tambah lagi dengan bubur susu dan sari buah sebagai makanan

pendamping ASI ( MP-ASI ). Tambahan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada

anak ini seiring dengan perkembangan fungsi sistem pencernaan ( Rudolph, 2007 ).

4.3. Umur 6-9 Bulan

10

Page 11: Nutri Siku

Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan dari ASI

kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah. Penambahan

bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia

anak. Makanan lembek padat mulai bisa diberkan mengingat perkembangan gigi

sudah mulai ( Rudolph, 2007 ). Makanan lembek adalah makanan bayi yang terdiri

dari campuran komponen dasar yaitu makanan pokok ( padi – padian / umbi – umbi

an ) , makanan sumber protein hewani atau nabati ( susu, ikan, telor, daging, kacang-

kacangan ), makanan sumber vitamin dan mineral ( sayur dan buah ) serta sumber

energy ( minyak, lemak, mentega ) ( Soetjiningsih dan Suandi, 2002 ). Menurut

Jelliffe, setelah berusia bulan, bayi harus mendapat tambahan makanan yang bergizi

dan mengandung protein yan cukup. Jelliffe menyebut jembatan protein ( three plank

protein bridge ) yang terdiri dari : ASI harus diteruskan + protein heani + protein

nabati ( Jelliffe, 1978 ).

4.4. Umur 10-12 Bulan

Pada usia anak ini masih tetap diberikan ASI dengan penambahan bubur,

susu, bubur tim kasar dan buah. Bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat

dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi

pencernaan sudah lebih bertambah ( Rudolph, 2007 ).

4.5. Usia todler dan prasekolah

Pada usia ini sebaiknya penyediaan menunya bervariasi untuk mencegah

kebosanan. Makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran, buah , sereal

11

Page 12: Nutri Siku

atau roti serta susu. Pada anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan

mengunyahnya sudah kuat ( Rudolph, 2007 ).

Usia todler dan prasekolah umumnya membutuhkan ( Soetjiningsih, 1995 ):

• Susu : 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam 1 kali minum kira-kira 1/2-1 gelas.

• Daging : 2 kali atau lebih dalam 1 hari.

• Sereal dan roti : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-kira 1/2-1

potong roti atau 1/2-1 gelas bubur.

• Sayur dan buah-buahan : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Meliputi sekurang-

kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau.

4.6. Usia Sekolah

Pada usia sekolah, anak membutuhkan penyediaan makanan dasar yang sama

dengan yang dibutuhkan oleh anak usia prasekolah, tapi kebutuhannya lebih banyak

dari usia prasekolah. Contoh : Susu satu gelas, daging 6-8 potong, roti 1-2 potong

roti, sereal 1/2-1 mangkok ( Rudolph, 2007 ).

4.7. Usia Remaja

Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat karena perubahan

pada masa pubertas dan aktifitas. Pada usia remaja anak akan sangat menyadari

gambaran diri sehingga perlu pemantauan diet dalam makanan, seperti takut akan

obesitas dan takut timbulnya jerawat akibat makanan. Pada masa ini terjadi

pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan sehingga kebutuhan gizipun

meningkat ( Rudolph, 2007 ).

12

Page 13: Nutri Siku

5. Dampak Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak

5.1. Dampak Psikologis

Mencakup aspek psikodinamik, psikososial dan maturasi organik.

a. Psikodinamik ( Freud )

Pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar

melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam

pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Dampak psikodinamik yang

diperoleh bayi adalah kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan

kehangatan saat pemenuhan  kebutuhan dasar tersebut ( Tershakovec dan Stallings,

2010 ).

b. Psikososial ( Erikson )

Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan

psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya. Makanan  merupakan 

stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak dan pemuasan yang konsisten

terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak terhadap lingkungannya

terutama lingkungan keluarga ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).

c. Maturasi Organik ( Piaget )

Perkembangan organik yang dilalui anak melalui makanan adalah

pengalaman mendapatkan beberapa sensoris seperti rasa atau pengecapan,

penciuman, pergerakan dan perabaan. Dengan dikenalkan berbagai macam makanan,

13

Page 14: Nutri Siku

anak akan kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah

kayanya penciuman melaui bau makanan. Selain itu, dengan makanan anak dapat

meningkatkan keterampilan, seperti memegang  botol susu, memegang cangkir,

sendok, dan keterampilan koordinasi gerak\ seperti menyuap dan menyendok

makanan ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).

5.2. Dampak Fisiologis

Dampak nutrisi pada anak  yang terlihat jelas adalah terhadap

pertumbuhan fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang adekuat pada

ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin.

Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar

dan sejalan dengan itu, janin tumbuh dan berkembang sampai pada usia kehamilan

yang matang maka janin siap dilahirkan dengan berat badan dan pertumbuhan organ

fisik lainnya yang normal. Terutama pada trimester pertama pada saat terjadi

pertumbuhan otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi

pertumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapat asupan gizi yang adekuat,

bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan makanan pada ibu

selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan bayi ( Tershakovec dan

Stallings, 2010 ).

Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk bayi,

toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat berdampak pada

pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan bertambah tinggi atau

meningkat secara kuantitas ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).

14

Page 15: Nutri Siku

6. Dampak Nutrisi Kurang Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Nutrisi yang kurang juga berdampak pada pertumbuhan anak. Dampak yang

ditimbulkan akibat nutrisi yang kurang pada pertumbuhan anak antara lain berat

badan tidak sesuai dengan umur, tinggi badan tidak sesuai dengan umur, berat badan

tidak sesuai dengan tinggi badan dan lingkar kepala dan lingkar lengan kecil

( Hidayat dan Aziz, 2005 ).

Nutrisi yang kurang juga berdampak pada perkembangan anak. Hasil

penelitian oleh Proboningsih pada tahun 2004 menunjukkan bahwa anak pada

kelompok status nutrisi baik terdapat 78.6% memiliki perkembangan normal

( motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kepribadian ) dan 21,4% perkembangan

yang terhambat ( motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kepribadian ). Sedangkan

pada kelompok nutrisi kurang terdapat 53,6% memiliki perkembangan normal

( motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kepribadian ) dan 46,4% perkembangan

yang terhambat ( motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan kepribadian ). Hal ini

menunjukkan bahwa status nutrisi baik dan status nutrisi kurang memiliki perbedaan

yang bermakna pada proses perkembangan anak ( Proboningsih, 2004 ). Penelitian

lain yang dilakukan oleh Schmidt dan kawan – kawan pada tahun 2004 juga

membuktikan bahwa pemberian nutrisi penting untuk perkembangan anak ( Schmidt

et al., 2004 ).

Anak dengan nutrisi yang kurang akan mengalami keterlambatan dalam

perkembangan motorik kasar. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan

15

Page 16: Nutri Siku

perkembangan otot – otot tubuh sehingga kemampuan aktifitas kontraksi otot menjadi

berkurang. Selain dari faktor internal otot, nutrisi yang kurang menyebabkan adanya

ketersediaan energi yang tidak adekuat dalam melakukan aktifitas motorik seperti

tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan dan berlari ( Proboningsih, 2004 )

Pemenuhan nutrisi berhubungan erat dengan tingkat kecerdasan anak.

Kurangnya nutrisi dapat berakibat kurangnya mielinisasi pada otak sehingga terjadi

kesulitan dalam menghantarkan informasi dari satu neuron ke neuron yang lain

( Proboningsih, 2004 )

Anak yang mengalami kurang nutrisi akan menjadi tidak aktif, apatis dan

tidak mampu berkonsentrasi, hal ini disebut functional isolationis. Hal ini disebabkan

karena untuk melakukan aktifitas, ketersediaan energi yang cukup banyak dibutuhkan

melalui pemenuhan nutrisi yang adekuat ( Proboningsih, 2004 )

7. Penyakit akibat kurang nutrisi

Nutrisi yang kurang juga dapat menyebabkan penyakit kurang energi dan

protein ( KEP ). Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi

kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi

karbohidrat dan protein. Jenis penyakit kurang energi dan protein di kenal dalam 3

bentuk yaitu : kwarshiorkor, marasmus dan marasmus kwarshiorkor ( Hidayat dan

Aziz, 2005 ).

a. Kwarshiorkor

16

Page 17: Nutri Siku

Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana yang berati “anak yang

kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi

protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake

karbohidrat yang normal atau tinggi ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).

Tanda yang sering dijumpai pada pada penderita kwashiorkor yaitu gagal

untuk menambah berat badan, penurunan masa otot, rambut kemerahan dan mudah

dicabut, edema general ( muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit)

dan perubahan mental ( letargia, iritabilitas dan apatis ). Pada keadaan akhir dapat

menyebabkan shok berat, koma dan berakhir dengan kematian ( Hidayat dan Aziz,

2005 ).

b. Marasmus

Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus kering.

Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat

cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk

memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup ( Hidayat

dan Aziz, 2005 ).

Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya ( seperti

lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam

keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus kering ( Hidayat dan Aziz,

2005 ).

c. Marasmus Kwarshiorkor

17

Page 18: Nutri Siku

Tipe marasmus kwashiorkor terjadi karena makanan sehari-hari tidak cukup

mengandung protein dan juga kalori untuk pertumbuhan normal. Pada tipe ini terjadi

penurunan berat badan dibawah 60 % dari normal ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).

Gejala klinis dari tipe marasmus kwashiorkor adalah merupakan gabungan

antara marasmus dan kwashiorkor yaitu adanya edema dengan berat badan dibawah

60 % dari normal berat badan sesuai dengan usia ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).

18

Page 19: Nutri Siku

KESIMPULAN

Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh

tubuh untuk metabolisme. Pemenuhan kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan anak karena nutrisi dalam tubuh dapat

membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya

berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh.

Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan

usia anak, yaitu mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia todlerr

dan prasekolah, usia sekolah dan usia remaja. Nutrisi yang kurang dapat

menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak, serta dapat

menyebabkan penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi

dan protein ( KEP ).

19

Page 20: Nutri Siku

DAFTAR PUSTAKA

Beck EM. 2000. Nutrition and Dietics For Nurse. New York : Aspan Publisher.

Butte N, Lopez MG and Garza C. 2002. Nutrient Adequacy of Exclusive

Breastfeeding For The Term Infant During The First Six Months of Life.

Geneva: World Health Organization; 2002.

Depkes, RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Dorland and Newman WA, 2002. In Koesomawaty H, artanto H, Salim IN, Setiawan

L, Valleria dan Suparman W ( Eds. ) Kamus Kedokteran Dorland ( Edisi 29 ).

Jakarta : EGC.

Hidayat dan Azis A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba

Medika.

Hull D and Johnston DI. 2008. Gizi. In Yusna D, Harianto H ( Eds. ) : Dasar – Dasar

Pediatri ( Edisi 3 ). Jakarta : EGC, pp 75.

Jelliffe DB and Jelliffe EFP. Human Milk in Modern World ( 2nd edition ). Oxford :

Oxford Press University.

Marlow DR and Reeding BA. 1988. Textbook of Pediatric Nursing ( Edisi 6 ). India :

Harcourt Private Ltd, pp 45.

20

Page 21: Nutri Siku

Proboningsih, J. 2004. Perbedaan Perkembangan (Motorik Kasar, Motorik Halus,

Bahasa, dan Kepribadian) Pada Anak Usia 12 – 18 Bulan Antara Status Gizi

Kurang dan Status Gizi Normal.

Rudolph CD. 2007. Gastroenetrologi dan Nutrisi. In : Buku Ajar Pediatri Volume 2

( Edisi 20 ). Jakarta : EGC, pp 1108 – 1124.

Schmidt, Marjanka K, Muslimatun S, Schultink W and Joseph G. 2004. Mental and

Psychomotor Development in Indonesian Infants of Mothers Supplemented

with Vitamin A in Addition to Iron During Pregnancy. British Journal of

Nutrition ( 91): 279–285.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak dan Nutrisi Ibu hamil – Pertumbuhan

Janin. In Ranuh IGN ( Ed. ) : Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, pp 1 –

95.

Soetjiningsih dan Suandi IKG. 2002. Gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak. In Ranuh

IGN, Narendra MB, Sularyo TS dan Suyitno H ( Eds. ) : Tumbuh Kembang

Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto, pp 22-51.

Solihin dan Pudjiadi. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Empat. Jakarta : FKUI.

Tershakovec MA and Stallings VA. 2010. Nutrisi Pediatri dan Gangguan Nutrisi. In

Berhman RE, Kliegman RM ( Eds. ) : Nelson Esensi Pediatri ( Edisi 4 ).

Jakarta : EGC, pp 65 – 102.

21

Page 22: Nutri Siku

Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML and Schwatrz P. 2008. Pengaruh

Tumbuh Kembang pada Peningkatan Kesehatan Anak. In : Buku Asas

Keperawatan Pediatrik Volume 1 ( Edisi 6 ). Jakarta : EGC, pp 108 – 135.

22