nasional - depkes.go.id · sanimas tps-3r pamsismas rekompak p3-tgai bsps program infrastruktur...

6
ISSN 2442-7659 Kesehatan Keluarga eluarga Indonesia Sehat ehat menuju Nasional 2) Pengembangan sumber daya meliputi penyediaan dana secara bertahap, terutama untuk kelengkapan sarana dan prasarana puskesmas, pelatihan tenaga kesehatan (training of trainer), biaya operasional; 3) Koordinasi bimbingan yang dapat dilakukan pada kegiatan rapat kerja kesehatan nasional (Rakerkesnas), bina wilayah (binwil) terpadu, dan lain-lain; 4) Monitoring dan evaluasi. Pada tingkat provinsi peran yang dilakukan, yaitu : 1) Tahap persiapan dan melakukan pelatihan dan menyediakan sumber daya lain; 2) Tahap pelaksanaan dalam hal pengolahan data, koordinasi bimbingan teknis (bimtek) serta membina dan melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam proses kegiatan; 3) Tahap evaluasi yaitu melakukan pemantauan dan pengendalian pada setiap tahapan pelaksanaaan di kabupaten/kota, mengembangkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik hasil pelaporan pada kabupaten/kota serta melakukan pemetaan wilayah tingkat provinsi berdasarkan hasil evaluasi. Adapun di tingkat kabupaten/kota perannya sangat strategis untuk memastikan pelaksanaan oleh Puskesmas berjalan efektif dan efisien, yaitu : 1) Tahap persiapan berperan dalam hal menyediakan sumber daya manusia di Puskesmas yang dibutuhkan, melakukan pelatihan/pembekalan, menyediakan sarana prasarana dan alat pendukung di Puskesmas, serta menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas. 2) Tahap pelaksanaan berperan dalam pengolahan data keluarga sehat di tingkat kabupaten/kota, koordinasi dan bimtek, membina Puskesmas dalam proses manajemen Puskesmas. 3) Tahap evaluasi berperan dalam melakukan pemantauan dan pengendalian pada setiap tahapan pelaksanaan di Puskesmas, mengembangkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik pelaporan pada Puskesmas, pemetaan wilayah berdasarkan hasil evaluasi. 2018 Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta Selatan ISSN 2442-7659 Tim Redaksi : Penanggung Jawab Redaktur Penyunting : Didik Budijanto : Rudy Kurniawan : Nuning Kurniasih : Toriq Said : Evida Veronika M : Dian Mulya Penulis Kontributor Desain Grafis/Layouter

Upload: dinhkiet

Post on 07-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN 2442-7659

Kesehatan Keluarga

eluarga

IndonesiaSehat

ehat menuju

Nasional

2) Pengembangan sumber daya meliputi penyediaan dana secara bertahap, terutama untuk

kelengkapan sarana dan prasarana puskesmas, pelatihan tenaga kesehatan (training of trainer), biaya

operasional;

3) Koordinasi bimbingan yang dapat dilakukan pada kegiatan rapat kerja kesehatan nasional

(Rakerkesnas), bina wilayah (binwil) terpadu, dan lain-lain;

4) Monitoring dan evaluasi.

Pada tingkat provinsi peran yang dilakukan, yaitu :

1) Tahap persiapan dan melakukan pelatihan dan menyediakan sumber daya lain;

2) Tahap pelaksanaan dalam hal pengolahan data, koordinasi bimbingan teknis (bimtek) serta membina

dan melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten/kota dalam proses kegiatan;

3) Tahap evaluasi yaitu melakukan pemantauan dan pengendalian pada setiap tahapan pelaksanaaan

di kabupaten/kota, mengembangkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik hasil pelaporan

pada kabupaten/kota serta melakukan pemetaan wilayah tingkat provinsi berdasarkan hasil evaluasi.

Adapun di tingkat kabupaten/kota perannya sangat strategis untuk memastikan pelaksanaan oleh

Puskesmas berjalan efektif dan efisien, yaitu :

1) Tahap persiapan berperan dalam hal menyediakan sumber daya manusia di Puskesmas yang

dibutuhkan, melakukan pelatihan/pembekalan, menyediakan sarana prasarana dan alat pendukung

di Puskesmas, serta menyediakan biaya operasional untuk Puskesmas.

2) Tahap pelaksanaan berperan dalam pengolahan data keluarga sehat di tingkat kabupaten/kota,

koordinasi dan bimtek, membina Puskesmas dalam proses manajemen Puskesmas.

3) Tahap evaluasi berperan dalam melakukan pemantauan dan pengendalian pada setiap tahapan

pelaksanaan di Puskesmas, mengembangkan sistem pelaporan, memberikan umpan balik pelaporan

pada Puskesmas, pemetaan wilayah berdasarkan hasil evaluasi.

2018Kementerian Kesehatan RI

Pusat Data dan Informasi

Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9

Jakarta Selatan

ISSN 2442-7659

Tim Redaksi :

Penanggung Jawab

Redaktur

Penyunting

: Didik Budijanto

: Rudy Kurniawan

: Nuning Kurniasih

: Toriq Said

: Evida Veronika M

: Dian Mulya

Penulis

Kontributor

Desain Grafis/Layouter

01

Menentukan skala prioritas dalam mengimplementasikan Program Indonesia Sehat menjadi sebuah

keniscayaan maka kita dihadapkan pada masih terbatasnya sumber daya dalam pembangunan

kesehatan. Dengan demikian, pelaksanaan program saat ini difokuskan untuk mengatasi masalah

kesehatan utama yang belum berhasil kita atasi tersebut. Agar dapat berjalan efektif dan efisien, tiga

pilar dalam Program Indonesia Sehat, yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan

penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dilaksanakan secara terintegrasi. Salah satu upaya untuk

mengintegrasikan ke 3 pilar tersebut dilakukan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

dan Pendekatan Keluarga untuk mencapai Keluarga Sehat, yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar

di bawah ini.

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang

dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan

kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus

dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk

kepribadian.

PROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA KERJA

Paradigma Sehat Penguatan Yankes Jaminan Kesehatan Nasional

VISI DAN MISI PRESIDEN

KELUARGA

SEHAT

PENDEKATAN KELUARGA

GERMASNUSANTARA SEHATDTPK

- Nawacita -

“...Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia ...”

Kesehatan Keluarga Nasional02

GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi

sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,

membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi

sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,

membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Melakukan

Aktivitas

Fisik

Mengkonsumsi

Sayur dan Buah

Memeriksa

Kesehatan

Secara Rutin

Tidak

Merokok

Tidak

Mengkonsumsi

Alkohol

Tidak

Mengkonsumsi

Alkohol

Menggunakan

Jamban Sehat

GAMBAR 1. TIGA PILAR PROGRAM INDONESIA SEHAT

GAMBAR 2. KEGIATAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya

promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan

seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS,

tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran kementerian dan lembaga di sektor

lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari

individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha,

organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk

berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana

dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang telah ditetapkan

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016. Peraturan ini menjadi dasar pelaksanaan

pendekatan baru untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang sehat.

Pendekatan keluarga merupakan salah satu upaya penerapan paradigma sehat, yaitu mengutamakan

kegiatan-kegiatan promotif dan preventif, termasuk kegiatan-kegiatan proaktif untuk menjangkau

sasaran/masyarakat. Pendekatan keluarga adalah cara Puskesmas yang tidak menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga-

keluarga di wilayah kerjanya secara rutin/terjadwal dan untuk tindak lanjut pelayanan kesehatan dalam

gedung dan pelayangan UKBM. Diharapkan tiap individu yang sehat semakin sehat dan tidak menjadi

sakit, yang sakit mendapat pelayanan yang optimal dan dapat kembali sehat.

04

03

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, di antaranya Program

Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

yang berfokus pada pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang

merupakan infrastruktur dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan

Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam hal keamanan pangan.

Bantuan

Stimulan

Perumahan

Swadaya

Program

Percepatan

Peningkatan

Tata Guna

Air Irigasi

Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

Masyarakat

dan Permukiman

Berbasis Komunitas

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat

Tempat

Pengolahan

Sampah 3R

Neighborhood

Upgrading & Shelter

Project Phase-2

KOTAKUKota Tanpa Kumuh

KEMENTERIAN

PEKERJAAN UMUM DAN

PERUMAHAN RAKYAT

NUSP

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

SANIMAS

TPS-3R

PAMSISMAS

REKOMPAK

P3-TGAI

BSPS

PROGRAM INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT, YAITU :

GAMBAR 3. PERAN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA DALAM MENYIAPKAN SARANA DAN PRASARANA

DALAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Keamanan Pangan bagi

Komunitas Desa

Untuk

Pemeriksaan Pangan

Aman

dari Bahan Berbahaya

Keliling di Sekolah Untuk

Menguji Pangan

BIMTEK TEST KITKAMPANYE

PASARLABORATORIUM

PROGRAM PROGRAM PANGAN, YAITU :

PROGRAM INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT, YAITU :

GAMBAR 4. PERAN KEMENTERIAN DAN LEMBAGA DALAM KEAMANAN PANGAN PADA GERAKAN HIDUP SEHAT

05

Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama

untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB).

2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan.

3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap.

4. Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan.

6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur.

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan.

9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok.

10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih.

12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS) dari setiap

keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga

yang bersangkutan.

06

KELUARGA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT

IKS NASIONAL

IKS PROVINSI

IKS KAB/KOTA

IKS KECAMATAN

IKS PUSKESMAS

IKS DSA/KELURAHAN

IKS RW

IKS RT

IKS KELUARGA

INDONESIA SEHAT

PENCAPAIAN SPM

PENCAPAIAN SPMKAB/KOTA SEHAT

KECAMATAN SEHAT

DESA SEHAT

KELUARGA SEHAT

Perhitungan kategori IKS :

Keluarga Sehat :

IKS > 0,800

Keluarga Pra Sehat :

IKS 0,500 - 0,800

Keluarga Tidak Sehat :

IKS < 0,500

GAMBAR 5. KELUARGA SEHAT MENUJU INDONESIA SEHAT

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018 Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Melalui pelaksanaan PIS-PK kita dapat mewujudkan Keluarga Sehat yang

tergambar dalam Indeks Keluarga Sehat (IKS). IKS dapat diperoleh untuk setiap tingkatan wilayah,

yang dapat menggambarkan status kesehatan mulai dari Rukun Tetangga (RT) sampai tingkat

nasional. Segala permasalahan kesehatan akan kita ketahui sejak dini dari keluarga, kita dapat segera

melakukan intervensi sehingga masalah ini tidak meluas menjadi masalah kabupaten/kota, provinsi

bahkan sampai tingkat nasional.

Dengan demikian, untuk mendapatkan gambaran kondisi kesehatan yang sesungguhnya, maka

pelaksanaan kunjungan keluarga harus segera mencapai total coverage. Dan untuk mencapai itu

semua diperlukan dukungan komitmen dan kerjasama kita semua.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga ini dilaksanakan secara bertahap. Diawali pada

tahun 2016 di 9 provinsi, 64 kabupaten/kota, 470 puskesmas, selanjutnya PIS-PK dilaksanakan di 34

provinsi, 514 kabupaten/kota dengan tahapan 2.926 puskesmas di tahun 2017. Pada tahun 2018, telah

ditetapkan penambahan 3.279 Puskesmas sehingga terdapat total 6.205 Puskesmas sebagai lokus

tahun ini. Dengan bertambahnya jumlah lokus, maka kita harus semakin cerdas dalam membina serta

memonitor implementasi PIS-PK oleh Puskesmas. Kita harus belajar dari pengalaman tahun 2017,

sehingga kendala yang sama tidak akan terulang. Dan untuk target tahun 2019 akan dilaksanakan di

seluruh puskesmas.

GAMBAR 6. SEBARAN PUSKESMAS LOKUS PIS-PK TAHUN 2018

Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/85/2017

Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/42/2017

Total Jumlah

Puskesmas Lokus 2018

6.205 Puskesmas

07

Jumlah keluarga yang terdata di aplikasi Keluarga Sehat (https://keluargasehat.kemkes.go.id) sebanyak

13.214.292 keluarga yang tersebar di 34 provinsi. Provinsi dengan keluarga terdata terbanyak adalah

Jawa Tengah (2.335.138 keluarga), Jawa Timur (2.321.534 keluarga), dan Jawa Barat (1.685.779

keluarga). Provinsi dengan jumlah keluarga terdata terendah adalah Papua Barat (11.762 keluarga),

Papua (12.078 keluarga), dan Maluku (23.851 keluarga).

Keluarga terdata lengkap adalah jumlah keluarga terdata yang telah diinput lengkap seluruh variabel

dari seluruh anggota keluarga pada aplikasi keluarga sehat, sehingga dapat dihasilkan Indeks Keluarga

Sehat (IKS). Persentase keluarga yang telah terdata lengkap sebesar 88,50%. Provinsi dengan

persentase keluarga terdata lengkap tertinggi adalah Kepulauan Riau (96,52%), Kepulauan Bangka

Belitung (96,41% keluarga) dan Aceh (96,04%). Provinsi dengan persentase keluarga terdata lengkap

terendah adalah Nusa Tenggara Timur (58,65%), Papua (59,73%), dan Kalimantan Tengah (67,86%).

Secara nasional, sejak September 2017, jumlah keluarga yang terdata mengalami kenaikan setiap

bulannya, yaitu dari 2.122.157 keluarga pada September 2017 menjadi 13.214.292 keluarga pada Juli

2018, atau dengan kata lain jumlahnya meningkat menjadi enam kali lipatnya. Meski demikian, secara

umum, Indeks Keluarga Sehat (IKS) di Indonesia tidak mengalami kenaikan, yakni berkisar pada angka

15%. Pada bulan Juli 2018 mengalami peningkatan menjadi 16,1%. Selengkapnya dapat dilihat pada

gambar berikut :

08

GAMBAR 7. JUMLAH KELUARGA TERDATA PER 5 JULI 2018

GAMBAR 8. PERSENTASE KELUARGA TERDATA LENGKAP PER 5 JULI 2018

Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Juli 2018 pukul 07.50 WIB

Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Juli 2018 pukul 07.50 WIB

Indeks Keluarga Sehat (IKS) suatu wilayah dihitung dari jumlah keluarga dengan

Indeks Keluarga Sehat (IKS) > 0,8 dibagi jumlah seluruh keluarga di wilayah tersebut. Dengan

demikian Indeks Keluarga Sehat (IKS) menunjukkan proporsi keluarga sehat (keluarga dengan Indeks

Keluarga Sehat (IKS) > 0,8) di wilayah tersebut.

Dalam aplikasi keluarga sehat, Indeks Keluarga Sehat (IKS) wilayah dihitung dari keluarga yang telah

terdata lengkap, yaitu jumlah keluarga terdata lengkap dengan Indeks Keluarga Sehat (IKS) > 0,8

dibagi jumlah seluruh keluarga terdata lengkap di wilayah tersebut.

Provinsi dengan persentase Keluarga Sehat di antara keluarga yang terdata lengkap tertinggi adalah

DKI Jakarta (33,9%), Bali (28,5%), dan DI Yogyakarta (27,5%), sedangkan yang terendah adalah Maluku

(8,6%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 6. PERSENTASE KELUARGA SEHAT DARI JUMLAH KELUARGA TERDATA LENGKAP PER 5 JULI 2018

09

Dari 12 indikator keluarga sehat, indikator dengan cakupan tertinggi secara nasional adalah keluarga

memiliki akses/menggunakan sarana air bersih (95,45%) dan terendah adalah penderita gangguan jiwa

berat, diobati dan tidak ditelantarkan (15,16%). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Dalam melaksanakan kebijakan PIS-PK, puskesmas sebagai ujung tombak melakukan kegiatan-

kegiatan yang terstruktur yaitu:

1) Melakukan persiapan, antara lain sosialisasi lintas program dan lintas sektor, pengorganisasian dan

integrasi program;

2) Melakukan kunjungan rumah untuk pendataan kesehatan keluarga menggunakan aplikasi keluarga

sehat dan pemberian intervensi awal melalui Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga) oleh

Pembina keluarga;

10

Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat

Sumber : Aplikasi Keluarga Sehat, per 5 Juli 2018 pukul 07.50 WIB

3) Membuat dan mengelola pangkalan data puskesmas oleh tenaga pengelola

data Puskesmas;

4) Melakukan input data pada form tercetak atau elektronik;

5) Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas oleh

pimpinan Puskesmas;

6) Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh pembina keluarga;

7) Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga

teknis/profesioanal (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga teknik/profesional Puskesmas;

8) Melaksanakan sistem informasi dan pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan terintegrasi dengan manajemen Puskesmas yang

meliputi P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian

dan Penilaian Kinerja)

GAMBAR 10. TREN JUMLAH KELUARGA TERDATA DAN INDEKS KELUARGA SEHAT DI INDONESIA PER 5 JULI 2018

GAMBAR 11. CAKUPAN INDIKATOR KELUARGA SEHAT DI INDONESIAPER 5 JULI 2018

PENGAWASAN,

PENGENDALIAN &

PENILAIAN KINERJA,

PUSKESMAS,

PERUBAHAN IKS PADA

LEVEL KELUARGA

SAMPAI LEVEL

PUSKESMAS

IMPLEMENTASI

INTERVENSI LANJUT

PERMASALAHAN

YANG SUDAH

DISEPAKATI

SEBAGAI

PRIORITAS MASALAH

PENYUSUNAN RUK

SECARA

EVIDENCE BASED

PENDEKATAN

KELUARGA DENGAN

TETAP MELIHAT

HASIL CAKUPAN

PROGRAM

INPUT HASIL

KUNJUNGAN

KELUARGA PADA

FORM TERCETAK /

ELEKTRONIK

(APLIKASI)

KUNJUNGAN

KELUARGA

& INTERVENSI

AWAL

PERSIAPAN

Sosialisasi,

pengorganisasian

dan integrasi

program

Kunjungan

Keluarga

Promosi kesehatan

Intervensi Awal

Tabulasi

dan

analisis

Triangulasi

dan Analisis

Lokakarya mini bulanan dan atau

tribulanan

P1 : Perencanaan P2 : Penggerakan & Pelaksanaan P3 : Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja

POLA KEPEMIMPINANP1 P2 P3

GAMBAR 12. KEGIATAN PUKESMAS DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN PIS-PK

Sumber : Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2018

Keterlibatan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pelaksanaan PIS-PK sangat

menentukan keberhasilan pelaksanaan PIS-PK. Pemerintah pusat berperan dalam 4 hal yaitu :

1) Penyiapan kebijakan/pedoman/materi berupa pedoman dan petunjuk teknis, kurikulum dan modul

pelatihan, Aplikasi Kesehatan Keluarga baik tercetak dan elektronik, sistem pencatatan dan

pelaporan dan lain-lain;