myopia dalam persalinan

27
MYOPIA DALAM PERSALINAN Pembimbing: dr. Ronald Latuasan SPOG Oleh: Anis Zafirah Binti Muhammad 030.06.298

Upload: anis-zafirah

Post on 10-Aug-2015

593 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

obstetrik dan gynecologis

TRANSCRIPT

Page 1: Myopia Dalam Persalinan

MYOPIA DALAM PERSALINAN

Pembimbing:dr. Ronald Latuasan SPOG

  Oleh:

Anis Zafirah Binti Muhammad030.06.298

Page 2: Myopia Dalam Persalinan

PENDAHULUAN Seorang wanita mengalami banyak perubahan pada saat

kehamilan, baik sistemik maupun okular.

Perubahan penglihatan pada kehamilan sering terjadi, dan sebagian besar berhubungan secara spesifik dengan kehamilan itu sendiri. Kehamilan sering dihubungkan dengan perubahan pada mata, yang biasanya bersifat sementara, namun dapat juga menetap.

Suatu hal yang sering dibahas dan memberi pelbagai persepsi dalam masyarakat adalah mengenai perubahan pada mata dengan myopia tinggi kesan dari persalinan normal.

Page 3: Myopia Dalam Persalinan

Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

persalinan normal adalah bayi lahir tunggal, hidup, dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Page 4: Myopia Dalam Persalinan

3 faktor penting dalam persalinanpower (kekuatan kontraksi ibu (his),

kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligament rotumdum)

passager (janin dan plasenta)passage(kondisi jalan lahir lunak dan tulang)

Page 5: Myopia Dalam Persalinan

Fisiologi Persalinan Normal4 kalaPada kala I (kala pembukaan) serviks membuka

sampai terjadi pembukaan 10 cm. Kala I dinamakan pula kala pembukaan.

Kala II disebut pula kala pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong keluar sampai lahir.

kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu, diamati apakah terjadi perdarahan postpartum.

Page 6: Myopia Dalam Persalinan

MYOPIA

Myopia adalah suatu kelainan refraksi di mana sinar cahaya paralel yang memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju fokus di depan retina. Myopia, yang umum disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (shortsightedness)

Page 7: Myopia Dalam Persalinan

Myopia (minus) dapat diklasifikasikan sebagai myopia simpleks dan myopia patologis.

Myopia :myopia refraktif myopia aksial

Page 8: Myopia Dalam Persalinan

Derajat miopia 1.Miopia ringan (0,25 – 3,00D)2.Miopia sedang (3,00 – 6,00D)3. Miopia berat / tinggi (>6,00D)

Page 9: Myopia Dalam Persalinan

Komplikasi Myopia

Ablasio retinaVitreal Liquefaction and DetachmentKatarakGlaukomaMiopic makulopati

Page 10: Myopia Dalam Persalinan

PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PATOLOGIS KEHAMILAN PADA MATA

Page 11: Myopia Dalam Persalinan

Perubahan fisiologis pada mata

 Tekanan intra-okular: tekanan intra-okular normal mungkin

berkurang sedikit disebabkan oleh pengaruh hormon dan perubahan sirkulasi.

Intolerasi contact lens: sensitivitas kornea pada wanita hamil turun berkurang secara signifikan berhubungan dengan retensi cairan pada jaringan okular. (terutama trimester ketiga kehamilan)

Perubahan pada refraksi: retensi cairan yang terjadi akan memberi efek pada refraksi.

Mata kering: pada wanita tertentu mengalami mata kering. Hal ini biasanya tidak menetap dan menghilang setelah melahirkan.

Page 12: Myopia Dalam Persalinan

Efek-efek patologis kehamilan terhadap mataPasien dengan diabetes: kehamilan dapat menyebabkan kesan

yang lebih cepat pada seseorang yang sudah menderita retinopati diabetes.

 Pregnancy Induced Hypertension (Pre-eclampsia):

Keluhan utama adalah kekaburan pada mata.gejala-gejala lain: photopsias, skotoma, dan diplopia. Perubahan pada pre eklampsia induced retinopati hampir sama dengan retinopati hipertensi. Temuan yang paling sering adalah fokal narrowing arteriole. Perubahan lain termasuklah retinal hemorrhages, edema reina, cotton wool spots, nerve fiber layer infarcts dan vitreous hemorrhage dan pappiledema.

 Cortical blindness: berhubungan dengan pre eklampsi berat/

eklampsia sewaktu melahirkan (partus).

Page 13: Myopia Dalam Persalinan

Valsava Retinopati Adalah kondisi unilateral atau bilateral yang timbul apabila terjadinya peningkatan tekanan intra-toracic atau intra-abdominal terhadap mata yang menyebabkan peningkatan yang tajam terhadap tekanan intra okuler dan ruptur pada arteri retina superfisial.

Choroidal neovascularisationpeningkatan faktor-faktor angiogenik:

vascular endothelial growth factor (VEGF)placental growth factor (PlGF)erythropoietin (EPO) nitric oxide

menstimulasi neovaskularisasi retina dan neovaskularisasi koroid.

Abalasio retina. lepasnya sel kerucut dan sel batang dari pigmen retina.

Page 14: Myopia Dalam Persalinan

MYOPIA TINGGI PADA PERSALINAN

myopia tinggi

stafiloma sklera posterior, maka

retina harus meliputi permukaan

yang lebih luas sehingga terjadi regangan dan menimbulkan fundus tigroid

terjadinya ruptur pada pembuluh

darah retina dan mengakibatkan

perdarahan yang dapat masuk ke

dalam badan kaca.

ablasio retina kerana timbul robekan akibat

tarikan.

Page 15: Myopia Dalam Persalinan

Fry, 1929

Duke-Elder dan Dobree (1967) von

Graefe

Stolp el al. (1989) perlu penanganan

Page 16: Myopia Dalam Persalinan

Studi oleh Socha et. Al sebanyak 4895 operasi seksio Caesarea yang

dilakukan telah diamati,100 (2.04 %) diantaranya karena indikasi okular yang

telah dikonsulkan ke spesialis mata dan disarankan untuk persalinan secara operasi.

Frekuensi operasi seksio Caesarea atas indikasi okular telah meningkat banyak pada tahun 2005 hingga 2006 tapi merosot sejak tahun 2006. Namun demikian, hal itu tetap menjadi dua kali lebih tinggi daripada tahun 2000.

kelainan mata yang paling sering mengarah ke operasi seksio Caesarea adalah myopia dan retina diabetikum.

Page 17: Myopia Dalam Persalinan

Papamicheal et alsurvei pada 74 orang ahli kebidanan di Kongres

Kebidanan dan Kandungan Eropa di Lisbon, Portugal.Kebanyakan dari responden (76 % di antaranya)

merekomendasikan persalinan yang dibantu alat (salah satu operasi seksio Caesarea atau persalinan instrumental)

24 % responden memberikan saran persalinan yang normal dan tidak ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan ini.

Sebagian besar (58 % ) mengambil keputusan tentang pelaksanaan persalinan ibu hamil hanya berdasarkan pendapat pribadi saja.

Page 18: Myopia Dalam Persalinan

Partisipan juga diminta untuk mengklasifikasikan pasien dengan myopia tinggi, riwayat ablasio retina, riwayat keluarga dengan ablasio retina dan riwayat operasi mata sebelumnya menjadi kategori risiko rendah, sedang atau tinggi untuk persalinan spontan.

myopia tinggi sebagai tidak berisiko atau risiko rendah (59 %)riwayat ablasio retina sebagai risiko sedang-tinggi (73

%)riwayat keluarga dengan ablasio retina sebagai risiko

rendah-sedang (73 %)riwayat operasi mata sebelumnya sebagai risiko tinggi (56 %)

Page 19: Myopia Dalam Persalinan

Apabila ditanyakan tentang kondisi mata yang manakah jika ada akan mempengaruhi pengambilan keputusan klinis antara operasi seksio Caesarea dengan persalinan apontan pervaginamhanya 14 % responden mengatakan pasien tanpa riwayat

kelainan mata13.6 % lagi mengatakan pasien dengan riwayat ablasio

retina61 % menghindar untuk menjawab pertanyaan ini yang

mengindikasikan mayoritas dokter spesialis masih bingung untuk memilih apa yang lebih praktis.

48 % juga mengatakan pasien dengan riwayat ablasio retina merupakan indikasi untuk operasi seksio Caesarea.

Hasil survei ini sejalan dengan data yang dilakukan di Inggeris dan ini mungkin menunjukkan pegangan ini dipakai secara internasional

Page 20: Myopia Dalam Persalinan

Komentar yang diberikan kebanyakannya mirip rata-rata menjelaskan persalinan spontan harus dihindari karena peningkatan risiko ablasio retina akibat peningkatan tekanan intra-okular yang disebabkan oleh manuver yang mirip Valsalva pada kala 2 persalinan.

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa peningkatan tekanan intra-abdominal juga akan meningkatkan tekanan intra-okular.

Selain itu, peningkatan tekanan intra-okular bukanlah faktor risiko untuk terjadinya ablasio retina

Page 21: Myopia Dalam Persalinan

Prost42 pasien dengan myopia tinggi dan 4 pasien

dengan myopia tinggi disertai riwayat operasi ablatio retina pada salah satu mata

tidak terbukti adanya progresivitas dari perubahan retina dan terjadinya robekan retina, namun pada beberapa pasien ditemukan adanya perdarahan retina dan edema makular.

Dari pengamatan tersebut disimpulkan bahwa myopia tinggi bukan merupakan indikasi untuk dilakukan operasi caesar, namun sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan oftalmologi pada pasien setelah melahirkan.

Page 22: Myopia Dalam Persalinan

Neri A et al 50 wanita dengan myopia (4.5 – 15.0 D) yang akan

melahirkan. Dilakukan pemeriksaan funduskopi pada seluruh

responden sebelum dan setelah melahirkan. Berbagai macam tipe degenerasi retina dan

kerusakan retina ditemukan pada pemeriksaan pre partum, namun tidak ditemukan adanya perburukan dari kelainan yang ada pada pemeriksaan post partum.

Dari hasil penelitian tersebut, disarankan untuk tetap dilakukan persalinan spontan per vaginam pada pasien dengan myopia tinggi

Page 23: Myopia Dalam Persalinan

Loncare et. Al Sebuah penelitian telah menunjukkan terdapat

kecenderungan yang tinggi persalinan secara seksio caesarean pada pasien denga myopia tinggi.

30553 persalinan selama 9 tahun di antara 1993 hingga 2002. 87 % pasien melahirkan secara spontan3 % melahirkan dibantu ekstraksi vakum10 % persalinan secara seksio caesarean. Di dalam jumlah tersebut terdapat

693 wanita hamil dengan myopia 421 orang (61 %) dengan myopia rendah 159 orang (23 %) dengan myopia sedang 113 orang (16 %) dengan myopia tinggi.

Page 24: Myopia Dalam Persalinan

Persalinan dengan operasi seksio caesarea dilaporkan kurang lebih sama pada pasien yang tidak myopia, dan myopia tingkat rendah-sedang serta lebih tinggi pada pasien dengan myopia tinggi.

Tingkat persalinan secara ekstraksi vakum diamati lebih tinggi pada pasien dengan myopia sedang dan tinggi berbanding pasien dengan myopia rendah dan tidak myopia.

Di antara semua pasien, pasien dengan myopia tinggi mempunyai kadar persalinan secara operasi yang lebih tinggi berbanding persalinan spontan.

Kesimpulannya, persalinan spontan pervaginam tidak dianggap sebuah kontraindikasi untuk pasien dengan myopia tinggi.

Page 25: Myopia Dalam Persalinan

Kesimpulan Wanita hamil dengan myopia tinggi, riwayat

ablatio retina atau perlubangan retina, atau diketahui memiliki degenerasi lattice umumnya dirujuk ke spesialis mata untuk meminta saran manajemen kelahiran, apakah diperbolehkan melahirkan spontan pervaginam, atau harus dilakukan profilaksis atas indikasi resiko tinggi terjadinya kelainan retina.

Page 26: Myopia Dalam Persalinan

Berdasarkan kepada terjadinya peningkatan tekanan intraokuler sewaktu kala 2 persalinan, banyak ahli obstetri masih mempercayai bahwa wanita hamil dengan kelainan mata beresiko mengalami ablatio retina rhegmatogenosa harus melahirkan dengan instrumen atau bahkan dianjurkan untuk Sectio Caesaria. Namun rekomendasi tersebut tidak mempunyai evidance based.

Secara umumnya, myopia masih bukan indikasi untuk melahirkan secara operasi atau menggunakan alat, namun dianjurkan dilakukan pemeriksaan mata pada setiap trimester kehamilan

Page 27: Myopia Dalam Persalinan

TERIMA KASIH